1.1. Umum
Dokumen Usulan Teknis ini merupakan salah satu persyaratan dalam penawaran yang kami ajukan
dan disusun berdasarkan persyaratan teknis seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK)/Terms of Reference (TOR).
Usulan Teknis ini berisikan uraian tahapan pelaksanaan pekerjaan dan metode penanganan
pekerjaan dengan menyatakan perkiraan volume pekerjaan dan perkiraan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan tiap tahapan pekerjaan, kebutuhan personil pelaksana dan peralatan yang
akan digunakan. Dengan demikian diharapkan pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien, sehingga penyelesaian pekerjaan dapat berjalan secara tepat waktu , tepat sesuai anggaran
Kegiatan dan sesuai dengan spesifikasi teknis serta dapat dipertanggungjawabkan secara legal.
Pada penyusunan Usulan Teknis ini disusun dengan menggunakan sistematika laporan yang dapat
secara mudah dipahami dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
BAB I. PENDAHULUAN
Bab I menguraikan maksud dan tujuan penyampaian Dokumen Usulan Teknis sehubungan dengan
pekerjaan tersebut diatas.
LAMPIRAN
BAB II
PENGALAMAN DAN KUALIFIKASI
PERUSAHAAN
2.1. Umum
CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak
di bidang jasa Konsultan Teknik (Engineering Consultant), berdiri pada 07 januari 2016 dengan akte
notaris Irwan Addy S.SH No. 146 di Kendari .
Sebagai perusahaan konsultan, CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT telah berhasil
mendapat kepercayaan untuk menangani proyek/pekerjaan Perencanaan dan pengawasan teknik..
Hal. 1 | dari 11
Sejalan dengan perjalanan waktu CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT telah
mengalami dua kali perubahan , dengan perubahan terakhir pada tanggal 31 Mei 2017.
Hal. 2 | dari 11
STRUKTUR ORGANISASI
CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT
DIREKTUR
Laode Munajap,S.Ars
DRAFTER
ESTIMATOR
VISUALISASI
ASNAN
KAHONO
AMIN SURAHMAT
Hal. 3 | dari 11
DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
PENGGUNA
N NAMA PAKET LINGKUP ORANG MITRA
JASA/SUMBER PERIODE NILAI KONTRAK
O PEKERJAAN LAYANAN BULAN KERJA
DANA
Dinas Perhubungan, Pengawasan Jasa Pengawas 16 September
Komunikasi dan Pembangunan Konstruksi 2016 s/d 14 4 Tidak
1 Rp 95,500,000.00
Informatika Kab. Gedung Terminal Pekerjaan Desember Ada
Kendari Rumbia Bangunan Gedung 2016
150 (Sembilan
Puluh) Hari
Kelender
Pengawasan Jasa Pengawas 09 Agustus
Dinas Perdangan dan
Pembangunan Konstruksi 2017 s/d 27 Tidak
2 Perindustrian Kota 5 Rp 149,500,000.00
Pasar Rakyat Pekerjaan Desember Ada
Muna
Bone Bangunan Gedung 2017
145 (Seratus
Empat Puluh
Lima) Hari
Kelender
30
Dinas Perindustian, Jasa Pengawas
Pengawasan Semptember
Perdangangan Konstruksi Tidak
3 pembangunan 2019 s/d 31 6 Rp 99,561,000.00
Koperasi dan UKM Pekerjaan Ada
Pasar Lemo Desember
Kabupten Kendari Bangunan Gedung
2019
93 (Sembilan
Puluh Tiga)
Hari Kelender
Pengawasan Jasa Pengawas
Dinas pendidikan dan 12 April 2017
pembangunan Konstruksi Tidak
4 Kebudayaan Kota s/d 09 Juli 1 Rp 4,750,000.00
Laoratorium Pekerjaan Ada
Konawe Kepulauan 2017
Komputer Bangunan Gedung
150 (Sembilan
Puluh) Hari
Kelender
Pengawasan
Jasa Pengawas 21 Juni 2017
Dinas Pendidikan dan Rehabilitasi
Konstruksi s/d 28 Tidak
5 Kebudayaan Kota Ruang Kelas SD- 2 Rp 45,000,000.00
Pekerjaan September Ada
Konawe Utara SMP Beserta
Bangunan Gedung 2017
Perabot/Sanitasi
100 (Seratus)
Hari Kelender
Pengawasan
Dinas Pendidikan dan Jasa Pengawas
Bangunan 12 April 2017
Kebudayaan Konstruksi Tidak
6 Gedung s/d 08 Agustus 2 Rp 38,410,000.00
Kabuapten Konawe Pekerjaan Ada
Perpustakaan 2017
Kepulauan Bangunan Gedung
SMP
120 (Seratus
Dua Puluh)
Hari Kelender
Dinas Perindustrian Pengawasan Jasa Pengawas
30 Juni 2016
Perdaganagn Pembangunan Konstruksi Tidak
7 s/d 28 Oktober 2 Rp 14,146,000.00
Koperasi dan Sarana Distribusi Pekerjaan Ada
2016
Penanaman Modal Pasar (DAK) Bangunan Gedung
120 (seratus
Dua Puluh)
Hari Kelender
Penunjukan
Jasa Pengawas 19 Juli 2019
Konsultan
Rumah Sakit Umum Konstruksi s/d 15 Tidak
8 Pengawas 4 Rp 99,715,000.00
Daerah Kota Muna Pekerjaan desember Ada
kegiatan
Bangunan Gedung 2019
Kontraktual
150 (seratus
Dua Puluh)
Hari Kelender
Pengawasan Jasa Pengawas
Pembangunan 15 Juni 2017
Kota Konawe Konstruksi Tidak
9 Sarana Air s/d 13 Oktober 2 Rp 30,050,000.00
kepulauan Pekerjaan Ada
Bersih/Baku dan 2017
Bangunan Gedung
Tower Puskesmas
Ladianta, Pustu
Puurau, 120 (Seratus
Poskesdes Dimba Dua Puluh)
dan Poskesdes Hari Kelender
Noko
Pengawasan Jasa Pengawas
15 Juni 2017
1 Kota Konawe Pembangunan Konstruksi Tidak
s/d 13 Oktober 2 Rp 22,570,000.00
0 kepulauan Sarana Air Pekerjaan Ada
2017
Bersih/Baku dan Bangunan Gedung
Hal. 4 | dari 11
Tower Puskesmas
Lansiwolo,
120 (Seratus
Poskesdes
Dua Puluh)
Labaeu dan
Hari Kelender
Puskesmas
Waworete
Pengawasan
Pembangunan
Jasa Pengawas
Sarana Air 15 Juni 2017
1 Kota Konawe Konstruksi Tidak
Bersih/Baku dan s/d 13 Oktober 2 Rp 16,540,000.00
1 kepulauan Pekerjaan Ada
Tower Puskesmas 2017
Bangunan Gedung
Polara dan Pustu
Mosolo
120 (Seratus
Dua Puluh)
Hari Kelender
jasa Konsultansi
Jasa Pengawas 26 September
Balai Pelestarian Pengawasan
1 Konstruksi 2019 s/d 25 Tidak
Cagar Budaya Revitalisasi Situs 3 Rp 59,455,000.00
2 Pekerjaan Desember Ada
Sulawesi Selatan benteng Sorowolio
Bangunan Gedung 2019
I
150 (Sembilan
Puluh) Hari
Kelender
Hal. 5 | dari 11
BAB III
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN
TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
3.1. Umum
Setelah mempelajari materi Kerangka Acuan Kerja yang diberikan oleh pemberi kerja, sudah cukup
jelas menggambarkan lingkup tugas yang harus dikerjakan oleh konsultan Pengawas dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan “Jasa Pengawasan Gedung Manasik Kabah ” ..
Beberapa tanggapan sehubungan dengan lingkup tugas dan jenis pekerjaan adalah sebagai berikut
:
Hal. 6 | dari 11
penting pula untuk dicermati adalah pentingnya pembahasan secara intensif
dengan instansi terkait dalam hal ini dengan mengenai ruang lingkup pekerjaan
baik itu dari faktor fisik maupun pelaporan administrasi nantinya.
Hal. 7 | dari 11
Secara umum kebutuhan akan kualifikasi tenaga ahli yang ada Sudah Cukup
Dimengerti. Tenaga ahli yang diusulkan oleh Konsultan untuk menangani
pekerjaan ini merupakan tenaga- tenaga ahli pilihan yang telah berpengalaman
dalam menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis dalam hal ini kegiatan bangunan
gedung dalam bidang sipil dan arsitektur.
Menanggapi tentang kebutuhan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini,
kami dari CV. Geometri Engineering Consultant akan bersedia lebih menambah
kinerja seperti Ahli K3 Konstruksi karena kualifikasi bangunan ini masuk dalam
kategori konstruksi yang beresiko dan diperlukan waktu yang cepat mengingat
waktu pelaksanaan yang cukup singkat ditambah dengan keadaan nasional yang
terkena wabah bencana covid-19 sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan harus
selalu dalam pengawasan yang selalu mempertimbangkan efek keselamatan kerja
dengan efisiensi waktu yang ada
Hal-hal lain di luar yang dikemukakan tersebut diatas sekiranya cukup jelas dan
akan dipakai sebagai bahan acuan kerja. Sedangkan Penanggung jawab kegiatan
Belanja Jasa Konsultansi Jasa Konsultan Pengawas Kegiatan Pembangunan
Gedung Manasik Kabah
Hal. 8 | dari 11
Diperlukan manajemen metode kerja yang baik dan benar dalam pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan waktu pelaksanaan yang sangat singkat.
Hal. 9 | dari 11
Membuat sistem manajemen proyek dalam hal jadwal kerja dan metode
pelaksanaan bersama rekanan dan Pihak agar pelaksanaan sesuai dengan
waktu dan hasil yang baik
b. Publik Consultation Meeting (PCM)
Konsultan berpendapat bahwa pentingnya produk pekerjaan ini nantinya jika
dilaksanakan, maka perlu dilakukan sharing atau jejak pendapat secara
berkala dengan melakukan pertemuan dengan pihak , tempat lokasi pekerjaan
ini dilaksanakan.
Selain memahami KAK, personil yang akan dilibatkan Team konsultan CV.
GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT, merupakan individu-individu yang
berpengalaman dalam berbagai bidang kegiatan pengawasan Bangunan konstruksi,
pengembangan wilayah, penataan bangunan, pengendalian K3, penataan mekanikal
dan elektrikal, supervisi proyek sipil dan arsitektur, perkuatan kelembagaan, partisipasi
pembangunan kesemuanya merupakan tenaga-tenaga ahli yang penuh dedikasi,
penuh tanggung jawab, dan terbiasa dengan team work. Dengan telah dipahaminya
TOR/Kerangka acuan kerja, maka Tim Konsultan dalam menangani pekerjaan ini
akan menggunakan Metodologi pada penjelasan bab selanjutnya.
b. Fasilitas Pendukung
Hal. 10 | dari 11
Untuk mencapai efisiensi pelaksanan pekerjaan ini, Konsultan perlu didukung dengan
adanya fasilitas dan logistik kebutuhan proyek yang berada di lokasi. Kebutuhan
fasilitas dan peralatan kerja tersebut meliputi :
2. Fasilitas Transportasi
Kendaraan sangat diperlukan untuk keperluan ke tempat instansi lain. Untuk itu
dalam pelaksanaan Belanja Jasa Konsultansi Jasa Konsultan Pengawas
Kegiatan Pembangunan Gedung Manasik Kabah , diperlukan sarana
transportasi berupa kendaraan bermotor roda 4 (empat) dan Roda 2 (dua).
Konsultan akan bertanggung jawab mengenai asuransi, operasi dan
pemeliharaan sarana transportasi tersebut selama proyek berlangsung.
3. Peralatan Lapangan
Peralatan lapangan sangat diperlukan untuk keperluan lapangan (di lokasi
proyek). Untuk itu datam pelaksanaan pelayanan jasa di proyek ini disediakan
peralatan lapangan seperti alat ukur theodolite/TS (Total Station), alat
penyelidikan dan investigasi (GPS, Altimeter, Kamera, maupun Handycam), alat
komunikasi handy talk, Handphone dll.
Hal. 11 | dari 11
Pemahaman konsultan terhadap tujuan utama pekerjaan ini adalah membuat
Pengawasan Pelaksanan pekerjaan ini dapat berjalan secara tepat waktu , tepat sesuai anggaran
Kegiatan dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2021 ini.
Hal. 12 | dari 11
Pengawasan (Supervisi) Konstruksi. Sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja,
kebutuhan tenaga ahli untuk pekerjaan ini meliputi :
a. Team Leader
Team Leader harus seorang sarjana arsitektur / Sipil 1 (S1) dan berpengalaman dalam bidang
teknik Arsitektural / Sipil minimal 5 (Lima) tahun, terutama dalam Pengawasan Gedung dan juga
berpengalaman managerial yang cukup dalam pengendalian tugas-tugas sejenis. Diutamakan yang
pernah mempunyai pengalaman sebagai pemimpin / wakil pemimpin tim dan mempunyai tugas
uatama memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja serta membuat laporan
tentang keadaan pelaksanaan Pengawasan teknis kepada Pemimpin Kegiatan.
b. Tenaga Inspector-Struktur
Tenaga Ahli Sipil adalah orang yang bertanggung jawab terhadap Pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik, dia bertanggung jawab kepada Team Leader, berpendidikan Minimal S1 Teknik
Sipil dan mempunyai pengalaman minimal 2 (dua) tahun terutama dalam Pengawasan Struktur.
C Tenaga Inspector- ME
Tenaga Ahli ME adalah orang yang bertanggung jawab terhadap Pengawasan pelaksanaan
Mekanikal dan Elektrikal, dia bertanggung jawab kepada Team Leader, berpendidikan Minimal S1
Teknik Mesin atau Elektro dan mempunyai pengalaman minimal 5 (lima) tahun .
D. Tenaga Inspector Arsitek
Mempunyai latar belakang pendidikan minimal S1 Teknik Arsitektur, berpengalaman 1 (satu) tahun
dibidangnya. Mempunyai pengalaman dalam penggunaan computer, administrasi dapat bekerja
dengan rapih, teliti dan cermat dalam menyelesaikan pekerjaan.
E. Operator Komputer
Mempunyai latar belakang pendidikan minimal D4/S1 segala jurusan, berpengalaman 4 (empat)
tahun dibidangnya. Mempunyai pengalaman dalam penggunaan computer, administrasi dapat
bekerja dengan rapih, teliti dan cermat dalam menyelesaikan pekerjaannya.
BAB IV
Hal. 13 | dari 11
GAMBARAN UMUM PEKERJAAN
BAB V
PENDEKATAN TEKNIS DAN
METODOLOGI PELAKSANAAN
5.1. Umum
Metode pelaksanaan dipakai untuk mencapai sasaran pekerjaan yang sistematis, tepat guna dan
tepat waktu. CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT telah menyusun metode kerja berupa
Program kerja yang diklasifikasikan sesuai dengan jenis – jenis kegiatan dan tahapan pekerjaan
yang akan dilakukan . Program kerja yang tersusun akan menjamin kelancaran kegiatan pekerjaan
Pengawasan yang akan diemban oleh CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT .
Hal. 14 | dari 11
Konsultan Pengawasan akan membuat suatu uraian mengenai prosedur dan Instruksi kerja untuk
masing - masing pekerjaan yang akan dilaksanakan target yang akan dicapai dan tanggung jawab
masing-masing personil yang ditugaskan. Sosialisasi Prosedur kerja dan Instruksi kerjaan
dikonsultasikan pada Pemimpin Proyek Pengawasan ‘
Selajutnya hal – hal yang berkaitan dengan Teknis Pengawasan serta metode kerja yang menjadi
Program Kinerja akan diuraikan dalam bagian ini, dengan harapan akan memberikan
gambaran mengenai kesiapan CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT untuk
melaksanakan Pekerjaan Pengawasan.
1. Pendekatan Operasional
o Dalam pendekatan ini konsultan akan mengatur strategi dalam
pelaksanaan operasionalnya :
o Konsultan akan melengkapi kantor kecil dilokasi terdekat dari lokasi
pengawasan agar memudahkan dalam koordinasi pekerjaan dengan pihak
pelaksana.
Hal. 15 | dari 11
o Dikantor akan dilengkapi dengan perlengkapan kerja seperti: furniture,
peralatan kantor, perlengkapan kantor, komunikasi, komputer dan lain-lain yang
akan menunjang kegiatan personil.
o Melengkapi operasional kerja dengan sarana transportasi kendaraan agar
pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan lancar.
o Melakukan hubungan-hubungan kerja dengan instansi terkait yang akan
membantu terhadap kelancaran kerja serta masyarakat disekitar lokasi proyek.
2. Pendekatan Permasalahan
Didalam pelaksanaan pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Konsultan
Pengawasan Gedung Manasik Kabah tidak sedikit terjadi kesalahan-kesalahan
yang diakibatkan oleh kelalaian pihak pelaksana. Akibatnya kualitas hasil
pekerjaan menjadi tidak sesuai dengan dokumen pelaksanaan bahkan sampai
gagalnya konstruksi.
Hal. 16 | dari 11
penyelesaian setiap masalah agar hasil pekerjaan sesuai dengan spesifìkasi dalam
dokumen yang ada. Secara garis besar program pengendalian mutu yang
diusulkan diuraikan seperti dibawah ini.
d. Pengujian Bahan
Konsultan melakukan pengujian rutin sebagai bentuk pengendalian bahan melalui
peralatan Iaboratorium yang disediakan kontraktor sesuai dengan Dokumen
Kontrak. Mutu bahan yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi di kontrol dengan
mengadakan tes pengujian Iaboratorium dan test lapangan secara ketat agar
sesuai dengan standard-standard seperti yang tercantum didalam Dokumen
Kontrak. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, Konsultan menyiapkan
langkah-langkah secara terinci yang menyatakan jenis test yang harus ditempuh
berikut jumlah pengetesan, dengan memberikan contoh langkah-langkah
tersebut kepada Kontraktor sehingga bisa dipahami.
e. Dokumen-dokumen Untuk Pengendalian Mutu
Hal. 17 | dari 11
Dalam melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek dibutuhkan beberapa
dokumen penting. Dokumen-dokumen ini menjadi acuan pengerjaan proyek
sehingga pelaksanaan proyek dan hasil akhirnya sesuai dengan perencanaan.
Adapun dokumen-dokumen tersebut meliputi:
• Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas
mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai
harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
• Gambar kerja
Gambar kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide
rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena itulah, setiap pihak yang terlibat
dalam proyek harus bisa memahami gambar kerja yang telah dibuat. Gambar
kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan
sebuah proyek dengan tepat.
Gambar kerja yang dibuat oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan
spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan proyek yang lengkap, jelas dan teratur
serta perkiraan biaya proyek dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar
kerja sudah diperiksa dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan
dalam pengerjaan sebuah proyek.
• Dokumen administrasi
Ada begitu banyak dokumen administrasi yang menyertai sebuah proyek.
Khususnya untuk pengendalian mutu proyek, dokumen yang dibutuhkan antara
Hal. 18 | dari 11
lain hasil uji lapangan, request work dan catatan-catatan lain yang bersifat
penting.
• Instruksi teknis
Dokumen instruksi teknis ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses
kerja yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang
terlibat dalam proyek.
4. Pengendalian Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya dilakukan di belakang
meja. Tim pengendalian mutu juga turun langsung ke lapangan. Metode
pengendalian secara langsung di lapangan dilakukan untuk mengamati proses
pengerjaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian langsung terhadap
pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara berikut ini.
b. Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan secara berkala dan setiap hari sampai
pekerjaan selesai untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah berjalan
sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.
Hal. 19 | dari 11
Pendekatan yang akan digunakan di dalam pengendalian waktu adalah
menggunakan “Precedence Diagram” atau “Arrow Diagram”, analisa terhadap
Network dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Analisa terhadap Network
tersebut dapat menghasilkan “Time Analysis” serta “Barchart” yang memudahkan
untuk dimengerti dalam pelaksanaannya di lapangan.
Beberapa perihal yang akan dibuat diatas untuk mengontol waktu pelaksanaan
pekerjaan apakah sudah mencapai target sesuai jadwal yang telah direncakan atau
tidak, sehingga pihak proyek dapat mengetahui kekurangan dan mendapatkan
solusi jika terjadi permasalahan keterlambatan
Hal. 20 | dari 11
B. METODOLOGI
A. Tahapan Persiapan
Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil dan
peralatan.
1. Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi
kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan
ini, baik di lingkungan intern konsultan maupun untuk berhubungan dengan pihak
lain.
B. Tahapan Koordinasi
Tujuan
Ruang Lingkup
Output
Hal. 21 | dari 11
• Notulen rapat koordinasi;
• Surat Perjanjian Perubahan Kontrak (adendum).
b. Ruang Lingkup
Pengendalian Mutu Bahan;
c. Metodologi
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
Hal. 22 | dari 11
itu perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian (revisi) terhadap sistem
pengendalian di atas selama tidak menyimpang dan kesepakatan awal dan
spesifikasi yang ada. Hasil revisi ini akan dicatat oleh Konsultan Pengawas
dan terhadap perubahan-perubahan yang ada oleh Penyedia Jasa
Pemborongan akan dibuatkan gambar hasil pelaksanaan dari perubahan
tersebut.
1. Output
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
5. Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
6. Perjanjian perubahan kontrak (adendum).
b. Ruang Lingkup
Pembuatan diagram jaringan (network diagram) dan jadwal kerja pelaksanaan.
Metodologi
1. Output
2. Diagram jaringan (network diagram).
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi aktual.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan bangunan.
5. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
6. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.
3. Pengendalian Biaya Pelaksanaan
1. Tujuan
Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan agar dapat
memaksimalkan keuangan kegiatan yang ada untuk mencapai hasil seperti yang
diharapkan.
2. Ruang Lingkup
Pengontrolan biaya melalui kurva S yang dikembangkan dari Bar Chat/Giant Chart.
Metodologi
1. Output
2. Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
3. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa
Pemborongan.
Hal. 24 | dari 11
4. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada perubahan
pekerjaan.
4. Penyerahan Hasil
1. Tujuan
Tujuan adalah menyerahkan hasil-hasil pekerjaan pengawasan Konsultan terhadap
pelaksanaan konstruksi oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
2. Ruang Lingkup
• Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan kelengkapan hasil
pengawasan.
• Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh Penyedia
Jasa Pemborongan.
• Menyusun dokumen penyerahan pekerjaan.
3. Output
• Surat Pernyataan selesainya pekerjaan.
• Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.
Hal. 25 | dari 11
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing tersebut yang
sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
4. Pada dasarnya kontraktor diwajibkan membuat shop drawing apabila ada persyaratan
khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum tercakup secara lengkap
dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
C. Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi
1. Kontraktor harus membuat foto-foto berwarna dari bagian-bagian pekerjaan yang
sedang dilaksanakan atau yang telah selesai dilaksanakan seperti yang diminta oleh
Direksi/Pengawas Lapangan. Contoh-contoh foto harus diserahkan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan pada akhir setiap bulan. Ukuran foto sekurang-kurangnya
ukuran postcard dan dipasang pada album. Keterangan yang menyebutkan
kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal pengambilan harus disertakan ukuran masing-
masing foto.
2. Dari contoh yang dipilih Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor harus membuat foto
dokumentasi 3 (tiga) set dalam waktu 2 (dua) hari sesudahnya.
3. Negatif foto dokumentasi tersebut menjadi milik Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan dan tidak diijinkan untuk membuat cetakan dan negatif
tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas/Pengawas
Lapangan untuk diserahkan kepada siapa pun.
Hal. 26 | dari 11
tersebut dimulai. Penyediaannya di tempat pekerjaan dan persiapannya harus
terlebih dahulu mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas.
E. Material/Bahan Bangunan
1. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis kepada Pengawas
untuk mendapat persetujuan tentang tempat asal/sumber dan macam bahan
bangunan yang dipesan untuk digunakan dalam pekerjaan, yaitu : koral, split, pasir,
besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
ke lapangan.
3. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui Pengawas.
4. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan kepada
Pengawas “certificate test” dari bahan-bahan besi dan portland cement dari
produsen/pabrik.
5. Persyaratan bahan bangunan yang digunakan antara lain adalah :
6. Portland cement :
• Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II atau V yang
memenuhi Standard Semen Indonesia (NI-8-1964) dan ASTM C-150.
• Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dan 2 bulan.
• Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
• Kadar alkali maksimum 0,40%.
7. Agregat :
• Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus memenuhi
test, standard laboratorium dan mempunyai gradasi yang memenuhi
persyaratan ASTM 0-33. Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Selain itu,
agregat beton yang digunakan haruslah bersih, uncoated, keras dan terbebas
dan lumpur, garam, partikel pipih dan material-material merusak lainnya seperti
alkali, organik dan bahan-bahan lunak & ekspansif.
• Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyediakan sample
agregat seberat 25 kg untuk setiap ukuran dari sumber pengambilan agregat
yang akan digunakan untuk disetujui pengawas. Jika pengawas memandang
perlu untuk mengadakan pemeriksaan di laboratorium, maka pemeriksaan
tersebut sudah harus diperhitungkan di dalam penawaran.
• Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 20 mm dan sesuai
dengan ASTM Grade Size #67 (19,0 sampai 4,75 mm).
• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dari bebas dan bahan-
bahan organik, tanah lempung dan sebagainya.
8. Air :
Hal. 27 | dari 11
• Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, dan bahan organik atau bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan pasal 3.6 P81 1971 dan pasal
9 PUBI – 1982.
• Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.
9. Baja tulangan :
• Besi beton harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan kotoran-kotoran lain yang
dapat mengurangi lekatannya pada beton dan harus memenuhi persyaratan dalam
PBI 1971.
• Baja tulangan harus mempunyai tanda standard SII dengan ukuran sesuai dengan
dokumen lelang.
• Kontraktor harus memberikan copy sertifikat dari pabrik mengenai kekuatan dan
ukuran baja tulangan.
• Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing 2
(dua) contoh percobaan (stress strain) dan pelengkung untuk setiap 20 ton besi.
Pengetesan dilakukan pada laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh
Pengawas.
10. Admixture :
• Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu, Kontraktor diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut.
• Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture
tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
• Admixture yang mengandung unsur clorida, flourida, ion sulfide, ion nitrat dan
unsur-unsur lainnya yang dapat merusak bahanbahan beton dan tulangan baja tidak
boleh digunakan pada pekerjaan ini.
• High-range water-reducing, jika diijinkan untuk digunakan, harus sesuai dengan
persyaratan ASTM C494 type F atau G.
F. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang harus dilaksanakan kontraktor meliputi pekerjaan mobilisasi
peralatan dan material, pemasangan papan nama proyek, pekerjaan pengukuran
kembali (setting out).
Papan nama proyek berisi informasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan, meliputi :
3. Pengukuran Kembali
Pengukuran kembali dimaksudkan untuk memastikan lokasi tapak pekerjaan serta
situasi lokasi pekerjaan, agar didapat gambaran yang jelas (dalam bentuk peta
situasi) untuk pelaksanan pekerjaan.
1. Persyaratan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diharuskan untuk mengadakan
pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon,
letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kepresisiannya.
Hal. 29 | dari 11
Kontraktor harus menyediakan theodolit/waterpas beserta Petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama
pelaksanaan pekerjaan/proyek.
Pengukuran sudut prisma atau benang secara azas segi tiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
Kontraktor harus memasang tugu patokan dasar (bench mark) sebagai titik
acuan. Untuk patok pekerjaan, kontaktor juga harus memasang patok-patok
penuntun dan papan dasar pelaksanaan.
Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi
Pengawas untuk membongkarnya.
Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.
Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar lokasi
pekerjaan.
G. Pekerjaan Beton
a. Persyaratan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk membuat mix
design dari sebagian jumlah bahan untuk beton yang sudah memenuhi persyaratan
Hal. 30 | dari 11
dengan pelaksanaannya mengikuti Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
l.4.5.3.1989-UDC:693.5.
2. Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan dan perancah kepada
Pengawas untuk memperoleh persetujuannya. Pelaksanaan pembuatan bangunan
acuan dan perancah tidak diperkenankan sebelum gambar rencana bangunan
pembentuk disetujui Pengawas.
3. Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-tahap, cara–cara dan
persiapan pengecoran mendapat persetujuan Pengawas.
4. Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan yang diminta dan
angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan isi yang
dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus dibuat dengan
baik, kuat dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
5. Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut bisa
diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya ke
tujuan secara kontinyu sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui
Pengawas.
6. Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga bisa
menghasilkan bentuk permukaan serta ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan
gambar kerja.
7. Pelaksanaan pemadatan/penggetaran harus dilaksanakan oleh pekerja-pekerja yang
telah berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan petunjuk
Pengawas.
c. Pengelasan
Kontraktor diwajibkan menyerahkan prosedur pengelasan untuk disetujui oleh pihak
proyek sama dengan yang ada didalam gambar. Ukuran dan tipe las yang dibutuhkan
harus diperlihatkan dalam gambar kontraktor.
Kualifikasi operator las (tukang las) yang akan melakukan pekerjaan harus mempunyai
kartu rekam (pass) selama 6 bulan sesuai dengan JIS Z 3801 atau yang setara.
Hal. 32 | dari 11
Kontraktor harus menyerahkan (3) tiga salinan sertifikat laporan hasil tes las specimen
pada tes kualifikasi. Bila pihak proyek meragukan sertifikat para operator las yang
diajukan kontraktor maka pihak proyek berhak untuk meminta tes kualifikasi ulang.
Semua biaya tersebut ditanggung oleh kontraktor.
Kawat las yang digunakan harus mengacu pada JIS Z 3211 atau 3212, Low hidrogen
type covering atau yang setara. Kawat las tahan karat (stainless) yang digunakan pada
bagian di dalam air untuk pelindung atau penyambungan harus menggunakan chromium
nickel. Tipe, komposisi kimia dan JIS atau acuan standar untuk kawar las yang akan
digunakan harus mendapat persetujuan dari pihak proyek.
d. Pengecatan
Pemilihan cat dan warna yang akan digunakan harus di setujui oleh proyek dan
kontraktor harus mengusulkan merk cat dan warna, dengan menyerahkan contoh warna
termasuk spesifikasi cat untuk setiap lapisan sampai dengan lapisan cat terakhir.
C. PROGRAM KERJA
Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja yang
konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja untuk mencapai target
sukses pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program kerja yang akan dilaksanakan
disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of
Reference (TOR). Penyusunan program kerja ini dilakukan berdasarkan :
Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :
Hal. 33 | dari 11
• Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan;
• Koordinasi dengan unsur pekerjaan;
• Koorii team konsultan;
• Koordinasi dengan instansi terkait;
• Tahap pengawasan teknik.
a. Persiapan awal
2. Koordinasi
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan koordinasi
secara rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur pekerjaan, instansi terkait dan koordinasi
intern konsultan.
a. Pemimpin Pekerjaan
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan dengan
frekwensi yang cukup agar dalam beberapa keputusan yang bersifat penting tidak salah
b. Unsur Pekerjaan
Hal. 34 | dari 11
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara Konsultan,
Penyedia Jasa Pemborongan dan Pemimpin Pekerjaan, di sini bisa dievaluasi, dimonitor
dan dibahas hal-hal antara lain :
• Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-raguan atau
kesalahan dalam pelaksanaan.
• Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
• Kemajuan pekerjaan.
• Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa Pemborongan dan
atau sebaliknya.
• Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.
• Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan berikutnya.
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu dilaksanakan
dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan pertemuan khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan dilakukan secara
periodik (mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.
c. Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu melakukan
koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope
pekerjaan.
d. Intern Konsultan
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader dengan stafnya,
seperti antara lain dan tidak terbatas pada :
• Laporan bulanan.
• Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
• Masalah lapangan dan pemecahannya.
• Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
b) Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau secara berkala
ke lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
c) Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk meyakinkan bahwa
material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen kontrak dalam
hal mutu, volume dan waktu.
d) Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau antar staf
Konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan, agar terjadi
komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.
2. Tahap Pengawasan
Hal. 35 | dari 11
Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan dan
instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu
dan tepat biaya dengan berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain
itu, tugas konsultan meliputi melakukan sertifikasi atas pekerjaan ini yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Secara rinci, pekerjaan yang dilakukan pada tahap
supervisi adalah :
Hal. 36 | dari 11
14. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pengguna Jasa, menghadiri dan mencatat
semua rapat/pertemuan dengan Penyedia Jasa Pemborongan, Pemimpin Pekerjaan
dan Instansi pemerintah lain serta menyediakan bantuan teknis bila dan kapan
diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan dan masalah-masalah
kontrak.
15. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, peralatan Penyedia Jasa Pemborongan dan
personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa mengakibatkan keterlambatan,
dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah keterlambatan tersebut.
16. Memberikan bantuan advis kepada Pemimpin Pekerjaan di dalam menyusun kebijakan
dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
17. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir pekerjaan seperti
yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa.
18. Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara
Serah Terima Sementara yang diperlukan, serta menyiapkan Sertifikat Penerimaan
Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).
Secara ringkas, semua aktivitas di lapangan dirangkum di bawah ini :
1. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan mencek aktivitas-
aktivitas konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :
Hal. 37 | dari 11
• Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan;
• Lokasi pekerjaan;
• Peralatan yang akan digunakan;
• Estimasi volume pekerjaan;
• Material yang akan digunakan;
• Rencana jam kerja.
4. Pengawasan mutu
Sebelum memulai aktivitas konstruksi, Penyedia Jasa Pemborongan akan membuat suatu
permohonan tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi dan persetujuan pekerjaan.
Konsultan akan :
3. Pelaporan
Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari pelaksanaan pekerjaan,
maka konsultan akan membuat laporan, yaitu : laporan pendahuluan, laporan mingguan,
laporan bulanan dan laporan akhir.
Hal. 38 | dari 11
Laporan mingguan/bulanan berisi tentang progres fisik pekerjaan dan kendala-kendala selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung untuk setiap minggu/bulannya. Proses penyusunan
laporan mingguan/bulanan akan mengacu kepada laporan dari field engineer dan pengawas
lapangan untuk setiap lokasi yang akan diawasi. Sebelumnya diarsipkan maka perlu dilakukan
pembahasan bersama-sama dengan direksi.
Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir pekerjaan dan evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi yang
bedasarkan prosentase kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %).
Hal. 39 | dari 11
Berhubungan
Berhubungan Eksternal PA/ Internal
No Catatan
KPA/ PPK atau Konsultan dan PA/ KPA/dan
PPK
1 Menindak lanjuti B.A. Konsolidasi 1.Setiap perusahaan
klausul dari dokumen koordinasi bersama staf dan setiap
pekerjaan
preaward meeting. pekerjaan untuk menindak mempunyai
lanjuti & menyelesaikan aktivitas dan
pek. dan dokumen a.l.: prosedur khusus
2 yang mungkin
Melaksanakan/ mengikuti pre-
construction meeting. 1.Kontrol dan review berbeda
schedule pekerjaan sehingga
termasuk CPM. kegiatan-
3 Melaksanakan/ mengikuti kegiatan
2.Buat schedule detail
construction meeting dan pekerjaan bulanan lain yang harus
coordination meeting dan (mingguan) dilakukan manajer
melakukan hubungan dan lapanganakan
pertemuan informal lainnya 3.Dokumen detail metode
dalam rangka marketing dan pelaksanaan pekerjaan sangat bervariasi
dan sangat
kelancaran operasional 4.Evaluasi dan control
pelaksanaan pekerjaan. operasional pelaksanaan banyak. Bahkan
pekerjaan. untuk kegiatan-
kegiatan tertentu
5.Evaluasi dan control mutu karena beberapa
Melaksanakan fungsi adminis- operasional dan alasan maka
trasi untuk: hasil harus
pelaksanaan pekerjaan ditugaskan
1. Laporan kemajuan terhadap rencana mutu atau
4 pekerjaan (laporan progress proyek dan prosedur
fisik) bulanan dan mingguan. pekerjaan. bahkan
6.Menindak didelegasika
2. Proposal pekerjaan
lanjuti n
kepada
permasalahan proyek kepada staf
PA/ KPA/
termasuk keluhan atau orang lain
PPK
pelanggan (owner dan yang pantas
- Metode pelaksanaan konsultan) dengan dan memenuhi
penyelesaian terbaik dan syarat dalam
- Shop drawing cepat. kemampuannya.
- Sampel material 7.Menindak lanjuti proses
dokumen amandemen
- Re design/ alternative kontrak dan tagihan
progress yang telah dibuat
- As built drawing bersama owner.
- Dokumen proyek dll 8.Membuat laporan
bulanan dan laporan
3. Dokumen tagihan keuangan proyek
perusahaan
dan laporan lain sesuai
(progress billing prosedur perusahaan.
4.8.1 Persiapan
Tahap persiapan meliputi kegiatan sebagai berikut :
o Meminta informasi Kepada Pemimpin Kegiatan tentang Data Kegiatan dan yang akan dijadikan
pedoman awal dalam proses pekerjaan Pengawasan.
Hal. 40 | dari 11
o Memberikan Data-data kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan Peningkatan, baik data lapangan
hasil kegiatan pembangunan, baik data lapangan hasil survey pendahuluan ataupun data-data
pendukung lainnya.
Hal. 41 | dari 11
BAB VI
ORGANISASI
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.9. Umum
Seluruh kegiatan akan terselenggara lebih efektif dan menuju tepat pada sasaran seperti yang diarahkan
dalam Kerangka Acuan Kerja jika sejak awal telah di tetapkan suatu organisasi kerja yang sistematis dan
terencana secara mantap. Team Leader berperan sebagai penanggung jawab keseluruhan terhadap
kelancaran kegiatan Pengawasan , sebagai pemegang komando dalam mengorganisir seluruh tim
Pengawasan.
Struktur organisasi pekerjaan dibentuk dalam rangka pengorganisasian kerja serta pendistribusian Personil
secara berimbang sesuai dengan bidang yang di tanganinya. Tim Pengawas CV. GEOMETRI ENGINEERING
CONSULTANT telah menyusun suatu organisasi kerja yang solid, dideskripsikan.
Pada bagian organisasi kerja ini akan dideskripsikan lebih lanjut penyusunan personil yang di klasifikasikan
menurut jenis bidang pekerjaanya dengan latar belakang keilmuan serta pengalaman masing-masing personil
yang di miliki, CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT yakin mampu menyelesaikan pekerjaan tepat
pada sasarannya. Klasifikasi personil dari tim Pengawasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
2. Profesional Staff
Profesional staff tediri dari diploma teknik Arsitek dan STM Bangunan Gedung yang berpengalaman di
lapangan . .
3. Supporting Staff
Supporting staff terdiri profesional-profesional muda yang berpengalaman dalam bidangnya terutama dalam
bidang pekerjaan Pengawasan teknik Arsitek pada umumnya dan beranggotakan, Draftman, Operator
Komputer, Administrasi dan Office Boy.
Hal. 42 | dari 11