Anda di halaman 1dari 42

USULAN TEKNIS PENGAWASAN PROYEK

JASA PENGAWASAN GEDUNG MANASIK KABAH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Umum
Dokumen Usulan Teknis ini merupakan salah satu persyaratan dalam penawaran yang kami ajukan
dan disusun berdasarkan persyaratan teknis seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK)/Terms of Reference (TOR).
Usulan Teknis ini berisikan uraian tahapan pelaksanaan pekerjaan dan metode penanganan
pekerjaan dengan menyatakan perkiraan volume pekerjaan dan perkiraan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan tiap tahapan pekerjaan, kebutuhan personil pelaksana dan peralatan yang
akan digunakan. Dengan demikian diharapkan pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien, sehingga penyelesaian pekerjaan dapat berjalan secara tepat waktu , tepat sesuai anggaran
Kegiatan dan sesuai dengan spesifikasi teknis serta dapat dipertanggungjawabkan secara legal.
Pada penyusunan Usulan Teknis ini disusun dengan menggunakan sistematika laporan yang dapat
secara mudah dipahami dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

1.2. Penyajian Usulan Teknis


Penyajian Usulan teknis ini kami susun dengan sistematika panyajian sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN
Bab I menguraikan maksud dan tujuan penyampaian Dokumen Usulan Teknis sehubungan dengan
pekerjaan tersebut diatas.

BAB II. PENGALAMAN DAN KUALIFIKASI PERUSAHAAN


Bab ini menguraikan data-data perusahaan yang menunjukkan kompetensi perusahaan untuk
melaksanakan pekerjaan ini.

BAB III. PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK


Bab III berisi uraian mengenai pemahaman dan tanggapan konsultan terhadap Kerangka Acuan
Kerja yang disajikan/diberikan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM PEKERJAAN


Bab ini menguraikan garis besar deskripsi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Garis besar
deskripsi pekerjaan ini meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran jasa konsul dan waktu
pelaksanaan pekerjaan.

BAB V. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN


Pendekatan teknis ini berupa uraian cara-cara dan strategi konsultan dalam menangani pekerjaan
tersebut diatas yang meliputi uraian teknis rencana kerja dan metode pelaksanaan kerja untuk
penyelesaian pekerjaan tersebut.

BAB VI. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Bab ini menguraikan organisasi pelaksanaan pekerjaan.

LAMPIRAN

BAB II
PENGALAMAN DAN KUALIFIKASI
PERUSAHAAN
2.1. Umum
CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak
di bidang jasa Konsultan Teknik (Engineering Consultant), berdiri pada 07 januari 2016 dengan akte
notaris Irwan Addy S.SH No. 146 di Kendari .
Sebagai perusahaan konsultan, CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT telah berhasil
mendapat kepercayaan untuk menangani proyek/pekerjaan Perencanaan dan pengawasan teknik..

Hal. 1 | dari 11
Sejalan dengan perjalanan waktu CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT telah
mengalami dua kali perubahan , dengan perubahan terakhir pada tanggal 31 Mei 2017.

2.2. Data Perusahaan


1. Nama Perusahaan : CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT
2. Alamat : Jl. Perum Bumi Praja Residence Blok 27
3. Telepon :
4. Email : geometri748@gmail.com
5. Akte Notaris
No Akta : 146
Tanggal : 07 januari 2016
Nama Notaris : Irwan Addy,S.SH
6. N P W P : 74.927.818.0-811.000
7. Domisili : 503/121-KCBB Tgl. 21 Maret 2017
8. No. S I U P : 02/SIUP-K/III/2016/043
9. IUJK : 91204089611501
10. KTA PERKINDO : 0132/KTA – SULTRA/I/2016
11. SBU :
Jasa Perencana Konstruksi
Jasa desain Arsitektur
Jasa Desain Interior
Jasa Perencana Konstruksi
Jasa Desan Rekayasa Untuk Kontruksi Pondasi serta
Struktur bangunan
Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Mekanikal
dan Elektrikal Dalam bangunan
Jasa Pengawas Konstruksi
Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi bangunan
Gedung
Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil
Transportasi

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Hal. 2 | dari 11
STRUKTUR ORGANISASI
CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT

DIREKTUR
Laode Munajap,S.Ars

ADMINISTRASI BAGIAN TEKNIK KEUANGAN


Yanas ,SE STUDIO M. Asad,Amd
Sumarlin, ST

KA BAGESTIMATOR KA BAG ME & E KA BAG ARSITEKTUR KA BAG INTERIOR KA BAG SIPIL

ARIF SUPRIYANTO AFDAL ARUM LESTARI SUSPADA

DRAFTER
ESTIMATOR
VISUALISASI

ASNAN
KAHONO
AMIN SURAHMAT

Hal. 3 | dari 11
DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

PENGGUNA
N NAMA PAKET LINGKUP ORANG MITRA
JASA/SUMBER PERIODE NILAI KONTRAK
O PEKERJAAN LAYANAN BULAN KERJA
DANA
Dinas Perhubungan, Pengawasan Jasa Pengawas 16 September
Komunikasi dan Pembangunan Konstruksi 2016 s/d 14 4 Tidak
1 Rp 95,500,000.00
Informatika Kab. Gedung Terminal Pekerjaan Desember Ada
Kendari Rumbia Bangunan Gedung 2016
150 (Sembilan
Puluh) Hari
Kelender
Pengawasan Jasa Pengawas 09 Agustus
Dinas Perdangan dan
Pembangunan Konstruksi 2017 s/d 27 Tidak
2 Perindustrian Kota 5 Rp 149,500,000.00
Pasar Rakyat Pekerjaan Desember Ada
Muna
Bone Bangunan Gedung 2017
145 (Seratus
Empat Puluh
Lima) Hari
Kelender
30
Dinas Perindustian, Jasa Pengawas
Pengawasan Semptember
Perdangangan Konstruksi Tidak
3 pembangunan 2019 s/d 31 6 Rp 99,561,000.00
Koperasi dan UKM Pekerjaan Ada
Pasar Lemo Desember
Kabupten Kendari Bangunan Gedung
2019
93 (Sembilan
Puluh Tiga)
Hari Kelender
Pengawasan Jasa Pengawas
Dinas pendidikan dan 12 April 2017
pembangunan Konstruksi Tidak
4 Kebudayaan Kota s/d 09 Juli 1 Rp 4,750,000.00
Laoratorium Pekerjaan Ada
Konawe Kepulauan 2017
Komputer Bangunan Gedung
150 (Sembilan
Puluh) Hari
Kelender
Pengawasan
Jasa Pengawas 21 Juni 2017
Dinas Pendidikan dan Rehabilitasi
Konstruksi s/d 28 Tidak
5 Kebudayaan Kota Ruang Kelas SD- 2 Rp 45,000,000.00
Pekerjaan September Ada
Konawe Utara SMP Beserta
Bangunan Gedung 2017
Perabot/Sanitasi

100 (Seratus)
Hari Kelender

Pengawasan
Dinas Pendidikan dan Jasa Pengawas
Bangunan 12 April 2017
Kebudayaan Konstruksi Tidak
6 Gedung s/d 08 Agustus 2 Rp 38,410,000.00
Kabuapten Konawe Pekerjaan Ada
Perpustakaan 2017
Kepulauan Bangunan Gedung
SMP
120 (Seratus
Dua Puluh)
Hari Kelender
Dinas Perindustrian Pengawasan Jasa Pengawas
30 Juni 2016
Perdaganagn Pembangunan Konstruksi Tidak
7 s/d 28 Oktober 2 Rp 14,146,000.00
Koperasi dan Sarana Distribusi Pekerjaan Ada
2016
Penanaman Modal Pasar (DAK) Bangunan Gedung
120 (seratus
Dua Puluh)
Hari Kelender
Penunjukan
Jasa Pengawas 19 Juli 2019
Konsultan
Rumah Sakit Umum Konstruksi s/d 15 Tidak
8 Pengawas 4 Rp 99,715,000.00
Daerah Kota Muna Pekerjaan desember Ada
kegiatan
Bangunan Gedung 2019
Kontraktual
150 (seratus
Dua Puluh)
Hari Kelender
Pengawasan Jasa Pengawas
Pembangunan 15 Juni 2017
Kota Konawe Konstruksi Tidak
9 Sarana Air s/d 13 Oktober 2 Rp 30,050,000.00
kepulauan Pekerjaan Ada
Bersih/Baku dan 2017
Bangunan Gedung
Tower Puskesmas
Ladianta, Pustu
Puurau, 120 (Seratus
Poskesdes Dimba Dua Puluh)
dan Poskesdes Hari Kelender
Noko
Pengawasan Jasa Pengawas
15 Juni 2017
1 Kota Konawe Pembangunan Konstruksi Tidak
s/d 13 Oktober 2 Rp 22,570,000.00
0 kepulauan Sarana Air Pekerjaan Ada
2017
Bersih/Baku dan Bangunan Gedung

Hal. 4 | dari 11
Tower Puskesmas
Lansiwolo,
120 (Seratus
Poskesdes
Dua Puluh)
Labaeu dan
Hari Kelender
Puskesmas
Waworete
Pengawasan
Pembangunan
Jasa Pengawas
Sarana Air 15 Juni 2017
1 Kota Konawe Konstruksi Tidak
Bersih/Baku dan s/d 13 Oktober 2 Rp 16,540,000.00
1 kepulauan Pekerjaan Ada
Tower Puskesmas 2017
Bangunan Gedung
Polara dan Pustu
Mosolo
120 (Seratus
Dua Puluh)
Hari Kelender
jasa Konsultansi
Jasa Pengawas 26 September
Balai Pelestarian Pengawasan
1 Konstruksi 2019 s/d 25 Tidak
Cagar Budaya Revitalisasi Situs 3 Rp 59,455,000.00
2 Pekerjaan Desember Ada
Sulawesi Selatan benteng Sorowolio
Bangunan Gedung 2019
I
150 (Sembilan
Puluh) Hari
Kelender

Hal. 5 | dari 11
BAB III
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN
TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

3.1. Umum
Setelah mempelajari materi Kerangka Acuan Kerja yang diberikan oleh pemberi kerja, sudah cukup
jelas menggambarkan lingkup tugas yang harus dikerjakan oleh konsultan Pengawas dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan “Jasa Pengawasan Gedung Manasik Kabah ” ..
Beberapa tanggapan sehubungan dengan lingkup tugas dan jenis pekerjaan adalah sebagai berikut
:

3.2 Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

1. Tanggapan Terhadap KAK


a. Tanggapan Terhadap Judul Pekerjaan
Judul pekerjaan ini adalah ” Jasa Konsultan Pengawas Kegiatan
Pembangunan Manasik Kabah ” Judul ini secara substansi Sudah Cukup
Dimengerti, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan akan mengacu dan berdasar
pada judul tersebut sebagaimana yang tertuang dalam dokumen lelang ini yaitu
Pengawasan teknis untuk pelaksanaan Bangunan Gedung Manasik Kabah

b. Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pekerjaan


Di dalam latar belakang atau pendahuluan telah diuraikan secara umum mengenai
alasan dan nilai penting pekerjaan, latar belakang pekerjaan seperti yang termuat
di dalam Kerangka Acuan Kerja Sudah Cukup memberikan pengantar apresiasi
pekerjaan. Pada latar belakang pekerjaan tersebut, Pihak Konsultan telah
memahami pentingnya kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari pada
pelaksanaan kegiatan fisik pembangunan bangunan gedung kegiatan Gedung
Manasik Kabah lingkup yaitu fungsi pengawasan teknis sesuai dengan kualifikasi yang
diajukan dan diterangkan dalam kerangka acuan kerja yaitu pengawasan kegiatan
pembangunan konstruksi fisik beserta sarana dan prasarananya sampai selesai.

c. Tanggapan Terhadap Kegiatan Yang Dilaksanakan


Secara umum kegiatan pekerjaan ini sudah kami pahami yaitu pada substansi
pengawasan teknis pekerjaan Pembangunan Manasik Kabah , kegiatan yang
dilaksanakan tentunya akan mengacu pada Kerangka Acuan Kerja tersebut,
pihak konsultan telah melihat secara singkat uraian metodologi pelaksanaan
kegiatan yang menjadi uraian alur proses pelaksanaan pekerjaan. Satu hal yang

Hal. 6 | dari 11
penting pula untuk dicermati adalah pentingnya pembahasan secara intensif
dengan instansi terkait dalam hal ini dengan mengenai ruang lingkup pekerjaan
baik itu dari faktor fisik maupun pelaporan administrasi nantinya.

d. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan jasa konsultansi ini sudah sangat jelas dituangkan dalam
kerangka acuan kerja yaitu untuk membantu didalam melakukan pengawasan
teknis terhadap kegiatan pekerjaan konstruksi di lapangan penyedia jasa
konstruksi, memperkecil kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh
penyedia jasa konstruksi di lapangan dalam menerapkan perencanaan yang
ada, memberikan jaminan kepada pengguna jasa dalam hal faktor kualitas dan
kuantitas spesifikasi kontrak, dan membantu memberikan justifikasi teknis
bilamana terjadi perbedaan dalam perencanan.
Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah pengawasan pelaksanaan pekerjaan
dalam hal kualitas, kuantitas serta pengendalian waktu pelaksanaan dan biaya.
e. Tanggapan terhadap Sasaran
Dalam kerangka acuan kerja pekerjaan Pengawasan Pembangunan Gedung
Manasik Kabah Lingkup Kantor adalah membantu pihak pemilik pekerjaan dalam
hal ini yang diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen
f. Tanggapan Terhadap Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Tempat pelaksanaan kegiatan berlokasi di Kab. Kendari. sudah cukup jelas
didalam dokumen KAK yang mungkin nanti dari pihak kami akan menambahan titik
koordinat lokasi pekerjaan agar dalam pertanggung jawaban nantinya lebih jelas dalam
pemetaannya

g. Tanggapan Terhadap Tenaga ahli


Dalam Kerangka Acuan Kerja telah dijelaskan bahwa tenaga ahli yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini berjumlah 2 (Dua) Orang Tenaga Ahli, 2 (Dua)
orang tenaga Pengawas lapangan, dan 1 (Satu) Orang Tenaga
Adminstrasi/operator komputer dengan minimal pengalaman kerja ,kualifikasi,
dan latar belakang pendidikan.

Mengenai proporsi keterlibatan masing-masing tenaga ahli dan tenaga adminstrasi


yang akan disesuaikan dengan materi pelaksanaan pekerjaan yang ada dalam
dokumen kerangka acuan kerja pekerjaan ini.

Hal. 7 | dari 11
Secara umum kebutuhan akan kualifikasi tenaga ahli yang ada Sudah Cukup
Dimengerti. Tenaga ahli yang diusulkan oleh Konsultan untuk menangani
pekerjaan ini merupakan tenaga- tenaga ahli pilihan yang telah berpengalaman
dalam menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis dalam hal ini kegiatan bangunan
gedung dalam bidang sipil dan arsitektur.

Kebutuhan tenaga ahli yang dikehendaki di dalam dokumen pengadaan jasa


konsultan seperti tercantum dalam kerangka acuan kerja (KAK).

Menanggapi tentang kebutuhan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini,
kami dari CV. Geometri Engineering Consultant akan bersedia lebih menambah
kinerja seperti Ahli K3 Konstruksi karena kualifikasi bangunan ini masuk dalam
kategori konstruksi yang beresiko dan diperlukan waktu yang cepat mengingat
waktu pelaksanaan yang cukup singkat ditambah dengan keadaan nasional yang
terkena wabah bencana covid-19 sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan harus
selalu dalam pengawasan yang selalu mempertimbangkan efek keselamatan kerja
dengan efisiensi waktu yang ada

Hal-hal lain di luar yang dikemukakan tersebut diatas sekiranya cukup jelas dan
akan dipakai sebagai bahan acuan kerja. Sedangkan Penanggung jawab kegiatan
Belanja Jasa Konsultansi Jasa Konsultan Pengawas Kegiatan Pembangunan
Gedung Manasik Kabah

h. Tanggapan Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Waktu pelaksanaan pekerjaan belanja jasa konsultansi Jasa Konsultan
Pengawas Kegiatan Pembangunan Gedung Manasik Kabah adalah jangka
waktu pelaksanaan kegiatan ini kontraktual/sampai selesai pekerjaan fisik dan
diperkirakan berlangsung selama 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari Kalender sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), sehingga kesesuaian muatan
lingkup pekerjaan akan diselesaikan sebaik mungkin sesuai dengan jangka
waktu yang singkat ini. Adapun hal penting yang akan dicermati oleh konsultan
adalah progress kemajuan laporan pekerjaan terutama mengenai pelaksanaan
pengawasan berkala secara bulananan/Mingguan/harian, Laporan- laporan
pelaksanaan pekerjaan secara teknis dan administratif, Laporan manajemen mutu
dalam bentuk pelaksanaan spesifikasi perencaan dan manajemen proyek pelaksaan
kegiatan terutama dalam segi metode kerja pelaksana nantinya

Hal. 8 | dari 11
Diperlukan manajemen metode kerja yang baik dan benar dalam pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan waktu pelaksanaan yang sangat singkat.

i. Tanggapan Terhadap Biaya


Dalam kerangka acuan kerja, uraian biaya telah diberikan secara umum yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas ini, akan tetapi tidak begitu dirincikan dalam
kerangka acuan kerja ini terutama mengenai perincian kebutuhan personil dan
non personil.

2. Saran Terhadap KAK


Keberhasilan untuk tercapainya maksud dan tujuan dari pekerjaan belanja jasa Jasa
Konsultan Pengawas Kegiatan Pembangunan Manasik Kabah , tidak terlepas
dari suatu pedoman Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dijadikan acuan baik pada saat
penawaran maupun pada saat pekerjaan di lapangan. CV. GEOMETRI
ENGINEERING CONSULTANT, mencoba mempelajari isi KAK serta uraian yang
diberikan pada saat penjelasan, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan menurut
pendapat tim konsultan sebagai tanggapan terhadap KAK untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan diantaranya:

a. Manajemen Pelaksanaan Proyek


Seluruh kegiatan proyek harus dimonitoring oleh semua pihak yang terlibat dalam
pekerjaan tersebut. Untuk maksud tersebut konsultan diperlukan untuk
mendukung manajemen proyek yang rapi dan lengkap serta mencakup seluruh
kearsipan seluruh kegiatan proyek dalam hal ini akan melakukan kegiatan-
kegiatan yang mencakup :

Konsultan akan membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebelum memulai


pekerjaan, dengan adanya RMK ini akan dapat memberikan jaminan kepada
direksi, PPK, , bahwa pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan akan sesuai
dengan yang diharapkan dalam kontrak pekerjaan. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya harus berpedoman pada Standart Prosedur,
Standart Desain dan standart pengawasan yang dinyatakan dalam RMK ini
agar mutu yang diharapkan dapat terwujud,
Membuat arsip agenda proyek, hasil survey/pengamatan,
pertimbangan teknis laporan permasalahan dan solusinya, perintah
perubahan/addendum. dan

Hal. 9 | dari 11
Membuat sistem manajemen proyek dalam hal jadwal kerja dan metode
pelaksanaan bersama rekanan dan Pihak agar pelaksanaan sesuai dengan
waktu dan hasil yang baik
b. Publik Consultation Meeting (PCM)
Konsultan berpendapat bahwa pentingnya produk pekerjaan ini nantinya jika
dilaksanakan, maka perlu dilakukan sharing atau jejak pendapat secara
berkala dengan melakukan pertemuan dengan pihak , tempat lokasi pekerjaan
ini dilaksanakan.

3. Kesimpulan Tanggapan Terhadap (KAK)


Konsultan menyimpulkan bahwa pelayanan Jasa Konsultansi Jasa Konsultan
Pengawas Kegiatan Pembangunan Gedung Manasik Kabah dengan pengalaman
kerja Tim Ahli Konsultan di bidang sejenis maka konsultan dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan yang diharapkan mengingat Kerangka Acuan
Kerja (KAK), dan rapat penjelasan Aanwijzing, telah memuat hal-hal yang bersifat
teknis dan operasional.

Selain memahami KAK, personil yang akan dilibatkan Team konsultan CV.
GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT, merupakan individu-individu yang
berpengalaman dalam berbagai bidang kegiatan pengawasan Bangunan konstruksi,
pengembangan wilayah, penataan bangunan, pengendalian K3, penataan mekanikal
dan elektrikal, supervisi proyek sipil dan arsitektur, perkuatan kelembagaan, partisipasi
pembangunan kesemuanya merupakan tenaga-tenaga ahli yang penuh dedikasi,
penuh tanggung jawab, dan terbiasa dengan team work. Dengan telah dipahaminya
TOR/Kerangka acuan kerja, maka Tim Konsultan dalam menangani pekerjaan ini
akan menggunakan Metodologi pada penjelasan bab selanjutnya.

B. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL DAN FASILITAS PENDUKUNG

a. Personil Inti dan Staf Tenaga Ahli


Konsultan akan menunjuk Tenaga Ahli Sipil Manajemen Konstruksi dengan
kulaifikasi madya sebagai Ketua Tim/Site Engineering/manager Proyek, selanjutnya
dibantu 4 (Dua) orang tenaga pengawas lapangan dengan kualifikasi ssesuai dengan
KAK, dan Staf Tenaga operator komputer.

b. Fasilitas Pendukung

Hal. 10 | dari 11
Untuk mencapai efisiensi pelaksanan pekerjaan ini, Konsultan perlu didukung dengan
adanya fasilitas dan logistik kebutuhan proyek yang berada di lokasi. Kebutuhan
fasilitas dan peralatan kerja tersebut meliputi :

1. Ruang Kantor dan Perlengkapannya


Ruang kantor diperlukan untuk keperluan tenaga profesional, dimana diperlukan
pula ruang kantor yang dilengkapi dengan meja, kursi, filling cabinet, Rak buku,
komputer, laptop, printer A3, Printer A4, kamera, kendaraan roda 2, kendaraan
roda 4 dan lain-lain seperti pengadaan ATK. Pengadaan peralatan dan
perlengkapan kantor tersebut akan dilakukan dengan cara pemeliharaan
peralatan yang dimiliki yang sudah dianggap baik dan layak pakai, dan
pembelian pakai habis sesuai dengan kondisi harga setempat.

2. Fasilitas Transportasi
Kendaraan sangat diperlukan untuk keperluan ke tempat instansi lain. Untuk itu
dalam pelaksanaan Belanja Jasa Konsultansi Jasa Konsultan Pengawas
Kegiatan Pembangunan Gedung Manasik Kabah , diperlukan sarana
transportasi berupa kendaraan bermotor roda 4 (empat) dan Roda 2 (dua).
Konsultan akan bertanggung jawab mengenai asuransi, operasi dan
pemeliharaan sarana transportasi tersebut selama proyek berlangsung.

3. Peralatan Lapangan
Peralatan lapangan sangat diperlukan untuk keperluan lapangan (di lokasi
proyek). Untuk itu datam pelaksanaan pelayanan jasa di proyek ini disediakan
peralatan lapangan seperti alat ukur theodolite/TS (Total Station), alat
penyelidikan dan investigasi (GPS, Altimeter, Kamera, maupun Handycam), alat
komunikasi handy talk, Handphone dll.

3.2.2.Pemahaman Terhadap Pendahuluan


Konsultan cukup memahami bahwa pekerjaan “Jasa Pengawasan Gedung Manasik Kabah
” sangat penting mengingat pembinaan dalam bidang Sarana dan prasarana ruang dan fasilitas
lainnya bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, sehingga
penyelesaian pekerjaan dapat berjalan secara tepat waktu , tepat sesuai anggaran Kegiatan dan
sesuai dengan spesifikasi teknis serta dapat dipertanggungjawabkan secara legal.
.
3.2.3.Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan

Hal. 11 | dari 11
Pemahaman konsultan terhadap tujuan utama pekerjaan ini adalah membuat
Pengawasan Pelaksanan pekerjaan ini dapat berjalan secara tepat waktu , tepat sesuai anggaran
Kegiatan dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2021 ini.

3.2.4.Pemahaman Terhadap Lokasi Pekerjaan


Dalam Dokumen Lelang telah disebutkan lokasi pekerjaan secara spesifik. Dengan demikian pihak
konsultan akan membuat suatu metodologi yang sistematis agar tidak memerlukan banyak
perubahan pada saat pelaksanaan pekerjaan.

3.2.5.Pemahaman Terhadap Lingkup Pekerjaan


Konsultan Pengawas memahami bahwa lingkup pekerjaan konsultan untuk pekerjaan Jasa
Pengawasan Gedung Manasik Kabah secara garis besar mencakup kegiatan – kegiatan /
tahapan - tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Pendahuluan (Informasi)
- Meminta informasi Kepada Pemimpin Kegiatan tentang Data Kegiatan yang akan dijadikan
pedoman awal dalam proses pekerjaan Pengawasan .
- Memberikan Data-data kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan Pengawasan, baik data hasil
survey pendahuluan ataupun data-data pendukung lainnya.
2. Tahap Survey
- Melakukan survey lapangan untuk mengetahui kondisi lokasi yaitu survey langsung ke lokasi,
melakukan pengukuran secara detail untuk kebutuhan Pengawasan.
- Membuat dokumentasi kondisi lapngan secara visual.
3. Tahap monitoring
- Menginventaris data di lokasi dan mengevaluasi data
- Site Engineer menyusun rencana kegiatan dengan anggota team lainnya dan selalu berkonsultasi
dengan Pemimpin Kegiatan
4. Tahap Penyusunan Laporan
- Membuat Laporan sesuai dengan realisasi/ kondisi llokasi, hasil
Pengawasan di lokasi.
- Membuat catatan-catatan tentang pengaruh non teknis, seperti dampak lingkungan dari perbaikan
dan penataan ruang dinas dan faktor keindahan, kebersihan dan kesehatan lingkungan.
- Membantu kontraktor dalam Menghitung / menganalisa Struktur Jalan yang tepat dan sesuai
dengan lingkungan yang terpenting agar didapat konstruksi yang kuat.
- Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam Memeriksa dan menandatangani
Sertifikat Bulanan (MC)

3.2.6 Pemahaman Terhadap Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan sebagaimana ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah 150 (Sembilan
puluh) hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
3.2.7 Pemahaman Terhadap Tenaga Ahli
Konsultan Pengawas memahami bahwa untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan berbagai
tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam menangani proyek – proyek

Hal. 12 | dari 11
Pengawasan (Supervisi) Konstruksi. Sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja,
kebutuhan tenaga ahli untuk pekerjaan ini meliputi :
a. Team Leader
Team Leader harus seorang sarjana arsitektur / Sipil 1 (S1) dan berpengalaman dalam bidang
teknik Arsitektural / Sipil minimal 5 (Lima) tahun, terutama dalam Pengawasan Gedung dan juga
berpengalaman managerial yang cukup dalam pengendalian tugas-tugas sejenis. Diutamakan yang
pernah mempunyai pengalaman sebagai pemimpin / wakil pemimpin tim dan mempunyai tugas
uatama memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja serta membuat laporan
tentang keadaan pelaksanaan Pengawasan teknis kepada Pemimpin Kegiatan.

b. Tenaga Inspector-Struktur
Tenaga Ahli Sipil adalah orang yang bertanggung jawab terhadap Pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik, dia bertanggung jawab kepada Team Leader, berpendidikan Minimal S1 Teknik
Sipil dan mempunyai pengalaman minimal 2 (dua) tahun terutama dalam Pengawasan Struktur.
C Tenaga Inspector- ME
Tenaga Ahli ME adalah orang yang bertanggung jawab terhadap Pengawasan pelaksanaan
Mekanikal dan Elektrikal, dia bertanggung jawab kepada Team Leader, berpendidikan Minimal S1
Teknik Mesin atau Elektro dan mempunyai pengalaman minimal 5 (lima) tahun .
D. Tenaga Inspector Arsitek
Mempunyai latar belakang pendidikan minimal S1 Teknik Arsitektur, berpengalaman 1 (satu) tahun
dibidangnya. Mempunyai pengalaman dalam penggunaan computer, administrasi dapat bekerja
dengan rapih, teliti dan cermat dalam menyelesaikan pekerjaan.
E. Operator Komputer
Mempunyai latar belakang pendidikan minimal D4/S1 segala jurusan, berpengalaman 4 (empat)
tahun dibidangnya. Mempunyai pengalaman dalam penggunaan computer, administrasi dapat
bekerja dengan rapih, teliti dan cermat dalam menyelesaikan pekerjaannya.

3.3. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja


Dengan mempelajari point-point yang terkandung di dalam Kerangka Acuan Keja dan Didukung
informasi dalam rapat penjelasan, CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT merasa yakin
mampu mengemban tanggung jawab pekerjaan serta mencapai sasaran yang diinginkan oleh
Pemberi Tugas .

BAB IV

Hal. 13 | dari 11
GAMBARAN UMUM PEKERJAAN

4.1. Latar Belakang


Dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/D), pelaksanaan
konstruksi pembangunan gedung negara bisa berupa pembangunan baru, perluasan, lanjutan
pembangunan bangunan gedung yang belum selesai, dan/atau pembangunan dalam rangka
perawatan (rehabilitasi, renovasi, dan restorasi) termasuk perbaikan sebagian atau seluruh
bangunan gedung. Meskipun pada dasarnya pelaksanaan konstruksi harus dilaksanakan oleh
tenaga ahli, namun sistem pengelolaan anggaran mengharuskan siapapun dengan latar belakang
apapun dan dari K/L/PD manapun dapat menerima tanggung jawab pelaksanaan konstruksi
pembangunan gedung negara dengan didampingi oleh konsultan pengawas. Oleh karenanya pada
tanggal 15 oktober 2018, Kementerian PUPR telah mengundangkan Peraturan Menteri Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara sebagai
pengganti Peraturan Menteri Nomor 45/PRT/M/2007. Melalui kegiatan ini akan dilakukan
pengawasan Jasa Pengawasan Gedung Manasik Kabah

4.2. Maksud dan Tujuan


Tujuan utama dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah untuk dasar petunjuk bagi Konsultas
Pengawas dalam pekerjaan Jasa Pengawasan Gedung Manasik Kabah dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil fisik ruang dan sarana yang aman, efektif dan efisien serta tepat guna, serta
sesuai dengan KAK dan yang paling penting adalah untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan
gedung yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2021

4.3. Sasaran Jasa Konsultan Pengawas


1. Penyelesaian pekerjaan konstruksi yang tepat waktu
2. Biaya pekerjaan Konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan
3. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknis
.
4.4. Waktu Pelaksanaan
Total waktu yang disediakan untuk pekerjaan ini adalah 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender.

BAB V
PENDEKATAN TEKNIS DAN
METODOLOGI PELAKSANAAN

5.1. Umum
Metode pelaksanaan dipakai untuk mencapai sasaran pekerjaan yang sistematis, tepat guna dan
tepat waktu. CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT telah menyusun metode kerja berupa
Program kerja yang diklasifikasikan sesuai dengan jenis – jenis kegiatan dan tahapan pekerjaan
yang akan dilakukan . Program kerja yang tersusun akan menjamin kelancaran kegiatan pekerjaan
Pengawasan yang akan diemban oleh CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT .

Hal. 14 | dari 11
Konsultan Pengawasan akan membuat suatu uraian mengenai prosedur dan Instruksi kerja untuk
masing - masing pekerjaan yang akan dilaksanakan target yang akan dicapai dan tanggung jawab
masing-masing personil yang ditugaskan. Sosialisasi Prosedur kerja dan Instruksi kerjaan
dikonsultasikan pada Pemimpin Proyek Pengawasan ‘
Selajutnya hal – hal yang berkaitan dengan Teknis Pengawasan serta metode kerja yang menjadi
Program Kinerja akan diuraikan dalam bagian ini, dengan harapan akan memberikan
gambaran mengenai kesiapan CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT untuk
melaksanakan Pekerjaan Pengawasan.

4.6. Pendekatan Teknis


Secara umum didalam manajemen pelaksanaan proyek, pekerjaan Pengawasan Teknis merupakan
kemitraan kerja dengan pihak terkait lainnya seperti Pelaksana dan Pemilik Proyek, sehingga
diharapkan dapat saling bersinergi dan bekerja sama dengan baik dengan tujuan menyelesaikan
Pekerjaan sesuai dengan aturan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam kontrak dan lampiran-
lampirannya.

4.6.1 Pendekatan Koordinatif


Meliputi tugas–tugas dan kewajiban Konsultan Pengawas kepada Pihak Pemimpin Proyek Jasa
Pengawasan Gedung Manasik Kabah
- Melakukan Konfirmasi memgenai Ruang Lingkup Pekerjaan
- Melakukan konfirmasi mengenai ketersediannya data – data yang berkaitan dengan
Pelaksanaan Pekerjaan.
- Meminta Persetujuan Pimpinan Proyek untuk setiap Rencana Pelaksanaan Pengawasan.

4.6.2 Pendekatan Partisipatif


Meliputi Hak dan wewenang konsultan Pengawas dalam masa kegiatan sedang berlangsung seperti
:
- Mendapatkan data – data yang diperlukan serta dukungan dari Pihak Pemberi Tugas untuk
membutuhkan data
- Memberikan masukan kepada Pimpinan Proyek mengenai hal – hal yang berkaitan dengan
pekerjaan demi tepat pada sasaran yang diinginkan.

4.7. Metodologi Pelaksanaan


A. PENDEKATAN
Pendekatan umum konsultan dalam dalam layanan jasa konsultansi melalui pekerjaan
pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Operasional
o Dalam pendekatan ini konsultan akan mengatur strategi dalam
pelaksanaan operasionalnya :
o Konsultan akan melengkapi kantor kecil dilokasi terdekat dari lokasi
pengawasan agar memudahkan dalam koordinasi pekerjaan dengan pihak
pelaksana.

Hal. 15 | dari 11
o Dikantor akan dilengkapi dengan perlengkapan kerja seperti: furniture,
peralatan kantor, perlengkapan kantor, komunikasi, komputer dan lain-lain yang
akan menunjang kegiatan personil.
o Melengkapi operasional kerja dengan sarana transportasi kendaraan agar
pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan lancar.
o Melakukan hubungan-hubungan kerja dengan instansi terkait yang akan
membantu terhadap kelancaran kerja serta masyarakat disekitar lokasi proyek.

2. Pendekatan Permasalahan
Didalam pelaksanaan pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Konsultan
Pengawasan Gedung Manasik Kabah tidak sedikit terjadi kesalahan-kesalahan
yang diakibatkan oleh kelalaian pihak pelaksana. Akibatnya kualitas hasil
pekerjaan menjadi tidak sesuai dengan dokumen pelaksanaan bahkan sampai
gagalnya konstruksi.

Guna mengantisipasi atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi perlu


dilakukan tindakan untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dengan
melakukan pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan baik secara
teknis maupun administratif yaitu dengan :

a. Membantu memeriksa pejabat pembuat komitmen dalam hal kesesuaian


rencana metode pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
waktu kontrak pekerjaan
b. Membuat schedulle waktu pelaksanaan dalam bentuk kurva S dan Bar chart
sebagai fungsi kontrol pelaksanaan pekerjaan

3. Pendekatan Pengendalian Mutu


Konsultan pengawas menempatkan Pengendalian Mutu sebagai bagian dari
pekerjaan pengendalian yang penting sehingga perlu membuat metode-metode,
Iangkah-Iangkah dan sistem pelaporan untuk menjamin setiap pekerjaan yang
dilaksanakan konsultan pengawas maupun kontraktor sesuai dengan spesifìkasi
yang ada. Pada sisi pengendalian mutu ini, konsultan menentukan parameter yang
digunakan untuk mengukur tingkat ideal kualitas sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan kontraktor pada Dokumen Kontrak. Pada sisi lain, konsultan
memberikan perameter yang dapat digunakan pula sebagai solusi dalam

Hal. 16 | dari 11
penyelesaian setiap masalah agar hasil pekerjaan sesuai dengan spesifìkasi dalam
dokumen yang ada. Secara garis besar program pengendalian mutu yang
diusulkan diuraikan seperti dibawah ini.

a. Pematokan dan Pengontrolan Patok Referensi Pengukuran


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, konsultan memeriksa semua patok
kontrol - Bench Mark vertikal dan horizontal yang dibuat pada perencanaan. Jika
diperlukan tambahan Bench Mark dibuat dengan cara yang sama
untuk kemudahan pelaksanaan konstruksi. Konsultan memeriksa ketepatan
semua stake-out dari kontraktor. Setiap penyimpangan atau ketidaktepatan
dicatat dan diselesaikan bersama antara Konsultan dan Kontraktor. Data yang
berkaitan dengan pematokan dan pekerjaan survei akan menjadi rekaman dalam
buku Iapangan dan diserahan kepada Satuan Kerja.

b. Pemeriksaaan dan pengkajian


Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konstruksi proyek,
rancangan pembelian peralatan dan perlengkapan, model proyek, dan
perhitungan desain
c. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan
Melakukan pemeriksaan dan melakukan uji coba untuk memastikan peralatan-
peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik. Pemeriksaan
bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari hasil pembelian.
Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan sedang dikerjakan
dan setelah instalasi selesai.

d. Pengujian Bahan
Konsultan melakukan pengujian rutin sebagai bentuk pengendalian bahan melalui
peralatan Iaboratorium yang disediakan kontraktor sesuai dengan Dokumen
Kontrak. Mutu bahan yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi di kontrol dengan
mengadakan tes pengujian Iaboratorium dan test lapangan secara ketat agar
sesuai dengan standard-standard seperti yang tercantum didalam Dokumen
Kontrak. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, Konsultan menyiapkan
langkah-langkah secara terinci yang menyatakan jenis test yang harus ditempuh
berikut jumlah pengetesan, dengan memberikan contoh langkah-langkah
tersebut kepada Kontraktor sehingga bisa dipahami.
e. Dokumen-dokumen Untuk Pengendalian Mutu

Hal. 17 | dari 11
Dalam melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek dibutuhkan beberapa
dokumen penting. Dokumen-dokumen ini menjadi acuan pengerjaan proyek
sehingga pelaksanaan proyek dan hasil akhirnya sesuai dengan perencanaan.
Adapun dokumen-dokumen tersebut meliputi:

• Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas
mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai
harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.

• Gambar kerja
Gambar kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide
rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena itulah, setiap pihak yang terlibat
dalam proyek harus bisa memahami gambar kerja yang telah dibuat. Gambar
kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan
sebuah proyek dengan tepat.

Gambar kerja yang dibuat oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan
spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan proyek yang lengkap, jelas dan teratur
serta perkiraan biaya proyek dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar
kerja sudah diperiksa dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan
dalam pengerjaan sebuah proyek.

• Rencana mutu kontrak


Dokumen ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah
proyek. Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek
sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di
dalam kontrak. Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang secara
khusus dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksaaan
proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas sesuai dengan harapan.

• Dokumen administrasi
Ada begitu banyak dokumen administrasi yang menyertai sebuah proyek.
Khususnya untuk pengendalian mutu proyek, dokumen yang dibutuhkan antara

Hal. 18 | dari 11
lain hasil uji lapangan, request work dan catatan-catatan lain yang bersifat
penting.

• Instruksi teknis
Dokumen instruksi teknis ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses
kerja yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang
terlibat dalam proyek.

4. Pengendalian Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya dilakukan di belakang
meja. Tim pengendalian mutu juga turun langsung ke lapangan. Metode
pengendalian secara langsung di lapangan dilakukan untuk mengamati proses
pengerjaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian langsung terhadap
pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara berikut ini.

a. Pemantauan atau monitoring


Kegiatan pemantauan dilakukan dengan kunjungan ke masing-masing bagian
proyek. Kunjungan ini untuk melakukan sampling pengendalian mutu tentang
pelaksanaan proyek, penyiapan peralatan dan media yang dibutuhkan, serta
penggunaan volumen anggaran biaya yang telah ditetapkan.

b. Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan secara berkala dan setiap hari sampai
pekerjaan selesai untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah berjalan
sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.

c. Penguatan kapasitas pengerjaan


Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan pencapaian pekerjaan
berdasarkan batasan-batasan waktu yang telah disepakati. Selain itu, kegiatan
penguatan kapasitas ini juga dilakukan untuk mendorong meningkatnya kinerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian pada
pengerjaan proyek pekerjaan.

5. Pendekatan Pengendalian Waktu

Hal. 19 | dari 11
Pendekatan yang akan digunakan di dalam pengendalian waktu adalah
menggunakan “Precedence Diagram” atau “Arrow Diagram”, analisa terhadap
Network dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Analisa terhadap Network
tersebut dapat menghasilkan “Time Analysis” serta “Barchart” yang memudahkan
untuk dimengerti dalam pelaksanaannya di lapangan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut Konsultan Pengawas akan


merumuskan pencapaian sasaran kegiatan yang terdiri dari Jadwal Induk (Master
Schedule) dalam bentuk diagram panah (Network Panning) dan diagram balok (Bar
Chart) program penyediaan dan penggunaan tenaga kerja Ahli serta staf
pendukung.

Beberapa perihal yang akan dibuat diatas untuk mengontol waktu pelaksanaan
pekerjaan apakah sudah mencapai target sesuai jadwal yang telah direncakan atau
tidak, sehingga pihak proyek dapat mengetahui kekurangan dan mendapatkan
solusi jika terjadi permasalahan keterlambatan

Hal. 20 | dari 11
B. METODOLOGI
A. Tahapan Persiapan
Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil dan
peralatan.

1. Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi administrasi
kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan
ini, baik di lingkungan intern konsultan maupun untuk berhubungan dengan pihak
lain.

2. Mobilisasi Personil dan Peralatan


Bersamaan dengan penyelesaian administrasi, konsultan akan melakukan
mobilisasi personil dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini. Kemudian
setelah semua personil dimobilisir, dilakukan rapat koordinasi untuk menentukan
langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan pengawasan ini agar didapatkan
hasil kerja yang maksimal.

B. Tahapan Koordinasi
Tujuan

Merupakan tahapan yang mempertemukan berbagai pihak yang terkait dengan


pelaksanaan pembangunan/konstruksi, yaitu Pengguna Jasa, Penyedia Jasa
Pemborongan, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas serta pihak-pihak lain yang
dianggap berkaitan untuk bersama-sama melakukan koordinasi sehubungan dengan
pelaksanaan konstruksi di lapangan.

Ruang Lingkup

1. Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi


Untuk kelancaran pelaksanaan konstuksi, pihak-pihak yang terkait, yaitu Penyedia
Jasa Pemborongan, Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana perlu mengadakan pertemuan guna mencari solusi dari setiap
permasalah yang ditemui di lapangan baik menyangkut bahan, metode kerja
maupun volume pekerjaan. Hasil keputusan dari pertemuan ini yang akan
diterapkan di lapangan guna mengatasi masalah-masalah tersebut. Pertemuan-
pertemuan atau koordinasi ini akan kontinu dilakukan selama masa pelaksanaan
konstruksi.

2. Penentuan Patok-patok Referensi dan Elevasi Titik Kontrol


Dalam setiap awal pelaksanaan konstruksi suatu bangunan, Konsultan Pengawas
akan memberikan petunjuk secara tertulis kepada Penyedia Jasa Pemborongan
mengenai lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik referensi berupa patok
beton untuk keperluan survey dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan.

Output

Hal. 21 | dari 11
• Notulen rapat koordinasi;
• Surat Perjanjian Perubahan Kontrak (adendum).

C. Tahapan Pengawasan Lapangan


Tahapan Pengawasan pekerjaan dilapangan/lokasi pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian Mutu Pelaksanaan
a. Tujuan
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan spesifikasi
teknis, gambar kerja dan kesepakatan yang telah disetujui oleh semua pihak.

b. Ruang Lingkup
Pengendalian Mutu Bahan;

Pengendalian Metode Kerja;

Pengendalian Volume dan Gambar.

c. Metodologi
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, beberapa hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian Mutu Bahan


Pengendalian mutu bahan menyangkut jenis dan spesifikasi bahan-bahan
yang digunakan untuk konstruksi baik itu bahan bangunan maupun bahan
pompa. Sebelum digunakan, bahan-bahan ini akan diuji kualitasnya oleh
Konsultan Pengawasan.Penjelasan pengujian bahan selengkapnya telah
dijelaskan di pembahasan sebelumnya

2. Pengendalian Metode Kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, metode kerja yang digunakan
oleh Penyedia Jasa Pemborongan harus sesuai dengan yang telah
diberikan pada spesifikasi teknis. Konsultan akan mengawasi cara-cara
yang digunakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan tersebut dan
memberikan masukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan apabila tidak
begitu mengerti tentang metode yang ada di dalam spesifikasi teknis.

3. Pengendalian Volume dan Gambar


Volume dan gambar merupakan dasar bagi pelaksanaan konstruksi yang
utama di lapangan. Oleh karenanyas menjadi tugas Konsultan Pengawas
untuk mengecek apakah pelaksanaan yang ada sudah sesuai dengan apa
yang tercantum pada gambar rencana dengan volume yang sesuai.

Dari ketiga jenis pengendalian mutu di atas, Konsultan Pengawas akan


memberikan laporan kepada Pengguna Jasa secara berkala sesuai dengan
perkembangan di lapangan.

Pada pengendalian mutu ini, tidak menutup kemungkinan adanya


permasalahan yang akan timbul di lapangan yang disebabkan kondisi
lokasi setempat baik mengenai metode kerja dan gambar rencana. Untuk

Hal. 22 | dari 11
itu perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian (revisi) terhadap sistem
pengendalian di atas selama tidak menyimpang dan kesepakatan awal dan
spesifikasi yang ada. Hasil revisi ini akan dicatat oleh Konsultan Pengawas
dan terhadap perubahan-perubahan yang ada oleh Penyedia Jasa
Pemborongan akan dibuatkan gambar hasil pelaksanaan dari perubahan
tersebut.

Mengenai perubahan gambar rencana dan metode pembuatan gambar


perubahannya (as built drawing) dapat dilihat pada Data Teknis.

1. Output
2. Laporan harian, mingguan dan bulanan hasil uji mutu bahan.
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan prestasi metode pekerjaan.
5. Gambar pelaksanaan lapangan (as built drawing).
6. Perjanjian perubahan kontrak (adendum).

2. Pengendalian Waktu Pelaksanaan


a. Tujuan
Tujuannya adalah agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung
seperti yang telah direncanakan atau tidak melebihi waktu batas akhir kegiatan.

b. Ruang Lingkup
Pembuatan diagram jaringan (network diagram) dan jadwal kerja pelaksanaan.

Metodologi

Diagram jaringan (network diagram) adalah diagram yang memberikan


permulaan tanggal dini atau lambat dari masing-masing aktivitas agar
dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical path). Juga dibuat sub jadwal
untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal konstruksi.

Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap waktu perlu


dibuat juga jadwal kerja dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi yang terdiri
dari :

1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Pembuatan jadwal ini yang mengacu pada jadwal kegiatan Penyedia Jasa
Pemborongan dibuat untuk rencana pelaksanaan pekerjaan dan agar
kemajuan pekerjaan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi ketepatan
waktunya. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan berbagai aktivitas
pekerjaan.

2. Jadwal Kedatangan Bahan Bangunan


Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan dibuat terpisah. Dalam jadwal harus sudah
termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, rencana produksi bahan di
pabrik/sumber bahan, jadwal rencana pengiriman, pengujian, pengambilan
sampel dan persetujuan dari Pengguna Jasa.
Hal. 23 | dari 11
3. Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja
Jadwal ini juga mengacu kepada jadwal yang dimiliki oleh Penyedia Jasa
Pemborongan pelaksana di lapangan. Dari sini nantinya akan dilihat
perkembangan dan kecenderungan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan
dalam pelaksanaan.

4. Jadwal Penggunaan Peralatan Konstruksi.


Untuk membantu pelaksanan konstruksi, biasa digunakan berbagai
peralatan baik itu peralatan ringan maupun alat-alat berat. Untuk itu, sangat
perlu dilakukan penjadwalan atas penggunaan alat-alat yang ada untuk
melihat tingkat efisien alat-alat tersebut.

Secara berkala pengawas akan memperbarui jadwal-jadwal di atas yang


disesuaikan dengan jadwal-jadwal Penyedia Jasa Pemborongan untuk
menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual sampai
hari terakhir bulan yang bersangkutan.

1. Output
2. Diagram jaringan (network diagram).
3. Laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan konstruksi aktual.
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan kedatangan bahan bangunan.
5. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan tenaga kerja.
6. Laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan peralatan.
3. Pengendalian Biaya Pelaksanaan
1. Tujuan
Pengawasan terhadap keadaan arus uang (cash flow) kegiatan agar dapat
memaksimalkan keuangan kegiatan yang ada untuk mencapai hasil seperti yang
diharapkan.

2. Ruang Lingkup
Pengontrolan biaya melalui kurva S yang dikembangkan dari Bar Chat/Giant Chart.

Metodologi

Seperti diketahui, kurva S bertujuan memberikan gambaran kemajuan pekerjaan


dengan waktu yang direfleksikan terhadap bobot penyerapan biaya.

Pengawasan kegiatan dilakukan dengan membandingkan kurva S rencana (yang


dibuat Penyedia Jasa Pemborongan) dengan kurva S aktual sehingga dapat
diketahui apakah pekerjaan terlambat, sesuai atau mendahului jadwal rencana. Dari
sini kemudian dapat dilihat bobot biaya yang telah dikeluarkan Penyedia Jasa
Pemborongan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi sampai dengan kemajuan
yang ada. Dengan kurva S ini, Penyedia Jasa Pemborongan dapat mengajukan
pembayaran yang akan diterima sesuai dengan hasil kerja yang dilakukan.

1. Output
2. Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.
3. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Penyedia Jasa
Pemborongan.

Hal. 24 | dari 11
4. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada perubahan
pekerjaan.

4. Penyerahan Hasil
1. Tujuan
Tujuan adalah menyerahkan hasil-hasil pekerjaan pengawasan Konsultan terhadap
pelaksanaan konstruksi oleh Penyedia Jasa Pemborongan.

2. Ruang Lingkup
• Mengasistensi kepada Pemimpin Kegiatan atas kebenaran dan kelengkapan hasil
pengawasan.
• Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh Penyedia
Jasa Pemborongan.
• Menyusun dokumen penyerahan pekerjaan.
3. Output
• Surat Pernyataan selesainya pekerjaan.
• Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.

PEDOMAN PENGAWASAN PEKERJAAN

A. Evaluasi Gambar Kerja


Dalam evaluasi gambar kerja, beberapa hal yang dijadikan perhatian adalah :

1. Apabila ada keragu-raguan mengenal dimensi satuan, Penyedia Jasa Pemborongan


wajib menanyakan terlebih dulu kepada Konsultan Pengawas.
2. Dasarnya bila ada perbedaan/konflik antara gambar dan uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertulis. Ketentuan tersebut
berlaku bila tidak ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas dan atau Konsultan
Perencana.
3. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau keraguraguan di
antara gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Kontraktor harus
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, dan Konsultan Pengawas
memberikan keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan, sesudah
berunding dengan Konsultan Perencana.
4. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Kontraktor untuk
mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.
B. Pembuatan Shop Drawing
1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus dibuat kontraktor
berdasarkan gambar perencanaan/gambar kerja yang disesuaikan dengan keadaan
lapangan dan/atau persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai.
2. Shop drawing ini harus memberikan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lain-lainnya.

Hal. 25 | dari 11
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing tersebut yang
sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
4. Pada dasarnya kontraktor diwajibkan membuat shop drawing apabila ada persyaratan
khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum tercakup secara lengkap
dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
C. Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi
1. Kontraktor harus membuat foto-foto berwarna dari bagian-bagian pekerjaan yang
sedang dilaksanakan atau yang telah selesai dilaksanakan seperti yang diminta oleh
Direksi/Pengawas Lapangan. Contoh-contoh foto harus diserahkan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan pada akhir setiap bulan. Ukuran foto sekurang-kurangnya
ukuran postcard dan dipasang pada album. Keterangan yang menyebutkan
kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal pengambilan harus disertakan ukuran masing-
masing foto.
2. Dari contoh yang dipilih Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor harus membuat foto
dokumentasi 3 (tiga) set dalam waktu 2 (dua) hari sesudahnya.
3. Negatif foto dokumentasi tersebut menjadi milik Pemberi Tugas atau Konsultan
Pengawas/Pengawas Lapangan dan tidak diijinkan untuk membuat cetakan dan negatif
tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas/Pengawas
Lapangan untuk diserahkan kepada siapa pun.

D. Mobilisasi dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi mencakup :

1. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan


pembangunan dan peralatan lainnya, sedemikian rupa sehingga lokasi kegiatan
bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh Pengawas.
2. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor menerima surat pelulusan, Kontraktor
harus memasukkan rencana kepada Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan
mengenai prosedur mobilisasi.
3. Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu 10
(sepuluh) hari setelah Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan memberikan nota
dimulainya pekerjaan, peralatan harus sudah berada di lokasi kegiatan sesuai
dengan jadwal dibutuhkannya alat-alat tersebut.
4. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dalam hal fungsi
dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah, tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan
rencana waktu tiba di tempat pekerjaan. Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat
tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal pemakaian.
5. Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat
tersebut sebagian atau seluruhnya, selama pelaksanaan pekerjaan tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan.
6. Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan tiap-tiap bagian/komponen/tahap pekerjaan sebelum pekerjaan

Hal. 26 | dari 11
tersebut dimulai. Penyediaannya di tempat pekerjaan dan persiapannya harus
terlebih dahulu mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas.

E. Material/Bahan Bangunan
1. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis kepada Pengawas
untuk mendapat persetujuan tentang tempat asal/sumber dan macam bahan
bangunan yang dipesan untuk digunakan dalam pekerjaan, yaitu : koral, split, pasir,
besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
ke lapangan.
3. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui Pengawas.
4. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan kepada
Pengawas “certificate test” dari bahan-bahan besi dan portland cement dari
produsen/pabrik.
5. Persyaratan bahan bangunan yang digunakan antara lain adalah :
6. Portland cement :
• Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II atau V yang
memenuhi Standard Semen Indonesia (NI-8-1964) dan ASTM C-150.
• Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dan 2 bulan.
• Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
• Kadar alkali maksimum 0,40%.
7. Agregat :
• Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus memenuhi
test, standard laboratorium dan mempunyai gradasi yang memenuhi
persyaratan ASTM 0-33. Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Selain itu,
agregat beton yang digunakan haruslah bersih, uncoated, keras dan terbebas
dan lumpur, garam, partikel pipih dan material-material merusak lainnya seperti
alkali, organik dan bahan-bahan lunak & ekspansif.
• Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyediakan sample
agregat seberat 25 kg untuk setiap ukuran dari sumber pengambilan agregat
yang akan digunakan untuk disetujui pengawas. Jika pengawas memandang
perlu untuk mengadakan pemeriksaan di laboratorium, maka pemeriksaan
tersebut sudah harus diperhitungkan di dalam penawaran.
• Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 20 mm dan sesuai
dengan ASTM Grade Size #67 (19,0 sampai 4,75 mm).
• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dari bebas dan bahan-
bahan organik, tanah lempung dan sebagainya.
8. Air :

Hal. 27 | dari 11
• Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, dan bahan organik atau bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan pasal 3.6 P81 1971 dan pasal
9 PUBI – 1982.
• Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.
9. Baja tulangan :
• Besi beton harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan kotoran-kotoran lain yang
dapat mengurangi lekatannya pada beton dan harus memenuhi persyaratan dalam
PBI 1971.
• Baja tulangan harus mempunyai tanda standard SII dengan ukuran sesuai dengan
dokumen lelang.
• Kontraktor harus memberikan copy sertifikat dari pabrik mengenai kekuatan dan
ukuran baja tulangan.
• Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing 2
(dua) contoh percobaan (stress strain) dan pelengkung untuk setiap 20 ton besi.
Pengetesan dilakukan pada laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh
Pengawas.
10. Admixture :
• Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu, Kontraktor diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut.
• Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture
tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
• Admixture yang mengandung unsur clorida, flourida, ion sulfide, ion nitrat dan
unsur-unsur lainnya yang dapat merusak bahanbahan beton dan tulangan baja tidak
boleh digunakan pada pekerjaan ini.
• High-range water-reducing, jika diijinkan untuk digunakan, harus sesuai dengan
persyaratan ASTM C494 type F atau G.

F. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang harus dilaksanakan kontraktor meliputi pekerjaan mobilisasi
peralatan dan material, pemasangan papan nama proyek, pekerjaan pengukuran
kembali (setting out).

1. Pekerjaan Mobilisasi Peralatan dan Material/Bahan


Kotraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan, lampu untuk
penerangan, rambu-rambu pengamanan, pekerjaan sementara, suku cadang,
tenaga kerja dan orang-orang termasuk segala sesuatau yang diperlukan untuk
melaksana-kan pekerjaan dengan baik dan selalu siap selama pekerjaan
berlangsung.
Hal. 28 | dari 11
Pekerjaan persiapan ini juga menyediakan kantor lapangan untuk Kontraktor dan
Direksi, barak untuk tempat tinggal karyawan Kontraktor, lapangan untuk persiapan
(work-yards), pengadukan beton (batch plant), bengkel, depot dan gudang.
Kegiatan ini juga termasuk pekerjaan asembling dan pemuatan untuk transportasi
peralatan di gudang pusat Kontraktor atau tempat dimana peralatan tersebut
berada, pengangkutan dan pengiriman peralatan maupun material dan suku cadang
ke lokasi pekerjaan, pembongkaran, pemasanga sehingga siap pakai semua
peralatan, material dan suku cadang ke lokasi pekerjaan, pembongkaran,
pemasangan sehingga siap pakai semua peralatan, material dan suku cadang
termasuk segala sesuatu yang diperlukan untuk melakasanakan pekerjaan.

2. Papan Nama Proyek


Kontraktor berkewajiban memasang papan nama proyek di lokasi yang mudah
terlihat, di sekitar jalan masuk lokasi pekerjaan. Papan nama proyek dipasang pada
balok kayu dengan mutu yang baik, yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa
digerak-gerakkan atau diubah-ubah.

Papan nama proyek berisi informasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan, meliputi :

• Nama dan nomor kontrak pekerjaan yang dilaksanakan.


• Identitas pemilik pekerjaan.
• Identitas pelaksana pekerjaan.
• Waktu pelaksanaan pekerjaan.
• Nilai pekerjaan yang dilaksanakan.
Papan nama proyek dibuat dari kayu dengan mutu yang baik, terbuat dari papan
dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata. Papan nama proyek dipasang
tegak (tidak miring), tinggi sisi atas papan nama proyek harus sama satu dengan
lainnya.

3. Pengukuran Kembali
Pengukuran kembali dimaksudkan untuk memastikan lokasi tapak pekerjaan serta
situasi lokasi pekerjaan, agar didapat gambaran yang jelas (dalam bentuk peta
situasi) untuk pelaksanan pekerjaan.

1. Persyaratan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diharuskan untuk mengadakan
pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon,
letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kepresisiannya.

Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan


yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk
dimintakan keputusannya.

Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya hanya dilakukan dengan alat-


alat waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.

Hal. 29 | dari 11
Kontraktor harus menyediakan theodolit/waterpas beserta Petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama
pelaksanaan pekerjaan/proyek.

Pengukuran sudut prisma atau benang secara azas segi tiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

Kontraktor harus memasang tugu patokan dasar (bench mark) sebagai titik
acuan. Untuk patok pekerjaan, kontaktor juga harus memasang patok-patok
penuntun dan papan dasar pelaksanaan.

1. Tugu patokan dasar (bench mark)


Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya
20×20 cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian
yang menonjol diatas muka tanah sekurang-kurangnya setinggi 40 cm.

Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas,


minimal diperlukan 2 buah tugu patokan dasar.

Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi
Pengawas untuk membongkarnya.

Pada waktu pematokan (penetuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak


(perpindahan), Kontraktor wajib membuat shop drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.

2. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dan patok pekerjaan


Papan dasar pelaksanaan dipasang pada sepasang patok kayu ukuran 5/7
cm dengan mutu yang baik. Patok kayu tersebut tertancap dalam tanah
dan tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah posisinya, dengan jarak
satu sama lain maksimum 1,50 meter.

Papan dasar pelaksanaan/bouwplank dibuat dari kayu dengan mutu yang


baik yang disetujui Direksi Pengawas, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20
cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.

Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar lokasi
pekerjaan.

Setelah selesai pemasangan papan dasar peleksanaan, Kontraktor harus


melaporkannya kepada Direksi Pengawas.

G. Pekerjaan Beton
a. Persyaratan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk membuat mix
design dari sebagian jumlah bahan untuk beton yang sudah memenuhi persyaratan

Hal. 30 | dari 11
dengan pelaksanaannya mengikuti Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
l.4.5.3.1989-UDC:693.5.
2. Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan dan perancah kepada
Pengawas untuk memperoleh persetujuannya. Pelaksanaan pembuatan bangunan
acuan dan perancah tidak diperkenankan sebelum gambar rencana bangunan
pembentuk disetujui Pengawas.
3. Pekerjaan pengecoran tidak dapat dimulai sebelum rencana tahap-tahap, cara–cara dan
persiapan pengecoran mendapat persetujuan Pengawas.
4. Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan yang diminta dan
angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan isi yang
dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus dibuat dengan
baik, kuat dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
5. Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut bisa
diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya ke
tujuan secara kontinyu sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui
Pengawas.
6. Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga bisa
menghasilkan bentuk permukaan serta ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan
gambar kerja.
7. Pelaksanaan pemadatan/penggetaran harus dilaksanakan oleh pekerja-pekerja yang
telah berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan petunjuk
Pengawas.

b. Pemeriksaan Mutu Beton


1. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan ditempat lain atau dengan mengadakan
trial mixes di laboratorium yang ditunjuk oleh Pengawas.
2. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap 5 m3 beton
dengan minimum 1 benda uji setiap hari sesuai dengan Standar Konstruksi Bangunan
Indonesia 1.4.5.3.1989-UDC:693.5 dan diberi tanggal dan nomor urut yang menerus.
Pengambilan benda uji dilakukan atas persetujuan Pengawas.
3. Kontraktor harus membuat laporan terlulis atas data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya.
4. Persiapan, cara-cara pembuatan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu hasil
pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan.
c. Penerimaan Hasil Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton dapat diterima setelah syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam
spesifikasi teknik dan gambar perencanaan telah dipenuhi seluruhnya dan umur beton
telah mencapai 28 hari. Kriteria penerimaan hasil pekerjaan beton ditentukan
berdasarkan PBI 1971.

Apabila hasil pemeriksaan benda-benda uji menunjukkan kekurangan kekuatan beton


hasil pekerjaan yang tidak melebihi 10% dari kekuatan beton yang disyaratkan, maka
Hal. 31 | dari 11
hasil pekerjaan ini dapat diterima oleh Pengawas. Atau diambil tindakan-tindakan sesuai
dengan pasal 4.8 PBI 1971. Penyimpangan hasil pelaksanaan terhadap spesifikasi
teknis, gambar perencanaan atau petunjuk Pengawas dapat menyebabkan hasil
pekerjaan tersebut dibongkar dan diperbarui kembali sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan-ketentuan dalam persyaratan dokumen kontrak.

d. Penolakan Hasil Pekerjaan Beton


Pengawas berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran hasil pekerjaan beton
jika pekerjaan beton tersebut menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut :

1. Porous, segregasi atau berlubang-lubang.


2. Construction joints dibuat pada lokasi maupun cara-cara yang tidak sesuai dengan
rencana.
3. Letak/posisi tulangan baja bergeser (tidak sesuai dengan rencana) selama dan setelah
pengecoran.
4. Penyimpangan-penyimpangan hasil pelaksanaan sudah di luar batas toleransi yang
dapat diberikan sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
5. Permukaan finishing tidak dapat memenuhi persyaratan.
6. Hasil pemeriksaan mutu beton maupun tindakan penanggulangannya tidak dapat
memenuhi persyaratan pada PB 1971 (N I-2).
7. Hasil pekerjaan tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi teknis ini.
H. Pekerjaan Mekanikal (Pompa)
a. Bahan Baku (Materil)
1. Material (bahan baku) yang digunakan harus baru dan mempunyai nilai kualitas nomor
satu bebas dari cacat dan ketidak sempurnaan, serta sesuai dengan tingkatan klasifikasi
pada desain.
2. Semua pengadaan komponen ukuran, dimensi dan spesifikasinya harus sesuai dengan
gambar desain yang telah disetujui pemilik proyek. Untuk semua komponen mekanik
lainnya seperti ulir baut, mur dan pipa harus dalam ukuran matriks.
3. Semua hasil pengecoran harus memenuhi persyaratan ketebalan, bebas terhadap
porosity, blow holes, shrinkage, crack dan lain-lain. Kesalahan pengecoran tidak boleh
diperbaiki dengan cara penambahan atau pengelasan tanpa ijin dari Pemilik Proyek.
b. Pabrikasi
Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu gambar-gambar yang jelas untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemilik Proyek/Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan
fabrikasi dimulai, baik untuk pekerjaan yang perlu difabrikasi di luar area proyek maupun
di dalam area proyek. Hasil pekerjaan fabrikasi tersebut, akan diperiksa oleh Pemilik
Proyek/Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum dikirim ke
lokasi/pemasangan.

c. Pengelasan
Kontraktor diwajibkan menyerahkan prosedur pengelasan untuk disetujui oleh pihak
proyek sama dengan yang ada didalam gambar. Ukuran dan tipe las yang dibutuhkan
harus diperlihatkan dalam gambar kontraktor.

Kualifikasi operator las (tukang las) yang akan melakukan pekerjaan harus mempunyai
kartu rekam (pass) selama 6 bulan sesuai dengan JIS Z 3801 atau yang setara.
Hal. 32 | dari 11
Kontraktor harus menyerahkan (3) tiga salinan sertifikat laporan hasil tes las specimen
pada tes kualifikasi. Bila pihak proyek meragukan sertifikat para operator las yang
diajukan kontraktor maka pihak proyek berhak untuk meminta tes kualifikasi ulang.
Semua biaya tersebut ditanggung oleh kontraktor.

Kawat las yang digunakan harus mengacu pada JIS Z 3211 atau 3212, Low hidrogen
type covering atau yang setara. Kawat las tahan karat (stainless) yang digunakan pada
bagian di dalam air untuk pelindung atau penyambungan harus menggunakan chromium
nickel. Tipe, komposisi kimia dan JIS atau acuan standar untuk kawar las yang akan
digunakan harus mendapat persetujuan dari pihak proyek.

d. Pengecatan
Pemilihan cat dan warna yang akan digunakan harus di setujui oleh proyek dan
kontraktor harus mengusulkan merk cat dan warna, dengan menyerahkan contoh warna
termasuk spesifikasi cat untuk setiap lapisan sampai dengan lapisan cat terakhir.

C. PROGRAM KERJA
Dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja yang
konsepsional, efektif dan efisien, sehingga setiap aktivitas kerja untuk mencapai target
sukses pekerjaan dapat terprogram dengan baik. Program kerja yang akan dilaksanakan
disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of
Reference (TOR). Penyusunan program kerja ini dilakukan berdasarkan :

• Ruang lingkup pekerjaan;


• Volume pekerjaan;
• Batas waktu;
• Keahlian personil;
• Jumlah personil;
• Peralatan yang dipakai;
• Schedule mobilisasi;
• Arahan Pengguna Jasa;
• Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya.
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan, maka
program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan urutan
pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas yang tinggi
atas input konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien,
dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan konsultansi yang ketat.
Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol, seraya
menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan
memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang
mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.

Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :

• Persiapan awal, studi terdahulu;

Hal. 33 | dari 11
• Koordinasi konsultan dengan Pemimpin Pekerjaan;
• Koordinasi dengan unsur pekerjaan;
• Koorii team konsultan;
• Koordinasi dengan instansi terkait;
• Tahap pengawasan teknik.

1. Persiapan Awal dan Studi Terdahulu

a. Persiapan awal

Setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Team Leader telah dimobilisasi,


kemudian disusul dengan mobilisasi personil yang lain sesuai Manning Schedule dan
kebutuhan aktivitas pekerjaan, team konsultan segera mengadakan persiapan awal untuk
pekerjaan ini, yang kegiatannya antara lain meliputi :

• Menata/penyiapan kantor, furniture, perlengkapan kantor, dan lain-lain.


• Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh team konsultan.
• Mengadakan kunjungan/koordinasi awal dengan instansi-instansi dan pihak-pihak
terkait.
• Penyiapan format/form-form standar yang akan diperlukan/digunakan selama periode
pekerjaan.
• Pengumpulan data yang tersedia.
• Studi/analisa data yang tersedia.
• Field reconnaisance/site visit.
• Mempelajari kembali design dan scope pekerjaan fisik.
b. Studi terdahulu

Semua data yang akan dijadikan dasar/pegangan pelaksanaan pengawasan konstruksi


adalah berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi, baik teknis maupun
umum yang akan dikumpulkan/dicari konsultan pengawas untuk dipelajari dan kemudian
dilaksanakan. Data tersebut umumnya dapat diperoleh dari Pengguna Jasa.

2. Koordinasi
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan melakukan koordinasi
secara rutin dengan Pemimpin Pekerjaan, unsur pekerjaan, instansi terkait dan koordinasi
intern konsultan.

a. Pemimpin Pekerjaan
Koordinasi dengan Pemimpin Pekerjaan perlu dilakukan secara rutin dan dengan
frekwensi yang cukup agar dalam beberapa keputusan yang bersifat penting tidak salah

b. Unsur Pekerjaan

Hal. 34 | dari 11
Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “Monthly Project Meeting” antara Konsultan,
Penyedia Jasa Pemborongan dan Pemimpin Pekerjaan, di sini bisa dievaluasi, dimonitor
dan dibahas hal-hal antara lain :

• Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-raguan atau
kesalahan dalam pelaksanaan.
• Management/pengaturan/penempatan alat berat oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
• Kemajuan pekerjaan.
• Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Penyedia Jasa Pemborongan dan
atau sebaliknya.
• Masalah-masalah di lapangan dan pemecahannya.
• Rencana kerja Penyedia Jasa Pemborongan untuk bulan berikutnya.
Bila terjadi hal-hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang perlu dilaksanakan
dengan “crash-program” dan lain-lain, dalam hal ini perlu diadakan pertemuan khusus.

Project meeting antara Konsultan dan Penyedia Jasa Pemborongan dilakukan secara
periodik (mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2 – 3 harian.

c. Instansi Terkait
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu melakukan
koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope
pekerjaan.

d. Intern Konsultan
Dalam melaksanakan tugas, team konsultan selain akan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara Team Leader dengan stafnya,
seperti antara lain dan tidak terbatas pada :

a) Rapat bulanan antara Team Leader dan staff, membahas :

• Laporan bulanan.
• Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
• Masalah lapangan dan pemecahannya.
• Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
b) Profesional staf Konsultan akan melakukan kunjungan setiap hari atau secara berkala
ke lapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kontrak.

c) Sub profesional staf akan melaksanakan inspeksi harian untuk meyakinkan bahwa
material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen kontrak dalam
hal mutu, volume dan waktu.

d) Pertemuan-pertemuan khusus antara team leader dengan team atau antar staf
Konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan, agar terjadi
komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.

2. Tahap Pengawasan

Hal. 35 | dari 11
Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan dan
instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu
dan tepat biaya dengan berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya. Selain
itu, tugas konsultan meliputi melakukan sertifikasi atas pekerjaan ini yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa Pemborongan. Secara rinci, pekerjaan yang dilakukan pada tahap
supervisi adalah :

1. Masa Konstruksi/ Masa Perbaikan :


2. Mengecek data titik survey di lapangan
3. Menyelenggarakan pengawasan menerus di lapangan untuk mendapatkan kepastian
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan di dalam dokumen
kontrak.
4. Memeriksa test laboratorium dan test lapangan untuk pekerjaan fisik, juga material yang
akan digunakan dan metode kerja untuk mendapatkan kepastian sudah sesuai dengan
persyaratan.
5. Menjaga, mengendalikan, mengontrol, memonitor, meevaluasi rencana kemajuan
pekerjaan yang terbaru berupa bar-chart dan atau metode lain yang digunakan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disetujui.
6. Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan oleh
Penyedia Jasa Pemborongan, penyesuaian design bila diperlukan, agar sesuai dengan
kebutuhan teknis/lapangan.
7. Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas pekerjaan yang sudah
di test termasuk penggunaan material, dengan menggunakan bentuk yang sudah
disetujui oleh Pengguna Jasa.
8. Memberikan laporan khusus jika ada masalah yang timbul, dan memberikan
rekomendasi pemecahan permasalahan.
9. Membantu mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan membantu
Pengguna Jasa pada saat dilakukan negosiasi harga dan biaya konstruksi terhadap
perubahan kontrak tersebut (bila ada).
10. Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi Pengguna Jasa dalam
bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan lingkup pekerjaan
kontrak dan perubahan-perubahan lain di luar lingkup pekerjaan yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
11. Memeriksa rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan disertifikasikan oleh
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Pekerjaan.
12. Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Penyedia Jasa
Pemborongan di dalam semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen
kontrak, pengecekan terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu dan masalah
lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
13. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap semua jaminan yang
diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak, untuk
material dan peralatan yang digunakan di pekerjaan. Semua material yang digunakan di
pekerjaan termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebih dahulu.

Hal. 36 | dari 11
14. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pengguna Jasa, menghadiri dan mencatat
semua rapat/pertemuan dengan Penyedia Jasa Pemborongan, Pemimpin Pekerjaan
dan Instansi pemerintah lain serta menyediakan bantuan teknis bila dan kapan
diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan dan masalah-masalah
kontrak.
15. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, peralatan Penyedia Jasa Pemborongan dan
personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa mengakibatkan keterlambatan,
dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah keterlambatan tersebut.
16. Memberikan bantuan advis kepada Pemimpin Pekerjaan di dalam menyusun kebijakan
dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
17. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir pekerjaan seperti
yang dikehendaki oleh Pengguna Jasa.
18. Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara
Serah Terima Sementara yang diperlukan, serta menyiapkan Sertifikat Penerimaan
Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).
Secara ringkas, semua aktivitas di lapangan dirangkum di bawah ini :

1. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, tim konsultan akan mengawasi dan mencek aktivitas-
aktivitas konstruksi seperti yang dijabarkan berikut ini :

• Memeriksa kualitas semua bahan yang akan digunakan untuk konstruksi.


• Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk beton dan lain-lain.
• Lokasi letak bahan-bahan.
• Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.
• Jumlah dan kondisi semua peralatan.
• Jumlah personil Penyedia Jasa Pemborongan.
• Jumlah dan kualitas bahan-bahan.
• Kondisi cuaca.
• Prosedur administrasi Penyedia Jasa Pemborongan.
• Form/formulir kerja.
• Persiapan form-work.
• Mengecek jadual Penyedia Jasa Pemborongan.
• Persiapan konstruksi.
2. Pekerjaan konstruksi/ Perbaikan
Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai dan diperiksa oleh konsultan dan
Pemimpin Pekerjaan, maka Penyedia Jasa Pemborongan akan diijinkan untuk melanjutkan
pekerjaan konstruksi. Team konsultan akan mengecek langsung hal-hal berikut ini :

• Metoda pekerjaan konstruksi;


• Penggunaan bahan;
• Pengecekan jadwal;
• Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan;
• Pengambilan contoh (sampling).
Sebelum pekerjaan fisik dimulai, Penyedia Jasa Pemborongan mengajukan “Request”
terlebih dahulu, yang berisi antara lain :

Hal. 37 | dari 11
• Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan;
• Lokasi pekerjaan;
• Peralatan yang akan digunakan;
• Estimasi volume pekerjaan;
• Material yang akan digunakan;
• Rencana jam kerja.
4. Pengawasan mutu
Sebelum memulai aktivitas konstruksi, Penyedia Jasa Pemborongan akan membuat suatu
permohonan tertulis kepada konsultan untuk prosedur konstruksi dan persetujuan pekerjaan.
Konsultan akan :

• Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang akan digunakan.


• Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan pekerjaan fisik.
• Menginspeksi dan menyetujui metoda serta ketelitian pekerjaan
• Memeriksa/menginstruksikan test-test lapangan.
• Memeriksa/menginstruksikan test laboratorium terhadap sampel-sampel yang diambil
dari lokasi kerja.
• Memeriksa/menginstruksikan test yang lain sesuai spesifikasi.
5. Pengawasan kuantitas
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan yang ditempatkan oleh
Penyedia Jasa Pemborongan. Konsultan akan memproses bahan-bahan dan produk fisiknya
berdasarkan atas :

• Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi


• Metoda perhitungan.
• Lokasi kerja.
• Jenis pekerjaan (work item).
• Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
6. Catatan-catatan teknis
Catatan-catatan akan dikeluarkan/diberikan dari waktu ke waktu, untuk memberikan petunjuk-
petunjuk kepada Penyedia Jasa Pemborongan guna meningkatkan aspek-aspek pekerjaan
fisik, metode kerja/construction methode dan lain-lain.

Demikian juga catatan-catatan/instruksi-instruksi diberikan juga untuk pekerjaan yang hasilnya


tidak sesuai dengan spesifikasi.

1. Fase value engineering :


Pekerjaan yang dilakukan pada tahap value engineering antara lain sebagai berikut :

— Memeriksa original design, untuk mengetahui apakah dimungkinkan dilakukan redesign


untuk penghematan sesuai usulan Penyedia Jasa Pemborongan.

— Metode konstruksi, pengoperasian alat berat, sehingga diharapkan diperoleh


penghematan biaya konstruksi.

3. Pelaporan
Selama proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan akhir dari pelaksanaan pekerjaan,
maka konsultan akan membuat laporan, yaitu : laporan pendahuluan, laporan mingguan,
laporan bulanan dan laporan akhir.
Hal. 38 | dari 11
Laporan mingguan/bulanan berisi tentang progres fisik pekerjaan dan kendala-kendala selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung untuk setiap minggu/bulannya. Proses penyusunan
laporan mingguan/bulanan akan mengacu kepada laporan dari field engineer dan pengawas
lapangan untuk setiap lokasi yang akan diawasi. Sebelumnya diarsipkan maka perlu dilakukan
pembahasan bersama-sama dengan direksi.

Sedangkan laporan Akhir berisikan tentang perhitungan volume akhir pekerjaan dan evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. Laporan tersebut akan dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi yang
bedasarkan prosentase kemajuan pekerjaan (0 %, 25 %, 50 %, 75 % dan 100 %).

Daftar Aktivitas Tahap Operasional Pelaksanaan Proyek

Hal. 39 | dari 11
Berhubungan
Berhubungan Eksternal PA/ Internal
No Catatan
KPA/ PPK atau Konsultan dan PA/ KPA/dan
PPK
1 Menindak lanjuti B.A. Konsolidasi 1.Setiap perusahaan
klausul dari dokumen koordinasi bersama staf dan setiap
pekerjaan
preaward meeting. pekerjaan untuk menindak mempunyai
lanjuti & menyelesaikan aktivitas dan
pek. dan dokumen a.l.: prosedur khusus
2 yang mungkin
Melaksanakan/ mengikuti pre-
construction meeting. 1.Kontrol dan review berbeda
schedule pekerjaan sehingga
termasuk CPM. kegiatan-
3 Melaksanakan/ mengikuti kegiatan
2.Buat schedule detail
construction meeting dan pekerjaan bulanan lain yang harus
coordination meeting dan (mingguan) dilakukan manajer
melakukan hubungan dan lapanganakan
pertemuan informal lainnya 3.Dokumen detail metode
dalam rangka marketing dan pelaksanaan pekerjaan sangat bervariasi
dan sangat
kelancaran operasional 4.Evaluasi dan control
pelaksanaan pekerjaan. operasional pelaksanaan banyak. Bahkan
pekerjaan. untuk kegiatan-
kegiatan tertentu
5.Evaluasi dan control mutu karena beberapa
Melaksanakan fungsi adminis- operasional dan alasan maka
trasi untuk: hasil harus
pelaksanaan pekerjaan ditugaskan
1. Laporan kemajuan terhadap rencana mutu atau
4 pekerjaan (laporan progress proyek dan prosedur
fisik) bulanan dan mingguan. pekerjaan. bahkan
6.Menindak didelegasika
2. Proposal pekerjaan
lanjuti n
kepada
permasalahan proyek kepada staf
PA/ KPA/
termasuk keluhan atau orang lain
PPK
pelanggan (owner dan yang pantas
- Metode pelaksanaan konsultan) dengan dan memenuhi
penyelesaian terbaik dan syarat dalam
- Shop drawing cepat. kemampuannya.
- Sampel material 7.Menindak lanjuti proses
dokumen amandemen
- Re design/ alternative kontrak dan tagihan
progress yang telah dibuat
- As built drawing bersama owner.
- Dokumen proyek dll 8.Membuat laporan
bulanan dan laporan
3. Dokumen tagihan keuangan proyek
perusahaan
dan laporan lain sesuai
(progress billing prosedur perusahaan.

4.8. Rencana Kerja


Rencana Kerja Konsultan Pengawasan CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT
melakukan dengan tahapan tahapan yang sistimatis, dimulai dari tahapan persiapan awal hingga
akhir pekerjaan Pengawasan :

4.8.1 Persiapan
Tahap persiapan meliputi kegiatan sebagai berikut :
o Meminta informasi Kepada Pemimpin Kegiatan tentang Data Kegiatan dan yang akan dijadikan
pedoman awal dalam proses pekerjaan Pengawasan.

Hal. 40 | dari 11
o Memberikan Data-data kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan Peningkatan, baik data lapangan
hasil kegiatan pembangunan, baik data lapangan hasil survey pendahuluan ataupun data-data
pendukung lainnya.

4.8.2 Pengumpulan Data Lapangan dan Survey


Tim Konsultan akan menurunkan Tenga ahli survey dan Pengumpulan data yang akan dilaksanakan
dalam pekerjaan ini, untuk mendapatkan data yang selengkap–lengkapnya dalam rangka
menunjang Pengawasan Teknis dan data yang akan diambil adalah ukuran – ukuran Ruas ruang
yang akan di rencanakan serta bangunan – bangunan lainnya untuk existing tahapannya meliputi :
o Melakukan survey lapangan untuk mengetahui kondisi lapangan yaitu survey langsung ke lokasi,
melakukan pengukuran secara detail untuk kebutuhan Pengawasan.
o Membuat dokumentasi kondisi lapangan secara visual.

4.8.3 Analisa Data Lapangan


o Menginvetaris dan memeriksa data survey yang akan digunakan dalam Pengawasan.
o Menyusun rencana kerja untuk Pengawasan.

4.8.4 Waktu Pelaksanaan

Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Bulan ke 4 Bulan ke 5


No Uraian Personil Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Team Leader
2 Tenaga inspector Struktur
3 Tenaga Inspector ME
4 Tenaga Inspector Arsitek
5 Operator Komputer

Hal. 41 | dari 11
BAB VI
ORGANISASI
PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.9. Umum

Seluruh kegiatan akan terselenggara lebih efektif dan menuju tepat pada sasaran seperti yang diarahkan
dalam Kerangka Acuan Kerja jika sejak awal telah di tetapkan suatu organisasi kerja yang sistematis dan
terencana secara mantap. Team Leader berperan sebagai penanggung jawab keseluruhan terhadap
kelancaran kegiatan Pengawasan , sebagai pemegang komando dalam mengorganisir seluruh tim
Pengawasan.

Struktur organisasi pekerjaan dibentuk dalam rangka pengorganisasian kerja serta pendistribusian Personil
secara berimbang sesuai dengan bidang yang di tanganinya. Tim Pengawas CV. GEOMETRI ENGINEERING
CONSULTANT telah menyusun suatu organisasi kerja yang solid, dideskripsikan.

4.10. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Pada bagian organisasi kerja ini akan dideskripsikan lebih lanjut penyusunan personil yang di klasifikasikan
menurut jenis bidang pekerjaanya dengan latar belakang keilmuan serta pengalaman masing-masing personil
yang di miliki, CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT yakin mampu menyelesaikan pekerjaan tepat
pada sasarannya. Klasifikasi personil dari tim Pengawasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengawas Sipil / Arsitektur / ME


Tim Pengawas CV. GEOMETRI ENGINEERING CONSULTANT yang tergabung dalam profesional staff terdiri
dari Sarjana Arsitektur dan Sipil S1 dan S2

2. Profesional Staff
Profesional staff tediri dari diploma teknik Arsitek dan STM Bangunan Gedung yang berpengalaman di
lapangan . .

3. Supporting Staff

Supporting staff terdiri profesional-profesional muda yang berpengalaman dalam bidangnya terutama dalam
bidang pekerjaan Pengawasan teknik Arsitek pada umumnya dan beranggotakan, Draftman, Operator
Komputer, Administrasi dan Office Boy.

Hal. 42 | dari 11

Anda mungkin juga menyukai