PT. RADITYA TRIYASA KONSULTAN adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang Jasa Konsultan Teknik dan merupakan perusahaan swasta Nasional yang
berorentasi dalam bidang Konsultansi.
Jasa Konsultan yang kami tawarkan adalah berupa Perencanaan dan Pengawasan
(supervisi) Teknis Manajemen proyek pada lingkup Pembangunan Daerah dan
Nasional yang bersifat Konsultansi baik dilingkungan Pemerintah maupun Swasta.
Dalam menjalankan perusahaan ini kualitas selalu menjadi patokan yang paling
utama. Manajeman perusahaan selalu mengacu pada struktur organisasi. Struktur
organisasi tersebut dengan menggunakan sistem staf dan garis. Hubungan timbal
balik antara pengurus dan karyawan berjalan dengan harmonis karena berlakunya
sistem open management.
DIREKTUR
SEKERTARIS
SURVEYOR
Konsultan berpendapat bahwa secara umum, materi Kerangka Acuan Kerja (KAK)
yang berfungsi sebagai pedoman bagi konsultan untuk melaksanakan seluruh
proses pelaksanaan pekerjaan ini, cukup ringkas namun jelas. Penjelasan
cakupan pekerjaan dan substansi pekerjaan cukup memadai. Spesifikasi teknis
pekerjaan cukup jelas dan dapat diikuti.
Di dalam KAK disebutkan bahwa Maksud dari pekerjaan ini adalah menyusun
dokumen Perencanaan Jalan Cabe I Kecamatan Pamulang di Kec. Pamulang,
dimana dokumen perencanaan tersebut akan menjadi acuan atau dasar dalam
pekerjaan peningkatan ruas Jalan Kec. Pamulang. Mengingat peran Perencanaan
Jalan Cabe I Kecamatan Pamulang yang vital kerena merupakan jalan akses
dalam Kec. Pamulang, untuk itu diperlukanlah dokumen perencanaan yang
komprehensif dan menyeluruh.
Kualifikasi dan bidang keahlian personil (Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung),
serta jumlah personil dan jumlah Orang-Bulan yang diperlukan semua sudah
ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, sehingga dalam hal ini Konsultan tidak
perlu lagi menghitung jumlah Orang-Bulan/Man-Month personil.
Dengan dasar itu, Konsultan telah mencoba menjabarkan kerangka acuan kerja
ini kedalam bentuk rencana dan program kerja. Pemahaman terhadap sasaran
pekerjaan telah dicoba dituangkan dalam bentuk konsepsi pendekatan
penanganan pekerjaan. Diharapkan hal-hal tersebut akan dapat memperlancar
proses pekerjaan yang akan dilaksanakan nanti.
Berikut adalah beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja yang akan
ditindaklanjuti pada bab/bagian lain dari proposal teknis ini serta dalam
penyusunan proposal biaya, yaitu:
6. Faktor lain yang dianggap lebih menentukan adalah proses koordinasi dengan
direksi pekerjaan, Karena tanpa proses ini pekerjaan tidak mungkin dapat
berjalan dengan lancar.
B.2. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA
Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum
mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan jalan yaitu
melaksanakan suatu kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan dan pengawasan terhadap prasarana transportasi jalan raya
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu
lintas sesuai dengan kewenangannya yang ada di wilayah Kec. Pamulang.
Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang
diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumberdaya
untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas
lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama di banyak negara. Telah diakui
bahwa usaha benar diperlukan bagi penambahan kapasitas, dimana akan
diperlukan metode efektif untuk perancangan dan perencanaan agar didapat nilai
terbaik bagi suatu pembiayaan dengan mempertimbangkan biaya langsung
maupun keselamatan dan dampak lingkungan.
Kondisi jalan yang bagus adalah jalan yang mampu melayani arus barang dan
jasa dengan baik, dalam segi kapasitas maupun kualitas jalan tersebut. Secara
umum, perencanaan jalan meliput perencanaan geometrik jalan dan
perencanaan struktur jalan. Perencanaan struktur jalan, dibagi menjadi 2 macam
(Departemen Pekerjaan Umum, 1987a), yaitu :
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin
dalam hubungan hierarki. Adanya sistem jaringan jalan yang tersusun secara
teratur dapat meningkatkan arus transportasi barang dan jasa. Sistem jaringan
jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dengan
memperhatikan keterkaitan antar kawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan,
dan kawasan pedesaan.
Indikasi penting lebih lanjut tentang daerah perkotaan atau semi perkotaan
adalah karakteristik arus lalu-lintas puncak pada pagi dan sore hari, secara umum
lebih tinggi dan terdapat perubahan komposisi lalu-lintas (dengan persentase
kendaraan pribadi dan sepeda motor yang lebih tinggi, dan persentase truk berat
yang lebih rendah dalam arus lalu-lintas). Peningkatan arus yang berarti pada
jam puncak biasanya menunjukkan perubahan distribusi arah lalu-lintas (tidak
seimbang), dan karena itu batas segmen jalan harus dibuat antara segmen jalan
luar kota dan jalan semi perkotaan (lihat sub-bagian 1.1.3 dan 1.1.4 di bawah).
Dengan cara yang sama, perubahan arus yang berarti biasanya juga
menunjukkan batas segmen. Indikasi lain yang membantu (walaupun tidak pasti)
yaitu keberadaan kereb: jalan luar kota jarang dilengkapi kerb.
Letak Geografis
Kec. Pamulang terletak di bagian timur Kota Tangerang Selatan yaitu pada titik
koordinat 106'38' - 106'47’ Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang Selatan
dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh
sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau
14.719Ha.
Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Wilayah Kec. Pamulang diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pesanggrahan
dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak
geografis Kec. Pamulang yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada
sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kec. Pamulang sebagai
salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarta, selain itu juga sebagai
daerah yang menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Provinsi DKI
Jakarta. Selain itu, Kec. Pamulang juga menjadi salah satu daerah yang
menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Provinsi Jawa Barat.
Keadaan Iklim
Lokasi Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini adalah 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak dtandatanganinya kontrak jasa konsultan ini.
Organisasi Pekerjaan.
Sumber Dana
Oleh karenanya hubungan kerja antara pihak konsultan dengan Instansi terkait
terutama di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum harus terjalin dengan baik.
Kegiatan dalam studi ini dibagi ke dalam 4 (empat) tahap: Tahap Persiapan,
Tahap Pengumpulan Data, Tahap Analisis dan Tahap Finalisasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan meliputi konsolidasi tim,
diskusi awal dengan tim pendamping, pengumpulan data sekunder dan survey
pendahuluan.
Konsolidasi tim
Konsolidasi tim merupakan wahana bagi staf ahli untuk menyamakan persepsi
dan diterjemahkan kedalam metodologi yang lebih baik dan sistematis.
Survey Pendahuluan
Survey Pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan kondisi eksisting meliputi
kondisi medan, tata ruang di sepanjang trase rencana.
Persiapan
Laporan Pendahuluan
Pengolahan dan
Analisis Data
Laporan Interim
Penyusunan Layout
Penyusunan
Dokumen Tender
Laporan Akhir
Ringkasan
Gambar BOQ RAB RKS Eksekutif
Rencana
Tahap kedua ini merupakan lanjutan dari tahap selanjutnya, yang mana
kegiatan-kegiatan yang dilakukan terkait dengan tahap persiapan, yakni:
Desk Study
Desk study dilakukan dengan melakukan kajian literatur khusus perancangan
jalan dengan kondisi geologis daerah Tangerang Selatan yang cenderung ber-
rawa atau memiliki daya dukung tanah yang rendah.
Tahap analisis ini merupakan satu tahap sebelum finalisasi yang difokuskan pada
pembuatan perancangan geometri jalan. Berikut ini adalah penjelasan singkat
kegiatan tersebut.
Penyusunan Rekomendasi
Dengan tersusunnya buku gambar detail design, estimasi biaya serta hasil kajian
transportasi perlu disusun rekomendasi teknis terkait dengan aspek geometri dan
rekomendasi non-teknis berupa tahapan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Kebutuhan Data
a. Data sekunder: berupa data instansional dari sejumlah instansi terkait baik di
Pusat maupun di Daerah (Dinas PU, Dinas Geologi), data ini khususnya mengenai
data jaringan jalan untuk penentuan spesifikasi jalan yang akan direncanakan
serta kondisi geologi di sepanjang koridor. Untuk perhitungan biaya pekerjaan
dari volume pekerjaan yang dihitung maka diperlukan data harga-harga bahan
dan sewa peralatan.
b. Data Primer: berupa data yang diperoleh dari pengukuran topografi lapangan
serta pengamatan pada titik-titik penting seperti di awal dan diakhir project serta
beberapa lokasi bakal jembatan.
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Pembangunan jaringan jalan dengan fungsi arteri (tol maupun non-tol) berkaitan
erat dengan perencanaan-perencanaan lainnya yang berlingkup nasional maupun
regional. Beberapa perencanaan yang berlingkup nasional dan regional sebagai
berikut:
RPJP, RPJM, dan RKP sifatnya multi-sektoral, sehingga untuk setiap departemen
dan lembaga (di Pusat) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu
menjabarkan rencana multi-sektoral tersebut untuk lingkup kegiatannya masing-
masing dalam Renstra (Rencana Strategis, 5 tahun) dan Renja (Rencana Kerja,
tahunan).
b. Perencanaan Tata Ruang Wilayah dalam UU No. 26 Tahun 2007
(RTRW-N/P/K)
(TATRA-NAS/WIL/LOK)
Jalan
Pengawasan Jalan
b. Status dan Fungsi Jalan N/P : fungsi jalan yang masuk ke dalam status N/P
adalah sebagai berikut:
Fungsi jalan yang termasuk status jalan Nasional adalah jalan arteri dan jalan
kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi dan jalan strategis nasional, serta jalan tol (sumber: Pasal 9 (2) PP
34/2006),
Fungsi jalan yang termasuk status jalan Provinsi adalah jalan kolektor dalam
sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan
ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis
provinsi (sumber: Pasal 9(3) PP 34/2006),
meter, bahu jalan 2 (dua) meter, saluran tepi jalan 1,5 satu koma lima)
meter, dan ambang pengaman 0,5 (nol koma lima) meter.
Lebar 11 (sebelas) meter terdiri dari lebar jalur 5,5 (lima koma lima)
meter, bahu jalan 2 (dua) meter, saluran tepi jalan 0,75 (nol koma tujuh
puluh lima) meter.
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Untuk memenuhi maksud dan tujuan kegiatan dalam termin waktu yang
ditetapkan, maka ruang lingkup kegiatan akan meliputi sejumlah kegiatan
seperti yang disampaikan pada beberapa butir berikut :
- Menyiapkan peta dasar yang berupa Peta Tophography skala 1 : 100 dan
peta peta pendukung lainnya yang dipakai untuk menentukan trase jalan.
- Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah sekitarnya.
- Inventarisasi jalan secara terinci akan dilakukan untuk menghimpun
catatan-catatan yang lengkap mengenai situasi dan data jalan serta
bangunan pelengkap.
2. Survey Geometrik
- Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti :
saluran samping, gorong-gorong, bahu, kerb, kondisi drainase samping,
jarak pagar/bangunan penduduk/tebing ke pinggir perkerasan.
- Tipe simpang dan lebar rata-rata jalan pendekat.
- Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi
yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan tersebut dicatat dalam formulir
4. Survey Topography
b. Pekerjaan Pengukuran.
Pengukuran Situasi
Pengukuran Khusus
5. Penyelidikan Tanah.
Tujuan Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan nilai CBR lapisan tanah
dasar yang dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum beraspal,
seperti jalan tanah, jalan kerikil, atau jalan aspal yang telah rusak hingga
tampak lapisan kondisinya.
b. Test Laboratorium
Analysa Saringan
Compaction Test
Pelaksanaan test pit berupa CBR test dimaksudkan untuk klarifikasi daya
dukung tanah subgrade berdasarkan pengambilan sampel DCP. CBR Test
hendaknya dikerjakan sesuai dengan CBR Modified AASHTO
Kriteria Design
a. Umur Desain Jalan
Umur desain jalan diambil selama 10 tahun. Ini merupakan standard biasa yang
dapat diterima dan dapat dipakai untuk pekerjaan rekonstruksi jalan dan
didasarkan pada keperluan untuk peningkatan atau pembangunan.
b. Standard Desain
Kelas rencana lalu lintas yang dipakai sedapat mungkin berpegang pada buku
peraturan standard Spesifikasi Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.13/1970
atau yang terbaru dari Direktorat Jenderal Bina Marga.
Kelas-kelas ini didasarkan pada lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) yang
diperkirakan selama 5 tahun sesudah konstruksi dan diperbandingkan kepada
tabel klasifikasi transport (DLLAJR) sebelumnya.
Akan dicatat bahwa LHR yang di prakirakan selama 5 tahun sesudah konstruksi
termasuk baik pada :
• Kenaikan awal segera sesudah jalan yang dibangun atau ditingkatkan telah
dibuka untuk lalu lintas
Juga dipertimbangkan mengenai kelas rencana lalu lintas, campuran lalu lintas
dan beban gambar standard (BGS).
A. Desain Geometrik.
Ketentuan umum
d) mendukung hirarki fungsi dan kelas jalan dalam suatu tatanan sistem
jaringan jalan secara konsisten;
1. Klasifikasi jalan
4. Kendaraan rencana
5. Bagian-bagian jalan
6. Potongan Melintang
7. Jarak pandang
8. Alinyemen horisontal
9. Alinyemen vertikal
B. Desain Drainase
Sistem drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi
sebagai berikut:
1. Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan
selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang
akhir.
2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan
masuk ke daerah perkerasan jalan.
3. Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.
2. Selokan samping.
3. Gorong-gorong.
3. Pemeliharnan.
C. Desain Perkerasan.
Desain struktur perkerasan yang flesibel pada dasarnya ialah menentukan tebal
lapis perkerasan yang mempunyai sifat-sifat mekanis yang telah ditetapkan
sedemikian sehingga menjamin bahwa tegangan- tegangan dan regangan-
regangan pada semua tingkat yang terjadi karena beban lalu lintas pada
batas-batas tertentu dapat ditahan dengan aman oleh bahan tersebut.
Metode untuk ini didasarkan baik pada prosedur desain empiris seperti Metode
California Bearing Ratio atau teori elastis linier dalam memperkirakan kedalaman
bekas roda.
Ada tiga langkah utama yang akan diikuti dalam perencanaan perkerasan jalan
baru, ialah :
D = x +1.0 S
dimana :
Untuk menghitung besarnya beban gandar kumulatif selama umur rencana dan
menghitung besarnya ADT pada pertengahan umur rencana.
Suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik dalam beberapa variabel desain
seperti :
e. Tipe Perkerasan
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah probabilitas struktur perkerasan mampu melayani arus
lalu lintas selama umur rencana sesuai dengan proses penurunan kinerja
struktur perkerasan yang dinyatakan dengan serviceability/indeks
permukaan yang direncanakan.
Faktor-faktor yang dapat berampak pada kinerja struktur perkerasan selama
masa pelayanan dikelompokkan atas:
Konstruksi perkerasan, seperti dari tebal dan mutu masing-masing lapisan
perkerasan
Lingkungan seperti iklim, kondisi tanah
Perkiraan beban lalu lintas dan pertumbuhannya
Kesalahan dalam perkiraan kinerja.
Tabel 4.17 Nilai Standar Normal Deviate (ZR) untuk Tingkat Realibilitas Tertentu
FR
Stand FR FR
unt
ard unt unt
Reliabilit uk
Norma uk uk
as, So
l So So
R, % =
Deviat = =
0,4
e (ZR) 0,4 0,5
5
50 0,000 1 1 1
1,2 1,3
60 -0,253 1,3
6 4
2,9
85 -1,037 2,6 3,3
3
6,6 10,
98 -2,054 8,4
3 64
Arteri 80 - 99 75 – 95
Kolektor 80 - 95 75 – 95
Lokal 50 - 80 50 - 80
c. Koefisien Drainase
Ketahanan perkerasan dalam melayani arus lalu lintas sangat dipengaruhi
oleh kondisi drainase dari struktur perkerasan. Pengaruh kondisi drainase ini
ditentukan berdasarkan 2 hal yaitu kualitas drainase sesuai kemampuan
menghilangkan air dari struktur perkerasan Tabel 4.19 menunjukkan
kelompok kualitas drainase berdasarkan AASHTO'93.
Baik 1 hari
Sedang 1 minggu
Jelek 1 bulan
1, 4
1,35 1,30
Bark 0 -
- - 1,20
sekali 1, 3
1,30 1,20
5
1, 3
1,25 1,15
5 -
Balk - - 1,00
1, 2
1,15 1,00
5
1,1
1,25 1,00
5 -
Sedang - - 0,80
1,0
1,1,5 0,80
5
1,0
0,80
1,15 - 5 -
Jelek - 0,60
1,05 0,8
0,60
0
0,9
0,75
Jelek 1,05 - 5 -
- 0,40
sekali 0,95 0,7
0,40
5
Rumus dasar Metoda Pt T-01-2002-B adalah :
PSI
log
Log W18 (ZR . S0 ) (9,36 . log (SN 1)) - 0,20 4,2 - 1,5 (2,32 . log (M )) - 8,07
R
1094
0,40
(SN 1) 5,19
A. Perkerasan Lentur
Pada umunya perkerasan lentur baik digunakan untuk jalur lalu lintas dengan lalu
lintas utama kendaraan penumpang, jalan perkotaan dengan sistem utilitas yang
kurang baik dan terletak di bawah perkerasan jalan, untuk perkerasan bahu
jalan, atau perkerasan dengan konstruksi bertahap.
2. Lapis Pondasi (Base Course), merupakan lapisan yang terletak di antara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapisan ini berfungsi sebagai:
a. Bagian struktur perkerasan yang menahan gaya vertikal dari beban
kendaraan dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya;
b. Lapis peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
c. Bantalan atau perletakan lapis permukaan.
3. Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course), yaitu lapisan perkerasan yang terletak
di antara lapisan pondasi dan tanah dasar, yang memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Bagian dari struktur perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban
kendaraan ke tanah dasar;
b. Efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan di atasnya
dapat dikurangi tebalnya;
c. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi;
d. Lapis pertama, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar,
sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera
menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung
tanah dasar menahan roda alat berat;
e. Lapisan filler untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik
ke lapisan pondasi.
B. Perkerasan Kaku
Pada umumnya perkerasan kaku baik digunakan untuk jalan dengan volume
lalu lintas tinggi dan didominasi oleh kendaraan berat, disekitar pintu tol
karena kendaraan berat melintas dengan kecepatan rendah, atau di daerah
jalan keluar atau jalan masuk ke jalur utama jalan berkecepatan tinggi yang
didominasi oleh kendaraan berat.
1) Penentuan Volume
2) Penentuan Biaya
Untuk menentukan harga satuan biaya konstruksi, perlu mulai dari prinsip-
prinsip dasar dan mempersiapkan lembar kerja analisa biaya untuk setiap
kegiatan konstruksi dengan menggunakan biaya setempat yang telah ditetapkan
untuk bahan-bahan dan tenaga kerja serta biaya kerja rata-rata nasional untuk
plant (peralatan produksi) dan peralatan.
Supaya didapat perkiraan biaya yang tetap dan sesuai maka konsultan akan
menyiapkan analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan berdasarkan
faktor-faktor seperti material, peralatan, tenaga kerja, pajak dan keuntungan
yang didapat dari keterangan- keterangan daerah setempat. Perkiraan yang
didapat dari analisa ini dibandingkan dengan Kegiatan-Kegiatan sebelumnya
atau pekerjaan- pekerjaan sejenis di daerah itu, bila terjadi perbedaan maka
akan dicari sebabnya dan diadakan penelitian kembali hingga didapatkan harga
yang sesuai untuk pekerjaan tersebut.
Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW) akan dibuat berdasarkan harga
satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap jenis penggunaan tanah.
Konsultan akan mengumpulkan data dari kontraktor dalam negeri sehingga
dapat memperkirakan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan tersebut
dan selanjutnya memberikan saran bagaimana cara yang terbaik untuk
melaksanakan pekerjaan fisik tersebut.
Lembar Kerja Analisa Biaya mengikuti ketentuan yang telah berlaku Dokumen-
dokumen yang akan disiapkan adalah sebagai berikut:
2. Biaya Bahan
No Kegiatan
Minggu Ke
1 2 3 4
I Tahap Awal
1 Persiapan Kantor
2 Mobilisasi Personil
4 Mobilisasi Perlatan
II Tahap Pelaksanaan
5 Gambar Kerja
5 Pembuatan EE
6 Laporan-laporan
1 Pemeriksaan Akhir
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN PERSONIL
5 Yasrinawati, ST 04 Januari 1965 S-1 Opr CAD/Juru Gambar 18 Juru Gambar S-1
MINGGU KE -
NO NAMA JABATAN
I II III IV
4 Daris Surveyor