BAGIAN - B
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Secara garis besar, Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah cukup memberikan informasi dan data-data
mengenai pekerjaan pada proyek ini sehingga Konsultan dapat menyusun proposal/usulan berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja, maka secara umum kami dapat memahami dengan lengkap maksud dan tujuan
serta ruang lingkup pekerjaan yang merupakan tanggung jawab konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan maupun dalam menyiapkan usulan sebagaimana dimaksud dalam KAK.
Mengingat pentingnya peran dari konsultan, maka sudah sepatutnya pihak konsultan siap dengan
pandangan dan pemahaman lingkungan tugas, tanggung jawab perangkat dan mampu
menginterprestasikan pekerjaan yang akan ditangani sehingga mengahasilkan produksi yang optimal.
Setelah membaca dan memahami seluruh isi dokumen Pengadaan Jasa Konsultan, keperluan DED
Akses Jalan Letnan Harun - Mangin, yang telah diberikan berikut Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan, maka dapat disimpulkan bahwa isi dari penjelasan yang diberikan, merupakan gambaran
apa yang harus dilaksanakan baik dalam persiapan, mobilisasi, pelaksanaan pekerjaan maupun akhir
pekerjaan baik itu menangani lingkup tugas, tanggung jawab maupun perangkat konsultan, yang harus
disediakan guna melaksanakan pekerjaan perencanaan.
Meskipun demikian kemungkinan dalam pelaksanaan pekerjaan nanti perlu penyesuaian dengan
permasalahan/kondisi yang ada dilapangan, misalnya pekerjaan tambah dan kurang.
Materi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja ditambah rapat penjelasan pekerjaan telah dapat
memberi gambaran umum dengan jelas terhadap lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
personil konsultan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan maupun dalam memberikan pelaporan-
pelaporan sebagaimana diminta oleh proyek. Isi dari Kerangka Acuan Kerja dapat dijadikan titik tolak
dalam penyusunan rencana kerja, penyiapan personil, metodologi dan manajemen yang akan
diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan.
Konsultan secara seksama telah melakukan review terhadap Kerangka Acuan Kerja yang disampaikan,
demikian juga terhadap Berita Acara Penjelasan Tugas atau risalah (aanwijzing) yang telah diadakan
sebelumnya. Pada prinsipnya, Konsultan telah memahami seluruh substansi kegiatan ini. Namun
demikian, dalam rangka penyusunan usulan ini, Konsultan akan menyampaikan pemahaman serta
tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja, terutama untuk kepentingan peningkatan kinerja pada saat
pelaksanaan pekerjaan nantinya.
1) Latar Belakang
Jaringan jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting
dalam sektor perhubungan untuk kesinambungan distribusi manusia, barang maupun jasa.
Distribusi tersebut merupakan gerak atau perpindahan baik manusia, barang maupun jasa antar
simpul-simpul ekonomi yang ada.
Keberadaan jalan sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan
meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah penting.
Lancer atau tidaknya jalan, baik atau buruknya kondisi jalan menentukan lama atau cepatnya
suatu proses distribusi, baik manusia, barang maupun jasa.
Dalam rangka mewujudkan rencana tersebut perlu ditindaklanjuti dengan langkah penyusunan
Detail Engineering Design (DED) pembangunan jalan dimaksud, oleh karena itu Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Ruang Kota Tasikmalaya akan menyusun DED Akses Jalan Letnan Harun –
Mangin.
Tanggapan :
Culup Jelas
Adapun tujuan dari penyusunan DED ini adalah untuk menghasilkan dokumen perencanaan teknis
jalan yang sesuai standar dan kaidah-kaidah yang berlaku, sehingga dokumen perencanaan teknis
ini dapat menjadi pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara tepat mutu dan tepat
waktu.
Tanggapan :
Maksud dari pekerjaan konsultansi perencanaan ini adalah :
Untuk membuat dokumen perencanaan teknis yang sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur
yang berlaku saat ini.
Tujuan dari pekerjaan konsultansi perencanaan ini adalah :
Layanan jasa konsultansi perencanaan ini bertujuan menghasilkan dokumen perencanaan
teknis jalan yang sesuai standar dan kaidah-kaidah yang berlaku, sehingga dokumen
perencanaan teknis ini dapat menjadi pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi
secara tepat mutu dan tepat waktu.
3) Sasaran
Tersedianya DED Akses Jalan Letnan Harun - Mangin guna menunjang terwujudnya jaringan jalan
di Kota Tasikmalaya yang tepat sasaran dan ekonomis.
Tanggapan :
Cukup Jelas
4) Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan DED Akses Jalan Letnan Harun - Mangin berada di wilayah Kecamatan Bungursari
Kota Tasikmalaya.
Tanggapan :
Cukup Jelas
5) Sumber Pendanaan
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Kota Tasikmalaya Tahun 2022, dengan pagu
sebesar Rp. 190.000.000,- (seratus sembilan puluh juta rupiah) termasuk PPN.
Tanggapan :
Cukup Jelas
6) Nama dan Organisasi PPK
Organisasi Perangkat Daerah :
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Tasikmalaya
Kegiatan :
Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota
Pekerjaan :
DED Akses Jalan Letnan Harun – Mangin
Tanggapan :
Cukup Jelas
7) Data Dasar
Sebelum memulai pekerjaan, konsultan harus mengadakan konsultasi dengan Pengguana
Jasa/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk mendapatkan
konfirmasi mengenai konstruksi jalan yang akan ditangani beserta bangunan pelengkapnya.
Adapun data-data Peta Dasar Kota Tasikmalaya skala 1:1.000
1. Data-data dokumen Studi/DED/ perencanaan terdahulu apabila ada;
2. Data lokasi untuk membantu proses selanjutnya;
3. Usulan-usulan teknis lain dari sumber-sumber yang dapat dipercaya;
4. Data-data sekunder lainnya yang diperlukan dan dianggap penting.
Tanggapan :
Cukup Jelas
8) Studi-Studi Terdahulu
Studi Kelayakan Jalan Akses Jalur Jalan Letnan Harun - Mangin
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Menurut konsultan dengan adanya dasar hukum yang ada menjadi acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini agar lebih terarah dan sesuai dengan data awal dengan kebijakan yang telah
dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya dan apa yang menjadi gambaran umum
dilaksanakannya kegiatan DED Akses Jalan Letnan Harun - Mangin.
7. Pehitungan volume perencanaan serta membuat analisa harga satuan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
8. Membuat dokumen pengadaan dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
9. Membuat buku sistem operasi dan pemeliharaan jalan.
Tanggapan :
Lingkup kegiatan yang dilakukan oleh konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Survey lapangan,
2. Pengolahan data hasil survey lapangan,
3. Pengembangan rencana gambar dan rencana alternatif,
4. Presentasi/ekspose hasil rancangan,
5. Penggambaran situasi lokasi pekerjaan pada peta situasi hasil survey.
6. Penggambaran konstruksi dan detail konstruksi
7. Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan,
8. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
9. Penyusunan Dokumen Lelang,
10. Pemberian Penjelasan Pekerjaan.
12) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa Dokumen Perencanaan
Teknis Jalan untuk DED Akses Jalan Letnan Harun – Mangin yang sesuai dengan target jalan yang
ditetapkan, baik dalam bentuk deskripsi, detail engineering design (gambar, spesifikasi, analisa dan
perhitungan pembiayaan).
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Sub Bidang Jasa Rekayasa Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi (Kode: RK003)
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Waktu pelaksanaan ditetapkan selama 30 ( Tiga puluh ) hari kalender. Beberapa hal dibawah ini
merupakan usulan konsultan sehubungan dengan waktu pelaksanaan.
a. Waktu yang ditetapkan selama 30 ( Tiga puluh ) hari kalender adalah rentang waktu yang
cukup atau dapat dikatakan sangat terbatas, jika mempertimbangkan volume pekerjaan yang
cukup banyak.
b. Dari point awal tersebut, rentang waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan tidak mungkin
dapat dirubah, sehingga antisipasi untuk keterbatasan waktu tersebut adalah dengan adanya
bantuan yang cepat (instan) baik dalam proses administrasi awal ataupun dalam proses teknis
dan non teknis lainnya.
c. Dalam waktu pelaksanaan konsultanakan mencoba semaksimal mungkin menyusun prioritas-
prioritas kegiatansampai akhir kegiatan, tentunya dengan sumberdaya konsultan yang ada
dan proses kerjasama dengan instansi terkait lainnya.
18) Personil
Tenaga Ahli
Satuan
No. Posisi dan Kualifikasi
Org Bln MM
A. Tenaga Ahli Bersertifikat
1 Ketua Tim / Ahli Madya Teknik Jalan S1 Teknik Sipil
1 1 1
(Pengalaman: 4 tahun)
2 Ahli Muda Teknik Jalan SI Teknik Sipil (Pengalaman: 2
1 1 1
Tahun)
3 Ahli Muda Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota SI
1 1 1
Teknik PWK/Planologi (Pengalaman: 2 Tahun)
4 Ahli Muda Teknik Geodesi SI Teknik Geodesi
1 1 1
(Pengalaman: 2 Tahun)
5 Ahli Muda K3 Konstruksi SI Teknik (Pengalaman: 2
1 1 1
Tahun)
Tenaga Pendukung
Satuan
No. Posisi dan Kualifikasi
Org Bln MM
1 Teknisi/Surveyor Jalan (SMK/sederajat) 6 1 6
2 Teknis/Surveyor Harga Satuan (SMK/sederajat) 3 1 3
3 Estimator (SMK/sederajat) 3 1 3
4 Drafter CAD (SMK/sederajat) 3 1 3
5 Operator Komputer 2 1 2
6 Administrasi / Keuangan (SMK/sederajat) 1 1 1
Tanggapan :
Personil yang dibutuhkan dalam pekerjaan DED Akses Jalan Letnan Harun - Mangin yang
tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR), dan konsultan wajib memenuhi kriteria yang
telah ditentukan untuk meningkatkan kualitas output pekerjaan yang tertuang dalam laporan.
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Laporan Pendahuluan, dengan pokok bahasan :
Metodologi dan Rencana Kerja
Organisasi Pekerjaan
Pemahaman KAK yang dituangkan dalam konsep awal kerangka penyelesaian
Mobilisasi personil
3. Hasil penajaman usulan dan rekomendasi alinyemen yang cocok serta standar-standar yang
akan digunakan;
4. Rekomendasi waktu optimum (timing optimum) dan program konstruksi;
5. Rekomendasi investigasi lingkungan dan sosial;
6. Kerangka acuan AMDAL (jika dibutuhkan);
7. Rincian kebutuhan survai untuk detailed engineering design (DED);
8. Estimasi biaya pembangunan ruas jalan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 3 (buah) buku laporan dan penyimpanan data eksternal (flash disc) sebanyak 1 (satu)
buah.
Tanggapan :
Laporan Akhir, dengan pokok bahasan :
Gambar rencana
Perhitungan-perhitungan :
- RMK (Rencana Mutu Kontrak)
- Perhitungan RAB dan Analisa
- Perhitungan Detail Volume Bangunan Pelengkap Jalan (Back Up Volume)
Spesifikasi Teknis (Umum dan Khusus) Pekerjaan
Bersamaan dengan Laporan Akhir dikumpulkan juga dokumen lelang yang mencakup:
- Vol. I : Syarat –syarat Kontrak
- Vol. II : Syarat-syarat Umum Kontrak
- Vol. III : Spesifikasi Teknik (Umum dan Khusus)
- Vol. IV : Gambar Rencana
- Vol. V : Perhitungan Kuantitas dan Biaya
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Cukup Jelas
Tanggapan :
Cukup Jelas
Didasarkan pada lingkup pekerjaan yang dibebankan kepada konsultan. Dari sisi kebutuhan dan
ketersediaan personil/Tenaga Ahli yang tercantum di dalam KAK telah mencukupi bila dilihat dari
segi jumlah, durasi dan kualifikasi.
Antara lain berupa dukungan, administrasi, data teknis dan kebijakan yang ditetapkan. Disamping
itu, demi kelancaran pelaksanaan tugas, diperlukan dukungan teknis berupa kemudahan koordinasi
dan proses persetujuan terhadap sesuatu hal yang harus diputuskan.
1) Rincian Pekerjaan
Bagian bagian yan tercakup dalam pekerjaan ini adalah :
a. Survey Lapangan yang terdiri dari :
Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey).
Survey Teknik (Survey Topografi, Tanah, Hidrologi)
b. Perencanaan Teknis Jalan berupa :
Detailed Design (Desain Geometrik, Desain Perkerasan, Desain Drainase, Desain Struktur, dan
Penggambaran)
c. Pembuatan Laporan dan Penyiapan Dokumen Tender.
2) Standar Perencanaan
Untuk Perencanaan jalan ini digunakan standar menurut Buku Petunjuk Teknis Perencanaan Teknik
Program Pembangunan/Peningkatan jalan baik berupa Standar Perencanaan Geometrik, Standar
Perencanaan Tebal Perkerasan,Standar Perencanaan Jembatan maupun standar lainnya.
Untuk desain geometric pada daerah yang direlokasi maupun jalan baru mengikuti Buku Pedoman
Bina Marga No.13/70 tentang “ Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya “
3) Tahapan Kegiatan
Konsultan Perencana Teknik dalam hal ini, sebelum memulai kegiatan pekerjaan dimaksud terlebih
dahulu mengadakan konsultasi dengan Pemimpin Proyek, Pembantu Pemimpin Proyek yaitu
untuk mendapatkan Informasi Umum mengenai ruas-ruas jalan yang akan ditangani.
Konsultan harus berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi ruas jalan dan
jembatan yang akan disurvai, sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan survai di setiap ruas.
Survai Pendahuluan (Reconnaissance Survey) bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung untuk
melaksanakan survai detail dan mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data survai detail,
sebelum survai pengukuran Topografi, Drainase, Hidrologi, Penyelidikan tanah dan Perencanaan Detail
dilaksanakan.
1) Menyiapkan Peta dasar yang berupa Peta Topografi Skala 1 : 50.000 s/d 100.000 dan
peta - peta pendukung lainnya yang dipakai untuk menentukan trase jalan dan titik akhir
trase jalan secara garis besar, dengan menentukan beberapa alternative trase jalan serta
dimintakan persetujuannya dari Project Officer (PO).
2) Mempelajari lokasi trase jalan dan atau rencana jalan baru sesuai dengan target dan aspek
perencanaan.
3) Survey dan Inspeksi jalan secara terinci harus dilakukan untuk mrnghimpun catatan-catatan yang
lengkap mengenai data jalan dan bangunan pelengkap jalan.
4) Inventarisasi jalan secara rinci
Survey dan Inspeksi jalan secara terinci harus dilakukan untuk mrnghimpun catatan-catatan yang
lengkap mengenai data jalan dan bangunan pelengkap jalan.
a. Survey Kondisi dan Geometrik Jalan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umummengenai kondisi
perkerasan yang ada dan kondisi geometric jalan yang bersangkutan.
Pemeriksaan dilakukan dengan methode sederhana, yaitu cukup mecatat kondisi rata-rata
setiap 1,00 km yang tercatat selama berkendaraan dan mengisikannya dalam formulir.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.
Jenis bahan perkerasan yang ada misalnya AC, HRS, Nacar, Lasbutag, Penetrasi Mc
Adam, Kerikil, tanah, soil cement dan sebagainya.
Nilai Keretakan Jalan (Road Condition Index) yang dapat diperoleh dari hasil survai
NAASRA Roughnees Meter atau ditentukan secara visual dengan ketentuan skala sebagai
berikut :
Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti, gorong-gorong, bahu,
berm, kondisi drainase samping, jarak pagar/bangunan penduduk/tebing kepinggiran
perkerasan.
Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang ditentukan
untuk jenis pemeriksaan lainnya.
Data yang diperoleh dicatat dalam formulir terlampir.
Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan sekurang-kurangnya 1 (satu)
buah foto perkilometer tergantung pertimbangan geometris.
Foto ditempel pada formulir dengan mencantumkan hal-hal yang diperlukan seperti
nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto, tanggal pengambilan foto dan tinggi
petugas yang memegang Sta.
8-10 Sangat rata dan halus Hot Mix ( Ac dan HRS ) yang baru dibuat/ ditingkatkan
dengan beberapa lapisan aspal.
7-8 Sangat Baik, Rata Hot Mix setelah dipakai beberapa tahun atau lapisan
tipis Hot Mix diatas penetrasi Macadam.
6-7 Baik Hot Mix lama, Nacas/Lasbutag baru.
5-6 Cukup, sedikit/tak ada lubang, Penetrasi Macadam, Nacas baru/ Lasbutag baru.
tetapi permukaan jalan tidak rata
4-5 Jelek, kadang berlubang tidak rata. Penetrasi Macadam berumur 2-3 tahun Nacas lama,
jalan kerikil tak terpelihara.
3-4 Rusak, bergelombang banyak Penetrasi Macadam lama, Nacas lama, jalan kerikil tak
lubang. terpelihara.
2-3 Rusak Berat, banyak lubang dan Semua type perkerasan yang diabaikan.
seluruh daerah perkrasan hancur.
1-2 Tidak dapat dilewati kecuali oleh
jeep 4 WD.
b. Inventarisasi Jembatan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi jembatan ynag
terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.
Informasi yang diperoleh dan harus dicatat dalam formulir yang tersedia adalah sebagai
berikut
Nama dan Lokasi Jembatan
Dimensi Jembatan meliputi bentang,lebar,tinggi bebas,jenis banguan atas dan bawah
jembatan
Perkiraan kasar dan jenis pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan.
Data yang diperoleh dicatat dalam formulir
Foto dokumentasi sebanyak 4 (empat) lembar untuk setiap jembatan yang diambil dari
arah memanjang dan melintang.
Sketsa Jembatan (denah potongan memanjang/melintang)
c. Survey Data Lalu Lintas
Survey pengumpulan data perhitungan lalu lintas, peta lokasi dan lainnya disesuaikan dengan
kelas jalan yang bersangkutan.
d. Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana trase jalan.
e. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan penggantian jembatan,
gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya.
f. Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi ynag penting untuk butir b, c, d dan e.
g. Mengumpulkan datayang berupa informasi mengenai Harga Satuan Bahan dan Upah.
h. Mengumpulkan informasi Sumber Material (quary) yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi
berdasarkan pemetaan yang ada dan memberikan gambaran umum tentang cadangan quary.
i. Membuat laporan lengkap perihal a s/d h dan memberikan saran-saran yang diperlukan untuk
pekerjaan tersebut.
Hal ini berlaku untuk :
(1) Pekerjaan Lanjutan
Pekerjaan lanjutan yang dimaksud adalah pekerjaan desain yang melanjutkan pekerjaan
yang lalu, karena jumlah panjangnya sudah memenuhi dan dilanjutkan pada program
saat ini.
Apabila pada wal pekerjaan terdapat/ ditemui landai pendakian/ penurunan yang tidak
memenuhi persyaratan Geometrik Highway Engineer diharuskan memperbaiki dengan
cara menarik mundur/ mencari kea rah pekerjaan sebelumnya ( overlap), sehingga
didapat landai yang memenuhi persyaratan geometric untuk pekerjaan selanjutnya.
Akhir pekerjaan yang dimaksud adalah Pekerjaan Desain, dimana akhir dari pekerjaan
tersebut harus berhenti pada lokasi dapat diperkirakan dan dilanjutkan (memenuhi
persyaratan geometric), apabila pekerjaan keseluruhan panjang ruas belum dapat
diselesaikan pada paket pekerjaan saat ini. Hal ini untuk mengatasi kesulitan apabila
pekerjaan tersebut dilanjutkan pada paket-paket mendatang, STA akhir tidak
diperkenankan dihentikan pada lokasi yang tidak memenuhi persyaratan Geometrik.
Mempelajari lokasi trase jalan dan daerah-daerah sekitarnya dari segi Geografis, secara
umum serta kesampaian lokasi trase jalan yang akan diselidiki.
Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana trase jalan.
Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan pemasangan
jembatan, Gorong - gorong dan bangunan pelengkap lainnya serta prakiraan dimensi.
Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi yang penting untuk butir diatas.
Mengumpulkan data yang berupa informasi mengenai Harga Satuan dan Biaya hidup
sehari-hari.
Mengumpulkan informasi sumber material (Quarry) yang diperlukan untuk pekerjaan
konstruksi dan mengestimasikan volumenya.
Membuat laporan lengkap perihal pada butir a s/d h dan memberikan saran-saran yang
diperlukan unruk pekerjaan konstruksi dengan memperbandingkan alternatif trase jalan
relokasi yang diambil.
j. Desain Perkerasan
Desain struktur perkerasan yang fleksibel pada dasarnya ialah menentukan tebal tipis
perkerasan yang mempunyai sifat-sifat mekanis yang telah ditetapkan sedemikian sehingga
menjamin bahwa tegangan-tegangan dan regangan-regangan pada semua tingkat yang
terjadi karena beban lalu lintas, pada batas-batas yang dapat ditahan dengan aman oleh
bahan tersebut.
Metode untuk ini didasarkan pada prosedur desain empiris seperti Metode California Bearing
ratio atau Teori Elastis Linier dan memperkirakan kedalaman bekas roda.
Ada tiga langkah yang harus diikuti dalam perencanaan perkerasan jalan baru, adalah :
Tetapkan/perkirakan jumlah lalu lintas (serta distribusi beban sumbunya) yang akan
melewati jalan tersebut.
Hitung kekuatan tanah lapisan dasar, berdasarkan nilai CBR yang didapat dari DCP Test
dan CBR Laboratorium.
Pertimbangkan point I dan II, agar dihasilkan desain yang ekonomis untuk bahan-bahan
perkerasan serta ketebalan lapisan yang akan mencukupi untuk tersedianya layanan yang
memuaskan selama umur disain perkerasan.
Tujuan pemetaan Topografi adalah sebagai untuk memperoleh gambaran bentuk dan tinggi rendahnya
relief muka tanah termasuk data situasi dari semua unsur yang ada diatasnya seperti air, sungai
tegalan, sawah, kampung, kuburan, bangunan-bangunan prasarana umum, dan lain-lain.
Untuk pemetaan topografi pada daeah relative kecil (pemetaan situasi) dapat dilakukan dengan cara
Tachimetry, pengambilan data dari setiap obyek yang dipilih akan berupa data posisi dalam system
koordinasi polar.
Kemudian untuk keperluan penggambaran peta situasi dan untuk keperluan perencanaan teknis
selanjutnya, data dalam system polar ini dikonvensi menjadi data posisi dalam koordinat katersian
(x,y,z).
Peta Topografi yang dihasilkan akan digunakan untuk keperluan DED Akses Jalan Letnan Harun -
Mangin.
Survey Topografi dilakukan untuk pekerjaan perencanaan teknik jalan lengkap (full design) dengan
kegiatan pekerjaan sebagai berikut) :
Pekerjaan pengukuran Topografi untuk Perencanaan Jalan terdiri dari 2 bagian pekerjaan Pekerjaan
Perintisan Untuk Pengukuran dan Pekerjaan Pengukuran Lapangan.
Pekerjaan pengukuran Topografi untuk perencanaan jalan secara umum terdiri dari 5 (lima) bagian
pekerjaan, yaitu :
Pekerjaan perintisan untuk pengukuran
Pekerjaan pengukuran lapangan
Pengolahan data
Penggambaran
Pelaporan
Pekerjaan perintisan bertujuan membuka jalur pengukuran agar pelaksanaan pengukuran dapat
berjalan dengan lancar. Yang dimaksud dengan pekerjaan perintisan adalah merintis atau membuka
sebagian daerah yang akan diukur dan menetapkan tanda-tanda yang sudah ditemukan kembali untuk
menentukan arah sumbu jalan yang akan direncanakan.
Peralatan yang dipakai untuk perintisan adalah gergaji mesin atau sejenisnya dan peralatan
konvensional ( Parang, Kampak, dsb ).
Perintisan diusahakan mengikuti koridor yang telah diplot diatas petamengikuti koridor yang telah diplot
diatas peta kerja atau atas petunjuk Pemberi Tugas. Peta kerja dibuat diatas peta topografi atau foto
udara dengan skala kecil.
Pekerjaan pengukuran Topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang rencana as jalan (mengikuti
koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran - pengukuran tambahan pada daerah persilangan
dengan sungai dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standard yang
ditentukan.
Dalam pemetaan situasi, secara umum pengukuran lapangan terdiri dari :
Pemasangan Patok
Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal (KDH)
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
Pengukuran Situasi / Detail
Pengukuran Profil
Pengukuran Situasi Khusus.
1) Pemasangan Patok
Pada pemetaan situasi untuk perencanaan jalan , ada beberapa jenis patok yang harus dipasang.
Patok-patok tersebut adalah Patok Benchmark, Patok Poligon, dan Patok Profil.
a. Patok Benchmark
Patok Benchmark adalah titik kerangka dasar pemetaan di lapangan, dipasang 2 patok
Benchmark pada masing-masing titik pemasangan.
BM bulat terbuat dari pipa PVC berukuran (8” x 100 cm) yang diisi dengan beton, dan ditanam
sedemikian rupa sehingga bagian patok yang muncul diatas tanah 15 cm, patok BM bulat
ditanam berpasangan dengan interval 1000 meter dan dicat kuning serta hitam untuk
penomoran. Penamaan disesuaikan dengan singkatan nama Kabupaten yang disurvey.
b. Patok Poligon
Patok Poligon adalah patok yang merupakan titik poligon di lapangan. Patok poligon terbuat
dari kayu dengan ukuran (4 x 6 x 60 ) cm, dan ditanam sedemikian rupa sehingga bagian
patok yang muncul diatas tanah 10 cm. Patok poligon dipasang dengan interval maksimum
100 meter.
c. Patok Profil
Patok profil adalah patok yang merupakan titik pengukuran potongan memanjang di lapangan.
Patok profil dapat terbuat seperti patok poligon dapat juga berupa paku yang ditanam pada
aspal jalan dan dilingkari dengan cat kuning sebagai tanda.
Patok BM harus dicat warna kuning dengan penamaan warna hitam, sedangkan Patok Poligon
dan Patok Profil diberi cat merah dan diletakkan disebelah kiri kearah jalannya pengukuran.
5) Pengukuran Profil
Untuk keperluan pekerjaan tanah (earth work), seperti penggalian dan penimbunan tanah,
diperlukan data profil memanjang dan melintang guna Mengetahui besarnya volume tanah yang
akan digali maupun ditimbun.
Profil memanjang bertujuan untuk menentukan ketinggian titik sepanjang garis rencana jalan,
sedangkan profil melintang diperlukan untuk mengetahui profil lapangan pada arah tegak lurus
garis rencana jalan.
a. Penampang Memanjang
Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu rencana jalan, kecuali pada
tempat dimana terdapat kemungkinan adanya re-alinemen. Elevasi titik diambil maksimum 25
meter atau setiap ada perubahan terrain yang mencolok.
Apabila terdapat pertemuan dengan jalan eksisting, maka sumbu dan lebar jalan tersebut
harus diukur serta dicantumkan dalam gambar.
Peralatan yang digunakan sama dengan peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran KDV, yaitu Waterpass dan rambu ukur yang dilengkapi nivo rambu.
b. Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang dilakukan bersamaan dengan pengukuran situasi, dan
dengan alat yang sama.
Pengukuran dilakukan setiap interval memanjang :
50 meter pada jalur lurus dan landai
25 meter pada daerah tikungan dan perbukitan.
Untuk trase jalan baru, elevasi titik diambil setiap 5 meter atau setiap perbedaan terrain yang
mencolok , dengan lebar koridor :
75 meter kiri dan 75 meter kanan dari sumbu jalan pada daerah lurus , dan
50 meter kearah luar dan 75 meter kearah dalam dari sumbu jalan pada daerah tikungan.
Pengukuran situasi khusus dilakukan jika rencana trase jalan berpotongan dengan sungai / jalur /
saluran irigasi, jalan nasional / Propinsi / Kabupaten eksisting, Proyek pembangunan (konstruksi )
jalan.
a. Perpotongan dengan Sungai
Daerah sekitar sungai yang diukur meliputi :
150 meter kiri dan kanan dari sumbu sungai
150 meter kiri dan kanan dari sumbu jalan rencana
Pengukuran dilakukan untuk memperkirakan ketinggian air tertinggi daerah sungai, profil
sungai, dan rencana bentang jembatan.
b. Perhitungan Kordinat :
Perhitungan koordinat Polygon utama didasarkan pada titik-titik ikat yang dipergunakan.
Penggambaran titik-titik polygon harus didasarkan pada hasilperhitungan koordinat, tidak
boleh secara grafis.
Gambar ukur yang berupa gambar situasi dalam kertas milimeter dengan skala 1 :
1.000.
Ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar ukur begitu pula semua keterangan-
keterangan yang penting, ketinggian titik tersebut perlu dicantumkan.
Dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu dengan yang berikutnya, dan
diikatkan pada titik ikat (BM) yang ada. Koreksi sudut diberikan tidak sama rata,
melainkan pada sisi yang lebih pendek diberikan koreksi yang lebih besar.
Penggambaran titik-titik polygon didasarkan pada hasil perhitungan koordinat, tidak boleh ada
grafis. Untuk titik-titik (BM), titik-titik mati, atau titik - titik baru harus dicantumkan pada
kordinat lengkap (x.y.Z), dan diberi tanda khusus yang sesuai.
2) Teknis Penyelidikan
Untuk perencanaan teknis jalan, perkiraan volume lalu lintas ditentukan dengan menggunakan
hasil survey volume lalu lintas di dekat jalan tersebut minimal 3 x24 jam pada suatu lokasi
pengamatan dan analisa pola lalu lintas disekitar lokasi jalan. Survey lalau lintas harus memperoleh
data :
Jumlah kendaraan
Jenis kendaraan beserta jumlah tiap jenisnya
Konfigurasi sumbu dari setiap jenis kendaraan
Beban masing-masing sumbu kendaraan
Perkiraan faktor pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana didasarkan atas pertumbuhan
volume lalu lintas pada tahun-tahun sebelumnya.
Standar Rencana lalu yang dipakai berpegang pada bukun peraturan Standar Spesifikasi
Perencanaan Geometrik jalan Raya No. 13/ 1970 atau yang terbaru dari Direktorat Jenderal
Prasarana Wilayah (Bina Marga).
Kelas-kelas ini didasarkan pada lalu lintas harian rata-rata yang diprakirakan (LHR) selama 5 tahun
sesudah konstruksi dan diperbandingkan kepada tabel klasifikasi transport (DLLAJR) sebelumnya.
Harus dicatat bahwa LHR yang diprakirakan selam 5 tahun sesudah konstruksi termasuk baik :
Kenaikan awal segera sesudah jalan yang direhabilitasi telah dibuka untuk lalu lintas
Kenaikan normal arus lalu lintas tahunan
Juga dipertimbangkan mengenai kelas rencana lalu lintas, campuran lalu lintas dan beban
gandar standar (BGS).
3) Penyusunan Laporan
Laporan dibuat berdasarkan hasil survey lapangan yang meliputi teknis penyelidikan dan data-
data sekunder, apabila diperlukan laporan survey ini harus pula memasukkan metoda dan hasil
analisa data menyebutkan sumber-sumber data sekunder yang dipakai.
Maksud dari penyelidikan Geoteknik disini adalah pemetaan Geologi Teknik Detail, termasuk pemetaan
tanah dasar dan sebagainya disepanjang rencana jalan dengan tujuan memberikan informasi/
gambaran secara menyeluruh mengenai :
Tingkat stabilitas rencana badan jalan.
Pengelompokan & analisa sifat tanah dasar/ rencana Subgrade hubunganya dengan analisa
perkerasan jalan & bangunan jalan lainnya.
Analisa jenis, volume dan lokasi Quarry yang bisa dimanfaatkan dalam konstruksi jalan/jembatan
nantinya.
Penyelidikan/ Pemetaan terutama dilakukan secara visual, dengan bantuan loupe dan alat lainnya yang
representatif dalam rangka mencari parameter-paremeter yang diperlukan dalam analisa stabilitas,
perhitungan tebal perkerasan serta bangunan pelengkap jalan yang diperlukan. Untuk pelengkap data -
data termaksud di atas, maka teknis penyelidikan dibagi menjadi :
Penyelidikan tanah dan material dimaksudkan untuk mengetahui lokasi tanah (borrow Pit) yang akan
digunakan sebagai bahan timbuna jalan dan lokasi sumber material (Quarry) yang dapat dimanfaatkan
untuk konstruksi jalan / jembatan nantinya.
Penyelidikan / pemetaan terutama dilakukan secara visual dengan bantuan loupe dan alat lainnya yang
resentatif dalam rangka mencari parameter-parameter yang diperlukan dalam analisa stabilitas,
perhitungan tebal perkerasan serta bangunan pelengkap jalan yang diperlukan.
Untuk pelengkap data diatas, maka teknik penyelidikan di bagi menjadi :
1) Penyelidikan Lapangan
a. Tes Pit
Tes pit dilakukan pada setiap jenis tanah yang berbeda, dengan kedalaman 1,5 meter.
Pada setiap tes pit dilakukan pengamanan / diskripsi struktur dan jenis tanah, difoto dan
diambil samplenya untuk dianalisa di laboratorium sebagai berikut :
Identifikasi Tanah
Atterberk Limt
Compaction Standart
CBR
menghasilkan tinggi maksimum lereng aman (FK > 1,5 ) dengan berbagai variasi
perbandingan sudut lereng.
2) Laporan
a. Dalam lampiran peta penyebaran tanah dengan skala 1 : 2 .000 (A3), pada kertas kalkir
dengan gambar penampang di tutup (dihilangkan). Diskripsi tanah diuraikan sebagai berikut :
jenis tanah, warna, sifat, plastisitas (tanah berbutir halus) dan gradasi (tanah berbutir
kasar), Klasifikasi USDA, prakiraan prosentase tiap jenis, tingkat permebialitas, porositas,
penggunaan lahan, perkiraan ketebalan lapisan tanah.
b. Hasil Laboratorium
Pelaksanaan test laboratorium dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang digunakan
dalam perhitungan perencanaan.
Analisa besar butir (Sieve Analysis) ---> PB-0105-76 & PB-0106-76.
Atterberg Limits ---> PE-0109-76 & PB-0110-76
Specific Gravity (Gs)
Kadar Air (WaterContent) , Wn = % ---> PB-0117-76
CBR Laboratorium (%) ---> PB-0113-76
Compaction, W opt = % --> PB-0111-76 & PB-0112-76
Berat Isi = y (gr/cm3), --> PB-0108-78.
c. Test Pit
Pada penggambaran log test pit diuraikan dalam empat bidang (lihat gambar terlampir),
dilapangan ditentukan arahnya terhadap arah utara, juga penjelasan tentang unitnya
(misalnya : tanah residu, endapan aluvium/transpor material).
1) Maksud
Penyelidikan tanah dan material dimaksudkan untuk mengetahui lokasi tanah (borrow Pit) yang
akan digunakan sebagai bahan timbuna jalan dan lokasi sumber material.
2) Tujuan
Survey hidrologi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpul data yang diperlukan dalam
analisa Hidrologi dan selanjutnya dapat dipakai dalam erencanaan drainase sepanjang rencana
trase. Sedangkan perencanaan drainase sangat diperlukan untuk pembuatan bentuk potongan
jalan yang didesain.
3) Teknis Penelitian
Penelitian dilakukan dengan bantuan data statistik yang ada di daerah setempat serta
mengidentifikasi curah hujan yang paling berpengaruh terhadap daerah tangkapan sehingga akan
mendapatkan data yang paling optimal.
4) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kegiatan survey hidrologi ini, secara umum meliputi kegiatan - kegiatan :
a. Mengambil Peta Topografi pada daerah rencana trase jalan dengan skala 1 : 250.000 serta
Peta Situasai skala 1 : 1000
b. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber – sumber yang bersangkutan
(data dalam 10 tahun)
c. Mengiventarisir gorong – gorong dan saluran samping exiting meliputi :
STA
Dimensi gorong –gorong
Kondisi gorong – gorong
d. Mengiventarisir konstruksi jembatan (bentang < 20 meter) Meliputi :
STA
Dimensi gorong –gorong
Kondisi jembatantan
e. Menganalisa pola aliran pada daerah rencana trase jalan untuk mendapatkan trase jalan yang
paling aman dilihat dari pengaruh pola aliran tersebut.
f. Memprediksi kemungkinan terjadinya curah hujan yang paling besar yang selanjutnya dapat
memperkirakan besarnya intensitas curah hujan dan banjir rencana dengan metode – metode
yang ada.
g. Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut diatas, selanjutnya menentukan :
Jenis dan dimensi bangunan drainase yang diperlukan seperti jenis saluran samping dan
dimensinya.
Jenis dan dimensi gorong - gorong
Jenis jembatan yang diperlukan
h. Membuat laporan lengkap mengenai perihal tersebut diatas yang meliputi :
Perhitungan-perhitungan perencanaan dsaluran saluran dan gorong-gorong, box culvert
(jika diperlukan) lengkap dengan kapasitas, STA, dan dimensi, gambar-gambar potongan
dan saran-saran yang diperlukan (dalam bentuk label)
Grafik-grafik label curah hujan pada rencana trace.
i. Pemilihan sarana type drainase standart berdasarkan kelas jalan
j. Laporan disajikan dengan lengkap dan jelas.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
Plan ( Alinyemen Horisontal) digambar diatas peta skala 1 : 1000 dengan interval garis tinggi satu
meter dan dilengkapi dengan index antara lain :
Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol horison / vertikal.
Lokasi dari semua data topografis yang penting seperti batas rawa, kebun, hutan, lindung,
rumah, sungai dan lain-lain.
Kerapatan tanaman / pohon-pohon berikut % menurut diameter pohon-pohonnya.
Elemen-elemen lengkung horisontal (curva data) yang direncanakan dengan bentuk tikungan
full circel atau lengkung peralihan untuk sudut lengkung > 20.
Lokasi dari gorong-gorong dan rencana jembatan.
Setelah konsep Alinyemen Horisontal disetujui Project Officer dan telah dipindahkan keatas
standart sheet, maka Draft Design tersebut dapat langsung dipindahkan ke atas kertas standart
sheet.
d. Spesifikasi
5) Laporan – Laporan
Konsultan harus menyiapkan Laporan-laporan sebagai berikut :
Laporan Final Engineering yang terdiri dari :
Pengumpulan dan pengempolompokan data-data lapangan
Alasan pemilihan dan perencanaan Alinyemen.
Daerah / lokasi-lokasi yang kritis dan cara penanggulangannya.
Analisa volume dan biaya satuan.
Lampiran-lampiran antara lain :
- Peta sumber / quary
- Daftar gorong-gorong
- Rencana lokasi jembatan, Dan lain-lain
- Foto-foto lapangan
- Uraian / saran-saran untuk menanggapi setiap item pekerjaan
- Dan lain-lainnya.
1) Penentuan Volume
a. Pekerjaan Jalan (termasuk Drainase)
Untuk keperluan memeprsiapkan taksiran biaya dan daftar penawaran kontrak, maka
pengukuran volume pekerjaan diambil daari gambar-gambar rencana dengan menggunakan
perhitungan matematis dan volumenya dihitung sesuai dengan metode pengukuran standar.
b. Pekerjaan Jembatan
Perhitungan kuantitas dapat dibagi menjadi 2 (dua) tahap secara terpisah :
Jalan pendekat, dan
Jembatan (bangunan atas dan bangunanbawah)
2) Perhitungan Biaya
a. Persiapan Lembar Kerja
Untuk menentukan harga satuan biaya konstruksi, perlu mulai dari prinsip-prinsip dasar
danmempersiapkan lembar kerja analisa biaya untuk setiap jenis kegiatan pekerjaan, dengan
menggunakan biaya setempat yang telah ditetapkan untuk bahan-bahan dan tenaga kerja dan
biaya untuk plant (peralatan produksi) dan peralatan.
Lembar Kerja Analisa Biaya mengikuti ketentuan yang telah disediakan oleh Prasarana Wilayah
(Bina Marga).
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dan buruh dapat berubah dari saatu lokasi ke lokasi lainnya per
kabupaten. Untuk keperluan menaksir semua keperluan, biaya tenaga kerja yang
digunakan harus mewakili biaya tenaga kerja rata-rata untuk kabupaten, tetapi untuk
pekerjaan kontrak secara individu diperlukan penyesuaian.
Biaya Bahan
Harga bahan yang biasa berubah karena perubahan-perubahan dalam lokasi proyek dan
biaya transport, dan tersedianya bahan-bahan setempat.
Maka dari itu harga dasar untuk pengiriman bahan-bahan ke pusat kabupaten harus
ditetapkan dan komponen tetap transportasi harus ditambahkan sebagaimana perlu
memberikan biaya pengiriman proyek.
Harga Plant ( Peralatan Produksi ) dan Peralatan
Harga Plant (Peralatan produksi) dan peralatan ditaksir dan dibuat standar atas dasar
Regional Jawa Barat.
Biaya Tersebut akan mencakup :
(1) Biaya unutk menjalankan peralatan dan biaya operasi, termasuk bahan-bahan,
pemberian minyak dan bahan servis serta komponen yang mencakup pekrjaan
perbaikan dan suku cadang.
(2) Biaya Pemilikan yang mencakup penyusutan (depresiasi) asuransi, dan bunga
sebagai biaya untuk membayar kembali.
Harus dicatat bahwa : Upah operator/ pengemudi tidak dimasukkan pada penaksiran ini.
b. Penentuan Harga satuan
Harga satuan dihitung untuk setiap jenis kegiatan pekerjaan dengan menggunakan formulir-
formulir atau metoda yang telah umum dipergunakan di Prasarana Wilayah (Bina Marga).
1) Persyaratan Umum
Untuk menyiapkan kontrak konstruksi jalan, gambar perencanaan akhir untuk Final Desain.
Kebutuhan gambar yang lengkap didaftarkan dibawah ini merupakan rincian gambar yang harus
dipenuhi
4) Penampang melintang
Penampang melintang yang disiapkan harus digambar secara grafis untuk menunjukan bentuk-
bentuk seperti laaaapisperkerasan, galian dan timbunan, dan memberikan ukuran-ukuran dari jalan
yang ada termasuk kemiringan jalan dan bahu jalan serta saluran saluran.
Penampang melintang digambar dalam lembaran terpisah dari alinyemen horizontal dibuat sesuai
kebutuhan dan minimal 20 ( dua puluh ) penampang melintang setiap km nya. Skala Horizontal
- 1 : 100 Skala Vertikal - 1 : 50.