Anda di halaman 1dari 34

DRAFT PROSES PENERIMAAN ANGGOTA BARU (PPAB)

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK MATERIAL (MTM) ITB

TAHUN 2019

Oleh:

PANITIA PPAB MTM ITB 2019

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK MATERIAL

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendefinisian

1.2 Organogram

Penasehat : Ketua Program Studi Teknik Material ITB


Dr. Ir. Hermawan Judawisastra
NIP. 197004032006041010
Pembina : Arie Wibowo, Ph.D
NIP. 198006122015041001

Ketua Himpunan MTM ITB : Andika Pandu Nugroho 13716054


Ketua DPA : David Mangisi D N 13716027
Kepala Departemen PSDA : Esa Lahan Asawan 13716057

Ketua Pelaksana : Akmal Zulfan Indi 13717046


Sekretaris Jenderal : Raihana Khadijah 13717012
Sekretaris : Jasmita Nur Azizah 13717054
Kadiv Materi dan Metode : Muhammad Sefano N. A 13717007
Koordinator Materi : Adristi Nisazarifa 13717060
Koordinator Metode : Albert Willy Jonathan S. 13717003
Kadiv Perizinan dan Logistik : Ahmad Affan Farizi 13717051
Kadiv Publikasi Dokumentasi : Pierre Yosia Edward K.
13717014
BAB II
ALUR BERPIKIR
2.1 Alur Berpikir

2.2 Keterangan Alur Berpikir


Start : Panitia PPAB MTM ITB 2019 terbentuk
Kajian Literatur : Analisis tiap hal yang berkaitan mengenai PPAB
Profil : Penyimpulan nilai-nilai yang akan diturunkan dari PPAB
Materi : Merumuskan materi PPAB dari nilai yang akan
diturunkan
Analisis kondisi & kebutuhan : Pendataan terhadap hal-hal yang menjadi
concern berkaitan dengan kondisi yang akan terjadi dan
kebutuhan yang diperlukan selama PPAB
Metode : Penentuan metode PPAB dari materi dan analisis yang
telah dilakukan sebelumnya
Strategi : Pematangan persiapan untuk menciptakan suasana sesuai
materi dan metode
Aplikasi : Kesesuaian PPAB dengan rancangan sebelumnya
• Yes : Keberjalanan PPAB sesuai dengan kondisi dan
parameter yang telah ditentukan
• No: Keberjalanan PPAB tidak sesuai rancangan dan atau
parameter tidak terpenuhi
Pertanggung jawaban : Pelantikan anggota muda yang lulus sesuai
parameter dan pemantauan realisasi output PPAB pada tiap
elemen PPAB
End : Lulus
BAB III
PENINJAUAN
3.1 Latar Belakang

3.2 Tujuan
BAB IV
PROFIL
4.1 Profil
Panitia mendefinisikan profil sebagai nilai. Menurut KBBI, nilai
adalah sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.
berdasarkan draft PSDA BP MTM ITB 2019/2020, terdapat 9 profil yang
yang harus dipenuhi oleh peserta agar bisa dilantik menjadi anggota biasa
MTM ITB, yaitu :
1. Mengetahui asas MTM ITB
2. Mengetahui tujuan MTM ITB
3. Mengetahui visi misi BP MTM ITB 2019/2020
‘NIRFANA’
4. Mengenal anggota muda MTM ITB 2018
5. Mengenal anggota biasa MTM ITB
6. Dapat memberi solusi terhadap permasalahan angkatan
7. Mengetahui hak dan kewajiban anggota MTM ITB
8. Dapat berkarya
9. Budaya mengapresiasi
Menimbang bahwa profil yang diberikan oleh PSDA masih belum
cukup, maka pihak panitia menambahkan beberapa profil, yaitu :
1. Mengetahui sifat MTM ITB
2. Mengenal Badan Perlengkapan MTM ITB
3. Berkomitmen dalam berhimpun
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa peserta PPAB MTM ITB
2019 harus mencapai kedua belas profil tersebut.
4.2 Analisis Profil
4.2.1 Profil 1 : Mengetahui Asas MTM ITB
Mengetahui disini dimaksudkan agar peserta mengerti dan
hafal asas MTM ITB.
Profil ini ada untuk memberikan pandangan kepada peserta
mengenai landasan dari MTM ITB. Peserta dituntut untuk mengerti
agar peserta dapat menyesuaikan diri dengan landasan MTM ITB.
Peserta juga dituntut untuk menghafal tanpa ada kesalahan satupun
karena asas MTM ITB seperti yang tercantum dalam AD/ART
MTM ITB.
4.2.2 Profil 2 : Mengetahui tujuan MTM ITB
Mengetahui disini dimaksudkan agar peserta mengerti dan
hafal tujuan MTM ITB.
Profil ini ada untuk memberikan pandangan kepada peserta
mengenai landasan dari MTM ITB. Peserta dituntut untuk mengerti
agar peserta dapat menyesuaikan diri dengan landasan MTM ITB.
Peserta juga dituntut untuk menghafal tanpa ada kesalahan satupun
karena tujuan MTM ITB tercantum dalam AD/ART MTM ITB.
4.2.3 Profil 3 : Mengetahui visi misi BP MTM ITB 2019/2020
‘NIRFANA’
Mengetahui disini dimaksudkan agar peserta mengerti dan
hafal visi misi BP MTM ITB 2019/2020 ‘NIRFANA’.
Profil ini ada untuk memberikan pandangan kepada peserta
mengenai visi misi BP MTM ITB 2019/2020 ‘NIRFANA’, dan
tidak boleh disalah ucapkan agar tidak terjadi kesalah pahaman dan
peserta mampu mempersiapkan hal-hal yang ingin dicapai dalam
kepengurusan BP MTM ITB 2019/2020 ‘NIRFANA’ satu periode
kedepan.
4.2.4 Profil 4 : Mengenal anggota muda MTM ITB 2018
Anggota muda menurut AD/ART MTM ITB adalah seluruh
mahasiswa Teknik Material yang terdaftar pada Biro Administrasi
Akademik ITB.
Anggota muda MTM ITB 2018 yang dimaksudkan dalam
profil ini adalah anggota muda MTM ITB menurut AD/ART MTM
ITB yang menandatangani kontrak belajar PPAB MTM ITB 2019.
Peserta diwajibkan mengetahui kondisi pribadi teman
seangkatannya, dengan batasan-batasan tertentu, yaitu :
● Nama panggilan, mempertimbangkan ketercapaian peserta
● NIM, karena NIM merupakan identitas selain nama yang
membedakan satu peserta dengan peserta lain
● Wajah, satu kesatuan dengan nama dan NIM sebagai
identitas
4.2.5 Profil 5 : Mengenal anggota biasa MTM ITB
Pada profil ini, peserta diwajibkan untuk mengetahui
minimal nama, angkatan dan wajah dari anggota biasa MTM ITB.
Anggota biasa MTM ITB minimal yang wajib dikenal oleh
peserta yaitu :
● Anggota biasa MTM ITB 2017 (Panitia)
● Anggota biasa MTM ITB 2016 (Stake holder)
● Anggota biasa MTM ITB 2015, 2014 (Swasta)
Profil ini ditujukan agar peserta mengenal orang-orang
yang berada dalam lingkungan yang akan mereka masuki.
4.2.6 Profil 6 : Dapat memberi solusi terhadap permasalahan
angkatan
Masalah menurut KBBI adalah sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan. Berdasarkan definisi
tersebut, panitia menyimpulkan bahwa permasalahan angkatan
yang dimaksud adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan oleh
angkatan baik dari dalam maupun luar.
Menurut KBBI, solusi adalah penyelesaian; pemecahan
(masalah dan sebagainya); jalan keluar. Dari definisi tersebut,
memberi solusi berarti mencari jalan keluar dengan
mengoptimalkan keterlibatan individu dalam pemberian gagasan,
eksekusi hingga terpecahkannya masalah. Keterlibatan individu
dapat berupa pemberian pendapat di depan forum, berempati dan
berpikir Creative Problem Solving (CPS).
Dapat dikatakan permasalahan angkatan apabila satu
angkatan menyatakan sesuatu tersebut adalah masalah, dan
masalah tersebut dilaporkan kepada panitia dan disetujui oleh
kedua belah pihak. Penyelesaian masalah angkatan ditentukan
diawal dan disetujui oleh kedua belah pihak. Maka permasalahan
angkatan tersebut dapat dikatakan selesai apabila telah mencapai
titik penyelesaian masalah yang telah disetujui.
4.2.7 Profil 7 : Mengetahui hak dan kewajiban anggota MTM
ITB
Peserta dituntut untuk menghafalkan hak dan kewajiban
anggota muda MTM ITB sesuai AD/ART MTM ITB pada periode
OS. Pada periode selanjutnya, peserta diharuskan untuk
menghafalkan hak dan kewajiban anggota biasa MTM ITB sesuai
AD/ART MTM ITB.
Peserta diwajibkan menghafalkan hak dan kewajiban
tersebut agar peserta dapat memahami dan mengaplikasikannya
setelah menjadi anggota biasa.
4.2.8 Profil 8 : Dapat berkarya
Karya menurut KBBI adalah hasil perbuatan, buatan,
ciptaan (terutama hasil karangan).
Dapat berkarya pada profil ini diharapkan agar dapat
meningkatkan kepercayaan diri peserta terhadap keilmuan teknik
material.
Batasan karya pada profil ini ada pada batasan
keilmuannya, yakni pada titik dimana peserta dapat menjelaskan
tentang keilmuan teknik material.
Pengenalan tentang keilmuan teknik material (koordinasi
dengan departemen keprofesian)
4.2.9 Profil 9 : Budaya mengapresiasi
Budaya menurut KBBI adalah sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan dan sukar diubah. Budaya dalam profil ini dimaksudkan
agar peserta terbiasa mengapresiasi diri sendiri maupun orang lain.
4.2.10 Profil 10 : Mengetahui sifat MTM ITB
Mengetahui disini dimaksudkan agar peserta mengerti dan
hafal sifat MTM ITB.
Profil ini ada untuk memberikan pandangan kepada peserta
mengenai landasan dari MTM ITB. Peserta dituntut untuk mengerti
agar peserta dapat menyesuaikan diri dengan landasan MTM ITB.
Peserta juga dituntut untuk menghafal tanpa ada kesalahan satupun
karena sifat MTM ITB tercantum dalam AD/ART MTM ITB.
4.2.11 Profil 11 : Mengenal Badan Perlengkapan MTM ITB
Peserta diwajibkan untuk mengetahui fungsi dan dapat
membedakan Badan Perlengkapan antara satu dengan yang
lainnya, karena seharusnya peserta tahu mengenai elemen-elemen
yang ada di dalam MTM ITB. Berdasarkan AD/ART MTM ITB,
Badan Perlengkapan yang dimaksud yaitu :
1. Rapat Anggota merupakan badan perlengkapan tertinggi
dalam MTM ITB.
2. Dewan Perwakilan Anggota yang disingkat DPA MTM ITB
merupakan lembaga yang mewakili suara anggota MTM
ITB.
3. Sidang DPA merupakan alat untuk mengambil keputusan
oleh DPA.
4. Badan Pengurus yang disingkat BP MTM ITB merupakan
lembaga eksekutif MTM ITB.
5. Perwakilan MTM ITB di kemahasiswaan terpusat
merupakan jembatan aspirasi warga MTM ITB dalam
kemahasiswaan terpusat Institut Teknologi Bandung.
4.2.12 Profil 12 : Berkomitmen dalam berhimpun
Definisi komitmen menurut KBBI : perjanjian
(keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak: tanggung jawab.
Panitia mendefinisikan berkomitmen sebagai perjanjian
yang dibuat terhadap diri peserta sendiri dan diikuti tanggung
jawab untuk melaksanakannya.
Berkomitmen dalam berhimpun berarti peserta membuat
komitmen dengan sifat-sifat berikut :
1. Tidak dipaksakan
2. Dapat dipertanggung jawabkan
3. Dibuat untuk MTM ITB
Batasan pertanggung jawaban jangka pendek dalam periode
hingga rangkaian acara PPAB selesai. Untuk komitmen jangka
panjang diserahkan kepada BP MTM ITB.
BAB V
MATERI

Berdasarkan analisis profil, terdapat dua belas profil yang harus dipenuhi
peserta PPAB MTM ITB 2019 sebagaimana telah disebutkan pada Bab Profil.
Dari profil-profil tersebut, terdapat materi yang harus disampaikan dalam
pelaksanaan PPAB MTM ITB 2019 dan dirumuskan sebagai berikut.

1. Mengetahui asas MTM ITB


“MTM ITB adalah himpunan mahasiswa yang memiliki asas
kebenaran ilmiah dan Tri Dharma Perguruan Tinggi berdasarkan
keTuhanan Yang Maha Esa”
2. Mengetahui tujuan MTM ITB
Tujuan MTM ITB adalah :
1. Mendukung tercapainya tujuan pendidikan khususnya di
Institut Teknologi Bandung dan di Indonesia umumnya.
2. Menampung dan mengolah aspirasi anggota MTM ITB.
3. Mempererat rasa kekeluargaan antar anggota MTM ITB dan
dengan mahasiswa ITB lainnya.
4. Wadah pembelajaran bagi anggota MTM ITB untuk melatih
jiwa kepemimpinan sebagai penggerak dan pengabdi di
segala bidang kehidupan bangsa.
5. Memanfaatkan penghayatan keprofesian di bidang teknik
material
3. Mengetahui visi misi BP MTM ITB 2019/202 ‘NIRFANA’
Visi :
“Mewujudkan MTM ITB yang memiliki kebanggaan dalam
keprofesian Teknik Material”
Kebanggaan: Rasa besar hati atas keunggulan dan rasa kepemilikan
di MTM ITB
Keprofesian: Karakter dan keilmuan sesuai Bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian
Misi :
1. Menciptakan wadah keprofesian dalam pengembangan
kemampuan anggota biasa MTM ITB
2. Menumbuhkan rasa kepemilikan dalam setiap insan anggota
biasa MTM ITB
3. Membangkitkan kebanggaan atas MTM ITB dalam
keprofesian Teknik material
Penjelasan :
1. Menciptakan wadah keprofesian dalam pengembangan
kemampuan anggota biasa MTM-ITB. Kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan non-teknis (soft-skills) dan
kemampuan teknis (hard skill). Kemampuan disini yang
menunjang dunia kerja profesionalisme secara umum dan
teknik material secara khusus.
2. Menumbuhkan rasa kepemilikan dalam setiap insan anggota
biasa MTM ITB. Rasa kepemilikan atau sense of belonging
menurut psikolog adalah suatu kebutuhan manusia atas
kepemilikan yang dibuktikan dengan keberterimaan
manusia tersebut di suatu tatanan masyarakat seperti
validasi, penghargaan, dll.
3. Membangkitkan kebanggaan atas MTM ITB dalam
keprofesian Teknik material. Bangga disini yang berarti
rasa besar hati atas keunggulan dan rasa kepemilikan di
MTM ITB ditekankan pada perwujudan sosok MTM ITB
yang terasa sifat keprofesiannya.

4. Mengenal anggota muda MTM ITB 2018

Untuk profil ini, tidak ada materi yang akan diajarkan dan
disampaikan kepada peserta, namun akan difokuskan pada metode.

4. Mengenal anggota biasa MTM ITB


Untuk profil ini, tidak ada materi yang akan diajarkan dan
disampaikan kepada peserta, namun akan difokuskan pada metode.
5. Dapat memberi solusi terhadap permasalahan angkatan
1. Simpati Empati
1. Definisi
Simpati menurut KBBI adalah keikutsertaan merasakan
perasaan (senang, susah, dan sebagainya) orang lain. Empati
menurut kbbi adalah keadaan mental yang membuat seseorang
merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan
atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
Contoh perbedaan simpati dan empati adalah ketika seorang
teman sedang berduka, orang yang bersimpati akan
memberikan semangat dan orang yang berempati akan ikut
merasa duka bahkan menangis. Dengan memiliki sifat Empati
kita dapat mengetahui apa solusi terbaik yang bisa kita berikan
kepada seseorang/sekelompok orang tersebut.

2. Perbedaan Simpati dan Empati

No Simpati Empati

1 Sikap feeling with. simpati sikap feeling in merupakan


merupakan sebuah sikap untuk sebuah sikap dimana seorang
mampu peduli dan merasa iba individu mampu merasakan apa
dengan orang lain. yang orang lain rasakan.

Simpati mungkin hanya mampu Sikap ini biasanya ditunjukkan


merasakan bersama dengan orang dengan sikap penerimaan saat
lain tentang apa yang mereka menghadapi orang lain yang
rasakan. Pihak yang terlibat akan sedang mengalami
menganggap bahwa apa yang permasalahan. Biasanya, bina
terjadi merupakan persamaan hubungan saling percaya akan
nasib sehingga sikap yang ada terwujud dengan penunjukkan
kemudian akan saling mendukung. sikap feeling in ini.

2 Tidak Mendalam : Simpati Mendalam : Seseorang akan


umumnya hanya menunjukkan lebih merasakan kesedihan orang
sikap prihatin terhadap apa yang lain dan tahu apa yang orang lain
orang lain rasakan tanpa rasakan ketika berada dalam
memandang bahwa perlu atau situasi tersebut. Saat sikap ini
tidak untuk membantu seseorang muncul, seseorang biasanya juga
tersebut menangani kesulitannya, akan lebih berusaha bekerja
sebab ia merasa bahwa sama untuk mencari
masalahnya juga sama penyelesaian masalah bersama.
Sikap empati ini biasanya akan
erat sekali dengan kemauan
seseorang untuk menolong orang
lain. Ini bisa menjadi sarana
untuk belajar cara
menghilangkan sifat egois.

3 Respon Dukungan : Orang lain Memahami Orang Lain :


dapat merasakan dukungan ini Seseorang yang berempati
tetapi tidak sampai pada tahap mampu mengerti bahwa
penyelesaian pemecahan masalah permasalahan yang dihadapi
yang dibantu oleh orang yang orang lain adalah berat.
bersimpati. Bagi beberapa orang,
Ia akan berusaha menjadi
mungkin sikap ini justru sudah
pendengar yang baik dan
cukup karena memang mereka
membebaskan orang lain untuk
tidak mengharapkan bantuan lebih
menceritakan permasalahannya
banyak lagi dari orang lain
sebebas-bebasnya. Karakter
yang empati biasanya tidak akan
menyanggah atau memberikan
pendapat pribadinya sampai
benar-benar diminta untuk
melakukannya
4 Simpati Berdasarkan Faktor Empati Berdasarkan Faktor
Persamaan Perbedaan

Beberapa poin sebelumnya sudah Dibandingkan dengan simpati


cukup menjelaskan bagaimana yang menggunakan banyak
simpati yang didasarkan oleh faktor persamaan, empati justru
faktor persamaan. Seseorang timbul karena banyak faktor
mungkin (pernah) mengalami perbedaan yang ada. Seseorang
kesamaan nasib yang kemudian yang bersikap empati mungkin
menjadikan dia merasa iba atau tidak mengalami hal yang sama
merasa prihatin terhadap apa yang yang terjadi pada seseorang,
dialami oleh orang lain. Mereka namun mampu merasakan apa
memang akan saling menguatkan, yang dialami oleh orang tersebut
tetapi berusaha tidak terlibat lebih
jauh lagi dalam proses pemecahan
masalah yang ada

5 Simpati Umumnya Spontan Empati Melibatkan Faktor


Kognitif dan Afektif
Simpati juga umumnya
merupakan reaksi yang sifatnya Empati justru berbanding
spontan. Sebagai contoh, saat sebaliknya. Faktor kognitif dan
mendengar kabar seseorang afektif akan dilibatkan, dimana
terkena musibah, kita mungkin seseorang juga ikut berpikir
bisa memberikan respon, “Saya dalam mencari penyelesaian
cukup prihatin dengan apa yang masalah orang lain. Sikap yang
terjadi pada kamu,” tanpa harus ditunjukkan akan memberikan
merasakan lebih dalam lagi apa kenyamanan orang lain untuk
yang orang tersebut rasakan. mau membuka dirinya lebih luas
lagi. Perbedaan simpati dan
empati dalam psikologi ini
memang terlihat sangat jelas.

2. Berpendapat
Pendapat menurut KBBI adalah pikiran; anggapan; buah
pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal (seperti orang,
peristiwa). Henrika Dewi Anindawati mengungkapkan bahwa
kemampuan mengemukakan pendapat adalah kemampuan
menyampaikan gagasan atau pikiran secara lisan yang logis,
tanpa memaksakan kehendak sendiri serta menggunakan
bahasa yang baik.( Henrika Dewi Anindawati. (2013). Teknik
Permainan untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan
Pedapat Siswa. Skripsi, diterbitkan. Universitas Negeri
Semarang)
Berdasarkan sebuah survey yang dilakukan kepada 20
orang mahasiswa, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
berani berpendapat terjadi karena orang-orang takut untuk
mencoba dan telah mengalami trauma. Maka dari itu, berani
berpendapat dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara sebagai
berikut.
● Banyak membaca
Banyak membaca akan menambah kepercayaan diri
seseorang karena semakin banyak membaca, maka semakin
banyak pengetahuan yang didapat.
● Bersosialisasi
Banyaklah berkenalan dengan orang lain dan dengarkan
pendapat mereka. Lalu jangan lupa untuk menyampaikan
pendapat diri sendiri. Perlahan-lahan kepercayaan diri akan
tumbuh dan mulai berani untuk mengeluarkan pendapat.
● Berlatih menggunakan cermin
Sering berlatih berbicara didepan cermin dan memperhatikan
wajah, ekspresi, mimik, dan gerakan tubuh. Coba sampaikan
pendapat kepada cermin itu, bayangkan seakan-akan pantulan
cermin itu adalah orang lain.
● Berlatih menggunakan gerakan tangan dan ekspresi wajah
Coba saksikan narator-narator yang menggunakan gerakan
tangan dan ekspresi wajah.
● Ikhlas dalam menyampaikan.
Ikhlas dalam menyampaikan apa yang ingin disampaikan.
Karena yang sering membuat diri takut adalah keinginan
untuk menyaingi pendapat orang lain.
Pada saat mentoring, akan diadakan FGD dimana peserta
dapat berdiskusi mengenai masalah angkatan mereka. Mentor
akan memberikan masalah, lalu peserta diminta untuk
memberikan pendapatnya masing-masing mengenai masalah
tersebut dan diminta untuk menyelesaikan masalah dengan
metode CPS. Adapun permasalahan yang diberikan adalah:
1. Teman susah dihubungi atau hilang
2. Teman yang merasa tidak punya teman
3. Teman tapi mesra
4. Teman apatis
5. Beban angkatan
6. Adanya kelompok-kelompok kecil di angkatan yang tidak
mau bersinergi (kubu)
3. Creative Problem Solving
Creative Problem Solving (CPS) by Jeffrey Baumgartner
(Originally formalised by Alex Osborn)
Ide kreatif timbul bukan secara spontan melainkan hasil
dari usaha pemecahan masalah yang spesifik atau untuk
mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh:
● Teori relativitas Einstein dirumuskan untuk menutup
kesenjangan antara hukum fisika klasik dengan hukum
elektromagnetik
● Kalkulus dikembangkan oleh Isaac Newton untuk
memahami dan merumuskan kinetika benda di alam.
Langkah CPS
1. Identifikasi masalah
a. Five whys:
Tanyakan pertanyaan mengenai masalah atau tujuan: “why is
this a problem?” atau “why do I wish to achieve this goal?”.
Setelah pertanyaan tersebut tanyakan lagi “why else?”
sebanyak empat kali untuk memperjelas permasalahan atau
tujuan yang dihadapi.
b. Pertanyaan tambahan:
“Apa yang menghalangi saya mencapai tujuan/menyelesaikan
masalah ini?”
Sebagai analisis tantangan dan ancaman yang dihadapi.

“Apa yang akan saya dapatkan apabila saya menyelesaikan


masalah/mencapai tujuan ini?” dan “Apa yang akan saya alami
apabila saya gagal menyelesaikan masalah/mencapai masalah
ini?” sebagai motivasi untuk menyelesaikan/mencapai tujuan.

“Apakah ada teman/kolega/keluarga yang mengalami masalah


yang sama, jika ya, bagaimana mereka menghadapinya?”
c. Penentuan kriteria untuk solusi potensial:
Kriteria seperti budget, timeframe, dan restriksi lain yang dapat
mempengaruhi implementasi ide. Pikirkan tiga hingga lima
kriteria untuk dievaluasi pada langkah 5.
2. Riset
Sumber: Internet, Buku, Dosen, keluarga, dll.
Gabungkan sumber-sumber tersebut untuk mendapatkan
informasi yang valid.
3. Formulasi tantangan kreatif
Ubah masalah atau tujuan menjadi tantangan. Gunakan kata-
kata seperti “bagaimana” atau “dengan cara apa”. Sebagai
contoh, permasalahan kita adalah terancam tidak lulus dalam
satu matkul tertentu. Ubah masalah tersebut menjadi beberapa
tantangan yang spesifik misalnya:
“Bagaimana saya bisa mengerti bab 1 hingga bab 3?”
“Bagaimana saya bisa mengerjakan soal dengan cepat?”
Usahakan untuk tidak menggabung dua masalah dalam satu
tantangan.
Jangan memasukkan kriteria evaluasi dalam tantangan, sebagai
contoh:
“Bagaimana saya bisa mengerti bab 1 hingga bab 3 dalam satu
hari?”
Ini akan menghambat kreativitas di langkah 4. Setelah ide
dihasilkan di langkah, baru kemudian akan diseleksi dan
dievaluasi di langkah 5.
4. Produksi ide (brainstorming)
Pilih satu tantangan kreatif yang sudah dirumuskan dan
hasilkan sebanyak-banyaknya ide yang kira-kira dapat
menyelesaikan tantangan tersebut. Tuliskan dalam bentuk
catatan, mind map, word document, atau metode apapun. Tulis
ide apapun yang terlintas tidak peduli seberapa konyol ide
tersebut. Apabila bekerja dalam grup, jangan meremehkan ide
yang dihasilkan anggota grup anda. Manfaatkan internet dan
sumber lainnya dalam proses produksi ide.
5. Kombinasi dan evaluasi ide
Gunakan kriteria evaluasi yang sudah dibuat pada langkah 1
untuk mengevaluasi ide-ide yang dihasilkan pada langkah 4.
Ide yang berhubungan dapat dikombinasikan menjadi ide
gabungan. Pilih beberapa ide yang secara umum memenuhi
kriteria yang sudah dibuat. Beri nilai ide-ide tersebut
berdasarkan ketepatan terhadap kriteria dengan skala 1-5,
kemudian urutkan ranking nilainya. Ide yang terpilih dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan analisis SWOT. Apabila
yang dihadapi adalah masalah besar, beberapa ide dapat
diimplementasikan secara bersamaan.
6. Pembuatan rencana kerja
Ubah ide yang terpilih menjadi tujuan-tujuan kecil yang
disusun berdasarkan waktu (steps). Definisikan steps tersebut
secara rinci menjadi tugas yang memiliki indikator pelaksanaan
yang jelas.
7. Implementasi
6. Mengetahui hak dan kewajiban anggota MTM ITB
1. Hak anggota muda MTM ITB adalah:
a. Mengikuti proses menjadi anggota biasa MTM ITB.
b. Memperoleh bantuan dan/atau advokasi apabila
menghadapi masalah yang berkaitan dengan akademik
maupun non-akademik.
c. Berhak mendapatkan penghargaan dari MTM ITB yang
disahkan oleh DPA dengan/tanpa usulan BP MTM ITB atas
prestasi di dalam ataupun di luar MTM baik berkaitan
dengan akademik maupun non-akademik.
2. Hak anggota biasa MTM ITB adalah:
a. Memakai fasilitas dan atribut MTM ITB.
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan MTM ITB.
c. Mewakili MTM ITB dalam kegiatan-kegiatan eksternal
atas persetujuan BP MTM ITB.
d. Memiliki hak pilih dan hak dipilih dalam pemilu Ketua
Himpunan dan senator MTM ITB di kemahasiswaan
terpusat ITB.
e. Memperoleh bantuan dan/atau advokasi apabila
menghadapi masalah yang berkaitan dengan akademik
maupun non-akademik.
f. Menjadi anggota DPA.
g. Memiliki hak bicara dan hak suara dalam Rapat Anggota.
h. Berhak mendapatkan penghargaan dari MTM ITB yang
disahkan oleh DPA dengan/tanpa usulan BP MTM ITB atas
prestasi di dalam ataupun di luar MTM baik berkaitan
dengan akademik maupun non-akademik.
3. Kewajiban anggota muda MTM ITB adalah:
a. Menjaga nama baik MTM ITB.
b. Menghormati dan menghargai semua elemen yang
terdapat di MTM ITB.
c. Mentaati dan melaksanakan AD/ART MTM ITB.
d. Berhak mengeluarkan pernyataan yang mengatas
namakan MTM ITB dengan
persetujuaan BP dan DPA MTM ITB.
4. Kewajiban anggota biasa MTM ITB adalah:
a. Menjaga nama baik, fasilitas dan inventaris MTM ITB.
b. Menaati dan melaksanakan AD/ART MTM ITB.
c. Menghormati dan menghargai semua elemen yang
terdapat di MTM ITB.
d. Berkomitmen dan bertanggungjawab atas amanah sesuai
dengan status
keanggotaannya.
e. Berperan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan MTM
ITB.
f. Membayar iuran rutin MTM ITB.
g. Berhak mengeluarkan pernyataan mengatasnamakan
MTM ITB dengan persetujuaan
BP dan DPA MTM ITB.
7. Dapat berkarya
Pada hari pertama OS (1 Agustus 2019) akan
didemonstrasikan sebuah eksperimen pada waktu pengenalan
teknik material. Eksperimen-eksperimen yang akan
didemonstrasikan adalah sebagai berikut :
● Invisible tape art
https://www.youtube.com/watch?
v=eQudpY43hUc&feature=youtu.be
Dari eksperimen-eksperimen di atas akan dipilih 1 untuk
didemonstrasikan kepada peserta PPAB MTM ITB 2018 sehingga
peserta dapat membuat eksperimen yang sama sebagai tugas OS.
8. Budaya mengapresiasi
Budaya menurut KBBI adalah sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan dan sukar diubah. Budaya dalam profil ini dimaksudkan
agar peserta terbiasa mengapresiasi diri sendiri maupun orang lain.
Sedangkan apresiasi menurut KBBI adalah penilaian
(penghargaan) terhadap sesuatu.
Cara Apresiasi :
1. Tulis Catatan (berupa surat atau ucapan terima kasih)
2. Beri Kredit atau pujian
3. Beri Feedback positive
4. Tawarkan Bantuan
5. Terima kritik konstruktif
6. Mulai sebuah tradisi yang menyenangkan (contoh : traktir
makan, beri hadiah)
7. Ucapkan terima kasih
Source : https://www.themuse.com/advice/9-ways-you-can-
personally-make-your-office-a-happier-place-to-work-every-
day
Cara Agar Diapresiasi :
1. Jangan menghindar dari masalah
2. Hindari bergosip atau mengatakan hal negative tentang
orang lain
3. Ikuti flow dunia kerja
Situs :
https://www.forbes.com/sites/jacquelynsmith/2013/02/06/how-
to-get-your-co-workers-to-like-you-better/#1ed0007d21a1
9. Mengetahui sifat MTM ITB
“MTM ITB bersifat kekeluargaan dan keprofesian”
10. Mengenal Badan Perlengkapan MTM ITB
Badan perlengkapan MTM ITB terdiri dari :
1. Rapat Anggota merupakan badan perlengkapan tertinggi
dalam MTM ITB.
2. Dewan Perwakilan Anggota yang disingkat DPA MTM ITB
merupakan lembaga yang mewakili suara anggota MTM ITB.
3. Sidang DPA merupakan alat untuk mengambil keputusan
oleh DPA.
4. Badan Pengurus yang disingkat BP MTM ITB merupakan
lembaga eksekutif MTM ITB.
5. Perwakilan MTM ITB di kemahasiswaan terpusat merupakan
jembatan aspirasi warga MTM ITB dalam kemahasiswaan
terpusat Institut Teknologi Bandung.
Materi mengenai BP, DPA, dan PM3I akan dijelaskan
langsung oleh narasumber pada saat pasca OS. Materi yang
dijelaskan adalah:
1. Organogram
2. Program Kerja
3. Visi misi

12. Berkomitmen dalam berhimpun

1. Komitmen

Definisi komitmen menurut KBBI : perjanjian (keterikatan)


untuk melakukan sesuatu; kontrak: tanggung jawab

Berkomitmen dalam berhimpun berarti peserta membuat


komitmen dengan sifat-sifat berikut :

1. Tidak dipaksakan

2. Dapat dipertanggungjawabkan

3. Dibuat untuk MTM ITB

Steers dan Porter (1983) mengemukakan bahwa komitmen


merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi terikat
oleh tindakannya. Melalui tindakan ini akan menimbulkan
keyakinan yang menunjang aktivitas dan keterlibatannya. Griffin
(2004) mengatakan seorang individu yang memiliki komitmen
yang tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota
sejati organisasi, dan untuk melihat dirinya sendiri menjadi
anggota jangka panjang dari organisasi. Dari definisi-definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya komitmen,
diharapkan anggota biasa MTM ITB dapat tetap berada di dalam
himpunan dan menjalankan komitmennya.

Dalam membuat komitmen, dapat digunakan metode SMART


(Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely). Dengan kata
lain, komitmen yang dibuat harus spesifik, punya indikator yang
bisa diukur, bisa diuraikan dengan aktivitas yang nyata, ditentukan
dengan target yang wajar, dan dapat dievaluasi dalam jangka waktu
yang telah ditentukan.

S = Specific: Do you know exactly what you want to accomplish


with all the details?

Goals must be well defined. They must be clear and unambiguous.

M = Measurable: Can you quantify your progress so you can track


it?

How will you know when you reach your goal?

Define specific criteria for measuring progress toward the


accomplishment of each goal you set so that you can measure and
keep track of your progress.

A = Attainable: Is your goal a challenge but still possible to


achieve?

Goals must achievable. The best goals require you to stretch a bit
to achieve them but they are not impossible to achieve.

R = Realistic: Is your goal realistic and within your reach? Are you
willing to commit to your goal?

Almost certainly your goal is realistic if you truly believe that it


can be accomplished.

Relevant: Is your goal relevant to your life purpose?

Your goal must be consistent with other goals established and fits
with your immediate and long-term plans?

T = Timely/Time Bound: Does your goal have a deadline?

Goals must have a clearly defined time frame including a starting


date and a target date. If you don’t have a time limit then there is
no urgency to start taking action towards achieving your goals.
Paul J. Meyer mendeskripsikan karakteristik pengukuran
SMART sebagai berikut;

Spesifik berarti menjabarkan sasaran secara jelas dan tanpa


ambigu. Beberapa atribut yang digunakan yaitu dengan
mengevaluasi: apa yang ingin dicapai? Alasan atau keuntungan apa
yang ingin diraih dengan mencapai sasaran itu? Siapa saja yang
terkait dan berhubungan dengan pencapaian sasaran? Dimana
lokasi atau fasilitas/prasarana apa saja yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan?

Selanjutnya adalah pengukuran yang kongkrit seperti


berapa banyak atau kapan sebuah sasaran bisa diketahui telah
dicapai. Hal ini mesti dapat diperhitungkan dari awal penetapan
targetnya.

Terminologi yang ketiga (attainable) menekankan


pentingnya seberapa realistis sebuah target itu. Jika sasarannya
terlalu jauh diluar standar, bisa menjadi demotivator karena tidak
sesuai dengan keahlian, kapasitas, kemampuan, serta perilaku yang
dimiliki untuk meraih sasaran tersebut.

Sehingga kemungkinan bagaimana sebuah tujuan dapat


diraih bisa terjawab ketika mulai menilai sebuah kelayakan target.
Disinilah pentingnya rutinitas penilaian kinerja terhadap kontribusi
karyawan yang dievaluasi atasan secara periodik atau berkala.

Target yang terlalu tinggi dan tak terjangkau akan


memberikan tekanan yang terlalu besar dan akhirnya membawa
perasaan apatis atau rasa malas dan penundaan. Sedangkan target
yang terlalu rendah hanya akan menciptakan kinerja yang tidak
optimal karena rasa bosan dan ujung-ujungnya juga bisa
menimbulkan rasa malas dan penundaan (demotivasi).
Relevansi sebuah tujuan dinyatakan dengan memilih
prioritas bagi sasaran-sasaran yang paling vital dan berarti bagi
organisasi. Sebuah tujuan bisa saja spesifik, terukur, realistis, dan
ada batas waktu, namun jika tidak relevan terhadap atasan,
manajemen dan perusahaan secara keseluruhan maka tidak akan
didukung penuh oleh tim kerja atau rekan/mitra kerja yang lain.

Kesesuaian dari sasaran yang berhubungan erat dengan


tujuan organisasi harus bermakna dan tepat waktu serta tepat guna
dengan orang yang tepat pula. Dan yang terpenting adalah relevan
dengan upaya, keahlian, dan kebutuhan dari sang pekerja serta
kelompok kerjanya.

Kriteria terakhir dalam metode SMART adalah ukuran


waktu dengan kerangka waktu dalam memulai serta tenggat waktu
yang diharapkan untuk bisa menyelesaikan sasaran yang telah
ditetapkan.

2. Esensi Berhimpun

Esensi berhimpun secara umum adalah berkumpul dengan


latar belakang yang sama dan tujuan yang sama. Contoh komunitas
ojek online adalah komunitas yang terbentuk karena memiliki latar
belakang sama yaitu sesame ojek online dan memiliki keinginan
untuk menampung suara ojek online dan memberikan suara
tersebut ke pihak berwenang sebagai tujuan. Contoh lain adalah
perkumpulan pecinta alam, latar belakang mereka adalah sesama
mencintai alam, tujuan yang sama dari mereka adalah melestarikan
alam. Penggambaran contoh tidak perlu dirincikan jika sudah
menyinggung apakah latar belakang himpunan tersebut sama
berserta alasannya dan apa tujuan yang sama yang himpunan
tersebut ingin raih.
Esensi berhimpun secara KM ITB adalah pemenuhan
kebutuhan pada tingkat jurusan mahasiswa berdasarkan minat
bakat (UKM) dan keprofesian (HMJ). Contoh MTM ITB dapat
memenuhi kebutuhan mahasiswa Teknik Material untuk
mengembangkan akademis mahasiswa tersebut. Contoh lain
UKMR dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa yang memiliki
minat terhadap kebudayaan melayu. Penjelasan kebutuhan pada
materi ini tidak perlu dirincakan secara mendetail sehingga
penjelasan kebutuhan secara detail menjadi pilihan peserta.

Esensi berhimpun secara MTM ITB dan berturut-turut


adalah sebagai penyaluran aspirasi, mempererat rasa kekeluargaan,
media belajar berorganisasi, dan penghayatan terhadap
keprofesian. Aspirasi menurut KBBI adalah harapan dan tujuan
untuk keberhasilan pada masa yang akan datang sehingga aspirasi
yang harus dibentuk adalah harapan yang dapat menguntungkan
kedua belah pihak (panitia dan peserta) dalam melancarkan PPAB
ataupun MTM.

Berdasarkan sebuah artikel manfaat berorganisasi adalah sebagai


berikut :
BAB VI

ANALISIS KONDISI

6.1 Metode Analisa

6.2 Analisa
BAB VII
METODE
7.1 Pemilihan Metode

7.2 Metode Penyampaian Materi


BAB VIII
STRATEGI
8.1 Play Role

8.2 Rundown

Anda mungkin juga menyukai