Oleh:
NIM :17.010.51
CENDEKIA SIDOARJO
2020
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
NIM :17.010.51
SIDOARJO
2020
SURAT
PERNYATAAN
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dan
apabila pemyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.
Yanfi M y takan,
Mengetahui,
Pembimbing I imbing II
Telah disetujui untuk di ujikan dihadapan Dewan Penguji karya tulis ilmiah pada:
Tanggal: 12 Juni 2020
Oleh
Pembimbing 1 Pembimbing II
owati S.Ke
NIDN. 0703087801
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di Program D3
Keperawatan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur
owati S.Ke
NIDN. 0703087801
MOTTO
iv
xii
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Penulisan proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya saya dapat
2. Orang tua Ibu Sri Wanti yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun material selama pembuatan Karya Tulis Imliah ini dari awal hingga
akhir.
5. Marlita Dewi Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing kedua dalam
Cendekia Sidoarjo yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama ini.
Ilmiah ini.
xii
8. Serta para sabahat dan Kelenjar Family yang telah mendukung dan
bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para pembaca berkenan
kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan i
Lembar Persetujuan ii
Lembar Pengesahan iii
Lembar Motto iv
Lembar persembahan v
Kata Pengantar vi
Daftar isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Metode Penulisan 6
1.6 Sistematika penulisan 7
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Cerebral Vaskular Accident
2.1.1 Pengertian 9
2.1.2 Etiologi 9
2.1.3 Patofisiologi 10
2.1.4 Klasifikasi 11
2.1.5 Manifestasi Klinik 12
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang 12
2.1.7 Komplikasi 13
2.1.8 Penatalaksanaan 13
2.2 Dampak Masalah
2.2.1 Dampak psikologi 15
2.2.2 Dampak Sosial 15
2.2.3 Dampak Ekonomi 15
2.3 Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian 16
2.3.2 Diagnosa Keperawatan 22
2.3.3 Intervensi Keperawatan 22
2.3.4 Implementasi Keperawatan 33
2.3.5 Evaluasi Keperawatan 35
2.4 Pathway 38
BAB 3 Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian 40
3.2 Diagnosa Keperawatan 49
3.2.1 Analisa Data 49
3.2.2 Daftar Diagnosa 51
3.2.3 Diagnosa Berdasarkan Prioritas 51
3.3 Intervensi Keperawatan 52
3.4 Implementasi Keperawatan 56
xii
viii
3.5 Evaluasi Keperawatan 60
3.5.1 Catatan Perkembangan 60
3.5.2 Evaluasi Akhir 64
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pengkajian 66
4.2 Diagnosa Keperawatan 74
4.3 Intervensi Keperawatan 75
3.4 Implementasi Keperawatan 76
4.5 Evaluasi Keperawatan 77
BAB 5 Penutup
5.1 Simpulan 79
5.2 Saran 80
5.3 SAP 81
5.4 Leaflet 88
Daftar Pustaka 89
Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
xii
x
DAFTAR GAMBAR
xii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
bagi masyarakat modern saat ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang
kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif maupun usia lanjut
(Junaidi, 2011). Pada era globalisasi sekarang banyak masyarakat yang kurang
memperhatikan pola hidup dan pola makan. Pola hidup masyarakat yang suka
juta jiwa, dan 9 juta diantaranya menderita kecacatan berat yang lebih
Cerebro Vaskular Accident (CVA) menjadi urutan yang paling utama, dengan
Cerebro
1
2
Vaskular Accident (CVA) masih cukup tinggi yaitu sebesar 11,2% (Badan
stroke, Gaya hidup yang tidak sehat seperti mengomsumsi makanan tinggi
lemak dan tinggi kolesterol, kurang aktivitas fisik dan kurang berolahraga,
muntah,sakit kepala hebat yang mendadak, lemah atau mati rasa di kaki
lengan dan wajah pada salah satu sisi tubuh, kejang, kehilangan keseimbangan
masalah bicara atau menelan, linglung atau disorientasi (Hisam, 2013). Stroke
yang mungkin muncul adalah Deep vein thrombosis, Sebagian orang akan
kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein thrombosis ,kondisi ini terjadi
darah vena tungkai terganggu, hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya
saraf akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang cairan
intake dan output cairan serta meminimalkan stimulus dan lingkungan, selain
itu bisa diatasi dengan memonitor adanya paratese, membatasi gerakan pada
dan antibiotik (Nurarif & Kusuma, 2013). Pasca stroke biasanya klien
memerlukan rehabilitasi
seperti terapi fisik, terapi wicara, terapi okupasi. Rehabilitasi psikologis juga
(Oktavianus, 2014).
1.3.2.1 Mengkaji Ny. K dengan diagnosa medis CVA Bleeding di RSUD Bangil.
Bangil.
RSUD Bangil.
Bangil.
RSUD Bangil.
RSUD Bangil
1.4 Manfaat Penelian
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
1.4.1 Akademis, hasil tindak kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam
CVA Bleeding.
Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi pasien dan keluarga yaitu agar
1.5.1 Metode
yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari keluarga atau orang
kesehatan lain.
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
1.6.2 Bagian inti , terdiri dari lima bab, yang masing – masing bab terdiri dari sub
dan asuhan keperawtan klien dengan Diagnosa medis CVA Bleeding serta
kerangka masalah
1.6.2.3 Bab 3 : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan di uraikan secara teoritis mengenai konsep dasar
Cerebro Vaskuler Accident dan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal
etiologi, dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan akan diuraikan
pelaksanaan, evaluasi.
2.1.1 Definisi
gangguan perfusi baik lokal atau global yang terjadi secara mendadak,
2.1.2 Etiologi
tiga, yaitu :
9
10
dari stroke. Thrombosis ditemukan pada 40% dari semua kasus stroke
2.1.3 Patofisiologi
2.1.4 Klasifikasi
peredaran darah selama 2-15 menit sampai 24 jam. Stroke jenis ini tidak
mengalami stroke sebelumnya, tepi stroke jenis ini adalah peringatan akan
Jenis stroke ini terjadi mulai dari stroke ringan yang kemudian sedikit
demi sedikit bisa memburuk yang dimana dalam prosesnya berjalan mulai
dari beberapa jam sampai hari (Hariyanto & Sulistyowati, 2015, p. 47).
tiba hilang rasa peka,bicara cadel atau pelo,gangguan bicara dan bahasa
Kusuma, 2015)
karotis)
2.1.7 Komplikasi
1) Infeksi pernafasan
3) Konstipasi
4) Tromboflebitis
2) Dislokasi sendi
4) Epilepsi
5) Sakit kepala
6) Kraniotomi
7) Hidrosifalus
(Putri, 2013)
2.1.8 Penatalaksanaan
meningkat ,posisi kepala di naikkan 300 ,posisi kepala dan dada di satu
menunjukkan sikap serta tingkah laku seperti tidak ada harapan dan
dan harga diri karena bergantung pada orang lain (Vitahealth, 2006
(Najoan 2016).
(Makhrudy, 2013).
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien CVA Bleeding
2.3.1.1 Identitas:
1) Usia
tahun, resikonya berlipat ganda setiap kurun waktu sepuluh tahun. Dua
pertiga dari serangan stroke terjadi pada orang berusia 65 tahun. Itu
berkurang . tetapi itu tidak berarti stroke hanya terjadi pada orang lanjut
2016).
2) Jenis kelamin
Resiko stroke pria 1,25 lebih tinggi dari wanita ,tetapi serangan stroke
pada pria terjadi pada pria usia lebih muda sehingga tingkat kelangsungan
hidup juga lebih tinggi . Dengan perkataan lain, walau lebih jarang terkena
stroke ,pada umumnya wanita terkena pada usia lebih tua ,sehingga
waktu sebelumnya merasa pegal, agak lemah atau keram linu pada
hidup dan pola suatu keluarga juga dapat mendukung resiko stroke .cacat
(Masriadi, 2016).
2.3.1.6 Kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
mengandung natrium nitrat, mengandung glukosa berlebih, makanan yang tinggi lemak
stroke(Masriadi, 2016).
nafas, penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan frekuensi pernafasan. Pada klien
Palpasi thoraks didapatkan vocal fremitus seimbang kanan dan kiri.. auskultasi tidak
terjadi pada klien CVA. Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat
lesi pembuluh darah mana yang tersumbat, ukuran area yang perfusinya tidak
(1) Pengkajian tingkat kesadaran pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien
CVA biasanya berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan semikoma. Jika
klien sudah koma maka penilaian GCS sangat penting untuk menilai
tingkat kesadaran klien dan bahan evaluasi untuk pemantauan pemberi
asuhan.
Skala GCS :
Respon suara 3
Respon nyeri 2
Tidak berespon 1
Disorientasi 4
Kata-kata kacau 3
Hanya mengerang 2
Tidak berespon 1
Melokalisir nyeri 5
Fleksi abnormal 3
Ekstensi 2
Tidak berespon 1
(1)) Saraf I. Biasanya pasien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
gerak.
membuka mulut.
(9)) Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi serta
(Muttaqin,2012)
4) B4 Sistem Perkemihan(Bladder)
kontrol motorik dan postural. Kadang sfingter urine eksternal hilang atau
berkurang (Muttaqin,2012).
mual, muntah fase akut, penurunan gerakan peristaltik karena imobilisasi yang
lama (Muttaqin,2012).
Biasanya didapatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi
pada sisi otak yang berlawanan, dan penurunan kekuatan otot, tonus otot
(Muttaqin,2012)..
pemeriksa
4 : Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
penuh
7) Sistem Penginderaan
8) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar parotis, tidak terdapat
luka gangren.(Muttaqin,2012).
hemoragik
N.2014)
hemoragik
perdarahan hemoragik
Hasil
kepala analgetik
kulit
2.3.3.2 Hambatan mobilisasi fisik b.d penurunan kekuatan otot
2.3 Tabel Intervensi Hambatan mobilisasi fisik b.d penurunan kekuatan otot
TD : klien. ekstremitas.
Siastolik : 70-80mmHg
Nadi : 60 – 100
2.3.3.3 Ketidak efektif pola nafas b.d penurunan kesadaran
2.4 Tabel Intervensi ketidak efektif pola nafas b.d penurunan kesadaran
5.Agar mengetahui
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
pernapasan
abnormal atau
tidak
7. Untuk
mengetahui
perubahan ttv
8. Untuk
mempercepat
pola nafas
menjadi efektif
2.3.3.4 Nyeri akut b.d TIK meningkat
2.6 Tabel Intervensi Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan secret
bersih
2.3.3.7 Defisit perawatan diri mandi b.d ketidak mampuan presepsi kognitif
2.8 Tabel Intervensi Defisit perawatan diri mandi b.d ketidak mampuan presepsi
kognitif
mampu
mempraktekkan ulang
pemberian analgetik.
ambulasi,
mengajarkan pasien dan keluarga cara merubah posisi dan berikan bantuan
dengan Menjelaskan pada pasien dan keluarga pasien tentang pola nafas
menganjurkan pada pasien menggunakan bronkodilator bila perlu,
2.3.5 Evaluasi
keadaan pasien ( Hasil yang diamati ) dengan tujuan dan kriteria hasil
Pasien mau melakukan observasi kulit, Tidak ada pretase, Tidak ada
tromboplebitis.
tau cara melatih kekuatan otot, Pasien mau menggunakan alat bantu jalan,
nyeri, Pasien mau melakukan teknik relaksasi dan distraksi, Pasien dapat
Pasien dan keluarga pasien mau melakukan batuk efektif, Pasien dan
ada suara nafas tambahan, Ttv dalam batas normal (TD : Siastolik : 70-
0
80mmHg, Diastol : 90-120 mmHg, Suhu : 36,5 – 37,5 c, Nadi : 60 –
100).
2.4 Pathway
Embolus otak
Penyumbatan
pembuluh darah
otak Ganguan
perfusi
jaringan
Peningkatan serebral
Penurunan
TD suplai O2
PD Hipoksia
Rupture/
dilatasi
pecah PD
Asidosis
Pelebaran PD
meningkat
TIK Iskemik
meningkat
Infark serebri
Penekanan pusat
Penekanan
reflek pusat nafas
Kelemahan otot/ paralisis
Kelemahan otot Gangguan
spicter motoric bicara
Kontraktur
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Resti Cidera
Gambar 2.1 Pathway CVA Bleeding (Smeltzer C. Suzanne (2002) dalam buku
Asuhan Keperawatan Neurologi (2017)).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Data diambil pada tanggal 13 Januari 2020 pukul 17.20 Ny. K MRS pada
tanggal 12 Januari 2020. Ny. K dirawat diruang Krisan kelas III dengan
1) Keluhan utama: keluarga pasien mengatakan tangan dan kaki kiri pasien
pulang dari bekerja badan pasien tampak lemas,tangan dan kaki pasien
sebelah kiri tidak dapat di gerakkan .pasien dibawa ke IGD RSUD Bangil
pada hari Minggu tanggal 12 January 2020 pukul 17.00. dari IGD kondisi
pasien sadaran diri tekanan darah pasien 180/90 pasien mendapatkan obat
40
41
operasi.
Hipertensi
pulang.
3.1.4 Status Cairan dan Nutrisi
Tabel 3.1 Status Cairan dan Nutrisi pada Ny K. dengan diagnosa medis
(Cerebral Vascular Acident Bleeding)
Status Cairan dan Sebelum Sakit Sesudah sakit
Nutrisi
Nafsu makan Baik Menurun
Pola makan 3x1 porsi habis 3x ,3-2 Sendok
Minum: jenis: Air putih susu
Jumlah: 2000 cc / hari 600 cc / hari
Pantangan makan Tidak ada Makanan tinggi Natrium
Menu makan Nasi, lauk, sayur Nasi tim, lauk, sayur
Berat badan Keluarga pasien Keluarga pasien mengatakan
mengatakan BB BB pasien saat sakit 48 kg
pasien sebelum sakit
48 kg
Keluhan lain: tidak ada
3.1.5 Genogram
Ket:
= laki- laki
= perempuan
= pasien
= tinggal 1 rumah
2) Tanda-Tanda Vital
irama nafas teratur, retraksi otot bantu nafas (-), alat bantu nafas: tidak
ada alat bantu nafas, nyeri dada (-), batuk (-), sputum (-).
Inspeksi: nyeri dada (-), sianosis (-), clubbing finger (-), JVP (-)
Palpasi: ictus cordis tidak teraba, CRT <3 detik, nyeri tekan (-)
midclavicula sinistra
Coclearis (8).
pendengaran.
Masalah keperawatan: Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral
Inspeksi: pasien tidak memakai alat bantu kateter dan urine bag,
53
hangat kekuatan otot
53
(2) Identitas
(3) Peran
dengan baik.
Natrium (NA) H 148,00 135 - 147 Nilai Kritis : <120 or > 160
mmol/L
Kalium (K) 3,52 3,5 - 5 Nilai Kritis : < 3 or > 6,1 mmol/L
Klorida (CI) H 106,00 95 - 105 Nilai Kritis : < 80 or > 115 mmol/L
Kalsium ION 1,260 1,16 - 1,32 Nilai Kritis : < 0,78 or > 1,58
mmol/L
Pons cerebellumnormal
Calvoria Normal
Kesan
Tabel 3.4 Analisa Data pada Ny. K umur 57 Dengan Diagnosa Medis Resiko
Ketidakefektifan perfusi jaringan Cerebral
di ruang Krisan RSUD Bangil
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Keluarga pasien mengatakan Hematoma Resiko
mulai berkurang
Kesadaran : Composmentis
GCS:4-5-6
lebih lantang
Nadi: 84 x/menit
Suhu: 36,5oC
RR : 20 x/menit
Nadi: 84 x/menit
Suhu: 36,5oC
RR : 20 x/menit
diperbolehkan pulang.
3.2.2 Daftar Masalah Keperawatan
3) Defisit Pengetahuan
Cerebral
dengan GCS
normal: kepala
terapi proses
peyembuhan
pasien
Tabel 3.5.1 Intervensi Hambatan Mobilitas fisik b.d Kelemahan kekuatan otot
pada Ny. K umur 57 di ruang Krisan RSUD Bangil RM 414xxx
No Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada 1. Untuk
meningkat perubahaan
RR : 15 - 20 x/menit pemberian
terapi
Tabel 3.5.2 Intervensi Defisit Pengetahuan b.d Kurangnya informasi pada Ny. K
umur 57 di ruang Krisan RSUD Bangil RM 414xxx
No Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional
mengikuti
prosedur
pengobatan
3.4 Implementasi keperawatan
Tabel 3.6 Tabel Implementasi keperawatan pada Ny. K umur 57 di ruang Krisan
RSUD Bangil RM 414xxx
orientasi: Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi: 84 x/menit
Suhu: 36,5oC
RR : 20 x/menit
Citicoline 500 mg
kelemahan otot
17.50 2. Menganjurkan pasien melatih berjalan :
secara bertahap
17.54 3. Mengajarkan pasien mobilisasi secara
pasien
5 3
5 3
TD : 120/80 mmHg
Nadi: 84 x/menit
Suhu: 36,5oC
RR : 20 x/menit
pencegahannya
orientasi: Composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi: 92 x/menit
Suhu: 36,6oC
RR : 20 x/menit
Citicoline 500 mg
5 3
5 3
17.35
2. Mengobservasi TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 36,6 o C
RR : 20 x/menit
17.39
3. Pemberian Terapi Citicoline 500 Mg
Tabel 3.6.2 Tabel Implementasi keperawatan pada Ny. K umur 57 di ruang Krisan
RSUD Bangil RM 414xxx
No Tanggal Jam Implementasi Ttd
1 15-01- 09.36 1. Memonitor status neurologi pasien
GCS: 4-5-6
Nadi: 84 x/menit
Suhu: 36,5oC
RR : 20 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan
(4,5,6,7 ,dan 8)
kelemahan otot,
melaporkan kemampuan
mempraktekkan cara
bermobilisasi dengan
bantuan minimal
Kesadaran : Composmentis
5 3
Kekuatan Otot :
5 3
Nadi: 84 x/menit
Suhu: 36,5oC
RR : 20 x/menit
GCS :4-5-6
keluarga
P : Intervensi dilanjutkan
(4,5, dan 6)
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Ttd
Dx
yangdialami pasien
prosedur pengobatan,
kondisinya
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi di hentikan
Tabel 3.5.1 Tabel Catatan Perkembangan pada Ny. K umur 57 di ruang Krisan
RSUD Bangil RM 414xxx
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Ttd
GCS: 4-5-6
A : Masalah Teratasi
Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
(4,5,6,7,dan 8)
dengan perlahan
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Ttd
Kesadaran : Composmentis
kelemahan otot,
melaporkan kemampuan
mempraktekkan cara
bermobilisasi dengan
bantuan minimal
5 4
Kekuatan Otot :
5 4
GCS :4-5-6
ADL :dibantu oleh keluarga
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
(4,5, dan 6)
3.5.2 Evaluasi Akhir
Tabel 3.5.2 Tabel Evaluasi Akhir pada Ny. K umur 57 di ruang Krisan
RSUD Bangil RM 414xxx
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Ttd
GCS: 4-5-6
P : Intervensi dilanjutkan
(4,5,6,7,dan 8)
dengan baik
No.
Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
Dx
Kesadaran : Composmentis
kelemahan otot,
melaporkan kemampuan
mempraktekkan cara
minimal
5 4
Kekuatan Otot :
5 4
GCS :4-5-6
ADL :dibantu oleh keluarga
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
(4,5, dan 6)
2020
BAB 4
PEMBAHASAN
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
pada klien dengan diagnosa CVA Bleeding di Ruang Krisan RSUD Bangil, yang
4.1 Pengkajian
pada pasien dan keluarga melakukan pemeriksaan fisik dan mendapat data
4.1.1 Identitas :
Data yang didapatkan Pasien bernama ny. K (PR) sebagai Petani berusia
57, sudah menikah, berjenis klamin perempuan , tidak tamat SD, dan
berlipat ganda setiap kurun waktu sepuluh tahun. Dua pertiga dari serangan
stroke terjadi pada orang berusia 65 tahun. Hal itu disebabkan karena pada
dapat menyebabkan penyumbatan dan aliran darah berkurang, akan tetapi itu
tidak berarti stroke hanya terjadi pada orang lanjut usia karena stroke dapat
67
68
pulang dari bekerja badan pasien tampak lemas, tangan dan kaki pasien
kasus.
pada bentuk pembuluh darah. Gaya hidup dan pola suatu keluarga
makanan yang asin. Pada tinjauan pustaka didapati pasien stroke tidak
belakang normal, irama nafas teratur, tidak ada retraksi otot bantu nafas:
tidak ada alat bantu nafas, tidak ada nyeri dada, tidak ada batuk, tidak ada
sputum, vocal fremitus sama kanan – kiri, terdengar suara sonor, tidak ada
normal.
Pada tinjauan kasus di dapatkan nyeri dada (-), sianosis (-), clubbing
finger (-), JVP (-),ictus cordis tidak teraba, CRT <3 detik, nyeri tekan (-
pustaka dengan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus, pasien masuk ke IGD
atau tersumbat. Hal ini dapat mengganggu aliran darah yang membawa
oksigen dan nutrisi ke otak. Sehingga sel-sel dan jaringan otak pun akan
deficit neurologis, bergantung pada lokasi lesi pembuluh darah mana yang
tersumbat, ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran darah
kolateral (Muttaqin,2012).
baik, tidak ada kejang, tidak terdapat kaku kuduk, tidak terdapat
brudzinsky, tidak ada nyeri kepala, tidak pusing, pupil: isokor, Reflek
terdapat perdarahan pada otak yang membuat getaran suara yang diterima
(Muttaqin,2012)..
jumlah urinnya <1300 cc/24 jam, urine berwarna kuning, berbau khas,
pada tinjauan kasus tidak terdapat inkontinensia urine karena tidak ada
lembab, mual, tidak ada kesulitan menelan ,tidak ada pembesaran tonsil ,
BAB 1x sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas, tempat yang
digunakan kamar mandi, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, terdengar
sebelum sakit tidak ada mual,muntah ,tidak terjadi penurunan berat badan.
Pada sistem pencernaan terdapat kesenjangan pada tinjauan kasus.
salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan, dan penurunan
kekuatan otot, tonus otot meningkat, hemiparesis. Selain itu perlu dikaji
kegiatan dibantu oleh keluarga seperti ke kamar mandi dan makan , CRT <
3 detik, turgor kulit > 3 detik, akral hangat, kekuatan otot ekstremitas kiri
antara tinjauan pustaka dengan tinjauan yaitu kerjadi kelemahan pada salah
satu ekstremitas. Stroke menyebabkan kerusakan otak akibat lesi yang luas
motor, kapsul internal, medula spinalis dan struktur-struktur lain pada otak
disadari). Pengaruh hambatan dari neuron motorik atas pada keadaan ini
kasus tidak terdapat gangrene, tidak terdapat pus, tidak terdapat bau, tidak
parotis.
ada luka gangren. Karena tidak ada komplikasi seperti diabetes dan
hemoragik
Defisit Pengetahuan.
pustaka dengan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus tidak muncul diagnosa
adanya sesak nafas dan pola nafasnya normal 20x/menit. Pada tinjauan
kasus tidak muncul Diagnosa keperawatan nyeri akut b.d peningkatan tik
kesadaran sehingga tidak terjadi resiko cidera, Pada tinjauan kasus tidak
karena tidak ada kelemahan otot klien dapat memenuhi adl meskipun di
kasus.
antara tinjauan pustaka dengan tinjuan kasus, yaitu pada tinjauan kasus di
keperawatan Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang proses penyakit dan
mg)
kasus semu sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilaksanakan karena
pendengaran pasien mulai membaik, status neurologi pasien normal. Hal ini
sesuai dengan teori menurut Nurarif & Hardhi (2016), bahwa tujuan
disimpulkan bahwa Masalah Teratasi Sebagian karena tangan dan kaki pasien
dapat di angkat dengan baik, konsisi pasien mulai membaik, pasien dapat
melakukan aktivitas meskipun dengan sedikit bantuan keluarga Hal ini sesuai
dengan teori menurut Nurarif & Hardhi (2016), bahwa tujuan keperawatan
dari hambatan mobilitas fisik yaitu pasien dapat melakukan aktivitas secara
mendiri.
bahwa Masalah Teratasi karena pasien dan keluarga pasien mulai memahami
tidak ada tanda kecemasan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Nurarif &
BAB V
PENUTUP
langsung pada klien dengan diagnose medis CVA Bleeding di ruang Krisan RSUD Bangil
Pasuruan , maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus saran yang dapat
bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis
CVA Bleeding.
5.1 Simpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada Ny. K
dengan diagnosa medis CVA Bleeding, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
5.1.1 fokus pengkajian pada Ny.K yaitu pada sistem Persyarafan dengan data sebagai berikut
Keadaan umum lemah, Kesadaran Composmentis, GCS 456, Pendengaran klien berkurang,
CRT lebih dari 3 detik, Tampak perdarahan pada capsula interna kanan Volume : 9,67 ml.
5.1.2 Diagnosa keperawatan Prioritas pada pasien meliputi : Resiko Ketidakefektifan perfusi
jaringan Cerebral b.d Hematoma Cerebral, Hambatan Mobilitas fisik b.d Kelemahan kekuatan
5.1.3 Pada Ketiga Diagnosa Prioritas yang muncul pada klien dilakukan melalui dua jenis
tindakan yaitu tindakan mandiri keperawatan dan tindakan mandiri kolaborasi dengan ahli dokter
80
79
8180
5.1.4 Implementasi keperawatan dilaksakan selama tiga hari dan semua tindakan
diimplementasikan kepada klien berdasarkan pada rencana tindakan keperawatan yang telah
5.1.5 Dari ketigadiagnosa prioritas yang terjadi pada Ny. K didapatkan satu masalah teratasi, dua
masalah teratasi sebagian. Kondisi Ny. K sudah cukupbaik dari sebelumnya sehingga Ny. K
5.2 Saran
5.2.1 Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan yang baik dari
5.2.2 Perawat sebagai petugas kesehatan hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya.
89
Daftar Pustaka
“STROKE”
Disusun Oleh:
Nim.1701051
2020
81
82
I. Tujuan Instruktusional
II. Materi
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
(menit) binaan
stroke Memperhatikan
stroke berulang
kepada peserta
kepada peserta
a) Lealflet
Lampiran Materi
A. Pengertian Stroke
Stroke adalah kondisi kehilangan fungsi otak secara mendadak akibat gangguan
perdarahan di otak.
B. Penyebab Stroke
3. Kesemutan
7. Penurunan Kesadaran
3. Keturunan
kolestrol)
5. Obesitas
6. Perokok
E. Komplikasi Stroke
3. Kejang
4. Radang paru-paru
Lakukan peregangan tangan agar otot lemas dan tidak kaku setidaknya 3
kali dalam sehari dengan cara regangkan otot lebih kencang ketitik yang dirasa
2. Berdiri dengan satu kaki lalu diayunkan kearah depan dan belakang lalu
3. Latihan Pundak :
2) Kedua, angkat salah satu sisi pundak dan putar kebelakang lalu
kedepan/ kebelakang
Daftar Pustaka
Manajer, Arif ( 2000). Kapita selekta kedokteran jilid 1 (3rd). Jakarta : media
Aesculapius.
Price, Slyvin A. & Lorraine M. Wilson. (1996). Patofisiologi : konsep klinis dan
: EGC.
6. Penglihatan gelap
Penyebab Stroke sesaat/penglihatan ganda
7. Penurunan Kesadaran
8. Muntah dan tiba-tiba hilang rasa
Penurunan aliran darah ke otak. dan peka
Pecahnya pembuluh darah otak mengakibatkan peradrahan ke dalam otak/ sekitarnya.
Bekuan darah yang ada didalam otak. 9. Proses kencing terganggu
Dengan ketentuan
1. Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di RSUD Bangil.
2. Setelah berakhirnya peneI'tian wajib menyerahkan laporan hasil
penelitian kepada Seksi Diklat RSUD Bangil.
RUM EH UfZUMERA
IDIKtYONO SKM.
ngkat I
680525 199203 1 012
Sebelum tanda tangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang tugas
pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari maliasiswa yang bemama Nur Azizah
proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua yang telah dijelaskan
tersebut.
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan
z
Saya, Nona / Nyonya / Tuan......L.
. $!$!.............................................., dengan ini
saya memberikan kesediaan selain meiigerti semua yang telah dijelaskan oleh peneliti
terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan informasi
dari saya sebagai partisipan hanya akan digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.
Tanda tangan.............g
Tanda t eliti