Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini, banyak sekali tenaga kesehatan khususnya

perawat yang menggunakan peluang usaha mandiri. Salah satu nya adalah

membangun Home Care. Menurut Departemen kesehatan (2002) home care

adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif

yang diberikan terhadap individu dan keluarga di tempat tinggal mereka

yang bertujuan untuk meningkatkan, memulihkan dan mempertahankan

kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan

akibat dari penyakit. Sebagai pelindungnya sudah terdapat Undang-Undang

No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, sebelumnya Peraturan dalam

membangun suatu usaha keperawatan mandiri mengacu pada Peraturan

Menteri Kesehatan dan Undang-Undang No. 36 Tentang Kesehatan.

Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu

pertama setelah kelahiran. Lamanya “periode” ini tidak pasti, sebagian besar

mengganggapnya antara 4 sampai 6 minggu. Walaupun merupakan masa

yang relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai

oleh banyaknya perubahan fisiologi. (Cunningham, F, et al, 2013).

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012

menunjukkan bahwa secara nasional Angka Kematian Ibu di Indonesia

adalah 226/100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target tujuan

pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs), yakni hanya

102/100.000 kelahiran tahun 2015. Rendahnya kesadaran masyarakat

tentang kesehatan ibu hamil menjadi factor penentu angka kematian,


2

meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani

masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim

muncul, yakni 28 % pendarahan, 5% aborsi, 24% eklamsi, 5% persalinan

lama/macet, 8% komplikasi masa nifas, 11% infeksi dan 14% lain-lain.

Masalah yang sering muncul pada fase post partum adalah terjadi

pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu dan belum ada tanda-tanda

persalinan maka dilakukan persalinan induksi bila induksi partus gagal,

maka dilakukan tindakan operasi caesaria. Proses laktasi atau menyusui

adalah proses pembentukan ASI yang melibatkan hormon prolaktin dan

hormon oksitoksin. Karena hormon esktrogen yang tinggi dapat

menyebabkan ketidaklancaran produksi ASI. (Rini Yuli Astutik, 2014). Ada

beberapa manfaat untuk pijat bayi salah satunya itu untuk membuat bayi

merasa lebih tenang dan nyaman, tetapi tidak semua ibu post partum

memahi tentang cara pijat bayi dengan benar di karena kurangnya

pengetahuan.

Oleh karena itu, guna mencapai kehidupan yang sehat , dan

menambah pengetahuan masyarakat tentang terapi pijat oksitoksin,

perawatan luka SC, dan pijat bayi di rumah. Homecare merupakan salah

satu pilihan usaha keperawatan mandiri yang dibangun oleh 9 orang dengan

bidang keperawatan seperti sudah dijelaskan diatas, yaitu perawatan home

care kepada klien postpartum.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian terapi Pijat

oksitoksin, perawatan luka SC, dan pijat bayi kepada ibu postpartum.
3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas

maka dapat dirumuskan masalahnya dalam penelitian ini adalah “Adakah

pengaruh pemberian terapi pijat oksitosin, perawatan luka SC, dan pijat bayi

terhadap tingkat pengetahuan ibu postpartum.

C. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Mengetahui pengaruh terapi pijat oksitosin, perawatan luka SC,

dan pijat bayi pada ibu postpartum.

2. TUJUAN KHUSUS

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum sebelum diberikan

terapi pijat oksitosin, perawatan luka SC, dan pijat bayi pada ibu

postpartum.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum setelah diberikan

terapi pijat oksitosin, perawatan luka SC, dan pijat bayi pada ibu

postpartum

c. Untuk mengetahui pengaruh terapi pijat oksitosin, perawatan luka SC,

dan pijat bayi pada ibu postpartum.

D. MANFAAT

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

keperawatan khususnya intervensi keperawatan mengenai pemberian

terapi pijat oksitosin, perawatan luka SC, dan pijat bayi pada ibu

postpartum dalam lingkup keperawatan untuk meningkatkan

pengetahuan ibu postpartum.


4

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmiah di bidang

keperawatan dalam intervensi keperawatan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada profesi

perawat untuk melaksanakan dan meningkatkan peran mandirinya

dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu postpartum.

b. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menambah literatur

atau referensi yang berkaitan dengan intervensi keperawatan yang

dapat secara mandiri diberikan oleh perawat khususnya untuk

meningkatkan pengetahuan ibu postpartum.

c. Bagi peneliti dan peneliti lainnya

Penelitian ini merupakan kesempatan untuk memperoleh dan

menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan, menambah

informasi, referensi dan dasar melakukan penelitian selanjutnya.


5

Anda mungkin juga menyukai