Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar ASI

1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan

protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kelenjar-

kelenjar mammae Ibu yang berguna sebagai makanan bayi, dalam ASI

terkandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dan

mengandung zat kekebalan yang sangat penting untuk mencegah

timbulnya penyakit serta mudah dicerna oleh bayi (Suhardjo, 2013).

Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan

Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya

dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat

gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya

memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda.

ASI bukan minuman, namun ASI merupakan satu-satunya

makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga usia 6 bulan. ASI

cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu,

secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ

pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Sistem

pencernaan bayi usia dini belum diberikan pada bayi ASI saja hingga usia

6 bulan, tanpa tambahan minuman atau makanan apapun (Arief, 2009).

2. Manfaat ASI

a. Manfaat bagi bayi

1) ASI merupakan sumber gizi sempurna

5
6

ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang

berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan

bayi. Faktor pembentukan sel-sel otak terutama

Decosahexanoic Acid (DHA) dalam kadar tinggi. Air Susu Ibu

juga mengandung whey (protein utama dari susu yang

berbentuk gumpalan), komposisi ini menyebabkan Air Susu Ibu

mudah diserap oleh bayi.

2) ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi sudah dibekali immunoglobulin (zat kekebalan tubuh)

yang didapat dari ibunya melalui plasenta. Tapi, segera setelah

bayi lahir kadar zat ini akan turun cepat sekali. Tubuh bayi baru

memproduksi immunoglobulin dalam jumlah yang cukup pada usia

3 – 4 bulan. Saat kadar immunoglobulin bawaan menurun,

sementara produksi sendiri belum mencukupi, bisa muncul

kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Di sinilah ASI berperan

bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangi kesenjangan

yang mungkin timbul.ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang

mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri,

virus, dan jamur. Colostrum (cairan pertama yang mendahului

ASI) mengandung sat immunoglobulin 10 – 17 kali lebih banyak

dari ASI (Cahyadi, 2007).

3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan dan kemandirian anak.

Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih

sehat dan cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif

pada 4 – 6 bulan pertama kehidupannya. Di dalam Asi terdapat


7

beberapa nutrient untuk pertumbuhan otak bayi diantaranya taurin

adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI

yang berfungsi sebagai Neuro-tranmitter dan berperan penting

untuk maturasi sel otak, laktosa atau hidrat arang utama dari ASI,

dan asam lemak ikatan panjang – antara lain DHA dan AA yang

merupakan asam lemak utama dari ASI (Sujiyatini 2010) .

4) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang

Jalinan kasih sayang yang baik adalah landasan

terciptanya keadaan yang disebut secure attachment. Anak yang

tumbuh dalam suasana aman akan menjadi naka yang

berkepribadian tangguh, percaya diri, mandiri, peduli lingkungan

dan pandai menempatkan diri

b. Manfaat menyusui bagi ibu

1) Mengurangi resiko kanker payudara

Menyusui setidaknya sampai 6 bulan mengurangi

kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker rahim,

kanker indung telur. Perlindungan terhadap kanker payudara

sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang meyusui akan

terhindar dari kanker payudara sebanyak 20-30 %. Berdasarkan

penelitian dari 30 negara pada 50.000 ibu menyusui dan 97.000

tidak menyusui kemungkinan kejadian kanker payudara lebih

rendah pada ibu menyusui. Jika menyusui lebih dari 2 tahun ibu

akan lebih jarang menderita kanker payudara sebanyak 50%

(Roesli, 2008).

1) Metode KB paling aman


8

Menyusui secara eksklusif dapat berfungsi sebagai

kontrasepsi setelah melahirkan karena isapan bayi merangsang

hormone prolaktin yang menghambat terjadinya

ovulasi/pematangan telur sehingga menunda kesuburan.

Kuisioner digunakan untuk memperoleh data dari para ibu di

Nigeria untuk mengetahui dampak menyusui dengan jarak

kelahiran anak secara alami.Jarak kelahiran anak lebih panjang

pada ibu yang menyusui secara eksklusif daripada yang tidak

(Roesli, 2008S).

2) Kepraktisan dalam pemberian ASI

ASI dapat segera diberikan pada bayi, segar, siap pakai

dan mudah pemberiannya sehingga tidak terlalu merepotkan ibu

(Krisna, 2007)

3) Ekonomis

Dengan memberikan ASI, ibu tidak memerlukan untuk

makanan bayi sampai berumur 4 – 6 bulan. Dengan demikian

akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu

formula dan peralatannya.

3. Produksi ASI

Menurut Anggraini, 2010 Refleks yang berperan sebagai

pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu:

a. Refleks prolactin

Setelah seorang ibu melahirkan dan terlepasnya plasenta,

fungsi korpus luteum berkurang maka estrogen dan progsteron pun

berkurang.Dengan adanya hisapan bayi pada puting susu dan areola


9

akan merangsang ujung-ujung saraf sensorik, rangsangan ini

dilanjutkan ke hipotalamus, hipotalamus akan menekan pengeluaran

faktor-faktor yang menghambat sekresi prolactin namun

sebaliknya akan merangsang faktor-faktor yang memacu sekresi

prolaktin. Faktor-faktor tersebut akan merangsang hipofise anterior

untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon prolaktin akan

merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat susu.

b. Releks let down

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin rangsangan yang

berasal dari isapan bayi akan ada yang dilanjutkan ke hipofise

anterior yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah,

hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan

kontraksi pada uterus sehingga terjadilah proses involusi.

Oksitosin yang sampai pada alveoli akan merangsang kontraksi dari

sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan

masuk kesistem duktus yang untuk selanjutnya mengalir melalui

duktus latiferus masuk ke mulut bayi.

c. Proses laktasi

Permulaan produksi susu dimulai pada tahap akhir

kehamilan. Kolostrum disekresi akibat stimulasi sel-sel alveolar

mamalia oleh laktogen placenta, suatu substansi yang menyerupai

prolaktin. Produksi Air Susu Ibu berlanjut setelah bayi lahir sebagai

proses otomatis selama selama susu dikeluarkan dari payudara.

1) Laktogenesis I
10

Laktogenesis I dimulai pada pertengahan kehamilan.Pada

fase ini struktur, duktus dan lobus peyudara mengalami proliferasi

akibat dari pengaruh hormone. Akibat kelenjar payudara sudah

mampu mensekresi akan tetapi ini tidak terjadi karena hormone

yang berhubungan dengan kehamilan mencegah ASI disekresi.

2) Laktogenesis II

Laktogenesis II merupakan permulaan sekresi ASI secara

berlebih dan terjadi pada hari ke-4 post partum. Permulaan

sekresi ASI yang berlebih terjadi setelah placenta lahir. Setelah

placenta lahir, tingkat progesterone menurun secara tajam akan

tetapi tidak sampai mencapai tingkatan yang sama pada wanita

tidak hamil. Sedangkan tingkat prolaktin tetap tinggi. Pada fase ini,

ibu biasanya merasakan volume ASI berlebih.

3) Laktogenesis III

System control hormone endokrin mengatur produksi ASI

selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan.

Ketika produksi ASI mulai stabil, system control autokrin dimulai.

Pada tahap ini apabila ASI banyak dikeluarkan maka payudara

dikeluarkan maka payudara akan memproduksi ASI labih banyak

lagi (Maryunani, 2012).

4. Tanda Kecukupan ASI

Menurut Ambarwati 2010, tanda kecukupan ASI yaitu:

a. Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali.

b. Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat.

c. Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji


11

d. Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan

tidur dengan cukup.x 9x

e. Bayi paling sedikit menyusun 10 kali dalam 24 jam

f. Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui

g. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi

mulai menyusu

h. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan

ASI.

i. Bayi bertambah berat badannya.

B. Konsep Dasar Pijat Oksitosin

A. Pengertian

Pijat stimulasi oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang

tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan

merupakan usaha untuk merangsang hormone prolaktin dan oksitosin

setelah melahirkan. Pijat ini berfungsi untuk meningkatkan hormone

oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI otomatis keluar

(Astutik, 2014). Pemijatan pada tulang belakang costae kelima-

keenam yang dilakukan pada ibu setelah melahirkan untuk membantu

kerja hormone oksitosin dalam pengeluaran ASI, mempercepat syaraf

parasimpatis menyampaikan sinyal ke otak bagian belakang untuk

merangsang kerja oksitosin dan mengalirkan ASI agar keluar

(Desmawati 2013).

Tindakan pijat pada sepanjang tulang belakang dapat

mempengaruhi hormone prolaktin yang berfungsi sebagai stimulus

produksi ASI pada ibu selama menyusui.Tindakan ini dapat membuat ibu
12

merasa rileks dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI pada

kedua payudara (Amin, 2011)

Teori yang diungkapkan oleh pilitery (2003) dalam penelitian leli

(2012) bahwa pijatan oksitosin dapat merangsang hipofisis anterior dan

posterior untuk mengeluarkan hormone oksitosin.

B. Langkah - langkah pijat stimulasi oksitosin (Astutik, 2014)

a. Ibu duduk bersandar kedepan, lipat lengan di atas meja dan

meletakkan kepala diatas lengannya

b. Payudara tergantung lepas tanpa pakaian

c. Seseorang memijat disepanjang kedua sisi tulang belakang ibu,

menggunakan ibu jari atau kepalan tangan

d. Tekan kuat membentuk gerakan melingkar kecil dengan kedua ibu

jari, pijat mulai dari leher, turun kebawah kearah tulang belikat selama

2 – 3 menit

Gambar 2.4 Pijat stimulasi oksitosin (Astutik, 2014)

C. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pijat stimulasi

oksitosin

Ibu harus memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pijat stimulasi oksitosin yaitu mendengarkan suara bayi yang


13

dapat memicu aliran yang memperlihatkan bagaimana produksi susu

dapat dipengaruhi secara psikologi dan kondisi lingkungan saat

menyusui, rasa percaya diri sehingga tidak muncul persepsi tentang

ketidakcukupan suplai ASI, mendekatkan diri dengan bayi, relaksasi yaitu

latihan yang bersifat merilekskan maupun menenangkan seperti meditasi,

yoga, dan relaksasi progresif dapat membantu memulihkan

ketidakseimbangan saraf dan hormone serta memberikan ketenangan

alami, sentuhan dan pijatan ketika menyusui, dukungan suami, dan

keluarga, minum minuman hangat yang menenangkan dan tidak

dianjurkan ibu minum kopi karena mengandung kafein, menghangatkan

payudara, merangsang putting susu yaitu menarik dan memutar putting

secara perlahan dengan jari – jari ibu (Astutik, 2014).


14

D. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


produksi ASI:
Frekuensi menyusu
Berat lahir
Umur kehamilan saat
melahirkan Cukup
Sekresi ASI Kecukupan ASI
Usia dan paritas
Stress dan penyakit Tidak Cukup

6. Rangsangan (Pijat
Oksitosin)

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I-2
    Bab I-2
    Dokumen5 halaman
    Bab I-2
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Homecare
    Bab Ii Homecare
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii Homecare
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab 3-1
    Bab 3-1
    Dokumen2 halaman
    Bab 3-1
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab II Pijat Oksitosin
    Bab II Pijat Oksitosin
    Dokumen10 halaman
    Bab II Pijat Oksitosin
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • BAB II I Fixxx Pisan
    BAB II I Fixxx Pisan
    Dokumen7 halaman
    BAB II I Fixxx Pisan
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Formulir Permohonan Klinik
    Formulir Permohonan Klinik
    Dokumen3 halaman
    Formulir Permohonan Klinik
    Dewi Sri
    100% (1)
  • BAB II I Fixxx Pisan
    BAB II I Fixxx Pisan
    Dokumen7 halaman
    BAB II I Fixxx Pisan
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab 3-1
    Bab 3-1
    Dokumen2 halaman
    Bab 3-1
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Homecare
    Bab Ii Homecare
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii Homecare
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • ACC Nayra
    ACC Nayra
    Dokumen2 halaman
    ACC Nayra
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab I-2
    Bab I-2
    Dokumen5 halaman
    Bab I-2
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-2
    Bab Ii-2
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii-2
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Formulir Permohonan Klinik
    Formulir Permohonan Klinik
    Dokumen3 halaman
    Formulir Permohonan Klinik
    Dewi Sri
    100% (1)
  • Sop Hipnoterapi
    Sop Hipnoterapi
    Dokumen13 halaman
    Sop Hipnoterapi
    ekayasa_s
    Belum ada peringkat
  • BAB V Homecare F
    BAB V Homecare F
    Dokumen1 halaman
    BAB V Homecare F
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 EPB TERAPI KOMPLEMENTER
    Bab 4 EPB TERAPI KOMPLEMENTER
    Dokumen2 halaman
    Bab 4 EPB TERAPI KOMPLEMENTER
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Literature
    Bab 1 Literature
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Literature
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Insya Allah
    BAB IV Insya Allah
    Dokumen10 halaman
    BAB IV Insya Allah
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • LP Isos
    LP Isos
    Dokumen28 halaman
    LP Isos
    yulione vicky
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar Tic
    Luka Bakar Tic
    Dokumen35 halaman
    Luka Bakar Tic
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Home Care
    Home Care
    Dokumen37 halaman
    Home Care
    Dhaiyat Lakers
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Pijat Oksitosin
    Bab Iii Pijat Oksitosin
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii Pijat Oksitosin
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • LP Jiwa Gabungan
    LP Jiwa Gabungan
    Dokumen25 halaman
    LP Jiwa Gabungan
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • LP Demensia Firdha
    LP Demensia Firdha
    Dokumen12 halaman
    LP Demensia Firdha
    Firdha Astrii
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawataan Luka Bakar
    Asuhan Keperawataan Luka Bakar
    Dokumen48 halaman
    Asuhan Keperawataan Luka Bakar
    Rizky Anugrah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Literature
    Bab 1 Literature
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Literature
    Santi Novita Ariani
    Belum ada peringkat
  • Ketoasidosis Diabetikum
    Ketoasidosis Diabetikum
    Dokumen25 halaman
    Ketoasidosis Diabetikum
    Adzam
    Belum ada peringkat
  • LP Demensia
    LP Demensia
    Dokumen31 halaman
    LP Demensia
    DianLuberiono
    75% (4)
  • Bab I-1
    Bab I-1
    Dokumen3 halaman
    Bab I-1
    Rizky Apriyanti
    Belum ada peringkat