KELOMPOK 5A
Trauma thoraks adalah trauma tumpul atau tajam yang mengenai dinding thoraks baik
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi organ didalamnya. Terbanyak
mengenai rongga pleura dan parenkim paru. Pada rongga pleura tersering adalah
pneumothoraks dan hematothoraks, sedangkan pada parenkim paru meliputi kontusio,
laserasi dan hematoma parenkim paru. Trauma thoraks di Negara Amerika Serikat
menyebabkan lebih dari 16.000 kematian setiap tahunnya atau 20 hingga 25 persen
kematian karena trauma yang disebabkan oleh trauma thoraks. Kejadian ini cukup besar
dan terbanyak terjadi dijalan karena kecelakaan lalu-lintas. Trauma thoraks yang
ditemukan menjadi penyebab kematian, seperti: tension pneumothoraks, tamponade
jantung, dan perdarahan intra-thoraks yang tidak terkendali.
Pada diabetes melitus tipe 2 atau sering disebut penyakit gula darah tinggi, tubuh tidak
memproduksi cukup insulin atau terganggunya kerja insulin. Padahal insulin diperlukan
tubuh untuk mengontrol kadar gula (glukosa). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013, terjadi peningkatan angka penderita gula darah tinggi atau
diabetes melitus tipe 2, dari 1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013). Sementara itu Badan
Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang gula darah tinggi
atau diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030.
2. Kasus
Seorang pasien bernama Tn. A usia 39 tahun datang kerumah sakit dengan diagnosa
medis Susp. empisema subcutis ex trauma tumpul thorax + DM Tipe 2. Pada saat
dilakukan pengkajian tanggal 15 Maret 202, klien mengeluh nyeri dibagian perut dan
dada sebelah kiri, klien mengatakan nyerinya hilang timbul ketika istirahat dan
beraktivitas, nyeri yang dirasakan klien tertusuk-tusuk, dengan skala 5. Ekspresi klien
terlihat meringis karena menahan nyeri. Klien mengeluh susah tidur, kulit klien terlihat
kemerahan dan mengalami gangguan aktivitas karena pengaruh dari edema yang ada
didada sebelah kiri. Hasil TTV klien didapatkan TD : 116/72 mmHg, Nadi: 123 x/menit,
RR: 18 x/menit, T : 37 0C, SPO2 : 97 %, BB : 54 kg, TB : 164 cm.
3. Rumusan masalah
Pertanyaan Klinik :
1. Apakah ada pengaruh Teknik relaksi Diaphragmatic Breathing Exercise terhadap
susp.empisema sublents ?
2. Apakah ada pengaruh Madu sebagai Pencegah Penyakit Paru Obstruksi Kronik ?
3. Mana yang lebih efektif antara Teknik relaksi Diaphragmatic Breathing Exercise
terhadap susp.empisema sublents dengan Madu sebagai Pencegah Penyakit Paru
Obstruksi Kronik terhadap susp.empisema sublents?
1. Apakah ada pengaruh Senam Kaki Diabetik terhadap Diabetes Melitus Tipe 2 ?
2. Apakah ada pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Stres Psikologis Dan
Perilaku Perawatan Diri terhadap Diabetes Mellitus Tipe 2 ?
3. Mana yang lebih efektif antara Senam Kaki Diabetik dengan Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Stres Psikologis Dan Perilaku Perawatan Diri ?
Jurnal kedua
Judul : Potensi Vitamin C Untuk Mencegah Penyakit Paru Obstruktif
Kronik
Alamat jurnal : Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 1
Waktu penelitian : 2021
Jurnal pertama
Judul : Efek pemberian antibiotika profilaksis terhadap hasil kultur tube thoracostomy
pada pasien pneumothoraks akibat ttrauma tumpul thoraks
Alamat jurnal : MEDICINA 2019, Volume 50, Number 3: 563-568 P-ISSN.2540-8313,
E-ISSN.2540 8321
Waktu penelitian : Tahun 2019
Jurnal kedua
Judul : Upaya Meningkatkan Efektifitas Pola Napas Pada Pasien Fraktur Dislokasi
Servikal
Alamat jurnal : Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 1, Maret 2018,
Waktu penelitian : 2018
Jurnal pertama
Judul : Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle Brachial
Index Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Alamat jurnal : http://dx.doi.org/10.22216/jit.2015.v9i2.231
Waktu penelitian : Tahun 2016
Jurnal kedua
Judul : Relaksasi Otot Progresif Terhadap Stres Psikologis Dan
Perilaku Perawatan Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Alamat jurnal : http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Waktu penelitian : 2015
5. Hasil Penelusuran
No. Judul Jurnal Validity Important Applicable
1. Teknik Metode penelitian : Setelah pemberian 1. Tindakan
Relaksasi Desain penelitian ini adalah tindakan teknik lebih mudah
Diaphragmati deskriptif dengan relaksasi dilakukan
c Breathing pendekatan case study Diaphragmatic 2. Resiko yang
Exercise Dalam research (Studi kasus) yang breathing exercise mungkin
muncul dalam
Meningkatkan meliputi pengkajian, selama 3 hari
tindakan
Status diagnosis keperawatan, Frekuensi pernapasan sangat rendah
Pernapasan perencanaan, pelaksanaan, pasien dalam batas
Pada Asuhan dan evaluasi. normal 21x/menit,
Keperawatan Hasil: tidak ada dipsnea saat
Penyakit Paru Menunjukkan frekuensi istirahat dan aktivitas
Obstruktif pernapasan 21x/menit, ringan, batuk
Kronik (Ppok) dipsnea saat istirahat tidak berkurang, tidak ada
ada, dipsnea saat aktivitas otot bantu pernapasan,
ringan tidak ada, batuk tidak ada pernapasan
berkurang, penggunaan otot cuping hidung, suara
bantu pernapasan tidak ada, napas tambahan
pernapasan cuping hidung berkurang.
tidak ada, suara napas Selain dapat
tambahan tidak ada. meningkatkan fungsi
respirasi, latihan
pernapasan dapat
memelihara
keseimbangan kadar
Imunoglobulin E (IgE)
pada bronkus serta
menurunkan respon
yang berlebihan dari
jalan napas
6. Diskusi
a. Pengaruh Potensi Vitamin C Untuk Mencegah Penyakit Paru Obstruktif Kronik
terhadap empisema
Kelebihan :
1) Tindakan memiliki efektiktivitas dan menguntungkan baik dari segi dosis
kemoterapi maupun efek embolismenya.
2) Resiko yang mungkin muncul dalam saat rendah
Kekurangan :
1) Jika tidak dilakukan dengan benar maka tidak akan berefek untuk menimbulkan
efektivitas
2) Tidak dapat dilakukan pada pasien dengan hipersensitivitas
Kekurangan :
1) Diperlu-kan penilaian lanjutan yang dapat mema-sukkan tindakan bedah dalam
sistem skoring yang ada.
Kekurangan :
1) Tidak ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap perilaku perawatan diri pada
pasien Diabetes mellitus Tipe 2
7. Kesimpulan
Dari semua jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa semuanya dapat diterapkan dan
dilakukan contohnya seperti Thorax trauma severity score (TTSS) dapat menjadi alat
diagnostik dalam memrediksi kejadian ARDS pada kasus trauma tumpul toraks dan Ada
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan stres psikologis pada pasien Diabe-
tes mellitus Tipe 2.
8. Daftar Pustaka
Víctor Whizar-Lugo,1 Alejandra Sauceda-Gastelum,1 Adriana Hernández-Armas, dkk.
Chest Trauma: An Overview. Journal of Anesthesia & Critical Care. 2015;3(1):1-11.
Guitron J, Huffman LC, Howinton JA, LoCicero J. Blunt and penetrating injuries of the
chest wall, pleura and lungs. In: Shields TW, LoCicero J, Reed CE, Feins RH, eds.
General Thoracic Surgery. Seventh Edition. Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins.
2009. h. 891-902.
Eckstein M, Handerson SO. Rosen’s Emergency Medicine Concepts and Clinical
Practice. 8th ed. philadelphia: Elsevier Saunders. 2014.
Elbaih AH, Elshapowry IM, Kalil NG, El-Aouty H. Evaluation of thoracic trauma
severity score in predicting the outcome of isolated blunt chest trauma patients. IJSM.
2016;2(3):100-6.
Battle C, Hutchings H, Lovett S, Bouamra O, Jones S, et al. Predicting outcomes after
blunt chest wall trauma: development and external validation of a new prognostic model.
Crit Care. 2014; 18:R98.
Pape H, Sanders R, Borrelli J. Poly traumatized patient with fracture: multi diciplinery
approach. Heidelberg Berlin: Springer-Verlag, 2011.
Casas IM, Marchante MAA, Paduraru M, Olea AIF, Nolasco A, Medina JC. Thorax
trauma severity score: Is it reliable for patient’s evaluation in a secondary level hospital?
Bull Emerg Trauma. 2016;4(3):150-5.
Gopinath N. Thoracic trauma. IJTCVS. 2004;20(3):144-8.
Mattox K, Moore E, Feliciano D. Trauma (7th ed). USA: McGraw-Hill, 2013.
Fisher, L., et al. 2012. When is diabetes distress clinically meaningful? Diabetes Care,
35,
259–264. Diakses 13 Maret 2014, dari Google Scholar database.
Knerr, M., et al. 2009. The impact of initial factors of therapeutic alliance in individuals
and couples therapy. Journal of Marital and Family Therapy : 1-18.
Moyad, M. & Hawks, J.H. 2009. Complementary and alternative therapies, dalam Black,
J.M. & Hawks, J.H. Medical-surgical nursing: clinical management for possitive
outcomes 8th edition. USA: Elsevier Saunders.
Pawlow L.A. & Jones, G.E. 2005. The impact of abbreviated progressive muscle
relaxation on salivary cortisol and salivary immunoglobulin A (sIgA). Applied
Psychophysiology and Biofeedback, 30(4) : 375-387.
Polonsky, W.H., et al. 2005. Assessing psychological stress in diabetes. Diabetes Care,
28, : 626– 631.
Price, S.A. & Wilson, L.M. 2014. Patofisiologi, 2. Jakarta: EGC