Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMIAH TENTANG PESAWAT

SINAR-X DAN EKSPOSI RADIOGRAFI


Untuk Memenuhi Tugas Ujian Semester Mata Kuliah Radiofotografi 1
Bapak Arif Jauhari, S.Si., M.KKK.

Dibuat oleh : Dede Saefulloh

D3 1A
TEKNIK RADIOLOGI

JL. HANG JEBAT III NO.4, GUNUNG, KEC. KEBAYORAN BARU,


KOTA JAKARTA SELATAN, DAERAH KHUSUS IBUKOTA
JAKARTA 12120
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat mengerjakan tugas Ujian Tengah Semester makalah ilmiah Radiofotografi I
yang bertema pesawat sinar-x dan eksposi radiografi ini dapat tersusun dengan baik
dan dimudahkan oleh-Nya. Tanpa pertolongan dan keridhoan-Nya mungkin saya
tidak bisa menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ilmiah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman , kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Oktober 2019

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………….…………………………………….………II
DAFTAR ISI………………………….....…………………………………..III
BAB I PENDAHULUAN……………………………………..………..…….1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………...…….1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………..…….2
C. TUJUAN PENULISAN………...………………………………..……2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………...……3
A. PENGERTIAN…………………………………………………...……3
B. KLASIFIKASI PESAWAT SINAR-X DAN FAKTOR EKSPOSI…..4
C. BAGIAN BAGIAN PESAWAT SINAR X…………………...………6
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN
FACTOR EKSPOSI……………………………………………...……9
BAB III PENUTUP……………………………………………………….…13
KESIMPULAN ..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….14

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman,


pertama kali menemukan sinar-X pada tahun 1895 sewaktu melakukan
eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu ia melihat timbulnya sinar
fluoresensi yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam tabung
Crookes-Hittorf yang dialiri listrik. Ia segera menyadari bahwa fenomena ini
merupakan suatu penemuan baru sehingga dengan gigih ia terus menerus
melanjutkan penyelidikannya dalam minggu-minggu berikutnya. Tidak lama
kemudian ditemukanlah sinar yang disebutnya sinar baru atau sinar-X. Baru
dikemukakan hari orang menamakan sinar tersebut sinar Roentgen sebagai
penghormatan kepada Wilhelm Conrad Roentgen. Penemuan Roentgen ini
merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena ternyata dengan
hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian bagian tubuh manusia yang
sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara pemeriksaan
konvensional.
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi bidang Radiologi
berkembang begitu pesat, dengan dikembangkannya teknologi imajing yang
terbukti sangan membantu mendiagnosa berbagai macam penyakit. Di
Indonesia, pemanfaatan radiasi untuk bidang kesehatan, menjadi semakin
luas dan penting. Berbagai macam jenis peralatan sinar-X seperti Pesawat
Sinar-X, yang telah banyak digunakan di Rumah sakit, klinik, dan
puskesmas di Indonesia. Ternyata Pesawat sinar-X memiliki macam-macam
klasifikasinya seperti berdasarkan kegunaannya, berdasarkan cara
penempatannya, dan berdasarkan penerapan. Pada satu pesawat sinar-X
itupun memiliki bagian-bagiannya yang menjadi satu perangat pesawat sinar-
X.
Pada pembuntukan sinar-X dibutukan energy untuk menghasilkan
sinar-X. energi yang dibutuhkan oleh tabung sinar-X cukup besar terutama
pada beda potensial yang diberikan diantara katoda dengan anoda yaitu
berorde 103 Volt atau ribuan Volt. Energy lain yang diperlukan untuk
menghasilkan sinar-X ini adalah kuat arus yang dikalikan dengan waktu
yang diberikan filament yang berada dikatoda. Hal-hal yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas sinar-X baik itu yang keluar dari tabung sinar-X
ataupun yang sampai ke film disebut dengan faktor eksposi. Faktor eksposi
terbagi atas beda potensial atau tegangan yang dinyatakan dalam kilovolt
(kV), perkalian kuat arus yang dinyatakan dalam mili ampere secong (mAs)
dan jarak pemotretan yang dinyatakan dalam cm. Selain itu ada faktor lain
yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas sinar-X yaitu FFD dan
Grid. Jika FFD naik maka intensitas sinar-X akan berkurang sehingga
densitas radiograf juga ikut berkurang. Sedangkan grid berfungsi untuk
mengurangi radiasi hambur, dimana pada penggunaan grid intensitas yang
1
diteruskan akan berkurang tetapi sinar-X yang dihasilkan akan lebih
homogen menyebabkan densitas yang dihasilkan menurun tetapi kontrasnya
lebih baik. Untuk menghasilkan nilai densitas yang sebanding dengan
radiograf standar maka pada kenaikan FFD dan penggunaan grid diperlukan
faktor eksposi dengan menggunakan rumus tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas maka dapat disimpulkan


rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud pesawat sinar-X?
2. Sebutkan klasifikasi pesawat sinar-X dalam beberapa kelompok?
3. Apa saja bagian-bagian pesawat Sinar-X?
4. Sebutkan apa saja faktor eksposi dan jelaskan masing-masing
pengertiannya?
5. Apa saja yang mempengaruhi besaran faktor eksposi?

C. TUJUAN PENULISAN

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat
memberitahukan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Dapat memberi tahu pembaca bahwasanya Pesawat Sinar-X memiliki
klasifikasi dalam beberapa kelompok.
2. Dapat member informasi bahwasannya apa saja yang mempengaruhi
besaran faktor eksposi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Pesawat sinar-X adalah pesawat yang menghasilkan gelombang


elektromagnetik frekuensi tinggi (sinar-X) untuk digunakan dalam diagnostic
atau terapi. Blok diagram pesawat sinar-X ditujukan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 blok diagram pesawat sinar-X


Sebuah sumber tegangan tinggi dari 20-200 kV diperlukan untuk
menghasilkan sinar-x pada tabung sinar-x. penentuan waktu durasi tegangan
tinggi yang dipakai pada tabung harus dibatasi dengan hati-hati supaya
pasien tidak menerima dosis berlebihan, film tidak menjadi terlalu hitam, dan
tabung sinar-x tidak terlalu panas. Selama tabung sinar-x dioperasikan dalam
batas termalnya, intensitas sinar-x diatur oleh arus filament. Sebagai sebuah
proteksi terhadap kelebihan panas, temperature anoda dimonitor oleh
pendeteksi temperature. Jika temperature anoda melebihi nilai tertentu,
kelebihan panas akan dideteksi dan suplai tegangan tinggi akan mati secara
otomatis. Sebagian besar anoda tabung sinar-x diputar oleh motor induksi
untuk membatasi daya sinar-x pada satu titik dan membantu pendinginan
anoda. Sumber tegangan tinggi pada gambar 2.2 dihasilkan oleh sebuah trafo
tegangan tinggi ke tingkat 20-200 kV. Tegangan tinggi kemudian
disearahkan dan dihubungkan ke tabung sinar-x yang akan melewatkan arus
konvensional hanya dalam satu arah dari anoda ke katoda. Produksi sinar-x
oleh anoda merupakan radiasi bremstrahlung yang terdiri dari sebaran
frekuensi. Sinar-x dengan frekuensi rendah tidak memiliki kontribusi yang
berarti dalam data diagnostic tetapi akan meningkatkan dosis yang diterima
pasien. Untuk mereduksi sinar-x frekuensi rendah digunakan filter
alumunium sedangkan kolimator digunakan untuk membatasi luas paparan
radiasi sinar-x (Aston, 1990).

3
Faktor eksposi atau factor penyinaran adalah factor yang
mempengaruhi dan menentukan kualitas dan kuantitas dari penyinaran
radiasi sinar-x yang diperlukan dalam pembuatan radiograf. Factor eksposi
terdiri dari kV (kilo Volt), mA (mili Ampere), dan s (second). kV adalah
satuan beda potensial yang diberikan antara katoda dan anoda didalam
tabung sinar-x. kV akan menentukan kualitas sinar-x. mA adalah suatu arus
tabung, dan s adalah satuan waktu penyinaran. mAs akan menentukan
kuantitas dari sinar-x.

B. KLASIFIKASI PESAWAT SINAR-X DAN FAKTOR EKSPOSI

Klasifikasi pesawat sinar-X


Pesawat sinar-x dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok.
a. Berdasarkan kegunaan
Berdasarkan kegunaannya pesawat sinar-x dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pesawat sinar-x diagnostic
Pesawat sinar-x diagnostic digunakan untuk melihat oragan bagian
dalam tubuh seperti tulang, paru-paru, jantung dan sebagainya.
Pesawat jenis ini dapat mendeteksi adanya keretakan tulang maupun
tumor pada jaringan tubuh. Tegangan tabung sinar-x yang digunakan
dalam pesawat jenis diagnostik tidak lebih dari 150kV.
2. Pesawat sinar-X terapi
Pesawat sinar-x terapi digunakan untuk merusak jaringan kanker atau
tumor. Pesawat sinar-x jenis ini menggunakan tegangan lebih besar
dari pesawat jenis diagnostic yang berkisar dari 400 kV hingga
belasan MV (Wiryosimin, 1995).
b. Berdasarkan cara penempatan
1. Pesawat sinar-x portable
Pesawat sinar-x portable adalah pesawat sinar-x yang dapat dipindah-
pindahkan. Pesawat ini biasanya berukuran kecil. Contohnya
pesawat jenis mobile berikut.

2. Pesawat sinar-x fixed

4
Pesawat sinar-x fixed adalah pesawat sinar-x yang tidak dapat
dipindahkan.

c. Berdasarkan penerapan
Pesawat sinar-x juga dapat dibedakan
berdasarkan bidang terapannya yaitu:
1. Pesawat sinar-x industry
Pesawat sinar-x industry digunakan
untuk keperluan dibidang industry
misalnya untuk keperluan radiografi
falam teknik uji tak merusak,
difraktometri atau kristalografi.
2. Pesawat sinar-x medic
Pesawat sinar-x yang digunakan dalam bidang medic dibedakan
dalam dua kelompok, yaitu jenis pesawat sinar-x diagnostic dan jenis
terapi.
Macam-macam factor eksposi
1. Tegangan listrik (kV)
Tegangan listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan
antara katoda dan anoda didalam tabung Roentgen. kV atau Tegangan
listrik akan menentukan kualitas sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin
tinggi besaran tegangan listrik yang di gunakan makin besar pula daya
tembusnya.
Dalam menentukan tegangan listrik sebaiknya menggunakan
tegangan optimal yang mampu menghasilkan detail obyek tampak jelas.
Hal-hal yang mempengaruhi tegangan tabung adalah :
a. Jenis pemotretan
b. Ketebalan obyek
c. Jarak pemotretan
d. Perlengkapan yang digunakan
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik (kV)
adalah
a.Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada film
akan menigkat
b. Mengurangi kontras obye
c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat

2. Arus dan waktu (mAs)


Arus dan waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi
(s), yang mana besaran arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam
setiap pemotretan pada berbagai bagian tubuh mempunyai besaran arus
5
dan waktu tertentu. Pada dasarnya arus tabung yang dipilih adalah pada
mA yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh pesawat, agar waktu
exposi dapat sesingkat mungkin, sehingga dapat mencegah kekaburan
gambar yang disebabkan oleh pergerakan. Waktu exposi yang relatif
panjang digunakan pada teknik pemeriksaan yang khusus misalnya
tomografi.

C. BAGIAN BAGIAN PESAWAT SINAR X

Bagian-bagian pesawat sinar-x mobile gambarnya sebagai berikut

Merupakan bagian pesawat sinar-x mobile model IME-100L.


Keterangan gambar:
1. Tabung sinar-x
2. Kolimator
3. Lengan penopang
4. Handswitch
5. Panel control
6. Pegangan kemudi
7. Bok kaset
8. Generator tegangan tinggi

Fungsi Tiap bagian pesawat sinar-x jenis mobile

1. Tabung sinar-x
Tabung sinar-x merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-
x. tabung sinar-x yang digunakan dalam pesawat ersebut adalah jenis
anoda putar. Bagian-bagian tabung ditujukan pada gambar berikut.

6
a. Katoda
Katoda adalah tempat electron-elektron dihasilkan. Katoda
terbuat dari filament tungsten seperti gambar berikut.

b. Anoda
Anoda merupakan sasaran dari electron-elektron yang
dipercepat. Area tempat tumbukan electron pada anoda disebut bidan
focus (focal spot) seperti gambar berikut.

7
c. Stator
Stator adalah sebuah kumparan yang berfungsi untuk memutar anoda.

2. Kolimator
Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar
sesuai dengan luas dari objek yang di ekspose.

8
3. Lengan penopang
Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat
disesuaikan dengan posisi dan jarak objek yang akan diekspose.
4. Panel operasi
Panel operasi adalah bagian untukpengaturan tegangan tabung dan arus
filament
5. Generator tegangan tinggi
Generator tegangan tinggi adalah bagian yang mensuplai tegangan tinggi
ke tabung sinar-x.
6. Handswitch
Handswitch adalah saklar tangan yang digunakan untuk proses
pembangkitan sinar-x.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARAN


FACTOR EKSPOSI

1. Filter 
Pada umumnya tabung pesawat sinar-x diagnostik menggunakan
filter inheret dan biasanya di tambah dengan filter tambahan berupa
aluminium yang kalau di disatukan setara dengan 2 mm Al. Filter ini
berfungsi menyaring radiasi yang lemah. Sedangkan pada pemotretan yang
menggunakan tegangan yang rendah seperti pada teknik pemotretan
mammografi, filter tambahan tidak diperlukan akan tetapi pada pemotretan
tegangan tinggi. Filter tambahan perlu diperhitungkan.

2. Jarak pemotretan 
Jarak dalam pemotretan terdiri atas:
a. Jarak fokus ke obyek (FOD = focus obyek distance)
b. Jarak obyek ke film (OFD = obyek film distance)
    Bila OFD dijauhkan maka akan terjadi :
    - Geometric unsharpness meningkat
    - Magnifikasi (pembesaran) bertambah
c. Jarak fokus ke film ( FFD = focus film distance)
    Memperpanjang jarak fokus ke film dapat menyebabkan:
-Mengurangi ketidaktajaman (kekaburan) gambaran yang disebabkan oleh
faktorgeometrik.
-Menurangi magnifikasi (pembesaran) pada gambar terutama pada
pemotretan thorax.
- Megurangi dosis kulit pada pasien.
- Mnaikkan arus dan waktu (mAs).

Untuk menentukan besaran mAs tehadap perubahan FFD dapat


menggunakan rumus dibawah ini : 

9
3. Luas lapangan penyinaran ( kolimasi)
Membatasi dan mengurangi luas lapangan penyinaran pada suatu pemotretan
akanmengurangi jumlah radiasi hambur yang akan mempengaruhi kontras.
Pembatasan kolimasi disesuaikan dengan kebutuhan klinis.

4. Ukuran fokus
Pada pesawat sinar-x diagnostik yang umum digunakan biasanya
mempunyai dua ukuran fokus yaitu fokus besar dan fokus kecil. Fokus besar
digunakan pada pemakain arus yang besar, sedangkan fokus kecil digunakan
pada pemakain arus kecil. Gambaran yang dihasilkan fokus kecil lebih tajam
dibandingkan dengan menggunakan fokus besar.

5. Film dan lembaran penguat (IS)


Kombinasi film dan lembaran penguat harus dipilih dengan
mempertimbangkan kebutuhan akan detail dan kontras yang optimum, serta
penggunaan dosis radiasi sekecil mungkin. Biasanya digunakan kombinasi
lembaran penguat kecepatan sedang dan film cepat,sehingga faktor eksposi
dapat diperkecil.

6. Grid
Grid merupakan alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi
hambur agar jangan sampai ke film. Grid terdiri dari lajur-lajur lapisan tipis
timbal yang di susun selang-seling diantara bahan yang tembus radiasi
misalnya plastik dan kayu. Grid digunakan terutama pada pemotretan yang
menggunakan mAs yang tinggi.

7. Jenis pemotretan
Faktor eksposi yang dipilih untuk suatu pemotretan tergantung pada :
a. Bagian tubuh yang akan diperiksa
b. Struktur yang akan difoto
c. Keadaan fisik pasien

8. Proses pengolahan film 


Setiap film harus diproses dengan teknik pengolahan film yang tepat,
agar dihasilkan gambaran yang baik. Proses pengolahan film ada dua macam
yaitu secara manual dan cara automatik. Faktor eksposi harus
mempertimbangkan proses pencucian yang digunakan serta umur cairan
pada proses pencucian film.

Selain faktor perlengkapan di atas faktor eksposi juga dipengaruhi


juga oleh penggunaan gips pada pasien, dengan ketentuan sebagai berikut:
10
- Gips basah (wet pop) mAs harus dinaikkan 4 kali dari biasa.
- Gips kering (dry pop) mAs harus dinaikkan 2 kali dari biasa.

Hubungan faktor eksposi dengan tebal tipisnya objek (rule of thumb). 


a) kV
Tiap bertambah atau berkurang 1 cm ketebalan objek tubuh maka kV yang
digunakan harus ditambah atau dikurangi: 
2 kV jika kV < 80 kV 
3 kV jika kV antara 80 kV sampai dengan 100 kV 
4 kV jika kV > 100 kV 

Catatan: pada mAs tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap. 

Menurut teori Prof. Van Der Plats didalam bukunya Medical x-ray
technic. Tiap kenaikan 1 cm kenaikan tebal tubuh penambahan kV yang
digunakan adalah 5% dari semula. Misalnya kenaikan 3 cm dengan 50 kV
mula-mula jadi kV yg akan yang gunakan adalah : 

1,05 x 1,05 x 1,05 = 1, 576 atau 1,16 


50 kV + (16% x 60) 
50 + 8 = 58 kV 

Catatan: pada mAs tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap. 

b) mAs 
Menurut Prof. Van Der Plats tiap tebal objek bertambah atau berkurang 1 cm
maka mAs juga bertambah atau berkurang 25% 
contoh : 
tebal dari 17 cm ke 20 cm menggunakan 20 mAs, 
1,25 x 1,25 x 1,25 = 1,95 
20 mAs + (95% x 20) 
20 + 19 = 39 mAs 
Jadi mAs yg digunakan adalah 39 mAs 

Catatan: pada kV tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap. 

11
Hubungan penggunaan kV dengan mAs 

Tiap kenaikan 10 kV, mAs harus dikurangi 50% pada pemeriksaan radiologi
antara 30 – 60 kV untuk mendapatkan hasil yang sama. 
Contoh : 
60 kV dan 20 mAs akan mendapatkan hasil yang sama dengan 70 kV dan 10
mAs 
Atau sebaliknya 
60 kV dan 20 mAs akan mendapatkan hasil yang sama dengan 50 kV dan 40
mAs 

Catatan: pada FFD tetap dan yang lainnya juga tetap. 

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pesawat sinar-x memiliki bagian-
bagian yang mempunyai fungsinya masing-masing dan factor eksposi untuk
mengatur tegangan listrik, arus juga waktu saat sinar-x keluar.

1. Perawatan pesawat merupakan factor yang penting untuk menjaga keawetan


pesawat.
2. Banyaknya pelayanan perlu dipertimbangkan untuk menjaga ketahanan
pesawat.
3. Suku cadang harus selalu dipersiapkan, agar pada saat terjadi kerusakan
dapat cepat diatasi.
4. Tenaga ahli sangat diperlukan untuk menjaga tetap berlangsungnya operasi
pesawat sinar-x.
5. Pemakaian kv harus disesuaikan dengan kapasitas pesawatnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
PROF. DR.G.J. VAN DER PLAATS. 1989. MEDICAL X-RAY TECHNIQUE.
PHILIPS TECHNICAL LINRARY

http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/08/pesawat-sinar-x.html

http://odeanisarahmawati.blogspot.com/2014/06/pesawat-sinar-x.html

http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/08/faktor-eksposi.html

14

Anda mungkin juga menyukai