Anda di halaman 1dari 3

Tugas Tutorial 2

Jawab pertanyaan di bawah ini dengan menggunakan konsep dan teori yang tepat!

1. Seperti apakah kelemahan dan problema dalam birokrasi dan sertakan contohnya pada
organisasi pemerintahan daerah?  (Skor 40)
2. Seperti apakah pola hubungan antara pemerintah pusat dan daerah?  (Skor 30)
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi manajemen personalia menurut Robert Presthus dalam
Public Administration?  (Skor 30)

Jawaban:

1. A. Masih banyaknya pemerintah daerah yang memiliki persentase belanja operasional untuk
kebutuhan internal pemerintah yang lebih besar dari belanja publik. Kondisi seperti ini
sangat membatasi bagi pemerintah daerah untuk dapat memberikan pelayanan yang baik
kepada publik. Akibatnya, pemerintah daerah hanya sibuk dengan urusan internal sehingga
urusan pelayanan kepada publik terabaikan,

B. Tingkat korupsi yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari adanya sejumlah kepala daerah
yang ditangkap KPK melalui operasi tangkap tangan (OTT). diduga tersangkut penyuapan
dalam kaitan dengan menjual promosi jabatan, penerimaan fee proyek tertentu, pengesahan
RAPBD, dan gratifikasi untuk memperoleh perizinan

C. Inefektivitas dan inefisiensi dalam pengelolaan pembangunan. Dikatakan, banyak


perencanaan pembangunan dilakukan secara serampangan, copy dan paste dari tahun-tahun
sebelumnya, dan tidak fokus pada outcome yang ingin dicapai. Kegiatan yang sengaja
diajukan hanya untuk memperoleh tambahan penghasilan atau memberikan keuntungan
pribadi, diajukan dengan biaya yang jauh lebih besar dari harga pasar, dan lainnya.
Akibatnya, banyak anggaran pembangunan yang digunakan tetapi tidak tepat sasaran dan
boros

2. Ada sejumlah hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, yakni:

a. Hubungan struktural

Hubungan struktural merupakan hubungan yang didasarkan pada tingkat dan jenjang di
pemerintahan. Pemerintah daerah dalam bertugas menyelanggarakan urusan daerah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang berdasarkan asas otonom dan tugas
pembantuan. Presiden merupakan penyelenggaran urusan pemerintahan di tingkat pusat.
Presiden dibantu para menteri untuk menjalankan pemerindah. Kepala daerah merupakan
penyelenggara urusan daerah masing-masing.
b. Hubungan fungsional

Hubungan fungsional merupakan hubungan yang didasarkan dengan fungsi yang dimiliki
oleh masing-masing pemerintah. Hubungan tersebut saling memengaruhi dan bergantung
antara satu dengan yang lain. Hubungan tersebut juga terletak pada visi, misi, tujuan hingga
fungsi yang dimiliki masing-masing pemerintah. Visi dan misi yang dimiliki tersebut
bersama-sama untuk melindungi dan memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk
mengolah dan mengurusi rumah tangganya.

Dalam buku Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah (2007) karya Hanif
Nurcholis, pemerintah daerah adalah subvisi pemerintahan nasional. Dalam negara kesatuan
pemerintah daerah langsung di bawah pemerintah pusat. Dalam negara kesatuan, pemerintah
daerah adalah dependent dan subordinate terhadap pemerintah pusat. Pemerintah daerah
hanya bagian atau subsistem dari sistem pemerintah nasional. Karena pemerintah daerah
merupakan bagian dari sistem pemerintah nasional, maka antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah terdapat hubungan antar pemerintah yang saling terjalin sehingga
membentuk satu kesatuan pemerintahan nasional.

3. Menurut Robert Presthus dalam Public Administration adalah adalah pendekatan


institusional, struktural, perilaku, dan pasca perilaku.

Penjelasan:

1.The Institutional Approach (pendekatan institusional)

Merupakan pendekatan yang menekankan pada kelembagaan dan organisasi ke-pemerintahan.


Jantung utama pendekatan ini terletak pada studi mengenai struktur, fungsi, hukum dan regulasi
dari lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

2. The Structural Approach (pendekatan struktural)

Pendekatan struktural pada ilmu administrasi publik merupakan istilah yang diadaptasi dari
ilmu sosiologi dan anthropologi yang menginterpretasikan sosial kemasyarakatan sebagai
sebuah struktur dengan bagian yang saling berhubungan. Pendekatan ini menjelaskan mengenai
mekanisme untuk memahami proses-proses sosial dan struktur di dalamnya. Berdasarkan
konsep pendekatan struktur, lembaga pemerintah merupakan contoh nyata dari struktur sosial
dengan aturan; sebuah struktur dapat menjalan berbagai fungsi dan vice versa (sebuah fungsi
dapat dijalankan oleh berbagai struktur)
3. The Behavioral Approach (pendekatan perilaku)

Pendekatan ini menekankan bahwasannya aktivitas administrasi tidak dapat terlepas dari studi
mengenai behaviourism yang meneliti perilaku individu dan kesadaran perilaku kolektif manusia
serta dampaknya dalam ruang lingkup administrasi publik (Herbort Sumon).

Menurut Presthus, pendekatan perilaku seringkali bergantung pada keadaan politik dan bersifat
temporal belaka. Seringkali terjadi ketimpangan antara idealisme dan kenyataan yang ada.
Pendekatan Perilaku bagi Presthus kadang sangat membingungkan, runyam dan usaha yang sia-
sia (embarassing effort). Akan tetapi, Presthus meyakini bahwasannya pendekatan perilaku
(behaviourism approach) pada ilmu administrasi akan meningkatkan nilai dan mutu keilmuan
jika dilaksanakan secara gamblang sesuai sudut pandang kaum behaviouralist dengan konsep
matang yang diaplikasikan pada metodologi ilmu administrasi publik.

4.The Post Behavioral Approach (pendekatan pasca perilaku)

Merupakan produk lanjutan daripada Pendekatan Perilaku aka pendekatan yang muncul untuk
menentang Pendekatan Perilaku yang 'cacat' dalam penerapannya. Walau lebih condong ke
political science, pendekatan ini berkaitan erat dengan ilmu administrasi publik/negara
utamanya dalam penerapan nilai-nilai administrasi yang dianut. Pendekatan post-behavioural
menekankan pada tindakan untuk menyelesaikan masalah dalam konteks masa depan dan saat
ini. Pendekatan ini lebih praktikal daripada Pendekatan Perilaku.

Sumber :

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/27/120000669/hubungan-pemerintah-pusat-dan-
pemerintah-daerah?page=all

Saad, M. (2011). Analisis Pembuatan Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Makassar. Disertasi Universitas Hasanuddin Makassar

Warstiono, S. (2009). Manajemen Pelayanan Publik Suatu Analisis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai