Anda di halaman 1dari 2

Berfikir Alternatif-Kreatif Melalui Bahasa dan Sastra

Andreas Ricky Ferdinand

Apa sebenarnya masalah pembelajaran bahasa dan sastra kita? Pelajaran


bahasa dan sastra di sekolah cenderung monoton dan kaku. Guru lebih banyak
mengajari daripada menjadikan murid belajar, sehingga tak heran murid kurang dalam
berpikir kreatif. Situasi pendidikan kita yang seperti ini akhirnya mewujud ke dalam
kehidupan sekolah yang tidak bergairah, formalistik, dan tidak berkembang dengan
lingkungan dan keseharian hidup para murid. Akhirnya, anak-anak di sekolah
kehilangan kegembiraan, antusiasme, kepercayaan diri, dan tanggung jawab. Ini
semua bermula dari kurangnya keberanian berpikir mandiri alias merdeka berpikir.

Berangkat dari ketika saya SMA yang sudah menggunakan kurikulum 2013,
guru dalam hal ini guru bahasa belum mampu menerapkannya. Alhasil, pengajar
masih menggunakan cara lama, yaitu menerangkan materi yang sudah ia siapkan
bahkan mungkin juga materi-materi bebarapa tahun yang lalu. Murid tidak diajak
mencari sendiri untuk aktif dan berpikir kreatif, tetapi guru sudah menjelaskan semua
ketika kegiatan belajar berlangsung. Konsep utama pengembangan Kurikulum 2013
adalah pengajaran berbasis teks. Selama ini pembelajaran bahasa dan sastra berbasis
teks dimulai dengan penjelasan tentang teks, lalu mengidentifikasi, menelaah,
menentukan unsur kebahasaan, sampai pada memberikan contoh dan membuat teks.
Saya berpikir, bagaimana jika tahapannya di balik?

Saya akan menunjukkan model pembelajaran bahasa dan sastra berbasis teks
yang dapat mengembangkan cara berpikir alternatif dan kreatif. Diawali dengan
memberikan beberapa contoh teks pada murid, secara tidak langsung murid akan
memahami bentuk teks ia baca. Kemudian, mengajak murid membuat teks secara
spontan. Walaupun mereka belum memahami membuat teks yang benar, mereka akan
mengikuti bentuk teks yang sudah di baca sebelumnya. Maka harapannya murid akan
mengembangkan cara berpikir alternatif dan kreatif. Selanjutnya bersama-sama
dengan pengajar membedah contoh teks: mengidentifikasi informasi atau isi teks,
menelaah struktur teks, menentukan unsur-unsur kebahasaan, membedakan teks yang
satu dengan yang lain, dan memperbaiki penggunaan bahasa dalam teks. Akhirnya,
murid akan membedah teks yang mereka kerjakan.

Guru adalah Kunci

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Maka


Walaupun kurikulum 2013 menekankan pada 5 M: mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan, kuncinya ada pada pengajar.
Harapan Kurikulum 2013 adalah menjadikan murid mampu berpikir kreatif, kritis,
dan alternatif juga tentu saja disertai dengan kemampuan setiap pengajar dalam
menerapkan 5 M tersebut.

Anda mungkin juga menyukai