OLEH
A. MUAWIYAH PEBRIANA. M
321 19 075
KELAS 2D
5. Jelaskan yang dimaksud sistem proteksi, syarat Sistem proteksi dan tujuan
pemasangan relay proteksi di GI!
Jawaban
Sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi pada bagian yang
memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan utama proteksi
adalah untuk mencegah terjadinya gangguan atau memadamkan gangguan
yang telah terjadi dan melokalisirnya, dan membatasi
pengaruhpengaruhnya, biasanya dengan mengisolir bagian-bagian yang
terganggu tanpa mengganggu bagian-bagian yang lain.
Relay proteksi yang baik adalah relay yang telah memenuhi beberapa syarat
relay proteksi, adapun syarat itu diantaranya adalah, sesnsitif, selektif,
handal, cepat, lebih ekonomis, sederhana. Maksud dan tujuan pemasangan
relai proteksi pada transformator daya adalah untuk mengamankan
peralatan/system sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau
dikurangi menjadi sekecil mungkin.
6. Sebutkan dan Jelaskan proteksi apa saja yang digunakan untuk melindungi
transformator daya!
Jawaban
a. Relay Bucholz
Relay ini digunakan untuk mendeteksi dan mengamankan
transformator terhadap gangguan di dalam transformator yang
menimbulkan gas. Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah:
• Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa
• Hubung singkat antar phasa
• Hubung singkat antar phasa ke tanah
• Busur api listrik antar laminasi
• Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
Relay Bucholz dipasang di antara tangki transformator dan
konservator. Relay ini memberikan indikasi alarm kalau terjadi gangguan
didalam transformator yang relatif kecil dan akan memberikan sinyal
triping kalau gangguan yang terjadi di dalam transformator serius (cukup
membahayakan). Relay ini biasanya digunakan pada transformator yang
mempunyai rating kapasitas 750 KVA
b. Relay Jensen
Tap changer adalah alat yang terpasang pada transformator yang
berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran (sekunder) akibat beban
maupun variasi tegangan pada sistem masukannya (input). Tap changer
umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang untuk tempat
kumparan, dimaksudkan agar minyak tap changer tidak bercampur dengan
minyak tangki utama.
Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan
pada sistem tap changer, digunakan pengaman yang biasa disebut rele
jansen (buchholtnya tap changer). Rele jansen dipasang antara tangki tap
changer dengan konservator minyak tap changer
c. Relay Tekanan Lebih
Relay tekanan lebih digunakan sebagai pengaman transformator
untuk mendeteksi adanya tekanantekanan yang berlebihan akibat gangguan
di dalam transformator. Relay ini merupakan relay mekanik yang
menggunakan sejenis membran atau pelat yang akan pecah oleh karena
tekanan atau desakan jarum pemecah (breaking needle) akibat gangguan
dalam transformator.
d. Relay Pengaman Tangki
Tangki transformator terbuat dari bahan logam yang merupakan
suatu media penghantar listrik yang baik. Meskipun jarang terjadi pada
transformator, ada kemungkinan terjadi hubung singkat antara kumparan
fase dengan tangki transformator. Pengaman tangki transformator biasanya
menggunakan relay arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika
(instantaneous).
e. Relay Differensial
Pemakaian relay differensial sebagai pengaman transformator
diharapakan mampu mendeteksi gangguan-gangguan internal
transformator. Gangguan-gangguan tersebut, antara lain hubung singkat di
dalam kumparan dan hubung singkat antara fase kumparan.
Prinsip kerja relay differensial pada transformator berdasarkan
sirkulasi arus masukan atau perbandingan besarnya arus sisi primer dengan
arus sisi sekunder
f. Relay Beban Lebih (Over Load)
Relay ini berfungsi untuk mengamankan transformator dari
kerusakan akibat adanya beban (arus) yang melebihi harga tertentu. Beban
lebih kalau dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan panas pada kumparan
transformator sehingga bisa terjadi kerusakan isolasi pada kumparan
transformator. Sensor relay ini pada umumnya berupa bimetal yang
mendapat sinyal atau arus masukan dari transformator arus. Sinyal arus
masukan diubah ke panas untuk mengerakkan elemen bimetal (termis).
g. Relay Hubung Tanah (Earth faulth)
Relay hubung tanah berfungsi untuk mengamankan transformator
dari kerusakan akibat gangguan tanah (Earth faulth). Relay ini dilengkapi
dengan transformator arus, kumparan kerja relay dan kumparan triping.
Restricted Earth Fault (REF) untuk mengamankan transformator bila ada
gangguan satu fasa ketanah didekat titik netral transformator yang tidak
dirasakan oleh rele diferensial.
Pada kondisi normal, dimana tidak ada gangguan yang terjadi pada
transformator, jumlah arus ketiga fase sama dengan nol sehingga jumah
fluks pada inti transformator sama dengan nol. Apabila terjadi gangguan
tanah, maka jumlah fluks pada inti transformator tidak lagi nol.
h. Relay Suhu
Relay ini digunakan untuk mengamankan transformator dari
kerusakan akibat adanya suhu yang berlebihan. Ada 2 macam relay suhu
pada transformator, yaitu :
o Relay Suhu Minyak
Relay ini dilengkapi dengan sensor yang dipasang pada minyak
isolasi transformator. Pada saat transformator bekerja
memindahkan daya dari sisi primer ke sisi sekunder, maka akan
timbul panas pada minyak isolasi, akibat rugi daya maupun
adanya gangguan pada transformator.
o Relay Suhu Kumparan Relay ini hampir sama dengan relay suhu
minyak. Perbedaannya terletak pada sensornya. Sensor relay suhu
kumparan berupa elemen pemanas yang dialiri arus dari
transformator arus yang dipasang pada kumparan-kumparan
transformator.
i. Over Current Relay (OCR)
Relai arus lebih bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang
melebihi suatu nilai pengaman yang telah ditentukan dan dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan. Relai arus lebih akan pick up jika besar arus
melebihi nilai setting. Pada proteksi transformator daya, relai arus lebih
digunakan sebagai tambahan bagi relai differensial untuk memberikan
tanggapan terhadap gangguan luar. Relai ini digunakan untuk
mengamankan peralatan terhadap gangguan hubung singkat antar fasa,
hubung singkat satu fasa ke tanah dan beberapa hal dapat digunakan sebagai
pengaman beban lebih
7. Jelaskan jenis-jenis dan fungsi PMT dan PMS serta berikan contoh
kordinasi kerja PMT dan PMS pada GI sistem satu setengah busbar!
Jawaban
Jenis-jenis PMT
A. Berdasarkan besar/kelas tegangan
- PMT tegangan rendah Dengan range tegangan 0,1 s/d 1kV-
- PMT tegangan menengah Dengan range tegangan 1 s/d 35kV-
- PMT tegangan tinggi Dengan range tegangan 35 s/d 245kV-
- PMT tegangan extra tinggi Dengan range tegangan lebih besar dari
245kVAC
B. Berdasarkan Jumlah Mekanik Penggerak/Tripping Coil
- PMT single pole. PMT type ini
mempunyai mekanik penggerak
padamasing - masing pole, umumnya PMT
jenis ini dipasang pada bay penghantar
agar PMT bisa reclose satu fasa.
Contoh kordinasi kerja PMT dan PMS pada GI sistem satu setengah busbar
- Gardu Induk sistem satu setengah busbar adalah GI yang
mempunyai dua busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini
digunakan pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik yang
berkapasitas besar. Gardu Induk sistem ini juga sangat efektif untuk
mengurangi terjadinya pemadaman beban. Khususnya pada saat
melakukan perubahan sistem seperti melakukan manuver sistem.
Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang
terpasang secara deret/seri.
Pada dasarnya rel dengan PMT satu setengah adalah rel ganda
dengan tiga buah PMT di antara dua rel tersebut. PMT yg dekat
dengan Rel A diidentifikasi sebagai PMT A1, PMT A2, dan PMT
seterusnya.
Sedangkan yang dekat rel B diberi identifikasi sebagai PMT B1,
PMT B2, dan seterusnya. PMT yang ditengah disebut PMT diameter
dan diberi identifikasi sebagai PMT AB1, PMT AB2, dan
seterusnya. Bagian-bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik
yang letaknya antara PMT A dengan PMT AB dan pada titik-titiK
yang letaknya antara PMT B dengan PMT AB.
PMT satu setengah ini memunyai keandalan paling tinggi.
Apabila Rel A mengalami gangguan dengan membuka semua PMT
bernomor A beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan secara
penuh.
Apabila Rel B mengalami gangguan dengan membuka semua PMT
bernomor B beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan secara
penuh.
Apabila Rel A dan Rel B mengalami gangguan dengan membuka
semua PMT bernomor A dan PMT bernomor B beserta PMS-nya,
daya tetap bisa disalurkan walaupun dengan fleksibilitas
pembebanan yang berkurang.
c. Kubikel LBS
Berfungsi untuk membuka dan menutup
aliran listrik dalam keadaan berbeban atau
tidak .