Anda di halaman 1dari 38

A.

Pusat Pembangkit

1. Jenis Dan Macam Gardu Distribusi Tenaga Listrik

a. Berikut Beberapa Jenis Gardu Distribusi Tenaga Listrik Dan Cara

Mudah Membedakanya Dari Kontruksi Pembuatanya

Secara Garis Besar Gardu Distribusi Menurut Konrtuksi

Pembuatanya Ada 3 Jenis :

1. Gardu Beton Atau Gardu Tembok

Yaitu sebuah Gardu yang seluruh komponen utama instalasinya

seperti Transformator dan Peralatan Proteksi terangkai di dalam sebuah

bangunan sipil yang di rancang di bangun dan di fungsikan dengan

kontruksi pasangan Batu Dan Beton. Kontuksi Bangunan Gardu ini

bertujuan untuk memenuhi persyaratan terbaik bagi sistem keamanan

Ketenagalistrikan.

Cara mudah membedakanya yaiu Gardu ini lebih cendrung seperti

bangunan sipil dan memiliki Halaman cukup luas.

1
2. Gardu Tiang

Merupakan sebuh Gardu distribusi tenaga listrik yang komponen

kontruksi utamanya menggunakan Tiang, Tiang tersebut bisa berupa

Tiang Beton Atau Tiang Besi, yang memiliki kekuatan beban kerja

sekurang kurangnya 500 dAn dan memmiliki panjang 11, 12 bahkan 13

meter sesuai dengan kebutuhan dan lokasi pendiriannya.

Secara garis besarnya, Gardu Tiang ini ada 2 jenis, yaitu :

a. Gardu Portal

Yaitu Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ),

dengan memakai kontruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan

Transformator sekurang kurangya 3 meter di atas permukaan tanah.

Dengan sistem proteksi di bagian atas dan Papan Hubung Bagi Tegangan

di bagian bawah untuk memudahkan kerja teknis dan pemeliharaan.

2
b. Gardu Cantol

Yaitu Tipe Gardu Distribusi Tenaga Listrik dengan Transformator,

proteksi, dan Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah ( PHBTR ) di

cantokan atau dipasang langsung pada tiang yang memiliki kekuatan

minimal 500 dAn.

3. Gardu Kios / Gardu Metal Clad

Yaitu Gardu Distribusi Tenaga Listrik yang kontruksi pembuatanya

terbuat dari bahan kontruksi baja, fiberglas atau kombinasinya. Gardu ini

dibangun di lokasi yang tidak memungkinkan didirikanya Gardu Beton

atau Gardu tembok. Karna Sifatnya Mobilitas, maka kapasitas

Transformator yang terpasang terbatas yakni maksimum 400 Kva. Ada

beberapa jenis Gardu Kios ini, seperti Gardu Kios Kompak, Gardu

Kios Modular dan Gardu Kios Bertingkat. Khusus untuk Gardu

Kompak, Seluruh Komponen Utama Gardu sudah dirangkai

3
selengkapnya di pabrik, sehingga pembuatan gardu ini lebih cepat di

banding pembuatan Gardu Beton.

JENIS-JENIS GARDU INDUK

Jenis gardu induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

 Berdasarkan besaran tegangannya.

 Berdasarkan pemasangan peralatan.

 Berdasarkan fungsinya

 Berdasrkan isolasi yang digunakan.

 Berdasarkan rel (busbar).

Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET

dengan GI mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :

a. Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah transformator,

daya masing-masing 1 phasa (bank transformator) dan dilengkapi peralatan

reactor yang berfungsi mengkompensasikan daya reaktif jaringan.

b. Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan transformator daya 3 phasa

dan tidak ada peralatan reactor.

1. Gardu induk pasangan luar :

· Adalah gardu induk yang sebagian luar komponennya di tempatkan di

luar gedung, kecuali komponen control, sitem proteksi dan system kendaki

serta komponen bantu lainnya ada di dalam gedung.

· Gardu induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk

konvensional. Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk

konvensional.

4
2. Gardu induk pasangan dalam :

· Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear,

busbar, isolator, komponen control, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain)

dipasang dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang

di luar gedung. Gardu induk semacam ini biasa disebut gas insutaled substation

(GIS)

· GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada

umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit

untuk mrndapatkan lahan.

3. Gardu induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :

· Adalah gardu induk yang komponennya switch gear-nya ditempatkan di

dalam gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung,

misalnya ganty (tie line) dan saluran udara teganggan tinggi ( SUTT) sebelum

masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar

gedung.

Berdasarkan fungsinya :

1. Gardu induk penaik teganggan

a. Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu

tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan system.

b. Gardu induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik.

c. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan

harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan

5
efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau

tegangan tinggi.

2. Gardu induk penurun tegangan :

a. Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari

tegangan ekstre tinggi menjadi tegangan tinggi, dan tegangan tinggi

menjadi tegangan rendah (menegah) atau tegangan distribusi.

b. Gardu induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk

inilah pelanggan (beban) dilayani.

3. Gardu induk pengatur tegangan :

a. Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit

tenaga listrik.

b. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh

(voltage drop) transmisi yang cukup besar.

c. Oleh kerena itu dibutuhkan alat penaik tegangan seperti bank capasitor,

sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.

4. Gardu induk pengatur beban :

a. Berfungsi untuk mengatur beban.

b. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu

menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator

dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban. Dengan

generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke

kolam utama.

6
5. Gardu distribusi :

a. Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan system ke

tegangan distribusi.

b. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

Berdasarkan isolasi yang digunakan :

1. Gardu induk yang menggunakan isolasi udara :

a. Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian

yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.

b. Gardu induk ini berupa gardu induk konvensional, dan gardu induk ini

memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

2. Gardu induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :

a. Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian

yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan,

maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak

bertegangan.

b. Gardu induk ini disebut gas Insulated Substation atau gas Insulated

Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang tidak luar (sempit).

Berdasarkan system Rel (Busbar) :

1. Rel (Busabar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara

transformator daya, SUTT/SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk

menerima dan menyalurkan tenaga listrik. berdasarkan system rel (busbar)

gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah

ini :

7
a. Gardu induk system rel busbar :

1. Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring.

2. Pada gardu induk ini, semua busbar yang ada tersambung satu

dengan lainnya dan berbentuk ring (cincin)

b. Gardu induk system single busbar :

1. Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.

2. Pada umumnya gardu system ini adalah gardu induk yang berada

pada ujung (akhir) dari suatu sitem transmisi.

3. Single line diagram gardu system single busbar.

c. Gardu induk system double busbar :

1. Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.

2. Gardu induk system double busbar sangat efektif untuk

mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat

melakukan perubahan system (maneuver system).

3. Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan

4. Single line diagram gardu induk system double busbar.

d. Gardu induk system satu setengah (on half) busbar :

1. Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.

2. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di

pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas

besar.

8
3. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena

dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan

perubahan system (maneuver system).

4. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang

terpasang secara deret (seri). Gambar single line diagram.

KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) SIPIL DAN MEKANIKAL GARDU

INDUK

1. Komponen sipil dan mekanikal pada switch yard.

a. Pondasi (tempat dudukan) peralatan :

 Tranformator daya.

 Circuit breaker (CB)

 Disconnecting switch (DS)

 Capasitor voltage transformator (CVT)

 Current transformator (CT)

 Linghtning arrester (LA)

 Potential transformator (PT)

 Potential Device (PD)

b. Got kabel (cable duct):

· Adalah tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara

peralatan di switch yard, maupun antara peralatan d switch yard dengan

peralatan di gedung control.

· Jenis (dimensi) kabel duct: D-250, D-300, D-400, D-600, D-900, D-

120 dan D-1500, tergantung kebutuhan.

9
c. Komponen mekanikal:

 Serandang, terdiri dari: Serandang peralatan, serandang post, serandang

beam.

 Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.

 Pager keliling GI.

d. Komponen sipil gedung control:

 Ruang peralatan control (kendali) dan ruang cubicle.

 Ruang oprator dan Ruang kantor GI.

 Ruang relay.

 Ruang komunikasi.

 Ruang battery.

 Pondasi peralatan (panel relay, penel control, cubicle, dan lain-lain).

 Got kabel (cable duct).

e. Komponen mekanikal :

 Air conditioning (AC).

 Rak kabel yang dijadikan sebagai penempatan kabel, yang

menghubungkan antara peralatan yang ada di switch yard dengan

komponen yang ada di gedung control.

10
KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK

1. SWITCH YARD (SWITCHGEAR)

a. Switch yard adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat

peralatan komponen utama gardu induk.

b. Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas dan di dalam

gedung maka disebut switchgear.

2. TRANSFORMATOR DAYA

a. Transformator berfungsi untuk mentranformasikan daya listrik, dengan

merubah besarnya tegangan sedangkan frequensinya tetap.

11
b. Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi

untuk mendapatkan titiknetral dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral

Current Transformator (NCT), perlengkapan lainnya adalah pentanahan

trafo yang disebut, Neutral Grounding Resistance (NGR).

3. NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR):

a. Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang

antara titik netral trafo dengan pentanahan.

b. Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi untuk memperkecil arus

gangguan yang terjadi.

4. CIRCUIT BREAKER (CB)

12
a. Circuit breaker adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus

rangkaian listrik dalam keadaan berbeban.

b. Circuit breaker (CB) dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi

normal maupun pada saat terjadi gangguan. Kerena pada saat bekerja, CB

mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB

dilengkapi dengan pemadam busur api.

c. Pemadam busur api berupa:

 Minyak (OCB)

 Udara (ACB)

 Gas (GCB)

5. DISCONNECTING SWITCH (DS)

a. Disconnecting switch (DS) adalah perlatan pemisah, yang berfungsi untuk

memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Kerena DS

hanya dapat dioperasikan pada saat kondisi tdak berbeban, maka yang harus

dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB,

baru DS dioperasikan.

13
b. Dalam GI, DS terpasang di:

 Transformator bay (TR Bay)

 Transmission Line Bay (TL Bay)

 Busbar

 Bus Couple

6. LIGHTNING ARRESTER (LA) :

a. Lightning arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan

listrik di gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir

(lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya

hubung (switching surge).

b. Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau

tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan

LA akan bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.

14
7. CURRENT TRANSFORMATOR (CT)

 Current transformator (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari arus

yang besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik pada

system tenaga listrik, menjadi arus untuk system pengukuran dan proteksi.

8. POTENTIAL TRANSFORMATOR (PT)

15
 Potential transformator (PT) berfungsi untuk merubah besaran tegangan

dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan

listrik pada system tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk

pengukuran dan proteksi.

9. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS):

a. Transformator pemakaian sendiri (TPS) berfungsi sebagai sumber tegangan

AC 3 Phasa 220/380 Volt.

b. Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain:

1. Penerangan di switch yard, gedung control, halaman GI, dan sekeliling

GI.

2. Alat pendingin (AC) dan Rectifer.

3. Pompa air dan motor-motor listrik.

10. REL BUSBAR:

 Rel busbar berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan antara

transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada

pada switch yaed.

16
a. Komponen Rel Busbar antara lain:

1. Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC)

2. Insulator string dan fitting (insulator, tension clamp, suspension clamp,

socket eye, anchor sagkle, spacer)

11. GEDUNG KONTROL (CONTROL BUILDING):

 Gedung kontrol (control building) berfungsi sebagai pusat aktifitas

pengoperasian gardu induk. Pada gedung control inilah oprator bekerja

mengontrol dan mengoperasikan komponen-komponen yang ada pada

gardu induk

12. PANEL KONTROL:

a. Panel control berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan

merupakan pusat kendali local gardu induk.

17
b. Didalamnya berisi saklar, indicator-indikator, meter-meter, tombol-tombol

komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta

announciator. Panel control berada satu rungan dengan tempat oprator kerja.

c. Panel control terdiri dari:

 Transmission line control panel.

 Transformator control panel.

 Fault recorder control panel.

 KWH meter dan Fault recorder panel.

 LRT control panel.

 Bus couple control panel.

 AC/DC control panel.

 Syncronizing control panel.

 Automatic FD switching panel.

 D/L control panel.

13. PANEL PROTEKSI:

a. Panel proteksi (protection panel/relay panel) berfungsi untuk memproteksi

(melindungi system jaringan gardu induk) pada saat terjadi gangguan

maupun karena kesalahan operasi.

b. Didalam panel proteksi berisi peralatan-peralatan elektro dan elektronik,

dan lain-lain yang bersifat presisi. Setiap relay yang terpasang dan panel

proteksi, diberi nama relay sesuai fungsinya.

c. Relay panel proteksi terdiri dari:

1. Transmission line relay panel (relay panel TL)

18
2. Transformator relay panel (relay panel TR)

3. Busbar protection relay panel.

14. SUMBER DC GARDU INDUK:

a. Sumber DC (Baterry) berfungsi untuk menggerakkan peralatan control,

relay pengaman, motor penggerak CB, DS, dan lain-lain.

b. Sumber DC ini harus selalu terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa

secara rutin kondisi air, kebersihan dan berat jenisnya.

15. PANEL AC/DC GARDU INDUK:

a. Panel DC/AC gardu induk adalah alat listrik yang berupa lemari pembagi.

b. Didalam panel DC/AC terpasang sakelar kecil atau fuse-fuse sebagai

pembagi beban dan pengaman dari instalasi yang terpasang pada gardu

induk.

16. CUBICLE 20 KV (HV CELL 20 KV):

a. Cubicle adalah switchgear untuk tegangan menengah (20 KV) yang berasal

dari output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui

penyulang (feeder) yang tersambung (terhubung) dengan Cubicle tersebut.

b. Komponen dan rangkaian cubicle antara lain:

 Panel penghubung (couple).

 Incoming cubicle.

 Circuit breaker (CB) dan current transformer (CB).

 Komponen proteksi dan pengukuran.

 Bus sections.

 Feeder atau penyulang.

19
B. Sistem Transmisi

1. Pengertian Transmisi Tenaga Listrik

Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari

tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution

sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik melalui suatu

bahan konduktor.

Gambar diatas menunjukkan blok diagram dasar dari sistem transmisi dan

distribusi tenaga listrik. Yang terdiri dari dua stasiun pembangkit (generating

station) G1 dan G2, beberapa substation yaitu hubungan antar substation

(interconnecting substation) dan untuk bagian komersial perumahan

(commercial residential), dan industrial loads. Transmisi berada pada bagian

yang diberi arsir tebal. Fungsi dari bagian transmission substation menyediakan

servis untuk merubah dalam menaikan dan menurunkan tegangan pada saluran

tegangan yang ditransmisikan serta meliputi regulasi tegangan. Standarisasi

20
range tegangan internasional yaitu 345 kV hingga 765 kV untuk Saluran

tegangan Ekstra Tinggi dan 115 kV hingga 230 kV untuk saluran tegangan

Tinggi. Standarisasi tegangan Transmisi listrik di Indonesia adalah 500 kV

untuk Saluran ekstra Tinggi dan 150 kV untuk saluran Tegangan tinggi

Pada sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang

cukup jauh, akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang

diakibatkan oleh rugi- rugi pada jaringan. Sehingga dibutuhkan suatu peralatan

untuk memperbaiki kualitas tegangan dan diletakkan pada saluran yang

mengalami drop tegangan. SVC (Static Var Compensator) berfungsi sebagai

pemelihara kestabilan kondisi steady state dan dinamika voltase dalam batasan

yang sudah ditentukan pada jaringan transmisi berjarak jauh dan berbeban

tinggi (heavily loaded). Synchronous Condenser, sebagai generator pensuplay

arus gangguan, dan transformer dengan taps yaang variabel, Ini adalah jenis

khusus transformator listrik yang dapat menambah atau mengurangi powered

gulungan kawat, sehingga meningkatkan atau menurunkan medan magnet dan

tegangan keluaran dari transformator. Distribution Substation, pada bagian ini

merubah tegangan aliran listrik dari tegangan medium menjadi tegangan rendah

dengan transformator step-down, dimana memiliki tap otomatis dan memiliki

kemampuan untuk regulator tegangan rendah. Tegangan rendah meliputi

rentangan dari 120/240V single phase sampai 600V, 3 phase. Bagian ini

melayani perumahan, komersial dan institusi serta industri kecil.

Interconnecting substation, pada bagian ini untuk melayani sambungan

percabangan transmisi dengan power tegangan yang berbeda serta untuk

21
menambah kestabilan pada keseluruhan jaringan. Setiap substation selalu

memiliki Circuit Breakers, Fuses, lightning arresters untuk pengaman peralatan.

Antara lain dengan penambahan kontrol peralatan, pengukuran, switching, pada

setiap bagian substation. Energi listrik yang di transmisikan didisain untuk

Extra-high Voltage (EHV), High Voltage (HV), Medium Voltage (MV), dan

Low Voltage (LV). Klasifikasi nilai tegangan ini dibuat berdasarkan skala

standarisasi tegangan yang di tunjukkan pada tabel.

22
Kategori sistem distribusi listrik dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Sistem Transmisi, dimana saluran tegangan antara 115kV sampai

800kV.

2. Sistem Distribusi, dimana rentangan tegangan antara 120V sampai

69kV. Distribusi listrik ini di bagi lagi menjadi tegangan menengah

(2,4kV sampai 69kV) dan tegangan rendah (120V sampai 600V).

2. Saluran Transmisi

Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk

mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik

sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik.

Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu bahan konduktor yang mengalirkan

tipe Saluran Transmisi Listrik Penyaluran tenaga listrik pada transmisi

menggunakan arus bolak-balik (AC) ataupun juga dengan arus searah (DC).

Penggunaan arus bolak-balik yaitu dengan sistem tiga-fasa atau dengan empat-

fasa.

23
3. Saluran Transmisi

Dengan menggunakan sistem arus bolak-balik tiga fasa merupakan sistem

yang banyak digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :

 Mudah pembangkitannya

 Mudah pengubahan tegangannya

 Dapat menghasilkan medan magnet putar

 Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai

sesaatnya konstan

Kategori Saluran transmisi Berdasarkan pemasangannya, saluran transmisi

dibagi menjadi dua kategori, yaitu

a. Saluran Udara (Overhead Lines), sakuran transmisi yang menyalurkan

energi listrik melalui kawat-kawat yang digantung pada isolator antara

menara atau tiang transmisi. Keuntungan dari saluran transmisi udara

antara lain:

1. Mudah dalam perbaikan

2. Mudah dalam perawatan

3. Mudah dalam mengetahui letak gangguan

4. Lebih murah

Kerugian:

1. Karena berada diruang terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh

terhadap kehandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan dari

luar, seperti gangguan hubungan singkat, gangguan tegangan bila

tersambar petir, dan gangguan lainnya.

24
2. Dari segi estetika/keindahan kurang, sehungga saluran transmisi bukan

pilihan yang ideal untuk transmisi di dalam kota.

b. Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang

menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.

Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota,

karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan

juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam.

Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan

investasi serta sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.

25
c. Saluran Isolasi Gas Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated Line/GIL) adalah

Saluran yang diisolasi dengan gas, misalnya: gas SF6, seperti gambar

Karena mahal dan resiko terhadap lingkungan sangat tinggi maka saluran

ini jarang digunakan

4. Klasifikasi Saluran Transmisi Berdasarkan Tegangan Transmisi

Tenaga Listrik

Sebenarnya tidak hanya penyaluran energi listrik dengan menggunakan

tegangan tinggi dan melalui saluran udara (overhead line), namun transmisi

adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang

besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra

Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan

Tegangan Rendah (LV). Sedangkan Transmisi Tegangan Tinggi adalah

berfungsi menyalurkan energi listrik dari satu substation (gardu) induk ke gardu

induk lainnya. Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang (tower)

melalui isolator, dengan sistem tegangan tinggi. Standar tegangan tinggi yang

berlaku diindonesia adalah 30kV, 70kV dan 150kV.

26
1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV

Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada

pembangkit dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar

drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal,

sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi

terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah

konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang

luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan biaya

besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah

masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan.

2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV

Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV

sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble

sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat.

Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah

sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar,

maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat

kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle

Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari saluran transmisi ini

ialah 100km. Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh

(drop voltaje) terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi

menjadi rendah.

27
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV

Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah, dengan

alasan beberapa pertimbangan:

a. Ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT,

karena sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.

b. Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari

masyarakat, karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung

tinggi. Pertimbangan keamanan dan estetika.

c. Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.

5. Komponen Saluran Transmisi Tenaga Listrik

Saluran transmisi tenaga listrik terdiri atas konduktor, isolator, dan

infrastruktur tiang penyangga.

1. Konduktor

Kawat dengan bahan konduktor untuk saluran transmisi tegangan tinggi

selalu tanpa pelindung/isolasi kawat. Ini hanya kawat berbahan tembaga

atau alumunium dengan inti baja (steel-reinforced alumunium

cable/ACSR) telanjang besar yang terbentang untuk mengalirkan arus

listrik. Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan antara lain :

a. Tembaga dengan konduktivitas 100% (cu 100%)

b. Tembaga dengan konduktivitas 97,5% (cu 97,5%)

c. Alumunium dengan konduktivitas 61% (Al 61%)

Kawat tembaga mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kawat

penghantar alumunium, karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi.

28
Akan tetapi juga mempunyai kelemahan yaitu untuk besaran tahanan yang

sama, tembaga lebih berat dan lebih mahal dari alumunium. Oleh karena itu

kawat penghantar alumunium telah mulai menggantikan kedudukan kawat

tembaga. Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat alumunium, digunakan

campuran alumunium (alumunium alloy). Untuk saluran transmisi tegangan

tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, maka dibutuhkan kuat tarik

yang lebih tinggi, oleh karena itu digunakan kawat penghantar ACSR. Kawat

penghantar alumunium, terdiri dari berbagai jenis, dengan lambang sebagai

berikut:

a. AAC (All-Alumunium Conductor), yaitu kawat penghantar yang

seluruhnya terbuat dari alumunium.

b. AAAC (All-Alumunium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang

seluruhnya terbuat dari campuran alumunium.

c. ACSR (Alumunium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat

penghantar alumunium berinti kawat baja.

d. ACAR (Alumunium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat

penghantar alumunium yang diperkuat dengan logam campuran.

29
2. Isolator

Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik disni berfungsi untuk

penahan bagian konduktor terhadap ground. Isolator disini bisanya

terbuat dari bahan porseline, tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik

juga sering digunakan disini. Bahan isolator harus memiiki resistansi

yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus dan memiliki ketebalan

yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah breakdown pada

tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi

tersebut. Kondisi nya harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban

konduktor. Jenis isolator yang sering digunakan pada saluran transmisi

adalah jenis porselin atau gelas.

Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi :

a. Isolator jenis pasak

b. Isolator jenis pos-saluran

c. Isolator jenis gantung

30
Jenis-jenis Isolator Pada Saluran Transmisi

Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran

transmisi dengan tagangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33kV),

sedangkan isolator jenis gantung dapat digandeng menjadi rentengan/rangkaian

isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. contoh

penggunaanya yaitu jika satu piring isolator untuk isolasi sebesar 15 kV, jika

tegangan yang digunakan adalah 150 kV, maka jumlah piring isolatornya adalah

10 pringan.

31
C. Sistem distribusi

Sistem distribusi daya listrik meliputi semua Jaringan Tegangan Menengah

(JTM) 20 KV dan semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga

ke meter-meter pelanggan. Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan

menarik kawat – kawat distribusi melalui penghantar udara. Penghantar bawah

tanah dari mulai gardu induk hingga ke pusat – pusat beban. pada sistem di

ranting Galang ada terpasang jaringan bawah tanah karena keadaan kota atau

daerahnya belum memungkinkan untuk dibangun jaringan tersebut. jadi untuk

daerah ini tetap disuplai melalui hantaran udara 3 phasa 3 kawat. Setiap elemen

jaringan distribusi pada lokasi tertentu dipasang trafo-trafo distribusi, dimana

tegangan distribusi 20 KV diturunkan ke level tegangan yang lebih rendah

menjadi 380/220 Volt. Dari trafo-trafo ini kemudian para pelanggan listrik

dilayani dengan menarik kabel-kabel tegangan rendah menjelajah ke sepanjang

pusat- pusat pemukiman, baik itu komersial maupun beberapa industri yang ada

disini. Tenaga listrik yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk

mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut adalah listrik dengan tegangan

yang rendah (380/220 Volt). Sedangkan tenaga listrik yang bertegangan

menengah (sistem 20 KV) dan tegangan tinggi (sistem 150 KV) hanya

dipergunakan sebagai sistem penyaluran (distribusi dan transmisi) untuk jarak

yang jauh. Hal ini bertujuan untuk kehandalan sistem karena dapat memperkecil

rugirugi daya dan memliki tingkat kehandalan penyaluran yang tinggi,

disalurkan melalui saluran transmisi ke berbagai wilayah menuju pusat-pusat

pelanggan.

32
Keterangan dari gambar:

1. Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan

tegangan dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun trafo

pemakaian sendiri bagi konsumen besar.

2. Trafo distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan 20 KV dari

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) menjadi tegangan rendah

380/220 Volt. Tegangan rendah inilah yang kemudian

didistriibusikan ke pelanggan kecil melalui jaringan tegangan

rendah (JTR) yang berupa sistem 3 phasa empat kawat.

3. Konsumen besar adalah konsumen yang menggunakan energi yang

besar yang biasanya langsung mengambil sumber listrik dari gardu

terdekat untuk kemudian disalurkan ke Gardu Induk (GI )

pemakaian sendiri.

33
4. Konsumen biasa adalah konsumen-konsumen yang menggunakan

tenaga istrik dengan level tegangan rendah (380/220 Volt) seperti

rumah tangga, industri kecil, perkantoran, pertokoan dan

sebagainya.

a. Pembagian Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi adalah kumpulan dari interkoneksi bagian-

bagian rangkaian listrik dari sumber daya ( Trafo Daya pada GI

distribusi ) yang besar sampai saklar-saklar pelayanan pelanggan.

Secara garis besar jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua

bagian yaitu :

1. Distribusi Primer

Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang

bertegangan menengah (20 KV). Jaringan distribusi primer

tersebut merupakan jaringan penyulang. Jaringan ini berawal

dari sisi skunder trafo daya yang terpasang pada gardu induk

hingga kesisi primer trafo distribusi yang terpasang pada tiang-

tiang saluran.

2. Distribusi Sekunder

Distribusi skunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk

dalam kategori tegangan rendah (sistem 380/220 Volt), yaitu

rating yang sama dengan tegangan peralatan yang dilayani.

Jaringan distribusi skunder bermula dari sisi skunder trafo

distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur (meteran)

34
pelanggan. Sistem jaringan distribusi skunder ini disalurkan

kepada para pelanggan melalui kawat berisolasi.

Gambar diatas memperlihatkan sistem pelayanan yang

disalurkan melalui berbagai tujuan. Penyulang pahat

merupakan salah satu Feder Utama 20 KV yang

mendistribusikan daya ke konsumen yang sebelumnya melalui

sistem pendistribusisn tegangan yaitu melalui penurunan

tegangan 20 KV –380/220 Volt melalui tranformator step

down.

35
b. Peralatan Sistem Distribusi

Jaringan distribusi yang baik adalah jaringan yang memiliki

perlengkapan dan peralatan yang cukup lengkap, baik itu peralatan

guna kontruksi maupun peralatan proteksi. Untuk jaringan distribusi

sistem saluran udara, peratan-peralatanm proteksi dipasangkan

diatas tiang-tiang listrik berdekatan dekat letak pemasangan trafo,

perlengkapan utama pada sistem distribusi tersebut antara lain:

1. Tiang Berfungsi : Untuk meletakkan penghantar serta

perlengkapan system seperti transformator, Fuse, isolator,

arrester, recloser dan sebagainya. Tiang dibagi menjadi 3

jenis yaitu tiang kayu, besi dan beton sesuai dengan fungsi

bawah tanah.

2. Penghantar : Berfungsi sebagai penyalur arus listrik dari

trafo daya pada gardu induk ke konsumen. Kebanyakan

penghantar yang digunakan pada sistem distribusi . Begitu

juga dengan beberapa kawat jaringan bawah tanah.

3. Kapasitor : Berfungsi untuk memperbesar factor daya pada

system penyaluran.

4. Recloser : Berfungsi untuk memutuskan saluran secara

otomatis ketika terjadi gangguan dan akan segera menutup

kembali beberapa waktu kemudian sesuai dengan setting

waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali bekerja,

yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan.

36
Apabila hingga kerja recloser yang kedua keadaan masih

membuka dan menutup, berarti telah terjadi gangguan

permanen.

5. Fuse : Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi

gangguan beban lebih maupun adanya gangguan hubung

singkat.

6. PMT : Berfungsi untuk memutuskan saluran secara

keseluruhan pada tiap out put. Pemutusan dapat terjadi

karena adanya gangguan sehingga secara otomatis PMT

akan membuka ataupun secara manual diputuskan karena

adanya pemeliharaan jaringan.

7. Tansformator : Berfungsi untuk menurunkan level tegangan

sehingga sesuai dengan tegangan kerja yang diinginkan

8. Isolator : Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari

penghantar ke tiang maupun ke penghantar lainnya.

Perlengkapan-perlengkapan diatas sangat penting

keberadaannya, terutama untuk peralatan proteksi. Agar dapat

bekerja dengan baik dan terjaminnya kontinuitas pelayanan, maka

harus dilakukan pemeliharaan secara rutin untuk mengetahui

kerusakan dan kehandalan dari masing-masing peralatan tersebut.

Pemeliharan peralatan yang rutin sangat penting dilakukan agar

setiap saat dapat diawasi keadaannya apakah masih layak dipakai

atau tidak.

37
c. Transformator Distribusi

Transformator adalah salah komponen elektro yang berkerja

untuk menaikan tegangan serta menurunkan tegangan dengan

perinsip kerja gandengan elektromagnetik. Dalam sistem distribusi

tenaga listrik transformator dapat dibagi berdasarkan sistem kerja

menjadi dua macam yaitu:

a. Transformator Step Up (11,6 KV menjadi 150 KV)

b. Transformator Down (150 KV menjadi 20 KV) dan (20 KV

menjadi 380 / 220 Volt) Sistem distribusi menggunakan jenis

transformator step down untuk menghasilkan tegangan yang

diinginkan.

Berdasarkan jenis belitan transformator yang digunakan maka

dalam sistem tenaga listrik terdapat dua macam jenis belitan antara

lain:

1. Belitan Bintang

2. Belitan Delta

38

Anda mungkin juga menyukai