Anda di halaman 1dari 10

NAMA : REKA DIAN ASTARI

NPM : 201170018
TUGAS TERORI & PRILAKU ORGANISASI
MM 70A

Soal 1
Pemimpin yang berkualitas dapat dikatakan sebagai salah satu faktor vital yang sulit untuk
ditemukan dalam sebuah organisasi. Tidak salah jika kita mengatakan bahwa pemimpin dapat
memberikan dukungan kepada individu untuk dapat bekerjasama mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin adalah visioner dan juga bertindak sebagai pengambil keputusan yang cepat dalam hal
mempengaruhi dan menginspirasi individu lain dalam sebuah orgaisasi. Berdasarkan pernyataan
diatas tuliskan pentingnya peran kepemimpinan dalam setiap organisasi! Simpulkan bagaimana
jika sebuah organisasi akan berjalan jika pemimpin tidak tepat menjalankan fungsi dan tugasnya?
JAWABAN?
Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan, sebab tanpa adanya
kepemimpinan dari seseorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut akan mengalami
kemunduran. Dalam sebuah organisasi atau instansi, peran kepemimpinan merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya efektivitas kerja.
1. Peran Mencari dan Memberi Informasi
Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya walaupun produk dan
layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika komunikasi internal dan eksternalnya
tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat
dan koordinasi kerja di dalamnya jelek. Pencarian serta penyampaian atau penyebaran informasi
harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada komunikan
yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus secara
terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak internal maupun eksternalnya. Monitoring tidak
dapat dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus betul-betul dirancang secara efektif dan sistemik.
Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan peran consulting baik ke ligkungan
internal organisasi maupun ke luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi
yang baik pula.
2. Peran Mempengaruhi Orang Lain
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala
sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara
yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepemimpinan
transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan mentransformasikan
individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan
pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Pengaruh sebagai inti dari
kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau
kelompok dengan cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup
memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik
yang terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin. Merujuk kepada kamus besar bahasa
Indonesia (Balai Pustaka ;1988), pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
3. Peran Membangun Hubungan
Peran pemimpin dalam membangun hubungan contohnya adalah seperti hubungan dalam tim.
Peranan kepemimpinan dalam tim Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk
memberikan pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas
sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan
kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama. Adapun peranan
pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim Pemimpin juga harus membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung
kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.
Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak
ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif,
seperti, Percaya pada orang lain ,Keseimbangan dalam kehidupan , Melihat kehidupan sebagai
tantangan , Sinergi ,Latihan mengembangkan diri sendiri.
4. Peran Membuat Keputusan
Pemimpin memainkan peran utama dalam proses pembuatan keputusan. Karena wewenang dan
kedudukan formalnya sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dialah yang bisa mengambil
keputusan yang bersifat strategis. Peran pemimpin dalam membuat keputusan adalah :
• Peran selaku wiraswastawan (entrepreneur): pemimpin bertanggungjawab untuk memajukan
dan menyesuaikan organisasinya dengan perkembangan lingkungan. Peranannya selaku
pengumpul informasi, suatu ketika mungkin menemukan gagasan-gagasan baru.
• Peran selaku penghalau gangguan: tidak ada suatu organisasi pun yang selalu berjalan mulus.
Suatu saat pasti akan mengalami gangguan tertentu yang disebabkan perkembangan
situasi/keadaan.
• Peran selaku pembagi sumberdaya; peran ini adalah tanggungjawab pemimpin untuk
menentukan “siapa akan dapat apa” dalam organisasi yang dipimpinnya. Sumberdaya yang
paling penting untuk diatur pembagiannya adalah waktu yang dimilikinya. Selanjutnya
pemimpin dibebani tugas untuk mengatur pola hubungan formal yang mengatur bagaimana
pekerjaan dibagi dan dikoordinasikan.
• Peran selaku perunding; penelitian membuktikan bahwa pemimpin menggunakan waktunya
yang tidak sedikit untuk mengadakann perjanjian demi perjanjian. Penutupan perjanjian ini
nampaknya telah merupakan tugasnya yang rutin, yang mengalir dari kedudukannya sebagai
pusat syaraf organisasi dan kewenangan yang dimilikinya dalam organisasi.
 Jadi kesimpulanya jika sebuah organisasi akan berjalan jika pemimpin tidak tepat
menjalankan fungsi dan tugasnya maka tidak berjalan mencapai tujuan organisasi tersebut
karna sebagai pemimpin tidaklah mudah tsngung jswab dan tugasnya sangat berat.
Soal 2
Tuliskan pengertian dan simpulkan teori utama sebagai berikut:
JAWABAN ?
1. Teori hierarki kebutuhan Maslow
Hirarki Kebutuhan Abraham H. Maslow Hirarki kebutuhan Maslow ada 5 tingkatan yaitu:
a. Kebutuhan Fisiologis (Faali) Kebutuhan ini adalah tingkatan kebutuhan yang paling
dasar, paling kuat dan paling jelas antara kebutuhan manusia adalah kebutuhannya untuk
mempertahankan hidup secara fisik, yaitu yaitu kebutuhan akan makan, minum, tempat
berteduh, seks, tidur, oksigen dan pemuasan terhadap kebutuhan- kebutuhan itu sangat
penting dalam kelangsungan hidup.
b. Kebutuhan akan rasa aman Apabila kebutuhan fisiologis relatif telah terpenuhi, maka
akan muncul seperangkat kebuthan-kebuutuhan yang baru yang kurang-lebih dapat di
kategorikan (keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, kebebasan dari rasa
takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas;
kekuatan pada diri pelindung, dan sebagainya).
c. Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta Apabila kebutuhan-kebutuhan Faali
(fisiologi) dan keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul kebutuhankebutuhan akan
cinta, rasa kasih, dan rasa memiliki, dan seluruh jalur yang telah di gambarkan diulangi
kembali dengan menempatkan hal-hal ini sebagai titik pusat yang baru.
d. Kebutuhan Akan Harga Diri Semua orang dalam masyarakat kita (dengan beberapa
pengecualian yang patologis) mempunyai kebutuhan atau menginginakan penilaian terhadap
dirinya yang mantap, mmpunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa
hormat diri, atau harga diri, dan penghargaan akan orangorang lainnya. Karenaya,
kebutuhan-kebutuhan ini dapat siklasifikaiskan dalam dua perangkat tambahan. Yakni,
pertama, keinginan akan kekuatan, akan prestasi, akan kecukupan, akan keunggulan dan
kemampuan, akan kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi dunia, dan akan
kemerdekaan dan kebebasan. Kedua, kita memiliki apa yang dapat kita katakan hasrat akan
nama baik atau gengsi, pretise (yang dirumuskan sebagai penghormatan dan penghargaan
dari orang lain), status, ketenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, arti yang
peenting, martabat, atau apresiasi. Kebutuhan-kebutuhan ini telah di tekankan secara relatif
oleh Fred Adler dan para pengikutnya, dan relatif telah di abaikan Frued. Namun, sekarang
apresiasi itu kelihatan makin meluas periahal pentingnya hal-hal itu secara sentral, baik di
kalangan psikoanalis maupun di kalangan psikolog klinis.
e. Aktualisasi Diri “If all o these needs are not met, and then the human being will be
managed by physical needs, while the other may be disappeared or neglected”. Aktualisasi
diri dapat didefenisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua
bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. kita harus menjadi menurut potensi
kita untuk menjadi. Meskipun kebutuhan-kebutuhan dalam tingkat yang lebih rendah di
puaskan, seperti merasa aman secara fisik maupun emosional, mempunyai perasaan memiliki
dan cinta serta merasa bahwa diri kita adalah individu-individu yang berharga, namun kita
akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas jika kita gagal berusaha untuk memuaskan
kebutuuhan akan aktulisasi diri. Suatu perasaan puas dan kegelisahan yang baru, kecuali
apabila orang itu melakukan apa yang secara individual, sesuai baginya. Seorang musisi
harus menciptakan musik, seorang artis harus melukis, seorang musisi harus bersyair, jika
pada akhirnya ia ingin tenterem. Orang yang dapat menjadi sesuatu, harus menjadi sesuatu.
2. Model hierarki kebutuhan yang dimodifikasi Alderfer
Teori kebutuhan Alderfer merupakan modifikasi dari teori kebutuhan Maslow yakni
mereduksi kebutuhan individu menjadi tiga, yakni:
a. Growth needsatau kebutuhan akan pertumbuhan, yakni kebutuhan individu untuk
mengembangkan kreatifitas dan produktifitasnya (berkaitan dengan kebutuhan aktualisasi
diri versi Maslow)
b. Relatedness needsatau kebutuhan akan keterhubungan dengan orang lain, yakni
kebutuhan invidu untuk selalu berinterksi dan berhubungan dengan orang lain (berkaitan
dengan kebutuhan sosial versi Maslow)
c. Existence needs atau kebutuhan akan keberadaan, yakni kebutuhan individu yang
sifatnya sangat mendasar (berkaitan dengan kebutuhan fisik dan rasa aman versi Maslow).
Teori kebutuhan Alderfer dapat pula digambarkan dalam bentuk piramida dan dikenal
dengan model ERG (singkatan dari Existence, Relatedness dan Growth) sebagaimana
gambar 4 beriku
3. Teori dua faktor Herzberg

a. Hygiene Factors
Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang penting untuk adanya
motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada kepuasan positif untuk jangka
panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini
adalah faktor ekstrinsik untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai dissatisfiers
atau faktor pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari ketidakpuasan. Hygiene
factors (faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan fisiologis individu yang diharapkan
untuk dipenuhi. Hygiene factors (faktor kesehatan) meliputi gaji, kehidupan pribadi,
kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan
administrasi perusahaan.
b. Motivation Factors
Menurut Herzberg, hygiene factors (faktor kesehatan) tidak dapat dianggap sebagai
motivator. Faktor motivasi harus menghasilkan kepuasan positif. Faktor-faktor yang
melekat dalam pekerjaan dan memotivasi karyawan untuk sebuah kinerja yang unggul
disebut sebagai faktor pemuas. Karyawan hanya menemukan faktor-faktor intrinsik yang
berharga pada motivation factors (faktor pemuas). Para motivator melambangkan
kebutuhan psikologis yang dirasakan sebagai manfaat tambahan. Faktor motivasi dikaitkan
dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang,
peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan.
4. Teori motivasi McClelland
a. Motivasi pencapaian (n-Acc)
Orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi untuk pencapaian tidak selalu membuat
seseorang menjadi manager yang baik, terutama pada organisasi - organisasi besar.
Hal ini dikarenakan orang yang memiliki n-Acc yang tinggi cenderung tertarik dengan
bagaimana mereka bekerja secara pribadi, dan tidak akan mempengaruhi pekerja lain
untuk bekerja dengan baik. Dengan kata lain, n-Acc yang tinggi lebih cocok bekerja
sebagai wirausaha, atau mengatur unit bebas dalam sebuah organisasi yang besar.
Individu-individu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi sangat termotivasi dengan
bersaing dan menantang pekerjaan. Mereka mencari peluang promosi dalam
pekerjaan. Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk umpan balik pada prestasi
mereka. Orang-orang seperti mencoba untuk mendapatkan kepuasan dalam melakukan
hal-hal yang lebih baik. Prestasi yang tinggi secara langsung berkaitan dengan kinerja
tinggi.
b. Motivasi kekuasaan (n-Pow)
Individu-individu yang termotivasi oleh kekuasaan memiliki keinginan kuat untuk
menjadi berpengaruh dan mengendalikan. Mereka ingin  pandangan dan ide-ide
mereka harus mendominasi dan dengan demikian, mereka ingin memimpin. Individu
tersebut termotivasi oleh kebutuhan untuk reputasi dan harga diri. Individu dengan
kekuasaan dan kewenangan yang lebih besar akan lebih baik dibanding mereka yang
memiliki daya yang lebih kecil. Umumnya, manajer dengan kebutuhan tinggi untuk
daya berubah menjadi manajer yang lebih efisien dan sukses. Mereka lebih tekun dan
setia kepada organisasi tempat mereka bekerja. Perlu untuk kekuasaan tidak harus
selalu diambil negatif. Hal ini dapat dipandang sebagai kebutuhan untuk memiliki efek
positif pada organisasi dan untuk mendukung organisasi dalam mencapai tujuan itu.
c. Motivasi hubungan/Affiliasi (n-Aff)
Individu-individu yang termotivasi oleh afiliasi memiliki dorongan untuk lingkungan
yang ramah dan mendukung. Individu tersebut yang berkinerja efektif dalam tim.
Orang-orang ingin disukai oleh orang lain. Kemampuan manajer untuk membuat
keputusan terhambat jika mereka memiliki kebutuhan afiliasi tinggi karena mereka
lebih memilih untuk diterima dan disukai oleh orang lain, dan hal ini melemahkan
objektivitas mereka. Individu yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi lebih
memilih bekerja di lingkungan yang menyediakan interaksi pribadi yang lebih besar.
Orang-orang semacam memiliki kebutuhan untuk berada di buku-buku yang baik dari
semua. Mereka umumnya tidak bisa menjadi pemimpin yang baik.
Jadi, Orang yang memiliki kebutuhan kekuasaan (n-Pow)  dan kebutuhan afiliasi (n-
Aff) memiliki keterkaitan dengan keberhasilan manajerial yang baik. Seorang manajer
yang berhasil memiliki n-Pow tinggi dan n-Aff rendah. Meski demikian, pegawai yang
memiliki n-aff yang kuat yaitu kebutuhan akan afiliasi dapat merusak objektivitas
seorang manajer, karena kebutuhan mereka untuk disukai, dan kondisi  ini
mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan seorang manajer. Di sisi lain, n-
pow yang kuat atau kebutuhan untuk kekuasaan akan menghasilkan etos kerja dan
komitmen terhadap organisasi, dan individu dengan nPow tinggi lebih tertarik dengan
peran kepemimpinan dan memiliki kemungkinan untuk tidak fleksibel pada kebutuhan
bawahan. Dan terkakhir, orang n-ach  yang tinggi yaitu motivasi pada pencapaian
lebih berfokus pada prestasi atau hasil.

Soal 3 Jelaskan perbedaan tim dan group dalam organisasi! Dalam pengembangannya tim dan
group dalam sebuah organisasi melalui 5 tahapan standar dalam mencapai tujuan (The 5 stages
Model), sebutkan urutannya dan jelaskan! (jawaban diketik tidak lebih dari 2000 kata)
JAWABAN?
Perbedaan grup dan tim?
No Grup Tim

1 Ukuran tidak terbatas Ukuran terbatas

2 Ditujukan untuk kepentingan umum Ditujukan untuk mencapai tujuan yang menyeluruh

Interaksi antar anggota untuk mencapai tujuan individu dan


3 Dilihat sebagai bagian dari sesuatu kelompok

Saling ketergantungan demi mencapai tujuan Saling ketergantungan untuk mencapai tujuan individual
4 individual dan kelompok

Tidak memiliki tanggung jawab selain rasa milik Saling memililki rasa tanggung jawab atau berbagi
5 kelompok tanggung jawab

Tidak selalu meliliki pekerjaan untuk dilakukan


6 atau untuk mencapai tujuan Bekerja secara bersama-sama secara fisik atau virtual
5 tahapan standar dalam mencapai tujuan?
Mencapai keberhasilan kekompakan team dalam organisasi sangat berpengaruh penting untuk
mencapai tujuannya, apakan setiap anggotanya dapat menghasilkan kinerja yang selaras dalam
pencapaian tujuannya atau hanya memecah belah sehingga setiap pencapaian yang akan di tuju
hanya terbuang sia-sia. Maka dari itu kita juga perlu memahami Tahapan-
tahapan Perkembangan Tim, yaitu:
1. Forming
Pada tahap ini, anggota tim masih mencoba untuk saling mengenal satu dengan yang lain.
Anggota tim masih membawa pola pikir dan perilaku lama, sebelum dia bergabung
dengan tim. Tugas, tanggung jawab dan struktur masih belum terdefinisi dan terbentuk
dengan baik.
2. Storming
Karena adanya ketidak pastian dan ketidak jelasan, maka pada tahap ini akan sering
sekali terjadi konflik internal tim. Dengan sering terjadinya konflik, akan muncul
perasaaan tidak nyaman diantara anggota tim. Para anggota tim akan saling berkompetisi
dan mencoba untuk mendominasi satu dengan yang lain. Akan muncul sikap yang saling
menyalahkan jika terjadi masalah. Tahap Storming merupakan tahap yang paling kritis
Tahap Stroming akan menentukan keberlangsungan sebuah tim.
3. Norming
Pada tahap ini aturan-aturan sudah terbentuk. Tujuan dan struktur sudah jelas dan
semakin dipahami oleh anggota tim. Anggota tim juga sudah mengerti tugas dan
tanggung jawab. Hubungan erat, kekompakan dan sinergi antara anggota tim sudah mulai
terbentuk.
4. Performing
Pada tahap ini, anggota tim mulai menunjukkan performa atau kinerja seperti yang
diharapkan, sehingga tim sudah dapat menjalankan fungsinya secara penuh untuk
mencapai tujuan. Produktivitas tim mencapai tingkat tertinggi.
5. Adjourning
Tahap ini merupakan tahap pembubaran tim. Tim sudah selesai waktu kerjanya dan para
anggota tim kembali menjadi invidu-individu yang independent. Supaya kita lebih
mengerti apa yang akan terjadi dalam kerja team, saling mendukungan dan saling
memotivasi akan sangat mudah untuk mencapai keberhasilan team.

Anda mungkin juga menyukai