Anda di halaman 1dari 15

P-ISSN 2549-9629

E-ISSN 2549-9866
Tersedia online di http://jnh.stikesbanisaleh.ac.id
Submisi: 04-01-2021
Review: 05-01-2021
Accepted : LoA No.05/JNH-LPPM/STIKES-BS/I/2021
Publish : scheduled
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGEMBANGAN KARIR
PEGAWAI PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Mashuri*1 La Ode Saafi 1, La Ode Kamalia1
1
Department of Universitas Mandala Waluya Kendari, Indonesia
Jl. Jend.A.H. Nasution No.G-37Anduonohu, Kendari Telp.(0401)3110755
Email: asriefurief@gmail.com

Abstrak
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan perkantoran dengan melayani
pelaporan program kegiatan baik Puskesmas maupun rumah sakit tingkat provinsi serta kepegawaian
kesehatan yang sifatnya structural. Jumlah sumber daya manusianya dituntut untuk memiliki talenta
dalam proses pemecahan masalah di berbagai wilayah tingkat provinsi. Karyawan yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang S2 dengan status izin belajar mencapai 6 orang dalam kurun waktu 2 tahun
terakhir, namun pegawai yang mengikuti pelatihan terbilang banyak dengan kisaran rata-rata 25 %,
baik pelatihan di bidang profesi maupun bidang manajerial.
Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis hubungan, Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja,
Dukungan Atasan, Prestasi Kerja, bobot pekerjaan, Lowongan jabatan, Produktivitas Kerja, dan
pelatihan
Jenis Penelitian ini adalah Kuantitatif dengan penelitian kuantitatif berkaitan dengan
metode untuk mengumpulkan data, dengan desain penelitian cross sectional, yaitu penelitian yang
mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara faktor risiko dan efek, dan pendekatan yang
dilakukan adalah dengan mengamati atau mengumpulkan data pada waktu tertentu (time point
approach)
Ada hubungan Diketahui Pendidikan Formal dengan Pengembangan Karir diketahui nilai P
Value 0,00 lebih kecil dari 0,05 dan nilai Chi Square 23.221. Ada hubungan antara Pengalaman
Kerja dengan Pengembangan Karir diketahui nilai P Value 0,01 lebih kecil dari 0,05 serta nilai Chi
Square 17.286. Ada hubungan antara Dukungan Atasan dengan Pengembangan Karir dimana
diketahui nilai P Value 0,00 lebih besar dari 0,05 yang artinya memiliki hubungan yang signifikan
dan nilai Chi Square 25.495. Ada hubungan antara Prestasi Kerja dengan Pengembangan Karir
pasien dimana diketahui nilai P Value 0,00 lebih kecil dari 0,05 dan nilai Chi Square 21.235. Ada
hubungan antara bobot pekerjaan dengan Pengembangan Karir diketahui nilai P Value 0,04 lebih
kecil dari 0,05 serta nilai Chi Square 9.273. Ada hubungan antara Lowongan jabatan dengan
Pengembangan Karir diketahui nilai P Value 0,00 lebih kecil dari 0,05 serta nilai Chi Square 19.226.
Ada hubungan antara Produktivitas Kerja dengan Pengembangan Karir diketahui nilai P Value 0,00
lebih kecil dari 0,05 serta nilai Chi Square 38.535.
Kesimpulan penelitian ini ada hubungan, Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Dukungan
Atasan, Prestasi Kerja, bobot pekerjaan, Lowongan jabatan, Produktivitas Kerja, dan pelatihan
terhadap Pengembangan Karir. Disarankan kepada instansi kesehatan khususnya Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara agar lebih selektif dan terstruktur dalam proses Pengembangan Karir,
serta memberikan kesempatan bagi karyawan dengan mengevaluasi untuk Pengembangan Karir.
Kata Kunci: Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Dukungan Atasan, Prestasi Kerja, bobot
pekerjaan, Lowongan jabatan, Produktivitas Kerja, pelatihan dan Pengembangan
Karir.
2

ABSCTRACT
The Southeast Sulawesi Provincial Health Office is an office that serves the reporting of
activity programs for both Puskesmas and provincial level hospitals as well as structural health
staffing. Total human resources are required to have talent in the problem-solving process in various
regions at the provincial level. There have been 6 employees who continued their education to the
S2 level with a study permit status in the past 2 years, but many employees have attended training
with an average range of 25%, both training in the professional and managerial fields.
The purpose of this study was to analyze relationships, formal education, work experience,
support from bosses, job performance, job weight, job vacancies, work productivity, and training.
This type of study was quantitative with quantitative research related to methods for
collecting data, with a cross-sectional research design, namely research that studies the dynamics of
the relationship or correlation between risk factors and effects, and the approach taken is to observe
or collect data at a certain time (time). point approach)
There was a known relationship between formal education and career development, it is
known that the P value is 0.00 less than 0.05 and the Chi Square value is 23.221. There is a
relationship between work experience and career development, it is known that the P value of 0.01
is smaller than 0.05 and the Chi Square value is 17.286. There is a relationship between superiors'
support and career development where it is known that the P value is 0.00 greater than 0.05, which
means that it has a significant relationship and the Chi Square value is 25,495. There is a relationship
between job performance and patient career development where it is known that the P value is 0.00
less than 0.05 and the Chi Square value is 21.235. There is a relationship between job weight and
Career Development, it is known that the P value of 0.04 is smaller than 0.05 and the Chi Square
value is 9.273. There is a relationship between job vacancies and career development, it is known
that the P value is 0.00 less than 0.05 and the Chi Square value is 19,226. There is a relationship
between work productivity and career development, it is known that the P value is 0.00 less than
0.05 and the Chi Square value is 38.535.
The conclusion of this study was that there is a relationship, formal education, work
experience, support from superiors, job performance, job weight, job vacancies, work productivity,
and training on career development. It is recommended that health agencies, especially the Southeast
Sulawesi Provincial Health Office, be more selective and structured in the Career Development
process, and provide opportunities for employees to evaluate for Career Development.
Keywords: Formal Education, Work Experience, Bosses Support, Job Performance, Job Weight,
Job Vacancies, Work Productivity, Training and Career Development.

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


3

Pendahuluan pemecahan masalah di berbagai wilayah tingkat


Pengembangan karir merupakan suatu provinsi. Survey awal diketahui masih adanya
upaya yang harus dilakukan agar rencana karir pemegang kebijakan dengan latar pendidikan
yang sudah dibuat membawa hasil secara optimal. belum sesuai dengan bidangnya serta masih
Upaya tersebut merupakan sebuah keniscayaan adanya tingkat pendidikan pegawai Aparatur Sipil
proses di dalam dunia kerja. Setiap Individu Negara (ASN) di lingkup Dinas Kesehatan
merencanakan karir mereka untuk meningkatkan Provonsi Sulawesi Tenggara dengan pendidikan
status dan gaji mereka, memastikan keselamatan kesehatan setingkat SMA dan D1. Hasil survey
pekerjaan dan mempertahankan skill mereka awal ditemukan 8 orang (3,32%) setingkat SMA,
dalam pasar tenaga kerja yang dinamis (Abror, 8 Orang (3,32%) dan 44 Orang (18,26%)
2010). pendidikan DIII pendidikan D1, 173 orang
Upaya peningkatan kualitas Sumber (71,78%) pendidikan S1, 42 orang (17,42%)
Daya Manusia (SDM) di bidang kesehatan yang Pendidikan S2, diketahui total pegawai dengan
turut berperan sebagai pelaku kegiatan untuk latar belakang kesehatan 241 orang (Dinas
membantu meningkatkan derajad kesehatan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2019).
adalah pengembangan karir pegawai, baik yang Pengembangan karir yang dilakukan
bekerja di rumah sakit maupun di pusat-pusat oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
kesehatan masyarakat (Puskesmas) atau institusi Tenggara menggunakan strategi pengelolaan
kesehatan lainnya. Dalam upaya memperlancar SDM di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
pelaksanaan upaya pengembangan dan Tenggara sebagai motivasi pegawai dimana
pemberdayaan SDM Kesehatan di Indonesia adanya semangat dan gairah bekerja. Sistem
disusun rencana aksi program badan pengembangan karir juga merespon pola fikir
pengembangan dan pemberdayaan SDM karyawan guna menjadikan harapan untuk
Kesehatan yang berisi tujuan, sasaran, strategis mengembangkan potensi dirinya, dimana
dan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan diketahui pola pengembangan karir yang tepat
dalam pengembangan dan pemberdayaan SDM dapat mempercepat tercapainya tujuan organisasi.
Kesehatan (Kemenkes RI, 2015). Percepatan pengembangan karir yang
Permasalahan PNS maupun pegawai tak terkontrol berdampak pada penumpukan
dalam birokrasi pemerintahan adalah berkenaan pengembangan pada level tengah (middle
dengan SDM. SDM yang dimaksud adalah management). Dilihat dari sudut pandang dengan
pegawai negeri sipil yang ditempatkan dan esensi lain Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
bekerja di lingkungan birokrasi, untuk Tenggara di pacu untuk meningkatkan tujuan ke
menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana pyramid hirarki, dimana penggelembungan pada
yang telah ditetapkan. Permasalahan yang terjadi level tengah yang menjadi kekhawatiran bagi
pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi organisasi tidak terjadi dengan mengacu pada visi
Tenggara yaitu pegawai belum menyadari dan misi tujuan organisasi. Hal ini terjadi karena
pentingnya dari pengembangan karir. Hal tersebut masih terdapat jabatan eselon II yang kosong
dapat dilihat dari masih adanya pegawai yang begitu juga jabatan eselon III dan IV, sehingga
memiliki kualitas pendidikan yang rendah dan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
kurang sesuai dengan jenis pekerjaan serta Tenggara menurun.
keahlian yang dimiliki oleh pegawai, kesalahan Survey awal diketahui permasalahan
penempatan dan penyebaran pegawai pada setiap yang mendasar pada proses pengembangan karir
unit kerja yang kurang seimbang sehingga adanya di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
pegawai yang tidak mengikuti program hal ini di karenakan beberapa faktor antara lain
pengembangan pegawai melalui pendidikan dan dari sisi manajerial yang sifatnya belum
latihan, secara pandangan teoritis dapat sepenuhnya otonomi dan faktor karyawan yang
menyebabkan menurunnya jumlah pegawai yang kurangnya motivasi dalam menempuh karir
berprestasi (Husnia, 2013). dilihat tampak dari adanya beberapa capaian
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi cakupan program yang belum terlaksana dengan
Tenggara merupakan perkantoran dengan maksimal di antaranya Cakupan Kesehatan
melayani pelaporan program kegiatan baik lingkungan konsumsi air layak minum dalam
Puskesmas maupun rumah sakit tingkat provinsi pengawasan hanya 80%, angka kematian bayi
serta kepegawaian kesehatan yang sifatnya yang masih tinggi, masih adanya pertolongan
struktural. Jumlah sumber daya manusianya persalinan yang dilakukan oleh dukun sebanyak
dintuntut untuk memiliki talenta dalam proses

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


4

8% di tahun 2018, dan 25% kematian bertempat mengarahkan ke rencana pengembangan karir
di rumah. masing masing, akan tetapi faktor tersebut tidak
Karyawan yang melanjutkan pendidikan terwujudnya sebagaimana yang diharapkan secara
ke jenjang S2 dengan status izin belajar mencapai empiris pengembangan karir dipengaruhi oleh
6 orang dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, beberapa faktor seperti latar belakang pendidikan
namun pegawai yang mengikuti pelatihan baik formal dan non formal dalam hal ini
terbilang banyak dengan kisaran rata-rata 25 %, pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja,
baik pelatihan di bidang profesi maupun bidang sikap atasan, prestasi kinerja, bobot pekerjaan,
manajerial. Hal ini merupakan usaha lowongan jabatan dan produktivitas kerja
pengembangan karir yang dijalankan dengan (Martoyo, 2007).
terstruktur namun pada kenyataannya masih Berdasarkan uraian di atas peneliti
banyak penempatan posisi kepemimpinan tertarik melakukan penelitian dengan judul
maupun pemegang program jauh dari bidang, Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan
profesi dan latar pendidikannya, survey awal pada pengembangan Karir Pegawai Pada Dinas
tanggal 21 september 2020 diperoleh data Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
tambahan bahwa adanya pejabat di lingkup Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Metode
waktu 5 tahun ke depan terdata ada 6 orang yang Jenis Penelitian ini adalah penelitian
direncanakan untuk pensiun dan 5 orang staf kuantitatif dengan tujuan untuk menguji dan
direncanakan pensiun pada bulan November membuktikan hipotesis yang dibuat melalui
tahun 2020, dengan demikian perlunya berbagai tes dengan pengelolaan menggunakan
pembinaan jenjang karir bagi dinas Kesehatan berbagi metode penelitian. Penelitian ini telah
Provinsi Sulawesi Tenggara agar menghindari dilaksanakan di Dinas Kesehatan Provinsi
penggelembungan di level tengah serta Sulawesi Tenggara. Sampel penelitian ini adalah
menghindari kekosongan jabatan dengan alasan sebagian pegawai Dinas Kesehatan Provinsi
belum ada pegawai yang memenuhi syarat. Sulawesi Tenggara, yakni sebesar 209 responden.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh
Tenggara menyusun pola pengembangan karir dengan menggunakan rumus Lameshow
yang berbasis kompetensi dimana adanya (Lameshow & Hosmer, 2000).
partisipasi antara pegawai dengan tujuan karir Hasil
yang dicapainya, karyawan atau pegawai Dalam penelitian ini terdiri
merencanakan pengembangan karirnya dengan karakteristik responden diantaranya;
melihat dari kesiapan antara pendidikan dan
Kelompok Umur, Kelompok Pendidikan,
pelatihan, serta kegiatan kegiatan yang dianggap
Masa Kerja, dan Pangkat Golongan dimana
dapat membuat potensi pada diri menjadi lebih
siap sesuai karir yang diharapkan, sehingga dapat diuraikan dalam bentuk tabel berikut
perlunya kader, dan bimbingan dalam yang disertakan dengan penjelasannya.
Tabel Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan umur, Pendidikan, Masa
Kerja dan Pangkat Golongan
Umur Responden Frekuensi (f) Persentase (%)
<40 Th 98 46.89
41-50 Th 103 49,28
>50 Th 8 3,83
Total 209 100
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
SMA 2 0.96
DIPLOMA 13 6.22
S1 164 78.47
S2 30 14.35
Total 209 100
Masa Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


5

0-5 Tahun 5 2.39


6-10 Tahun 4 1.91
11-15 Tahun 88 42.10
16-20 Tahun 39 18.66
>20 Tahun 28 13.40
Total 209 100
Pangkat/Gol Frekuensi (f) Persentase (%)
Pembina IV a 9 4.31
Penata Tingkat I III d 67 32.06
Penata III c 46 22.01
Penata Muda Tingkat I III b 54 25.84
Penata Muda III a 29 13.87
Pengatur Tingkat I II d - 0
Pengatur II c 2 0.95
Pengatur Muda Tingkat I II b 2 0.95
Pengatur Muda IIa - 0
Total 209 100.00

Tabel di atas, menunjukkan bahwa orang atau 13,40% dan sedikit ditemukan
responden yang terbanyak pada responden pada responden dengan masa kerja 0-5
dengan umur 41-50 tahun 103 orang tahun berjumlah 5 (2.39). Berdasarkan
(49,28%), dan sedikit pada responden tabel di atas, terlihat bahwa responden
denga umur >50 berjumlah 8 orang terbanyak yaitu pada pangkat golongan
(3,83%). Berdasarkan tabel tersebut dapat Penata Tingkat I III d berjumlah 67 orang
dijelaskan bahwa Responden terbanyak (32.06%), dan terendah pada responden
pada Pendidikan S1 berjumlah 164 Orang dengan pangkat golongan Pengatur II c
(78.47%) dan sedikit ditemukan pada berjumlah 2 orang (0.95%) dan responden
responden dengan pendidikan SMA dengan pangkat golongan Pengatur Muda
Berjumlah 2 (0.96). Untuk tabel distribusi Tingkat I II b berjumlah 2 orang (0.95%),
karakteristik responden berdasarkan masa serta pangkat golongan Pengatur Tingkat I
kerja dapat dijelaskan bahwa Responden II d dan Pengatur Muda IIa tidak
dengan masa terbanyak dengan lama masa ditemukan.
kerja lebih dari 20 tahun berjumlah 28

1. Analisis Univariat hasil dalam bentuk tabel berikut serta


Dalam analisis deskriptif penelitian ini diberikan penjelasan singkat.
terkait pengembangan karir pendistribusian
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Responden dengan Pengembangan Karir
Pengembangan Karir Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 195 93.30
Kurang 14 6.70
Total 209 100

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


6

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Pendidikan Formal Responden


Pendidikan Formal Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 194 92.82
Kurang 15 7.18
Total 209 100
Tabel Distribusi Frekuensi Pengalaman Kerja Responden
Pengalaman Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 196 93.78
Kurang 13 6.22
Total 209 100
Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Atasan Responden
Dukungan Atasan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 195 93.30
Kurang 14 6.70
Total 209 100
Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Prestasi Kerja Responden
Prestasi Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 193 92.34
Kurang 16 7.66
Total 209 100
Tabel Distribusi Frekuensi Bobot Pekerjaan Responden
Bobot Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 182 87.08
Kurang 27 12.92
Total 209 100
Tabel Distribusi Frekuensi Lowongan Jabatan Responden
Lowongan Jabatan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 186 88.99
Kurang 23 11.01
Total 209 100
Tabel Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja Responden
Produktivitas Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 191 91.39
Kurang 18 8.61
Total 209 100
Tabel Distribusi Frekuensi Pelatihan Responden
Pelatihan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 176 84.21
Kurang 33 15.79
Total 209 100

2. Analisis Inferensial
1. Hubungan Pendidikan Formal dengan Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


7

Tabel 5.23. Distribusi Pendidikan Formal menurut Pengembangan Karir di Dinas


Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pendidikan Pengembangan Karir F %
Formal Baik Kurang
f1 % f2 %
Baik 186 95.9 8 4.1 194 100
Kurang 9 60.0 6 40.0 15 100
Total 195 93.3 14 6.7 209 100

Dari tabel 5.23 di atas menunjukkan Pendidikan baik lebih banyak yang
bahwa di antara 194 Responden dengan mengalami pengembangan karirnya baik.
Pendidikan Formalnya baik terhadap Diketahui pula ada hubungan antara
Pengembangan Karir baik sebanyak 186 Pendidikan Formal dengan Pengembangan
(95.9%), sedangkan di antara 15 responden Karir diketahui nilai P Value 0,00 lebih kecil
terdapat Pendidikan formal kurang dengan dari 0,05 dan nilai Chi Square 23.221. Dengan
pengembangan karir kurang sebanyak 9 nilai Phi 0 .370 terletak antara 0,20-0,399
(60,41%). Hal ini berarti rsponden dengan yang artinya ada hubungan Rendah.
2. Hubungan Pengalaman Kerja dengan Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
Tabel 5.24. Distribusi Pengalaman Kerja menurut Pengembangan Karir di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengalaman Pengembangan Karir F %
Kerja Baik Kurang
f1 % f2 %
Baik 187 95.4 9 4.6 196 100
Kurang 8 61.5 5 38.5 13 100
Total 195 93.3 14 6.7 209 100

Dari tabel 5.24 di atas menunjukkan pengalaman kerja baik lebih banyak yang
bahwa di antara 199 Responden dengan mengalami pengembangan karirnya baik.
pengalaman kerja baik terhadap Diketahui pula ada hubungan antara
Pengembangan Karir baik sebanyak 187 Pengalaman Kerja dengan Pengembangan
(95.4%), sedangkan di antara 13 responden Karir diketahui nilai P Value 0,01 lebih kecil
terdapat pengalaman kerja kurang dengan dari 0,05 serta nilai Chi Square 17.286.
pengembangan karir kurang sebanyak 8 Dengan nilai Phi 0.327 terletak antara 0,20-
(61.5%). Hal ini berarti responden dengan 0,399 yang artinya ada hubungan rendah.
3. Hubungan Dukungan Atasan dengan Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
Tabel 5.25. Distribusi Dukungan Atasan menurut Pengembangan di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Dukungan Pengembangan Karir F %
Atasan Baik Kurang
f1 % f2 %
Baik 187 95.9 8 4.1 195 100
Kurang 8 57.1 6 42.9 14 100
Total 195 93.3 14 6.7 209 100

Dari tabel 5.25 di atas menunjukkan dukungan atasan baik terhadap


bahwa di antara 195 Responden dengan Pengembangan Karir baik sebanyak 187

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


8

(95.9%), sedangkan di antara 14 responden Karir dimana diketahui nilai P Value 0,00
terdapat dukungan atasan kurang dengan lebih besar dari 0,05 yang artinya memiliki
pengembangan karir kurang sebanyak 8 hubungan yang signifikan dan nilai Chi
(57.1%). Hal ini berarti responden dengan Square 25.495. Dengan nilai Phi 0.388
dukungan atasan baik lebih banyak yang terletak antara 0,20-0,399 yang artinya
mengalami pengembangan karirnya baik. rendah.
Diketahui pula hubungan antara
Dukungan Atasan dengan Pengembangan
4. Hubungan Prestasi Kerja dengan Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
Tabel 5.26. Distribusi Prestasi Kerja menurut Pengembangan Karir di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Prestasi Kerja Pengembangan Karir F %
Baik Kurang
f1 % f2 %
Baik 185 95.9 8 4.1 193 100
Kurang 10 62.5 6 37.5 16 100
Total 195 93.3 14 6.7 209 100

Dari tabel 5.26 di atas menunjukkan Diketahui pula ada hubungan


bahwa di antara 193 Responden dengan antara Prestasi Kerja dengan
prestasi kerja baik terhadap Pengembangan Pengembangan Karir pasien dimana
Karir baik sebanyak 185 (95.9%), sedangkan diketahui nilai P Value 0,00 lebih kecil
di antara 16 responden terdapat prestasi kerja dari 0,05 dan nilai Chi Square 21.235.
kurang dengan pengembangan karir kurang Dengan nilai Phi 0.355 terletak antara
sebanyak 10 (62.5%). Hal ini berarti 0,40-0,599 yang artinya ada hubungan
responden dengan prestasi kerja baik lebih sedang.
banyak yang mengalami pengembangan
karirnya baik.
5. Hubungan Bobot Pekerjaan dengan Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
Tabel 5.27. Distribusi Bobot Pekerjaan menurut Pengembangan Karir di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Bobot Pekerjaan Pengembangan Karir F %
Baik Kurang
f1 % f2 %
Baik 174 95.6 8 4.4 182 100
Kurang 21 77.8 6 22.2 27 100
Total 195 93.3 14 6.7 209 100

Dari tabel 5.27 di atas menunjukkan banyak yang mengalami pengembangan


bahwa di antara 182 Responden dengan bobot karirnya baik.
pekerjaan baik terhadap Pengembangan Karir Diketahui pula ada hubungan antara
baik sebanyak 174 (95.6%), sedangkan di bobot pekerjaan dengan Pengembangan Karir
antara 27 responden terdapat bobot pekerjaan diketahui nilai P Value 0,04 lebih kecil dari
kurang dengan pengembangan karir kurang 0,05 serta nilai Chi Square 9.273. Dengan
sebanyak 21 (77.8%). Hal ini berarti nilai Phi 0.239 terletak antara 0,20-0,399
responden dengan bobot pekerjaan baik lebih yang artinya ada hubungan rendah.

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


9

6. Hubungan Lowongan Jabatan dengan Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan Provinsi


Sulawesi Tenggara
Tabel 5.28. Distribusi Lowongan Jabatan menurut Pengembangan Karir di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Lowongan Pengembangan Karir F %
Jabatan Baik Kurang
f1 % f2 %
Baik 179 96.2 7 3.8 186 100
Kurang 16 69.6 7 30.4 23 100
Total 195 93.3 14 6.7 209 100

Dari tabel 5.28 di atas menunjukkan Lowongan Jabatan baik lebih banyak yang
bahwa di antara 186 Responden dengan mengalami pengembangan karirnya baik.
Lowongan Jabatan baik terhadap Diketahui pula ada hubungan antara
Pengembangan Karir baik sebanyak 179 Lowongan jabatan dengan Pengembangan
(96.2%), sedangkan di antara 23 responden Karir diketahui nilai P Value 0,00 lebih kecil
terdapat Lowongan Jabatan kurang dengan dari 0,05 serta nilai Chi Square 19.226.
pengembangan karir kurang sebanyak 16 Dengan nilai Phi 0.334 terletak antara 0,20-
(69.6%). Hal ini berarti responden dengan 0,399 yang artinya ada hubungan rendah.
7. Hubungan Produktivitas Kerja dengan Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
Tabel 5.29. Distribusi Produktivitas Kerja menurut Pengembangan Karir di Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Produktivitas Kerja Pengembangan Karir F %
Baik Kurang
f1 % f2 %
Baik 185 96.9 6 3.1 191 100
Kurang 10 55.6 8 44.4 18 100
Total 195 93.3 14 6.7 209 100

Dari tabel 5.29 di atas menunjukkan produktifitas kerja baik lebih banyak yang
bahwa di antara 191 Responden dengan mengalami pengembangan karirnya baik.
produktifitas kerja baik terhadap Diketahui pula ada hubungan antara
Pengembangan Karir baik sebanyak 185 Produktivitas Kerja dengan Pengembangan
(96.9%), sedangkan di antara 18 responden Karir diketahui nilai P Value 0,00 lebih kecil
terdapat produktifitas kerja kurang dengan dari 0,05 serta nilai Chi Square 38.535.
pengembangan karir kurang sebanyak 10 Dengan nilai Phi 0.464 terletak antara 0,40-
(55.6%). Hal ini berarti responden dengan 0,599 yang artinya ada hubungan sedang.
8. Hubungan Pelatihan dengan Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara
Tabel 5.30. Distribusi Pelatihan menurut Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelatihan Pengembangan Karir F %
Baik Kurang
f1 % f2 %
Baik 169 96.0 7 4.0 176 100
Kurang 26 78.8 7 21.2 33 100
Total 195 93.3 14 6.7 209 100

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


10

Dari tabel 5.30 di atas menunjukkan karyawan agar karyawan dapat menghasilkan
bahwa di antara 176 Responden dengan kinerja yang lebih optimal (Dewi, et al.,
produktifitas kerja baik terhadap 2016).
Pengembangan Karir baik sebanyak 169 Hasibuan, S., P, (2007) dalam bukunya
(96.0%), sedangkan di antara 33 responden menjelaskan bahwa Pengembangan karir adalah
terdapat produktifitas kerja kurang dengan suatu usaha meningkatkan kemampuan tekhnis,
pengembangan karir kurang sebanyak 26 konseptual dan moral pegawai sesuai dengan
(78.8%). Hal ini berarti responden dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui
produktifitas kerja baik lebih banyak yang pendidikan dan pelatihan demi peningkatan
mengalami pengembangan karirnya baik. posisi seseorang pegawai atau karyawan dari
Diketahui pula ada hubungan antara sebelumnya dalam kehidupan pekerjaannya.
pelatihan dengan Pengembangan Karir di Karyawan yang ingin
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggra, mengembangkan karirnya mau tidak mau
dimana sesuai hasil uji statistik diperoleh P- akan bersungguh-sungguh dalam bekerja,
Value 0,02 lebih kecil dari 0,05 serta nilai Chi karena pengembangan karir ini didasari oleh
Square 10.594, dengan nilai Phi 0.251 berbagai faktor seperti pengalaman kerja,
terletak antara 0,20-0,399 yang artinya ada pendidikan dan kepribadian, serta dengan
hubungan rendah. berkembangnya karir kemampuan karyawan
Pembahasan dapat meningkat, Pendidikan dapat
1. Hubungan Pendidikan Formal dengan memberikan pengetahuan secara teori kepada
Pengembangan Karir karyawan mengenai tugas-tugas yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nantinya akan dikerjakan dikantornya.
terdapat adanya hubungan antara Pendidikan Tingginya pendidikan yang dimiliki
Formal dengan Pengembangan Karir. karyawan dapat mempengaruhi karir yang
Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada dimilikinya, karena semakin tinggi
pada organisasi, merupakan kunci pendidikannya semakin banyak ilmu yang
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dalam dimiliki sehingga mampu mengerjakan tugas-
perusahaan tersebut. Potensi sumber daya tugas yang diberikan.
manusia pada hakekatnya merupakan salah 2. Hubungan Pengalaman Kerja dengan
satu modal yang memegang suatu peran yang Pengembangan Karir
paling penting dalam peningkatan kualitas
Hasil penelitian ini menunjukkan,
suatu perusahaan. Suatu organisasi bukan
bahwa ada hubungan antara Pengalaman
hanya mengharapkan karyawan yang
Kerja dengan Pengembangan Karir di Dinas
mampu, cakap, danterampil, tetapi yang
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada
terpenting mereka mau bekerja giat dan
hakekatnya bahwa sarana pengembangan
mampu menghasilkan output yang maksimal
karir meliputi ketrampilan, pendidikan dan
(Ratna Dewi, et al., 2016).
pengalaman serta teknik – teknik modifikasi
Pendidikan dan pengembangan karir
dan perbaikan perilaku, yang memberikan
dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
nilai tambah sehingga memungkinkan
Adapun cara agar dapat meningkatkan kinerja
seseorang untuk bekerja lebih baik
melalui tingkat pendidikan yaitu dengan
Pengalaman kerja berkaitan dengan
melakukan perekrutan karyawan sesuai
pengembangan karir karena dengan memiliki
dengan standar pendidikan formal yang
banyak pengalaman kerja akan membantu
memang dibutuhkan oleh Provinsi yang ada
seseorang dalam menyelesaikan tugas-
dalam SOP (Standard Operating Procedures)
tugasnya tanpa perlu menunggu perintah,
perusahaan. Selain itu perlu ditingkatkannya
selain itu pengalaman kerja juga
penyelenggaraan pendidikan nonformal
mempermudah karyawan mengerjakan tugas-
untuk karyawan seperti pelatihan dan kursus-
tugas yang diberikan karena sudah memiliki
kursus yang menunjang karyawan dalam
kemampuan yang didapat dari pengalamanan
bekerja guna meningkatkan keahlian
kerja sebelumnya (Saraswati & Dewi, 2017).

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


11

Martoyo, (2007). Pengalaman kerja pengembangan karir bagi karyawan yang


adalah lama waktu karyawan bekerja di sudah mengabdi selama puluhan tahun di
tempat kerja mulai saat diterima di tempat kantor tersebut sebab dapat menurunkan
kerja hingga sekarang. Pengalaman kinerja pegawai sebelumnya dimana
merupakan modal yang besar artinya dalam kesempatan dalam pengembangan karirnya
menjalankan roda organisasi agar dapat lebih dapat terhambat. Karyawan yang memiliki
berhasil guna dan berdaya guna. lingkungan kerja dengan keadilan distribusi
faktor yang mempengaruhi dan prosedural cenderung lebih bertahan
pengembangan karir seorang karyawan yaitu dengan pekerjaannya. Lingkungan kerja yang
pengalaman kerja. Asumsi utama pengunaan dimaksud adalah adanya dukungan dari rekan
pengalaman kerja untuk pengembangan kerja yang dapat membantu karyawan untuk
karyawan adalah bahwa pengembangan lebih termotivasi dalam menyelesaikan
cenderung terjadi ketika ada ketidaksesuaian tugasnya (Saks, 2006).
antara ketrampilan karyawan dan pengalaman Karyawan berkomitmen untuk
masa lalu serta ketrampilan yang diperlukan melakukan pekerjaan sesuai dengan yang
untuk pekerjaan itu. telah ditetapkan dalam kontrak pekerjaan dan
3. Hubungan Dukungan Atasan dengan percaya dengan komitmen Organisasi pada
Pengembangan Karir mereka dengan memberikan dukungan
sebagai pemenuhan kewajiban pertukaran
Hasil penelitian diperoleh ada tersebut. Dengan kata lain, pemberian
hubungan antara Dukungan Atasan dengan dukungan organisasi merupakan suatu
Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan balasan yang sebading dan sudah sepantasnya
Provinsi Sulawesi Tenggara. Kesempatan diberikan organisasi pada karyawan yang
pengembangan karir memiliki 4 indikator telah melakukan pekerjaan seperti yang telah
yaitu, karyawan memiliki kesempatan yang ditetapkan.
sama dalam mengembangkan 4. Hubungan Prestasi Kerja dengan
karir, karyawan yang memiliki prestasi tinggi Pengembangan Karir
memiliki kesempatan pengembangan karir
yang lebih besar, karyawan yang Hasil penelitian ini diketahui ada
berpendidikan tinggi memiliki kesempatan hubungan antara Prestasi Kerja dengan
untuk mengembangkan karir lebih Pengembangan Karir. Dalam meningkatkan
besar, segala bentuk pelatihan yang diberikan prestasi kerja karyawan, pihak kepegawaian
dapat menunjang pengembangan karir di kantor harus dapat memperhatikan faktor-
karyawan (Dewi, 2017). faktor yang mempengaruhi naik turunnya
Promosi yang didapatkan oleh prestasi kerja karyawan. Adapun program dan
karyawan tidak selalu sesuai dengan bidang kebijakan tempat bekerja pada bidang sumber
keahlian yang dimiliki oleh karyawan. Posisi daya manusia merupakan peranan yang
kosong dalam struktur manajemen akan sangat penting dalam menentukan prestasi
segera diisi oleh karyawan perusahaan yang kerja karyawan. Salah satu kebijakan yang
memiliki masa kerja lebih lama serta kurang dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan
memperhitungkan latar belakang adalah pengembangan karir dan penempatan
pendidikannya. Begitu pula menurut kerja (Mangkunegara, 2011).
pernyataan beberapa karyawan yang telah Prestasi kerja adalah sebagai hasil
diwawancarai secara terbuka, mereka merasa kerja yang telah dicapai seseorang dari
tidak memiliki kesempatan yang sama untuk tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan
mendapatkan promosi. aktivitas kerja yang sesuai dengan standar
Perekrutan karyawan dari luar yang diinginkan perusahaan. Informasi
organisasi untuk menduduki karir yang lebih tentang tinggi rendahnya prestasi kerja
tinggi dapat berisiko menimbulkan seseorang karyawan tidak dapat diperoleh
suasana tidak kondusif untuk kesempatan begitu saja, tetapi diperoleh melalui proses
panjang, yaitu proses penilaian prestasi kerja

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


12

karyawan yang disebut dengan istilah memperoleh apa yang dibutuhkannya


performance appraisal (Sutrisno, 2009). (Ambarwati, 2012).
Pengembangan karir pada dasarnya Para karyawan pada umumnya
berorientasi pada perkembangan mendambakan keterlibatan atasan langsung
organisasi/perusahaan. Setiap organisasi mereka dalam perencanaan karir masing-
harus menerima kenyataan bahwa masing. Salah satu bentuk keperdulian itu
eksistensinya di masa depan tergantung pada adalah memberikan umpan balik kepada para
sumber daya manusia. Karir merupakan pegawai tentang pelaksanaan tugas masing-
keseluruhan jabatan yang di duduki oleh masing sehingga para pegawai tersebut
seorang karyawan di suatu perusahaan. mengetahui potensi yang perlu di atasi. Pada
Semakin lama masa kerja seorang karyawan, gilirannya umpan balik itu merupakan bahan
maka ada keinginan untuk mendapat jabatan penting bagi para pegawai mengenai langkah
yang lebih baik. untuk itu setiap karyawan awal apa yang perlu diambilnya agar
harus diberikan kesempatan oleh perusahaan kemungkinannya untuk dipromosikan
untuk mengembangkan kemampuannya serta menjadi lebih besar.
karirnya agar dapat memberikan semangat 6. Hubungan Lowongan Jabatan dengan
serta motivasi bagi karyawan dalam bekerja Pengembangan Karir
dan diharapkan dapat memberikan hasil yang
terbaik bagi perusahaan. Sehingga Hasil penelitian diketahui ada
memotivasi pekerja membuat karyawan rela hubungan antara Lowongan jabatan dengan
dan berkeinginan langsung dalam Pengembangan Karir di Dinas kesehatan
menyelesaikan tanggung jawabnya agar Provinsi Sulawesi Tenggara. Adanya
tujuan pekerja dan perusahaan bisa tercapai. lowongan jabatan baru tentunya
5. Hubungan Bobot Pekerjaan dengan membutuhkan pegawai dengan kriteria
Pengembangan Karir keterampilan dan kemampuan tertentu. Untuk
itu perlu dilakukan program pengembangan
Hasil penelitian diketahui ada pegawai yang bertujuan mempersiapkan
hubungan antara bobot pekerjaan dengan pegawai tersebut untuk memegang jabatan
Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan baru tersebut (Ambarwati, 2012).
Provinsi Sulawesi Tenggara, Setiap Informasi mengenai suatu lowongan
peningkatan karier seorang karyawan harus pekerjaan/posisi dalam suatu oraganisasi,
didukung oleh beberapa kriteria yang sudah perlu diberikan kepada karyawan-
ditentukan seperti prestasi, bobot karyawannya. Karena hal tersebut, akan
tugas/pekerjaan, adanya lowongan jabatan, menjadi rangsangan bagi ketersediaan tenaga
produktivitas kerja, efisiensi dan lainnya. kerja internal. Akan tetapi perencanaan dan
Diperlukan pembinaan karier para karyawan, pengembangan karir yang disediakan
agar dapat memberikan kepuasan kerja pada organisasi bukan untuk menjamin kesuksesan
setiap individu karyawan yang akan berakibat karir karyawannya tetapi dimaksudkan untuk
juga pada peningkatan prestasi kerja bagi membantu karyawannya dalam hal-hal yang
kepentingan organisasi. Hal ini berarti dengan berhubungan dengan pekerjaan, tugas, dan
adanya pengembangan karier dapat keputusan karirnya baik di dalam maupun di
mendorong peningkatan prestasi karyawan. luar organisasi. Dengan kata lain individu
Kebijaksanaan dan peraturan yang dituntut untuk melakukan kontrol terhadap
ditetapkan organisasi akan menentukan jenis karir mereka, sehingga tanggung jawab
tugas, dan pekerjaan, beban tugas, derajat pengembangan karir akan berpindah dari
tanggung jawab, kesempatan promosi, tingkat oraganisasi kepada karyawan. Kondisi ini
gaji, serta kondisi fisik lingkungan kerja. memberikan penekanan pada kemampuan
Oleh karena itu karyawan akan merasakan individu dalam mengembangkan karirnya
kepuasan kerja pada organisasi yang (Martoyo, 2007).
kebijakannya membantu karyawan

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


13

Faktor-faktor yang termasuk dalam lembaga untuk menggerakan karyawan agar


perencanaan dan pengembangan karir yang mau bekerja lebih produktif atau sesuai
disediakan oleh organisasi adalah pekerjaan dengan rencana yang ditetapkan. Untuk
yang menantang, informasi tentang karir, mendapatkan hasil yang maksimal dan
kesempatan untuk maju/berkembang, memuaskan guna memenuhi produktivitas
tawaran karir, evaluasi kinerja, kerja suatu lembaga atau instansi
konsultasi/penyuluhan karir, workshop membutuhkan perencanaan karir dan
pengembangan karir, pelatihan dan keterlibatan kerja
pendidikan, promosi yang pasti dan 8. Hubungan Pelatihan dengan
mutasi/rotasi jabatan. Dan sedangkan faktor- Pengembangan Karir
faktor yang termasuk dalam perencanaan dan
pengembangan karir individu adalah Hasil penelitian diketahui ada
eksplorasi karir, pengembangan tujuan karir, hubungan antara pelatihan dengan
implementasi strategi karir, umur dan posisi, Pengembangan Karir di Dinas Kesehatan
hal ini sangat berkaitan dengan promosi Provinsi Sulawesi Tenggara. Pelatihan
jabatan bagi karyawan dengan melihat hasil merupakan wadah lingkungan bagi
evaluasi pimpinan. karyawan, dimana mereka mendapatkan
7. Hubungan Produktivitas Kerja dengan pelajaran dalam hal-hal yang berkaitan
Pengembangan Karir dengan tugas dang tanggung jawab seperti
Hasil penelitian diketahui pula ada perilaku, pengetahuan, kemampuan dan
hubungan antara Produktivitas Kerja dengan keahlian serta sikap, beberapa faktor yang
Pengembangan Karir di Dinas kesehatan mempengaruhi pelatihan kerja, diantaranya:
Provinsi Sulawesi Tenggara, Produktivitas perubahan yang cepat dalam tekhnologi
adalah ukuran relatif, karenanya hasil berlanjut menyebabkan meningkatnya tingkat
pengukurannya harus dapat dibandingkan keausan keterampilan,desain ulang pekerjaan
dari periode-periode berikutnya, sehingga dalam pekerjaan yang mempunyai tanggung
dapat di ketahui penggunaan sumber daya jawab, merger dan akuisisi telah meningkat
yang lebih efisien atau tidak dalam mencapai dengan pesat, sumber daya manusia bergerak
hasil (Husnia, 2013) dari satu pemberi kerja ke pemberi kerja
Produktivitas merupakan faktor yang lainnya dengan frekuensi lebih besar daripada
paling penting untuk meningkatkan dan periode sebelumnya (Azwar, Azrul H, 2005).
mengembangkan karier seorang pegawai. Hasil pelatihan kerja yang telah
Kemajuan karier seseorang sebagaian besar dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan
tergantung pada produktivitas yang baik dan keterampilan kerja peserta (dilihat dari
etis. Asumsi kinerja yang baik melandasi kemampuan menyelesaikan pekerjaan secara
seluruh aktivitas pengembangan karier. kuantitas maupun kualitas kerja) sehingga
Ketika produktivitas dibawah standar, dengan kinerja organisasi pada unit kerjanya menjadi
mengabaikan upaya-upaya pengembangan lebih baik (Mangkunegara, 2011).
karier lain, bahkan tujuan karier yang paling Pengembangan karier bertujuan
sederhana sekalipun biasanya tidak bisa melatih karyawan baru untuk memperoleh
dicapai. Kemajuan karier pada umumnya tingkat kemampuan yang diperlukan dalam
terletak pada produktivitas dan prestasi pekerjaan, dengan cepat dan ekonomis.
(Martoyo, 2007). Tujuan pengembangan karier untuk
Perencanaan karir dan keterlibatan mengembangkan kemampuankemampuan
kerja dapat mempengaruhi produktivitas dari staf yang ada, sehingga prestasi
kerja dari suatu organisasi atau perusahaan karyawan pada jabatan sekarang ditingkatkan
diberbagai bidang. Penggunaan tenaga kerja dan karyawan dipersiapkan untuk menerima
yang efektif dan terarah merupakan kunci tanggung jawab yang lebih besar di masa
kearah peningkatan kinerja karyawan yang akan datang (Dewi, 2017).
sehingga dibutuhkan suatu kebijakan

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


14

Salah satu fungsi manajemen surmber 8. Ada hubungan rendah antara pelatihan
daya manusia adalah training and dengan Pengembangan Karir diketahui.
development artinya bahwa untuk
mendapatkan tenaga kesehatan yang
bersumber daya manusia yang baik dan tepat Saran
sangat perlu pelatihan dan pengembangan.
Pengembangan karir di lingkup Dinas
Hal ini sebagai upaya untuk mempersiapkan
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara di
para tenaga kesehatan untuk menghadapi
sarankan:
tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum
1. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
menguasainya. Management thought yang
Tenggara
dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja
a. Menetapkan pengembangan karir
membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori
dengan mempertimbangkan tingkat
ini sangat tepat untuk rnenghindari
Pendidikan karyawan dan masa
kemungkinan terburuk dalam kemampuan
kerjanya.
dan tanggung jawab bekerja, sehingga dalam
b. membentuk tim pembinaan karir bagi
menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan
pegawai di lingkup Dinkes Provinsi
efIsien sesuai dengan aturan yang telah
Sulawesi Tenggara.
ditetapkan. Dalam instansi kesehatan
c. melakukan audit dan evaluasi kinerja
biasanya para tenaga kerja yang akan
sehingga dapat meningkatkan
menduduki jabatan baru yang tidak didukung
pengembangan karir dengan melihat
dengan pendidikannya atau belum mampu
prestasi pegawai atau bawahan.
melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang
d. Pimpinan melihat hasil kinerja setiap
ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan
pegawai sebagai indicator dalam
dan pengembangan karir. Dengan melalui
sekala prioritas pengembangan karir.
pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja
e. Meningkatkan Pendidikan dan
akan mampu mengerjakan, meningkatkan,
pelatihan bagi pegawai guna
mengembangkan pekerjaannya.
meningkatkan wawasan dan gagasan
dengan memberikan sumbangsi baik
Kesimpulan
berupa fikiran dan pengalaman yang
Berdasarkan hasil penelitian dan diperoleh selama pelatihan.
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan 2. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
sebagai berikut : Tenggara
1. Ada hubungan rendah antara Pendidikan
Melakukan evaluasi secara berkala
Formal dengan Pengembangan Karir
guna penentuan kebijakan dan regulasi dalam
2. Ada hubungan rendah antara Pengalaman
organisasi khususnya di lingkup dinas
Kerja dengan Pengembangan Karir.
Kesehatan Sulawesi tenggara dalam
3. Ada hubungan Rendah antara Dukungan
penentuan promosi, mutase dan kenaikan
Atasan dengan Pengembangan Karir.
jabatan. Serta lebih sesering mungkin
4. Ada hubungan sedang antara Prestasi
meningkatkan kinerja pegawai dengan cara
Kerja dengan Pengembangan Karir
memberikan pelatihan agar lebih mendalami
pasien.
pekerjaan dan kelancaran dalam bekerja
5. Ada hubungan rendah antara bobot
pekerjaan dengan Pengembangan Karir. 3. Pegawai
6. Ada hubungan rendah antara Lowongan
jabatan dengan Pengembangan Karir. Pegawai dinas Kesehatan provinsi
7. Ada hubungan sedang antara Sulawesi tenggara lebih proaktif dalam upaya
Produktivitas Kerja dengan pengembangan karir dengan meningkatkan
Pengembangan Karir. Pendidikan, pelatihan dan memotifasi diri

JNH, Vol 5 No 2 September 2021


15

dalam bekerja untuk lebih giat terstruktur dan Lameshow, S., & Hosmer, D. W. (2000). Sample
terukur. Size Determination Studies (2 ed.). New
York: a wiley-interscience publication.
4. Peneliti Selanjutnya
Mangkunegara, A. P. (2011). Manajemen Sumber
Untuk peneliti selanjutnya dengan Daya Manusia (2 ed.). Bandung: Remaja
judul yang sama atau mirip disarankan lebih Rosdakarya.
mendalami dalam melakukan penelitiannya Mangkunegara, A. P. (2011). Manajemen Sumber
baik mengunakan metode analisis yang Daya Manusia (2 ed.). Bandung: Remaja
berbeda ataupun menganalisis lebih spesifik Rosdakarya.
lagi dari semua variable tersebut.
Martoyo, S. (2007). Manajemen Sumber Daya
DAFTAR PUSTAKA Manusia (2 ed.). Yogyakarta: BPFE.
Abror, M. (2010). Pengaruh Pengembangan Karir
Motifasiterhadap Kinerja Pegawai Ratna Dewi, D. K., Suwendra, I. W., & Nyoma,
Puskesmas Samo II. Jurnal Ilmiah N. (2016). PENGARUH TINGKAT
Manajemen dan Bisnis, I(2), 18-23. PENDIDIKAN DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA
Ambarwati, N. (2012). Pengaruh Motivasi dan KARYAWAN. e-Journal Bisma
Pengembangan Karir terhadap kinerja Universitas Pendidikan Ganesha, 4(1), 1-
pegawai . Jurnal SDM, IX(2), 112-124. 10.
Azwar, Azrul H. (2005). Menjaga Mutu Saks, A. M. (2006). Antecedents and
Pelayanan Kesehatan (v ed.). Jakarta: Consequences of Employee Engagement.
Pustaka. Journal Managerial Psychology, 21(7),
600-619.
Dewi, F. (2017). Studi Pengembanagn Karir
Untuk Mendorong Kinerja Karyawan. Saraswati, K. A., & Dewi, A. K. (2017).
Jurnal fakultas Manajemen dan bisnis PENGARUH PENGALAMAN KERJA,
IAIN Surakarta, 1(1). PENDIDIKAN DAN KEPRIBADIAN
TERHADAP PENGEMBANGAN
Dewi, S., Bagia, I., & Susila, G. A. (2016). KARIR KARYAWAN PADA HOTEL
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN NIKKI DI DENPASAR. E-Jurnal
DAN PENGEMBANGAN KARIR Manajemen Unud, 6(11), 6167-6186.
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN
DAN PENGEMBANGAN KARIR. e- Surbakti, S. (2014). PENGARUH LATIHAN
Journal Bisma Universitas Pendidikan JALAN KAKI 30 MENIT TERHADAP
Ganesha, 4(1), 1-8. PENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN PENDERITA
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. HIPERTENDI Di RUMAH SAKIT
(2019). Profil Dinas Kesehatan Provinsi UMUM KABANJAHE. JURNAL
Sulawesi Tenggara (1 ed.). Kendari: Pengabdian Kepada Masyarakat, 20(77),
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi 1-13.
Tenggara.
Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya
Husnia. (2013). Hubungan Pengembangan Karir Manusia. Jakarta: Kencana Prenada
dan Prestasi Kerja pegawai di Puskesmas Media .
Lasindrang Kabupaten Pindrang.
Makassar: Universitas Hasanuddin
Makassar.

Kemenkes RI. (2015). Pedoman Penysusnan


Perencanaan Kebutuhan Tenaga
Kesehatan. Jakarta: PPSDM Kemenkes
RI.

JNH, Vol 5 No 2 September 2021

Anda mungkin juga menyukai