Anda di halaman 1dari 188

ii

iv
Penulis :
Koko Prihandoko, S.Pd. 085235476208

Penelaah :
Sasongko Leksono Adi Putra, S.T, M.Si

Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarangmengcopysebagianataukeseluruhanisibukuiniuntukkepentinganko
mersialtanpaizintertulisdariKementerianPendidikandanKebudayaan
KATA SAMBUTAN

Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun
proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang
berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi focus
perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu
pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan
upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut,
pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogic dan professional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan
peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta
kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi.
Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG
melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru
sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran
(blended) tatap muka dengan online.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK),
dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
yang bertanggungjawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan
peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang
dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka
dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini
diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untukmewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, Februari 2016


Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D


NIP. 195908011985031002

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................ v

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

a. A. Latar Belakang ……………………………………………………………… 1


b. B. Tujuan ……………………………………………………………………..2
c. C. Peta Kompetensi ………………………………………………………………2
d. D. Ruang Lingkup …………………………………………………………….9
e. E. Cara penggunaan modul …………………………………………………….9
Kegiatan Pembelajaran 1 : Merawat Sistem Pendinginan .................................. 11

f. A. Tujuan ……………………………………………………………………………11
g. B. Indikator Pencapaian Kompetensi ………………………………………11
h. C. Uraian Materi …………………………………………………………….11
i. D. Aktifitas Pembelajaran ……………………………………………………..23
j. E. Latihan / Kasus / Tugas/ Soal ……………………………………………..24
k. F. Rangkuman ……………………………………………………………………24
Kegiatan pembelajaran 2 : Memperbaiki Sistem Pendingin Pada Alat Berat ..... 26

Kegiatan Pembelajaran 3 : Merawat Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet


(Grease Fittings) Alat Berat ............................................................................... 47

Glousery .......................................................................................................... 105

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Efisiensi Tenaga Mesin ................................................................. 12

. Gambar 4.3. Pendinginan alami dan kipas ...................................................... 14

Gambar 4.4. Pendinginan Alami ........................................................................ 15

Gambar 4.5 Pendinginan air ............................................................................. 15

Gambar 4.8. Termostat...................................................................................... 17

Gambar 4.9. Bagian-Bagian Radiator ................................................................ 17

Gambar 4.10 Jenis radiator .............................................................................. 18

Gambar 4.15 Sistematik pendingin pelumas dengan udara dan air ................... 20

Gambar 4.17 Zat tambah berbentuk elemen ..................................................... 23

Gambar 4.18. Cairan ELC…………………………………………………………. 23

Gambar 4.22 Pemeriksaan tutup radiator ......................................................... 36

Gambar 4.23. Pemeriksaan Thermostat. ........................................................... 37

Gambar 4.29 Alat pemeriksa titik beku air ………………………………………41

Gambar 4.30 Gambar 4.33 Sistem pelumasan .................................................. 48

Pemeriksaan Berat jenis Air Pendingin ………………………………………42

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 7. Pemeriksaan titik didih dan beku.......................................................... 41

Tabel 8. Pemeriksaan Air pendingin bila mengunakan aditif .............................. 42

Tabel Kartu 9. Pemeliharaan Sistem Pendingin ................................................. 31

Tabel 13. Bahan pelumas (pelumas dan grease) untuk ..................................... 60

Tabel 17. Kartu Pemeliharaan Sistem pelumasan 65

iv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 31 Titik Beku Air (AntiFrezee Points) ................................................... 43

v
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan dan kesuksesan sorang guru karena adanya literatur yang dipakai
dapat menunjang dan memberikan tambahan pengetahuan ataupun kepandaian.
Agar literatur yang dipakai dapat membuat sebuah kemajuan dalam
pelaksanaanpembelajaran dikelas maka dibuatlah literatur yang akan
menjadikan lengkap ketika belajar dikelas. Salah satunya adalah modul,
merupakan unsur penunjang yang bagus untuk menambah kegiatan guru dalam
kelas. Modul yang telah dipelajari dapat menghantarkan guru menjadi lebih bisa
dan tahu akan maksud kompetensi yang dipelajari.

Dengan modul, kegiatan guru didalam kelas akan terencana dengan baik
sehingga sangatlah memudahkan guru untuk menggali kompetensi yang telah
dipelajarinya. Ketika modul ini digunakan guru tidak akan repot-repot untuk
membuat catatan ataupun buku tugas sesuai denga kompetensi yang diajarkan.
Modul sangat membantu guru ketika melaksanakan penggalian pengetahuan
dirinya sendiri.

Dengan menguasai modul ini peserta diklat mampu memahami sistem


pendinginan dan pelumasan. Pemahaman tentang sistem pendinginan dan
pelumasan sangat mendukung sekali keterampilan peserta diklat untuk proses
perbaikan dan perawatan pada unit alat berat. Disamping memahami modul
yang digunakan peserta diklat mampu mengganti komponen pada sistem
pendinginan dan pelumasan.

1
B. Tujuan

Setelah mempelajari materi yang berada dibawah ini diharapkan :


1. Guru dapat memahami sistem kerja pendinginan pada kendaraan alat berat.
2. Guru dapat memahami berbagai macam sistem pendinginan pada kendaraan
alat berat
3. Guru dapat menganalisis gangguan pada komponen sistem pendinginan
kendaraan alat berat
4. Guru dapat mendiagnosis kerusakan komponen sistem pendinginan
kendaraan alat berat
5. Guru dapat Memperbaiki komponen sistem pendinginan kendaraan alat berat
6. Guru dapat merakit komponen sistem pendinginan pada mesin kendaraan alat
berat
7. Guru dapat menganalisis gangguan pada sistem pendinginan kendaraan alat
berat
8. Guru dapat merencanakan tindakan perbaikan komponen sistem pendinginan
kendaraan alat berat
9. Guru dapat memperbaiki sistem pendinginan kendaraan alat berat

C. Peta Kompetensi

Kelompok Kompetensi Guru Indikator Pencapaian


Kompetensi Paket Keahlian Kompetensi
Merawat sistem Merencanakan interval
hidrolik pada alat perawatan berkala sistem hidrolik
berat Merawat sistem hidrolik pada alat
berat
Memperbaiki sistem Menelaah rencana perbaikan
A hidrolik pada alat sistem hidrolik alat berat.
berat. Menentukan kerusakan sistem
hidrolik pada alat berat
Memperbaiki sistem hidrolik pada
alat berat

2
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
pneumatik pada berkala sistem pneumatik
alat berat. Merawat sistem pneumatik pada
alat berat
Memperbaiki sistem Menelaah rencana perbaikan
pneumatik pada sistem pneumatik alat berat
alat berat. Menentukan kerusakan sistem
pneumatik pada alat berat
Memperbaiki sistem pneumatik
pada alat berat.
Mengklasifikasi Menelaah kode nomor (number
kode nomor code)
(number code) Mengklasifikasikan kode nomor
pada alat berat (number code) pada alat berat
B Memeriksa unit Menelaah simbol ISO dalam
alat berat preventive maintenance
Menelaah Maintenance Interval
Schedule alat berat.
Memeriksa unit alat berat
Merawat engine Menelaah prosedur perawatan
sistem engine system
Merawat engine sistem
Memperbaiki Merencanakan prosedur
engine system perbaikan pada engine sistem
Menentukan kerusakan pada
engine sistem Memperbaiki
C engine system
Merawat turbo Menelaah sistem turbo charger
charger group Merawat turbo charger group
Memperbaiki turbo Menganalisa kerusakan turbo
charger charger
Menentukan kerusakan pada
turbo charger group

3
Melaksanakan perbaikan
komponen yang rusak pada turbo
charger group
Merawat cylinder Merencanakan perawatan
head group berkala cylinder head group
Merawat cylinder head group
Memperbaiki Menentukan kerusakan pada
cylinder head group cylinder head group
Memperbaiki cylinder head group
Merawat sistem Merencanakan pemeriksaan
pendinginan sistem pendinginan
Merawat sistem pendinginan
Memperbaiki sistem Menganalisis gangguan pada
pendinginan sistem pendinginan
Merencanakan tindakan
perbaikan komponen sistem
pendinginan
Memperbaiki sistem pendinginan
Merawat sistem Merencanakan interval
pelumasan dan perawatan berkala sistem
D pemberian vet pelumasan dan pemberian vet
(grease fittings) alat (grease fittings) alat berat
berat Melaksanakan perawatan system
pelumasan dan pemberian vet
(grease fittings) alat berat
Memperbaiki Merencanakan perbaikan
pelumasan dan komponen sistem pelumasan
pemberian vet Menganalisis kerusakan pada
(grease fittings) komponen sistem pelumasan
alat berat Memperbaiki pelumasan dan
pemberian vet (grease fittings)
alat berat

4
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
rem pada alat sistem rem alat berat.
berat. Merawat sistem rem pada alat
berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
E rem pada alat sistem rem alat berat
berat. Menentukan kerusakan pada
sistem rem alat berat
Memperbaiki sistem rem pada
alat berat
Merawat sistem Menelaah kinerja sistem
suspensi suspensi (suspension system)
(suspension pada alat berat
system) pada alat Merencanakan interval
berat. perawatan sistem suspensi
(suspension system)pada alat
berat
Merawat sistem suspensi
(suspension system) pada alat
berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
F suspensi system suspensi (suspension
(suspension system)
system) pada alat Menentukan kerusakan pada
berat. sistem suspensi (suspension
system)
Melaksanakan perbaikan system
suspensi (suspension system)
alat berat
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
kemudi pada alat sistem kemudi alat berat.
berat Merawat sistem kemudi pada
alat berat

5
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
kemudi pada alat sistem kemudi alat berat
berat Menentukan kerusakan pada
sistem kemudi alat berat
Memperbaiki sistem kemudi pada
alat berat
Merawat Power Merencanakan perawatan power
Train System. trainsystem
Merawat power train system.
Memperbaiki Power Merencanakan pemeriksaan
Train System. power train system alat berat
Menentukan kerusakan pada
power train system
Memperbaiki ganguan pada
power train system
G Merawat Under Merencanakan perawatan under
Carriage System. carriage system
Merawat under carriage system.
Memperbaiki Under Menelaah prosedur pemeriksaan
Carriage System. under carriage system
Menentukan kerusakan pada
under carriage system
Memperbaiki gangguan pada
under carriage system
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
starter (starter sistem starter (starter system)
system) pada alat alat berat.
berat Merawat sistem starter (starter
H system) pada alat berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
starter (starter sistem starter (starter system)
system) pada alat alat berat
berat Menentukan kerusakan pada

6
sistem starter (starter system)
alat berat
Memperbaiki sistem starter
(starter system) pada alat berat
Merawat sistem enelaah prosedur perawatan
pengisian (charging komponen sistem pengisian
system) pada alat (charging system)
berat Merawat sistem pengisian
(charging system) pada alat
berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
pengisian (charging sistem pengisian (charging
system) pada alat system) alat berat
berat Menentukan kerusakan pada
sistem pengisian (charging
system) alat berat
Memperbaiki sistem pengisian
(charging system) pada alat
berat
Merawat sistem Merencanakan perawatan sistem
bahan bakar diesel bahan bakar diesel dengan
tipe inline dan pompa tipe inline dan distributor
distributor Merawat sistem bahan bakar
diesel tipe inline dan distributor
Memperbaiki sistem Merencanakan perbaikan sistem
bahan bakar diesel bahan bakar diesel tipe inline dan
I tipe inline dan distributor.
distributor Menentukan kerusakan pada
sistem bahan bakar tipe inline
dan distributor.
Memperbaiki sistem bahan bakar
diesel tipe inline dan distributor
Merawat sistem Merencanakan interval

7
bahan bakar diesel perawatan berkala sistem bahan
tipe Common Rail bakar Common Rail
Merawat sistem bahan bakar
diesel tipe Common Rail
Memperbaiki sistem Menganalisis gangguan sistem
bahan bakar diesel bahan bakar tipe Common Rail
tipe Common Rail Menentukan kerusakan pada
sistem bahan bakar tipe Common
Rail
Memperbaiki sistem bahan
bakar diesel tipe Common Rail
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
penerangan pada komponen sistem penerangan
alat berat Merawat sistem penerangan
pada alat berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
penerangan pada sistem penerangan alat berat
alat berat Menentukan kerusakan pada
sistem penerangan alat berat
Memperbaiki sistem penerangan
pada alat berat
Merawat sistem Menelaah kinerja sistem
J asessories pada asessories pada alat berat.
alat berat Merawat sistem asessories pada
alat berat
Memperbaiki sistem Menentukan gangguan sistem
asessories pada asessories
alat berat Memperbaiki sistem asessories
pada alat berat
Merawat sistem Air Menelaah prosedur perawatan
Conditioning (AC) sistem Air Conditioning (AC) alat
pada alat berat berat.
Merawat sistem Air

8
Conditioning(AC) pada alat berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
Air Conditioning sistem Air Conditioning (AC) alat
(AC) pada alat berat
berat Menentukan kerusakan pada
sistem Air Conditioning (AC) alat
berat
Memperbaiki sistem Air
Conditioning (AC) pada alat berat

D. Ruang Lingkup

Kompetensi yang akan dicapai dengan modul ini adalah:

1. Merawat sistem sistem pendinginan pada unit kendaraan angkut tambang


2. Merawat Menambah cairan pendingin pada unit excavator
3. Merawat Mengganti cairan pendingin pada unit doser
4. Memperbaiki danMembersihkan radiator assy
5. Merencanakan pemeriksaan sistem pendinginan
6. Memperbaiki sistem pendinginan

E. Cara penggunaan modul

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
diklat dapat bertanya pada instruktur pengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam
setiap kegiatan belajar.
3. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut:

9
l. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
m. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
n. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan
yang diperlukan dengan cermat.
o. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
p. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin
guru atau instruktur terlebih dahulu.
q. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
r. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang mengampu
kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

10
Kegiatan Pembelajaran 1 : Merawat Sistem
Pendinginan

A. Tujuan

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan peserta diklat

mampu: Merawat sistem pendinginan pada unit alat berat

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi yang menjadi tolok ukur kegiatan


pembelajaran ini adalah:
1. Merencanakan pemeriksaan system pendinginan
2. Merawat sistem pendinginan pada unit alat berat

C.Uraian Materi

Merawat Sistem Pendinginan

1. Merencanakan Pemeriksaan Sistem Pendinginan

Sistem pendinginan adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over


heating (panas yang berlebihan) pada mesin agar mesin bisa bekerja secara
stabil. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas
hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan
hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Energi yang dapat dimanfaatkan
secara efektif hanya kira-kira sebesar 25%. Dan kira-kira sebesar 45% lainnya
hilang saat melakukan proses pembuangan gas buang atau gesekan pada
bagian-bagian mesin saat bergerak dan selebihnya 30% hilang diserap oleh
sistem pendingin mesin itu sendiri.Berhentinya operasi kendaraan dapat
menyebakan penurunan efisien tenaga mekanik kendaraan tersebut,
selanjutnya efisiensi lain menjadi besar. Sebagai contoh bila mesin mengalami
panas (over heating) yang berlebihan dalam arti efisiensi pendinginan bertambah

11
naik sedangkan efisiensi mekanik (tenaga) yang dihasilkan menjadi rendah.
Efisiensi yang lain seperti, gas buang jadi rendah, efisiensi gesekan bertambah
besar.

Gambar 1.Efisiensi Tenaga Mesin

Proses pendinginan pada mesin tergantung pada sistem pendinginan yang


digunakan. Pada pendinginan udara, panas akan berpindah dari dalam ruang
bakar melalui kepala silinder, dinding silinder dan piston secara konduksi.
Selanjutnya yang melalui dinding dan kepala slinder, panas akan berpindah
melalui sirip-sririp dengan cara konveksi ataupun radiasi di luar silinder.

Gambar 2.Prinsip kerja system pendinginan

12
Keterangan: 1. water pump
2. oil cooler
3. lubang-lubang pada engine block dan cylinder head
4. temperature regulator dan rumahnya
5. radiator
6. radiator cap
7. hose serta pipa-pipa penghubung
Pada pendinginan air secara alamiah, proses perpindahan panas/pendinginan
melalui perubahan massa jenis air yang menurun karena panas selanjutnya air
akan berpindah secara alamiah berdasarkan rapat massa sehingga terjadi
sirkulasi alamiah untuk pendinginannya. Untuk mempercepat pembuangan
panas pada sistem pendinginan air dipasangkan radiator. Melalui radiator ini
panas akan dibuang ke udara melalui sirip-sirip radiator. Pada pendinginan air
dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh putaran kipas pompa sehingga
sirkulasi air pada sistem ini akan lebih baik.

2. Fungsi Sistem Pendinginan


Pendinginan pada kendaraan alat berat sangat diperlukan, untuk mengurangi
panas akibat kerja mesin yang terus menerus, dengan cara menyerap panas
oleh bagian-bagian mesin sehingga tidak terjadi kerusakan. Secara garis besar
fungsi sistem pendingin suatu mesin adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengurangi panas yang berlebihan pada mesin (over heating) .


b. Untuk mempercepat pencapaian temperature kerja, dan mempertahankan
temperatur mesin supaya pada temperature kerja yang efisien (80° – 90° C).
c.Mencegah terjadinya keausan mesin akibat panas yang berlebihan

3. Jenis Sistem Pendingin


Sistem pendinginan yang digunakan pada unit alat berat umumnya
menggunakan sistem sistem pendingin udara dan pendinginan air.

13
a. Sistem pendinginan udara
Di bagi menjadi dua, yaitu :
1). Secara alami
Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara.. Sirip pendingin
ini untuk memperluas bidang singgung antara mesin dengan udara sehingga
pelepasan panas bisa berlangsung lebih cepat.
2). Sistem pendinginan udara dengan kipas(ventilasi)
Pengaliran udara ke sirip pendingin melalui kipas yang digerakkan poros
engkol, bahan kipas ada yang terbuat dari plat besi dan plastik. Kipas di
desain untuk dapat menghisap udara dan dengan didukung konstruksi dari
blok silinder

. Gambar 3.Pendinginan alami dan kipas

b. Sistem Pendingin air

Sistem pendingin air dibagi menjadi dua

a. Sirkulasi alami / Thermositon


Pengaliran air pendingin dari mesin ke radiator berdasarkan perbedaan berat
jenis dari air, saat temperatur air panas berat jenisnya akan menjadi kecil,
volume air mengembang. Air panas naik ke radiator, air akan mengapung
bergerak ke atas dan saat air dingin volume air menyusut berat jenis air
membesar air turun, akan bergerak ke bawah menuju ke mesin.

14
Gambar 4.Pendinginan Alami

b. Sistem pendinginan air sirkuit pompa


Untuk mempercepat pengaliran air pendingin secara alami, di pasang sebuah
pompa air pada bagian blok motor. Air pendingin yang panas dapat digunakan
sebagai sumber panas untuk pemanas udara di dalam kendaraan saat
temperatur disekitarnya dingin atau digunakan sebagai pendingin untuk sistem
pelumasan

Gambar 5.Pendinginan air

2. Komponen - Komponen Sistem Pendingin


a. Pompa air (water pump)
Pompa air (Water pump) berfungsi mensirkulasikan cairan pendingin (coolant)
supaya mengalir ke seluruh sistem pendinginan dan menyerap panas yang
timbul akibat konduksi panas dari air.

15
Gambar 6.Pompa Air digerakan oleh roda gigi dan kipas (impeller)

b. Saluran air atau water jacket


Saluran air merupakan tempat bersikulasinya air pendingin didalam mesin.Water
jacket terdapat disekeliling lubang silinder dan kepala silinde. Saluran pendingin
(coolant) yang terdapat disekeliling blok mesin dan cylinder head disebut
rongga pendingin (saluran / jacket water). Saluran-saluran pendingin (Jacket
water) merupakan ruangan besar pada blok dan kepala silinder (head cylinder)
yang mengelilingi silinder pada mesin, sebagai tempat peredaran air di dalam
mesin. Air pendingin akan dialirkan ketempat-tempat yang memerlukan
pendinginan ( blok dan kepala silinder ) agar panas yang diterima oleh
komponen-komponen mesin tidak mengalami keausan. Water jacket adalah
tempat bersikulasinya air pendingin didalam mesin. Water jacket terdapat
disekeliling lubang silinder dan kepala silinder

Gambar 7.Saluran air/water jacket

c. Termostat
Termostat bekerja saat mesin dalam kondisi dingin, thermostat menutup aliran
air menuju radiator, sehingga air bersirkulasi dari blok silinder ke arah kepala
silinder dan air dari kepala silinder akan dialirkan menuju pompa air melalui
saluran bypass lalu kembali ke mesin. Termostat tidak secara penuh
membuka atau menutup, tetapi berada dalam posisi keduanya untuk

16
mempertahankan agar temperatur mesin tetap konstan.
Termostatberfungsiuntuk mempercepat temperatur kerja air pendingin, saat
mesin masih dingin (baru hidup) dan mengatur peredaran/sirkulasi air pendingin
agar lancar.

Gambar 8.Termostat

d. Radiator
Radiator merupakan komponen sistem pendingin yang melepaskan panas
pada air pendingin ke udara. Radiator memiliki tabung (tube) sebagai tempat
mengalirnya air, yang umumnya dari atas ke bawah. Pada bagian bawah
radiator terdapat selang (hose) yang menghubungkan radiator dengan pompa.
Pada tabung terdapat kisi-kisi (fins) untuk membantu mempermudah
melepaskan panas ke udara saat udara melewati tabung ke kisi-kisi radiator.

Pada radiator, energi panas dipindahkan secara konveksi ke udara yang


melintasi sirip-sirip pendingin (fins radiator). .

Gambar 9.Bagian-Bagian Radiator

Pada mesin kendaraan alat berat, radiator berdasarkan konstruksinya dibagi


menjadi dua jenis radiator yaitu :

17
1. Radiator konvensional,jenis ini memiliki sebuah rangkaian sirip-sirip
pendingin (fin) dan pipa-pipa (core)yang tergabung pada radiator.
2. Radiator modern , jenis ini memiliki beberapa rangkaian sirip dan pipa
saluran air yang tergabung pada radiator.

Gambar 10.Jenis radiator

e. Tutup Radiator (Radiator Cap)


Tutup ini terpasang pada radiator, sesuai dengan kebutuhan industri terutama
pada tekanan yang akan diberikan kepada sistem pendinginan. Air pada radiator
diberikan tekanan dengan maksud menaikan titik didih air (tidak mudah menjadi
uap saat panas), sehingga sistem pendinginan aman terhadap panas yang
berasal dari mesin saat bekerja lama.

Pada tutup radiator terdapat dua bagian penting, satu katup tekan (pressure
valve / retief valve) yang menjaga agar tekanan pada sistem pendingin tidak
melebihi tekanan yang diinginkan dan untuk membatasi tekanan yang
ditimbulkan panas air pendingin antara 80 – 120 kpa (0,8 – 1,2 bar), data
tekanan yang ada pada tutup radiator berbeda-beda tergantung pada pabrik
pembuat kendaraan alat berat.

Gambar 11.Komponen Tutup Radiator

18
f. Selang radiator
Selang pada radiator merupakan komponen penting bagi sistem kerja
pendinginan radiator itu sendiri, selang ini menghubungkan antara kepala
silinder, pompa air ke radiator. Berfungsi Untuk memindahkan air panas dari
kantong air ke radiator dan sebaliknya.

Gambar 12.Selang radiator

Pengikat radiator dipasang agar hubungan selang radiator dan mesin rapat, tidak
ada kebocoran udara dan tekanan saat sistem pendingin panas. Pengikat
selang bisa berbentuk klem pengikat yang terbuat dari pat baja dan kawat baja.

Gambar 13.Pengikat radiator

g. Kipas / Fan
Kipas pada sistem pendinginan berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti
radiator, agar panas yang terdapat pada inti radiator dapat dirambatkan dengan
mudah ke udara.Kontruksi sudu-sudu kipas dibuat agar aliran udara yang
terbentuk untuk menghisap dan meniup dalam jumlah yang besar. Agar proses
pemindahan panas dari radiator ke udara luar bisa efisien.Dilihat dari aliran
udara mengalir kipas radiator digolongkan menjadi 2 tipe,yaitu :

19
1. Model Hisap (sucfion)
Kipas berputar karena adanya puli yang terpasang pada pompa air dan kipas
diikat dengan menggunakan baut pengikat. Berputarnya kipas akan menghisap
(sucfion) udara melalui radiator

2. Aliran udara meniup (blower)


Kipas berputar karena adanya puli yang terpasang pada pompa air dan kipas
diikat dengan menggunakan baut pengikat. Berputarnya kipas akan meniup
(blower) udara melalui radiator kipas tiup (blower) menekan udara melalui
radiator.

Gambar 14.Arah aliran udara oleh kipas

h. Pendingin Pelumas (Oil Cooler / Heat Exchanger)


Panas minyak pelumas (oil) lebih panas dari air pendingin,jika temperatur
pelumas naik diatas 1300 C maka minyak pelumas menjadi encer dan sifat
lumasnya berkurang. Oleh sebab itu maka minyak pelumas harus didinginkan
dengan menggunakan bantuan udara atau air pendingin.Pendinginan ini
bertujuan agar saat kondisi dingin temperatur minyak pelumas cepat tercapai
dengan maksud minyak pelumas cepat bersirkulasi.Untuk pendingin pelumas
ada 2 (dua) cara dengan udara dan dengan air.

Gambar 15.Sistematik pendinginpelumasdengan udara dan air

20
i. Air pendingin
Air pendingin merupakan salah satu bagian penting dari sistem pendingin unit,
dimana cairanpendingin ditampung, didinginkan dan didistribusikan ke seluruh
sirkulasi sistem pendingin. Sirkulasi ini digerakan oleh Pompa Air yang mengirim
cairan pendingin menuju blok mesin, dimana cairan tersebut mengalir melalui
jalur-jalur disekitar silinder, kembali menuju radiator saat termostat terbuka.
Setiap air mengandung endapan kotoran yang tidak dibutuhkan saat kondisi
air pendingin dipanaskan.Air yang dapat dipergunakan sebagai cairan
pendingin adalah yang tidak mengandung kotoran yang berlebihan dan
berada pada batas tertentu. Maka ketika melakukan penggantian harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. PH air 7 (netral)
2. Tidak mengandung garam mineral .
3. Tambahkan aditif (supplement coolant additive/SCA) bila air yang
digunakan, sesuai perbandingan pada label petunjuk.

Ambang batas kotoran air seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.Karakteristik air pendingin

Untuk meningkatkan kemampuan air sebagai pendingin maka ditambahkan zat


aditif yang berfungsi mengurangiterbentuknya kotoran, menurunkan titik beku air,
bila kendaraan digunakan didaerah dingin dan menaikan titik didih air agar air
tidak cepat menguap saat menerima panas.Zat aditif yang digunakan pada
sistem pendingin, meliputi :

21
a. Aditif dicampur air (Supplement Coolant Additive /SCA)
Zat aditif yang penggunaanya dicampur dengan air, proses pencampuran harus
sesuai prosedur yang dianjurkan oleh industri pembuat aditif. Fungsi dari SCA
adalah:

1. Menghindari korosi dan kavitasi (gelembung udara)


2. Menghambat terbentuknya kerak-kerak mineral
3. Mencegah timbulnya busa (foaming)

b. Zat anti beku (Anti Freeze Aditive)


Zat anti beku perlu ditambahkan untuk mencegah membekunya air saat
temperatur luar dingin.Sifat utama zat anti beku antara lain :

1. Titik beku dibawah air pendingin


2. Mencegah karat pada dinding saluran air.
3. Tidak berefek pada kemampuan radiasi panas
4. Tidak merusak kompenen dari karet.
5. Kekentalan tetap efektif tanpa terpengaruh pada suhu
6. Reaksi kimia stabil
7. Tidak mudah berbusa dan tidak mudah menguap

c. Zat anti Panas (Anti Hot)


Zat anti panas diperlukan untuk mempertahankan air pendingin tidak cepat habis
atau menguap karena panas, sehingga proses pendinginan berjalan baik dan
effisien.

Gambar 16.Aditif air pendingin

22
Selain itu juga ada supplement coolant additive element merupakan aditif
berbentuk filter, fungsinya sama dengan SCA yang berbentuk cairan fiter
aditif dibuat dengan tujuan lebih memudahkan dan mempersingkat proses
perawatan dinamakan denganDiesel Mesin Antifreeze coolant ( DEAC).

Gambar 17.Zat tambah berbentuk elemen

Selain SCA dan DEAC ada Cat Cat ELC merupakan formula berteknologi
terkini dengan campuran bahan organik sebagai penghambat korosi. Cat
ELC menggunakan carboxylate technology guna memaksimalkan
perlindungan terhadap enam logam campuran dasar yaitu tembaga, timah,
kuningan, baja, besi cor, dan aluminum yang ditemukan pada sebagian besar

media pemindahan panas..

Gambar 18.Cairan ELC

D. Aktifitas Pembelajaran

Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan


sebagai berikut :

23
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendinginan
serta cara kerjanya pada unit alat berat.
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada

E. Latihan / Kasus / Tugas/ Soal

1. Apakah yang anda ketahui tentang Efisiensi tenaga mesin?


2.Gambarkan sirkulasi air pendingin pada sistem pendinginan air dengan
pemompaan dan jelaskan!
3. Apa perbedaan antara SCA, DEAC dan ELC?
4. Setiap air mengandung endapan kotoran yang tidak dibutuhkan saat
kondisi air pendingin dipanaskan. Hal-hal apa sajakah yang harus
diperhatikan ketika melakukan penggantian air?
5.Apakah tujuan diberikannya zat anti beku pada pendingin air?
6. Apakah fungsi pendingin pada mesin?
7. Mengapa sangat diperlukan system pendingin pada mesin diesel?
8. Bagaimanakah proses pendinginan pada mesin diesel?
9. Sebutkan komponen yang terdaapat pada system pendinginan?
10. Sebutkan jenis system pendinginan!

F. Rangkuman

Dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energy pada sebuah unit alat
berat, energi yang dapat dimanfaatkan secara efektif hanya kira-kira sebesar
25%. Dan kira-kira sebesar 45% lainnya hilang saat melakukan proses
pembuangan gas buang atau gesekan pada bagian-bagian mesin saat bergerak
dan selebihnya 30% hilang diserap oleh sistem pendingin mesin itu sendiri.

24
Komponen-komponen pada sistem pendingin meliputi pompa air (water pump),
saluran air atau water jacket, termostat, radiator, tutup radiator (Radiator Cap),
selang radiator , kipas / Fan, pendingin pelumas (Oil Cooler / Heat Exchanger)
dan air pendingin.

Untuk meningkatkan kemampuan air sebagai pendingin maka ditambahkan zat


aditif yang berfungsi mengurangi terbentuknya kotoran, menurunkan titik beku
air, bila kendaraan digunakan didaerah dingin dan menaikan titik didih air agar air
tidak cepat menguap saat menerima panas. Zat aditif yang digunakan pada
sistem pendingin, meliputi :

a. Aditif dicampur air (Supplement Coolant Additive /SCA)


b. Zat anti beku (Anti Freeze Aditive)
c. Zat anti Panas (Anti Hot)

F. Umpan Balik Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang ada di
bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan belajar 1
dengan rumus sebagai berikut :
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar :10) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 – 100 %
Baik = 80 – 89 %
Cukup = 70 – 79 %
Kurang = 0 – 69 %
Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke
Kegiatan Belajar 2. Bagus. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 %
harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 terutama pada bagian yang belum
dikuasai.

25
Kegiatan pembelajaran 2 : Memperbaiki Sistem
Pendingin Pada Alat Berat

A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan peserta diklat
mampu Memperbaiki sistem pendinginan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian Kompetensi yang menjadi tolok ukur kegiatan
pembelajaran ini adalah:
1. Menganalisis gangguan pada sistem pendinginan
2. Merencanakan tindakan perbaikan komponen sistem pendinginan
3. Memperbaiki sistem pendinginan

C. Uraian Materi :

Memperbaiki Sistem Pendingin Pada Alat Berat

1. Menganalisis Gangguan Pada Sistem Pendinginan

Pekerjaan menganalisisgangguan sistem pendinginan sangat penting dilakukan


untuk menentukan tidakan yang diperlukan untuk menganti komponen-
komponen pada sistem. Penurunan daya mesin yang dikaitkan dengan sistem
pendinginan pada dasarnya ada kemungkinan-kemungkinan yang dapat
diuraikan sebagai berikut :

1. Suhu diatas rata-rata (overheating)


Secara prinsip, penyebab dari overheating adalah aliran dari air pendingin dan
udara pada radiator yang mengalami gangguan. Penyebab dari terganggunya
system pendinginan yang menyebabkan terjadinya panas berlebihan
(overheating). Overheating biasanya terjadi karena :

a. Kekurangan air pada sistem pendinginan.


Jika jumlah air pada sistem pendinginan kurang menyebabkan pendinginan
pada mesin tidak optimal.

26
b. Radiator tersumbat atau terhambat.
Jika radiator tersumbat pada saluran udara maupun saluran air, kemampuan
membuang panas dari radiator menjadi menurun sehingga temperature air
pendingin setelah melalui radiator akan tetap tinggi
c. Thermostat tidak membuka sepenuhnya.
Thermostat tidak berfungsi secara optima menyebabkan jumlah aliran massa
air akan terganggu, penguapan air akan besar dan jumlah air yang
bersirkulasi didalam mesin menjadi berkurang atau cepat habis.
d. Pompa air (water pump)
Kebocoran pompa adanya komponen seal, yang tidak dapat menyekat air
pada sistem pendinginan.Proses penggantian seal pompa sangat sulit, bila
pekerjaan tidak hati-hati seal pompa bisa mengalami kerusakan.
e. Saluran-saluran (mantel air) blok dan kepala silinder
Kondisi air pendingin berwarna kuning (keruh) berarti air pendingin telah
membuat karat pada dinding-dinding saluran air pada blok dan kepala silinder.
Penyebab kerusakan disebabkan kerena air pendingin tidak
beraditif.Penambahan zat aditif salah dalam proses pencampuran (terlalu
sedikit aditif) berakibat proses pelumasan pada dinding saluran air berkurang.
f. Kipas radiator tidak berfungsi
Apabila kipas radiator tidak berfungsi dengan baik, maka system pengaliran
udara menuju radiator akan terganggu. Ini akibat oleh rusaknya system
elektronik pada kipas, sehingga kipas tidak dapat berfungsi dengan baik.

2. Terjadi Over cooling (mesin dingin)


Terjadi over cooling dapat diamati pada temperatur air pendingin yang selalu
rendah (jauh di bawah temperatur ideal yaitu 800 C - 900 C), sehingga terjadi
kenaikan kerugian karena pendingin (cooling loss). Adanya cooling loss berarti
daya mekanis yang dihasilkan sudah pasti berkurang, tetapi pada mesin tidak
terasa, yang lebih terasa adalah adanya kenaikan pemakaian bahan bakar. Jadi
over cooling tidak berakibat menurunnya daya mekanis mesin yang dihasilkan
melainkan naiknya konsumsi bahan bakar yang diperlukan mesin.

27
Gejala atau troubleshooting yang biasa yang terjadi adalah

a. Thermostat rusak
Thermostat tersebut tidak bisa bekerja dengan baik artinya thermostat membuka
terus, karena alat tersebut tidak bisa menutup saat mesin dingin, ini berarti
thermostat rusak dan harus diganti.

b. Udara luar yang terlalu dingin.


Udara dingin menjadikan mesin itu terlalu dingin, penyebabnya putaran kipas
elektrik terlalu tinggi.

3. Air Pendingin Cepat Habis


Hal-hal yang dapat menyebabkan kekurangan air pendingin adalah radiator
bocor. Kebocoran pada radiator akan menyebabkan air pendingin cepat habis,
karena air yang berada pada radiator akan keluar melalui kebocoran tersebut.

4. Terdapat Bunyi Pada Sistem Pendinginaan


Gerakan dari komponen mesin diantaranya komponen system pendingin dapat
menimbulkan bunyi. Tetapi apabila bunyi tersebut tidak lazim dari biasanya, hal
ini harus kita periksa sumber dari bunyi tersebut. Adapun penyebab yang sering
terjadi adalah :

a. Bantalan pompa rusak


Bantalan pompa yang rusak dapat menyebabkan putaran pompa tidak stabil,
sehingga menyebabkan bunyi.

b. Daun kipas pompa longgar atau bengkok


Daun kipas yang longgar atau bengkok akan menyebabkan bunyi pada saat
kipas berputar.

5. Air Pendingin Kotor


Setelah bersirkulasi serta pemakaian yang sudah lama, air radiator menjadi
kotor. Hal tersebut dikarenakan ada kotoran-kotoran yang bercampur dengan
karat dan sebagainya

28
2. Merencanakan Tindakan Perbaikan Komponen Sistem Pendingin

Kurangnya pemeliharaan sistem pendingin adalah penyebab utama kegagalan


sistem komponen. Untuk mencegahnya maka dilakukan perawatan berkala
(preventive maintenance), dalam hal ini dilakukan sesuai prosedur pada manual
book. Disamping itu perlu pemeliharaan korektif, dilakukan dengan standar.
ketika melakukan perawatan berkala harus memperhatikan cara prosedural dari
manual book. Perawatan berkala jika dilakukan akan menambah usia dan daya
tahan sistem pendingin khususnya komponen, dari kerusakan dan hal-hal yang
tidak diinginkan agar unit beroperasi dengan baik. Perawatan ini bisa dilakukan
dengan :

a. Pre-Shift (Sebelum Operasional)


1) Pastikan unit alat berat dalam keadaan normal.
2) Periksa kebocoran pada selang (hose) radiator, selang pendingin pelumas,
klem selang radiator, klem selang pendingin pelumas, pipa-pipa dan sambungan
atau konektor untuk sistem pendinginan.
3) Periksa komponen elektrik pada unit, terutama konektor sambungan sumber
tegangan atau sistem yang lain, pastikan bekerja normal.
4) Pemeriksaan sistem pendingin dilakukan pada komponen, meliputi antara
lain :
 Kondisi air pendingin, berwarna kuning karena karat / lumpur
 Jumlah air, di tangki cadangan air

b. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan unit alat berat berdasarkan waktu yang telah tercapai sesuai
prosedur / petunjuk buku manual. Pekerjaan pemeriksaan berkala meliputi
antara lain :

1) Per 2-3 Jam (Wajib)


Perawatan ini unit alat berat dihidupkan dan melihat emisi gas buang yang
dihasilkan dalam proses pembakaran.
2) Per 8 Jam (Harian)
3) Per 50 Jam (Mingguan)
4) Per 100 Jam (2 Minggu)
5) Per 500 Jam (Bulanan)

29
6) Per 1000 Jam (Tahunan)
Untuk mendukung agar dalam sistem pendingin pada mesin mendapatkan
perawatan secara berkala dengan interval perawatan yang benar, maka
dibuatlah suatu perencanaan secara administratif yang benar dengan
menggunakan contoh ceklist perawatan 10 jam kerja.

Tabel 2.Perawatan 10 jam

30
Sistem pendingin pada mesin mendapatkan perawatan secara berkala dengan
interval perawatan yang benar, maka dibuatlah suatu perencanaan secara
administratif yang benar. Untuk itu dibuat :

1. Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan misalnya kegiatan mana
yang dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan
(monthly), enam bulanan (six monthly)dan tahunan (yearly). Jadwal ini harus
dibuat berdasarkan petunjuk dari buku petunjuk pemeliharaan (maitenace
manual). Dengan jadwal tersebut berarti sebagai teknisi atau pun sebagai
superviser dapat dijadikan pedoman untuk bekerja.

2. Kartu Pemeliharaan (Maintenance Record).


Kartu pemeliharaan ini perlu dibuat untuk mencatat segala perbaikan yang telah
dilakukan terhadap suatu unit. Kartu ini berupa tabel yang berisi waktu
pelaksanaan (tanggal), jenis perbaikan, spare part dan bahan yang digunakan
serta petugas pelaksana yang melakukan pekerjaan tersebut. Dari kartu inilah
semua pemeliharaan dapat diketahui

TANGGAL JENIS SPARE BAHAN PETUGAS


PERBAIKAN PARTS NAMA/PARAF

Tabel 3.Kartu Pemeliharaan Sistem Pendingin

3. Inventarisasi Pemeliharaan.
Sistem inventarisasi ini akan membantu menertibkan pelaksanaan pemeliharaan
karena semua yang diperlukan tercatatnya segala sesuatunya akan mudah
menemukan data-data spesiikasi alat berat yang diperlukan.

Hal-hal yang perlu diinventarisasikan antara lain :

a. Alat-alat pemeliharaan dan perbaikan termasuk alat pengujian.


b. Bahan pemeliharaan dan spare part.

31
c. Buku-buku manual dan katalog.
d. Mesin atau peralatan itu sendiri.

c. Diagnosa penyebab gangguan pada sistem pendinginan mesin


Pekerjaan mendiagnosa kerusakan sistem pendinginan sangat penting dilakukan
untuk menentukan tindakan yang diperlukan untuk menganti komponen-
komponen pada sistem. Penggantian komponen dilakukan tidak semua pada
sistem tetapi komponen mana yang rusak saja yang harus diganti untuk
mengurangi biaya pembelian. Dibawah ini diagnose pada system pendinginan
mesin.

No Gangguan Penyebab Cara Mengatasi


1 Mesin terlalu  Termostat rusak  Periksa katup pada
dingin (over termostat, jika terdapat
cooling) kerusakan ganti dengan
yang baru
 Udara dingin  Udara dingin dapat diatasi
dengan menutup radiator
2 Mesin terlalu  Kekurangan air  Menambah air pendingin
panas
(over heating) pendingin
 Belt pompa air kendur  Stel atau ganti belt
atau putus
 Termostat rusak  Ganti thermostat
 Pompa air rusak  Cari kerusakan yang terjadi
pada pompa, kemudian
perbaiki apabila tidak bisa
ganti pompa air
 Radiator tersumbat  Bersihkan kotoran-kotoran
pada pipa-pipa, air
radiator, inti radiator dan
kemungkinan sirip-sirip
pendingin sudah banyak

32
yang rusak
3 Air pendingin  Kebocoran pada  Periksa kebocoran yang
cepat habis radiator terjadi dan perbaiki
 Selang radiator longgar  Mengencangkan selang
atau rusak radiator dan mengganti
selang apabila selang
sudah rusak
 Pompa air bocor  Perbaiki pompa air, bila
sudah parah ganti pompa
air
 Mengencangkan baut
 Gasket kepala silinder
Bocor pada kepala silinder atau
ganti gasket

 Mesin bekerja pada


 Periksa sebab terjadinya
suhu
yang terlalu tinggi panas yang berlebihan
tersebut

 Packing pada silinder


 Ganti gasket
terbakar
4 Terdapat bunyi  Bantalan pompa  Ganti bantalan pompa
pada sistem rusak  Kencangkan daun kipas,
pendinginan  Daun kipas ada yang perbaiki daun kipas yang
longgar atau bengkok rusak

3.Memperbaiki komponen sistem pendinginan


Memperbaiki dan perawatan untuk sistem pendingin pada unit alat berat
dilakukan secara menyeluruh dari semua komponen yang terkait. Pekerjaan
pemeriksaan di unit dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan
perawatanAdapun pekerjaan pemeriksaan yang dilakukan pada sistem
pendinginan sebagai berikut :

33
1. Radiator
Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukandengan cara sebagai
berikut:
 Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap
tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada
gambar 4.18. Pompa alat tersebut, berikan tekanan sebesar 1 bar, lihat pada
alat ukur bila tekanan pada alat ukur turun berarti ada kebocoran sistem
pendingin. Kebocoran dapat lihat pada keterangan diatas.

Gambar 19.Pemeriksaan kebocoran radiator

Pemeriksaan yang dilakukan secara visual pada radiator, meliputi:


a. Kebocoran pada pipa-pipa air
b. Kebocoran pada baut pembuangan air yang kurang rapat
c. Kebocoran pada sambungan yang dipatri.
d. Sirip-sirip pendingin tersumbat kotoran
e. Sirip-sirip pendingin bengkok
f. Tekanan sistem pendinginan
g. Pengikatan kurang rapat pada selang radiator (hose)
h. Korosi pada bagian rumah tutup radiator
i. Paking (gasket) sudah keras
j. Seal penyekat pada tutup radiator retak

2. Pemeriksaan Tutup Radiator


Tutup Radiator merupakan komponen yang berfungsi menaikan titik didih air,
mengatur tekanan didalam radiator dan mengatur jumlah air pendingin.
Pemeriksaan yang dilakukan pada tutup radiator dapat secara visual meliputi :

34
a. Seal tutup radiator
Periksa kelenturan karet pada sil bagian luar (Outer Cap Seal atau Upper
Seal) dan dan sil karet bagian dalam (Inner Cap Seal atau Main Rubber Seal)
Perhatikan kedua sil tersebut dari kemungkinan sobek, kemudian tekan kedua
sil tersebut menggunakan kuku dan pastikan bahwa karet kembali rata. Jika
pada karet terbentuk cekungan maka karet tutup radiator harus diganti karena
karet tutup radiator sudah keras sehingga tidak mampu menutup radiator
dengan sempurna.

Gambar 20.Pemeriksaan seal tutup radiator

b. Pemeriksaan Pressure Relief Valve (Katup Pembebas Tekanan)


Tekan pressure relief valve menggunakan kedua jempol, kemudian lepas.
Pastikan bahwa katup kembali ke posisi semula dan jika katup tidak bisa
kembali berarti pegas pressure relief valve sudah tidak lentur atau bahkan
macet. Ganti tutup radiator jika pressure relief valve tidak mampu bekerja
dengan baik

Gambar 21.Pemeriksaan katup pembebas tekanan

35
c. Pemeriksaan Vacuum Relief Valve (Katup Vakum)
Tarik katup vakum (Vacuum Reluef Valve) kemudian lepas, pastikan bahwa
katup vakum kembali pada posisi semula dengan posisi katup menutup
sempurna pada Inner Cap Seal. Jika tidak kembali ke posisi semula atau
kembali tapi posisinya tidak sempurna maka tutup radiator harus diganti.

Gambar 22. Pemeriksaan Katup Vakum

d. Pengunci tutup radiator bengkok


Pengunci yang sudah tidak berfungsi atau rusak, maka tutup radiator harus
diganti.

e. Pemeriksaan dengan Alat SST (Special Service Tools)


Pemeriksaan kondisi tutup radiator dilakukan dengan memasang tutup radiator
pada alat tutup radiator (radiator cap tester) seperti pada gambar dibawah.
Tutup radiator dianggap bagus apabila katup tekan membuka pada tekanan
yang sesuai dengan spesifikasi tekanan pada tutup radiator. Sebelum
melakukan pengukuran sebaiknya periksa tutup dari kotoran berupa lumpur atau
karat tang menempel pada tutup radiator. Cuci dengan menggunakan air
merupakan pekerjaan yang sederhana. Bila ada korosi karat pada pegas
pengatur tekanan sebaiknya tutup radiator diganti baru, untuk mencegah
tekanan yang dihasilkan terlalu rendah.

Gambar 23.Gambar4.22 Pemeriksaan tutup radiator

36
3. Termostat
Pemeriksaan termostat antara lain, meliputi :
 Pembukaan katup termostat
 Suhu kerja pembukaan katup termostat
 Kotoran yang menempel pada badan termostat
 Pegas termostat dari karat

Kondisi termostat dapat diperiksa dengan memanaskannya didalam tempat


yang berisi air yang dipanaskan secara bertahap. Tempatkan thermometer
untuk mengukur temperatur air, catat temperatur pada saat regulator mulai
membuka dan pada saat terbuka penuh. Bandingkan hasil pengukuran
dengan nilai pembukaan regulator yang tertera pada sisi regulator.

Gambar 24.Pemeriksaan Thermostat.

Metode lain untuk melakukan pemeriksaan kondisi termostat adalah dengan


memasang termometer pada padiator bagian atas saat tutup radiator dibuka
dan unit kondisi hidup.
1. Temperatur pada alat ukur 80 – 90 ᵒC air diradiator dapat bersirkulasi berarti
termostat membuka sesuai suhu kerjanya.
2. Jika kedua thermometer menunjukkan kenaikan yang sama, berarti
cairan pendingin mengalir melalui rumah(tutup) termostat menuju radiator.
Hal ini menunjukkan bahwa termostat selalu dalam posisi terbuka (stuck
open).
3. Jika temperatur pada termostat belum tercapai, aliran air bersirkulasi
4. cepat saat tutup radiator dibuka maka termostat terbuka terlalu cepat.

37
G. Pemeriksaan pompa air

Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam system pendingin tidak bersirkulasi,
karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat
bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak
bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup.
Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak
mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak
tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa,
maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. Pemeriksaan yang
dilakukan sebagai berikut :

a. Kebocoran air pada saluran pembuangan air di pompa, bila terdapat


kebocoran air berati seal pompa rusak
b. Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan caramemutar dudukan puli
dan mengamati bahwa bantalanpompa air tidak kasar atau berisik, pompa air
harus diganti.

Gambar 25.Pemeriksaan pompa air

c.Pemeriksaan kopling fluida (visco fan), meliputi:


1). Bantalan kopling fluida
Kopling fluida digerakan dengan arah dengan arah berlawanan, terdapat
suara kasar pada bantalan pada kopling fluda sebaiknya ganti kopling
fluida.
2). Kebocoran minyak silicon.
Kebocoran terjadi antara sambungan bagian kopling fluida yang bergerak
dengan yang digerakkan.

38
Gambar 26.Pemeriksaan kopling fluida

1. Pemeriksaan Viscostatic Fan


Standard alat (tool) yang digunakan: Non-contaact digital tachometer’
Spesifikasi teknik :
Ketergelinciran yang diizinkan : 10% saat Engine 2200 rpm
7% saat Engine 1800 rpm
Apabila salah satu dari Nilai terebut tadi adalah melebihi.
maka kondisi ‘Visco Fan’ pertimbangannya adalah ‘Keadaan Baik’
Rumus slip / ketergelinciran = Putaran mesin x 10 % = % selip

2. Pemeriksaan sabuk penggerak (v belt)


Pemeriksaan meliputi :
 Kondisi sabuk dari keretakan
 Defleksi sabuk atau kelenturan belt sebelum dipasang
 Ketegangan saat dipasang
Pemeriksaan kerusakan sabuk dengan melihat kondisi keretakan dan tempat
pemasangan, saat kondisi baik seperti pada gambar dibawah,

Gambar 27.Pemeriksaan Sabuk penggerak dan ketegangan

39
3. Pemeriksaan selang radiator
Menjaga keawetan pada selang radiator tidak ada perlakuan khusus atau
istimewa. Kerusakan pada selang radiator disebabkan karena umur/masa pakai
selang dan proses melepas atau memasang kembali yang tidak benar. Beberapa
kondisi yang membuat slang sebaiknya langsung ganti yakni ketika ditemui
selang ‘bunting’, tergores, atau ada kebocoran sekecil apapun. Kondisi-kondisi
ini sangat mungkin membuat selang sobek ketika unit dioperasikan.

Gambar 28.Selang radiator

4. Air pendingin
Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas
media pendingin meliputi pemeriksaan :
 Jumlah air di tangki cadangan air (reservoir)
 Jumlah air di radiator
 Kondisi air dari kotoran
 Kosentrasi zat pendingin (Berat jenis air)
 Adanya gelembung udara yang masuk ke sistem pendinginan

Gambar 29.Batas pengisian air di radiator

40
Gambar 30.Alat pemeriksa titik beku air

Pemeriksaan konsentrasi air pendingin dan antifreeze pada cairan pendingin


menggunakan coolant conditioner test kit merupakan metode yang cepat
dan mudah. Pengukuran tersebut dibagi menjadi dua jenis pengukuran yaitu:

1). Menggunakan bola pengapung, Carapenggunaan alat ukur air pendingin


sebagai berikut:
a. Alat ukur berat jenis air
b. lsi tabung dengan air radiator sebanyak 3/4 bagian.
c. Buang udara di dalam tabung dengan menggoyang-goyangkan
d. Periksa berapa buah bola yang mengapung dan tentukan konsentrasi
antifreeze menggunakan tabel dibawah ini.

Tabel 4.Pemeriksaan titik didih dan beku

2).Di tetesi dengan Nitrite


Konsentrasi antifeeze harus diketahui terlebih dahulu, sebelum melakukan
pengukuran konsentrasi conditioner coolant mesin (coolant conditioner
concentration). Karena konsentrasi antifreeze dalam air akan menentukan
hasil pembacaan pada pengukuran pada konsentrasi secara tepat.Untuk

41
melakukan pengukuran konsentrasi atau kadar air pendingin, dengan
menggunakan conditioner test kit. Dengan prosedur sebagai berikut:

a. Dengan memakai penghisap air pengukur yang terdapat di dalam test-


kit, ambil 1 (satu) mililiter coolant yang akan ditest dan masukkan ke
dalam botol berskala yang tersedia (botol harus dalam keadaan bersih).
b. Tambahkan air tersebut dengan air bersih, hingga tinggi air pada botol
menunjukkan angka 10 miiiter.
c. Masukkan 2 (dua) atau 3 (tiga) tetes solusi B (cairan merah), kemudian
dikocok hingga merata.
d. Setelah itu, tuangkan solusi A (cairan kuning) setetes demi setetes ke
dalam botol dan dikocok. Hitung berapa jumlah tetes yang dimasukkan,
sampai cairan di dalam botol berubah warna menjadi hijau, biru atau
abu-abu.
Bandingkan jumlah tetesan yang diperlukan untuk mengubah warna dengan
tabel yang tersedia di dalam test-kit seperti di bawah ini:

Tabel 5.Pemeriksaan Air pendingin bila mengunakan aditif

Gambar 31.Pemeriksaan Berat jenis Air Pendingin

42
Selain itu metode yang digunakan dengan menggunakan berat jenis air
(coolant & battery tester).Prosedur pengetesan konsentrasi antifreeze
menggunakan Coolant & Battery Tester. Pemakaian alat penguji konsentrasi
coolant dilakukan dengan membuka penutup dan bersihkan sisi permukaan
kaca dimana cairan akan ditempatkan. Teteskan cairan yang akan ditest,
lalu tutup kembali, arahkan ke cahaya atau sinar serta pastikan posisinya
tepat di atas tester.Temperatur titik beku akan terbaca pada garis lintang
yang membatasi porsi antara terang dan gelap di dalam sisi kaca. Bacalah
temperatur pada daerah skala untuk ethylene glycot.

Grafik 1.Titik Beku Air (AntiFrezee Points)

Untuk menentukan pemakaian konsentrasi antifreeze lebih lanjut dari coolant


tester, dapat diperoleh dari "grafik kurva titik beku" (lihat gambar diatas).
a. Masukkan data hasil pengujian ke dalam grafik temperatur titik beku.
b. Temukan dan tarik garis "femperature" (freezing point "F atau "C)
sampai memotong garis kurva titik beku yang ada di tengah gambar,
kemudian hubungkan dari titik perpotongan tersebut ke garis "konsentrasi
antifreeze".
c. Bacalah nilai (%) konsentrasi antifreeze.

4. Memperbaiki radiator assy


Memperbaiki radiator assy pada bagian-bagianya, meliputi :
a. Sirip – sirip pendingin bengkok
Perbaiki sirip-sirip yang rusak/bengkok dengan menggunakan kayu dengan
ujung dibentuk pipih.

43
Gambar 32.Memperbaiki kebengkokan sirip pendingin

b. Kebocoran radiator pada pipa-pipa pendingin


Memperbaiki dengan cara mematri / menyolder pada pipa dengan menggunakan
timah.

Gambar 33.Memperbaiki pipa pendingin radiator

c. Air radiator keruh karena berkarat


Mencuci Dan membersihkan radiator radiator flush atau cairan pembersih
yang diijinkan / disarankan oleh industri.
d. Tekanan Tutup radiator (Pejelasan ini telah dibahas pada materi diatas)
e. Tutup radiator bagian atas dan bagian bawah

D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :

1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendinginan


serta cara kerjanya pada unit alat berat.

44
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada

F. Latihan/ Kasus /Tugas/Soal


1. Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan dan penggantian
media pendingin?
2. Jelaskan mengapa pompa air perlu diperiksa?
3. Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan thermostat ?
4. Jelaskan mengapa pemeriksaan kebocoran sistem pendingin
harus dengan alat khusus yaitu radiator cap tester?
5. Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan kebocoran pada
sistem pendingin?

G. Rangkuman
Penurunan daya mesin yang dikaitkan dengan sistem pendinginan pada
dasarnya ada kemungkinan-kemungkinan penyebab seperti ::

1. Suhu diatas rata-rata (overheating)


2. Terjadi overcooling
3. Air pendingincepat habis
4. Terdapat Bunyi Pada Sistem Pendinginaan
5. Air pendingin kotor

Untuk mencegah adanya kerusakan atau kebocoran maka dilakukan perawatan


berkala (preventive maintenance), dalam hal ini dilakukan sesuai prosedur pada
manual book. Disamping itu perlu pemeliharaan korektif, dilakukan dengan
standar. ketika melakukan perawatan berkala harus memperhatikan cara
prosedural dari manual book. Perawatan berkala jika dilakukan akan menambah
usia dan daya tahan sistem pendingin khususnya komponen, dari kerusakan
dan hal-hal yang tidak diinginkan agar unit beroperasi dengan baik.

45
Untuk memperbaiki adanya kerusakan pada system pendinginan maka terlebih
dahulu dilakukan pemeriksaan pada komponen atau system nya untuk dapat
mengganti atau memperbaiki agar system berjalan atau berfungsi dengan baik.
Pemeriksaan meliputi pada radiator, termostat,tutup radiator pompa air, media
pendingin, sabuk, selang radiator dan radiator assy.

H.Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang ada di
bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan belajar 1
dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar :10) x 100 %


Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 – 100 %
Baik = 80 – 89 %
Cukup = 70 – 79 %
Kurang = 0 – 69 %
Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke
Kegiatan Belajar 3 Bagus. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 %
harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 terutama pada bagian yang belum.

46
Kegiatan Pembelajaran 3 :MerawatSistem
Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)Alat
Berat

A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta diklat
mampu:Merawat Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings) Alat

Berat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian Kompetensi yang menjadi tolok ukur kegiatan
pembelajaran ini adalah:

1. Merencanakan interval perawatan berkala sistem pelumasan dan pemberian


vet (grease fitting) alat berat.
2. Melaksanakan perawatan sistem pelumasan dan pemberian vet (grease
fittings) alat berat

H. C. Uraian Materi 3

Merawat Sistem Pelumasan Dan Pemberian Vet (Grease Fittings)


Alat Berat

Sistem pelumasan diperlukan untuk semua mesin dan peralatan mekanis,


pelumasan dan vet, dapat memberikan perlindungan pada komponen mesin lain
yang bergerak sehingga komponen tersebutterlumasi dibagian dalam saat
meluncur atau berputar dengan bebas sewaktu mesin atau peralatan sedang
beroperasi. Pelumasan memudahkan komponen-komponen mesin bergerak
serta menghindarkan terjadinya gesekan yang berlebihan.

Sistem pelumasan bekerja ketika mesin beroperasi pompa oli turut berputar
bersama poros bubungan yang dihubungkan dengan ujung poros pompa.
Bekerjanya pompa oli menyebabkan oli pelumas yang berada di panci oli atau
karter tersedot ke atas dengan melalui saringan kasar terlebih dahulu. Setelah

47
melewati pompa, minyak pelumas (oli) mengalami penyaringan kedua pada
saringan oli (oil filter) yang lebih halus. Setelah disaring oli dialirkan ke indicator
minyak pelumas, kemudian mengalir ke komponen-komponen yang
membutuhkan pelumasan seperti ke kepala selinder (mekanisme katup), ke
bantalan-bantalan (poros engkol, pena torak, poros bubungan dan sebagainya).
Setelah melumasi komponen-komponen tersebut oli pelumas kembali lagi turun
ke panci oli atau karter membawa kotoran-kotaran atau partikel logam hasil
gesekan juga panas komponen yang dilaluinya. Begitu seterusnya.

Gambar 34.Sistem pelumasan


1. Fungsi pelumas
Pelumas yang digunakan pada unit alat berat tergantung kondisi (komponen)
yang memerlukan pelumasan. Karena tugas sangat berat pada pelumas maka
minyak pelumas dibuat dengan memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Mengurangi gesekan dan keausan.


Untuk mengurangi keausan dan gesekan bagian-bagian yang bergerak,
permukaan yang bergerak dibatasi dengan lapisan pelumas yang membantu
untuk mencegah keausan pada permukaan. Permukaan yang bergerak pada
lapisan pelumas memerlukan tenaga sedikit untuk membuatnya bergerak, hal ini
berarti bahwa pelumas tersebut dapat mengurangi timbulnya gesekan. Dapat
memperkecil hilangnya tenaga dalam mesin peralatan.

48
Gambar 35.Fungsi pelumas sebagai pelumas

b. Mendinginkan komponen-komponen bergerak


Pelumas harus dapat mendinginkan komponen-komponen mesin dengan
menghanyutkan panas. Pada saat pelumas mengalir melewati komponen-
komponen dibagian dalam mesin/peralatan, pelumas tersebut menyerap
(membawa) panas dari bagian dalam atau permukaan komponen. Kemudian
pelumas mengalir kembali ke tangki penampungan untuk didinginkan.

Gambar 36.Pelumas sebagai pendingin

c. Menjaga Komponen Mesin agar tetap bersih


Pelumas harus dapat membersihkan komponen mesin pada kondisi operasi
yang berbeda.Pelumas mesin membantu menjaga agar kontaminan tidak
berkumpul pada mesin.

49
Gambar 37.Pelumas sebagai pembersih

d. Membantu penyekatan
Pelumas membantu untuk menyumbat (menyekat)dengan baik rongga-rongga
yang terdapat pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder atau membentuk
lapisan film yang tipis (penyekat) di antara komponen bergerak.

Gambar 38.Pelumas sebagai perapat

Guna menghindari kerusakan komponen mesin maka pelumas harus


mempunyaikemampuan sebagai berikut :
1. Mempunyai kekentalan ganda
2. Menahan oksidasi (menyulitkan oksigen diudara bercampur dengan
pelumas).
3. Menahan pembentukan karbon (menyulitkan partikel karbon yang sangat
kecil bergabung bersama di dalam pelumas).
4. Mencegah karat (melindungi lepasnya material dari permukaan metal
dengan cara kimia).
5. Mencegah kerusakan (melindungi kerusakan metal dari pengaruh
kelembaban).
6. Menahan tekanan yang sangat kuat, membentuk lapisan tipis diantara dua
benda yang bergesekan ketika tekanan tinggi.

50
7. Menghindari terbentuknya gelembung (menghentikan pelumas cair berubah
menjadi uap atau gelembung-gelembung udara yang sangat keciil karena
panas yang tinggi.
Pada minyak pelumas tercantum dua klasifikasi yang diukur menurut standar

tertentu, antara lain :

a. Klaksifikasi SAE (Kekentalan pelumas/ Viskositas)


Kekentalan adalah ukuran resistensi / hambatan cairan pelumas untuk mengalir
atau ketebalan lapisan film yang dibentuk oleh pelumas pada temperatur
tertentu dan merupakan ciri penting dalam menentukan pemakaian pelumas
dalam menyekat dan melindungi komponen. Klasifikasi S.A.E ada 2 (dua)
berikut:

1.Kekentalan tunggal (single grade)


Tingkatan S.A.E. (Society of Automotive enginer) ini pada umumnya disebut jenis
(grade), dan tidak berhubungan dengan mutu kekentalan pelumas saja.Ada
beberapa jenis pelumas mesin dengan kekentalan tunggal. Untuk pemakaian
lainnya selain di musim dingin (panas) menggunakan jenis SAE20, SAE30,
SAE40 dan SAE50, semakin tinggi angkanya, semakin tinggi pula kekentalannya
Pelumas ini hanya memiliki keunggulan kekentalan pada suhu rendah atau suhu
panas saja.

2.Kekentalan Ganda (Multy grade)


Dengan kekentalan ganda pelumas dapat digunakan saat kondisi temperatur
rendah dan temperatur tinggi (panas). Dikenal dengan SAE multy grade,
pengkodeanya jenis adalah SAE 5W40, SAE10W50, SAE15W40 dsb.

b. Menurut Penggunaan (API)


American Petroleum Institute (API) mengembangkan tingkatan yang sekarang
digunakan, tingkatan ini menggunakan huruf ”S” untuk mesin bensin dan huruf
”C” untuk mesin disel.Huruf S kepanjangan dari service dan Huruf C
kepanjangan dari commercial.

51
Indeks Keterangan

CA........CB Tugas ringan, untuk motor daya rendah

CC.......CD Tugas biasa, untuk kebanyakan


kendaraan

CE.......CF Tugas berat, untuk motor “ Turbo “

Tabel 6.Penggunaan minyak pelumas mesin diesel

Dengan memberikan kekentalan dan bahan tambahan yang tepat, pelumas


cocok digunakan untuk berbagai macam pemakaianantara lain pelumas mesin,
pelumas transmisi manual dan otomatis,pelumassistem hidrolik, pelumas
penggerak akhir (final drive), pelumas rantai, dan penggerak roda gigi di alat
berat. Dari berbagai kebutuhan penggunaan pelumas tersebut pelumas berfungsi
untuk :

 Melumasi , mendinginkan, menyekat dan membersihkan komponen


 Melindungi timbulnya karat dan kerusakan
 Menyerap tegangan, saat bekerja pada komponen mesin akan timbul getaran-
getaran yang kecil dengan adanya lapisan film terbentuk getaran akan diserap
oleh pelumas. Berakibat suara pada mesin menjadi halus.

2. Komponen Sistem Pelumasan


a. Tangki Oli (Oil Pan)
Oil pan ini berfungsi untuk membuang panas dari oli mesin ke atmosfer juga
terdapat internal baffle yang berfungsi untuk mencegah oli teraduk, oil pan
ini terdapat pada bagian bawah engine.

Gambar 39.Tangki oli

52
b. Oil Strainer
Komponen ini difungsikan untuk mencegah masuknya kotoran besar yang
terdapat pada sistem, sehingga oli terhisap menuju ke oil pump.

Gambar 40.Oil Strainer

c. Pompa oli(oil pump)

Pompa oliberfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan) kemudian menekan
dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.

Gambar 41.Pompa oli

d. Dipstick
Dipstick berfungsi untuk pengukur tinggi permukaan oli dan sebagai tutup
lubang tempat mengisi pelumas mesin

Gambar 42.Dipstick

53
e. Oil Pressure Switch
Berfungsi untk mengaktifkan peringatan bila tekanan oli mencukupi

Gambar 43.Oil Pressure Switch

f. Saringan oli (oil filter)


Saringan oli berfungsi membantu menjaga kebersihan oli dan menahan
serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak bantalan-bantalan
(bearing) atau bagian mesin lainnya.

Gambar 44.Saringan oli

g. Pendingin pelumas (Oil cooler) dengan bypass valve


Oil Cooler adalah pendingin oil yang didalamnya menggunakan air sebagai
media pendingin, sehingga panas engine dan bagian-bagiannya yang dibawa
oleh oli ke tangki akan dinetralisir sebelum diteruskan ke sisteim untuk
pelumasan. Ketika oli pada engine temperaturnya mengalami peningkatan
hingga melebihi batas atasnya, oil film akan mengalami penipisan. Hal ini akan
merusak komponen-komponen engine yang bergesekan. Untuk mencegah
kejadian tersebut maka pada sebuah engine dilengkapi dengan adanya oil
cooler. Umumnya pendingin oil yang didalamnya menggunakan air sebagai
media pendingin, sehingga panas engine dan bagian-bagiannya yang dibawa
oleh oil ke karter akan dinetralisir sebelum diteruskan ke sistem untuk pelumasan

54
Terdapat dua macam tipe dari oil cooler, yaitu:
 Plate tube type (multiple plate type)
 Shell & tube type (multiple tube type)

Gambar 45.Oil cooler

3. Jenis Sistem Pelumasan

Jenis pelumasan yang digunakan pada mesin agar tidak mengalami kerusakan
pada sistem digolongkan menjadi 3 (tiga) :

a. Pelumasan ciprat ( splash type)


Pada jenis ini batang piston dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung
bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok
pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing.
Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk
melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem
pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan

Sifat-sifat antara lain :


 Sistem pelumasan jenis panci yang paling sederhana
 Pelumasan bantalan luncur kurang sempurna
 Hanya dipergunakan pada jenis pengggerak katup samping (Side Valve).
 Pada saat ini hanya dipergunakan pada motor penggerak kecil

55
Gambar 46.Pelumasan ciprat

b. Pelumasan sirkuit tekanan


Pelumas mengalir ke semua sistem pada mesin dengan menggunakan bantuan
pompa. Pompa bekerja didapatkan karena putaran dari mesin saat hidup.
Pelumas dari tangki penampung oli dipompakan oleh sebuah pompa pelumas
ke saluran bagian motor yang memerlukan pelumasan dan oli akan kembali ke
kalter turun dengan sendirinya, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 47.Pelumasan tekan

Sifat-sifat pada pelumasan tekan :


 Pelumasan teratur dan merata
 Memberi pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian yang aliri
 Karena pompa digerakkan oleh motor, hasil pemompaaannya tergantung
pada putaran motor
 Digunakan pada kebanyakan motor 4 Tak dan motor Diesel

56
c. Pelumasan campur (Premix type lubrication)
Pelumasan ini digunakan pada gazolin engine (motor bensin) karena merupakan
bagian terpenting dari sebuah unit, untuk penghasil tenaga (momen putar).
Pelumasan ini merupakan paling sederhana dan murah tanpa membutuhkan
bantuan pompa. Premix type lubrication merupakan metode sistem pelumas
motor 2 tak dengan cara mencampur langsung oli pelumas pada tangki bensin
pada perbandingan tertentu. Perbandingan antara bensin dengan oli adalah 20
– 25 : 1, artinya untuk 20- 25 liter bensin dicampur dengan 1 liter oli ( Perhatikan
spesifikasi pabrik )

Saat mesin hidup bensin yang bercampur oli mengalir ke karburator, di


karburator campuran bensin dengan oli dikabutkan, dan masuk ke dalam bak
engkol (crank case), campuran bensin dan oli melumasi poros engkol, bantalan,
batang piston, pena piston dan dinding silinder. Saat proses bilas campuran
masuk ke dalam silinder untuk melumasi piston, ring piston dan dinding silinder.
Saat proses pembakaran campuran bensin dengan oli terbakar, sisa gas buang
dibuang melalui saluran buang.

Gambar 48.Pelumas campur

Sistem pelumas premix type lubrication mempunyai beberapa kelemahan,


diantaranya:

a. Di dalam tangki dan di dalam karburator ada kemungkinan oli mengendap,


sehingga campuran kurang homogen,komposisi campuran tidak stabil,
pelumasan kurang sempurna.

57
b. Bensin campur mempunyai viscositas yang lebih tinggi sehingga:
1) Pengabutan pada karburator kurang halus,
2) Proses pembakaran kurang sempurna,
3) Tenaga mesin menurun
4) Banyak endapan karbon di ruang bakar,saluran buang maupun knalpot
5) Emisi gas buang tinggi
c. Komposisi campuran tetap, padahal kebutuhan pelumas sebanding dengan
putaran mesin, sehingga oli berlebihan pada putaran rendah dan menengah,
tetapi kurang saat putaran tinggi.
d. Sistem pelumasan jenis pelumas yang paling sederhana
e. Pemakaian pelumas boros, timbul polusi

d. Sistem Autolube
Dengan adanya pompa oli yang dikontrol bersama gas, memungkinkan jumlah
oli yang disemprotkan sesuai dengan kebutuhan beban dan kecepatan motor.
Kebutuhan oli untuk beban ringan sebesar 80 - 120 : 1, untuk beban / putaran
menengah 40 –70 :1, sedangkan untuk beban tinggi / putaran tinggi sebesar 18 –
30 :1. Dengan adanya sistem injeksi kelemahan pada sistem pelumas campur
dapat teratasi. Sistem pelumas dengan automatis mencampur oli dengan
campuran bahan bakar pada komposisi yang tepat menggunakan Autolub
pump,pelumas dipompakan dari tangki pelumas menuju saluran masuk

Komponen sistem pelumas injeksi adalah:


a. Tangki oli pelumas untuk menampung oli yang diperlukan
b. Pompa pelumas yang berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan
menekan oli pada intake manifold.
c. Kabel pompa oli untuk mengontrol jumlah oli yang disemprotkan.

58
Gambar 49.Pelumasan Autolub

4. PelumasGrease/gemuk
Grease/gemuk adalah bahan pelumas setengah padat yang digunakan pada
komponen-komponen mesin yang tidak dapat menggunakan pelumas. Grease
bisa dianggap terdiri dari dua bagian: bahan pelumas, yaitu pelumas dan bahan
dasar (atau holder atau sabun) yang membawa pelumas. Bahan dasar tersebut
terbuat dari bahan campuran seperti sodium, calcium, lithium atau zinc dicampur
dengan lemak nabati dan hewani.

Grease melumasi dengan cara yang sama, bahan dasar tersebut akan
melepaskan pelumas dibawah tekanan bearing atau permukaan komponen yang
dilumasi. Kekentalan grease berbeda-beda untuk berbagai macam penggunaan
pada komponen mesin. Grease yang encer hampir berbentuk cair, dengan
kandungan pelumas kandungan sabun yang rendah. Hal ini memudahkan
grease encer mengalir melalui celah yang kecil. Grease yang kental akan
memberikan pelumas dengan kekentalan yang lebih tinggi dan bahan dasar yang
lebih pekat, dan hanya akan digunakan pada komponen yang bergerak pelan
dengan banyak celah diantara permukaan komponen mesin.

Gambar 4.49 Aplikasi grease

Konsistensi pada grease sama dengan kekentalan dalam pelumas. Konsistensi


ini adalah ukuran “kekentalan” produk pelumas yang padat dan setengah
padat.Grease mencair bila dipanaskan, seperti pelumas pada titik lebur
(meleleh). Titik jatuh grease digunakan oleh pabrik pembuatnya untuk mengukur
efek panas, dan menunjukan temperature dimana tetesan pertama jatuh terpisah
dari sejumlah grease bila dipanaskan. Bila konsistensi grease terlalu encer,

59
grease tersebut akan mengalir dari bearing dan dari antara permukaan yang
berhubungan, dan tertutup oleh oil seal. Bila konsistensi terlalu pekat, grease
akan menggumpal. Hal ini berarti, komponenn yang bergerak pada bearing
racenya seperti ball dan roller akan membuat alur pada gumpalan grease
tersebut,namun grease tidak dapat menutup galur tersebut, sehingga bearing
bisa menjadi kering (tidak terlumasi) meskipun grease berada dalam housing.
Pemilihan grease yang terakhir adalah berdasarkan persetujuan, menurut
konsistensi dan efek pengenceran pada temperatur yang mungkin sekali
ditemui.Grease dengan titik lebur yang tinggi sudah tersedia yang akan
melumasi bearing hingga temperatur 2000C. Grease jenis ini memiliki bahan
tambahan dan bahan dasar khusus. Grease yang anti air terbuat dari sabun
limau, dan grease yang larut dalam air terbuat dari sabun soda. Beberapa jenis
pelumas dan grease untuk pemakaian sehari-hari ditunjukan dalam tabel
dibawah.

Bahan Pelumas Penggunaan


Pelumas mesin Mesin, sebagai gearboxes, saringan udara,
bushing, distributor as. Bagian-bagian yang
bergerak di bagian luar seperti link-link
accelerator.
Pelumas roda gigi (EP) As belakang, dan gearboxes yang
mengalami/menerima beban yang besar
Pelumas roda-roda gigi Gearboxes yang mengalami/menerima beban
(straight mineral) yang sedang.
Fluida transmisi otomatis Transmisi otomatis, peralatan dengan poser
steering.
Grease Multifungsi Pelumas rangkal/chassis, joint universal, wheel
bearing-bearing roda, pemakaian umum.
Grease Molydenum Paket gabungan untuk memperpanjang periode
disulphide servis
Grease oksida Zinc oxide Bagian-bagian plat penahan brake, bonet
cathes, dan bagian-bagian kopling
Pelumas shock absorber Shock absorber, beberapa bagian suspensi
depan
Pelumas penetrasi Shift-link, baut-baut dan nut, pegas daun.
Fluida rem pelumas Pelumas rem pelumas dan sistem kopling.
Pelumas hidrpelumask Kendaraan/peralatan dengan sistem hidrolik

Tabel 7.Bahan pelumas (pelumas dan grease) untukkendaraan/peralatan

60
Pelumasan dengan grease yang terlalu banyak (Overpacking) menyebabkan
kerusakan pada bearing. Dalam hal ini terjadi tekanan ekspansi internal di seal
bearing yang mengakibatkan kebocoran dan fitting grease rusak yang
mengakibatkan hilangnya pelumas. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap
pelumasan bearing saat ini, ditemukan bahwa untuk berbagai peralatannya
diturunkan biasanya kapasitas pelumasnya dalam kondisi normal adalah 20%,
banyaknya grease tidak boleh berada diantara 69% hingga 70% dari kapasitas
bearing. Overpacking diakibatkan tidak adanya mangaan didalamproses
pembuatan untuk pemuaian saat bearing dan grease menjadi panas.

5. Fungsi Grease atau Gemuk


a. Fungsi utama dari Oli Gemuk
Untuk teteap terus menempel dan melumasi dua bagian part mesin. Oli Gemuk
dan oli adalah dua pelumas yang tidak dapat saling menggantikan. Oli Gemuk
biasanya digunakan pada mesin yang lebih sering di hidupkan dan dimatikan.
Mesin mesin yang sesuai dengan penggunaan Oli Gemuk adalah

1. Mesin yang berjalan di waktu yang pendek.


2. Mesin yang bagiannya tidak terjangkau dengan oli. Tugas dari Oli Gemuk ini
adalah menyegel atau seal jangka waktu yang lama seperti pada gearbox
3. Mesin yang bekerja pada kondisi yang ekstrim seperti pada temperature tinggi,
tekanan yang tingg, shock yang tinggi dan mesin yang berjalan dalam kecepatan
lambat dengan muatan besar
b. Fungsi kedua dari grease
Sebagai sealant untuk meminimalizir kebocoran dan untuk menjaga mesin dari
kontaminan yang tidak diinginkan.Karena ke konsistensi dari sifat Oli Gemuk, Oli
Gemuk juga mencegah masuknya kontaminan yang bersifat korosif dan benda
asing.
c. Fungsi yang tiga OliGemuk
Meruapkan pelumas yang lebih mudah di gunakan daripada oli.Pelumas oli
biasanya membutuhkan system penggantian dan pemasangan yang mahal.

61
Gemuk memiliki beberapa sifat yang tidak dapat dilakukan oleh cairan oli
pelumas. Keuntungannya :

1) Pelumasannya lama tanpa penambahan karena gemuk tidak dapat mengalir


dan menyebar.
2) Bersifat perapat yang sempurna pencegah menempelnya benda- benda asing
seperti kotoran, gas dan air pada permukaan yang dilumasi.
3) Memiliki daya tahan terhadap beban tinggi.

Dan kerugiannya :
1) Dibandingkan dengan oli pelumas, gemuk lebih sulit untuk penanganan,
pengisian dan pengantian.
2) Memiliki daya tahan gerak yang besar.
3) Kemampuan pendinginan rendah.
4) Sulit untuk membersihkan kotoran.

6. Perencanaan Interval Perawatan Berkala Sistem Pelumasan dan


Pemberian Vet (Grease Fitttings) Alat Berat

Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan
berfungsi seperti sediakala atau paling tidak mendekati sehingga kegiatan
produksinya dapat berjalan dengan lancar .

Pemeliharaan dan pemeriksaanpelumasan perlu dilakukan pada semua sistem


untuk menjaga kinerja pada semua sistem tetap maksimal.nterval pemeliharaan
danpemeriksaanpada semua sistem unit di alat berat berbeda-beda dan
sebaiknya lihat pada manual book pada unit yang digunakan.

Tujuan dari pemeliharaan dan pemeriksaan ini adalah sebagai berikut:


1. Agar pelumas tidak cepat mengalami kerusakan dan siap pakai setiap saat
(high availability / berdaya guna fisik yang baik).
2. Agar unit alat berat tersebut selalu dalam keadaan prima, berdaya guna
mekanis yang baik (good Performance).

62
3. Agar biaya perbaikan alat berat tersebut menjadi lebih hemat (reduce repair
cost).

Memeliharan pada minyak pelumas dilakukan untuk menjaga kemampuan dan


mencegah kerusakan unit di alat berat. Pekerjaan pada pemeliharaan pelumas
diantaranya menjaga kebersihan dan pengantian pelumas yang sesuai pada
komponen-komponen di unit. Kebersihanbahan dapat menurunkan kemampuan
pelumas dan pelumas yang mutunya jelek dapat memperpendek usia pelumas
serta komponen-komponen mesin. Bercampurnya pelumas dapat merubah
struktur kimia pelumas dan bentuk fisik melumas, contoh pelumas mesin
bercampur dengan bahan bakar akan berakibat warna akan berubah dan
kekentalan akan berubah menjadi encer.

Pemeliharaan kebesihan peralatan kerja untuk sistem pelumas sangat penting


agar pelumas tidak bercampur dengan kotoran dan debu, merupakan penyebab
kegagalan pelumasan, yang paling sering adalah karena kontaminasi kotoran.
Periksalah pelumas dalam penampung untuk memastikan apakah tidak
terkontaminasi kotoran, debu atau jenis kotoran lainnya dengan menggunakan
sebuah aplikator untuk jenis-jenis pelumas. Bersihkan sebelum digunakan
kembali untuk menghindari kemungkinan terjadinya penggunaan yang
merugikan.

Dalam merencanakan interval perawatan system pelumasan harus berdasarkan


service manual (manual book). Atau juga dengann melihat petunjuk penggunaan
oli yang tertera pada tempat/drum oli. Dengan demikian interval perwatan ini
betul-betul sesuai dengan petunjuk perawatan. Tidak jauh berbeda dengan
interval pemberian grease juga berdasar pada service manual ketika melakukan
maintenance pada unit alat berat.

63
20.29.2 Melaksanakan Perawatan Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet
(grease fitting) Alat Berat

1. Merencanakan Pemeriksaan Berkala


Kurangnya pemeliharaan sistem pelumasan adalah penyebab utama kegagalan
sistem komponen. Untuk mencegahnya maka dilakukan perawatan berkala
(preventive maintenance), dalam hal ini dilakukan sesuai prosedur pada manual
book. Disamping itu perlu pemeliharaan korektif, dilakukan dengan standar.
ketika melakukan perawatan berkala harus memperhatikan cara prosedural dari
manual book. Perawatan berkala jika dilakukan akan menambah usia dan daya
tahan sistem pendingin khususnya komponen, dari kerusakan dan hal-hal yang
tidak diinginkan agar unit beroperasi dengan baik. Pekerjaan perawatan berkala
antara lain meliputi dengan mengikuti petunjuk pada buku manual :

a. Per 2-3 Jam (Wajib)


b. Per 8 Jam (Harian)
c. Per 50 Jam (Mingguan)
d. Per 100 Jam (2 Minggu)
e. Per 500 Jam (Bulanan)
f. Per 1000 Jam (Tahunan)

Untuk mendukung agar dalam sistem pelumasan pada mesin mendapatkan


perawatan secara berkala dengan interval perawatan yang benar, maka
dibuatlah suatu perencanaan secara administratif yang benar. Untuk itu dibuat :

1) Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan misalnya kegiatan mana
yang dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan
(monthly), enam bulanan (six monthly)dan tahunan (yearly). Jadwal ini harus
dibuat berdasarkan petunjuk dari buku petunjuk pemeliharaan (maitenace
manual). Dengan jadwal tersebut berarti sebagai teknisi atau pun sebagai
superviser dapat dijadikan pedoman untuk bekerja.

2) Kartu Pemeliharaan (Maintenance Record).


Kartu pemeliharaan ini perlu dibuat untuk mencatat segala perbaikan yang telah
dilakukan terhadap suatu unit. Kartu ini berupa tabel yang berisi waktu

64
pelaksanaan (tanggal),jenis perbaikan,spare part dan bahan yang digunakan
serta petugas pelaksana yang melakukan pekerjaan tersebut. Dari kartu inilah
semua pemeliharaan dapat diketahui

TANGGAL JENIS SPAREPARTS BAHAN PETUGAS


PERBAIKAN
NAMA/PARAF

Tabel 8.Kartu Pemeliharaan Sistem pelumasan

3. Inventarisasi Pemeliharaan.
Sistem inventarisasi ini akan membantu menertibkan pelaksanaan pemeliharaan
karena semua yang diperlukan tercatatnya segala sesuatunya akan mudah
menemukan data-data spesiikasi alat berat yang diperlukan.
Hal-hal yang perlu diinventarisasikan antara lain :
1. Alat-alat pemeliharaan dan perbaikan termasuk alat pengujian.
2. Bahan pemeliharaan dan spare part.
3. Buku-buku manual dan katalog.
4. Mesin atau peralatan itu sendiri

Banyak pekerja di ruang perbaikan (workshop) yang kurang berpengalaman


masih menganggap semua pelumas adalah sama. Mereka mengganti pelumas
dengan pelumas yang lain tanpa memperhatikan jenis pelumas yang digunakan
pada unit. Bahwa ketidak sesuaian pelumas akan timbul saat digunakan pada
komponen-komponen di mesin.

65
Satu-satunya cara yang tepat untuk menguji ketidak sesuaian ini adalah
mengujinya di labotarium. Oleh karena itu, membersihkan semua pelumasan
yang telah terpakai dari komponen-komponen mesin sebelum menggantinya
kembali dengan pelumas yang baru adalah langkah yang efisien dan ekonomis

Pemeriksaan pelumas di alat berat dapat dilakukan oleh operator dan mekanik.
Pemeriksaan oleh operator (pengemudi) alat berat dilakukan sebelum
mengoperasikan alat berat, meliputi :

a. Pemeriksaan batas minyak pelumas mesin dan transmisi


b. Pemeriksaan batas minyak pada sistem hidrolik
c. Pelumas pada trak yang bergerak

Bila terdapat kekurangan pada sistem pelumas maka operator memberikan


informasi ke pada teknisi untuk menambahkan pelumas hingga batas yang
ditentukan. Untuk penambahan menggunakan pelumas dan oli yang tepat atau
sesuai rekomendasi pabrikan. Pemeriksaan pelumas mesin dengan melihat
batang pelumas (stickt oil) dalam tanda penuh (F) atau kurang (L)

Gambar 50.Jumlah oli pada stik

Pada sistem hidrolis jumlah pelumas hidrolis dapat dilihat pada pipa kaca
ditangki, oli hidrolis tepat pada tanda penuh (F) atau kurang (L). Pada track untuk
penggerak yang menggunakan rantai, sambungan track dilumasi dengan
menggunakan pelumas padat (grease). Pena rol pada sepatu besi terdapat
kebocoran grease maka perlu diganti sil pelindung grease yang ada pada
sepatu-sepatu besi.

66
Pada tabel dibawah ini memperlihatkan pemakaian jenis-jenis pelumas, jumlah
pelumas dan air pendingin yang digunakan pada unit alat berat.

Tabel 9Jenis pelumas, jumlah pelumas dan air pendingin

Dengan melihat tabel diatas jumlah pelumas (oli) setiap sistem yang ada sangat
banyak, bila pelumas diganti semua tentu pada alat berat akan mengeluarkan
biaya yang besar.

2. Metode Sampling Oli


Analisa mesin pelumas dapat menunjukkan adanya partikel besi akibat
keausan yang dapat menunjukkan adanya keusakan akibat asam atau
keausan lainnya yang tidak normal. Sebelum mengambil contoh pelumas,
hidupkan mesin sampai mencapai temperatur kerja normal. Katup untuk
mengambil pelumas dan adapter-nya telah tersedia pada mesin. lsi botol
untuk contoh pelumas sampai kira-kira 75% dari botol. Berhati-hatilah pada
saat mengambil pelumas untuk mencegah luka bakar akibat pelumas yang
masih panas. lsi label botolnya dengan lengkap dan benar.

67
Label harus meliputi informasi di bawah ini :
 Nama Customer
 Model mesin
 Serial number
 ldentifikasi tempat penggunaan
 Merk dan type pelumas
 Apakah pelumas diganti
 Usia pakai pelumas

lsi label dengan tepat. Tidak dibenarkan untuk menulis informasi pada botol
karena lab tidak menggunakannya. Label yang benar seharusnya bersama
dengan sample pelumas yang tepat.

Sampel yang baik, adalah sample yang tidak dicemari oleh faktor luar, hal
ini sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan sangat
menentukan kesuksesan dari programSOSadalah singkatan dari Schedule
Oil Sampling, waktu pengujian sampel adalah 48 jam.

Program SOS adalah analisa peralatan bukan memanjangkan umur pelumas.


Program Caterpillar dirancang untuk memaksimalkan umur peralatan
sedangkan kebanyakan program analisa pelumas kompetitor lebih
memusatkan pada sebuah makna untuk memanjangkan interval penggantian
pelumas. Jika pemahaman ini berkembang pada analisa yang kualitasnya
tidak terjamin, praktek ini dapat menjadi gangguan yang serius.

Program SOS adalah bagian dari program pemantauan kondisi (Condition


monitoring) mesin secara keseluruhan. lni perlu untuk digunakan bersama
dengan indikator kondisi yang lain. Sebagian dari aktivitas Condition
Monitoring ini sudah diuraikan di atas. Mereka akan berperan dalam
memaksimalkan umur peralatan dengan pembuatan keputusan perbaikan
yang benar pada waktu yang tepat, yang didasarkan pada indikasi -
indikasi yang ada.

68
Keterbatasan Oil Sampling
 Tidak dapat meramalkan keretakan komponen.
 Kurang akurat ketika filter sentrifugal dipergunakan karena partikel kecil
tidak bersirkulasi kesistem.
SOS dapat diambil dari pelumas yang berada pada sistem seperti : Mesin,
Transmissi, Sistem Hidraulic, , Roda Depan, Rear axle housing.

Program SOS meliputi teknik analisa yang terdiri dari :


 Analisa Keausan Logam

lni merupakan analisa pelumas untuk mengidentifikasi persentase dari


partikel kecil yang umumnya dihasilkan dari suatu sistem. Partikel ini cukup
kecil sehingga menerobos melalui sebuah filterbiasa.

 Analisa Kondisi Pelumas


Analisa ini diharapkan untuk mengukur tingkat penurunan kualitas pelumas
karena pemakaian

 Analisa Fisik
Terdiri dari pemeriksaan secara fisik unsur-unsur yang mana merusak
kualitas pelumas.akibat hambatan aliran pelumas yang normal.

Contoh pelumas mesin sudah diambil, kemudian diteliti akan menghasilkan


sebuah laporan. Laporan tadi dikirim kepada seorang kontak operator,fasimile
atau telepon kepada pihak telah melakukan pengujian.

69
Alat yang digunakan untuk mengambil contoh pelumas disebut pompa vakum

Gambar 51.Pompa vakum untuk pengambilan contoh pelumas

Ada dua cara pengambilan sebuah sample (contoh) untuk analisa SOS yang
baik, yaitu :
 Tanpa alat (sample valve / live sample point)
 Pompa vakum (vacuum pump)

Gambar 52.Pengambilan sampel oli.

Selanjutnya dengan mengggunakan perawatan system pelumasan yang bagus


agar komponen-komponen system pelumasann tidak cepat mengalami
kerusakan, maka perawatan system pelumasan dapat dilakukan dengan cara

a. Pemeriksaan kualitas oli


Pemeriksaan diakukan dengan memeriksa oli dari berubah warna atau sudah
encer sekali.

70
b. Pemeriksaan Ketinggian Oli
Pemeriksaan ketinggiaan oli engine dilakukan dengan memanaskan engne
terlebih dahulu hingg mencapai suhu normal. Setelah mencapai suhu normal
periksalah ketinggian oli dengan terlihat dipstick. Ketinggian oli harus berada
antara L dan F pada tangki pengukur oli. Bila terlalu rendah periksa dan
perhatikan kemungkinan terjadi kebocoran atau tidak.

c. Pemeriksaan Tekanan Oli


Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan oli pressure gauge
dihubungkan dengan switcih tekanan oli.Hidupkan engine dan panaskan
sampai temeratur kerja normal. Pada putaran idle tekanan oli disesuaikan
dengan spesifikasi.

d. Pemeriksaan Saringan Oli


Periksa saringan oli dari terjadinya penyumbatan.

e. Pemeriksaan Pompa Oli


Pompa minyak pelumas yang rusak dapat dikarenakan oleh adanya endapan
kotoran yang mengumpul paada bagian bawah oli dari penampung minyak.

D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pelumasan dan
pemberian vet (grease fitting) serta cara kerjanya pada unit alat berat.
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada

71
F. Latihan/ Kasus /Tugas/Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan system pelumasan!
2. Jelaskan prinsip kerja system pelumasan!
3. Sebutkan komponen utama system pelumasan dan jelaskan fungsinya!
4. Jelaskan jenis pelumasan yang secara umum digunakan pada unit alat berat
dengan mesin diesel!
5. Jelaskan bagaimana prosedur perawatan pada system pelumasan!

G. Rangkuman
Pelumasan memudahkan komponen-komponen mesin bergerak serta
menghindarkan terjadinya gesekan yang berlebihan.Sistem pelumasan bekerja
ketika mesin beroperasi pompa oli turut berputar bersama poros bubungan yang
dihubungkan dengan ujung poros pompa. Bekerjanya pompa oli menyebabkan
oli pelumas yang berada di panci oli atau karter tersedot ke atas dengan melalui
saringan kasar terlebih dahulu. Setelah melewati pompa, minyak pelumas (oli)
mengalami penyaringan kedua pada saringan oli (oil filter) yang lebih halus.
Setelah disaring oli dialirkan ke indicator minyak pelumas, kemudian mengalir ke
komponen-komponen yang membutuhkan pelumasan. Pemeliharaan dan
pemeriksaan pelumasan perlu dilakukan pada semua sistem

Dari berbagai kebutuhan penggunaan pelumas tersebut pelumas berfungsi


untuk:

1. Melumasi , mendinginkan, menyekat dan membersihkan komponen


2. Melindungi timbulnya karat dan kerusakan
3. Menyerap tegangan, saat bekerja pada komponen mesin akan timbul getaran-
getaran yang kecil dengan adanya lapisan film terbentuk getaran akan diserap
oleh pelumas. Berakibat suara pada mesin menjadi halus.

Komponen sistem pelumasan antara laian : tangki oli (oil pan), oil strainer,
pompa oli, oil pressure switch, oil filter, oil cooler dan dipstick.

Grease/gemuk adalah bahan pelumas setengah padat yang digunakan pada


komponen-komponen mesin yang tidak dapat menggunakan pelumas. Grease

72
melumasi dengan cara yang sama, bahan dasar tersebut akan melepaskan
pelumas dibawah tekanan bearing atau permukaan komponen yang dilumasi.
Grease berfungsi antara lain : uuntuk teteap terus menempel dan melumasi dua
bagian part mesin, merupakan pelumas yang lebih mudah di gunakan daripada oli.

Dalam melaksanakan perawatan pada system pelumasan , maka lakukanlah


beberapa pekerjaan dibawah ini :

Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval yang ditentukan dalam
tabel. Untuk pembacaan yang akurat pada dipstick mesin, mematikan mesin dan
menunggu sekitar 10 menit. Tujuannya untuk memastikan oli di bagian atas
mesin mengalir kembali ke dalam bak mesin. Ikuti rekomendasi produsen mesin
untuk klasifikasi API oli dan viskositas oli. Jaga level oli sedekat mungkin dengan
"full" tanda pada dipstick dengan menambahkan oli dengan kualitas & merk yang
sama. Jangan mencampur dengan merk oli lain

H.Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang ada di
bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan belajar 1
dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 10) x 100 %


Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 – 100 %
Baik = 80 – 89 %
Cukup = 70 – 79 %
Kurang = 0 – 69 %

Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke


Kegiatan Belajar 4. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 % harus
mengulangi Kegiatan Belajar 1 terutama pada bagian yang belum

73
Kegiatan Pembelajaran 4 : Memperbaiki Sistem
Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)
Alat Berat

A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta diklat
mampu:Memperbaiki Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)
Alat Berat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator Pencapaian Kompetensi yang menjadi tolok ukur kegiatan
pembelajaran ini adalah:
1. Merencanakan perbaikan komponen sistem pelumasan.
2. Menganalisa kerusakan pada komponen sistem pelumasan

C. Uraian Materi

Memperbaiki Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)


Alat Berat.

1. Merencanakan Perbaikan Komponen Sistem Pelumasan.


Guna mendapatkan komponen system pelumasan untuk dapat berumur panjang
dan dapat digunakan dengan maksimal perlu kiranya dilaksanakan perbaikan.
Perbaikan komponen sistem pelumasan yang dalam hal ini dilakukan
penggantian komponen untuk mendapatkan unit alat berat bisa bekerja dengan
maksimal. Kurangnya perencanaan dapat berakibat yang fatal pada mesin
dimana unit alat berat akan cepat rusak sehingga masa pakai unit tidak bisa
digunakan dalam waktu lama dan biaya perbaikan akan menjadi lebih tinggi.
Pemilihan jenis pelumas, zat tambah (aditif) yang tepat dan perawatan yang

74
baik akan membuat mesin unit berumur panjang (long live) dan biaya
perbaikan akan semakin kecil.

Dalam waktu pemakaian yang lama, mutu pelumas akan berkurang, hal tersebut
disebabkan karena :

1. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang terkandung dalam
minyak pelumas yng mengakibatkan timbulnya lumpur / endapan

2. Kelemahan bahan tambahan


Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi
hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.
Kelemahan bahan tambah disebabkan reaksi oksidasi dengan oksigen,
berkurangnya bahan tambah karena panas sehingga menguap, dan kotoran saat
proses penggantian pelumas.

3. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan pelumas akan
menimbulkan gumpalan karbon yang dapat menurunkan kemampuan
pelumasan.Setelah pelumas baru dimasukan ke dalam sebuah mesin, pelumas
tersebut sedikit demi sedikit kehilangan keefektifannya sebagai bahan pelumas.
Hal ini disebabkan karena pengumpulan bermacam-macam bahan dan
keefektifan bahan-bahan tambahan yang semakin berkurang.
Dalam merencanakan perbaikan komponen sistem pelumasan dapat dilakukan
sebagai berikut :

a. Bak Penampung Oli


Komponen ini terletak pada bagian bawah tepatnya menempel pada blok
silinder bagian bawah. Untuk melaksanakan perbaikan bak penampung oli
dengan cara :
 Setelah bak penampung dibuka bersihkan bak penampung oli
 Ganti gasket dan beri sealent
 Periksa baut pembuangan

75
b. Oil Strainer
Terletak pada bagian bawah oli yang terhubung dengan pompa olli. Untuk
memperbaikinya dengan cara :
 Membersihkan oik strainer dari motoran yang menempel.
 Periksa penyaring dari kondisi pipa oil strainer
 Ukur bagian komponen pada diameter dalam pipa, diameter luar pipa,
celah kawat dan diameter oil strainer.
c. Pompa Oli
Bila gasket atau o-ring rusak maka udara akan memasuki pada sistem
pelumasanmenyebabkan oli menjadi rendah. Akibatnya komponen mengalami
keausan. Keausan akan berakibat timbulnya kelonggaran pada bagian-bagian
tertentu, sehingga pompa tidak dapat bekerja secara maksimal
d. Saringan Oli
Pemeriksaan saringan oli secara visual dengan melihat pada bagian elemen
dalam filter.

Melalui pengoperasian mesin yang biasa, pelumas tersebut mengumpulkan


kotoran yang semakin banyak dan setelah berkilo-kilo meter atau bejam-jam
dalam pengoperasian,pelumas tersebut akan berkurang keefektifannya hingga
tidak lagi dapat digunakan. Untuk pemakaian selanjutnya pelumas tersebut
diganti dengan pelumas baru, komponen mesin tidak semakin aus. Untuk
memudahkan pemahanan mengenai penggantian pelumas pada materi ini
dibahas sekilas untuk detainya penggantian pelumas harus diuji dulu. Prosedur
pemeriksaan pelumas telah dipelajari dan pahami cara pengujian sebelum
melakukan penggantian pelumas. Secara visual saat sampel pelumas diambil,
kita lihat bila pada pelumas terdapat banyak kotoran sebaiknya pelumas diganti.

Penggantian pelumas berpedoman pada jam pemakaian dan jarak tempuh unit
yang digunakan. Penggantian pelumas pada unit alat berat meliputi, penggunaan
pelumas pada komponen, antara lain :

76
a. Pelumas mesin
Untuk kendaraan / unit yang bekerja diam (stasioner) seperti excavator memakai
pedoman jam pemakain dalam penggantian pelumas mesin, untuk kendaraan
angkut memakai pedomaan Km dalam penggantiannya.
Motor bensin: 5.000 – 10.000 km ( tergantung oli motor yang digunakan )
Motor Diesel: 3.000 – 6.000 km ( tergantung oli motor yang digunakan )
Excavator : 250 jam Sebaiknya lihat buku manual untuk penggantian.

b. Pelumas tansmisi
Proses penggantian pelumas ini lebih lama dibanding pelumas (oli) mesin karena
kerja dari pelumas ini hanya untuk menahan beban kerja dan gesekan dari
transmisi. Khusus transmisi otomatis proses penggantian sebaiknya
menggunakan alat yang khusus, pada transmisi otomatis terdapat banyak
saluran yang dilalui oleh pelumas ATF. Bila pada saluran yang dilalui pelumas
terdapat udara dapat menyebabkan transmisi tidak berfungsi (bekerja), untuk
penggantian pelumas pada transmisi otomatis gunakan prosedur yang sesuai
pada unit yang digunakan.

c. Pelumas hidrolis
Penggantian pelumas hidrolis lihat petunjuk buku manual pada unit yang
digunakan, penggantian yang salah dapat menyebabkan sistem tidak dapat
bekerja dengan baik.

d. Pelumas Grease
Menjaga tingkat kebersihan yang sangat baik selama grease digunakan adalah
sangat penting. Kotoran tidak boleh memasuki bearing melalui fitting grease atau
peralatan pelumasan otomatis (dispersing equiptment) yang kotor. Periksalah
grease dalam penampung untuk memastikan apakah tidak terkontaminasi
kotoran, debu atau jenis kotoran lainnya (dengan menggunakan sebuah aplikator
untuk dua jenis grease). Bersihkan sebelum digunakan kembali untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penggunaan yang merugikan.

77
e.Minyak rem
Penggantian minyak rem lihat petunjuk buku manual pada unit yang digunakan,
penggantian yang salah dapat menyebabkan sistem tidak dapat bekerja dengan
baik.
Pencegah Penanganan minyak rem adalah sebagai berikut :
1) Jangan mencampur minyak rem
2) Mencampur minyak rem dengan spesifikasi berbeda akan menyebabkan
penurunan titik didih minyak rem. Reaksikimia suatu saatakan terjadi,
menyebabkan komposisi berubah
3) Jangan tercemar air
4) Bila minyak rem tercampur dengan air akan berakibat menurunnya
kemampuan mendidih
5) Jangan tercemar dengan oli
6) Mineral oli dan pembersih oli mempengaruhi komponen karet lain pada
sistem yang berkerja, seperti pada seal dust (karet penahan debu).
7) Penyimpanan minyak rem
Simpan minyak rem pada tempat yang sesuai untuk mencegah minyak rem
dari penyerapan air, simpan minyak pada tempat tertutup rapat dan hindari
dari debu dan kotoran.Pada sistem untuk penggunaan minyak rem dan
kopling hidrolis, cara memperbaiki gejala vapour lock biasanya dilakukang
dengan pembuangan udara atau yang biasa disebut dengan bleeding dan
gejala vapour lock sering terjadi sebaiknya minyak diganti baru.

2. Menganalisis Kerusakan Pada komponen Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan memegang peranan penting dalam proses kerja engine,


apabila terjadi kerusakan pada system pelumasan maka kerja engine akan
terganggu. Dalam proses kerjanya komponen-komponen dalam system
pelumasan dapat mengalami gangguan-gangguan atau masalah setelah
digunakan dalam waktu yng lama. Gangguan-gangguan yang bisanya terjadi
pada system pelumasan diantaranya :

78
a. Tekanan Oli Rendah
Pelumas oli masuk kedalam komponen-komponen engine dengan mendapatkan
tekanan oleh seebuah pompa oli. Teekanan pada oli menyebabkan oli dapat
;masuk ke dalam saringan oli, lalu masuk ke saluran utama kemudian menuju ke
kepala silinder, jurnal poros hubungan, mekanisme katub kemudian minyak
pelumas kekomponen-komponen engine yang emerlukan pelumasan. Tekanan
oli hang rendah menyebabkan aliran minyak pelumas tidak seluruhnya dapat
m;elumasi komponen-komponen engine yang bergerak, akibatnya komponen-
komponen tersebut akan mengalami kerusakan. Diagnosa Tekanan oli rendah
seperti pada table.

Bagian yang
No Diagnosa Cara Mengatasi
diperiksa
1 Oli engine Oli engine kurang baik Tambahkan oli engine
Kualitas oli engine buruk Gantimoli engine
2 Saringan Oli Saringan oli tersumbat Bersihkan atau ganti
saringan oli
3 Katup Relief valve Katup relief valve rusak Ganti katup relief valve
4 Pompa oli Pompa oli rusak Perbaiki atau ganti pompa
jika rusak
5 Baut pembuangan Baut pembuangan atau Tambahkan sealer
pada oli baut ulurnya habis kemudian kencangkan
baut
6 Roda gigi atau Roda gigi atau rumah Ganti roda gigi atau
rumah pompa pompa aus rumah pompa
Tabel 10.Diagnosa Tekanan Oli rendah

b. Oli Berubah Encer


Pada umumnya minyak pelumas setelah mengalami beberapa kali pemakaian
maka akan berubah menjadi encer. Tetapi apabila oli encer dan batang pengukur
oli berada diatas tanda F maka system pelumasan terdapat beberapa
kemungkinan masalah. Penyebab hal ini antara lain:

79
No Masalah Penyebab gangguan Cara mengatasi
1 Tercampurnya Paking kepala silinder Ganti paking akepala
air dengan oli rusak silinder
Ganti dinding dan kepala
silinder
2 Terdapat bahan Keausan pada dinding Ganti dengan yang baru
bakar

Tabel 11.Diagnosa Oli Buerubah Encer

c. Pemakaian Oli Boros

Kurangnya oli pada suatu engine dapat disebabkan oleh beberapa kebocoran
bagian-bagian engine yang kurang rapat saat pemasangan. Kemungkinan
terjadinya kebocoran dapat diperiksa pada abaeberapa komponen-komponen
pelumasan diantaranya:
1) Oli keluar dari kepala dan tutup silinder
Keluarnya oli daari kepala dan tutup silinder dapat disebabkan oleh kurang
kencangnya baut pengikat kepala dan tutup silinder. Keadaan paking kurang
yang sudah rusak juga dapat memungkinkan terjadinya kebocoran oli pada
kepala dan tutup silinder. Kebocoran oli ini dapat diatasi deengan cara
m;engencangkan baut pengikat dan mengganti paking bial telah m;engalami
kerusakan.
2) Kebocoran pada saringan oli
Pemasangan saringan oli harus dilakukan denegan tepat dan kencang. Hal
ini dikarenakan pemasangan yang kurang kencang dan tidak tepat dapat
menyebabkan terjadinya kebocoran pada saringan oli. Kencangkan saringan
oli dan gantilah seal oli yang rusak apaabila terjadi kebocoran pada
saringan oli.
3) Kebocoran baut pembuangan oli
Kebocoran pada baut pembuangan dapat disebabkan oleh kurang
kencangnya saat pemasangan seeelah melakukan pembuangan oli.
Kencangkan baut sesuai spesifikasi agar tidak terjadi kevbocoran pada
bautang oli.

80
4) Kebocoran oli ke ruang bakar
Komponen-komponen engine seperti dinding silinder, piston dan ring piston
suatu saat akan mengalami keausan akibat adanya gesekan. Keausan
menimbulkan kerak pada torak dan kepala silinder. Langkah yang diambil
dalam mengatasi hal ini adalah dengan mengganti diding silinder, piston dan
ring piston.

No Masalah Penyebab Gangguan Cara mengatasi


1 Oli keluar dari Kurang kuat baut Mengencangkan baut
kepala silinder pembuangan saat dengan pengikat
pengencangan Ganti paking denga
Keadaan paking rusak yang baru
2 Kebocoran pada Kurang kencang atau ulir Mengencangkan
saringan oli bautnya habis saringan oli
Keadaan oli seal rusak Mengganti oli seal
Saringan oli rusak dengan yang baru
Ganti saringan oli
dengan yang baru
3 Kebocoran pada Kurang kencang baut Kencangkan baut
baut pembuangan pembungannya pembuangan oli
4 Kebocoran oli ke Keausan pada dinding Ganti dinding silinder,
ruang bakar silinder, piston, ring pisto, dan cincin piston
piston

Tabel 12.Diagnosa Pemakaian oli Boros

d. Tekanan Oli Terlalu Tinggi

Tekanan oli terlalu tinggi dapat disebabkan oeh kerusakan pada saluran katup
relief . Hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan teradinya penyumbatan pada
saringan oli.Cara mengatasi masalah tekanan oli terlalu tinggi ini adalah dengan
mengganti katup relief.

81
Menganalisa kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
a. Kerusakan pada ring piston
Berakibat proses pembakaran berupa gas turun keruang mesin.

b. Kerusakaan pada dinding silinder tergores dalam.


Proses perbaikan dilakukan dengan melakukan penggantian pada ring piston
dan bantalan pada pena piston.

c. Pompa oli
Kerusakan disebabkan karena bagian roda gigipompa mengalami keausan
ataupun pada bagian dinding dudukan pompa.Keausan pada roda gigi
mekanik pengisap dan penekan pelumas berupa 2 buah roda gigi yang saling
berkaitan di dalam yang dibatasi oleh pemisah.Roda gigi dalam (penggerak)
digerakkan oleh poros engkol.Kerusakan ini pada pompa oli jenis roda gigi
dalam. Untuk datacelah antara roda gigi luar dan bodibertoleransi 0,20
mm.Celah antara kedua ujung roda gigi dan pemisah Toleransi 0,35
mm.Celah antara kedua ujung roda gigi terhadap pompa ( memakai mistar
baja ) bertoleransi 0,10 mm. Hasil ukur pemeriksaan pada pompa bila
melampai
batas sebaiknya pompa diganti

d. Filter oli
Kerusakan filter disebabkan karena tersumbatnya filter oleh kotoran. Kotoran
berasal dari serbuk-serbuk kecil pada bantalan poros engkol, gesekan ring
piston dengan dinding silinder. Kerusakan filter sebaiknya diganti baru,
penggantian filter oli pada jarak 10.000 km atau 1500 jam.

3 Memperbaiki Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fitting) Alat Berat


1. Perbaikan Minyak Pelumas
Pekerjaan memperbaiki pelumasan sangat penting dilakukan untuk menentukan
tindakan yang diperlukan untuk menganti pelumas pada sistempelumasan.
Penggantian pelumas dilakukan sesuai dengan prosedur pada maual book pada
preventive maintenance.Perubahan warna pelumas juga dapat digunakan untuk
mendiagnosa dan menganalisa kerusakan pada unit. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan melihat jumlah oli (pelumas) pada mesin, hidrolis silinder, transmisi
otomatis, rem hidrolis, dan bantalan.

82
Kerusakan pelumas mesin dapat dilihat dari warna antara lain :

a. Warna hitam encer berarti pelumas tercampur dengan solar


Kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
1). Injektor bahan bakar disemprotakan berjumlah banyak dan tekanan
injektor terlalu rendah
2). Pompa bahan bakar rusak pada bagian penyekat (seal)
Proses perbaikan dilakukan dengan melakukan penyetelan pada injektor
dan pompa injeksi.
b. Warna hitam kekuningan berarti pelumas bercampur serbuk bantalan.
Menganalisa kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
1) Kerusakan pada bantalan utama poros engkol
2) Kerusakan pada bantalan utama batang piston
3) Kerusakan pada bantalan poros roda gigi timing
4) Kerusakan pada bantalan poros kam
Proses perbaikan dilakukan dengan melakukan penurunan mesin atau
melakukan pekerjaan overhoul. Pengukuran pada bagiian poros engkol, poros
kam, batang piston. Hasil pengukuran terdapat kerusakan perlu penggantian
pada bantalan. Baik bantalan pada poros engkol, poros kam, batang piston dan
bantalan pada pena piston.

c. Warna putih susu berarti pelumas bercampur dengan air,


Menganalisa kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
1) Kerusakan pada paking kepala silinder karena korosi
2) Kerusakan pada kepala silinder karena korosi
3) Keretakan yang sangat kecil pada kepala silnder yang terhubung dengan
saluran pelumas
4) Keretakan pada blok silinder yang terhubung dengan sistem pelumasan

83
Gambar 53.Warna Oli kecampur air

Proses perbaikan dilakukan dengan melakukan penurunan mesin atau


melakukan pekerjaan overhoul, selanjutnya mengganti kepala silinder atau
blik silinder. Pekerjaan overhoul juga melakukan penggantian paking pada
semua bagian.

d. Warna coklat berarti pelumas bercampur dengan karbon


3. Melaksanakan greassing pada bagian alat berat
Melaksanakan greassingpada bagian alat berat dilakukan secara berskala
dengan melihat prosedur pada unit.Sebelum pekerjaan geassing dilakukan
sebaiknya pekerjaan pemeriksaan terlebih dahulu dilakukan pada sistem.Unit
harus dibersihkan atau dicuci agar kotoran tidak ikut terbawa saat
gressing.Melaksanakan greassing sangat penting agar sistem bekerja secara
baik dan efisien. Dalam pekerjaan pemeriksaan diikuti pula pekerjaan lain seperti
perbaikan, perawatan, mendiagnosa dan menganalisa kerusakan pada sistem.
Semua pekerjaan ini saling berkaitan antara pekerjaan perbaikan sampai
menganalisa kerusakan.Untuk melakukan pekerjaan greassing pasti suatu
sistem terlebih dahulu ada kerusakan, kerusakan tersebut harus diperiksa dan di
analisa pada bagian mana terjadi kerusakan atau gangguan pada sistem
pelumasan.Setelah semua pekerjaan selesai dilakukan pekerjaan yang
terpenting adalah perawatan pada semua sistem yang ada pada unit alat berat.

2. Pemberian Vet (Grease Fitting)

Pada materi ini akan dibahas greassing pada bagian alat berat dan unit
pengangkut pada truck, meliputi pekerjaan pada bagian :

84
a. Idler assembly
Pelumasan ini menggunakan oli SAE 30 sebesar 70 – 80 cc sebagai contoh unit
komatsu PC 220

Gambar 54.Pelumasan idler assembly

b. Recoil spring
Pelumasan ini menggunakan gease G2-L1 secukupnya hanya pada bagian
silinder sebagai contoh unit komatsu PC 220.

Gambar 55.Recoil spring

c. Removal And Installation Of Sprocket


Pada bagian Sliding portion of wear ring pelumasan ini menggunakanGrease
(G2-L1) sebagai contoh unit komatsu PC 220

85
Gambar 56.Pemberian grase pada sprocket

d. Komponen Center Swivel Joint


Pada bagian Contact surface of rotor, shaft pelumasan ini menggunakanGrease
(G2-L1)

Gambar 57.Pelumasan pada Center Swivel Joint

Lebih jelas lihat tabel pelumasan dibawah ini. Tabel pelumasan ini sifatnya
umum untuk unit yang lain lihat spesifikasi pada buku manual.

86
Tabel 13.Jumlah pelumasan pada sistem

Gambar 58.Pelumasan pada unit excavator

87
e. Single differensial
Pada bagian pelumasan single differensial ini menggunakanpelumasan SAE 90,
penggunaan pada truk besar.

Gambar 59.Pelumasan differensial

f. Single differensial Dengan tranfer gear box


Pada bagian pelumasan single differensial ini menggunakanpelumasan SAE 90,
penggunaan pada truk besar.

g. Hub Reduction
Pada bagian pelumasan hub reduction ini menggunakanpelumasan SAE 90
Penggunaan pada truk besar.

88
Gambar 60.Pelumasan Hub Reduction

3. Komponen Mendapat Pelumasan

Setelah oli mengalir ke saluran utama (main oil hole) yang terletak diblok silinder
oli akan dibagi menuju ke bagian-bagian pelumasan diantaranya yaitu :

a. Bantalan jurnal poros engkol (Crank jurnal hole)


Pada masing-masing jurnal poros engkolterdapat saluran oli, 1 saluran oli pada
jurnal utama akan terhubung dengan 1 saluran oli pada pena batang piston.
Seperti gambar dibawah ini, pada bantalan jurnal utama dan jurnal pena batang
piston oli ditekan masuk celah-celah bantalan sehingga terlumasi.

Gambar 61.Saluran pelumasan pada poros engkol

89
Pada jurnal utama terdapat alur di sekitar bagian dalam pada bantalan, yang
berfungsi untuk menyuplai pelumas dan menyimpan oli pada bantalan batang
piston (connecting rod bearing). Bantalan pada batang piston tidak terdapat alur
pelumas.

b. Pelumasan torak dan dinding silinder


Oli dari jurnal utama ditekan melalui lubang-lubang poros engkol, melumasi
bantalan batang torak, dan sebagian keluar dicipratkan kedinding silinder. Untuk
memperbaiki pelumasan pada dinding silinder, pangkal batang torak diberi
lubang oli yang mengarah pada dinding silinder yang mengarah pada daerah
sisa kerja (gaya samping). Lihat gambar dibawah ini.

Gambar 62.Pelumasan pada piston

Pelumasdisemburkan (diseprotkan) menuju bagian bawah dinding silinder saat


tekanan pompa oli besar atau saat putaran mesin dinaikan.

c. Pelumasan mekanisme katup


Pelumas padasaluran utama di salurkan keatas menuju kepala silinder (cylinder
head) dan masuk pada dudukan poros kam. Disini oli akan menuju ke poros
tuas katup, kemudian dibagikan ketempat – tempat yang harus dilumasi seperti
gambar dibawah ini jenis OHV (over head valve) dengan penggerak roda gigi
timing.

90
Gambar 63.Pelumasan pada bantalan poros kam

Gambar 64.Pelumasan mekanisme katup

Pada jenis penggerak katup yang menggunakan batang penekan (push rod),
pelumas dari saluran utama (main gallery) akan menuju ke bantalan poros kam.
Bantalan poros kam akan terlumasi dan sebagian disalurkan ke mangkok
penekan (lifter) selanjutnya menuju ke batang penekan (push rod) dan oli naik ke
tuas penekan katup (rock arm), berakhir disini oli akan kembali ke kalter.

91
Gambar 65.Pelumasan pada dudukan batang penumbuk (lifter)

d. Pelumasan pada gigi (gear) atau rantai timing


Alur di bantalan dari poros kam (camshaft) bearing depan sampai belakang
dan juga oli disalurkan ke roda gigi timing beserta roda gigi yang lain, seperti
pada gambar dibawah ini.

Gambar 66.Pelumasan gear timing

Untuk jenis penggerak rantai pelumas dipercikan melalui tensioner (penegang


rantai), pada tensioner saluran pelumas berasal dari saluran utama dan sisa
kerja dari penegangan rantai diberikan ke gear proros engkol serta disalurkan ke
rantai timing. Lihat gambar dibawah ini.

92
Gambar 67.Pelumasan pada rantai timing

e. Pelumasan untuk turbochearger


Saluran pelumas untuk turbocharger dihubungkan dengan saluran setelah
filter, diberikan pelumas yang dingin, dan bersih. Turbocharger menerima
pelumas sebelum pelumas komponen-komponen mesin lainya. Pelumas
mendinginkan dan melumasi bantalan (bearing-beraing) pada turbocharger.
Dari turbocharger, pelumas akan mengalir kembali menuju kalter (oil pan).

Gambar 68.Peluasan pada turbo

Saat mematikan mesin pada konsisi panas atau rpm tinggi harus dihindarkan
pada sistem turbo charger. Aliran pelumas yang tidak cukup pada kondisi
tersebut akan membuat kerusakan turbocharger yang lebih cepat.

93
Turbocharger memerlukan pelumas untuk mendinginkan dan melumasi
bantalan-bantalannya.

f. Pendinginan torak ( motor dengan turbo-charjer)


Pelumas yang bersih dan dingin dari filter diteruskan menuju saluran utama
(main gallery) pada blok mesin. Pada bagian ini dibawah piston terdapat injektor
oli yang akan menyemprotkan pelumas ke bagian bawah piston untuk
mendinginkan. Pada bagian ini terdapat katup tekan sebelum disemprotkan dan
bekerja pada tekanan 2 bar.

Saat kondisi dingin dan temperatur kerja belum tercapai injektor (nosel) oli tidak
akan menyemprotkan oli pada piston. Hal ini digunakan agar pada bagian piston
cepat panas yang berakibat temperatur kerja motor cepat tercapai. Proses
pendinginan yang berlebihan pada bagian piston akan berdampak pemborosan
pada pemakaian bahan bakar, karena waktu kerja mesin akan lama.

Saat kondisi kerja tercapat injektor oli belum menyemprotkan pelumas kepada
piston, hal ini disebakan adanya katup tekan yang membuka pada tekanan
pyang cukup besar 2 bar. Untuk mencapai tekanan yang 2 bar pompa oli harus
diputar lebih cepat atau putaran mesin dinaikkan.

Gambar 69.Pelumasan pada piston

94
Rpm mesin dinaikkan akan akan menghasilkan tekanan yang meningkat,
sehingga mendorong katup terbuka. Saat katup terbuka oli akan menyemprotkan
pelumas ke piston. Tersemprotnya piston membuat menjadi dingin dan berakibat
pemakaian piston yang lebih panjang disamping juga membantu proses
pelumasi pada dinding silinder. Perlu di ingat bahwa proses pelumas untuk
pendingin torak diambil dari saluran utama disemprotkan ke bagian bawah torak,
bila tekanan pelumas melebihi 200 Kpa ( 2 bar ), yaitu tekanan pembukuan katup
pada nosel akan menyemprot oli. Katup ini mencegah kerendahan tekanan
pelumas pada putaran yang rendah (misal idle / stasioner)

g. Pelumasan pompa injeksi dan pompa kompresor.


Saluran pelumas pada pompa injeksi dimbilkan melalui saluran utama (main
gallery) yang sudah melalui pendingin oli (oil cooler). Dengan kekentalan masih
terjaga gesekan pada bagian pompa injeksi semakin kecil.Seliain itu juga pada
sistem bahan bakar yang menggunakan pompa torak dan pompa injeksi
sebaris (pump & line), pengatur banyaknya bahan bakaryang disemprotkan ke
ruang bakar (governor) dan pengajuan saat penyemprotan hydraulic timing
advance).

Gambar 70.Pelumasan pada pompa bahan bakar

Kompresor udara adalah alat untuk menghasilkan udara yang akan digunakan
pada sistem rem angin. Dalam proses kerjanya kopresor udara juga
membutuhkan pelumas mesin. Pelumas kopresor udara diambilkan melalui
saluran utama dari pelumas dari mesin, untuk saluran pengembali dari

95
kompresor ada saluran penghubung yang terpasang dibok silinder atau pada
kover dari mekanisme roda gigi timing.

Gambar 71.Pelumasan pada kompresor udara

Data-data penting pelumasan tekan


Isi panci pelumas Truk/Bus 20 - 30 liter
Unit angkut 40 - 50 liter

Hasil pemompaan pompa pelumas rpm idle 2 – 5 liter / menit


rpm tinggi 20 – 50 liter / menit
Tekanan oli maksimum (katup pelepas terbuka) 300–500Kpa(3-5 bar)
Tekanan pelumas minimum ( untuk beban penuh ) 150 Kpa ( 1,5 bar)
Lampu kontrol mulai menyala  50 Kpa ( 0,5 bar )

Data teknis pelumasan tekan ini diberikan dengan maksud memberikan


informasi pada materi pelumasan (lubrication system) saat sistem bekerja akan
menghasilkan tekanan yang besar.

D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendinginan
serta cara kerjanya pada unit alat berat.

96
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada

E. Latihan/ Kasus /Tugas


a. Latihan kasus Sistem Pelumasan
1. Identifikasikan sistem pelumasan pada mesin yang menggunakan sistem
campur, CCI dan autolube serta yang menggunakan sistem pelumasan paksa
(tekan) pada mesin, rem, transmisi manual, otomatis dan hidrolis. Sebutkan
pada mesin apa saja sistem pelumasan tersebut ditemui!
2. Gambarkan sirkulasi sistem pelumasan mesin, hidrolis, rem di unit alat berat
dan jelaskan!

b. Tugas 1 : Identifikasi Pelumas Akibat Bercampur Dengan Air, Oli Dan


Serbuk Tembaga, Alumunium Pada Bantalan

LANGKAH KERJA :
1. Tuang pelumas bekas 1 liter pada bak plastik sebagai contoh oli yang akan
digunakan media tercampur.
2. Tuang bahan bakar solar 0,5 liter ke dalam bak plastik yang terdapat oli
bekas
3. Aduklah pelumas dan bahan bakar yang tertuang pada bak plastik
4. Amati perubahan warna, kekentalan, dan bandingkan struktur pelumas saat
sebelum terjadi bercampur dan tercampunya pelumas.
5. Ulangi pekerjaan tersebut dengan berbagai macam tercampurnya pelumas
(oli) dengan unsur yang lain. Unsur yang lain yaitu air, minyak pelumas
hidrolik dan minyak rem, serta oli power steering.

97
Lembar Kegiatan Praktik Sistem Pelumasan
Nama : ....................................................................
Tempat/Tgl/Bl/Thn : ....................................................................
Pembimbing : ....................................................................
Identifikasi Kondisi Pelumas
HASIL
PENGGUNAAN
NO PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PELUMAS
(BAIK / JELEK)
Identitas pelumas mesin
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
1 b. Di campur air
b. Dicampur bahan bakar
Grese / Vet
2 a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
3 Pelumas Hidrolik
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
4 Pelumas Rem
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
5 Pelumas ATF
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar

98
C. Latihan soal Jawablah semua pertanyaan berikut.
1.Minyak pelumas mesinmempunyai kualitas yangditunjukan oleh ...
a. Indeks kekentalan
b. Daya tahan pengguna
c. Daya lumas
d. Harga
e. Indeks keenceran

2. Kapasitas oli mesinyang terdapat pada olifilter sebanyak ... liter


a. 0,3
b. 0,5
c. 0,3
d. 0,7
e. 0,8

3. Batas celah radial antaraouter totor dengan innertotor sebesar ... mm


a. 0,24
b. 0,15
c. 0,34
d. 0,20
e. 0,25

4. Komponen yangberfungsi untukmenghisap oli dari bak olikemudian menekan


danmenyalurkan ke bagian-bagian mesin yengbergerak adalah ...
a. Oli filter
b. Relief valve
c. By pass valve
d. Oil pump
e. Oil pan

5. Pompa yang carakerjanya berdasarkanpembesaran danpengecilan


ruangan yangterbentuk oleh rotoradalah tipe ...
a. Rotor
b. Roda gigi dalm

99
c. Strator
d. Radial
e. Roda gigi luar

6. Pompa model trochoiddilengkapi dengan ...rotor.


a. 4
b. 5
c. 6
d. 2
e. 1

7. Komponen yangberfungsi untuk menjagatekanan oli agar tetapkonstan


tanpaterpengaruh dengankecepatan mesin adalah ...
a. By pass valve
b. Oil pump
c. Relief valve
d. Oil pan
e. Rotor
8. Komponen yangberfungsi untukmemisahkan kotoran darioli adalah ...
a. By pass valve
b. Oli filter
c. Oil pump
d. Oil pan

F. Rangkuman

1. Fungsi pelumas ada 4 yaitu :


a.Mengurangi gesekan pada bagian yang bergerak
b. Pendingin pada bagian yang bergesekan dan panas dari mesin
c. Penyekat pada bagian-bagian yang bergerak
d. Membersihkan dengan jalan dialirkan saat pompa pelumas bekerja
2. Klasifikasi pelumas ada 2yaitu.
a. Sae (kekentalan)
b. API (Penggunaan)

100
3. Jenis Oli berdasarkan pembuatan
a.Dari fosil yang dikenal pelumas mineral
b.Dari bahan tumbuh-tumbuhan dikenal pelumas (oli) sintetis
4. Alasan penggantian oli
a. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang terkandung dalam minyak
pelumas yng mengakibatkan timbulnya lumpur / endapan
b. Kelemahan bahan tambahan
Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi hanya
memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu. Kelemahan bahan
tambah disebabkan reaksi oksidasi dengan oksigen, berkurangnya bahan tambah
karena panas sehingga menguap, dan kotoran saat proses penggantian pelumas.
c. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan pelumas akan
menimbulkan gumpalan karbon yang dapat menurunkan kemampuan
pelumasan.
5. Sistem pelumas terdiri dari komponen sebagai berikut :
a. Kalter (Oil pan atau sump)
b. Filter kasar (strainer filter/ suction bell dan Oil pick-up tube)
c. Pompa oli (Oil pump) dengan Oil pressure valve
d. Pendingin pelumas (Oil cooler) dengan bypass valve
e. Filter halus dan katup by pass
f. Oil gallerie (penyuplai pelumas ke mesin)
g. Sakelar tekanan
h. Saluran pernafasan mesin (PCV)
6. zat-zat aditif yang memperbaiki prestasinya antara lain adalah:
a. zat pengental (viscosity index improver)
b. Zat penyebaran titik ruang (pour point dispersant)
c. zat penghambat oksidasi (Oxidation inhibitor)
d. zat penghambat kerusakan dan karat (corrosion dan rust inhibitor)
e. Zat penghambat timbulnya gelembung (foam inhibitor)
f. Zat deterjen, zat pengendap (dispersant), zat penambah tekanan sangat
tinggi

101
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

RELEKSI (15 MENIT)


MATA DIKLAT : .....................................................................
Waktu : ....................................................................
Nama : ....................................................................
Asal sekolah : ....................................................................

Setelah kegiatan berakhir saudara dapat melakukan refleksi dengan menjawab


pertanyaan berikut ini secara individu

1. Apa yang saudara pahami setelah mempelajari materi ini ?

2. Pengalaman penting apa yang anda peroleh setelah mempelajari


materi ini ?

3. Apa yang saudara pahami setelah mempelajari materi ini ?

4. Apa rencana tindak lanjut setelah mempelajari materi ini ?

102
H. Kunci Jawaban
No Jawaban
1 A
2 E
3 E
4 D
5 B
6 D
7 C
8 B

103
Daftar Pustaka

Modul Overhoul PPPPTK / Vedc Malang

104
Glousery

1. Radiator adalah menampung air pendingin untuk didinginkan oleh kipas.


2. Slang bawah radiator adalah saluran dari plastik / karet untuk mengalirkan
air ke engine
3. Slang atas radiator adalah Untuk mengalirkan air panas dari engine
4. Thermostaat adalah Sebagai pengontrol suhu kerja engine
5. Pompa air/Water pump adalah untuk mensirkulasikan air
6. Tali kipas/Fan belt adalah Untuk menggerakkan kipas pendingin
7. Pompa (Fuel pump) adalah menyuplai bahan bakar dari tangki ke
karburator
8. Baterai adalah sebagai penyimpan arus listrik.
9. Kontak (Switch) adalah untuk memutus dan menghubungkan
10. Valve lifter adalah Sebagai pengangkat katup
11. Water jacket adalah untuk saluran air pendingin di dalam mesin.
12. Cylinder block (Blok Silinder) adalah untuk tempat silinder yang berfungsi
sebagai tempat bergeraknya piston
13. Aditif adalah zat tambah yang diberikan pada pelumas
14. viscosity index improver adalah zat tambah sebagai pengental pada
pelumas
15. pour point dispersant adalah Zat penyebaran titik ruang pada pelumas

16. Oxidation inhibitor adalah zat penghambat oksidasi pada pelumas


17. corrosion dan rust inhibitor adalah zat penghambat kerusakan dan karat
pada pelumas
18. foam inhibitor adalah Zat penghambat timbulnya gelembung pada pelumas
19. Zat deterjen adalah zat tambah sebagai pembersih pada pelumas
20. dispersant adalah Zat pengendap pada pelumas
21. Pressure inhibittor adalah Zat penambah tekanan sangat tinggi pada
pelumas
22. Fan adalah kipas penghisap udara (membentuk) aliran udara
23. Piston (torak)adalah: untuk menerima tekanan pembakaran dan
meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui connecting rod.
24. Anti Frezee Points adalah zat tambah air untuk menghidari pembekuan

105
25. Batang piston (connecting rod) berfungsi untuk meneruskan tenaga/gerak
dari piston ke poros engkol.
26. Small end adalah untuk menempatkan pena piston
27. Big end adalah untuk pemegang pin journal pada poros engkol
28. Conecting rod bearings adalah: sebagai bantalan
29. Oil hole adalah untuk menyalurkan oli pendingin menuju piston
30. Conecting rod cap adalah sebagai penahan connecting rod dengan pin
31. Combustion chamber/ ruang bakar adalah untuk tempat pembakaran
campuran udara dan bahan bakar
32. Valve seat/skep adalah sebagai tempat dudukan kepala katup
33. Oil sealadalah Sebagai perapat oli agar tidak masuk ke ruang bakar
34. Intake valve adalah untuk membuka dan menutup saluran pemasukan
bahan bakar dan udara
35. Crank pin adalah untuk tempat tumpuan big end batang piston
36. Crank journal adalah sebagai titik tumpu pada blok motor
37. Counter balance weight adalah sebagai bobot penyeimbang putaran
38. Pompa oli adalah Menghisap oli dari bak oli dan kemudian menekan dan
menyalurkan ke bagian bagian mesin yang bergerak,
39. Filter oli berfungsi menyari oli mesin dari kotoran, logam logam, carbon,
endapan lumpur dan lain lain
40. Anti hot points adalah penaikanan titik didih air dengan menggunakan zat
tambah

106
ii
Penulis :
Gunawan, M.Si ; 08179611318; gunawan_vedc@yahoo.com

Penelaah:
Drs. Zainul Abidin M. Pd.

Copyright  2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikandan Kebudayaan

iii
iv
KATA SAMBUTAN
Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai
kunci keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi focus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP)
merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan
hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi
guru (UKG) untukkompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015.
Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan
menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG
diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru
Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen
perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran
(blended) tatap muka dengan online.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembngan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit PelaksanaTeknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang
dikembangkantersebutadalahmoduluntuk program Guru Pembelajar (GP) tatap
mukadan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi.
Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat
besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.

Jakarta, 26 Februari 2016


DirekturJenderal
Guru danTenagaKependidikan

Sumarna Suryapranata, Ph.D


NIP. 195908011985031002

i
ii
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN .................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 1
C. Peta Kompetensi ....................................................................................... 2
D. Ruang lingkup ........................................................................................... 2
E. Saran Cara Penggunaan Modul ................................................................ 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. PRINSIP PERANCANGAN


PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK ....................................................... 5
A. Tujuan ....................................................................................................... 5
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 5
C. Uraian materi ............................................................................................. 5
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 9
E. Latihan/Tugas............................................................................................ 9
F. Rangkuman ............................................................................................... 9
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 10

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. PENGEMBANGAN KOMPONEN


PERANCANGAN PEMBELAJARAN ...................................................... 11
A. Tujuan ..................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 11
C. Uraian materi ........................................................................................... 11
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 13
E. Latihan/Tugas.......................................................................................... 13
F. Rangkuman ............................................................................................. 14
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 14

iii
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PENYUSUNAN RANCANGAN
PEMBELAJARAN ................................................................................... 17
A. Tujuan ..................................................................................................... 17
B. Indikator pencapaian Kompetensi ........................................................... 17
C. Uraian materi ........................................................................................... 17
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 18
E. Latihan/Tugas .......................................................................................... 19
F. Rangkuman ............................................................................................. 19
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 19

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI


KELAS, DI LABORATORIUM, DAN DI LAPANGAN .............................. 21
A. Tujuan ..................................................................................................... 21
B. Indikator pencapaian Kompetensi ........................................................... 21
C. Uraian materi ........................................................................................... 21
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 24
E. Latihan/Tugas .......................................................................................... 24
F. Rangkuman ............................................................................................. 25
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 25

Kegiatan Pembelajaran 5. Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar 26


A. Tujuan ..................................................................................................... 26
B. Indikator pencapaian Kompetensi ........................................................... 26
C. Uraian materi ........................................................................................... 26
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 34
E. Latihan/Tugas .......................................................................................... 34
F. Rangkuman ............................................................................................. 35
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 35

KEGIATAN PEMBELAJARAN 6. PENGAMBILAN KEPUTUSAN


TRANSAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN ...................................... 37
A. Tujuan ..................................................................................................... 37
B. Indikator pencapaian Kompetensi ........................................................... 37
C. Uraian materi ........................................................................................... 37
E. Latihan/Tugas .......................................................................................... 42

iv
F. Rangkuman ............................................................................................. 43
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 44

PENUTUP ................................................................................................ 45
A. Kesimpulan ............................................................................................. 45
B. Tindak Lanjut........................................................................................... 45
C. Evaluasi ................................................................................................... 45
D. Kunci Jawaban ........................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rubrik Penilaian Media Pembelajaran Dan Sumber 48


Belajar (Kasus)
Lampiran 2. Rubrik Penilaian Transaksional Dalam Pembelajaran 50
(Kasus)
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 51
Lampiran 4. Instrumen Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 52
(RPP)

vi
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul mata diklat “Pembelajaran Yang Mendidik"ini disusun dengan harapan


dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi individu guru SMK atau
lembaga diklat pada lembaga yang terkait pada program “Diklat Kompetensi
Pedagogik”. Tujuan utama pembelajaran ini adalah mendidik peserta didik agar
tumbuh kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Modul ini disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Modul ini disusun dengan alasan
bahwa pembelajaran yang mendidik merukan suatu upaya untuk menyediakan
seperangkat kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan
aktivitas belajar. b) Rendahnya kualitas pendidikan nampak dalam hal
kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak
maksimal. c) Modul ini sangat berguna bagi peserta diklat dalam mempersiapkan
diri untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik. d) Modul ini ada kaitannya
dengan modul sebelumnya tentang Karakteristik Peserta Didik, Teori Belajar Dan
Prinsip Pembelajaran Yang Menarik dan Pengembangan Kurikulum.

B. Tujuan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

1. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.


2. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
3. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di
dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
5. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.

1
6. Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai
dengan situasi yang berkembang.

C. Peta Kompetensi

POSISI MODUL

KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI

PED0100000-00 Pengembangan Peserta Didik 4 JP

PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang 8 JP


mendidik

PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum 8 JP

PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik 10 JP

PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan 2JP


Komunikasi dalam Pembelajaran

PED0600000-00 Pengembangan potensi peserta didik 4 JP

PED0700000-00 Komunikasi efektif 2 JP

PED0800000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran 5 JP

PED0900000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi 4 JP


pembelajaran

PED0100000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas 8 JP


pembelajaran.

D. Ruang lingkup

1. Prinsip Perancangan pembelajaran yang mendidik

a. Perancangan pembelajaran berdasarkan dokumen kurikulum yang


berlaku

2
b. Identifikasi Silabus berdasarkan mata pelajaran yang diampu

2. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran

a. PengembanganRancangan pembelajaran berdasarkan karakteristik mata


pelajaran
b. Pengembangan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi peserta
didik

3. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di


dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
a. Identifikasi Komponen RPP berdasarkan peraturan yang berlaku
b. Penyusunan RPP berdasarkan komponen yang diidentifikasi
c. Telaah RPP berdasarkan kelengkapan yang dipersyaratkan

4. Pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan


dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan

a. Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di kelas dengan


memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan
b. Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di laboratorium dengan
memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan
c. Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di lapangan dengan
memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan

5. Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar

a. Identifikasi media pembelajaran dan sumber belajar

b. Pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar

c. Penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar

d. Perancangan dan pembuatan media pembelajaran dan sumber belajar

e. Analisis efektivitas dan efisiensi penggunaan media pembelajaran

6. Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran

a. Pengertian, fungsi dan manfaat keputusan transaksional dalam


pembelajaran

b. Pelaksanaan keputusan transaksional dalam pembelajaran

3
c. Pengelolaan komunikasi efektif secara berkelanjutan

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

1. Bacalah Petunjuk penggunaan, latar belakang, deskripsi,,kegiatan


pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas
dalam setiap kegiatan belajar.
3. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-
hal berikut:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
e. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta
ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
g. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. PRINSIP
PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan perancangan pembelajaran berdasarkan dokumen kurikulum


yang berlaku

2. Mengidentifikasi Silabus berdasarkan mata pelajaran yang diampu

C. Uraian materi

1. Prinsip Perancangan Pembelajaran Yang Mendidik

Materi pokok kegiatan pembelajaran 1 tentang Prinsip Perancangan


Pembelajaran Yang Mendidik terdiri dari 2 Sub Materi yaitu materi Perancangan
Pembelajaran Berdasarkan Dokumen Kurikulum Yang Berlaku dan Identifikasi
Silabus Berdasarkan Mata Pelajaran Yang Diampu.

Setelah mempelajari materi pokok ini peserta dapat merancang pembelajaran


berdasarkan dokumen kurikulum yang berlaku dan mengidentifikasi Silabus
berdasarkan mata pelajaran yang diampu.

a. Perancangan Pembelajaran Berdasarkan Dokumen Kurikulum Yang


Berlaku.
1) Hakekat Pembelajaran Yang Mendidik

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh


kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya. Di dalam Undang-Undana Nomor

5
20 Tahun 2003 (UU No.20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan di dalam Pasal 1 ayat 1 bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.” Berdasarkan bunyi pasal 1 ayat 1 UU No.
20/2003 tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan proses
pembelajaran yg diarahkan ke perkembangan peserta didik untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, angsa
dan negara. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya dilakukan
secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh


kembangmenjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya.Pencapaian tujuan pendidikan
hendaknya dilakukan secara sadar dan terencana tingkah laku itu
menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif,dantingkah
laku psikomotor.

Pada prinsipnya, dalam pembelajaran yang mendidik berlangsung sebagai


proses atau usaha yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi dengan
lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri individu
banyak ragamnya baik sifatnya maupun jenisnya.Karena itu tidak semua
perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar.

Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik berupa
perubahan tingkah laku yang disadari, kontinyu, fungsional, positif, tetap,
bertujuan, dan komprehensif.Rancangan penerapan pembelajaran yang
mendidik yang disusun sesuai dengan prinsip dan langkah perencanaan
pembelajaran yang tepat hendaknya dapat menghasilkan perubahan dalam

6
diri peserta didik. Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru antara lain:
a. Perubahan tingkah laku harus disadari peserta didik.
b. Perubahan tingkah laku (diri individu) dalam belajar bersifat kontinyu
(berlangsung terus menerus dan tidak statis)dan fungsional.
c. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif (menuju
pada perubahan yang atas usaha individu sendiri).
d. Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara
(perubahan yang terjadi pada proses belajar bersifat menetap dan
bukan temporer).
e. Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan dan disadari.
f. Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku.(sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya).

2) Hakekat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara rinci


mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP
mencakup:

(1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester;


(2) alokasi waktu;
(3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi;
(4) materi pembelajaran;
(5) kegiatan pembelajaran;
(6) penilaian; dan
(7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.

Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun


pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara
mandiri dan/atau berkelompok disekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi,
dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat
juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antarsekolah atau

7
antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan
atau kantor kementerian agama setempat.

2. Prinsip Penyusunan RPP


a. Setiap RPP harus secara utuh memuat Kompetensi Dasar: spiritual (KD
dari KI - 1), sosial (KD dari KI - 2), pengetahuan (KD dari KI - 3), dan
keterampilan (KD dari KI - 4).
b. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
c. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan individu peserta didik
(kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan).
d. Perancangan proses pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan
menggunakan pendekatan saintifik.
e. Berbasis konteks(lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar).
f. Pembelajaran berorientasi padapengembangan IPTEK,dannilai-
nilaikehidupan masa kini.
g. Mengembangkan kemandirian belajar.
h. Memuat rancangan pemberian umpan balik dan tindak lanjutpembelajaran
(penguatan, pengayaan, dan remedi).
i. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara
KI, KD, indikator pencapaian kompetensi,materipembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
j. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi
informasidan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif.

1) Identifikasi Silabus Berdasarkan Mata Pelajaran Yang Diampu

Pengkajian silabus meliputi:

a KI dan KD;
b materi pembelajaran;
c proses pembelajaran;

8
d penilaian pembelajaran;
e alokasi waktu; dan
f sumber belajar;

Silabus untuk jenjang SMK diatur dalam Permendikbud No. : 60 Th 2014,


lampiran II.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mepelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

1. Lakukan identifikasi tentang ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perlu diperhatikan guru.
2. Buatlah ringkasan langkah-langkah dalam penyusunan RPP.
3. Uraikan ada beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru.
4. Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikan perbedaan
individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa yang dimaksud
dalam prinsip tersebut ?

F. Rangkuman

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh


kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat mempertanggung
jawabkan perbuatannya. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya
dilakukan secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Hasil belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran yang mendidik berupa perubahan tingkah lakuyang

9
disadari, kontinu, fungsional, positif, tetap, bertujuan, dan komprehensif. RPP
merupakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara
rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan
guru.Pengembangan RPP dilakukansebelum awal semester atau awal tahun
pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

a. Umpan Balik

1) Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran yang
Mendidik ?
2) Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pembelajaran yang Mendidik ?
3) Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Pembelajaran yang Mendidik agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

b. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah


mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai
nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. PENGEMBANGAN
KOMPONEN PERANCANGAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Pengembangan komponen Perancangan
Pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengembangkan Rancangan pembelajaran berdasarkan karakteristik mata


pelajaran

2. Mengembangkan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi peserta


didik

C. Uraian materi

1. Pengembangan Komponen Perancangan Pembelajaran

Materi pokok kegiatan pembelajaran 2 tentang Pengembangan Komponen


Perancangan Pembelajaran terdiri dari 2 Sub Materi yaitu materi Pengembangan
Rancangan Pembelajaran berdasarkan karakteristik mata pelajaran dan
Pengembangan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi peserta didik.

a. Pengembangan Rancangan Pembelajaran Berdasarkan Karakeristik


Mata Pelajaran.
1) Pengertian Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran dimaksudkan adalah perencanaan proses


pembelajaran yang didefinisikan sebagai proses penetapan dan
pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat
menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya yang akan dilaksanakan secara
efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Sementara itu Roger A. Kaufman

11
(Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu
proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan absah dan bernilai. Secara garis besar perencanaan pengajaran
mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu
kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut,
materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. (R. Ibrahim,
1993). Jadi, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh
guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru
dan siswa agar tujuan dapat tercapai.

2) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam rancangan


pembelajaran dan secara esensi para ahli memberikan rumusan sebagai
berikut:

a. Bahwa tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau


kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Bahwa tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang
spesifik.

4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran menurut Nana Syaodih


Sukmadinata (2002) yaitu:

a. memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar


mengajar kepada siswa,
b. memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar,
c. membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran,
d. memudahkan guru mengadakan penilaian.

3) Isi (materi pembelajaran)/ karakteristik mata pelajaran

Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat


perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan

12
materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya
berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Nana
Sujana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan
dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya:
(a) Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan;
(b) Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan; (c)
Materi pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju yang komplek

b. Pengembangan Rancangan Pembelajaran Berdasarkan Potensi Peserta


Didik.

RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam


silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.Hal yang harus diperhatikan dalam rancangan
pembelajaran:

1. Mendorong partisipasi aktif peserta didik,


2. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

1. Lakukan identifikaasi tentang tujuan pembelajaran


2. Komponen apa yang harus diperhatikan dalam perancangan pembelajaran
3. Rumusan tujuan pembelajaran sangat beragam, tetapi semuanya menunjuk
pada esensi yang sama. Sebutkan esensi rumusan tujuan pembelajaran.
4. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam
silabus dengan kondisi disatuan pendidikan. Kondisi apa saja yang
dimaksud dalam satuan pendidikan tersebut ?

13
F. Rangkuman

Perencanaan pembelajaran adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber


daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan - kegiatan dan
upaya - upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam
perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Dalam
merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas
guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak
belajar. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi
pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berita
pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Guru dalam
merencanakan pembelajaran menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus
dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
motivasi belajar, bakat,potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
Kebutuhan khusus, kecepatanbelajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

a. Umpan Balik
1) Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran
yang Mendidik ?
2) Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pembelajaran yang Mendidik ?
3) Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Pembelajaran yang Mendidik agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

14
b. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah


mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai
nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

15
16
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3.PENYUSUNAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Penyusunan Rancangan Pembelajaran

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi Komponen RPP berdasarkan peraturan yang berlaku

2. Menyusun RPP berdasarkan komponen yang diidentifikasi

3. Menelaah RPP berdasarkan kelengkapan yang dipersyaratkan

C. Uraian materi

1. Penyusunan Rancangan Pembelajaran

Materi pokok kegiatan pembelajaran 3 tentang Penyusunan Rancangan


Pembelajaran terdiri dari 3 Sub Materi yaitu Identifikasi Komponen RPP
berdasarkan peraturan yang berlaku, Penyusunan RPP berdasarkan komponen
yang diidentifikasi dan Telaah RPP berdasarkan kelengkapan yang
dipersyaratkan. Setelah mempelajari materi pokok ini peserta dapat
mengidentifikasi Komponen RPP sesuai peraturan yang berlaku, menyusun RPP
sesuai komponenyang diidentifikasi dan menelaah RPPberdasarkan
kelengkapannya.

a. Identifikasi Komponen RPP berdasarkan peraturan yang berlaku

Komponen – komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk


format (mengacu pada Permendikbud No: 103 th 2014). Dapat dilihat pada
Lampiran 1 pada Modul ini. RPP paling tidak berisi komponen berikut ini :

1) Identitas dan Kelengkapan Komponen


2) Kompetensi Inti

17
3) Komptensi Dasar
4) Indikator Pencapaian Kompetensi
5) Materi Pembelajaran
6) Kegiatan Pembelajaran
7) Penilaian, Pembelajaran Remmedial dan Pengayaan
8) Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar

b. Penyusunan RPP berdasarkan komponen yang diidentifikasi

Dalam menyusun RPP (lihat lampiran 3) harus disesuaikan dengan ketetapan


yang telah diformulasikan sesuai dengan Permendikbud No: 103 th
2014.Sehingga minimal komponen yang dituliskan dalam RPP harus memuat
ketetapan yang telah dituliskan dalam poin 1.1 tentang Identifikasi Komponen
RPP berdasarkan peraturan yang berlaku(diuraikan di atas). Untuk menuliskan
Tujuan Pembelajaran yang belum termuat dalam komponen dapat ditambahkan
komponen tersebut dan dituliskan atara Indikator Pencapaian Kompetensi dan
Materi Pembelajaran.

c. Telaah RPP berdasarkan kelengkapan yang dipersyaratkan

Telaah RPP merupakan kegiatan mengkaji RPP dalam rangka untuk


mendapatkan kesesuaian dan ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah dirancang untuk dilaksanakan dalam mencapai kompetensi peserta
didik. Untuk menelaah RPP tersebut dibantu dengan format telah RPP (lihat
lampiran 4). Untuk menelaah RPP berikut ini aspek-aspek yang termuat dalam
format: (a) Identitas dan Kelengkapan Komponen, (b) Kompetensi Inti, (c)
Kompetensi Dasar dan Indikator, (d) Tujuan Pelajaran, (e) Materi Pembelajaran,
(f) Media, Alat dan Sumber Belajar, (g) Langkah Kegiatan Pembelajaran, (h)
penilaian.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.

18
E. Latihan/Tugas

1. Meliputi apa saja yang harus diperhatikan dalam menyusun RPP ?

2. Lakukan telaah RPP menggunakan instrumen yang berlaku.

3. Dalam menyusun RPP, keterkaitan dan keterpaduan apa saja yang perlu
diperhatikan ?

4. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti


pembelajaran kontekstual.Apa yang dimaksud dengan Model pembelajaran
dan berikan contohnya.

F. Rangkuman

1. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,


KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
2. Dalam menyusun RPP (lihat lampiran 3) harus disesuaikan dengan
ketetapan yang telah diformulasikan sesuai dengan Permendikbud No: 103
th 2014.
3. Aspek-aspek dalam telaah RPP antara lain: (a) Identitas dan Kelengkapan
Komponen, (b) Kompetensi Inti, (c) Kompetensi Dasar dan Indikator, (d)
Tujuan Pelajaran, (e) Materi Pembelajaran, (f) Media, Alat dan Sumber
Belajar, (g) Langkah Kegiatan Pembelajaran, (h) penilaian.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan Balik

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok penyusunan rancangan
pembelajaran?

19
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
penyusunan rancangan pembelajaran?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pengembangan komponen penyusunan rancangan
pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

20
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN DI KELAS, DI LABORATORIUM,
DAN DI LAPANGAN

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan


dapat memahami dan menerapkan Pelaksanaan Pembelajaran Di Kelas, Di
Laboraturium, Dan Di Lapangan

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dikelas dengan memperhatikan


standar keamanan yang dipersyaratkan.

2. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dilaboratorium dengan


memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.

3. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dilapangan dengan


memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.

C. Uraian materi

a. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, di Laboratorium, dan di


Lapangan

Materi pokok kegiatan pembelajaran4 tentang Pelaksanaan Pembelajaran terdiri


dari 3 Sub Materi yaitu pelaksanaan pembelajaran di kelas, pelaksanaan
pembelajaran di laboratorium, dan pelaksanaan pembelajaran di lapangan
dengan memperhatikan standar keamanan. Setelah mempelajari materi pokok ini
peserta dapat Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran baik dikelas, di
laboratorium maupun di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan
yang berlaku.

21
b. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Kelas

Tahap pelaksanaan pembelajaran meliputi:

a Kegiatan Pendahuluan

1) mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan


2) mendiskusikan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan
3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
4) menyampaikangaris besar cakupan materi dan kegiatan yang
akandilakukan;dan
5) menyampaikan lingkupdan teknik penilaian yang akan digunakan.

b Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik


untuk mencapai kompetensi,yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan

c Kegiatan Penutup

1) Kegiatan gurubersama peserta didik yaitu: (1) membuat


rangkuman/simpulan pelajaran; (2) melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (3) memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran;

2) Kegiatan guru yaitu: (1) melakukan penilaian; (2) merencanakan


kegiatan tindak lanjut pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dalam bentuk dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok; dan

3) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

22
c. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Laboratorium

Pembelajaran di laboratorium dominan dengan kegiatan yang lebih fokus pada


kegiatan keterampilan. Tujuan pembelajaran laboratorium adalah untuk: (a)
Pembuktian suatu konsep atau teori, (b) Demonstrasi operasional alat atau
prosedur tertentu, (c) Penemuan sesuatu melalui cara atau prosedur tertentu.

Berdasarkan tujuan pembelajaran di laboratorium, maka model Discovery


Learning, Inquiry Learning, dan pembelajaran demonstrasi sangat efektif bila
digunakan pada pembelajaran dilaboratorium. Model Discovery Learning terdiri
atas enam tahapan: (1) Stimulation(simullasi/pemberian rangsangan), (2)
Problemstatemen(pertanyaan/identifikasi masalah), (3) Data
collection(pengumpulandata), (4) Data processing(pengolahandata),
(5)Verification(pembuktian), dan (6), Generalization(menarik
kesimpulan/generalisasi).

Model Inquiry Learning terdiri atas delapan tahapan: (1) penyajian fenomena /
observasi, (2) perumusan masalah, (3) pengajuan hipotesis, (4) pengumpulan
data, (5) pengolahan data, (6) analisis data, (7) penyimpulan, (8) pelaporan.

d. Pelaksanan Pemblajaran Yang mendidik di Lapangan

Model pembelajaran di lapangan merupakan kegiatan pembelajaran yang


dilakukan pada obyek nyata, seperti: alam terbuka, dunia kerja, atau obyek nyata
yang lain. Ada beberapa hal yang sama dengan pembelajaran dilaboratorium,
yaitu sama-sama menggunakan pembelajaran secara langsung terhadap obyek.
Contoh-contoh pembelajaran di lapanganyang dapat ditemui saat ini adalah:
karya wisata (study tour), praktik kerja industri (prakerin), dan magang. Ada
istilah-istilah lain yang menunjukkan sebagai kegiatan pembelajaran di lapangan,
yaitu praktik kerja lapangan (PKL) dan studi lapangan, namun memiliki makna
yang sama dengan istilah sebelumnya.

Langkah-Langkah pembelajaran di lapangan sebagai berikut:

a Persiapan

23
Guru melakukan identifikasi: (a) kompetensi yang akan dikembangkan, (b)
jumlah peserta didik yang terlibat, (c) waktu yang dialokasikan, (d) kondisi
ekonomi / keuangan sekolah maupun peserta didik.

b Perencanaan

Guru melakukan kegiatan: (a) merumuskan tujuan, (b) menentukan obyek,


(c) menentukan alokasi waktu, (d) berkoordinasi dengan pemangku obyek,
(e) menyusun program kerja/kegiatan.

c Pelaksanaan

Peserta didik kegiatan: (a) observasi lingkungan, (b) berpartisipasi dalam


kegiatan, (c) mencatat semua kegiatan yang dilakukan, (d) mencatat
temuan-temuan yang diperoleh, (e) berkonsultasi dengan penanggung jawab
kegiatan.

d Tindaklanjut

Guru dan peserta didik masing-masing melakukan: (a) Peserta didik


membuat laporan kegiatan, dan mempresentasikan didepan kelas, (b) Guru
melakukan evaluasi kegiatan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

1. Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di kelas

2. Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di laboratorium

3. Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di lapangan

4. Berikan alasan mengapa harus melakukan pembelajaran di kelas,


laboratorium, dan lapangan

24
5. Uraikan karakteristik pembelajaran di kelas, laboratorium, dan lapangan

6. Materi “pemeriksaan kekentalan minyak pelumas” lebih efektif dilakukan


pemelajaran di kelas, laboratorium atau lapangan?Mengapa ?

F. Rangkuman

Tujuan utama kegiatan pembelajaran adalah pencapaian hasil belajar yang


maksimal. Untuk mencapai hal tersebut, maka kegiatan pembelajaran tidak hanya
dialakukan dikelas, namun juga dilaboratorium dan lapangan. Pembelajaran
dikelas, dominan dengan kegiatan pembahasan permasalahan yang bersifat
teoritis. Sedangkan pembelajaran dilaboratorium, dominan dengan kegiatan
permasalahan keterampilan. Selanjutnya pembelajaran dilapangan, dominan
dengan kegiatan faktual apa adanya yang ada dilingkungan belajar.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan Balik

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pelaksanaan pembelajaran di
kelas, laboratorium, dan lapangan?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok pelaksanaan
pembelajarandi kelas, laboratorium, dan lapangan?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pengembangan komponen penyusunan rancangan
pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

25
Kegiatan Pembelajaran 5.Media Pembelajaran Dan
Sumber Belajar

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan


dapatmemahami dan menerapkan Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Media pembelajaran yang relevan diidentifikasi berdasarkan peserta didik.

2. Media pembelajaran yang relevan diidentifikasi berdasarkan mata pelajaran


yang diampu.

3. Media pembelajaran yang relevan ditentukan berdasarkan media yang


diidentifikasi.

4. Media pembelajaran yang relevan digunakan berdasarkan media yang


ditentukan.

5. Sumber belajar yang relevan diidentifikasi berdasarkan peserta didik.

6. Sumber belajar yang relevan diidentifikasi berdasarkan mata pelajaran yang


diampu.

7. Sumber belajar yang relevan ditentukan berdasarkan media yang


diidentifikasi.

8. Sumber belajar yang relevan digunakan berdasarkan media yang


ditentukan.

9. Efektifitas penggunaan media dianalisis berdasarkan pencapaian tujuan


pembelajaran

10. Efisiensi penggunaan media dianalisis berdasarkan daya guna.

C. Uraian materi

1. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

26
Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam lima sub materi,
yaitu:

a. identifikasi media pembelajaran dan sumber belajar,


b. pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar,
c. penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar,
d. perancangan dan pembuatan media pembelajaran, dan
e. analisis efektifitas dan efisiensi penggunaan media pembelajaran.

2. Identifikasi Pembelajaran dan Sumber Belajar

a. Pengertian Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1) Pengertian Media Pembelajaran

Istilah media berasal dari kata “medium”, yang secara harfiah memiliki
arti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam pembelajaran, media
didefinisikan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sarana yang
mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berikut beberapa pengertian menurut para ahli: (a) Schramm (1977),
media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan (informasi)
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran; (b) Briggs
(1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran; (c) Robertus Angkowo dan A.
Kosasih (2007) menyatakan bahwa media dalam proses pembelajaran
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal; (d) Association for Education and Communication Technology
(AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran
yang dipergunakan untuk proses informasi; (e) Marshall McLuhan
(dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) berpendapat bahwa media adalah
suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang
lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.

2) Pengertian Media Sumber Belajar

Seperti pada media, pengertian sumber belajar juga banyak


disampaikan oleh para pakar pendidikan, namun secara umum memiliki

27
makna yang sama, berikut beberapa definisi: (a) AECT (Association of
Education and Communication Technology, 1977) mendefinisikan
sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa
data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar
baik secara terpisah maupun terkombinasi; (b) Nana Sudjana dan
Achmad Rivai (2001) menyatakan bahwa sumber balajar adalah segala
daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada
seseorang dalam belajarnya; (c) Mulyasa (2003) menyatakan bahwa
sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses
belajar mengajar.

b. Fungsi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1) Fungsi Media Pembelajaran antara lain: (a) Mengkonkretkan konsep -


konsep yang bersifat abstrak, melalui gambar, grafik, model; (b)
Membangkitkan motivasi belajar; (c) Memaksimalkan peran seluruh
seluruh indera siswa; (c) Memaksimalkan peran seluruh seluruh indera
siswa; (d) Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita; (e)
Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungannya; (f) Menyajikan informasi belajar secara
konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.

2) Fungsi sumber belajar antara lain: (a) Menginformasikan sejumlah


penemuan baru; (b) Memandu langkah-langkah operasional pada
keterampilan; (c) Memberikan ilustrasi dan contoh-contoh terkait dengan
materi yang dipelajari; (d) Menunjukkan berbagai permasalahan yang
merupakan konsekuensi logis dari perilaku masyarakat.

c. Manfaat Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1) Manfaat Media Pembelajaran antara lain: (a) Mempermudah


pemahaman siswa terhadap materi ajar; (b) Siswa dapat belajar tanpa
batasan waktu tertentu; (c) Mempermudah pencapaian ketuntasan
belajar; (d) Penyampaian materi dapat diseragamkan; (e) Efiensi waktu
dan biaya; (f) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

28
2) Manfaat sumber belajar antara lain: (a) Memperkaya informasi/wawasan
siswa; (b) Memantapkan pemahaman terhadap pengetahuan atau
keterampilan serta sikap siswa; (c) Memungkinkan siswa belajar dengan
cara yang disukainya.

d. Klasifikasi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1) Klasifikasi media pembelajaran antara lain: (a) Media cetak/teks; (b)


Media pameran/display; (c) Media suara; (d) Media gambar bergerak;
(e) Multimedia (gabungan teks, suara, grafis, video, dan animasi); (f)
Media berbasis web dan internet.
2) Klasifikasi sumber pembelajaran antara lain: (a) Bahan ajar, (b) Produk,
baik dari industri maupun perorangan; (c) Manusia; (d) Lingkungan; (e)
Media elektronik.

3. Pemilihan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

a Pemilihan Media Pembelajaran

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran


antara lain:

1) Apakah media yang digunakan sesuai dengan kurikulum?;

2) Apakah media yang digunakan sesuai dengan karakteristik mata


pelajaran ?;

3) Apakah informasi yang terkandung didalam media akurat dan baru?;

4) Apakah informasi yang terdapat didalam media disampaikan dengan


jelas?;

5) Apakah media yang akan digunakan mampu memotivasi dan


memancing minat belajar siswa?;

6) Apakah media pembelajaran yang dipilih mampu melibatkan mental


siswa dalam aktivitas pembelajaran?;

29
7) Apakah kualitas teknis media pembelajaran yang akan digunakan baik
?;

8) Apakah media pembelajaran yang akan digunakan memiliki keluwesan


dan kepraktisan ?;

9) Apakah media yang akan digunakan telah diuji coba sebelumnya?;

10) Apakah media yang akan digunakan bebas dari kepentingan iklan
komersial yang ada didalamnya?;

11) Apakah penggunaan media dilengkapi dengan petunjuk tentang cara


penggunaannya ?

b Pemilihan Sumber Belajar

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuansumberbelajar


antara lain:

1) Apakah sumber belajar yang digunakan sesuai dengan kurikulum?;


2) Apakah sumber belajar yang digunakan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran?;
3) Apakah informasi yang terkandung didalam sumber belajar akurat dan
baru?;
4) Apakah informasi yang terdapat didalam disampaikan dengan jelas?;
5) Apakah sumber belajar yang akan digunakan mampu memotivasi minat
belajar siswa?;
6) Apakah sumber belajar yang dipilih mampu melibatkan mental siswa
dalam aktivitas pembelajaran?;
7) Apakah kualitas teknis sumber belajar pembelajaran yang akan
digunakan baik?;
8) Apakah penggunaan media dilengkapi dengan petunjuk tentang cara
penggunaannya?.

4. Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

a. Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media harus efektif agar hasil pembelajaran dapat mencapai hasil
yang maksimal, berikut ini tahapannya:

30
1) Persiapan, meliputi: (a) Memilih media sesuai tujuan pembelajaran; (b)
mempelajariketentuan operasional; (c) Menyiapkan tempat; (d)
Menyiapkan perangkat pendukung, misal: sumber listrik, layar, kabel
perpanjangan; (e) Melakukan uji coba operasi.

2) Penyajian, meliputi: (a) Mengoperasikan media; (b) Mengamati kinerja


media; (c) Menggunakan media dalam pembelajaran; (d) Mengamati
respon siswa selama penggunaan media pembelajaran; (e) Mematikan
media usai penyajian (media yang menggunakan listrik atau).

3) Pasca penyajian, meliputi: (a) Mengecek kelengkapan perangkat media;


(b) Membersihkan bagian-bagian yang kotor; (c) Melakukan pengemasan;
(d) Menyimpan di tempat yang aman.

5. Penggunaan Sumber Belajar

Penggunaan sumber belajar harus efektif agar hasil pembelajaran dapat


mencapai hasil yang maksimal, berikut ini tahapannya:

a. Persiapan, meliputi: (1) Memilih sumber belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran; (2) Mencermati ketentuan penggunaan sumber belajar; (3)
Menyiapkan tempat; (4) Melakukan pengecekan kelengkapan perangkat
sumber belajar; (5) Melakukan uji coba operasional sumber belajar.

b. Penyajian, meliputi: (1) Menggunakan sumber belajar; (2) Mengamati respon


siswa selama penggunaan sumber belajar.

c. Pasca penyajian, meliputi: (1) Mengecek kelengkapan sumber belajar; (2)


Membersihkan (merapikan); (3) Melakukan pengemasan; (4) Menyimpan di
tempat yang aman.

6. Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran

a Perancangan Media Pembelajaran

Dalam pembuatan media pembelajaran perlu memperhatikan tahap perancangan


yangdilakukan sebagai berikut:

31
(1) Analisis substansi kurikulum;

(2) Analisis kebutuhan media;

(3) Identifikasi keberadaan media di masyarakat;

(4) Identtifikasi ketersediaan sumber daya;

(5) Identifikasi kemudahan memperoleh bahan;

(6) Menghitung prediksi biaya yang dibutuhkan;

(7) Membandingkan biaya pembuatan dengan produk pabrikan;

(8) Melakukan perancangan media.

b Pembuatan Media Pembelajaran

Dalam pembuatan media pembelajaran hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Berorientasi pada tujuanpembelajaran;

2) Memiliki kemudahan misal harga terjangkau, mudah dibuat, dsb

3) Memiliki keluwesan/kesesuaian,misal sesuai topik yang dibahas, sesuai


dengan kondisi peserta didik;

4) dapat memotivasi peserta didik.

7. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Media


Pembelajaran
a Analisis Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Drucker (dalam Bram, 2005: 4), efektifitas merupakan suatu pengukuran
ketercapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Maka efektifitas dapat
didefinisikan dengan melakukan pekerjaan yang benar. Unsur utama dalam
pencapaian tujuan pembelajaran adalah proses dan hasil pembelajaran.
Sehingga kalau ingin mengetahui efektivitas penggunaan suatu media
pembelajaran, maka yang harus dijawab adalah:
1) Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan memotivasi
belajar siswa ?

32
2) Apakah penggunaan media pembelajaran mempermudah proses
pembelajaran bagi guru?
3) Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar
siswa? (sesuai tujuan)

Berdasarkan uraian di atas, maka analisis efektivitas penggunaan media


pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek di bawah ini.

Pengukuran Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran:


No. Unsur yang diukur Kategori
1 2 3 4
1 Apakah penggunaan media
pembelajaran meningkatkan memotivasi
belajar siswa ?
2 Apakah penggunaan media
pembelajaran mempermudah proses
pembelajaran bagi guru ?
3 Apakah penggunaan media
pembelajaran meningkatkan prestasi
belajar siswa ?
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor Jumlah Skor / 3 =
Catatan:
1 = Tidak
2 = Kurang
3 = Agak
4 = Sangat

b Analisis Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Anthony (2005), bahwa efisiensi adalah rasio output terhadap input,
atau jumlah output perunit input. Pada penggunaan media pembelajaran, output
meliputi biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan. Sehingga yang harus dijawab
ketika ingin mengetahui efisiensi penggunaan media pembelajaran adalah:
1. Apakah biaya yang dihabiskan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
2. Apakah tenaga yang dikeluarkan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
3. Apakah waktu yang diperlukan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?

33
Berdasarkan uraian di atas, maka analisis efisiensi penggunaan media
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan daftar ceki.

Pengukuran Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran:


No. Unsur yang diukur Kategori
1 2 3 4
1 Apakah biaya yang dihabiskan saat
penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
2 Apakah tenaga yang dikeluarkan saat
penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
3 Apakah waktu yang diperlukan saat
penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor Jumlah Skor / 3 =
Catatan:
1 = Tidak 3 = Agak
2 = Kurang 4 = Sangat

Rubrik Pengukuran Efektivitas/Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran

Rata-Rata Kategori
Skor
3,5 – 4,0 Penggunaan media pembelajaran sangat efektif/efisien
2,5 – 3,4 Penggunaan media pembelajaran agak efektif/efisien
1,5 – 2,4 Penggunaan media pembelajaran kurang efektif/efisien
< 1,5 Penggunaan media pembelajaran tidak efektif/efisien

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di
bawah ini.

34
1. Peserta dibagi menjadi lima kelompok.
2. Kelompok 1 membahas Identifikasi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
3. Kelompok 2 membahas Pemilihan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
4. Kelompok 3 membahas Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber
Belajar
5. Kelompok 4 membahas Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran
6. Kelompok 5 membahas Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Media
Pembelajaran
7. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain
8. Waktu pembahasan 30 menit

Anda diminta merancang penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar


untuk topik “membersikan dan menyetel kerenggangan busi motor”. Silahkan
diidentifikasi:
1. Media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan ?
2. Alat penunjang yang diperlukan ?
3. Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran ?

F. Rangkuman

Media pembelajaran dan sumber belajar memiliki peran penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena kontribusinya sangat besar terhadap hasil belajar.Karena
itu pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar menjadi hal yang sangat
menentukan, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.Namun ada yang lebih
penting yaitu kemampuan menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar.Kalau media pembelajaran dan sumber belajar dipilih dengan tepat dan
digunakan secarfa efektif maka dapat dipastikan efektivitas hasil belajar dapat
diperoleh.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan Balik

35
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi media pembelajaran
dan sumber belajar?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
media pembelajaran dan sumber belajar?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi media pembelajaran dan sumber belajar agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

36
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6.PENGAMBILAN
KEPUTUSAN TRANSAKSIONAL DALAM
PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam
Pembelajaran.

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan Keputusan transaksional dalam pembelajaran berdasarkan


efektifitas komunikasi

2. Melaksanakan Keputusan transaksional dalam pembelajaran dengan situasi


yang berkembang

3. Mengelola Komunikasi efektif secara berkelanjutan sesuai dengan situasi


yang berkembang.

C. Uraian materi

1. Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran

Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam tiga sub materi,
yaitu:

a. pendahuluan (pembahasan hal-hal yang bersifat umum),


b. melaksanakan transaksional dalam pembelajaran, dan
c. mengelola komunikasi secara berkelanjutan.

37
2. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Keputusan Transaksional

a Pengertian

Mencermati keputusan-keputusan guru yang terkait dengan kegiatan


pembelajaran, terdapat dua macam keputusan yang biasanya diambil, yaitu
keputusan situasional dan transsaksional. Keputusan situasional dilakukan
guru saat menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan.
Sedangkan untuk pengambilan keputusan transaksional dilakukan guru
ketika manjalankan pembelajaran.

Saat menjalankan pembelajaran, situasi yang berkembang di lapangan


belum tentu sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemudian guru
berusaha menyesuaikan situasi yang terjadi dengan perencanaan yang telah
dibuat, tanpa mengurangi tujuan yang akan dicapai. Keputusan yang diambil
oleh guru inilah yang disebut dengan keputusan transaksional.

Keputusan yang bersifat transaksional memerlukan penyesuaian-


penyesuaian berdasarkan umpan balik yang diperoleh guru dari interaksinya
dengan siswa maupun interaksi antarsiswa, sementara kegiatan belajar
mengajar tetap berlangsung.Sehingga kunci dari keputusan transaksional
sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi, guru-siswa dan siswa-siswa.

b Fungsi Keputusan Transaksional

1) Mengarahkan model interaksi antara guru-siswa, siswa-siswa ke arah


yang lebih terbuka.
2) Membiasakan komunikasi dengan landasan pemikiran rasional dan
berdasarkan fakta-fakta.
3) Membangun model komunikasi yang sehat dalam pembelajaran

c Manfaat Keputusan Transaksional

1) Mengharmoniskan hubungan antar personal dalam pembelajaran

2) Mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, walaupun terjadi


perubahan pada lingkungan belajar siswa. (tidak sesuai dengan yang
direncanakan).

38
3. Pelaksanaan Transaksional Dalam Pembelajaran

a. Sikap Dasar Manusia

Menyimak bahwa kualitas interaksi menjadi hal sangat penting dalam


pengambilan keputusan secara transaksional, maka perlu dipahami pula
bahwa ada tiga sikap dasar manusia, yaitu Ego Orang Tua (O), Dewasa (D),
dan Anak (A). Dan setiap orang memiliki ketiga sikap tersebut, hanya
munculnya yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang dihadapi.

1) Ego Orang Tua (parent exteropsychic): O. Ego Orang Tua adalah


gambaran yang ditampilkan seseorang seperti layaknya orang tua (ayah
dan ibu). Yakni penampilan yang terikat kepada sistem nilai, moral dan
serangkaian kepercayaan.Bentuk nyatanya berupa pengontrolan,
membimbing, membantu mengarahkan, menasehati, menuntun atau
mengecam, mengkritik, mengomando, melarang, mencegah atau
memerintah dsb.

2) Ego Orang Dewasa (adult neopsychic): D. Ego Orang Dewasa adalah


reaksi yang bersifat realistis dan logis.Status ego ini sering disebut
komplek Karena bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan hasil
pemerosesan informasi dari data dan fakta lapangan.Kata-kata yang
sering dipergunakan adalah benar, salah, efektif, masuk akal, dsb.

3) Ego Anak-Anak (child archeopsychic): A.Ego Anak-Anak merupakan


keadaaan dan reaksi emosi yang kadang-kadang adaptif, intuitif, kreatif,
dan emosional, tetapi kadang-kadang juga bertindak lepas, ingin terbebas
dari pengaruh orang lain. Kata-kata yang sering digunakan dapat berupa
“Wah !”, Tidak mau. Tidak bisa, dsb.

b. Jenis Transaksi

Menurut Berne, transaksi merupakan jalinan antar ego. Untuk dua orang
yang berada dalam suatu ruanngan, maka akan terjadi pertemuan 6 ego.
Dari sudut ego ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi
yang bersifat Komplementer, Silang (Crossed) dan Tersamar atau Semu
(Ulterior)

39
1) Transaksi parallel/sejajaradalah transaksi antar dua ego yang sama,
seperti O dengan O, D dengan D, atau A dengan A. Contoh transaksi O-
O tampak pada orang yang tengah bertengkar, transaksi D-D dapat
ditemui padasituasi suatu seminar, transaksi A-A dapat dilihat pada
orang yang sedang berpacaran.

2) Transaksi silang merupakan transaksi antar dua ego yang berbeda.


Contoh transaksi O–D dapat kita jumpai pada ujian skripsi, transaksi O–
A dapat kita lihat saat guru di kelas, dan transaksi D–A dapat kita jumpai
pada komunikasi dokter-pasien.

3) Transaksi tersamar atau semu adalah transaksi antar dua ego namun
diikuti terjadinya transaksi dua ego lain yang tidak kelihatan atau
tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya. Transaksi
yang tak kelihatan itu mengandung kesan psikologis. Hal ini dapat
ditemui saat seseorang melakukan kesepakatan, namun terpaksa
sehingga tampak pada wajahnya yang kurang begitu bahagia.

c. Posisi Dasar Seseorang Ketika Berkomunikasi

Ada empat posisi dasar seseorang ketika berkomunikasi, yaitu: saya OK –


kamu OK, saya OK – kamu tidak OK, saya tidak OK – kamu Ok, saya tidak
OK – kamu tidak OK

1) Saya OK – Kamu OK, Posisi ini menunjukkan bahwa individu


mempunyai kercayaan pada diri sendiridan orang lain.

2) Saya OK – Kamu tidak OK, Posisi ini mengggambarkan individu yang


membutuhkan orang lain, tetapi tidak ada yang cocok, individu merasa
superior.

3) Saya tidak OK – Kamu OK, Posisi ini menggambarkan bahwa individu


merasa tidak terpenuhi kebutuhannya, dan merasa bersalah.

4) Saya tidak OK – Kamu tidak OK, Posisi ini menggambarkan bahwa


dirinya merasa tidak baik, dan menganggap orang lain juga tidak baik.

40
4. Pengelolaan Komunikasi Secara Berkelanjutan

a. Implementasi Keputusan Transaksional dalam Pembelajaran

Tuntutan pembelajaran saat ini semakin tinggi, sehingga kreativitas dan


produktivitas guru sangat dibutuhkan.Selain itu, kemampuan guru untuk
berkomunikasi secara efektif juga diperlukan agar mampu mengubah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.Melakukan keputusan secara transaksional merupakan salah
satu kemampuan yang harus dimiliki guru agar pesan-pesan yang
disampaikan menjadi efektif.Sehingga yang harus dikuasai guru dalam
implementasi keputusan transaksional di sekolah seperti diuraikan di bawah
ini.

1) Mampu menangkap status ego yang dominan pada siswanya.


Mencermati ego yang muncul dari siswa berdasarkan pesan yang telah
disampaikan.

2) Merespon pesan siswa dengan ego yang sesuai. Memberikan respon


yang sesuai dengan pesan siswa.

3) Mengupayakan ego dewasa dominan ketika berkomunikasi dengan


siswa.Mengendalikan status ego dewasa secara dominan, sehingga
dapat mempengaruhi siswa untuk menggunakan status ego dewasa
dalam berkomunikasi.

4) Mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat berkomunikasi.


Membangun kepercayaan kepada diri sendiri maupun pada orang lain.

b. Pengelolaan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran

Menyadari betapa pentingya keputusan transaksional dalam pembelajaran,


sehingga perlu adanya pengelolaan secara intensif yang perlu
dilakukan.Adapun tindakan-tindakan tersebut sebagai berikut:

1) Identifikasi status ego yang dominan pada siswa. Secara bertahap guru
harus mengenal lebih dalam tentang status ego siswa yang menjadi
binaannya. Baik secara perorangan maupun kelompok

41
2) Pengembangan respon efektif. Menyikapi status ego yang dominan
pada siswa, guru harus menyiapkan tindakan-tindakan atau
menunjukkan status ego yang tepat

3) Pengendalian status ego dewasa. Tugas guru adalah memberdayakan


siswa, sehingga harus selalu berupaya agar siswa dapat berkembang
kearah yang dominan dengan status ego dewasa

4) Pengembangan pola pikir positif dalam komunikasi. Mengendalikan


status ego dewasa akan efektif bila disertai dengan pengembangan pola
pikir positif. Sehigga respon yang diberikan dapat memberikan
pemecahan permasalahan yang efektif

5) Analisis pengambilan keputusan secara periodik secara bersama-sama.


Pengembangan keputusan transaksional perlu dilakukan terus menerus
secara periodik. Kegiatan ini akan sangat efektif bila dilakukan bersama-
sama, sehingga semua permasalahan yang dihadapi para guru dapat
dicermati dari berbagai sudut pandang personal. Hal ini akan
meningkatkan keterampilan para guru dalam pengambilan keputusan
transaksional.

D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas di bawah ini.

1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok.


2. Kelompok 1 dan 2 membahas PENDAHULUAN
3. Kelompok 3 dan 4 membahas MELAKSANAKAN TRANSAKSIONAL DALAM
PEMBELAJARAN

42
4. Kelompok 5 dan 6 membahas MENGELOLA KOMUNIKASI SECARA
BERKELANJUTAN
5. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain

Kasus.

Pada suatu kegiatan diklat, terjadi percakapan antara Fasilitator (F) dengan
Guru (G),

Fasilitator : Bapak dan Ibu peserta Diklat, besok akan diakukan


microteaching, yang topiknya sesuai dengan mata pelajaran
yang diampu.

Pendidik : Rupanya Bapak Fasilitator masih belum percaya dengan


kami yang ada disini. Padahal kami ini sudah berpengalaman
lebih dari 10 tahun dalam mengajar.

Fasilitator : Bukan begitu. Kami hanya ingin mengetahui kompetensi


Bapak dan Ibu dalam pengajaran melalui microteaching.

Pendidik : Sebenarnya kami keberatan. Tapi kalau memang harus, ya


terpaksa kami ikut saja.

Pertanyaan:

Lakukan analisis terhadap kasus di atas, kemudian tentukan:

1. Jenis transaksi yang terjadi

2. Berikan alasannya

F. Rangkuman

Komunikasi merupakan unsur pokok dalam kegiatan pembelajaran, semakin


efektif komunikasi yang dikembangkan maka akan semakin efektif pula transfer
informasi dalam komunikasi tersebut. Pada dasarnya, manusia memiliki tiga
sikap dasar, yaitu: Ego Orang Tua (parent exteropsychic), Ego Orang Dewasa
(adult neopsychic) : D, dan Ego Anak-Anak (child archeopsychic). Jenis transaksi

43
terdiri atas tiga macam, yaitu: parallel/sejajar, silang, dan tersamar. Dalam
implementasi keputusan transaksional, guru diharapkan: mampu menangkap
status ego dan merespon pesan siswa, berkomunikasi dengan ego dewasa
secara dominan, dan mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat
berkomunikasi. Selanjutnya keputusan transaksional tersebut dikelola secara
intensif

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan Balik

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman


dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Pengamabilan
Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pengamabilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Pengamabilan Keputusan Transaksional Dalam
Pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

44
PENUTUP

A. Kesimpulan

ModulPembelajaran Yang Mendidik berisi materi yang sangat diperlukan guru


dalam menjalankan tugasnya baik di kelas, laboratorium, dan di lapangan.Mulai
dari perancangan kegiatan pembelajaran beserta perangkat yang diperlukan,
sampai dengan pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada model
pembelajaran efektif.Salah satu ciri dari model pembelajaran efektif adalah
terjadinya komunikasi yang saling menghargai antara guru dengan peserta
didik.Baik guru maupun peserta didik dominan dengan ego orang dewasa.

B. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan kompeten (dinyatakan tuntas) pada kompetensi guru mata


pelajaran 4 Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Mendidik (sesuai
Permendikbud no 16 tahun 2007) dalam mempelajari modul ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi/latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bila ternyata belum kompeten (belum
mencapai nilai minimal 80) maka diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80, selanjutnya dapat mempelajari
modul yang lain untuk menempuh kompetensi selanjutnya.

C. Evaluasi

SOAL

1. Uraikan ada Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perludiperhatikan guru.

2. Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikanperbedaan


individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa yang dimaksud
dalam prinsip tersebut ?

3. Sebutkan esensi rumusan tujuan pembelajaran?

45
4. RPP yang dikembangkan guru harus menyesuaikan kondisi di satuan
pendidikan, kondisi apa saja yang dimaksud tersebut?

5. RPP harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antar muatan, apa


yang dimaksud hal tersebut?

6. Apa yang dimaksud dengan Model pembelajaran dan berikan contohnya?

7. Bagaimana tahap pelaksanaan dalam pembelajaran?

8. Apa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan?

9. Anda diminta merancang penggunaan media pembelajaran dan sumber


belajar untuk topik “membersihkan dan menyetel kerenggangan busi motor”.
Silahkan diidentifikasi

a. Media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan ?


b. Alat penunjang yang diperlukan ?
c. Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran ?

10. Perhatikan Kasus berikut:

Pada saat kegiatan diklat dengan topik “bagaimana mengajar yang efektif”,
terjadi percakapan antara Fasilitator dengan Pendidik,

Percakapan 1

Fasilitator : Bapak dan Ibu peserta Diklat, besuk akan diadakan


microteaching yang topiknya sesuai dengan mata
pelajaran yang Bapak/Ibu ampu

Pendidik : Rupanya Bapak Fasilitator masih belum percaya dengan


kami yang ada disini. Padahal kami ini sudah
berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam mengajar.

Percakapan 2

Fasilitator : Bukannya tidak percaya. Kami hanya ingin mengetahui


kompetensi Bapak dan Ibu dalam pengajaran melalui
microteaching.

Pendidik : Sebenarnya kami keberatan. Tapi kalau memang harus,


ya terpaksa kami ikut saja.

46
Pertanyaan:

Lakukan analisis terhadap kasus di atas, kemudian tentukan:

1. Jenis transaksi yang terjadi

2. Berikan alasannya

D. Kunci Jawaban

1. Perubahan tingkah laku peserta didik yang perlu diperhatikan guru antara
lain :

a. Perubahan tingkah laku harus disadari peserta didik


b. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
c. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d.Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara.
e. Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan.
f. Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku.

2. Perbedaan individu dalam hal: kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,


motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.

3. Esensi rumusan tujuan pembelajaran: (a) tujuan pembelajaran adalah


tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran; (b) tujuan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan atau deskripsi yang spesifik.

Kondisi yang dimaksud dalam satuan pendidikan adalah : kemampuan


4.
awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

5. KI, KD, indikator pencapaian kompetensi,materipembelajaran, kegiatan


pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.

47
6. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memilikinama, ciri,sintak, pengaturan, dan budaya . Contohnya : discovery
learning, project - based learning, problem - based learning,inquiry learning.

7. Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup

8. Yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan:

a mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan,


b menyampaikankompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya,
c menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan,
d menyampaikan lingkupdan teknik penilaian.

9. Lihat Rubrik Penilaian Media Pembelajaran dan Sumber Belajar (lampiran


1).

10. Lihat Rubrik Transaksional Dalam Pembelajaran (lampiran 2).

48
DAFTAR PUSTAKA

Bram, Yudi Farola. (2005). Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi
Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang
Dengan Menggunakan Metode CPIC Model.Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 6.Hal : 1-23.
Molenda, Michael dkk. 2006 Instructional Media And Technology For Teaching
And Learning. New York: Practice-Hall Inc.
Oemar Hamalik. (2003) Media Pendidikan, Cetakan VI, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Robertus Angkowo dan A. Kosasih.(2007). Optimalisasi Media Pembelajaran.
Jakarta: PT.Grasindo.
Suwardi, 2007, Sistem Menejemen Pembelajaran : Menciptakan Guru yang
Kreatif, Temprina Media Grafika.
_____ 2008, Quantum Teaching. Mempraktekkan metode Quantum learning di
ruang kelas.(Terjemahan). Bandung: Kaifaies.

49
50
LAMPIRAN
Lampiran 1

RUBRIK PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR


(KASUS)
Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
1 a. Media Media pameran/display, yaitu
7
pembelajaran benda asli (busi).
yang Jumlah minimal separo dari
7
digunakan. jumlah siswa.
b. Sumber belajar Buku manual motor atau
3
yang handout.
digunakan. Jumlah minimal separo dari
3
jumlah siswa.
2 Alat penunjang. Pembersih kerak (kawat,
5
kertas gosok).
3 a. Langkah- Persiapan (skor @ 4)
langkah 1) Memilih media
penggunaan pembelajaran yang sesuai
media tujuan pembelajaran.
pembelajaran. 2) Menyiapkan media sesuai
16
jumlah yang diperlukan.
3) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
4) Melakukan uji coba
penggunaan media.
Penyajian (skor @ 4)
1) Mendemonstrasikan cara
membersihkan busi.
2) Meminta siswa menirukan 12
apayang telah dilakukan
guru.
3) Mengamati kinerja siswa.
Paska penyajian (skor @ 3)
1) Mengecek kelengkapan
perangkat media.
2) Membersihkan bagian-
12
bagian yang kotor.
3) Melakukan pengemasan.
4) Menyimpan di tempat yang
aman.

51
b. Langkah- Persiapan (skor @ 3)
langkah 1) Memilih sumber belajar
penggunaan sesuai dengan tujuan
sumber belajar. pembelajaran.
2) Mencermati buku pedoman
penggunaan sumber
belajar.
15
3) Menyiapkan sejumlah yang
dibutuhkan.
4) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
5) Melakukan uji coba
operasional sumber belajar
(bila diperlukan).
Penyajian (skor @ 3,5)
1) Menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan
pembelajaran. 7
2) Mengamati respon siswa
selama penggunaan
sumber belajar.
Paska Penyajian (skor @ 2)
1) Mengecek kelengkapan
perangkat sumber belajar.
2) Membersihkan bagian-
8
bagian yang kotor.
3) Melakukan pengemasan.
4) Menyimpan di tempat yang
aman.
∑ Skor Perolehan

52
Lampiran 2

RUBRIK PENILAIAN TRANSAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN (KASUS)


Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
1. Jenis transaksi a Percakapan 1: Jenis 35
yang terjadi Transaksi Silang

Fasilitator Pendidik

O O

D D

A A

 Ada Jawaban: “Transaksi


Silang” skor 10.
 Ada grafik transaksi, skor 25.
b Percakapan 2: Jenis 35
Transaksi Silang

Fasilitator Pendidik

O O

D D

A A

 Ada jawaban “transaksi


silang” skor 10.
 Ada grafik transaksi, skor 25.

2. Alasan Pada dua ego yang bertransaksi 30


terjadi ketidak sesuaian antara
harapan pesan dengan respon.
Hal ini terjadi pada percakapan
1 maupun 2.
∑ Skor Perolehan

53
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
AlokasiWaktu :

A. KompetensInti(KI)

B. KompetensiDasar (KD)
1. KDpadaKI-1
2. ...... Dst.

C. IndikatorPencapaianKompetensi (IPK)
1. IndikatorKD padaKI-1
2. IndikatorKD padaKI-2
3. IndikatorKD padaKI-3
4. IndikatorKD padaKI-4

D. Tujuan Pembelajaran (opersional, spesifik, terukur)

E. Materi Pembelajaran(dapat berasal dari buku teks pelajarandan


bukupanduanguru,sumberbelajarlainberupamuatan
lokal,materikekinian,kontekspembelajarandarilingkungan sekitaryang
dikelompokkan
menjadimateriuntukpembelajaranreguler,pengayaan,danremedial)

F. KegiatanPembelajaran
1. PertemuanPertama:(...JP)
a.KegiatanPendahuluan
b.KegiatanInti
1) Mengamati
2) Menanya
3) Mengumpulkan informasi/mencoba
4) Menalar/mengasosiasi
5) Mengomunikasikan
c.KegiatanPenutup
2. Pertemuanseterusnya (...JP)

G. Penilaian,PembelajaranRemedialdanPengayaan
1.Teknikpenilaian
2.Instrumenpenilaian
3.PembelajaranRemedialdanPengayaan
Pembelajaranremedialdilakukansegerasetelahkegiatanpenilaian.

H. Media/alat,Bahan,danSumberBelajar
1.Media/alat
2.Bahan

54
3.SumberBelajar

55
Lampiran 3

INSTRUMEN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Nama Guru :
Program Keahlian :
Kelas :
Topik :
Tanggal :
HASIL TELAAH
TIDAK KURANG
NO KOMPONEN/ASPEK LENGKAP CATATAN
ADA LENGKAP 3
1 2
A Identitasdan Kelengkapan Komponen
1 Terdapat: satuanpendidikan,
kelas/semester,mata pelajaran, materi
pokok/tema, dan alokasi waktu
2 MemuatKI; KDdan Indikator; tujuan
pembelajaran; materi pembelajaran;
metode;media, alat,dan sumber
pembelajaran; langkah kegiatan
pembelajaran; dan penilaian

B Kompetensi Inti

3 Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4


4 Rumusan KI (1, 2, 3, dan 4)sesuai
dengan Permendikbud Nomor 59

C KompetensiDasardan Indikator
5 Kompetensi Dasar mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan

6 Menjabarkan indikator pengetahuan


dan keterampilanberdasarkan KDdari
KI-3dan KI-4
7 Indikator disusun menggunakan kata
kerja operasional
8 Indikator pengetahuan mengambarkan
dimensi proses kognitif(C-1s.d C-6) dan
dimensi pengetahuan (faktual,
konseptual,prosedural, dan
metakognitif)

9 Indikator keterampilanmemuat
keterampilanabstrakdan/ataukonkret

D Tujuan Pembelajaran
10 Memadai pencapaian indikator sesuai
KD, KI,danSKL

56
11 Memberikan gambaranproses
pencapaiantujuaanyangdimaksud

E Materi Pembelajaran
12 Ditulisdalam bentuk butir-butir Sesuai
dengan indikator, KD, KI,danSKL

13 Materi pembelajaranmemuat
pengetahuan
faktual,konseptual, prosedural,
F dan metakognitif
Metode Pembelajaran
14 Metode yangdigunakan
relevan denganpendekatan
15 saintifik
Sesuai dengantujuan
pencapaian pembelajarandan
G indikator
Media,Alat,dan Sumber
16 Menjabarkan media, alat,dan
sumber pembelajaran
17 Kesesuaiandengankebutuhan
pencapaiantujuan pembelajaran,
indikator,dan kegiatanbelajar
siswa aktif
18 Kesesuaiandengankarakterist
ik peserta didik
19 Kesesuaiandenganpembelajar
an saintifik

20 Sumberpembelajaranmencakup
buku, media cetak dan
elektronik,alam sekitar, atausumber
belajar lain yang
H LangkahKegiatan Pembelajaran
21 Mencakup
kegiatanpendahuuan, kegiatan
22 inti,dan penutup
Kegiatanpendahuluan
menggambarkan:penyiapankondi
si siswa; penjelasan keterkaitan
materi sebelumnya dan materi
yangakan datang;
penyampaiantujuan
pembelajaran; dan penyampaian
kegaitan yangakandilakukan
23 Kegiatan
intisesuaidengansilabus,
indikator,dan intimenggambarkan
24 Kegiatan materi
pembelajaran
proses pembelajaransaintifik
(menamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan
informasi,menalar, dan
mengomunikasikan)

57
25 Kegiatan intimenggambarkan
proses
pembelajaranyanginteraktif,
inspiratif,menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta
26 Kegiatanpenutup
didik menggambarkan:
perumusan kesimpulan bersama;
penilaiandan umpan balik/refleksi;
rencana tindaklanjut (remedial dan
pengayaan); dan penyampaian
rencana kegiatanselanjutnya
27 Kegiatanpenutup memuat
penyampaianpencapaianKDdari
KI-2 (sikapsosial)dan KI-1(sikap
religius)
I Penilaian
28 Memuatjenis/teknik
penilaian,bentuk instrumen, dan
pedoman penskoran/penilaian
29 Mencakup penilaiansikap,
pengetahuan, dan
keterampilan
30 Kesesuaiandengantujuan
pembelajaran, materi
pembelajaran, dan indikator
JUMLAH (∑ SKOR) `=

NILAI = (∑ SKOR / 90) X 100%

PREDIKAT

………………,………
……………. 2015
Penelaah

…………………………
………………
NIP

58
2

Anda mungkin juga menyukai