iv
Penulis :
Koko Prihandoko, S.Pd. 085235476208
Penelaah :
Sasongko Leksono Adi Putra, S.T, M.Si
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarangmengcopysebagianataukeseluruhanisibukuiniuntukkepentinganko
mersialtanpaizintertulisdariKementerianPendidikandanKebudayaan
KATA SAMBUTAN
Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun
proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang
berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi focus
perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu
pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan
upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut,
pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogic dan professional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan
peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta
kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi.
Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG
melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru
sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran
(blended) tatap muka dengan online.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK),
dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
yang bertanggungjawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan
peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang
dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka
dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini
diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untukmewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
f. A. Tujuan ……………………………………………………………………………11
g. B. Indikator Pencapaian Kompetensi ………………………………………11
h. C. Uraian Materi …………………………………………………………….11
i. D. Aktifitas Pembelajaran ……………………………………………………..23
j. E. Latihan / Kasus / Tugas/ Soal ……………………………………………..24
k. F. Rangkuman ……………………………………………………………………24
Kegiatan pembelajaran 2 : Memperbaiki Sistem Pendingin Pada Alat Berat ..... 26
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.15 Sistematik pendingin pelumas dengan udara dan air ................... 20
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GRAFIK
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan dan kesuksesan sorang guru karena adanya literatur yang dipakai
dapat menunjang dan memberikan tambahan pengetahuan ataupun kepandaian.
Agar literatur yang dipakai dapat membuat sebuah kemajuan dalam
pelaksanaanpembelajaran dikelas maka dibuatlah literatur yang akan
menjadikan lengkap ketika belajar dikelas. Salah satunya adalah modul,
merupakan unsur penunjang yang bagus untuk menambah kegiatan guru dalam
kelas. Modul yang telah dipelajari dapat menghantarkan guru menjadi lebih bisa
dan tahu akan maksud kompetensi yang dipelajari.
Dengan modul, kegiatan guru didalam kelas akan terencana dengan baik
sehingga sangatlah memudahkan guru untuk menggali kompetensi yang telah
dipelajarinya. Ketika modul ini digunakan guru tidak akan repot-repot untuk
membuat catatan ataupun buku tugas sesuai denga kompetensi yang diajarkan.
Modul sangat membantu guru ketika melaksanakan penggalian pengetahuan
dirinya sendiri.
1
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
2
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
pneumatik pada berkala sistem pneumatik
alat berat. Merawat sistem pneumatik pada
alat berat
Memperbaiki sistem Menelaah rencana perbaikan
pneumatik pada sistem pneumatik alat berat
alat berat. Menentukan kerusakan sistem
pneumatik pada alat berat
Memperbaiki sistem pneumatik
pada alat berat.
Mengklasifikasi Menelaah kode nomor (number
kode nomor code)
(number code) Mengklasifikasikan kode nomor
pada alat berat (number code) pada alat berat
B Memeriksa unit Menelaah simbol ISO dalam
alat berat preventive maintenance
Menelaah Maintenance Interval
Schedule alat berat.
Memeriksa unit alat berat
Merawat engine Menelaah prosedur perawatan
sistem engine system
Merawat engine sistem
Memperbaiki Merencanakan prosedur
engine system perbaikan pada engine sistem
Menentukan kerusakan pada
engine sistem Memperbaiki
C engine system
Merawat turbo Menelaah sistem turbo charger
charger group Merawat turbo charger group
Memperbaiki turbo Menganalisa kerusakan turbo
charger charger
Menentukan kerusakan pada
turbo charger group
3
Melaksanakan perbaikan
komponen yang rusak pada turbo
charger group
Merawat cylinder Merencanakan perawatan
head group berkala cylinder head group
Merawat cylinder head group
Memperbaiki Menentukan kerusakan pada
cylinder head group cylinder head group
Memperbaiki cylinder head group
Merawat sistem Merencanakan pemeriksaan
pendinginan sistem pendinginan
Merawat sistem pendinginan
Memperbaiki sistem Menganalisis gangguan pada
pendinginan sistem pendinginan
Merencanakan tindakan
perbaikan komponen sistem
pendinginan
Memperbaiki sistem pendinginan
Merawat sistem Merencanakan interval
pelumasan dan perawatan berkala sistem
D pemberian vet pelumasan dan pemberian vet
(grease fittings) alat (grease fittings) alat berat
berat Melaksanakan perawatan system
pelumasan dan pemberian vet
(grease fittings) alat berat
Memperbaiki Merencanakan perbaikan
pelumasan dan komponen sistem pelumasan
pemberian vet Menganalisis kerusakan pada
(grease fittings) komponen sistem pelumasan
alat berat Memperbaiki pelumasan dan
pemberian vet (grease fittings)
alat berat
4
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
rem pada alat sistem rem alat berat.
berat. Merawat sistem rem pada alat
berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
E rem pada alat sistem rem alat berat
berat. Menentukan kerusakan pada
sistem rem alat berat
Memperbaiki sistem rem pada
alat berat
Merawat sistem Menelaah kinerja sistem
suspensi suspensi (suspension system)
(suspension pada alat berat
system) pada alat Merencanakan interval
berat. perawatan sistem suspensi
(suspension system)pada alat
berat
Merawat sistem suspensi
(suspension system) pada alat
berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
F suspensi system suspensi (suspension
(suspension system)
system) pada alat Menentukan kerusakan pada
berat. sistem suspensi (suspension
system)
Melaksanakan perbaikan system
suspensi (suspension system)
alat berat
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
kemudi pada alat sistem kemudi alat berat.
berat Merawat sistem kemudi pada
alat berat
5
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
kemudi pada alat sistem kemudi alat berat
berat Menentukan kerusakan pada
sistem kemudi alat berat
Memperbaiki sistem kemudi pada
alat berat
Merawat Power Merencanakan perawatan power
Train System. trainsystem
Merawat power train system.
Memperbaiki Power Merencanakan pemeriksaan
Train System. power train system alat berat
Menentukan kerusakan pada
power train system
Memperbaiki ganguan pada
power train system
G Merawat Under Merencanakan perawatan under
Carriage System. carriage system
Merawat under carriage system.
Memperbaiki Under Menelaah prosedur pemeriksaan
Carriage System. under carriage system
Menentukan kerusakan pada
under carriage system
Memperbaiki gangguan pada
under carriage system
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
starter (starter sistem starter (starter system)
system) pada alat alat berat.
berat Merawat sistem starter (starter
H system) pada alat berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
starter (starter sistem starter (starter system)
system) pada alat alat berat
berat Menentukan kerusakan pada
6
sistem starter (starter system)
alat berat
Memperbaiki sistem starter
(starter system) pada alat berat
Merawat sistem enelaah prosedur perawatan
pengisian (charging komponen sistem pengisian
system) pada alat (charging system)
berat Merawat sistem pengisian
(charging system) pada alat
berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
pengisian (charging sistem pengisian (charging
system) pada alat system) alat berat
berat Menentukan kerusakan pada
sistem pengisian (charging
system) alat berat
Memperbaiki sistem pengisian
(charging system) pada alat
berat
Merawat sistem Merencanakan perawatan sistem
bahan bakar diesel bahan bakar diesel dengan
tipe inline dan pompa tipe inline dan distributor
distributor Merawat sistem bahan bakar
diesel tipe inline dan distributor
Memperbaiki sistem Merencanakan perbaikan sistem
bahan bakar diesel bahan bakar diesel tipe inline dan
I tipe inline dan distributor.
distributor Menentukan kerusakan pada
sistem bahan bakar tipe inline
dan distributor.
Memperbaiki sistem bahan bakar
diesel tipe inline dan distributor
Merawat sistem Merencanakan interval
7
bahan bakar diesel perawatan berkala sistem bahan
tipe Common Rail bakar Common Rail
Merawat sistem bahan bakar
diesel tipe Common Rail
Memperbaiki sistem Menganalisis gangguan sistem
bahan bakar diesel bahan bakar tipe Common Rail
tipe Common Rail Menentukan kerusakan pada
sistem bahan bakar tipe Common
Rail
Memperbaiki sistem bahan
bakar diesel tipe Common Rail
Merawat sistem Menelaah prosedur perawatan
penerangan pada komponen sistem penerangan
alat berat Merawat sistem penerangan
pada alat berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
penerangan pada sistem penerangan alat berat
alat berat Menentukan kerusakan pada
sistem penerangan alat berat
Memperbaiki sistem penerangan
pada alat berat
Merawat sistem Menelaah kinerja sistem
J asessories pada asessories pada alat berat.
alat berat Merawat sistem asessories pada
alat berat
Memperbaiki sistem Menentukan gangguan sistem
asessories pada asessories
alat berat Memperbaiki sistem asessories
pada alat berat
Merawat sistem Air Menelaah prosedur perawatan
Conditioning (AC) sistem Air Conditioning (AC) alat
pada alat berat berat.
Merawat sistem Air
8
Conditioning(AC) pada alat berat
Memperbaiki sistem Menelaah prosedur pemeriksaan
Air Conditioning sistem Air Conditioning (AC) alat
(AC) pada alat berat
berat Menentukan kerusakan pada
sistem Air Conditioning (AC) alat
berat
Memperbaiki sistem Air
Conditioning (AC) pada alat berat
D. Ruang Lingkup
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
diklat dapat bertanya pada instruktur pengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam
setiap kegiatan belajar.
3. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut:
9
l. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
m. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
n. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan
yang diperlukan dengan cermat.
o. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
p. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin
guru atau instruktur terlebih dahulu.
q. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
r. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang mengampu
kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
10
Kegiatan Pembelajaran 1 : Merawat Sistem
Pendinginan
A. Tujuan
C.Uraian Materi
11
naik sedangkan efisiensi mekanik (tenaga) yang dihasilkan menjadi rendah.
Efisiensi yang lain seperti, gas buang jadi rendah, efisiensi gesekan bertambah
besar.
12
Keterangan: 1. water pump
2. oil cooler
3. lubang-lubang pada engine block dan cylinder head
4. temperature regulator dan rumahnya
5. radiator
6. radiator cap
7. hose serta pipa-pipa penghubung
Pada pendinginan air secara alamiah, proses perpindahan panas/pendinginan
melalui perubahan massa jenis air yang menurun karena panas selanjutnya air
akan berpindah secara alamiah berdasarkan rapat massa sehingga terjadi
sirkulasi alamiah untuk pendinginannya. Untuk mempercepat pembuangan
panas pada sistem pendinginan air dipasangkan radiator. Melalui radiator ini
panas akan dibuang ke udara melalui sirip-sirip radiator. Pada pendinginan air
dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh putaran kipas pompa sehingga
sirkulasi air pada sistem ini akan lebih baik.
13
a. Sistem pendinginan udara
Di bagi menjadi dua, yaitu :
1). Secara alami
Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara.. Sirip pendingin
ini untuk memperluas bidang singgung antara mesin dengan udara sehingga
pelepasan panas bisa berlangsung lebih cepat.
2). Sistem pendinginan udara dengan kipas(ventilasi)
Pengaliran udara ke sirip pendingin melalui kipas yang digerakkan poros
engkol, bahan kipas ada yang terbuat dari plat besi dan plastik. Kipas di
desain untuk dapat menghisap udara dan dengan didukung konstruksi dari
blok silinder
14
Gambar 4.Pendinginan Alami
15
Gambar 6.Pompa Air digerakan oleh roda gigi dan kipas (impeller)
c. Termostat
Termostat bekerja saat mesin dalam kondisi dingin, thermostat menutup aliran
air menuju radiator, sehingga air bersirkulasi dari blok silinder ke arah kepala
silinder dan air dari kepala silinder akan dialirkan menuju pompa air melalui
saluran bypass lalu kembali ke mesin. Termostat tidak secara penuh
membuka atau menutup, tetapi berada dalam posisi keduanya untuk
16
mempertahankan agar temperatur mesin tetap konstan.
Termostatberfungsiuntuk mempercepat temperatur kerja air pendingin, saat
mesin masih dingin (baru hidup) dan mengatur peredaran/sirkulasi air pendingin
agar lancar.
Gambar 8.Termostat
d. Radiator
Radiator merupakan komponen sistem pendingin yang melepaskan panas
pada air pendingin ke udara. Radiator memiliki tabung (tube) sebagai tempat
mengalirnya air, yang umumnya dari atas ke bawah. Pada bagian bawah
radiator terdapat selang (hose) yang menghubungkan radiator dengan pompa.
Pada tabung terdapat kisi-kisi (fins) untuk membantu mempermudah
melepaskan panas ke udara saat udara melewati tabung ke kisi-kisi radiator.
17
1. Radiator konvensional,jenis ini memiliki sebuah rangkaian sirip-sirip
pendingin (fin) dan pipa-pipa (core)yang tergabung pada radiator.
2. Radiator modern , jenis ini memiliki beberapa rangkaian sirip dan pipa
saluran air yang tergabung pada radiator.
Pada tutup radiator terdapat dua bagian penting, satu katup tekan (pressure
valve / retief valve) yang menjaga agar tekanan pada sistem pendingin tidak
melebihi tekanan yang diinginkan dan untuk membatasi tekanan yang
ditimbulkan panas air pendingin antara 80 – 120 kpa (0,8 – 1,2 bar), data
tekanan yang ada pada tutup radiator berbeda-beda tergantung pada pabrik
pembuat kendaraan alat berat.
18
f. Selang radiator
Selang pada radiator merupakan komponen penting bagi sistem kerja
pendinginan radiator itu sendiri, selang ini menghubungkan antara kepala
silinder, pompa air ke radiator. Berfungsi Untuk memindahkan air panas dari
kantong air ke radiator dan sebaliknya.
Pengikat radiator dipasang agar hubungan selang radiator dan mesin rapat, tidak
ada kebocoran udara dan tekanan saat sistem pendingin panas. Pengikat
selang bisa berbentuk klem pengikat yang terbuat dari pat baja dan kawat baja.
g. Kipas / Fan
Kipas pada sistem pendinginan berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti
radiator, agar panas yang terdapat pada inti radiator dapat dirambatkan dengan
mudah ke udara.Kontruksi sudu-sudu kipas dibuat agar aliran udara yang
terbentuk untuk menghisap dan meniup dalam jumlah yang besar. Agar proses
pemindahan panas dari radiator ke udara luar bisa efisien.Dilihat dari aliran
udara mengalir kipas radiator digolongkan menjadi 2 tipe,yaitu :
19
1. Model Hisap (sucfion)
Kipas berputar karena adanya puli yang terpasang pada pompa air dan kipas
diikat dengan menggunakan baut pengikat. Berputarnya kipas akan menghisap
(sucfion) udara melalui radiator
20
i. Air pendingin
Air pendingin merupakan salah satu bagian penting dari sistem pendingin unit,
dimana cairanpendingin ditampung, didinginkan dan didistribusikan ke seluruh
sirkulasi sistem pendingin. Sirkulasi ini digerakan oleh Pompa Air yang mengirim
cairan pendingin menuju blok mesin, dimana cairan tersebut mengalir melalui
jalur-jalur disekitar silinder, kembali menuju radiator saat termostat terbuka.
Setiap air mengandung endapan kotoran yang tidak dibutuhkan saat kondisi
air pendingin dipanaskan.Air yang dapat dipergunakan sebagai cairan
pendingin adalah yang tidak mengandung kotoran yang berlebihan dan
berada pada batas tertentu. Maka ketika melakukan penggantian harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. PH air 7 (netral)
2. Tidak mengandung garam mineral .
3. Tambahkan aditif (supplement coolant additive/SCA) bila air yang
digunakan, sesuai perbandingan pada label petunjuk.
21
a. Aditif dicampur air (Supplement Coolant Additive /SCA)
Zat aditif yang penggunaanya dicampur dengan air, proses pencampuran harus
sesuai prosedur yang dianjurkan oleh industri pembuat aditif. Fungsi dari SCA
adalah:
22
Selain itu juga ada supplement coolant additive element merupakan aditif
berbentuk filter, fungsinya sama dengan SCA yang berbentuk cairan fiter
aditif dibuat dengan tujuan lebih memudahkan dan mempersingkat proses
perawatan dinamakan denganDiesel Mesin Antifreeze coolant ( DEAC).
Selain SCA dan DEAC ada Cat Cat ELC merupakan formula berteknologi
terkini dengan campuran bahan organik sebagai penghambat korosi. Cat
ELC menggunakan carboxylate technology guna memaksimalkan
perlindungan terhadap enam logam campuran dasar yaitu tembaga, timah,
kuningan, baja, besi cor, dan aluminum yang ditemukan pada sebagian besar
D. Aktifitas Pembelajaran
23
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendinginan
serta cara kerjanya pada unit alat berat.
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada
F. Rangkuman
Dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energy pada sebuah unit alat
berat, energi yang dapat dimanfaatkan secara efektif hanya kira-kira sebesar
25%. Dan kira-kira sebesar 45% lainnya hilang saat melakukan proses
pembuangan gas buang atau gesekan pada bagian-bagian mesin saat bergerak
dan selebihnya 30% hilang diserap oleh sistem pendingin mesin itu sendiri.
24
Komponen-komponen pada sistem pendingin meliputi pompa air (water pump),
saluran air atau water jacket, termostat, radiator, tutup radiator (Radiator Cap),
selang radiator , kipas / Fan, pendingin pelumas (Oil Cooler / Heat Exchanger)
dan air pendingin.
Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang ada di
bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan belajar 1
dengan rumus sebagai berikut :
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar :10) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 – 100 %
Baik = 80 – 89 %
Cukup = 70 – 79 %
Kurang = 0 – 69 %
Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke
Kegiatan Belajar 2. Bagus. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 %
harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 terutama pada bagian yang belum
dikuasai.
25
Kegiatan pembelajaran 2 : Memperbaiki Sistem
Pendingin Pada Alat Berat
A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan peserta diklat
mampu Memperbaiki sistem pendinginan
C. Uraian Materi :
26
b. Radiator tersumbat atau terhambat.
Jika radiator tersumbat pada saluran udara maupun saluran air, kemampuan
membuang panas dari radiator menjadi menurun sehingga temperature air
pendingin setelah melalui radiator akan tetap tinggi
c. Thermostat tidak membuka sepenuhnya.
Thermostat tidak berfungsi secara optima menyebabkan jumlah aliran massa
air akan terganggu, penguapan air akan besar dan jumlah air yang
bersirkulasi didalam mesin menjadi berkurang atau cepat habis.
d. Pompa air (water pump)
Kebocoran pompa adanya komponen seal, yang tidak dapat menyekat air
pada sistem pendinginan.Proses penggantian seal pompa sangat sulit, bila
pekerjaan tidak hati-hati seal pompa bisa mengalami kerusakan.
e. Saluran-saluran (mantel air) blok dan kepala silinder
Kondisi air pendingin berwarna kuning (keruh) berarti air pendingin telah
membuat karat pada dinding-dinding saluran air pada blok dan kepala silinder.
Penyebab kerusakan disebabkan kerena air pendingin tidak
beraditif.Penambahan zat aditif salah dalam proses pencampuran (terlalu
sedikit aditif) berakibat proses pelumasan pada dinding saluran air berkurang.
f. Kipas radiator tidak berfungsi
Apabila kipas radiator tidak berfungsi dengan baik, maka system pengaliran
udara menuju radiator akan terganggu. Ini akibat oleh rusaknya system
elektronik pada kipas, sehingga kipas tidak dapat berfungsi dengan baik.
27
Gejala atau troubleshooting yang biasa yang terjadi adalah
a. Thermostat rusak
Thermostat tersebut tidak bisa bekerja dengan baik artinya thermostat membuka
terus, karena alat tersebut tidak bisa menutup saat mesin dingin, ini berarti
thermostat rusak dan harus diganti.
28
2. Merencanakan Tindakan Perbaikan Komponen Sistem Pendingin
b. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan unit alat berat berdasarkan waktu yang telah tercapai sesuai
prosedur / petunjuk buku manual. Pekerjaan pemeriksaan berkala meliputi
antara lain :
29
6) Per 1000 Jam (Tahunan)
Untuk mendukung agar dalam sistem pendingin pada mesin mendapatkan
perawatan secara berkala dengan interval perawatan yang benar, maka
dibuatlah suatu perencanaan secara administratif yang benar dengan
menggunakan contoh ceklist perawatan 10 jam kerja.
30
Sistem pendingin pada mesin mendapatkan perawatan secara berkala dengan
interval perawatan yang benar, maka dibuatlah suatu perencanaan secara
administratif yang benar. Untuk itu dibuat :
1. Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan misalnya kegiatan mana
yang dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan
(monthly), enam bulanan (six monthly)dan tahunan (yearly). Jadwal ini harus
dibuat berdasarkan petunjuk dari buku petunjuk pemeliharaan (maitenace
manual). Dengan jadwal tersebut berarti sebagai teknisi atau pun sebagai
superviser dapat dijadikan pedoman untuk bekerja.
3. Inventarisasi Pemeliharaan.
Sistem inventarisasi ini akan membantu menertibkan pelaksanaan pemeliharaan
karena semua yang diperlukan tercatatnya segala sesuatunya akan mudah
menemukan data-data spesiikasi alat berat yang diperlukan.
31
c. Buku-buku manual dan katalog.
d. Mesin atau peralatan itu sendiri.
32
yang rusak
3 Air pendingin Kebocoran pada Periksa kebocoran yang
cepat habis radiator terjadi dan perbaiki
Selang radiator longgar Mengencangkan selang
atau rusak radiator dan mengganti
selang apabila selang
sudah rusak
Pompa air bocor Perbaiki pompa air, bila
sudah parah ganti pompa
air
Mengencangkan baut
Gasket kepala silinder
Bocor pada kepala silinder atau
ganti gasket
33
1. Radiator
Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukandengan cara sebagai
berikut:
Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator cap
tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada
gambar 4.18. Pompa alat tersebut, berikan tekanan sebesar 1 bar, lihat pada
alat ukur bila tekanan pada alat ukur turun berarti ada kebocoran sistem
pendingin. Kebocoran dapat lihat pada keterangan diatas.
34
a. Seal tutup radiator
Periksa kelenturan karet pada sil bagian luar (Outer Cap Seal atau Upper
Seal) dan dan sil karet bagian dalam (Inner Cap Seal atau Main Rubber Seal)
Perhatikan kedua sil tersebut dari kemungkinan sobek, kemudian tekan kedua
sil tersebut menggunakan kuku dan pastikan bahwa karet kembali rata. Jika
pada karet terbentuk cekungan maka karet tutup radiator harus diganti karena
karet tutup radiator sudah keras sehingga tidak mampu menutup radiator
dengan sempurna.
35
c. Pemeriksaan Vacuum Relief Valve (Katup Vakum)
Tarik katup vakum (Vacuum Reluef Valve) kemudian lepas, pastikan bahwa
katup vakum kembali pada posisi semula dengan posisi katup menutup
sempurna pada Inner Cap Seal. Jika tidak kembali ke posisi semula atau
kembali tapi posisinya tidak sempurna maka tutup radiator harus diganti.
36
3. Termostat
Pemeriksaan termostat antara lain, meliputi :
Pembukaan katup termostat
Suhu kerja pembukaan katup termostat
Kotoran yang menempel pada badan termostat
Pegas termostat dari karat
37
G. Pemeriksaan pompa air
Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam system pendingin tidak bersirkulasi,
karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat
bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak
bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup.
Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak
mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak
tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa,
maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. Pemeriksaan yang
dilakukan sebagai berikut :
38
Gambar 26.Pemeriksaan kopling fluida
39
3. Pemeriksaan selang radiator
Menjaga keawetan pada selang radiator tidak ada perlakuan khusus atau
istimewa. Kerusakan pada selang radiator disebabkan karena umur/masa pakai
selang dan proses melepas atau memasang kembali yang tidak benar. Beberapa
kondisi yang membuat slang sebaiknya langsung ganti yakni ketika ditemui
selang ‘bunting’, tergores, atau ada kebocoran sekecil apapun. Kondisi-kondisi
ini sangat mungkin membuat selang sobek ketika unit dioperasikan.
4. Air pendingin
Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas
media pendingin meliputi pemeriksaan :
Jumlah air di tangki cadangan air (reservoir)
Jumlah air di radiator
Kondisi air dari kotoran
Kosentrasi zat pendingin (Berat jenis air)
Adanya gelembung udara yang masuk ke sistem pendinginan
40
Gambar 30.Alat pemeriksa titik beku air
41
melakukan pengukuran konsentrasi atau kadar air pendingin, dengan
menggunakan conditioner test kit. Dengan prosedur sebagai berikut:
42
Selain itu metode yang digunakan dengan menggunakan berat jenis air
(coolant & battery tester).Prosedur pengetesan konsentrasi antifreeze
menggunakan Coolant & Battery Tester. Pemakaian alat penguji konsentrasi
coolant dilakukan dengan membuka penutup dan bersihkan sisi permukaan
kaca dimana cairan akan ditempatkan. Teteskan cairan yang akan ditest,
lalu tutup kembali, arahkan ke cahaya atau sinar serta pastikan posisinya
tepat di atas tester.Temperatur titik beku akan terbaca pada garis lintang
yang membatasi porsi antara terang dan gelap di dalam sisi kaca. Bacalah
temperatur pada daerah skala untuk ethylene glycot.
43
Gambar 32.Memperbaiki kebengkokan sirip pendingin
D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
44
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada
G. Rangkuman
Penurunan daya mesin yang dikaitkan dengan sistem pendinginan pada
dasarnya ada kemungkinan-kemungkinan penyebab seperti ::
45
Untuk memperbaiki adanya kerusakan pada system pendinginan maka terlebih
dahulu dilakukan pemeriksaan pada komponen atau system nya untuk dapat
mengganti atau memperbaiki agar system berjalan atau berfungsi dengan baik.
Pemeriksaan meliputi pada radiator, termostat,tutup radiator pompa air, media
pendingin, sabuk, selang radiator dan radiator assy.
46
Kegiatan Pembelajaran 3 :MerawatSistem
Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)Alat
Berat
A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta diklat
mampu:Merawat Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings) Alat
Berat.
H. C. Uraian Materi 3
Sistem pelumasan bekerja ketika mesin beroperasi pompa oli turut berputar
bersama poros bubungan yang dihubungkan dengan ujung poros pompa.
Bekerjanya pompa oli menyebabkan oli pelumas yang berada di panci oli atau
karter tersedot ke atas dengan melalui saringan kasar terlebih dahulu. Setelah
47
melewati pompa, minyak pelumas (oli) mengalami penyaringan kedua pada
saringan oli (oil filter) yang lebih halus. Setelah disaring oli dialirkan ke indicator
minyak pelumas, kemudian mengalir ke komponen-komponen yang
membutuhkan pelumasan seperti ke kepala selinder (mekanisme katup), ke
bantalan-bantalan (poros engkol, pena torak, poros bubungan dan sebagainya).
Setelah melumasi komponen-komponen tersebut oli pelumas kembali lagi turun
ke panci oli atau karter membawa kotoran-kotaran atau partikel logam hasil
gesekan juga panas komponen yang dilaluinya. Begitu seterusnya.
48
Gambar 35.Fungsi pelumas sebagai pelumas
49
Gambar 37.Pelumas sebagai pembersih
d. Membantu penyekatan
Pelumas membantu untuk menyumbat (menyekat)dengan baik rongga-rongga
yang terdapat pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder atau membentuk
lapisan film yang tipis (penyekat) di antara komponen bergerak.
50
7. Menghindari terbentuknya gelembung (menghentikan pelumas cair berubah
menjadi uap atau gelembung-gelembung udara yang sangat keciil karena
panas yang tinggi.
Pada minyak pelumas tercantum dua klasifikasi yang diukur menurut standar
51
Indeks Keterangan
52
b. Oil Strainer
Komponen ini difungsikan untuk mencegah masuknya kotoran besar yang
terdapat pada sistem, sehingga oli terhisap menuju ke oil pump.
Pompa oliberfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan) kemudian menekan
dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.
d. Dipstick
Dipstick berfungsi untuk pengukur tinggi permukaan oli dan sebagai tutup
lubang tempat mengisi pelumas mesin
Gambar 42.Dipstick
53
e. Oil Pressure Switch
Berfungsi untk mengaktifkan peringatan bila tekanan oli mencukupi
54
Terdapat dua macam tipe dari oil cooler, yaitu:
Plate tube type (multiple plate type)
Shell & tube type (multiple tube type)
Jenis pelumasan yang digunakan pada mesin agar tidak mengalami kerusakan
pada sistem digolongkan menjadi 3 (tiga) :
55
Gambar 46.Pelumasan ciprat
56
c. Pelumasan campur (Premix type lubrication)
Pelumasan ini digunakan pada gazolin engine (motor bensin) karena merupakan
bagian terpenting dari sebuah unit, untuk penghasil tenaga (momen putar).
Pelumasan ini merupakan paling sederhana dan murah tanpa membutuhkan
bantuan pompa. Premix type lubrication merupakan metode sistem pelumas
motor 2 tak dengan cara mencampur langsung oli pelumas pada tangki bensin
pada perbandingan tertentu. Perbandingan antara bensin dengan oli adalah 20
– 25 : 1, artinya untuk 20- 25 liter bensin dicampur dengan 1 liter oli ( Perhatikan
spesifikasi pabrik )
57
b. Bensin campur mempunyai viscositas yang lebih tinggi sehingga:
1) Pengabutan pada karburator kurang halus,
2) Proses pembakaran kurang sempurna,
3) Tenaga mesin menurun
4) Banyak endapan karbon di ruang bakar,saluran buang maupun knalpot
5) Emisi gas buang tinggi
c. Komposisi campuran tetap, padahal kebutuhan pelumas sebanding dengan
putaran mesin, sehingga oli berlebihan pada putaran rendah dan menengah,
tetapi kurang saat putaran tinggi.
d. Sistem pelumasan jenis pelumas yang paling sederhana
e. Pemakaian pelumas boros, timbul polusi
d. Sistem Autolube
Dengan adanya pompa oli yang dikontrol bersama gas, memungkinkan jumlah
oli yang disemprotkan sesuai dengan kebutuhan beban dan kecepatan motor.
Kebutuhan oli untuk beban ringan sebesar 80 - 120 : 1, untuk beban / putaran
menengah 40 –70 :1, sedangkan untuk beban tinggi / putaran tinggi sebesar 18 –
30 :1. Dengan adanya sistem injeksi kelemahan pada sistem pelumas campur
dapat teratasi. Sistem pelumas dengan automatis mencampur oli dengan
campuran bahan bakar pada komposisi yang tepat menggunakan Autolub
pump,pelumas dipompakan dari tangki pelumas menuju saluran masuk
58
Gambar 49.Pelumasan Autolub
4. PelumasGrease/gemuk
Grease/gemuk adalah bahan pelumas setengah padat yang digunakan pada
komponen-komponen mesin yang tidak dapat menggunakan pelumas. Grease
bisa dianggap terdiri dari dua bagian: bahan pelumas, yaitu pelumas dan bahan
dasar (atau holder atau sabun) yang membawa pelumas. Bahan dasar tersebut
terbuat dari bahan campuran seperti sodium, calcium, lithium atau zinc dicampur
dengan lemak nabati dan hewani.
Grease melumasi dengan cara yang sama, bahan dasar tersebut akan
melepaskan pelumas dibawah tekanan bearing atau permukaan komponen yang
dilumasi. Kekentalan grease berbeda-beda untuk berbagai macam penggunaan
pada komponen mesin. Grease yang encer hampir berbentuk cair, dengan
kandungan pelumas kandungan sabun yang rendah. Hal ini memudahkan
grease encer mengalir melalui celah yang kecil. Grease yang kental akan
memberikan pelumas dengan kekentalan yang lebih tinggi dan bahan dasar yang
lebih pekat, dan hanya akan digunakan pada komponen yang bergerak pelan
dengan banyak celah diantara permukaan komponen mesin.
59
grease tersebut akan mengalir dari bearing dan dari antara permukaan yang
berhubungan, dan tertutup oleh oil seal. Bila konsistensi terlalu pekat, grease
akan menggumpal. Hal ini berarti, komponenn yang bergerak pada bearing
racenya seperti ball dan roller akan membuat alur pada gumpalan grease
tersebut,namun grease tidak dapat menutup galur tersebut, sehingga bearing
bisa menjadi kering (tidak terlumasi) meskipun grease berada dalam housing.
Pemilihan grease yang terakhir adalah berdasarkan persetujuan, menurut
konsistensi dan efek pengenceran pada temperatur yang mungkin sekali
ditemui.Grease dengan titik lebur yang tinggi sudah tersedia yang akan
melumasi bearing hingga temperatur 2000C. Grease jenis ini memiliki bahan
tambahan dan bahan dasar khusus. Grease yang anti air terbuat dari sabun
limau, dan grease yang larut dalam air terbuat dari sabun soda. Beberapa jenis
pelumas dan grease untuk pemakaian sehari-hari ditunjukan dalam tabel
dibawah.
60
Pelumasan dengan grease yang terlalu banyak (Overpacking) menyebabkan
kerusakan pada bearing. Dalam hal ini terjadi tekanan ekspansi internal di seal
bearing yang mengakibatkan kebocoran dan fitting grease rusak yang
mengakibatkan hilangnya pelumas. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap
pelumasan bearing saat ini, ditemukan bahwa untuk berbagai peralatannya
diturunkan biasanya kapasitas pelumasnya dalam kondisi normal adalah 20%,
banyaknya grease tidak boleh berada diantara 69% hingga 70% dari kapasitas
bearing. Overpacking diakibatkan tidak adanya mangaan didalamproses
pembuatan untuk pemuaian saat bearing dan grease menjadi panas.
61
Gemuk memiliki beberapa sifat yang tidak dapat dilakukan oleh cairan oli
pelumas. Keuntungannya :
Dan kerugiannya :
1) Dibandingkan dengan oli pelumas, gemuk lebih sulit untuk penanganan,
pengisian dan pengantian.
2) Memiliki daya tahan gerak yang besar.
3) Kemampuan pendinginan rendah.
4) Sulit untuk membersihkan kotoran.
Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan
berfungsi seperti sediakala atau paling tidak mendekati sehingga kegiatan
produksinya dapat berjalan dengan lancar .
62
3. Agar biaya perbaikan alat berat tersebut menjadi lebih hemat (reduce repair
cost).
63
20.29.2 Melaksanakan Perawatan Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet
(grease fitting) Alat Berat
1) Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan misalnya kegiatan mana
yang dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan
(monthly), enam bulanan (six monthly)dan tahunan (yearly). Jadwal ini harus
dibuat berdasarkan petunjuk dari buku petunjuk pemeliharaan (maitenace
manual). Dengan jadwal tersebut berarti sebagai teknisi atau pun sebagai
superviser dapat dijadikan pedoman untuk bekerja.
64
pelaksanaan (tanggal),jenis perbaikan,spare part dan bahan yang digunakan
serta petugas pelaksana yang melakukan pekerjaan tersebut. Dari kartu inilah
semua pemeliharaan dapat diketahui
3. Inventarisasi Pemeliharaan.
Sistem inventarisasi ini akan membantu menertibkan pelaksanaan pemeliharaan
karena semua yang diperlukan tercatatnya segala sesuatunya akan mudah
menemukan data-data spesiikasi alat berat yang diperlukan.
Hal-hal yang perlu diinventarisasikan antara lain :
1. Alat-alat pemeliharaan dan perbaikan termasuk alat pengujian.
2. Bahan pemeliharaan dan spare part.
3. Buku-buku manual dan katalog.
4. Mesin atau peralatan itu sendiri
65
Satu-satunya cara yang tepat untuk menguji ketidak sesuaian ini adalah
mengujinya di labotarium. Oleh karena itu, membersihkan semua pelumasan
yang telah terpakai dari komponen-komponen mesin sebelum menggantinya
kembali dengan pelumas yang baru adalah langkah yang efisien dan ekonomis
Pemeriksaan pelumas di alat berat dapat dilakukan oleh operator dan mekanik.
Pemeriksaan oleh operator (pengemudi) alat berat dilakukan sebelum
mengoperasikan alat berat, meliputi :
Pada sistem hidrolis jumlah pelumas hidrolis dapat dilihat pada pipa kaca
ditangki, oli hidrolis tepat pada tanda penuh (F) atau kurang (L). Pada track untuk
penggerak yang menggunakan rantai, sambungan track dilumasi dengan
menggunakan pelumas padat (grease). Pena rol pada sepatu besi terdapat
kebocoran grease maka perlu diganti sil pelindung grease yang ada pada
sepatu-sepatu besi.
66
Pada tabel dibawah ini memperlihatkan pemakaian jenis-jenis pelumas, jumlah
pelumas dan air pendingin yang digunakan pada unit alat berat.
Dengan melihat tabel diatas jumlah pelumas (oli) setiap sistem yang ada sangat
banyak, bila pelumas diganti semua tentu pada alat berat akan mengeluarkan
biaya yang besar.
67
Label harus meliputi informasi di bawah ini :
Nama Customer
Model mesin
Serial number
ldentifikasi tempat penggunaan
Merk dan type pelumas
Apakah pelumas diganti
Usia pakai pelumas
lsi label dengan tepat. Tidak dibenarkan untuk menulis informasi pada botol
karena lab tidak menggunakannya. Label yang benar seharusnya bersama
dengan sample pelumas yang tepat.
Sampel yang baik, adalah sample yang tidak dicemari oleh faktor luar, hal
ini sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan sangat
menentukan kesuksesan dari programSOSadalah singkatan dari Schedule
Oil Sampling, waktu pengujian sampel adalah 48 jam.
68
Keterbatasan Oil Sampling
Tidak dapat meramalkan keretakan komponen.
Kurang akurat ketika filter sentrifugal dipergunakan karena partikel kecil
tidak bersirkulasi kesistem.
SOS dapat diambil dari pelumas yang berada pada sistem seperti : Mesin,
Transmissi, Sistem Hidraulic, , Roda Depan, Rear axle housing.
Analisa Fisik
Terdiri dari pemeriksaan secara fisik unsur-unsur yang mana merusak
kualitas pelumas.akibat hambatan aliran pelumas yang normal.
69
Alat yang digunakan untuk mengambil contoh pelumas disebut pompa vakum
Ada dua cara pengambilan sebuah sample (contoh) untuk analisa SOS yang
baik, yaitu :
Tanpa alat (sample valve / live sample point)
Pompa vakum (vacuum pump)
70
b. Pemeriksaan Ketinggian Oli
Pemeriksaan ketinggiaan oli engine dilakukan dengan memanaskan engne
terlebih dahulu hingg mencapai suhu normal. Setelah mencapai suhu normal
periksalah ketinggian oli dengan terlihat dipstick. Ketinggian oli harus berada
antara L dan F pada tangki pengukur oli. Bila terlalu rendah periksa dan
perhatikan kemungkinan terjadi kebocoran atau tidak.
D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pelumasan dan
pemberian vet (grease fitting) serta cara kerjanya pada unit alat berat.
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada
71
F. Latihan/ Kasus /Tugas/Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan system pelumasan!
2. Jelaskan prinsip kerja system pelumasan!
3. Sebutkan komponen utama system pelumasan dan jelaskan fungsinya!
4. Jelaskan jenis pelumasan yang secara umum digunakan pada unit alat berat
dengan mesin diesel!
5. Jelaskan bagaimana prosedur perawatan pada system pelumasan!
G. Rangkuman
Pelumasan memudahkan komponen-komponen mesin bergerak serta
menghindarkan terjadinya gesekan yang berlebihan.Sistem pelumasan bekerja
ketika mesin beroperasi pompa oli turut berputar bersama poros bubungan yang
dihubungkan dengan ujung poros pompa. Bekerjanya pompa oli menyebabkan
oli pelumas yang berada di panci oli atau karter tersedot ke atas dengan melalui
saringan kasar terlebih dahulu. Setelah melewati pompa, minyak pelumas (oli)
mengalami penyaringan kedua pada saringan oli (oil filter) yang lebih halus.
Setelah disaring oli dialirkan ke indicator minyak pelumas, kemudian mengalir ke
komponen-komponen yang membutuhkan pelumasan. Pemeliharaan dan
pemeriksaan pelumasan perlu dilakukan pada semua sistem
Komponen sistem pelumasan antara laian : tangki oli (oil pan), oil strainer,
pompa oli, oil pressure switch, oil filter, oil cooler dan dipstick.
72
melumasi dengan cara yang sama, bahan dasar tersebut akan melepaskan
pelumas dibawah tekanan bearing atau permukaan komponen yang dilumasi.
Grease berfungsi antara lain : uuntuk teteap terus menempel dan melumasi dua
bagian part mesin, merupakan pelumas yang lebih mudah di gunakan daripada oli.
Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval yang ditentukan dalam
tabel. Untuk pembacaan yang akurat pada dipstick mesin, mematikan mesin dan
menunggu sekitar 10 menit. Tujuannya untuk memastikan oli di bagian atas
mesin mengalir kembali ke dalam bak mesin. Ikuti rekomendasi produsen mesin
untuk klasifikasi API oli dan viskositas oli. Jaga level oli sedekat mungkin dengan
"full" tanda pada dipstick dengan menambahkan oli dengan kualitas & merk yang
sama. Jangan mencampur dengan merk oli lain
73
Kegiatan Pembelajaran 4 : Memperbaiki Sistem
Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)
Alat Berat
A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta diklat
mampu:Memperbaiki Sistem Pelumasan dan Pemberian Vet (Grease Fittings)
Alat Berat.
C. Uraian Materi
74
baik akan membuat mesin unit berumur panjang (long live) dan biaya
perbaikan akan semakin kecil.
Dalam waktu pemakaian yang lama, mutu pelumas akan berkurang, hal tersebut
disebabkan karena :
1. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang terkandung dalam
minyak pelumas yng mengakibatkan timbulnya lumpur / endapan
3. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan pelumas akan
menimbulkan gumpalan karbon yang dapat menurunkan kemampuan
pelumasan.Setelah pelumas baru dimasukan ke dalam sebuah mesin, pelumas
tersebut sedikit demi sedikit kehilangan keefektifannya sebagai bahan pelumas.
Hal ini disebabkan karena pengumpulan bermacam-macam bahan dan
keefektifan bahan-bahan tambahan yang semakin berkurang.
Dalam merencanakan perbaikan komponen sistem pelumasan dapat dilakukan
sebagai berikut :
75
b. Oil Strainer
Terletak pada bagian bawah oli yang terhubung dengan pompa olli. Untuk
memperbaikinya dengan cara :
Membersihkan oik strainer dari motoran yang menempel.
Periksa penyaring dari kondisi pipa oil strainer
Ukur bagian komponen pada diameter dalam pipa, diameter luar pipa,
celah kawat dan diameter oil strainer.
c. Pompa Oli
Bila gasket atau o-ring rusak maka udara akan memasuki pada sistem
pelumasanmenyebabkan oli menjadi rendah. Akibatnya komponen mengalami
keausan. Keausan akan berakibat timbulnya kelonggaran pada bagian-bagian
tertentu, sehingga pompa tidak dapat bekerja secara maksimal
d. Saringan Oli
Pemeriksaan saringan oli secara visual dengan melihat pada bagian elemen
dalam filter.
Penggantian pelumas berpedoman pada jam pemakaian dan jarak tempuh unit
yang digunakan. Penggantian pelumas pada unit alat berat meliputi, penggunaan
pelumas pada komponen, antara lain :
76
a. Pelumas mesin
Untuk kendaraan / unit yang bekerja diam (stasioner) seperti excavator memakai
pedoman jam pemakain dalam penggantian pelumas mesin, untuk kendaraan
angkut memakai pedomaan Km dalam penggantiannya.
Motor bensin: 5.000 – 10.000 km ( tergantung oli motor yang digunakan )
Motor Diesel: 3.000 – 6.000 km ( tergantung oli motor yang digunakan )
Excavator : 250 jam Sebaiknya lihat buku manual untuk penggantian.
b. Pelumas tansmisi
Proses penggantian pelumas ini lebih lama dibanding pelumas (oli) mesin karena
kerja dari pelumas ini hanya untuk menahan beban kerja dan gesekan dari
transmisi. Khusus transmisi otomatis proses penggantian sebaiknya
menggunakan alat yang khusus, pada transmisi otomatis terdapat banyak
saluran yang dilalui oleh pelumas ATF. Bila pada saluran yang dilalui pelumas
terdapat udara dapat menyebabkan transmisi tidak berfungsi (bekerja), untuk
penggantian pelumas pada transmisi otomatis gunakan prosedur yang sesuai
pada unit yang digunakan.
c. Pelumas hidrolis
Penggantian pelumas hidrolis lihat petunjuk buku manual pada unit yang
digunakan, penggantian yang salah dapat menyebabkan sistem tidak dapat
bekerja dengan baik.
d. Pelumas Grease
Menjaga tingkat kebersihan yang sangat baik selama grease digunakan adalah
sangat penting. Kotoran tidak boleh memasuki bearing melalui fitting grease atau
peralatan pelumasan otomatis (dispersing equiptment) yang kotor. Periksalah
grease dalam penampung untuk memastikan apakah tidak terkontaminasi
kotoran, debu atau jenis kotoran lainnya (dengan menggunakan sebuah aplikator
untuk dua jenis grease). Bersihkan sebelum digunakan kembali untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penggunaan yang merugikan.
77
e.Minyak rem
Penggantian minyak rem lihat petunjuk buku manual pada unit yang digunakan,
penggantian yang salah dapat menyebabkan sistem tidak dapat bekerja dengan
baik.
Pencegah Penanganan minyak rem adalah sebagai berikut :
1) Jangan mencampur minyak rem
2) Mencampur minyak rem dengan spesifikasi berbeda akan menyebabkan
penurunan titik didih minyak rem. Reaksikimia suatu saatakan terjadi,
menyebabkan komposisi berubah
3) Jangan tercemar air
4) Bila minyak rem tercampur dengan air akan berakibat menurunnya
kemampuan mendidih
5) Jangan tercemar dengan oli
6) Mineral oli dan pembersih oli mempengaruhi komponen karet lain pada
sistem yang berkerja, seperti pada seal dust (karet penahan debu).
7) Penyimpanan minyak rem
Simpan minyak rem pada tempat yang sesuai untuk mencegah minyak rem
dari penyerapan air, simpan minyak pada tempat tertutup rapat dan hindari
dari debu dan kotoran.Pada sistem untuk penggunaan minyak rem dan
kopling hidrolis, cara memperbaiki gejala vapour lock biasanya dilakukang
dengan pembuangan udara atau yang biasa disebut dengan bleeding dan
gejala vapour lock sering terjadi sebaiknya minyak diganti baru.
78
a. Tekanan Oli Rendah
Pelumas oli masuk kedalam komponen-komponen engine dengan mendapatkan
tekanan oleh seebuah pompa oli. Teekanan pada oli menyebabkan oli dapat
;masuk ke dalam saringan oli, lalu masuk ke saluran utama kemudian menuju ke
kepala silinder, jurnal poros hubungan, mekanisme katub kemudian minyak
pelumas kekomponen-komponen engine yang emerlukan pelumasan. Tekanan
oli hang rendah menyebabkan aliran minyak pelumas tidak seluruhnya dapat
m;elumasi komponen-komponen engine yang bergerak, akibatnya komponen-
komponen tersebut akan mengalami kerusakan. Diagnosa Tekanan oli rendah
seperti pada table.
Bagian yang
No Diagnosa Cara Mengatasi
diperiksa
1 Oli engine Oli engine kurang baik Tambahkan oli engine
Kualitas oli engine buruk Gantimoli engine
2 Saringan Oli Saringan oli tersumbat Bersihkan atau ganti
saringan oli
3 Katup Relief valve Katup relief valve rusak Ganti katup relief valve
4 Pompa oli Pompa oli rusak Perbaiki atau ganti pompa
jika rusak
5 Baut pembuangan Baut pembuangan atau Tambahkan sealer
pada oli baut ulurnya habis kemudian kencangkan
baut
6 Roda gigi atau Roda gigi atau rumah Ganti roda gigi atau
rumah pompa pompa aus rumah pompa
Tabel 10.Diagnosa Tekanan Oli rendah
79
No Masalah Penyebab gangguan Cara mengatasi
1 Tercampurnya Paking kepala silinder Ganti paking akepala
air dengan oli rusak silinder
Ganti dinding dan kepala
silinder
2 Terdapat bahan Keausan pada dinding Ganti dengan yang baru
bakar
Kurangnya oli pada suatu engine dapat disebabkan oleh beberapa kebocoran
bagian-bagian engine yang kurang rapat saat pemasangan. Kemungkinan
terjadinya kebocoran dapat diperiksa pada abaeberapa komponen-komponen
pelumasan diantaranya:
1) Oli keluar dari kepala dan tutup silinder
Keluarnya oli daari kepala dan tutup silinder dapat disebabkan oleh kurang
kencangnya baut pengikat kepala dan tutup silinder. Keadaan paking kurang
yang sudah rusak juga dapat memungkinkan terjadinya kebocoran oli pada
kepala dan tutup silinder. Kebocoran oli ini dapat diatasi deengan cara
m;engencangkan baut pengikat dan mengganti paking bial telah m;engalami
kerusakan.
2) Kebocoran pada saringan oli
Pemasangan saringan oli harus dilakukan denegan tepat dan kencang. Hal
ini dikarenakan pemasangan yang kurang kencang dan tidak tepat dapat
menyebabkan terjadinya kebocoran pada saringan oli. Kencangkan saringan
oli dan gantilah seal oli yang rusak apaabila terjadi kebocoran pada
saringan oli.
3) Kebocoran baut pembuangan oli
Kebocoran pada baut pembuangan dapat disebabkan oleh kurang
kencangnya saat pemasangan seeelah melakukan pembuangan oli.
Kencangkan baut sesuai spesifikasi agar tidak terjadi kevbocoran pada
bautang oli.
80
4) Kebocoran oli ke ruang bakar
Komponen-komponen engine seperti dinding silinder, piston dan ring piston
suatu saat akan mengalami keausan akibat adanya gesekan. Keausan
menimbulkan kerak pada torak dan kepala silinder. Langkah yang diambil
dalam mengatasi hal ini adalah dengan mengganti diding silinder, piston dan
ring piston.
Tekanan oli terlalu tinggi dapat disebabkan oeh kerusakan pada saluran katup
relief . Hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan teradinya penyumbatan pada
saringan oli.Cara mengatasi masalah tekanan oli terlalu tinggi ini adalah dengan
mengganti katup relief.
81
Menganalisa kerusakan berasal dari komponen, antara lain :
a. Kerusakan pada ring piston
Berakibat proses pembakaran berupa gas turun keruang mesin.
c. Pompa oli
Kerusakan disebabkan karena bagian roda gigipompa mengalami keausan
ataupun pada bagian dinding dudukan pompa.Keausan pada roda gigi
mekanik pengisap dan penekan pelumas berupa 2 buah roda gigi yang saling
berkaitan di dalam yang dibatasi oleh pemisah.Roda gigi dalam (penggerak)
digerakkan oleh poros engkol.Kerusakan ini pada pompa oli jenis roda gigi
dalam. Untuk datacelah antara roda gigi luar dan bodibertoleransi 0,20
mm.Celah antara kedua ujung roda gigi dan pemisah Toleransi 0,35
mm.Celah antara kedua ujung roda gigi terhadap pompa ( memakai mistar
baja ) bertoleransi 0,10 mm. Hasil ukur pemeriksaan pada pompa bila
melampai
batas sebaiknya pompa diganti
d. Filter oli
Kerusakan filter disebabkan karena tersumbatnya filter oleh kotoran. Kotoran
berasal dari serbuk-serbuk kecil pada bantalan poros engkol, gesekan ring
piston dengan dinding silinder. Kerusakan filter sebaiknya diganti baru,
penggantian filter oli pada jarak 10.000 km atau 1500 jam.
82
Kerusakan pelumas mesin dapat dilihat dari warna antara lain :
83
Gambar 53.Warna Oli kecampur air
Pada materi ini akan dibahas greassing pada bagian alat berat dan unit
pengangkut pada truck, meliputi pekerjaan pada bagian :
84
a. Idler assembly
Pelumasan ini menggunakan oli SAE 30 sebesar 70 – 80 cc sebagai contoh unit
komatsu PC 220
b. Recoil spring
Pelumasan ini menggunakan gease G2-L1 secukupnya hanya pada bagian
silinder sebagai contoh unit komatsu PC 220.
85
Gambar 56.Pemberian grase pada sprocket
Lebih jelas lihat tabel pelumasan dibawah ini. Tabel pelumasan ini sifatnya
umum untuk unit yang lain lihat spesifikasi pada buku manual.
86
Tabel 13.Jumlah pelumasan pada sistem
87
e. Single differensial
Pada bagian pelumasan single differensial ini menggunakanpelumasan SAE 90,
penggunaan pada truk besar.
g. Hub Reduction
Pada bagian pelumasan hub reduction ini menggunakanpelumasan SAE 90
Penggunaan pada truk besar.
88
Gambar 60.Pelumasan Hub Reduction
Setelah oli mengalir ke saluran utama (main oil hole) yang terletak diblok silinder
oli akan dibagi menuju ke bagian-bagian pelumasan diantaranya yaitu :
89
Pada jurnal utama terdapat alur di sekitar bagian dalam pada bantalan, yang
berfungsi untuk menyuplai pelumas dan menyimpan oli pada bantalan batang
piston (connecting rod bearing). Bantalan pada batang piston tidak terdapat alur
pelumas.
90
Gambar 63.Pelumasan pada bantalan poros kam
Pada jenis penggerak katup yang menggunakan batang penekan (push rod),
pelumas dari saluran utama (main gallery) akan menuju ke bantalan poros kam.
Bantalan poros kam akan terlumasi dan sebagian disalurkan ke mangkok
penekan (lifter) selanjutnya menuju ke batang penekan (push rod) dan oli naik ke
tuas penekan katup (rock arm), berakhir disini oli akan kembali ke kalter.
91
Gambar 65.Pelumasan pada dudukan batang penumbuk (lifter)
92
Gambar 67.Pelumasan pada rantai timing
Saat mematikan mesin pada konsisi panas atau rpm tinggi harus dihindarkan
pada sistem turbo charger. Aliran pelumas yang tidak cukup pada kondisi
tersebut akan membuat kerusakan turbocharger yang lebih cepat.
93
Turbocharger memerlukan pelumas untuk mendinginkan dan melumasi
bantalan-bantalannya.
Saat kondisi dingin dan temperatur kerja belum tercapai injektor (nosel) oli tidak
akan menyemprotkan oli pada piston. Hal ini digunakan agar pada bagian piston
cepat panas yang berakibat temperatur kerja motor cepat tercapai. Proses
pendinginan yang berlebihan pada bagian piston akan berdampak pemborosan
pada pemakaian bahan bakar, karena waktu kerja mesin akan lama.
Saat kondisi kerja tercapat injektor oli belum menyemprotkan pelumas kepada
piston, hal ini disebakan adanya katup tekan yang membuka pada tekanan
pyang cukup besar 2 bar. Untuk mencapai tekanan yang 2 bar pompa oli harus
diputar lebih cepat atau putaran mesin dinaikkan.
94
Rpm mesin dinaikkan akan akan menghasilkan tekanan yang meningkat,
sehingga mendorong katup terbuka. Saat katup terbuka oli akan menyemprotkan
pelumas ke piston. Tersemprotnya piston membuat menjadi dingin dan berakibat
pemakaian piston yang lebih panjang disamping juga membantu proses
pelumasi pada dinding silinder. Perlu di ingat bahwa proses pelumas untuk
pendingin torak diambil dari saluran utama disemprotkan ke bagian bawah torak,
bila tekanan pelumas melebihi 200 Kpa ( 2 bar ), yaitu tekanan pembukuan katup
pada nosel akan menyemprot oli. Katup ini mencegah kerendahan tekanan
pelumas pada putaran yang rendah (misal idle / stasioner)
Kompresor udara adalah alat untuk menghasilkan udara yang akan digunakan
pada sistem rem angin. Dalam proses kerjanya kopresor udara juga
membutuhkan pelumas mesin. Pelumas kopresor udara diambilkan melalui
saluran utama dari pelumas dari mesin, untuk saluran pengembali dari
95
kompresor ada saluran penghubung yang terpasang dibok silinder atau pada
kover dari mekanisme roda gigi timing.
D. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mempelajari materi diatas peserta diklat dapat nelakukan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Peserta diklat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendinginan
serta cara kerjanya pada unit alat berat.
96
2. Peserta diklat membuat form inspeksi komponen sistem pendinginan sesuai
dengan unit alat berat yang ada.
3. Peserta diklat menerapkan perawatan pada komponen sistem sistem
pendinginan unit alat berat sesuai dengan kondisi real yang ada
LANGKAH KERJA :
1. Tuang pelumas bekas 1 liter pada bak plastik sebagai contoh oli yang akan
digunakan media tercampur.
2. Tuang bahan bakar solar 0,5 liter ke dalam bak plastik yang terdapat oli
bekas
3. Aduklah pelumas dan bahan bakar yang tertuang pada bak plastik
4. Amati perubahan warna, kekentalan, dan bandingkan struktur pelumas saat
sebelum terjadi bercampur dan tercampunya pelumas.
5. Ulangi pekerjaan tersebut dengan berbagai macam tercampurnya pelumas
(oli) dengan unsur yang lain. Unsur yang lain yaitu air, minyak pelumas
hidrolik dan minyak rem, serta oli power steering.
97
Lembar Kegiatan Praktik Sistem Pelumasan
Nama : ....................................................................
Tempat/Tgl/Bl/Thn : ....................................................................
Pembimbing : ....................................................................
Identifikasi Kondisi Pelumas
HASIL
PENGGUNAAN
NO PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PELUMAS
(BAIK / JELEK)
Identitas pelumas mesin
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
1 b. Di campur air
b. Dicampur bahan bakar
Grese / Vet
2 a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
3 Pelumas Hidrolik
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
4 Pelumas Rem
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
5 Pelumas ATF
a. Tanpa dicampur/ Waktu lama
b. Di campur air
c. Dicampur bahan bakar
98
C. Latihan soal Jawablah semua pertanyaan berikut.
1.Minyak pelumas mesinmempunyai kualitas yangditunjukan oleh ...
a. Indeks kekentalan
b. Daya tahan pengguna
c. Daya lumas
d. Harga
e. Indeks keenceran
99
c. Strator
d. Radial
e. Roda gigi luar
F. Rangkuman
100
3. Jenis Oli berdasarkan pembuatan
a.Dari fosil yang dikenal pelumas mineral
b.Dari bahan tumbuh-tumbuhan dikenal pelumas (oli) sintetis
4. Alasan penggantian oli
a. Oksidasi
Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang terkandung dalam minyak
pelumas yng mengakibatkan timbulnya lumpur / endapan
b. Kelemahan bahan tambahan
Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi hanya
memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu. Kelemahan bahan
tambah disebabkan reaksi oksidasi dengan oksigen, berkurangnya bahan tambah
karena panas sehingga menguap, dan kotoran saat proses penggantian pelumas.
c. Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan pelumas akan
menimbulkan gumpalan karbon yang dapat menurunkan kemampuan
pelumasan.
5. Sistem pelumas terdiri dari komponen sebagai berikut :
a. Kalter (Oil pan atau sump)
b. Filter kasar (strainer filter/ suction bell dan Oil pick-up tube)
c. Pompa oli (Oil pump) dengan Oil pressure valve
d. Pendingin pelumas (Oil cooler) dengan bypass valve
e. Filter halus dan katup by pass
f. Oil gallerie (penyuplai pelumas ke mesin)
g. Sakelar tekanan
h. Saluran pernafasan mesin (PCV)
6. zat-zat aditif yang memperbaiki prestasinya antara lain adalah:
a. zat pengental (viscosity index improver)
b. Zat penyebaran titik ruang (pour point dispersant)
c. zat penghambat oksidasi (Oxidation inhibitor)
d. zat penghambat kerusakan dan karat (corrosion dan rust inhibitor)
e. Zat penghambat timbulnya gelembung (foam inhibitor)
f. Zat deterjen, zat pengendap (dispersant), zat penambah tekanan sangat
tinggi
101
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
102
H. Kunci Jawaban
No Jawaban
1 A
2 E
3 E
4 D
5 B
6 D
7 C
8 B
103
Daftar Pustaka
104
Glousery
105
25. Batang piston (connecting rod) berfungsi untuk meneruskan tenaga/gerak
dari piston ke poros engkol.
26. Small end adalah untuk menempatkan pena piston
27. Big end adalah untuk pemegang pin journal pada poros engkol
28. Conecting rod bearings adalah: sebagai bantalan
29. Oil hole adalah untuk menyalurkan oli pendingin menuju piston
30. Conecting rod cap adalah sebagai penahan connecting rod dengan pin
31. Combustion chamber/ ruang bakar adalah untuk tempat pembakaran
campuran udara dan bahan bakar
32. Valve seat/skep adalah sebagai tempat dudukan kepala katup
33. Oil sealadalah Sebagai perapat oli agar tidak masuk ke ruang bakar
34. Intake valve adalah untuk membuka dan menutup saluran pemasukan
bahan bakar dan udara
35. Crank pin adalah untuk tempat tumpuan big end batang piston
36. Crank journal adalah sebagai titik tumpu pada blok motor
37. Counter balance weight adalah sebagai bobot penyeimbang putaran
38. Pompa oli adalah Menghisap oli dari bak oli dan kemudian menekan dan
menyalurkan ke bagian bagian mesin yang bergerak,
39. Filter oli berfungsi menyari oli mesin dari kotoran, logam logam, carbon,
endapan lumpur dan lain lain
40. Anti hot points adalah penaikanan titik didih air dengan menggunakan zat
tambah
106
ii
Penulis :
Gunawan, M.Si ; 08179611318; gunawan_vedc@yahoo.com
Penelaah:
Drs. Zainul Abidin M. Pd.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
iii
iv
KATA SAMBUTAN
Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai
kunci keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi focus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP)
merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan
hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi
guru (UKG) untukkompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015.
Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan
menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG
diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru
Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen
perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran
(blended) tatap muka dengan online.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembngan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit PelaksanaTeknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang
dikembangkantersebutadalahmoduluntuk program Guru Pembelajar (GP) tatap
mukadan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi.
Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat
besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.
i
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 1
C. Peta Kompetensi ....................................................................................... 2
D. Ruang lingkup ........................................................................................... 2
E. Saran Cara Penggunaan Modul ................................................................ 4
iii
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PENYUSUNAN RANCANGAN
PEMBELAJARAN ................................................................................... 17
A. Tujuan ..................................................................................................... 17
B. Indikator pencapaian Kompetensi ........................................................... 17
C. Uraian materi ........................................................................................... 17
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 18
E. Latihan/Tugas .......................................................................................... 19
F. Rangkuman ............................................................................................. 19
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 19
iv
F. Rangkuman ............................................................................................. 43
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 44
PENUTUP ................................................................................................ 45
A. Kesimpulan ............................................................................................. 45
B. Tindak Lanjut........................................................................................... 45
C. Evaluasi ................................................................................................... 45
D. Kunci Jawaban ........................................................................................ 47
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1
6. Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai
dengan situasi yang berkembang.
C. Peta Kompetensi
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI
D. Ruang lingkup
2
b. Identifikasi Silabus berdasarkan mata pelajaran yang diampu
3
c. Pengelolaan komunikasi efektif secara berkelanjutan
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. PRINSIP
PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
A. Tujuan
C. Uraian materi
5
20 Tahun 2003 (UU No.20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan di dalam Pasal 1 ayat 1 bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.” Berdasarkan bunyi pasal 1 ayat 1 UU No.
20/2003 tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan proses
pembelajaran yg diarahkan ke perkembangan peserta didik untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, angsa
dan negara. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya dilakukan
secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.
Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik berupa
perubahan tingkah laku yang disadari, kontinyu, fungsional, positif, tetap,
bertujuan, dan komprehensif.Rancangan penerapan pembelajaran yang
mendidik yang disusun sesuai dengan prinsip dan langkah perencanaan
pembelajaran yang tepat hendaknya dapat menghasilkan perubahan dalam
6
diri peserta didik. Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru antara lain:
a. Perubahan tingkah laku harus disadari peserta didik.
b. Perubahan tingkah laku (diri individu) dalam belajar bersifat kontinyu
(berlangsung terus menerus dan tidak statis)dan fungsional.
c. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif (menuju
pada perubahan yang atas usaha individu sendiri).
d. Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara
(perubahan yang terjadi pada proses belajar bersifat menetap dan
bukan temporer).
e. Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan dan disadari.
f. Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku.(sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya).
7
antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan
atau kantor kementerian agama setempat.
a KI dan KD;
b materi pembelajaran;
c proses pembelajaran;
8
d penilaian pembelajaran;
e alokasi waktu; dan
f sumber belajar;
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mepelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
1. Lakukan identifikasi tentang ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perlu diperhatikan guru.
2. Buatlah ringkasan langkah-langkah dalam penyusunan RPP.
3. Uraikan ada beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru.
4. Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikan perbedaan
individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa yang dimaksud
dalam prinsip tersebut ?
F. Rangkuman
9
disadari, kontinu, fungsional, positif, tetap, bertujuan, dan komprehensif. RPP
merupakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara
rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan
guru.Pengembangan RPP dilakukansebelum awal semester atau awal tahun
pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan.
a. Umpan Balik
b. Tindak Lanjut
10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. PENGEMBANGAN
KOMPONEN PERANCANGAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
11
(Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu
proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan absah dan bernilai. Secara garis besar perencanaan pengajaran
mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu
kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut,
materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. (R. Ibrahim,
1993). Jadi, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh
guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru
dan siswa agar tujuan dapat tercapai.
2) Tujuan pembelajaran
12
materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya
berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Nana
Sujana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan
dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya:
(a) Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan;
(b) Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan; (c)
Materi pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju yang komplek
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
13
F. Rangkuman
a. Umpan Balik
1) Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran
yang Mendidik ?
2) Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pembelajaran yang Mendidik ?
3) Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Pembelajaran yang Mendidik agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?
14
b. Tindak Lanjut
15
16
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3.PENYUSUNAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
17
3) Komptensi Dasar
4) Indikator Pencapaian Kompetensi
5) Materi Pembelajaran
6) Kegiatan Pembelajaran
7) Penilaian, Pembelajaran Remmedial dan Pengayaan
8) Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
18
E. Latihan/Tugas
3. Dalam menyusun RPP, keterkaitan dan keterpaduan apa saja yang perlu
diperhatikan ?
F. Rangkuman
1. Umpan Balik
19
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
penyusunan rancangan pembelajaran?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pengembangan komponen penyusunan rancangan
pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?
2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
20
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN DI KELAS, DI LABORATORIUM,
DAN DI LAPANGAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
21
b. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Kelas
a Kegiatan Pendahuluan
b Kegiatan Inti
c Kegiatan Penutup
22
c. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Laboratorium
Model Inquiry Learning terdiri atas delapan tahapan: (1) penyajian fenomena /
observasi, (2) perumusan masalah, (3) pengajuan hipotesis, (4) pengumpulan
data, (5) pengolahan data, (6) analisis data, (7) penyimpulan, (8) pelaporan.
a Persiapan
23
Guru melakukan identifikasi: (a) kompetensi yang akan dikembangkan, (b)
jumlah peserta didik yang terlibat, (c) waktu yang dialokasikan, (d) kondisi
ekonomi / keuangan sekolah maupun peserta didik.
b Perencanaan
c Pelaksanaan
d Tindaklanjut
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
24
5. Uraikan karakteristik pembelajaran di kelas, laboratorium, dan lapangan
F. Rangkuman
1. Umpan Balik
2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
25
Kegiatan Pembelajaran 5.Media Pembelajaran Dan
Sumber Belajar
A. Tujuan
C. Uraian materi
26
Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam lima sub materi,
yaitu:
Istilah media berasal dari kata “medium”, yang secara harfiah memiliki
arti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam pembelajaran, media
didefinisikan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sarana yang
mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berikut beberapa pengertian menurut para ahli: (a) Schramm (1977),
media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan (informasi)
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran; (b) Briggs
(1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran; (c) Robertus Angkowo dan A.
Kosasih (2007) menyatakan bahwa media dalam proses pembelajaran
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal; (d) Association for Education and Communication Technology
(AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran
yang dipergunakan untuk proses informasi; (e) Marshall McLuhan
(dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) berpendapat bahwa media adalah
suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang
lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.
27
makna yang sama, berikut beberapa definisi: (a) AECT (Association of
Education and Communication Technology, 1977) mendefinisikan
sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa
data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar
baik secara terpisah maupun terkombinasi; (b) Nana Sudjana dan
Achmad Rivai (2001) menyatakan bahwa sumber balajar adalah segala
daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada
seseorang dalam belajarnya; (c) Mulyasa (2003) menyatakan bahwa
sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses
belajar mengajar.
28
2) Manfaat sumber belajar antara lain: (a) Memperkaya informasi/wawasan
siswa; (b) Memantapkan pemahaman terhadap pengetahuan atau
keterampilan serta sikap siswa; (c) Memungkinkan siswa belajar dengan
cara yang disukainya.
29
7) Apakah kualitas teknis media pembelajaran yang akan digunakan baik
?;
10) Apakah media yang akan digunakan bebas dari kepentingan iklan
komersial yang ada didalamnya?;
Penggunaan media harus efektif agar hasil pembelajaran dapat mencapai hasil
yang maksimal, berikut ini tahapannya:
30
1) Persiapan, meliputi: (a) Memilih media sesuai tujuan pembelajaran; (b)
mempelajariketentuan operasional; (c) Menyiapkan tempat; (d)
Menyiapkan perangkat pendukung, misal: sumber listrik, layar, kabel
perpanjangan; (e) Melakukan uji coba operasi.
a. Persiapan, meliputi: (1) Memilih sumber belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran; (2) Mencermati ketentuan penggunaan sumber belajar; (3)
Menyiapkan tempat; (4) Melakukan pengecekan kelengkapan perangkat
sumber belajar; (5) Melakukan uji coba operasional sumber belajar.
31
(1) Analisis substansi kurikulum;
Dalam pembuatan media pembelajaran hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Menurut Drucker (dalam Bram, 2005: 4), efektifitas merupakan suatu pengukuran
ketercapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Maka efektifitas dapat
didefinisikan dengan melakukan pekerjaan yang benar. Unsur utama dalam
pencapaian tujuan pembelajaran adalah proses dan hasil pembelajaran.
Sehingga kalau ingin mengetahui efektivitas penggunaan suatu media
pembelajaran, maka yang harus dijawab adalah:
1) Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan memotivasi
belajar siswa ?
32
2) Apakah penggunaan media pembelajaran mempermudah proses
pembelajaran bagi guru?
3) Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar
siswa? (sesuai tujuan)
Menurut Anthony (2005), bahwa efisiensi adalah rasio output terhadap input,
atau jumlah output perunit input. Pada penggunaan media pembelajaran, output
meliputi biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan. Sehingga yang harus dijawab
ketika ingin mengetahui efisiensi penggunaan media pembelajaran adalah:
1. Apakah biaya yang dihabiskan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
2. Apakah tenaga yang dikeluarkan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
3. Apakah waktu yang diperlukan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
33
Berdasarkan uraian di atas, maka analisis efisiensi penggunaan media
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan daftar ceki.
Rata-Rata Kategori
Skor
3,5 – 4,0 Penggunaan media pembelajaran sangat efektif/efisien
2,5 – 3,4 Penggunaan media pembelajaran agak efektif/efisien
1,5 – 2,4 Penggunaan media pembelajaran kurang efektif/efisien
< 1,5 Penggunaan media pembelajaran tidak efektif/efisien
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di
bawah ini.
34
1. Peserta dibagi menjadi lima kelompok.
2. Kelompok 1 membahas Identifikasi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
3. Kelompok 2 membahas Pemilihan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
4. Kelompok 3 membahas Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber
Belajar
5. Kelompok 4 membahas Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran
6. Kelompok 5 membahas Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Media
Pembelajaran
7. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain
8. Waktu pembahasan 30 menit
F. Rangkuman
Media pembelajaran dan sumber belajar memiliki peran penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena kontribusinya sangat besar terhadap hasil belajar.Karena
itu pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar menjadi hal yang sangat
menentukan, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.Namun ada yang lebih
penting yaitu kemampuan menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar.Kalau media pembelajaran dan sumber belajar dipilih dengan tepat dan
digunakan secarfa efektif maka dapat dipastikan efektivitas hasil belajar dapat
diperoleh.
1. Umpan Balik
35
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi media pembelajaran
dan sumber belajar?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
media pembelajaran dan sumber belajar?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi media pembelajaran dan sumber belajar agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?
2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
36
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6.PENGAMBILAN
KEPUTUSAN TRANSAKSIONAL DALAM
PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam tiga sub materi,
yaitu:
37
2. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Keputusan Transaksional
a Pengertian
38
3. Pelaksanaan Transaksional Dalam Pembelajaran
b. Jenis Transaksi
Menurut Berne, transaksi merupakan jalinan antar ego. Untuk dua orang
yang berada dalam suatu ruanngan, maka akan terjadi pertemuan 6 ego.
Dari sudut ego ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi
yang bersifat Komplementer, Silang (Crossed) dan Tersamar atau Semu
(Ulterior)
39
1) Transaksi parallel/sejajaradalah transaksi antar dua ego yang sama,
seperti O dengan O, D dengan D, atau A dengan A. Contoh transaksi O-
O tampak pada orang yang tengah bertengkar, transaksi D-D dapat
ditemui padasituasi suatu seminar, transaksi A-A dapat dilihat pada
orang yang sedang berpacaran.
3) Transaksi tersamar atau semu adalah transaksi antar dua ego namun
diikuti terjadinya transaksi dua ego lain yang tidak kelihatan atau
tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya. Transaksi
yang tak kelihatan itu mengandung kesan psikologis. Hal ini dapat
ditemui saat seseorang melakukan kesepakatan, namun terpaksa
sehingga tampak pada wajahnya yang kurang begitu bahagia.
40
4. Pengelolaan Komunikasi Secara Berkelanjutan
1) Identifikasi status ego yang dominan pada siswa. Secara bertahap guru
harus mengenal lebih dalam tentang status ego siswa yang menjadi
binaannya. Baik secara perorangan maupun kelompok
41
2) Pengembangan respon efektif. Menyikapi status ego yang dominan
pada siswa, guru harus menyiapkan tindakan-tindakan atau
menunjukkan status ego yang tepat
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas di bawah ini.
42
4. Kelompok 5 dan 6 membahas MENGELOLA KOMUNIKASI SECARA
BERKELANJUTAN
5. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain
Kasus.
Pada suatu kegiatan diklat, terjadi percakapan antara Fasilitator (F) dengan
Guru (G),
Pertanyaan:
2. Berikan alasannya
F. Rangkuman
43
terdiri atas tiga macam, yaitu: parallel/sejajar, silang, dan tersamar. Dalam
implementasi keputusan transaksional, guru diharapkan: mampu menangkap
status ego dan merespon pesan siswa, berkomunikasi dengan ego dewasa
secara dominan, dan mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat
berkomunikasi. Selanjutnya keputusan transaksional tersebut dikelola secara
intensif
1. Umpan Balik
2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
44
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
C. Evaluasi
SOAL
1. Uraikan ada Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perludiperhatikan guru.
45
4. RPP yang dikembangkan guru harus menyesuaikan kondisi di satuan
pendidikan, kondisi apa saja yang dimaksud tersebut?
Pada saat kegiatan diklat dengan topik “bagaimana mengajar yang efektif”,
terjadi percakapan antara Fasilitator dengan Pendidik,
Percakapan 1
Percakapan 2
46
Pertanyaan:
2. Berikan alasannya
D. Kunci Jawaban
1. Perubahan tingkah laku peserta didik yang perlu diperhatikan guru antara
lain :
47
6. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memilikinama, ciri,sintak, pengaturan, dan budaya . Contohnya : discovery
learning, project - based learning, problem - based learning,inquiry learning.
48
DAFTAR PUSTAKA
Bram, Yudi Farola. (2005). Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi
Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang
Dengan Menggunakan Metode CPIC Model.Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 6.Hal : 1-23.
Molenda, Michael dkk. 2006 Instructional Media And Technology For Teaching
And Learning. New York: Practice-Hall Inc.
Oemar Hamalik. (2003) Media Pendidikan, Cetakan VI, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Robertus Angkowo dan A. Kosasih.(2007). Optimalisasi Media Pembelajaran.
Jakarta: PT.Grasindo.
Suwardi, 2007, Sistem Menejemen Pembelajaran : Menciptakan Guru yang
Kreatif, Temprina Media Grafika.
_____ 2008, Quantum Teaching. Mempraktekkan metode Quantum learning di
ruang kelas.(Terjemahan). Bandung: Kaifaies.
49
50
LAMPIRAN
Lampiran 1
51
b. Langkah- Persiapan (skor @ 3)
langkah 1) Memilih sumber belajar
penggunaan sesuai dengan tujuan
sumber belajar. pembelajaran.
2) Mencermati buku pedoman
penggunaan sumber
belajar.
15
3) Menyiapkan sejumlah yang
dibutuhkan.
4) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
5) Melakukan uji coba
operasional sumber belajar
(bila diperlukan).
Penyajian (skor @ 3,5)
1) Menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan
pembelajaran. 7
2) Mengamati respon siswa
selama penggunaan
sumber belajar.
Paska Penyajian (skor @ 2)
1) Mengecek kelengkapan
perangkat sumber belajar.
2) Membersihkan bagian-
8
bagian yang kotor.
3) Melakukan pengemasan.
4) Menyimpan di tempat yang
aman.
∑ Skor Perolehan
52
Lampiran 2
Fasilitator Pendidik
O O
D D
A A
Fasilitator Pendidik
O O
D D
A A
53
Lampiran 3
A. KompetensInti(KI)
B. KompetensiDasar (KD)
1. KDpadaKI-1
2. ...... Dst.
C. IndikatorPencapaianKompetensi (IPK)
1. IndikatorKD padaKI-1
2. IndikatorKD padaKI-2
3. IndikatorKD padaKI-3
4. IndikatorKD padaKI-4
F. KegiatanPembelajaran
1. PertemuanPertama:(...JP)
a.KegiatanPendahuluan
b.KegiatanInti
1) Mengamati
2) Menanya
3) Mengumpulkan informasi/mencoba
4) Menalar/mengasosiasi
5) Mengomunikasikan
c.KegiatanPenutup
2. Pertemuanseterusnya (...JP)
G. Penilaian,PembelajaranRemedialdanPengayaan
1.Teknikpenilaian
2.Instrumenpenilaian
3.PembelajaranRemedialdanPengayaan
Pembelajaranremedialdilakukansegerasetelahkegiatanpenilaian.
H. Media/alat,Bahan,danSumberBelajar
1.Media/alat
2.Bahan
54
3.SumberBelajar
55
Lampiran 3
B Kompetensi Inti
C KompetensiDasardan Indikator
5 Kompetensi Dasar mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
9 Indikator keterampilanmemuat
keterampilanabstrakdan/ataukonkret
D Tujuan Pembelajaran
10 Memadai pencapaian indikator sesuai
KD, KI,danSKL
56
11 Memberikan gambaranproses
pencapaiantujuaanyangdimaksud
E Materi Pembelajaran
12 Ditulisdalam bentuk butir-butir Sesuai
dengan indikator, KD, KI,danSKL
13 Materi pembelajaranmemuat
pengetahuan
faktual,konseptual, prosedural,
F dan metakognitif
Metode Pembelajaran
14 Metode yangdigunakan
relevan denganpendekatan
15 saintifik
Sesuai dengantujuan
pencapaian pembelajarandan
G indikator
Media,Alat,dan Sumber
16 Menjabarkan media, alat,dan
sumber pembelajaran
17 Kesesuaiandengankebutuhan
pencapaiantujuan pembelajaran,
indikator,dan kegiatanbelajar
siswa aktif
18 Kesesuaiandengankarakterist
ik peserta didik
19 Kesesuaiandenganpembelajar
an saintifik
20 Sumberpembelajaranmencakup
buku, media cetak dan
elektronik,alam sekitar, atausumber
belajar lain yang
H LangkahKegiatan Pembelajaran
21 Mencakup
kegiatanpendahuuan, kegiatan
22 inti,dan penutup
Kegiatanpendahuluan
menggambarkan:penyiapankondi
si siswa; penjelasan keterkaitan
materi sebelumnya dan materi
yangakan datang;
penyampaiantujuan
pembelajaran; dan penyampaian
kegaitan yangakandilakukan
23 Kegiatan
intisesuaidengansilabus,
indikator,dan intimenggambarkan
24 Kegiatan materi
pembelajaran
proses pembelajaransaintifik
(menamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan
informasi,menalar, dan
mengomunikasikan)
57
25 Kegiatan intimenggambarkan
proses
pembelajaranyanginteraktif,
inspiratif,menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta
26 Kegiatanpenutup
didik menggambarkan:
perumusan kesimpulan bersama;
penilaiandan umpan balik/refleksi;
rencana tindaklanjut (remedial dan
pengayaan); dan penyampaian
rencana kegiatanselanjutnya
27 Kegiatanpenutup memuat
penyampaianpencapaianKDdari
KI-2 (sikapsosial)dan KI-1(sikap
religius)
I Penilaian
28 Memuatjenis/teknik
penilaian,bentuk instrumen, dan
pedoman penskoran/penilaian
29 Mencakup penilaiansikap,
pengetahuan, dan
keterampilan
30 Kesesuaiandengantujuan
pembelajaran, materi
pembelajaran, dan indikator
JUMLAH (∑ SKOR) `=
PREDIKAT
………………,………
……………. 2015
Penelaah
…………………………
………………
NIP
58
2