Anda di halaman 1dari 129

KUMPULAN

60 SOAL & PEMBAHASAN


TRIGONOMETRI

ISBN 978-623-93416-3-3

PENULIS:
Imam Khoirudin
Rizki Wahyu Yunian Putra, M.Pd

CETAKAN PERTAMA, MEI 2020

Diterbitkan oleh :
CV. Madani Jaya

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

All ringh reserved


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT


yang telah menganugrahkan begitu banyak nikmat kepada
hambanya. Sehingga sejak dari awal buku ini ditulis Allah SWT
masih memberikan nikmat yang luar biasa bagi penulis sampai
terbentuknya buku ini yang mudah – mudahan dapat memberi
banyak manfaat bagi para pembaca dan calon – calon generasi
penerus bangsa.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan murni yang terdiri
atas puluhan cabang ilmu. Menurut ahli matematika Morris Klein
sebagaimana dikutip Dali S. Naga (1980), Tidak kurang dari delapan
puluhan cabang besar matematika seperti : berhitung, aljabar,
geometri, stereometri, analisis, vektor, probabilitas, teori tepologi,
statistika, kalkulus dan trigonometri. Cabang matematika terakhir ini
berkaitan erat dengan beberapa ilmu terapan seperti Astronomi dan
navigasi serta ilmu ukur pada umumnya (Geometri dan Stereometri),
kalkulus, fisika, teknik dan komputer.
Buku ini dihimpun dan diurai sesuai dengan pengalaman penulis
selama menempuh pendidikan formal maupun non formal. Buku ini
juga disusun dengan tujuan agar dapat mempermudah pemahaman
bagi para pembaca terutama pada materi trigonometri. dimana
menurut pengalaman penulis pribadi, trigonometri merupakan salah
satu materi matematika yang paling susah untuk difahami baik

ii
ditingkat sekolah menengah bahkan dalam lungkungan perkuliahan
sekalipun.
Tentu saja penulis mengakui disana – sini masih banyak
kekurangan dan kesalahan pada penulisan buku ini, baik dari sisi
materi, cara penyajian maupun penulisannya. Oleh karena itu,
sudilah kiranya bagi para pembaca, terutama kepada guru penulis
pribadi untuk memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan
buku ini.
Penutup, penulis pribadi sangat bersyukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan bagi penulis untuk
menyelesaikan buku ini. Terutama ucapan terimakasih yang sebesar
– besarnya kepada kedua orangtua penulis, yakni ibunda Siti
Maisaroh dan ayahanda Sudarwo yang selalu memberikan
dukunganya setiap waktu dan setiap saat. Dan juga kepada ketiga
saudara kandung penulis, M Nur Saifan, Syifaul ‘Asyiqoh.alm dan
Latifah Qothrunnada. Begitu juga kepada guru – guru dan rekan –
rekan sekalian saya ucapkan terimakasih. Mudah – mudahan buku
ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Lampung, 18 Mei 2020


Hormat Penulis

Imam Khoirudin

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................ iv

1 FUNGSI TRIGONOMERI
1.1 Fungsi Sinus dan Cosinus ........................................... 1
1.2 Fungsi Tangen ............................................................ 4
1.3 Fungsi Trigonometri Kebalikan.................................. 5
1.4 Nilai Fungsi Trigonometri di Berbagai Kwadran ...... 7
1.5 Nilai Fungsi Trigonometri untuk Sudut Istimewa....... 9
1.6 Identitas Trigonometri ................................................ 10

2 FUNGSI TRIGONOMETRI UNTUK SUDUT –


SUDUT YANG SALING BERELASI
2.1 Nilai Sudut Negatif untuk Fungsi Trigonometri ......... 11
2.2 Fungsi Trigonometri untuk Sudut αo dan (90 – α)o ... 12
2.3 Fungsi Trigonometri untuk Sudut (90 + α)o dan
(180 – α)o .................................................................... 13
2.4 Fungsi Trigonometri untuk Sudut (180 + α)o dan
(270 – α)o ................................................................... 14
2.5 Fungsi Trigonometri untuk Sudut (270 + α)o dan
(360 – α)o .................................................................... 15
2.6 Fungsi Trigonometri untuk Sudut (k.360 + α)o .......... 15

3 RUMUS JUMLAH DAN SELISIH DUA SUDUT


3.1 Sistem Koordinat Kutub .............................................. 16
3.2 Rumus Jumlah dan Selisih Dua Sudut ........................ 17

iv
4 RUMUS SUDUT RANGKAP DAN SUDUT
PERTENGAHAN
4.1 Rumus Sudut Rangkap ................................................ 18
4.2 Rumus Sudut Pertengahan .......................................... 18

5 RUMUS SUDUT LIPAT DAN RUMUS PANGKAT


5.1 Rumus Sudut Lipat ...................................................... 19
5.2 Rumus Pangkat Sinus dan Cosinus ............................. 20

6 RUMUS PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN


6.1 Rumus Penjumlahan ................................................... 21
6.2 Rumus Perkalian ......................................................... 21

7 ATURAN SEGITIGA DALAM TRIGONOMETRI


7.1 Aturan Sinus ................................................................ 22
7.2 Aturan Cosinus ........................................................... 22
7.3 Luas Segitiga............................................................... 22
7.4 Rumus Gauss ............................................................... 23
7.5 Garis – garis Istimewa dan Lingkaran dalam Segitiga 24

8 PERSAMAAN TRIGONOMETRI
8.1 Persamaan untuk Sinus ............................................... 28
8.2 Persamaan untuk cosinus ........................................... 28
8.3 Persamaan untuk Tangent .......................................... 29
8.4 Persamaan Bentuk a cos x + b sin x = c .................... 29

Kumpulan Soal dan Pembahasan ............................................. 30


Daftar Pustaka .......................................................................... 119
Glosarium.................................................................................. 120

v
FUNGSI TRIGONOMERI

1.1 Fungsi Sinus dan Cosinus


Fungsi pada aljabar didefinisikan sebagai relasi khusus yang
setiap anggota himpunan A memetakan tepat satu anggota himpunan
B. Anggota himpunan A disebut daerah asal fungsi (domain),
anggota himpunan B disebut himpunan kawan (ko-domain) dan
anggota himpunan A yang dihubungkan dengan anggota himpunan
B disebut daerah hasil (range). Perhatikan gambar di bawah ini
untuk memahami perbedaan antara fungsi dan bukan fungsi!

Fungsi
A B A B A B

* * * * * *

* * * * * *

* * * * * *

Bukan Fungsi
A B A B A B

* * * * * *

* * * * * *

* * * * * *

Gambar 1.1

1
Perhatikan gambar di bawah ini!
Y

. Q (6,8)

. P (3,4)

X
O P1 Q1

Gambar 1.2

Jika titik P dan Q terletak pada ruas garis ̅̅̅̅


OQ maka OP = r1 = 5
dan OQ = r2 = 10. Untuk  POP1 =  QOQ1 = , maka nilai
𝑦 4 8
perbandingan pada  POP1 dan  QOQ1 sama, yaitu dan .
𝑟 5 10
𝑥
Begitu juga pada 𝑟 . Maka dengan kata lain untuk nilai  yang sama

akan menghasilkan perbandingan yang sama begitu juga sebaliknya.

2
Perhatikan diagram di bawah ini!
A f A g
B B
1 a1 1 b1

2 a2 2 b2

3 a3 3 b3

 a  b

Gambar 1.3

Dari diagram panah di atas terlihat bahwa fungsi f memetakan


 ke a didefinisikan fungsi g. Fungsi f yang menyatakan nilai
𝑦 𝑦
perbandingan untuk  disebut Fungsi Sinus atau ditulis sin  = 𝑟 ,
𝑟
𝑥
sedangkan fungsi g yang menyatakan nilai perbandingan untuk 
𝑟
𝑥
disebut Fungsi Cosinus atau ditulis cos  = .
𝑟

Maka dapat didefinsikan sinus dan cosinus sebagai berikut :


𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘
Sinus sudut  = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑙𝑎𝑠
Cosinus sudut  =
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔

3
1.2 Fungsi Tangen
𝑦 𝑥 𝑦
Perbandingan dan ditentukan oleh , maka perbandingan 𝑥
𝑟 𝑟

juga ditentukan oleh nilai . Untuk nilai  yang berbeda maka nilai
𝑦
perbandingan 𝑥 juga berbeda.

Perhatikan diagram di bawah ini.


h
A B

1 c1

2 c2

3 c3

 c

Gambar 1.5

Diagram panah di atas terlihat bahwa fungsi h memetakan  ke


c sehingga dikatakan bahwa fungsi h yang menyatakan nilai
𝑦
perbandingan untuk  disebut Fungsi Tangen atau ditulis
𝑥
𝑦
tan  = .
𝑥

4
1.3 Fungsi Trigonometri Kebalikan
Selain ketiga fungsi di atas, kita juga mengenal fungsi
trigonometri lain yaitu: Secant (sec), Cosecant (csc) dan Cotangent
(cot). Ketiga fungsi ini disebut sebagai fungsi kebalikan sebagai
berikut :
𝑟
sec  = 𝑥
𝑟
csc  = 𝑦
𝑥
cot  = 𝑦

Sehingga dari keenam definisi fungsi trigonometri dapat kita


lihat bahwa terdapat hubungan antara satu dan lainya yang sering
disebut dengan rumus kebalikan. Sebagai berikut :
1
sin  = csc 
1
cos  = sec 
1
tan  = cot 

Ataupun dapat juga berupa :


1
csc  = sin 
1
ses  = cos 
1
cot  =
tan 

5
Sehingga didapatkan rumus perbandingan nya adalah :
sin 
tan  = cos 
cos 
cot  = sin 

Dari semua persamaan di atas dapat diturunkan identitas –


identitas berikut:1
sin2  + cos2  = 1
sec2  + tan2  = 1
csc2  + cot2  = 1

1
Sinaga, bornok, dk. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 2
(Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014). h. 66.

6
1.4 Nilai Fungsi Trigonometri di Berbagai Kwadran
Perhatikan gambar di bawah ini :

P(x,y) P(-x,y)

ao
o
a

O O
ao di kwadran I ao di kwadran II

ao ao
O O

P(-x,-y) P(x,-y)
ao di kwadran III ao di kwadran IV

Gambar 1.6
Melihat gambar di atas kita dapat menentukan tanda fungsi
dengan menggunakan rumus perbandingan terhadap  yang sudah
dibahas sebelumnya untuk setiap kwadran nya.

7
Jika αo di kwadran I atau x positif dan y positif, maka :
𝑦 𝑟
sin αo = 𝑟 (positif) csc αo = 𝑦 (positif)
𝑥 𝑟
cos αo = 𝑟 (positif) sec αo = 𝑥 (positif)
𝑦 𝑥
tan αo = 𝑥 (positif) cot αo = 𝑦 (positif)

Begitu juga untuk kwadran II, kwadran III dan kwadran IV.

Dengan demikian, maka tanda fungsi trigonometri dapat


diringkas dalam tabel berikut :2
αo sin αo cos αo tan αo
di kwadran csc αo sec αo cot αo
I Positif Positif Positif
II Positif Negatif Negatif
III Negatif Negatif Positif
IV Negatif Positif Negatif

2
Stewart, james. Redlin, lothan, and waston, saleem. 2010. Precalculus
Mathematics for Calculus. 8th ed. Belmonth, CA: Brook/Cole, Cengege Learning.
h. 380.

8
1.5 Nilai Fungsi Trigonometri untuk Sudut Istimewa
Sudut – sudut istimewa 30o, 45o dan 60o nilai fungsi
trigonometri dapat dicari pada segitiga berikut :
a. Sudut istimewa 30o
1
sin 30o = 2 csc 30o = 2
2 1 2
1 cos 30o = 2 ඥ3 sec 30o =
ξ3
1
30o tan 30o = cot 30o = ඥ3
ξ3
ඥ3
b. Sudut istimewa 60o
1 2
sin 60o = 2 ඥ3 csc 60o =
ξ3
2 ඥ3 o 1 o
cos 60 = 2 sec 60 =2
60 o 1
tan 60o = ඥ3 cot 60o =
1 ξ3

c. Sudut istimewa 45o

1
sin 45o = 2 ඥ2 csc 45o = ඥ2
ඥ2 1 1
cos 45o = 2 ඥ2 sec 45o = ඥ2
45o tan 45o = 1 cot 45o = 1
1

9
Selanjutnya sudut 0o dan 90o. Untuk sudut 0o berarti r berimpit
dengan sumbu X atau r = x, sedangkan y = 0, sehingga :
0 𝑟
sin 0o = csc 0o =
𝑟 0

=0 = tidak tedefinisi
𝑥 𝑟
cos 0o = 𝑟 sec 0o =𝑥

=1 =1
0 𝑥
tan 0o = 𝑥 cot 0o =0

=0 = tidak tedefinisi
Untuk sudut 90o berarti r berimpit dengan sumbu Y atau r = y,
sedangkan x = 0, sehingga :
𝑦 𝑟
sin 90o = 𝑟 csc 90o = 𝑦

=1 =1
0 𝑟
cos 90o = 𝑟 sec 90o = 0

=0 = tidak terdefinisi
𝑦 0
tan 90o = 0 csc 90o = 𝑦

= tidak terdefinisi =0
1.6 Identitas Trigonometri
Identitas dalam trigonometri merupakan bentuk kesamaan
antara ruas kiri dengan ruas kanan. Pembuktian kesamaan ini
merupakan kemantapan rumus – rumus yang sudah dijelaskan pada
materi sebelumnya. Pembuktian dilakukan dengan menjabarkan atau
menguraikan bentuk ruas kiri ataupun ruas kanan hingga keduanya
ekuivalen.

10
FUNGSI TRIGONOMETRI UNTUK SUDUT – SUDUT
YANG SALING BERELASI

2.1 Nilai Sudut Negatif untuk Fungsi Trigonometri


Perhatikan gambar di bawah ini :

- αo

P (x, -y) k
Gambar 2.1

Dari gambar di atas dapat dientukan :


−𝑦 𝑟
sin (-α)o = csc (-α)o =
𝑟 −𝑦

= - sin αo = - csc αo
𝑥 𝑟
cos (-a)o = sec (-a)o =
𝑟 𝑥

= cos αo = sec αo
−𝑦 𝑥
tan (-α)o = cot (-α)o = −𝑦
𝑥

= - tan αo = - cot αo

11
2.2 Fungsi Trigonometri untuk Sudut αo dan (90 – α)o
Perhatikan gambar di bawah ini! C

r
y
αo
A x B
𝑦 𝑟
sin αo = csc αo =
𝑟 𝑦
𝑥 𝑟
cos αo = 𝑟 sec αo =𝑥
𝑦 𝑥
tan αo = 𝑥 cot αo =𝑦

Selanjutnya kita perhatikan  C atau sudut (90 – α)o. Dari sudut


ini nilai fungsi trigonometri dapat ditentukan sebagai berikut :
𝑥 𝑟
sin (90 – α)o = 𝑟 csc (90 – α)o = 𝑥
𝑦 𝑟
cos (90 – α)o = 𝑟 sec (90 – α)o = 𝑦
𝑥 𝑦
tan (90 – α)o = 𝑦 cot (90 – α)o = 𝑥

Dengan demikian dapat kita hubungkan sudut – sudut yang


berelasi sebagai berikut :
sin (90 – α)o = cos αo csc (90 – α)o = sec αo
cos (90 – α)o = sin αo sec (90 – α)o = csc αo
tan (90 – α)o = cot αo cot (90 – α)o = tan αo

12
2.3 Fungsi Trigonometri untuk Sudut (90 + α)o dan (180 – α)o
Sudut (90 + α)o dan (180 – α)o merupakan sudut – sudut yang
berelasi di kwadran II. Pada rumus 2.1 dan 2.2 gunakan rumus sudut
negatif dengan mengganti + αo menjadi – (– α)o sehingga diperoleh:

sin (90 + α)o = sin [90 – (– α)]o csc (90 + α)o = csc [90 – (– α)]o
= cos (– α)o = sec (– α)o
= cos αo = sec αo
cos (90 + α)o = cos [90 – (– α)]o sec (90 + α)o = sec [90 – (– α)]o
= sin (– α)o = csc (– α)o
= – sin αo = – csc αo
tan (90 + α)o = tan [90 – (– α)]o cot (90 + α)o = cot [90 – (– α)]o
= cot (– α)o = tan (– α)o
= – cot αo = – tan αo

Selanjutnya untuk mencari sin (180 – α)o lakukan cara yang


sama ubahlah ke bentuk sin [90 + (90 – α)]o, sehingga dieroleh :
sin (180 – α)o = sin [90 + (90 – α)]o
= cos (90 – α)o
= sin αo

Begitu juga seterusnya untuk fungsi trigonometri yang lainya.

13
2.4 Fungsi Trigonometri untuk Sudut (180 + α)o dan (270 – α)o
Sudut (180 + α)o dan (270 – α)o merupakan sudut – sudut yang
berelasi di kwadran III. Dengan mengubah bentuk (180 + α)o
menjadi [180 – (– α)]o dan menggunakan rumus di atas sehingga
diperoleh sebagai berikut :
sin (180 + α)o = – sin αo csc (180 + α)o = – csc αo
cos (180 + α)o = – cos αo sec (180 + α)o = – sec αo
tan (180 + α)o = tan αo cot (180 + α)o = cot αo

Sedangkan untuk (270 – α)o diubah menjadi [180 – (90 – α)]o.


Sehingga diperoleh :
sin (270 – α)o = – cos αo csc (270 – α)o = – sec αo
cos (270 – α)o = – sin αo sec (270 – α)o = – csc αo
tan (270 – α)o = cot αo cot (270 – α)o = tan αo

14
2.5 Fungsi Trigonometri untuk Sudut (270 + α)o dan (360 – α)o
Sudut (270 + α)o dan (360 – α)o merupakan sudut – sudut yang
berelasi di kwadran IV. Dengan mengubah bentuk (270 + α)o
menjadi [270 – (– α)]o dan menggunakan rumus di atas sehingga
diperoleh sebagai berikut :
sin (270 + α)o = – cos αo csc (270 + α)o = – sec αo
cos (270 + α)o = sin αo sec (270 + α)o = csc αo
tan (270 + α)o = – cot αo cot (270 + α)o = – tan αo

Sedangkan untuk (360 – α)o diubah menjadi [270 – (90 – α)]o.


Sehingga diperoleh :
sin (360 – α)o = – sin αo csc (360 – α)o = – csc αo
cos (360 – α)o = cos αo sec (360 – α)o = sec αo
tan (360 – α)o = – tan αo cot (360 – α)o = – cot αo

2.6 Fungsi Trigonometri untuk Sudut (k.360 + α)o


Untuk sudut yang lebih dari 360o, dapat ditulis dalam bentuk
(k.360 + α)o. Sehingga didapat rumus sebagai berikut :
sin (k.360 + α)o = sin αo csc (k.360 + α)o = csc αo
cos (k.360 + α)o = cos αo sec (k.360 + α)o = sec αo
tan (k.360 + α)o = tan αo cot (k.360 + α)o = cot αo

k  bilangan bulat3

3
Zen, Fathurin. Trigonometri (Bandung : ALFABETA, 2012), h. 34.

15
RUMUS JUMLAH DAN SELISIH DUA SUDUT

3.1 Sistem Koordinat Kutub


Dalam materi bidang datar telah diajarkan bahwa letak suatu
titik dapat ditentukan dalam sistem koordinat kartesius (Rectangular
Coordinate), yaitu dengan menghitung arah absis (sumbu X) dan
berapa panjangnya, serta arah ordinat (sumbu Y) dan berapa
panjangnya. Selain itu, letak suatu titik dapat ditentukan dalam
system koordinat kutub (Polar Coordinate).
Perhatikan gambar berikut :

P(x, y)

α
O Q

Dengan demikian titik P (x, y) dapat dinyatakan dalam koordinat


kutub atau koordinat polar sebagai P(r . cos α, r . sin α) atau P(r, α).
Didapat perubahan kedua sistem koordinat sebagai berikut :
Perubahan Koordinat
koordinat kutub (r, α) menjadi Koordinat kartesius (x, y)
koordinat kartesius (x, y) menjadi koordinat kutub (r, α)
x = r . cos α r = ඥ𝑥 2 + 𝑦 2
y = r . sin α 𝑦
tan α = 𝑥 (α sesuai kwadran)

16
3.2 Rumus Jumlah dan Selisih Dua Sudut

Rumus cos (α ± β)
cos (α + β) = cos α cos β – sin α sin β
cos (α – β) = cos α cos β + sin α sin β

Rumus sin (α ± β)
cos (α + β) = sin α cos β + cos α sin β
cos (α – β) = sin α cos β – cos α sin β

Rumus tan (α ± β)
tan 𝛼 + 𝑡𝑎𝑛 𝛽
tan (α + β) = 1 − tan 𝛼 . 𝑡𝑎𝑛 𝛽
tan 𝛼− 𝑡𝑎𝑛 𝛽
tan (α – β) = 1 + tan 𝛼 . 𝑡𝑎𝑛 𝛽

Rumus cot (α ± β)
cot 𝛼 𝑐𝑜𝑡 𝛽−1
cot (α + β) = tan 𝛼 + 𝑡𝑎𝑛 𝛽
𝑐𝑜𝑡 𝛼 . 𝑐𝑜𝑡 𝛽+1
cot (α – β) =
tan 𝛼 − 𝑡𝑎𝑛 𝛽

17
RUMUS SUDUT RANGKAP DAN SUDUT PERTENGAHAN

4.1 Rumus Sudut Rangkap4


sin 2α = 2 sin α cos α
cos 2α = cos2 α – sin2 α
= 1 – 2 sin2 α
= 2 cos2 α – 1
2 tan 𝛼
tan 2α = 1− 𝑡𝑎𝑛2𝛼
𝑐𝑜𝑡 2 𝛼−1
cot 2α =
2 cot 𝛼

4.2 Rumus Sudut Pertengahan


1 1−cos 𝛼
• sin 2 α = ±√ 2

1 1+cos 𝛼
• cos 2 α = ±√ 2

1 sin 𝛼 1 1−cos 𝛼
• tan α = tan α =
2 1+cos 𝛼 2 sin 𝛼

1 1 1−cos 𝛼
tan 2 α = csc α – cot α tan 2 α = ±√1+cos 𝛼

1 1+cos 𝛼 1 sin 𝛼
• cot 2 α = cot 2 α = 1−cos 𝛼
sin 𝛼

1 1 1+cos 𝛼
cot 2 α = csc α + cot α cot 2 α = ±√1−cos 𝛼

4
OpenStax College. Algebra and Trigonometry (Texas : Rice University.
2015). h. 1008.

18
RUMUS SUDUT LIPAT DAN RUMUS PANGKAT

5.1 Rumus Sudut Lipat


sin 3α = 3 sin α – 4 sin3 α
cos 3α = 4 cos3 α – 3 cos α
3 tan 𝛼− 𝑡𝑎𝑛3 𝛼
tan 3α = 1−3 𝑡𝑎𝑛2 𝛼

𝑐𝑜𝑡 3 𝛼−3 cot 𝛼


cot 3α = 3 𝑐𝑜𝑡 2 𝛼−1

Secara umum rumus sudut lipat untuk na dapat ditulis sebagai


berikut :
𝑛−2 𝑛−3
sin nα = sin α {(2 cos 𝛼)𝑛−1 − ( ) (2 cos 𝛼)𝑛−3 + ( ) (2 cos 𝛼)𝑛−5 − . . . }
1 1
1 𝑛 𝑛 𝑛−3 𝑛 𝑛−4
cos nα = 2 {(2 cos 𝛼) 𝑛 − (2 cos 𝛼)𝑛−2 + ( ) (2 cos 𝛼)𝑛−4 − ( ) (2 cos 𝛼)𝑛−6 + . . . }
1 2 1 3 2

𝑛
Dimana bentuk ( ) merupakan simbol kombinasi dengan
𝑘
𝑛!
rumus 𝑐𝑘𝑛 = ( ) .
𝑘! 𝑛−𝑘 !

19
5.2 Rumus Pangkat Sinus dan Cosinus
1 1
sin2 α = 2 − 2 cos 2α
1 1
cos2 α = 2 + 2 cos 2α

Secara umum rumus pangkat sinus dan cosinus adalah :

(−1)𝑛−1 2𝑛 − 1 2𝑛 − 1
𝑠𝑖𝑛2𝑛−1 𝛼= {sin(2𝑛 − 1) 𝛼 − ( ) sin(2𝑛 − 3) 𝛼+. … (−1)𝑛−1 ( ) sin 𝛼}
22𝑛−2 1 𝑛−1
1 2𝑛 (−1)𝑛 2𝑛 2𝑛
𝑠𝑖𝑛2𝑛−1 𝛼=22𝑛 ( ) + 22𝑛−1 {cos 2𝑛𝛼 − ( ) cos(2𝑛 − 2) 𝛼+. … (−1)𝑛−1 ( ) cos 2𝛼}
𝑛 1 𝑛−1

1 2𝑛 − 1 2𝑛 − 1
𝑐𝑜𝑠 2𝑛−1 𝛼= {cos(2𝑛 − 1)𝛼 + ( ) cos(2𝑛 − 3) 𝛼+. … + ( ) cos 𝛼}
22𝑛−2 1 𝑛−1
1 2𝑛 1 2𝑛 2𝑛
𝑐𝑜𝑠 2𝑛 𝛼= ( ) + {cos 2𝑛𝛼 + ( ) cos(2𝑛 − 2) 𝛼+. … + ( ) cos 2𝛼}
22𝑛 𝑛 22𝑛−1 1 𝑛−1

𝑛
Dimana bentuk ( ) merupakan simbol kombinasi dengan
𝑘
𝑛 𝑛!
rumus 𝑐𝑘 = ( ) .
𝑘! 𝑛−𝑘 !

20
RUMUS PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN

6.1 Rumus Penjumlahan


1 1
sin α + sin β = 2 sin 2 (α + β) cos 2 (α − β)
1 1
sin α − sin β = 2 cos 2 (α + β) sin 2 (α − β)
1 1
cos α + cos β = 2 cos 2 (α + β) cos 2 (α − β)
1 1
cos α − cos β = 2 sin 2 (α + β) sin 2 (α − β)

6.2 Rumus Perkalian5


1
sin α cos β = 2 {sin(𝛼 + 𝛽) + sin (𝛼 − 𝛽)}
1
sin α sin β = 2 {cos(𝛼 + 𝛽) − 𝑐𝑜𝑠 (𝛼 − 𝛽)}
1
cos α sin β = 2 {sin(𝛼 + 𝛽) − 𝑠𝑖𝑛 (𝛼 − 𝛽)}
1
cos α cos β = 2 {cos(𝛼 + 𝛽) + 𝑐𝑜𝑠 (𝛼 − 𝛽)}

5
Ron Larson and David C. Falvo, Algebra and Trigonometry, 8th ed
(Belmont, CA: Brooks/Cole, Cengage Learning, 2011). h. 569.

21
ATURAN SEGITIGA DALAM TRIGONOMETRI

7.1 Aturan Sinus


𝒂 𝒃 𝒄
𝒔𝒊𝒏 𝜶
= 𝒔𝒊𝒏 𝜷 = 𝒔𝒊𝒏 𝜸 = 2R

7.2 Aturan Cosinus6


a2 = b2 + c2 – 2 . b . c . cos α
b2 = a2 + c2 – 2 . a . c . cos β
c2 = a2 + b2 – 2 . a . b . cos γ

𝑏2 + 𝑐 2 − 𝑎2
cos α = 2.𝑏.𝑐
𝑎2 + 𝑐 2 − 𝑏2
cos β = 2.𝑎.𝑐
𝑎2 + 𝑏2 − 𝑐 2
cos γ =
2.𝑎.𝑏

7.3 Luas Segitiga


Menentukan luas  jika diketahui besar sudut dan panjang dua
sisi yang mengapit sudut tersebut.
1
Luas  ABC = 2 . b . c . sin α
1
Luas  ABC = 2 . a . c . sin β
1
Luas  ABC = 2 . a . b . sin γ

6
Sinaga, bornok, dkk. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X (Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017). h. 183.

22
Menentukan luas  jika diketahui panjang ketiga sisi nya.

Luas  ABC = ඥ𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐 )


𝑎+𝑏+𝑐
dimana s = 2

Menentukan luas segitiga, jika diketahui besar dua sudut dan


panjang sisi yang terletak diantara kedua sudut.
1 sin 𝛽 . sin 𝛾
Luas  ABC = 2 𝑎2 sin 𝛼
1 sin 𝛼 . sin 𝛾
Luas  ABC = 2 𝑏2 sin 𝛽
1 sin 𝛼 .sin 𝛽
Luas  ABC = 2 𝑐2 sin 𝛾

7.4 Rumus Gauss


1 (𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)
sin 2 α =√ 𝑏.𝑐

1 (𝑠−𝑎)(𝑠−𝑐)
sin β =√
2 𝑎.𝑐

1 (𝑠−𝑎)(𝑠−𝑏)
sin γ =√
2 𝑎.𝑏

1 𝑠(𝑠−𝑎)
cos 2 α =√ 𝑏.𝑐

1 𝑠(𝑠−𝑏)
cos β =√
2 𝑎.𝑐

1 𝑠(𝑠−𝑐)
cos 2 γ =√ 𝑎.𝑏

23
1 (𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)
tan 2 α =√ 𝑠(𝑠−𝑎)

1 (𝑠−𝑎)(𝑠−𝑐)
tan β =√
2 𝑠(𝑠−𝑏)

1 (𝑠−𝑎)(𝑠−𝑏)
tan 2 γ =√ 𝑠(𝑠−𝑐)

7.5 Garis – garis Istimewa dan Lingkaran dalam Segitiga


7.5.1 Garis – garis Istimewa dalam Segitiga
C
a. Garis Tinggi
ta = 2R . sin β . sin γ tc
tb = 2R . sin α . sin γ t
tc = 2R . sin α . sin β ta tb
A B

Dari rumus panjang garis tinggi di atas, dapat diturunkan


rumus luas  ABC.
L = 2R2 . sin α . sin β . sin γ

24
b. Garis Bagi
Dalil Stewart C E

AD2 a = 𝑎1 𝑏2 +𝑎2 𝑐 2 − 𝑎1 𝑎2 𝑎 𝑎2
𝑏 1 D
2
Dalil Garis Bagi Sudut Dalam 𝛼2 𝑎1
𝛼1
AD2 = bc − 𝑎1 𝑎2
A c B
AD = ඥ𝑏𝑐 − 𝑎1 𝑎2 F
C

Dalil Garis Bagi Sudut Luar


E
b a
CB2 = 𝑐1𝑐2 - ab
CB = ඥ𝑐1 𝑐2 − 𝑎𝑏
A c D 𝑐1 B

𝑐2
c. Garis Berat
C
1 1
b a
2 2

1
F E 1
b a
2 2
A 1 1
B
c D c
2 2

G
1
CD = 2 ඥ𝑎2 + 𝑏2 + 2𝑎𝑏 . cos 𝛾
1
AE = 2 ξ𝑏2 + 𝑐 2 + 2𝑏𝑐 . cos 𝛼
1
BF = 2 ඥ𝑎2 + 𝑐 2 + 2𝑎𝑐 . cos 𝛽

25
7.5.2 Hubungan Lingkaran dan Segitiga
a. Lingkaran – Dalam
Jari jari lingkaran – dalam (Rd)  ABC yang panjang sisinya
a, b dan c ditentukan oleh :

(𝑠−𝑎)(𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)
Rd =√ 𝑠

𝑎+𝑏+𝑐
dimana s = 2

b. Lingkaran – Luar
Jari – jari lingkaran luar (Rl)  ABC yang panjang sisinya
a, b dan c ditentukan oleh :
𝑎𝑏𝑐
Rl = 4ඥ(𝑠−𝑎)(𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)
𝑎+𝑏+𝑐
dimana s = 2

sedangkan panjang jari – jari lingkaran – luar (Rl) ABC


dimana hanya diketahui satu sisi dan sudut yang berbeda
dihadapanya adalah :

𝑎
Rl = 2 sin 𝐴
𝑏
Rl = 2 sin 𝐵
𝑐
Rl =
2 sin 𝐶

26
c. Lingkaran – Singgung
𝑠(𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)
Rs =√ (𝑠−𝑎)

𝑠(𝑠−𝑎)(𝑠−𝑐)
Rs =√ (𝑠−𝑏)

𝑠(𝑠−𝑎)(𝑠−𝑏)
Rs =√ (𝑠−𝑐)

𝑎+𝑏+𝑐
dimana s = 2

27
PERSAMAAN TRIGONOMETRI

8.1 Persamaan untuk Sinus


Jika sin x = sin α (α diketahui), maka :
𝑥1 = α + k.360o
𝑥2 = (180 – α) + k.360o

Dengan k bilangan bulat

8.2 Persamaan untuk Cosinus


Jika cos x = cos α (α diketahui), maka :
𝑥1 = α + k.360o
𝑥2 = (360 – α) + k.360o
Atau,
Jika cos x = cos α ( α diketahui), maka :
𝑥1 𝑑𝑎𝑛 2 = ± α ± k.360o

Dengan k bilangan bulat.

28
8.3 Persamaan untuk Tangen
Jika tan x = tan α (α diketahui), maka :
x = α ± k.180o

Dengan k bilangan bulat.

8.4 Persamaan Bentuk a cos x + b sin x = c


𝑐
cos (x – α) = 𝑘
𝑏
dengan k = ξ𝑎2 + 𝑏2 dan tan α = 𝑎

(α disesuaikan kwadran nya dengan tanda a dan b)

29
Kumpulan Soal dan
Pembahasan

30
Aplikasi Kehidupan Nyata
1. Seekor ikan yang berada di dalam air dengan kedalaman 3 m
dari permukaan laut dan seekor burung yang sedang terbang
dengan sudut 30o. Jika jarak antara ikan dengan burung adalah
18 m. Tentukan jarak burung dari permukaan laut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.

30o

3 Meter

Untuk mencari jarak burung dari permukaan laut dapat kita


gunakan rumus sinus, dimana :
𝑦2
sin 𝑥2 = 𝑟2
1 𝑦2
sin 30𝑜 = =
2 𝑟2

31
Didapatkan 𝑦2 = 1 dan 𝑟2 = 2. Karena jarak r sebenarnya belum
diketahui maka terlebih dahulu kita cari jarak sisi miring ikan
terhadap permukaan laut menggunakan rumus yang sama.
𝑦1
sin 𝑥1 = 𝑟1
1 𝑦1
sin 30𝑜 = =
2 𝑟1

Didapatkan 𝑦1 = 1 dan 𝑟1 = 2. Dikarenakan jarak 𝑦1 sebenarnya


3 meter jadi perbandingannya adalah 1 : 3 sehingga :
𝑦1 1 3
=2.3
𝑟1
𝑦1 3
=6
𝑟1

𝑟2 = r - 𝑟1
= 18 – 6
= 12 meter

Karena jarak 𝑦2 sebenarnya 12 meter jadi perbandingannya


adalah 1 : 6 sehingga:
𝑦2 1 6
=2.6
𝑟2
6
= 12

Jadi jarak antara burung dengan permukaan laut adalah 6 meter.

32
2. Penebang liar ingin mengukur tinggi pohon yang berjarak 6ξ3
m dari tempat dia berdiri. Antara mata dengan puncak pohon
membentuk sudut elevasi sebesar 30o. Jika tinggi penebang liar
tersebut dihitung sampai mata adalah 1,5 m maka tentukan
tinggi pohon tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.

30𝑜

6ඥ3 Meter 1,5


Meter

Misalkan t adalah jarak dari mata penebang liar sampai puncak


pohon.

33
Dengan menggunakan rumus tangen didapat :
𝑦 𝑡
tan  =𝑥=𝑥
𝑡
tan 30o = 6
ξ3
1 𝑡
ඥ3 =6
3 ξ3
1
t = 3 ඥ3 . 6ඥ3

=2.3
= 6 Meter

Jadi tinggi pohon didapat dari t ditambah tinggi penebang liar


tersebut dihitung sampai mata,
Tinggi pohon = 6 + 1,5
= 7,5 Meter

Jadi tinggi pohon tersebut adalah 7,5 meter.

34
3. Murid sekolah dasar dengan tinggi 120 cm berjalan mendekati
tiang mendera. Diketahui jarak murid tersebut terhadap tiang
bendera adalah 10 m dan terbentuk sudut elevasi dari ujung
kepalanya ke puncak tiang bendera sebesar 60o. Tentukan tinggi
tiang bendera tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan
di atas ke dalam bentuk gambar.

60o

1,2 Meter

10 Meter
Dengan menggunakan rumus tangen diperoleh :
𝑦
tan 60o = 𝑥

y = tan 60o . x
= ξ3 . 10
= 10 ξ3
Tinggi tiang adalah y ditambah dengan tinggi siswa sehingga :
Tinggi tiang = 10 ξ3 + 1,2
= 10 ξ3 + 1,2 meter

Jadi tinggi tiang bendera tersebut adalah 10 ξ3 + 1,2 meter.

35
4. Sebuah pesawat akan mendarat dari ketinggian 3000 m dari
menara pengawas. Dalam 30 detik sudut elevasi pesawat
berubah dari 30o menjadi 45o dilihat dari puncak menara
pengawas. Carilah kecepatan pesawat tersebut dalam satuan
m/s.

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan
di atas ke dalam bentuk gambar.
C
E

30o
A D B

Pada  ABC, panjang AB dapat ditentukan menggunakan


rumus tangen,
𝑦 𝐵𝐶
tan 30o = 𝑥 = 𝐴𝐵
𝐵𝐶
AB =
tan 30𝑜
3000
= 1
3
ξ3

3 ξ3
= 3000 . .
ξ3 ξ3
3 ξ3
= 3000 . 3

= 3000 ξ3 meter

36
Pada  ADE, panjang AD juga dapat ditentukan menggunakan
rumus tangen,
𝑦 𝐷𝐸
tan 45o = =
𝑥 𝐴𝐷
𝐷𝐸
AD = tan 45𝑜
3000
= 1

= 3000 meter

Dengan demikian,
BD = AB – AD
= 3000 ξ3 – 3000
= 3000 (ξ3 – 1) meter

Kecepatan pesawat tersebut adalah :


𝐵𝐷 3000 (ξ3 – 1)
v= =
𝑡 30

= 100 (ξ3 – 1) m/s

Jadi kecepatan pesawat tersebut adalah 100 (ξ3 – 1) m/s.

37
5. Dua buah kapal A dan B meninggalkan pelabuhan C pada waktu
yang bersamaan. Keduanya berlayar pada jalus yang lurus dan
membentuk sudut 60o satu sama lain. Jika kecepatan kapal A 25
km/jam dan kecepatan kapal B 15 km/jam. Tentukan jarak
antara kapal A dan B setelah berlayar selama 1 jam!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar. A

60o
C B
15 km/jam

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa antara kapal A dan
kapal B atau panjang AB dapat menggunakan rumus panjang
garis berat sebagai berikut:

38
1
AB = 2 ξ𝐴𝐶 2 + 𝐵𝐶 2 + 2 . 𝐴𝐶 . 𝐵𝐶 . cos 𝐶
1
= 2 ξ252 + 152 + 2 . 25 . 15 . cos 60𝑜

1 1
= 2 √625 + 225 + 2 . 375 . 2
1
= 2 ξ625 + 225 + 375
1
= 2 ξ1225

1
= 2 35
35
= 2

= 17,5 km

Jadi jarak kedua kapal setelah berlayar selama 1 jam adalah 17,5 km.

39
6. Seorang pendaki berada di puncak sebuah gunung, terlihat
ujung – ujung landasan pacu sebuah bandara yang berbentuk
horizontal dengan sudut depresi 45o dan 30o. Jarak ujung
landasan yang terdekat terhadap lereng gunung adalah 1200 m.
Tentukan panjang landasan pacu tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar. C

A D B

Selanjutnya pada  ADC, panjang AC dapat ditentukan dengan


menggunakan rumus tangen, yaitu :
𝐴𝐶
tan 60o = 𝐴𝐷

AC = AD . tan 60o
= 1200 . ξ3
= 1200 ξ3 meter

40
Pada  ABC, panjang AB dapat ditentukan dengan rumus
tangen, yaitu :
𝐴𝐶
tan 30o =
𝐴𝐵
𝐴𝐶
AB = tan 30𝑜
1200 ξ3
= 1
3
ξ3

3
= 1200 ξ3 .
ξ3

= 3600 meter

Dengan demikian panjang landasan pacu,


DB = AB – AD
= 3600 – 1200
= 2400 meter

Jadi panjang landasan pacu tersebut adalah 2400 m atau 2,4 km.

41
7. Seorang anak bersepeda dari tempat A sejauh 24 m dengan arah
15o, kemudian berbelok sejauh 16 m ketempat B dengan arah
135o. Tentukan jarak A dan B!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar. C
16 m

45o
15o B

24 m

diketahui AB = 24 m, BC = 16 m dan ABC = 60o.


Dengan menggunakan aturan cosinus, diperoleh :
AC2 = AB2 + BC2 – 2 . AB . BC . cos 60o
1
= (24)2 + (16)2 – 2 . 24 . 16 . 2

= 576 + 256 – 24 . 16
= 576 + 256 – 384
= 448
AC = ξ448
= 8ξ7

Jadi, jarak A ke B adalah 8ξ7 meter.

42
8. Pedagang kaki lima yang berada pada jarak 46 meter dari kaki
sebuah monumen mengamati sebuah kejadian langka
melintasnya sebuah pesawat ufo yang berada di atas sebuah
monumen dengan sudut elevasi masing masing 45o dan 60o.
Hitunglah jarak pesawat ufo tersebut terhadap puncak
monumen!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
D
bentuk gambar.
C

45o
A 46 meter B

Selanjutnya, Pada  ABC, diketahui AB = 46 m,  A = 45o dan


 B merupakan sudut siku – siku.
Dengan menggunakan rumus tangen, yaitu :
𝐵𝐶
tan 𝐴1 = 𝐴𝐵

BC = AB . tan A
= 46 . tan 45o
= 46 . 1
= 46 meter

43
Pada  ABD, diketahui AB = 46 m,  A = 45 + 15 = 60 dan B
merupakan sudut siku – siku.

Dengan menggunakan rumus tangen juga, diperoleh :


𝐵𝐷
tan 𝐴2 = 𝐴𝐵

BD = AB . tan 𝐴2
= 46 . tan 60o
= 46 . ξ3
= 46ξ3 meter

Dengan demikian jarak antara puncak monumen dengan


pesawat ufo didapat:
CD = BD – BC
= 46ξ3 – 46
= 46 (ξ3 – 1) meter

Jadi jarak puncak monumen dengan pesawat ufo adalah


46 (ξ3 – 1) meter.

44
9. Pejalan kaki dengan tinggi 164 cm mengamati puncak pemancar
dengan sudut elevasi 45o. Kemudian ia melanjutkan perjalanan
nya yang kebetulan searah dengan pemancar tersebut sejauh 36
m. Kemudian pejalan kaki tersebut berhenti dan mengamati
kembali puncak pemancar tersebut dengan sudut elevasi 60o.
Tentukan tinggi menara tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.
C

60o 45o
B D 36 meter A

Selanjutnya, misalkan BD = x, pada  ABC diketahui


AB = x + AD dan  A = 45o.
Dengan menggunakan rumus tangen, diperoleh :
𝐵𝐶
tan A =
𝐴𝐵

BC = AB . tan A
= (x + AD) . tan 45o

45
= (x + 36) . 1
= x + 36
BC = x + 36
x = BC - 36
Pada  DBC, diketahui  D = 60o dan DB = x.
Dengan menggunakan rumus tangen, diperoleh :
𝐵𝐶
tan 60o = 𝐷𝐵

BC = DB . tan 60o
= x . ξ3
BC = ξ3x
Dengan demikian didapat :
BC = ξ3x
= ξ3 . (BC - 36)
= ξ3BC - 36ξ3
ξ3BC - BC = 36ξ3
(ξ3 – 1) BC = 36ξ3
36ξ3 ξ3+ 1
BC = .
ξ3 – 1 ξ3+ 1
36 . 3+ 36ξ3
= 3−1
108+36ξ3
= 2

= 54 + 18ξ3
Jadi tinggi pemancar diperoleh dari jumlah tinggi pejalan kaki
ditambah tinggi BC = 164 + 54 + 18ξ3 = 218 + 18ξ3 meter.

46
10. Pekerja konstruksi berada di atas sebuah gedung pada
ketinggian tertentu. Pekerja tersebut mengamati sebuah
container dengan sudut depresi α. Ketika nilai tan α = 1, terlihat
bahwa container bergerak mendekat kedasar gedung. 12 menit
kemudian, sudut depresi dari container berubah menjadi β,
dengan nilai tan β = 4. Jika container bergerak dengan kecepatan
tetap, tentukan waktu container sampai kedasar gedung!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
C
bentuk gambar.

α β
A D B
Selanjutnya misalkan BC = x.
Jarak container terhadap gedung saat sudut depresinya α adalah
AB. Karena tan α = 1, sehingga berlaku :
𝐵𝐶
tan α = 𝐴𝐵
𝑥
1 = 𝐴𝐵

AB =x

47
Jarak container terhadap gedung saat depresinya β adalah BD.
Karena tan β = 4, maka berlaku :
𝐵𝐶
tan β =
𝐵𝐷
𝑥
4 = 𝐵𝐷
1
BD =4x

Dengan demikian, setelah 12 menit container telah bergerak


sepanjang AD, yaitu :
AD = AB – BD
1
=x-4x
3
=4x

Kecepatan container saat berjalan 12 menit itu yaitu :


𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
v = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
3
𝑥
=4
12
1
= 𝑥
16

Sehingga waktu yang diperlukan oleh container untuk


menempuh sisa jarak terhadap menara, yaitu :
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
waktu = 𝑣
1
𝑥
4
= 1
𝑥
16

= 4 menit
Jadi waktu yang ditempuh container untuk sampai ke dasar
gedung adalah 4 menit.

48
11. Di atas sebuah mercusuar dengan tinggi 24ξ3 m terdapat
seseorang sedang memantau sebuah objek yang berada di
bawahnya dengan jarak sejauh 72 m. Tentukan sudut depresi
yang terbentuk!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.
C
𝛼𝑜

24ඥ3 meter

αo

A 72 meter B

Selanjutnya diketahui  ABC sama dengan sudut αo karena


berseberangan.
Dengan menggunakan konsep tangen, diperoleh :
24ξ3
tan αo = 72
1
= 3 ඥ3

tan αo = 30o
Jadi sudut depresi yang terbentuk adalah 30o.

49
12. Sebuah bus berjalan dari terminal A ke terminal B sejauh 40 km
dengan arah 25o. Dari terminal B, bus itu berjalan sejauh 50 km
menuju terminal C dengan arah 145o. Tentukan jarak antara
terminal A ke terminal C!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.
C

20o 40o B
40o

20o
A
Selanjutnya panjang AC dapat ditentukan dengan menggunakan
aturan cosinus.
AC2 = AB2 + BC2 – 2 . AB . BC . cos 60o
1
= (40)2 + (50)2 – 2 . 40 . 50 . 2

= 1600 + 2500 – 2000


= 2100
AC = ξ2100
=10ξ21
Jadi, jarak antara terminal A ke terminal C adalah 10ξ21 km.

50
13. Sebuah rel kereta menghubungkan titik timur dan titik barat
dengan jarak 8 km. Dari suatu titik tidak jauh dari rel, suatu
bangunan memiliki arah 30o ke barat dan 60o ke arah timur.
Tentukan jarak terpendek dari bangunan ke rel!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.

Utara
C

30o
60o

Barat Timur

A D
B
8 km
Selatan
Selanjutnya diketahui panjang AB adalah 8 km dan CD
merupakan jarak terpendek antara bangunan dengan rel.

Menggunakan rumus tangen pada  ADC, diperoleh :


𝐴𝐷
tan 30o = 𝐶𝐷

51
Menggunakan rumus yang sama pada  BCD, diperoleh:
𝐵𝐷
tan 60o = 𝐶𝐷

Selanjutnya, menjumlahkan kedua persamaan di atas, diperoleh:


𝐴𝐷 𝐵𝐷
tan 30o + tan 60o = 𝐶𝐷 + 𝐶𝐷
𝐴𝐷+𝐵𝐷
= 𝐶𝐷
𝐴𝐷+𝐵𝐷
CD = tan 30𝑜 +tan 60𝑜
𝐴𝐵
=1
3
ξ3 +ξ3

8
=4
3
ξ3

3 ξ3
=8.4 .
ξ3 ξ3

= 2 ξ3 km

Jadi jarak terdekat antara bangunan dengan rel adalah 2 ξ3 km.

52
14. Di sebuah bukit barisan terdapat kelompok A dan B yang sedang
berkemah dengan jarak keduanya adalah 4 km. Kelompok A
memberitahukan kelompok B melalui ponsel bahwa mereka
sedang berdiri menghadap perkemahan kelompok B dan
menghidupkan laser yang ditembakan ke arah awan yang berada
diantara keduanya dengan sudut elevasi 45o sehingga mengenai
awan. Kelompok B mengamati lacer menggunakan klinometer
sehingga didapat sudut 30o. Tentukan tinggi awan tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.
C

45o 75o
A D B
4 km

53
Selanjutnya tinjau  ADC, misalkan CD = t.
Menggunakan konsep tangen, diperoleh :
𝐶𝐷
tan A =
𝐴𝐷
𝐶𝐷
tan 45o = 𝐴𝐷
𝐶𝐷
1 = 𝐴𝐷

AD = CD
AD = t
Kemudian tinjau  BDC.
Menggunakan rumus yang sama, diperoleh :
𝑡
tan 75o = 4−𝑡
𝑡
tan (45o + 30) = 4−𝑡
tan 45𝑜 +tan 30𝑜 𝑡
= 4−𝑡
1− tan 45𝑜 . tan 30𝑜
1
1+ ξ3 𝑡
3
1 = 4−𝑡
1− 1 . ξ3
3

3 + ξ3 𝑡
= 4−𝑡
3 − ξ3

(3 + ξ3)(4 – t) = (3 − ξ3) t
12 – 3t + 4ξ3 – ξ3t = 3t – ξ3t
6t = 12 + 4ξ3
4(3+ ξ3)
t = 6
2
t = 3 (3 + ξ3)
2
Jadi tinggi awan ersebut adalah 3 (3 + ξ3) km.

54
15. Arsitek sebuah bangunan ingin mengukur tinggi dari bangunan
tersebut menggunakan klinometer. Arsitektur tersebut berdiri
dengan jarak tertentu lalu melihat kepuncak gedung dengan
menggunakan klinometer didapat sudut 45o. Kemudian dia
mencari sudut yang lain dengan cara mendekat ke arah gedung
sejauh 24 m sehingga didapat sudut pada klinometer sebesar
60o. Tentukan tinggi gedung tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.

45o 60o
A 24 m D B

Selanjutnya misalkan panjang BC = y dan AB = x.


Maka pada  ABC berlaku :
𝐵𝐶
tan 45o = 𝐴𝐵
𝑦
1 =𝑥

x =y

55
Pada  BDC, berlaku :
𝐵𝐶
tan 60o = 𝐵𝐷
𝑦
ξ3 = 𝑥−24
𝑥
ξ3 = 𝑥−24

ξ3 (𝑥 − 24) = x
ξ3x − 24ξ3 = x
𝑥(ξ3 – 1) = 24ξ3
24ξ3 ξ3+ 1
x = .
ξ3 – 1 ξ3+ 1
24 .3+ 24ξ3
=
3–1
24 .3+ 24ξ3
= 2

= 36 +12ξ3
= 12(ξ3 + 3) meter

Jadi didapatkan tinggi gedung tersebut adalah 12(ξ3 + 3) meter.

56
16. Disebuah lapangan terdapat perlombaan layang – layang. Salah
seorang peserta dengan tinggi 1,8 m sedang menaikan layang –
layang miliknya dengan benang sepanjang 300 m. Sudut yang
terbentuk antara benang dengan garis horizontal adalah 45 o.
Tentukan ketinggian layang – layang tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan
di atas ke dalam bentuk gambar.

45o

1,8 m

Selanjutnya, misalkan tinggi layang – layang adalah T, dan


tinggi orang adalah to, sehingga T = t + to. Maka :
𝑡
sin 45o = 300

t = 300 . sin 45
1
= 300 . 2 ξ2

= 150 ξ2
t = t + to
= (150 ξ2 + 1,8) m
Jadi tinggi layang – layang tersebut adalah (150 ξ2 + 1,8) m.

57
17. Tukang bangunan ingin menaiki atap rumah menggunakan
tangga yang panjangnya 14 m dan disandarkan pada tembok
rumah tersebut. Jika tangga tersebut membentuk sudut 30o
dengan tanah. Tentukan tinggi tembok tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.
C

30o
A B
Misalkan tinggi tembok adalah t, AC = 14 m dan  A = 30o.
Karena yang diketahui besar sudut A dan sisi mirik maka
perbandingan yang berlaku adalah perbandingan sinus.
𝐵𝐶
sin A =
14
𝑡
sin 30o = 14

t = 14 . sin 30o
1
= 14 . 2

=7m
Jadi tinggi tembok rumah adalah 7 meter.

58
18. Seorang pemain skateboard sedang menjalani latihan
rutinitasnya. Pada latihan kali ini ia latihan pada lintasan yang
mempunya ketinggian 4 m dengan sudut kemiringan 30o.
Tentukan panjang lintasan dan panjang sisi miring!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.

30o

Selanjutnya diketahui  ABC dimana b = 4 m dan  B = 30o.


Tinggi lintasan yang diketahui maka ada beberapa perbandingan
yang berlaku yaitu perbandingan sinus dan tangen.
𝑏
sin 30o =𝑐
𝑏
c = sin 30𝑜
4
= 1
2

c = 8 meter

59
Untuk mencari panjang lintasan atau sisi a bisa menggunakan
beberapa cara, diantaranya menggunakan perbandingan tangen.
𝑏
tan 30o =
𝑎
𝑏
a = tan 30o
4
=1
3
ξ3

3 ξ3
a =4. .
ξ 3 ξ3
3
= 4 . 3 . ξ3

a = 4 ξ3 meter

Dikarenakan panjang sisi miring sudah diketahui sehingga


panjang sisi a juga dapat dicari menggunakan rumus pytagoras,
sehingga :
a = ξ82 − 42
= ξ64 − 16
= ξ48
a = 4 ξ3 meter

Jadi panjang lintasan skateboard dan panjang sisi miringnya


berturut – turut adalah 4 ξ3 meter dan 8 meter.

60
19. Perhatikan gambar di bawah ini!

2m

4m
Terlihat seorang anak terjun dari ketinggian tertentu namun
tidak sampai menyentuh air sungai yang sedang mengalir.
Tentukan berapa jauh anak tersebut terjun dan berapa ketinggian
dari air sungai ke ujung tali.

Pembahasan :
Misalkan dibuat sebuah  ABC dimana  A = 30o dan O
merupakan titik penghubung pada AB. Sehingga panjang dari
titik A ke B dapat dicari menggunakan perbandingan tangen.
Sehingga :

61
𝐵𝐶
tan A = 𝐴𝐵
4
tan 30o = 𝐴𝑂+2
1 4
3
ξ3 = 𝐴𝑂+2
4
AO + 2 = 1
3
ξ3

3 ξ3
AO + 2 = 4 . .
ξ3 ξ3

AO + 2 = 4 ξ3 (jarak antara air sungai dengan ujung tali)


AO = 4ξ3 – 2
= 2(2ξ3 – 1) meter

Jadi jarak anak tersebut terjun dan jarak dari air sungai ke ujung
tali berturut – turut adalah 2(2ξ3 – 1) meter dan 4 ξ3 meter.

62
20. Disebuah halaman sekolah terdapat dua orang siswa nakal yang
sedang dihukum untuk berdiri dan memandani puncak tiang
bendera. Kebetulan kedua siswa tersebut memiliki tinggi yang
sama yaitu 160 m. Siswa pertama berada tepat 6 meter didepan
siswa kedua. Jika sudut elevasi keduanya berturut – turut adalah
45o dan 60o. Tentukan tinggi tiang bendera tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.
C

60o 45o
A D B
160 cm

6m
Selanjutnya diketahui 2 sudut elevasi berturut – turut adalah 45o
dan 60o, tinggi kedua siswa adalah 160 m dan jarak antara murid
pertama dan kedua yang merupakan sebuah sisi samping sudut
elevasi, didapatkan perbandingan yang dapat digunakan yaitu
perbandingan tangen.

63
pada  ABC didapat :
𝐴𝐶
tan 45o = 𝐴𝐵
𝐴𝐶
1 = 𝐴𝐷 +6

𝐴𝐷 + 6 = AC
𝐴𝐷 = AC – 6
Pada  ACD didapat :
𝐴𝐶
tan 60o = 𝐴𝐷
𝐴𝐶
tan 60o = 𝐴𝐶−9

AC = (𝐴𝐶 − 6) . tan 60o


= (𝐴𝐶 − 6) . ξ3
= ξ3AC – 6ξ3
ξ3AC – AC = 6ξ3
AC(ξ3 – 1) = 6ξ3
6ξ3 ξ3+ 1
AC = .
ξ3 – 1 ξ3+ 1
6 .3 + 6ξ3
= 3−1

AC = 9 + 3ξ3
Tiang bendera = AC + tinggi siswa
= 9 + 3ξ3 + 1,6
= 10,6 + 3ξ3 meter

Jadi tinggi tiang bendera tersebut adalah 10,6 + 3ξ3 meter.

64
21. Dua buah pemancar yang berjarak 20 km sedang memancarkan
gelombangnya membentuk sudut elevasi berturut – turut 30o dan
45o. Disaat bersamaan yang berlalu begitu cepat sebuah pesawat
melintas sehingga kedua gelombang tersebut tepat mengenai
pesawat sehingga membetuk sebuah segitiga. Tentukan tinggi
pesawat tersebut!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.
C

a
h

30o 45o
B D A

20 km
Selanjutnya dikarenakan jumlah sudut dalah  = 180o sehingga
 C = 180o – (30 + 45)o
= 180o – 75o
 C = 105o

65
Untuk mencari nilai  C = 105o gunakan rumus jumlah sinus,
sin (45 + 60)o = sin 45o . cos 60o + cos 45o . sin 60o
1 1 1 1
= ξ2 . + ξ2 . ξ3
2 2 2 2
1 1
= 4 ξ2 + 4 ξ6
1
= 4 (ξ2 + ξ6)

Gunakan aturan sinus dalam segitiga, sehingga :


𝑎 𝑐
= sin 𝐶
sin 𝐴
𝑎 20
sin 45𝑜
= sin 105𝑜
𝑎 20
1 =1
2
ξ2 4
(ξ6 + ξ2)

4 ξ6 − ξ2 1
a = 20 . . . 2 ξ2
ξ6 + ξ2 ξ6 − ξ2

ξ6 − ξ2
= 400 . 6−2

= 100 (ξ6 − ξ2)


Sehingga untuk mencari tinggi pesawat berlaku rumus
perbandingan sinus.
𝐶𝐷
sin B =
𝐵𝐶

sin 30o = 𝑎

h = a . sin 30o
1
= 100 (ξ6 − ξ2) . 2

= 50 (ξ6 − ξ2)
Jadi tinggi pesawat tersebut adalah 50 (ξ6 − ξ2) km.

66
22. Disebuah perkampungan tradisi anak – anak apabila terdengar
suara pesawat mereka langsung keluar rumah dan melihat
kearah pesawat tersebut. Diketahui tinggi pesawat tersebut 140
km shingga membentuk sudut elevasi 30o. Tentukan jarak anak
terhadap pesawat!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.

140 km

30o

Selanjutnya dari pernyataan dan gambar di atas sehingga jarak


anak terhadap pesawat dapan dicari menggunakan perbandingan
sinus, sehingga :
𝑥
sin 30o = 𝑟

r = x . sin 30o
1
= 140 . 2

= 70 km

Jadi jarak anak terhadap pesawat adalah 70 km.

67
23. Seorang pemuda joging di sebuah komplek perumahan dengan
titik awal adalah rumahnya. Pemuda tersebut memulai joging
kearah barat dengan sudut elevasi 30o lalu dilanjutkan kearah
tenggara dengan sudut elevasi 45o dan selanjutnya pemuda
tersebut kembali ke rumah nya dimana jarak terhadap rumahnya
adalah 200 m. Tentukan seberapa jauh pemuda tersebut joging!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan
di atas ke dalam bentuk gambar.

A
o
30

B 200 m
45o

C
Selanjutnya dari gambar di atas diketahui  A = 30o,
 B =  C = 45o dan jarak AC = b = 200 m.

68
Dikarenakan yang diketahui adalah satu sisi dan dua sudut
sehingga panjang yang lainya dapat dicari menggunakan rumus
Aturan Sinus sebagai berikut :
𝑎 𝑏
= sin 𝐵
sin 𝐴

Dikarenakan jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 o sehingga:


B = 180o – (30 + 45)o
= 180o – 75o
= 105o
sin 105o dapat dicari menggunakan rumus jumlah sehingga :
sin (45 + 60)o = sin 45o . cos 60o + cos 45o . sin 60o
1 1 1 1
= 2 ξ2 . 2 + 2 ξ2 . 2 ξ3
1 1
= 4 ξ2 + 4 ξ6
1
= 4 (ξ2 + ξ6)

Jadi,
𝑎 𝑏
=
sin 𝐴 sin 𝐵
𝑎 200
= sin 105𝑜
sin 30𝑜
200
a = sin 105𝑜 . sin 30𝑜
200 1
=1 .2
(ξ6 + ξ2)
4

1 4 ξ6 − ξ2
= 200 . 2 . .
ξ6 + ξ2 ξ6 − ξ2

ξ6 – ξ2
= 400 . 6–2

= 100 (ξ6 − ξ2) m

69
𝑏 𝑐
= sin 𝐶
sin 𝐵
200 𝑐
= sin 45𝑜
sin 105𝑜
200 𝑐
1 =1
(ξ6 + ξ2) ξ2
4 2

200 1
c =1 . 2 ξ2
(ξ6 + ξ2)
4

1 4 ξ6 − ξ2
= 200 . ξ2 . .
2 ξ6 + ξ2 ξ6 − ξ2

ξ6 – ξ2
= 400ξ2 . 6–2

= 100ξ2 . (ξ6 – ξ2)


= 100 . (ξ12 – 2)
= 100 . (2ξ3 – 2)
= 200(ξ3 – 1) meter

Jarak yang ditempuh sama dengan keliling segitiga.


Keliling  = a + b + c
= 100 (ξ6 − ξ2) + 200 + 200(ξ3 – 1)
1 1
= 200 ( ξ6 + ξ3 - ξ2 - 1) meter
2 2

Jadi panjang lintasan joging pemuda tersebut adalah


1 1
200 (2 ξ6 + ξ3 - 2 ξ2 - 1) meter.

70
24. Dua buah sungai a dan b berpotongan di kelurahan C. Dinas PU
perairan kota berencana akan menghubungkan sungai yang
berada dikeluraha A dan B dengan memotong kedua sungai
yang ada dan membangun sungai c. Jika diketahui jarak sungai
antara kelurahan A dan C adalah 5 km. Sudut yang dibentuk
oleh sunga a dan b adalah 60o dan sudut yang dibentuk sungai
a dan c adalah 30o. Tentukan jarak sungai antara kelurahan A
dengan kelurahan B!

Pembahasan :
Langkah pertama ilustrasikan pernyataan di atas ke dalam
bentuk gambar.
C
60o

71
Selanjutnya dari gambar di atas dapat diketahui bahwa terdapat
dua sudut dan satu sisi yang berhadapan dengan sudut sehingga
untuk mencari panjang sungai c berlaku Aturan Sinus sebagai
berikut :
𝑏 𝑐
= sin 𝐶
sin 𝐵
5 𝑐
= sin 60𝑜
sin 30𝑜
5
𝑐 = sin 30𝑜 . sin 60𝑜
5 1
= 1 . 2 ξ3
2

= 5ξ3 km

Jadi panjang sungai c adalah 5ξ3 km.

72
25. Perhatikan gambar di bawah ini!

30o
A B

Tentukan tinggi pohon tersebut!

Pembahasan :
Terlebih dahulu cari panjang AB pada  ABD menggunakan
perbandingan cosinus.
𝐴𝐵
cos 𝐴1 = 𝐴
1𝐷

AB = 𝐴1 𝐷 . cos 𝐴1
= 10 . cos 30o
1
= 10 . 2 ξ3

= 5ξ3

A =  𝐴1 +  𝐴2
= 30o + 30o
= 60o

73
Untuk mencari panjang BC perbandingan yang memenuhi
adalah perbandingan tangen. Sehingga :

𝐵𝐶
tan A = 𝐴𝐵

BC = AB . tan 60o
= 5ξ3 . ξ3
= 15

Tinggi pohon didapat dari BC dikurang BD. Dikarenakan BD


belum diketahui sehingga untuk mencari panjang BD berlaku
perbandingan sinus.
𝐵𝐷
sin 𝐴1 = 𝐴𝐷

BD = AD . sin 𝐴1
= 10 . sin 30o
1
= 10 . 2

=5

Sehingga didapat tinggi pohon tersebut adalah :


Tpohon = BC – BD
= 15 – 5
= 10 m

Jadi tinggi pohon tersebut adalah 10 meter.

74
26. Tentukan jarak kedua layang – layang berikut!

Pembahasan :
Dari gambar di atas diketahui satu sudut yang diapit oleh 2 sisi
sehingga rumus yang berlaku adalah Aturan Cosinus.

Misalkan dibuat sebuah  ABC dimana  A = 60o, AB = 100 m


dan AC = 200 m. Sehingga :
BC2 = AC2 + AB2 – 2 . AC . AB . cos A
= 2002 + 1002 – 2 . 200 . 100 . cos 60o
1
= 40000 + 10000 – 40000 . 2

= 50000 – 20000
BC2 = 30000
BC = ξ30000
= 100ξ3 m

Jadi jarak kedua layang – layang tersebut adalah 100ξ3 m.

75
27. Tentukan tinggi tiang yang berada di atas gedung berikut!
C
D

60o
A 2m B

Pembahasan :
Pertama – tama cari sisi miring segitiga kecil menggunakan
perbandingan cosinus, sehingga :
𝑥
cos 60o =
𝑟
𝑥
r = cos 60𝑜
2
= 1
2

=4m

Diketahui  ACD,  A = 15o,  D = 180o – 30o = 150o,  C =


15o dan panjang AD = 4 km sehingga untuk mencari tinggi tiang
atau panjang CD berlaku aturan sinus, sebagai berikut :
𝑎 𝑐
= sin 𝐶
sin 𝐴
𝑎 4
= sin 15𝑜
sin 15𝑜
sin 15𝑜
a = 4 . sin 15𝑜

a =4m
Jadi tinggi tiang tersebut adalah 4 meter.

76
Fungsi Trogonometri
28. Tentukan nilai perbandingan sinus dan cosinus dari sudut α dan
β pada segitiga di bawah ini!

β
2ඥ3

α
4ඥ2
Pembahasan :
Panjang sisi miring segitiga di atas dicari menggunakan rumus
pytagoras.
β
a = 2ඥ3 r = 2ඥ11

α
b = 4ඥ2
r = ξ𝑎2 + 𝑏2

= √(2ඥ3)2 + (4ඥ2)2

= ξ4 . 3 + 16 . 2
= ξ12 + 32
= ξ44
= 2ξ11

77
Sehingga,
𝑎 𝑏
sin 𝛼 = 𝑟 sin β = 𝑟
2ξ3
=2 4ξ2
ξ11 =2
ξ11
2ξ3 ξ11
=2 . 2 . 2 ξ2 ξ11
ξ11 ξ11 = .
2ξ11 ξ11
2 33
= 2 ξ. 11 =
2 . 2 ξ22
2 . 11
ξ33 2 ξ22
= =
11
11
1
= 11 ඥ33 2
= 11 ඥ22

𝑏
cos 𝛼 = 𝑟 𝑎
cos β = 𝑟
4ξ2
=2 2 3
ξ11 = 2 ξ11
ξ
2 . 2 ξ2 ξ11
= . 2ξ3 ξ11
2ξ11 ξ11 = .
2ξ11 ξ11
2 . 2 ξ22
= 2 33
2 . 11 = 2 ξ. 11
2 ξ22
= ξ33
11 = 11
2
= ඥ22 1
11 = 11 ඥ33

Jadi perbandingan sin 𝛼 : cos 𝛼 dan sin 𝛽 : cos β berturut – turut


adalah ඥ33 : 2ඥ22 dan 2ඥ22 : ඥ33.

78
29. Buktikan identitas trigonometri dari tan x + cot x = sec x . csc x.

Pembahasan :
Ruas kiri
tan x + cot x definisi tan x dan cot x
sin 𝑥 cos 𝑥
+ penjumlahan pecahan
cos 𝑥 sin 𝑥
𝑠𝑖𝑛2 𝑥+ 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥
rumus identitas
sin 𝑥 .cos 𝑥
1
sin 𝑥 .cos 𝑥
definisi sec x dan csc x

sec 𝑥 . csc x

Karena ruas kiri sama dengan ruas kanan maka terbukti bahwa,
tan x + cot x = sec x . csc x

30. Buktikan identitas trigonometri :


(1 – cos x) (csc x + cot x) = sin x

Pembahasan :
Ruas kiri
(1 – cos x) (csc x + cot x)
csc x + cot x – cos x . csc x – cos x . cot x
1 cos 𝑥 1 cos 𝑥
+ – cos x . – cos x .
sin 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
1+cos 𝑥−cos 𝑥− 𝑐𝑜𝑠2 𝑥
sin 𝑥

79
1− 𝑐𝑜𝑠2𝑥
sin 𝑥
𝑠𝑖𝑛2 𝑥
sin 𝑥

sin 𝑥

Karena ruas kiri sama dengan ruas kanan maka terbukti bahwa,
(1 – cos x) (csc x + cot x) = sin x

Penjumlahan dan Selisih Dua Sudut


𝜋 2
31. Jika α + β = 3 dan cos α cos β = 3, tentukan nilai cos (α – β)!

Pembahasan :
𝜋
α+β =3 kedua ruas sama-sama dijadikan cos
𝜋
cos (α + β) = cos 3
1
=2

cos (α + β) = cos α cos β – sin α sin β


1 2
= 3 - sin α sin β
2
2 1
sin α sin β =3.2
1
=6

80
Sehingga didapat nilai :
cos (α – β) = cos α cos β + sin α sin β
2 1
= +
3 6
5
=6

5
Jadi nilai cos (α – β) adalah 6.

5 3
32. Diketahui sin α = dan cos β = 5, sudut α dan β merupakan
13

sudut lancip. Tentukan nilai dari sin (α + β)!

Pembahasan :
Cara I
Gunakan dua buah segitiga bantu untuk menentukan nilai fungsi
trigonometri yang lain.
C C

13 5
5

αo βo
B A B A
3

81
Dengan rumus pytagoras AC-2 = AB2 + BC2
AB2 = AC2 – BC2
AB = ξ𝐴𝐶 2 − 𝐵𝐶 2
= ξ132 − 52
= ξ169 − 25
= ξ144
= 12
BC2 = AC2 – AB2
BC = ξ𝐴𝐶 2 − 𝐴𝐵2
= ξ52 − 32
= ξ25 − 9
= ξ16
=4

Cara II
Gunakan rumus identitas 𝑠𝑖𝑛2 α + 𝑐𝑜𝑠 2 α = 1 atau sin α = ±
ξ1 − 𝑐𝑜𝑠 2 α atau cos α = ± ξ1 − 𝑠𝑖𝑛2 α
5 5
jika sin α = 13 , maka cos α = ± √1 − (13)2

25
= + √1 − (α sudut lancip)
169

169 25
=+√ −
169 169

82
144
= + √169
12
= + 13

3 3
Jika cos β = 5 , maka sin α = ± √1 − (5)2

9
= + √1 − (a sudut lancip)
25

25 9
= + √25 − 25

16
= + √25
4
=+5

sin (α + β) = sin α . cos β + cos α . sin β


5 3 12 4
= 13 . 5 + 13 . 5
15 48
= 65 + 65
63
= 65

63
Jadi nilai sin (α + β) adalah 65.

83
33. Tanpa menggunakan daftar atau kalkulator, Hitunglah tan 15o!

Pembahasan :
Bentuk tan 15o diubah terlebih dahulu kebentuk tan (45o – 30o),
kemudian gunakan rumus tan (α – β), sehingga :
tan 15o = tan (45o – 30o)
tan 𝛼−tan 𝛽
=
1+tan 𝛼 .tan 𝛽
tan 30−tan 30
= 1+tan 30 .tan 30
tan 45−tan 30
= 1+tan 45 .tan 30
1
1 − ξ3
3
= 1
1+1 . ξ3
3
1 1
1− ξ3 1− ξ3
3 3
= 1 . 1
1+ ξ3 1− ξ3
3 3
2 1
1− ξ3+
3 3
= 1
1−
3
4 2
− ξ3
3 3
= 2
3

= 2 - ξ3

Jadi nilai tan 15o adalah 2 - ξ3.

84
Sudut Rangkap dan Sudut Pertengahan
3
34. Diketahui sin α = 5 dan α adalah sudut lancip. Hitunglah nilai
1
dari tan 2 α!

Pembahasan :
Berdasarkan rumus cos α = ± ξ1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝛼 diperoleh :
cos α = ± ξ1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝛼

3 2
= ± √1 − ( )
5

9
= ± √1 − 25

16
= ± √25
4
=±5

4
Karena α sudut lancip, maka cos α = 5
1 sin 𝛼
tan 2α = 1+cos 𝛼
3
5
= 4
1+
5
3
5
= 9
5

1
=
3
1 1
Jadi nilai tan α adalah .
2 3

85
1 1 𝜋
35. Diketahui cos2 2 𝜃 = 3 untuk 2 < 𝜃 < 𝜋. Tentukan nilai tan 𝜃!

Pembahasan :
1 1
cos2 2 𝜃 = 3
1 1 2
sin2 2 𝜃 = 1 - cos2 2 𝜃 = 3

Dari kedua persamaan tersebut sehingga didapat nilai sebagai


berikut :
1 2
𝑠𝑖𝑛2 𝜃
21 2 3
tan 𝜃 = 1 = 1 =2
2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
2 3

1
tan 2 𝜃 = ξ2
1
2 𝑡𝑎𝑛2 𝜃
2
tan 𝜃 = 1
1 − 𝑡𝑎𝑛2 𝜃
2

2ξ2
= 1−2

= - 2 ξ2

𝜋
Dikarenakan < 𝜃 < 𝜋 berada di kwadran 2 sehingga tangen
2

bernilai negatif.

86
Sudut Lipat dan Pangkat
36. Diketahui sin α = 0,6 dengan 0o < α < 90o. Tentukan nilai dari
cos 4α!

Pembahasan :
Dengan menggunakan rumus cos α = ± ξ1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝛼 diperoleh,:
cos α = ± ξ1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝛼

= ± ඥ1 − 0,62
= ± ξ1 − 0,36
= ± ξ0,64
= ± 0,8

Karena α sudut lancip, maka cos α = 0,8


cos 4α = 8 𝑐𝑜𝑠 4 𝛼 – 8 𝑐𝑜𝑠 2α + 1
= 8 . 0,84 – 8 . 0,82 + 1
= 8 . 0,4096 – 8 . 0,64 + 1
= 3,2768 – 5,12 + 1
= - 0,8432

Jadi nilai cos 4α adalah - 0,8432.

87
3
37. Diketahui cos α = 5 dengan 0o < α < 90o. Tentukan nilai sin4 α!

Pembahasan :
Dengan menggunakan rumus sin α = ± ξ1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 diperoleh :
sin α = ± ξ1 − 𝑐𝑜𝑠 2𝛼

3 2
= ± √1 − ( )
5

9
= ± √1 − 25

16
=±√
25

4
=±5
4
Karena α sudut lancip, maka yang memenuhi sin α = 5
3 1 1
sin4 α = - . cos 2α + . cos 4α
8 2 8

Menggunakan rumus penjumlahan,


cos 2α = cos (α + α)
= cos α . cos α – sin α . sin α
= cos 2 𝛼 - sin2 α
3 2 4 2
= (5) - (5)
9 16
= 25 - 25
7
= - 25

88
Dengan cara yang sama didapat :
cos 4α = 8 . cos 4 𝛼 – 8 . cos 2 𝛼 + 1
3 4 3 2
=8.( ) -8.( ) +1
5 5
81 9
= 8 . 625 – 8 . 25 + 1
648 72
= - 25 + 1
625
648−1800+625
= 625
527
= - 625

3 1 1
sin4 α = - . cos 2α + . cos 4α
8 2 8
3 1 1
= 8 - 2 . cos 2α + 8 . cos 4α
3 1 7 1 527
= 8 – 2 . (- 25) + 8 . (- 625)
3 7 527
= + -
8 50 5000
3 . 625 +7 . 100 − 527
= 5000
1875 +700 − 527
= 5000
2048
= 5000
8 . 256
= 8. 625
256
= 625

256
Jadi nilai sin4 α adalah 625.

89
Aturan Segitiga dalam Trigonometri
38. Diketahui  ABC dengan  A = 60o,  B = 45o, dan sisi a = 8
cm. Tentukan kedua sisi yang lain!

Pembahasan :
Ilustasikan ke dalam bentuk gambar.
C

60o 45o
A B
𝑎 𝑏
Berdasarkan aturan sinus sin 𝐴 = sin 𝐵 diperoleh,
𝑎 𝑏
= sin 𝐵
sin 𝐴
8 𝑏
= sin 45
sin 60
8 𝑏
1 =1
2
ξ3 2
ξ2

8 1
b =1 . 2 ξ2
2
ξ3

8 ξ2 ξ3
= .
ξ3 ξ3
8 ξ6
= cm
3

C = 180o – (60o + 45o)


= 75o

90
sin C = sin 75o
= sin (45 + 30)o
= sin 45o . cos 30o + cos 45o . sin 30o
1 1 1 1
= 2 ξ2 . 2 ξ3 + 2 ξ2 . 2
1 1
= 4
ξ6 + 4 ξ2
1
= 4 (ξ6 + ξ2)

𝑏 𝑐
= sin 𝐶
sin 𝐵
8 𝑐
= sin 75
sin 45
8 𝑏
1 =1
2
ξ2 4
(ξ6 + ξ2)

8 1
c =1 . 4 (ξ6 + ξ2)
2
ξ2
1 1
8. (ξ6 + ξ2)
2 2
= 1 .
ξ2
2

4 (ξ6 + ξ2) ξ2
= .
ξ2 ξ2
4 (ξ12 + ξ4)
= 2
4 (2ξ3 + 2)
= 2

= 4 ξ3 + 4
= 4 (ξ3 + 1) cm

8 ξ6
Jadi nilai sisi b dan c berturut adalah cm dan 4 (ξ3 + 1) cm.
3

91
39. Dalam sebuah  ABC diketahui panjang sisi a = 6 cm, sisi b =
4 cm dan  C = 60o. Tentukan panjang sisi c dan kedua
sudut lainya!

Pembahasan :
Berdasarkan rumus aturan cosinus c2 = a2 + b2 – 2ab . cos C
c2 = 62 + 42 – 2 . 6 . 4 . cos 60o C
1
= 36 + 16 – 48 . 60o
2 6
= 52 – 24 4

= 28
A B
c = ξ28
= 2ξ7 cm
𝑏2 + 𝑐 2 − 𝑎2
Untuk mencari  A digunakan rumus cos A = ,
2. 𝑏. 𝑐

sehingga :
𝑏2 + 𝑐 2 − 𝑎2
cos A = 2. 𝑏. 𝑐
42 + (2ξ7)2 − 62
= 2 . 4 . 2ξ7
16 + 28 − 36
= 16 ξ7
8
= 16
ξ7
1 ξ7
=2 .
ξ7 ξ7

ξ7
= 2. 7

92
ξ7
= 14
1
cos A = 14 ξ7

A  79,1o

Jadi, panjang sisi c = 2ξ7 cm,  A  79,1o dan  B  180 – (60


+ 79,1)o  40,9o.

40. Diketahui luas  PQR adalah 20 cm2. Jika PQ = 8 cm dan PR =


10 cm, Hitunglah besar sudut P!

Pembahasan :
1
Luas  PQR = 2 . PQ . PR . sin  P
1
20 = . 8 . 10 . sin  P
2

20 = 40 . sin  p
20
sin  p =
40
1
=2

 p = 30o

Jadi besar sudut P = 30o.

93
41. Hitunglah luas  KLM, jika diketahui panjang sisi KL = 8 cm,
KM = 14 cm dan LM = 10 cm!

Pembahasan :
Keliling  KLM (2s) = KL + KM + LM
= 8 cm + 14 cm + 10 cm
= 32 cm
s = 16 cm

Luas  KLM = ඥ𝑠 (𝑠 − 𝐾𝐿) (𝑠 − 𝐾𝑀) (𝑠 − 𝐿𝑀)

= ඥ16 (16 − 8) (16 − 14) (16 − 10)


= ξ16 . 8 . 2 . 6
= ξ16 . 4 . 2 . 2 . 6
= 4 . 2 . 2 ξ6
= 16 ξ6 cm2

Jadi Luas  KLM = 16 ξ6 cm2.

94
42. Hitunglah luas  ABC, jika diketahui  A = 75o dan  B = 15o
sedangkan panjang sisi c = 8 cm!

Pembahasan :
Jumlah sudut dalam segitiga = 180o, sehingga :
 C = 180o – (75o + 15o)
= 180o – 90o
= 90o
1 sin 𝐴 sin 𝐵
Dengan rumus luas  ABC = 2 . c2 . diperoleh,
sin 𝐶
1 sin 𝐴 sin 𝐵
luas  ABC = 2 . c2 . sin 𝐶
1 sin 75 sin 15
= 2 . 82 . sin 90
1 1
1 {1 + ξ3}
2 2
= 2 . 64 . 1
1 1 1
= 2 . 64 . 2 {1 + ξ3}
2
1
= 16 . {1 + ξ3}
2

= 8 (2 + ξ3) cm2
sin A sin B dicari menggunakan rumus perkalian.
1
sin A sin B = 2 {sin (A + B) + sin (A – B)}
1
= 2 {sin (75o + 15o) + sin (75o – 15o)}
1
= {sin 90o + sin 60o}
2
1 1
= 2 {1 + 2 ξ3}

Jadi diperoleh luas  ABC = 16 + 8 ξ3 cm2.

95
43. Diketahui  ABC dengan panjang sisi AB = 8 cm, AC = 6 cm
dan BC = 4 cm. Hitunglah nilai dari sin A!

Pembahasan :
Dikeahui panjang sisi a = 4 cm, b = 6 cm dan c = 8 cm
Sedangkan keliling  ABC (2s) = (4 + 6 + 8) cm
= 18 cm
s = 9 cm

1 (𝑠−𝑏) (𝑠−𝑐)
Berdasarkan rumus sin 2 A = √ , sehingga diperoleh :
𝑏. 𝑐

1 (𝑠−𝑏 ) (𝑠−𝑐)
sin 2 A = √ 𝑏. 𝑐

(9−6) (9−8)
=√ 6. 8

3. 1
=√
48

3
= √48

1
= √16
1
=4

96
1
Dari rumus cos A = 1 – 2 sin2 2 A didapat,
1
cos A = 1 – 2 . (4)2
1
= 1 – 2 . 16
1
=1–8
8 1
=8–8
7
=8

Sehingga dengan rumus sin A = ± ξ1 − 𝑐𝑜𝑠 2𝐴 didapat nilai


sin A sebagai berikut :

7 2
sin A = ± √1 − (8)

49
= ± √1 − 64

64 − 49
=±√ 64

15
= ± √64
1
=+ 8
ξ15 ( karena A sudut lancip maka nilai sin A

bernilai positif)

1
Jadi nilai sin A yang memenuhi adalah ξ15.
8

97
44. Dari soal no 43 carilah nilai dari cos B!

Pembahasan :
1 𝑠 (𝑠−𝑏)
Berdasarkan rumus cos 2 B = √ 𝑎. 𝑐
sehingga diperoleh :

1 𝑠 (𝑠−𝑏)
cos 2 B = √ 𝑎. 𝑐

9 (9−6)
=√ 4. 8

9. 3
= √4 . 8

27
= √32

1
Dari rumus cos B = 2 cos2 2 B – 1 didapat nilai:
1
cos B = 2 cos2 B – 1
2

27
= 2 . (√32)2 – 1
27
=2. –1
32
27 16
= 16 – 16
11
= 16

Karena nilai cos B positif maka sudut B lancip atau < 90o.

98
45. Diketahui  ABC dengan panjang sisi AB = 3 cm, AC = 4 cm
dan  CAB = 60o. CD merupakan tinggi  ABC. Tentukan
panjang CD!

Pembahasan : C

4 cm

A D B
CD adalah tinggi  ABC
1 1
Luas  ABC = 2 . alas . tinggi = 2 . AB . CD

Lihat aturan sinus dan cosinus


1
Luas  ABC = . AB . sin γ
2
1
= 2 . AC . sin β
1
= 2 . BC . sin α

Diketahui :
AC = 4 cm
AB = 3 cm
α = 60o

99
Maka :
1 1
. AB . CD = 2 . AB . AC. sin α
2
1
Luas  ABC = 2 . AB . AC . sin α
1
= 2 . 3 . 4 . sin 60o
1
= 6 . 2 ξ3
1
. AB . CD = 3ξ3
2
3ξ3
CD =1
.AB
2

3ξ3
= 1
.3
2

= 2 ξ3 cm

Jadi panjang tinggi CD adalah 2 ξ3 cm.

100
46. Diketahui  ABC dengan panjang sisi masing – masing, a = 4
cm, b = 6 cm dan c = 8 cm. Tentukan panjang garis tinggi CD!

Pembahasan :
Buatlah terlebih dahulu gambar yang dimaksud
C

E
F

A B
D
Berdasarkan rumus luas  ABC

L = ඥ𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐), Dimana :


2s = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
𝑎+𝑏+𝑐
S = 2
4+6+8
= 2
18
= 2

=9

L = ඥ9(9 − 4)(9 − 6)(9 − 8)

= ξ9 . 5 . 3 . 1
= 3 ξ15 cm2

101
Selanjutnya berdasarkan rumus luas  ABC (L) yang lain, yaitu
1
L = 2 alas x tinggi, maka panjang garis tinggi CD, maka :
1
L = 2 alas x tinggi
1
= 2 . AB . CD
1
3ξ15 = 2 . 8 . CD

3ξ15 = 4 . CD
3ξ15
CD =
4

3ξ15
Jadi panjang garis tinggi CD = cm.
4

102
47. Dari soal no 46 carilah panjang garis bagi BE!

Pembahasan :
Untuk menentukan panjang garis bagi BE, tentukan terlebih
1
dahulu nilai cos 2 B.

Kemudian gunakan rumus panjang garis bagi sudut dalam


1
2 .𝑎.𝑐.cos 𝐵
2
BE = .
𝑎+𝑏
𝑎2 +𝑐 2 −𝑏2
Berdasarkan rumus cos B = sehingga didapat :
2 .𝑎.𝑐
𝑎2 +𝑐2 −𝑏2
cos B = 2 .𝑎.𝑐
42 +82 −62
= 2.4.8
16+64−36
= 64
44
=
64
11
= 16

1
Selanjutnya gunakan rumus sudut pertengahan cos B = ±
2

1+cos 𝐵
√ , sehingga:
2

11
1 1+
cos 2 B = ± √ 16
2

11 1
= ± √(1 + 16) (2)

103
11 11 1
= ± √(16 + 16) (2)

22 1
= ± √( ) ( )
16 2

11
= ± √16
1
= + 4 ξ11 (B sudut lancip sehingga bernilai positif)

Panjang garis bagi sudut dalam BE adalah :


1
2 .𝑎.𝑐.cos 𝐵
2
BE = 𝑎+𝑏
1
2 .4.8. ξ11
4
= 4+6
1
2 .4.8. ξ11
4
= 4+6
16ξ11
=
10
8ξ11
=
5

8ξ11
Jadi panjang garis bagi BE adalah cm.
5

104
48. Dari soal no 46 carilah panjang garis berat AF!

Pembahasan :
Rumus panjang garis berat AF
1
AF = 2 ξ𝑏2 + 𝑐 2 + 2𝑏𝑐 . cos 𝐴

𝑏 2 + 𝑐 2 − 𝑎2
Selanjutnya nilai cos A diperoleh dari rumus cos A = 2.𝑏.𝑐

, sehingga :
𝑏2 + 𝑐 2 − 𝑎2
cos A = 2.𝑏.𝑐
62 + 82 − 42
= 2.6.8
36+ 64− 16
= 96
84
= 96
7
=8

Didapat panjang garis berat AF sebagai berikut :


1 7
AF = 2 √62 + 82 + 2.6.8 . 8
1
= 2 ξ36 + 64 + 84
1
= 2 ξ184
1
= 2 . 8 ξ23

= 4 ξ23
Jadi panjang garis berat AF = 4 ξ23 cm.

105
49. Perhatikan gambar berikut!
D

45o 30o
A B 12 cm C

Dari titik C puncak menara D mempunyai sudut elevasi 30 o dan


dari titik B sudut elevasinya 45o. Sedangkan jarak BC = 12 cm.
Carilah panjang CD.

Pembahasan :
Karena diketahui  B pada  ABD = 45o sehingga pada  CBD
didapat  B = 180o – 45o = 135o dan  D = 180o – (135o + 30o)
= 15o.

Sehingga panjang CD dapat dicari menggunakan aturan sinus


sebagai berikut :
Terlebih dahulu cari sin 135o dan sin 15o.
sin 135o = sin (180o – 45o)
= sin 45o
1
= 2 ξ2 (+ karena di kwadran II sin bernilai positif)

106
sin 15o = sin (45o – 30o)
= sin 45o.cos 30o + cos 45o.sin 30o
1 1 1 1
= ξ2 . ξ3 + ξ2 .
2 2 2 2
1 1
= 4 ξ6 + 4 ξ2
1
= 4 (ξ6 + ξ2)

𝐶𝐷 𝐵𝐶
= sin 𝐷
sin 𝐵
𝐶𝐷 12
= sin 15
sin 135
𝑏 12
1 =1
2
ξ2 4
(ξ6 + ξ2)

12 1
CD =1 . 2 ξ2
(ξ6 + ξ2)
4

12 1 4
= . ξ2 . 1
ξ6 + ξ 2 2

24 ξ2 ξ6 − ξ2
= .
ξ6 + ξ2 ξ6 − ξ2
24 ξ12−24 . 2
= 6−2
24 .2 ξ3−24 . 2
=
4

= 12 ξ3 – 12
= 12 (ξ3 – 1)

Jadi panjang CD = 12 (ξ3 – 1) cm.

107
50. Dari soal no 49 carilah panjang AB!

Pembahasan :
Untuk mencari panjang AB kita menggunakan rumus sinus,
𝑎 𝑏 𝑐
= =
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐶

Sehingga kalau diaplikasikan pada  ABD didapat rumus,


𝐵𝐷 𝐴𝐷 𝐴𝐵
= sin 𝐵 = sin 𝐷
sin 𝐴

Panjang sisi BD dicari terlebih dahulu menggunakan rumus


𝐵𝐷 𝐷𝐶
sinus pada  CBD = sin 𝐶 = sehingga didapat :
sin 𝐵
𝐵𝐷 𝐷𝐶
= sin 𝐵
sin 𝐶
𝐵𝐷 12 (ξ3 – 1)
=
sin 30𝑜 sin 135𝑜
𝐵𝐷 12 (ξ3 – 1)
1 = 1
2 2
ξ2

12 (ξ3 – 1) 1
BD = 1 .2
2
ξ2

12 (ξ3 – 1) ξ2
= .
ξ2 ξ2
12(ξ6 –ξ2)
= 2

= 6(ξ6 – ξ2) cm

108
Sehingga didapat panjang AB sebagai berikut :
𝐵𝐷 𝐴𝐵
= sin 𝐷
sin 𝐴
6(ξ6 –ξ2) 𝐴𝐵
= sin 45𝑜
sin 90𝑜
6(ξ6 –ξ2) 𝐴𝐵
=1
1 ξ2
2

1
AB = 6(ξ6 – ξ2) . 2 ξ2

= 3(ξ12 – 2)
= 3(2ξ3 – 2)
= 3 . 2 (ξ3 – 1)
= 6 (ξ3 – 1) cm

Jadi didapat panjang AB = 6 (ξ3 – 1) cm

109
Perubahan Bentuk
51. Nyatakan bentuk cos  + sin  dengan bentuk k cos ( - a)
dimana k adalah konstanta dan a dalam radian!

Pembahasan :
Misalkan : cos  + sin  = k cos ( - a) maka
cos  + sin  = k cos  cos a – k sin  sin a
atau k cos a = 1
k sin a = 1
k = ξ1 + 1
= ξ2

a pada kwadran 1 ( karena a = 1 dan b = 1),


𝜋
Sehingga tan a = 1 dan tan a = 4

𝜋
Jadi cos  + sin  = ξ2 cos ( - 4 ).

110
Persamaan dan Pertidaksamaan
52. Untuk –180o ≤ x ≤ 180o, tentukan nilai x yang memenuhi
1
sin x = !
2

Pembahasan :
1
sin x = 2

sin x = sin 30o


Berdasarkan rumus jika sin x = sin a dan a diketahui maka :
𝑥1 = a ± k . 360o
𝑥2 = (180 – a) ± k. 360o

Jadi, jika sin x = sin 30o, maka :


𝑥1 = a ± k . 360o
untuk k = - 1 → x = 30o – 360o = - 330o (tidak memenuhi)
untuk k = 0 → x = 30o ± 0o = 30o (memenuhi)
untuk k = 1 → x = 30o + 360o = 390o (tidak memenuhi)
𝑥2 = (180 – a) ± k. 360o
untuk k = - 1 → x = 150o – 360o =-210o(tidak memenuhi)
untuk k = 0 → x = 150o ± 0o = 150o (memenuhi)
untuk k = 1 → x = 150o + 360o = 510o (tidak memenuhi)

1
Jadi nilai x yang memenuhi persamaan sin x = 2 dalam interval

– 180o ≤ x ≤ 180o adalah {30o, 150o}.

111
53. Untuk – 2π ≤ x ≤ 2π, Tentukanlah nilai x yang memenuhi
persamaan 2 cos x = 1!

Pembahasan :
2 cos x = 1
1
cos x = 2
𝜋
cos x = cos
3

Berdasarkan rumus jika cos x = cos a dan a diketahui maka :


𝑥1 = a ± 2kπ
𝑥2 = (2π – a) ± 2kπ
Sederhanakan menjadi : 𝑥1 𝑑𝑎𝑛 2 = ± a ± 2kπ
𝜋
Jadi, jika cos x = cos 3 , maka :
𝜋
𝑥1 𝑑𝑎𝑛 2 = ± 3 ± 2kπ
𝜋 5
untuk k = - 1 → x = + 3 - 2π = - 3 𝜋 (memenuhi)
𝜋 7
dan x = - 3 - 2π = - 3 𝜋 ( tidak memenuhi)
𝜋 𝜋
untuk k = 0 → x = ± 0o = (memenuhi)
3 3
𝜋 𝜋
dan x = - 3 ± 0o = - 3 (memenuhi)
𝜋 7
untuk k = 1 → x = 3 + 2π = 3 𝜋 (tidak memenuhi)
𝜋 5
dan x = - 3 + 2π = 3 𝜋 (memenuhi)

Jadi nilai x yang memenuhi persamaan 2 cos x = 1 dalam interval


5 𝜋 𝜋 5
– 2π ≤ x ≤ 2π adalah {- 3 𝜋, - 3 , 3 , 3 𝜋}.

112
54. Hitunglah himpunan Penyelesaian Persamaan cos2 x - ξ3 sin x
+ 2 sin2 x – 2 = 0 untuk 0o ≤ x ≤ 360o!

Pembahasan :
cos2 x - ξ3 sin x + 2 sin2 x – 2 = 0
cos2 x - ξ3 sin x + 2 cos2 x =0
- cos2 x - ξ3 sin x cos x =0
cos x ( - cos x - ξ3 sin x ) =0

Maka penyelesaian dari persamaan tersebut haruslah


memenuhi:
❖ cos x = 0,
himpunan penyelesaian pada 0o ≤ x ≤ 360o adalah {90 o, 270 o }.
❖ - cos x - ξ3 sin x = 0
- ξ3 sin x cos x = cos2 x
- ξ3 sin x = cos x
𝑺𝒊𝒏 𝒙 1
=-
𝑪𝒐𝒔 𝒙 ξ3
1
tan x = - 3 ξ3

1
Himpunan penyelesaian tan x = - 3 ξ3 pada 0o ≤ x ≤ 360o adalah

{150o, 330o} Sehingga himpunan penyelesaian dari persamaan


tersebut adalah {90 o, 150 o, 270 o, 330 o}.

113
55. Hitunglah himpunan penyelesaian persamaan cos 2x + cos x + 1 = 0
untuk 0o ≤ x ≤ 360o!

Pembahasan :
cos 2x + cos x + 1 =0
(2 cos2 x – 1) + cos x +1 = 0
2 cos2 x + cos x =0
cos x (2 cos x + 1) =0
cos x = 0 atau 2 cos x + 1 = 0
1
cos x = 0 atau cos x = - 2

Sehingga kita dapat himpunan penyelesaianya sebagai berikut :


cos x = 0 maka x = 90 o, 270 o
1
cos x = - 2 maka x = 120o, 240 o

Jadi himpunan penyelesainya adalah{90o, 120o, 240o, 270o}.

114
56. Hitunglah himpunan penyelesaian dari persamaan
cos 2x + 3sin x + 1 = 0 untuk 0o ≤ x ≤ 360o!

Pembahasan :
cos 2x + 3 sin x + 1 =0
1 – 2 sin2 x + 3 sin x + 1 = 0
– 2 sin2 x + 3 sin x + 2 =0
2 sin2 x - 3 sin x - 2 =0
(2 sin x + 1) (sin x – 2) = 0

Pembuat nol
2 sin x + 1 = 0 atau sin x – 2 = 0
1
sin x = - 2 (memenuhi)

sin x = 2 (tidak memenuhi)


1
Jadi nilai sin x yang memenuhi persamaan sin x = - 2

Nilai sin negatif berada di kwadran III dan IV, sehingga


himpunan penyelesaian nya adalah :
❖ Kwadran III
sin x = sin (180o + 30o)
= sin 210o
❖ Kwadran IV
sin x = sin (360o – 30o)
= sin 330o
Jadi himpunan penyelesaian nya adalah {210o, 330o).

115
57. Hitunglah himpunan penyelesaian persamaan
cos 2x + 3 cos x + 2 = 0 untuk 0o ≤ x ≤ 360o!

Pembahasan :
cos 2x + 3 cos x + 2 = 0
(2 cos2x – 1) + 3 cos x + 2 = 0
2 cos2 x + 3 cos x + 1 = 0
(2 cos x + 1) (cos x + 1) = 0

Pembuat nol
2 cos x + 1 = 0 atau cos x + 1 = 0
2 cos x + 1 = 0
1
cos x =-2

cos x + 1 =0
cos x = -1
Jadi nilai x memenuhi persamaan :
1
cos x = -
2

❖ Kwadran II ❖ Kwadran III


cos x = cos (180 – 60)o cos x = cos (180 + 60)o
= cos 120 o = cos 240 o
❖ cos x = - 1
= cos 180 o
Jadi himpunan penyelesaian adalah {120 o, 180 o, 240 o }.

116
58. Hitunglah himpunan penyelesaian persamaan
4 sin x = 1 + 2 cos 2x, 0o ≤ x ≤ 360o!

Pembahasan :
4 sin x = 1 + 2 cos 2x
- 2 cos 2x + 4 sin x – 1 =0
-2 (1 – 2 sin2 x) + 4 sin x – 1 = 0
4 sin2 x + 4 sin x – 3 =0
(2 sin x + 3) (2 sin x – 1) =0

Pembuat nol
2 sin x + 3 = 0 atau 2 sin x -1 = 0
2 sin x + 3 = 0
3
sin x = - 2 (tidak memenuhi)

2 sin x – 1 = 0
1
sin x = 2 (memenuhi)
1
Jadi nilai sin x yang memenuhi persamaan adalah 2. Sehingga :

❖ Tidak memenuhi ❖ Kwadran I


karena |sin 𝑥 | ≤ 1 sin x = sin 30o
1
sin x = 2 ❖ Kwadran II
sin x = sin (180 – 30)o
= sin 30o
= sin 150o

Jadi himpunan penyelesaian nya adalah{30o, 150o}.

117
59. Tentukan nilai minimum dan maksimum dari fungsi
trigonometri y = - 5 . cos x – 7!

Pembahasan :
Menggunakan rumus -1 ≤ cos x ≤ 1, sehingga :
-1 ≤ cos x ≤ 1 semua ruas dikali (-5)
5 ≤ -5 cos x ≤ -5 semua ruas dikurang 7
5 – 7 ≤ -5 cos x -7 ≤ -5 -7
-2 ≤ -5 cos x -7 ≤ -12

Jadi, nilai maksimum fungsi y = - 5 . cos x – 7 adalah -2 dan


nilai minimumnya adalah -12.

60. Tentukan nilai minimum dan maksimum fungsi trigonometri


y = - 2sin x – 22!

Pembahasan :
Menggunakan rumus -1 ≤ sin x ≤ 1, sehingga :
-1 ≤ sin x ≤ 1 semua ruas dikali (-2)
2 ≤ -2 . sin x ≤ -2 semua ruas dikurang 22
2 – 22 ≤ -2 . sin x – 22 ≤ -2 – 22
-20 ≤ -2 . sin x – 22 ≤ -24
Jadi, nilai maksimum fungsi y = - 2sin x – 22 adalah -20
dan nilai minimumnya adalah -24.

118
DAFTAR PUSTAKA

Larson, Ron, and David C. Falvo. Algebra and Trigonometry. 8th


ed. Belmont, CA: Brooks/Cole, Cengage Learning, 2011.
OpenStax College. 2015. Algebra and Trigonometry. Texas : Rice
University.
Sinaga, bornok, dkk. 2014. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas
X Semester 2. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sinaga, bornok, dkk. 2017. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas
X. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Stewart, james. Redlin, lothan, and waston, saleem. 2010.
Precalculus Mathematics for Calculus. 8th ed. Belmonth, CA:
Brook/Cole, Cengege Learning.
Zen, fathurin. 2012. Trigonometri, Bandung : ALFABETA.

119
GLOSARIUM

Absis : Suatu titik yang berada di garis


horizontal atau sumbu-x pada sistem
koordinat kartesius.
Daerah Asal/Domain : Himpunan tidak kosong dimana
sebuah relasi didefinisikan.
Daerah Hasil/Range : Suatu himpunan bagian dari daerah
kawan yang anggotanya adalah
pasangan anggota domain yang
memenuhi fungsi yang ditentukan.
Daerah kawan/Kodomain : Himpunan tidak kosong dimana
anggota domain memiliki pasangan
sesuai dengan fungsi yang
didefinisikan.
Garis Berat : Suatu garis yang dibentuk dari
suatu sudut segitiga sembarang dan
memotong sisi di depannya
menjadi dua bagian yang sama
panjang.
Garis Tinggi : Suatu gais yang dibentuk dari suatu
sudut segitiga sembarang dan
berpotongan tegak lurus dengan
sisi di hadapannya.

120
Ordinat : Suatu titik yang berada di garis
vertikal atau sumbu-y pada sistem
koordinat kartesius.
Persamaan : Kalimat terbuka yang
menggunakan relasi sama dengan.
Pertidaksamaan : Kalimat terbuka yang
menggunakan relasi tidak sama
dengan.
Rotasi αo : Perputaran terhadap titik pusat
sejauh αo.
Sistem Koordinat Polar : Sistem Koordinat 2-dimensi yang
(Sistem koordinat kutub) setiap titik pada bidang ditentukan
dengan jarak dari suatu titik yang
telah ditetapkan dan suatu sudut dari
suatu arah yang telah ditetapkan.
Tak Terdefinisi : Tidak terdapat suatu bilangan real
yang merupakan hasil.

121
ISBN 978-623-93416-3-3
Penerbit

9 786239 341633

Anda mungkin juga menyukai