Anda di halaman 1dari 21

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

“PEMEROSESAN TRANSAKSI KEUANGAN”

Oleh kelompok 9 :

Nama :

1. Ni Luh Ayu Sri Suryaningsih ( 1902622010468 / 11)


2. Ni Luh Santika Dewi ( 1902622010471 / 14)
3. Ni Ketut Wahyu Werdhi Arini ( 1902622010484 / 27)

Prodi : Akuntansi
Kelas : J Akuntansi Malam

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN AJARAN 2021/2022


1.1 PROSES BISNIS DALAM PRODUKSI

Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi kekayaan


merupakan fungsi yang ada dalam poses bisnis produksi pada peusahaan pemanufakturan.
Pada peusahaan nonpemanufakturan, beberapa (jika ada) aktivitas produksi merupakan
fungsi yang terpisah. Akan tetapi pada banyak organisasi, fungsi ini menangani persediaan
dan mengolah beberapa tipe aktivitas produksi, seperti menjual barang atau jasa. Oleh
karena itu, prinsip pengenalian produksi relevan untuk banyak organisasi. Di dalam
pengendalian Siklus Transaksi pada Proses Bisnis Produksi ada 4 elemen yaitu:

1.      Pengendalian Produksi

Yakni Sistem Akuntansi biaya yang berfokus pada pengelolaan persediaan pemanufak
turan: bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job costing memerlukan
sistem pengendalian pesanan produksi. Job costing merupakan prosedur yang harga
perolehan didistribusikan ke job khusus atau pesanan produksi. Pada process costing, harga
perolehan dikomplasikan dalam proses atau rekening departemen secara periodik. Pada
setiap akhir periodik, harga perolehan untuk setiap proses dibagi dalam unit yang
diproduksi untuk menentukan rata-rata hrga perolehan per unit. Process Costing digunakan
jika tidak memungkinkan untk mengidenifikjasi pekerjaan atau lot produksi sebelumnya.
Pengendalian persediaan dan produksi didasarkan pada pemisahan fungsi dan pencatatan
dan dokumentasi, seperti pesanan produksi, formulir permintaan material, dan kartu jam
kerja karyawan. Pada pengendalian produksi ada 3 proses pengendalian yaitu:

a) File dan Laporan

Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan file/daftar material dan file/daftar operasi
master. Daftar Material berisi daftar semua bahan yang diperlukan dan deskripsinya dalam
pesanan subperakitan. Daftar Operasi Master mirip dengan daftar material, yang berisi
operasi tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan kebutuhan mesin yang berkaitan dengan
pengerjaan tersebut. Ketersediaan sumber daya untuk produksi dikomunikasikan ke fungsi
pengendalian produksi dengan menggunakan laporan status persediaan dan laporan
ketersediaan faktor. Laporan status persediaan berisi sumber daya dalam persediaan yang
tersedia untuk produksi. Laporan ketersediaan faktor berisi ketersedian sumber daya tenaga
kerja dan mesin. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.

b) Arus transaksi

Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi untuk
membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan produksi untuk
mengotorisasi departemen pesediaan untuk mengeluarkan material ke departemen produksi.
Di dalam alur permintaan material dan pesanan produksi fungsi akuntansi biaya menerima
tembusan pesanan produksi langsung dari pengendalian produksi, juga dari departemen
produksi ketika pesanan produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga menerima tembusan
permintaan material dari fungsi pengendlian persediaan dan departemen produksi. Di dalam
arus transaksi ini, ada Operasi tenaga kerja yang dicatat pada kartu pencatat waktu
kerja  yakni rekonsiliasi periodik dari kartu pencatat waktu dengan laporan tenaga kerja
produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan yamh telah selesai pada pesanan
produksi individual yamh telah dipindahkan melalui proses produksi. Laporan ini
digunakan untuk memonitor status pesanan produksi yang belum selesai dan, jika
diperlukan, dapat dilakukan revisi pada jadwal departemen produksi.

c) Akuntansi Biaya

Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mengolah file pencatatan barang
dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada file ini ketika menerima pesanan produksi
yang baru, yang dimulai oleh pengendalian produksi. Setelah pesanan produksi selesai dan
barang sudah ditransfer ke persediaan, beberapa dokumen diperbarui. Pengendalian
produksi memindahkan pesanan produksi dari file pesanan produksi yang masih terbuka.
Pencatatan persediaan barang jadi diperbarui untuk menunjukan ketersediaan produk.
Pengendalian produksi juga membutuhkan pembandingan produksi dan analisis dari faktor-
faktor yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya yang sesungguhnya.
Pengendalian terhadap hilangnya persediaan dan pengelolaan level persediaan yang optimal
juga merupakan faktor yang penting untuk pengendalian produksi secara keseluruan.
2.      Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persediaan dan laporan


yang berisi informasi sepeeti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan level
maksimum dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang merupakan level
persediaan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan atau memproduksi item
tambahan untuk menghindari kondisi tidak memiliki persediaan. Karena tujuan
pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya persediaan total, keputusan penting
yang dibuat adalah ukuran jumlah dari setiap pesanan yang disebut economic order
quantity(EOQ).

Rumus untuk menghitung EOQ:

2x R x S
EOQ =
C

Keterangan :

EOQ    = Economic Order Quantity (Unit)

R         = Kebutuhan untuk item pada satu periode (Unit)

S          = Biaya pembelian per pesanan

P          = Unit biaya

l           = Biaya penanganan persediaan per periode, dinyatakan dalam persentase nilai
periode persediaan

Jika EOQ telah dihitung, maka reorder point harus ditentukan. Waktu tunggu ( lead time )
adalah waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan barang. Tingkat penggunaan
persediaan ( inventory usage rate ) adalah kuantitas penggunaan barang selama periode
waktu tertentu. Reorder point menunjukkan level persediaan yang mencapai jumlah unit
yang akan dikonsumsi selama waktu tunggu. Dalam rumus dinyatakan: Reoder point = lead
time x rata-rata inventory usage rate.
Pencatatan persediaan perpetual merupakan sumber yang terbaik dari informasi persediaan
yang diperluan untuk menghitung EOQ. Pengendalian yang tepat terhadap persediaan
memerlukan verifikasi item secara periodik. Hal ini dapat dilakukan dengan rotasi ketika
pencatatan persediaan perpetual tersedia, atau dilakukan dengan penghitungan fisik secara
periodik. Pengendalian persediaan meliputi metode untuk penanganan dan penyimpanan.
Penyimpanan dan penanganan item harus memberikan keamanan terhadap penggelapan,
perlindungan terhadap kerusakan, terhindar dari kadaluwarsa dan keyakinan adanya
pengendalian yang tepat.

3.      Produksi Just-in-Time (JIT)

Produksi just-in-time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem
produksi yang komponene diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu poses operasi.
Persediaan dipakai sebagai penyangga pada operasi yang berbeda. Persediaan dikurangi
dengan analisis operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat produksi yang konstan
yang akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap produksi. Produksi JIT
juga menekankan pangendalian kualitas. Karena persediaan diminimumkan, produksi yang
rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan produksi berlangsung terus-menerus.

4.      Aplikasi Akuntasnsi Kekayaan

Aplikasi Akuntansi Kekayaan menyangkut aktiva tetap organisasi dan investasi. Elemen


penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang akurat dan tepat
waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi. Pemrosesan
seperti ini dikerjakan dengan menggunakan aplikasi khusus. Ada empat tujuan dari aplikasi
aktiva tetap dan investasi:

 Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasi aset dengan


deskripsi, biaya, dan lokasi fisik.
 Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortasi untuk tujuan buku dan
pajak.
 Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
 Menyediakan laporan bagi pihak manajemen untuk merncanakan dan
mengendalikan item aset individual.

2.1 SIKLUS PRODUKSI

A. PENGERTIAN SIKLUS PRODUKSI

Siklus Produksi adalah serangkaian aktifitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang
berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi  secara terus-menerus. Keberadaan
system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan system informasi
akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas.

Untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa
yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan
alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana
merencanakan dan mengendalikan biaya produksi serta evaluasi kinerja terhadap
produktifitas yang dihasikan.

Diagram Conteks Siklus Produksi


Penjelasan :

1. Siklus pendapatan, yang memberikan informasi tentang produk apa yang dipesan
dan ramalan penjualan (kuantitas), yang akan digunakan oleh bagian produksi untuk
menyusun rencana produksi dan jumlah persediaan. Sebaliknya siklus produksi
memberikan informasi kepada siklus pendapatan tentang produk apa saja yang telah
selesai dibuat dan jumlah produk yang tersedia untuk dijual.
2. Informasi tentang bahan baku dikirim ke siklus pembelian dalam bentuk surat 
permintaan pembelian , sebaliknya siklus pembelian juga memberikan informasi
tentang bahan baku yang dibeli dan pengeluaran lain yang terhasuk dalam overhead
pabrik.
3. Informasi tentang kebutuhan tenaga kerja dikirimkan ke system manajemen sumber
daya manusia/penggajian yang nantinya akan memberikan data tentang tersedianya
tenaga kerja dan biayanya.Informasi tentang harga pokok produksi dikirimkan ke
siklus buku besar dan pelaporan

B. AKTIVITAS SIKLUS PRODUKSI

Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, yaitu :

1. Desain Produk

Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk, tujuan aktivitas ini adalah
untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan,
dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi. Aktivitas desain produk
menciptakan dua dokumen utama, yaitu pertama, daftar bahan baku yang menyebutkan
nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang
digunakan dalam satu unit produk jadi.

Kedua, daftar operasi  yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang
diperlukan untuk memproduksi produk tersebut. Peran akuntan harus terlibat dalam desain
produk karena 65 hingga 80 persen biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini.
Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain
dapat mempengaruhi biaya produksi suatu lini produk-produk yang berkaitan dengan
meningkatkan jumlah komponen bersama yang digunakan dalam masing-masing produk.
Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan
produk yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.

2. Perencanaan dan Penjadwalan

Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan, tujuan dari
langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi
pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan
kelebihan persediaan barang jadi. Terdapat dua metode perencanaan produksi yang umum
digunakan adalah Perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resource planning =
MRP-II) dan Sistem produksi Just-in-time (JIT). MRP-II adalah kelanjutan dari
perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas
produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan
penjualan.

Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing, karena barang diproduksi
sebagai ekspetasi atas permintaan pelanggan. Sedangkan Just-in-time (JIT) memperluas
prinsip sistem pengendalian persediaan untuk seluruh proses produksi. Tujuan produksi JIT
adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull manufacturing, karena barang diproduksi
sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan. Jadi hanya berproduksi sebagai tanggapan
atas pesanan pelanggan.

Jadwal Induk Produksi (master production schedule – MPS) menspesifikasikan seberapa


banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut
harus dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang
dibutuhkan dari gudang ke  lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen ini
berisi nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar bahan
baku, nomor baarang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan
selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam dalam kartu
perpindahan, yang mengidentifikasikan bagian – bagian yang di pindahkan, lokasi
perpindahannya serta waktu perpindahan.

Peran akuntan dalam aktivitas ini memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan
biaya secara konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan. Para akuntan juga 
membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih
tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan.

3. Operasi Produksi

Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari produk. Cara aktivitas ini
dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan tersebut berdasarkan jenis
produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi.
Penggunaan berbagai bentuk Teknologi Informasi dalam proses produksi, seperti mesin
yang dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-intergrated manufacturing
(CIM) untuk mengurangi biaya produksi. Para akuntan tidak diminta untuk menjadi ahli
dalam setiap segi CIM, tetapi mereka harus memahami bagaimana hal tersebut
mempengaruhi SIA. Salah satu pengaruh CIM adalah pergeseran dari produksi massal ke
produksi sesuai pesanan.

Walau sifat proses produksi dan keluasan CIM dapat berbeda diberbagai perusahaan,
namun setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut yaitu bahan baku
yang digunakan, jam tenaga kerja yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan serta
biaya overhead produksi lainnya yang terjadi.

2. Akuntansi Biaya

Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Terdapat tiga tujuan dasar
dari sistem akuntansi biaya yaitu :

a. Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari


operasi produksi. SIA didesain untuk mengumpulkan data real-time mengenai
kinerja aktivitas produksi agar pihak manajemen dapat membuat keputusan tepat
waktu.
b. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk. SIA mengumpulkan biaya
berdasarkan berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya tersebut ke
produk & unit organisasi tertentu .
c. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan  untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan
perusahaan.

Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan proses untuk
membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch
produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual
terdiri dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah.

Sebaliknya, Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian
menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Digunakan ketika produk
atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit terpisah tidak dapat
dengan mudah diidentifikasi. Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses
hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke
produk, bukan pada metode pengumpulan data. Kedua sistem tersebut membutuhkan
akumulasi dan mengenai empat jenis biaya :

a) Bahan Baku

Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu debit barang dalam
proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi..

b) Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas yang digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai aktivitas pekerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan
seorang pekerja untuk setiap tugas pekerjaan tertentu. Para pekerja memasukkan data ini
dengan menggunakan terminal online di setiap bengkel kerja pabrik.

c) Mesin dan Peralatan

Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses produksi,


proporsi yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan mesin dan peralatan
yang digunakan untuk membuat produk tersebut.

d) Overhead Pabrik

Yaitu semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara
langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.

Untuk Aktiva tetap SIA juga dapat mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik, dan
peralatan yang digunakan dalam siklus produksi. Aktiva tetap harus diberi kode garis untuk
memungkinkan pembaruan yang cepat dan periodik atas database aktiva tetap.

Informasi minimum yang seharusnya dijaga mengenai aktiva tetapnya yaitu Nomor
identifikasi, Nomor seri, Lokasi, Biaya, Tanggal perolehan, Nama dan alamat pemasok,
Umur yg diharapkan, Nilai sisa yang diharapkan, Metode penyusutan, Beban penyusutan ke
tanggal, Perbaikan dan Kinerja  service pemeliharaan.

C. KEGIATAN SIKLUS PRODUKSI

Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada pada siklus
akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling
berkoordinasi dengan siklus lain.
Arus informasi yang yang masuk ke siklus produksi dari siklus lain, yaitu:

 Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order customer dan perkiraan


penjualanuntuk digunakan dalam perencanaan produksi dan persediaan.
 Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh bahan mentah dan
mengontrol pengeluaran lain yang termasuk overhead pabrik.
 Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya karyawan dan
ketersediaannya,

Arus informasi yang datang dari siklus pengeluaran adalah


 Siklus pengeluaran menerima informasi tentang kebutuhan akan bahan mentah.
 Siklus pendapatan menerima informasi dari siklus produksi tentang barang jadi
yang tersedia untuk dijual.
 Siklus penggajian menerima informasi tentang tersedianya tenaga kerja.
 Buku besar dan sistem pelaporan menerima informasi tentang harga pokok
produksi.

Peran SIA dalam Siklus Produksi

 Bauran produk
Produk apa yang ingin diproduksi
 Penetapan harga produk
Berapa HPP sampai produk selesai dibuat
 Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
Apakah jita akan membeli produk lalu dijual / membuat / memproduksi sendiri lalu
dijual
 Manajemen Biaya
Merencanakan / mengalokasikan biaya – biaya yang timbul.

D. PENGENDALIAN SIKLUS PRODUKSI

SIA dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup untuk
memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut terpenuhi :

1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.


2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.

E. AKTIVITAS SIKLUS PRODUKSI

Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, yaitu :

1) Desain Produk
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk, tujuan aktivitas ini adalah
untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan,
dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi. Aktivitas desain produk
menciptakan dua dokumen utama, yaitu pertama, daftar bahan baku yang menyebutkan
nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang
digunakan dalam satu unit produk jadi.

Kedua, daftar operasi  yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang
diperlukan untuk memproduksi produk tersebut. Peran akuntan harus terlibat dalam desain
produk karena 65 hingga 80 persen biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini.
Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain
dapat mempengaruhi biaya produksi suatu lini produk-produk yang berkaitan dengan
meningkatkan jumlah komponen bersama yang digunakan dalam masing-masing produk.
Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan
produk yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.

2) Perencanaan dan Penjadwalan

Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan, tujuan dari
langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi
pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan
kelebihan persediaan barang jadi. Terdapat dua metode perencanaan produksi yang umum
digunakan adalah Perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resource planning =
MRP-II) dan Sistem produksi Just-in-time (JIT). MRP-II adalah kelanjutan dari
perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas
produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan
penjualan.

Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing, karena barang diproduksi
sebagai ekspetasi atas permintaan pelanggan. Sedangkan Just-in-time (JIT) memperluas
prinsip sistem pengendalian persediaan untuk seluruh proses produksi. Tujuan produksi JIT
adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull manufacturing, karena barang diproduksi
sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan. Jadi hanya berproduksi sebagai tanggapan
atas pesanan pelanggan.

Jadwal Induk Produksi (master production schedule – MPS) menspesifikasikan seberapa


banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut
harus dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang
dibutuhkan dari gudang ke  lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen ini
berisi nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar bahan
baku, nomor baarang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan
selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam dalam kartu
perpindahan, yang mengidentifikasikan bagian – bagian yang di pindahkan, lokasi
perpindahannya serta waktu perpindahan.

Peran akuntan dalam aktivitas ini memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan
biaya secara konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan. Para akuntan juga 
membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih
tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan.

3) Operasi Produksi

Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi aktual dari produk. Cara aktivitas ini
dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan tersebut berdasarkan jenis
produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi.
Penggunaan berbagai bentuk Teknologi Informasi dalam proses produksi, seperti mesin
yang dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-intergrated manufacturing
(CIM) untuk mengurangi biaya produksi. Para akuntan tidak diminta untuk menjadi ahli
dalam setiap segi CIM, tetapi mereka harus memahami bagaimana hal tersebut
mempengaruhi SIA. Salah satu pengaruh CIM adalah pergeseran dari produksi massal ke
produksi sesuai pesanan.
Walau sifat proses produksi dan keluasan CIM dapat berbeda diberbagai perusahaan,
namun setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut yaitu bahan baku
yang digunakan, jam tenaga kerja yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan serta
biaya overhead produksi lainnya yang terjadi.

4) Akuntansi Biaya

Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Terdapat tiga tujuan dasar
dari sistem akuntansi biaya yaitu :

a) Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja


dari operasi produksi. SIA didesain untuk mengumpulkan data real-time
mengenai kinerja aktivitas produksi agar pihak manajemen dapat membuat
keputusan tepat waktu.
b) Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk. SIA mengumpulkan biaya
berdasarkan berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya tersebut ke
produk & unit organisasi tertentu .
c) Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan  untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan
perusahaan.

Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan proses untuk
membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch
produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual
terdiri dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah.

Sebaliknya, Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian
menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Digunakan ketika produk
atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit terpisah tidak dapat
dengan mudah diidentifikasi. Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses
hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke
produk, bukan pada metode pengumpulan data. Kedua sistem tersebut membutuhkan
akumulasi dan mengenai empat jenis biaya :

a. Bahan Baku

Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu debit barang dalam
proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi..

b. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas yang digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai aktivitas pekerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan
seorang pekerja untuk setiap tugas pekerjaan tertentu. Para pekerja memasukkan data ini
dengan menggunakan terminal online di setiap bengkel kerja pabrik.

c. Mesin dan Peralatan

Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses produksi,


proporsi yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan mesin dan peralatan
yang digunakan untuk membuat produk tersebut.

d. Overhead Pabrik

Yaitu semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara
langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.

Untuk Aktiva tetap SIA juga dapat mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik, dan
peralatan yang digunakan dalam siklus produksi. Aktiva tetap harus diberi kode garis untuk
memungkinkan pembaruan yang cepat dan periodik atas database aktiva tetap.

Informasi minimum yang seharusnya dijaga mengenai aktiva tetapnya yaitu Nomor
identifikasi, Nomor seri, Lokasi, Biaya, Tanggal perolehan, Nama dan alamat pemasok,
Umur yg diharapkan, Nilai sisa yang diharapkan, Metode penyusutan, Beban penyusutan ke
tanggal, Perbaikan dan Kinerja  service pemeliharaan.

F. TUJUAN SIKLUS PRODUKSI


Adapun tujuan siklus produksi :

 Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.


 Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
 Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.
 Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat.
 Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan.
 Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.

Ancaman dan Prosedur Pengendalian yang dilakukan dalam setiap aktivitas produksi

Prosedur Pengendalian yang


Proses Ancaman
dapat diterapkan
Desain Produk Desain produk yang kurang - Perbaiki informasi
baik tentang pengaruh
desain produk atas
biaya
- Data terinci mengenai
biaya jaminan dan
perbaikan
Perencanaan dan - Kelebihan/kekurangan - Sistem perencanaan
Penjadwalan produksi produksi yang lebih
- Investasi yang tidak baik
optimal dalam aktiva - Tinjau dan setujui
tetap perolehan aktiva tetap,
pengendalian anggaran
Operasi Produksi Pencurian/perusakan - Batasi akses fiksi ke
persediaan dan aktiva tetap persediaan dan aktiva
tetap
- Dokumentasikan
semua perpindahan
persediaan sepanjang
proses produksi
- Identifikasi semua
aktiva tetap
- Dokumentasi yang
memadai dan tinjau
semua
- Asuransi yang
memadai
Akuntansi Biaya Kesalahan pencatatan dan Pengendalian entri data,
memasukan data penggunaan pemindaian
mengakibatkan data biaya kode garis jika
yang tidak akurat memungkinkan, rekonsiliasi
jumlah tercatat dengan
perhitungan fisik secara
periodic
Ancaman Umum - Hilangnya data - Buat cadangan dan
- Kinerja yang kurang perencanaan
baik pemulihan dari
bencana, batasi akses
ke data biaya
- Pelaporan yang lebih
baik dan tepat waktu

Sistem informasi siklus pendapatan memberikan informasi (pesanan pelanggan dan


prediksi penjualan) yang digunakan untuk merencanakan produksi serta tingkat persediaan. 
Sebaliknya sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan
mengenai barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual.

Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran
dalam bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya sistem informasi siklus
pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan informasi
pengeluaran lain yang dimasukan kedalam overhead pabrik. Informasi mengenai tenaga
kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus sumber daya manusia, yang selanjutnya akan
memberikan data mengenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Terakhir mengenai
informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke sistem informasi buku besar
dan pelaporan.
Daftar Pustaka

https://www.coursehero.com/file/12006401/SIA-Chapter-9/

https://accuratecloud.id/2017/01/06/siklus-produksi/

Anda mungkin juga menyukai