Anda di halaman 1dari 8

1. A.

    Penyakit Campak

            Latar Belakang


Penyakit Campak sering menyerang anak anak balita. Penyakit ini mudah menular
kepada anak anak sekitarnya, oleh karena itu, anak yang menderita Campak harus
diisolasi untuk mencegah penularan. Campak disebabkan oleh kuman yang disebut
Virus Morbili. Anak yang terserang campak kelihatan sangat menderita, suhu badan
panas, bercak bercak seluruh tubuh terkadang sampai borok bernanah. Biasanya
penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur
hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat
kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur
tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila
seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%
kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II,
atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal
sebelum usia 1 tahun.
 

1. B.     Teori skema/bagan Triagle theory

 
 
 

1. 1.      Konsep agen penyakit

            Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis, namun
kadang kadang untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak di ketahui seperti pada
penyakit ulkus peptikum, penyakit jantung koroner dan lain-lain. Agen penyakit dapat
di klasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu:
 
1)  Agen biologi: Bakteri, virus, riketsia, protozoa, metazoa
2)  Agen nutrisi: Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan lainnya.
3)  Agen fisik: Panas, radiasi, kelembaban, dingin, tekanan, cahaya, dan kebisingan.
4) Agen kimiawi: Dapat bersifat endogen seperti : asidosis, diabetes (hyperglikemia),
uremia dan bersifat eksogen seperti alergen, debu, gas, debu dan lainnya.
5)  Agen mekanis: Gesekan, benturan, pukulan yang dapat menimbulkan kerusakan
pada jaringan tubuh host (pejamu).
 

1. 2.      Konsep Host (pejamu)

            Faktor manusia sangat komplek dalam proses terjadinya penyakit dan
tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing individu antara lain:
umur, jenis kelamin, ras, genetik, pekerjaan, status nutrisi, status kekebalan, adat
istiadat, gaya hidup, dan psikis.
 

1. 3.      Konsep Enviroment

            Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu
lingkungan internal berupa keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut
hemostatis. Dan lingkungan hidup eksternal di luar tubuh manusia. Lingkungan hidup
eksternal terdiri dari tiga komponen yaitu :
 
a)      Lingkungan fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, tanah, udara, cuaca, makanan, rumah,
panas dan lain lain. Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa . serta memegang peran penting dalam proses terjadinya
penyakit pada masyarakat, seperti kekurangan persediaan air bersih terutama pada
musim kemarau dapat menimbulkan penyakit diare dimana-mana.
 
b)      Lingkungan biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh tumbuhan, hewan, virus, bakteri,
jamur, parasit, serangga dan lain lain yang dapat berfungsi sebagai agen
penyakit.reservoir infeksi, vektor penyakit atau penjamu. Hubungan manusia dengan
lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi ketidakseimbangan antara
hubungan manusia dengan lingkungan dengan lingkungan biologisnya maka manusia
akan menjadi sakit.
 
c)      Lingkungan sosial
Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kultur, agama, sikap, gaya hidup,
pekerjaan,  kehidupan masyarakat. Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sosial, maka akan terjadi konflik yang bersifat kejiwaan dan
menimbulkan penyakit psikosomatik, stres, depresi dan lainnya.
 

No. Teori skema/bagan Keterangan


Triagle theory

1. 1.        Konsep agen penyakit Virus campak


genus Morbilivirus golongan Paramyxoviru
 
s

1. 2.        Konsep Host (pejamu) Hostnya adalah manusia. Semua orang


yang belum pernah menderita campak dan
  belum pernah imunisasi campak

1. 3.         Konsep Enviroment Daeah tertutup, pada daerah iklim sedang


campak timbul terutama pada akhir musim
  dingin dan pada awal musim semi. Di
daerah tropis campak timbul biasanya pada
musim panas

 
 

1. C.    Tahapan Penyakit

      Masa inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3
stadium, yaitu: • Stadium kataral (prodormal). Stadium ini berlangsung selama 4-5
hari disertai gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis,
dan coryza. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem,
terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh
eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang berhadapan dengan molar bawah.
Gambaran darah tepi leukopeni dan limfositosis.

1. Stadium erupsi Coryza dan batuk bertambah. Timbul enantem atau titik merah
di palatum durum dan palatum mole. Kadang – kadang terlihat bercak koplik.
Terjadi eritem bentuk makulopapuler disertai naiknya suhu badan. Diantara
macula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang
telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang
bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka
bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan menghilang sesuai
urutan terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut
mandibula dan di daerah leher belakang. Sedikit terdapat splenomegali, tidak
jarang disertai diare dan muntah. Variasi yang biasa terjadi adalah Black
Measless, yaitu morbili yang disertai dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung,
dan traktus digestivus.
2. Stadium konvalesensi Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna
lebih tua atau hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan
hilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik.
Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada
penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang
tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada
komplikasi.

No. Tahap Penjelasan

1. Tahap Pada tahap ini individu berada dalam keadaan


Prepatogensis normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya peka
terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan
agen penyakit (stage of suseptibility). Walaupun
demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi
interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit.
Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh,
dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh
pejamu dimana para kuman mengembangkan
potensi infektifitas, siap menyerang peniamu. Pada
tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai
sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat.
Namun begitu penjamunva ‘lengah’ ataupun
memang bibit penyakit menjadi lebih ganas
ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan pejamu, maka keadaan segera
dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan
perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap
patogenesis.
 
 
 

1. 2.  Tahap Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:-


Patogenesis Tahap Inkubasi, - Tahap Dini, - Tahap Lanjut, dan
-Tahap Akhir.
1)      Tahap Inkubasi Masa inkubasi dari penyakit
campak adalah 10-20 hari. Pada tahap ini individu
masih belum merasakan bahwa dirinya sakit.

  2)      Tahap Dini Mulai timbulnya gejala dalam


waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: Ø
Panas badan Ø nyeri tenggorokan Ø hidung meler
( Coryza ) Ø batuk ( Cough ) Ø Bercak Koplik Ø
nyeri otot Ø mata merah ( conjuctivitis )

  3) Tahap Lanjut munculnya ruam-ruam kulit yang


berwarna merah bata dari mulai kecil-kecil dan
jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu
seperti pulau-pulau. Ruam umumnya muncul
pertama dari daerah wajah dan tengkuk, dan
segera menjalar menuju dada, punggung, perut
serta terakhir kaki-tangan. Pada saat ruam ini
muncul, panas si anak mencapai puncaknya (bisa
mencapai 40 derajad Celsius), ingus semakin
banyak, hidung semakin mampat, tenggorok
semakin sakit dan batuk-batuk kering dan juga
disertai mata merah.

3. Tahap Akhir/ 4) Berakhirnya perjalanan penyakit campak. Dapat


pasca patogenesis. berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu: Ø
Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit
menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat
kembali. Ø Sembuh dengan cacat, yakni bibit
penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada,
tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan
bekas gangguan yang permanen berupa cacat. Ø
Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali,
namun penyakit masih tetap ada dalam tubuh
tanpa memperlihatkan gangguan penyakit. Ø
Penyakit tetap berlangsung secara kronik. 4 Ø
Berakhir dengan kematian.

4. Prognosis Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum


yang baik, tetapi prognosis buruk bila keadaan
 
umum buruk, anak yang sedang menderita
penyakit kronis atau bila ada komplikasi4. Angka
kematian kasus di Amerika Serikat telah menurun
pada tahun-tahun ini sampai tingkat rendah pada
semua kelompok umur, terutama karena keadaan
sosioekonomi membaik. Campak bila dimasukkan
pada populasi yang sangat rentan, akibatnya
bencana. Kejadian demikian di pulau

 
Pencegahan Penyakit Campak

1. Pencegahan

 Imunisasi aktif.

      Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin
diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik). Imunisasi aktif
dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut
diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 – 15
bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk
antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula
agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis
diberikan vansinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan.
      Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak
berumur 9 bulan ke atas. Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang
alergi terhadap telur. Hanya saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai 2
minggu sembuh. Vaksin ini juga dapat diberikan pada penderita tuberkulosis aktif
yang sedang mendapat tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan
pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia
dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif.

 Imunisasi pasif.

      Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum
konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif
untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan
menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan secara
intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin.
Proteksi sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk
kontak dibangsal rumah sakit anak.

 Isolasi Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena


penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita
campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan
sekitar.

 
Pengobatan Simtomatik
      yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki
keadaan umum. Tindakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi yang
timbul. Diberikan sedatif, antipiretik untuk demam tinggi, tirah baring dan masukan
cairan yang cukup. Penderita harus dilindungi dari kontak dengan cahaya yang kuat
selama masa fotofobia. Adanya komplikasi seperti ensefalitis, SSPE,
bronkopneumonia pada setiap kasus harus dinilai secara individual.
      Tahapan pemberantasan Campak Pemberantasan campak meliputi beberapa
tahapan, dengan kriteria pada tiap tahap yang berbeda-beda.
a)      Tahap Reduksi. Tahap reduksi campak dibagi dalam 2 tahap: Tahap
pengendalian campak. Pada tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan
imunisasi >80%, dan interval terjadinya KLB berkisar antara 4 – 8 tahun. Tahap
pencegahan KLB. Pada tahun ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan
merata, terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, dan interval terjadinya KLB
relative lebih panjang.
b)      Tahap Eliminasi Pada tahap eliminasi, cakupan imunisasi sudah sangat tinggi
(>95%), dan daerahdaerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil
jumlahnya. Kasus campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah ternadi. Anak-
anak yang dicurigai tidak terlindung (susceptible) harus diselidiki dan mendapat
imunisasi tambahan.
c)      Tahap Eradikasi Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus campak sudah
tidak ditemukan. Transmisi virus sudah dapat diputuskan, dan negara-negara di dunia
sudah 13 memasuki tahap eliminasi. Pada TCG Meeting, Dakka, 1999, menetapkan
Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan terjadinya KLB.
Sumber :
Maldonado, Y. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC. Anonim, 2008.
Measles. http://dermnetnz.org/viral/morbilli.html. 18 januari 2010. 20.30 Depkes, R.I.
2004.
Campak di Indonesia. http://www.penyakitmenular.info. 18 januari 2010. 20.40
Imunisasi, vaksinasi. 2008. http://www.sidenreng.com 19 januari 2010. 01.00 Ika.
2009.
Ilmu Kesehatan Anak. http://www.wordpress.com 19 januari 2010. 02.46
Saripudin. Yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak (Ed. 2 ). Jakarta : CV.
nd

Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai