Anda di halaman 1dari 26

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) STKIP TULUNGAGUNG

KELOMOPOK 5
Untuk memenuhi tugas Kelistrikan dan Elektronika Dasar
Dosen pangampu : Bagas Surya Hadi, M. Pd

Di susun oleh
1. VICKY RESTU MAHYNDRA (19133204010)
2. ALONG JUAN SUBASTION (19133204011)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP) PGRI


TULUNGAGUNG SEMESTER GANJIL
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Geothermal, Water
power dan Biomass Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran kelistrikan dan elektronika dasar di STKIP
TULUNGAGUNG
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan – kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Tulungagung, 18 Januari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Klasifikasi
BAB III : KESIMPULAN
BAB IV :DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan baik kehidupan manusia,
hewan dan tumbuhan. Kebutuhan energi tersebut tentunya harus diimbangi dengan
tersedianya pasokan energi yang cukup. Akan tetapi semakin berkembangnya proses
kehidupan manusia,energi yang dibutuhkan semakin banyak sementara ketersediaan energi
makin berkurang.
Manusia dan semua mahluk hidup yang ada di bumi sangat bergantung terhadap energi.
Energi yang saat ini banyak digunakan adalah energi fosil. Ketergantungan terhadap energi
fosil menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika. Energi fosil, seperti yang sudah kita
ketahui sejak duduk di bangku sekolah dasar, adalah energi yang tidak dapat diperbarui.
Artinya suatu saat akan habis sehingga diperlukan upaya pencarian sumur minyak baru
sebagai cadangan dan mencari alternatif-alternatif lainnya selain fosil yang sifatnya dapat
diperbaharui untuk mencukupi kebutuhan energi masa depan (Andri, 2013).
Berdasarkan statistical world review yang dirilis oleh British Petroleum
pada bulan Juni 2012, cadangan terbukti minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya tersisa
sekitar 4 miliar barel per akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak mentah dalam
negeri adalah 942 ribu barel per hari maka secara matematis minyak-minyak tersebut akan
habis dalam waktu tidak lebih dari 12 tahun. Masih dari data yang sama, Indonesia juga
mengalami defisit minyak mentah sebanyak 488 ribu barel karena kebutuhan yang mencapai
1,43 juta barel per harinya (Andri, 2013). Artinya bahwa pada tahun 2025 Indonesia sudah
sangat kekurangan energi yang berasal dari energi fosil, atau bahkan kehabisan sehingga
perlu adanya Energi Baru Terbarukan (EBT) yang harus dikembangkan oleh Indonesia.
Di Indonesia sendiri sampai tahun 2004 diidentifikasi terdapat 252 area yang berpotensi
panas bumi sudah termasuk dalam inventarisasi dan eksplorasi. Sebagian besar berada pada
lingkungan vulkanik sisanya berada dilingkungan batuan sedimen dan metamorf. Dari jumlah
lokasi tersebut mempunyai total potensi tersebut hanya 3% yang dimanfaatkan untuk energi
listrik atau sekitar 807 MWe dan 2% pemakaian energi listrik nasional (Novitasari, 2011).
Berdasarkan data dari Kementrian ESDM, sampai dengan November 2009 total potensi
panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang tersebar di 256 titik.
Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400 MWe yang berasal dari penemuan
lapangan pada tahun 2009. Pada tahun 2025 diproyeksikan geothermal Indonesia dapat
menghasilkan panas bumi sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu
Melihat besarnya potensi tersebut maka perlu adanya perhatian yang lebih dalam upaya
pengembangannya. Sehingga dengan demikian, pemakaian energi dalam kehidupan dapat
dapat dimaksimalkan
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain:
1.Apa yang dimaksud dengan energi panas bumi serta bagaimana potensi energi panas bumi
di Indonesia?

4
2.Apa saja jenis-jenis energi panas bumi tersebut?
3.Bagaimana pemanfaatan energi panas bumi bagi daerah sekitar?
4.Apa dampak positif dan negatif dari pemanfaatan energi panas bumi tersebut?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan tambahan pengetahuan
tentang pentingnya pemanfaatan energi panas bumi sebagai salah satu energi alternatif
pengganti energi fosil serta menjelaskan bagaimana cara dan proses pengkonversian energi
panas bumi menjadi energi listrik sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.

5
BAB II PEMBAHASAN
1. Geothermal (Panas Bumi)
Energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.
Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat
bumi diperkirakan mencapai 5400 °C. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas
Bumi Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air,
dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak
dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan
proses penambangan. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi
yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang
diserap oleh permukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari
beberapa fenomena:
Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.
Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat bumi.
Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Energi ini telah
dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradaban
Romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga
Watt pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007,
dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia. Energi panas bumi cukup ekonomis
dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik.
a. Sejarah Geothermal
Sejak Paleolithikum manusia telah menggunakan energi ini dan bangsa Romawi
menggunakan panas ini sebagai penghangat ruangan.Bahkan tak mau kalah dengan manusia,
monyet-monyet di jepang sudah menggunakannya untuk menghangatkan diri. Kemudian
pada awal abad ke-19, penggunaan geothermal secara modern mulai berkembang. Sejak 70
tahun yang lalu di Islandia, geothermal telah digunakan untuk penggunaan langsung seperti
pemanasan rumah, pemanasan rumah kaca, dll. Dan pada tahun 1904 Italia menemukan
kegunaan geothermal untuk pembangkit listrik. Di Indonesia, eksplorasi ini telah dimulai
pada tahun 1918 di Kamojang, JawaBarat. Tahun 1926-1929 dimulai pemboran sumur dan
didapatkan sumber uap kering. Salah satu sumur yang masih beroperasi yaitu KMJ-3. Di
dunia, sekitar 10,750 MW listrik mengalir di 24 negara. Dan sekitar 28 Gigawatt digunakan
untuk penggunaan langsung seperti pemanas ruangan, proses industri, desalinasi, dan
agrikultur.
b. Proses terbentuknya Geothermal
Di Indonesia sendiri, geothermal terbentuk akibat proses tektonik lempeng. Di Indonesia, 3
lempeng tektonik aktif bergerak diIndonesia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan
lempeng Indo-Australia. Tumbukan antar tiga lempeng tektonik ini telah memberikan
pembentukan energi panas bumi yang sangat penting diIndonesia. Pada akhirnya Indonesia
termasuk zona subduksi, dimana pada zona ini terjadi penunjaman di sekitar pulau Sumatra,
Jawa-Nusa Tenggara, Maluku, dan Sulawesi. Lempeng tektonik merupakan pengalir panas
dari inti bumi sehingga banyak sekali geothermal yang dapat didirikan pada zona lempeng
tektonik. Pada di zona ini juga terbentuk gunung api yang berkontribusi pada reservoir panas

6
di pulau jawa yang menempati batuan vulkanik. Panas inti mencapai 50000C lebih. Dua
penyebab inti bumi itu panas tekanan yang begitu besar karena gravitasi bumi mencoba
mengkompres atau menekan materi, sehingga bagian yang tengah menjadi paling terdesak.
Bumi mengandung banyak bahan radioaktif seperti Uranium-238, Uranium-235 danThorium-
232. Bahan – bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi. Panas tersebut
dengan sendirinya berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan oleh mantel yang
mengelilinginya.
Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas.
Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma yang menerima panas dari inti
bumi. Memperlihatkan secara skematis terjadinya sumber uap, yang biasanya disebut
fumarole atau geyser serta sumber air panas. Magma yang terletak didalam lapisan mantel,
memanasi lapisan batu padat. Diatas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu
mempunyai banyak lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air, air itu turut
dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu. Maka akan menghasilkan air panas
bahkan terbentuk uap. Bila diatas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka
lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan
berusaha keluar. Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa mata
air panas, fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu
dan tekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan kegenerator turbo yang
selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.
c. Prinsip kerja pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP)
Pada pusat listrik tenaga panas bumi turbin berfungsi sebagai mesin penggerak, dimana
energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda/poros turbin. Pada turbin
tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi, melainkan gerakan rotasi. Bagian turbin
yang berputar biasa disebut dengan istilah rotor/roda/poros turbin, sedangkan bagian turbin
yang tidak berputar dinamai dengan istilah stator. Roda turbin terletak didalam rumah turbin
dan roda turbin memutar poros daya yang digerakkannya atau memutar bebannya (generator
listrik, pompa, kompresor, baling-baling, dll). Didalam turbin fluida kerja mengalami
ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir secara kontinyu. Penamaan turbin
didasarkan pada jenis fluida yang mengalir didalamnya, apabila fluida kerjanya berupa uap
maka turbin biasa disebut dengan turbin uap.

d. Prinsip kerja pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP)

7
Pada pusat listrik tenaga panas bumi turbin berfungsi sebagai mesin penggerak, dimana
energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda/poros turbin. Pada turbin
tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi, melainkan gerakan rotasi. Bagian turbin
yang berputar biasa disebut dengan istilah rotor/roda/poros turbin, sedangkan bagian turbin
yang tidak berputar dinamai dengan istilah stator. Roda turbin terletak didalam rumah turbin
dan roda turbin memutar poros daya yang digerakkannya atau memutar bebannya (generator
listrik, pompa, kompresor, baling-baling, dll). Didalam turbin fluida kerja mengalami
ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir secara kontinyu. Penamaan turbin
didasarkan pada jenis fluida yang mengalir didalamnya, apabila fluida kerjanya berupa uap
maka turbin biasa disebut dengan turbin uap. PRINSIP KERJA PUSAT LISTRIK TENAGA
PANAS BUMI (PLTP) Pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP) mempunyai beberapa
peralatan utama sebagai berikut :
Turbin uap (steam turbine).
Condensor (Condenser).
Separator.
Demister.
Pompa-pompa
Uap dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header
(1), yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun
terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi. Selanjutnya melalu flow meter
(2) dialirkan ke separator
(3) dan demister
(4) untuk memisahkan zat-zat padat, silika dan bintik-bintik air yang terbawa didalamnya.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada
sudu dan nozzle turbine
. Uap yang telah bersih itu dialirkan melalui main steam valve/electric control valve/governor
valve
(5) menuju ke turbine
(6). Di dalam turbine, uap tersebut berfungsi untuk memutar
double flow condensing
yang dikopel dengan generator (7), pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi
listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz, dan tegangan 11,8 kV. Melalui step-up
transformer (8), arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV, selanjutnya dihubungkan
secara paralel dengan sistem penyaluran (9). Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust
steam yang keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum (0,10 bar), dengan
mengkondensasikan uap dalam condenser
(10) kontak langsung yang dipasang di bawah turbine.

8
Exhaust steam
dari turbin masuk dari sisi atas condenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spray-nozzle
. Level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump
(11), lalu didinginkan dalam cooling water
(12) sebelum disirkulasikan kembali. Untuk menjaga kevakuman condenser,
gas yang tak terkondensasi harus dikeluarkan secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-
gas ini mengandung: CO 285-90% wt; H 2 S 3,5% wt; sisanya adalah N 2 dangas-gas
lainnya. Sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage dan second- stage (13) sedangkan di pada
PLTP yang lain dapat terdiri dari ejector dan liquid ring vacuum pump.
Sistem pendingin di PLTP merupakan sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari air
hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksi ke dalam sumur
reinjeksi (14). Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5
forced draft fan. Proses ini terjadi di dalam cooling water
Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling water,
sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir (15). Reinjeksi dilakukan untuk
mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground subsidence, menjaga
tekanan, sertarecharge water bagi reservoir. Aliran air dari reservoir disirkulasikan lagi oleh
primary pump (16). Kemudian melalui after condenser dan intercondenser (17) dimasukkan
kembali ke dalam reservoir.
Panas Bumi Sebagai Sumber Energi Masa Depan
Disadari atau tidak, perlahan tapi pasti Indonesia akan mengalami krisis energi.
Ketergantungan terhadap energi fosil menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika.
Energi fosil, seperti yang sudah kita ketahui sejak duduk di bangku sekolah dasar, adalah
energi yang tidak dapat diperbarui. Artinya suatu saat ia akan habis sehingga diperlukan
upaya pencarian sumur minyak baru sebagai cadangan dan mencari alternatif-alternatif energi
masa depan. Berdasarkan statistical world review yang dirilis oleh British Petroleum pada
bulan Juni 2012, cadangan terbukti minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya tersisa
sekitar 4 miliar barel per akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak mentah dalam
negeri adalah 942 ribu barel per hari maka secara matematis minyak-minyak tersebut akan
habis dalam waktu tidak lebih dari 12 tahun. Masih dari data yang sama, Indonesia juga
mengalami defisit minyak mentah sebanyak 488 ribu barel karena kebutuhan yang mencapai
1,43 juta barel per harinya kebijakan di kementrian terkait. Peraturan perundangan yang
dibuat oleh kementrian ESDM belum tentu sejalan dengan peraturan di kementrian lain.
Selain itu, lokasi sumur geothermal yang sebagian berada di kawasan konservasi juga
menjadi salah satu hambatan dalam proses produksi. Selain akan berhadapan dengan LSM
yangconcern terhadap isu konservasi, pembebasan lahan pun dinilai cukup mahal. Kendala
ini diperparah dengan perizinan yang sulit didapat. Hal ini seolah menjadi gambaran bahwa
seolah tidak adanya koordinasi di pihak pemerintah dalam menopang pembangunan dan
pengembangan teknologi panas bumi. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka
diperlukan komunikasi intensif pemerintah yang terwakili oleh Kementrian ESDM dengan

9
pihak-pihak terkait. Rumuskan bersama peraturan perundangan yang memberikan
kemudahan dan akses agar para investor berminat untuk menanamkan investasinya pada
energi panas bumi di Indonesia. Lakukan kajian intensif terhadap perubahan pasar makro
yang mungkin berpengaruh pada harga jual. Energi panas bumi tidak bisa dijadikan satu-
satunya sumber energi. Pemerintah tetap harus fokus pada upaya diversifikasi energi lainnya.
Jika kita mampu memanfaatkan setiap potensi sumber energi yang ada maka Indonesia bisa
mandiri secara energi dan tidak lagi bergantung pada negara lain. Memang dibutuhkan waktu
yang lama, energi yang ekstra, dan keuangan yang besar namun demi energi masa depan
yang lebih baik, maka harus direncanakan dari saat ini. Karena apa yang kita investasikan
sekarang akan bermanfaat di masa depan. Potensi panas bumi didunia sekitar 40 % (28 GW)
tapi penggunaan nya baru sebatas 4% (1200 MW) dari 40% itu. Jika melihat berbagai aspek,
panas bumi ini memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan energy lain terutama
energy fosil (Minyak Bumi, Batubara, Gas Bumi dll).
a) Kendala pertama ialah investasi awal yang sangat besar. Memang tidak dapat dipungkiri,
tidak jauh berbeda dengan Industri Minyak Bumi, Industri panas bumi juga merupakan
Industri yang padat modal. Sebagai gambaran, untuk pengembangan energi panas bumi yang
dapat menghasilkan listrik 45 MW diperlukan investasi sekira USD105 juta.
b) Kendala kedua ialah letak lokasi panas bumi itu sendiri, sebagian besar lokasi panas bumi
terletak di wilayah hutan lindung, yang keberadaannya dilindungi dan akan tergolong bentuk
penebangan liar jika kegiatan eksplorasi panas bumi ini tetap dilakukan. c)

Kendala ketiga, datang dari PLN yang kurang agresif terjun langsung membeli listrik dari
pengembang panas bumi.
Dampak Terhadap Lingkungan
Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa campuran beberapa gas, diantaranya karbon
dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4), dan amonia (NH3). Pencemar-
pencemar ini jika lepas ikut memiliki andil pada pemanasan global, hujan asam, dan bau yang
tidak sedap serta beracun. Pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada saat ini
mengeluarkan rata-rata 40 kg CO2 per megawatt-jam (MWh), hanya sebagian kecil dari
emisi pembangkit berbahan bakar fosil konvensional. Pembangkit yang berada pada lokasi
dengan tingkat asam tinggi dan memiliki bahan kimia yang mudah menguap, biasanya
dilengkapi dengan sistem kontrol emisi untuk mengurangi gas buangannya. Pembangkit
listrik tenaga panas bumi secara teoritis dapat menyuntikkan kembali gas-gas ini ke dalam
bumi sebagai bentuk penangkapan dan penyimpanan karbon. Selain gas-gas terlarut, air
panas dari sumber panas bumi mungkin juga mengandung sejumlah kecil bahan kimia
beracun, seperti merkuri, arsenik, boron, antimon, dan garam-garam kimia. Bahan-bahan
kimia ini keluar dari larutan saat air mendingin dan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan jika dilepaskan. Praktek modern menyuntikkan kembali fluida panas bumi ke
dalam bumi untuk merangsang produksi, memiliki manfaat sampingan mengurangi bahaya
lingkungan ini. Pembangunan pembangkit dapat juga merusak stabilitas tanah. Tanah amblas
pernah terjadi di ladang Wairakei di Selandia Baru. Sistem panas bumi yang ditingkatkan
juga dapat memicu gempa akibat rekah hidrolik. Proyek di Basel, Swiss dihentikan karena
lebih dari 10.000 gempa berkekuatan hingga 3,4 Skala Richter terjadi selama 6 hari pertama

10
penyuntikan air. Bahaya pengeboran panas bumi yang dapat mengakibatkan pengangkatan
tektonik pernah dialami di Staufen im Breisgau, Jerman.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan luas lahan dan jumlah air tawar
minimal. Pembangkit ini hanya memerlukan lahan seluas 404 meter persegi per GWh
dibandingkan dengan 3.632 dan 1.335 meter persegi untuk fasilitas batubara dan ladang
angin. Pembangkit ini juga hanya menggunakan 20 liter air tawar per MWh dibandingkan
dengan lebih dari 1000 liter per MWh untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, batubara, atau
minyak
Potensi geotermal Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Lapangan geotermal
kamojang menjadi salah satu sumur produksi panas bumi paling produktif. Sumur ini masih
dimanfaatkan hingga sekarang walau sudah beroperasi selama 27 tahun dan masih memiliki
kapasitas panas bumi sebanyak 93%. Efisiensi energi yang sangat baik diperlihatkan oleh
panas bumi sebagai sumber energi.

Dalam grafik yang diperoleh dari salah satu sumber di atas, potensi produksi sumur
geothermal terus meningkat sejak pertama kali proses produksi dilakukan. Pada tahun 2025
diproyeksikan geothermal Indonesia dapat menghasilkan panas bumi sebesar 9500 MW atau
setara dengan 400 ribu barel oil equivalen (boe) per harinya. Sebuah potensi energi yang
sangat besar. Berdasarkan informasi dari Kementrian ESDM, sampai dengan November
2009 total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang tersebar
di 256 titik. Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400 MWe yang berasal dari
penemuan lapangan pada tahun 2009
Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu menjadikan panas bumi
sebagai sumber energi utama dan menjadi acuan bagi negara lainnnya. Selama ini kita masih
berkiblat pada selandia baru dan islandia dalam upaya pemanfaatan teknologi panas bumi.

11
Produksi panas bumi sedunia
Asosiasi Panas Bumi Internasional (IGA) melaporkan pada tahun 2010 bahwa 10.715
megawatt (MW) daya pembangkit listrik tenaga panas bumi terpasang di 24 negara dan
diharapkan dapat membangkitkan 67.246 GWh energi listrik. Angka ini menunjukkan
peningkatan sebesar 20% dari tahun 2005. IGA memproyeksikan pertumbuhan hingga 18.500
MW pada tahun 2015, dikarenakan banyaknya proyek yang saat ini sedang dalam
pertimbangan dan sering kali di daerah yang sebelumnya dikira hanya dapat sedikit
dieksploitasi sumber dayanya.

12
Energi Air (Hidro Power)

Energi air atau hidro power dihasilkan dari aliran air. Energi didalam air dapat dimanfaatkan
dan digunakan, dalam bentuk energi dan perbedaan suhu di dalam air tersebut. Pada
umumnya aplikasi tenaga air adalah dengan menggunakan dam/penampung air, akan tetapi
energi yang berada di dalam air dapat dipakai secara langsung sebagai sumber kekuatan
/tenaga utnuk menggerakkan mesin atau sebagai sumber energi panas.

Sebelum tersebar sebagai tenaga untuk menghasilkan listrik, biasanya tenaga air digunakan
pada umumnya untuk mesin giling, perusahaan textile, sebagai sumber energi pada
pengoperasian gergaji.

Ada beberapa bentuk dari energi air yaitu :

 Hidroelektric energy, biasanya diperoleh dari tenga hidroelektrik dari sebuah dam
 Energi pasang surut , energi ditangkap dari hasil pasang surut pada arah horisontal
 Energi pasang surut arus air laut, yang bekerja pada arah vertikal
 Energi gelombang, energi yang digunakan berasal dari gelombang air laut
 Konversi energi panas dilaut, energi yang menggunakan perbedaan suhu panas di atas
permukaan laut dengan shu dingin di dalam laut
 Suhu dingin di dalam air danau

B.1 Hydroelectric power

Hydroelectric power adalah suatu bentuk dari energi air yang digunakan untuk menghasilkan
tenaga listrik. Sebagian tenaga hydroelectric dihasilkan dari energi potensial dari air tang
dibendung yang dialirkan kepada turbin dan generator. Sebagian kecil dari energi
hydroelecreik mengunakan energi kenitik air yang tidak dibendung seperti energi pasang
surut air laut. Tenaga hydroelectric merupakan sumber energi yang bisa diperbaharui.

13
Energi hydroelectric dari tenaga iar yang tidak hanya tergantung dari volume air tetapi juga
tergantung dari perbedaan ketinggian dari sumber air dengan saluran keluar air menuju
turbin. Jumlah energi potensial air berbanding lurus dengan ketinggian air. Hal ini sebagai
alasan mengapa kita harus membangun bendungan setinggi mungkin untuk menhasilkan
energi listrik yang cukup tinggi.

Selama energi hydroelectric digunakan untuk menyuplai jaringan listrik pada masyarakat,
beberap proyek hydroelectric dihasilkan dari tujuan komersial. Sebagai contoh, untuk
memproses bahan aluminium membutuhkan sejumlah energi listrik. Di sebagian besar
wilayah Canada menggunakan energi hydroelectric secara ekstensiv.

Energi hydroelectric yang menggunakan energi kenetik atau gerakan aliran air sungai saat ini
bisa menyuplai 20 % dari kebutuhan listrik dunia. Norwegia memproduksi hampir semua
kebutuhan listriknya dari tenaga hydroelectric, Islandia memproduksi 83 % dari permintaan
tenaga listrinya pada tahun 2004, Australia menghasilkan 67 % tenaga listriknya dengan
memanfaatkan energi hidroelectric. Cana adalah negara yang paling besar menghasilkan
energi listrik (70 %) dengan menggunakan energi air (hydro power)

Keuntungan & kerugian  Hydroelectric

Keuntungan utama dari hydroelectric adalah utnuk mengurangi biaya dari bahan bakar.
Hidroelectric dapat menahan pertambahan biaya bahan bajar yang dihasilkan dari fosil seperti
: minyak, gas alam atau batubara, dan tidak membutuhkan bahan bakar import. Hydroelectric
cenderung mempunyai umur penggunaan yang relativ cukup lama dibandingkan dengan
sumebr listrik yang menggunakan bahan bakar, diperkirakan mamapu beroperasi 50 – 100
tahun. Biaya tenaga kerja akan cenderung rendah karena semua perlatan menggunakan
otomatisasi.

Hydroelectric pada umumnya emisi karbon dioksida dan methan, yang kecil dan bisa
diabaikan dan tidak menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksid, debu atau sesuatu bahan

14
polusi yang dihasilkan dari pembakaran. Pengoperasian hydroelectric bisan dijalankan dan
dimatikan secara cepat, bisa mengikuti beban pada sistem seefisien mungkin, dan bisa
memebntuk aliran air kembali.

Dalam kenyataannya pengunaan penyimpanan air dipersulit dengan permintaan air untuk
kepentingan pengairan atau irigasi yang mungkin terjadi pada fase beban puncak dari listrik.
Ketika musim kemarau/kering bisa menyebabkan banyak masalah, sejak kemampuan rata –
rata pengisian kembali pada bendungan tidak bisa mencapai kemampuan penggunaan air
yang diinginkan untuk mengopersaikan hydroelctric.

Issu yang telah muncul adalah issu lingkungan bahwa proyek hydroelectric yang besar akan
mengganggu kehidupan ekosistem di air. Sebagai contoh kejadian, sebuah studi
membuktikan bahwa pembagunan bendungan dipesisir pantai Atlantic dan Pasific di Amerika
Utara bisa mengurangi populasi ikan salammon.

Kerugian yang lain dari hydroelectric adalah membutuhkan relokasi penduduk yang berada
disekita bendungan. Beberapa kasus menunjukkan bahwa tidak ada jumlah uang kompensasi
yang bisa menggantikan budaya yang berasal dari nenek moyang .

Largest hydro-electric power stations

15
a. Impoundment Hydropower

Sistem ini menggunakan dam untuk membendung atau menyimpan air, air yang dikeluarkan
akan merubah energi listrik .

b. Run of Rivers Project

Sistem ini menggunakan aliran air yang berasal dari aliran sungai alami. Sistem ini bisa
dirancang dengan aliran yang besar dengan permukaan yang rendah atau dengan aliran rata –
rata yang kecil dengan ketinggian permukaan yang besar.

16
c. Mikro Hydropower Project

Sistem ini mampu menghasilkan daya listrik 100 kW atau kurang. Sistem ini bisa dirancang
untuk permukaan yang rendah dan tinggi.

d. Pumped Storage

Sistem ini memompa air penyimpan air yang rendah ke penyimpan air bagian atas jika
permintaan kapasitas energi listrik turun. Selama periode permintaan listrik yang tinggi air
mengalir kembali ke reservoir yang rendah dan menghasilkan listrik.

17
3.  BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGI

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik,


baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah
tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan
kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan
sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau
merupakan limbah setelah diambil produk primernya.

Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan  antara lain


merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable).  Di
Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan
berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain
yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan
menjadi tulang punggung penghasil devisa
negara.

Potensi biomassa di Indonesia yang bisa


digunakan sebagai sumber energi jumlahnya
sangat melimpah. Limbah yang berasal dari
hewan maupun tumbuhan semuanya potensial
untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan
perkebunan menghasilkan limbah yang cukup
besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan
lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan
limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga
keuntungan langsung. Pertama, peningkatan
efisiensi energi secara keseluruhan karena
kandungan energi yang terdapat pada limbah
cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak
dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena
seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari
18
pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat
penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih
sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.

Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber


energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat.  Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai
bahan baku pembuatan biodiesel.  Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.

 PRINSIP PEMBAKARAN BAHAN BAKAR

Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar
dengan oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon (C),
Hidrogen (H) dan Belerang (S).  Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang
penting terhadap energi yang dilepaskan adalah C dan H.  Masing-masing bahan
bakar mempunyai kandungan unsur C dan H yang berbeda-beda.

    Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu pembakaran lengkap (complete
combustion) dan pembakaran tidak lengkap (incomplete combustion).
Pembakaran sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan
oksigen hanya akan menghasilkan CO 2, seluruh unsur H menghasilkan H 2O dan
seluruh S menghasilkan SO2. Sedangkan pembakaran tak sempurna terjadi
apabila seluruh unsur C yang dikandung dalam bahan bakar bereaksi dengan
oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO 2. Keberadaan CO pada
hasil pembakaran menunjukkan bahwa pembakaran berlangsung secara tidak
lengkap.

    Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai
entalpi pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan
dari proses pembakaran sempurna.  Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan

19
sebagai Higher Heating Value (HHV) atau Lower Heating Value (LHV).  HHV
diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud cair sedangkan LHV
diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk uap.

    Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan


memanfaatkan oksigen yang ada di udara.  Jumlah udara minimum yang
diperlukan untuk menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah
udara teoritis (atau stoikiometrik).  Akan tetapi pada kenyataannya untuk
pembakaran lengkap udara yang dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis.  
Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis disebut sebagai excess air yang
umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang sering digunakan untuk
mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses pembakaran
tertentu adalah rasio udara-bahan bakar.  Apabila pembakaran lengkap terjadi
ketika jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran
disebut sebagai pembakaran sempurna.

  PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA

Agar biomassa
bisa digunakan
sebagai bahan
bakar maka
diperlukan
teknologi untuk
mengkonversinya.
Terdapat beberapa
teknologi untuk
konversi biomassa,
dijelaskan pada
Gambar 2.
Teknologi konversi
biomassa tentu
20
saja membutuhkan  perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi
biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan.

Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat


dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan
konversi biokimiawi.  Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling
sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar. 
Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk
kepraktisan dalam penggunaan.  Konversi termokimiawi merupakan teknologi
yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam
menghasilkan bahan bakar.  Sedangkan konversi biokimiawi merupakan
teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam  menghasilkan
bahan bakar.

 .  PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA

      a.  Biobriket

Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber
energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga
bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara
namun tidak hanya batubara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti
sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa
yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak
terlalu rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis mesin pengempa briket mulai dari
yang manual, semi mekanis, dan yang memakai mesin. Adapun cara untuk
membuat biobriket secara semi mekanis disajikan dalam bentuk video.

 b.  Gasifikasi

Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses


konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan

21
bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk
menggerakan
generator
pembangkit listrik.
Gasifikasi
merupakan salah
satu alternatif dalam
rangka program
penghematan dan
diversifikasi energi.
Selain itu gasifikasi
akan membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah
pertanian, perkebunan dan kehutanan.  Ada tiga bagian utama perangkat
gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut
reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.

      c.  Pirolisa

Pirolisa adalah penguraian


biomassa (lysis) karena panas (pyro)
pada suhu yang lebih dari 150 oC.
Pada proses pirolisa terdapat
beberapa tingkatan proses, yaitu
pirolisa primer dan pirolisa sekunder.
Pirolisa primer adalah pirolisa yang
terjadi pada bahan baku (umpan),
sedangkan pirolisa sekunder adalah
pirolisa yang terjadi atas partikel dan
gas/uap hasil pirolisa primer.  Penting
diingat bahwa pirolisa adalah
penguraian karena panas, sehingga keberadaan O 2 dihindari pada proses
tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.

22
 

d. Liquification

Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan


proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke
cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan
pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi
liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk
menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan.

e. Biokimia

Pemanfaatan energi biomassa  yang lain adalah dengan cara proses


biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah
hidrolisis, fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah
penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH 4 dan gas lain melalui proses
biokimia. Adapun tahapan proses anaerobik digestion adalah diperlihatkan pada
Gambar   .

23
Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong
dalam konversi biokimiawi.  Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau
glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO 2.  Akan
tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu
menjadi glukosa.  Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air
yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar
pengganti bensin.  Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar
etanol di atas 99.5%.

f.  Transesterifikasi

Transesterifikasi adalah proses kimiawi yang mempertukarkan grup alkoksi


pada senyawa ester dengan alkohol

24
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
1.Energi panas bumi adalah energi yang secara alami sudah terdapat di alam yang berupa
panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.
2.Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu sumber energy yang dapat diperbaharui
dan berkelanjutan (renewable and sustainable).
3. Panas bumi adalah sumber energy yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi
yang berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas
bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
4.Energi panas bumi dapat berupa hidrothermal, Hot dry rocks,Geopressured dan magma
5.Manfaat energi panas bumi diantaranya dapat menghasilkan energy listrik, penggunaan
geothermal secara langsung, dan pemanfaatan geothermal untuk pompa panas.
6. Kelebihan energi panas bumi antara lain merupakan energi yang bersih dan terbaharukan,
tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, bersifat konstan sepanjang musin serta tidak
membutuhkan lahan yang banyak dalam memproduksinya.
7. Kekurangan energi panas bumi antara lain biaya mahal, harus dibangun didaerah yang
bertemperatur dan memiliki ketersediaan panas bumi yang tinggi. Energi panas bumi juga
dapat mempengaruhi kestabilian tanah di area sekitar.

25
DAFTAR PUSTAKA
Andri, 2013. Mengenal Teknologi Pembangkit Listrik
. http//www.mengenal-teknologi- pembangkit-listrik-panasbumi.html (Diakses tanggal 30
maret 2015). Anonim,1998 EnergiBersih.http
://www.greenpeace.org (Diakses tanggal 29 Maret 2015). Anonim, 2009.
Mengenal Teknologi Pebangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
. http://www.esdm.go.id (Diakses Tanggal 1 April 2015). Anonim, 2014. Energi Panas Bumi
http://id.wikipedia.org/ (Diakses tanggal 30 maret 2015). Anonim. 2014. Kelebihan dan
Kekurangan Energi Geothermal. http://alamendah.org. (Diakses Tanggal 30 Maret 2015).
Marwaningsih, Fitri. 2012. Energy Geothermal-Energi Panas Bumi.
http://fitrimarwaningsih.wordpress.com (Diakses Tanggal 29 Maret 2015). Maryadi, 2012.
Potensi Energi Baru-Terbarukan Indonesia. http://www.esdm.go.id (Diakses tanggal 1 April
2015). Novitasari, 2011. Energi Panas Bumi.http://www.novitasari.blogspot.com (Diakses
tanggal 30 Maret 2015).
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik
%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20III
%20BIOMASSA/indexBIOMASSA.htm
http://fatkhan.web.id/energi-air-hidro-power/

26

Anda mungkin juga menyukai