Anda di halaman 1dari 12

KEWARGANEGARAAN

MENAATI PERATURAN LALU LINTAS


KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA:

1. ARI YAHYA SETIAWAN


2. APRILLIA JESSICA BLESZYNKY BERNARD
3. BERTI TERINATHE
4. JENY NOVELLA SINTIA HUWAE
5. KEROLINA YEWI
6. LIDIA IRNA
7. MARDEBI SOBUBER
8. NOVELLA UROPDANA
9. YUPITE LAMBE
10. YOGA ARIF PAMBUDI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Makalah Praktikum
Kewarganegaraan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pengerjaan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Menaati Peraturan Lalulintas bagi para pembaca dan juga
bgai penulis.
Daftar Isi
Cover .................................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode
Bab II Pembahasan
A. Pengertian
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

   S a l a h s a t u p e r m a s a l a h a n y a n g s e l a l u d i h a d a p i d i k o t a - k o t a
b e s a r   adalah masalah lalu lintas. Hal ini terbukti dari adanya indikasi
angka-angkakecelakaan lalu lintas yang selalu meningkat. Keadaan ini
merupakan salahsatu perwujudan dari perkembangan teknologi modern.
Perkembangan lalu-lintas itu sendiri dapat memberi pengaruh, baik yang bersifat
negative maupunyang bersifat positif bagi kehidupan masyarakat.Sebagaimana
diketahui sejumlah kendaraan yang beredar dari tahun ketahun semakin meningkat.
Hal ini nampak juga membawa pengaruh terhadapkeamanan lalu lintas yang
semakin sering terjadi, pelanggaran lalu lintas yangmenimbulkan kecelakaan lalu
lintas dan kemacetan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh
banyak faktor tidak sekedar oleh pengemudi kendaraan yang buruk,
pejalan kaki yang kurang hati-hati,kerusakan kendaraan, rancangan kendaraan
cacat pengemudi, rancangan jalan,dan kurang mematuhinya rambu-rambu lalu
lintas” ( Suwardjoko : 2005 :135) Lalu lintas dan pemakai jalan memiliki
peranan yang sangat pentingd a n strategis sehingga
p e n y e l e n g g a r a a n n y a d i k u a s a i o l e h n e g a r a d a n  pembinaannya
dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mewujudkanlalu lintas
dan pengguna jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, dan teratur.
Pembinaan di bidang lalu lintas jalan yang meliputi aspek pengaturan,pengendalian,
dan pengawasan lalu lintas harus ditujukan untuk keselamatan,keamanan,
ketertiban, kelancaran lalu lintas jalan.
 Dalam rangka pembinaan lalu lintas jalan, sebagaimana tersebut
dia t a s , d i p e r l u k a n p e n e t a p a n s u a t u a t u r a n u m u m y a n g b e r s i f a t
s e r a g a m d a n  berlaku secara nasional serta dengan mengingat ketentuan
lalu lintas yang berlaku secara internasional. Salah satu permasalahan yang
selalu dihadapi dik o t a - k o t a b e s a r a d a l a h m a s a l a h l a l u l i n t a s . H a l i n i
terbukti dari adanyaindikasi angka kecelakaan lalu lintas yang
s e l a l u m e n i n g k a t . D e w a s a i n i ,  perkembangan lalu lintas yang semakin
meningkat sangat pesat, keadaan inim e r u p a k a n s a l a h s a t u p e r w u j u d a n
dari perkembangan teknologi modern.Perkembangan lalu lintas itu
s e n d i r i d a p a t m e m b e r i p e n g a r u h b a i k y a n g  bersifat positif maupun
bersifat negatif.F a k t o r p e n y e b a b t i m b u l n y a p e r m a s a l a h a n d a l a m l a l u
l i n t a s a d a l a h manusia sebagai pemakai jalan, jumlah kendaraan, keadaan
kendaraan, dan juga kondisi rambu-rambu lalu lintas, merupakan faktor penyebab
timbulnyakecelakaan dan pelanggaran berlalu lintas (Ramdlon naming : 1983 : 23).
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah sebagai berikut:
1.      Apa itu pelanggaran lalu lintas?
2.      Apa saja bentuk pelanggaran lalu lintas?
3.      Apa saja dampak akibat melanggar lalu lintas?
4.      Apa yang menyebabkan pelanggaran lalu lintas?
5.      Apa saja upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas?

C. Tujuan
          Tujuan pembahasan makalah ini agar orang-orang sadar akan pentingnya
keselamatan diri saat berkendara dijalan raya dengan tidak melakukan pelanggaran
lalu lintas, dan untuk menambah wawasan seputar pelanggaran lalulintas yang
sering terjadi di sekitar kita.

D. Manfaat
I. Bagi Masyarakat
Dengan adanya ini di harapkan masyarakat dapat mengetahui
permasalhan pelanggaran lalu lintas yang mengakibatkan kecelakaan
lalulintas sehingga pada akhirnya nanti akan muncul kesadaran untuk
tertib berlalu lintas dalam berkendara kendaraan bermotor.
II. Bagi Penegak Hukum
Dengan adanya ini diharapkan penegak hukum dapat lebih dibantu
dan dipermudah khususnya kepolisian dalam penyebaran
penyampaian peraturan lalu lintas guna ketertiban lalu lintas.
III. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru mengenai
hal tersebut sehingga nantinya saat terjun ke masyarakat dapat turut
serta dalam penyampaian ketertiban berlalulintas agar tidak melangar
dan tidak terjadi kecelakaan lalu lintas.

E. Metode
Bersosialisasi dengan cara pembagian brosur tentang “tertib berlalu lintas
agar tidak terjadi kecelakaan” ke pengguna jalan yang bertempat di lampu
merah Waena.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan tilang
merupakan kasus dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor
14 Tahun 1992. Hukum pidana mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
undang-undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang
melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam
undang-undang pidana. Tujuan hukum pidana adalah untuk menakut-nakuti orang
agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan mendidik seseorang yang
pernah melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan dapat diterima.
Hukum pidana juga dikenal dua jenis perbuatan yaitu kejahatan dan
pelanggaran, kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan
undang-undang tetapi juga bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa
keadilan masyarakat, contohnya mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan
sebagainya. Sedangkan pelanggaran ialah perbuatan yang hanya dilarang oleh
undang-undang, seperti tidak memakai helm, tidak menggunakan sabuk pengaman
dalam berkendara, dan sebagainya.
Pelanggaran terhadap aturan hukum pidana segera diambil tindakan oleh
aparat hukum tanpa ada pengaduan atau laporan dari pihak yang dirugikan, kecuali
tindak pidana yang termasuk delik aduan seperti perkosaan, kekerasan dalam
rumah tangga dan pencurian oleh keluarga. Sedangkan hukuman terdakwa yang
terbukti kesalahannya dapat dipidana mati/ dipenjara/ kurungan atau denda bisa
juga dengan pidana tambahan seperti dicabut hak-hak tertentu. Pelanggaran lalu
lintas tertentu atau tilang yang sering biasanya adalah pelanggaran terhadap Pasal
54 mengenai kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta Pasal 59 mengenai
muatan berlebihan truk angkutan kemudian pelanggaran Pasal 61 seperti salah
memasuki jalur lintas kendaraan.
Namun seringkali dalam penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas tidak
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Banyak kasus pelanggaran lalu lintas
yang diselesaikan di tempat oleh oknum aparat penegak hukum atau Polantas,
dengan kata lain perkara pelanggaran tersebut tidak sampai diproses menurut
hukum (Anonymous, 2009). Pemberian suap kepada Polantas dapat dikenakan
tindak pidana terhadap penguasa umum dengan pidana penjara paling lama 2 tahun
delapan bulan
(Pasal 209 KUHP). Bahkan usaha atau percobaan untuk melakukan kegiatan
tersebut juga dapat dipidana penjara (Pasal 53 (1) (2) jo Pasal 209 KHUP).
Sedangkan bagi Polantas yang menerima suap dapat dikenakan tindak pidana
dengan ancaman penjara paling lama lima tahun (Pasal 419 KUHP).
Singkatnya, persidangan kasus lalu lintas adalah Acara Pemeriksaan Cepat,
dalam proses tersebut para terdakwa pelanggaran ditempatkan di suatu ruangan.
Kemudian hakim akan memanggil nama terdakwa satu persatu untuk membacakan
denda. Setelah denda dibacakan hakim akan mengetukkan palu sebagai tanda
keluarnya suatu putusan.
Tilang sesuai dengan penjelasan pasal 211 UU No 8 Tahun 1981 Tentang
KUHAP dimaksudkan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan pelanggaran
lalu lintas jalan.

Bentuk-bentuk  Pelanggaran  Lalu Lintas  Yang Terjadi


            Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas diantaranya sebagai berikut:

1. Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban


atau keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.

2. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin


mengemudi (SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUJ) yang sah atau
tanda bukti lainnya sesuai peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan
tetapi masa berlakunya sudah kadaluwarsa.

3. Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain


yang tidak memiliki SIM.

4. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan tentang


penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan, pemuatan kendaraan dan
syarat penggandengan dengan kendaraan lain.

5. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda
nomor kendaraan yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang
bersangkutan.

6. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas
jalan, rambu-rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan.

7. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan yang


diijinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara memuat
dan membongkar barang.

8. Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan beroperasi di


jalan yang ditentukan.
Dampak Pelanggaran Lalu Lintas
          Tentunya dari permasalahan yang terjadi pada kondisi lalu lintas di Indonesia
telah menimbulkan berbagai masalah khususnya menyangkut permasalahan lalu
lintas. Permasalahan tersebut, seperti:
1.) Tingginya angka kecelakaan lalu lintas baik pada persimpangan lampu lalu lintas
maupun pada jalan raya;
2.) Keselamatan para pengendara dan para pejalan kaki menjadi terancam;
3.) Kemacetan lalu lintas akibat dari masyarakat yang enggan untuk berjalan kaki
atau memanfaatkan sepeda ontel;
4.) Kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas yang biasa kemudian menjadi budaya
melanggar peraturan.

Penyebab Terjadinya Pelanggaran Lalu lintas


          Hampir setiap hari di indonesi terjadi kecelakaan akibat kesalahan pengemudi,
baik kecelakaan tunggal hingga tabrakan beruntun. Hal ini bisa saja terjadi akibat
kelalaian pengemudi kendaraan yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang
sudah ada demi keamanan, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas. Oleh sebab itu,
perlu diketahui mengapa di indonesia tingkat kesadaran akan mamatuhi peraturan
lalu lintas masih tergolong reandah. Barikut beberapa hal yang mungkin menjwab
penyebab rendahanya kesadaran akan mematuhi peraturan lalu lintas:

1. Minimnya pengetahuan mengenai,peratutran,marka dan rambu lalu lintas


     Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui peraturan-peraturan
lalu lintas, arti dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas. Penyebabnya adalah
kurangnya kesadaran untuk mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu
lintas ditambah pada saat ujian memperoleh SIM, mereka lebih senang
mendapatkan SIM dengan instan daripada mengikuti seluruh prosedur.

2. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang
tuanya sendiri
     Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila
orang tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga
melanggar. 
   
3. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi
     Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang
pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur
arus lalu lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat
simpang tersebut. Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.

4. Memutar balikkan ungkapan


     Sring kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat menyesatkan.
Akan tetapi entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia,
sehingga sangat ingin menerapkannya. Semoga ungkapan ini tidak dipakai pada
saat orang menjalankan ibadah sesuai agamanya.

5. Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain


     Pemerintah telah mewajibkan beberapa standar keselamatan pengemudi saat
mengemudikan kendaraannya seperti wajib memasang safety belt untuk pengemudi
roda 4 dan wajib memakai helm,kaca spion tetap terpasang, dan menyalakan lampu
pada siang hari bagi roda 2. Masih banyak contoh standar keselamatan lainnya,
akan tetapi kenapa pengemudi malas menerapkannya?

6. Melanggar dengan berbagai alasan


     "sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi."
"ah,sekali-sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak lagi
berbagai alasan yang dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk
hal-hal seperti ini.

7. Bisa "damai" ketika tilang


     Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar 
peraturan atau tidak lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang
pertama diajukan oleh pengemudi tersebut adalah jalan "damai". Kalu tidak bisa
"damai" di jalan, pasti nanti bisa coba "damai" lagi sebelum pengadilan demi
mendapatkan kembali surat-surat yang ditahan oleh pihak kepolisian dengan
segera.

Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas


Pertama-tama seorang petugas harus bertanya pada dirinya sendiri, siapakah
pelanggar peraturan lalu lintas tersebut. Hal ini bukanlah menyangkut apa
pekerjaannya, siapa namanya, dan seterusnya. Yang pokok disini adalah bahwa
seorang yang melanggar peraturan lalu lintas, bukanlah selalu seorang penjahat
(walaupun kadang-kadang petugas berhadapan dengan penjahat). Seorang
pengemudi yang melanggar peraturan lalu lintas adalah seseorang yang lalai di
dalam membatasi penyalahgunaan hak-haknya.
Yang kedua adalah bahwa seorang petugas atau penegak hukum harus
menyadari bahwa dia adalah seseorang yang diberi kepercayaan oleh negara untuk
menangani masalah-masalah lalu lintas. Pakaian seragam maupun kendaraan
dinasnya merupakan lambang dari kekuasaan negara yang bertujuan untuk
memelihara kedamaian di dalam pergaulan hidup masyarakat. Seorang petugas
yang emosional dan impulsif tidak saja akan merusak seluruh korps, walaupun dia
selalu disebut oknum apabila berbuat kesalahan. Penanganan terhadap para
pelanggar, memerlukan kemampuan dan ketrampilan professional. Oleh karena itu,
maka para penegak hukum harus mempunyai pendidikan formal dengan taraf
tertentu, serta pengetahuan dan pemahaman hukum yang cukup besar.
Pengutamaan kekuatan fisik, bukanlah sikap professional di dalam menangani
masalah-masalah lalu lintas.
Perencanaan jalan raya dan pemasangan rambu lalu lintas yang disertai 
pertimbangan, akan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pemasangan
rambu yang tepat untuk memperingati pengemudi bahwa di mukanya terdapat
tikungan yang berbahaya, misalnya, akan dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
Pemasangan rambu yang tidak wajar akan menyebabkan terjadinya kebingungan
pada diri pengemudi. Bentuk jalan raya, besar kecilnya bentuk huruf, dan warna
rambu lalu lintas, mempunyai pengaruh terhadap pengemudi.
Pemasangan lampu lalu lintas, juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku
pengemudi. Apabila lampu lalu lintas tersebut ditempatkan sejajar dengan garis
berhenti, maka hal itu akan menyebabkan pengemudi menghadapi masalah.
Masalahnya adalah, untuk melihat lampu dengan jelas, maka dia harus berhenti jauh
di belakang garis behenti. Apabila hal itu dilakukan, maka dia akan dimaki-maki oleh
pengemudi-pengemudi yang berada di belakangnya. Kalau dia berhenti tepat di
garis berhenti, maka agak sukar baginya untuk melihat lampu lalu lintas.
Pendidikan bagi pengemudi, juga merupakan salah satu cara dalam
menangani para pelanggar lalu lintas. Pada masyarakat lain di luar Indonesia,
sekolah mengemudi merupakan suatu lembaga pendidikan yang tujuan utamanya
adalah menghasilkan pengemudi-pengemudi yang cakap dan terampil di dalam
mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh
para ahli, yang tidak hanya melingkupi mereka yang biasa menangani masalah-
masalah lalu lintas, akan tetapi kadang-kadang juga ada psikologinya maupun ahli
ilmu-ilmu sosial lainnya. Di dalam sekolah pendidikan pengemudi tersebut, yang
paling pokok adalah sikap dari instruktur. Instruktur harus mampu menciptakan
suatu suasana dimana murid-muridnya dengan konsentrasi penuh menerima
pelajarannya.
Seorang instruktur harus mempunyai kemampuan untuk mendidik,
kemampuan untuk mengajar saja tidaklah cukup. Murid-murid harus diperlakukan
sebagai orang dewasa, berilah kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengambil
keputusan, oleh karena di dalam mengendarai kendaraan yang terpenting adalah
dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Kalau tidak maka kemungkinan
besar akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kerugian benda atau hilangnya
nyawa seseorang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penegakan peraturan lalu lintas secara baik sangat tergantung pada beberapa
faktor yang selama ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni:
pemberian teladan kepatuhan hukum dari para penegak hukum sendiri, sikap yang
lugas (zakelijk) dari para penegak hukum, penyesuaian peraturan lalu lintas dengan
memperhatikan usaha menanamkan pengertian tentang peraturan lalu lintas,
penjelasan tentang manfaat yang konkrit dari peraturan tersebut, serta appeal
kepada masyarakat untuk membantu penegakan peraturan lalu lintas.
Penegak hukum di jalan raya, merupakan suatu hal yang sangat rumit. Pertama-
tama penegak hukum harus dapat menjaga kewibawaannya untuk kepentingan
profesinya. Di lain pihak dia harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri
untuk mengambil keputusan yang bijaksana, sehingga menghasilkan keadilan.
Semenjak calon pengemudi menjalani ujian untuk memperoleh surat izin
mengemudi harus dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut tingkat kecerdasan
pengemudi, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat, aspek fisik
pengemudi/calon pengemudi.

B. Saran

Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta harus
mematuhi dan melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri jalan terus atau
ke kiri ikuti lampu, dilarang parkir juga tidak membuang sampah sembarangan di
jalan. Kecepatan dalam mengendarai kendaraan harus disesuaikan dengan kondisi
jalan, apakah jalan tersebut ramai atau sepi, waktu pagi, siang, sore, ataupun
malam. Untuk angkutan umum hendaknya tidak menaikkan atau menurunkan
penumpang sembarangan. Dalam memanfaatkan jalan, kita harus menyadari bahwa
bukan hanya kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap orang berhak
menggunakannya. Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun, setiap orang
berkewajiban untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan mematuhi
peraturan lalu lintas yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.makalah.co.id/2013/04/makalah-pelanggaran-lalulintas.html

Anda mungkin juga menyukai