A. Pendahuluan
Dalam drama terdapat banyak unsur. Salah satu dari unsur tersebut adalah alur. Alur
merupakan jalan cerita atau urut-urutan peristiwa dalam drama. Alur terdiri dari banyak
jenis. Berikut ini akan dikemukakan jenis-jenis drama setelah menelaah beberapa
pendapat yang relevan dari sumber pustaka yang terjangkau.
B. Kutipan Pendapat
Alur maju
Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur progresif. Peristiwa-peristiwa
ditampilkan secara kronologis, maju, secara runtut dari awal tahap, tengah hingga akhir.
Alur mundur
Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back.
Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru kemudian tahap
awalnya.
Alur tunggal
Dalam alur tunggal biasanya cerita drama hanya menampilkan seorang tokoh
protagonis. Cerita hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut.
Alur jamak
Dalam alur jamak, biasanya cerita drama menampilkan lebih dari satu tokoh protagonis.
Perjalanan hidup tiap tokoh ditampilkan.
Alur erat
Alur erat disebut juga alur ketat atau padat. Dalam drama yang beralur cepat, susul
menyusul, setiap bagian terasa penting dan menentukan.
Alur longgar
Alur tertutup
Dalam drama yang beralur tertutup, penampilan kisahnya diakhiri dengan kepastian
atau secara jelas.
Alur terbuka
Dalam drama yang beralur terbuka, penampilan kisahnya diakhiri secara tidak pasti,
tidak jelas, serba mungkin. Jadi akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembaca
atau penonton.
Alur bawahan
Alur kedua atau tambahan yang disusupkan disela-sela bagian alur utama sebagai
variasi. Alur bawahan merupakan lakuan tersendiri tetapi yang masih ada hubungannya
dengan alur utama. Ada kalanya alur bawahan ini dimaksudkan untuk menimbulkan
kontras, adakalanya sejalan dengan alur utama. (Sudjiman, 1990: 4)
Jalinan peristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra, kalau salah satu
peristiwa ditiadakan, keutuhan cerita akan terganggu. (Sudjiman, 1990: 4-5)
Alur longgar
Jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam karya sastra, meniadakan salah satu
peristiwa tidak akan menganggu jalan cerita. (Sudjiman, 1990: 5)
Alur menanjak
Jalinan peristiwa dalam satu karya sastra yang semakin menanjak sifatnya. (Sudjiman,
1990: 5)
1. Alur longgar, yaitu jika sebagian alur ditinggalkan keutuhan cerita tidak terganggu.
2. Alur ketat, yaitu jika sebagian alur ditinggalkan keutuhan cerita menjadi terganggu.
Alur/plot adalah jalan cerita atau urut-rutan peristiwa dalam drama. Jenis alur:
Alur maju
Alur mundur/flashback/regresif
Pada alur mundur cerita dimulai dari masa lalu, cerita masa sekarang, kemudian cerita
masa yang akan datang.
Alur campuran
Alur campuran merupakan alur yang dimulai dari awal/masa sekarang, masa lalu,
kembali ke masa sekarang, kemudian masa depan.
Dalam tiap skenario terdapat bagian awal, bagian tengah atau disebut juga bagian
“yang ruwet”, dan bagian akhir.
Bagian awal
Sebelum masalah pokok diletakkan oleh pengarang sebagai dasar penggarapan, pada
menit-menit permulaan pengarang memberikan berbagai informasi penting. Bersama
dengan itu ia pun berupaya agar penonton terpukat. Pada bagian awal ini terungkap
jawaban dari pertanyaan sekitar dimana peristiwa terjadi, kapan terjadi, siapakah
pelaku-pelakunya, bagaimana peristiwa itu terjadi. Hal tersebut disebut dengan
eksposisi (exposition), yang berfungsi sebagi pengantar. Selesai eksposisi baru
tampil initial incident, yaitu peristiwa penggerak yang akan menuju klimaks dengan
melewati berbagai penanjakkan action.
Bagian tengah
Dibagian ini disusun kejadian-kejadian yang bersangkut paut dengan masalah pokok
yang telah disodorkan kepada penonton dan membutuhkan jawaban. Perubahan perlu
dilakukan jika plot memang menuntut demikian.
Bagian akhir
Pada bagian inilah seluruh pertanyaan satu demi satu terjawab. Di sini tercapai klimaks
terbesar. Jika pada bagian-bagian sebelumnya terjadi klimaks juga, hendaknya bagian
akhir merupakan klimaks terbesar, setelah melewati berbagai krisis.
Karya sastra yang lengkap mengandung cerita, pada umumnya mengandung delapan
bagian alur. Bagian-bagian tersebut adalah: (Hariyanto, 2000:38-39)
Eksposisi
Eksposisi sering disebut sebagi paparan. Eksposisi adalah bagian karya sastra drama
yang berisi keterangan mengenai tokoh serta latar. Biasanya eksposisi terletak pada
bagian awal. Dalam tahapan ini pegarang memperkenalkan para tokoh dan
memberikan gambaran peristiwa yang akan terjadi.
Rangsangan
Rangsangan adalah tahapan alur ketika muncul kekuatan, kehendak, kemauan, sikap,
atau pandangan yang saling bertentangan.
Bagian ini merupakan tahapan ketika suasana emosional memanas karena adanya
pertentangan dua atau lebih kekuatan. Konflik dapat dikelompokkan menjadi empat,
yaitu: manusia dengan alam, manusia dengan sesama, manusia dengan dirinya sendiri
(batin), dan manusia dengan penciptanya.
Klimaks
Klimaks adalah titik puncak cerita. Bagian ini merupakan tahapan ketika pertentangan
yang terjadi mencapai titik optimalnya. Peristiwa dalam tahap ini merupakan pengubah
nasib tokoh. Ini merupakan puncak rumitan dan puncak ketegangan penonton.
Bagian ini adalah bagian alur yang mengawali leraian. Tahap ini ditandai oleh
perubahan alur cerita menuju kesudahannya.
Leraian
Leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapainya klimaks, merupakan peristiwa
yang menunjukkan perkembngan lakuan kearah selesaian. Dalam tahap ini kadar
pertentangan mereda.
Penyelesaian
Ini merupakan bagian akhir alur drama. Dalam tahap ini biasanya rahasia atau
kesalahpahaman yang bertalian dengan alur cerita terjelaskan. Kesimpulan
terpecahkannya masalah dihadirkan dalam tahap ini.
Eksposisi
Eksposisi adalah bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra drama. Bagian
ini memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang diperlukan
untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti tokoh cerita, masalah,
tempat dan waktu, dan sebagainya.
Komplikasi
Bagian ini sering disebut juga penggawatan. Komplikasi merupakan lanjutan dari
eksposisi dan peningkatan daripadanya. Dalam bagian ini salah seorang tokoh cerita
mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari
prakarsa itu tidak pasti sehingga timbullah kegawatan.
Klimaks
Komplikasi kemudian disusul klimaks. Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan,
berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir yang menentukan nasib tokoh dalam
cerita.
Resolusi
Dalam resolusi semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa tokoh terpecahkan.
Konklusi
Dalam bagian ini nasib tokoh cerita sudah pasti. Konklusi merupakan akhir cerita.
C. Pembahasan
Dalam sebuah alur terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian awal, tengah, dan akhir. Di
dalam bagian-bagian tersebut terdiri atas eksposisi, rangsangan, konflik atau tikaian,
rumitan atau komplikasi, klimaks, krisis atau titik balik, leraian, penyelesaian. Pada
dasarnya alur terdiri atas bagian-bagian tersebut, namun ada yang sering menyebutnya
dengan istilah-istilah lain.
D. Kesimpulan
E. Penutup
Dengan demikian telah kita ketahui beberapa macam dari alur dan juga bagian-bagian
dari alur.