Bahaya Sifat Dengki Dan Iri Hati
Bahaya Sifat Dengki Dan Iri Hati
Bila Anda menginginkan keselamatan baik di dunia maupun akhirat, maka mulai sekarang
jauhilah sifat dengki dan iri hati yang sudah terlanjur melekat dalam diri.
Karena sifat dengki dan iri hati yang melekat pada diri kita akan membawa kita ke dalam api
neraka, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW berikut ini,
ِّ ك ع َْن ِعي َسى ب ِْن أَبِي ِعي َسى ْال َحنَّا ِط ع َْن أَبِي
الزنَ&&ا ِد ع َْن ٍ َح َّدثَنَا هَا ُرونُ بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ ْال َح َّما ُل َوأَحْ َم ُد بْنُ اأْل َ ْزهَر قَااَل َح َّدثَنَا ابْنُ أَبِي فُ َد ْي
ْ طفِ ُئ ْال َخ ِطيئَ&ةَ َك َم&&ا ي
ُطفِ ُئ ْ ُالص& َدقَةُ ت َ َت َك َم&&ا تَأْ ُك& ُل النَّا ُر ْال َحط
َّ ب َو ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ْال َح َس& ُد يَأْ ُك& ُل ْال َح َس&نَا
َ ِ س أَ َّن َرسُو َل هَّللا
ٍ َأَن
ِّ صاَل ةُ نُو ُر ْال ُم ْؤ ِم ِن َوال
ِ َّصيَا ُم جُ نَّةٌ ِم ْن الن
ار َّ ْال َما ُء النَّا َر َوال
“Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah Al Hammal] dan [Ahmad bin Al Azhar]
keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] dari [Isa bin Abu Isa Al
Hannath] dari [Abu Az Zinad] dari [Anas], bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Kedengkian akan memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar, dan
sedekah akan menghapus kesalahan sebagaimana air dapat mematikan api. Shalat adalah
cahaya seorang mukmin, sedangkan puasa adalah perisai dari api neraka.” (HR. Ibnu Majah
nomor 4200)
Sungguh, betapa buruk dan jeleknya sifat iri dan dengki. Karena menurut hadits tersebut, kedua
sifat ini akan memakan habis tak bersisa kebaikan dan amal perbuatan lain yang telah kita
lakukan selama ini. Bila iri dan dengki sudah merasuki hati kita, tidak peduli tetangga ataupun
sodara, semua akan terkena imbasnya.
Mungkin kita sering melihat secara langsung dengan mata kepala kita
sendiri, atau ditelevisi akan kebakaran yang menimpa gedung-gedung yang
bertingkat, gedung mewah, atau bahkan gubuk derita sekalipun,
ludes ditelan api dalam sekejap mata memandang. Lihatlah pagaruyung
yang mewah itu, jangankan bangunan utamanya, bangunan disampingnyapun
bisa terkena hembusan api yang menyala-nyala, merah merekah, bak apel
yang lagi ranum saking merahnya. Ini baru api dunia yang memakan
bangunan, apatah lagi api neraka yang warnanya bisa hitam pekat, tidak
bisa dibayangkan oleh pikiran kita betapa panasnya api neraka tersebut.
Jadi, betapa besarnya pengaruh sifat dengki pada diri seseorang, dan
betapa seseorang bisa masuk surga hanya karena tidak adanya setitikpun
rasa iri atau dengki pada sesama. Pada adik kita, pada anak kita, pada
suami/istri kita, pada teman kita, pada tetangga kita, atau bahkan pada
madu kita sekalipun.Karena kita harus menyadari, : likulli syaiin
maziyyah; (Pada setiap orang masing-masingnya punya kelebihan yang
telah ditetapkan oleh Allah Ta;ala) .
Allah Ta;ala berfirman dalam Q.S Annisa ayat 32,
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada
bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari
apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Orang yang hasad, menginginkan agar karunia yang telah diberikan oleh Allah Ta;ala kepada
orang yang diirikannya itu hilang, dan beralih kepada dirinya, baik itu kelebihannya, kasih
sayang orang kepadanya, keutamaannya, kekayaannya, kepintarannya, atau apapun yang
merupakan kelebihan orang tersebut, hilang lenyap, bahkan ia tak segan-segan berupaya
membuat tipu daya, segala macam cara agar karunia dan rahmat serta kelebihan yang ada pada
orang tersebut hilang diterpa angin, kalau bisa tak berbekas sama sekali. Dan karunia, atau
kelebihan itu beralih kepada dirinya, saking hasadnya ia pada orang tersebut. betapa jeleknya
sifat ini, wajar saja kebaikan, amalan ibadah kita bisa terlahap sampai hangus, kehitaman, yang
ada hanya debu-debu berterbangan, karena betapa jeleknya sifat iri ini.
Kalau kita tak ingin amalan ibadah kita lenyap begitu saja, ada baiknya
kita sering-sering mengingat hadits tersebut, terutama disaat melihat
kebakaran, atau minimal melihat kayu ditungku saat kita memasak, atau
melihat orang sedang masak.Kita sadar, begitulah rasa
iri, dengki, atau hasad memakan segala kebaikan yang telah
bertahun-tahun kita kerjakan. Apakah kita mau amalan kita sia-sia bagai
angin menerbangkan daun kering? betapa rapuhnya daun yang telah kering
kerontang itu.
Artinya: “dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki” (Q.S. Al Falaq ayat 5)
Menurut tafsir Jalalayn, ayat tersebut menerangkan bahwa apabila ia menampakkan
kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang dipendamnya itu, sebagaimana yang telah
dikerjakan oleh Lubaid si Yahudi tadi; dia termasuk orang-orang yang dengki terhadap Nabi
saw. Ketiga jenis kejahatan yang disebutkan sesudah lafal Maa Khalaq, padahal semuanya itu
telah terkandung di dalam maknanya, hal ini tiada lain mengingat kejahatan yang ditimbulkan
oleh ketiga perkara tersebut sangat parah.
Menurut tafsir Quraish Shihab, ayat tersebut memiliki makna bahwa doa agar terhindar dari
kejahatan orang yang dengki yang mengharapkan hilangnya nikmat dari orang selain dirinya.
Hanya ada rasa hasad didalam diri seseorang yang diperbolehkan oleh
agama sebagaimana sabda Rasulullah yang kira-kira bermaknakan:Tidak diperbolehkan hasad
kecuali dalam dua perkara, Seseorang yang
diberikan oleh Allah ta’ala akan harta lalu ia menafkahkan hartanya itu
pada jalan Allah, dan seseorang yang diberikan karunia oleh Allah
Ta;ala akan ilmu dan ia mengamalkan ilmunya serta memberikannya
pada orang
lain.
Lantas bagaimana cara kita agar kita terhindar dari sifat iri
tersebut? Caranya cukup mudah, asal ada kemauan yang kuat.
Pertama:.Kita harus menyadari bahwa kalau kita iri, segala amalan kita
akan rusak.
Kedua: Kita harus menyadari, dan bersyukur atas karunia yang telah
diberikan oleh Allah ta;ala, Allah berfirman.Jika kamu bersyukur
maka nikmatku akan kutambah, tetapi bila kamu kafir (tak bersyukur),
maka tunggulah azab ku yang maha pedih
Ketiga:Kita harus menyadari bahwa ada beberapa perkara yang tidak bisa
diganggu gugat oleh manusia dari ketentuan yang pencipta,yaitu,
kelahiran, kematian, rezeki dan jodoh seseorang, telah ditetapkan dari
Allah Ta;ala.
Keempat: Tak perlulah kita mencari-cari aib, atau kesalahan seseorang,
hal ini akan menimbulkan dosa dan rasa iri dengki kita saja pada orang
tersebut.Allah berfirman;Janganlah kamu bertajassus( mencari-cari
kesalahan orang lain); Dan janganlah kamu bergunjing.( bergunjing
hanya dibolehkan agama dalam beberapa perkara, salah satunya bila ada
niatan baik untuk merubah orang yang kita gunjingkan tersebut.)
Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang tak memiliki kesalahan,
yang benar datangnya dari Allah Ta;ala, yang salah berasal dari
diri saya sendiri dan syetan.