Anda di halaman 1dari 4

A.

Diabetes
1. Gejala Klinis
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak
memproduksi insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah.
Hiperglikemia atau gula darah yang meningkat, merupakan efek umum dari diabetes yang
tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak
sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah (WHO, 2011).
Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifalgia, penurunan berat
badan yang tidak diketahui penyebabnya (Purnamasari, 2009).
2. Pemeriksaan Fisik
a). Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya (menurun
atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).

b). Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang tidak
normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bias juga terapa lembek.

c). Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya ulkus

3. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Smeltzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang untuk penderita
diabetes melitus antara lain :

Pemeriksaan Vaskuler

a). Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda


asing, osteomelietus.

b). Pemeriksaan Laboratorium

1). Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu,


GDP (Gula Darah Puasa)

2). Pemeriksaan urine, dimana urine diperiksa ada atau tidaknya


kandungan glukosa pada urine tersebut. biasanya pemeriksaan
dilakukan menggunakan cara Benedict (reduksi). Setelah
pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna
yang ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah
bata (++++).
3). Pemeriksaan kultur pus, yang bertujuan untuk mengetahui
jenis kuman yang terdapat pada luka dan untuk observasi
dilakukan rencana tindakan selanjutnya.

4). Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan


tindakan pembedahan.

B. Hipertiroid

1. Gejala Klinis

Menurut American Thyroid Association dan American Association of Clinical


Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi berupapeningkatan kadar
hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn
et al, 2011).

Hipertiroidisme merupakan salah satu bentuk thyrotoxicosis atau tingginya kadar


hormon tiroid, T4, T3 maupun kombinasi keduanya, di aliran darah. Peningkatan kadar
hormon tiroid menyebabkan paparan berlebihan pada jaringan-jaringan tubuh yang
menyebabkan munculnya berbagai manifestasi klinik yang terkait dengan fungsi hormon
tiroid dalam berbagai proses metabolisme tubuh (Bartalena, 2011).

2. Pemeriksaan Fisik

manifestasi klinis yang terdiri dari peningkatan frekuensi denyut jantung, gelisah,
lekas marah, tremor, iritabilitas, tidak tahan panas, keringat berlebihan, penurunan berat
badan, peningkatan rasa lapar, gondok, exopthalmus, dan lain-lain.

3. Pemeriksaan Penunjang

a). TSH serum (biasanya menurun)

b). T3, T4 (meningkat)

c). Tes darah hormone tiroid

d). X-ray scan, CT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor).

C. Depresi

1. Gejala klinis
Depresi merupakan gangguan yang terutama ditandai oleh kondisi emosi sedih dan
muram serta terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal (APA, 1994)

2. Pemeriksaan Fisik

a). Gejsla – gejala depresi normal seperti perasaan – perasaan tidak bersemangat, sedih,
Gangguan Cemas (Anxietas)
b). Gangguan Psikotik
(1). Pemeriksaan fisik diperlukan untuk menyingkirkan penyebab organic dari
psikotiknya (gangguan mental organik). Selain itu pasien dengan gangguan
psikotik juga sering terdapat gangguan fisik yang menyertai karena perawatan
diri yang kurang.
c). Gangguan Depresi,
(1). Respirasi meningkat
(2). Tekanan darah dapat meningkat
d) Gangguan Panik
3. Pemeriksaan Penunjang
a). Gangguan Cemas (Anxietas)
b). Gangguan Psikotik
(1). Dilakukan jika dicurigai adanya penyakit fisik yang menyertai untuk
menyingkirkan diagnosis banding gangguan mental organik.
(2). Apabila ada kesulitan dalam merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat lanjut maka pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
mampu perlu dilakukan pemeriksaan penunjang yang sesuai seperti: darah
perifer lengkap, elektrolit, gula darah, fungsi hati, fungsi ginjal, serta
radiologi dan EKG.

c). Gangguan Depresi

Laboratorium dan penunjang lainnya tidak ditemukan adanya tanda yang


bermakna. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis
banding sesuai keluhan fisiknya.

Anda mungkin juga menyukai