Anda di halaman 1dari 49

SOSIALISASI AKREDITASI

SASARAN REAKREDITASI 2021

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH


PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2021
Sosialisasi IASP dan Norma Etika
(3 JP)
“Nara Sumber”
Anggota BAN SM Propinsi Jawa Tengah
Disampaikan dalam Sosialisasi Akreditasi Sekolah /Madrasah
BAN S/M Provinsi Jawa Tengah
Zoom Meeting, 12 13 Agustus 2021
TUJUAN
1. Memiliki persamaan persepsi tentang
substansi IASP 2020;
2. Memahami petunjuk teknis pengisian IASP
2020;
3. Memberi penilaian level kinerja pada
setiap butir.
ALUR PROSES AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

1
2

3
4
5
6 8
7 Contoh
Langkah
3
LANGKAH KE-1
1 SOSIALISASI INSTRUMEN AKREDITASI SATUAN
PENDIDIKAN (IASP) DAN PELAKSANAAN AKREDITASI
BAN-S/M Provinsi
1. Ketua BAN-S/M Provinsi mengundang anggota BAN-S/M Provinsi, Disdik Provinsi, Kanwil
Kemenag, Disdik Kabupaten/Kota, Kankemenag, KPA-S/M, dan sekolah/madrasah sasaran
visitasi untuk mengikuti sosialisasi akreditasi.
2. BAN-S/M Provinsi menginformasikan kuota sekolah/madrasah yang akan dibiayai dari APBN
dan daftar sekolah/madrasah yang sudah menjadi sasaran visitasi.BAN-S/M Provinsi
menetapkan jadwal tahapan proses akreditasi dan batas akhir waktu setiap periode penetapan
hasil akreditasi selama tahun berjalan dengan memperhatikan kuota sasaran visitasi.
Sekolah/Madrasah
1. Sekolah/madrasah mengunduh IASP2020 dari situs web BAN-S/M, mempelajarinya kemudian
menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk akreditasi.
2. Sekolah/madrasah melakukan pengisian Data Isian Akreditasi (DIA) melalui Sispena-S/M,
termasuk mengunggah dokumen yang diperlukan.

KEMBALI
LANGKAH KE-3
3 VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

1. BAN-S/M Provinsi memantau pelaksanaan visitasi yang dilakukan oleh asesor melalui
Sispena-S/M.
2. Asesor
a. Melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah.
b. Memasukkan data hasil visitasi pada Sispena-S/M.
c. Mengisi berita acara pelaksanaan visitasi dan menandatangani secara digital pada Sispena-S/M.
d. Melaporkan hasil visitasi kepada BAN-S/M Provinsi melalui Sispena-S/M. Tidak perlu salinan
dokumen cetak.
e. Menyusun rekomendasi untuk sekolah/madrasah melalui Sispena-S/M.
3. Kepala Sekolah/Madrasah
f. Menerima asesor dalam melaksanakan visitasi.
g. Menyiapkan dokumen yang diperlukan sebagai bukti fisik.
h. Memberi kesempatan asesor bertanya kepada warga sekolah/madrasah sesuai dengan pilihan
asesor.
i. Mengisi Berita Acara Pelaksanaan Visitasi dan menandatanganinya secara digital melalui
Sispena-S/M.
j. Mengisi Kartu Kendali Proses Visitasi dan menandatanganinya secara digital melalui Sispena-S/M.
CONTOH
LANGKAH VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 Tujuan
⚫ Mendapatkan data dan informasi tentang kondisi
objektif sekolah/madrasah untuk menentukan
status dan peringkat akreditasi.

Ruang Lingkup
⚫ Ruang lingkup Visitasi ke Sekolah/Madrasah
adalah: (1) BAN-S/M Provinsi, (2) Asesor, dan (3)
Sekolah/Madrasah.
CONTOH
LANGKAH VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 Tanggung-Jawab dan Wewenang


1. BAN-S/M Provinsi memantau pelaksanaan visitasi yang dilakukan
oleh asesor melalui Sispena-S/M.
2. Asesor
a. Melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah.
b. Memasukkan data hasil visitasi pada Sispena-S/M.
c. Mengisi berita acara pelaksanaan visitasi dan menandatangani secara digital pada Sispena-S/M.
d. Melaporkan hasil visitasi kepada BAN-S/M Provinsi melalui Sispena-S/M. Tidak perlu salinan dokumen cetak.
e. Menyusun rekomendasi untuk sekolah/madrasah melalui Sispena-S/M.
3. Kepala Sekolah/Madrasah
a.Menerima asesor dalam melaksanakan visitasi.
b. Menyiapkan dokumen yang diperlukan sebagai bukti fisik.
c.Memberi kesempatan asesor bertanya kepada warga sekolah/madrasah sesuai dengan pilihan
asesor.
d. Mengisi Berita Acara Pelaksanaan Visitasi dan menandatanganinya secara digital melalui
Sispena-S/M.
e.Mengisi Kartu Kendali Proses Visitasi dan menandatanganinya secara digital melalui Sispena-S/M.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 Langkah Kegiatan (Visitasi Luring)


a. Asesor menerima surat tugas dan dokumen yang diperlukan.
b. Masing-masing asesor mengisi pakta integritas dan menandatangani secara digital pada
aplikasi Sispena-S/M. (Format 3.1).
c. Asesor menelaah dan mempelajari indikator pemenuhan mutlak, indikator pemenuhan
relatif, DIA, dan dokumen sekolah/madrasah yang akan divisitasi melalui aplikasi
Sispena-S/M.
d. Asesor melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah.
e. Asesor menunjukkan surat tugas asesor kepada Kepala Sekolah/Madrasah.
f. Sekolah/madrasah menjelaskan profil sekolah/madrasah kepada asesor.
g. Asesor mengobservasi situasi sekolah/madrasah, melakukan pengkajian dokumen
tertulis maupun foto kegiatan-kegiatan, menyebarkan angket, dan mewawancarai
responden.
h. Asesor mengunggah foto sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah/madrasah
sebagai bagian laporan pada Sispena-S/M
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 Langkah Kegiatan (Visitasi Luring)

i. Asesor melakukan verifikasi, validasi, klarifikasi, dan penilaian kinerja sesuai


IASP2020 berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, angket
dan dokumen sekolah/madrasah.
j. Masing-masing asesor melakukan penilaian secara independen terhadap kinerja
sekolah/madrasah secara menyeluruh.
k. Tim asesor mendiskusikan temuan hasil visitasi.
l. Asesor menyampaikan temuan hasil visitasi kepada sekolah/madrasah namun
tidak memberi tahu hasil penilaian asesor.
m. Masing-masing asesor mengisi nilai visitasi individu secara independen.
n. Tim asesor menyepakati nilai kelompok untuk setiap butir. Ketua tim asesor
mengisi nilai kelompok melalui Sispena-S/M.
o. Tim asesor menyusun rekomendasi hasil visitasi setiap sekolah/madrasah. Ketua
tim asesor menginputnya pada aplikasi Sispena-S/M.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 p.
Langkah Kegiatan (Visitasi Luring)

Ketua tim asesor mengisi Berita Acara Pelaksanaan Visitasi melalui Sispena-S/M dan
ditandatangani secara digital oleh kedua asesor dan kepala sekolah/madrasah pada aplikasi
Sispena-S/M. (Format 3.2).
q. Tim Asesor mengunggah foto dokumentasi hasil visitasi berupa: a) 4 (empat) foto sarana dan
prasarana; b) 4 (empat) foto kegiatan sekolah/madrasah; c) 1 (satu) foto kegiatan temu awal,
dan d) 1 (satu) foto kegiatan temu akhir, pada aplikasi Sispena-S/M.
r. Kepala sekolah/madrasah mengisi Kartu Kendali Proses Visitasi dan menandatanganinya
secara digital melalui aplikasi Sispena-S/M. Kartu Kendali dapat diisi oleh kepala
sekolah/madrasah setelah tim asesor menyelesaikan penilaian di Sispena-S/M. Kartu Kendali
tidak perlu dikirim ke BAN-S/M atau BAN-S/M Provinsi dalam bentuk salinan cetak (Format 3.3).
s. Tim asesor menyampaikan laporan visitasi ke BAN-S/M Provinsi melalui aplikasi Sispena-S/M.
t. BAN-S/M Provinsi melakukan pengecekan kelengkapan laporan visitasi dan rekomendasi
melalui aplikasi Sispena-S/M (Format 3.4).
u. BAN-S/M Provinsi mengecek Kartu Kendali Proses Visitasi melalui aplikasi Sispena-S/M.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 Langkah Kegiatan (Visitasi Daring)

• Visitasi ini dilakukan melalui video conference dengan aplikasi


zoomMeeting, googleMeet, WhatsApp, Skype, MS-Team, Telegram,
BIP, dan sejenisnya sehingga asesor dapat berkomunikasi secara
langsung dengan warga sekolah/madrasah.

• Kegiatan visitasi daring ini direkam oleh BAN-S/M Provinsi atau asesor
yang bertugas di setiap sekolah/madrasah.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 Langkah Kegiatan (Visitasi Daring)


a. Asesor menerima surat tugas dan dokumen yang diperlukan.
b. Masing-masing asesor mengisi pakta integritas dan menandatangani secara
digital pada aplikasi Sispena-S/M. (Format 3.1).
c. Asesor menelaah dan mempelajari indikator pemenuhan mutlak, indikator
pemenuhan relatif, DIA, dan dokumen sekolah/madrasah yang akan divisitasi
melalui aplikasi Sispena-S/M.
d. Asesor melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah secara daring.
e. Asesor mengirimkan surat tugas dalam bentuk salinan digital kepada kepala
sekolah/madrasah melalui surel, WA, dan sejenisnya.
f. Asesor mendokumentasikan tangkapan layar (screen shoot) proses visitasi
daring sebagai bagian laporan.
g. Sekolah/madrasah menjelaskan profil sekolah/madrasah kepada asesor.
h. Asesor mengobservasi situasi sekolah/madrasah, melakukan pengkajian
dokumen tertulis maupun foto kegiatan-kegiatan, menyebarkan angket, dan
mewawancarai responden.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
Langkah Kegiatan (Visitasi Daring)

3 i.
Masing-masing asesor memilih minimal 2 (dua) kelas yang berbeda untuk diobservasi
secara daring.
j. Asesor mengunggah foto sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah/madrasah
sebagai bagian laporan pada Sispena-S/M.
k. Asesor melakukan verifikasi, validasi, klarifikasi, dan penilaian kinerja sesuai IASP2020
berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, angket dan dokumen
sekolah/madrasah.
l. Masing-masing asesor melakukan penilaian secara independen terhadap kinerja
sekolah/madrasah secara menyeluruh.
m. Tim asesor mendiskusikan temuan hasil visitasi.
n. Asesor menyampaikan temuan hasil visitasi kepada sekolah/madrasah namun tidak
memberi tahu hasil penilaian asesor.
o. Masing-masing asesor mengisi nilai visitasi individu secara independen.
p. Tim asesor menyepakati nilai kelompok untuk setiap butir. Ketua tim asesor mengisi nilai
kelompok melalui Sispena-S/M.
q. Tim asesor menyusun rekomendasi hasil visitasi setiap sekolah/madrasah. Ketua tim
asesor menginputnya pada aplikasi Sispena-S/M.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3
Langkah Kegiatan (Visitasi Daring)

r. Ketua tim asesor mengisi Berita Acara Pelaksanaan Visitasi melalui Sispena-S/M dan
ditandatangani secara digital oleh kedua asesor dan kepala sekolah/madrasah pada
aplikasi Sispena-S/M. (Format 3.2).
s. Tim Asesor mengunggah foto dokumentasi hasil visitasi berupa: a) 4 (empat) foto sarana
dan prasarana; b) 4 (empat) foto kegiatan sekolah/madrasah; c) 1 (satu) foto kegiatan
temu awal, dan d) 1 (satu) foto kegiatan temu akhir, pada aplikasi Sispena-S/M.
t. Kepala sekolah/madrasah mengisi Kartu Kendali Proses Visitasi dan
menandatanganinya secara digital melalui aplikasi Sispena-S/M. Kartu Kendali dapat diisi
oleh kepala sekolah/madrasah setelah tim asesor menyelesaikan penilaian di
Sispena-S/M. Kartu Kendali tidak perlu dikirim ke BAN-S/M atau BAN-S/M Provinsi dalam
bentuk salinan cetak (Format 3.3).
u. Tim asesor menyampaikan laporan visitasi ke BAN-S/M Provinsi melalui aplikasi
Sispena-S/M.
v. BAN-S/M Provinsi melakukan pengecekan kelengkapan laporan visitasi dan rekomendasi
melalui aplikasi Sispena-S/M (Format 3.4).
w. BAN-S/M Provinsi mengecek Kartu Kendali Proses Visitasi melalui aplikasi Sispena-S/M
CONTOH VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
LANGKAH

3 1.
Waktu dan Tempat
Visitasi ke sekolah/madrasah dilaksanakan selama 2 (dua) hari
dengan minimal 5 (lima) jam per hari secara luring atau daring.
2. Visitasi ke Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan (SMK/MAK) yang memiliki sampai dengan 4 (empat)
program keahlian dilaksanakan selama 2 (dua) hari, sedangkan
yang memiliki lebih dari 4 (empat) program keahlian dilaksanakan
selama 3 (tiga) hari.
3. Visitasi ke Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) satu atap yang memiliki 2 (dua)
jenjang pendidikan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, dan 3 (tiga) jenjang pendidikan
dilaksanakan selama 4 (empat) hari.
4. Tim asesor menyelesaikan laporan hasil visitasi melalui aplikasi Sispena-S/M,
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah visitasi.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 Dokumen yang Diperlukan


1. Surat tugas asesor.
2. Format Pakta Integritas Asesor.
3. Format Berita Acara Visitasi.
4. Format Laporan Individu dan Kelompok Asesor
5. Format Kartu Kendali.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH

3 HASIL

1.
a.
Asesor
Pakta Integritas Asesor (Format 3.1)
b. Berita Acara Pelaksanaan Visitasi (Format 3.2)
c. Laporan Individu
d. Laporan Kelompok
e. Rekomendasi
f. Foto Visitasi

2. Sekolah/Madrasah
Kartu Kendali Proses Visitasi (Format 3.3)

3. BAN-S/M Provinsi
Kelengkapan Laporan visitasi (Format 3.4)
Materi
1: Mengidentifikasi butir-butir
KOMPONEN MUTU LULUSAN
2: Mengidentifikasi butir-butir
KOMPONEN PROSES PEMBELAJARAN
3: Mengidentifikasi butir-butir
KOMPONEN MUTU GURU
4: Mengidentifikasi butir-butir
KOMPONEN MANAJEMN SEKOLAH
KOMPONEN MUTU LULUSAN
KOMPONEN MUTU LULUSAN
Butir Inti
Butir Khusus Butir Khusus
No Sub Komponen SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SLB SMK/MAK
SLB, SMK/MAK

1. Pengembangan Karakter Siswa 4


(Butir 1, 2, 3, & 4)

6
2. Kompetensi Siswa (Butir 5, 6, 7, 8, 9, & 10)
1 1
( Butir 36 ) (Butir 36)

Kepuasan Pemangku Kepentingan 1 1


3.
(stakeholders) ( Butir 11 ) (Butir 37)
1. Siswa menunjukkan perilaku disiplin dalam berbagai situasi.

LEVEL CAPAIAN KINERJA

Siswa menunjukkan perilaku disiplin yang membudaya berdasarkan tata tertib


4
sekolah/madrasah dan mendapat pengakuan atas prestasi kedisiplinan

Siswa menunjukkan perilaku disiplin berdasarkan tata tertib


3
sekolah/madrasah dan mendapat pengakuan atas prestasi kedisiplinan

Siswa menunjukkan perilaku disiplin berdasarkan tata tertib


2
sekolah/madrasah namun terbatas di sekolah/madrasah.

Siswa menunjukkan perilaku disiplin berdasarkan tata tertib


1
sekolah/madrasah namun terbatas di kelas.
DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

Terperinci dalam setiap butir IASP 2020


Dan harus dipersiapkan oleh Sekolah/Madrasah dan diunggah di
Sispena 2020
KOMPONEN PROSES
PEMBELAJARAN
Komponen Proses Pembelajaran IASP2020
Sub Komponen Butir Inti Butir Kekhususan
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SLB, SMK/MAK
SMK/MAK SLB

Kualitas Pembelajaran
3 2 1
Butir 12, 13, & 14 Butir 38 dan 39 Butir 37

Iklim Belajar
3
Butir 15, 16, & 17
Pemanfaatan Sarana
Prasarana Penunjang Proses
1
Butir 18
Pembelajaran
12. Proses pembelajaran berlangsung secara aktif dengan melibatkan
seluruh siswa dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
sehingga terjadi proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan
pembelajaran pada satuan Pendidikan..
LEVEL CAPAIAN KINERJA
Dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif
(membaca, bertanya, berdiskusi, praktik, atau menggunakan media), melibatkan
4 keterampilan berpikir tingkat tinggi, dilaksanakan melalui pengalaman yang konkret, dan
menyajikan materi yang lebih bermakna bagi kehidupan siswa serta berdampak pada
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif
(membaca, bertanya, berdiskusi, praktik, atau menggunakan media), dilaksanakan melalui
3
pengalaman yang konkret, dan menyajikan materi yang lebih bermakna bagi kehidupan
siswa.

Dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif
2
(membaca, bertanya, berdiskusi, praktik, atau menggunakan media).

Dalam pembelajaran guru lebih banyak menjelaskan dan siswa memperhatikan serta
1
KOMPONEN MUTU GURU
Komponen Mutu Guru
No. Sub Komponen /Indikator
Butir
19. Kompetensi Guru:
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

20. Pengembangan Profesi Guru:


Melakukan evaluasi diri, refleksi dan perbaikan kinerja.

21. Pengembangan Profesi Guru:


Melakukan pengembangan profesi berkelanjutan.

22. Inovasi dan Kreativitas Guru:


Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif

SD-36 Kompetensi Guru (kekhususan SD):


Mengembangkan Perangkat Pembelajaran Tematik Terpadu

SMK-40 Pengembangan Profesi Guru (Kekhususan SMK):


Guru melaksanakan kegiatan pelatihan asesor kompetensi atau magang di dunia kerja.
19. Guru menyusun perencanaan pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif dengan
mengoptimalkan lingkungan dan memanfaatkan TIK atau cara lain yang sesuai
dengan konteksnya.

LEVEL CAPAIAN KINERJA


Guru mampu: (1) menyusun RPP yang memfasilitasi seluruh siswa belajar aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan seperti: merancang penelitian sederhana, melakukan tugas proyek tertentu
berdasarkan ide-ide siswa sendiri dan mengoptimalkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar serta
4
memanfaatkan TIK atau cara lain yang sesuai dengan konteksnya, (2) menjelaskan tahapan
penyusunan RPP yang dibuatnya dengan memperhatikan hasil refleksi/evaluasi proses pembelajaran
sebelumnya.
Guru mampu: (1) menyusun RPP yang memfasilitasi seluruh siswa belajar aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan, yang dapat dilihat dari aktivitas KBM yang menempatkan siswa sebagai subyek
3
dalam kegiatan pembelajaran dengan mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar, (2) menjelaskan tahapan penyusunan RPP yang dibuat berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Guru: (1) mampu menyusun RPP yang memfasilitasi seluruh siswa belajar aktif, kreatif dan inovatif yang
dapat dilihat dari aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) yang menempatkan siswa sebagai subyek
2
dalam kegiatan pembelajaran, (2) kurang sistematis dalam menjelaskan tahapan penyusunan RPP yang
dibuatnya.

1 Guru menyusun RPP yang belum memfasilitasi seluruh siswa belajar aktif, kreatif, dan inovatif.
KOMPONEN MANAJEMEN
SEKOLAH
Komponen Manajemen Sekolah
NO Sub Komponen
1 Pencapaian Visi dan Misi
2 Kompetensi kepala sekolah/madrasah
3 Kepemimpinan kepala sekolah/madrasah
4 Budaya Sekolah/Madrasah
5 Pelibatan Masyarakat
6 Pengelolaan Kurikulum
7 Pengelolaan Sarana Prasarana
8 Pengelolaan Guru dan Tenaga Kependidikan
9 Pengelolaan Pembiayaan
10 Pengelolaan Kesiswaan
11 Penjaminan Mutu Internal

TOTAL
Komponen Manajemen Sekolah

NO
Butir
Sub Komponen / Indikator

23 Pencapaian Visi dan Misi


Mengimplementasikan visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah.
24 Kompetensi kepala sekolah/madrasah
Menunjukkan kompetensi supervisi akademik.
25 Kepemimpinan kepala sekolah/madrasah
Mempraktikkan kepemimpinan yang kreatif, inovatif, partisipatif, kolaboratif, transformatif dan
efektif.
26 Budaya Sekolah/Madrasah
Membangun komunikasi dan interaksi antara warga sekolah/madrasah, orang tua, dan masyarakat
yang harmonis.
27 Budaya Sekolah/Madrasah
Menunjukkan budaya bersih, indah, aman, dan tertib.
28 Pelibatan Masyarakat
Melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan.
Komponen Manajemen Sekolah
NO
Sub Komponen
Butir
29 Pengelolaan Kurikulum
Mengelola pengembangan kurikulum secara sistematis, kreatif, inovatif, dan efektif.
30 Pengelolaan Sarana Prasarana
Menerapkan pengelolaan guru dan tenaga kependidikan secara efektif, efisien, dan akuntabel

31 Pengelolaan Guru dan Tenaga Kependidikan


Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah.
32 Pengelolaan Pembiayaan
Mengelola anggaran pendapatan dan belanja secara transparan dan akuntabel sesuai perencanaan

33 Pengelolaan Kesiswaan
Melakukan pembinaan kesiswaan
34 Pengelolaan Kesiswaan
Melakukan pelayanan Bimbingan dan Konseling
35 Penjaminan Mutu Internal
Melaksanakan penjaminan mutu internal secara berkala.
Komponen Manajemen Sekolah
NO BUTIR Sub Komponen
SMK-41 Keterlibatan Masyarakat (SMK)
Membangun jejaring/kerja sama dengan pemangku kepentingan.
SMK-42 Pengelolaan Sarana Prasarana (SMK)
Menggunakan prasarana praktik yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas proses
belajar siswa.
SMK-43 Pengelolaan Sarana Prasarana (SMK)
Menggunakan sarana yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas proses belajar
siswa.
SMK-44 Pengelolaan Kesiswaan (SMK)
Melakukan pengelolaan Bursa Kerja Khusus (BKK).

SLB-38 Pelibatan Masyarakat (SLB)


Melibatkan orang tua dalam kegiatan asesmen bagi pembelajaran siswa.
SLB-39 Pengelolaan Kurikulum (SLB)
Melakukan adaptasi/modifikasi kurikulum sesuai kebutuhan siswa berbasis asesmen
SLB-40 Pengelolaan Guru dan Tenaga Kependidikan (SLB)
Melibatkan tenaga ahli yang profesional untuk mendukung efektivitas pelaksanaan pembelajaran
23. Sekolah/madrasah mengembangkan, menyosialisasikan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi visi, misi, dan tujuan
sekolah/madrasah.
LEVEL CAPAIAN KINERJA
Sekolah/madrasah mengembangkan, menyosialisasikan, mengimplementasikan dan
4 mengevaluasi visi, misi, dan tujuan yang melibatkan pemangku kepentingan dan hasil evaluasi
dipergunakan untuk perbaikan dan peningkatan mutu sekolah/madrasah secara berkelanjutan.
Sekolah/madrasah mengembangkan, menyosialisasikan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi visi, misi, dan tujuan yang melibatkan pemangku kepentingan serta
3
menjadikannya sebagai dasar/acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja
sekolah/madrasah.
Sekolah/madrasah mengembangkan, menyosialisasikan, dan mengimplementasikan visi, misi,
2 dan tujuan sebagai dasar/acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja
sekolah/madrasah.
Sekolah/madrasah mengembangkan dan menyosialisasikan tetapi belum
1 mengimplementasikan visi, misi, dan tujuan serta belum menjadikannya sebagai dasar/acuan
dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja sekolah/madrasah.
NORMA & ETIKA
NORMA, KODE ETIK, DAN SANKSI

Norma merupakan suatu bentuk peraturan yang


berisikan tentang perintah dan larangan yang
harus dipatuhi oleh setiap pelaku dalam
kehidupan bermasyarakat

NORMA,
Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan
KODE ETIK, aturan profesional tertulis yang secara tegas
DAN SANKSI menyatakan apa yang benar dan baik, dan
apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional

Sanksi adalah suatu langkah hukuman yang dijatuhkan


oleh suatu lembaga/instansi/ kelompok tertentu karena
terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok
Tujuan
• Memahami pelanggaran yang berpotensi dilakukan dalam
pelaksanaan akreditasi
• Memahami pentingnya implementasi dari norma dan kode etik
asesor
• Memahami konsekuensi pelanggaran norma dan kode etik asesor
• Memberi masukan yang tepat mengenai upaya pencegahan
pelanggaran norma dan etika.
NORMA PELAKSANAAN AKREDITASI

1) SM Tidak bergantung pada


bantuan, tekanan pihak
lain, dan pertentangan
Kejujuran kepentingan
Profesionalisme
2) Asesor tidak bergantung
1) Asesor memperlakukan SM
pada bantuan, tekanan
tidak memandang status
pihak lain, dan
sekolah/madrasah negeri
pertentangan kepentingan
atau swasta, Kota/Desa,
3) BAN-P tidak bergantung
Terakreditasi/Tidak
pada bantuan, tekanan
2) BAN-S/M P berlaku adil dan
pihak lain, dan
tidak berlaku diskriminatif
pertentangan kepentingan

1) SM memahami Pedoman,
1) SM jujur dalam menyampaikan
POS, dan Perangkat
semua data dan informasi
Akreditasi
2) Asesor jujur dalam melakukan
2) Asesor memahami POS,
pengamatan, wawancara,
cakap menggunakan
memvalidasi data, menganalisis data,
perangkat akreditasi,
membuat kesimpulan, dan
memberikan penilaian secara
menyusun rekomendasi.
objektif, dan memberikan
3) BAN P Jujur dalam melakukan audit
saran dan rekomendasi
dokumen, analisis data,
3) BAN-S/M Provinsi
memutuskan kelayakan untuk
divisitasi, validasi dan verifikasi Mandiri memahami dan menjalankan
Keadilan
tugas dan fungsinya
laporan asesor, serta dalam
menetapkan status akreditasi
NORMA PELAKSANAAN AKREDITASI (2)

Menjaga
Keterbukaan Kerahasiaan
1) SM menyampaikan data dan
informasi dengan
Semua pihak yang terlibat bertanggung jawab.
dalam proses akreditasi 2) Asesor memberikan hasil
berada dalam posisi penilaian sesuai dengan
sejajar ketentuan yang berlaku dan
dapat
dipertanggungjawabkan

BAN-S/M Provinsi dan asesor


1. SM secara terbuka
harus menjaga kerahasiaan data
menyampaikan data dan
dan
informasi sesuai dengan kondisi
informasi yang diperoleh dalam
nyata.
proses akreditasi
2. BAN-S/M P dan asesor
transparan di dalam
menyampaikan penjelasan
norma, kriteria, standar,
prosedur atau mekanisme kerja, Bertanggungjawab
Kesejajaran jadwal, dan sistem penilaian
akreditasi.
Kode Etik
.:--BANSM--:. (kemdikbud.go.id)
https://bansm.kemdikbud.go.id/page/detail/kode-etik-dan-tatatertib
SANKSI BAGI PELANGGARAN
KODE ETIK
SANKSI BAGI ASESOR

1 Pelanggaran
Ringan
Diberikan surat peringatan dari BAN-S/M berdasarkan data/informasi dari BAN-S/M Provinsi dengan
penjelasan pelanggaran yang dilakukan. Apabila sudah 3 (tiga) kali melakukan Pelanggaran Ringan,
maka masuk kategori Pelanggaran Sedang.

2 Pelanggaran
Sedang
Diberi surat peringatan dari BAN-S/M berdasarkan data/informasi dari BAN-S/M Provinsi
dengan penjelasan pelanggaran yang dilakukan; Tidak diberi penugasan visitasi minimal
1 tahun oleh BANS/M; Penundaan kesempatan mengikuti pelatihan asesor yang
dilaksanakan oleh BAN-S/M atau BAN-S/M Provinsi

3 Pelanggaran
Berat sebagai Asesor BAN-S/M melalui Surat Keputusan dari Ketua BAN-S/M
Dinonaktifkan
SANKSI BAGI SEKOLAHMADRASAH

Setiap pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh


Sekolah/Madrasah akan ditentukan sanksinya oleh BAN-S/M
berdasarkan laporan, data/informasi, dan hasil kajian.

Sanksi terberat yang akan diberikan adalah tidak


terakreditasinya sekolah/madrasah yang melanggar kode
etik.
UPAYA BAN S/M (1)

SANKSI TEGAS SUDAH DIBERIKAN KARENA


PELANGGARAN NORMA & KODE ETIK
• Sekolah diberikan akreditasi TT (TIDAK TERAKREDITASI)
• Asesor dibebastugaskan
UPAYA BAN S/M (2)

TEST INTEGRITAS SUDAH


DILAKUKAN SAAT UJIAN
KOMPETENSI ASESOR
TANYA
JAWAB
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai