1
2
3
4
5
6 8
7 Contoh
Langkah
3
LANGKAH KE-1
1 SOSIALISASI INSTRUMEN AKREDITASI SATUAN
PENDIDIKAN (IASP) DAN PELAKSANAAN AKREDITASI
BAN-S/M Provinsi
1. Ketua BAN-S/M Provinsi mengundang anggota BAN-S/M Provinsi, Disdik Provinsi, Kanwil
Kemenag, Disdik Kabupaten/Kota, Kankemenag, KPA-S/M, dan sekolah/madrasah sasaran
visitasi untuk mengikuti sosialisasi akreditasi.
2. BAN-S/M Provinsi menginformasikan kuota sekolah/madrasah yang akan dibiayai dari APBN
dan daftar sekolah/madrasah yang sudah menjadi sasaran visitasi.BAN-S/M Provinsi
menetapkan jadwal tahapan proses akreditasi dan batas akhir waktu setiap periode penetapan
hasil akreditasi selama tahun berjalan dengan memperhatikan kuota sasaran visitasi.
Sekolah/Madrasah
1. Sekolah/madrasah mengunduh IASP2020 dari situs web BAN-S/M, mempelajarinya kemudian
menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk akreditasi.
2. Sekolah/madrasah melakukan pengisian Data Isian Akreditasi (DIA) melalui Sispena-S/M,
termasuk mengunggah dokumen yang diperlukan.
KEMBALI
LANGKAH KE-3
3 VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
1. BAN-S/M Provinsi memantau pelaksanaan visitasi yang dilakukan oleh asesor melalui
Sispena-S/M.
2. Asesor
a. Melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah.
b. Memasukkan data hasil visitasi pada Sispena-S/M.
c. Mengisi berita acara pelaksanaan visitasi dan menandatangani secara digital pada Sispena-S/M.
d. Melaporkan hasil visitasi kepada BAN-S/M Provinsi melalui Sispena-S/M. Tidak perlu salinan
dokumen cetak.
e. Menyusun rekomendasi untuk sekolah/madrasah melalui Sispena-S/M.
3. Kepala Sekolah/Madrasah
f. Menerima asesor dalam melaksanakan visitasi.
g. Menyiapkan dokumen yang diperlukan sebagai bukti fisik.
h. Memberi kesempatan asesor bertanya kepada warga sekolah/madrasah sesuai dengan pilihan
asesor.
i. Mengisi Berita Acara Pelaksanaan Visitasi dan menandatanganinya secara digital melalui
Sispena-S/M.
j. Mengisi Kartu Kendali Proses Visitasi dan menandatanganinya secara digital melalui Sispena-S/M.
CONTOH
LANGKAH VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
3 Tujuan
⚫ Mendapatkan data dan informasi tentang kondisi
objektif sekolah/madrasah untuk menentukan
status dan peringkat akreditasi.
Ruang Lingkup
⚫ Ruang lingkup Visitasi ke Sekolah/Madrasah
adalah: (1) BAN-S/M Provinsi, (2) Asesor, dan (3)
Sekolah/Madrasah.
CONTOH
LANGKAH VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
3 p.
Langkah Kegiatan (Visitasi Luring)
Ketua tim asesor mengisi Berita Acara Pelaksanaan Visitasi melalui Sispena-S/M dan
ditandatangani secara digital oleh kedua asesor dan kepala sekolah/madrasah pada aplikasi
Sispena-S/M. (Format 3.2).
q. Tim Asesor mengunggah foto dokumentasi hasil visitasi berupa: a) 4 (empat) foto sarana dan
prasarana; b) 4 (empat) foto kegiatan sekolah/madrasah; c) 1 (satu) foto kegiatan temu awal,
dan d) 1 (satu) foto kegiatan temu akhir, pada aplikasi Sispena-S/M.
r. Kepala sekolah/madrasah mengisi Kartu Kendali Proses Visitasi dan menandatanganinya
secara digital melalui aplikasi Sispena-S/M. Kartu Kendali dapat diisi oleh kepala
sekolah/madrasah setelah tim asesor menyelesaikan penilaian di Sispena-S/M. Kartu Kendali
tidak perlu dikirim ke BAN-S/M atau BAN-S/M Provinsi dalam bentuk salinan cetak (Format 3.3).
s. Tim asesor menyampaikan laporan visitasi ke BAN-S/M Provinsi melalui aplikasi Sispena-S/M.
t. BAN-S/M Provinsi melakukan pengecekan kelengkapan laporan visitasi dan rekomendasi
melalui aplikasi Sispena-S/M (Format 3.4).
u. BAN-S/M Provinsi mengecek Kartu Kendali Proses Visitasi melalui aplikasi Sispena-S/M.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
• Kegiatan visitasi daring ini direkam oleh BAN-S/M Provinsi atau asesor
yang bertugas di setiap sekolah/madrasah.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
3 i.
Masing-masing asesor memilih minimal 2 (dua) kelas yang berbeda untuk diobservasi
secara daring.
j. Asesor mengunggah foto sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah/madrasah
sebagai bagian laporan pada Sispena-S/M.
k. Asesor melakukan verifikasi, validasi, klarifikasi, dan penilaian kinerja sesuai IASP2020
berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, angket dan dokumen
sekolah/madrasah.
l. Masing-masing asesor melakukan penilaian secara independen terhadap kinerja
sekolah/madrasah secara menyeluruh.
m. Tim asesor mendiskusikan temuan hasil visitasi.
n. Asesor menyampaikan temuan hasil visitasi kepada sekolah/madrasah namun tidak
memberi tahu hasil penilaian asesor.
o. Masing-masing asesor mengisi nilai visitasi individu secara independen.
p. Tim asesor menyepakati nilai kelompok untuk setiap butir. Ketua tim asesor mengisi nilai
kelompok melalui Sispena-S/M.
q. Tim asesor menyusun rekomendasi hasil visitasi setiap sekolah/madrasah. Ketua tim
asesor menginputnya pada aplikasi Sispena-S/M.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
3
Langkah Kegiatan (Visitasi Daring)
r. Ketua tim asesor mengisi Berita Acara Pelaksanaan Visitasi melalui Sispena-S/M dan
ditandatangani secara digital oleh kedua asesor dan kepala sekolah/madrasah pada
aplikasi Sispena-S/M. (Format 3.2).
s. Tim Asesor mengunggah foto dokumentasi hasil visitasi berupa: a) 4 (empat) foto sarana
dan prasarana; b) 4 (empat) foto kegiatan sekolah/madrasah; c) 1 (satu) foto kegiatan
temu awal, dan d) 1 (satu) foto kegiatan temu akhir, pada aplikasi Sispena-S/M.
t. Kepala sekolah/madrasah mengisi Kartu Kendali Proses Visitasi dan
menandatanganinya secara digital melalui aplikasi Sispena-S/M. Kartu Kendali dapat diisi
oleh kepala sekolah/madrasah setelah tim asesor menyelesaikan penilaian di
Sispena-S/M. Kartu Kendali tidak perlu dikirim ke BAN-S/M atau BAN-S/M Provinsi dalam
bentuk salinan cetak (Format 3.3).
u. Tim asesor menyampaikan laporan visitasi ke BAN-S/M Provinsi melalui aplikasi
Sispena-S/M.
v. BAN-S/M Provinsi melakukan pengecekan kelengkapan laporan visitasi dan rekomendasi
melalui aplikasi Sispena-S/M (Format 3.4).
w. BAN-S/M Provinsi mengecek Kartu Kendali Proses Visitasi melalui aplikasi Sispena-S/M
CONTOH VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
LANGKAH
3 1.
Waktu dan Tempat
Visitasi ke sekolah/madrasah dilaksanakan selama 2 (dua) hari
dengan minimal 5 (lima) jam per hari secara luring atau daring.
2. Visitasi ke Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan (SMK/MAK) yang memiliki sampai dengan 4 (empat)
program keahlian dilaksanakan selama 2 (dua) hari, sedangkan
yang memiliki lebih dari 4 (empat) program keahlian dilaksanakan
selama 3 (tiga) hari.
3. Visitasi ke Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) satu atap yang memiliki 2 (dua)
jenjang pendidikan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, dan 3 (tiga) jenjang pendidikan
dilaksanakan selama 4 (empat) hari.
4. Tim asesor menyelesaikan laporan hasil visitasi melalui aplikasi Sispena-S/M,
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah visitasi.
CONTOH
LANGKAH
VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH
3 HASIL
1.
a.
Asesor
Pakta Integritas Asesor (Format 3.1)
b. Berita Acara Pelaksanaan Visitasi (Format 3.2)
c. Laporan Individu
d. Laporan Kelompok
e. Rekomendasi
f. Foto Visitasi
2. Sekolah/Madrasah
Kartu Kendali Proses Visitasi (Format 3.3)
3. BAN-S/M Provinsi
Kelengkapan Laporan visitasi (Format 3.4)
Materi
1: Mengidentifikasi butir-butir
KOMPONEN MUTU LULUSAN
2: Mengidentifikasi butir-butir
KOMPONEN PROSES PEMBELAJARAN
3: Mengidentifikasi butir-butir
KOMPONEN MUTU GURU
4: Mengidentifikasi butir-butir
KOMPONEN MANAJEMN SEKOLAH
KOMPONEN MUTU LULUSAN
KOMPONEN MUTU LULUSAN
Butir Inti
Butir Khusus Butir Khusus
No Sub Komponen SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SLB SMK/MAK
SLB, SMK/MAK
6
2. Kompetensi Siswa (Butir 5, 6, 7, 8, 9, & 10)
1 1
( Butir 36 ) (Butir 36)
Kualitas Pembelajaran
3 2 1
Butir 12, 13, & 14 Butir 38 dan 39 Butir 37
Iklim Belajar
3
Butir 15, 16, & 17
Pemanfaatan Sarana
Prasarana Penunjang Proses
1
Butir 18
Pembelajaran
12. Proses pembelajaran berlangsung secara aktif dengan melibatkan
seluruh siswa dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
sehingga terjadi proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan
pembelajaran pada satuan Pendidikan..
LEVEL CAPAIAN KINERJA
Dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif
(membaca, bertanya, berdiskusi, praktik, atau menggunakan media), melibatkan
4 keterampilan berpikir tingkat tinggi, dilaksanakan melalui pengalaman yang konkret, dan
menyajikan materi yang lebih bermakna bagi kehidupan siswa serta berdampak pada
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif
(membaca, bertanya, berdiskusi, praktik, atau menggunakan media), dilaksanakan melalui
3
pengalaman yang konkret, dan menyajikan materi yang lebih bermakna bagi kehidupan
siswa.
Dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif
2
(membaca, bertanya, berdiskusi, praktik, atau menggunakan media).
Dalam pembelajaran guru lebih banyak menjelaskan dan siswa memperhatikan serta
1
KOMPONEN MUTU GURU
Komponen Mutu Guru
No. Sub Komponen /Indikator
Butir
19. Kompetensi Guru:
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1 Guru menyusun RPP yang belum memfasilitasi seluruh siswa belajar aktif, kreatif, dan inovatif.
KOMPONEN MANAJEMEN
SEKOLAH
Komponen Manajemen Sekolah
NO Sub Komponen
1 Pencapaian Visi dan Misi
2 Kompetensi kepala sekolah/madrasah
3 Kepemimpinan kepala sekolah/madrasah
4 Budaya Sekolah/Madrasah
5 Pelibatan Masyarakat
6 Pengelolaan Kurikulum
7 Pengelolaan Sarana Prasarana
8 Pengelolaan Guru dan Tenaga Kependidikan
9 Pengelolaan Pembiayaan
10 Pengelolaan Kesiswaan
11 Penjaminan Mutu Internal
TOTAL
Komponen Manajemen Sekolah
NO
Butir
Sub Komponen / Indikator
33 Pengelolaan Kesiswaan
Melakukan pembinaan kesiswaan
34 Pengelolaan Kesiswaan
Melakukan pelayanan Bimbingan dan Konseling
35 Penjaminan Mutu Internal
Melaksanakan penjaminan mutu internal secara berkala.
Komponen Manajemen Sekolah
NO BUTIR Sub Komponen
SMK-41 Keterlibatan Masyarakat (SMK)
Membangun jejaring/kerja sama dengan pemangku kepentingan.
SMK-42 Pengelolaan Sarana Prasarana (SMK)
Menggunakan prasarana praktik yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas proses
belajar siswa.
SMK-43 Pengelolaan Sarana Prasarana (SMK)
Menggunakan sarana yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas proses belajar
siswa.
SMK-44 Pengelolaan Kesiswaan (SMK)
Melakukan pengelolaan Bursa Kerja Khusus (BKK).
NORMA,
Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan
KODE ETIK, aturan profesional tertulis yang secara tegas
DAN SANKSI menyatakan apa yang benar dan baik, dan
apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional
1) SM memahami Pedoman,
1) SM jujur dalam menyampaikan
POS, dan Perangkat
semua data dan informasi
Akreditasi
2) Asesor jujur dalam melakukan
2) Asesor memahami POS,
pengamatan, wawancara,
cakap menggunakan
memvalidasi data, menganalisis data,
perangkat akreditasi,
membuat kesimpulan, dan
memberikan penilaian secara
menyusun rekomendasi.
objektif, dan memberikan
3) BAN P Jujur dalam melakukan audit
saran dan rekomendasi
dokumen, analisis data,
3) BAN-S/M Provinsi
memutuskan kelayakan untuk
divisitasi, validasi dan verifikasi Mandiri memahami dan menjalankan
Keadilan
tugas dan fungsinya
laporan asesor, serta dalam
menetapkan status akreditasi
NORMA PELAKSANAAN AKREDITASI (2)
Menjaga
Keterbukaan Kerahasiaan
1) SM menyampaikan data dan
informasi dengan
Semua pihak yang terlibat bertanggung jawab.
dalam proses akreditasi 2) Asesor memberikan hasil
berada dalam posisi penilaian sesuai dengan
sejajar ketentuan yang berlaku dan
dapat
dipertanggungjawabkan
1 Pelanggaran
Ringan
Diberikan surat peringatan dari BAN-S/M berdasarkan data/informasi dari BAN-S/M Provinsi dengan
penjelasan pelanggaran yang dilakukan. Apabila sudah 3 (tiga) kali melakukan Pelanggaran Ringan,
maka masuk kategori Pelanggaran Sedang.
2 Pelanggaran
Sedang
Diberi surat peringatan dari BAN-S/M berdasarkan data/informasi dari BAN-S/M Provinsi
dengan penjelasan pelanggaran yang dilakukan; Tidak diberi penugasan visitasi minimal
1 tahun oleh BANS/M; Penundaan kesempatan mengikuti pelatihan asesor yang
dilaksanakan oleh BAN-S/M atau BAN-S/M Provinsi
3 Pelanggaran
Berat sebagai Asesor BAN-S/M melalui Surat Keputusan dari Ketua BAN-S/M
Dinonaktifkan
SANKSI BAGI SEKOLAHMADRASAH