Anda di halaman 1dari 164

Yusuf Mansur

Menebar
Cerita Fiktif
Menjaring
Harta Umat

Darso Arief Bakuama

Penerbit :

Teras Publishing
2016
Darso Arief Bakuama
Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat

Judul :
Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat

Penulis :
Darso Arief Bakuama

Tata Letak/ Sampul :


T. Fadli

ISBN 978-979-15661-7-9

Penerbit :
Teras Publishing
Jl. Kebagusan I No. 19, Pasar Minggu - JAKARTA 12520
Telp. : (021) 7883 1609
Daftar Isi

Pengantar .......... v
Dr. Daud Rasyid, MA : Islam Melarang Menggiring Orang
Bersedekah dengan Janji Keduniaan.......... viii

• Yusuf Mansur Adalah Selebriti.......... 1


• Pola Umum Ceramah Yusuf Mansur.......... 4
• Mengondol Semua Uang dan Harta Sampai Ada yang
Meminta Kembali.......... 8
• Imajinasi Yusuf Mansur Bumbui Kisah Sedekah.......... 15
• “Resep” Sukses Yusuf Mansur Ternyata Gagal untuk
Dirinya Sendiri.......... 21
• Antara Bahasa Iklan,Tokoh Rekaan dan Realita.......... 33
• Yusuf Mansur Makin Kaya, Jamaah Tetap Bodoh dan
Naif.......... 44
• Konsep Sukses Yusuf Mansur Seperti Dukun?.......... 54
• Cukup Dengan Doa Tak Butuh Uang.......... 61
• Jurus Todong dan Doa Negatif.......... 65
• Tak Percaya Yusuf Mansur = Kafir?.......... 73
• Konsep Dosa Yusuf Mansur Bertentangan dengan
Qur’an.......... 79

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat iii


• Jualan Mimpi Dan Konpensasi Harta dengan
Doa.......... 85
• Dari Istiqlal Menebar Kisah Fiktif Menjaring
Untung.......... 90
• Yusuf Mansur, Antara Cerita Fiktif dan
Kesombongan.......... 97
• Dua Kali Penjara Sampai Cerita Fiktif.......... 102
• Gerakan Sedekah Nasional : Langkah Bersama untuk
Indonesia?.......... 107
• Puspo Wardoyo : Tegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Kepada Yusuf Mansur.......... 112
• Catatan Tertinggal dari Polemik Gerakan Sedekah
Nasional.......... 115
• Yang Tercecer Dari Gerakan Sedekah
Nasional.......... 120
• Catatan Gerakan Sedekah Nasional : Yusuf Mansur
Akhirnya Bertemu Puspo Wardoyo.......... 125
• Refleksi dari Sakitnya Yusuf Mansur.......... 131
• Terkait Usaha Investasi, Yusuf Mansur Mulai Disomasi
Masyarakat.......... 136
• Dua Contoh Kritik Terhadap Konsep dan Aplikasi Sedekah
Yusuf Mansur.......... 140

Tentang Penulis.......... 152

iv Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Pengantar

B
uku sederhana yang ada di tangan pembaca ini adalah
kumpulan tulisan penulis yang mengkritisi konsep dan
aplikasi (dakwah) sedekah Yusuf Mansur. Tulisan-
tulisan tersebut telah dipublikasikan di situs berita Dakwatuna.
com dan Thayyiba.com, sepanjang tahun 2015 hingga Februari
2016.
Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa selain memotivasi
umat bersedekah, Yusuf Mansur juga mengambil sedekah dari
umat yang diceramahinya itu. Selain itu, Yusuf Mansur juga
menjaring sedekah dari umat (untuk dirinya) lewat berbagai
program. Untuk menjangkau umat yang lebih luas, Yusuf Mansur
memanfaatkan media sosial dan media konvensional.
Dalam pengamatan penulis, salah satu hal yang membuat
umat tertarik mensedekahkan uang dan hartanya kepada
Yusuf Mansur adalah akibat mendengar kisah-kisah yang
dikonstruksinya. Kisah-kisah yang diakui Yusuf Mansur sebagai
testimoni itu bercerita tentang orang yang meraih sukses, yakni
menjadi kaya, akibat dia bersedekah. Hanya saja, dalam penilaian
penulis, kisah-kisah dalam cerita Yusuf Mansur itu hanyalah
kisah fiktif yang lahir dari imajinasi Yusuf Mansur sendiri.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat v


Berulang kali penulis meminta Yusuf Mansur menjelaskan
tokoh dalam ceritanya, dengan meminta nama, alamat dan
nomor telepon sang tokoh itu, namun itu tak pernah dipenuhi.
Bahwa sah-sah saja Yusuf Mansur merekonstruksi kisah untuk
sebuah tujuan yang baik. Akan tetapi jika tujuannya untuk
menjaring uang dan harta umat untuk diambilnya dengan dalih
sedekah, maka ini bias dikategorikan sebagai pembohongan.
Apalagi jika, umpamanya, uang dan harta yang telah terjaring
itu digunakan untuk membangun usaha dan bisnis tanpa ada
laporan pertanggungjawaban kepada umat secara amanah dan
transparan, maka bisa jadi ini kategorikan sebagai penipuan.
Selama artikel-artikel dalam buku ini dimuat di Dakwatuna.
com dan Thayyiba.com, penulis mendapat pengalaman menarik.
Banyak pembaca yang menghubungi dan meminta penulis agar
mendatangi Yusuf Mansur guna meminta kembali uang atau
harta yang sudah mereka serahkan. Ada yang meminta kembali
uangnya, sertifikat tanah dan bangunannya juga dana investasi­
nya. Semua permintaan itu terus berproses hingga saat ini.
Untuk menulis artikel tentang kisah-kisah Yusuf Mansur yang
menurut penulis fiktif ini, penulis mengunduh dan menyaksikan
banyak video ceramah Yusuf Mansur dari situs Youtbe.com. Hasil
pengamatan ini penulis tuangkan dalam artikel-artikel bertajuk
‘Resensi Ceramah Yusuf Mansur’ yang kemudian dimuat pada
situs Thayyiba.com.
Untuk membantu pembaca, penulis sertakan alamat video
di Youtube.com tersebut dan sebagian diantaranya penulis
membuat transkripnya.

vi Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Terima kasih untuk Al Ustad Dr. Daud Rasyid, MA yang dalam
kesibukan mengajar dan berdakwah masih sempatkan waktu
menulis pengantar untuk buku ini. Terimakasih juga akhina Teuku
Fadli yang telah mau dan sukarela mengunduh tulisan-tulisan
saya di Dakwatuna.com dan Thayyiba.com yang kemudian
memperbaiki kesalahan-kesalahan ketikan di dalamnya.
Buku yang ada di tangan pembaca ini memang masih
jauh dari sempurna. Karena itu penulis mengharapkan banyak
masukan dari pembaca sehingga terbangun sebuah ide wa tawaa
shoubil haqqi wa tawaa shaubis shobri.
Semoga buku sederhana ini bermanfaat. Wallaahu’alam.

Papela, Rote Ndao, Februari 2016

Darso Arief Bakuama


(darso_arief@yahoo.com)

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat vii


Dr. Daud Rasyid, MA :
Islam Melarang Menggiring
Orang Bersedekah dengan
Janji Keduniaan

H
arta adalah instrument yang berfungsi mendukung
kehidupan manusia. Allah Subhanah Wata’ala karena
kemurahanNya, menganugerahkan harta kepada
manusia, baik yang percaya maupun yang ingkar kepadaNya.
Bahkan menitipkan di dalam hati manusia rasa cinta kepada
harta. Tidak ada manusia yang tidak menyukai harta. Di dalam
al-Qur’an, Allah berfirman : “Dan (manusia) terhadap harta,
sangat kuat kecintaannya” (al-‘Adiyat : 8).
Namun demikian Allah Ta’ala mengarahkan manusia
dalam menggunakan harta, mulai dari proses pencarian atau
pengumpulannya, hingga pada penggunaan dan pemanfaatannya.
Demikian pula keberadaan hadits-hadits Nabi –Shallallahu
‘alaihi wasallam– sebagai penjelasan dan penjabaran terhadap
al-Qur’an, penuh dengan arahan dan ketentuan mengenai harta.
Di dalamnya ada motifasi dan ada peringatan. Tujuannya agar
manusia, khususnya kaum Muslimin tidak jatuh terperangkap
dalam jebakan harta dan dunia.

viii Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Di dalam al-Qur’an misalnya, Allah menerangkan nasib para
penghuni neraka (ashabu asy- syimal) di akhirat kelak. Mereka,
dahulunya di dunia adalah orang-orang yang hidup bergelimang
harta. Firman Allah Ta’ala : “Sesungguhnya mereka sebelumnya
(di dunia) bermewah-mewah”. (al-Waqi’ah : 45)
Adalah benar, bila dikatakan bahwa Islam, dengan sumber-
sumber ajarannya, tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya
atau bekerja mencari dunia. Dengan ungkapan lain, Syari’at
Islam tidak menyuruh umat Islam menjadi miskin, sebagaimana
anggapan kebanyakan kaum Muslimin. Seolah-olah, kalau
ingin masuk surga harus siap hidup miskin, dan jangan sekali-
kali menjadi orang berharta. Pemahaman ini jelas tidak benar
adanya. Kesimpulan itu adalah salah bila dikaitkan dengan al-
Qur’an dan Hadits.
Sebenarnya, baik ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits-hadits
Nabi cukup berimbang dalam memposisikan harta. Di sana ada
gambaran tentang orang yang masuk surga karena hartanya, dan
juga ada gambaran orang yang akan disiksa karena hartanya.
Jadi manusia yang membaca keterangan itu dapat menimbang
dan berhati-hati dalam menyikapi harta, tidak terlalu berani
hingga melampaui batas, dan tidak juga ketakutan sehingga
dapat merugikan kepentingan umat secara umum.
Jadi al-Qur’an tidak melulu memaparkan bahaya dan sisi
negatif harta sehingga membuat manusia salah paham dan
beranggapan bahwa pintu surga tertutup bagi orang kaya. Juga
tidak terlalu mendorong orang untuk mencari harta habis-habisan
dalam hidupnya hingga mereka terlena dan dipermainkan oleh

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat ix


dunia. Inilah yang disebut dengan prinsip keseimbangan (at-
tawazun).
Adapun peringatan-peringatan Allah dan RasulNya akan sisi
negatif harta di dalam al-Qur’an dan Hadits, adalah wajar, karena
jumlah orang yang tergoda dengan harta jauh lebih banyak dari
orang yang selamat. Di samping watak manusia yang aslinya
senang dengan harta, sehingga tanpa didorong untuk mencari
harta, ia dengan sendirinya sudah menyimpan kecenderungan
senang pada harta.
Dalam mengumpulkan harta, Islam memberi arahan dan
rambu-rambu kepada umatnya, agar mereka tidak jatuh dalam
kesalahan yang dialami umat sebelumnya yang karena cinta
harta, menghalalkan segala cara untuk mengejar kesenangan
dunia.
Islam membuka pintu untuk mencari harta dengan
perdagangan. Di dalam Kitab Hadits, terdapat bab dengan judul
“Kitab al-Buyu’” (jual-beli) yang berisi keterangan dan aturan
dalam berdagang. Demikian pula penjelasan jenis-jenis jual-beli
yang dilarang di dalam syari’at. Di dalam kitab-kitab fiqh, hal itu
diperluas lagi oleh para Fuqaha’ penjelasannya hingga sedetail-
detailnya. Prinsipnya, ada jenis bisnis yang dihalalkan dan ada
yang diharamkan. Setiap Muslim diharuskan tunduk pada aturan-
aturan itu, sebagaimana ia tunduk pada aturan dalam beribadah.
Islam mewajibkan umatnya untuk jujur dalam ucapan dan
perbuatan. Mengharamkan berdusta dan memanipulasi data.
Bahkan diharamkan menjual ayat-ayat Allah untuk memperkaya
diri sendiri, atau menggunakan ayat-ayat al-Qur’an untuk

x Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


kepentingan bisnis semata.
Belakangan ini muncul keresahan dari umat Islam tentang
fenomena mengkomersilkan konsep sadaqah dan infaq. Ayat
dan hadits yang memotifasi setiap Muslim untuk berinfaq di
jalan Allah seakan dieksploitasi untuk kepentingan pribadi atau
kelompok. Sadaqah (sedekah) boleh diberikan secara bebas
kepada yang berhak menerimanya, seperti kaum dhu’afa atau
di jalan Allah (fi Sabilillah) dengan tidak mengkhususkannya
kepada orang dan lembaga tertentu.
Demikian pula Sadaqah (sedekah) tidak boleh difahami
dengan pendekatan bisnis. Umpamanya orang yang berinfaq 1
juta, akan mendapatkan penggantinya uang 10 juta. Cara seperti
ini tidak pernah dilakukan oleh ulama kita, baik Sahabat atau
generasi sesudahnya.
Rasul Saw pun tidak pernah melakukan cara-cara itu.
Manusia diarahkan untuk mencari kebahagiaan akhirat, bukan
dengan hitung-hitungan uang yang didapat setelah berinfak.
Ini jelas tidak sejalan dengan konsep sadaqah di dalam Islam.
Seseorang juga tidak boleh digiring untuk menyerahkan
kekayaannya dengan janji-janji yang bersifat duniawi yang hal
itu hanya diketahui Allah semata. Siapakah yang bisa menjamin
orang yang berinfaq 1 juta, akan mendapatkan penggantian
10 juta walaupun dikatakan atas nama Allah Ta’ala? Tidak ada
ajaran yang menerangkan dengan tegas seperti itu. Benar Allah
melipatkan hasil harta yang diinfaqkan sepuluh kali lipat, tetapi
itu bukan dipahami secara matematis. Akan tetapi pahala yang
akan didapatkan oleh orang yang berinfaq. Cara seperti ini

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat xi


tidaklah mendidik umat.
Semoga Allah Ta’ala menjaga umat ini dari berbagai upaya
untuk membelokkan ajarannya dan membimbing para Da’i agar
meningkatkan ketaqwaan mereka kepada Allah Ta’ala.[]

xii Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Yusuf Mansur Adalah
Selebriti

Y
usuf Mansur dikritik? Kenapa tidak! Lha, Umar bin
Khttab, Khalid bin Walid dan Amru bin Ash saja boleh
dikritik. Umar ibnu Abdul Azis dan Harun Al Rasyid
juga boleh dikritik. Imam Syafi’i dan imam-imam madzhab
lainnya, termasuk Al Ghazali dan Ibnu Khaldun juga boleh dikritik
pemikiran-pemikirannya. Apalagi seorang Yusuf Mansur?
Sangat boleh, bahkan wajib bagi kita untuk mengkritik pola
pikir, isi dan metode ceramah, cara-cara dia mengumpulkan
uang, eksistensi sosial politiknya dan sebagainya. Tidak ada
yang melarang. Kenapa Yusuf Mansur harus dikritik? Karena
eksistensinya banyak bersentuhan dengan publik, dengan
keumatan. Andai dia orang biasa-biasa saja maka tentu tak ada
yang memperhatikannya, tak ada yang mengkritiknya.
Selama ini belum ada orang dengan predikat ‘ustad’ bisa
mendapat publikasi seperti Yusuf Mansur. Dia punya penerbit
yang setiap saat bisa menerbitkan buku apa saja tentang dia.
Semua penampilannya di depan publik divideokan kemudian
diunggah ke dunia maya sekaligus dijual. Dia punya website
pribadi dan aktif di media sosial yang setiap menit bisa

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 1


mempublikasikan apa yang dia pikirkan. Dia punya percetakan
yang setiap saat bisa mencetak brosur, pamplef, liflet atau brosur
tentang diri dan programnya. Yusuf Mansur punya ratusan staf
yang setiap hari berbicara dan bekerja untuk memperkenalkan
dan mempublikasikan diri dan produk jualannya.
Yusuf Mansur punya agensi yang khusus bekerja untuk
menghumasi dirinya. Yusuf Mansur bisa setiap saat mengundang
wartawan infotainment untuk publikasikan apa saja kegiatannya.
Yusuf Mansur bisa masuk dalam semua stasiun televisi dan
radio serta surat kabar dan majalah.
Dia mampu memasang iklan tentang dirinya dan produknya
diberbagai media cetak dan elektronik. Yusuf Mansur sudah
terbiasa memasang baliho-baliho raksasa di kota-kota yang dia
akan berceramah.
Yusuf Mansur menggandeng event organizer untuk menggelar
acaranya dari Jakarta hingga berbagai kota dan daerah. Dia bisa
membayar Masjid Istiqlal untuk menggelar pengajianya.
Produser film, sinetron dan iklan didekatinya agar dapat
“menjual” ide dan produknya. Dia juga bermain film dan
sinetron. Ya, Yusuf Mansur sudah menjadi bagian dari budaya
populer (pop). Dia sudah boleh kita sebut sebagai ‘Ustad Pop’.
Karena itu, Yusuf Mansur sekarang tampil lebih sebagai seorang
selebriti. Hubungan dirinya dengan jamaahnya sama seperti
hubungan artis dengan fans.
Sebagai selebriti, Yusuf Mansur bergaul dengan kelompok
yang eksklusif, artis, pengusaha besar, pejabat tinggi dan
kalangan jetset. Untuk itu, sebagaimana anggota kelompok

2 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


eksklusif mana pun, ia memerlukan aksesoris. Yusuf Mansur
selalu tampil dalam suasana berkelas. Dia punya mobil mewah,
rumahnya megah, tongkrongannya berkelas VVIP.
Yusuf Mansur punya asset yang tidak sedikit, punya banyak
jenis usaha, punya banyak bisnis, punya tanah berhektar-hektar,
property dan apartemen berbilang banyaknya, bermilyar uangnya
tersimpan di banyak bank. Seperti yang pernah diakuinya
sendiri dalam berbagai ceramahnya, bahwa dia sekarang sudah
kaya raya. Sekarang, dimanapun Yusuf Mansur berdiri, selalu
dikelilingi oleh orang-orang yang cantik jelita dan wangi.
Buat media massa, Yusuf Mansur adalah pembuat berita.
Kehidupan pribadinya menjadi sorotan. Mata dan hidung media
tertuju ke diri dan keluarganya bahkan masuk sampai ke dapur
dan kamar tidurnya. Dengan semangat, media menyebarkan dan
membesar-besarkan isu di sekitar kehidupannya sehari-hari.
Keadaan pribadi Yusuf Mansur ini tentu sangat berbeda
dengan para ustad atau kiyai yang tinggal di sudut-sudut kota
atau di pelosok kampung. Mereka tidak terkenal kecuali orang-
orang sekeliling dan murid-murid mereka. Mereka dalam masa
yang panjang hidup untuk mendalami syariat Islam. Kepada
mereka orang bertanya tentang halal, haram, sholat, puasa, haji,
waris, nikah, atau jual-beli. Mereka sungguh-sungguh dalam
beribadat dan sederhana dalam kehidupan. Mereka menjadi
rujukan untuk perkembangan spiritual. Pada wajah mereka ada
aura sakral penuh keikhlasan. Sungguh mereka ini berbeda
dengan Yusuf Mansur yang juga berpredikat ustad.[]

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 3


Pola Umum Ceramah
Yusuf Mansur

B
agi siapa saja yang mengamati ceramah Yusuf Mansur
dalam berbagai forum dan mimbar dan dari berbagai
tempat hingga yang divideokan, maka akan menemukan
pola ceramah Yusuf Mansur yang sama. Pola ceramah ini tak
lebih dari sebuah trik yang mungkin bisa jadi kita simpulkan
sebagai upaya Mempengaruhi orang.
Semua ceramah atau penampilan Yusuf Mansur di muka
umum selalu ditunjukkannya bahwa dialah satu-satunya
pengayom para penghafal Qur’an (tahfidz Qur’an). Padahal,
sebagai contoh di Tangerang sendiri tempat pesantren miliknya
berdiri jauh sebelum Yusuf Mansur lahir, sudah menjamur
perguruan yang mendidik dan melatih orang menghafal Qur’an.
Dari madrasah-madrasah itu lahir para penghafal Qur’an yang
kemudian menyebar ke berbagai bumi Nusantara dan dunia
tanpa diwisuda, tanpa adanya perhelatan acara yang mewah
seperti yang dilakukan oleh Yusuf Mansur.
Sebelum dia memulai isi ceramah, ada satu hal yang tak
pernah dia lupakan, yakni menyampaikan proyek atau program
Wisata Hati yang terbaru, termasuk usaha atau bisnisnya. Proyek

4 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


dan program Wisata Hati Yusuf Mansur ini selalu berganti dan
bertambah dari tahun ke tahun. Semuanya terkesan sebagai
“proyek akhirat”, namun bila ditelisik lebih jauh, program Yusuf
Mansur itu tak lebih dari upaya dia menambah pundi-pundi
hartanya.
Untuk meraih simpati masyarakat, Yusuf Mansur biasanya
sudah mempersiapkan brosur dan liflet dengan penampilan yang
full colour, mewah dan bahasa yang memikat yang disertakan
nomor rekening untuk menampung donasi.
Setelah menyampaikan informasi proyek terbaru, dia mulai
bicara soal doa dan keajaibannya. Tak lupa dia ceritakan juga
keberhasilan seseorang, dalam berdoa yang tentu saja tokoh
fiktif, tak pernah, kisah rekaan yang imajinatif.
Setelah tentang doa, barulah dia mengarang cerita fiktif
tentang seseorang yang menjadi kaya dengan bersedekah. Orang
yang menjadi kaya itu, atau mendapat jodoh atau sembuh dari
sakit selalu dikaitkan dengan dirinya. Seolah-olah tokoh sukses
tersebut bersentuhan langsung dengan dirinya atau seperti selalu
bersama dengannya ketika kisah itu terjadi.
Cerita fiktif ini dinarasikan Yusuf Mansur secara panjang lebar
sekaligus dialog antar tokoh dalam ceritanya. Sehingga cerita
fiktif seperti ini bisa menyita sebagian besar waktu ceramahnya.
Semua cerita fiktif Yusuf Mansur, selalu berkisah tentang
orang miskin yang menginginkan sesuatu atau seseorang yang
punya obsesi tertentu, seperti kaya atau pergi haji kemudian dia
bersedekah, bersholawat, tahajud, dhuha atau membaca Qur’an
yang kemudian dalam hitungan hari atau bulan akan terjadi

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 5


keajaiban yang membuat orang tersebut menjadi kaya raya atau
bisa langsung pergi haji.
Orang-orang yang memiliki problem hidup dalam kisah
Yusuf Mansur, yang kemudian bersedekah, bersholawat atau
membaca Qur’an, akan selalu datang orang kaya raya yang
memberi solusi. Tidak pernah solusi itu datang dari sebuah
upaya kerja keras atau prestasi kerja yang berproses.
Problem solving dalam kisah-kisah Yusuf Mansur ini
tercermin dalam kehidupan nyata Yusuf Mansur. Kepopuleran
Yusuf Mansur ditandain dengan kedekatan dirinya dengan
orang kaya, para pemilik modal atau pengusaha besar. Seorang
pengaca di Jakarta pernah bercerita Yusuf Mansur pernah berani
berbohong guna membatalkan sebuah acaranya hanya untuk
bertemu dengan seorang pengusaha ternama.
Setelah membuat cerita palsu dengan narasi yang sangat
menyentuh, Yusuf Mansur biasanya memainkan jurus “todong”
langsung pada seorang jamaah. Dengan demikian si jamaah
merasa malu kalau tidak bersedekah. Sedangkan bagi jamaah
lain merasa tertantang untuk memberikan sedekah yang lebih
besar dari jamaan tersebut.
Setelah mengumpulkan uang dan harta berharga dari jamaah
kemudian dibawa pulang Yusuf Mansur ke rumahnya tanpa ada
yang tau berapa jumlah dan nilai yang terkumpul serta untuk apa
uang dan harta jamaah yang di bawa pulangnya itu.
Begitulah pola dan strategi Yusuf Mansur dalam meraup
dana, perhiasan atau kendaraan maupun properti masyarakat.
Harta yang dikumpulkan itu digunakan Yusuf Mansur untuk apa?

6 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Wallahu a’lam. Sesuatu yang pasti Yusuf Mansur sangat kaya
sedangkan jamaah yang diceramahinya terus berkubang dalam
harapan untuk menjadi kaya.
Perlu diketahui juga, bahwa semua proyek dan bisnis Yusuf
Mansur yang berjumlah puluhan itu menciptakan banyak masalah
dan tak ada yang berhasil. Proyek berganti proyek itu hanya
untuk menutupi proyek yang gagal sebelumnya. Dan sebuah
catatan penting untuk berbagai proyek Yusuf Mansur itu, bahwa
nanti diujungnya akan menjadi milik pribadi Yusuf Mansur karena
tercatat atas namanya sendiri sebagai pemilik, begitu juga yang
tercatat atas nama orang lain yang sengaja “dipasang”.[]

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 7


Mengondol Semua Uang dan
Harta Sampai Ada yang
Meminta Kembali

R
abu, 6 Agustus tahun lalu di Lapangan Blambangan,
Banyuwangi. Ribuan pegawai negeri sipil (PNS)
mengikuti halal bihalal bersama Bupati Abdullah Azwar
Anas. Yusuf Mansur hari itu mendapat tempat istimewa, dia
hadir sebagai penceramah.
Setelah berceramah, ribuan abdi negara itu spontan
menyumbangkan harta mereka untuk pendirian pondok
pesantren yang disebutkan Yusuf Mansur dalam ceramahnya itu.
Tidak tanggung-tanggung, sumbangan yang berhasil terkumpul
berupa lahan 3 hektar (3 ha). Selain itu, ada mobil, sepeda motor,
perhiasan emas, emas batangan, dan uang jutaan rupiah.
Hari itu Yusuf Mansur memulai ceramahnya dengan
berpesan, “agar PNS sebagai abdi negara harus ikhlas melayani
masyarakat. Abdi negara jangan mengandalkan Pak Bupati
dan Pak Sekda. Kita bekerja ikhlas melayani masyarakat untuk
mencapai rida Allah. ”Itu adalah pesan-pesan sangat normatif.
Seperti biasa, di mana dan kapanpun Yusuf Mansur
berceramah, isi ceramahnya menganjurkan audiens bersedekah.

8 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Sedekah akan melancarkan rezeki. Sedekah tidak akan
mengurangi rezeki, justru akan melipat gandakan rezeki. Balasan
sedekah dari Allah SWT tak lain tak bukan adalah soal materi,
soal harta yang bertambah, berlimpah. Tak lupa, seperti biasa,
Yusuf Mansur membumbui ceramahnya dengan kisah-kisah
orang bersedekah yang berhasil, seperti mendapatkan harta
atau sesuatu yang berhubungan dengan materi atau kesuksesan
lainnya.
Seperti yang sering dia lakukan, pada menit-menit terakhir
ceramah­nya, Yusuf Mansur menciptakan suasana yang membuat
orang terpengaruh untuk memberikan uang dan hartanya.
Dia bertanya, apakah ada yang ikhlas menyumbangkan uang
atau perhiasan yang dibawa? Dua orang maju dan spontan
memberikan uang dan cincin. Melihat sumbangan spontan
tersebut, Yusuf Mansur, seperti biasa, mendoakan dua orang
tersebut agar keinginan mereka terkabul.
Kemudian, puluhan audiens maju kepentas dan spontan
me­nyumbangkan perhiasan dan uang. Tawaran barang yang
disedekahkan lebih tinggi, yakni motor dan mobil. Beberapa
orang pun maju untuk menyumbangkan kendaraan. Akhirnya,
ada juga mau menyedekahkan 3 ha tanah.
Untuk apa uang, perhiasan, kendaraan dan tanah yang
dikumpulkan Yusuf Mansur itu? Seperti biasa, Yusuf Mansur
selalu berdalih, untuk pembangunan Pondok Pesantren Daarul
Qur’an, baik di Cileduk, Tangerang, Banten, maupun di daerah
lain. Untuk pengumpulan harta di Banyuwangi ini, Yusuf Mansur
berjanji untuk membangun di Desa Benelan Kidul, Kecamatan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 9


Singojuruh.
Berceramah di hadapan bupati dan PNS di Banyuwangi ini
adalah salah satu contoh. Yusuf Mansur melakukan ceramah di
mana-mana, dari masjid ke masjid. Dari instansi ke instansi. Dari
gedung ke gedung. Dari kota ke kota. Biasanya, beberapa hari
sebelum Yusuf Mansur datang berceramah, di kota tempat dia
berceramah itu sudah beredar brosur, pamflet, spanduk, baliho
dan undangan.
Kehadiran Yusuf Mansur di suatu kota, pada tempat-tempat
yang dia bercemah itu, biasanya dia diundang oleh si pemilik
acara. Diantara pemilik acara itu ada dari bidang kerohanian
Islam bila pada instansi pemerintah atau kantor/perusahaan
swasta. Ada dari pengurus masjid atau kantor. Ada dari panitia
pembangunan masjid atau dari panitia hari besar Islam.
Para pengundang itu ada yang punya niatan tertentu, seperti
mengumpulkan dana guna pembangunan masjid atau untuk
membiayai kegiatan lembaga mereka. Sebagai contoh, satu event
organizer (EO) di Medan pernah mengundang Yusuf Mansur.
Mereka bermaksud mengumpulkan dana pembangunan masjid
di Medan. Sayang, setelah acara, uang dan harta yang terkumpul
justru dibawa pulang oleh Yusuf Mansur. Oleh karenanya, EO
tersebut merasa tidak perlu lagi memberikan honor ceramah
kepada Yusuf Mansur.
Setiba di Jakarta, Yusuf Mansur bercerita bahwa EO tersebut
sudah menelantarkannya di Medan. Cerita itu akhirnya sampai
ketelinga teman pemilik EO tersebut yang tak lain adalah seorang
pengusaha nasional. Pengusaha itu akhirnya menegur pemilik EO

10 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


itu, akan tetapi cerita Yusuf Mansur itu dibantahnya. “Bagaimana
kami bisa memberikan honornya, sedangkan semua uang dan
harta yang terkumpul sudah digondol Yusuf Mansur ke Jakarta?”,
begitu kata pemilik EO itu seperti yang dituturkan pengusaha itu.
Cerita ini pernah direkonstruksi oleh si pengusaha di hadapan
Yusuf Mansur dalam sebuah kesempatan di Jakarta Juni lalu
dihadapan pemimpin redaksi sebuah situs berita terkenal dan
seorang pimpinan pesantren dari Ciamis, Jawa Tengah.
Selain menghadiri acara sebagai undangan, Yusuf Mansur
melalui rekan-rekannya di daerah juga kerap mengadakan
seminar-seminar. Kegiatan yang sebenarnya bermuatan ilmiah
ini dibungkus dalam sebuah acara bertajuk motivasi. Thema-
thema yang diangkut juga tak beda dari buku-buku yang ditulis
Yusuf Mansur, seperti ’40 Hari Bebas Hutang’, ‘Cara Cepat Kaya’
dan sebagainya. Semua kegiatan baik ceramah acara keagamaan
maupun acara seminar, selalu berujung pada pengumpulan dan
harta audiens yang disebut Yusuf Mansur sebagai sedekah.
Adalah sebuah pertanyaan, apakah audiens yang sudah
mengumpulkan uang dan harta yang kemudian dibawa pulang
Yusuf Mansur itu berapa nilainya yang terkumpul? Benarkah
uang dan harta itu dipakai oleh Yusuf Mansur untuk pembiayaan
Pesantren Darul Qur’an yang diamaksud? Dan, apakah seorang
Yusuf Mansur dengan segala kapasitas pribadinya, bolehkah dia
meminta dan menerima sedekah?
Ada catatan menarik yang belakangan mulai muncul, yakni
mulai ada orang yang pernah memberikan hartanya berupa
tanah dan bangunan kepada Yusuf Mansur memintanya kembali.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 11


Salah satu diantaranya adalah orang yang bernama Wiyoto, yang
tinggal Ujung berung, Bandung. Dalam sebuah cermaha di Solo,
Wiyoto menyerahkan dua bidang tanah miliknya yang terletak
di Gonilan, Kartosuro, Sukuharjo dan di Karanganyar, Jawa
Tengah. Wiyoto juga menyerahkan uang sebesar Rp. 10 juta
untuk program invetasi Patungan Usaha Yusuf Mansur. Seperti
biasa, Yusuf Mansur berdalih, harta yang diserahkan Wiyoto itu
akan digunakan untuk anak yatim piatu di Pesantren Tahfidzul
Qur’an miliknya.
Beberapa kali Wiyoto mendatangi Yusuf Mansur di
kediamannya di Cileduk untuk meminta pertanggungjawaban
penggunaan hartanya. Sayang Yusuf Mansur selalu mengelak
untuk bertemu sehingga Wiyoto beranikan diri untuk meminta
kembali hartanya itu. Merasa tak mudah bertemu Yusuf Mansur,
Wiyoto memberikan kuasa kepada seseorang di Solo untuk
membantunya. Si penerima kuasa akhirnya melayangkan somasi
kepada Yusuf Mansur. Usaha ini akhirnya berbuah hasil. Pada
tanggal 16 Juni 2015 lalu, lewat Yayasan Darul Qur’an Nusantara
Cabang Semarang Yusuf Mansur mengembalikan sertifikat tanah
milik Wiyoto itu.
Masih dari Solo. Seorang peserta investasi Patungan Usaha
(PU) Yusuf Mansur, bernama Era Fadillah, dalam Ramadhan yang
baru lewat pernah meminta kembali dana investasinya sebesar
Rp. 12 juta itu. Seperti yang sudah ramai diberitakan, Program
Investasi PU ini sudah dipaksa tutup oleh Otoritas Jasa Keungan
(OJK) dalam tahun 2013 lalu.
Era Fadillah merasa dipermainkan oleh Yusuf Mansur karena

12 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


dia tidak pernah mendapat laporan perkembangan investasinya.
Era Fadillah malah kembali diajak mengikuti program investasi
Yusuf Mansur yang baru. Oleh karena itu, lewat pengacaranya
di Jakarta, Era Fadillah meminta kembali uangnya lewat sebuah
somasi. Kasus ini juga mencuat di beberapa situs berita.
Untuk menyikapi somasi ini, Yusuf Mansur mengutus rekannya
menemui Era Fadillah dan memaksanya untuk mencabut surat
kuasanya kepada pengacara itu. Kasus inipun berhenti setelah
Era Fadillah, Yusuf Mansur dan rekannya serta sipengacara
bertemu di Jakarta 4 Agustus lalu. Era Fadillah beralasan, tak
elok kalau uang yang hanya sebesar Rp. 12 juta bias menjadi
masalah hukum.
Sekedar mengingatkan, media nasional pernah menulis
peserta investasi PU Yusuf Mansur seperti Era Fadillah ini ada
dua ribu orang. Wow..!
Seseorang dari Klaten, Jawa Tengah, bernama Mahir Ismail,
juga pernah meminta kembali uangnya yang pernah diberikan
kepada Yusuf Mansur. Kasus ini sama seperti Wiyoto di atas.
Dalam kronologis yang dibuatnya MI mengakui, bahwa sedekah
yang diberikan kepada Yusuf Mansur sebesar Rp. 5 juta karena
keterpaksaan. “Saya “ditodong” di depan umum oleh Yusuf
Mansur dalam sebuah acara bertajuk ‘Riyadhah 40 Hari Bebas
Hutang’ yang berlangsung di Gedung Dharma Wanita di Klaten
pada pertengan tahun 2012. Memang pada saat itu MI tidak
memberikan uangtunai, karena itu Yusuf Mansur memintanya
mentransfer pada kesempatan berkutnya.
Beberapa hari kemudian, masih di Klaten, Wisata Hati Klaten

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 13


menggelar acara yang menghadirkan Syech Ali Jabeer. Setelah
acara, panitia lokal kehabisan uang untuk membayar gedung.
Lalu, mereka menghubungi Mahir Ismail meminta sedekah yang
sudah ditodong Yusuf Mansur itu. Usaha Mahir Ismail untuk
meminta kembali uangnya itu masih belum berhasil hingga saat
ini.[]

14 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Imajinasi Yusuf Mansur
Bumbui Kisah Sedekah

S
alah satu upaya Yusuf Mansur mempopulerkan dirinya
adalah dengan mengundah video-vidio ceramahnya ke
youtube, termasuk penampilan-penampilan dia di stasiun
televi. Penulis ingin mengulas secara singkat isi ceramah Yusuf
Mansur dalam dalam http://youtu.be/fII7uusiho4. Judul video di
situ tertulis ‘Sedekah - 700 x Lipat Karena Sedekah’.
Dalam video tersebut, Yusuf Mansur selalu membaca
ayat Qur’an. Terkesan dia tidak menghafal ayat-ayat yang
dibacanya, padahal dalam berbagai kesempatan Yusuf Mansur
selalu mengaku kalau dirinya adalah seorang penghafal Qur’an
(tahfidz). Di situ juga terlihat Yusuf Mansur menafsirkan sendiri
ayat-ayat yang dibacanya. Dia tidak pernah menyebutkan,
tafsirannya itu sebagai nukilan atau bersandar pada pendapat
ulama tafsir. Rasulullah SAW mengingatkan kita : “Berkata
Abu Imran, dari Jundub, ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda:
“Siapa berkata mengenai isi Kitabullah Azzawajalla (Al-Qur’an)
dengan pendapatnya sendiri, meskipun benar, itu tetap salah.”
(Abu Dawud).
Sebuah hadis lain Rasulullah mengatakan, “Barang siapa

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 15


yang menafsirkan al-Qur’an menurut pendapatnya sendiri,
hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya dari api neraka”.
(HR. Muslim).
Yusuf Mansur di video itu menafsirkan ayat tentang doa
yang Allah akan kabulkan. Memang tak salah ayat dan hadits
yang dibacakannya itu, hanya saja dia selalu ingin membuktikan
terkabulnya doa itu dengan bukti-bukti dari kisah orang yang
dia ceritakan. Sedangkan kisah yang dia ceritakan itu banyak
mengandung ketidakbenaran dan ketidakcocokkan dengan
realitas.
Coba perhatikan kisah yang diceritakan Yusuf Mansur
tentang dua orang suami istri miskin yang selalu berdoa agar bisa
makan gratis di sebuah restoran mewah yang tak terjangkau oleh
mereka. Untuk membuktikan doa mereka dikabulkan Allah atau
tidak, suami istri miskin itu memberanikan masuk ke restoran
itu. Di sana, mereka dapatkan dua kursi yang masih kosong
diantara delapan kursi lainnya dan langsung menempatinya. Di
luar dugaan, kursi yang mereka tempati itu, dan delapan kursi
lainnya, adalah tempat yang sudah dipesan oleh seseorang
untuk acara ulang tahun eyangnya. Sesaat setelah suami istri
ini duduk, berdirilah si empunya hajat dan menyampaikan pidato
ulang tahun eyangnya dengan mengucapkan selamat datang
kepada hadirin (yang berjumlah 8 orang itu) baik mereka yang
diundang maupun yang tidak diundang. Setelah itu acara makan
minumpun mulai dan pasangan miskin ini bisa menikmati
hidangan dari restoran yang selama ini mereka impikan.
Terkabullah doa mereka selama ini.

16 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Siapa saja yang punya akal sehat akan merasa geli dengan
kisah ini. Bisa-bisanya manusia biasa berani mencoba Allah,
apakah Allah mengabulkan doanya atau tidak? Bisa-bisanya
pegawai restoran berani mempersilahkan orang lain yang bukan
undangan menempati kursi yang sudah dipesan customernya?
Bagaimana mungkin karyawan restoran mengetahui tempat
yang dibooking itu bakal ada 2 tempat duduk yang kosong.
Bisa-bisanya seorang cucu merayakan ulang tahun neneknya
dengan hanya mengundang 8 orang di sebuah restoran dengan
sambutan yang super lucu seperti itu? Yang paling aneh, seorang
cucu bisa merayakan ulang tahun eyangnya tanpa dihadiri
orangtuanya atau sanak keluarganya dan hanya mengundang
8 orang. Lalu, siapa yang menceritakan kepada Yusuf Mansur
kisah ini? Apakah suami istri tersebut atau si empunya hajat?
Kalauya, siapa mereka? Dapatkah Yusuf Mansur menyebutkan
identitas mereka?
Masih dalam tausiyah Yusuf Mansur di video itu. Menurutnya,
pada tahun 2006 mobil Nissan Serena miliknya dia sedekahkan
atas permintaan anak perempuannyaWirda yang kala itu masih
berusia tujuh tahun. Bocah yang masih duduk di kelas satu SD itu
sangat ingin menunggangi mobil Toyota Alphard. Karena merasa
belum cukup punya uang untuk membeli Toyota Alphard, Wirda
mengusulkan agar mobil Nissan Serena itu disedahkan saja. Tak
lama kemudian, Yusuf Mansur bisa juga memiliki Toyota Alphard
atas pemberian seorang sahabatnya yang bernama Haji Mulyadi.
Apakah masuk akal cerita di atas? Sedangkan pada tahun
2006 seorang Yusuf Mansur masih belum punya nama, belum

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 17


terkenal, belum punya mobil, belum punya rumah tapi sudah
berani mensedekahkan mobil kepada orang lain.
Adalah sanga luar biasa, seorang bocah yang baru kelas
satu SD itu sudah punya wawasan tentang Toyota Alphard
yang dalam pikirannya adalah mobil mewah. Sangat luar biasa
lagi, Toyota Alphard baru dipasarkan di Indonesia pada tahun
2008 atau dua tahun setelah bocah tujuh tahun itu berimajinasi.
Itupun, Alphard pada tahun tersebut belum dikategorikan mobil
bergengsi seperti sekarang ini.
Begitu juga dengan Haji Mulyadi yang disebut Yusuf Mansur
sebagai orang yang mensedekahkan mobil Alphard itu. Pada
tanggal 10 September lalu, teman penulis meminta kepada Yusuf
Mansur untuk menjelaskan tentang Haji Mulyadi lewat pesan
WhatsApp (WA). Sayangnya, sampai artikel ini ditulis Yusuf
Mansur tidak pernah menjelaskan walaupun pesan WA itu sudah
dibacanya.
Masih dalam video yang sama, di situ Yusuf Mansur
mengisahkan tentang pedagang pisang goreng dan tukang ojek
yang mensedekahkan semua penghasilan mereka dalam sehari.
Dalam pandangan penulis, kisah ini sangat mengada-ada.
Karena orang dengan profesi sebagai penjual pisang goreng
dan tukang ojek yang mensedekahkan seluruh penghasilannya
pada hari itu, berarti dia telah menutup aktifitas usahanya untuk
keesokan harinya.
Bukan hanya itu, dengan mensedekahkan semua omset
pada hari itu juga bertentangan dengan semangat bersedekah
yang diajarkan oleh Rasulullah. Pernah datang kepada Rasulullah

18 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


seorang sahabat yang berniat mesedekahkah seluruh hartanya.
Namun Rasulullah melarangngnya. Sahabat itu lalu ingin
mensedekahkan separoh hartanya. Namun Rasulullah tetap tidak
menyetujuinya. Ketika sahabat itu menyodorkan seperdelapan
dari hartanya baru disetujui Rasulullah.
Begitu juga dengan kisah lain yang dituturkan Yusuf Mansur
tentang pengusaha atau pedagang mobil yang mensedekahkan
semua omsetnya dalam sehari. Ini tentu kisah yang tidak pernah
terjadi. Karena dengan mensedekahkan semua hasil penjualan
mobil dalam sehari akan berpengaruh terhadap kelangsungan
perdagangannya. Ini jelas bertentangan dengan semangat
berusaha yang diajarkan oleh Islam.
Kisah-kisah yang diceritakan Yusuf Mansur penuh dengan
dramatisasi. Dalam setiap ceramah paling tidak ada tiga
kisah yang dia ceritakan. Dari sini bisa kita simpulkan, bahwa
sebenarnya Yusuf Mansur tidak memiliki bekal ilmu agama yang
cukup kecuali setumpuk kisah fiktif.
Kisah dramatis yang diceritakan itu sengaja diciptaan Yusuf
Mansur untuk membuktikan bahwa semua doa dan harapan
segera dikabulkan Allah dalam waktu yang singkat jika sesegera
mungkin bersedekah.
Semua kisah Yusuf Mansur itu sampai sekarang tidak bias
dibuktikan kebenarannya. Lalu apat ujuannya? Tak lain dan tak
bukan adalah untuk meminta orang untuk segera mengeluarkan
uang dan hartanya saat itu juga. Orang yang mendengar kisah-
kisah fiktif itupun seperti terhipnotis lalu mengeluarkan uang,
perhiasan, kendaraan bahkan sertifikat tanah untuk diserahkan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 19


kepada Yusuf Mansur. Sebagai penguat, Yusuf Mansur selalu
berdalih, uang dan harta yang mereka sedekahkan itu akan
digunakan untuk pengembangan pesantren yang dipimpinnya.
Pertanyaannya, apakah benar semua uang dan harta yang
diakumpulkan itu benar-benar digunakan untuk pengembangan
pesantrennya? Ataukah juga dipakai untuk menambah pundi-
pundi asset pribadinya? Yang pasti, saat ini Yusuf Mansur
bukanlah seorang yang sederhana, dia bukan orang miskin.
Kekayaan dan assetnya sangat banyak seperti tanah, kendaraan
dan properti termasuk apartemen. Dan jika hal ini tidak
dicegah, maka bisa jadi masyarakat yang berharap hidupnya
berubah dengan bersedekah kepada Yusuf Mansur tidak pernah
berubah hidupnya sedangkan Yusuf Mansur akan bertambah
kekayaannya.
Seharusnya seorang ustad menyampaikan dakwah tentang
sedekah secara utuh. Tujuannya agar masyarakat gemar dan
memiliki kesadaran sedekah kepada orang yang membutuhkan.
Bukan bersedekah kepada si ustad.[]

20 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


“Resep” Sukses Yusuf Mansur
Ternyata Gagal untuk
Dirinya Sendiri

S
ebuah video yang diunggah ke youtube oleh pihak Yusuf
Mansur : https://www.youtube.com/watch?v=eE0tMmiAZtI
me­nunjukkan sebuah acara ceramah di Malang pada
20 Mei 2012. Acara dengan thema ‘Spiritual Gathering” itu
berlangsung di sebuah gedung pertemuan semacam gelanggang
olahraga atau sejenisnya dihadiri oleh seribuan orang. Sebuah

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Bercerita tetang seseorang yang memfoto sebuah rumah mewah


lengkap dengan beberapa mobil mewah di garasinya.
Sesuatu terjadi pada seseorang tahun 2008. Dia diusir dari
kontrakannya, padahal kontrakannya itu bagi sebagian orang itu aneh
kalo sampai terusir, karena hanya 25 ribu sebulan. 2008 lho, masih ada
kontrakan 25 ribu sebulan. Tapi bagaimana lagi? Kalo memang sudah
tidak ada ya tidak ada. Wallaahyarzuqhu min haitsu la yahtasib. Dia
diusir dari kontrakannya.
Di hari itu dia pulang kampung naik truk delapan jam, hanya
membawa satu kasur, harta yang lain ditinggal. Atas izin Allah dia
memiliki rumah itu. Dia sempat memfoto rumah itu.
Di tahun 2012, empat tahun kemudian, saya naik pesawat kecil

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 21


panggung besar disediakan untuk Yusuf Mansur yang tampil
sebagai penceramah tunggal. Pada banyak bagian dalam gedung
itu terpasang spanduk bertuliskan www.patunganusaha.com
dan berbagai macam program (meminta) sedekah Yusuf Mansur
lengkap dengan nomor rekeningnya.
Yusuf Mansur memulai ceramah dengan meminta audiens
menuliskan keadaan atau masalah hidup mereka hari itu pada
handphone atau selembar kertas. Setelah itu, Yusuf Mansur
memita beberapa orang untuk menyerahkan tulisan mereka dan
dibacakan. Berbagai macam problem yang mereka tulis, mulai
dari susah mencari kerja, jodoh yang belum sampai, sakit yang
menahun, hutang yang bertumpuk, belum punya rumah, ingin
punya kendaraan, hidup miskin, belum lulus kuliah, ingin berhaji
dan umroh, ingin membahagian orang tua dan sebagainya.
Seorang yang mengaku mengidap penyakit kronis diperutnya

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

yang membawa saya dari satu kota kecil ke kota besar. Di sana ada
suami istri berwajah bersih tersenyum sambil air matanya keluar.
Mereka sudah di bibir pesawat. Dia tidak naik pesawat, sepertinya ada
yang ditunggu, yakni saya. Sementara saya ngak tau, kalau dia betul-
betul menunggu saya. Dia lihat saya, senyum, menangis.
Saya sementara sibuk, foto-foto dengan panitia, salamin mereka
lalu berangkat ke pesawat tersebut. Isinya kira-kira 12 seat. Saya
duduk, suami istri sempat menyapa saya. Kemudian kami konsentrasi
di pesawat, doa, zikir dan mengaji.
Begitu turun di bandara, Kalimantan Selatan, kami turun. Memberi
salam dua suami istri ini. Assalamu’alaikum, ustad. Air matanya terus
menangis. Saya jawab, wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

22 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


naik ke panggung didoakan Yusuf Mansur sambil memegang
perutnya. Setelah berdoa dengan Al Fatihah, Yusuf Mansur
meyakinkan orang tersebut bahwa penyakitnya akan diangkat
oleh Allah.
Ada seorang bernama Anwar berusia 26 tahun dibacakan
masalahnya. Ternyata dia ingin menikah tapi belum menemukan
jodohnya. Bersama dengan Anwar ada gadis bernama Azizah
yang juga punya masalah yang sama. Di atas panggung oleh
Yusuf Mansur mereka disarankan untuk menikah. Kedua orang
ini rupanya tidak keberatan dan berjanji akan memulai proses
perkenalan setelah acara. Yusuf Mansur mendoakan keduanya
agar berjodoh dan berjanji jika mereka jadi menikah akan ditraktir
pergi umroh.
Maksud Yusuf Mansur meminta hadirin menulis masalah
hidup yang sedang mereka hadapi itu adalah supaya setiap orang

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Kayaknya ada yang mau disampaikan nih.”


“Benar ustad. Saya dan istri saya. Hari ini saya dan istri saya mau
ikutin ustad kemana ustad mau. Kemana ustad pergi kami mau ikut.
Ulun mau ikut ke manapian pergi.”
Saya bingung. Ada orang menangis berdua, tiba-tiba mau ikut saya
kemana saya pergi. Saya bilang, memang mau ngapain ikut saya?
“Ulun mau cerita ustad”.
“Kalau mau cerita di bandara sini saja. Karena saya masih lama
berangkat ke Jakarta.”
“Jadi ulun gak perlu ke Jakarta, ustad?”
“Gak perlu. Ceritain di sini.”
Di lounge bandara, di Blue Sky, beliau memulai cerita itu. Sudah

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 23


mencatat setiap perubahan yang mereka alami hari perhari.
Perubahan itu akan terjadi jika seseorang setiap hari membaca
Qur’an, belajar Qur’an, menghafal Qur’an dan membantu atau
bersedekah kepada para guru dan murid yang mengajar dan
belajar Qur’an. Maksud dari penjelasan ini jelas ditujukan kepada
madrasah Darul Qur’an miliknya.
Seperti biasa, Yusuf Mansur selalu menguatkan isi
ceramahnya dengan kisah. Kisah kali ini tentang sepasang
suami istri yang hidup miskin di rumah kontrakkan pada tahun
2008. Waktu itu harga sewa kontrakan mereka hanya Rp. 25
ribu. Meski begitu mereka tak sanggup membayarnya sehingga
pemilik kontrakkan terpaksa mengusir mereka. Sebelum pergi
sang suami telah menggambar pada selembar kertas sebuah
rumah idaman mereka yang terlihat mewah lengkap dengan
beberapa mobil mahal. Pasangan ini akhirnya pulang ke

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

dia cerita. Makan susah, tiga hari gak makan. Dia bertahan tidak mau
minta.
Di tengah itu tiba-tiba dia mendengar tausiah saya dari suara yang
lain. Kan ada orang yang broadcast tausiah saya dan menyetel VCD nya.
Bahwa Allah punya Kun fa Yakun. Allah punya kekuasaan, Allah punya
keajaiban.
Lalu mereka berdua ini ngejejak jalan Allah SWT. Tiada malam
kecuali dia sholat, tidak ada pagi kecuali dia dhuha. Tidak ada sholat
jamaah kecuali dia berjamaah dan seterusnya.
Setelah selesai cerita, menangisnya selesai, saya mau boarding.
Apa dia bilang, “ustad, ulun mau sedekah.”
Saya tanya, “Mau sedekah berapa?” Saya tantang mau sedekah

24 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


kampung mereka dalam sembilan jam perjalan dengan hanya
membawa sebuah kasur dan beberapa lembar pakaian. Selama
ini pasangan ini selalu membaca Qur’an, menghafalnya sedikit
demi sedikit dengan terjemahannya juga bersedekah kepada
guru dan santri penghafal Qur’an.
Tahun 2012 Yusuf Mansur berada di sebuah kota kecil
di Kalimantan Selatan dan bersiap-siap naik pesawat kecil
yang hanya berisi 12 orang. Pesawat kecil ini akan terbang ke
Banjarmasin. Diantara para penumpang ada sepasang suami
istri yang selalu tersenyum kepada Yusuf Mansur. Sesampai
di bandara di Banjarmasin, suami istri ini menghampiri Yusuf
Mansur dan memintanya agar mereka boleh ikut ke mana
saja Yusuf Mansur pergi. Mereka hanya ingin mengucapkan
terimakasih kepada Yusuf Mansur karena mereka pernah
mendengar ceramah Yusuf Mansur yang kemudian bisa merubah

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

berapa, maksud saya begini, kalau memang dikit ya saya terima. Tapi
kalau banyak mendingan ditransfer. Sudah bawa belum uangnya?
Mudah-mudahan tidak timbulkan sak wasangka, seakan-akan saya
hanya terima yang besar-besar saja.
Apa kata beliau? “Insya Allah saya akan sedekah satu milyar
rupiah. Allahumma shalli alaa Muhammad wa alaa aali sayyidina
Muhammad. Dari orang di tahun 2008 diusir dari kontrakkan yang
hanya 25 ribu per bulan, lalu pulang kampung sembilan jam, hanya
empat tahun di 2012 dia bersedekah 1 milyar.
Dan beliau masih bertanya pada saya, “ustad masih perlu saya
tambahkan?”
Yang luar biasa, dia punya catatan sejarah. Inilah yang membedakan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 25


hidup mereka yang miskin merana menjadi kaya raya hanya
dalam empat tahun. Keduanya lalu menunjukkan foto rumah
mewah yang mereka miliki sekarang yang tampak pula beberapa
mobil mahal.
Karena masih melakukan beberapa perjalanan lagi, Yusuf
Mansur tidak mengizinkan mereka ikut bersamanya. Akhirnya
suami istri hanya meminta agar Yusuf Mansur mau menerima
sedekah dari mereka. “Kalau sedikit jumlahnya boleh saya
terima sekarang tapi kalau banyak maka transfer saja,” begitu
pinta Yusuf Mansur. Akhirnya suami istri ini mensedekahkan
uang sebesar Rp. 1 milyar kepada Yusuf Mansur. Bahkan mereka
masih bertanya kepada Yusuf Mansur, apakah 1 milyar itu
masih perlu ditambah? Sebuah kisah yang fantastis. Fantastis
bohongnya.
Dalam vidio itu juga Yusuf Mansur menghadirkan pasangan

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

dia, saya dan sebagian kita. Ternyata rumahnya itu di tengah sawah,
terus ada rumah baru yang di foto, di sana ada mobil Hammer, Lexus.
Seorang anak muda yang (ternyata) bernama Mansur. Anak
mudah ini hidupnya susah, tinggal dikontrakan sempit, punya hutang
10 juta, penyakitan, kuliah gak lulus, belum ketemu jodoh, belum pergi
haji dan belum punya rumah.
Mansur ini akan memulai mengkhatamkan Qur’an satu halaman
satu hari. Setelah membaca pada halaman ke empat atau pada hari ke
empat, dia kedatangan tamu.
Teman itu bilang, “Sampean kan nganggur. Bisa minta tolong
tidak?”
“Minta tolong apa?”

26 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


suami istri pengusaha rumah makan. Keduanya bertutur tentang
pengalaman mereka dalam mengelola dan membesarkan usaha
mereka.
Kembali Anwar dan Azizah dalam vidio tadi. Anwar yang
tinggal di Pasuruan dan Azizah yang tinggal di Probolinggo dan
sedang kuliah di Malang waktu itu, apakah sudah menikah?
Jika mereka sudah menikah, apakah Yusuf Mansur sudah
mengumrohkan mereka? Mungkin pembaca di sini bisa berbagai
informsi soal keduanya.
Perlu diketahui, bahwa Yusuf Mansur sangat piawai dalam
menggugah orang-orang kaya agar mau bersedekah kepadanya.
Dalam setiap ceramahnya Yusuf Mansur selalu memberikan
contoh-contoh berupa kisah dan testimoni dari mereka yang
bersedekah dengan nilai yang sangat fantastis. Kisah dan
testimoni itu sengaja diungkapkan sehingga para jamaah

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Jualkan Dakota saya.”


“Berapa harganya?”
“Yah, sepantasnyalah.”
“Ya sudah. Taruh saja di situ. Nanti insya Allah saya akan berdoa
sama Allah SWT.”
“Kok berdoa? Kalau kamu berdoa bagaimana kamu bisa menjual
hp saya? Kamu jalanlah pergi ke toko, kamu tawarkan.”
Apa jawa si Mansur? “Begini. Kamu juga tak ada yang menyuruh
ke mari. Tak ada yang mengundang kamu ke mari. Allah yang sudah
membuat kamu kemari. Kalo Allah sanggup bawa kamu kemari sebagai
penjual, kenapa Allah tidak sanggup bawakan pembeli?”
“Iya iya, hebat juga kamu Sur ya. Oke lah. Kalo gitu saya kuliah dulu

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 27


mengikuti si tokoh dalam ceritanya.
Sayangnya, bila orang tau kisah atau testimoni itu dengan
sebenarnya pasti akan menyesal seumur hidup. Karena cerita
atau kisah-kisah itu tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi,
hanya cerita fiktif belaka dan tidak ada benar adanya.
Sebagai contoh, dalam vidio ini juga Yusuf Mansur berkisah
tentang seorang pengangguran yang hidup serba kurang dan
tinggal pada sebuah kontrakan. Kebetulan tokoh ini juga bernama
Mansur. Yusuf Mansur kemudian berkisah tentang bagaimana
Mansur kemudian sukses menjadi pedagang hanphone yang
sukses.
Sayangnya, bila Anda rajin menonton video-video yang berisi
ceramah Yusuf Mansur di berbagai tempat, Anda akan temukan
kisah dengan alur yang sama, yang berbeda hanya nama dan
produk yang dijual. Kalau dalam video ini si tokoh menjual

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Sur. Wassalamu’alaikum.”
Itulah catatan Mansur di hari keempat dia baca Qur’an satu
halaman satu hari.
Hari kelima datang seorang teman Mansur. “Hebat lu, Sur. Tidak
kerja tapi punya Dakota.”
“Bukan punya saya. Ini punya orang nitip”.
“Dijual?”
“Ya, dijual.”
“Berapa?”
“Gak tau. Saya paling top pake HP yang 200 ribu.”
“Ini harganya sekian-sekian kali second, Sur.”
“Ya, barangkali juga.”

28 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


handphone, maka pada vidio atau pada ceramah yang lain yang
dijual adalah mobil, si tokoh sukses memiliki show room mobil.
Mungkin kita masih ingat dengan kisah Ustad Guntur Bumi
(UGB) yang sama dengan Yusuf Mansur. Cara-cara mereka
“berdakwah” mirip dengan model perdukunan yang tentu
saja tidak manjur. Sebagai contoh yang nyata, Yusuf Mansur
hanya memilih pengusaha (seperti dalam video ini) Jodi yang
merupakan pemilik Waroeng Steak & Sheak. Yusuf Mansur juga
sering hadirkan pengusaha ayam bakar Mas Mono. Mengapa
Yusuf Mansur memilih kedua tokoh itu? Karena Yusuf Mansur
lebih ingin mempromosikan produk keduanya. Mengapa?
Karena ternyata Yusuf Mansur telah memiliki sebagian atau
sebagai master frincises dari kedua produk itu. Begitu juga
dalam iklan atau publikasi-publikasi lainnya, Yusuf Mansur selalu
menghadirkan logo kedua rumah makan ini.

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Iya deh. Kalo gitu gua aja yang beli.”


Lalu dipersenlah Mansur 100 ribu.
Hari dimana Mansur sudah di rekeningnya ada 2 juta dihari ke
21. Lihat, bagaimana Allah lakukan untuk Mansur. Berita ini tersebar
dengan cepat. Kalau mau jual gadget, kasi Mansur. Cara jualnya
aneh. Dialah penjual yang kalau barang datang malah masuk kamar.
Katanya kalau Allah bisa datangkan penjual maka Allah bisa datangkan
pembelinya. Orang kemudian rame-rame menitipkan barangnya
kepada dia. Ada komputer bekas dan lain-lain, penuh rumahnya. Inilah
yang dikatakan Allah, Faqod qudiya ilaa shiroothol mustaqiim.
Pada hari ke 60 yang 10 juta terlunasi, kontrakan sudah ada
jaminan. Jodoh memang belum datang, apakah saya akan berangkat

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 29


Untungnya Waroeng Steak & Sheak sukses di pasaran.
Kesuksesan Waroeng Steak itu karna kesuksesan pemiliknya,
Jodi, yang betul-betul tulus bersedekah, menjalankan Islam
dengan baik, disamping pengelolaannya profesional dan
produknya bagus. Sebenarnya tanpa adanya Yusuf Mansur pun
Waroeng Steak & Sheak sudah sukses dengan sendirinya.
Lain halnya dengan Ayam Bakar Mas Mono yang juga sering
dipromokan Yusuf Mansur. Ternyata rumah makan ini tidak
berhasil dalam pasaran. Semua rumah makan Mas Mono di luar
Jakarta sudah tutup sedangkan yang masih tertinggal di Jakarta
sebagian besar tinggal menunggu waktu habisnya masa kontrak.
Itu artinya, resep-resep kesuksesan yang didengungkan Yusuf
Mansur tidak manjur.
Begitu pula dengan hotel yang diakuisisi dengan dana
Patungan Usaha yang dinamakan Hotel Siti, yang diambil dari

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

haji?
Pada hari ke 60 bacaannya sampai ke ayat haji. Tiba-tiba ada
orang datang ketok pintu. “Sebentarya, saya lagi selesaikan khataman
Qur’an.” (Yusuf Mansur kemudian membacakana ayat haji).
Selesai baca, Mansur bergegas menemui orang yang salam di luar.
“Maaf, mas. Lama menunggu ya?”
“Gak juga.”
“Ada apa, ya?”
“Kamu dipanggil si mbah.”
“Kenapa si mbah?”
“Ngak, ngak kenapa. Si mbah panjang umur kok”.
Mansur yang sudah mengaji tiga juz tambah satu halaman jus ke 4,

30 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


nama istrinya. Hotel yang baru dioperasikan beberapa bulan
itu terlihat sepi dan tak tersentuh tangan professional. Kepada
pemegang saham yang tergabung dalam peserta Patungan
Usaha tidak mendapatkan laporan penggunaan dana. Seorang
peserta Patungan Usahar pernah mensomasi Yusuf Mansur
karena masalah ini. Kerabatan dari orang yang melayangkan
somasi ini pernah menanyakan laporan keuangan hotel yang
beralamat di Jalan M. Toha, Pasar Baru, Kota Tangerang ini
namun pihak menejemen hotel tidak dapat menunjukkannya.
Jadi, bagaimana mungkin Yusuf Mansur bisa membagi
hasil keuntungan perorangan tiap bulannya bila pembukuan
keuangannya tidak ada?
Perlu diketahui juga oleh masyarakat, bahwa Yusuf Mansur
dalam setiap proyeknya selalu gagal, lalu ditinggalkan begitu
saja. Untuk menutupi proyek yang gagal ia kemudian berganti

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

di hadapan si mbah sudah berkumpul paman-paman dan bibi-bibinya.


Si mbah berkata, “Sur, yang lain sudah kerja, kamu doang yang
nganggur.”
Mesem aja si Mansur. Rupanya sampai saat itu dia masih disebut
belum kerja. Padahal sebenarnya Bandar kepet.
“Ini mbah ingin pergi umroh. Jadi bagaimana kalau kamu saja yang
menemani mbah”.
Hari ke 79 pas akhir juz 4, rumah bedeng Mansur sudah, kios sudah
punya, kuliah sudah selesai. Hari itu Mansur punya schedule ketemu
dengan jamaah umrohnya. Di reunian itu ada tanda-tanda jodohnya.
Selesai baca Surat Al Imron di hari ke 79 Mansur ketemu jodoh
hari ke 80 sempurna perjodohannya.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 31


proyek baru lagi dengan nama yang juga menarik. Sebagai
bunganya, Yusuf Mansur menyusun kisah dan testimony yang
juga baru dan menarik supaya proyek yang lama terlupakan oleh
masyarakat.
Selain dalam bidang usaha, resep Yusuf Mansur juga
tidak berhasil bagi dirinya sendiri. Dia sendiri mengeluh sakit
bertahun-tahun yang tak kunjung sembuh juga. Sementara pada
orang lain, Yusuf Mansur selalu memberikan “resep sembuh dari
sakit”. Wallaahu a’lam.[]

Catatatan :
• Bagi pasangan suami istri di Kalimantan Selatan yang
dikisahkan oleh Yusuf Mansur dalam video ini kalau benar
ada orang-orangnya, dan kebetulan membaca tulisan ini,
atau siapapun yang mengetahui keberadaan pasangan
suami istri ini diminta untuk menghungi saya. Penulis
ingin bersilahturahim dengan mereka berdua, di mana saja
selama masih di Indonesia.
• Penulis juga mengundang Anwar dan Azizah untuk berbagi
pengalaman setelah usai acara dengan Yusuf Mansur.
Silakan Anwar dan Azizah menghubungi penulis via email:
darso_arief@yahoo.com.

32 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Antara Bahasa Iklan,
Tokoh Rekaan dan Realita

S
ebuah video ceramah Yusuf Mansur berjudul ‘Ilmu
Keyakinan Kepada Allah’ https://www.youtube.com/
watch?v=oIIT1icZkec tertanggal 2 Mei 2013 terlihat
sedang berceramah di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Sepertinya, ceramah yang juga disiarkan oleh Anteve
ini, adalah sebuah hajatan yang digelar oleh Remaja Masjid Al
Azhar.
Yusuf Mansur memulai ceramahnya dengan bertutur,
bahwa dia akan membuka sekolah bisnis di Cimanggis dengan
memanfaatkan asset “kita”. Sudah pasti “kita” yang dimaksud

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Belum lama saya kedatangan kawan lulusan S1 Amerika.


Perempuan. Cantik orangnya. Ditemani sahabat saya dari Australia,
Perth. “Saudari saya ini orang hebat, ustad,” kata sahabat saya ini.
“Apanya yang hebat?”
“Hatinya yang mulia.”
Saya tanya, “Ukuran apa hatinya mulia?”
Dia cerita, “Sahabat saya ini sekolah lulus S1 dari Amerika lalu S2
di Prancis. Bukan main kan? Perempuan cantik, pengusaha. Tapi dia

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 33


Yusuf Mansur adalah lembaga miliknya atau memang asset
pribadinya.
Sekolah bisnis ini disebut Yusuf Mansur dengan STMIK (dalam
video ini Yusuf Mansur tidak menyebut dengan rinci STIMIK ini).
Menurut Yusuf Mansur, STIMIK ini akan mengembangkan kuliah
jarak jauh antar bangsa dengan program spesial bisnis dua
tahun. Tidak jelas, apa yang dimaksud ‘kuliah jarak jauh antar
bangsa’ dan ‘spesial bisnis’ dua tahun itu.
Uniknya, seperti cerita Yusuf Mansur dalam video ini, sekolah
tinggi bisnis yang akan dikembangkannya ini tidak akan belajar
soal bisnis. Mahasiswa diajarkan bagaimana mendekatkan diri
kepada Si Pemilik Segalanya, Si Pemilik Maha Bisnis, yakni Allah
SWT. Untuk itu, setiap hari semua mahasiswa akan dituntun
untuk mendekati kepada Allah SWT dimulai dari pukul 02.30
tengah malam.
Yusuf Mansur kemudian membacakan Qur’an surat Al Imran
ayat 38 – 49. Dia kemudian menjelaskan berbagai kemustahilan
yang terjadi pada keluarga Imran, termasuk Zakaria dan Maryam.

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

menikahi seorang pemuda miskin yang badannya separo.”


Gak kebayang sama kita, ada perempuan cantik, intelek, kaya.
Kayanya kaya raya lagi, mau dengan begini.
Ketika ditanya, “Kamu kok mau?”
“Saya pengen ibadah”.
Luar biasa. Saya aja jadi ngiri tuh. Kok bisa? Ya sudah, itu kehendak
Allah.

34 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Bahwa semua yang mustahil bagi manusia itu bagi Allah itu
cukup ‘kun fa yakun’, jadi maka jadilah.
Tak lupa, untuk menunjang isi ceramahnya ini, Yusuf Mansur
mengisahkan, bahwa belum lama dia kedatangan seorang kawan
perempuan yang kuliah di Amerika. Dia datang bersama saudara
Yusuf Mansur yang kuliah di Perth, Australia. Kawan perempuan
ini, menurut Yusuf Mansur, punya hati yang sangat luar biasa.
Betapa tidak, dia cantik, berpendidikan karena gelar S1 dan S2
diraihnya di Amerika, juga kaya dan salehah. Perempuan ini
kemudian menikah dengan pria miskin yang badannya cuma
separoh (Yusuf Mansur tidak menjelaskan apa yang dimaksud
dengan ‘badan yang cuma separoh’ itu). Ketika ditanya, mengapa
dia mau dinikahi laki-laki itu? Si perempuan yang luar biasa ini
menjawab, “dia ingin beribadah”. Si perempuan ini begitu yakin
bahwa kehidupan dunia dan akhiratnya akan menjadi baik karena
pernikahannya berlandaskan ibadah, walaupun suaminya punya
kuantitas dan kualitas yang jauh di bawahnya.
Sayangnya, video ini tidak diunggah secara utuh sehingga
penonton kehilangan kisah yang diceritakan Yusuf Mansur
selanjutnya.
Video Yusuf Mansur lain yang masih berbicara tentang
‘keyakinan terhadap janji Allah SWT’ bisa disaksikan pada video
yang berjudul ‘Penghapus Dosa Angkat Derajat Jadi Kaya’ https://
www.youtube.com/results?search_query=penghapus+dosa
+angkat+derajat+jadi+kaya, Video ini diunduh dari ceramah
Yusuf Mansur yang (pernah) disiarkan Anteve setiap pagi.
Cermah Yusuf Mansur kali ini dimulai dengan membacakan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 35


Qur’an surat Annisa ayat 105-107. Yusuf Mansur juga
membacakan sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim.
Pada intinya, hadis ini memberikan pengertian bahwa jika
ingin dosa terhapus dan derajat hidup akan diangkat oleh Allah
maka setiap muslim harus membiasakan diri ‘berjalan ke masjid’.
Seperti biasa, Yusuf Mansur kemudian menyampaikan
sebuah kisah kesuksesan sedekah. Kali ini tokoh yang tampil
dalam kisa adalah adik Yusuf Mansur sendiri. Dikisahkan, adik
Yusuf Mansur ini adalah karyawan pada sebuah perusahaan
dengan gaji Rp. 7 juta per bulan. Meski sebagai adik, dia tak
pernah mendengar ceramah abangnya.
Suatu saat, Yusuf Mansur bercermah tentang keajaiban
sedekah di tempat adiknya ini bekerja. Setelah berceramah si
adik bertanya tentang kebenaran matematika sedekah yang
barusan diceramahinya. “Yaah, ente gimana sih. Abang ente ini
sudah didengerin Indonesia dan dunia, masa ente baru denger
sekarang?” begitu komentar Yusuf Mansur tentang ketidaktahuan
adiknya pada isi ceramahnya.
Akhirnya adik Yusuf Mansur ini berjanji akan bersedekah
seluruh gajinya pada bulan depannya. Tapi niat ini ditolak Yusuf
Mansur. “Orang lain boleh bersedekah sebulan gaji. Tapi ente
adik abang, maka yang pantas bersedekah setahun gaji,” begitu
saran Yusuf Mansur.
Karena tidak memiliki uang sebesar Rp. 84 juta atau
sebebanyak setahun gaji, maka Yusuf Mansur mensarankan
agar adiknya mensedekahkan sesuatu seharga gajinya setahun.

36 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Untuk itu adiknya menjual rumahnya dan jadilah dia bersedekah
setahun gaji.
Yusuf Mansur kemudian bercerita, bahwa setelah itu suatu
keajaiban terjadi. Tiga atau empat bulan kemudian sang adik di
PHK dari perusahaan tempatnya bekerja. Bagi orang yang tidak
memiliki keyakinan akan janji Allah SWT yang tak bisa diukur
dengan kemampuan otak manusia, mungkin saja dia bisa putus
asa. Namun karena kesabaran dan keyakinannya sang adik
menerima takdir itu dengan tidak panik. Ini adalah cara Allah
menaikkan derajat adiknya itu.
Masih dalam cerita Yusuf Mansur, beberapa saat setelah
terkena PHK, perusahaan tempat adiknya pernah bekerja itu
diakuisisi pengusaha asal Timur Tengah. Adiknya itu kembali
melamar dan diterima. Jika dia tidak terkena PHK maka sang adik
hanya mendapat gaji sesuai standar perusahaan terdahulu. Akan
tetapi dia ter PHK dan masuk kembali sebagai orang baru, maka
dia disikapi menejemen baru sebagai ekspatriat yang bekerja
dengan posisi khusus. Untuk itu, sang adiknya mendapat gaji
Rp. 125 juta setiap bulannya. “Begitulah cara Allah mengangkat
derajat adik saya,” kata Yusuf Mansur.
Karna ini tentang adik Yusuf Mansur maka tentu pembaca
bisa mengkonfirmasikan kebenaran cerita ini fiktif atau nyata.
***

Sekolah bisnis atau STMIK yang dimaksud Yusuf Mansur


dalam video ini adalah Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
dan Komputer Antar Bangsa. Sekolah tinggi ini didirikan Yusuf

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 37


Mansur pada tahun 2007 dan memakai satu ruas ruko di
Kawasan Bisnis BCD Ciledug.
Menurut Virda, karyawan yang ditugasi untuk melayani
semua permintaan informasi, selama ini STMIK bisa beroperasi
karena bekerjasama dengan Bina Sarana Informatika (BSI)
sebuah lembaga penyelenggara pendidikan tinggi yang cukup
terkenal.
Ketika ditanya soal konsep yang menurut Yusuf Mansur
akan diajarkan kepada mahasiswa bagaimana mendekatkan diri
kepada Si Pemilik Segalanya, Si Pemilik Maha Bisnis, yakni Allah
SWT sehingga tak perlu belajar bisnis dari buku atau teori-teori
bisnis, Virda tampak kebingungan. Begitu juga ketika ditanya
soal bagaimana proses menuntun mahasiswa setiap hari untuk
mendekati kepada Allah SWT yang dimulai dari pukul 02.30
tengah malam, Virda juga tampak lebih bingung.
Jadi ternyata, semua pujian Yusuf Mansur terhadap STMIK
dalam video yang disebut ustad hanyalah bahasa iklan yang
bombastis. STMIK tak ada bedanya dengan lembaga sejenis
yang hanya bisa jualan janji bisa cepat dapat tempat kerja. STMIK
juga menjual nama dan foto Yusuf Mansur dalam brosur dan
spanduknya, dengan memberikan jaminan semua lulusannya
bisa berjiwa leadership, berdedikasi tinggi serta akan memiliki
networking dengan dunia usaha. Ini jelas bahasa iklan saja yang
tentu penuh kebohongannya.
Dalam video yang tampil sebagai acara ceramah di Anteve
ini, selalu muncul tulisan ajakan bersedekah kepada lembaga
milik Yusuf Mansur, yakni Yayasan Darul Qur’an Nusantara.

38 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Hanya saja ajakan sedekah kali ini diberi judul ‘Sedekah Untuk
Makan Santri’.
Iklan ajakan sedekah ini seakan menginformasikan bahwa
untuk konsumsi santri yang mondok di pesantren Yusuf Mansur
dijamin dari hasil sedekah masyarakat. Oleh karena itu, Yusuf
Mansur terus beralasan bahwa sedekah yang dihimpun dari
masyarakat itu memang untuk kepentingan konsumsi santri di
pesantrennya.
Akan tetapi hal ini dibantah oleh salah satu orang tua santri
Daarul Qur’an asal Lampung, Ibu Nurlina. Ibu ini bertemu penulis
pada Ahad (4/9) di Pesantren Umul Quro, Leuwilang, Bogor. Ibu
Nurlina memiliki tiga orang anak, masing-masing di sekolahkan
di Pesantren Ummul Quro Bogor, Darunnajah Jakarta dan
seorang lagi baru kelas 6 SD yang akan dia sekolahkan di Darul
Qur’an milik Yusuf Mansur pada tahun depan.
Meski baru akan masuk pada tahun depan, namun orang tua
murid, termasuk Ibu Nurlina, sudah harus mendaftarkan putranya
pada Juli tahun ini. Sebelumya Ibu Nurlina membaca publikasi
Pesantren Darul Qur’an yang hanya menerima pendaftaran satu
atau dua tahun sebelumnya. Kuota yang terbatas adalah alasan
yang didapat Ibu Nurlina dari Darul Qur’an ketika dia bertanya
tentang lamanya masa tunggu sebelum pembukaan tahun ajaran
baru.
Biaya pendaftaran sebesar Rp. 500.000. Uang pendaftaran
ini tidak akan dikembalikan jika calon santri dinyatakan tidak
lulus. Sedangkan besarnya uang santri baru adalah Rp. 20
juta. Uang sebesar ini harus dilunasi saat pendaftaran. Namun,

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 39


karena punya keuangan yang terbatas, Ibu Nurlina berjanji
akan melunasinya pada Desember nanti. Jika nanti anaknya
dinyatakan tidak lulus pada seleksi tahun depan atau jelang tahun
ajaran baru, maka uang Rp. 20 juta bisa dikembalikan. Dengan
demikian, uang orang tua calon santri sudah terendap dahulu
selama setahun di Darul Qur’an. Bagaimana jika yang mendaftar
ada 500 atau 1000 calon santri? Silahkan hitung sendiri.
“Sebagai orang tua, kita tidak tahu anak kita masih bisa
tertampung atau tidak, tapi hanya dinyatakan lulus atau tidak
lulus,” kata ibu Nurlina.
Sedangkan biaya uang sekolah setiap bulan adalah Rp. 1.3
juta. “Tetapi pihak Darul Qur’an masih memungut beberapa
jenis bayaran sehingga biaya setiap bulan seorang santri bisa
mencapai Rp. 2 juta,” jelas ibu Nurlina.
Lalu bagaimana dengan publikasi selama ini, bahwa santri-
santri Darul Qur’an itu dibiayai oleh sedekah dari masyarakat?
Ibu Nurlina justru meragukan informasi ini. “Karena seorang
santri untuk bisa dapat beasiswa dari Darul Qur’an itu harus
memenuhi banyak persayaratan yang saya rasa mempersulit
saja,” demikian katanya. Ibu ini kemudian mencotohkan, anak
sepupunya yang berasal dari keluarga sederhana dan meminta
pihak Darul Qur’an memberikan keringanan dalam pembayaran
saja tidak dikabulkan.
Kembali ke video di atas. Yusuf Mansur dalam beberapa
kesempatan berceramah selalu memulai dengan meng­
informasikan sekolah bisnisnya itu. Cerita sekolah bisnis itu
dirangkai dengan kisah-kisah sekaligus doa dalam beberapa

40 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


level. Allah Yang Maha Melihat, Maha Mengabulkan dan Maha
Kuasa pasti akan mengabulkan doanya, seolah olah hanya
dengan doa tanpa usaha apapun pasti akan Allah kabulkan
dan Allah tunjukan kekuasaanNya. Padahal sudah jelas Allah
berfirman dalam surat Ar-Rad ayat 11, yang artinya “Sungguh
Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mengubah
keadaan diri mereka sendiri”. Intinya apapun doa kita bila ingin
dikabulkan harus dengan usaha juga, tidak bisa hanya dengan
doa saja.
Sedangkan tentang keluhan ibu Nurlina tadi, pesantren
Yusuf Mansur perlu menyampaikan laporan yang transparan dan
akuntabel berapa sedekah yang diterima untuk program yang
“dijual” kepada masyarakat. Sedekah untuk makan santri harus
dilaporkan khusus dan penggunaannya juga harus benar- benar
untuk makan santri.
Begitu pula tentang karir adik Yusuf Mansur yang melejit
setelah sedekah gaji setahun senilai 84 juta dan kemudian setelah
di PHK bekerja kembali di perusahaan yang sama dengan gaji
125 juta/bulan merupakan contoh yang menarik. Kalau itu benar
dan bukan kisah fiktif, sebaiknya diinformasikan apa keahlian
adik Yusuf Mansur itu.
Kalau kita cermati, dalam ceramah Yusuf Mansur selalu
mengangkat tema baru untuk mencari “mangsanya” sehingga
bisa bergabung dalam “proyek” dan bisnis yang menggiurkan,
seperti bisnis yang menguntungkan bagi urusan akhirat.
Mengapa ini dilakukan Yusuf Mansur? Karena “proyek” lama
dirasakan tidak lagi menguntungkan. Seperti Patungan Usaha

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 41


dan Patungan Aset yang begitu bersemangat dikampanyekan
namun belakangan menjadi proyek yang tak terurus, mangkrak.
Hotel Siti di Pasar Baru, Tangerang, Banten, yang diakui Yusuf
Mansur sebagai hasil dari proyek Patungan Usaha itu terlihat
sepi pengunjung.
Sedangkan peserta Patungan Usaha yang sudah punya
sertifikat hanya bisa menelan ludah karena sudah lebih dua
tahun ini mereka tidak pernah menerima laporan. Itu karena
para investor usaha atau proyek-proyek Yusuf Mansur sudah
diyakinkan, bahwa uang yang mereka setorkan adalah sebagai
sedekah. Jadi tak perlu lagi dipersoalkan.
Celah inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Yusuf
Mansur untuk menciptakan “proyek” baru, dengan cerita fiktif
baru dengan narasi yang memukau dan membuai. Tokoh dalam
narasi Yusuf Mansur selalu ditampilkan dengan keadaan yang
serba susah dan nelangsa. Tapi setelah mereka bersedekah,
keajaiban terjadi dan hidup mereka berubah menjadi sukses
dan kaya raya. Atau orang biasa yang bersedekah uang dalam
jumlah besar, perhiasan, rumah, mobil atau asset berharga yang
kemudian mendapatkan kesuksesan yang luar biasa. Cerita
bualan ini dikisahkan Yusuf Mansur agar audiens saat itu juga
mau merogoh uang, mencopot perhiasannya, melego mobol
atau sepeda motornya, menyerahkan sertifikat dan harta lainnya.
Seperti hipnotis, audiens langsung melakukan itu.[]
***

42 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Catatan :
• Kepada teman perempuan Yusuf Mansur yang sukses
bersekolah di Amerika yang bersuamikan pria sederhana
itu dan adik Yusuf Mansur yang diceritakan dalam video ini
(atau siapapun yang mengetahui keberadaan kedua tokoh
ini) penulis meminta waktu untuk bersilahturahmi di mana
saja selama masih di Indonesia. Silahturahmi ini bertujuan
agar bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan pembaca
thayyiba.com. Silahkan menghubungi penulis di email milik
redaksi thayyiba.com. Terima kasih.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 43


Yusuf Mansur
Makin Kaya, Jamaah Tetap
Bodoh dan Naif

T
anggal 12 Juli 2012 Yusuf Mansur berceramah di
Islamic Centre, Jalan Panglima Polim, Bojonegoro.
Ceramah itu kemudian diunggah ke Youtube dan diberi
judul : Cara Agar Hidup Kita Tenang (https://www.youtube.
com/watch?v=aDYywratEmE). Dalam video, pembawa acara
menyebut ceramah yang dilaksanakan oleh PPPA Bojonegoro

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Ada pesantren, ada kiyai yang kita kenal memelihara dirinya


tidak datang ke pemerintah. Pokoknya mau bangun wis doa. Mau
bangun, tahajud. Mau bangun, gerakan santri khataman. Mau bangun,
sholawat. Lebih cepat dari pada yang datang kerumah-rumah orang,
lebih cepat dari pada yang datang ke pemerintah. Lebih cepat dari
pada yang anadalin bantuan dari Arab. Ada saja judulnya.
Adalah seorang anak yang masuk ke pesantren.
“Saya masukin anak saya di pesantren Pak Yai.”
“O, iya. Dari mana?”
“Dari Bojonegoro.”
“Siapa namanya?”
“Ismail Pak Yai.”

44 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


dan toko buku Toga Mas Bojonegoro ini sebagai Kuliah Tauhid.
Yusuf Mansur memulai ceramahnya dengan menggambarkan
langit, bumi dan isinya adalah milik Allah. Allah itu Maha
Medengar dan Maha Memberi. Oleh karena itu, jika seseorang
menginginkan mobil atau motor yang berada di showroom,
cukuplah berdoa dan meminta kepada Allah. Karena mobil atau
motor di show room itu milik Allah.
Begitu juga dengan seseorang, yang ingin membangun apa
saja, maka cukuplah meminta kepada Allah dengan doa, tahajud,
dhuha, khatamkan Qur’an dan bersedekah. Cara ini lebih cepat
berhasil dari pada dengan cara meminta dari rumah ke rumah,
mendatangi pemerintah atau meminta dari Arab.
Yusuf Mansur kemudian menyusun cerita dengan
mengumpamakan seorang pimpinan pesantren yang merasa
susah menyelesaikan pembangunan pondok pesantrennya.

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“O ya sudah. Mana ijazahnya?”


“Ijazahnya nyusul Pak Yai.”
“Ya sudah. Tapi sudah lulus?”
“Sudah. Boleh gak saya langsung taro di sini anaknya?”
“Boleh. Saya ikhlas.”
“Tapi anak saya bandel sekali.”
“Gak apa. Pokoknya masuk sini saja.”
Lalu orang ini minta izin lihat-lihat pesantren.
“Lho, kok ini belum dibangun, Pak Yai?”
“Lagi proses. Insya Allah ada rizkinya.”
“Sudah Pak Yai. Saya yang bangun.”
Dibangun sama orang tua santri ini. Tiga empat bulan kelar. Persis

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 45


Yusuf Mansur kemudian agak panjang berbicara tentang cerita
rekaannya ini. Sampai pada sang kiyai bisa membangun
pesantrennya karena bantuan dari salah satu orang tua santri.
Orang yang sedang lapar, tak usah ke warung makan tapi
cukup berjalan ke masjid dan laksanakan sholat. Pasti akan
mendapatkan makanan dan minuman. Yusuf Mansur kemudian
panjang lebar mengarang cerita tentang orang yang mendapatkan
makanan di masjid.
Ada juga seorang ibu yang tak punya uang namun ingin
berbelanja di supermarket. Di sana dia bertemu dengan orang
yang tak dikenalnya dan membayari semua belanjaan si ibu.
Juga tentang orang yang sangat ingin menunaikan ibadah
haji.Yusuf Mansur mengarang cerita, orang yang sangat ingin
berhaji itu didatangi oleh pegawai biro perjalanan haji yang
kemdian mengurus semua keperluan hajinya, sampai dia ke

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

kelar, anaknya kabur. Orang tuanya telpon.


“Assalamu’alaikum Pak Yai.”
“Wasslamu’alaikum.”
“Pak Yai, maaf ya, anak saya kabur.”
“Terus gimana?”
“Ya sudah, saya pindahkan ke tempat lain.”
Bos, ini anak dan bapaknya belum tentu manusia (maksudnya
malaikat –red).
***
Ada orang yang lapar di jalan. Lapar yang di liat bukan warteg.
Lapar yang diliat bukan warung bebek. Tapi lapar yang diliat adalah
masjid. Temannya yang bingung.

46 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


tanah suci bersama jamaah dari Singapura.
Si kiyai yang ingin membangun pesantren, orang kelaparan
yang masuk masjid atau orang yang rindu berhaji itu bisa terlaksana
semua hajat mereka karena Allah mengutus para malaikat yang
menjalankan peranannya sebagai manusia sehingga membantu
orang-orang tadi mewujudkan keinginannya.
Kalau beberapa cerita di atas hanyalah perumpamaan, maka
Yusuf Mansur memberikan contoh yang menurutnya nyata. Ada
seorang stafnya yang paling lama bekerja dengannya, namanya
Erlan.Selama berkeja dari tahun 2004, Erlan mendapat gaji yang
pas-pasaan. Dia juga tidak ada usaha lain untuk menambah
uangnya. Dia hanya berkhidmat.
Sampai pada suatu saat Erlan dipanggil oleh istrinya untuk
pulang kampung ke Kediri. Di sana telah menunggu kakak istri
atau ipar Erlan yang akan memberikan uang sebesar Rp. 700 juta

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Kok kita lapar ke masjid? Mau makan tromol?”


“Kita berdoa di sini. Kita makan di sini. Nanti Allah yang atur
semuanya.”
Sholatlah dhuha. Gak lama datang merbot masjid. Merbot masjid
ini melihat kita sholat dengan teman. Lalu dia menyapa.
“Permisi, lagi dhuha ya?”
“Ya, Pak. Permisi ya.”
Selesai sholat, disapa lagi sama merbotnya.
“Sudah selesai dhuhanya?”
“Ya.”
“Silahkan. Di samping sudah saya siapkan untuk ngetehnya.”
“Gak usah repot-repot, Pak.”

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 47


sebagai bagian dari pembangiannya. (Pembagian apa? Yusuf
Mansur tidak menjelaskan). Sayangnya, hingga akhir ceramah,
Yusuf Mansur tidak lagi menceritakan apa latar belakang Erlan
mendapat uang sebanyak itu dan apa yang terjadi dengan Erlan
setelah dia menerima uangnya.
Untuk itu, Yusuf Mansur sarankan kepada jamaah yang ingin
memiliki cincin emas, atau gelang atau kalung, maka setiap pagi
dan petang memang jari, tangan atau leher sambil bersholawat
dan meminta dalam hati agar segera Allah memberikan perhiasan
yang diingikannya itu.
Yusuf Mansur kemudian mencontohkan. Ketika dia
menginginkan sebuah mobil yang berada pada sebuah
showroom, maka setiap hari dia sisihkan waktu untuk lewat di
depan show room tersebut sambil bersholawat dan meminta
kepada Allah agar bisa memiliki salah satu mobil di situ. Benar

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Gak apa-apa.”
Ternyata bukan hanya teh, tapi ada mie, ada nasi, ada telor.
Setelah berkenalan nama merbot itu Ahmad.
“Dari jauh ya?”
“Iya, dari Jakarta. Kami kecopetan. Kapan-kapan kami mampir lagi
Pak.”
“Oh, silahkan.”
Dua tiga bulan lewat lagi di situ. Bawa mobil sendiri. Ingat pernah
dijamu oleh merbot nama Ahmad. Turun, tangak-tengok tanya orang.
“Pak, merbot masjid namanya Pak Ahmad di mana ya?”
“Ahmad yang mana?”
“Orangnya gini-gini.”

48 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


sekali, tak beberapa lama kemudian salah satu mobil dalam
show room itu menjadi miliknya.
Sebagai pembuktian, Yusuf Mansur menantang jamaah
yang hadir, dengan berani mendatangi salah satu toko emas
di Bojonegoro selepas acara ini. Di sana jamaah dipersilahkan
meminta perhiasan emas mana yang diinginkan dan pasti bisa
memilikinya. Namun, sebelum pergi terlebih dahulu meminta
kepada Allah dengan doa.
“Tapi saya ragu semua yang hadiri di sini, dari muka-muka
yang saya lihat, semuanya meragukan tantangan saya ini. Semua
usaha itu tidak akan berhasil jika masih ada sedikit keraguan
dalam hati,” demikian cara Yusuf Mansur “mencuci tangan”.
Kepada seorang jamaah laki-laki yang duduk paling depan,
bernama Tedy, Yusuf Mansur bertanya beberapa uang yang
dibawanya hari itu dan berapa harga kamera yang dipegangnya.

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Merbot masjid itu ya saya aja. Gak ada yang lain.”


“Ah, ada Pak. Tiga bulan lalu saya pernah makan di sini. Saya mulai
merinding nih, Pak. Dulu ada kok Pak. Saya dijamu di sini.”
“Gak ada, Pak. Saya di sini sejak masjid ini berdiri.”
Allah tidak pernah membuka siapa orang ini.
***
Staf saya namanya Erlan. Gak pernah mimpi punya duit 700 juta.
Dia staf yang paling lama. Ilmu gak pake sedekah lho.
Saya tidak bicara sedekah. Hanya habis acara siapa yang bawa
cincin, kesiniin. Siapa yang bawa gelang, kesiniin. Percaya, Allah akan
ganti. Bawa duit, siniin. Kamera, siniin (sambil Yusuf Mansur menunjuk
pada seorang jamaah yang membawa kamera yang sedang mereka

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 49


Tedy menjawab, uang yang dibawanya ada Rp. 30 ribu dan
kameranya seharga Rp. 5 juta. Tedy belum menikah dan belum
berhaji. Yusuf Mansur kemudian berkata, jika hanya berdoa hari
ini maka Tedy akan pergi haji sendiri, tapi jika doanya ditambah
dengan uang dan kameranya untuk disedekahkan kepada Yusuf
Mansur, maka Tedy akan pergi haji berdua.
Ceramah yang lebih dari satu jam itu, ternyata waktu banyak
tersita oleh cerita rekaan yang dituturkan Yusuf Mansur dengan
narasi yang memukau jamaah.
Sebelum mengakhiri ceramahnya, Yusuf Mansur mem­
persilahkan jamaah untuk mempersiapkan apa saja yang akan
mereka sedekahkan kepadanya. Jamaah lalu terlihat sibuk
membuka dompet dan tas. Lalu, majulah seorang ibu kemudian
mencopot cincin emas dari jarinya dan menyerahkan ke Yusuf
Mansur.Ibu itu mengatakan, seorang anaknya sedang bekerja di

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

macara).
Ini kamera kalo disedekahkan, Masya Allah.
“Bawa duit gak?” (tanya Yusuf Mansur kepada si pembawa
kamera).
“Bawa.”
“Berapa duit?”
“Tiga puluh ribu.”
“Kamera berapa duit?”
“Lima juta.”
“Lebih banyak duit atau kamera?” (jamaah tertawa)
“Ya, beneran tanyanya!” (Yusuf Mansur berkata dengan mimik
serius. Ceramah lalu berhenti untuk sholat, Ceramah kemudian

50 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


PU di Pontianak. Ibu itu dengan suara tersendat menahan tangis,
meminta agar Yusuf Mansur mendoakan anaknya agar diberi
kesehatan, diberi rizki yang halal dan keberkahan dalam hidup.
Beberapa ibu-ibu yang maju dan menyerahkan uang dan
perhiasanya, oleh Yusuf Mansur diminta untuk mengutarakan
keinginan dan hajat mereka. Ada seorang ibu bernama
Mukaromah, dia menyerahkan sejumlah uang untuk keinginannya
mendirikan madrasah tahfidzul Qur’an. Awalnya Yusuf Mansur
basa-basi menolak pemberian itu, namun ibu Mukaromah sudah
bulat hati bersedekah ke Yusuf Mansur.Dengan tangan terbuka
dan senyum penuh gembira Yusuf Mansur menerima pemberian
si ibu yang memang sedang membutuhkan banyak uang itu.
Sambil terus menampung pemberian uang dan harta dari
jamaah, Yusuf Mansur berkata, “Yang tidak menyerahkan cincin
dan perhiasaannya hari ini, maka nanti sore, besok atau kapan

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

dilanjutkan dengan meneruskan kisah tentang Erlan).


Staf saya paling lama dari tahun 2004 beliau mengabdi. Gak ada
cerita ngumpulin duit. Kerjaannya, pokoknya berkhidmat. Gajinya
segitu-gitunya aja.
Belum lama beliau dipanggil istrinya ke kampung di Kediri (Kediri
adalah daerah tetangga Bojonegoro, tempat Yusuf Mansur sedang
berceramah ini --red). Ternyata kakak istri atau kakak ipar, itu sudah
diniatkan bagian usaha buat Erlan dan istrinya. Kaget mereka berdua
ternyata bagian itu 700 juta rupiah. Gak ada angin gak ada apa-apa.
***
Seorang yang pengen pergi haji ke Baitullah. Dia berdoa sepanjang
siang, sore, petang, malam, pagi untuk bisa pergi ke Baitullah. Setiap

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 51


saja, cincin dan perhiasanyna tidak berubah. Masih tetap saja
begitu. Namun mereka yang sekarang menyerahkan cincin atau
perhiasan lainnya, maka pada dua atau tiga tahun mendatang
dia sudah bisa membeli emas yang berlipat-lipat jumlahnya dari
sekarang, karena usaha dan bisnisnya maju.”
Yusuf Mansur kemudian memanjatkan doa, “Ya Allah,
sebentar lagi sahabata-sahabat saya di sini akan maju ke
depan dan menyerahkan hartanya untuk bersedekah. Karena
itu, kabulkankan ya Allah, semua yang menjadi keinginan dan
harapan mereka.”
Lalu, makin bersemangatlah jamaah yang hadir merogoh
kantongnya, mencopot cincin dan perhiasan lainnya. Semua
diserahkan kepada Yusuf Mansur untuk dibawa pulang ke
Jakarta, ke rumahnya.
Erlan, Tedy, ibu Mukaromah dan ibu yang anaknya bekerja

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

kali melihat orang beriringan mengantar jamaah haji hatinya menangis.


Kapan dia bisa pergi haji ke Baitullah? Terus saja begini. Sehingga
tiba-tiba dapat satu kabar, bahwa ada orang pengen berangkatkan
beliau ke haji. Dipertemukanlah orang ini, lalu dia bilang, nanti saya
uruskan.
Orang ini gak pernah lihat pasportnya kecuali padasaat foto dan
pengambilan. Semua diurus orangnya dan travelnya. Hingga dia sudah
berada di dilautan jamaah yang sedang tawaf di Baitullah al Haram.
Kemudian kembali lagi kerumahnya membawa berita bahwa dia
sudah pergi ke tanah suci. Ketika ditanya teman satu kloternya mana?
“Saya ini ikut travel, disangkutinnya sama teman-teman yang
Singapura dan Malaysia.”

52 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


di PU Pontianak, mereka begitu terobsesi dengan cerita
fiktif yang dibuat oleh Yusuf Mansur. Mereka juga sangt naïf,
karena menitip doa dan harapan mereka pada Yusuf Mansur
sekaligus memberikan harta mereka berupa uang, perhiasan
dan sebagainya. Jadilah Yusuf Mansur makin kaya dengan harta
pemberian jamaah ini, sementara para jamaah terus bekutat
dengan kebodohan dan kenaifan mereka.[]

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“O, jadi gak ada yang orang Indonesia?”


“O, gak ada. Teman sekloter saya orang Singapura, orang Malaysia.
Sayapun berangkat ke Singapura dulu.”
“Terus gimana?”
“Ya di sana ketemu orang Indonesia, begini-begitu.”
Terlalu kecil buat Allah untuk buat passport khusus buat dia, untuk
membuat bandara khusus buat dia, untuk membuat imigrasi khsus
buat dia. Jadi, pada saat dia dijemput, mari pak kita foto, mari pak
kita bikin passport. Dari mulai jemput sampe imigrasi, semuanya tidak
ada manusia. Semuanya adalah malaikat Allah. Hanya waliyullah dan
orang-orang yang dipilih oleh Allah dapat ilmu muka syafa’ah, dibuka.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 53


Konsep Sukses
Yusuf Mansur Seperti Dukun?

S
ebuah video ceramah Yusuf Mansur di Kalimantan Selatan
diunduh ke youtube dan diberi judul ‘Keajiban Jika Kita
Sering Membaca Shalawat’ (https://www.youtube.com/
watch?v=0einOj8qy60).
Kehadiran Yusuf Mansur di Kalimantan Selatan ini sepertinya
atas undangan seorang tokoh lokal yang tampak dalam video

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Saya kebetulan membawa santri yang sekaligus juga ustad


di Daarul Qur’an. Beliau alumni Kairo. Berangkat ke Kairo modal
sholawat. Hidup di Kairo modalnya sholawat. Kalo gak punya makanan
dia pergi ke masjid baca sholawat. Orangnya ada, yang ada di barisan
shof depan, namanya Ustad Syaiful. Beliau cerita, kalau lapar baca
sholawat, kalau mau bayaran gak punya duit, baca sholawat. Pengen
beli buku beli kitab, gak punya duit, baca sholawatt. Hari-hari pertama
di Kairo, di Al Azhar University beliau sudah langsung ngetrek baca
sholawat.
Hari pertama itu berkenalan dengan seorang Mesir, yang kemudian
akhirnya menanggung beliau hidup dari mulai awalnya sampai akhirnya
dan sekarang masih menjadi orang tua beliau di Mesir.
(Padahal, pada awalnya Yusuf Mansur mengatakan, hidup Syaiful

54 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


ini dan sering disebut namanya oleh Yusuf Mansur dalam
ceramahnya ini, yakni Haji Rosehan. Rupanya video ini diambil
dari TVRI dalam sebuah kegiatan Final Lomba Maulid di
Kalimantan Selatan.
Karena dalam kegiatan yang berthemakan maulid, maka
ceramah Yusuf Mansur kali ini berisikan tentang Sholawat kepada
Rasulullah. Video yang tampak lebih banyak dihadiri oleh anak-
anak dan remaja itu, tak tampak Yusuf Mansur menggalang dana
sedekah untuk dibawanya pulang ke Jakarta, kerumahnya. Bisa
jadi karena Yusuf Mansur kali ini sudah mendapat “keuntungan”
dari sisi lain.
Sama seperti ketika berceramah soal sedekah, saat
berceramah dengan thema shalawat juga Yusuf Mansur selalu
menghadirkan cerita-cerita yang bisa membuai jamaah. Juga

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

serba kekurangan karena itu dia bersholawat. Tapi malah pada bagian
akhir dia sebutkan kalau Syaiful mulai awal ke Kairo sudah diangkat
sebagai anak oleh seorang Mesir, ini artinya semua keperluan hidup
Syaiful ditanggung oleh orang Mesir ini jadi terlihat jelas kebohongan
dan kefiktifan cerita Yusuf Mansur ini).
Saya punya kawan lagi, itu namanya Diauddin. Alumni dari Yaman.
Alumni dari Hadramaut. Kecintaannya kepada sholawat membawanya
istiqomah. Diurusan sholawat, minim-minimnya seribu sholawat. Satu
setengah tahun yang silam, beliau mengabdi di pesantren. Dalam
suasana gobrol-ngobrol, kemudian saya bertanya kepada dia.
“Diauddin, memang gak ada rencana mau menikah?”
“Ada ustadzuna (guru kami --red). Siapa yang tidak pengen
menikah? Saya pengen menikah.”

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 55


sama seperti sedekah, jika seseorang ingin menjadi kaya, menjadi
punya banyak harta, cepat punya jodoh, cepat memiliki rumah
dan sebagainya, maka bisa dilakukan dengan bersholawat.
Untuk itu, kembali Yusuf Mansur mengarang cerita. Kali ini
tentang seorang teman sesama guru di lembaga Darul Qur’an.
Teman itu bernama Diauddin, yang merupakan alumni Mesir.
Menurut Yusuf Mansur Diauddin ini ingin menikah namun
belum temukan siapa jodohnya. Lalu oleh Yusuf Mansur, dia
disarankan untuk bersholawat sebanyak 4444 kali setiap hari
selama 40 hari. Namun, belum juga sampai hari ke 40, seorang
saudagar kaya dari kampung Diauddin di Tegal datang dan
melamarnya untuk anaknya yang baru kelas tiga SMA. Bahkan,
Diauddin dihadiahi oleh calon ini sebuah mini market di Tegal.
Jadi menurut Yusuf Mansur hari gini masih ada orang kaya

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Kapan Diauddin pengen menikah?”


“Kalau bisa ustad, tahun ini juga saya menikah. Apa bisa?”
Saya bilang bisa. Dengan mengundang syafaatnya Rasulullah SAW.
Dengan mengundang kecintaan Allah terhadap kita. Dengan cara kita
mencintai Rasulullah SAW.
Saya tahu sahabat saya ini, saya tau adinda saya ini, saya tau ustad
saya ini, saya tau santri saya ini sudah mencintai Rasulullah lebih dari
saya. Setiap hari dia membawa seribu kali sholawat.
Tapi saya bilang kepada beliau. Ustad Diauddin, ketika dulu saya
punya utang dan tidak mengerti bagaimana caranya saya bayar hutang,
saya kemudian mengambil biji-bijian tasbih kemidian membaca
sholawat 4444 kali setiap hari. Kalau tidak salah saya menghitung, saya
membacanya sekitar dua jam.

56 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


yang mau nikahkan anak perempuannya yang masih kelas tiga
SMA.
Kisah Diauddin ini menambah panjang daftar teman Yusuf
Mansur di Darul Qur’an yang sukses luar biasa. Inilah yang
terungkap dalam ceramah-ceramahnya. Ada yang mendadak
mendapat uang ratusan juta, ada yang mendapat warisan besar,
ada yang sukses berbisnis dan sebagainya. Yang menarik,
semua teman guru atau karyawan Yusuf Mansur yang diceritakan
itu selalu meraih “sukses” itu di kampungnya sendiri, seperti
Diauddin tadi.
Kesuksesan dengan 4444 sholawat setiap hari selama 40
hari ini diajurkan Yusuf Mansur kepada Diauddin atas dasar
pengalaman pribadinya ketika masih dalam penjara dahulu.
Kali ini Yusuf Mansur sama sekali tidak bercerita bahwa

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Lalu saya katakan kepada Diauddin. Diauddin jangan mencari


jodoh. Cari saja Allah dan RasulNya. Kalau kita mencari jodoh, kita
perlu keluar duit juga untuk melamar dia, untuk pestanya, untuk
rumahnya, untuk isinya, untuk yang lain-lainnya. Tapi kalau Allah dan
RasulNya yang mencarikan, maka urusan biaya menjadi urusan Allah
dan RasulNya.
Diauddin memang seorang santri, Diuddin seorang ustad,
mendapat gaji dari pesantren. Tapi dia seorang santri.
“Na’am ustadzuna. Na’am saiyidi. Sami’na wa atha’na.” (Jawab
Diauddin yang artinya : Ya guru kami. Ya penghulu kami. Kami dengar
dan kami taat --red).
Dimulailah riyadhah, perjalanan 40 hari. Saya bilang kedia,
ajastulakum (saya wajibkan atas kamu). Baca sholawat 4444 kali,

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 57


“kesuksesan” dia dalam penjara dahulu karena sedekahnya
kepada semut dan sebagainya. Hal ini juga sama ketika dia
bercerita tentang sedekah, maka sholawat sebagai “kesuksesan”
dalam penjara seperti dalam video ini tidak disinggungnya.
Masih tentang sukses dengan bersholawat, Yusuf Mansur
dalam video ini juga berceritang tentang seorang petani miskin
yang tak punya lahan ingin membangun rumah. Si petani hanya
mampu membeli satu zak semen. Semen itu kemudian setiap
hari dikitari oleh si petani sambil terus menerus bersholawat.
Ajaib, tak lama kemudian si petani bias membangun rumah
idamannya.
Cerita yang sama juga dialami oleh seorang teman Yusuf
Mansur sendiri yang tak disebut namanya. Temannya ini ingin
membangun rumah namun dia hanya memiliki satu buah
genting. Genting itu kemudian diletakkannya di atas sajadah

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

selama 40 hari berturut-turut. Sanggup?


“Insya Allah saya sanggup.”
Dibaca sama dia. Belum nyampe 40 hari, Allah ya Karim, ada
saudagar yang kaya raya, di mana tempat dia dilahirkan, yakni di Tegal.
Ada orang kaya ada saudagar di kampungnya dia, yang mengetahui
Diauddin sudah lulus dari Yaman dan sekarang bertugas di Daarul
Qur’an di ustad Yusuf Mansur.
Lalu saudagar ini mendatangi orangtuanya Diauddin. Subhanallah.
Dilamarkan, diminta. Kebetulan jodohnya saat itu masih aliyah kelas
3, masih SMA kelas 3. Diauddin menghadap ke saya. Dia bilang,
“Bagaimana nih ustad, saya sudah ada yang nglamarin. Tapi saya gak
punya duit.”

58 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


yang kemudian teman Yusuf Mansur ini sholat dhuha di atasnya
setiap hari. Tak lama berselang, temannya ini memiliki sebuah
rumah.
Menshalawatkan semen dan mendhuhakan genting ini jelas
sesuatu yang baru, yang baru diajarkan oleh Yusuf Mansur.
Sebelumnya, belum ada seorang ulamapun yang mengajarkan
konsep sukses seperti ini, bahkan Rasulullah pun tak pernah
mengajarkan meraih kesuksesan seperti ini. Kita hanya
mendengar sebuah benda dibacakan sesuatu, baik doa maupun
ayat Qur’an agar benda tersebut mendatangkan keuntungan
material ada pada ajaran para dukun atau para “tukang jual obat”
lainnya.
Dalam video ini juga memperlihatkan Yusuf Mansur sangat
yakin bahwa ceramah yang dilakukannya ini acara yang digelar
Haji Rosehan itu pasti mendapat pahala besar dari Allah SWT.

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Eh, Din. Ingat gak, kalimat kita dulu? Kalau ente meminangnya
dengan sholawat, maka ente gak keluar duit, malah ente yang dibayar.”
Dan benar seperti dugaan saya, tidak ada satu kalimat pun dari
calon mertuanya, kamu harus membawa lamaran sebesar ha kadza-
ha kadza (sekian-sekian --red). Yang ada apa? Pada hari-hari lamaran
kemudian dijalankan, saya hanya membekali sholat dhuha dengan para
santri, membekali beliau dengan doa melepas beliau pergi melamar.
Kemudian orang tua dari pihak calon mertua mengatakan,
Diauddin, tenang saja. Urusan nikah itu urusan bapak. Subhanallah.
Diauddin, bahkan untuk kamu udah bapak bangunkan warung. Yang
disebut warung adalah mini market. Yang kira-kira kita berpokok,
bermodal, itu kira-kira 500 juta rupiah. Subhanallah.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 59


Karena itu, jika jamaah ini meraih pahala seperti dirinya dan Haji
Rosehan, maka cukuplah berdoa, “Ya Allah, berikan saya pahala
seperti pahalanya Yusuf Mansur atau Haji Rosehah.”
Berharap sebuah kegiatan yang kita lakukan mendapat nilai
dari Allah adalah sebuah keharusan, akan tetapi mengucapkan
sesuatu yang sesungguhnya merupakakan otoritas Allah, jelas
itu adalah sebuah kesombongan. Seperti apa yang dilakukan
Yusuf Mansur itu.[]

60 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Cukup dengan Doa
Tak Butuh Uang

Y
usuf Mansur pernah bercemah di Sukoharjo, Jawa
Tengah, tepatnya di Masjid Baiturrahmah. Ceramah ini
dihadiri oleh bupati, wakil bupati, kapolres dan ratusan
masyarakat Sukoharjo. Ceramah itu kemudian divideokan dan
diunggah keYoutube dan diberi judul ‘Ceramah Yusuf Mansur
2015 Allah akan Mengatur Rizki Manusia Khusus yang Beriman’
https://www.youtube.com/watch?v=U-WeY2Z0xu0
Kali ini Yusuf Mansur berkata diawal ceramahnya, bahwa
dia akan memberikan ‘dua ilmu, yang dengan ilmu ini dia jamin
manusia hidup tidak akan memerlukan uang untuk membiayai
hidupnya. “Kedua ilmu ini jika ada yang menolaknya maka jelas
tuhannya bukan Allah SWT,” kata Yusuf Mansur.
Ini adalah pernyataan yang sangat berani, yang tentu saja
dasar dan dalilnya perlu didiskusikan. Apakah memang berasal
dari nash Qur’an, hadist Nabi, pendapat ulama atau memang
pendapat Yusuf Mansur sendiri.
Ilmu yang dimaksud Yusuf Mansur itu, katanya, sudah
dibagikan dalam kuliah yang dia sebarkan lewat perkuliahan on
line yang dipimpinnya. Kuliah ini dikuti oleh 800 ribu perserta

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 61


dan 2-3 ribu diantaranya berasal dari Sukaharjo.
Kuliah on line yang (mungkin) yang dimaksud Yusuf Mansur
di sini adalah Sekolah Bisnis Wisata Hati yang beralamat di
Graha Sentosa Raya No. 3C, Mekarjaya, Sukmaya, Depok. Akhir
Oktober 2015 lalu, penulis mendatangi alamat ini. Ternyata
di alamat tersebut hanya ada kegiatan pengajian anak-anak
sekaligus tempat pemasaran usaha-usaha Yusuf Mansur. Staf
Yusuf Mansur yang menunggui kantor ini mengatakan, bahwa
kuliah tersebut belum berjalan dikarena legalitasnya belum jelas.
Dua ilmu yang dimaksud Yusuf Mansur dalam video ini
adalah Ilmu Minta dan Ilmu Ngasi (memberi).
Ilmu Minta adalah meminta kepada Allah. Apa saja yang kita
butuhkan maka minta saja kepada Allah. Meminta dengan doa,
dengan sholat, dengan dhuha, tahajud dan tentu saja dengan
sedekah.
Sebagai mana gaya ceramah Yusuf Mansur, dalam ceramah
ini juga Yusuf Mansur membangun cerita fiktif dari imajinasinya
yang mengisi bagian besar dari waktu ceramahnya. Ya, tentu
saja cerita yang tak pernah ada, hanya sebuah karangan.
Yusuf Mansur member contoh Ilmu Minta ini. Jika seseorang
ingin memiliki sesuatu, kendaraan, rumah dan sebagainya, atau
seseuatu yang kecil sekalipun, seperti belanjaan di pasar, maka
cukuplah dia meminta kepada Allah SWT dengan doa.
Yusuf Mansur kemudian menceritakan panjang lebar tentang
seorang ibu yang yakin dengan Ilmu Minta ini sehingga dia ke
pasar dengan tidak membawa uang. Cerita fiktif berikutnya
tentang seorang ayah yang sangat mebutuhkan uang untuk

62 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


sebuah keperluan sehingga ia berencana menjual motor satu-
satunya.
Lucunya, cerita yang sama juga disampaikan Yusuf Mansur
dalam ceramah pada jamaah taraweh di satu musholla di
Jakarta yang kemudian diuggah ke Youtube dengan diberi judul
‘Dahulukan Allah Jika Ingin Sukses’, namun di sini yang butuh
uang adalah anak si bapak untuk uang kuliah. Mengulang-ulang
cerita adalah ceramah khas Yusuf Mansur. Dia hanya mengganti
nama tokoh dan obyek barangnya, sedangkan alur, latar belakang
dan ending cerita itu sama saja.
Untuk memperkuat Ilmu Minta ini, Yusuf Mansur meminta
jamaah supaya mempraktekkan apa yang diceritakan ini. Bahkan,
dia menyuruh jamaah berani meminta hal-hal yang besar yang
menjadi keinginannya saat ini.
Cara seperti ini sesunguhnya mudah untuk ditebak akhirnya.
Jika ada jamaah yang mencoba dan ternyata tidak berhasil,
kemudian mengadu kepada Yusuf Mansur, maka sudah bisa
dipastikan Yusuf Mansur akan mengelak dengan memberikan
jawaban antara lain : doa dan sholatnya tidak khusyu’, belum ada
keikhlasan, ibadah yang belum maksimal, makanan yang masih
haram dan sebagainya. Kesalahan itu akan dilemparkannya
kepada pribadi orang itu, sehingga pada akhirnya orang itu tidak
lagi mempersoalkan resep-resep Yusuf Mansur tersebut.
Jadi, menurut Yusuf Mansur, jika seseorang mengamalkan
Ilmu Minta ini maka bisa dipastikan dia tidak membutuhkan uang
sebagai alat tukar. Cukup berdoa, semua kebutuhan datang.
Seperti biasanya, sebelum mengakhiri ceramahnya, Yusuf

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 63


Mansur melemparkan program untuk lembaga miliknya. Untuk
kali ini, dia melemparkan program lelang lahan seluas 2300
meter untuk pengembangan PPPA Sukoharjo. Harga lelang
setiap meternya sebesar Rp. 500 ribu/meter.
Disini terjadi dua hal yang kontradiksi. Satu sisi dia
mendorong jamaah untuk berdoa sehingga tak lagi membutuhkan
uang tapi pada sisi lain dia sendiri membutuhkan uang untuk
pengembangan pesantrennya dengan cara meminta uang
kepada jamaah dengan dalih sedekah.
Yusuf Mansur dengan tanpa beban menyuruh kepada jamaah
yang hadir, silahkan yang punya uang keluarkan semuanya di
lembaran kain di depan. Yang punya perhiasan lebih mudah
lagi karena langsung dicopot dari badannya. Yusuf Mansur
meyakinkan jamaah bak dukun sakti, jika menunda pembayaran
kredit motor, mobil atau rumah untuk disedekahkan kepadanya,
maka dipastikan pada bulan depan akan mendapat rejeki yang
berlipat.
Nah, memberikan harta untuk pengembangan lembaga Yusuf
Mansur inilah yang dimaksud sebagai Ilmu Ngasih (Memberi).
Masalahnya, apakah betul uang dan harta yang dikumpulkan dari
masyarakat Sukoharjo ini benar-benar digunakan seperti apa
yang dikatakannya atau memang dibawa ke Jakarta untuk diri
sendiri untuk membangun bisnis usaha pribadinya (?). Wallaahu
a’lam.[]

64 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Jurus Todong dan
Doa Negatif

Y
usuf Mansur pernah berceramah di Kampung Kadu
Panda, Cianjur Selatan. Kehadirannya di kampung
ini atas undangan Haji Jawahir untuk mengisi acara
walimatul ursy pernikahan anaknya. Ceramah Yusuf Mansur kali
ini direkam dan kemudian diunduh ke Youtube dengan diberi judul
“Daqu Tv Ustad Yusuf Mansur Allah Maha Kuasa Amal Pembuka

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Kisah ini saya dapatkan ketika berada di lounge executive-nya


Jeddah. Bandara King Abdul Aziz. Ada seorang yang tau, bahwa dirinya
tidak mampu berangkat ke Tanah Suci kalau bukan pertolongan Allah
SWT.
Sampe suatu ketika, beliau mendengar nasihat ini. Bergetar
hatinya mendengar ayat-ayat ini. Bergegas dia pulang dan bertanya
kepada anak-anaknya, “Siapa diantara kalian yang tidak pengen ke
Tanah Suci, ngacung! ”Ya tidak ada yang ngacung karena semuanya
pengen ke Tanah Suci. Tiga anaknya dan istrinya ngacung pengen ke
Tanah Suci. “Baik, mulai Jumat besok, kita jalani itu zikir, baca Surat Al
Hadidayat 1- 6.”
Jumat pertama dimulai. Dia berangkat bersama tiga anaknya ke
masjid supaya memenuhi dua nasihat dari gurunya, baca Qur’an dan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 65


Rizki” (https://www.youtube.com/watch?v=MG7L-9Jv5Rw’)
Ceramah Yusuf Mansur kali dimuilainya dengan membaca
tiga ayat terkakhir dari Surat Al Hashar. Menurut Yusuf Mansur,
ada hadis Nabi yang mengatakan bahwa, siapa saja yang mebaca
ayat ini setelah subuh dan asar, maka Allah akan mengutus 70
ribu malaikat untuk mengawalnya.
Karena dikawal oleh 70 ribu malaikat, maka hidup orang
tersebut akan aman dan damai. Juga rezekinya akan lancar serta
semua keinginannya akan terkabul.
Selain ayat terakhir surat Al Hashar itu, Yusuf Mansur juga
mengajarkan agar orang membacanya bersamaan dengan enam
ayat pertama dari Surat Al Hadid. Dibaca setiap habis subuh dan
habis asar juga. Jika ayat-ayat ini dibaca secara terus menerus,
apalagi pada subuh dan asar di hari Jumat, maka semua

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

shodakoh, dia lalu menyuruh istrinya masak dipagi hari. “Tolong masak
buat makan pagi, buat sarapan pagi 20 puluh teman anaknya.”
Pak, yakin pak. Jika bapak pake ayat ini di sayyidulayyam hari
Jumat, terkabul pak. Mau apa? Kobul. Asal permintaanya yang baik-
baik.
Jadi, Kamis sore, tiga anaknya disuruh mencari teman-temannya,
supaya ikut sholat subuh berjamaah, lalu habis sholat subuh berjamaah
sama datang ke rumah, istrinya sudah menyiapkan makan pagi, ikut
bareng makan pagi sebagai sedekah dar keluarga yang tidak punya ini.
Kan kalo sarapan pagi gak terlalu berat ya? Dengan jual mas kawin
bisa untuk modal dua tiga bulan kasi makan tiap pagi. Ya mas kawin
jual aja, buat apaan kalo memang hidup miskin. Ngapain dipelihara
mas kawain? Sedekahin aja. Kita tanya sama pengantinnya.

66 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


keinginan dan doa seseorang pasti akan terkabul. Yusuf Mansur
menekankan pada kata ‘pasti terkabul’ seperti memberikan
jaminan.
Sebagai bukti dari jaminannya ini, Yusuf Mansur kemudian
bercerita, yang menurutnya ini sebagai kisah nyata. Kisah
ini didapatnya pada musim haji di Juli 2008 ketika berada di
executive lounge King Abdul Azis Airport.
Ada seorang miskin yang mendengar kelebihan ayat-ayat di
atas dari guru di majelis taklim. Orang ini kemudian setiap subuh
di hari Jumat mengajak tiga anaknya berjamaah subuh di masjid.
Sedangkan istrinya diminta membuat makanan sarapan untuk
20 anak yatim dan miskin dari teman-teman anaknya.
Selepas berjamaah subuh di masjid, si bapak ini bersama
istri, tiga anaknya serta 20 anak yatim dan miskin itu membaca

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

“Kang Riyanto, mas kawinnya tadi berapa gram?”


“50 gram, 300 mili.”
“Kira-kirai tu duitnya berapa?”
“12 jutaan.”
Kalau hitungan kasi makan 20 anak maka berapa tahun kasi makan
anak-anak yatim setiap jumat pagi? Naik derajatnya. Nanti jangan
pulang kecuali saya bawa itu mas kawin yang 12 gram..!!
Sahabat yang saya ceritakan tadi, katakan kepada tiga anaknya,
cari 20 teman kamu, ajak besok sholat subuh, mama sudah masak
di pagi hari, habis subuh kita turun, kita sarapan pagi. Kemudian kita
berdoa kepada Allah dengan membaca ismullaahila’dzom di ayat 1-6
Surat Al Hadid. Dibaca bersama 20 teman anaknya, tiga anaknya, satu
bininya dan dia, jadi ada 25 orang.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 67


ayat-ayat di atas. Setelah itu diakhiri dengan berdoa agar Allah
memberangkatkan haji dia, istri dan ketiga anaknya serta 20
anak yatim dan miskin itu. Kegiatan ini ditutup dengan sarapan
bersama sebagai sedekah dari dia dan istrinya.
Sampai pada Jumat ke 28 atau tujuh bulan kemudian
keajaiban itu terjadi. Bapak salah satu dari 20 anak itu punya
teman yang kaya raya. Orang kaya raya ini punya uang satu milyar
dan sedang kesulitan mencari orang yang ingin diberangkatkan
haji. Setelah mendapat informasi tentang kegiatan subuh Jumat
ini, ke sanalah orang kaya ini menyusup dan ingin membuktikan
sendiri. Akhirnya, si bapak, itu dan tiga anaknya serta 20 anak
yatim dan miskin ini berangkatkan haji oleh si orang kaya ini.
Meski diakui sebagai kisah nyata, namun bagi penulis ini tetap

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Berangkat sendiri saja gak mungkin, apalagi ngeberangkatin


bersama 24 orang? “Ya Allah, jangan hanya berangkat saya dan tiga
anak saya dan istri saya tapi berangkatkan juga 20 anak yang sarapan
bersama-sama saya di rumah ini Ya Allah, yang sama-sama membaca
Ismullaahil a’dzom.”
Lalu apa yang terjadi setelah setiap sholat subuh, turun, sarapan
pagi, baca. Sholat subuh, turun, sarapan pagi, baca. Dan ini berlangsung
selama 28 kali putaran. 28 kali putaran itu 7 bulan cuman. Kalau kita
nabung normal saja, belum tentu berangkat itu 25 orang.
Di puteran yang ke 28 Allah terjadilah keajaiban yang Allah
tunjukkan kepada saya dan kita semua yang saya ceritakan kisahnya
pada hari ini.
Di minggu yang ke 28 ada seorang hamba Allah, ayah dari salah
satu yang 20 anak, diajak bicara oleh si Fulan yang gak pernah kenal

68 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


kisah fiktif. Alasannya, musim haji 2008 bukan pada bulan Juli
2008 seperti yang dikatakan Yusuf Mansur itu melainkan pada
bulan Desember 2008 hingga Januari 2009. Sedangkan tokoh
yang ada dalam cerita ini lebih yakin lagi sebagai tokoh imajinatif
Yusuf Mansur sama seperti tokoh-tokoh dalam kisah-kisah fiktif
lainnya yang selalu dituturkan dalam setiap ceramahnya.
Sebagai catatan, semua cerita fiktif Yusuf Mansur, selalu
berkisah tentang orang miskin yang menginginkan sesuatu atau
seseorang yang punya obsesi tertentu, kemudian dia bersedekah
atau bersholawat atau tahajud atau dhuha atau membaca
Qur’an, selalu dan pasti datang orang kaya raya yang member
solusi. Tidak pernah solusi itu datang dari sebuah kerja keras
atau prestasi kerja.

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

oleh bapak yang tadi. Kalo kita bingung berangkat haji dan umroh, ada
orang yang kaya yang bingung, udah habis orang disekelilingnya yang
dia berangkatin haji dan umroh. Bertanyalah dia kepada sahabatnya
ini, anak buahnya ini, “Siapa lagi ya yang kita bisa berangkatin umroh
nih? Udah pada abis nih. Saya masih punya jatah 1 Milyar nih. Kamu
punya gak orang yang bisa diberangkatin, yang sholeh, yang orangnya
bagus, yang ibadahnya istiqomah, yang doanya kira-kira mabkbul buat
usaha kita.”
Mengingatlah si bapak ini, bahwa anaknya selama ini diajak
berdoa supaya bias pergi ke Tanah Suci. Apa kata Si Fulan. “Pak, ada
pak. Tetangga saya. Tiap bulan bikin shodakohan terus, sarapan pagi.
Ketika saya Tanya anak saya, “Ngapain kamu setiap pagi kesana?” “Gak
apa-apa pak, makan gratis ini.”
“Ngapain sih dia bikin selamatan tiap Jumat pagi.” “Katanya mau

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 69


Yusuf Mansur juga mengatakan, bahwa karena kebiasaan
membaca ayat-ayat dalam kedua surat ini, maka banyak
santrinya yang menadapat beasiswa belajar ke Universitas Islam
Madinah dari pemerintah Arab Saudi.
Yusuf Mansur barangkali tidak tahu, atau sengaja
sembunyikan informasi, bahwa memang pemerintah Arab Saudi
memberikan beasiswa kepada ratusan santri dan mahasiswa
seluruh Indonesia untuk belajar di Arab Saudi setiap tahunnya.
Sama seperti kebiasaan dalam ceramah-ceramahnya, pada
kesempatan ini juga Yusuf Mansur tetap mainkan jurus todong.
Kali ini yang ditodong adalah pengantinnya sendiri. Di video ini
terlihat Yusuf Mansur dengan tidak canggung meminta agar
penganten mensedekahkan mas kawinnya untuk dibawanya

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

pergi haji, pak. Mau umrah, pak. Mau tanah suci, pak. Bahkan saya juga
didoain pak supaya berangkat haji.”
Berangkatlah pada Jumat pagi seperti kebiasaan. Orang kaya ini
nylinap disubuh, ikut menyaksikan bagaimana orang yang sholeh ini
yang percaya ke guru, melaksanakan itu zikir.
Sholat subuh berjamaah, habis itu turun ke rumah dengan 20 anak
dan tiga temannya. Dia bilang, “Boleh saya ikut ke rumah bapak?”
“Boleh, silahkan.”
Karena ditemani oleh orang tua dari salah satu yang 20,
diperbolehkan ikut. Tau apa yang terjadi begitu doa? Begini doanya,
“Ya Allah berangkatkan saya beserta tiga anak saya dengan satu istri
saya dan 20 anak-anak nih, ada yang yatim ada yang piatu, ada yang
masih lengkap tapi miskin, ya Allah tunjukkan kekuasaanMu ya Allah,
berangkatkan kami ke tanah suci.”

70 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


pulang ke Jakarta. Dalam rangkaian ini, Yusuf Mansur menyuruh
jamaah agar menjual mas kawin mereka. Buat apa menyimpan
mas kawin kalau hidup miskin, lebih baik menjualnya kemudian
disedekahkan supaya Allah menggantinya dengan kehidupan
yang lebih baik. Begitu saran Yusuf Mansur.
Ada momentum yang cukup menarik perhatian dalam
ceramah Yusuf Mansur kali ini, yakni dia berdoa agar Allah
menimpakan hal yang jelek kepada jamaah yang hadir.
Sebelumnya Yusuf Mansur meminta agar jangan ada jamaah
yang meninggalkan acara sebelum selesai doa penutup.
Namun sebelum acara berakhir, ada jamaah yang berdiri ingin
meninggalkan acara. Yusuf Mansur kemudian menegur jamaah
tersebut dengan cara yang dirasakan tidak nyaman oleh jamaah

Transkrip Ceriita Yusuf Mansur dalam Video ini

Sadar ada tamu, ikut didoain sama yang punya rumah. Coba apa
kata yang punya rumah, “Maaf pak. Bapak mau didoain agar bisa tanah
suci gak?” kalau mau didoain mumpung nih sekalian.”
Apakah kata yang satu? Sambil air matanya menetes, padahal dia
yang memberangkatin nih. “Iya pak. Silahkan didoakan.”
“Ya Allah mudah-mudahan sama tamu saya nih, sama bapak salah
satu anak nih, ikut berangkat semualah.”
Setelah itu, tanpa berkata ba-bi-bu. Si Fulan yang orang kaya ini
datangi si bapak. “Pak, hari ini doa bapak dikabulkan Allah. Bapak saya
hadiahkan pergi umroh bulan Juli besok, 2008 nih. Beserta tiga anak
bapak, beserta istri bapak, beserta 20 anak yang setiap Jumat bapak
ajak berdoa.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 71


itu.
Sesaat kemudian dia mengangkat tangan dan berdoa, “Ya
Allah siapa saja yang meninggalkan acara ini sebelum doa
terkahir, sedangkan dia belum pernah berangkat haji, maka
jangan berangkatkan dia pergi haji abada-abada (selamanya)”,
begitu doa Yusuf Mansur.
Doa negatif ini diucapkan Yusuf Mansur sambil menunjukkan
sikap, bahwa doanya benar-benar diijabah Allah. Naudzubillahi
min dzaalik.[]

72 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Tak Percaya
Yusuf Mansur = Kafir?

D
alam tahun 2011, Yusuf Mansur pernah berceramah di
Kediri, Jawa Timur. Ceramah ini kemudian oleh timnya
diunggah ke Youtube dan diberi judul ‘Kisah Inspirasi
Yusuf Mansur 2015 Seorang Yang Rajin Sholat Dhuha Wajib
Nonton’ https://www.youtube.com/watch?v=i112x6RpAEo.
Dalam ceramah kali ini Yusuf Mansur memulai dengan kisah
imajinasinya tentang anak dan cucunya (kelak) ketika dia sudah
meninggal. Dia membayangkan anak dan cucunya yang pandai
membaca Qur’an. Seperti semua kisah fiktif yang selalu ada
dalam semua ceramahnya, kisah imajinatif ini juga disampaikan
dengan narasi yang bias saja mempesona bagi orang awam
yang bodoh.
Sebelum berkisah, tentu dengan kisah fiktif juga, mengenai
thema ceramah, Yusuf Mansur bercerita tentang supirnya yang
bernama Sariman asal Purbalingga, Jawa Tengah.
Sariman ini menurut Yusuf Mansur, walau hanya seorang
supir pribadi, namun dia adalah hafidz alias penghafal Qur’an.
Ketika sedang tidak bersamanya Yusuf Mansur membayangkan
Sariman sedang berzikir, bersholawat atau membaca Qur’an.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 73


“Betapa tenangnya saya punya supir seperi ini. Makanya saya
bilang sama dia, jangan lama-lama jadi supir saya, cepatlah
pulang kampung,” begitu puji Yusuf Mansur kepada sopirnya itu.
Tentang Sariman ini, apakah dia masih menjadi supir Yusuf
Mansur sampai hari ini? Ataukah memang dia sudah pulang
ke kampungnya dan menjadi ustad di sana? Seperti apa yang
diungkap Yusuf Mansur dalam ceramahnya ini? Wallahu a’lam.
Tentang keutaman Sholat Dhuha. Dalam ceramah ini, Yusuf
Mansur justru hanya menceritakan anak perempuan pertamanya
yang bernama Wirda, yang selalu terpenuhi keinginannya karena
dia rajin sholat dhuha.
Suatu saat, ketika Wirda masih berusia sepuluh tahun, dia
meminta kepada Yusuf Mansur sebagai ayahnya sebuah sepatu
berwarna mereka. Oleh Yusuf Mansur, gadis kelas empat SD ini
disuruhnya meminta kepada Allah SWT dengan sholat dhuha.
Entah berapa lama gadis kecil ini disuruhnya ber-dhuha, yang
pasti ketika warna sepatunya tak disebutkan dalam dhuha yang
pertama, disuruhnya dhuha sekali lagi untuk memastikan warna
sepatu kepada Allah SWT.
Hari berganti hari, sehingga sebagai ayah Yusuf Mansur lupa
akan permintaan sepatu anaknya ini. Sampai pada suatu hari dia
diundang bercermah di pabrik sepatu Nike. Selepas ceramah dia
dihadiahi sepatu yang ternyata tak cocok di kakinya. Se sampai
di rumah, Wirda kecil riang gembira karena merasa dhuha-nya
dikabulkan Allah SWT dengan kehadiran sepatu merah Nike ini.
Semua kita yang punya anak berusia 10 tahun tentu mengerti
tentang bagaimana seorang anak meminta sepatu baru. Sebagai

74 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


orang tua tentu kita punya perasaan yang hampir sama, baik
orang yang beruang atau yang tidak. Tapi kasus Wirda Minta
Sepatu ini tentu saja anomali. Sungguh luar biasa bagi seorang
anak usia SD. Betapa tidak seorang Yusuf Mansur yang milyarder
itu bisa-bisanya menunda membeli sepatu anaknya, bahkan
sampai lupa, hanya karena menyuruh anaknya meminta kepada
Allah dengan sholat dhuha.
Masih dalam sepuluh tahun Wirda. Suatu saat, Yusuf Mansur
berceramah di Samarinda. Sebelum pulang ke Jakarta, oleh
panitia dia diberi hadiah sesuatu dalam kantong plastik yang tak
tahu apa isinya.
Sesampai di rumah, Wirda yang masih berusia anak kelas
empat SD ini, meluapkan kegembiraannya yang luar biasa begitu
melihat isi kantong plastik yang dibawa ayahnya dari Samarinda
ini. “Ini dia barang yang saya sholawatkan berhari-hari sebanyak
1000 kali agar bias dapatkan barang ini,” begitu kurang lebih
kata Wirda dalam histeria kegirangannya.
Benda tersebut adalah sebuah komputer jinjing merek
terkenal yang berharga belasan juta. Memang sangat luar biasa,
seorang anak berumur 10 tahun sudah mengimpikan sebuah
computer jinjing merek terkenal dengan spesifikasi kelas tinggi
sekaligus berharga belasan juta. Sekali lagi, ini memang sungguh
luar biasa!
Mungkin sudah mendarah daging dalam otak dan hati Yusuf
Mansur, bahwa setiap berceramah di mana saja, dia harus
berusaha sebisa mungkin “merogoh” kantong dan dompet
jamaah, “memeloroti” perhiasan ibu-ibu atau “menggondol”

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 75


kendaraan milik jamaah.
Dalam video ini kita bisa menyaksikan Yusuf Mansur tanpa
tedeng aling-aling meminta semua jamaah mengeluarkan
isi dompetnya, mencopot perhiasan dari tubuhnya maupun
meminta BPKB kendaraan jamaah.
Yusuf Mansur sendiri akui dalam video ini, bahwa kali ini dia
tidak berbicara tentang sedekah. “Tapi seperti biasanya, mari
kita tutup dengan bersedekah, ” begitu Yusuf Mansur menekan.
“Karena saya tahu, semua yang datang di sini, semua yang
hadir di sini, datang membawa rupiah, membawa emasnya,
untuk diserahkan kepada Allah SWT,” begitu Yusuf Mansur mulai
“menghipnotis” jamaah. Jadi menurutnya menyerahkan harta
kepada dirinya sama dengan menyerahkan kepada Allah.
“Semua yang menyerahkan uangnya, menyerahkan
emasnya, ada tambahan satu doa. Ya Allah, jadikan sedekah
saya ini mengantarkan saya dan istri saya, saya dan suami saya,
dan anak-anak saya, semuanya penghafal Qur’an,” begitu jualan
Yusuf Mansur.
“Bila bapak ibu datang membawa uang malam ini, bila
datang mebawa cincin, gelang, kalung dan anting, maka tak
usah membawanya pulang. Copot sekarang juga! Mari maju ke
depan semuanya, kita serahkan kepada Allah SWT,” begitu sihir
Yusuf Mansur.
“Kalau ibu-ibu yang tidak menyerahkan perhiasanya
sekarang, maka itu berarti dia belum kenal Yusuf Mansur. Kalau
dia sudah kenal Yusuf Mansur, maka pasti dia akan mewajibkan
dirinya dating dengan membawa emas untuk diserahkan,”

76 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


demikian Yusuf Mansur merasa dirinya luar biasa.
“Begitu juga yang malam ini datang membawa motor. Jangan
dibawa pulang lagi. Apakah tidak bosan naik motor? Yang tidak
menyerahkan motornya malam ini kita doakan besok motornya
hilang,” begitu ancam Yusuf Mansur, seolah dialah yang Maha
Mengatur.
“Orang yang tidak menyerahkan motornya sekarang adalah
orang yang bodoh. Karena, dengan menyerahkan motor seharga
tujuh juta itu, maka Allah pasti menggantinya dengan harga 10
kali lipat, yakni 70 juta. Karena itu sungguh orang bodoh yang
tak menyerahkan motornya malam ini,” begitu Yusuf Mansur
seperti dia bisa membaca takdir Allah.
Selain sebuah kantong besar, Yusuf Mansur juga menggelar
sajadah agar jamaah menaroh uang dan perhiasan emasnya itu.
Mengiringi jamaah yang menyerahkan uang dan emasnya, Yusuf
Mansur berucap, “Yang mau naik haji, yang mau naik haji, yang
mau naik haji,” seperti calo berteriak di teriminal bis.
Di tengah keramaian jamaah menyerahkan harta bendanya
itu, Yusuf Mansur masih memberi rangsangan, “Sungguh
malam ini banyak emas yang terkumpul. Bagi mereka yang
menyerahkan emasnya malam ini, dalam 40 hari ke depan,
pasti ada akan terjadi keajaiban dalam hidup. Bagi siapa yang
tidak percaya dengan ini, maka dia adalah kafir,” demikian Yusuf
Mansur. Merinding kita mendengar itu, karena Rasulullah sendiri
tak pernah mengkafirkan orang apalagi dengan cara seperti
Yusuf Mansur ini.
Dengan hati riang gembira, malam itu Yusuf Mansur

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 77


menggondol pulang ke Jakarta uang dan perhiasan masyarakat
Kediri yang awam itu. Sungguh luar biasa![]

78 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Konsep Dosa Yusuf Mansur
Bertentangan dengan
Qur’an

D
alam tahun 2013, Yusuf Mansur berceramah pada
sebuah komunitas kampus, tepatnya di Universitas
Dian Nuswantoro, Jl. Nakuna 1 No. 5-11, Semarang.
Pada spanduk yang terpasang tertera kegiatan ini berthema
‘Spiritual and Financial Healing’, sedangkan dalam Youtube,
ceramahnya ini diberi judul ‘Motivasi Terbaik - Percepatan Rezeki
(Ustad Yusuf Mansur) (https://www.youtube.com/watch?v=pP_
IFr_ jNx0).
Diawal ceramahnya, Yusuf Mansur memberi pengakuan,
bahwa dia pernah keliling Indonesia bukan untuk berbicara
sedekah melainkan tentang pertaubatan.“ Saya dari satu kota
ke kota lain berbicara tentang penyakit-penyakit manusia. Saya
masuknya seperti saya masuk ke dunia sedekah. Saya masuk
juga ke dunia masalah dan dunia hajat,” demikian akuinya.
Untuk itu, menurut Yusuf Mansur, “Kita pasang iklan di
koran-koran, di media-media, bahwa kalau ada hutang yang tak
terbayar, ada penyakit yang tidak sembuh, ada rumah tangga
yang belum ada anak, ada yang jauh dari jodoh, ada yang bekerja

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 79


tapi tak ada gajinya, ada yang usaha tapi tak ada untungnya,
maka coba deh, saya lagi buka praktek nih, namanya Majelis
Konseling,” begitu jelasnya.
Jadi kegiatan Yusuf Mansur ini hampir sama seperti jasa yang
dijual oleh paranormal dan dukun. Hanya saja, “Kita menyodok
di tengah-tengah kehadiran para normal, dukun-dukun,” begitu
kata Yusuf Mansur.
Untuk setiap orang yang datang membawa masalah, Yusuf
Mansur menyodorkan sebuah isian yang tertera 10 dosa besar.
“Jadi sebelum bicara tentang penyakit atau masalah yang dia
hadapi, terlebih dahulu saya sodori kertas itu. Saya suruh isi
kertas itu dengan jujur, dari 10 dosa besar, mana yang sudah
dilanggar,” tambahnya.
Yusuf Mansur kemudian bercerita, ada orang yang datang
membawa keluhan sakit pada tulang belakangnya.Karena itu dia
tak bisa tahan lama duduk, tak lebih dari 10 menit.
Setelah disodori isian tentang 10 dosa besar yang mungkin
pernah dibuatnya, ternyata dia bersih. Sehingga akhirnya
detemukan sebuah dosa yang pernah diperbuat orang tuanya.
“Ternyata dia menyimpan orang tua yang dari sebelum di lahir,
sebagai seorang rentenir. Jadi perilaku bapaknya itu jadi masalah
dianaknya,” begitu kesimpulan Yusuf Mansur.
Bagaimana Yusuf Mansur mengobati orang ini? Dia kemudian
mengajarkan sebuah doa Nabi Ibrahim, yang intinya, “Aku
berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh bapaku. “Kemudian
kita tes-nya gampang, tes duduk saja kurang lebih 30 menit,”
begitu Yusuf Mansur yakin sakit orang itu sembuh.

80 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Jadi seperti iklan di TV. Sakit, minum obat langsung sembuh
dalam beberapa detik.
Apa yang dibicarakan oleh Yusuf Mansur ini sesungguhnya
bertentangan dengan Qur’an. Karna, tentang doa Nabi Ibrahim itu
sendiri, sesungguhnya lebih terkait pada perilaku kemusyrikan
yang dilakukan oleh bapak Nabi Ibrahim dan kaumnya.
Sedangkan Nabi Ibrahim yang bertauhid meminta agar Allah
tidak mengkaitkannya dengan kemusyrikan mereka itu.Nabi
Ibrahim tidak pernah sakit yang diakibatkan oleh kemusyrikan
orang tuanya, seperti “pasien” Yusuf Mansur itu.
Masih dalam kegiatan memberikan pelayanan pengobatan
itu, pada bagian lain Yusuf Mansur bercerita, dia menerima se­
orang guru yang datang bersama suaminya, mukanya bersih dan
menyejukkan sehingga Yusuf Mansur sendiri akui, “Kayaknya
gak mungkin mereka berdua pelaku dosa besar”.
Istrinya kemudian mengeluh, “Ustad, suami saya ini sudah
tujuah tahun kami berumah tangga tapi gak punya pekerjaan.”
“Gak apa-apa gak punya pekerjaan, yang penting punya
duit.”
“Boro-boro. Saya pegel sama dia.”
Si istri yang berprofesi sebagai guru di salah satu SMU
negeri mengeluh karena hidup mereka sehari-hari mengandalkan
gajinya saja. Jika suaminya mencari kerja maka uang istrinya
habis terpakai. Kalau jalani usaha maka ujungnya adalah hutang.
Setelah disodorkan daftar isian 10 dosa besar, si bapak yang
sudah yatim piatu sejak kecil ini ternyata bersih.
Yusuf Mansur kemudian meminta sang istri keluar. “Ada

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 81


sesuatu yang perlu saya tanya, tapi kayaknya bapak sudah tau
apa yang akan saya tanya,” demikian Yusuf Mansur memancing.
Si bapak tiba-tiba menangis dan memelutnya, sambil
berkata, “Ya saya tau apa yang akan ditanyakan kepada saya.”
“Ya, yang mau saya tanya adalah zina. Apakah anda pernah
melakukan zina? ”Si bapak mengakui dosanya itu sehingga
Yusuf Mansur memintanya segera berwudhu dan lakukan sholat
taubat.
Setelah itu, si istri disuruh masuk kembali. Yusuf Mansur
kemudian mengatakan, bahwa dalam dua tiga bulan kedepan
akan berubah.
Luar biasa bukan? Yusuf Mansur bisa tau masa depan
seseorang. Sesuatu yang hanya milik Allah.
Pada bagian akhir dari ceramahnya, Yusuf Mansur seperti
biasa menyampaikan kisah, yang lagi-lagi diakuinya sebagai
kisah nyata.
Kisah ini mengenai seorang pimpinan sebuah instansi, hidup
di atas rata-rata orang dan memiliki seorang anak gadis semata
wayang. Sebut saja namanaya Mawar. Mawar ini akhirnya
diperkosa oleh ayahnya sendiri sedangkan ayahnya merasa tak
pernah memperkosa anaknya. Sampai kemudian dia masuk
penjara.
Di penjara itu baru dia tahu, bahwa selama ini dia
memperkosa anaknya. Karena memang secara fisik bukan dia
yang memperkosa.
Selanjutnya Yusuf Mansur bertutur : “Hingga anaknya ini
meminta untuk kuliah di luar. Karena ini anak orang kaya, maka

82 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


enteng. Mau kuliah di mana? Di luar di mana? Mau di Melbourne,
mau di Frankfurt. Ditetapkan dan diurusin.
Di malam jelang keberangkatan, anaknya pamit sama di
ayah untuk berpamitan dengan teman-temannya untuk terkakhir
kali. Walau dilarang si ayah namun akhirnya si anak diizinkan
juga dengan ketentuan harus pulang jam 9 malam dan harus
ditemani oleh sopir yang sudah bekerja belasan tahun sejak
sebelum Mawar lahir.
Setelah jam 12 malam Mawar tak pulang akhirnya dicari
oleh ayahnya namun tak ketemu, sampai akhirnya diantar oleh
petugas polres esok harinya karena menjadi korban perkosaan.
Setelah diidentifikasi yang melakukan perkosaan adalah sopirnya
sendiri. Rencana pergi ke luar negeri akhirnya bubar. Si ayah tidak
menduga sama sekali kalau malam itu anaknya akhirnya dirusak
oleh sopirnya sendiri. Mawar yang sejak kecil digendong oleh si
sopir. Diantar ke sana kemari seperti anak sendiri. Menyesal si
ayah mengapa dia tidak mengantar anaknya di hari terkahir itu?
Oleh si ayah, si sopir dibon, bayar orang untuk gebukin
si sopir. Tapi di malam ketika si sopir masuk ke sel, si bapak
bermimpi dia yang memperkosa anaknya sendiri. Datang itu
dalam keadaan gila. Sampai tujuh hari berturut-turut dia mimpi
yang sama
Lalu sampai dia datang ke sebuah pengajian zikir. Dibukain
sama sang Habib, bahwa wajar kalau Allah mengidentfikasi anda
sebagai orang yang memperkosa anak anda sendiri. Kenapa?
Walau fisiknya memang kelihatan si sopir pelakunya, tapi itu
adalah buah akibat dari keharaman-keharaman yang dikumpul

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 83


ditumpuk-tumpuk kemudian istrinya.
Kejadian itu kalau dipikir-pikir itu gak adil. Kenapa anaknya
yang menjadi korban? Gak, anaknya dibersiin sama Allah. Kalau
anaknya redho, diterima, akan dibersiin lagi sama si anak. Dia
gak menanggung apa-apa. Boleh kita tidak setuju tapi cara kerja
Allah memang begitu.”
Dari cerita di atas yang menurut Yusuf Mansur adalah
adalah nyata, tentu pembaca akan bingung, hukum apa yang
bisa menjerat bapak si Mawar? Apakah mimpi memperkosa
Mawar selama tujuh hari itu? atau karena dia sebagai bapak telah
mengumpulkan keharaman-keharaman itu sehingga anaknya
diperkosa?
Dari cerita ini jelas, Yusuf Mansur mengarang cerita dan solusi
yang diberikan jelas bertentangan dengan Alqur’an. Karena kalau
menurut Yusuf Mansur, dosa orang tua akhirnya tertimpa pada
anak (sakit tulang belakang dan diperkosa), sedangkan Al Qur’an
barkata : walaa taziru waazirotun wizro ukhro (dosa seseorang
tidak akan ditanggung oleh orang lain). “(Yaitu) bahwasanya
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (QS
Al Najm :38), “Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul
dosa orang lain” (QS Al Israa :15).[]

84 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Jualan Mimpi
dan Konpensasi Harta
dengan Doa

T
ahun 2012, adalah tahun di mana Yusuf Mansur
bersemangat keliling kota-kota di tanah air (terutama di
Pulau Jawa) untuk menjual Proyek Patungan Usaha dan
Patungan Bisnis. Dia merangkul orang-orang di daerah sebagai
event organizer (EO) untuk menggelar acara ceramahnya di
masjid, gedung pertemuan, kampus hingga hotel.
Semua materi ceramah Yusuf Mansur kala itu tentu
tetap dalam judul besar sedekah atau memotivasi orang
mengumpulkan uang dan hartanya untuk dibawa pulang ke
Jakarta. Tentu saja yang “dijual” adalah pesanstren binaannya,
bahwa di pesantrennya telah berkumpul sekian ribu orang yang
sedang membutuhkan uluran tangan sedekah dari masyarakat.
Pada kota-kota yang didatangi, ada tiga pola pengumpulan
dana dan harta masyarakat yang dilakukan Yusuf Mansur.
Pertama, mengumpulkan “recehan” dari jamaah berupa uang
dan perhiasan yang sedang melekat di tubuh dengan alat jarring
seperti sajadah, sorban, selendang ataupun jaket.
Kedua, Yusuf Mansur mensasar kalangan berduit dengan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 85


iming-iming menjual saham program Patungan Usaha. Kepada
mereka ini Yusuf Mansur menjual “mimpi” bahwa dengan
patungan usaha ini umat akan memiliki hotel dan apartemen
sendiri, pesawat sendiri, rumah sakit sendiri dan sebagainya.
Pola ketiga adalah dengan menjaring uang jamaah yang ada
di tabungan bank. Pola ini, walau pada dua atau tiga tahun lalu
terbilang baru, namun belakangan pada tahun 2015 dilakukan
Yusuf Mansur pada kalangan mahasiswa dan pelajar. Seperti
yang dilakukannya belum lama ini di Yogykarta.
Seperti yang pernah dilakukan Yusuf Mansur pada satu acara
di Temanggung, Jawa Tengah pada 4 Desember 2012 lalu. Acara
yang berlangsung di gedung tenis indoor ini kemudian di unggah
ke Youtube dengan judul ‘Pengajian Ustad Yusuf Mansur Bisnis
Dan Jadi Pengusaha Itu Memang Mudah’ (https://www.youtube.
com/watch?v=OLrpu1pABtA).
Setelah berceramah sedikit, kini tiba saatnya Yusuf Mansur
mainkan tujuan utamanya, yakni meraup uang dari jamaah. Yusuf
Mansur tanpa malu-malu, tanpa basa-basi, langsung bertanya
kepada jamaah, “Siapa diantara saudara-saudara yang punya
tabungan? ”Dia harus mengulang beberapa kali pertanyaan ini
hingga jamaah tak kuasa untuk merespon dengan mengangkat
tangan.
Karena merasa tujuannya belum maksimal, Yusuf Mansur lalu
mengangka tangan dan berdoa, “Agar yang tak mau mengangkat
tangan mengaku memiliki tabungan padahal dia punya, semoga
Allah membuat tabungannya menjadi nol,” demikian Yusuf
Mansur mengancam dengan doa itu.

86 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


“Saya tidak minta 100 persen, saya juga tidak minta 50
persen, saya juga tidak minta 25 persen. Saya hanya meminta
kepada semua, siapa diantara saudara-saudara yang punya
hajat dan bersedia menyedekahkan 10 persen dari jumlah total
nilai tabungan saudara, maka kita akan berdoa mudah-mudahan
hajat saudara akan dikabulkan Allah SWT,” begitu konpensasi
yang Yusuf Mansur janjikan untuk uang 10 persendari total
tabungan dengan doa.
“Baik. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Sekarang saya akan
lelang. Siapa yang sudah ngacung-ngacung tadi, bersedia me­
nyedekahkan 10 persen dari total tabungannya, mudah-mudahan
Allah kabulkan hajatnya. Silahkan saudara yang bersedia berdiri,
untuk membuktikan bahwa saudara bersedia. Habis saudara
berdiri, habis saya menghitung, Insya Allah kita akan bacakan
Alfatihah agar semua hajatnya dikabulkan Allah, dengan jalan
sebab sedekah dan doa ini.”
(Yusuf Mansur kemudian menghitung mundur dari 10, jamaah
langsung ramai mengangkat tangan lagi dan bediri, terutama ibu-
ibu, sebagai bertanda mereka bersedia menyerahkan 10 persen
dari tabungan merekaatas iming-iming doa Yusuf Mansur tadi).
Yusuf Mansur lalu berdoa dengan melafadzkan doa yang
sudah populer, yakni doa hajat. “Mereka semua ini punya
keperluan, mereka semua ini punya hajat, mereka semua ini
punya kesulitan, mereka semua punya masalah, sedangkan
Engkau Maha Kuasa atas sesuatu,” begitu doanya.
Setelah itu, Yusuf Mansur mulai “menjual” proyek hotelnya.
Dia berkata, “Saya sedang mengembangkan hotel dan apartemen

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 87


untuk keperluan haji dan umroh yang dibandrol 150 milyar. Saya
mengundang 15 ribu jamaah, untuk ikut memiliki hotel tersebut.
Sahamnya atau Patungan Usahanya 10 juta rupiah. Jangan
bilang, “aduh, gak punya duit! Ini siapa yang nawarin? Allah.”
“Habis sholat dzuhur, asar, magrib, isya, habis sholat malam,
angkat tangan kepada Allah, habis sholat subuh angkat tangan
kepada Allah, dan tambahin sholat hajat, sebagai testimony
saudara semua, minta sama Allah, supaya tercatat sebagai
pemegang sahamnya ustat Yusuf Mansur. Buktikan sama Allah,
nyampe atau tidak. Jangan tidak yakin, harus yakin. Kecuali
saudara yang sudah punya duit, ya jangan mikir, bismillah saja.”
“Dengan 10 juta rupiah bisa dapat pahala seabrek-abrek
hotel tersebut. Hotel itu didedikasikan salah satunya untuk
mereka-mereka yang menunaikan ibadah umroh dan haji.”
Demikian Yusuf Mansur “menjual” proyek hotelnya ini.
Jamaah diberi keyakinan bahwa hotel ini adalah proyek akhirat
dan dia juga memastikan, bahwa setiap orang yang bergabung
dengan hotelnya pasti mendapat pahala seabrek dari Allah.
Ini tentu luar biasa. Karena otoritas Allah dalam memberikan
pahala (dan juga dosa) juga dimasuki Yusuf Mansur.
Menurut Yusuf Mansur, di hotel tersebut akan diperdengarkan,
Insya Allah 24 jam lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an, langsung
dari mulutnya. “Ini hotel bukan hotel biasa. Tengah malam jam
3 dibangunin buat sholat tahajud. Kalo Senin disediakan sahur,
kalau Kamis disediakan sahur,” demikian promonya.
Hari ini hotel tersebut memang sudah beroperasi dan
memakai nama ‘Siti’ yang diambil dari nama istrinya Siti

88 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Maemunah. Apakah hari ini hotel itu beroperasi seperti apa yang
pernah diucapkan Yusuf Mansur itu? Apakah sudah menjadi
persinggahan jamaah haji dan umroh? Atau sepi pengunjung?
Apakah benar 24 jam non stop diputarkan suara Yusuf Mansur
membaca Qur’an? Bagaimana dengan membangunkan tamu
pada pukul tiga dini hari untuk tahajut dan sebagainya? Kalau
memang tidak sesuai, maka omongan Yusuf Mansur itu tak lebih
dari seorang penjual obat
Namun yang pasti, program Patungan Usaha yang
dibanggakan Yusuf Mansur sebagai investasi berbau akhirat itu
sudah ditutup Otoritas Jasa Keuangan (OJK), karena illegal dan
lebih pada menjual mimpi.
Lalu, bagaimana dengan kepemilikan saham hotel tersebut?
Apakah masih atas nama para peserta Patungan Usaha? ”Kalau
jika tidak, apalagi namanya diambil dari nama istrinya, maka
penulis duga adalah unsur penipuan di dalamnya yang dilakukan
oleh Yusuf Mansur. Jika memang ini yang terjadi, maka sudah
selayakanya para perserta Patungan Usaha itu mengambil
langkah hukum.
Pada bagian paling akhir dari ceramah ini, seperti di tempat-
tempat lain, Yusuf Mansur meminta kepada orang-orangnya agar
menggelar sajadah dan selendang untuk menampung pemberian
uang dan perhiasan dari jamaah. Sambil menjalankan sajadah
dan selendang Yusuf Mansur iringi dengan sholawatan. Makin
banyak uang dan perhiasan yang terkumpul, lantunan sholawatan
dari mulut Yusuf Mansur makin lantang.[]

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 89


Dari Istiqlal
Menebar Kisah Fiktif
Menjaring Untung

S
alah satu usaha Yusuf Mansur yang membanggakan
dirinya adalah berceramah secara berkala di Masjid
Istiqlal. Mungkin sebagian orang beranggapan, bahwa
tampilnya Yusuf Mansur di Istiqlal ini adalah karena diminta oleh
pengelola Istiqlal sebagai program syiar di masjid negara itu.
Namun sesungguhnya menurut penulis bukan itu yang
terjadi. Dari berbagai informasi yang penulis himpun pihak Yusuf
Mansur meminta kepada pengelola Istiqlal untuk memberikan
ruang dan waktu untuknya berceramah. Untuk itu pihak Yusuf
Mansur harus membayar sejumlah biaya, seperti biaya sewa,
biaya perawatan, biaya kebersihan dan sebagainya. Fasilitas dan
kesempatan yang sama juga diberikan kepada ustad yang lain,
seperti Aa Gym, Arifin Ilham dan lainnya.
Pihak Yusuf Mansur kemudian mengerjakan promosi,
mendatangkan jamaah, menyebar brosur dan spanduk,
memasang iklan di media dan sebagainya.
Agar mendapatkan untung dari kegiatan ini, pihak Yusuf
Mansur menjual space kepada pihak ketiga untuk memasang

90 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


iklan atau promosi produknya. Penulis sendiri pernah diminta
oleh Yusuf Mansur untuk menghubungi satu pemilik rumah
makan ternama agar mau memasang spanduk atau media
promo lainnya pada pengajian ini di bulan Mei 2015.
Keuntungan lain yang diperoleh dari pengajian ini adalah dari
uang dan harta jamaah yang dijaring, setelah didorong untuk
bersedekah.
Selain menjaring keuntungan secara lansung seperti di atas,
dari mimbar pengajian ini juga dijadikan Yusuf Mansur sebagai
media sosialisasi usaha-usahanya. Seperti yang terjadi pada
salah satu pengajiannya yang kemudian oleh tim-nya diunggah
ke Youtube dan diber judul ‘Ustadz Yusuf Mansur - dahsyatnya
keajaiban sedekah’ (https://www.youtube.com/watch?v=LAcxQ-
uE1Uk).
Pada pengajian ini bisa kita saksikan bagaimana Yusuf
Mansur memperkenalkan mini swalayan miliknya, yakni Daqu
Mart. Mini swalayan yang dikembangkan secara franchise ini
dibanggakan Yusuf Mansur sebagai “bisnis akhirat” sehingga
masyarakat percaya dan berminat. Dalam video ini Yusuf Mansur
mengajak jamaah untuk membuka Daqu Mart di Mampang
Prapatan, Jakarta Selatan. Jika tak ada yang berani menjadi
franchiser penuh, maka Yusuf Mansur mengajak jamaah secara
bersama-sama menjadi franchiser dengan berpatungan Rp. 100
ribu setip orang.
Begitulah cara Yusuf Mansur dalam membangun usaha dan
bisnisnya. Jamaah pengajian diajak bergabung, berpatungan
untuk membiayai usahanya. Jumlah uang yang dikeluarkan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 91


memang sedikit, tapi dalam kuantiti yang banyak. Sehingga pada
suatu saat jika terjadi masalah dalam usaha ini, jamaah segan
melakukan tindakan hukum dan sebagainya karena merasa malu
mempermasalahkan uang yang tak seberapa.
Dalam pengajian di Istiqlal kali ini, terpampang dalam spanduk
sebuah thema yang sesungguhnya menarik, yakni ‘Langkah
Bersama untuk Indonesia’. Namun sepanjang ceramahnya, tak
pernah muncul formula utuk permasalahan Indonesia. Ceramah
Yusuf Mansur, seperti biasa, memotifasi jamaah merogoh
koceknya dengan melebar-lebarkan cerita-cerita fiktif.
Di awal ceramah, Yusuf Mansur membacakan Surat Al Ahzab
ayat 7 – 15. Pada rangkaian ayat ini Allah meningatkan kepada
Nabi Muhammad yang telah menerima janji dari Nuh, Ibrahim,
Musa dan Isa bahwa mereka benar-benar akan menyampaikan
agama Allah kepada manusia. dan bahwa mereka akan saling
tolong menolong dalam menyampaikan risalah itu, yaitu dengan
cara mengakui Nabi-nabi yang terdahulu dari mereka sebagai
Nabi-nabi Allah. Rangkaian ayat ini juga berbicara tentang
kejadian Perang Ahzab dan hal-hal menyertainya, termasuk
nikmat yang Allah berikan kepada kaum Muslimin.
Namun, oleh Yusuf Mansur, ayat ini dijadikan sebagai thema
untuk mengulang kembali kisah-kisah lama tentang kesuksesan
sedekah. Satu kisah lama yang diulangi Yusuf Mansur dalam
ceramah kali ini adalah tentang suami istri yang sedang kredit
sepeda motor. Sudah tiga bulan tak bisa bayar cicilannya
sehingga tagihannya menjadi Rp. 900.000.
Suatu siang, menurut cerita Yusuf Mansur, si suami men­dapat

92 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


uang sebesar Rp. 1 juta yang kemudian diniatkan besok akan
melunasi tiga bulan cicilan motornya. Sedangkan malamnya, ada
ceramah Yusuf Mansur di dekat rumahnya. Hati suami istri ini
mulai ragu, jika uang itu dibawa maka akan diminta Yusuf Masur
sebagai sedekah, tapi jika ditinggal khawatir akan hilang uangnya
itu. Uang itu dibawa juga.Supaya tidak dimintakan Yusuf Mansur,
uang itu dilem serekat mungkin dengan dompet. Akhirnya, uang
dan dompetnya diserahkan kepada Yusuf Mansur juga.
Dalam video ini Yusuf Mansur akui, bahwa orang sudah
beranggapan kalau dia suka meminta jamaah menyerahkan uang
yang mereka bawa sebagai sedekah. Sehingga banyak jamaah
yang perlu berhati-hati menghadiri ceramahnya.
Selain kisah di atas, Yusuf Mansur kembali hadirkan kisah,
yang sesungguhnya menurut penulis adalah kisah fiktif belaka.
Yusuf Mansur kisahkan, ada seorang di Los Angeles, Amerika
Serikat, dengan istrinya. Orang ini kosongkan dompetnya, dia
kosongin hartanya, karena dia ingin punya anak. Dia sedekahkan
semua hartanya. Kemudian istrinya hamil. Dia gembira ria dan
semua keluarga tahu kalau istrinya hamil. Tapi sayang, istrinya
ini kemudian keguguran.
Orang ini mencari harta dan uang banyak lagi. Kemudian dia
sedekahkan semuannya sehingga istrinya hamil lagi dan akhirnya
keguguran lagi. Dia mencari harta dan uang lagi, setelah didapat
yang banyak, disedekahkan lagi hingga hartanya habis.
Kemudian ada seorang nenek dari Meksiko. Ada yang
sampaikan kepada si suami agar istrinya dibawa ke si nenek
untuk diurut. Urut orang agar bisa hamil adalah satu kebiasaan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 93


di Indonesia. Namun menurut Yusuf Mansur ini juga terjadi di
Amerika.
Si nenek asal Meksiko ini menurut Yusuf Mansur, belum
tentu sebagai manusia biasa. Bisa jadi dia adalah malaikat. Cerita
dengan kehadiran tokoh tidak biasa ini, selalu hadir dalam kisah-
kisah fiktif Yusuf Mansur sebagai penolong atau pemberi jalan
keluar dari masalah yang dihadapi sang tokoh utama. Si nenek
asal Meksiko ini kemudian bisa memastikan sang istri hamil saat
itu juga.
Hanya sampai di situ cerita suami istri di Los Angeles
ini. Orang yang ada dalam cerita ini adalah yang menemani
Yusuf Mansur, istri, anak dan rombongannya selama mereka
berkunjung di Los Angeles.
Cerita Yusuf Mansur kemudian melompat ke Washington
DC. Di sana ada seorang bernama Arif bersama istrinya. Arif
ingin sekali memiliki mobil sedan Camry warna merah. Ini
terjadi dalam tahun 2014. Arif pernah tertawa cekikan ketika
Yusuf Mansur mengusulkan agar di showroom tempat mobil
impiannya itu dijual didatangi dan sholat di sana. Akan tetapi,
karena dia mendengarkan ceramah Yusuf Mansur berulang kali
maka diapun yakini kebenarannya.
Yusuf Mansur lanjutkan, Arif dan istrinya akhirnya me­
mutuskan berangkat ke Carmex, sebuah show room yang banyak
terlihat di Amerika. Ini bukan cerita di Indonesia, tapi cerita di
Washington DC. Dia datang membawa peci. Istrinya ikut datang
membawa mukena untuk sholat di show room. Anda di Jakarta
saja belum tentu berani lakukan sholat di show room, apalagi ini

94 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


di Amerika. Tapi di Amerika Anda boleh lakukan apa saja yang
anda inginkan.
Akhirnya Arif dapatkan mobil Camry keluaran tahun 2012
tapi bukan warna merah. Karena itu Arif sholat lagi di show
room itu dan berkata kepad Allah sebelum takbir, “Saya gak mau
mobil tahun 2012 tapi yang saya mau tahun 2014 dan berwarna
merah.” Lalu, Arif sedekahkan 10 persen hartanya dari harga
mobil yang diinginkannya itu.
Sebuah cerita yang benar-benar luar biasa, luar biasa
bohongnya.
Sampai di sini Yusuf Mansur lalu mengkritik jamaah. “Lain
halnya dengan anda. Sudah tau harga motor anda cuma 10 persen
dari harta (mobil) Kijang bekas tapi tidak mau disedekahkan.”
Kalimat itu diucapkan Yusuf Mansur dengan tujuan memotivasi
jamaah untuk mensedekahkan motor yang mereka bawa hari itu.
Di video ini Yusuf Mansur sendiri akui, bahwa kisah-kisah
yang diangkatnya membingungkan jamaah. “Ceritanya akan
berputar-putar ke belakang, ke depan, ke kiri, kanan. Tapi nanti
akan ketemu cerita utamanya,” jelasnya dalam video ini.
Mungkin yang dimaksud cerita utama dalam setiap kisahnya
itu adalah datangnya seorang penolong, biasanya orang kaya
raya, yang memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi tokoh
utama dalam kisah yang berputar-putar itu.
Pada akhir ceramahnya, seperti yang selalu dilakukan Yusuf
Mansur, dia membacakan ayat-ayat Qur’an (kali ini Surat Yaa
Sin yang dibaca), sholawat dan doa. Sebelum itu semua, Yusuf
Mansur juga seperti biasa, meminta jamaah berniat dalam hati

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 95


menyebutkan apa hajat dan diatnya. “Saya akan bersedekah
seada-adanya yang saya bawa,” kalimat itu diselipkan Yusuf
Mansur dalam menuntun niat jamaah.
Pada bagian paling akhir, seperti biasa, Yusuf Mansur
menjaring uang dan harta jamaah yang disebutnya sebagai
sedekah. Kepada siapa harta dan uang sedekah jamaah itu? Ya
kepada Yusuf Mansur untuk dibawa pulang.[]

96 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Yusuf Mansur,
Antara Cerita Fiktif dan
Kesombongan

S
udah merupakan pengetahuan umum, bahwa Yusuf
Mansur dalam upaya meraup dana masyarakat yang
disebutnya “sedekah” itu dia ciptakan kisah-kisah fiktif
tentang orang yang menggapai keinginannya setelah bersedekah.
Kisah-kisah fiktif yang diramu dalam ceramah-ceramahnya itu
kemudian disebarluaskan melalui Youtube.
Selain melalui media Youtube, Yusuf Mansur juga
menyebarkan cerita-cerita fiktifnya melalui website yang dibuat
dengan namanya sendiri serta media social lainnya, seperti
facebook, twitter dan instagram. Semua media berbasis internet
itu dibuat dengan memakai namanya sendiri dan ada yang
kemudian diembel-embeli di depan atau belakang namanya.
Untuk website, salah satu situs yang banyak dikunjungi
adalah http://yusufmansur.com. Di awal tahun baru ini, Yusuf
Mansur menulis dalam situsnya itu sebuah kisah tentang seorang
ibu yang bernama Ayu (http://yusufmansur.com/keajaiban-
sedekah/).
Dalam Web-nya, Yusuf Mansur bercerita bahwa ibu Ayu ini

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 97


adalah orang yang gemar mendengar ceramah-cermah Yusuf
Mansur dan sangat percaya dengan kisah-kisah yang ada di
dalamnya. Ini bertolak belakang dengan suaminya yang selain
tak peduli juga tidak percaya dengan isi ceramah Yusuf Mansur.
Sampai suatu saat suami ibu Ayu ini terkena PHK dari kantor
tempatnya bekerja.
Singkat cerita, karena terobsesi dengan ceramah Yusuf
Mansur yang bercerita tentang adik kandungnya, maka ibu
Ayu ini memaksa suaminya mengikuti jejak adik Yusuf Mansur
sehingga sukses seperti dia.
Cerita Yusuf Mansur tentang adiknya ini bisa kita saksikan
dalam video di Youtube yang diberi judul ‘Ilmu Keyakinan Kepada
Allah’ https://www.youtube.com/watch?v=oIIT1icZkec.
Cerita ibu Ayu ini kemudian mendapat tanggapan atau
komentar yang semuanya bagus dan direspon sendiri oleh Yusuf
Mansur. Sangat tidak bias diterima, kalau diantara ratusan orang
yang merespon itu semuanya punya pikiran dan pandangan yang
sama, tak satupun yang bisa mengkritisnya. Sungguh aneh.
Untuk membuktikan cerita Yusuf Mansur ini, apakah
ibu Ayu dan ceritanya ini benar atau tidak, nyata atau fiktif,
jujur atau bohong, penulis mengirim sebuah permintaan
kepada Yusuf Mansur lewat akun emailnya “Yusuf Mansur”
sejutayusufmansur@gmail.com padaSenin (11/1).
Penulis meminta agar Yusuf Mansur bersedia memberikan
keterangan tentang ibu Ayu, di mana alamatnya dan berapa nomor
teleponnya. Penulis berharap, dengan mendapatkan alamat dan
nomor telepon ibu Ayu atau sedikit keterangan tentang ibu ini,

98 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


penulis akan menghubunginya dan menkonfirmasi kebenaran
kisahnya seperti yang ditulis oleh Yusuf Mansur itu.
Seminggu setelah email itu dikirim, Yusuf Mansur belum
memberikan tanggapan apa-apa. Karena itu, pada Senin (18/1)
penulis mengirim permintaan yang sama ke nomor WhatsApp-
nya 08151051xxxx. Sayang, permintaan ini juga tak kunjung
dijawab. Akhirnya, pada Rabu (20/1) ini penulis kembali mengirim
permintaan ke akun instagramnya YUSUF MANSURNEW. Lagi-
lagi Yusuf Mansur tidak mengindahkan permintaan ini.
Apakah Yusuf Mansur kemudian akan berdalih, kalau
permintaan penulis itu tidak diketahuinya? Atau tidak pernah
dibacanya? Jika itu alasannya maka jelas dia telah berbohong.
Karena orang seperti Yusuf Mansur selalu melekat pada dirinya
alat komunikasi modern. Tak ada menit dan jam yang terlewati
bagi Yusuf Mansur tanpa ada komunikasi berbasis internet.
Selain penulis, masih ada pengguna instagram yang tidak
mendapat konfirmasi dari Yusuf Mansur pada pertengahan
Januari ini. Pengguna itu bernama Dee_naa_lativa.
Dalam akun instagramnya Yusuf Mansur menulis, “Kalo
bukan kita2 yg beli produk2 sendiri, siapalagi? Kuliner nusantara
macam Waroeng Steak and Shake, Icon, Cibuik, Bebek Slamet,
begitu g yg ga Selamet, hehe… trus Ayam Bakar Mas Mono
(ABMM). Harus kita hidupi dg makan di sana. Itung2 dukung
perekonomian asli Indonesia, untuk menghadapi MEA, ya
kuatin produk dlm negeri & bikin cinta produk sendiri. Syukur2
kemampuan produksi bangsa qt jg top, missal, bs bikin gadget
sendiri. The Samsul… sebagai competitor Samsung.‘M-Po’, sbg

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 99


competitor Iphone. Tohada bnyk brand baru muncul jg. Bs jg tuh
berkembang. Kyk Xiaomi. Knp gaqt bikin sendiri jg. Makasih buat
Waroeng Steak and Shake & kwan2 lain yg bergerak di industry
& ngegerakin ekonomi. Doa saya u sdr2 semua. I love you full…”
Menanggapi statemen Yusuf Mansur itu, Dee_naa_lativa
menulis, : “Yusuf Mansur knp selalu promosiin Waroeng Steak,
Mas Mono dan Bebek Slamet jogya malang, krn bisnis itu
milik Yusuf Mansur sendiri. Pantes kuliner lainnya diejek boro2
dipromosiin tp malah dihina ga slamet, naudzubillah yusuf
Mansur yg sok ustad gak fair dan ternyata jahat pikirannya,
bisnisnya druang cuci uang dr penipuan berkedok sedekah. Wau
tunggu kwalat tuh.”
Sikap tidak mau memberikan tanggapan ini bukan kali
pertama penulis alami dengan Yusuf Mansur. Pada Mei tahun
lalu, ketika penulis akan menulis tentang kritikan masyarakat
terhadap konsep dan pola pengumpulan sedekahnya untuk
Dakwatuna.com, Yusuf Mansur diam seribu bahasa ketika
penulis sodorkan pertanyaan-pertanyaan.
Beberapa tahun lalu, ketika kasus penipuannya dilaporkan
ke polisi dan sudah ramai di media massa, Yusuf Mansur
sulit dikonfirmasi oleh wartawan. Meskipun nomor telepon
pribadi dan kediamannya dihubungi, Yusuf Mansur tetap tidak
mau memberikan tanggapan terhadap tuduhan penipuan yang
dialamatkan kepadanya itu. Belakangan, kepada penulis, seorang
ustad kondang bertutur bahwa Yusuf Mansur memintanya untuk
memediasi kasus itu.
Sikap diam Yusuf Mansur terhadap setiap permintaan

100 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


tanggapan ini, bisa jadi membuat orang berkesimpulan bahwa,
semua testimoni yang dia sertakan dalam kisah-kisah sukses
sedekahnya itu adalah cerita fiktif dan kebohongan belaka.
Kaidah ushul fiqih menyebutkan, “Assuquut Yadullu ‘alar Ridho”,
(Sikap) Diam itu menandakan pengakuan.
Mungkin juga Yusuf Mansur berpikir, bahwa orang-orang yang
bertanya, yang meminta tanggapan atau klarifkasi atau bahkan
menuduh, adalah orang-orang yang tidak penting baginya. Bisa
jadi bagi Yusuf Mansur para penanya itu, seperti penulis, adalah
orang yang tak sebanding dengannya, tak sepopuler dengannya
atau tidak sekaya dengannya. Jika memang ini yang terjadi,
maka betapa sombongnya Yusuf Mansur. Wallaahu a’lam.[]

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 101


Dua Kali Penjara Sampai
Cerita Fiktif

M
encari arsip tentang Yusuf Mansur di duniamaya,
juga di sosial media, bukanlah hal sulit. Cukup
ketik namanya di mesin pencari, seketika mucul
ratusan konten tentang namanya, aktifitasnya maupun segala
produk jualannya. Menjamurnya nama Yusuf Mansur di dunia
maya karena selain banyak media yang menulis tentang dirinya,
dia juga aktif dalam media sosial. Di facebook dia punya teman
dengan jumlah yang maksimal, di twitter dia punya follower yang
signifikan. Demikian pula dengan situs pribadinya, dikunjungi
pembaca yang lumaya setiap harinya.
Itu pula sebabnya, jika ada kritikan kepada Yusuf Mansur,
maka tak perlu sampai berjam-jam, ratusan komentar yang
membelanya akan bermunculan. Akibatnya dapat kita lihat
sendiri, hampir-hampir tak seorangpun mau mengkritik Yusuf
Mansur. Para pendukung Yusuf Mansur di media sosial, entah
itu pendukung yang ikhlas atau pendukung jenis ‘nasi bungkus’,
selalu berdalih bahwa Yusuf Mansur adalah orang saleh, orang
takwa yang berpredikat ustad sehingga tak pantas dikritik.
Belakangan, pendukung Yusuf Mansur menemukan dalih

102 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


baru, bahwa sebagai pengayom ratusan ribu —sebuah angka
yang belum diklarifikasi—santri tahfidzul Qur’an, maka tak
pantas Yusuf Mansur dikritik. Kalaupun ada yang berani, maka
siap-siaplah menerima hukuman kualat. Yusuf Mansur dimata
para pendukungnya adalah orang yang maksum, tak bias
bersalah dan bebas dari dosa. Padahal mereka lupa, bahwa
sahabat-sahabat Nabi yang dijamin masuk surge sekalipun
tak sepi dari kritikan dan mereka menerima krtikan itu dengan
lapang dada.
Yusuf Mansur lahir dari keluarga Betawi pasangan
Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah. Lulusan terbaik Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 1 Grogol, Jakarta Barat tahun 1992 ini
pernah kuliah di UIN Jakarta, namun tak pernah ada keterangan
dia menyelesaikan kuliahnya atau tidak. Disebut juga dia pernah
kuliah di jurusan informatika, namun keterangan ini juga minim.
Pada Ramadhan yang baru lalu, Yusuf Mansur mengundang
wartawan (infotainment) untuk meliput rencananya kuliah
pascasarjana di Universitas Trisakti.
Yusuf Mansur pernah tercatat sebagai mahasiswa di IAIN
Jakarta. Namun apakah dia menyelesaikan pendidikan S1 di
situ atau tidak? Tak pernah ada informasi jelas. Juga tak ada
informasi Yusuf Mansur berguru pada ulama besar yang bisa
memperkuat integritas keulamaannya. Satu-satunya informasi
bahwa dia “akrab” dengan khazanah ilmu ke-Islam-an adalah
ketika dia (pernah) kuliah di IAIN itu dan sebagai cucu dari
KH. Mansur, pendiri Madrasah Al Mansuriah di Jakarta Barat.
Terlepas dari apa pendidikannya, Yusuf Mansur yang lahir

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 103


di Jakarta pada 19 Desember 1976 ini dikenal sebagai pimpinan
Ponpes Darul Qur’an, Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang, juga
pimpinan pengajian Wisata Hati. Pada tahun 1996 dia mulai
berbisnis. Namun bisnisnya malah menyebabkan ia masuk
penjara.
Setelah keluar dari penjara, dia kembali berbisnis tapi gagal
lagi dan kembali masuk bui pada 1998. Selama ini masyarakat
hanya tahu, bahwa masalah hutang piutanglah yang menjadi
penyebab Yusuf Mansur dua kali dipenjara. Pertanyaannya,
apakah benar, hanya karena masalah hutang piutang bisa
membawanya ke penjara? Bukankah hutang-piutang adalah
masalah perdata? Sedangkan masuk penjara itu karena masalah
pidana? Seperti penipuan umpamanya?
Pertanyaan di atas patut diajukan, karena belakangan,
setelah Yusuf Mansur terkenal, masih ada kasus yang mem­
bawanya kemeja polisi karena dugaan penipuan yang
dilakukannya. Seorang ibu bernama Sumarti melaporkan Yusuf
Mansur ke Bareskrim Polri beberapa tahun lalu karena sertifikat
tanah miliknya di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, digelapkan
oleh Yusuf Mansur. Kasus yang berawal di tahun 2003 atau lima
tahun setelah dia keluar dari penjara yang kedua kali, sempat
ramai di media massa walaupun akhirnya menguap.
Dalam berbagai publikasi disebutkan, tak lama keluar dari
penjara yang kedua kali, Yusuf Mansur berkenalan dengan
seorang polisi yang memperkenalkannya dengan sebuah LSM.
Selama kerja di LSM inilah dia membuat buku Wisata Hati Mencari
Tuhan Yang Hilang, buku yang terinspirasi pengalamannya di

104 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


penjara. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan luar biasa.
Dengan bahasa yang sederhana, dia bertutur tentang keajaiban
sedekah. Bukunya ini mendapat tempat di hati pembaca yang
akhirnya membuat dia terkenal. Undangan membedah buku
tersebut datang bertubi-tubi dari berbagai kota. Dalam arena
bedah buku inilah, Yusuf Mansur membumbui ceramahnya
dengan kisah-kisah yang menggambarkan kesuksesan orang-
orang bersedekah. Kemampuan merangkai kisah-kisah dengan
bahasa yang sangat naratif membuat audiens makin terpesona.
Dalam suatu kesempatan dalam tahun 2005 saat berceramah
di satu kota di JawaTimur, Yusuf Mansur bertemu dengan
pemilik jaringan rumah makan Ayam Bakar Wong Solo, Puspo
Wardoyo. Saat itu pengusaha nasional ini sudah terbiasa dengan
pencerahannya tentang kekuatan sedekah. Puspo Wardoyo
juga sudah berulang kali diundang stasiun televisi nasional
untuk berbicara tentang kiat-kiat sukses berusaha. Mendapat
kesempatan ini, Yusuf Mansur meminta agar Puspo Wardoyo
mengajak sekaligus mensponsorinya untuk tampil dalam satu
program TVRI. Akhirnya Yusuf Mansur tampil juga di TVRI
dengan biaya produksi yang dibantu oleh Puspo Wardoyo. Dari
penampilannya di stasiun televise milik pemerintah ini, Yusuf
Mansur makin terkenal dan dia mulai dilirik oleh televisi swasta
lain juga oleh produser sinetron.
Rumah produksi SinemArt menangkap kisah-kisah sukses
orang bersedakah yang dituturkan Yusuf Mansur dalam setiap
ceramahnya ini sebagai sebuah sumur uang. SinemArt lalu
memproduksi serial sinetron Wisata Hati yang disiarkan oleh

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 105


RCTI kala itu. Pesinetron ternama dan sutradara handal (alm)
Chairul Umam juga ikut dalam produksi ini. Ada tukang bubur
keliling bisa pergi haji, ada perawan tua yang mendapat jodoh,
ada tukang becak yang bisa dapatkan bajaj, ada orang berhutang
dan bisa melunasi hutangnya dan masih banyak lagi, adalah
rangkaian cerita dalam sinetron wisata hati itu.
Selain sinetron, Yusuf Mansur juga menggarap film berjudul
Kun Fa Yakuun yang dibintanginya bersama Zaskia Adya Mecca,
Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film ini merupakan proyek
pamungkas dari kegiatan road show (ceramah keliling) berjudul
sama selama Januari-April 2008.
Banyak orang yang menduga, bahwa rangkaian kisah yang
akhirnya disinetronkan itu adalah cerita-cerita fiktif yang lahir dari
imajinasi Yusuf Mansur sendiri. Kecurigaan itu beralasan, karena
Yusuf Mansur bisa dengan detail mengisahkan cerita-cerita itu,
termasuk dialog-dialog, suasana hati dan keadaan sekitar para
tokoh. Kecurigaan ini makin kuat ketika ada beberapa orang
yang mengaku pernah bekerjasama dengan Yusuf Mansur dalam
memproduksi cerita-cerita itu.
Jika kisah-kisah fiktif lahir dari imajinasi Yusuf Mansur dan
bertujuan untuk menghimpun dana masyarakat dengan balutan
sedekah, yang kemudian dana tersebut diambilnya sendiri tanpa
ada pertanggungjawaban secara benar dan transparan, maka
patut kita mepertanyakan niatan Yusuf Mansur itu, apakah dia
telah memproduski sebuah kebohongan? Karena walaupun
bertujuan baik, namun dilatarbelakangi dengan kebohongan,
maka nilainya tetap kebohongan.[]

106 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Gerakan Sedekah Nasional :
Langkah Bersama untuk
Indonesia?

Y
usuf Mansur kembali mempopulerkan sebuah program
Gerakan Sedekah Nasional. Tangga 27 April digadang
sebagai Hari Sedekah Nasional dengan slogan “Langkah
Bersama untuk Indonesia”.
Gerakan serupa dengan slogan bombastis bukan pertama
kali digulirkan Yusuf Mansur, yang akhirnya melahirkan masalah.
Mungkinkan Gerakan Sedekah Nasonal ini juga berefek masalah
di belakang hari?
Jumat 24 April 2015 lalu, harian Republika memuat repor­
tase soal seruan Gerakan Sedekah Nasional. Seperti biasa,
seruan bersedekah ini dimotori oleh Yusuf Mansur dan lembaga
bentukannya, yakni Yayasan Darul Qur’an Nasional. (Dalam
berbagai publikasi Yusuf Mansur juga memakai nama ‘Darul
Qur’an Indonesia’ dan ‘Darul Qur’an Nusantara).
Dalam laporan Republika itu, Yusuf Mansur mencanangkan
tanggal 27 April sebagai Hari Sedekah Nasional. Pada halaman
lain, Republika pada edisi yang sama juga memuat iklan sehalaman
penuh dari Yusuf Mansur dan masih dengan ajakan dan thema

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 107


yang sama. Dalam iklan ini, Yusuf Mansur mendapat sokongan
dari Ayam Bakar Mas Mono dan rumah makan Waroeng Group.
Selain kedua perusahaan itu, iklan Yusuf Mansur juga mendapat
dukungan lebih dari seratus (logo) perusahaan dan lembaga.
Iklan ini jelas memerlukan biaya yang besar.
Seperti yang diakui Yusuf Mansur sendiri, bahwa
pencanangan 27 April sebagai Hari Sedekah Nasional ini
hanyalah inisiatif dia dan beberapa temannya, bukan berasal dari
pemerintah. Inisiatif ini lahir dari pengalaman pemilik Waroeng
Group yang mensedekahkan semua omset rumah makan itu
pada tanggal 27 April dan sudah berlangsung beberapa tahun.
Iklan ini jelas bernilai ganda, memuat sebuah gagasan sekaligus
mempopulerkan badan usaha. Hal ini tentu wajar dan sah dalam
teori dan komonukasi dagang.
Memang, dalam kampanye Sedekah Nasional ini Yusuf
Mansur menyebutkan, “Sedekah berapa saja, sedekahkapan
saja, sedekah kemana saja’. Akan tetapi penyertaan Rekening
Sedekah pada bagian yang tak terpisahkan dengan iklan itu, bisa
saja diartikan sebagai upaya menggiring masyarakat supaya
bersedekah ke yayasan miliknya. Apakah ini salah? Tentu saja
tidak. Hanya saja, setiap orang atau lembaga yang memasang
iklan di media massa tentu menginginkan keuntungan materi
dari iklannya itu. Mungkin, sekalilagi mungkin, Yusuf Mansur
punyaharapan sepertiitu.
Yusuf Mansur —yang sudah diberi label ‘ustad’ oleh
masyarakat, bahkan sudah ada yang berani memberinya predikat
‘kiyai’— memang pandai membuat tema-tema bombastis dalam

108 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


setiap gerakan dan aktivitas bisnisnya.
Untuk gerakan Sedekah Nasional ini, Yusuf Mansur
memberi titel ‘Langkah Bersama untuk Indonesia’. Semboyan
ini mengingatkan kita pada program dan gerakan Yusuf Mansur
yang pernah digulirkannya tiga tahun lalu, yakni ‘Membeli
Kembali Indonesia’. Program ini sesungguhnya adalah sebuah
bisnis investasi yang juga berawal dari gerakan sedekah untuk
dirinya. Seperti yang pernah diakui Yusuf Mansur sendiri, bahwa
bisnis itu begulir karena banyak masyarakat yang bersedekah
lewat rekening yang dia sertakan dalam setiap ceramah dan
publikasi. Terkakhir, dana sedekah masyarakat itu dia jadikan
program investasi. Kurang dari setahun sejak dikampanyekan
‘Membeli Kembali Indonesia’, pada pertengahan 2013, Yusuf
Mansur bisa kumpulkan uang Rp. 24 Milyar dari dua ribu orang.
Bisnis investasi Yusuf Mansur ini belakangan dia popularkan
dalam dua skema, yakni Patungan Usaha dan Patungan Aset. Dan
Patungan Usaha digunakan Yusuf Mansur untuk mengakuisisi
sebuah hotel di Tangerang, sedangkan dana dalam Patungan
Aset digunakan membeli tanah seluas 4,7 hektar yang juga
dekat hotel itu. Lewat bisnis investasi ini, Yusuf Mansur ingin
mengembangkan usaha dengan membeli aset-aset bisnis dan
perusahaan-perusahaan besar yang ada di Jakarta dan kota-
kota besar lainnya.
Namun karena ketidakjelasan legalitas bisnis investasi ini,
Menteri BUMN kala itu Dahlan Iskan pun meminta Yusuf Mansur
menghentikan usaha investasinya itu. Belakangan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) pun menyatakan investasi Yusuf Mansur ini

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 109


melanggar ketentuan Undang-undang Pasar Modal. Dia akhirnya
menghentikan usahanya ini sambil berjanji akan membenahinya
sehingga sesuai dengan regulasi yang ada.
Lalu, bagaimana dengan nasib uang masyarakar yang
sudah terkumpul itu? Sepanjang pengetahuan penulis, sampai
artikel ini ditulis, belum ada informasi terbuka soal dana yang
dikumpulkan itu, apakah dikembalikan atau (nanti) digunakan
untuk bisnis investasi lagi setelah perusahaan Yusuf Mansur itu
diperbaiki system dan legalitasnya? Yang pasti Yusuf Mansur
saat ini memiliki badan usaha yang tak bisa dibilang sedikit,
termasuk di dalamnya ada multi level marketing (MLM) yang
diberi stempel syariah.
Selain bisnis investasi yang dipaksa tutup oleh pemerintah,
ada usaha Yusuf Mansur yang mendapat kritik luas dari ma­
syarakat, yakni Veritra Sentosa Internasional (VSI). VSI adalah
sebuah bisnis dengan sistem network marketing (MLM) dan
lebih menyerupai money game. Bahkan banyak yang melihat,
leader-leader VSI adalah para mantan pemain money game dan
investasi bodong yang terbiasa menjadi motivator di kandangnya
sendiri. Mereka sudah terbiasa menebar janji-janji palsu dan
sangat faham mempermainkan perasaan member VSI yang
awam untuk meraih mimpi sukses dengan janji yang luar biasa.
Usaha investasi ini bukan hal pertama Yusuf Mansur
bersentuhan dengan hukum. Pembaca mungkin masih ingat,
dalam tahun 2013 lalu, Kamal Alamsyah, yang tak lain adalah
temannya sendiri, melaporkan Yusuf Mansur ke Bareskrim
Mabes Polri. Menurut Kamal, Yusuf Mansur telah menggelapkan

110 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


sertifikat tanah miliki bunya, Sumarti.
Ketika kasus ini dilaporkan, Yusuf Mansur tidak pernah
menemui wartawan untuk menjelasan duduk perkaranya. Lewat
orang dekatnya, wartawan ditanggapi dingin ketika ditanya dan
hanya ada jawaban, bahwa ini adalah kasus lama yang sudah
diselesaikan secara kekeluargaan. Pernyatan orang dekat Yusuf
Mansur ini mungkin ada benarnya, karena kasus ini akhirnya
menguap begitu saja tanpa ada publikasi akhir ceritanya.
Bersinggungan dengan masalah hukum bagi Yusuf Mansur
bukan barang baru. Jauh sebelum dia terkenal malah sudah dua
kali masuk penjara, pada tahun 1996 dan 1998. Dua kali masuk
penjara, dua kali pula Yusuf Mansur tersandung masalah yang
sama, yakni utang piutang.
Dewasa ini Yusuf Mansur dikenal lebih dari sekedar seorang
ustad atau seorang pendakwah, tapi dia juga dikenal sebagai
pebisnis yang menggeluti banyak jenis usaha, di antaranya
pendidikan, penerbitan, production house, biro perjalanan,
properti, MLM dan masih banyak lagi. Dengan demikian, bolehlah
kita bertanya, apakah Yusuf Mansur itu sebagai seorang penyalur
sedekah atau sebagai pengumpul dana untuk investasi bisnis?
Wallahua’lam.[]

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 111


Puspo Wardoyo :
Tegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Kepada Yusuf Mansur

G
erakan Hari Sedekah Nasional 27 April yang
didengungkan Yusuf Mansur dengan mengajak para
pengusaha bersedekah itu mendapat tanggapan
beragam dari para pengusaha. Ada yang menanggapinya positif
dan ada juga yang member catatan. Salah satunya dating dari
pemilik jaringan rumah makan nasional Wong Solo Group, Puspo
Wardoyo.
Bersedekah sudah merupakan bagian dari hidup saya
pribadi, keluarga, karyawan dan perusahaan saya setiap hari.
Hanya saja, saya memberi catatan kepada Yusuf Mansur yang
mencanangkan gerakan itu”, demikian kata Puspo Wardoyo yang
ditemui penulis di rumahnya di Jalan Sentra Indah, Bandung
Ahad (3/5).
Menurut Puspo Wardoyo, dia merasa perlu untuk
memberikan catatan kepada gerakan-gerakan Yusuf Mansur
untuk mengingatkan masyarakat. Puspo Wardoyo kemudian
mencontohkan, perhatikan setiap ajakan sedekah dari Yusuf
Mansur selalu lampirkan nomor rekening PPPA Darul Qur’an.

112 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Pada ceramahnya jamaah diajak untuk bersedekah kepadanya
dan didoakan. Ini sama saja dengan mendidik masyarakat untuk
bersedekah yang tidak afdhal. Sedangkan sedekah itu sudah
jelas peruntukannya, yakni dari keluarga terdekat dan seterusnya.
Puspo Wardoyo kemudian mengutip sebuah hadits Rasulullah
yang menerangkan urutan-urutan orang yang berhak menerima
sedekah dari kita. “Jadi, jika di antara kerabat kita masih ada
yang membutuhkan bantuan finansial, kita harus memperhatikan
mereka lebih dahulu”, jelas Puspo.
Sedekah itu bukan melulu harus uang seperti definisi Yusuf
Mansur selama ini. Menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah,
memberi senyum adalah sedekah. Sedekah, menurut Puspo,
diperuntukkan kepada siapa pun yang membutuhkan dan tidak
perlu minta didoakan oleh Yusuf Mansur. “Peringatan ini juga
merupakan kewajiban moral. Saya juga ingatkan bahwa saya
pernah didekati Yusuf Mansur untuk bekerja sama denganya,
namun akhirnya sungguh di luar dugaan saya, saya sangat
kecewa”, tandas Puspo.
Puspo Wardoyo memberikan beberapa kritikan terhadap
cara-cara Yusuf Mansur dalam mengajak orang bersedekah.
Dia berani menggaet jamaah memberikan hartanya sekaligus
memberikan jaminan akan dilipatgandakan harta yang
disedekahkannya dalam waktu yang singkat, seperti slogan
‘Keajaiban sedekah 7 hari’. Yusuf Mansur memberikan nomor
teleponnya supaya jamaah menyampaikan informasi, bahwa
dalam waktu singkat ada yang berubah dalam hartanya.
Lebih lanjut Puspo menyatakan, “Saya memang tidak punya

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 113


hak dan kemampuan menghentikan gerakan Yusuf Mansur, hanya
saja saya meminta agar masyarakat lebih berhati-hati dalam
memilih dan memilah saluran bersedekah. Jika bersedekah
kepada personal atau lembaga harus melihat apakah orang atau
lembaga itu dikelola secara baik dan benar atau tidak, diurus
oleh orang-orang yang amanah atau tidak, para pengurusnya
punya catatan kriminal atau tidak, dan lembaga itu diaudit secara
transparan atau tidak.”
Oleh karena itu, Puspo Wardoyo meminta kepada pemerintah
maupun ulama serta lembaga-lembaga keuangan resmi untuk
segera mengaudit keuangan Yayasan Daarul Quran yang dibentuk
Yusuf Mansur dan lembaga-lembaga yang dibentuknya. Sudah
saatnya kita tegakkan amar ma’ruf nahi munkar kepada Yusuf
Mansur,” demikian Puspo Wardoyo.[]

114 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Catatan Tertinggal dari
Polemik Gerakan Sedekah
Nasional

O
pini penulis yang dimuat di situs Dakwatuna.com
pada Senin 6 Mei 2015 lalu telah meninggalkan
banyak catatan di sini. Tulisan itu berasal dari
wawan­cara penulis dengan pengusaha nasional Puspo Wardoyo
yang berisikan catatan terhadap Gerakan Sedekah Nasional
yang digalangkan oleh Yusuf Mansur. Opini yang diberi judul,
“Puspo Wardoyo : Saatnya Tegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
kepada Yusuf Mansur” itu menjadi topik paling ramai dibicarakan
di situs ini sejak diposting oleh redaksi. Banyak pembaca yang
mendukung pendapat Pupso Wardoyo namun ada juga yang
membela Yusuf Mansur.
Seperti yang sudah diketahui masyarakat, Yusuf Mansur
saat ini sudah dikenal sebagai pengusaha selain sebagai
pengelola pesantren. Sedangkan modal usaha atau investasi
yang diperoleh Yusuf Mansur –seperti yang pernah diakuinya–
berasal dari dana masyarakat yang dihimpunnya, termasuk
dengan ajakan bernama ‘sedekah’.
Secara umum, model pengumpulan dana Yusuf Mansur

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 115


dikenal dengan sebutan crowdfunding atau crowdsourcing, yakni
kegiatan mengumpulkan uang dari khalayak, lalu menanamkan
uang itu ke sebuah usaha (rintisan). Itu pulalah yang terjadi pada
usaha-usaha yang sedang dan sudah dibangun oleh Yusuf Mansur.
Di negara-negara yang sudah maju, modal patungan ini dikelola
oleh lembaga keuangan atau perusahaan yang terorganisir rapi
sehingga mudah dikontrol dan diaudit. Sedangkan Yusuf Mansur
belum melakukan ini, setidaknya sampai ketika dia ditegur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dahlan Iskan ketika menjadi
menteri beberapa tahun lalu.
Melihat perdebatan yang cukup menyita ruang dalam
situs ini mengenai tulisan opini tersebut, Pemimpin Redaksi
Dakwatuna akhirnya berinisiatif menggelar sarasehan yang
khusus membahas isi tulisan opini tersebut pada Rabu (20/5)
lalu.
Selain menghadirkan penulis sendiri dan Puspo Wardoyo,
Dakwatuna juga mengundang Yusuf Mansur. Sayang, Yusuf
Mansur tidak datang dalam diskusi yang berlangsung di bilangan
Tebet, Jakarta. Dari jam satu siang itu hingga pukul lima sore.
Dalam sarasehan yang mengambil thema “Tinjauan Kritis
atas Pengumpulan dan Penggunaan Dana Masyarakat yang
Dilakukan oleh Yusuf Mansur” itu juga dikuti oleh Eko Yono dari
Pos Layanan Korban Program Yusuf Mansur. Eko Yono yang
datang dari Solo, Jawa Tengah ini bersama seorang, Mahir, asal
Klaten, Jawa Tengah. Mahir pada acara tersebut memberikan
kesaksian tentang kerugiannya akibat mengikuti program Yusuf
Mansur.

116 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Selain itu, sarasehan juga dihadiri oleh perwakilan dari Aksi
Cepat Tanggap dan PKPU. Kedua lembaga ini memaparkan
pengalaman mereka dalam mengumpulkan dan mengelola
dana ummat, termasuk mempertanggungjawabkannya secara
professional. Tim Pengacara Muslim yang turut hadir juga mem­
berikan saran dan pertimbangannya. Bahwa, siapa saja yang
merasa dirugikan akibat kerjasama usaha dengan Yusuf Mansur
bisa dibawah ke ranah hukum, asal saja semuanya ditunjang
dengan alat bukti dan saksi yang cukup.
Pembahasan terhadap isi opini itu rupanya tidak berhenti
pada sarasehan tangga 20 Mei itu. Esoknya, Kamis (21/5)
Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI Jakarta mengundang
Puspo Wardoyo untuk kembali menjelaskan pernyataannya
di Dakwatuna itu. Pertemuan yang berlangsung di kantor DMI
Jakarta di Gedung Islam Centre itu dihadiri oleh Ketua DMI
Jakarta Drs. H. Syamsuddin bersama pengurus-pengurus masjid
di Jakarta. Pada kesempatan itu Puspo Wardoyo menjelaskan
tentang konsep sedekah dan praktek pengumpulan dana
masyarakat yang dilakukan oleh Yusuf Mansur.
Menyadari pernyataannya di Dakwatuna menjadi sorotan,
maka sehari setelah pertemuan dengan DMI Jakarta itu Puspo
Wardoyo menemui beberapa ulama yang cukup dihormati Yusuf
Mansur.
Pada Jumat (22/5) Puspo Wardyo menemui Habib Rizieq di
perguruannya di Cisarua, Bogor, dan di hari Sabtu (23/5) dengan
Kiyai Mahrus Amin di Pesantren Darun Najah, Ulujami, Jakarta.
Kepada kedua ulama ini Puspo Wardoyo menjelaskan

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 117


banyak hal, mulai dari perkenalannya dengan Yusuf Mansur,
tentang kerjasama yang pernah mereka bangun bersama sampai
perbedaan keduanya dalam konsep dan implementasi sedekah.
Baik Habib Rizieq maupun Kiyai Mahrus Amin sama-sama
berjanji mengusahakan sebuah dialog yang konstrukttf dengan
para ulama jika pada hari-hari mendatang ada keluhan atau
kekecewaan dari masyarakat akibat kerjasama bisnis dengan
Yusuf Mansur.
Sebenarnya, Yusuf Mansur sendiri tidak keberatan dengan
kritikan dari siapapun terhadap aktifitas dakwahnya, termasuk
opini yang berkembang di Dakwatuna. Kepada penulis, Yusuf
Mansur mengirim pesan, bahwa sebenarnya dia sudah membaca
evaluasi dari Puspo Wardoyo terhadap dirinya. Hanya saja dia
tidak ingin menambah polemik di media massa. Bagi Yusuf
Mansur, bersilaturahim dan bertemu Puspo Wardoyo jauh lebih
bermakna ketimbang menulis di media. “Karena bagi saya, Pak
Haji Puspo masih jadi guru dan idola saya dalam bersedekah,”
begitu kata Yusuf Mansur dalam pesannya.
Pada bagian lain, pesan Yusuf Mansur juga menyebutkan,
bahwa ada hikmah besar dari kritikan Puspo Wardoyo terhadap
dirinya. Menurut Yusuf Mansur, dengan kejadian ini akan terbangun
sebuah kerjasama dakwah yang baik antara dia dengan Puspo
Wardoyo dan juga dengan Dakwatuna sebagai media dakwah.
“Saya akan mau ke dakwatuna guna membicarakan sinergi apa
yang bisa dibangun bersama Pak Puspo Wardoyo untuk dakwah
di negeri ini,” demikian Yusuf Mansur.
Sedangkan bagi Puspo Wardoyo, benar atau salah konsep

118 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


dan implementasi sedekah Yusuf Mansur ada pada wewenang
ulama dan pemerintah. Juga, menurut Puspo Wardoyo, ada rasa
salah atau tidak pada diri Yusuf Mansur, itu bukan pada dirnya,
melainkan pada ummat yang punya andil dalam usahanya.
“Saya sebagai orang biasa hanya mengingatkan, lebih dari itu
tidak,” demikian Puspo Wardoyo.[]

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 119


Yang Tercecer dari
Gerakan Sedekah Nasional

G
erakan Sedekah Nasional yang dicanangkan Yusuf
Mansur pada 27 April lalu, bisa jadi akan menemui
batu sandungan. Pasalnya, mulai timbul gerakan
mempertanyakan pengumpulan dan penggunaan dana sedekah
yang dilakukan Yusuf Mansur selama ini.
Senin (27/4) situs ini menurunkan opini penulis yang berjudul
‘Gerakan Sedekah Nasional Langkah Bersma untuk Indonesi?’
(http://www.dakwatuna.com/2015/04/27/67856/gerakan-
sedekah-nasional-langkah-bersama-untuk-indonesia/).Opini
ini memuat tentang pencanangan Hari Sedekah Nasional yang
dicanangkan Ustad Yusuf Mansur, disamping beberapa hal yang
ber­singgungan dengan penceramah yang cukup populer itu.
Kurang dari sejam setelah tulisan itu di-posting, banyak
pembaca memberikan aspirasinya yang disampaikan lewat jalur
pribadi penulis. Ini membuktikan bahwa setiap ada masalah
Yusuf Mansur yang berhubungan dengan publik akan mendapat
perhatian dari masyarakat.
Masih di hari Senin (27/4) seorang pembaca situs ini dari
Solo, Eko Yono menghubungi penulis dan menyampaikan

120 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


rencananya membuka Pos Pengaduan Program Yusuf Mansur.
Kepada penulis, Eko Yono mengatakan bahwa niat membuat
pos pengaduan ini dikarenakan banyak orang pernah bercerita
kepadanya bahwa mereka mengalami kekecewaan setelah
mengikuti program-program Yusuf Mansur.
“Sebagai sesama muslim, kita ikut bangga dan senang
banyak kalangan saat ini mulai gemar bersedekah. Namun
demikian program sedekah dan patungan usaha yang digalakkan
Yusuf Mansyur perlu dicermati agar tidak menimbulkan masalah
yang besar dikemudian hari. Sebab, dalam perjalanannya
banyak orang yang mengikuti program-program Yusuf Mansyur
kemudian kecewa. Kekecewaan itu muncul karena komunikasi
yang kurang baik dan transparasi laporan yang mestinya
diperoleh oleh para donatur/ pemberi sedekah dan mereka yang
bergabung dalam patungan usaha,” demikian tulis Eko Yono
yang dikirim ke penulis dari emailnya, maseko64@yahoo.com.
Menurut Eko Yono, tujuan dia mendirikan Pusat Pengaduan
Program Yusuf Mansur ini agar masyarakat yang pernah kecewa
dengan program sedekah Yusuf Mansur mau berbagi masalahnya.
Selanjutnya mendorong masyarakat agar mengundang akuntan
publik untuk mengaudit dana milik umat yang sudah dikumpulkan
Yusuf Mansur melalui program-program sedekahnya.
Pada bagian lain dari surat elektronik itu Eko Yono menulis,
ada salah satu jamaah Yusuf Mansur yang kecewa dan kemudian
enggan bersedekah lagi untuk program-program Yusuf Mansur.
Jamaah itu bernama Wiyoto yang tinggal di Pasir Jati, Ujung
Berung, Bandung. Wiyoto pernah mengikuti saran Yusuf

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 121


Mansur dan menyerahkan sedekahnya berupa bangunan dan
tanah di Solo. Kepada Yusuf Mansur juga Wiyoto menyetorkan
uang puluhan juta untuk ikut Program Patungan Usaha. Seiring
berjalannya waktu, Wiyoto ingin mengecek perkembangan
modal yang sudah dia serahkan kepada Yusuf Mansur itu.
Berulang kali Wiyoto ke Jakarta namun Yusuf Mansur tak pernah
mau menemuinya. Wiyoto hanya bertemu dengan orang-orang
dekat Yusuf Mansur.
Selain menerima pengaduan dari Wiyoto, Eko Yono juga
menerima pengaduan dari Puspo Wardoyo, pemilik Rumah
Makan Ayam Bakar Wong Solo. Dalam pengaduannya, Puspo
Wardoyo mengajak kepada para muhsinin, orang-orang baik
yang berniat menyalurkan sedekahnya agar mau melakukan
tabayyun terhadap segala bentuk penggalangan dana yang
mengatasnamakan sedekah maupun infaq, ternasuk yang sudah
diserahkan kepada Yusuf Mansur.
Selanjutnya Puspo Wardoyo menulis, “Tabayun atau
klarifikasi ini bertujuan agar kita tidak terjebak pada penipuan
yang berkedok agama. Kita juga perlu memperjelas sisi
keamanahan dan kejujuran dari pengumpul sedekah sehingga
tidak terjadi pecampuradukan dana sedekah dengan bisnis
pribadi. Jangan karena seseorang sering dipanggil ‘ustad’ dan
terkenal lalu melalaikan kewajiban kita untuk mengingatkan
pertanggungjawaban sedakah atau infak yang telah kita salurkan
itu. Atas nama keikhlasan kita berhak mengetahui kemana
dana sedekah dan infak yang kita disalurkan itu. Al amru bil
ma’ruf dan al-nasyu anil munkar mewajibkan kita untuk saling

122 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


melindungi sesama muslim, agar tidak terjebak dalam kezaliman
dan kemaksiatan hanya karena memandang kesalihan seseorang
dari luarnya saja.
Terhadap Yusuf Mansur sendiri msyarakat perlu cermat
dan hati-hati mengikuti program-program Yusuf Mansur. Hanya
karena sudah beberapa kali Yusuf Mansur tersandung masalah
pidana yang sama, yakni penipun yang membawanya ke penjara.
Begitu pula dengan program Patungan Asset dan Patungan
Usaha yang berupa investasi berkedok sedekah itu dipaksa
diutup pemerintang karena ilegal, melanggar hukum. Sudah
saatnya mayarakat mewaspadai rencana Gerakan Hari Sedekah
Nasional yang dicanangkab Yusuf Mansur ini.
Saya juga menghimbau masyarakat, ulama dan para ahli
keungan syariah agar mau mengaudit keuangan Yayasan Daarul
Quran-nya Yusuf Mansur itu. Dengan begitu, Yusuf Mansyur tidak
mengulangi perbuatan penipuannya seperti yang sudah beberapa
kali terjadi. Apa yang saya sampaikan di sini ini bukan dalam
rangka memfitnah Yusuf Mansur tapi ini adalah pengalaman
pribadi saya selama bekerjasama dengan Yusuf Mansur.
Sebelum artikel ini ditulis, kepada Yusuf Mansur penulis
sudah sampaikan permintaan klarifikasi soal Pos Pengaduan
Program Yusuf Mansur yang dibentuk oleh Eko Yono, masalah
Wiyoto dan pernyataan Puspo Wardoyo ini. Permintaan ini
penulis sampaikan pada Rabu (29/4) sore secara tertulis dan
dikirim dengan surat elektroni kepada Ustad Rohimuddin Husen
yang merupakan orang dekat Yusuf Mansur.
Kamis (30/4) dengan Yusuf Mansur sendiri penulis

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 123


menanyakan permintaan klarfikasi tersebut. Sayangnya, Yusuf
Mansur menjawab, bahwa dia tak perlu tau soal permintaan
klarifikasi itu. Menurutnya, akhir-akhir ini dia sudah terbiasa
dengan fitnah. “Ada enam ribu Rumah Tahfidz degan 400 ribu
santri bebas biaya, mereka ditanggung sedekah orang-orang
yang super banyak jumlahya,” begitu tulis Yusuf Mansur dalam
pesan WhatsApp-nya. Wallahu a’lam.[]

124 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Catatan Gerakan Sedekah Nasional :
Yusuf Mansur Akhirnya
Bertemu Puspo Wardoyo

P
ernyataan pengusaha Ayam Bakar Wong Solo, Puspo
Wardoyo di Dakwatuna.com beberapa waktu lalu atas
canangan Gerakan Hari Sedekah Nasional dari Yusuf
Mansur yang memunculkan pro dan kontra, kemudian disusul
acara sarasehan dan pertemuan pengusaha itu dengan beberapa
ulama, akhirnya bermuara pada pertemuan Puspo Wardoyo
dengan Yusuf Mansur. Pertemuan itu atas permintaan Yusuf
Mansur sendiri yang kemudian dimediasi oleh Dakwatuna.com
dan Ustad Fauzan Al-Anshari.
Setelah hasil wawancara dengan Puspo Wardoyo dimuat
di Dakwatuna.com mengenai pandangannya terhadap Gerakan
Sedekah Nasional yang dicanangkan Yusuf Mansur, pengusaha
nasional itu melakukan serangkaian pertemuan dengan beberapa
ulama, di antaranya KH. Mahrus Amin, Habib Rizieq, Ustad ArifinI
lham dan ulama lainnya.
Sebelumnya, Puspo Wardoyo berdialog dengan Aksi Cepat
Tanggap (ACT), Dompet Dhuafa (DD), Tim Pengacara Muslim
(TPM) dan beberapa perwakilan situs berita Islam dalam sebuah

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 125


acara yang dimediasi oleh Dakwatuna.com di Tebet, Jakarta.
Puspo Wardoyo juga diundang oleh Dewan Masjid Indonesia
(DMI) DKI Jakarta untuk menyampaikan pandangannya seputar
konsep dan aplikasi sedekah Yusuf Mansur.
Hanya selang beberapa hari setelah rangkaian kegiatan
Puspo Wardoyo itu, Yusuf Mansur sampaikan permintaan maaf
kepada Puspo Wardoyo sekaligus meminta bertemu sebagai
langkah untuk tabayyun. Permintaan ini disampaikan Yusuf
Mansur langsung kepada Puspo Wardoyo. Kepada penulis juga
Yusuf Mansur meminta agar membantu mempertemukannya
dengan Puspo Wardoyo.
Bertemu dengan Puspo Wardoyo ini begitu penting bagi
Yusuf Mansur sehingga dia meminta bantuan kepada Ustad
Yazid di Yogyakarta. Ustad Yazid adalah rekan patungan bisnis
Puspo Wardoyo yang juga pelopor Masjid Moderen Jogokaryan,
Jogjakarta yang terkenal dengan Angkringan Jogokaryan itu.
Yusuf Mansur berjanji kepada Ustad Yazid, jika bisa
mempertemukannya dengan Puspo Wardoyo, maka dia akan
membantu pengembangan Angkringan Jogokaryan ke seluruh
Indonesaia. Saat ini Angkringan Jogokaryan baru ada delapan
cabang di seluruh Indonesia. Begitu pula dengan Ustad Fauzan
Al Anshari, Yusuf Mansur berjanji akan membantu pondoknya
dengan memberikan modal untuk pengembangan rumah makan
yang dikelolanya sebagai investor di Wong Solo Group, jika bisa
mempertemukan dirinya dengan Puspo Wardoyo.
Akhirnya, Puspo Wardoyo mau menerima permintaan Yusuf
Mansur itu, sehingga pertemuanitu pun berlangsung pada Jumat

126 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


(29/5) di Kota Kasablanka, Jakarta pada sebuah rumah makan
di dekat apartemen Puspo Wardoyo.
Pagi harinya sebelum menemui Yusuf Mansur, Puspo
Wardoyo bertemu Ustad Arifin Ilham dan KH. Tengku Zulkarnain
di Kampung Az-Zikra, Sentul-Bogor. Ustad Arifin Ilham meminta
agar Puspo Wardoyo mau menerima Yusuf Mansur sekaligus
memberikan maaf kepadanya.
Dalam pertemuan di rumahnya di Sentul itu ini, Ustad Arifin
Ilham juga bercerita tentang upayanya menolong Yusuf Mansur
ketika dia tertimpa musibah, yakni ketika Yusuf Mansur terkena
masalah hukum. Ustad Arifin Ilham membantu memediasi
sehingga masalah itu diselesaikan secara kekeluargaan.
Selain Puspo Wardoyo dan Yusuf Mansur, turut hadir dalam
pertemuan itu Pemred Dawatuna.com, Samin Barkah, Ustad
Fauzan Al-Anshari, dan penulis sendiri, serta Siti Maimunah istri
Yusuf Mansur. Pertemuan yang berlangsung penuh keakraban
itu berlangsung daripukul 15.00 hingga jelang Maghrib.
Yusuf Mansur membuka dialog dengan meminta maaf
kepada Puspo Wardoyo atas kekecewaan pengusaha nasional
itu dalam sebuah kerja sama antar mereka. Yusuf Mansur akui
dia telah mengingkari janji dengan Puspo Wardoyo kerjasama
promosi dan dakwah.
Kerjasama itu menyangkut sebuah mobil yang dipinjamkan
Puspo Wardoyo kepada Yusuf Mansur yang kemudian tidak
dikembalikannya selama 10 tahun. Selama itu pula Yusuf Mansur
tidak pernah memberikan laporan penggunaan mobil sesuai
kesepakatan kerjasama.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 127


“Saya sudah tahu apa kesalahan saya kepada Pak Puspo dan
saya meminta maaf atas semua itu”, akui Yusuf Mansur.
Yusuf Mansur juga menyampaikan otokritiknya, bahwa ada
akhlak yang salah dalam dirinya, yakni soal terima kasih. “Awal
kemunculan saya di televise adalah atas jasa Pak Puspo. Beliau
telah mensponsori saya tampil di TVRI yang kemudian membuat
saya terkenal,” akuinya.
Sedangkan bagi Puspo Wardoyo, kerugiannya selama 10
tahun dan upayanya membuat Yusuf Mansur terkenal adalah
konsekwensi yang lain.
Kesalahan Yusuf Mansur dimata Puspo Wardoyo adalah lebih
pada akhlak seorang ustad serta tentang konsep dan aplikasi
sedekah yang didakwakannya. “Masyarakat banyak yang merasa
dirugikan dalam berkejasama bisnis dengan antum. Begitu juga
dengan ajakan bersedekah, berinfak, wakaf dan aplikasi sedekah
yang sesat, yang antum kepada mereka,” tegas Puspo Wardoyo.
“Kepada umatlah antum harus segera meminta maaf. Antum
harus mengganti semua testemoni yang fiktif dan menggantinya
dengan kisah yang benar dan nyata. Antum tidak boleh lagi
melakukan cara-cara pengumpulan dan penggunaan dana
sedekah yang tidak benar, juga jangan menafsirkan ayat sedekah
secara salah dan menyesatkan,” demikian Puspo Wardoyo.
Puspo Wardoyo lebih lanjut mengatakan, “Jika semua itu bisa
antum lakukan, maka saya tidak akan melanjutkan pengaduan
penipuan mobil itu kepolisi.”
Yusuf Mansur kemudian berjanji untuk tidak mengulang lagi
apa-apa yang disarankan Puspo Wardoyo dan mengakui bahwa

128 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


banyak hikmah yang dia petik dari opini yang berkembang di
dakwatuna.com menyangkut dirinya.
Selain masalah di atas, Puspo Wardoyo juga mengklarfikasi
pesan suara WhatsApp dari Yusuf Mansur kepada Pemred
Dakwatuna.com Samin Barkah. Dalam pesan itu Yusuf Mansur
menyatakan, bahwa Puspo Wardoyo pernah menyuruhnya
berpoligami.
Yusuf Mansur kemudian membantah pernyataan itu. Padahal
Samin Barkah sedang berada di hadapannya.
“Justru yang benar itukan antum yang meminta saya untuk
mencarikan istri lagi, tapi dilakukan secara diam-diam,” tukas
Puspo Wardoyo.
Mendengar pernyataan itu, Yusuf Mansur tertawa namun
seprtinya merasa malu sehingga dia langsung memegang dan
mencium tangan Puspo Wardoyo sambil memberi isyarat agar
pembicaraan rencana berpoligami dihentikani. Menyaksikan
ke­nyaatan itu, istri Yusuf Mansur yang duduk disampingnya
langsung meninggalkan meja pertemuan tanpa pamit.
Menurut Yusuf Mansur, setelah opini tentangnya diturunkan
Dakwatuna.com, dia membuat daftar nama orang-orang yang
harus dia silaturahimi, yang selama ini terlupakan akibat ke­
sibukannya. Dia mulai dari anggota keluarga terdekat dan
seterusnya.
Jumat (29/5) ini Yusuf Mansur punya jadwal khutbah di
masjid sebuah perusahaan besar, tapi dia batalkan itu dan
memilih shalat Jumat di Masjid Al-Mansuriah, masjid keluarganya
di Jakarta Barat. “Di sana saudara-saudara saya kaget. Mereka

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 129


bilang, saya tumben Jumatan di sini. Saya lalu diminta jadi khatib
sekaligus imam di masjid yang lama saya tinggalkan itu,” jelas
Yusuf Mansur dengan mata berkaca dan penuh penyesalan.
“Selesai dengan anggota keluarga, saya akan mendatangi para
ustad saya untuk meminta nasihat,” tambahnya.
Pertemuan yang diniatkan sebagai tabayyun itu diakhiri
dengan saling member nasihat, antara Puspo Wardoyo, Samin
Barkah dan Ustad Fauzan Al-Anshari. Dalam pertemuan tersebut
Yusuf Mansur berjanji akan membenahi konsep dan aplikasi
dakwah sedekahnya, sehingga sesuai dengan nilai Islam dan
regulasi yang berlaku di Indonesia.
“Saya merasa bahagia dan lega bisabertemu Pak Puspo
dan Dakwatuna sebagai media di sini. Saya berharap ke depan
kita saling mengingatkan sehingga kesalahan-kesalahan yang
pernah terjadi tidak terulang lagi,” pinta Yusuf Mansur sebelum
meminta izin untuk kembali ke pesantrennya.[]

130 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Refleksi dari Sakitnya
Yusuf Mansur

S
abtu (29/8), Yusuf Mansur dikabarkan masuk Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat (RSPD) Jakarta. Kabar ini bermula
dari Aa Gym yang berkicau di akun twitternya. Hanya
dalam hitungan menit, banyak orang langsung menanggapi
kicauan Aa Gym itu dengan menyampaikan ucapan prihatin dan
doa untuk kesembuhan Yusuf Mansur.
Sakit yang diderita Yusuf Mansur memang terbilang serius.
Menurut berita yang beredar, otak sebelah kirinya tak bisa
menerima support oksigen dan darah. Akibatnya Yusuf Mansur
sering merasa pusing dan sakit kepala. Sakit ini sudah dideritanya
lebih dari dua tahun, seperti yang diakui anaknya Wirda Yusuf.
Oleh karena itu, Yusuf Mansur kali ini harus menjalani operasi.
Hari ini, Senin (31/8) Yusuf Mansur dikabarkan sudah selesai
jalani operasi dan meninggalkan RSPD. Dia kemudian menjalani
program berobat jalan.
Sebagaimana orang terkenal lainnya, sakitnya Yusuf Mansur
ini mendapat sorotan media. Itu juga karena dia dan beberapa
ustad-ustad pop sama-sama mengabarkan sakitnya ini di media
sosial, dimana mereka aktif berkomunikasi di dalamnya. Selain

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 131


mendapat komentar prihatin dan doa akan kesembuhannya,
berita sakitnya Yusuf Mansur juga mendapat tanggapan kritis
dari pengunjung berita on line. Di situs Republika On Line (ROL)
umpamanya. Diantara yang mendoakan kesembuhan Yusuf
Mansur ada juga pengunjung yang berkomentar mengejutkan.
Seseorang yang bernama Asrul Purba menulis komentar,
“Semoga ustadz yusuf mansyur segera diberi kesembuhan
oleh Allah... Segera bias menyelesaikan kewajiban-kewajiban
patungan usahanya. Kalau dulu ustadz getol menggerakkan
sedekah yg bisa mengatasi berbagai masalah, termasuk sakit.
Saatnya sekarang ustadz banyak sedekah.”
Komentar Asrul Purba ini mengingatkan penulis pada sebuah
berita yang pernah ditulis di Islampos.com pada tanggal 4 Juli
lalu dengan judul “Peserta Investasi Patungan Usaha Mensomasi
Yusuf Mansur”. Di situ diberitakan, seorang peserta Patungan
Usaha (usaha investasi milik Yusuf Mansur) melayangkan somasi
kepada Yusuf Mansur karena merasa diabaikan hak-haknya.
Era Fadilla, investor asal Solo, Jawa Tengah yang mensomasi
Yusuf Mansur itu sudah dua tahun mengikuti program Patungan
Usaha (TU) dengan menyetor uang sebesar Rp. 12 juta. Belum
lagi mendapat laporan investasinya, Era Fadilla sudah mendapat
SMS penawaran investasi baru berupa koperasi haji dan umrah
dari Yusuf Mansur.
Masih dalam hari yang sama, Islampos.com memuat
tanggapan Yusuf Mansur dengan menulis, “Mudah-mudahan
saya malah bisa menemukan kesalahan saya. Sehingga bisa
minta maaf. Saya jagain bener visi misi PU supaya bisa dicopy

132 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


paste untuk Indonesia.” Pada bagian lain Islampos.com menulis,
“Diakui juga oleh Yusuf Mansur sebagai proyek awal Patungan
Usaha banyak kekurangannya. Dan dana investasi Patungan
Usaha yang sekarang berwujud sebuah hotel di kawasan
bandara Soekarno Hatta”. (Perlu diberi catatan bahwa dalam
setiap publikasi Yusuf Mansur menyebut Hotel Siti berada di
kawasan Bandara Soekarno Hatta. Padahal sesungguhnya hotel
ini berada jauh dari kawasan Bandara walaupun masih di wilayah
Tangerang. Jadi tak layak disebut berada di kawasan Bandara).
Hotel yang dimaksud adalah Hotel Siti, yang diambil dari
nama istrinya (Siti Maemunah).
Meski sudah lama beroperasi, hotel itu terus sepi pengunjung
dan tampak tak tersentuh tangan-tangan professional. Nama besar
Yusuf Mansur ternyata tidak berpengaruh terhadap keberadaan
hotel itu. Bisa jadi, keadaan hotel ini adalah ceriminan darisikap
Yusuf Mansur yang selalu menggebu-gebu dalam membangun
usaha baru. Jika usaha baru itu sudah tercapai “keuntungan”
secara pribadi maka usaha barunya itu akan “ditinggalkan”
tanpa memberikan per­tanggungjawaban secara professional
kepada investor. Yusuf Mansur kemudian kembali membuat
usaha baru dengan merekrut investor baru. Para investor juga
tidak mempermasalahkan usaha yang lama maupun yang baru
karena sebelumnya mereka sudah diyakinkan bahwa dana yang
mereka setorkan adalah sedekah, bukan sebuah invstasi yang
bernilai profit.
Situs berita lain, Bersama Dakwah.net menulis, sakitnya
Yusuf Mansur ini sebagai ujian. Karena itu, banyak hikmah yang

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 133


harusnya diambil dari sakitnya ini. Yusuf Mansur sendiri juga
mengakui hal ini. Seperti yang ditulisnya sendiri dalam akun
twitternya, banyak anggota keluarganya yang datang membesuk.
“Hikmah sakit, yg dkt dan jauh, pd ngumpul. Kayak lebaran
lagi, hehehe,” tulis @Yusuf_Mansur.
Lagi-lagi hal ini mengingatkan penulis pada pertemuan
dengan Yusuf Mansur pada sebuah restoran di pusat perbelanjaan
di bilangan Kasablanka, Jakarta Selatan jelang Ramadhan lalu.
Pertemuan yang juga dihadiri oleh pemred Dakwahtuna.com
dan seorang pengusaha nasional serta Fauzan Al Ansari itu
dilatarbelakangi oleh kritikan beberapa orang terhadap konsep
dan aplikasi sedekah Yusuf Mansur yang salah saat itu.
Dalam pertemuan ini Yusuf Mansur mengakui bahwa,
selama ini dia terlalu sibuk dengan urusan mengembangkan
usaha-usahanya. Oleh karena itu, tak disadarinya, bahwa banyak
kesalahan yang dia perbuat, diantaranya lupa bersilahturahmi
dengan para sahabat yang ikut membesarkan serta sanak
keluarganya. “Insya Allah, beberapa hari sebelum Ramadhan ini,
saya akan merajut kembali benang silahturahmi dengan anggota
keluarga yang lama terputus dan orang-orang yang pernah atau
merasa saya sakiti”, demikian kurang lebih kata Yusuf Mansur kala
itu. Sebelum berpisah, Yusuf Mansur meminta kepada penulis
dan hadirin yang lain agar membantu menunjukkan orang-orang
yang mungkin pernah dia pernah bersalah. Mungkin saja, niatan
Yusuf Mansur belum tersampaikan, sehingga dengan sakitnya ini
dia bias berkumpul dengan semua anggota keluargnya.“Seperti
lebaran,” begitu tulis Yusuf Mansur dalam akun twiternya.

134 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Sebagai orang beriman, sakitnya Yusuf Mansur ini harus
dilihat secara obyektif dan penuh ketauhidan. Bila Yusuf Mansur
beriman dan berilmu, sakit ini akan menggugurkan dosa-dosa­
nya. Namun, sebagai manusia biasa, jika sakitnya itu sebagai
akibat dari kesalahan yang diperbuatnya –umpamanya suka
menipu dan berbohong– maka sakitnya itu adalah sebagai
peringatan atau musibah.
Siapapun diantara kita yang sakit, maka sesungguhnya
Allah ingin melihat bukti keimanan dan kesabaran kita. Jika kita
bisa menyikapi dengan benar, dan mengembalikan semuanya
kepada Allah, maka Allah akan memberikan pertolongan dan
rahmat sesudah musibah itu. Sebenarnya yang terpenting bukan
musibahnya, tetapi apa alasan Allah menimpakan musibah itu
kepada kita. Untuk di ingat, jika musibah itu terjadi, disebabkan
dosa-dosa kita, maka segeralah bertobat kepada Allah. Kalau
musibah yang terjadi karena ujian keimanan kita, maka kuat kan
iman dan berpegang teguhlah kepada Allah.
Saat artikel ini ditulis, Yusuf Mansur sudah kembali
kerumahnya. Semoga cepat sembuh.[]

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 135


Terkait Usaha Investasi,
Yusuf Mansur
Mulai Disomasi Masyarakat

I
nvestasi Patungan Usaha (PU) Yusuf Mansur ternyata
tidak berhenti pada Juli 2013, saat diminta oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) menutup usaha investasi itu. Hotel
Siti di Tangerang sebagai obyek investasi yang dijanjikan Yusuf
Mansur dalam program PU itu telah beroperasi. Lalu kini, para
investor yang ikut dalam program investasi itu mulai meminta
pertanggungjawaban atas janji-janji Yusuf Mansur berikan dalam
program tersebut.
Terdorong oleh artikel yang pernah dimuat oleh dakwatuna.
com yang berjudul “Puspo Wardoyo : Saatnya Menengakkan
Amar Makruf Nahi Munkar kepada Yusuf Mansur”, dalam bulan
Mei 2015, salah seorang peserta investasi PU Yusuf Mansur dari
Solo, Jawa Tengah, Era Fadillah memberanikan diri melayangkan
Surat Somasi kepada Yusuf Mansur, lewat pengacaranya di
Jakarta Hamdan Barumun, SH. “Setelah Era Fadillah, akan
menyusul ibunya, saudara-saudaranya nya dan juga beberapa
temannya di Jawa Tengah,” jelas Hamdan Barumun di Jakarta,
Rabu (1/7).

136 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Menurut Hamdan, Era Fadillah, keluarga dan teman-teman­
nya, telah menunggu datangnya keuntungan Bagi Hasil yang
dijanjikan Yusuf Mansur. Namun janji itu tak pernah terpenuhi.
Tiba-tiba mereka dihubungi oleh pihak Yusuf Mansur melalui
pesan singkat (SMS) yang meminta mereka bergabung dalam
bisnis baru, yakni Koperasi Umrah dan Haji. Dengan demikian,
Era Fadillah, keluarga dan teman-temannya menduga Yusuf
Mansur telah melakukan penipuan dalam berbisnis dengan
memanfaatkan rasa hormat masyarakat pada dirinya sebagai
ustad.
Selain itu, surat somasi yang dilayangkan pada 25 Juni 2015
itukarena Yusuf Mansur tidak pernah memberi tahukan kalau
usaha investasi PU itu sudah dihentikan oleh pemerintah. Juga
mereka tidak pernah tahu kalau usaha investasi itu sudah berubah
badan usahanya.Yusuf Mansur juga tidak pernah memberikan
pertanggungjawaban terhadap penggunaan investasi yang telah
disetorkan itu.
Oleh kerena itu, Era Fadillah meminta Yusuf Mansur
menyampaikan laporan keuntungan atas usaha yang
dijalankan dengan meng­gunakan dana mereka, yakni Hotel
Siti. “Sebagaimana sebuah somasi, jika ini tidak diindahkan
oleh Yusuf Mansur, bisa jadi masalah ini akan berlanjut ke meja
pengadilan,” demikian Hamdan Barumun.
Beberapa hari setelah somasi ini dilayangkan, Hamdan
Barumun mendapat berita dari seseorang yang mengaku
sebagai kerabat Era Fadillah, bahwa Yusuf Mansur menghubungi
keluarga Era Fadillah dan meminta agar Surat Kuasa tersebut

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 137


dicabut. Yusuf Mansur juga berjanji akan menemui keluarga itu
di Solo sebelum IdulFitri tiba.
Dari kerabat Era Fadillah itu juga Hamdan Barumun
mengetahui bahwa setelah dihubungi Yusuf Mansur, orangtua
Era Fadillah mengikhlaskan uang Rp. 12 juta itu. Mereka
beranggapan, nilai uang itu tak sebanding dengan perkara yang
akan terjadi. Akan memalukan, baik terhadap Yusuf Mansur
maupun terhadap keluarga.
Keluarga Era Fadillah memang dikenal di Solo sebagai
keluarga pedagang yang cukup berada. Keluarga mereka juga
sudah terbiasa mengikuti pengajian ustad-ustad ternama di
tanah air. Mereka juga biasa mengikuti program bisnis atau
donasi para ustad tersebut. Selain ikut dalam usaha investasi
Patungan Usaha, kepada Yusuf Mansur keluarga Era Fadillah
juga pernah mendonasikan gebyok berkayu jati kualitas tinggi
kepada yang dimintakan Yusuf Mansur untuk dipasang di kantor
madrasahnya. Meski penulis belum pernah melihatnya langsung,
namun dari beberapa sumber yang dekat dengan Yusuf Mansur
pernah mengatakan gebyok tersebut masih terpasang di rumah
Yusuf Mansur.
Era Fadilla akhirnya mencabut Surat Kuasa-nya kepada
Hamdan Barumun. Namun prosedur pencabutan rupanya
bermasalah. Karena itu Hamdan Barumun melayangkan surat
protesnya.
Meski begitu, Hamdan Barumun memilih untuk tidak ngotot
dan melanjutkan masalah ini. Setelah Idul Fitri, Yusuf Mansur
mengundang Era Fadillah ke Jakarta untuk bertemu Hamdan

138 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Barumun membicarakan solusi dari perselisihan ini. Akhirnya
dalam sebuah pertemuan di Bandara Soekarno-Hatta antara
Yusuf Mansur, Hamdan Barumun, Era Fadilla dan salah seorang
kerabat Era Fadilla, mereka sepakat “berdamai”.
Masalah selesai. Yusuf Mansur lega jadinya. Tapi,
sesungguhnya masih ada ribuan orang seperti Era Fadillah, yang
ingin meminta hak-hak dari uang yang mereka setorkan kepada
Yusuf Mansur. Mereka ingin meminta pertanggungjawaban
Yusuf Mansur. Mungkin juga mereka ingin membawa masalah ini
ke ranah hukum. Hanya saja mereka belum temukan saluranya
yang bisa membantu mereka. Cepat atau lambat mereka akan
bersuara.[]

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 139


Dua Contoh Kritik Terhadap
Konsep dan Aplikasi Sedekah
Yusuf Mansur

S
ejak muncul berceramah di muka umum, konsep dan
aplikasi sedekah Yusuf Mansur tidak sepi dari kritikan
masyarakat berikut ini, kami menurunkan kembali sebuah
contoh kritik dari seorang penulis yang populer di Kompasiana,
yakni Jack Soetopo. Tulisan ini dipublikasikan di Kompasiana.
com pada 21 Juli 2013 dengan judul, “Ustad Yusuf Mansur :
Bisnis Investasi atau Sedekahan?”
Sungguh menarik sekali seorang Ustad yang menjadi
Pendakwah Kondang, menjanjikan kepada khalayak umum
dalam bentuk Investasi dan Sedekahan. Dalam kali ini saya ingin
membelah apa yang dikatakan Ustad terkenal ini bukan dari
omongan saya pribadi, tetapi dari mulut beliau sendiri, serta
tanggapan Dahlan Ikhsan, mengenai masalah system Hybrid
Investasi dikawinkan dengan sedekahan.
Seperti diakui oleh Ustad Kondang ini bahwa beliau bukan
ABG lagi, sudah dewasa, pernah menjalani kehidupan masa
muda nya yang penuh dengan kebingungan sehingga keluar
masuk penjara, dan berurusan dengan polisi. Untuk jelasnya

140 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


seorang penulis Indonesia, memasukan nama beliau di wikipedia
Indonesia.org.
Kompas.com, Detik.com, serta Tempo.com memuat secara
jelas, bahkan Kompas membuat Laporan Khusus mengenai
kegiatan Usaha Amal, Dakwah, dan Bisnisnya.
Dalam Laporan Khusus Kompas.com, Ustad Yusuf Mansur
mengatakan “Media jangan menyejajarkan Patungan Usaha
dengan investasi bodong. Itu menyakitkan saya,” kata Yusuf
Mansur saat ditemui di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis
(18/7/2013) malam.
Alasan utamanya, menurut beliau adalah bisnis Patungan
Usaha adalah membuat masyarakat bisa bersatu serta membuat
sebuah kelompok usaha yang bisa bermanfaat bagi masyarakat
sekitarnya.
Lantas, mengapa Yusuf Mansur merasa sakit hati saat
bisnis ini disamakan dengan investasi bodong? Yusuf pun masih
enggan menjelaskan. Pihaknya justru ingin mengundang media
dan mau mengajarkan secara jelas tentang bisnis ini.
“Kalau mau tahu, saya undang saja, biar kalian pintar.Jangan
malah saya disanding-sandingkan dengan investasi bodong.
Kalau Anda benar-benar mau belajar patungan usaha, saya
jamin Anda tidak mau jadi wartawan lagi, bakal jadi pengusaha.
Masalahnya Anda tidak mau belajar,” katanya.
Dari penjelasan ini saja sudah sangat Janggal, dan Penuh
Arogansi, bahwa wartawan tidak mau belajar, karena investasi
ini adalah bukan bodong, dengan niat baik ingin menjadikan
masyarakat mengumpulkan dana bersama, alias Patungan.

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 141


OK, make sense, dengan konfindes nya Ustad bilang banyak
orang harus belajar. Setelah ditanyakan kalau begitu masyarakat
Patungan memakai badan Usaha seperti PT, Yayasan, atau LLC,
atau Incoropration, atau CV ngak?
Jawaban Ustad ini justru mengagetkan semua orang yang
tidak mau belajar, seperti beliau tuduhkan.
Jawaban Ustad, adalah Beliau Tidak Tahu bahwa di
Negara NKRI ini, jika mau patungan usaha harus secara resmi
menggunakan badan hukum yang resmi.
Walahh.... ustad Yusuf Mansur, katanya seorang yang
Cerdas.
Yang lucunya kometar Dahlan Iskan seperti dilaporkan oleh
Kompas.com, seperti di bawah ini, Dahlan mengatakan, Yusuf
Mansur ini memiliki pengikut yang banyak sehingga banyak
dari mereka yang mau menyumbangkan uangnya untuk Yusuf
Mansur.
“Sebagai jemaah, tentu percaya saja uangnya mau dipakai
apa. Sebab uang ini kan sedekah, sifatnya putus. Bukan piutang
atau investasi yang bisa ditarik imbal hasilnya,” kata Dahlan saat
ditemui di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta, Kamis
(18/7/2013).
Pak Dahlan Ikhsan, lucu sekali jika anda mengatakan
demikian berarti ini Bisnis Investasi atau Yayasan Dermawan
atau Yayasan Sedekahan? Sedekah dalam arti bahasa Indonesia
sehari hari adalah Sumbangan, itu bersifat Sukarela, dan kadang
Rahasia. Dalam arti seseorang yang menyumbang kadang ingin
memberikan namanya kepada khalayak umum, kadang tidak,

142 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


tetapi tidak bisa menjadi nama Hamba Tuhan, seperti sumbangan
kepada Partai Politik di Indonesia sekarang ini, karena sebagai
seorang yang Hebat, Dahlan Iskan tahu konsekwesi Pajak nya.
Dan konsekwensi hukum nya, karena mencegah yang disebut
Pencucian uang. UU ini kan sudah diatur oleh pemerintah.
Oleh sebab itu seperti saya ini orang Asing, menyumbang
kepada badan LSM, atau kepada komunitas di Aceh, Sumba,
Banten, Morotai Island, Nias Islands, dan Enggano Island, di
Wajibkan Memberikan Jati Diri saya, atau organisasi saya
sebagai Penyumbang, itu pun bukan diatur hanya untuk
kegiatan kemanusiaan. Contoh lainnya seperti PMI, Kegiatan
AIDS Prevention, Kesehatan Ibu dan Anak di daerah terpencil,
dan Kegiatan Pencegahan Malaria, Kegiatan Bantuan Lansung
Korban Bencana Alam (tsunami, dan Gempa bumi, serta Gunung
meletus).
Dalam pengakuan Ustadz Yusuf Mansur adalah Bisnis,
seperti pengakuan beliau sendiri yang mengangkat diri nya
sebagai Trustee.
Bahkan Dahlan Iskan sendiri mengkotradik dirinya dengan
pengakuan ini, “Dahlan menganggap, semangat berbisnis
ala Yusuf Mansur ini patut dihargai. Sebab uang sedekah dari
jemaah ini tidak hanya dijadikan sebagai konsumtif, tetapi juga
untuk investasi yang bermanfaat bagi umat.”
Weleh, Dahlan Ikhsan katanya seorang pengusaha, disini
Beda sekali Sumbangan, atau Sedekahan dengan Bisnis.
Diseluruh dunia, mana ada Bisnis itu Sedekahan?
Kalau di Amerika ada yang dilakukan oleh para envangelist,

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 143


yang menggunakan Sumbangan Jemaahnya untuk Bisnis, seperti
membeli Old Theater di daerah Wilshire Boulevard, Los Angeles
California. Atau di negara bagian Utah, dimana pengusaha dari
Mormon, membeli lahan pertanian, chemical plant, untuk bisnis.
Itupun di Amerika adalah sah, saja tetapi dalam badan hukum
nya bukan Non Profit lagi, tetapi menjadi Badan Hukum Profit.
Exclusive, tertutup, tidak untuk umum.
Dan sumbangan ini menjadi saham yang subjek untuk
dilaporkan kepada Badan pajak, IRS namanya. Jika mereka
menerima dana dari Federal Government, subjek untuk di audit
secara independent dari pihak yang ditunjuk oleh Departemen
General Accounting AS.
Contohnya, Yayasan Baptis, atau Katholik membangun
Rumah Sakit, mereka menerima dan mempekerjakan warga AS,
bukan jamaah nya, menerima dana bantuan dari Pemerintah
Federal, itu subjek untuk di audit dan dilaporkan ke pihak IRS.
Mekanisme accounting, nya harus Jelas.
Seperti Yayasan Al Azhar di AS, yang memiliki sekolah, klinik,
dan dakwah dimana mereka subjek untuk di audit. Pertama
harus Legal dulu, bahwa Yayasan ini untuk Profit atau Non Profit.
Lalu PT nya di belah, yang profit itu sendiri, yang non profit itu
lain lagi.
Sehingga fungsi nya tidak kabur, antara Bisnis dan Yayasan
Nirlaba.
Bukan berarti salah dalam arti Ustad Yusuf Mansur ini, tetapi
Cara Memberikan Dakwah Sumbangan dan Bisnisnya Tidak
Jelas. Ketidak Jelasan ini justru memberikan Red Flag, terjadinya

144 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Pencucian Uang, dan Straw Purchase.
Apa Straw purchase?
Dari wikipedia.org, dijelaskan bahwa A straw purchase or
nominee purchase is any purchase wherein an agent agrees
to acquire a good or service for someone who is unable or
unwilling to purchase the good or service himself, and the agent
transfers the goods/services to that person after purchasing
them. Straw purchases are legal except in cases where the
ultimate receiver of goods or services uses those goods or
services in the commission of a crime with the prior knowledge
of the straw purchaser, or if the ultimate possessor is not legally
able to purchase the goods/services. In some cases, the agent
in the straw purchase may receive money or recompense from
the ultimate possessor.
Dalam arti bahasa Indonesia sehari hari, adalah seseorang
atau kelompok menggunakan nama orang lain untuk membeli
banda, yang orang itu sendiri tidak mampu, atau tidak mau
menggunakan namanya sendiri. Nama pembeli ini mendapatkan
imbalan jasa atas pembelian atas nama orang lain.
Mengapa Straw Purchase itu Iligal, dimata saya, karena
menurut saya, si Amin, tukang becak tidak mampun membeli
Mobil Mercedes 2013 500 SEL yang senilai 2,4 Milyar Rupiah,
lalu si Otong Jaya, seorang Komisaris Polisi yang Korup, memiliki
dana tersebut, tetapi tidak Bisa Membeli karena Takut Di tangkap
Oleh POM Polri, atau yang lebih parah lagi KPK. Sehingga si
Otong Jaya, menggunakan si Amin, untuk membeli atas nama
beliau. Karena perjanjian jual beli nya Sah, hanya antara Si Dealer

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 145


Mercedes dengan si Amin, tetapi perjanjian Rahasia tidak sah
antara si Amin dengan si Otong Jaya.
Kasus seperti Hambalang, itu adalah masalah yang sama,
sangat rumit dan dalam penegakan hukum nya sulit di buktikan,
contoh lainnya adalah kasus LHI dan AF dimana KPK bergerak
cepat, dan melakukan rekaman pembicaraan, padahal kasus
LHI ini sebenarnya sudah lama. Karena Ketidak Kompetennya
Pemimpin KPK yang terdahulu, maka Kasus Hambalang, Bank
Century, dan LHI. Lalu kasus yang terbaru adalah kasus Moeis,
anggota Senior partai PDIP, akhirnya baru bisa di lanjutkan dan
diseret ke pengadilan Tipikor.
Kesimpulan saya adalah bahwa para jamaah, dan para investor
itu bukan memberikan Dana Pribadi mereka untuk Bisnis, tetapi
Memberikan Sedekahan. Jadi Jika seandainya Uang nya Hilang,
dan Lenyap. Ustad Yusuf Mansur bisa Berkelit, dan mengatakan
bahwa uang Ini adalah Sumbangan, atau Sedekahan. Walaupun
dalam Dakwah nya mengatakan ini Patungan.
Apakah Ustad berbohong atau Menipu?
Tidak Menipu karena Menipu, alasan beliau sendiri adalah
“Kan ente semua sudah NYUMBANG, Itung Itung aje sebagai
Amal. Pahalanye kan di Surge dan Akherat. Jadi Ane kan Ngak
Nipu, apalagi 378 an. Ane kan manusia biasa, Ane udeh pasang
badan ini.... jadi Ane cuma bisa sebagai manusia yang bodoh,
dan penuh ketidak sempurnaan, ane ude berusaha semaksimal
mungkin. Ane Tanggung jawab aje... soal kembaliin uang nye...
ane ngak bisa. Namanye aje, Antum ude Kasih Sedekahan
kepada Ane.”

146 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Ini terlihat dari salah site nya, yaitu patunganusaha.com,
tidak di jelaskan sebenarnya apa Itu Usaha Bisnis atau Uang nya
adalah Sedekahan. Jadi jika memang usaha harusnya Usaha
Bisnis bukan kembali ke Sedekahan. Usaha patungan itu seperti
Koperasi, atau Yayasan Dompet Dhuafa (DD), seperti dijelaskan
oleh mas Farid Wadjdi, dan mas Bambang Agus.
Bagi pembaca budiman silahkan anda memikirkan sendiri
bagaimana menginvestasikan dana anda, atau memberikan
sedekahan. Karena ke dua ini menyangkut uang anda sendiri,
dan penerapan nya berbeda, tidak bisa dijadikan satu.Kecuali
biasa dikatakan CSR (Corporate Social Responsibility).
Atau mungkin seperti The Alwaleed Bin Talal Foundationis a
charitable and philanthropic organization founded by Al-Waleed
bin Talal and Princess al-Taweel with a mission to help alleviate
suffering and transcend international borders globally. The
foundation has established centers and programs at institutions
of higher education around the world.

Salam Investasi atau Sedekahan.

Jack Soetopo
***

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 147


E
mha Ainun Nadjib (Cak Nun) pernah menyampaikan
kritiknya terhadap pola motivasi sedekah Yusuf Mansur.
Sebuah video berjudul “Masuk Surga Itu Nggak Penting
(Think Different Ala Cak Nun” https://www.youtube.com/
watch?v=IVcMAmpopUQ memperlihatkan Emha Ainun Nadjib
dalam sebuah penampilannya bersama kelompok musiknya
‘Kiyai Kanjeng’. Berikut kritikan Cak Nun tersebut yang dikutip
dari kepo.my.id
BEBERAPA tahun belakangan marak ‘SEDEKAH AJAIB’
yang sering digiatkan oleh itu, Si Ustad ‘nganu’. Cak Nun hanya
mengingatkan, “SEDEKAH itu dalam rangka BERSYUKUR,
berbagi rejeki & kebahagiaan, BUKAN dalam rangka MENCARI
REJEKI. Ingat itu!
Kalau Anda mengharapkan kembalian berlipat-lipat dari
sedekah, itu bukan sedekah, tapi dagang! Paham?”
Beliau tidak mengecam juga, lha wong taraf imannya masih
segitu kok.
Kalau menyedekahkan uang, sepeda motor, mobil, rumah,
helikopter atau apa pun, ya wis, kasihkan saja, titik! Setelah itu
jangan berharap apa-apa. Walau kita yakin akan dibalas dengan
berlipat ganda, tapi ketidaktepatan dalam niat menjadikan
sedekah bukan lagi sedekah, melainkan sekedar jual beli.
Sedekahnya sudah bagus, tapi janji Tuhan jangan pernah
dijanjikan oleh manusia, nggak boleh!
Banyak orang beribadah yang masih salah niat gara-gara
manut omongan si motivator sedekah. Naik haji/umrah biar
dagangannya lebih laris. Sholat Duha biar diterima jadi PNS,

148 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


biar duit banyak, biar jadi milyarder biar dihormati orang. Ibadah
itu dalam rangka bersyukur, titik! Menangislah pada Tuhan tapi
bukan berarti jadi cengeng. Nabi dalam sholatnya menangis,
tapi sebenarnya itu adalah menangisi. Beda antara menangis
dan menangisi. Kalau menangis itu kecenderungan untuk dirinya
sendiri, tapi kalau menangisi itu untuk selain dirinya : orangtua,
anak, istri, kakek, nenek, saudara, sahabat dan seterusnya.
Ada seorang pedagang miskin yang dagangannya nggak
laku, dia sabar dan ikhlas : “kalau memang saya pantasnya
miskin, dagangan saya nggak laku, saya ikhlas, manut ae, yang
penting Tuhan ridho sama saya.” Malah keikhlasan seperti ini
yang langsung dijawab oleh Tuhan dengan rejeki berlimpah yang
tak disangka-sangka datangnya.
Tapi kalau kita yang ditimpa sial, dagangan nggak laku,
biasanya langsung mewek : “Ya Tuhan kenapa saya kok mlarat,
miskin, dagangan gak laku, gak bias beli montor, gak bias beli
mobil, aku salah apa sih? Wah, malaikat langsung gregeten,
nampar mukamu : “Oalah, cengeng banget kamu ya!”
Iman seseorang memang tidak bisa distandarisasi. Tiap
orang mempunyai kapasitas iman yang berbeda.
Makanya kalau jadi imam harus paham makmumnya.
Makmumnya koboi tapi bacaan imamnya panjang-panjang
disamakan dengan anak pesantren. Akhire makmumnya di
belakang gerundel, gak ihklas.
Cak Nun mengingatkan, usahakan berbuat baik jangan
sampai orang tahu. Kalau bisa jangan sampai orang tahu kalau
kita sholat. Lebih ekstrim lagi, jangan sampai Tuhan tahu kalau

Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 149


kita sholat (walau itu nggak mungkin). Pokoknya lakukan saja
apa yang diperintahkan dan jauhi yang dilarang-Nya, titik! Itu
adalah sebuah bentuk keikhlasan, tanpa pamrih yang luar biasa.
Sudah suwung, sudah nggak perduli dengan iming-iming imbalan
pahala, yang penting Tuhan ridho, nggak marah pada kita.
Motong rambut atau kuku nggak harus nunggu hari Jum’at.
Lha wong paling pingin ML aja kok ya harus nunggu malam
Jum’at, ni gimana sih? Itulah kita, tarafnya masih kemaruk
(serakah) pahala. Nggak ada pahala, nggak ibadah. Ini jangan
diartikan meremehkan Sunnah Rosul. Pikir sendiri!
“Surga itu nggak penting!” kata Cak Nun suatu kali. Tuhan
memberi bisa yang bernama surga dan neraka. Tapi kebanyakan
manusia hanya kepincut pada surga. Akhirnya mereka beribadah
tidak fokus kepada Tuhan. Kebanyakan kita beribadah karena
ingin surga dan takut pada neraka. Kelak kalau kita berada di
surga, bakalan dicueki oleh Tuhan. Karena dulu sewaktu di dunia
cuma mencari surga, nggak pernah mencari Tuhan. Kalau kita
mencari surga belum tentu mendapatkan Tuhan. Tapi kalau
kita mencari Tuhan otomatis mendapatkan surga. Kalau nggak
dikasih surga, terus kita kost di mana?
“Cukup sudah, jangan nambah file di kepalamu tentang
surga dan neraka. Fokuskan dirimu hanya pada Tuhan. Karena
sebenarnya orang yang berada di surga adalah orang yang
mencari Tuhan. Dzat yang sangat layak dicintai di atas segala
makhluk dan alam semesta,” kata Cak Nun.
***

150 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat


Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat 151
TENTANG PENULIS :

Darso Arief Bakuama, lahir di Papela, Pulau


Rote (Rote Ndao), NTT. Selepas SMP di Pulau
Rote, dia berlayar ke Bekasi dan berlabuh di
Pondok Pesantren Attaqwa di Ujungharapan
Bahagia, Bekasi. Sempat “bertemu” dengan
Kiyai Noer Alie selama lima tahun sampai
Singa Karawang – Bekasi itu wafat.

Selepas pesantren dia bergabung dengan


Pos Kota Group sebagai anggota redaksi
di Majalah Warnasari, Harian Terbit dan
Tabloid Mega Pos. Karir jurnalistiknya terus
dikembangkan dengan bergabung dengan
Majalah Amanah sebagai redaktur pelaksana
hingga majalah itu berhenti terbit. Kini
“pekerjaan” tulis menulisnya terus dipelihara
dengan menjadi Pemimpin Redaksi situs
berita Thayyiba.com.

152 Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat

Anda mungkin juga menyukai