Menebar
Cerita Fiktif
Menjaring
Harta Umat
Penerbit :
Teras Publishing
2016
Darso Arief Bakuama
Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat
Judul :
Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat
Penulis :
Darso Arief Bakuama
ISBN 978-979-15661-7-9
Penerbit :
Teras Publishing
Jl. Kebagusan I No. 19, Pasar Minggu - JAKARTA 12520
Telp. : (021) 7883 1609
Daftar Isi
Pengantar .......... v
Dr. Daud Rasyid, MA : Islam Melarang Menggiring Orang
Bersedekah dengan Janji Keduniaan.......... viii
B
uku sederhana yang ada di tangan pembaca ini adalah
kumpulan tulisan penulis yang mengkritisi konsep dan
aplikasi (dakwah) sedekah Yusuf Mansur. Tulisan-
tulisan tersebut telah dipublikasikan di situs berita Dakwatuna.
com dan Thayyiba.com, sepanjang tahun 2015 hingga Februari
2016.
Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa selain memotivasi
umat bersedekah, Yusuf Mansur juga mengambil sedekah dari
umat yang diceramahinya itu. Selain itu, Yusuf Mansur juga
menjaring sedekah dari umat (untuk dirinya) lewat berbagai
program. Untuk menjangkau umat yang lebih luas, Yusuf Mansur
memanfaatkan media sosial dan media konvensional.
Dalam pengamatan penulis, salah satu hal yang membuat
umat tertarik mensedekahkan uang dan hartanya kepada
Yusuf Mansur adalah akibat mendengar kisah-kisah yang
dikonstruksinya. Kisah-kisah yang diakui Yusuf Mansur sebagai
testimoni itu bercerita tentang orang yang meraih sukses, yakni
menjadi kaya, akibat dia bersedekah. Hanya saja, dalam penilaian
penulis, kisah-kisah dalam cerita Yusuf Mansur itu hanyalah
kisah fiktif yang lahir dari imajinasi Yusuf Mansur sendiri.
H
arta adalah instrument yang berfungsi mendukung
kehidupan manusia. Allah Subhanah Wata’ala karena
kemurahanNya, menganugerahkan harta kepada
manusia, baik yang percaya maupun yang ingkar kepadaNya.
Bahkan menitipkan di dalam hati manusia rasa cinta kepada
harta. Tidak ada manusia yang tidak menyukai harta. Di dalam
al-Qur’an, Allah berfirman : “Dan (manusia) terhadap harta,
sangat kuat kecintaannya” (al-‘Adiyat : 8).
Namun demikian Allah Ta’ala mengarahkan manusia
dalam menggunakan harta, mulai dari proses pencarian atau
pengumpulannya, hingga pada penggunaan dan pemanfaatannya.
Demikian pula keberadaan hadits-hadits Nabi –Shallallahu
‘alaihi wasallam– sebagai penjelasan dan penjabaran terhadap
al-Qur’an, penuh dengan arahan dan ketentuan mengenai harta.
Di dalamnya ada motifasi dan ada peringatan. Tujuannya agar
manusia, khususnya kaum Muslimin tidak jatuh terperangkap
dalam jebakan harta dan dunia.
Y
usuf Mansur dikritik? Kenapa tidak! Lha, Umar bin
Khttab, Khalid bin Walid dan Amru bin Ash saja boleh
dikritik. Umar ibnu Abdul Azis dan Harun Al Rasyid
juga boleh dikritik. Imam Syafi’i dan imam-imam madzhab
lainnya, termasuk Al Ghazali dan Ibnu Khaldun juga boleh dikritik
pemikiran-pemikirannya. Apalagi seorang Yusuf Mansur?
Sangat boleh, bahkan wajib bagi kita untuk mengkritik pola
pikir, isi dan metode ceramah, cara-cara dia mengumpulkan
uang, eksistensi sosial politiknya dan sebagainya. Tidak ada
yang melarang. Kenapa Yusuf Mansur harus dikritik? Karena
eksistensinya banyak bersentuhan dengan publik, dengan
keumatan. Andai dia orang biasa-biasa saja maka tentu tak ada
yang memperhatikannya, tak ada yang mengkritiknya.
Selama ini belum ada orang dengan predikat ‘ustad’ bisa
mendapat publikasi seperti Yusuf Mansur. Dia punya penerbit
yang setiap saat bisa menerbitkan buku apa saja tentang dia.
Semua penampilannya di depan publik divideokan kemudian
diunggah ke dunia maya sekaligus dijual. Dia punya website
pribadi dan aktif di media sosial yang setiap menit bisa
B
agi siapa saja yang mengamati ceramah Yusuf Mansur
dalam berbagai forum dan mimbar dan dari berbagai
tempat hingga yang divideokan, maka akan menemukan
pola ceramah Yusuf Mansur yang sama. Pola ceramah ini tak
lebih dari sebuah trik yang mungkin bisa jadi kita simpulkan
sebagai upaya Mempengaruhi orang.
Semua ceramah atau penampilan Yusuf Mansur di muka
umum selalu ditunjukkannya bahwa dialah satu-satunya
pengayom para penghafal Qur’an (tahfidz Qur’an). Padahal,
sebagai contoh di Tangerang sendiri tempat pesantren miliknya
berdiri jauh sebelum Yusuf Mansur lahir, sudah menjamur
perguruan yang mendidik dan melatih orang menghafal Qur’an.
Dari madrasah-madrasah itu lahir para penghafal Qur’an yang
kemudian menyebar ke berbagai bumi Nusantara dan dunia
tanpa diwisuda, tanpa adanya perhelatan acara yang mewah
seperti yang dilakukan oleh Yusuf Mansur.
Sebelum dia memulai isi ceramah, ada satu hal yang tak
pernah dia lupakan, yakni menyampaikan proyek atau program
Wisata Hati yang terbaru, termasuk usaha atau bisnisnya. Proyek
R
abu, 6 Agustus tahun lalu di Lapangan Blambangan,
Banyuwangi. Ribuan pegawai negeri sipil (PNS)
mengikuti halal bihalal bersama Bupati Abdullah Azwar
Anas. Yusuf Mansur hari itu mendapat tempat istimewa, dia
hadir sebagai penceramah.
Setelah berceramah, ribuan abdi negara itu spontan
menyumbangkan harta mereka untuk pendirian pondok
pesantren yang disebutkan Yusuf Mansur dalam ceramahnya itu.
Tidak tanggung-tanggung, sumbangan yang berhasil terkumpul
berupa lahan 3 hektar (3 ha). Selain itu, ada mobil, sepeda motor,
perhiasan emas, emas batangan, dan uang jutaan rupiah.
Hari itu Yusuf Mansur memulai ceramahnya dengan
berpesan, “agar PNS sebagai abdi negara harus ikhlas melayani
masyarakat. Abdi negara jangan mengandalkan Pak Bupati
dan Pak Sekda. Kita bekerja ikhlas melayani masyarakat untuk
mencapai rida Allah. ”Itu adalah pesan-pesan sangat normatif.
Seperti biasa, di mana dan kapanpun Yusuf Mansur
berceramah, isi ceramahnya menganjurkan audiens bersedekah.
S
alah satu upaya Yusuf Mansur mempopulerkan dirinya
adalah dengan mengundah video-vidio ceramahnya ke
youtube, termasuk penampilan-penampilan dia di stasiun
televi. Penulis ingin mengulas secara singkat isi ceramah Yusuf
Mansur dalam dalam http://youtu.be/fII7uusiho4. Judul video di
situ tertulis ‘Sedekah - 700 x Lipat Karena Sedekah’.
Dalam video tersebut, Yusuf Mansur selalu membaca
ayat Qur’an. Terkesan dia tidak menghafal ayat-ayat yang
dibacanya, padahal dalam berbagai kesempatan Yusuf Mansur
selalu mengaku kalau dirinya adalah seorang penghafal Qur’an
(tahfidz). Di situ juga terlihat Yusuf Mansur menafsirkan sendiri
ayat-ayat yang dibacanya. Dia tidak pernah menyebutkan,
tafsirannya itu sebagai nukilan atau bersandar pada pendapat
ulama tafsir. Rasulullah SAW mengingatkan kita : “Berkata
Abu Imran, dari Jundub, ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda:
“Siapa berkata mengenai isi Kitabullah Azzawajalla (Al-Qur’an)
dengan pendapatnya sendiri, meskipun benar, itu tetap salah.”
(Abu Dawud).
Sebuah hadis lain Rasulullah mengatakan, “Barang siapa
S
ebuah video yang diunggah ke youtube oleh pihak Yusuf
Mansur : https://www.youtube.com/watch?v=eE0tMmiAZtI
menunjukkan sebuah acara ceramah di Malang pada
20 Mei 2012. Acara dengan thema ‘Spiritual Gathering” itu
berlangsung di sebuah gedung pertemuan semacam gelanggang
olahraga atau sejenisnya dihadiri oleh seribuan orang. Sebuah
yang membawa saya dari satu kota kecil ke kota besar. Di sana ada
suami istri berwajah bersih tersenyum sambil air matanya keluar.
Mereka sudah di bibir pesawat. Dia tidak naik pesawat, sepertinya ada
yang ditunggu, yakni saya. Sementara saya ngak tau, kalau dia betul-
betul menunggu saya. Dia lihat saya, senyum, menangis.
Saya sementara sibuk, foto-foto dengan panitia, salamin mereka
lalu berangkat ke pesawat tersebut. Isinya kira-kira 12 seat. Saya
duduk, suami istri sempat menyapa saya. Kemudian kami konsentrasi
di pesawat, doa, zikir dan mengaji.
Begitu turun di bandara, Kalimantan Selatan, kami turun. Memberi
salam dua suami istri ini. Assalamu’alaikum, ustad. Air matanya terus
menangis. Saya jawab, wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
dia cerita. Makan susah, tiga hari gak makan. Dia bertahan tidak mau
minta.
Di tengah itu tiba-tiba dia mendengar tausiah saya dari suara yang
lain. Kan ada orang yang broadcast tausiah saya dan menyetel VCD nya.
Bahwa Allah punya Kun fa Yakun. Allah punya kekuasaan, Allah punya
keajaiban.
Lalu mereka berdua ini ngejejak jalan Allah SWT. Tiada malam
kecuali dia sholat, tidak ada pagi kecuali dia dhuha. Tidak ada sholat
jamaah kecuali dia berjamaah dan seterusnya.
Setelah selesai cerita, menangisnya selesai, saya mau boarding.
Apa dia bilang, “ustad, ulun mau sedekah.”
Saya tanya, “Mau sedekah berapa?” Saya tantang mau sedekah
berapa, maksud saya begini, kalau memang dikit ya saya terima. Tapi
kalau banyak mendingan ditransfer. Sudah bawa belum uangnya?
Mudah-mudahan tidak timbulkan sak wasangka, seakan-akan saya
hanya terima yang besar-besar saja.
Apa kata beliau? “Insya Allah saya akan sedekah satu milyar
rupiah. Allahumma shalli alaa Muhammad wa alaa aali sayyidina
Muhammad. Dari orang di tahun 2008 diusir dari kontrakkan yang
hanya 25 ribu per bulan, lalu pulang kampung sembilan jam, hanya
empat tahun di 2012 dia bersedekah 1 milyar.
Dan beliau masih bertanya pada saya, “ustad masih perlu saya
tambahkan?”
Yang luar biasa, dia punya catatan sejarah. Inilah yang membedakan
dia, saya dan sebagian kita. Ternyata rumahnya itu di tengah sawah,
terus ada rumah baru yang di foto, di sana ada mobil Hammer, Lexus.
Seorang anak muda yang (ternyata) bernama Mansur. Anak
mudah ini hidupnya susah, tinggal dikontrakan sempit, punya hutang
10 juta, penyakitan, kuliah gak lulus, belum ketemu jodoh, belum pergi
haji dan belum punya rumah.
Mansur ini akan memulai mengkhatamkan Qur’an satu halaman
satu hari. Setelah membaca pada halaman ke empat atau pada hari ke
empat, dia kedatangan tamu.
Teman itu bilang, “Sampean kan nganggur. Bisa minta tolong
tidak?”
“Minta tolong apa?”
Sur. Wassalamu’alaikum.”
Itulah catatan Mansur di hari keempat dia baca Qur’an satu
halaman satu hari.
Hari kelima datang seorang teman Mansur. “Hebat lu, Sur. Tidak
kerja tapi punya Dakota.”
“Bukan punya saya. Ini punya orang nitip”.
“Dijual?”
“Ya, dijual.”
“Berapa?”
“Gak tau. Saya paling top pake HP yang 200 ribu.”
“Ini harganya sekian-sekian kali second, Sur.”
“Ya, barangkali juga.”
haji?
Pada hari ke 60 bacaannya sampai ke ayat haji. Tiba-tiba ada
orang datang ketok pintu. “Sebentarya, saya lagi selesaikan khataman
Qur’an.” (Yusuf Mansur kemudian membacakana ayat haji).
Selesai baca, Mansur bergegas menemui orang yang salam di luar.
“Maaf, mas. Lama menunggu ya?”
“Gak juga.”
“Ada apa, ya?”
“Kamu dipanggil si mbah.”
“Kenapa si mbah?”
“Ngak, ngak kenapa. Si mbah panjang umur kok”.
Mansur yang sudah mengaji tiga juz tambah satu halaman jus ke 4,
Catatatan :
• Bagi pasangan suami istri di Kalimantan Selatan yang
dikisahkan oleh Yusuf Mansur dalam video ini kalau benar
ada orang-orangnya, dan kebetulan membaca tulisan ini,
atau siapapun yang mengetahui keberadaan pasangan
suami istri ini diminta untuk menghungi saya. Penulis
ingin bersilahturahim dengan mereka berdua, di mana saja
selama masih di Indonesia.
• Penulis juga mengundang Anwar dan Azizah untuk berbagi
pengalaman setelah usai acara dengan Yusuf Mansur.
Silakan Anwar dan Azizah menghubungi penulis via email:
darso_arief@yahoo.com.
S
ebuah video ceramah Yusuf Mansur berjudul ‘Ilmu
Keyakinan Kepada Allah’ https://www.youtube.com/
watch?v=oIIT1icZkec tertanggal 2 Mei 2013 terlihat
sedang berceramah di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Sepertinya, ceramah yang juga disiarkan oleh Anteve
ini, adalah sebuah hajatan yang digelar oleh Remaja Masjid Al
Azhar.
Yusuf Mansur memulai ceramahnya dengan bertutur,
bahwa dia akan membuka sekolah bisnis di Cimanggis dengan
memanfaatkan asset “kita”. Sudah pasti “kita” yang dimaksud
T
anggal 12 Juli 2012 Yusuf Mansur berceramah di
Islamic Centre, Jalan Panglima Polim, Bojonegoro.
Ceramah itu kemudian diunggah ke Youtube dan diberi
judul : Cara Agar Hidup Kita Tenang (https://www.youtube.
com/watch?v=aDYywratEmE). Dalam video, pembawa acara
menyebut ceramah yang dilaksanakan oleh PPPA Bojonegoro
“Gak apa-apa.”
Ternyata bukan hanya teh, tapi ada mie, ada nasi, ada telor.
Setelah berkenalan nama merbot itu Ahmad.
“Dari jauh ya?”
“Iya, dari Jakarta. Kami kecopetan. Kapan-kapan kami mampir lagi
Pak.”
“Oh, silahkan.”
Dua tiga bulan lewat lagi di situ. Bawa mobil sendiri. Ingat pernah
dijamu oleh merbot nama Ahmad. Turun, tangak-tengok tanya orang.
“Pak, merbot masjid namanya Pak Ahmad di mana ya?”
“Ahmad yang mana?”
“Orangnya gini-gini.”
macara).
Ini kamera kalo disedekahkan, Masya Allah.
“Bawa duit gak?” (tanya Yusuf Mansur kepada si pembawa
kamera).
“Bawa.”
“Berapa duit?”
“Tiga puluh ribu.”
“Kamera berapa duit?”
“Lima juta.”
“Lebih banyak duit atau kamera?” (jamaah tertawa)
“Ya, beneran tanyanya!” (Yusuf Mansur berkata dengan mimik
serius. Ceramah lalu berhenti untuk sholat, Ceramah kemudian
S
ebuah video ceramah Yusuf Mansur di Kalimantan Selatan
diunduh ke youtube dan diberi judul ‘Keajiban Jika Kita
Sering Membaca Shalawat’ (https://www.youtube.com/
watch?v=0einOj8qy60).
Kehadiran Yusuf Mansur di Kalimantan Selatan ini sepertinya
atas undangan seorang tokoh lokal yang tampak dalam video
serba kekurangan karena itu dia bersholawat. Tapi malah pada bagian
akhir dia sebutkan kalau Syaiful mulai awal ke Kairo sudah diangkat
sebagai anak oleh seorang Mesir, ini artinya semua keperluan hidup
Syaiful ditanggung oleh orang Mesir ini jadi terlihat jelas kebohongan
dan kefiktifan cerita Yusuf Mansur ini).
Saya punya kawan lagi, itu namanya Diauddin. Alumni dari Yaman.
Alumni dari Hadramaut. Kecintaannya kepada sholawat membawanya
istiqomah. Diurusan sholawat, minim-minimnya seribu sholawat. Satu
setengah tahun yang silam, beliau mengabdi di pesantren. Dalam
suasana gobrol-ngobrol, kemudian saya bertanya kepada dia.
“Diauddin, memang gak ada rencana mau menikah?”
“Ada ustadzuna (guru kami --red). Siapa yang tidak pengen
menikah? Saya pengen menikah.”
“Eh, Din. Ingat gak, kalimat kita dulu? Kalau ente meminangnya
dengan sholawat, maka ente gak keluar duit, malah ente yang dibayar.”
Dan benar seperti dugaan saya, tidak ada satu kalimat pun dari
calon mertuanya, kamu harus membawa lamaran sebesar ha kadza-
ha kadza (sekian-sekian --red). Yang ada apa? Pada hari-hari lamaran
kemudian dijalankan, saya hanya membekali sholat dhuha dengan para
santri, membekali beliau dengan doa melepas beliau pergi melamar.
Kemudian orang tua dari pihak calon mertua mengatakan,
Diauddin, tenang saja. Urusan nikah itu urusan bapak. Subhanallah.
Diauddin, bahkan untuk kamu udah bapak bangunkan warung. Yang
disebut warung adalah mini market. Yang kira-kira kita berpokok,
bermodal, itu kira-kira 500 juta rupiah. Subhanallah.
Y
usuf Mansur pernah bercemah di Sukoharjo, Jawa
Tengah, tepatnya di Masjid Baiturrahmah. Ceramah ini
dihadiri oleh bupati, wakil bupati, kapolres dan ratusan
masyarakat Sukoharjo. Ceramah itu kemudian divideokan dan
diunggah keYoutube dan diberi judul ‘Ceramah Yusuf Mansur
2015 Allah akan Mengatur Rizki Manusia Khusus yang Beriman’
https://www.youtube.com/watch?v=U-WeY2Z0xu0
Kali ini Yusuf Mansur berkata diawal ceramahnya, bahwa
dia akan memberikan ‘dua ilmu, yang dengan ilmu ini dia jamin
manusia hidup tidak akan memerlukan uang untuk membiayai
hidupnya. “Kedua ilmu ini jika ada yang menolaknya maka jelas
tuhannya bukan Allah SWT,” kata Yusuf Mansur.
Ini adalah pernyataan yang sangat berani, yang tentu saja
dasar dan dalilnya perlu didiskusikan. Apakah memang berasal
dari nash Qur’an, hadist Nabi, pendapat ulama atau memang
pendapat Yusuf Mansur sendiri.
Ilmu yang dimaksud Yusuf Mansur itu, katanya, sudah
dibagikan dalam kuliah yang dia sebarkan lewat perkuliahan on
line yang dipimpinnya. Kuliah ini dikuti oleh 800 ribu perserta
Y
usuf Mansur pernah berceramah di Kampung Kadu
Panda, Cianjur Selatan. Kehadirannya di kampung
ini atas undangan Haji Jawahir untuk mengisi acara
walimatul ursy pernikahan anaknya. Ceramah Yusuf Mansur kali
ini direkam dan kemudian diunduh ke Youtube dengan diberi judul
“Daqu Tv Ustad Yusuf Mansur Allah Maha Kuasa Amal Pembuka
shodakoh, dia lalu menyuruh istrinya masak dipagi hari. “Tolong masak
buat makan pagi, buat sarapan pagi 20 puluh teman anaknya.”
Pak, yakin pak. Jika bapak pake ayat ini di sayyidulayyam hari
Jumat, terkabul pak. Mau apa? Kobul. Asal permintaanya yang baik-
baik.
Jadi, Kamis sore, tiga anaknya disuruh mencari teman-temannya,
supaya ikut sholat subuh berjamaah, lalu habis sholat subuh berjamaah
sama datang ke rumah, istrinya sudah menyiapkan makan pagi, ikut
bareng makan pagi sebagai sedekah dar keluarga yang tidak punya ini.
Kan kalo sarapan pagi gak terlalu berat ya? Dengan jual mas kawin
bisa untuk modal dua tiga bulan kasi makan tiap pagi. Ya mas kawin
jual aja, buat apaan kalo memang hidup miskin. Ngapain dipelihara
mas kawain? Sedekahin aja. Kita tanya sama pengantinnya.
oleh bapak yang tadi. Kalo kita bingung berangkat haji dan umroh, ada
orang yang kaya yang bingung, udah habis orang disekelilingnya yang
dia berangkatin haji dan umroh. Bertanyalah dia kepada sahabatnya
ini, anak buahnya ini, “Siapa lagi ya yang kita bisa berangkatin umroh
nih? Udah pada abis nih. Saya masih punya jatah 1 Milyar nih. Kamu
punya gak orang yang bisa diberangkatin, yang sholeh, yang orangnya
bagus, yang ibadahnya istiqomah, yang doanya kira-kira mabkbul buat
usaha kita.”
Mengingatlah si bapak ini, bahwa anaknya selama ini diajak
berdoa supaya bias pergi ke Tanah Suci. Apa kata Si Fulan. “Pak, ada
pak. Tetangga saya. Tiap bulan bikin shodakohan terus, sarapan pagi.
Ketika saya Tanya anak saya, “Ngapain kamu setiap pagi kesana?” “Gak
apa-apa pak, makan gratis ini.”
“Ngapain sih dia bikin selamatan tiap Jumat pagi.” “Katanya mau
pergi haji, pak. Mau umrah, pak. Mau tanah suci, pak. Bahkan saya juga
didoain pak supaya berangkat haji.”
Berangkatlah pada Jumat pagi seperti kebiasaan. Orang kaya ini
nylinap disubuh, ikut menyaksikan bagaimana orang yang sholeh ini
yang percaya ke guru, melaksanakan itu zikir.
Sholat subuh berjamaah, habis itu turun ke rumah dengan 20 anak
dan tiga temannya. Dia bilang, “Boleh saya ikut ke rumah bapak?”
“Boleh, silahkan.”
Karena ditemani oleh orang tua dari salah satu yang 20,
diperbolehkan ikut. Tau apa yang terjadi begitu doa? Begini doanya,
“Ya Allah berangkatkan saya beserta tiga anak saya dengan satu istri
saya dan 20 anak-anak nih, ada yang yatim ada yang piatu, ada yang
masih lengkap tapi miskin, ya Allah tunjukkan kekuasaanMu ya Allah,
berangkatkan kami ke tanah suci.”
Sadar ada tamu, ikut didoain sama yang punya rumah. Coba apa
kata yang punya rumah, “Maaf pak. Bapak mau didoain agar bisa tanah
suci gak?” kalau mau didoain mumpung nih sekalian.”
Apakah kata yang satu? Sambil air matanya menetes, padahal dia
yang memberangkatin nih. “Iya pak. Silahkan didoakan.”
“Ya Allah mudah-mudahan sama tamu saya nih, sama bapak salah
satu anak nih, ikut berangkat semualah.”
Setelah itu, tanpa berkata ba-bi-bu. Si Fulan yang orang kaya ini
datangi si bapak. “Pak, hari ini doa bapak dikabulkan Allah. Bapak saya
hadiahkan pergi umroh bulan Juli besok, 2008 nih. Beserta tiga anak
bapak, beserta istri bapak, beserta 20 anak yang setiap Jumat bapak
ajak berdoa.
D
alam tahun 2011, Yusuf Mansur pernah berceramah di
Kediri, Jawa Timur. Ceramah ini kemudian oleh timnya
diunggah ke Youtube dan diberi judul ‘Kisah Inspirasi
Yusuf Mansur 2015 Seorang Yang Rajin Sholat Dhuha Wajib
Nonton’ https://www.youtube.com/watch?v=i112x6RpAEo.
Dalam ceramah kali ini Yusuf Mansur memulai dengan kisah
imajinasinya tentang anak dan cucunya (kelak) ketika dia sudah
meninggal. Dia membayangkan anak dan cucunya yang pandai
membaca Qur’an. Seperti semua kisah fiktif yang selalu ada
dalam semua ceramahnya, kisah imajinatif ini juga disampaikan
dengan narasi yang bias saja mempesona bagi orang awam
yang bodoh.
Sebelum berkisah, tentu dengan kisah fiktif juga, mengenai
thema ceramah, Yusuf Mansur bercerita tentang supirnya yang
bernama Sariman asal Purbalingga, Jawa Tengah.
Sariman ini menurut Yusuf Mansur, walau hanya seorang
supir pribadi, namun dia adalah hafidz alias penghafal Qur’an.
Ketika sedang tidak bersamanya Yusuf Mansur membayangkan
Sariman sedang berzikir, bersholawat atau membaca Qur’an.
D
alam tahun 2013, Yusuf Mansur berceramah pada
sebuah komunitas kampus, tepatnya di Universitas
Dian Nuswantoro, Jl. Nakuna 1 No. 5-11, Semarang.
Pada spanduk yang terpasang tertera kegiatan ini berthema
‘Spiritual and Financial Healing’, sedangkan dalam Youtube,
ceramahnya ini diberi judul ‘Motivasi Terbaik - Percepatan Rezeki
(Ustad Yusuf Mansur) (https://www.youtube.com/watch?v=pP_
IFr_ jNx0).
Diawal ceramahnya, Yusuf Mansur memberi pengakuan,
bahwa dia pernah keliling Indonesia bukan untuk berbicara
sedekah melainkan tentang pertaubatan.“ Saya dari satu kota
ke kota lain berbicara tentang penyakit-penyakit manusia. Saya
masuknya seperti saya masuk ke dunia sedekah. Saya masuk
juga ke dunia masalah dan dunia hajat,” demikian akuinya.
Untuk itu, menurut Yusuf Mansur, “Kita pasang iklan di
koran-koran, di media-media, bahwa kalau ada hutang yang tak
terbayar, ada penyakit yang tidak sembuh, ada rumah tangga
yang belum ada anak, ada yang jauh dari jodoh, ada yang bekerja
T
ahun 2012, adalah tahun di mana Yusuf Mansur
bersemangat keliling kota-kota di tanah air (terutama di
Pulau Jawa) untuk menjual Proyek Patungan Usaha dan
Patungan Bisnis. Dia merangkul orang-orang di daerah sebagai
event organizer (EO) untuk menggelar acara ceramahnya di
masjid, gedung pertemuan, kampus hingga hotel.
Semua materi ceramah Yusuf Mansur kala itu tentu
tetap dalam judul besar sedekah atau memotivasi orang
mengumpulkan uang dan hartanya untuk dibawa pulang ke
Jakarta. Tentu saja yang “dijual” adalah pesanstren binaannya,
bahwa di pesantrennya telah berkumpul sekian ribu orang yang
sedang membutuhkan uluran tangan sedekah dari masyarakat.
Pada kota-kota yang didatangi, ada tiga pola pengumpulan
dana dan harta masyarakat yang dilakukan Yusuf Mansur.
Pertama, mengumpulkan “recehan” dari jamaah berupa uang
dan perhiasan yang sedang melekat di tubuh dengan alat jarring
seperti sajadah, sorban, selendang ataupun jaket.
Kedua, Yusuf Mansur mensasar kalangan berduit dengan
S
alah satu usaha Yusuf Mansur yang membanggakan
dirinya adalah berceramah secara berkala di Masjid
Istiqlal. Mungkin sebagian orang beranggapan, bahwa
tampilnya Yusuf Mansur di Istiqlal ini adalah karena diminta oleh
pengelola Istiqlal sebagai program syiar di masjid negara itu.
Namun sesungguhnya menurut penulis bukan itu yang
terjadi. Dari berbagai informasi yang penulis himpun pihak Yusuf
Mansur meminta kepada pengelola Istiqlal untuk memberikan
ruang dan waktu untuknya berceramah. Untuk itu pihak Yusuf
Mansur harus membayar sejumlah biaya, seperti biaya sewa,
biaya perawatan, biaya kebersihan dan sebagainya. Fasilitas dan
kesempatan yang sama juga diberikan kepada ustad yang lain,
seperti Aa Gym, Arifin Ilham dan lainnya.
Pihak Yusuf Mansur kemudian mengerjakan promosi,
mendatangkan jamaah, menyebar brosur dan spanduk,
memasang iklan di media dan sebagainya.
Agar mendapatkan untung dari kegiatan ini, pihak Yusuf
Mansur menjual space kepada pihak ketiga untuk memasang
S
udah merupakan pengetahuan umum, bahwa Yusuf
Mansur dalam upaya meraup dana masyarakat yang
disebutnya “sedekah” itu dia ciptakan kisah-kisah fiktif
tentang orang yang menggapai keinginannya setelah bersedekah.
Kisah-kisah fiktif yang diramu dalam ceramah-ceramahnya itu
kemudian disebarluaskan melalui Youtube.
Selain melalui media Youtube, Yusuf Mansur juga
menyebarkan cerita-cerita fiktifnya melalui website yang dibuat
dengan namanya sendiri serta media social lainnya, seperti
facebook, twitter dan instagram. Semua media berbasis internet
itu dibuat dengan memakai namanya sendiri dan ada yang
kemudian diembel-embeli di depan atau belakang namanya.
Untuk website, salah satu situs yang banyak dikunjungi
adalah http://yusufmansur.com. Di awal tahun baru ini, Yusuf
Mansur menulis dalam situsnya itu sebuah kisah tentang seorang
ibu yang bernama Ayu (http://yusufmansur.com/keajaiban-
sedekah/).
Dalam Web-nya, Yusuf Mansur bercerita bahwa ibu Ayu ini
M
encari arsip tentang Yusuf Mansur di duniamaya,
juga di sosial media, bukanlah hal sulit. Cukup
ketik namanya di mesin pencari, seketika mucul
ratusan konten tentang namanya, aktifitasnya maupun segala
produk jualannya. Menjamurnya nama Yusuf Mansur di dunia
maya karena selain banyak media yang menulis tentang dirinya,
dia juga aktif dalam media sosial. Di facebook dia punya teman
dengan jumlah yang maksimal, di twitter dia punya follower yang
signifikan. Demikian pula dengan situs pribadinya, dikunjungi
pembaca yang lumaya setiap harinya.
Itu pula sebabnya, jika ada kritikan kepada Yusuf Mansur,
maka tak perlu sampai berjam-jam, ratusan komentar yang
membelanya akan bermunculan. Akibatnya dapat kita lihat
sendiri, hampir-hampir tak seorangpun mau mengkritik Yusuf
Mansur. Para pendukung Yusuf Mansur di media sosial, entah
itu pendukung yang ikhlas atau pendukung jenis ‘nasi bungkus’,
selalu berdalih bahwa Yusuf Mansur adalah orang saleh, orang
takwa yang berpredikat ustad sehingga tak pantas dikritik.
Belakangan, pendukung Yusuf Mansur menemukan dalih
Y
usuf Mansur kembali mempopulerkan sebuah program
Gerakan Sedekah Nasional. Tangga 27 April digadang
sebagai Hari Sedekah Nasional dengan slogan “Langkah
Bersama untuk Indonesia”.
Gerakan serupa dengan slogan bombastis bukan pertama
kali digulirkan Yusuf Mansur, yang akhirnya melahirkan masalah.
Mungkinkan Gerakan Sedekah Nasonal ini juga berefek masalah
di belakang hari?
Jumat 24 April 2015 lalu, harian Republika memuat repor
tase soal seruan Gerakan Sedekah Nasional. Seperti biasa,
seruan bersedekah ini dimotori oleh Yusuf Mansur dan lembaga
bentukannya, yakni Yayasan Darul Qur’an Nasional. (Dalam
berbagai publikasi Yusuf Mansur juga memakai nama ‘Darul
Qur’an Indonesia’ dan ‘Darul Qur’an Nusantara).
Dalam laporan Republika itu, Yusuf Mansur mencanangkan
tanggal 27 April sebagai Hari Sedekah Nasional. Pada halaman
lain, Republika pada edisi yang sama juga memuat iklan sehalaman
penuh dari Yusuf Mansur dan masih dengan ajakan dan thema
G
erakan Hari Sedekah Nasional 27 April yang
didengungkan Yusuf Mansur dengan mengajak para
pengusaha bersedekah itu mendapat tanggapan
beragam dari para pengusaha. Ada yang menanggapinya positif
dan ada juga yang member catatan. Salah satunya dating dari
pemilik jaringan rumah makan nasional Wong Solo Group, Puspo
Wardoyo.
Bersedekah sudah merupakan bagian dari hidup saya
pribadi, keluarga, karyawan dan perusahaan saya setiap hari.
Hanya saja, saya memberi catatan kepada Yusuf Mansur yang
mencanangkan gerakan itu”, demikian kata Puspo Wardoyo yang
ditemui penulis di rumahnya di Jalan Sentra Indah, Bandung
Ahad (3/5).
Menurut Puspo Wardoyo, dia merasa perlu untuk
memberikan catatan kepada gerakan-gerakan Yusuf Mansur
untuk mengingatkan masyarakat. Puspo Wardoyo kemudian
mencontohkan, perhatikan setiap ajakan sedekah dari Yusuf
Mansur selalu lampirkan nomor rekening PPPA Darul Qur’an.
O
pini penulis yang dimuat di situs Dakwatuna.com
pada Senin 6 Mei 2015 lalu telah meninggalkan
banyak catatan di sini. Tulisan itu berasal dari
wawancara penulis dengan pengusaha nasional Puspo Wardoyo
yang berisikan catatan terhadap Gerakan Sedekah Nasional
yang digalangkan oleh Yusuf Mansur. Opini yang diberi judul,
“Puspo Wardoyo : Saatnya Tegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
kepada Yusuf Mansur” itu menjadi topik paling ramai dibicarakan
di situs ini sejak diposting oleh redaksi. Banyak pembaca yang
mendukung pendapat Pupso Wardoyo namun ada juga yang
membela Yusuf Mansur.
Seperti yang sudah diketahui masyarakat, Yusuf Mansur
saat ini sudah dikenal sebagai pengusaha selain sebagai
pengelola pesantren. Sedangkan modal usaha atau investasi
yang diperoleh Yusuf Mansur –seperti yang pernah diakuinya–
berasal dari dana masyarakat yang dihimpunnya, termasuk
dengan ajakan bernama ‘sedekah’.
Secara umum, model pengumpulan dana Yusuf Mansur
G
erakan Sedekah Nasional yang dicanangkan Yusuf
Mansur pada 27 April lalu, bisa jadi akan menemui
batu sandungan. Pasalnya, mulai timbul gerakan
mempertanyakan pengumpulan dan penggunaan dana sedekah
yang dilakukan Yusuf Mansur selama ini.
Senin (27/4) situs ini menurunkan opini penulis yang berjudul
‘Gerakan Sedekah Nasional Langkah Bersma untuk Indonesi?’
(http://www.dakwatuna.com/2015/04/27/67856/gerakan-
sedekah-nasional-langkah-bersama-untuk-indonesia/).Opini
ini memuat tentang pencanangan Hari Sedekah Nasional yang
dicanangkan Ustad Yusuf Mansur, disamping beberapa hal yang
bersinggungan dengan penceramah yang cukup populer itu.
Kurang dari sejam setelah tulisan itu di-posting, banyak
pembaca memberikan aspirasinya yang disampaikan lewat jalur
pribadi penulis. Ini membuktikan bahwa setiap ada masalah
Yusuf Mansur yang berhubungan dengan publik akan mendapat
perhatian dari masyarakat.
Masih di hari Senin (27/4) seorang pembaca situs ini dari
Solo, Eko Yono menghubungi penulis dan menyampaikan
P
ernyataan pengusaha Ayam Bakar Wong Solo, Puspo
Wardoyo di Dakwatuna.com beberapa waktu lalu atas
canangan Gerakan Hari Sedekah Nasional dari Yusuf
Mansur yang memunculkan pro dan kontra, kemudian disusul
acara sarasehan dan pertemuan pengusaha itu dengan beberapa
ulama, akhirnya bermuara pada pertemuan Puspo Wardoyo
dengan Yusuf Mansur. Pertemuan itu atas permintaan Yusuf
Mansur sendiri yang kemudian dimediasi oleh Dakwatuna.com
dan Ustad Fauzan Al-Anshari.
Setelah hasil wawancara dengan Puspo Wardoyo dimuat
di Dakwatuna.com mengenai pandangannya terhadap Gerakan
Sedekah Nasional yang dicanangkan Yusuf Mansur, pengusaha
nasional itu melakukan serangkaian pertemuan dengan beberapa
ulama, di antaranya KH. Mahrus Amin, Habib Rizieq, Ustad ArifinI
lham dan ulama lainnya.
Sebelumnya, Puspo Wardoyo berdialog dengan Aksi Cepat
Tanggap (ACT), Dompet Dhuafa (DD), Tim Pengacara Muslim
(TPM) dan beberapa perwakilan situs berita Islam dalam sebuah
S
abtu (29/8), Yusuf Mansur dikabarkan masuk Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat (RSPD) Jakarta. Kabar ini bermula
dari Aa Gym yang berkicau di akun twitternya. Hanya
dalam hitungan menit, banyak orang langsung menanggapi
kicauan Aa Gym itu dengan menyampaikan ucapan prihatin dan
doa untuk kesembuhan Yusuf Mansur.
Sakit yang diderita Yusuf Mansur memang terbilang serius.
Menurut berita yang beredar, otak sebelah kirinya tak bisa
menerima support oksigen dan darah. Akibatnya Yusuf Mansur
sering merasa pusing dan sakit kepala. Sakit ini sudah dideritanya
lebih dari dua tahun, seperti yang diakui anaknya Wirda Yusuf.
Oleh karena itu, Yusuf Mansur kali ini harus menjalani operasi.
Hari ini, Senin (31/8) Yusuf Mansur dikabarkan sudah selesai
jalani operasi dan meninggalkan RSPD. Dia kemudian menjalani
program berobat jalan.
Sebagaimana orang terkenal lainnya, sakitnya Yusuf Mansur
ini mendapat sorotan media. Itu juga karena dia dan beberapa
ustad-ustad pop sama-sama mengabarkan sakitnya ini di media
sosial, dimana mereka aktif berkomunikasi di dalamnya. Selain
I
nvestasi Patungan Usaha (PU) Yusuf Mansur ternyata
tidak berhenti pada Juli 2013, saat diminta oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) menutup usaha investasi itu. Hotel
Siti di Tangerang sebagai obyek investasi yang dijanjikan Yusuf
Mansur dalam program PU itu telah beroperasi. Lalu kini, para
investor yang ikut dalam program investasi itu mulai meminta
pertanggungjawaban atas janji-janji Yusuf Mansur berikan dalam
program tersebut.
Terdorong oleh artikel yang pernah dimuat oleh dakwatuna.
com yang berjudul “Puspo Wardoyo : Saatnya Menengakkan
Amar Makruf Nahi Munkar kepada Yusuf Mansur”, dalam bulan
Mei 2015, salah seorang peserta investasi PU Yusuf Mansur dari
Solo, Jawa Tengah, Era Fadillah memberanikan diri melayangkan
Surat Somasi kepada Yusuf Mansur, lewat pengacaranya di
Jakarta Hamdan Barumun, SH. “Setelah Era Fadillah, akan
menyusul ibunya, saudara-saudaranya nya dan juga beberapa
temannya di Jawa Tengah,” jelas Hamdan Barumun di Jakarta,
Rabu (1/7).
S
ejak muncul berceramah di muka umum, konsep dan
aplikasi sedekah Yusuf Mansur tidak sepi dari kritikan
masyarakat berikut ini, kami menurunkan kembali sebuah
contoh kritik dari seorang penulis yang populer di Kompasiana,
yakni Jack Soetopo. Tulisan ini dipublikasikan di Kompasiana.
com pada 21 Juli 2013 dengan judul, “Ustad Yusuf Mansur :
Bisnis Investasi atau Sedekahan?”
Sungguh menarik sekali seorang Ustad yang menjadi
Pendakwah Kondang, menjanjikan kepada khalayak umum
dalam bentuk Investasi dan Sedekahan. Dalam kali ini saya ingin
membelah apa yang dikatakan Ustad terkenal ini bukan dari
omongan saya pribadi, tetapi dari mulut beliau sendiri, serta
tanggapan Dahlan Ikhsan, mengenai masalah system Hybrid
Investasi dikawinkan dengan sedekahan.
Seperti diakui oleh Ustad Kondang ini bahwa beliau bukan
ABG lagi, sudah dewasa, pernah menjalani kehidupan masa
muda nya yang penuh dengan kebingungan sehingga keluar
masuk penjara, dan berurusan dengan polisi. Untuk jelasnya
Jack Soetopo
***