Anda di halaman 1dari 243

Aljabar Elementer|i

Sanksi Pelanggaran Hak Cipta


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

Ketentuan Pidana
Pasal 113
1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau
tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau
tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).

ii | A l j a b a r E l e m e n t e r
Diterbitkan oleh
Penerbit Nas Media Pustaka
Makassar, 2019

A l j a b a r E l e m e n t e r | iii
Ma’rufi, Rio Fabrika Pasandaran
- Makassar : © 2019

Copyright © Ma’rufi, Rio Fabrika Pasandaran 2019


All right reserved

Layout : Amma Prasetya


Design Cover : Muhammad Alim

Cetakan Pertama, Agustus 2019


xii + 230 hlm; 14 x 20 cm
ISBN 978-623-7340-18-8

Diterbitkan oleh Penerbit Nas Media Pustaka


CV. Nas Media Pustaka
Anggota IKAPI
No. 018/SSL/2018
Jl. Batua Raya No. 550 Makassar 90233
Telp. 0813-8002-3737
redaksi@nasmediapustaka.id
www.nasmediapustaka.co.id
www.nasmediapustaka.com
Instagram : @nasmedia.id
Fanspage : Penerbit Nas Media Pustaka

Dicetak oleh Percetakan CV. Nas Media Pustaka, Makassar


Isi di luar tanggung jawab percetakan

iv | A l j a b a r E l e m e n t e r
HALAMAN PERSEMBAHAN

“KARYA SEDERHANA INI SECARA KHUSUS PENULIS PERSEMBAHKAN


UNTUK PARA PEJUANG ILMU & INSAN PEMBELAJAR ”
Kebutuhan membaca di masa kini merupakan kebutuhan dasar
bagi masyarakat. Tidak memandang dari kalangan manapun,
semuanya membutuhkan bahan bacaan sebagai alat untuk
mengikuti perkembangaan informasi dan teknologi. Penulis
menyadari bahwa membaca merupakan proses awal untuk menulis.
Menulis sesuatu yang bermanfaat bagi pencinta ilmu. Oleh karena
itu, karya sederhana ini dibuat agar dapat memberikan sumbangsih
bagi mereka yang haus akan ilmu, khususnya bidang ilmu Aljabar.
Penulis memahami bahwa karya ini harus segera diselesaikan demi
memenuhi kebutuhan membaca dan penyebarluasan faedah ilmu
itu sendiri. Bagi para mahasiswa, semoga dengan hadirnya karya ini
mereka bisa melek literasi, setidaknya dapat menginspirasi mereka
untuk membangun budaya membaca. Bagi para dosen, semoga
karya ini juga bisa menjadi salah satu rujukan dalam memajukan
kegiatan pembelajaran di kelas-kelas perkuliahan. Akhirnya kita
semua harus menyadari bahwa satu-satunya cara melawan lupa
adalah dengan menulis.

Aljabar Elementer|v
“Semoga yang tertulis dalam karya ini akan terus bermanfaat,
mengalir layaknya aliran sungai, hingga berujung pada pahala
jariyah bagi yang mengamalkannya.
Amin ya rabbal Alamin”

vi | A l j a b a r E l e m e n t e r
KATA PENGANTAR

Allah SWT, tuhan yang sangat mencintai ilmu dan para pejuang
ilmu. Berkat rahmatnya, sehingga penulis dapat membuat karya
sederhana ini dengan satu tujuan yakni menggapai amal jariyah dan
keridhoannya. Tulisan ini merupakan hasil kajian aljabar dasar
berkelanjutan pada materi eksponen & logaritma, persamaan linear
dan sistem persamaan, pertidaksamaan, barisan & deret. Tidaklah
bijak jika hasil ini hanya tersimpan rapi di tumpukan buku dalam
lemari. Olehnya, penulis memandang bahwa temuan di dalamnya
harus ditelusuri lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan membaca
mahasiswa dan dosen, terkhusus bagi mereka yang gemar
menggeluti aljabar dan manipulasinya. Di sisi lain, penulis juga
memahami bahwa penyebarluasan ilmu adalah hal yang harus
segera dilakukan, mengingat jumlah referensi karya dosen masih
terbatas. Motivasi inilah yang membuat penulis bisa belajar
konsisten. Konsisten dalam menjaga niat menulis dan konsisten
membagi waktu. Penulis menyadari karya ini tidaklah sempurna.
Olehnya itu, saran-saran dari para pembaca tetap diharapkan demi
perbaikan karya selanjutnya ke arah yang lebih baik.

A l j a b a r E l e m e n t e r | vii
Semoga Allah SWT selalu merahmati para pencinta ilmu, hingga
menaikkan derajat mereka satu tingkat lebih baik dan semoga kita
semua termasuk di dalamnya. Amin Yaa rabbal Alamin.

Palopo, 2019

Penulis

viii | A l j a b a r E l e m e n t e r
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... v


KATA PENGANTAR ................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................. ix
BAB I EKSPONEN & BENTUK AKAR .......................................... 3
1. EKSPONEN ....................................................................... 3
2. PANGKAT NOL DAN NEGATIF .......................................... 9
3. BENTUK AKAR .................................................................. 10
4. PANGKAT PECAHAN ........................................................ 18
SOAL LATIHAN BAB I .............................................................. 20
BAB II LOGARITMA ................................................................. 27
1. PENGERTIAN LOGARITMA ............................................... 27
2. SIFAT-SIFAT LOGARITMA ................................................. 28
3. PEMECAHAN MASALAH................................................... 35
SOAL LATIHAN BAB II ............................................................. 40
BAB III MANIPULASI ALJABAR ................................................. 45
1. PEMFAKTORAN ................................................................ 46
2. TEKNIK PEMFAKTORAN ................................................... 51
3. PENJABARAN BENTUK TAK LAZIM ................................... 53
4. BENTUK AKAR LANJUTAN ................................................ 56
5. BENTUK PANGKAT LANJUTAN ......................................... 58
SOAL LATIHAN BAB III ............................................................ 61

A l j a b a r E l e m e n t e r | ix
BAB IV PERSAMAAN LINEAR SEDERHANA ............................... 65
1. TRIK DASAR ...................................................................... 67
2. PERSAMAAN NILAI MUTLAK ............................................ 70
3. PEMECAHAN MASALAH................................................... 77
SOAL LATIHAN BAB IV ............................................................ 83
BAB V SISTEM PERSAMAAN LINEAR SIMULTAN....................... 89
1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL .................. 90
2. SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL ................. 96
3. PERSAMAAN LINEAR DIOPHANTINE ................................ 100
SOAL LATIHAN BAB V ............................................................. 105
BAB VI PERSAMAAN KUADRAT ............................................... 109
1. BENTUK UMUM ............................................................... 109
2. DISKRIMINAN................................................................... 118
3. JUMLAH DAN HASIL KALI AKAR-AKAR ............................. 121
4. MENYUSUN PERSAMAAN KUADRAT BARU ..................... 128
SOAL LATIHAN BAB VI .......................................................... 132
BAB VII PERTIDAKSAMAAN .................................................... 137
1. KONSEP DASAR PERTIDAKSAMAAN ................................ 138
2. JENIS-JENIS PERTIDAKSAMAAN ....................................... 141
3. PEMODELAN PERTIDAKSAMAAN .................................... 153
SOAL LATIHAN BAB VII ........................................................... 156
BAB VIII BARISAN DAN DERET ................................................ 161
1. BARISAN DAN DERET ARITMATIKA.................................. 161
2. BARISAN DAN DERET GEOMETRI..................................... 165
3. DERET GEOMETRI TAK HINGGA....................................... 169
SOAL LATIHAN BAB VIII .......................................................... 176
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 181
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER .................................... 183

x|Aljabar Elementer
DIAGRAM PEMETAAN CAPAIAN MATA KULIAH ....................... 190
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
Pertemuan ke I-2 ..................................................................... 191
Pertemuan ke 3-4 .................................................................... 195
Pertemuan ke 5-6 .................................................................... 199
Pertemuan ke 7 ....................................................................... 203
Pertemuan ke 9 ....................................................................... 207
Pertemuan ke 10-11 ................................................................ 211
Pertemuan ke 12-13 ................................................................ 217
Pertemuan ke 14-15 ................................................................ 221
RIWAYAT PENULIS ................................................................. 225

A l j a b a r E l e m e n t e r | xi
xii | A l j a b a r E l e m e n t e r
Yogi Ahmad Erlangga

Yogi Ahmad Erlangga (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 8 Oktober 1974; umur
44 tahun) adalah seorang ilmuwan yang berhasil memecahkan Persamaan
Helmholtz menggunakan metode matematika numerik dan mendapatkan
Penghargaan Bakrie Award X pada 2012. Pada Desember 2001, Yogi
mengajukan diri untuk melakukan riset terhadap Persamaan Helmholtz kepada
Universitas Teknologi Delft. Perusahaan minyak raksasa Shell meminta Yogi
untuk menemukan penyelesaian robust (dapat dipakai pada semua masalah)
dari Persamaan Helmholtz.

Beliau berhasil menemukan solusi atas Persamaan Helmholtz pada Desember


2005, saat masih menjadi dosen di ITB, ia berhasil memecahkan persamaan
tersebut. Ketika itu, ia tengah menempuh program Ph.D di Delft University of
Technology, Belanda. Metode baru yang ditemukannya untuk menyelesaikan
Persamaan Helmholtz membuat banyak perusahaan minyak dunia gembira.
Pasalnya, dengan metode temuan Yogi, perusahaan minyak dapat lebih cepat
dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumus ini juga bisa
diaplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam.

Aljabar Elementer|1
Orang yang pertama kali menemukan bilangan berpangkat atau eksponen
adalah John Napier (1550-1617). John napier ialah seorang bangsawan dari
Merchiston, Skotlandia yang menemukan ide tentang perkalian berulang
sebuah bilangan. Konsep ini kita kenal dengan istilah pangkat atau eksponen.

“Tahukah Anda, berapa jarak antara matahari dan bumi? Ternyata jarak antara
matahari dan bumi adalah 150.000.000 km. Penulisan jarak antara matahari
dan bumi dapat ditulis dengan bilangan pangkat. Bagaimana caranya? Pangkat
bilangan bulat dapat berupa bilangan bulat positif, nol, atau negatif. Dengan
menggunakan konsep bilangan pangkat penulisan jarak antara matahari dan
bumi, yaitu 150.000.000 km dapat ditulis dengan cara yang lebih ringkas, yang
dikenal sebagai notasi ilmiah, yaitu 1,5 × 108 km.

“Notasi radikal √ diperkenalkan pertama kali pada 1525 oleh seorang ahli
aljabar Jerman, Christoff Rudolf (1500–1545) dalam bukunya yang berjudul Die
Coss. Simbol ini dipilih karena kelihatan seperti huruf r dari kata radix, yang
dalam bahasa latin berarti akar”

2|Aljabar Elementer
BAB I
EKSPONEN & BENTUK AKAR

1. EKSPONEN
Tahukah Anda, berapa jarak antara matahari dan bumi?
Ternyata jarak antara matahari dan bumi adalah 150.000.000 km.
Penulisan jarak antara matahari dan bumi dapat ditulis dengan
bilangan pangkat. Bagaimana caranya? Pangkat bilangan bulat
dapat berupa bilangan bulat positif, nol, atau negatif. Dengan
menggunakan konsep bilangan pangkat penulisan jarak antara
matahari dan bumi, yaitu 150.000.000 km dapat ditulis dengan cara
yang lebih ringkas, yang dikenal sebagai notasi ilmiah, yaitu 1,5 ×
108 km. Secara umum, penulisan seperti ini disebut dengan bentuk
eksponen. Bentuk eksponen untuk setiap bilangan real a dan n
dapat ditulis sebagai:
a n  a  a  a  a  a ...  a
sebanyak n faktor

Contoh 1
43  4  4  4  64
Keterangan:
Angka yang ditulis 43 dibaca “empat pangkat tiga” disebut bilangan
berpangkat. Angka 4 disebut bilangan pokok (basis), sedangkan

Aljabar Elementer|3
angka 3 disebut sebagai pangkat atau eksponen. Dalam eksponen,
bilangan pangkat tidak selamanya selalu bernilai bulat positif, tetapi
dapat juga bernilai nol, negatif, dan pecahan.
A. BILANGAN BERPANGKAT BULAT POSITIF
Sebelum membahas bilangan berpangkat bulat positif, sebaiknya
kita kembali mengingat definisi bilangan bulat sebagai berikut.
“Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari
bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan bulat positif”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat adalah
bilangan yang mencakup bilangan cacah, bilangan asli, bilangan nol,
bilangan prima, bilangan komposit, dan bilangan negatif, kecuali
bilangan imajiner,irasional dan pecahan. Perhatikan contoh berikut!
Contoh 2
a) 24  2  2  2  2
 5   5   5   5
3
b)
5
1 1 1 1 1 1
c)                 
 3  3  3 3 3 3
Berikut ini diuraikan beberapa sifat yang berlaku pada bilangan
berpangkat positif berdasarkan operasi perkalian dan pembagian
pada pangkatnya, antara lain:
Sifat 1
Untuk a bilangan real dan m dan n bilangan bulat positif, berlaku
sifat:

a m  a n  a m n

4|Aljabar Elementer
Bukti.
a m  a n  a mn
a m  a n  a  a  a ...  a  a  a  a...  a
sebanyak m faktor sebanyak n faktor

a  a  a  a  a  a  a  a ...  a
m n

sebanyak m  n faktor
mn
a a a
m n

Contoh 3
2 5
a) 3 3  3  37
2 5

4 2
b) 3x x  3x  3x
4 2 6

c) a 5
 a 2  b3  b4   a52  b34  a7  b7

Sifat pertama ini hanya berlaku untuk bilangan pokok yang


sama, namun tidak berlaku ketika bilangan pokoknya berbeda.
Mengapa?

Sifat 2
Untuk a bilangan real dan a ≠ 0, m dan n bilangan bulat positif
berlaku sifat:
am
n
 a mn
a

Aljabar Elementer|5
Bukti.
m faktor

a m
a  a  a  a  a  ...  a

a n
a  a  a  a  a  ...  a
n faktor
n faktor m  n faktor

a m
a  a  a  ...  a  a  a  a  ...  a

a n
a  a  a  ...  a
n faktor
m
a
 a  a  a  ...  a
an m  n faktor

am
n
 a mn
a
Contoh 4
7 4
a) 5 : 5  5  53
7 4

a5
b) 2
 a52  53
a
xy 2 z 4
c)  x13 y 2 z 42  x 2 y 2 z 2
x3 z 2
Jika sifat pertama berkaitan dengan operasi perkalian bilangan
berpangkat, maka sifat kedua berkaitan dengan operasi pembagian.
Jadi, pembagian bilangan berpangkat dengan basis yang sama dapat
dillakukan dengan mengurangkan kedua pangkatnya.
Sifat 3
Untuk setiap a,b bilangan real dan m, n bilangan asli berlaku sifat:
 a  b  a m  bm
m

6|Aljabar Elem ent er


Bukti.
 a  b   a  b    a  b    a  b   ...   a  b 
m

m faktor

 a  b   a  a  a  a  ...  a    b  b  b  b  ... b 
m

m faktor

 a  b   a  a  a  a  ...  a    b  b  b  b  ... b 
m

m faktor m faktor

 a  b  a mb m
m

Contoh 5
a) (3b)5  35 b5
b) (a 2b3c 4 )2  a 4b6c8
c) (abc)m  a mbmc m

Perlu difahami bahwa sifat ketiga ini berkaitan dengan bentuk


pangkat pada kelompok bilangan. Agar tidak sulit, kita dapat
memecah kelompok bilangan yang berada didalam tanda kurung
dan menjadikan masing-masing bilangan sebagai basis dengan
eksponen yang sama.
Sifat 4
Sifat keempat membahas suatu pernyataan yang mengandung
bilngan berpangkat yang diberi pangkat lain, sebagai berikut.
a  m n
 a mn

Aljabar Elementer|7
Bukti.

 a    a    a    a   ...  a 
m n m m m m

n faktor

 a    a  a  ... a  a  a  ... a  a  a  ... a 


m n

m faktor m faktor m faktor

n faktor

 a    a  a  a  a  a  ... a 
m n

mn faktor

a  m n
a mn

Contoh 6
a) 3  2 3
 32.3  36

a b 
18 30
b) 3 5 6
 a3.6b5.6  a18b30 = a b

Sifat 5
Sifat kelima membahas tentang operasi pembagian berpangkat.
Untuk a dan b bilangan real, b 0, dan m adalah bilangan bulat
positif berlaku sifat:
m
a am
   b0
b bm

Operasi pembagian bilangan dalam bentuk pangkat dapat dilakukan


dengan membagi hasil perpangkatan dari masing-masing bilangan.
Bukti.
m
a a a a a a
       ... 
b b b b b b
m faktor
m faktor

a  a  a  a  ...  a
m
a
  
b b  b  b  b  ...  b
m faktor
m
a
m
a
  
b bm

8|Aljabar Elem ent er


Contoh 7
 2n   8n3
3 3
 2n 
  
 3  33 27
2. PANGKAT NOL DAN NEGATIF
Salah satu masalah klasik yang dialami siswa sekolah menengah
adalah tidak memahami konsep bilangan nol (0) jika dinyatakan
sebagai suatu eksponen. Hal ini disebabkan oleh konsep lama bahwa
bilangan nol (0) masih difahami sebagai bilangan yang tidak memiliki
nilai, sehingga begitu susah bagi mereka untuk mendefinisikan nol
sebagai pangkat dari bilangan tertentu. Untuk a ≠ 0, berlaku a 0 = 1.
Mengapa ?
Ikuti petunjuk berikut ini!
a) Ambil sebarang m bilangan real
b) Ingat bahwa m  m  0
c) Nyatakan bentuk tersebut sebagai pangkat dari bilangan pokok a.
d) Tuliskan jawabanmu pada kotak di bawah ini!
Selain itu, terdapat juga bilangan berpangkat bulat negatif, yang
dinyatakan dalam definisi berikut.
“Jika a bilangan real, a ≠ 0 dan n bilangan bulat positif maka
berlaku:
1
an  n
 a n a  n  a n(  n )  a0  1
a
Konsep ini berkaitan dengan bilangan berpangkat nol dan
berdasarkan definisi ini, sebagai contoh kita dapat menuliskan:
1 1 1
 21 , 2  22 , 3  23
2 2 2

Aljabar Elementer|9
3. BENTUK AKAR
Bentuk akar merupakan akar dari suatu bilangan real yang
hasilnya berbentuk bilangan irrasional. Akar ke-n atau akar pangkat
n dari suatu bilangan a dituliskan sebagai n a dengan a adalah
bilangan pokok/basis dan n adalah indeks/eksponen akar. Bentuk
akar dapat diubah menjadi bentuk pangkat dan sebaliknya. Sebelum
mempelajari bentuk akar, kita harus memahami konsep bilangan
rasional dan irrasional terlebih dahulu. Bilangan rasional berbeda
dengan bilangan irasional. Bilangan rasional adalah bilangan real
a
yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b bilangan
b
bulat dan b  0 .Karena itu, bilangan rasional terdiri atas bilangan
bulat, bilangan pecahan biasa, dan bilangan pecahan campuran.
Sedangkan bilangan irasional adalah bilangan real yang tak rasional.
Bilangan irasional juga dikenali dengan sifat bilangan yang
mengandung pecahan desimal tak berhingga dan tak berpola.
Secara definitif, kita dapat menyatakan bilangan irrasional sebagai:
“ Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan
ke dalam bentuk , a dan b bilangan bulat dan b ≠ 0”

Beberapa contoh bilangan irrasional seperti:

√ = 1,7320..., √ = 2,2360..., dan √ = 2,8284...

Bilangan-bilangan tersebut jika hitung dengan kalkulator akan


menghasilkan bentuk desimal yang tak berhingga.

Lantas bagaimana dengan nilai phi 𝜋 =

Bentuk akar memiliki beberapa sifat. Sifat-sifat bentuk akar akan


memudahkan kita dalam melakukan operasi aljabar sekalipun dalam

10 | A l j a b a r E l e m e n t e r
bentuk yang rumit. Adapun sifat-sifat bentuk akar adalah sebagai
berikut:
Sifat 1
1
a  a berlaku untuk setiap bilangan real a ; a ≥ 0
2

Sifat 2
a 2  a dengan syarat a; a ≥ 0
Sifat 3
ab  a  b dengan syarat a ≥ 0 dan b ≥ 0

Sifat 4
a a
 dengan syarat a ≥ 0 dan b > 0
b b
Contoh 8
Tentukan apakah bilangan-bilangan berikut merupakan bentuk akar
atau bukan !

8  4 2  4 2
a)
82 2
 2 2 merupakan bentuk akar
16 16 4
b)  
25 25 5
4
 bukan bentuk akar
5
Tuliskan semua alasan yang mendukung kedua jawaban
tersebut!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 11
Dalam melakukan operasi pada bentuk akar maupun
penyederhanaannya, terdapat beberapa syarat khusus yang harus
dipenuhi. Sebaiknya bentuk akar dituliskan dalam bentuk yang
paling sederhana. Penulisan bentuk akar dikatakan sederhana jika
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syaratnya adalah sebagai
berikut.
1) Harus memuat faktor dengan pangkat terkecil. Contoh:
x,x>0
Merupakan bentuk paling sederhana, sedangkan:
x5 dan x3
Bukan merupakan bentuk sederhana. Bentuk sedehananya
2
adalah x x , dan x x
2) Tidak ada bentuk akar pada penyebut, contoh:
1
bukan bentuk sederhana
x
x
bentuk sederhana
x
3) Tidak mengandung pecahan, contoh:
5
bukan bentuk sederhana
2
10
bentuk sederhana
2
Berikut ini diberikan beberapa contoh penyederhanaan bentuk akar.

12 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Contoh 9
Sederhanakan bentuk-bentuk akar di bawah ini!
a) √ =√ =√ √ = 2√
b) 48x 4 y13 ; dengan y ≥ 0
Penyelesaian:

48 x 4 y13  16  3 x4   y12  y1 


48 x 4 y13  16 x 4 y12  3 y
48 x 4 y13  4 x 2 y 6 3 y
48x 4 y13  4 x 2 y 6 3 y

 3x  5
9
c) ; dengan 3x + 5 ≥ 0

Penyelesaian:

 3x  5   3x  5    3x  5 
9 8 1

 3x  5
9
   3x  5 
4 2
  3x  5

 
1
4 2 2
 3x  5   3x  5   3x  5
9

 3x  5   3x  5   3x  5 
9 4

Ada beberapa operasi umum pada bentuk akar diantaranya adalah


penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Khusus pada
operasi penjumlahan atau pengurangan, berlaku sifat berikut ini.
“Jika p dan q ∈ R dan a ≥ 0 maka berlaku:
p a  q a  ( p  q) a

A l j a b a r E l e m e n t e r | 13
Contoh 10
a) 5 2  2   5  1 2  6 2

b) 8 4  3 4  8  3 4  5 4  5.2  10

Selanjutnya, diketahui bahwa √ = √ × √ . Akibatnya, pada


operasi perkalian bentuk akar memenuhi sifat:
Jika p dan q ∈ R dan a ≥ 0 dan b ≥ 0, maka:
p a  q b  pq a b  pq ab
Dengan sifat ini, kita dapat menyederhanakan bentuk-bentuk akar
berikut!
Contoh 11
a) 3√ × √ = (3 × 5)√ = 15√ = 30√
b) √ √ =√ =√ =√ = 4√
Selain penjumlahan, pengurangan dan perkalian, pada bentuk akar
juga berlaku operasi pembagian yang memenuhi sifat seperti
berikut:
Jika a dan b ∈ R, a ≥ 0 dan b ≥ 0, maka:
a a
 dengan syarat a ≥ 0 dan b > 0
b b
Contoh 12
15 15
a)   5
3 3
40 8 2 2
b) 6 6  6    4 2
45 9  3 
Operasi pembagian pada bentuk akar dapat diperluas menjadi
konsep rasionalisasi. Konsep ini disebut dengan merasionalkan.
Merasionalkan pada dasarnya mengubah bentuk akar penyebut

14 | A l j a b a r E l e m e n t e r
menjadi bentuk bilangan rasional, sedemikian hingga bilangan
tersebut menjadi lebih sederhana. Bentuk sederhana terdefinisi
pada pecahan yang memuat bentuk akar jika dan hanya jika:
a) Setiap bilangan yang bentuk akarnya sudah dalam bentuk
sederhana.
b) Tidak ada bentuk akar pada penyebut jika bilangan tersebut
berbentuk pecahan.
Ingat: merasionalkan suatu bentuk akar sama bertujuan untuk
menyederhanakannnya, bukan justru mengubahnya ke dalam
bentuk yang lebih rumit.
Ada beberapa sifat operasi yang berlaku pada bilangan rasional,
antara lain:
a) Jika bilangan rasional dijumlahkan dengan bilangan irasional,
maka hasilnya bilangan irasional
b) Jika bilangan irasional dijumlahkan dengan bilangan irasional,
maka hasilnya bilangan irasional atau rasional
c) Jika bilangan rasional dikalikan dengan bilangan irasional, maka
hasilnya bilangan rasional atau irasional
d) Jika bilangan irasional dikalikan dengan bilangan irasional, maka
hasilnya bilangan irasional atau rasional
n
e) a disebut bentuk akar jika dan hanya jika hasil akar pangkat n
dari a adalah bilangan irasional.

Buatlah contoh dari masing-masing pernyataan


kemudian lakukan penilaian terhadap setiap contoh yang kalian
buat!

Konsep rasionalisasi hanya dilakukan pada penyebut pecahan yang


memuat bentuk akar.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 15
Bagaimana jika rasionalisasi dilakukan pada pembilangnya?
Buatlah beberapa contoh pecahan yang memuat bentuk akar
sebagai pembilangnya, kemudian rasionalkan!

Berikut ini diuraikan beberapa bentuk rasionalisasi pada pecahan


yang memuat bentuk akar.

a
Merasionalkan pecahan
b
a
Bentuk dengan b  0 , dapat dirasionalkan dengan mengalikan
b
b pada pembilang dan penyebutnya, sehingga diperoleh:
a a b a
1    b
b b b b
Bagaimana anda menjelaskan munculnya angka “1” pada bentuk
diatas?
Contoh 13
8 8 10 8 10 8 4
    10  10
10 10 10 10 10 5

c
Merasionalkan pecahan berbentuk
a b
Bentuk pecahan diatas dapat dirasionalkan dengan cara
mengalikannya dengan bentuk sekawan dari penyebut. Bentuk
sekawan merupakan penyajian bentuk aljabar dengan tanda operasi
yang berkebalikan. Perlu difahami bahwa bentuk sekawan dari
a  b adalah a  b dan sebaliknya. Proses selengkapnya
dijabarkan sebagai berikut.

16 | A l j a b a r E l e m e n t e r
a) c

c

a b
c a b     c a  b 
a b a b a b   a2   b    a b
2 2

b) c

c

a  b

c a  b

c a  b 
a b a  b a  b  a    b a b
2 2
2

Contoh 14

a)
7

7

3 2

7 3 2  
3  2 3  2 3  2  32   2  
2

7


7 3 2

 
7 3 2
 3 2

3 2 92 7

b)
4

4

5  6 4 5  6

 
5  6 5  6 5  6  52   6  
2

4


4 5  6

4 5    6
5 6 25  6 19

c
Merasionalkan pecahan berbentuk
a b
Analog dengan cara sebelumnya bahwa bentuk sekawan dari
a  b adalah a  b , dan berlaku sebaliknya. Perhatikan
penjabaran di bawah ini!

a) c

c

 a b   c a  b 
c  a b 
a b a b  a b  a 
2
b
2
a b

b) c

c

 a b

c a  b

c  a b 
a b a b  b  a  b a b
2 2
a

A l j a b a r E l e m e n t e r | 17
Contoh 15

a) 2

2

 5  3  2 5  3
5 3 5 3  5  3  5   3 2 2

2

2 5  3 2 5  3
  5 3
5 3 53 2

b) 7

7

3 2

7 3 2  
3 2 3 2 3 2    
2 2
3  2

7 3 2 
7
3 2

3 2
7  3 2 
4. PANGKAT PECAHAN
Sebelum membahas definisi dari pangkat pecahan terlebih
dahulu kita mengetahui bagaimana hubungan pangkat pecahan
dengan bentuk akar. Pangkat pecahan ini sangat berkaitan dengan
operasi bentuk akar. Bentuk bilangan berpangkat pecahan secara
umum dapat dituliskan sebagai:
m
a n dengan a ∈ bilangan real dan a ≠ 0
Bilangan berpangkat nol, bulat negatif, dan pecahan disebut juga
sebagai bilangan berpangkat tak sebenarnya. Adapun bilangan
berpangkat dengan pangkat bulat positif disebut juga bilangan
berpangkat sebenarnya. Untuk sebarang nilai a dengan a ≠ 0,
m bilangan bulat, n bilangan asli, dan n  2 berlaku:
1
an  n a
m
a n  n am
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dilihat hubungan antara
pangkat berbentuk pecahan dengan bentuk akar. Pembilang pada
pangkat pecahan merupakan pangkat dari bilangan dasar,

18 | A l j a b a r E l e m e n t e r
sedangkan penyebut pada pangkat pecahan merupakan nilai
pangkat akar.
Contoh 16
a
Misalkan terdapat 25 = 5, maka nilai a dapat dicari dengan cara
sebagai berikut:
25a  5   52   5
a

5 
2 a
 52 a  5
52 a  5  2 a  1
1
1
a   25  25 2  5
a

Secara analog, jika 216  6 , maka tentukan nilai b yang


b

memenuhi!
INGAT! Sifat-sifat pada bilangan berpangkat bulat juga berlaku bagi
bilangan berpangkat pecahan. Begitupun berlaku juga terhadap
operasi pada bilangan bentuk pangkat tak sebenarnya.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 19
SOAL LATIHAN BAB I

Jawablah soal-soal berikut dilengkapi proses penyelesaiannya !


1. Sederhanakan bentuk-bentuk eksponen berikut !
 2    2 
8 3

a.
 2 
9

1
 3a 2bc 3 
b.  5 3 
 24a b c 

c.
12a b 
4 3 1

 24a b 
7 2 1

6
 1  12 
d.  2 1 2 
x y z
  
 x 3 y3 z 3 
 
2. Sederhanakan bentuk-bentuk akar berikut!
a. 4 
3 6 5  8 3 3 5 
12
b.
6 2

20 | A l j a b a r E l e m e n t e r
20 2  10 3
c.
22 3
2 2
d.
3 5 6 2

3. Tentukan hasil dari


2  n2 2
 22  22 n
!
2n  2n  2
1 1 1
4. Jika diketahui x   3 , y   51 , z  2 maka nilai dari
3 5
x 4 yz 2
adalah ...
x 3 y 2 z 4
5. Berdasarkan sifat bilangan 7, tentukan angka satuan dari
71234  72341  73412  74123 tanpa menghitung tuntas!
6. Diketahui sebuah persegi panjang dengan panjang
7 2 3 3  dan lebarnya 2 
2  3 . Tentukan luas
persegi panjang tersebut !

7. Jika x   
2  3  5 dan y   
2  3  5 , maka nilai
x. y adalah ...
8. Diberikan sebuah persegipanjang PQRS dengan panjang
 2   2 
  cm dan lebar   cm. Tentukan keliling dan
 2 3   5 3 
luas persegi panjang tersebut!

3
b c
9. Nyatakan b dalam a dan c dari bentuk  abc !
c3 a

A l j a b a r E l e m e n t e r | 21
10. Tentukan nilai dari:

3 3
a. 2 3 2 3 3 2 3 3 ...

2  2  2  2  ...
b.
1
c. 1 
1
1
1
1
...
11. Seorang peneliti di sebuah lembaga penelitian sedang
mengamati pertumbuhan suatu bakteri di sebuah laboratorium
mikrobiologi. Pada kultur bakteri tertentu, satu bakteri
membelah menjadi r bakteri setiap jam. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada akhir 3 jam adalah
10.000 bakteri dan setelah 2 jam kemudian, jumlah bakteri
tersebut menjadi 40.000 bakteri. Peneliti tersebut ingin
mengetahui banyak bakteri sebagai hasil pembelahan dan
mencari tahu banyak bakteri pada akhir 8 jam. Bagaimana cara
anda menyelesaikan masalah ini?
12. Diberikan selembar kertas berbentuk persegi panjang. Lipatlah
kertas tersebut di tengah-tengah sehingga garis lipatan
membagi bidang kertas menjadi dua bidang yang sama. Lipatlah
lagi dengan cara yang sama kertas hasil lipatan tadi. Lakukan
terus-menerus pelipatan ini. Temukanlah pola yang
menyatakan hubungan banyak lipatan dengan banyak bidang
kertas yang terbentuk!

22 | A l j a b a r E l e m e n t e r
13. Buktikan bahwa:
a. Jika a bilangan real, a  0 , maka n
an  a
b. Jika a, b, c merupakan bilangan-bilangan real dengan
c  0, d  0 maka a n c  b n d  ab n cd
c. Jika a, b, c merupakan bilangan-bilangan real dengan
an c a n c
c  0, d  0 maka 
bn d b d
14. Buktikan beberapa sifat berikut ini!
p m
a. Misalkan a  0 , , merupakan pecahan
n n
dengan n  0 , buktikan bahwa
 mn  np  m p

  
a a  a n

  
p m
b. Misalkan a, b  0 , , merupakan pecahan
a b
dengan a  0, b  0 , buktikan bahwa
 ma  bp  m p

  
a a  a ab

  
15. Pada soal no (14), susunlah pembuktian pada kedua sifat
dengan melengkapi hal-hal berikut ini!
a. Menuliskan susunan sifat yang mungkin akan dipakai dalam
pembuktian.
b. Menyusun semua kemungkinan cara yang akan digunakan
dalam pembuktian.
c. Memilih strategi terbaik dengan segala akibatnya
berdasarkan pada teorema atau sifat-sifat yang menjadi
rujukan.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 23
d. Menyusun diagram alur yang berisi urutan strategi
pembuktian.
e. Menuliskan susunan bukti disertai sifat-sifat yang menjadi
rujukan.
f. Menilai kualitas bukti dengan cara membandingkannya
dengan hasil pembuktian sejawat.

“Selamat Bekerja”

24 | A l j a b a r E l e m e n t e r
A l j a b a r E l e m e n t e r | 25
Alexander Graham Bell
(1847-1922)

Menghitung intensitas bunyi dengan rentang begitu besar tentu sangat tidak
nyaman dan terasa begitu sulit.. Namun, denga logaritma perhitungan ini akan
menjadi lebih sederhana. Logaritma merupakan suatu operasi hitung.
Alexander Graham Bell (1847-1922) menggunakan logaritma untuk menghitung
skala bunyi. Skala ini dinamakan desibel.

Logaritma tidak akan pernah dikenal tanpa kerja keras John Napier (1550-
1617). Pada tahun 1614, Napier menerbitkan buku Gambaran tentang Aturan
dalam Logaritma ( A Description of the Marvelous Rule of Logarithms). Begitu
buku pertama diterbitkan, antusiasme matematikawan merebak. Salah satunya
adalag Henry Briggs (1516 - 1631) yang telah memodifikasi dengan mengubah
dan menggunakan Logaritma berbasis 10 sampai akhirnya ditemukan log 10 =
1= 100.

26 | A l j a b a r E l e m e n t e r
BAB II
LOGARITMA

1. PENGERTIAN LOGARITMA
Logaritma merupakan kebalikan (invers) dari pemangkatan.
Suatu bentuk pemangkatan dapat diubah menjadi bentuk logaritma
dan sebaliknya. Adapun bentuk umum dari logaritma yaitu:
an  b  a log b  n ; a  0, a  1, n 
Keterangan:
a disebut bilangan pokok (basis): 0  a  1 atau a  1
b disebut numerus: b  0
c disebut hasil logaritma

Sebagai pembaca kita harus mendalami definisi Logaritma


diatas. Perhatikan bahwa terdapat syarat dan
. Coba lakukan analisa terhadap ketiga syarat tersebut!

Contoh 1
a) 23 = 8 ↔ 3 = 2 log 8
b) 34 = 81 ↔ 4 = 3 log 81
c) 102 = 100 ↔ 2= log 100

A l j a b a r E l e m e n t e r | 27
Nilai logaritma dari suatu bilangan dapat dicarI menggunakan
tabel logaritma atau kalkulator. Perhatikan contoh berikut.
Log 12 = 1,079 (tiga desimal)
Nilai log 12 terdiri dari bilangan bulat dan desimal. Dalam tabel
logaritma hanya tertulis bilangan desimal saja yang menyatakan
hasil logaritma dari suatu bilangan. Adapun bilangan bulat
(karakteristik) harus ditentukan atau dicari dengan memperhatikan
karakteristik dari log x sebagai berikut:
a. 1 < x < 10 → log x = 0,...
(misal: log 2 = 0,3010; log 3,1 = 0,4914)
b. 10 ≤ x ≤100 → log x = 1,...
(misal: log 10 = 1,0000; log 55,9,= 1,7474)
c. 100 ≤ x ≤ 1000 → log x = 2,...
(misal: log 210 = 2,3222; log 871,2= 2,9401)
d. 1000 ≤ x ≤ 10.000 → log x = 3, ...
(misal: log 1.000 = 3,00000; log 7035,3 = 3,8473)

Ingat log a 
10
log a . Penentuan nilai logaritma dapat ditentukan
dengan alternatif lainnya yakni dengan menggunakan enam sifat
khusus logaritma berikut.
2. SIFAT-SIFAT LOGARITMA
Terdapat enam sifat logaritma. Pada bagian ini pembaca
diharapkan dapat membuktikan keenam sifat tersebut dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Sifat 1
Untuk a, b, c bilangan real positif a  1 berlaku:
a
log bc a log b a log c

28 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Bukti:
a) Misalkan x dan y merupakan hasil logaritma. Gunakan definisi
logaritma sehingga:
a
log b  x  b  a x
a
log c  y  c  b y
b) Kalikan kedua bentuk diatas sehingga:
b  c  a x a y  a x y
x y
c) Perhatikan bahwa bentuk b  c  a dapat diubah ke bentuk
logaritma, yaitu log bc  x  y
a

d) Substitusikan x dan y, diperoleh:


a
log bc  x  y
a log bc a log b  a log c
Contoh 2
Nilai dari 4 log 2  4 log8 adalah ...
Penyelesaian:
4
log 2  4 log 8  4 log(2.8)
4
log 2  4 log 8  4 log16
4
log 2  4 log 8  2
Hal yang harus diperhatikan adalah sifat basis sebuah logaritma.
Sifat 1 dapat digunakan jika dan hanya jika basis logaritma dari
dua atau lebih bilangan, selalu sama.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 29
Buatlah sebuah contoh penjumlahan dua logaritma dengan
basis yang berbeda!
Apakah sifat ini berlaku? Lakukan
pembuktian serupa, lalu tunjukkan hal yang tidak mungkin
dari proses pembuktian yang telah anda susun!

Sifat 2
Sifat kedua dinyatakan sebagai:
b
a
log    a log b  a log c
c
dengan syarat a  0, a  1, dan b  0

Bukti.
a) Misalkan x dan y merupakan hasil logaritma. Gunakan definisi
logaritma sehingga:
a
log b  x  b  a x
a
log c  y  c  b y
b) Bagi kedua bentuk diatas sehingga:
b ax
 y  a x y
c a
b
c) Perhatikan bahwa bentuk  a x  y dapat diubah ke bentuk
c
b
logaritma, yaitu a log    x  y
c
d) Substitusikan x dan y!
Langkah selanjutnya diserahkan kepada pembaca!

30 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Contoh 3
 54 
3
log 54 3 log 2 3 log  
 2 
3
log 54  log 2  log 27
3 3

3
log 54 3 log 2  3
Sifat 3
Jika diberikan a, b, n bilangan-bilangan asli dengan syarat
a  0, a  1, dan b  0 berlaku:
a
log bn  n a log b
Bukti.
n
a) Apa yang dapat anda fikirkan tentang b ?
bn  ...................................................
 
b) Perhatikan bahwa: a log b n  a log  .................................
 
 n faktor 
c) Gunakan sifat 1, sehingga:
 
a
log b n  a log  .................................
 
 n faktor 
 
log b n   .......................................... 
a
 
 n suku 
 log b  n log b
a n a

Contoh 4
2
log16  2 log 24  4 2 log 2  4(1)  4

A l j a b a r E l e m e n t e r | 31
Sifat 4
Sifat ini dapat dituliskan sebagai:
c
log b 1
a
log b  c
b
log a log a
Dengan syarat a  1, b  1, c  1

Bukti.
a) Berdasarkan definisi logaritma, diperoleh:
a n  b  a log b  n
b) Ambil sebarang c  sedemikian hingga: log b  log a
c c n

c) Berdasarkan sifat 3, diperoleh:


c
log b  c log a n  n c log a
c
log b  n c log a
c
log b
n c
log a
c
log b
n  a log b  c
log a
d) Jika c  b , akibatnya:
c
log b b log b
n  log b  c
a

log a b log a
1
 a log b  b
log a
Contoh 5
5
log 5 1
2
log 5  5
5
log 2 log 2

32 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Sifat 5
Diberikan a, b, c bilangan-bilangan real positif dengan syarat
a  1, b  1 , maka berlaku:
a
log b  b log c  a log c
Bukti.
a) Misalkan x dan y merupakan hasil logaritma. Gunakan definisi
logaritma sehingga:
a
log b  x  b  a x
a
log c  y  c  b y
b) Kalikan keduanya, diperoleh:
a
 
log b  b log c a log a x  b log b y  
a
log b  b log c a log b  b log  b 
y

c) Berdasarkan sifat 3, diperoleh:


a
log b  b log c  a log b  b log b y 
a
log b  b log c  a log b  y b log b
a
log b  b log c  a log b  y
a
log b  b log c  y a log b
a
log b  b log c  a log b y ;by  c
a log b  b log c  a log c
Contoh 6
2
log3.3 log32 2 log32  5
Sifat 6

Untuk a, b bilangan real positif dengan a  1 ,berlaku:


am
log bn 
m
 log b 
n a

A l j a b a r E l e m e n t e r | 33
Bukti.
a) Misalkan am
log bn  c  a mc  bn
b) Sisipkan logaritma pada kedua ruas, sehingga:
amc  bn  log amc  log bn
c) Berdasarkan sifat 3 diperoleh:
a mc  b n  log a mc  log b n
mc log a  n log b
n log b
c
m log a
d) Berdasarkan sifat 4, diperoleh:
Sifat 7
b
a
Untuk a, b bilangan real positif dengan a  1 berlaku: a
log b

Bukti.
Sifat ini didasari oleh pengertian bahwa logaritma merupakan invers
dri pangkat/eksponen.
Misalkan c  a log b  ac  b  a b
a
log b

  log b 
n log b n a
c
m log a m

 a log b n   a log b 
m n
m

34 | A l j a b a r E l e m e n t e r
3. PEMECAHAN MASALAH
Masalah-masalah logaritma seringkali tampil dalam bentuk yang
bervariasi. Penekanan pada bab ini adalah keterampilan dalam
menggunakan sifat-sifat logaritma secara tepat. Dalam
menyelesaikan masalah logaritma, anda tidak dibatasi untuk
memilih satu, dua, bahkan beberapa sifat secara berurutan. Justru
anda diminta untuk menentukan pilihan sifat-sifat secara tunggal
atau kombinasi secara tepat dan fleksibel.
Masalah 1
Diketahui log 2  a dan log3  b . Tentukan nilai log 3 152 !

Penyelesaian:
 2 2
log 3 152  log 15 3   log15
  3
2 2  10.3 
log 3 152  log15  log  
3 3  2 
2
log 3 152   log10  log 3  log 2 
3
2
 log 3 152  1  b  a 
3
Masalah 2
Sederhanakan bentuk berikut !
1 1 1
 b  c
1  log  bc  1  log  ac  1  log  ba 
a

A l j a b a r E l e m e n t e r | 35
Penyelesaian:
a) Ingat bahwa 1  log a  log b  log c . Akibatnya berlaku:
a b c

1 1 1
a a
1  log  bc 
a
log a  log  bc 
a
log(abc)
1 1 1
 
1  log  ac  ...........  ............. ......
b

1 1 1
 
1  log  ab  ...........  ............. ......
c

b) Berdasarkan sifat 4, diperoleh:


1
a
abc log a dan berlaku untuk dua bentuk berikutnya.
log(abc)
c) Gunakan sifat 1 sehingga diperoleh hasil akhir
abc
log abc  1
Masalah 3
log a log b log c
  , maka tunjukkan bahwa a b c  1 !
a b c
Jika
b c c a a b
Penyelesaian:
log a log b log c
a) Kita harus memisalkan bahwa hasil dari  
b c c a a b
adalah suatu bilangan k, sedemikian hingga berlaku:
log a  k (b  c)
log b  .............
log c  .............
b) Pada masing-masing bentuk, kita kalikan kedua ruas dengan
a, b, c sehingga didapatkan:

36 | A l j a b a r E l e m e n t e r
log a  k (b  c)  a log a  log a a  ak (b  c)
log b  .............  b log b  log bb  ...............
log c  .............  c log c  log c c  ...............
c) Jumlahkan ketiga bentuk diatas, sehingga diperoleh:

log aa  log bb  log cc  log.......  ........


Masalah 4
Jika a  b  7ab , maka buktikan bahwa
2 2

 ( a  b) 2 
log    log a  log b !
 9 
Penyelesaian:
a) Ingat bahwa (a  b)  a  b  2ab , akibatnya
2 2 2

(a  b) 2  7ab  2ab
(a  b) 2  9ab
b) Substitusikan hasil ini pada bentuk:
 ( a  b) 2   .............. 
log    log   log........  log.......
 9   .............. 
 ( a  b) 2 
 log    log........  log.......
 9 
Masalah 5
Jika n  2008! , maka hitunglah nilai dari:
1 1 1 1
2
3 4  ...  2008 P
log n log n log n log n

A l j a b a r E l e m e n t e r | 37
Penyelesaian:
a) Dengan sifat 4, kita peroleh:

1
2
 n log 2
log n
1
3
 .........
log n
1
4
 .........
log n
1
2008
 .......
log n
P  n log 2  ......  ......  .......  .......
b) Dengan sifat 1, kita peroleh:

P  n log 2  ......  ......  .......  .......


P  n log(........................................)
P  n log(......)
Masalah 6
Tentukan nilai x yang memenuhi:
11 490 7
log  log  2log  log x !
15 297 9
Penyelesaian:
Gunakan sifat (1) dan (2), sehingga diperoleh:
11 490 7
log  log  2 log  log x
15 297 9
log x  log ............................
log x  log (....)
x  2

38 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Masalah 7
Tunjukkan bahwa:

  
log a  a 2  1  log a  a 2  1  0 
Penyelesaian:

    
log a  a 2  1  log a  a 2  1  log  a  a 2  1 a  a 2  1 
   
log  a  a  1   log  a 
2
a  1   log .................  ................
2

log  a  a  1   log  a 
2
a  1   log1  .....
2

A l j a b a r E l e m e n t e r | 39
SOAL LATIHAN BAB II

Jawablah soal-soal berikut dilengkapi proses penyelesaiannya !

1. Jika a  4b  12ab , maka log(a  4b) adalah...


2 2

1 1 1
2. Nilai dari p
 q
 r
 ...
q r p
log x log x log x

a
3. Jika log(a  2b)  log(a  b)  1, maka adalah...
b

 log 2    log 5  1  ...


3 3

4. Nilai dari
 log 2    log 5  1
2 2

1 1
 1 9 1
5. Nilai dari  2 log 3  4 log 9   3 log  log   ...
  4 2

6. Bila a, b, c merupakan tiga bilangan bulat berurutan, maka nilai


dari log(ac  1) adalah...

40 | A l j a b a r E l e m e n t e r
7. Bila a  b  1 memenuhi persamaan
a  b4
2a log b  6b log a  13 , maka nilai dari  ...
a 2  b2

8. Nilai dari 8 log 8  2 12 8 log 8  4 3 adalah...

9. Nilai dari  log 2    log 5   log 2  log125   ...


3 3

10.Jika 4
log a  p dan 8
log b  q , maka nilai dari

a5 b a5 b a5 3 b ...  ...
3 3

1 1 1
11.Tentukan hasil 2
3  ...  2019
 ...
log a log a log a

12. Diketahui xy  80 dan log x  2log y  1. Nilai x  4y


adalah...

13. Nilai dari 2


log  17  4 13  17  4 13  adalah...
 
14. Tentukan semua solusi bulat positif yang memenuhi
log( x 1)  log y  log( x  y  1) !

15. Jika log  


a  2 b  log  
a  b  1 , maka tentukan
perbandingan a terhadap b !
343
 a x  a x 
16. Jika a
2x
 3 , maka nilai 27
log  3 x 3 x 
adalah...
a  a 

17. Jika 3  3
x x
 3 , maka nilai 10(3x 3 x )
log  33 x  33 x  adalah...

A l j a b a r E l e m e n t e r | 41
18. Untuk a  0, a  1 , nyatakan b dalam a yang memenuhi
persamaan:
a
log 2  ba  a  a log(ba  a)3  2  0

“Selamat Bekerja”

42 | A l j a b a r E l e m e n t e r
A l j a b a r E l e m e n t e r | 43
MUḤAMMAD BIN MŪSĀ
AL-KHAWĀRIZMĪ (780 SM)

Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī (Arab: ‫ محمد بن موسى الخوارزمي‬adalah )seorang ahli dalam
bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar
tahun 780 di Khwārizm )sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad.
Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad.

Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear
dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Al-Khwārizmī juga berperan
penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui karya Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb
al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta
kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad
ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan
tentang astronomi dan astrologi.

Kontribusinya tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan.
Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk
menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam bukunya. Kata algorisme dan algoritme
diambil dari kata algorismi, Latinisasi dari namanya. Namanya juga di serap dalam bahasa
Spanyol, guarismo, dan dalam bahasa Portugis, algarismo bermakna digit.

44 | A l j a b a r E l e m e n t e r
BAB III
MANIPULASI ALJABAR

Aljabar merupakan salah satu bidang kajian matematik yang


memuat proses generalisasi tentang bilangan, kuantitas, relasi dan
fungsi. Secara khusus, aljabar memiliki beberapa prinsip dasar yang
meliputi manipulasi dan transformasi pernyataan dalam bentuk
simbol, generalisasi aturan bilangan dan pola, kajian struktur sistem
relasi, aturan penyelesaian persamaan, ekspresi variabel, dan
pemodelan.
Sifat abstrak dari aljabar terkadang membuat siswa kesulitan
dalam menelaah setiap pirnsip diatas. Oleh karena itu,
pembelajaran di kelas harus didesain sedemikian rupa sehingga
proses pemaknaan aljabar dapat ditanamkan dengan baik.
Pemaknaan aljabar bisa selanjutnya disebut sebagai penalaran.
Kunci dalam mempelajari aljabar adalah pemahaman yang baik
tentang hubungan antar bilangan, kuantitas, dan sistem relasi
konsep. Siswa harus dibiasakan menggunakan simbol untuk
mewakili konsep dan besaran tertentu. Siswa juga dibiasakan untuk
memahami makna simbol atau variabel sebagai sebuah
konsep/atribut yang nilai kuantitasnya belum diketahui (kosong
arti/bebas makna). Penekanan dalam pembelajaran aljabar adalah
konstruksi proses berpikir, bukan hanya aktivitas menghitung.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 45
Aljabar lebih penting dibandingkan dengan sejumlah aktivitas
menghitung dan keterampilan prosedural yang mekanistik.
Dalam bernalar, setiap siswa harus dapat membuat jejaring
konsep atau hubungan antar konsep serta fakta-fakta sehingga
memperoleh kesimpulan yang dapat digeneralisasi. Hal ini sejalan
dengan sifat khas matematika yang pada dasarnya lebih mudah
dipahami melalui penalaran. Di sisi lain, keterampilan bernalar
dapat dikembangkan melalui masalah-masalah matematis. Sebuah
hubungan yang sangat ideal, sebab siswa melakukan generalisasi ide
matematika dari sekumpulan fakta, kemudian menyusun
generalisasinya.
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa penalaran aljabar
adalah proses kognitif yang meliputi kegiatan menemukan pola dari
suatu permasalahan matematika atau situasi kontekstual tertentu,
membuat relasi antar kuantitas dan menyusun generalisasinya
melalui representasi dan manipulasi simbolik secara formal, serta
melakukan kuantifikasi konsep ke dalam bentuk simbol. Generalisasi
dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: secara konkrit,
pictorial, grafis atau simbolik Proses perubahan tampilan konsep
dari kalimat, simbol, grafis, tabel dan wacana terjadi secara fleksibel
membentuk multi konsep. Konsep ini secara khusus dikenal dengan
istilah multi representase aljabar.
1. PEMFAKTORAN
Pemfaktoran pada dasarnya merupakan perubahan bentuk
operasi aljabar (penjumlahan atau pengurangan) ke dalam bentuk
perkalian. Konsep pemfaktoran terkait dengan manipulasi bentuk
aljabar yang menjadi salah satu komponen penting dari penalaran.
Berikut ini dipaparkan beberapa bentuk manipulasi pemfaktoran
bentuk aljabar dalam dua variabel.

46 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Pemfaktoran bentuk aljabar dua variabel
a. ( x  y)  ( x  y )  2 xy
2 2 2

b. ( x  y)  ( x  y )  2 xy
2 2 2

c. ( x  y)  ( x  y )  3xy( x  y)
3 3 3

d. ( x  y)  ( x  y )  3xy( x  y)
3 3 3

e. x  y  ( x  y)( x  y)
2 2

n 1
f. x  y  ( x  y)( x
n n
 xn2 y  xn3 y 2  ...  y n1 ) untuk semua
nilai n
n 1
g. x  y  ( x  y)( x
n n
 xn2 y  xn3 y 2  ...  y n1 ) untuk semua
nilai n ganjil
Pemfaktoran bentuk aljabar membutuhkan keterampilan khusus
dalam hal memanipulasi bentuk aljabar dan keluwesan dalam
melihat hal-hal yang sudah diketahui, lalu memanfaatkannya untuk
mencari bentuk yang belum diketahui. Hal ini tidak mudah, tentu
membutuhkan kepekaan dalam melihat hubungan antar variabel
berdasarkan pangkatnya. Perhatikan kedua contoh berikut!
Contoh 1
Tentukan faktor-faktor dari bentuk aljabar x  y !

Penyelesaian:
Dengan sifat (a), diperoleh bentuk ;

   2 xy
2
x y  x y

x y  y    2 xy 
2 2
x

x y  y    4 xy 
2
x

x y  y     4 xy  
2 2
x 4

A l j a b a r E l e m e n t e r | 47
Selanjutnya dengan sifat (e), diperoleh bentuk berikut.

    4 xy  
2 2
x y  x y 4

x y  x  y  4 4 xy  x  y  4 4 xy 
Contoh 2
Diberikan x  y  2 dan x  y  6 . Carilah nilai dari; (a) x  y
2 2 3 3

dan (b) x  y
5 5

Penyelesaian:
Sebelum lebih jauh memecahkan masalah ini, diharapkan pembaca
sudah mahir dalam membuat struktur penyelesaiannya, termasuk
dalam hal mengidentifikasi sifat-sifat yang akan digunakan dan
urutan penggunaannya.
(a) Terlebih dahulu kita tentukan nilai xy menggunakan sifat (a)
sebagai berikut.
( x  y)2  ( x2  y 2 )  2 xy
 2  6  2 xy
2

2 xy  6  4
2 xy  2
xy  1
Gunakan sifat (g) dengan n = 3 sehingga diperoleh bentuk;
x3  y3  ( x  y)( x2  xy  y 2 )
x3  y3  ( x  y)( x2  y 2  xy)
x3  y3  2(6  1)
x3  y 3  2(5)
x3  y 3  10

48 | A l j a b a r E l e m e n t e r
(b) Terlebih dahulu kita tentukan pemfaktoran x  y sebagai
4 4

berikut.
x4  y 4   x 2    y 2   ( x 2  y 2 )2  2( xy)2
2 2

x 4  y 4   x 2    y 2   (6) 2  2(1) 2
2 2

x 4  y 4   x 2    y 2   36  2
2 2

x 4  y 4   x 2    y 2   34
2 2

Setelah itu, kita jabarkan x  y sebagai berikut.


5 5

x5  y5  ( x  y)( x4  x3 y  x2 y 2  xy3  y 4 )
x5  y 5  ( x  y )[( x 4  y 4  xy ( x 2  xy  y 2 )]
x5  y 5  ( x  y )[( x 4  y 4  xy ( x 2  y 2  xy )]
x5  y 5  (2)[34  1(6  1)]
x5  y 5  (2)(34  5)
x5  y 5  (2)(29)
x5  y 5  58
Contoh 3
4
Faktorkanlah bentuk aljabar x  !
x
Penyelesaian:
a. Perhatikan bahwa;
2
 2  4
 x   x x 4
 x
2
 2  4
 x  4 x x
 x

A l j a b a r E l e m e n t e r | 49
b. Kita bentuk selisih kuadrat dari persamaan diatas, sehingga
didapatkan ;
2
 2  4
 x  2  x x
2

 x
 2  2  4
 x  2  x   2  x 
 x  x  x
Contoh 4
Jika a  a  1  0 , tentukan nilai (a  a  a  2a  9) !
3 4 3 2

Petunjuk:
a. Jabarkan bentuk a  a  1  0 menjadi ;
3

a (...  ...)  1  0
a (...  ...)  1 persamaan (1)
Persamaan (1) menjadi substituen/pengganti pada proses
berikut.
b. Manipulasi (a  a  a  2a  9) , menjadi;
4 3 2

(a 4  a3  a 2  2a  9)  a(a3  ...  ...  2)  9


(a 4  a3  a 2  2a  9)  a(a3  ...  a 2  2)  9
(a 4  a 3  a 2  2a  9)  a(...  a 2  ...)  9
(a 4  a 3  a 2  2a  9)  a(a 2  ...)  9
(a 4  a 3  a 2  2a  9)  a(a 2  ...)  9
(a 4  a 3  a 2  2a  9)  ...........  9
(a 4  a 3  a 2  2a  9)  ...........
Contoh 5
Tentukan faktor dari x2  14 x  2 3x  45  18 3 !

50 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Penyelesaian:
a. Perhatikan suku yang memuat bentuk 3 !
b. Pangkat tertinggi variabel x adalah 2, sedemikian hingga terdapat
dua faktor yang berbeda yaitu.
x2  14 x  2 3x  45  18 3  ( x  ...)( x  ...  ...)
x2  (14  2 3) x  45  18 3  ( x  ...)( x  ...  ... )
2. TEKNIK PEMFAKTORAN
Pemfaktoran terkadang menjadi kendala khusus dalam
pemecahan masalah aljabar. Keterampilan manipulasi yang rendah,
berakibat pada rendahnya pula kemampuan memfaktorkan bentuk
aljabar yang cukup rumit. Untuk mengatasi hal ini, diberikan
beberapa trik dasar meliputi; penggunaan selisih kuadrat,
menentukan faktor persekutuan, penjabaran bentuk eksponen, dan
penentuan faktor serupa dalam bentuk yang rumit. Prinsip-prinsip
tersebut akan bekerja dalam hukum distributif. Perhatikan
beberapa contoh berikut!
Contoh 6
Faktorkan bentuk aljabar:
d  c 2  a 2  b2   4  bc  da  !
2 2 2

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita dapat menggunakan selisih
kuadrat sebagai berikut.

 d  c  a  b   4 bc  da    d  c  a  b    2bc  2da 


2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

  d  c  a  b  2bc  2da  d  c  a  b  2bc  2da 


2 2 2 2 2 2 2 2

  d  a    b  c     d  a    b  c  
2 2 2 2
  
  d  a  b  c  d  a  b  c  d  b  a  c  d  c  a  b 

A l j a b a r E l e m e n t e r | 51
Contoh 7
Faktorkan bentuk aljabar 2a  6a  6a  18 !
3 2

Penyelesaian:
Terlebih dahulu kita gunakan sifat distributif untuk mengeluarkan
faktor persekutuan pada setiap suku aljabar sebagai berikut.
2a3  6a 2  6a  18  2 (a3  3a 2  3a  1)  8
2a3  6a 2  6a  18  2 (a  1)3  23 
Berdasarkan pada aturan (g) halaman 3, kita peroleh
(a  1)  2  (a  3) (a  1)  2(a  1)  4 , sehingga:
3 3 2

2 (a  1)3  23   2(a  3) (a  1) 2  2(a  1)  4 


2 (a  1)3  23   2(a  3)(a 2  2a  1  2a  2  4)
2 (a  1)3  23   2(a  3)(a 2  3)

Contoh 8
Faktorkan bentuk aljabar x  7 x y  7 x y  y !
9 6 3 3 6 9

Penyelesaian:
Kita gunakan penjabaran eksponen sebagai berikut.
x9  7 x 6 y 3  7 x3 y 6  y 9   x3    y 3   7 x 6 y 3  7 x3 y 6
3 3

x9  7 x 6 y 3  7 x3 y 6  y 9   x3    y 3   7 x3 y 3  x3  y 3 
3 3

x9  7 x 6 y 3  7 x3 y 6  y 9   x3    y 3   7 x3 y 3  x3  y 3 
3 3

Selanjutnya, kita gunakan hukum distribusi sebagai berikut.


x9  7 x 6 y 3  7 x3 y 6  y 9   x3    y 3   7 x3 y 3  x3  y 3 
3 3

Berdasarkan pada aturan (g) halaman 3, kita peroleh:

52 | A l j a b a r E l e m e n t e r
x9  7 x 6 y 3  7 x3 y 6  y 9   x3  y 3   x 6  y 6  x3 y 3   7 x3 y 3  x3  y 3 
x9  7 x 6 y 3  7 x3 y 6  y 9   x3  y 3   x 6  y 6  6 x3 y 3 

Contoh 9
Faktorkan bentuk aljabar (ab  1)(a  1)(b  1)  ab !

Penyelesaian:
Penyelesaian soal ini membutuhkan keterampilan dalam melihat
faktor-faktor serupa. Sebagai kunci penyelesaian, kita akan
menemukan faktor serupa yaitu (ab  b  1) yang kemudian
digunakan dalam penentuan faktor akhir, sebagai berikut.
(ab  1)(a  1)(b  1)  ab  (ab  1)(ab  a  b  1)  ab Kalikan
dua bentuk dalam tanda kurung sehingga berlaku:
  ab   a 2b  ab2  ab  ab  a  b  1  ab
2

Kemudian kita tentukan faktor serupa (ab  b  1) , dengan hukum


asosiatif sebagai berkut.
  ab   ab2  ab  ab  b  1   a 2b  ab  a 
2
 
 (ab  1)(ab  b  1)  a(ab  b  1)
Faktor serupa sudah muncul, sehingga dapat disederhanakan
menjadi:
(ab  1)(a  1)(b  1)  ab  (ab  b  1)(ab  a  1)
3. PENJABARAN BENTUK TAK LAZIM
Penjabaran tak lazim dalam bagian ini merupakan penjabaran
bentuk aljabar dengan tiga variabel. Disebut tak lazim karena dalam
penyelesaiannya, kita tidak hanya menggunakan cara biasa seperti
halnya teknik substitusi atau eliminasi yang sering digunakan. Jika
pada aljabar tingkat sekolah, kita sudah mengenali konsep
persamaan dan sistem persamaan sederhana (linear, kuadrat,

A l j a b a r E l e m e n t e r | 53
campuran), maka dalam pembahasan kali ini, kita akan
diperhadapkan dengan bentuk-bentuk persamaan berderajat tinggi
yang membentuk sebuah sistem.
Penentuan solusi sistem akan dilakukan melalui trik
pemisalan/analogi yang bertujuan untuk menyederhanakan bentuk
aljabar rumit sehingga menjadi lebih sederhana. Perhatikan
beberapa bentuk penjabaran bentuk aljabar tiga variabel berikut!
a. ( x  y  z )2  x2  y 2  z 2  2( xy  xz  yz )
b. x2  y 2  z 2  ( x  y  z )2  2( xy  xz  yz )
x n3  y n3  z n3  ( x  y  z )( x n 2  y n 2  z n 2 ) 
c.
( xy  yz  zx)( x n1  y n1  z n1 )  xyz ( x n  y n  z n )
d. ( x  y  z)[( x2  y 2  z 2 )  ( xy  yz  xz )]  x3  y 3  z 3  3xyz

Contoh 10
Diketahui x, y, dan z memenuhi sistem persamaan:
x  y  z  0
 3
x  y  z  3
3 3

 x5  y 5  z 5  15

Tentukan nilai dari x 2  y 2  z 2 !

Penyelesaian:
a. Kita gunakan sifat (c), dengan memisalkan ;
A  xy  yz  zx
B  xyz
Sn  x n  y n  z n
Sn 1  x n 1  y n 1  z n 1
Sn 3  x n 3  y n 3  z n 3
Sehingga diperoleh bentuk ;
Sn3  xn3  y n3  z n3   ASn1  BSn

54 | A l j a b a r E l e m e n t e r
b. Nilai n kita ganti dengan syarat n  0 , sehingga diperoleh;
S0  x 0  y 0  z 0  1  1  1  3
S1  x  y  z  0
S2  x 2  y 2  z 2  ( x  y  z ) 2  2( xy  xz  yz )  2 A
S3   AS1  BS0   A(0)  3B  3  B  1
S4   AS2  BS1   A(2 A)  2 A2
S5   AS3  BS2  3 AB  B(2 A)  3 AB  2 AB  15
3 AB  2 AB  15  5 AB  15  5 A(1)  15
5 A  15  A  3
Sebelumnya diperoleh S2  2 A , sehingga berlaku;
S2  2 A
A  3
S2  2(3)  6
S2  x 2  y 2  z 2  6

“Penentuan solusi sistem persamaan tak lazim merupakan salah


satu bentuk penalaran aljabar. Lebih jauh, teknik diatas sangat
membantu kita dalam bekerja secara efektif. Fakta ini sekali lagi
menegaskan bahwa penalaran akan membuat cara berpikir kita
lebih sederhana dan sistematis”
Contoh 11
Diberikan x.y,z bilangan-bilangan real yang memenuhi sistem
persamaan:
x  y  z  1
 2
x  y  z  2
2 2

 x3  y 3  z 3  3

Tentukan nilai dari x 4  y 4  z 4 !

A l j a b a r E l e m e n t e r | 55
Penyelesaian:
a. Secara analog dengan contoh VI, kita dapat membuat beberapa
pemisalan, antara lain:
A  xy  yz  zx , B  xyz , Sn  x n  y n  z n
b. Sehingga diperoleh beberapa persamaan sebagai berikut.
S0  x 0  y 0  z 0  ...
S1  x  y  z  ...
S2  x 2  y 2  z 2  ...
S3  x3  y 3  z 3  ...
c. Akibatnya, kita dapat menuliskan Sn 3 sebagai berikut.
Sn3  S...  S...  AS....  BS...
d. Dengan mengambil n 0, akan diperoleh persamaan
 A  3B  1
1
e. Dengan mengambil n  2 , akan diperoleh nilai A  
2
f. Hubungkan hasil dari langkah (d) dan (e)
1
Sehingga didapatkan hasil akhir: x  y  z  S4  4
4 4 4

6
4. BENTUK AKAR LANJUTAN
Pembahasan ini berisi tentang cara menyederhanakan bentuk
akar (a  b)  2ab . Ide dasarnya adalah penjabaran bentuk

 
2
a  b sedemikian hingga menjadi a  b  a  b  2 ab
Perhatikan beberapa contoh berikut.
Contoh 12
Tentukan bentuk yang paling sederhana dari ;
a. 8  2 15

56 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Penyelesaian:

 
2
8  2 15  8  2 5 3  5 3  5 3

b. 9  56  5  24

Penyelesaian:
9  56  5  24  9  2 7 2  5  2 3 2

   
2 2
9  56  5  24  7 2  3 2

9  56  5  24  7  2  3  2
9  56  5  24  7  3
c. 57  40 2  57  40 2
Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan!

d. 2  2  81  56 2  2  2  81  56 2  ...
Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan!
2 2
e.   ...
52 6 5 2 6
Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan!
7
f.  ...
16  6 7  16  6 7
Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 57
5. BENTUK PANGKAT LANJUTAN
Konsep dasar penyederhanaan bentuk akar menggunakan
konsep pemfaktoran. Pemfaktoran dapat diterapkan ke dalam
berbagai bentuk aljabar yang dberikan sedemikian hingga pembaca
dapat memilih strategi manipulasi yang paling efektif untuk
menghasilkan bentuk yang paling sederhana. Perhatikan beberapa
contoh di bawah ini!
Contoh 13
Diberikan x  3x  1  0 dan kita diminta menentukan hasil dari
2

 8 1 
 x  8  , maka ini bukan perkara mudah jika dipikirkan dengan
 x 
cara biasa. Sekali lagi masalah ini membutuhkan penalaran dan trik
untuk menyelesaikannya. Tidakkah kita berpikir bahwa sebenarnya ;
x 2  3x  1 0
x 2  3x  1  0  
x x
1
x 2  3x  1  0  x   3
x
Selanjutnya perhatikan bahwa ;
1  1  1
x2    x   x    2  3.3  2  7
x 
2
x  x
1  1  1 
x 4  4   x 2  2  x 2  2   2  7.7  2  47
x  x  x 
1  4 1  4 1 
x8    x  4  x  4   2  47.47  2  2.207
x8  x  x 
1
Jadi x   2.207
8

x8
Contoh 14
Diberikan ketiga persamaan berikut.

58 | A l j a b a r E l e m e n t e r
a  x 2  2007
b  x 2  2008
c  x 2  2009
a b c 1 1 1
Jika abc  3 , maka nilai      adalah...
bc ca ab a b c
Penyelesaian:
Terlebih dahulu kita sederhanakan bentuk aljabar yang akan dicari
nilainya, yaitu:
a b c 1 1 1 a 2  b 2  c 2  bc  ac  ab
     
bc ca ab a b c abc
a  b  c  bc  ac  ab (a  b)  (b  c)2  (c  a )2
2 2 2 2

abc 2abc
Di sisi lain, ketiga persamaan diatas dapat diselesaikan sehingga
diperoleh:
a  b  1
b  c  1
ca  2
Jadi:
a 2  b2  c 2  bc  ac  ab (1)2  (1)2  (2)2

abc 2(3)
a 2  b2  c 2  bc  ac  ab 1  1  4 6
  1
abc 6 6
Contoh 15
Diberikan dua persamaan berikut.
2008  x  y 2
2008  y  x 2
Jika x, y merupakan dua bilangan berbeda, maka tentukan nilai x. y !

A l j a b a r E l e m e n t e r | 59
Penyelesaian:
Ingat bahwa x  y  ( x  y)  2 xy
2 2 2

Di sisi lain x  y  2.2008  x  y


2 2

Berakibat, x  y  2.2008  x  y  ( x  y)  2 xy
2 2 2

2(2008)  ( x  y )  ( x  y ) 2  2 xy
( x  y )2  ( x  y )  2(2008  xy)
Selanjutnya, kita akan menentukan nilai ( x  y) dengan
mengurangkan kedua persamaan sehingga diperoleh:
x  y  y 2  x2
x  y  ( y  x)( y  x)
x  y  ( x  y )( y  x)
( y  x)  1
Akibatnya ,
( x  y)2  ( x  y)  2(2008  xy)
(1)2  (1)  2(2008  xy)
1  1  2(2008  xy)
2  2(2008  xy)  2008  xy  1  xy  2007

60 | A l j a b a r E l e m e n t e r
SOAL LATIHAN BAB III

Jawablah soal-soal berikut dilengkapi proses penyelesaiannya !

1. Hasil dari 27  2 162  33  800  ...


Kunci: 2 8
2. Diberikan x dan y bilangan asli yang memenuhi
. Nilai dari (x + y) adalah...
Kunci: 20

3. Jika n = 20072 + 20082, maka nilai dari √ adalah...


Kunci: 4015

4. Bentuk yang paling sederhana dari adalah...


Kunci: 24

1
5. Bila x   4 , maka x3  x3  ...
x
Kunci: 52

 1  a2
6. Bentuk sederhana dari  a  1   :  ...
 a  1  a 2  2a  1
Kunci: a  1

A l j a b a r E l e m e n t e r | 61
7. Nilai dari √ adalah...
Kunci: 3.999.980
8. Jika a dan b bilangan real positif yang memenuhi persamaan
, maka nilai

( ) adalah...
Kunci: 5

9. Jumlah dari semua angka hasil  2008 adalah...


3

Kunci: 46
10.Tentukan nilai n yang memenuhi:
85  85  85  85  85  85  85  85 65  65  65  65  65  65
  8n Kunci:
35  35  35 25  25
n6
11. Jika a  a  3  0 , maka nilai terbesar yang mungkin dari
2

a3  4a2  1999  ...


Kunci: 2008

12. Jika a  b  637 dan a  b  13 , maka nilai dari (a  b)


3 3 2

adalah ...
Kunci: 9
2
 1 1
13.Jika  a    3 , maka nilai dari a  3  ....
3

 a a
Kunci: 0

1 1 1
14. Jika xyz  1 , x   a , y   b dan z   c , maka nilai
x y z
dari a  b  c  abc  ...
2 2 2

Kunci: 4

62 | A l j a b a r E l e m e n t e r
15. Jika a  b  c  0 dengan abc  0 , maka nilai dari
1 1 1 1  1 1
a     b     c     ...
b c c a a b
Kunci: -3
ab 1 bc 1 ac 1
16. Nilai a, b, c memenuhi:  ,  ,  , maka
ab 2 bc 3 ac 7
abc
nilai dari  ...
ab  bc  ca
Kunci: 6
17. Sederhanakan bentuk aljabar berikut!

Kunci: n2 + 3n + 1

“Selamat Bekerja”

A l j a b a r E l e m e n t e r | 63
Diophantus (250-200 SM)

Diophanus menulis Arithmetica, yang mana isinya merupakan


pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat beberapa
persamaan. Persamaan-persamaan tersebut disebut persamaan
Diophantin, digunakan pada matematika sampai sekarang.
Diophantus menulis lima belas namun hanya enam buku yang dapat
dibaca, sisanya ikut terbakar pada penghancuran perpustakaan
besar di Alexandria. Sisa karya Diophantus yang selamat sekaligus
merupakan teks bangsa Yunani yang terakhir yang diterjemahkan.
Buku terjemahan pertama kali dalam bahasa Latin diterbitkan pada
tahun 1575. Prestasi Diophantus merupakan akhir kejayaan Yunani
kuno.

64 | A l j a b a r E l e m e n t e r
BAB IV
PERSAMAAN LINEAR SEDERHANA

Kendala terbesar dalam mempelajari aljabar adalah penentuan


solusi dan penyederhanaan bentuk yang rumit. Kendala ini muncul
sebagai akibat tidak dikuasainya prinsip-prinsip operasi aljabar
sehingga kemampuan manipulasi seseorang menjadi rendah.
Begitupun halnya pada materi persamaan linear satu variabel,
kemampuan manipulasi dirumuskan sebagai “Kompetensi Inti”
dalam pembelajaran. kemampuan manipulasi dapat dilatih dan
dikembangkan melalui berbagai pendekatan. Oleh karena itu, bab
ini berisi tentang cara-cara menyederhanakan persamaan linear
satu variabel menggunakan berbagai pendekatan, yakni pendekatan
bilangan dan aritmatika.
Sebelum membahas lebih jauh ada baiknya kita membedakan
dua istilah penting yakni “pernyataan” dan “kalimat terbuka”.
Kedua istilah ini merupakan key concept dalam pengembangan
materi ini. Perhatikan kedua berikut!
a. Suatu bilangan ditambahkan 5, menghasilkan 12.
b. Bilangan prima adalah bilangan yang faktornya tepat dua buah,
yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Membedakan keduanya sangatlah mudah, yakni hanya dengan
menentukan nilai kebenarannya saja. Pada kalimat (1), nilai
kebenarannya tidak dapat ditentukan begitu saja, sebab suatu

A l j a b a r E l e m e n t e r | 65
bilangan yang dimaksud belum diketahui, sedangkan kalimat (2)
merupakan sebuah definisi yang kebenarannya tidak diragukan lagi.
Berdasarkan kedua perbandingan ini, kita dapat menyimpulkan
bahwa kalimat (1) merupakan “kalimat terbuka” dan kalimat (2)
merupakan “pernyataan”.
Kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya disebut
kalimat terbuka “Suatu bilangan” pada kalimat di atas belum
diketahui nilainya. Dalam matematika, sesuatu yang belum
diketahui nilainya dinamakan variabel atau peubah. Biasanya
disimbolkan dengan huruf kecil, misalkan x, y, z atau yang lainnya,
sedangkan bilangan yang menyatakan banyaknya variabel disbeut
koefisien. Variabel merupakan konsep yang bersifat artifisial/bebas
arti dan akan memiliki arti ketika kita mendefinisikannya. Variabel
juga dapat menyatakan nilai kuantifikasi sebuah konsep yang belum
terdefinisi. Kalimat (1) dapat ditulis dalam bentuk aljabar sebagai
x  5  12 .
Pangkat tertinggi dari variabel x adalah satu, maka persamaan ini
disebut persamaan linear. Persamaan linear yang hanya memuat
satu variabel disebut persamaan linear dengan satu variabel atau
persamaan linear satu variabel. Jika kita mengganti x dengan
sebarang bilangan sedemikian hingga bernilai benar atau salah,
maka kalimat (1) bukan lagi disebut sebagai kalimat terbuka,
melainkan sudah menjadi pernyataan. Nilai x yang memenuhi
persamaan linear diatas adalah 7. Jika kita mengganti variabel
dengan angka 7, maka persamaan diatas bernilai benar dan akan
bernilai salah untuk nilai x lainnya. Dalam hal ini, kita
mendefinisikan x sebagai anggota bilangan asli atau x  . Nilai x
yang memenuhi selanjutnya disebut sebagai solusi persamaan
linear. Berikut ini akan dipaparkan cara-cara menentukan solusi
persamaan linear satu variabel dengan berbagai pendekatan.

66 | A l j a b a r E l e m e n t e r
1. TRIK DASAR
Topik ini diberikan dengan tujuan agar pembaca dapat
menyederhanakan bentuk-bentuk aljabar melalui teknik-teknik
khusus. Pederhanaan bentuk aljabar dilakukan ketika kita
menemukan bentuk aljabar dalam kategori yang rumit. Dalam hal
ini, tentu kita dapat mengganti setiap variabelnya dengan sebarang
nilai melalui penggunaan sifat-sifat operasi dasar yang berlaku
dalam aritmatika sederhana.
Terdapat beberapa trik sederhana yang dapat digunakan untuk
menyederhanakan bentuk aljabar, antara lain;
a. Menghapus penyebut, cara ini dilakukan ketika kita menemukan
soal yang memuat bentuk pecahan. Penyelesaian dilakukan
dengan cara mengalikan persamaan dengan invers masing-
masing penyebut pada kedua ruasnya secara berurutan.
b. Mengahapus tanda kurung, kita dapat menghapus tanda kurung
dengan menggunakan sifat/hukum distributif perkalian. Hal yang
harus diperhatikan adalah, jangan mengeluarkan sebarang
bilangan dalam tanda kurung, dan mengubah tanda pada setiap
bilangan dalam kurung jika masih terdapat tanda “min )-)”
sebelum kurung.
c. Memindahkan bilangan, memindahkan setiap bilangan dengan
variabel tertentu ke satu sisi/ruas yang berlainan merupakan
prinsip klasik yang lazim kita lakukan.
Ketika memindahkan bilangan ke satu ruas/sisi, maka tanda
bilangan harus berubah. Prinsip ini dikenal pula dengan istilah
prinsip invers.
d. Kombinasi, ketiga cara diatas dapat digunakan secara simultan
(bersama-sama) ketika kita menjumpai bentuk aljabar yang
cukup rumit.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 67
Perhatikan beberapa contoh berikut ini!
Contoh 1
Tentukan nilai x yang memenuhi;
1 1 1  x  2   
    8   16  8  1
10  9  5  3   
Penyelesaian:
Kalikan kedua ruas dengan 10, sehingga diperoleh ;
1 1  x  2   
    8   16  8  10
9 5  3   
1 1  x  2  
   8   16  8  10
9 5  3  
1 1  x  2  
   8   16  2
9 5  3  
Kalikan kedua ruas dengan 9, sehingga diperoleh ;
1 x2 
  8   16  18
5 3 
1 x2 
  8  2
5 3 
Kalikan kedua ruas dengan 5, sehingga diperoleh ;
x2
 8  10
3
x2
2
3
Kalikan kedua ruas dengan 3, sehingga diperoleh ;
x26
x  62
x4
Jadi, nilai x yang memenuhi adalah 4.
68 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Contoh 2
Jika a, b, c merupakan konstanta positif, tentukan solusi dari
x a b x bc x c a
persamaan    3!
c a b
Penyelesaian:
Kita dihadapkan pada bentuk persamaan yang cukup unik. Langkah
awal yang harus kita lakukakan adalah memindahkan 3 ke sebelah
kiri tanda sama dengan, lalu menguraikannya ke masing-masing tiga
bilangan sebagai berikut.
x a b x bc x c a
  3  0
c a b
x a b x b c xca
1 1 1  0
c a b
Tahap berikutnya, kita akan menyederhanakan ketiga bilangan
menjadi;
 x a b   x b c   x c a 
  1    1    1  0
 c   a   b 
 x  a b c   x b c a   x c a b 
   0
 c   a   b 

 x  a  b  c       0
1 1 1
c a b
Diketahui bahwa a, b, c merupakan konstanta positif, akibatnya
1 1 1
    bernilai positif. Dengan demikian, dapat disimpulkan
c a b
bahwa x  a  b  c  0 , atau dengan kata lain x  a  b  c
Contoh 3
Tentukan nilai k sedemikian hingga persamaan 11x  2  kx  15
memiliki solusi bulat positif untuk semua x ! Tentukan pula semua
nilai x yang mungkin!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 69
Penyelesaian:
Persamaan diatas kita ubah menjadi ;
11x  2  kx  15
11x  kx  17
x(11  k )  17
17
x
11  k
Agar x bulat positif, maka k  11 dan 11  k merupakan faktor
dari 17, yakni 1 dan 17. Dari hal ini, diperoleh nilai k yang
memenuhi adalah k  6 atau k  10 .
17 17
Jika k  6 , maka x    1 dan
11  6 17
17 17
Jika k  10 , maka x    17
11  10 1
Jadi nilai x yang memenuhi persamaan diatas adalah x  1 dan
x  17 .
2. PERSAMAAN NILAI MUTLAK
Sebelum membahas persamaan nilai mutlak, sebaiknya kita
kembali mengingat definisi nilai mutlak sebagai berikut. Setiap
bilangan real a , kita dapat mendefinisikan nilai mutlak a dengan
simbol | a |, dalam bentuk:
a ; a  0

a  0 ; a  0
a ; a  0

Secara geometris, sebarang bilangan real a dinotasikan dengan
sebuah titik dalam garis bilangan dan nilai mutlaknya merupakan
jarak antara a dan b terhadap titik pusat (0), sebagai berikut.

70 | A l j a b a r E l e m e n t e r
2.1 Nilai mutlak dan

Secara umum, bentuk | a  b | disimbolkan sebagai jarak antara


dua titik a dan b . Ketika sebarang nilai mutlak dinyatakan dalam
bentuk aljabar, maka kita akan selalu menemukan bilangan real tak
negatif dari bentuk tersebut dengan cara menghilangkan tanda
negatifnya, jika nilai yang diberikan memuat tanda negatif “ – “.
Aturan ini identik dengan penarikan akar kuadrat yang selalu
menghasilkan bilangan positif. Berikut ini diberikan beberapa sifat
dasar nilai mutlak, yaitu;
a. a  a
2

b. a  a

c.  a  a  a

d. a  b  a  b  a  b

e. a  a , n  
n n

f. ab  a b
a a
g.  ;b  0
b b
h. a  b  a  b ( Ketaksamaan Segitiga)

i. a  b  a b
j. a b  a  b
k. Jika c  0, maka a  c jika dan hanya jika  c  a  c

A l j a b a r E l e m e n t e r | 71
Saat memecahkan persamaan dengan nilai mutlak, kita akan
menemukan jawaban akhir dengan lebih dari satu jawaban yang
mungkin. Hal ini disebabkan karena nilai yang ada dalam nilai
mutlak dapat berupa nilai negatif atau positif dan kita harus
memperhitungkan kedua kemungkinan tersebut saat
menyelesaikan persamaan. Dalam kasus sederhana P( x)  Q( x) ,
dengan Q( x)  0 , dengan sifat nilai mutlak, kita dapat menghapus
tanda nilai mutlak dan menuliskannya secara ekuivalen ke dalam
bentuk berikut.
P( x)  Q( x)  P( x)  Q( x)   P( x)  Q( x)
2 2

Jika terdapat persamaan nilai mutlak yang berbentuk


c ax  b  d  e , kita tidak diperbolehkan menggabungkan apa
yang ada di dalam nilai mutlak dengan apa yang di luar nilai mutlak.
Ini sangat penting karena seringkali akan mengubah hasil akhir
menjadi solusi yang salah. Ide yang digunakan sama dengan
menyelesaikan persamaan melalui dua langkah, tambah atau
kurangi, lalu kuadratkan atau bagi. Beberapa contoh berikut akan
membantu pembaca dalam memahami penyelesaian persamaan
nilai mutlak dalam bentuk-bentuk yang bervariasi.
Contoh 4
Tentukan solusi dari 5 | x | 4  26 !

Penyelesain:
5 | x | 4  26
5 | x | 4  4  26  4
5 x  30
5 | x | 30

5 5

72 | A l j a b a r E l e m e n t e r
x  6  x  6  x  6

Sekali lagi kita telah melihat proses mendapatkan nilai mutlak


saja terlebih dahulu, kemudian mempertimbangkan solusi positif
dan negatif. Seringkali nilai mutlak akan memiliki lebih dari sekedar
variabel di dalamnya. Dalam hal ini kita harus menyelesaikan
persamaan yang dihasilkan dengan mempertimbangkan
kemungkinan positif dan negatif.
Contoh 5
Tentukan solusi dari 3x  2  4 !

Penyelesaian:
Berdasarkan sifat nilai mutlak, kita dapat menuliskannya sebagai;
3x  2  4  3x  2  4  3x  2  4
3x  2  4  x  2
2
3x  2  4  x 
3
 2
Himpunan nilai x yang memenuhi adalah 2, 
 3
Contoh 6
Tentukan solusi dari 2  4 2 x  3  18 !

Penyelesaian:
Untuk mendapatkan nilai mutlak saja, pertama-tama kita harus
menghilangkan 2 dengan mengurangi kedua ruas dengan – 2,
kemudian membaginya dengan – 4. Perhatikan bahwa kita tidak
dapat menggabungkan 2 dan – 4, karena – 4 memiliki nilai mutlak
yang terhubung dengannya. Juga perhatikan bahwa kita tidak
mendistribusikan – 4 ke dalam nilai mutlak. Ini karena angka-angka
di luar tidak dapat digabungkan dengan angka-angka di dalam nilai

A l j a b a r E l e m e n t e r | 73
mutlak. Dengan demikian kita mendapatkan nilai mutlak dengan
cara berikut:
2  2  4 2 x  3  18  2
 4 2 x  3  20
 4 2x  3 20

4 4
2x  3  5
2 x  3  5  2 x  3  5  2 x  3  5
2x  3  5  2x  2  x  1
2 x  3  5  2 x  8  x   4
Himpunan semua nilai x yang memenuhi adalah 4,1

Contoh 7
Tentukan solusi dari 2 x  7  4 x  6 !

Penyelesaian:
Berdasarkan definisi nilai mutlak diperoleh;
13
2 x  7  4 x  6  2 x  13  x  
2
1
2 x  7  4 x  6  6 x  1  x 
6
 13 1 
Himpunan semua nilai x yang memenuhi adalah  , 
 2 6
Contoh 8
Carilah solusi persamaan x  3  2  5 x  7 !

Penyelesaian:
Kita gunakan definisi nilai mutlak pada masing-masing tanda,
sehingga diperoleh ;

74 | A l j a b a r E l e m e n t e r
 x  3 ; x  3
x3  
 x  3 ; x  3
 2
 2  5x ; x 
 5
2  5x  
5 x  2 ; x  2

 5
Berdasarkan hal ini, kita dapat menjabarakannya menjadi tiga kasus
berdasarkan batasan interval yang berlaku pada definisi di atas
yakni;
2
a. Kasus 1 untuk x  dan x  3
5
 x  3  2  5x  7
6 x  1  7
6 x  8
8 4
x 
6 3
Nilai x negatif, tidak masuk dalam batas interval. Jadi kasus 1
tidak memberikan solusi.
2
b. Kasus 2 untuk 3  x 
5
x  3  2  5x  7
5  4x  7
4 x  2
2 1
x 
4 2
Nilai x masuk dalam batas interval, jadi kasus 2 memberikan
1
solusi yaitu x   .
2

A l j a b a r E l e m e n t e r | 75
2
c. Kasus 3 untuk x 
5
x  3  (2  5 x)  7
x  3  2  5x  7
6x 1  7
6x  6
x 1
Nilai x masuk dalam batas interval, jadi kasus 3 memberikan
solusi yaitu x  1 .
1
Dari ketiga kasus, solusi yang memenuhi adalah x   dan
2
x 1
 1 
Himpunan semua nilai x yang memenuhi adalah  ,1
 2 
Contoh 9
Diketahui x  x  y  5 dan x  x  y  6 , tentukan nilai
( x  y) !
Penyelesaian:
x  x  y  5  x  x  5 y
x x  y  6  x x  6 y
Dari kedua persamaan, diperoleh:
1
5  y  6  y  1  2 y  y  
2
Substitusikan nilai y ke salah satu persamaan, diperoleh:
1 11
x  x  5 
2 2
11
x x 
2

76 | A l j a b a r E l e m e n t e r
11 11 11
Untuk x  0 , berlaku x  x   2x   x 
2 2 4
11 11
Untuk x  0 , berlaku x  x  0
2 2
Hasil ini bernilai salah atau tidak memberikan solusi.
11
Jadi nilai x yang memenuhi hanyalah x 
4
11 1 11  2 9
Sehingga nilai ( x  y )    
4 2 4 4
3. PEMECAHAN MASALAH
Berikut ini akan dibahas beberapa bentuk soal-soal non rutin
yang menggunakan konsep persamaan nilai mutlak. Soal-soal yang
disajikan biasa digunakan dalam berbagai kompetisi matematika
tingkat sekolah menengah.
Masalah I
Diberikan m  x  2  x  1  2 x  4 . Tentukan nilai maksimum
m!
Penyelesaian:
Terlebih dahulu kita jabarkan ketiga nilai mutlak menurut
definisinya sebagai berikut.
 x  2 ; x  2
x2 
 x  2 ; x  2
 x  1; x  1
x 1  
1  x ; x  1
2 x  4 ; x  2
2x  4  
4  2 x ; x  2
Kemudian kita tentukan batas intervalnya ke dalam empat kasus,
yaitu;

A l j a b a r E l e m e n t e r | 77
a. Kasus 1 untuk x  2
m  ( x  2)  (1  x)  (4  2 x)
m   x  2  1  x  4  2 x  5
b. Kasus 2 untuk 2  x  1
m  ( x  2)  (1  x)  (4  2 x)
m  x  2  1  x  4  2x  2x 1
m  2x 1  1
c. Kasus 3 untuk 1  x  2
m  ( x  2)  ( x  1)  (4  2 x)
m  x  2  x 1  4  2x  4x  3
m  4x  3  2
d. Kasus 4 untuk x  2
m  ( x  2)  ( x  1)  (2 x  4)
m  x  2  x 1 2x  4  5
Dari keempat kasus, nilai maksumum m  5 diberikan oleh kasus 4
dalam interval x  2 , dituliskan sebagai mmax  5 .

Masalah 2
Jika x  x  y  10 dan x  y  y  12 , maka nilai x  y adalah...

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita dapat menjabarkannya
menjadi 4 kasus, yakni:
a. Kasus 1 untuk x  0, y  0
2 x  y  10 dan x  12
2 x  y  2(12)  y  10
24  y  10  y  14
Nilai y  0 , kontradiksi dengan batas interval y  0 , akibatnya
kasus 1 tidak memberikan solusi.

78 | A l j a b a r E l e m e n t e r
b. Kasus 2 untuk x  0, y  0
y  10 dan x  2 y  12
x  2(10)  12  x  20  12
x  32
Nilai x  32 tidak sesuai batas interval, akibatnya kasus 2 tidak
memberikan solusi.
c. Kasus 3 untuk x  0, y  0
2 x  y  10
x  2 y  12
Eliminasi kedua persamaan, diperoleh:
32 14
x dan y  
5 5
Solusi ini memenuhi batas interval.
d. Kasus 4 untuk x  0, y  0
2 x  y  10 dan x  12
2(12)  y  10  24  y  10  y  34
Nilai x  12 tidak sesuai batas interval, akibatnya kasus 4 tidak
memberikan solusi. Dari keempat kasus, hanya kasus 3 dengan
x  0, y  0 yang memberikan solusi, sehingga nilai
32  14  18
x y    
5  5 5
Masalah 3
Jika 4m  5  b  6 adalah sebuah persamaan dalam variabel m ,
dan memiliki 3 solusi berbeda. Tentukan nilai m !
Penyelesaian:
Dari persamaan yang diberikan, kita mempunyai ;

A l j a b a r E l e m e n t e r | 79
4m  5  b  6
4m  5  b  6
Jika 4m  5  b  6 memiliki tepat satu solusi, maka b  6  0 . Hal

ini berakibat b  6 yang mengakibatkan 4m  5  b  6 tidak


memiliki solusi.
4m  5  (6)  6  4m  5  6  6  4m  5  12
(Kontradiksi)
Oleh karena itu, b  6 sehingga:
4m  5  b  6 memiliki dua solusi dan 4m  5  b  6 memiliki
satu solusi. Untuk membuktikan hal ini, ambil b  6 , sedemikian
hingga berlaku;
4m  5  b  6  4m  5  6  6m  4m  5  12
4m  5  12
7
4m  5  12  4m  7  m 
4
17
4m  5  12  4m  17  m  
4
Sedangkan untuk 4m  5  b  6 dapat dijabarkan sebagai:

4m  5  6  6  4m  5  0
4m  5  0  4m  5  0
5
4m  5  m  
4
Disimpulkan terdapat tiga nilai m yaitu:
7 17 5
m1  , m2   , m3  
4 4 4

80 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Masalah 4
Tentukan solusi dari persamaan x  3x  1  4 !

Penyelesaian:
Berdasarkan definisi nilai mutlak, kita dapat menjabarkan
persamaan diatas menjadi:
3x  1  x  4 pers.1
3x  1  4  x pers.2
a. Penjabaran persamaan 1
 5 1
3x  1  x  4  2 x  5  x   2 ; x   3 Kedua
3x  1  x  4  
3x  1  4  x  4 x  3  x  3 ; x   1
 4 3
solusi tidak meemnuhi batas interval, akibatnya penjabaran
persamaan 1 tidak memberikan solusi.
b. Penjabaran persamaan 2
 3 1
3x  1  x  4  2 x  3  x  2 ; x   3
3x  1  x  4  
3x  1   x  4  4 x  5  x   5 ; x   1
 4 3
Kedua solusi memenuhi batas interval, akibatnya penjabaran
persamaan 2 memberikan solusi, yakni:
3 5
x dan x  
2 4
Masalah 5
Tentukan solusi dari persamaan x  2  1  3

Penyelesaian:

A l j a b a r E l e m e n t e r | 81
 x  2  1  3  x  2  4 pers.1
x  2 1  3  
 x  2  1  3  x  2  2 pers.2

 x 2  4 x  6
x 2  4
 x  2  4  x  2

Nilai x  6 memberikan dua solusi yaitu:
x  6 ; x  0
x 6 x 
 x  6 ; x  0
Persamaan 2 tidak memberikan solusi sebab -2 < 0 bertentangan
dengan definisi nilai mutlak. Jadi, himpunan semua solusi yang
memenuhi persamaan adalah 6, 6

82 | A l j a b a r E l e m e n t e r
SOAL LATIHAN BAB IV

Jawablah soal-soal berikut dilengkapi proses penyelesaiannya !


1. Tentukan solusi dari:
1 1 1  1   
a.    x  3   2  1  2  1
5 4 3  2   
Kunci: 402
3 5  1   1
b.   x  1  5   x
5 3  4   2
14
Kunci: x 
3
2. Diberikan persamaan kx  12 yang memiliki solusi bulat positif,
dengan k  . Tentukan semua nilai k yang mungkin!
Kunci: Himpunan semua nilai k yang mungkin
k  1, 2,3, 4,6,12

1 1 1 13
3. Tentukan solusi dari    !
x x  1 x  2 12
Kunci: x  2

A l j a b a r E l e m e n t e r | 83
x
4. Diberikan sebuah persamaan 3a  x   3 , dengan solusi
2
x  4 . Tentukan nilai dari (a)2  2a !
Kunci: a  3
5. Diberikan persamaan a(2 x  1)  3x  3 tidak memiliki solusi.
Tentukan nilai a yang mungkin!
3
Kunci: a 
2
6. Selesaikan persamaan  4ax  (a  b) (a  b)  0 , dengan a, b
bilangan konstan!
Kunci: tunjukkan ke dalam dua kasus

7. Selesaikan persamaan m x  1  m( x  1) , dengan m sebagai


2

parameter tertentu!
1
Kunci: x  , sebarang bilangan real x , dan tanpa solusi
m
8. Diberikan k adalah bilangan konstan positif dan persamaan
k 2 x  k 2  2kx  5k memiliki sebuah solusi positif untuk x .
Tentukan nilai k !
Kunci: k  5 atau 0  k  2

8 9
9. Diberikan persamaan x  m  x  123 memiliki solusi
3 4
bilangan asli, dengan m bilangan asli. Tentukan nilai minimum
yang mungkin untuk m !
Kunci: nilai minimum untuk k adalah 25, x  300 , dengan
mmin  5k  123  2
10.Selesaikan persamaan berikut!

84 | A l j a b a r E l e m e n t e r
1  3x 10  6 x
x 2x 
x
5   7 !
1
3 2 2
74
Kunci: x  
167
11.Tentukan semua bilangan bulat n sehingga
50  n  50  n membentuk bilangan bulat!
Kunci: n  196, 2016, 2500

12. Tentukan solusi persamaan berikut!

2ax 2bx 2cx


  1
ab  a  1 bc  b  1 ac  c  1
Jika diketahui a, b, c ketiganya bilangan konstan dan
memenuhi a.b.c  1

1
Kunci: x 
2
13. Buatlah sebuah persamaan linear satu variabel dengan
1
konstanta  , sedemikian hingga solusinya sama dengan
2
solusi persamaan 3 4 x   2 x  6   11x  8 !
Kunci: tak hingga banyaknya persamaan, salah satunya
1 1
berbentuk x   0
4 2
14.Selesaikan persamaan-persamaan berikut!
a. 5x  4  2 x  3
7 1
Kunci: x  atau x 
3 7

A l j a b a r E l e m e n t e r | 85
b. x  2 x  1  3
4
Kunci: x  2 atau x  
3
15. Diberikan a bilangan bulat yang memenuhi persamaan
2a  7  2a  1  8 . Nilai a yang dimaksud adalah...
Kunci: a  3, 2, 1,0

16. Jika persamaan x  2  1  a memiliki tiga solusi bilangan


bulat x , maka nilai a yang memenuhi adalah...
Kunci: a  1
17. Suatu grup musik merilis album penjualan perminggu (dalam
ribuan) dinyatakan dengan model s(t )  2 t  22  44 , t
dalam hitungan minggu.
a) Gambarkan grafik fungsi penjualan s(t ) ,
b) Hitunglah total penjualan album selama 44 minggu
pertama, dan
c) Dinyatakan Album Emas jika penjualan lebih dari 500.000
copy. Hitunglah t agar dinyatakan album emas!

“Selamat Bekerja”

86 | A l j a b a r E l e m e n t e r
A l j a b a r E l e m e n t e r | 87
Rene Descartes 1596-1650

Istilah “Sistem Persamaan Linier )Linear Equation)” sendiri baru


muncul sekitar abad ke-17 oleh seorang matematikawan Perancis
bernama Rene Decartes. Rene Descartes dilahirkan pada tahun
1596, tanggal 31 Maret di sebuah desa di Prancis.
Dia menempuh pendidikan di Belanda dan belajar matematika di
waktu luang, karya fenomenal Descartes yang paling berharga
adalah pengembangan geometri Cartesian yang menggunakan
aljabar untuk menggambarkan geometri. Kemungkinan, Descartes
menemukan istilah untuk “Sistem Persamaan Linier )Linear
Equation)” ketika dia belajar di Belanda.

88 | A l j a b a r E l e m e n t e r
BAB V
SISTEM PERSAMAAN
LINEAR SIMULTAN

Pembahasan pada Bab ini merupakan pendalaman dari materi


sistem persamaan linear dua dan tiga variabel yang pernah
dipelajari di Sekolah Menengah. Dahulu, kita telah mengenal
beberapa cara untuk menentukan solusi dari sistem persamaan
linear antara lain; metode substitusi, metode eliminasi, metode
grafik, metode campuran (Eliminasi dan substitusi), dan Metode
Cramer sebagai alternatif penentuan solusi sistem persamaan yang
diberikan.
Metode-metode tersebut tergolong sebagai cara klasik, sebab
sudah sangat lazim digunakan. Namun secara spesifik, pembahasan
kita kali ini akan menampilkan beberapa bentuk sistem persamaan
dengn bentuk yang tak lazim, sedemikian hingga penentuan
solusinya juga tidak dapat dilakukan dengan cara-cara klasik.
Olehnya itu, dibutuhkan sedikit keterampilan/manipulasi aljabar di
dalamnya.
Terlepas dari penggunaan metode apapun, tentu kita tidak boleh
melupakan pengertian solusi/penyelesaian dari sistem persamaan
linear. Solusi artinya nilai yang jika disubstitusikan ke variabel-
variabel persamaan, akan menghasilkan jawaban yang benar. Jika

A l j a b a r E l e m e n t e r | 89
diinterpretasikan dalam bentuk geometris, maka solusi berbentuk
titik potong dari dua buah garis lurus. Perhatikan uraian materi-
materi berikut ini!
1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Secara umum, sistem persamaan linear dua variabel dapat
dinyatakan ke dalam bentuk:
a1 x  b1 y  c1
 a, b, c , a  0  b  0
a2 x  b2 y  c2
Nilai koefisien dari masing-masing persamaan tidak boleh nol (0).
Untuk mengeliminasi salah satu variabel, kita menggunakan (i)
operasi kesamaan dan (ii) metode substitusi. Banyak kasus
menunjukkan bahwa penggunaan cara (i) cukup efektif. Seperti
halnya contoh berikut.
Contoh 1
6 x  3 y  9
Tentukan solusi dari  !
2 x  2 y  6
Penyelesaian:
a. Untuk persamaan (i), kurangkan kedua ruas dengan 6x ,
sehingga diperoleh:
6 x  6 x  3 y  9  6 x
 3 y  9  6 x
3 y 9  6 x
 
3 3
 y  3  2 x (*)

b. Untuk persamaan (ii), kurangkan kedua ruas dengan 2x ,


sehingga diperoleh:

90 | A l j a b a r E l e m e n t e r
2 x  2 x  2 y  6  2 x
 2 y  6  2 x
2 y 6  2 x
 
2 2
 y  3  x (**)
c. Hubungkan (*) dan (**), sehingga diperoleh:
y  3  2 x (*)
y  3  x (**)
 3  2 x  3  x
 3 x  6
 x  2
d. Substitusikan nilai x  2 ke salah satu persamaan, misalkan
persamaan (*),sehingga diperoleh:
y  3  2 x (*)
y  3  2(2)
y  3 4
y  1
e. Jadi solusi sistem persamaan adalah (2, 1)

Contoh 1 merupakan contoh penentuan solusi dengan cara yang


mendasar. Di sisi lain terdapat beberapa kemungkinan solusi dari
suatu sistem persamaan. Dalam hal ini, kita membedakannya
menjadi 3 kasus berdasarkan keberadaan dan jumlah solusinya.
Selain itu juga akan diberikan interpretasi secara geometris pada
setiap kasus sebagai berikut.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 91
3.1 Dua Garis Berpotongan

Kasus I
a1 b1
Seperti halnya pada contoh 1, ketika  , maka sistem
a2 b2
persamaan memiliki solusi tunggal yang ditentukan oleh:
c1b2  c2b1 a1c2  a2c1
x y
a1b2  a2b1 a1b2  a2b1
Jika digambarkan akan membentuk dua garis lurus yang
berpotongan di satu titik. Cara ini kemudian disebut dengan Metode
Cramer.
Kasus II
a1 b1 c1
Jika   , maka sistem persamaan memiliki tak hingga
a2 b2 c2
banyaknya solusi. Jika digambarkan akan membentuk dua garis
lurus berimpit, sehingga kita bisa menentukan tak hingga titik
potong antara keduanya.

92 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Contoh 2
2 x  6 y  12
Tentukan solusi dari sistem persamaan  !
3x  9 y  18
Penyelesaian:
2 6 12
a. Perhatikan bahwa  
3 9 18
b. Di sisi lain perhatikan bahwa:
2 x  6 y  12  2( x  3 y)  2(6)  x  3 y  6
3x  9 y  18  3( x  3 y)  3(6)  x  3 y  6
c. Perhatikan gambar berikut!

3.2 Dua Garis Berimpit

d. Kedua persamaan sebenranya merupakan persamaan yang


sama. Jadi solusinya tak terbatas atau memiliki tak hingga
banyaknya solusi.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 93
Kasus III
a1 b1 c1
Jika   , maka sistem persamaan tidak memiliki solusi
a2 b2 c2
atau disebut juga inkonsisten. Jika digambarkan akan membentuk
dua garis lurus yang tidak berpotongan sama sekali.
Contoh 3
3x  2 y  2
Tunjukkan bahwa sistem persamaan  merupakan
3x  2 y  6
sistem persamaan inkonsisten!
Penyelesaian:
3 2 2
a. Perhatikan bahwa  
3 2 6
b. Jika digambarkan, maka hasilnya terlihat sebagai berikut.

3.3 Dua Garis Sejajar

c. Kedua garis sejajar/tidak berpotongan. Garis-garis sejajar tidak


memiliki titik potong. Jadi disimpulkan sistem Inkonsisten.

94 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Beberapa contoh diatas tidak membutuhkan manipulasi aljabar
yang rumit, bahkan relatif mudah untuk diselesaikan. Untuk menguji
keterampilan manipulasi kita, ada baiknya pembahasan materi
diperluas dengan mencoba menyelesaikan sistem persamaan yang
lebih rumit sebagai berikut.
Contoh 4
Tentukan solusi sistem persamaan:
x y x y 1
  
 5 4 2
2( x  y )  3( x  y )  1  0

Penyelesaian:
a. Sederhanakan persamaan pertama menjadi:
4( x  y )  5( x  y )  10
4 x  4 y  5 x  5 y  10
 x  9 y  10
x  9 y  10 (*)
b. Sederhanakan persamaan kedua menjadi:
2( x  y )  3( x  y )  1  0
2 x  2 y  3x  3 y  1  0
 x  5 y  1
x  5 y  1 (**)
59 11
c. Eliminasi persamaan (*) dan (**), diperoleh x  , y
4 4
 59 11 
d. Solusi untuk sistem persamaan diatas adalah  ,  
 4 4
Kedua contoh berikut ini diserahkan kepada pembaca sebagai
latihan!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 95
Contoh 5
a. Tentukan solusi sistem-sistem persamaan berikut!
 x  2(5 x  y )  16

(5 x  y )  7
b. Diberikan x  2 dan y  1 , merupakan solusi dari sistem
ax  by  7
persamaan 
bx  cy  5
Nyatakan hubungan antara a dan c dalam bentuk persamaan !
Contoh 6
 1
kx  y  
Tentukan nilai k agar sistem persamaan  3
3 y  1  6 x
a) Memiliki satu solusi
b) Tidak memiliki solusi
c) Tak hingga solusi
2. SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel merupakan sistem
persamaan linear yang melibatkan tiga variabel yang berbeda,
dengan bentuk umum:
a1 x  b1 y  c1 z  d1

a2 x  b2 y  c2 z  d 2
a x  b y  c z  d
 3 3 3 3

Dengan x, y, z sebagai variabel dan d konstanta real.

Secara geometris, persamaan linear tiga variabel berbentuk


bidang. Jenis-jenis penyelesaian SPLTV didasarkan pada kedudukan
tiga bidang dari persamaan penyusun SPLTV:

96 | A l j a b a r E l e m e n t e r
a. Jika ketiga bidang saling sejajar, maka SPLTV tidak memiliki
penyelesaian.
b. Jika ketiga bidang saling berpotongan, maka SPLTV memiliki tak
hingga penyelesaian
c. Jika ketiga bidang saling berpotongan pada sebuah titik, maka
SPLTV memiliki satu penyelesaian.
Menentukan solusi sistem persamaan dengan tiga variabel
sangat mirip dengan bagaimana cara kita memecahkan sistem
persamaan dengan dua variabel. Cara eliminasi dan substitusi
secara simultan masih menjadi pilihan utama dalam beberapa
kasus. Adapun tahapan-tahapan penyelesaian SPLTV dengan cara
gabungan (Metode Eliminasi & Substitusi) adalah sebagai berikut.
a. Memilih dua persamaan terlebih dahulu, kemudian
mengeliminasi salah satu variabel yang ada sehingga
menghasilkan persamaan baru (*).
b. Memilih salah satu persamaan untuk dipasangkan dengan
persamaan ketiga, kemudian mengeliminasi variabel yang sama
seperti pada langkah (a) sehingga menghasilkan persamaan (**).
c. Menentukan solusi dari persamaan (*) dan persamaan (**), lalu
dilanjutkan dengan teknik substitusi nilai salah satu variabel ke
persamaan-persamaan secara opsional sehingga diperoleh nilai
ketiga variabel yang diberikan.
Contoh 7
Tentukan solusi SPLTV berikut dengan Metode Campuran!
3x  2 y  z  1

2 x  2 y  3z  5
5 x  2 y  z  3

A l j a b a r E l e m e n t e r | 97
Penyelesaian:
a. Jumlahkan persamaan (1) dan (2) untuk mengeliminasi variabel
y.
3x  2 y  z  1
2 x  2 y  3z  5
x  2 z  4 (*)
b. Jumlahkan persamaan (2) dan (3) untuk mengeliminasi variabel
y.
2 x  2 y  3z  5
5x  2 y  z  3
3x  2 z  2 (**)
c. Kurangkan persamaan (*) dengan (**), untuk mengeliminasi
variabel z .
x  2z  4
3x  2 z  8
2 x  4
x2
d. Substitusikan ke salah satu persamaan untuk menentukan nilai
y dan z , sehingga diperoleh y  3 , z  1
e. Solusi SPLTV adalah (2, 3,1)

Contoh 8
Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Tentukan solusi SPLTV berikut!
4 x  3 y  2 z  29

6 x  2 y  z  16
8 x  y  3z  23

98 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Penyelesaian:
Sistem tidak memuat koefisien-koefisien yang mudah untuk
dihilangkan, sehingga kita akan menggunakan sedikit manipulasi
untuk memudahkan penerapan metode campuran sebagai berikut.
a. Kalikan persamaan (1) dengan 3 sehingga menghasilkan
persamaan (*)!
b. Kalikan persamaan (2) dengan (-2) sehingga menghasilkan
persamaan (**)!
c. Jumlahkan persamaan persamaan (*) dan (**) sehingga
menghasilkan persamaan (#) yang berbentuk 13 y  8z  55 .
d. Kalikan persamaan (2) dengan 4 sehingga menghasilkan
persamaan (^).
e. Kalikan persamaan (3) dengan 3 sehingga menghasilkan
persamaan (^^).
f. Jumlahkan persamaan persamaan (^) dan (^^) sehingga
menghasilkan persamaan (~) yang berbentuk 5 y  5z  5
g. Selesaikan persamaan (#) dan persamaan (~), sehingga diperoleh
solusi (4,3, 2) .

Contoh 9
Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Tentukan solusi SPLTV berikut!
4 x  12 y  16 z  4

3x  4 y  5 z  3
 x  8 y  11z  1

Contoh 10
Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Tentukan solusi SPLTV berikut!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 99
5 x  4 y  3z  4

10 x  8 y  6 z  8
15 x  8 y  6 z  6

3. PERSAMAAN LINEAR DIOPHANTINE


Sub topik kali ini akan membahas tentang persamaan khusus
yang memadukan konsep keterbagian dan Algoritma Euclid.
Algoritma Euclid/Algoritma Pembagian adalah cara menentukan
FPB dari dua bilangan, yang dirumuskan sebagai pembagian
berulang hingga bersisa 0. Secara umum dituliskan sebagai berikut.
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dengan b > 0, maka terdapat
tunggal pasangan bilangan-bilangan bulat q dan r yang memenuhi
a  bq  r , dengan 0  r  b .
a : bilangan yang dibagi q : hasil bagi
b : bilangan pembagi r :sisa pembagian
Selanjutnya FPB dari a dan b dapat dicari dengan mengulang- ulang
algoritma ini hingga bersisa 0.
Perhatikan contoh berikut!
Contoh 11
Tentukan FPB (370,592)!
Penyelesaian:
592  370(1)  222
370  222(1)  148
222  148(1)  74
148  74(2)  0
Jadi FPB (370,592) = 74
Pemahaman yang mendalam tentang Algoritma Euclid, akan
menjamin kelancaran kita untuk menentukan solusi persamaan

100 | A l j a b a r E l e m e n t e r
linear Diophantine. Persamaan Linear Diophantine merupakan
persamaan linear dua variabel yang memiliki keunikan jika
dibandingkan dengan persamaan atau sistem persamaan biasa. Jika
dalam sistem persamaan biasa, kita dapat menentukan solusi jika
dan hanya jika beberapa persamaan membentuk sistem, maka hal
ini tidak berlaku pada persamaan Diophantine. Cukup hanya dengan
satu persamaan, maka kita dapat menentukan solusinya, dengan
syarat faktor persekutuan terbesar dari koefisien-koefisiennya
terbagi habis oleh konstantanya. Secara umum dinyatakan sebagai:
ax  by  c  FPB  a, b  | c

Persamaan ini memiliki tiga kemungkinan solusi, antara lain:


1) Tidak memiliki solusi
2) Tepat satu solusi
3) Tak hingga banyaknya solusi (Solusi Umum)
Sebuah teorema penting untuk ditunjukkan sebagai panduan kita
untuk menentukan solusi umum dari sebuah Persamaan Linear
Diophantine yaitu:
Teorema
Jika d  FPB(a, b) dan ( x0 , y0 ) merupakan solusi khusus dari
ax  by  c maka solusi umumnya ditentukan oleh:
b a
x  x0  k y  y0  k untuk suatu k bilangan bulat
d d
Penentuan solusi dapat dilakukan ke dalam tiga tahap yakni:
1) Menentukan solusi khusus melalui Algoritma Euclid,
2) Pembalikan Algoritma Euclid ke dalam bentuk persamaan yang
memuat solusi khusus berbentuk ax0  by0  c
3) Menentukan solusi umum melalui teorema diatas.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 101
Contoh 12
Tentukan solusi persamaan 17 x  11y  1 !

Penyelesaian:
a. Menentukan solusi khusus
17  11(1)  6
11  6(1)  5
6  5(1)  1
5  1(5)  0
FPB (17,11) = 1
Karena FPB (17,11)|1, maka persamaan diatas memiliki solusi.
b. Menentukan pembalikan Algoritma Euclid
1 65
1  6  (11  6)
1  2.6  11
1  2(17  11)  11
1  2(17)  3.(11)
1  17(2)  11(3)
17 x  11y  17(2)  11(3)
Solusi khusus ( x0 , y0 )  (2, 3)
c. Menentukan solusi umum
b a
x  x0  k y  y0  k
d d
11 17
x  2  k y  3  k
1 1
x  2  11 k y  3  17 k
Contoh 13
Tentukan solusi umum dari 738x  621y  45 !

102 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Penyelesaian:
a. Menentukan solusi khusus
FPB (738, 621)
738  621(1)  117
621  117(5)  36
117  36(3)  9
36  9(4)  0
Jadi FPB (738,621) = 9
b. Menentukan pembalikan Algoritma Euclid
Karena FPB (738,621) = 9 membagi 45, akibatnya persamaan
awal dapat disederhanakan menjadi 82 x  69 y  5 .
FPB (82, 69)
82  69(1)  13
69  13(5)  4
13  4(3)  1
4  1(4)  0
FPB (82, 69)  1
Selanjutnya adalah melakukan pembalikan algoritma euclid
sebagai berikut.
1  13  3(4)
1  13  3[69  (13)5]
1  16(13)  3(69)
1  16(82  69)  3(69)
1  16(82)  19(69)
1  82(16)  69(19)
Kalikan 5 pada kedua ruas, diperoleh:
1  82(16)  69(19)
5  82(80)  69(95)

A l j a b a r E l e m e n t e r | 103
Jadi, solusi khusus x0  80 dan y0  95
c. Menentukan solusi umum
69
x  80  k  80  69k
1
82
y  95  82k  95  k
1

104 | A l j a b a r E l e m e n t e r
SOAL LATIHAN BAB V

Jawablah soal-soal berikut dilengkapi proses penyelesaiannya!

1. Diberikan dua persamaan sebagai berikut.


7a  6b  2c  9

6a  7b  9c  2
Tentukan nilai a 2  b2  c 2 !

2. Diberikan dua persamaan sebagai berikut.


3x  4 y  5 z  12
2 x  5 y  z  17
6 x  2 y  3 z  17
Tentukan nilai x 2  y 2  z 2 !

3. Diberikan beberapa persamaan linear tiga variabel sebagai


berikut.
4 3 1
  9
x y z
3 4 2
  3
x y z
2 5 1
  5
x y z

A l j a b a r E l e m e n t e r | 105
Tentukan nilai 6xyz !

4. Tentukan solusi dari beberapa persamaan berikut Linear


Diophantine berikut!
a) 17 x  13 y  200
b) 60 x  42 y  104
c) 70 x  28 y  518
d) 17 x  19 y  1;50  x  100

5. Seekor ikan mas memiliki ekor yang panjangnya sama dengan


panjang kepalanya ditambah seperlima panjang tubuhnya.
Panjang tubuhnya empat perlima panjang keseluruhan ikan. Jika
panjang kepala ikan adalah 5 cm, berapa panjang keseluruhan
ikan tersebut?

6. Ongkos bus untuk 2 orang dewasa dan tiga orang anak-anak


adalah Rp 1.200.000,00 dan ongkos bus untuk 3 orang dewasa
dan empat orang anak-anak adalah Rp 1.700.000,00. Jika
sepasang suami istri dan dua orang anaknya akan berpergian
dengan bus tersebut, berapakah ongkos yang harus dibayar
mereka?

7. Jumlah tiga bilangan sama dengan 45. Bilangan pertama


ditambah 4 sama dengan bilangan kedua, dan bilangan ketiga
dikurangi 17 sama dengan bilangan pertama. Tentukan masing-
masing bilangan tersebut!

8. Sebuah pabrik lensa memiliki 3 buah mesin A, B, dan C. Jika


ketiganya bekerja, 5.700 lensa yang dapat dihasilkan dalam satu
minggu. Jika hanya mesin A dan B bekerja, 3.400 lensa yang
dihasilkan dalam satu minggu. Jika hanya mesin A dan C yang
bekerja, 4.200 lensa yang dapat dihasilkan dalam satu minggu.

106 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Berapa banyak lensa yang dihasilkan oleh tiap-tiap mesin dalam
satu minggu?

9. Sebuah bilangan terdiri atas tiga angka yang jumlahnya 9. Angka


satuannya tiga lebih daripada angka puluhan. Jika angka ratusan
dan angka puluhan ditukar letaknya, diperoleh bilangan yang
sama. Tentukan bilangan tersebut!

“Selamat Bekerja”

A l j a b a r E l e m e n t e r | 107
MUḤAMMAD BIN MŪSĀ
AL-KHAWĀRIZMĪ (780 SM)

Sejarah sedikit sekali mencatat masa muda pemikir besar Islam satu ini.
Namun, yang pasti kepandaian dan kecerdasan beliau mengantarkannya untuk
masuk ke dalam lingkungan Darul Hukama (rumah kebijaksanaan), sebuah
lembaga riset dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh
khalifah dari bani Abbasiah, Ma’mun ar-Rasyid. Di lembaga tersebut, bersama
rekan – rekannya yang tekun memperdalam disiplin ilmu astronomi, ia
mengadakan penelitian astronomi.

Karya al-Khawarizmi dalam bidang matematika dihasilkan melalui karya


berjudul Hisab al-Jabar wal Muqabla dan Kitabul Jama-wat-Tafriq. Kedua kitab
tersebut banyak menguraikan tentang persamaan linear dan kuadrat, kalkulasi
integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda, tanda – tanda
negatif yang belum pernah dikenal bangsa arab yang disertai pula dengan
penjelasan serta enam contohnya. Konsep berhitung yang diciptakannya ini
kemudian diperkenalkan oleh Robert Chester ke dalam ilmu pengetahuan
Eropa. Ahli ilmu aljabar, Leonardo Fibonacci dari Pisa pun mengaku berhutang
pada Khawarizmi.

108 | A l j a b a r E l e m e n t e r
BAB VI
PERSAMAAN KUADRAT

1. BENTUK UMUM
Persamaan kuadrat merupakan suatu persamaan dengan
pangkat tertinggi variabelnya adalah dua atau persamaan
berderajat dua. Persamaan kuadrat sering juga disebut sebagai
persamaan pangkat dua. Secara matematis, bentuk umum
persamaan kuadrat adalah:

Dengan dan ∈ dan , x disebut variabel; a, b disebut


koefisien dan c disebut konstanta. Penentuan nilai-nilai a , b dan
c dari suatu persamaan kuadrat dapat dilihat pada contoh berikut
ini.
a) x2  px  6  0 , nilai a  1 , b  p dan c  6
b) x2  4 x  0 , nilai a  1 , b  4 dan c  0
c) 3x2  4 x  1  0 , nilai a  3 , b  4 dan c  1
d) x 2  9  0 , nilai a  1 , b  0 dan c  9

Menyelesaikan ax2  bx  c  0 dapat dilakukan dengan cara


menentukan nilai pengganti x yang memenuhi persamaan
tersebut. Nilai pengganti tersebut mengubah kalimat terbuka
(persamaan kuadrat) menjadi sebuah pernyataan yang bernilai
benar. Menyelesaikan suatu persamaan kuadrat sama artinya
A l j a b a r E l e m e n t e r | 109
dengan menentukan akar-akar dari persamaan kuadrat tersebut.
Ada tiga cara menentukan akar-akar persamaan kuadrat yaitu
memfaktorkan, melengkapi kuadrat sempurna, dan rumus kuadrat
(rumus abc).
A. PEMFAKTORAN
Penyelesaian/solusi persamaan kuadrat diperoleh dengan cara
menjabarkan persamaan kuadrat menjadi dua faktor. Kedua faktor
ini memiliki dua titik pembuat nol sehingga jika dituliskan secara
matematis akan berbentuk:
Kasus 1
ax 2  bx  c  0
( x  a)( x  b)  0
( x  a )  0  ( x  b)  0  x  b
( x  b)  0  ( x  a )  0  x  a
Kedua nilai merupakan titik pemecah atau titik pembuat nol.
Perhatikan contoh berikut !
Contoh 1
Tentukan akar-akar persamaan kuadrat 2 x2  5x  12  0
Penyelesaian:
2 x 2  5 x  12  0
 (2 x  3)( x  4)  0
3
(2 x  3)  0  x 
2
( x  4)  0  x  4
3
{4, }
2

110 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Kasus 2
Jika nilai c = 0 disubstitusikan pada ax2  bx  c  0 , maka
diperoleh bentuk ax2  bx  0 . Bentuk ini disebut sebagai
persamaan kuadrat tak lengkap dan dapat diselesaikan dengan cara
mengeluarkan variabel x sedemikian hingga menjadi:
ax 2 bx  0
x(ax  b)  0
x0
b
ax  b  0  x  
a
Contoh 2
Tentukan akar-akar persamaan kuadrat x2  4 x  0 dengan
pemfaktoran !
Penyelesaian:
x2  4 x  0
x( x  4)  0
Terdapat dua titik pemecah yaitu:
x  0 atau x  4  0  x  4
Kasus 3
Bentuk ax 2  c  0 (jika b  0 ) disebut sebagai persamaan tak
lengkap. Dalam kasus seperti ini dapat kita difaktorkan dengan
menuliskan a dan c secara berturut-turut sebagai a 2 dan c 2
sehingga:
ax 2  c  0
a2 x2  c2  0
(ax  c)(ax  c)  0
Bentuk ini disebut juga sebagai selisih kuadrat

A l j a b a r E l e m e n t e r | 111
Contoh 3
Tentukan akar-akar persamaan kuadrat x 2  9  0
x2  9  0
( x  3)( x  3)  0
Diperoleh:
x1  3
x2  3
Jadi, solusinya adalah x1  3 dan x2  3

Setelah memahami beberapa cara dalam menyelesaikan persamaan


kuadrat, tentukan solusi persamaan-persamaan berikut.
a)  x2  7 x  8  0
b) 4 x2  16 x  0
c) p 2  16  0
B. MELENGKAPKAN KUADRAT SEMPURNA
Bilangan kuadrat sempurna merupakan bilangan yang hasil
penarikan akarnya berbentuk bilangan asli. Untuk menemukan
aturan penentuan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara
melengkapkan kuadrat sempurna cermati beberapa pertanyaan
berikut.
a) apa yang dimaksud dengan kuadrat sempurna
b) apakah anda masing ingat penjabaran dari (a  b)2 ?
c) Dapatkan anda dapat membentuk persamaan kuadrat
ax  bx  c  0 ke dalam bentuk (a  b) ?
2 2

d) Buatlah tahapan-tahapan cara menyusun bentuk kuadrat


sempurna berdasarkan penjabaran di bawah ini!

112 | A l j a b a r E l e m e n t e r
ax 2  bx  c  0
ax 2  bx  c 0 b c
  x2  x   0
a a a a
b c b c
x2  x   0  x2  x  
a a a a
2 2
b  b  c  b 
x2  x     
2a  2a  a  2a 
2
 b  c b2
 x     
 2a  a 4a 2
b2  4ac
2
 b 
 x   
 2a  4a 2
b b 2  4ac
x 
2a 4a 2
b b2  4ac
x1,2   
2a 2a
Contoh 4
Tentukan solusi persamaan kuadrat x2  7 x  12  0 dengan cara
melengkapkan kuadrat sempurna!
Penyelesaian:
x2  7 x  12  0
2 2
b b
x  7 x     12   
2

2 2
2 2
7 7
x  7 x     12   
2

2 2
2
 7 49
 x    12 
 2 4

A l j a b a r E l e m e n t e r | 113
7 1
x 
2 4
7 1
x1,2  
2 2
6 8
x1    3 dan x2    4
2 2
Maka akar-akar persamaan kuadrat x2  2 x  3  0 adalah x1  3
dan x1  4

Contoh 5
Tentukan solusi persamaan kuadrat 2 x2  2 x  3  0 dengan cara
melengkapkan kuadrat sempurna!
Penyelesaian:
2 x2  2 x  3  0
3
x2  x   0
2
2 2
1 3 1
x  x    
2

2 2 2
2
 1 3 1
x   
 2 2 4
2
 1 7
x  
 2 4
1 7
x 
2 4
1 1
x1,2    7
2 2

114 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Maka akar-akar persamaan kuadrat 2 x2  2 x  3  0 adalah
1 1 1 1
x1    7 atau x2    7
2 2 2 2
Setelah memahami cara menentukan solusi persamaan kuadrat
dengan metode melengkapkan kuadrat sempurna, maka
selesaikanlah soal-soal berikut ini!
1) x2  6 x  9  0
2) 3x2  4 x  1  0
3) x2  13  6 x
C. RUMUS ABC
Menentukan akar-akar dengan rumus abc merupakan proses
yang pengerjannya cukup Panjang. Metode rumus abc dapat
digunakan sebagai alternatif, jika cara pemfaktoran dan cara
melengkapkan kuarat sempurna tidak bisa digunakan. Rumus abc
diperoleh dari penjabaran bentuk umum persamaan kuadrat
ax2  bx  c  0, a  0 sebagai berikut.
Akar-akar persamaan ax  bx  c  0, a  0 adalah
2

b  b2  4ac b  b2  4ac
x1  dan x2 
2a 2a
Bukti. ax 2  bx  c  0
a) Kedua ruas dibagi dengan a
ax  bx  c 0
2

a a
ax 2 bx c 0
  
a a a a
bx c
x2    0
a a

A l j a b a r E l e m e n t e r | 115
c
b) Kurangkan kedua ruas dengan
a
bx c c c
x2     0
a a a a
bx c
x2   
a a
c) Melengkapkan bentuk kuadrat sempurna.
2
 b  c b2
 x     
 2a  a 4a 2
d) Menyederhanakan bentuk di ruas kanan.
b  4a 2c  ab 2
2

 x   
 2a  4a 3
e) Sederhankan ruas kanan.

 b 
2
a  4ac  b 2 
x  
 2a  4a 3
4ac  b 2
2
 b 
 x   
 2a  4a 2
f) Akarkan kedua ruas

4ac  b 2
2
 b 
 x   
 2a  4a 2
 b  4ac  b 2
 x    
 2a  2a
b
g) Kurangkan kedua ruas dengan
2a
b b b2  4ac b
x   
2a 2a 2a 2a

116 | A l j a b a r E l e m e n t e r
b  b2  4ac
x
2a
b  b2  4ac b  b2  4ac
x1  atau x2 
2a 2a
Contoh 6

Tentukan akar-akar persamaan kuadrat x2  5x  6  0 dengan


rumus!
Penyelesaian:
x2  5x  6  0 , berarti a  1 , b  5 dan c  6
b  b2  4ac
x
2a
5  52  4.1.6

2.1
5  25  24

2
5  1 5  1
 
2 2
5  1 4 5  1 6
x1    2 atau x2    3
2 2 2 2
Jadi akar-akarmya adalah x1  2 dan x2  3

Contoh 7
Selesaikanlah persamaan kuadrat x2  4 x  1  0 dengan
menggunakan rumus!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 117
Penyelesaian:
Dari persamaan kuadrat diatas hal pertama yang harus dilakukan
yaitu menentukan nilai a, b dan c
Untuk x2  4 x  1  0 , nilai a  1 , b  4 , c  1
b  b2  4ac
x
2a
(4)  (4)2  4.1.1
x1,2 
2a
4  16  4 4  12
 
2 2
42 3
x1,2 
2
42 3 42 3
Akar-akarnya adalah x1  atau x1 
2 2
2. DISKRIMINAN
Dalam pembahasan sebelumnya kita telah mempelajari tentang
penggunaan rumus untuk menentukan akar-akar persamaan
kuadrat.
b  b2  4ac
x1,2 
2a
Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa jenis-jenis akar persamaan
kuadrat sangat ditentukan oleh nilai b2  4ac .

Bentuk b2  4ac disebut sebagai Diskriminan (pembeda) dari


bentuk persamaan kuadarat ax2  bx  c  0 dan dilambangkan
dengan huruf D , sehingga D  b2  4ac . Pemberian istilah
D  b2  4ac , dikarenakan nilai D  b2  4ac ini yang
mendiskriminasikan (membedakan) jenis akar-akar persamaan

118 | A l j a b a r E l e m e n t e r
kuadrat. Jadi bisa dikatakan bahwa fungsi dari diskriminan adalah
untuk menentukan jenis akar-akar dari persamaan kuadrat.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dan dengan melihat nilai
D , akar-akar suatu persamaan kuadrat dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:
1) Jika D  0 maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real
yang berlainan.
a) Jika D berbentuk kuadrat sempurna maka kedua akarnya
rasional.
b) Jika D tidak berbentuk kuadrat sempurna maka kedua
akarnya irasional.
2) Jika D  0 maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar yang
sama (kembar), rael dan rasional.
3) Jika D  0 , maka persamaan kuadrat tidak mempunyai akar
real atau kedua akarnya tidak real/khayal (imajiner).Agar
memahami konsep ini, perhatikan contoh soal tberikut!
Contoh 8
Tentukanlah jenis akar-akar persamaan kuadrat berikut berdasarkan
nilai diskriminannya!
a) x 2  3x  2  0
b) x2  6 x  9  0
c) x2  5x  7  0

A l j a b a r E l e m e n t e r | 119
Penyelesaian:
a) x2  3x  2  0
Dari persamaan kuadrat x2  3x  2  0 dapat kita ketahui
bahwa a  1, b  3 dan c  2, sedangkan
D  b  4ac
2

D   3  4(1)(2)
2

D  98
D 1
Jika D  0 maka akar-akarnya real berlainan atau tidak sama.
Dapat kita buktikan dengan cara memfaktorkan
x 2  3x  2  0
( x  2)( x  1)  0
x1  2  x2  1
Jadi, persamaan kuadrat x2  3x  2  0 memiliki akar-akar real
yang berlainan.
b) Seperti halnya pada bagian (a), terlebih dahulu ditentukan nilai
nilai a  1, b  6, c  9
Nilai diskriminannya adalah:
D  b 2  4ac
D  D   6   4(1)(9)
2

D  36  36
D0
Jika D  0 maka akar-akar persamaan kuadrat adalah real dan
kembar. Hal ini dapat dibuktikan dengan memfaktorkan:
x2  6 x  9  0
( x  3)( x  3)  0
x1  x2  3

120 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Jadi, persamaan kuadrat x2  6 x  9  0 memiliki akar real dan
kembar.
c) Buatlah dua contoh persamaan kuadrat yang memiliki akar-akar
imajiner!
d) Kemudian tunjukkan nilai diskriminannya !
3. JUMLAH DAN HASIL KALI AKAR-AKAR
Rumus jumlah dan hasil kali akar-akar digunakan untuk
menyusun persamaan kuadrat baru atau untuk menentukan nilai
suatu variabel yang disisipkan pada persamaan kuadrat. Jika
persamaan kuadrat ax2  bx  c  0 , maka jumlah dan hasil kalinya
disajikan berturut-turut sebagai berikut.
b
x1  x2  
a
c
x1 x2 
a
Rumus jumlah dan hasil kali tersebut, diperoleh dari rumus:
b  b2  4ac
x1,2 
2a
b  b2  4ac b  b2  4ac
x1  x
dan 2 
2a 2a
Dari rumus diatas, kita dapat menghitung nilai akar-akar persamaan
kuadrat. Proses selanjutnya kita pun dapat menghitung besarnya
nilai jumlah dan hasil kali kedua akar tersebut.
Penjabaran rumus jumlah akar-akar persamaan kuadrat
b  b2  4ac b  b 2  4ac
x1  x2  
2a 2a

A l j a b a r E l e m e n t e r | 121
b  b  b2  4ac  b2  4ac
x1  x2 
2a
2b
x1  x2 
2a
b
 x1  x2  
a
Penjabaran rumus hasil akali akar-akar persamaan kuadrat
 b  b2  4ac  b  b 2  4ac 
x1 x2    
 2 a  2 a 
  
Kedua akar-akar dari persamaan dikalikan sehingga menjadi

 
2
(b 2 )  b 2  4ac
x1 x2  2
(2a)
b 2   b 2  4ac 
2

x1 x2 
4a 2
4ac c
x1 x2  2
 x1 x2 
4a a
Contoh 9
Diketahui persamaan kuadrat x2  2 x  5  0
Tentukanlah jumlah dan hasil akar-akarnya !
Penyelesaian:
Diketahui a  1 , b  2 dan c  5 . Misalkan akar-akar nya adalah
x1 , x2 . Berdasarkan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar diperoleh:
b
x1  x2   x1 x2 
c
a dan nilai a
2 5
x1  x2    2 x1 x2    5
1 1
Jadi jumlah hasil kali akar-akar x1  x2  2 dan x1.x2  5
122 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Contoh 10
Salah satu akar dari persamaan kuadrat 2 x2  (2 p  1) x  p  0
merupakan kebalikan dari akar-akar yang lain. Hitunglah nilai p dari
jumlah akar-akarnya!
Penyelesaian:
Diketahui a  2 , b  2 p  1 dan c  p misalkan akar-akarnya x1
1
dan x2 . Karena akar-akarnya berkebalikan, maka x2 
x1
Dengan rumus hasil kali akar-akarnya diperoleh
c
x1 x2 
a
1 p
x1   
 x1  2
p
1 p  2
2
Diperoleh p  2 . Selanjutnya, jumlah akar-akar persamaan kuadrat
tersebut dapat dicari dengan rumus:
b
x1  x2  
a
(2 p  1)
x1  x2  
2
2 p 1
x1  x2 
2
Karena p  2 , maka diperoleh:
2.2  1 5
x1  x2   
2 2

A l j a b a r E l e m e n t e r | 123
Beberapa rumus lain yang terkait dengan jumlah dan hasil kali akar-
akar persamaan kuadrat dapat dibagi ke dalam beberapa kasus
sebagai berikut.
Kasus 1
Bentuk x1  x2 (Penurunan rumus selisih akar-akar persamaan
kuadrat).
b  b2  4ac  b  b 2  4ac 
x1  x2   
2a  2a 
 
2 b2  4ac
x1  x2 
2a
b2  4ac
x1  x2 
a
Seperti yang kita ketahui bahwa persamaan D  b2  4ac dengan
demikian, rumus selisih akar-akar persamaan kuadrat yaitu
D
x1  x2 
a
Contoh 11

Diketahui x1 dan x2 merupakan akar-akar persamaan kuadrat


x2  4 x  3  0 . Tentukanlah hasil dari x1  x2 ?
Penyelesaian:
Persamaan x2  4 x  3  0 mempunyai nilai a  1 , b  4
dan c  3 , selanjutnya:
b (4) c 3
x1  x2     4 dan x1.x2    3
a 1 a 1
D b2  4ac
x1  x2  
a a
124 | A l j a b a r E l e m e n t e r
(4)2  4.1.3
x1  x2 
1
16  12
x1  x2   4
1
 x1  x2  4
Kasus 2
1 1
Bentuk  , merupakan bentuk pecahan yang dapat kita
x1 x2
sederhanakan menjadi:
a

1 1 x1  x2
   b
x1 x2 x1.x2 c
a
Contoh 12
Diketahui persamaan kuadrat x2  2 x  3  0 memiliki akar-akar
x1 dan x2 .
1 1
Tentukanlah nilai dari  !
x1 x2
Penyelesaian:
Dari persamaan kuadrat x2  2 x  3  0 nilai a  1 , b  2 dan
c  3 . Untuk menyelesaikan soal ini, kita harus menentukan jumlah
dan hasil kali akar-akar dari persamaan kuadrat terlebih dahulu.
b (2) c 3
x1  x2     1 dan x1 x2    3
a 1 a 1
Subtitusikan ke persamaan awal:
1 1 x1  x2 2
  
x1 x2 x1.x2 3

A l j a b a r E l e m e n t e r | 125
1 1 2
  
x1 x2 3
Kasus 3
Jumlah kuadrat akar-akar persamaan kuadrat dinyatakan sebagai
 x1    x2 
2 2

Bentuk diatas dapat dijabarkan menjadi:


x12  x22  ( x1  x2 )2
x12  x22  x12  x22  2 x1.x2
x12  x22  ( x1  x2 )2  2 x1.x2
b c
x12  x2 2  ( )2  2  
a a
Contoh 14
Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat
x2  6 x  5  0 , maka tentukan nilai dari x12  x2 2 !

Penyelesaian:
Dari persamaan kuadrat x2  6 x  5  0 , diketahui nilai
a  1 , b  6 dan c  5 sedemikian hingga:
b (6) c 5
x1  x2     6 dan x1.x2    5
a 1 a 1
x12  x22  ( x1  x2 )2  2 x1.x2
x12  x22  (6)2  2(5)
x12  x22  36  10
 x12  x22  46

126 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Kasus 4
x1 x2
Bentuk  penyelesaiannya hampir sama dengan kasus 2 yaitu
x2 x1
menyederhanakannya menjadi:
x1 x2 x12  x2 2
 
x2 x1 x1.x2
Dari kasus kasus 3, diketahui bahwa:
x12  x22  ( x1  x2 )2  2 x1.x2
x1 x2
Sehingga dapat di subtitusikan ke bentuk  dan diperoleh:
x2 x1
x1 x2 ( x1  x2 )  2 x1.x2 
2

 
x2 x1 x1.x2
b c
Seperti yang kita ketahui bahwa x1  x2   dan x1.x2 
a a
sehingga dapat kita peroleh:
 b  2  c 
    2   
x1 x2  a   a  
 
x2 x1 c
a
Contoh 15
Persamaan kuadrat 2 x2  13x  7  0 mempunyai akar-akar x1
x1 x2
dan x2 , maka nilai  adalah...
x2 x1
Penyelesaian:
b (13) c 7
x1  x2     13 dan x1.x2    7
a 1 a 1

A l j a b a r E l e m e n t e r | 127
x1 x2 (13)2  2(7)
 
x2 x1 7
x1 x2 169  14
 
x2 x1 7
x1 x2 155
  
x2 x1 7
Berdasarkan beberapa kasus dan contoh diatas, coba selesaikan
soal-soal berikut ini!
1) Akar-akar persamaan 2 x2  6 x  k  0 adalah x1 dan x2 . Jika
x12  x22  21 , maka tentukanlah nilai k  1
2) Akar-akar persamaan kuadrat
x2  2ax  (a  3)  0 , adalah  dan  . Jika  2   2  26 ,
maka tentukanlah nilai  !
3) Tentukanlah persamaan kuadrat yang akar-akarnya
berkebalikan dari akar-akar persamaan kuadrat
2 x 2  3x  3  0 !
4. MENYUSUN PERSAMAAN KUADRAT BARU
Ada 2 metode yang dapat kita gunakan untuk menyusun
persamaan kuadrat baru, yaitu dengan metode pemfaktoran dan
rumus & hasil kali akar-akar sebagai berikut.
a) Metode Pemfaktoran
Jika persamaan kuadrat lama dapat difaktorkan menjadi
( x  x1 )( x  x2 )  0 , maka akar-akarnya adalah x1 dan x2 .
Untuk menyusun persamaan kuadrat yang baru, kita
gunakanformula berikut.
( x  x1 )( x  x2 )  0

128 | A l j a b a r E l e m e n t e r
b) Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar
Diberikan persamaan ax2  bx  c  0 sedemikian
kuadrat
b c
hingga dapat dibentuk menjadi x 2    x   0 , dengan
a a
cara membagi kedua ruas persamaan semula dengan a .
Jika dikaitkan dengan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar
persamaan kuadrat, diperoleh hubungan sebagai berikut
b b
    x1  x2 
x1  x2  
a a
c c
x1 x2    x1.x2
a a
b c
Sehingga persamaan x 2    x   0 , dapat dinyatakan ke
a a
dalam bentuk:
x2   x1  x2  x  ( x1.x2 )  0
Contoh 16

Susunlah persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah 2 dan


 5 !
Penyelesaian:
Menggunakan metode pemfaktoran, diperoleh:
( x  x1 )( x  x2 )  0
( x  2)( x  5)  0
x 2  5 x  2 x  10  0
 x 2  3x  10  0

A l j a b a r E l e m e n t e r | 129
Contoh 17
Akar-akar persamaan kuadrat x2  2 x  3  0 adalah x1 dan x2 .
Tentukanlah persamaan kuadrat baru yang memilki akar-akar
 x1  2 dan  x2  2 !
Penyelesaian:
Diketahui nilai a  1 , b  2 dan c  3
b 2
sehingga: x1  x2     2
a 1
c 3
x1.x2   3
a 1
Persamaan kuadrat baru dapat ditentukan dengan rumus:
x 2      x   .  0
Pada
dengan    sebagai ar  akar persamaan kuadrat baru
soal diketahui    x1  2  dan    x2  2
     x1  2   x2  2
    ( x1  x2 )  4
    2  4
    6
 .   x1  2 .  x2  2
 .  ( x1.x2 )  2 x1  2 x2  4
 .  3  2(2)  4
 .  11
Jadi persamaan kuadrat yang akarnya  x1  2  dan  x2  2  adalah:

130 | A l j a b a r E l e m e n t e r
x 2      x   .  0
x 2   6  x  11  0
 x 2  6 x  11  0
Selesaikanlah soal-soal latihan berikut ini!
1) Jika x1 dan x2 akar-akar persamaan kuadrat x2  x  2  0 .
Tentukanlah persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya
2 x1  2 dan 2 x2  2!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 131
SOAL LATIHAN BAB VI

Jawablah soal-soal berikut dilengkapi proses penyelesaiannya !

1. Selesaikan persamaan kuadrat berikut x2  2 x  8  0 dengan


melengkapkan bentuk kuadrat sempurna !

2. Jika persamaan ax2  4 x  10  0 mempunyai akar-akar x1 dan


x2 dengan x1.x2  5 , maka x1  x2  ….
3. Tentukanlah nilai diskriminan dari masing-msing persamaan
kudrat berikut!
a. x2  8x  7  0
b. x2  5x  6  0
c. x 2  9  0
d. 2 x2  7 x  0
e. 3x 2  3x  9  0
4. Tentukanlah batas-batas nilai m agar persamaan kuadrat
x2   m  1 x2  m  2  0 tidak memiliki akar real !

132 | A l j a b a r E l e m e n t e r
5. Diketahui  dan  akar-akar persamaan kuadrat
4 x2  6 x  1  0 . Tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-
akarnya (2  1) dan (2  1) !

6. Suatu persamaan kuadrat x2  2 x  5  0 memiliki akar-akar p

dan q . Tentukan nilai dari ( p  q ) !


2 2 2

7. Jika x1 dan x2 . Merupakan akar-akar persamaan


3x2  4 x  2  0 ,maka nilai x12  x2 2 adalah ...

8. akar-akar persamaan kuadrat 5x2  bx  4  0 adalah  dan


1 1
 . Jika   3 , maka nilai nilai   .....
 
9. Akar-akar persamaan kuadrat x2  6 x  k  1  0 adalah p dan
q . Agar p 2  q 2  10 , maka nilai k yang memenuhi adalah ...
10. Akar-akar persamaan kuadrat 5x2  bx  4  0 adalah  dan
1 1
 . Jika   3 maka nilai  adalah...
 

11. Jika selisih akar-akar x  2cx  (19  c)  0 adalah 2, maka


2

nilai 30  c  c 2 adalah ...


12. Jika p dan q adalah akar-akar persamaan kuadrat
x2  5x  1  0 , maka tentukan persamaan kuadrat baru yang
akar-akarnya 2 p  1 dan 2q  1!

13. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat


x2  x  3  0 maka persamaan kuadrat yang akar-akarnya
2 x1  2 x2 dan x12  x2 2 adalah....
A l j a b a r E l e m e n t e r | 133
14. Diketahui  dan  adalah akar-akar persamaan
x2  2 x  4  0 . Tentukan Persamaan kuadrat yang akar-
 
akarnya dan !
 
15. Jumlah dua bilangan sama dengan 6 dan jumlah kuadrat dari
masing-masing bilangan itu sama dengan 116 . Tentukanlah
kedua bilangan tersebut!
16. Terdapat suatu tanah pekarangan persegi Panjang. Pekarangan
tersebut memiliki Panjang daripada lebarnya. diketahui dalam
sertifikat bahwa luas pekarangan tersebut yaitu 200 m 2 .
Berapa meter panjang dan lebar pekarangan tersebut!
17. Pak Adi memiliki kebun yang berbentuk persegi Panjang dengan
luas 192 m 2 . Selisih Panjang dan lebarnya adalah 4 m . Apabila
disekeliling dibuat jalan dengan lebar 2 m , maka tentukanlah
luas jalan tersebut!

“Selamat Bekerja”

134 | A l j a b a r E l e m e n t e r
A l j a b a r E l e m e n t e r | 135
Leonid V. Kartovich

Leonid V. Kartovich lahir pada bulan Januari tahun 1912 di kota Leningrad,
Rusia. Leonid tumbuh menjadi seorang anak dengan rasa keingin tahuan yang
besar, ia tertarik dengan politik dan sejarah modern. Pada usaianya yang baru
14 tahun, ia sudah masuk ke Mathematical Department of the Leningrad
University, di sini ia mulai menyadari bahwa ia berminat pada bidang ilmu
pengetahuan dan matematika.

Pada masa itu Uni Soviet sedang menghadapi masa industrialisasi, ia harus
menyelesaikan masalah mengefisiensikan biaya produksi dan pemakaian
bahan baku tetapi produksi tetap maksimal. Ahirnya pada tahun 1939, Leonid
mengajukan sebuah hasil pemikirannya berdasarkan masalah yang ada dan
perencanaan solusinya. Ternyata hasil pemikirannya ini adalah yang kita kenal
sekarang sebagai Program Linear. Pemikirannya tersebut pada awalnya
diragukan oleh banyak orang, tetapi dengan cepat terbukti ketika ia
menghitung jumlah maksimum sebuah pabrik harus memakai baja agar biaya
produksi tetap efisien, dan ternyata pemikirannya tersebut terbukti biaya
produksi dapat diefisienkan secara signifikan.

136 | A l j a b a r E l e m e n t e r
BAB VII
PERTIDAKSAMAAN

Pada bab ini kita akan membahas tentang pertidaksamaan.


Konsep pertidaksamaan didasari oleh ketidaksamaan dalam sistem
bilangan riil, sehingga sifat-sifat ketidaksamaan dalam sistem
bilangan riil banyak dijadikan pedoman dalam menyelesaikan suatu
pertidaksamaan. Suatu pertidaksamaan dapat kita terapkan dalam
suatu semesta pembicaran tertentu, misalkan dalam ruang lingkup
himpunan bilangan bulat (Z), himpunan bilangan kompleks (C)
himpunan bilangan bulat modulo n (Zn) dan sebagainya.
Perbedaan dalam ruang lingkup pembicaraan tersebut seringkali
mengakibatkan perbedaan dalam penjelasan suatu pertidaksamaan.
Oleh karena itu, kita dalam menyelesaikan suatau pertidaksamaan
harus memperhatikan himpunan semestanya. Namun, apabila tidak
ada pembahasan tentang himpunan semesta ini maka suatu
pertidaksamaan tersebut kita dapat selesaikan dalam lingkup
himpunan bilangan rill. Dalam materi pertidaksamaan ini, kita akan
membahas mengenai konsep dasar pertidaksamaan, sifat-sifat
pertidaksamaan, jenis-jenis pertidaksamaan dan model matematika
dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu dan dua
variabel.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 137
1. KONSEP DASAR PERTIDAKSAMAAN
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan
hubungan dua hal yang tidak mempunyai kesamaan atau tidak
sama. Adapun notasi yang digunakan dalam pertidaksamaan ialah
, , , , dan  . Beberapa contoh masalah yang melibatkan
konsep pertidaksamaan muncul dari kasus-kasus sebagai berikut.
a) Tidak kurang dari 500 calon mahasiswa dinyatakan gagal dalam
SBMPTN tahun ini.
Pernyataan ini secara matematis ditulis n  500 , dengan n
menyatakan banyaknya mahasiswa.
b) Pada jalan tertentu tertulis rambu “Beban maksimum 4 ton “.
Pernyataan ini dapat ditulis w  4 , dengan w menyatakan
beban kendaraan
c) Budi mendapatkan nilai 76 dan 72 pada dua tes sebelumnya. Jika
ia ingin mendapatkan nilai rata-rata paling sedikit 80, berapa
nilai tes ketiga yang harus ia peroleh ?
76  72  x
Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai  80
3
d) Seorang penjual beras mempunyai 24 kg beras jenis A dan 25 kg
jenis B. Ia ingin memperoleh campuran beras, yang akan
dijualnya per kantong. Untuk tiap kantong campuran I,
diperlukan 4 kg beras A dan 1 kg beras B. Untuk tiap kantong
campuran II, diperlukan 1 kg beras A dan 5 kg beras B. Harga tiap
kantong, Rp1.500,00 untuk campuran I dan Rp1000,00 untuk
campuran II. Berapa kantong masing-masing campuran dapat
dibuat agar ia dapat menjualnya dengan jumlah harga sebesar-
besarnya, dan berapa harga penjualan itu?

138 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Masalah ini dapat dituliskan secara matematis menjadi:
4 x  2 y  24
x  5 y  25
f ( x, y )  1500 x  1000 y
Tanda-tanda pertidaksamaan dijelaskan pada tabel di bawah ini!
Tabel Notasi Pertidaksamaan
Tanda
Arti
Ketidaksamaan
 Lebih dari
 Kurang dari
Lebih dari atau sama

dengan
Kurang dari atau sama

dengan
 Tidak sama

Misalkan a dan b bilangan real, berlaku beberapa kondisi sebagai


berikut.
a) Nilai a dikatakan kurang dari b dituliskan a  b  a  b  0
b) Nilai a dikatakan lebih dari b dituliskan a  b  a  b  0
c) Nilai a dikatakan lebih dari atau sama dengan b:
a ba b
d) Nilai a dikatakan kurang dari atau sama dengan b:
aba b
Dalam menyelesaikan suatu pertidaksamaan kita perlu
menentukan semua nilai pengganti variabel sehingga
menyebabakan pertidaksamaan tersebut bernilai benar. Nilai-nilai
tersebut dapat kita sebut penyelesaian (akar) dari pertidaksaman.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 139
Penyelesaian dari suatu pertidaksamaan dapat digambarkan dengan
garis bilangan yang khususnya untuk himpunan penyelesaian yang
berupa interval atau selang.
Adapun macam-macam interval yaitu interval tertutup, intervel
setengah tertutup, intervel terbuka, dan interval setengah garis.
Buatlah contoh interval sesuai jenis-jenisnya pada kotak di bawah
ini!
Contoh 1:
Gambarlah grafik pertidaksamaan x  5
Penyelesaian:

Gambarlah grafik dari pertidaksamaan 2 x  4  0 dan 3x  9  0 !


A. Sifat-Sifat Pertidaksamaan
Adapun beberapa sifat-sifat pertidaksamaan yang penting dalam
menentukan suatu penyelesaian pertidaksamaan yaitu sebagia
berikut:
a) Sifat Tak Negatif
Tanda pertidaksamaan tidak akan berubah apabila kedua ruas
positif dikuadratkan. Jika a dan b merupakan bilangan rasional
positif dan maka .
b) Sifat Transitif
Untuk a , b , dan c  R , maka berlaku:
 Jika dan , maka
 Jika dan , maka

140 | A l j a b a r E l e m e n t e r
c) Sifat Penjumlahan
Tanda pertidaksamaan tidak akan beruah apabila kedua ruang
dijumlahkan dengan bilangan yang sama.
Untuk a , b , dan c  R , maka berlaku:
 Jika maka
 Jika maka
d) Sifat Perkalian
Tanda petidaksamaan tidak akan berubah apabila kedua ruas di
kali dengan bilangan positif yang sama. Namun, jika kedua ruas
dikali dengan bilangan negatif yang sama maka tanda
pertidaksamaanya berubah.
Untuk a , b , dan c  R , maka berlaku:
 Jika dan maka
 Jika dan maka
 Jika dan maka
 Jika dan maka
e) Sifat Kebalikan (Invers Kebalikan)
1
 Jika maka 0
a
1
 Jika a  0 , maka  0
a
2. JENIS-JENIS PERTIDAKSAMAAN
Beberapa jenis pertidaksamaan yang akan dibahas pada bagian
ini meliputi pertidaksamaan linear, pertidaksamaan kuadrat, dan
pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak.
a) Pertidaksamaan Linear
Pertidaksamaan linear adalah suatu pertidaksamaan yang
memiliki variabel yang berpangkat satu. Pertidaksamaan linear
memiliki bentuk umum sebagai berikut.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 141
ax  b  0
ax  b  0
ax  b  0
ax  b  0

Ada dua cara dalam menyelesaikan pertidaksamaan linear yaitu


sebagai berikut:
Cara 1
1. Pindahkan semua bilangan yang mengandung variabel ke ruas
kiri, sedangkan bilangan yang tidak mengandung variabel
dipindahkan keruas kanan.
2. Selanjutkan sederhanakan.
Cara 2
1. Carilah bentuk paling sederhana dari pertidaksamaan linear
tersebut.
2. Apabila kedua ruas pertidaksamaan ditambah atau dikurangi
dengan bilangan yang sama maka tanda pertidaksamaannya
tidak berubah atau tetap.
3. Apabila kedua ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan
bilangan positif yang sama maka tanda pertidaksamaannya tidak
berubah.
4. Apabila kedua ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan
bilangan negatif yang sama maka tanda pertidaksamaannya
berubah atau berbalik.
Contoh 2:
Tentukan penyelesaian dari x  2  5!
Penyelesaiaan:
Kedua ruas dijumlahkan dengan (-2) sebagai berikut.
x  2  (2)  5  (2)
x  5  (2)
x7

142 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Contoh 3:
Tentukan himpunan penyelesaian dari 2 x  7  3x  5  x  9 !
Penyelesaian:
1. Langkah awalnya kita pecahkan soalnya menjadi dua bagian
dimana soal ruas kiri dan ruas tengah kemuadian ruas tengah
dan ruas kiri.
2 x  7  3 x  5 , 3x  5  x  9
2. Kemudian kita kerjakan terlebih dahulu ruas kiri dan ruas tengah.
Kemudian yang memiliki variabel disatukan di ruas kanan dan
yang tidak memiliki variabel di satukan diruas kiri, dilanjutkan
dengan menjumlah atau mengurang.
2 x  7  3x  5
2 x  2 x  7  3x  2 x  5
07  x 5
7  x  5
7  5  x  5  5
2  x

3. Kemudian kita mengerjakan ruas tengah dan ruas kanan. Lalu


semua yang mengandung variabel di satukan di ruas kiri dan
yang tak memiliki variabel di satukan di ruas kanan, dilanjutkan
dengan menjumlahkan atau mengurangkan. Jika variabel x masih
memiliki koefisien bernilai lebih dari satu maka kita pindahkan
keruas kanan sehingga menjadi permbagian.
3x  5  x  9
3x  x  9  5
2 x  14
14
x
2
x7

A l j a b a r E l e m e n t e r | 143
4. Buatlah garis bilangan dan arsirlah sehingga ditemukanlah
himpunan penyelesaiannya!

Jadi, himpunan penyelesaian adalah { x 2  x  7 }.


Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut serta
gambarkan himpunan penyelesaiannya dalam garis bilangan!
a. 5x  2 x  6
b. 2 x  1  3x  5  2 x  6
b) Pertidaksamaan Kuadrat
Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu pertidaksamaan yang
memiliki variabel tertinggi berpangat dua. Pertidaksamaan kuadrat
memiliki bentuk umum yaitu sebagai berikut:
ax 2  bx  c  0
ax 2  bx  c  0
ax 2  bx  c  0
ax 2  bx  c  0
Langkah-langkah dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat
adalah sebagai berikut.
a. Kumpulkan semua suku ke ruas kiri.
b. Jadikan koefisien x 2 positif untuk mempermudah dalam
memfaktorkan, namun apabila dikalikan dengan negatif maka
tandanya berubah.
c. Tentukan nilai pembuat nol.
d. Tulislah nilai-nilai tersebut pada garis bilangan.
e. Memberikan tanda pada setiap interval.
f. Menentukan daerah penyelesaian dari interval yang memenuhi.
Contoh 4:
Tentukan himpunan penyelesaian dari:
a) 3x2  8x  4  0

144 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Penyelesaiaan:
3x 2  8 x  4  0
3x 2 6 x  2 x  4  0
3x( x  2)  2( x  2)  0
(3x  2)( x  2)  0
Untuk:
3x  2  0
2
x
3
x2  0
x2

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah


2
{ x│x atau x  2; x  R }
3

b) 2 x  7 x  12  x
2 2

c) Pertidaksamaan Pecahan/Rasional
Pertidakasamaan pecahan adalah suatu pertidaksamaan dalam
variabel , dimana penyebut pada salah satu atau kedua ruas
mengandung variabel. Ada 4 macam bentuk umum pertidaksamaan
pecahan yaitu:
f ( x)
a. 0
g ( x)
f ( x)
b. 0
g ( x)

A l j a b a r E l e m e n t e r | 145
f ( x)
c. 0
g ( x)
f ( x)
d. 0
g ( x)
Langkah-langkah dalam menyelesaikan pertidaksamaan bentuk
pecahan adalah sebaigai berikut:
a. Menentukan pembuat nol di pembilang dan peyebut ( f ( x) ).
b. Menempatkan pembuat nol dalam sebuah garis bilangan (
g ( x) ).
c. Menentukan daerah positif dan daerah negatif.
d. Menentukan notasi pembentuk himpunan penyelesaian,
dengan syarat penyebut tidak boleh saman dengan nol ( g ( x)
 0 ).
Contoh 5:
x4
Tentukan penyelesaian dari  0.
x2
Penyelesaian:
1. Langkah awalnya menentukan pembuat nol pembilang, tanda
pertidaksamaannya kita ubah menjadi tanda sama dengan.
x40
x  4
2. Lalu kita menentukan pembuat nol penyebut, tanda
pertidaksamaanya juga diubah menjadi samadengan.
x2  0
x2
3. Gambarlah garis bilangannya dan tentukanlah daerah positif dan
daerah negatif serta arsirlah daerah penyelesaiannya sehingga
ditemukanlah himpunan penyelesaiannya.

146 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Jadi, x  4 atau x  2 .
Contoh 6:
2x 1
Tentukan himpunan penyelesaian 1  0 .
x 3
Penyelesaiaan:
1. Kita sedrhanakan dulu soal tersebut
2x 1
1  0
x 3
2x 1 x  3
 0
x3 x3
x4
0
x3
2. Menentukan pembuat nol pembilang, tanda pertidaksamaannya
kita ubah menjadi tanda sama dengan.
x4  0
x4
3. Lalu kita menentukan pembuat nol penyebut, tanda
pertidaksamaanya juga diubah menjadi samadengan.
x3 0
x  3
4. Gambarlah garis bilangannya dan tentukanlah daerah positif dan
daerah negatif serta arsirlah daerah penyelesaiannya sehingga
ditemukanlah himpunan penyelesaiannya.
Jadi, himpunan penyelesaian adala { x │ 3  x  4 } .

Untuk menambah pemahamanmu, cobalah selesaikan masalah


berikut!
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut.
3 5 2x
a) 0 b) 
x4 2x  6 2x  6

A l j a b a r E l e m e n t e r | 147
d) Pertidaksamaan Bentuk Akar
Pertidaksamaan bentuk akar adalah suatu pertidaksamaan yang
memuat fungsi di dalam tanda akar. Ada 4 bentuk umum
pertidaksamaan bentuk akar yaitu:
a) f ( x )  g ( x)
b) f ( x)  g ( x)
c) f ( x )  g ( x)
d) f ( x )  g ( x)
Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan pertidaksamaan
bentuk akar yaitu:
a) Mengubah pertidaksamaan dalam bentuk umum.
b) Menghilangkan bentuk akarnya dengan mengkuadratkan kedua
ruasnya.
c) Syarat di dalam akar haruslah lebih besar dari nol atau sama
dengan nol.
d) Himpunan penyelesaiannya merupakan irisan dari penyelesaian
utama dan syarat-syaratnya.
Contoh 7:
Tentukan nilai yang memenuhi pertidaksamaan 3x  2  4 .
Penyelesaian:
1. Pertidaksamaan kita ubah kedalam bentuk umum dengan
mengkuadratkan kedua ruas, memindahkan bilangan yang tidak
memiliki variabel ke ruas kiri, kemudian menjumlahkan suku
sejenis yang telah disatukan. Apabila x memili koifisien yang
bernilai lebih dari satu maka dipindahkan ke ruas kiri sehingga
menjadi bentuk pembagian dan hasilnya merupakan persamaan
pertama.

148 | A l j a b a r E l e m e n t e r
3x  2  4
2
3 x  2  42
3x  2  16
3x  16  2
18
x
3
x  6................. 1
2. Menentukan syarat akar dalam bentuk akar masing-masing ruas
terdefinisi atau bernilai riil atau dengan kata lain bilangan dalam
tanda akar bernilai positif atau nol.
3x  2  0
3x  2
2
x  ....................  2 
3
3. Gambarlah garis bilangan dari penyelesaiannya yang telah
memenuhi persamaan 1 dan 2 Sehingga keduanya merupakan
irisan dari kedua interval tersebut. Jadi, nilai-nilai x yang
2
memenuhi adalah  x  6.
3
Contoh 8:
Tentukan himpunan penyelesaian dari x 1  8  x .
Penyelesaian:
1. Pertidaksamaan kita ubah kedalam bentuk umum dengan
mengkuadratkan kedua ruas, memindahkan bilangan yang
memiliki variabel ke ruas kiri dan yang tak memiliki variabel
dipindahkan keruas kanan, kemudian menjumlahkan suku
sejenis yang telah disatukan. Apabila x memili koifisien yang
bernilai lebih dari satu maka dipindahkan ke ruas kiri sehingga

A l j a b a r E l e m e n t e r | 149
menjadi bentuk pembagian dan hasilnya merupakan persamaan
pertama.
x 1  8  x
2 2
x 1  8  x
x 1  8  x
x  x  8 1
2x  9
9
x .....................................(1)
2
2. Menentukan syarat akar dalam bentuk akar masing-masing ruas
terdefinisi atau bernilai riil atau dengan kata lain bilangan dalam
tanda akar bernilai positif atau nol.
Untuk syarat 1: x  1  0
x  1 ......................(2)
Untuk syarat 2: 8 x  0
 x  8
x  8 ..................(3)
3. Gambarlah garis bilangan dari penyelesaiannya yang telah
memenuhi persamaan 1, 2 dan 3 Sehingga ketiganya nya
merupakan irisan dari keketiga interval tersebut.
Jadi, himpunan penyelesaiaannya adalah
9
{x x 8 }.
2
Selesaikanlah soal-soal berikut:
1. Tentukanlah himpunan penyelesaiaan dari pertidaksamaan
berikut!
a) 3x  3  6

b) x2  x  4x  6

150 | A l j a b a r E l e m e n t e r
e) Pertidaksamaan Harga Mutlak
Pertidaksamaan harga mutlak adalah suatu pertidaksamaan yang
variabelnya terdapat di dalam tanda mutlak. Harga mutlak dari
dituliskan dengan | |. | | {

Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita artikan bahwa harga


mutlak dari suatu bilangan sama dengan positif dari dari bilangan
tersebut.
Misalkan: | | | | | |
Dalam menyelesaikan pertidaksamaan harga mutlak kita
menggunakan sifat-sifat berikut:
a. x  a  a  x  a .

b. x  a  x  a atau x  a .

c. f ( x)  g ( x)  ( f ( x)  g ( x) f ( x)  g ( x )  0
f ( x)
d.  k  { f ( x)  k  g ( x) } { f ( x)  k g ( x)}  0
g ( x)
Contoh 9:
Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan x  2  4 !

Penyelesaian:
1. Soal diatas berbentuk pertidaksamaan biasa, jadi kita hanya
mengkuadratkan kedua ruas, lalu pindahkan semua bilangan
yang ada di ruas kanan ke ruas kiri, kemudian
jumlahkan/kurangkan suku yang sejenis kita faktorkan.
( x  2)2  42
x2  4 x  4  16
x2  4 x  4  16  0

A l j a b a r E l e m e n t e r | 151
x 2  4 x  12  0
( x  6)( x  2)  0
x  6 atau x  2
2. Buatlah garis bilang dan irislah sesuai dengan penyelesaian
pertidaksamaan yang memenuhi. Jadi, himpunan
penyelesaiannya adalah 6  x  2 .
Contoh 10:
Tentukanalah penyelesaian dari pertidaksamaan 2 x  3  x  1 .

Penyelesaian:
2x  3  x 1
(2 x  3)2  ( x  1)2
4 x2 12 x  9  x2  2 x  1
4 x2 12 x  9  x2  2 x 1  0
3x2  10 x  8  0
(3x  4)( x  2)  0
4
x atau x  2
3
4
Jadi, nilai x yang memenuhi adalah x  atau x  2 .Tentukan
3
penyelesaian dari pertidaksamaan nilai mutlak berikut!
2x  3
a) x 2  3x  1  1 b) 1
x 1

152 | A l j a b a r E l e m e n t e r
3. PEMODELAN PERTIDAKSAMAAN
Model matematika merupakan suatu kalimat yang dituliskan
dengan lambang-lambang atau simbol matematika yang dapat
membuat suatu kalimat menjadi benar atau salah. Adapun langkah-
langkah dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
model matematika dengan pertidaksamaan satu variabel yaitu
sebagai berikut:
1. Menentukan besaran dalam suatu masalah yang telah kita
rancang sebagai variabel pertidaksamaannya.
2. Merumuskan suatu pertidaksamaan yang merupakan model
matematika dari suatu masalah.
3. Menentukan penyelesaian dari suatu model matematika.
4. Berikan penjelasan terhadap hasil yang telah diperoleh.
Dalam setiap kali kita menyelesaikan persoalan program linear
selalu melibatkan model matematika yang terdiri dari persamaan-
persamaan atau pertidaksamaan-pertidaksamaan linear. Oleh
karena itulah, sebelum kita membicarakan penyelesaian suatu
masalah program linear, kita harus dapat menyusun model
matematikanya. Yang dimaksud dengan model matematika atau
bentuk matematika ialah suatu hasil penerjemahan bentuk sehari-
hari menjadi bentuk matematika. Dalam kehidupan sehari-hari atau
dalam perhitungan-perhitungan, sering kali kita dihadapkan pada
masalah yang harus dicari pemecahannya. Cara pemecahan masalah
bermacam-macam, tergantung pada masalah yang dihadapi.
Meskipun cara-cara itu berbeda pada umumnya mereka
mempunyai empat langkah pokok metode pemecahan masalah.
Keempat langkah tersebut adalah sebagai berikut.
a) Identifikasi masalah. Dalam tahap ini, kita harus mengerti
masalah yang ditanyakan dan menyatakannya atau memisalkan
dengan suatu variabel.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 153
b) Abstraksi. Maksud dari abstraksi di sini adalah menentukan
model matematika yang melukiskan hubungannya antara
variabel-variabel.
c) Penyelesaian perhitungan.
d) Berdasarkan model-model matematika pada tahap (2), dihitung
nilai-nilai variabel yang bersangkutan.
e) Interpretasi. Nilai variabel yang diperoleh dari perhitungan
dalam tahap (3), diartikan (diinterpretasikan) kembali ke dalam
masalah yang ditanyakan.
Contoh 11:
Suatu benda ditembakkan tegak lurus ke atas, ketinggian yang
dicapai pada waktu t detik,dinyatakan dalam meter, deberikan
sebagai h(t )  22t  t 2 . Berapa lama benda itu berada pada
ketinggian yang tidak kurang dari 120 meter?
Penyelesaiaan:
Katinggian benda pada saat t detik adalah h(t )  22t  t 2 Saat
benda tersebut berada pada ketinggian tidak kurang dari 120 meter,
dapat dituliskan h(t )  120 .
22t  t 2  120
t 2  22t  120  0
t 2 (1)  22t (1) 120(1)  0
t 2  22t  120  0
(t 12)(t 10)  0
t  12 atau t  10
Himpunan Penyelesaian berbentuk {t /10  t  12}

Dari penyelesaian tersebut, dapat diketahui bahwa berapa pada


ketinggian 120 meter yaitu dimulai dari detik ke 10 sampe detik ke

154 | A l j a b a r E l e m e n t e r
12, sehingga lamanya benda tersebut berada diatas 120 matere
adalah 12  10  2 detik.
Susunlah model matematika yang tepat untuk masalah berikut ini!
Sebuah peluruh ditembakkan ke atas dari ketinggian 2 meter di atas
tanah. Jarak yang dicapai oleh peluruh setelah t detik ditentukan
oleh s  2  30t  5t 2 . Tentukanlah lamanya peluru berada pada
ketinggian tidak kurang dari 27 meter di atas tanah.
a. Tuliskan susunan sifat yang mungkin akan dipakai dalam
pemodelan!
b. Susun semua kemungkinan cara yang akan digunakan dalam
pemodelan!.
c. Susun diagram alur yang berisi urutan strategi pemodelan!
d. Nilailah kualitas pemodelan dengan cara membandingkannya
dengan hasil pemodelan sejawat lainnya.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 155
SOAL LATIHAN BAB VII

Jawablah soal-soal berikut dilengkapi proses penyelesaiannya !


1. Gambarkanlah grafik dari pertidaksamaan berikut:
a. 2  x  4
b. x  5 atau x  1

2. Tentukanlah penyelesaian dari pertidaksamaan 5x  2 x  6 .


3. Tentukanlah himpunan penyelesaian pertidaksamaan dari
2 x  1  3x  5  2 x  6 .
4x  3
4. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari  3!
2x 1

x2  x  6
5. Tentukan himpunan penyelesaian dari 0!
x2  2 x  3
6. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari

x 2  3x  2  x  7 !

7. Tentukanlah penyelesaian dari pertidaksamaan x  3  2  x !

8. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan


x 2  2 x  3x  6 !

156 | A l j a b a r E l e m e n t e r
9. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan dari
x  2  2 x  20 adalah ...

10. Misalkan p adalah jumlah maksimum x dan y yang memenuhi


sistem di bawah ini!
2 x  5 y  600
4 x  3 y  530
2 x  y  240
Gambarkan pertidaksamaan sistem pertidaksamaan linear
tersebut, dan tentukan nilai p yang mungkin!
11. Sebuah perusahaan akan memproduksi sejumlah alat
elektronik. Untuk memproduksi x unit elektronik dalam sehari
diperlukan biaya sebesar c( x)  2  0,5x juta rupih. Berapa
unit elektronik yang dapat di produksi oleh prusahaan tersebut
dalam sehari agar biaya produksi kurang dari 20 juta rupiah?
12. Sekelompok tani transmigran mendapatkan 6 ha tanah yang
dapat ditanami padi, jagung, dan palawija lain. Karena
keterbatasan sumber daya petani harus menentukan berapa
bagian yang harus ditanami padi dan berapa bagian yang harus
ditanami jagung, sedangkan palawija lainnya ternyata tidak
menguntungkan. Dalam suatu masa tanam tenaga yang
tersedia hanya 1590 jamorang. Pupuk juga terbatas, tak lebih
dari 480 kg, sedangkan air dan sumber daya lainnya dianggap
cukup tersedia. Diketahui pula bahwa untuk menghasilkan 1
kuintal padi diperlukan 12 jam-orang tenaga dan 4 kg pupuk,
dan untuk 1 kuintal jagung diperlukan 9 jam-orang tenaga dan
2 kg pupuk. Kondisi tanah memungkinkan menghasilkan 50
kuintal padi per ha atau 20 kuintal jagung per ha. Pendapatan
petani dari 1 kuintal padi adalah Rp32.000,00 sedang dari 1

A l j a b a r E l e m e n t e r | 157
kuintal jagung Rp20.000,00 dan dianggap bahwa semua hasil
tanamnya selalu habis terjual. Masalah bagi petani ialah
bagaimanakah rencana produksi yang memaksimumkan
pendapatan total? Artinya berapa ha tanah ditanami padi dan
berapa ha tanah ditanami jagung?
13. Pak Rendi berencana membangun 2 tipe rumah; yaitu, tipe A
dan tipe B di atas sebidang tanah seluas 10.000 m2. Setelah dia
berkonsultasi dengan arsitek (perancang bangunan), ternyata
untuk membangun sebuah rumah tipe A dibutuhkan tanah
seluas 100 m2 dan untuk membangun sebuah rumah tipe B
dibutuhkan tanah seluas 75 m2. Karena dana yang dimilikinya
terbatas, maka banyak rumah yang direncanakan akan
dibangun paling banyak 125 unit. Jika kamu adalah arsitek Pak
Rendi. (a) bantulah Pak Rendi menentukan berapa banyak
rumah tipe A dan tipe B yang mungkin dapat dibangun sesuai
dengan kondisi luas tanah yang ada dan jumlah rumah yang
akan dibangun. (2) gambarkanlah daerah penyelesaian pada
bidang kartesius berdasarkan batasan-batasan yang telah
diuraikan!
Untuk nomor 11,12, dan 13 dikerjakan menggunakan langkah-
langkah berikut ini!
a. Tuliskan susunan sifat yang mungkin akan dipakai dalam
pemodelan!
b. Susun semua kemungkinan cara yang akan digunakan dalam
pemodelan!.
c. Susun diagram alur yang berisi urutan strategi pemodelan!
d. Nilailah kualitas pemodelan dengan cara membandingkannya
dengan hasil pemodelan sejawat lainnya.

158 | A l j a b a r E l e m e n t e r
A l j a b a r E l e m e n t e r | 159
Johann Carl Friedrich Gauss adalah
matematikawan, astronom, dan
fisikawan Jerman yang memberikan
beragam kontribusi, termasuk teori
bilangan, aljabar, statistik, analisis,
geometri diferensial, geodesi,
geofisika, elektrostatika, astronomi,
dan optik.

Ia dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar


sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac Newton. Carl
Friedrich Gauss lahir di Brunswick, Duchy of Brunswick-
Wolfenbüttel, Kekaisaran Romawi Suci pada 30 April 1777. Saat
umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi
kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya. Menurut sebuah cerita,
pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum-kagum
dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret
aritmatika berupa penghitungan deret 1+2+3+...+100. Meski cerita
ini hampir sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya
sebenarnya lebih sulit dari itu. Gauss adalah seorang anak ajaib. Ia
membuat penemuan matematika pertamanya saat masih remaja.
Ia menyelesaikan ilmu hitung Disquisitiones, magnum opus, pada
tahun 1798 pada usia 21, meskipun tidak dipublikasikan sampai
1801. Kemampuan intelektual Gauss menarik perhatian dari Duke
of Brunswick, yang mengirimnya ke Collegium Carolinum
(sekarang Braunschweig University of Technology ), yang dihadiri
1792-1795, dan ke Universitas Göttingen 1795-1798. Sementara di
universitas, Gauss secara mandiri menemukan kembali beberapa
teorema penting. Gauss melakukan penelitiannya di observatorium
astronomi di gottingen, kota kecil di jantung jerman. Yang dengan
segera menciptakan tradisi matematis yang membuat Gottingen
dan universitasnya menjadi pusat matematika dunia.

160 | A l j a b a r E l e m e n t e r
BAB VIII
BARISAN DAN DERET

Setiap permasalahan matematika dapat diamati dan kritisi


dengan berbagai pendekatan konsep dan strategi pemecahan
masalah. Dalam proses pembelajaran barisan dan deret, berbagai
konsep dan aturan matematika akan ditemukan melalui pemecahan
masalah, melihat pola susunan bilangan, menemukan berbagai
strategi sebagai alternatif pemecahan masalah.
Kita akan mempelajari beberapa kasus dan contoh yang
berkaitan dengan barisan dan deret pada bab ini. Barisan suatu
objek membicarakan masalah urutannya dengan aturan tertentu.
Aturan yang dimaksud adalah pola barisan. Kita memerlukan
pengamatan terhadap suatu barisan untuk menemukan pola baik
secara induktif, maupun deduktif.
1. BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
Barisan aritmatika disebut juga dengan barisan hitung. Istilah ini
sangat berkaitan dengan aturan pembentukan barisan aritmatika
yaitu dengan menambahkan bilangan konstan di setiap suku
sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan barisan ini memiliki
selisih yang sama diantara suku-sukunya. Selisih ini disebut sebagai
beda (b). Adapun bentuk umum barisan aritmatika dengan suku
pertama a dan beda b adalah:

A l j a b a r E l e m e n t e r | 161
 a  ,  a  b  ,  a  2b  ,  a  3b  ,..., a  (n 1)b
U1 U2 U3 U4 Un

Dapat dilihat bahwa selisih dua suku berurutan adalah b, sehingga b


dapat dituliskan sebagai:
b  U n  U n1

Jika kita menjumlahkan suku-suku barisan aritmatika, maka


diperoleh bentuk baku berikut.
U1  U 2  U 3  U 4  ...  U n  Sn
(a)  (a  b)  (a  2b)  ...  a  (n  1)b  Sn
Formula ini disebut sebagai deret aritmatika. Penentuan jumlah
suku pertama suatu deret aritmatika S n , dapat ditentukan dengan
cara menjumlahkan kedua formula berikut.
Sn  (a)  (a  b)  (a  2b)  ...  a  (n  1)b
Sn  a  (n  1)b  a  (n  2)b  a  (n  3)b  ...  a
2Sn   2a  (n  1)b   2a  (n  1)b    2a  (n  1)b   ...   2a  (n  1)b 
2Sn  n  2a  (n  1)b
n
Sn   2a  (n  1)b
2
n
Sn   a  a  (n  1)b 
2
n
Sn   a  U n 
2
Formula ini dapat diperluas sedemikian hingga kita mendapatkan
hubungan antara suku ke n terhadap jumlah suku ke n ke dalam
bentuk:
U n  Sn  Sn1

162 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Dapat dibuktikan dengan cara:
Sn  (a)  (a  b)  (a  2b)  ...  a  (n  2)b  a  (n  1)b
Sn 1  (a)  (a  b)  (a  2b)  ...  a  (n  2)b
Sn  Sn 1  a  (n  1)b
Sn  Sn 1  U n
Contoh 1
Tentukan suku ke 51 dari barisan bilangan
5,8,14, 23,35,...
Penyelesaian:
5  8  14  23  35,...
3 6 9 12

U 51  U1  3  6  9  12  ...  3(50)
U 51  5  3(1  2  3  ...  50)
 (50)(50  1) 
U 51  5  3  
 2
U 51  5  3(25)(51)
U 51  5  75(51)
U 51  3.830
Contoh 2
Tentukan banyaknya bilangan antara 7 dan 800 yang habis dibagi 3!
Penyelesaian:
Barisan ini dapat kita bentuk dengan cara menentukan bilangan
yang lebih besar dari 7 dan bilangan yang lebih kecil dari 800, dan
yang habis dibagi 3 yaitu:
9,12,15,...,798

A l j a b a r E l e m e n t e r | 163
Dari barisan ini kita dapat mengidentifikasi beberapa hal yaitu,
U1 ,U n , b . Banyaknya bilangan yang habis dibagi 3 disimbolkan
dengan n , dengan memanipulasi rumus U n sebagai berikut.
U1  9
U n  798
Un  a 798  9
n 1  1
b 3
798  6 792
n 
3 3
 n  264
Jadi banyaknya bilangan antara 7 dan 800 yang habis dibagi 3
adalah 264 bilangan.
Contoh 3
Jika diketahui U1  U3  U5  U 7  U9  U11  72 , maka nilai dari
U1  U 6  U11 adalah...

Penyelesaian:
a) Kita ubah bentuk setiap suku pada barisan sehingga diperoleh:
U 3  U1  2b
U5  U6  b
U7  U6  b
U 9  U11  2b
b) Diperoleh barisan dalam bentuk:
U1  U 3  U 5  U 7  U 9  U11  72
U1  (U1  2b)  (U 6  b)  (U 6  b)  U11  2b  U11  72
2U1  2U 6  2U11  72
2(U1  U 6  U11 )  72

164 | A l j a b a r E l e m e n t e r
72
U1  U 6  U11 
2
U1  U 6  U11  36

2. BARISAN DAN DERET GEOMETRI


Barisan geometri disebut juga dengan barisan ukur. Barisan ini
dibentuk dengan cara mengalikan suku-sukunya dengan suatu
konstanta, sedemikian hingga setiap dua suku berurutan memiliki
rasio/perbandingan yang sama. Bentuk umum barisan geometri
adalah:
a , ar , ar 2 ,..., ar n 1
U1 U2 U3 Un

Sedangkan deret geometri diperoleh dengan cara menjumlahkan


suku-suku pada barisan geometri. Jumlah suku ke n dalam deret
geometri dapat ditentukan oleh penjumlahan sebagai berikut.
U1  U 2  U 3  U 4  ...  U n  Sn
a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n1  Sn

Formula S n dapat diperoleh dengan cara mengurangkan kedua


formula berikut.
a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 1  S n
ar  ar 2  ar 3  ar 4  ...   ar n  r.S n
a  ar n  a (1  r n )  S n (1  r )
a(1  r n )
Sn 
(1  r )

A l j a b a r E l e m e n t e r | 165
Formula ini dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan nilai
a(1  r n )
rasionya. Untuk kasus r  1 berlaku Sn  , sedangkan
(1  r )
a(r n  1)
untuk kasus r  1 berlaku Sn  .
(r  1)
Konsep ini dapat diperluas sedemikian hingga kita mendapatkan
hubungan antara suku ke n terhadap jumlah suku ke n ke dalam
bentuk:
U n  Sn  Sn1

Dapat dibuktikan dengan cara:


a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 1  S n
a  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n 2  S n 1
Sn  Sn 1  ar n 1
Sn  Sn 1  U n
Contoh 4
Tentukan nilai n agar barisan (n  1), n,(n  3) membentuk barisan
geometri!
Penyelesaian:
Dalam barisan geometri terdapat formula khusus untuk
menentukan suku tengah n yaitu:

166 | A l j a b a r E l e m e n t e r
U 
2
tengah  U1U n

U 
2
tengah  n 2  (n  1)(n  3)

U 
2
tengah  n 2  n 2  2n  3
2n  3
3
n
2

3
Jadi nilai n yang memenuhi adalah n  
2
Contoh 5
Dalam suatu deret geometri diketahui:
U1  U 3  U 5  100
U 2  U 4  U 5  200
Tentukan: rasio (r) dan suku kedua U 2 !

Penyelesaian:
U1  U 3  U 5  100  U1 (1  r 2  r 4 )  100
U 2  U 4  U 6  200  U 2 (1  r 2  r 4 )  200
Dengan membagi kedua persamaan diperoleh:
U 2 (1  r 2  r 4 )  200
U1 (1  r 2  r 4 )  100
U 2 200

U1 100
U2
r2
U1
r  2
Selanjutnya untuk menentukan U 2 , perhatikan penjabaran berikut!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 167
U 2 (1  r 2  r 4 )  200
200
U2 
(1  r 2  r 4 )
200
U2 
(1  22  24 )
200
U2 
(1  4  16)
200
U2 
21
Contoh 6
Tiga bilangan membentuk barisan geometri. Jumlah ketiga bilangan
itu adalah 26 dan hasil kalinya 216. Tentukan ketiga bilangan
tersebut!
Penyelesaian:
a
Misalkan ketiga bilangan tersebut adalah , a, ar
r
Sedemikian hingga untuk hasil kali ketiganya berlaku:
a
   a  ar  216
r
a 3  216
a6
Dan untuk penjumlahan ketiganya juga berlaku:

168 | A l j a b a r E l e m e n t e r
a
   a  ar  26
r
6
   6r  20
r
1 
6   r   20
r 
1  20 10
 r  
r  6 3
10 1
 3  r  3
3 3
10 1 1 1
  r
3 3 1 3
 
3
Untuk r  3 diperoleh barisan naik 2, 6,18
1
Untuk r  diperoleh barisan turun 18, 6, 2
3
3. DERET GEOMETRI TAK HINGGA
Diberikan sebuah barisan geometri takhingga dalam bentuk:
a  ar  ar 2  ar 3  ...
Dengan nilai mutlak rasionya lebih dari satu, atau |r| > 1. Hal ini
menyebabkan perubahan nilai suku berdasarkan besaran nilai
indeksnya (n). Jika nilai indeksnya semakin besar, maka berlaku pula
pada nilai suku-suku pada barisan tersebut. Keduanya berbanding
lurus. Hal ini berimplikasi pada nilai n yang mendekati bilangan tak
hingga, akan menyebabkan nilai suku ke-n pun akan mendekati
bilangan tak hingga. Jika suku-sukunya mendekati bilangan tak
hingga, maka jumlah suku-sukunya pun akan mendekati bilangan

A l j a b a r E l e m e n t e r | 169
tak hingga. Pernyataan tersebut dapat ditulis dalam notasi
matematika berikut:
 a(r n  1) 
S  lim     : r 1
x   r 1 

Deret geometri tak hingga dengan |r| > 1 tersebut dinamakan deret
geometri divergen.

Jika deret geometri a  ar  ar 2  ar 3  ... mempunyai rasio 0 <


|r| < 1, maka semakin tinggi indeksnya (n) akan semakin kecil
(mendekati nol) nilai sukunya. Jika suku ke-tak hingga mendekati
nol, maka jumlah suku-sukunya akan mendekati bilangan tertentu.
Pernyataan tersebut dapat ditulis dalam notasi matematika berikut:
 a(1  r n )   a(1  0) 
S  lim    lim  :r 1
x   1  r  x  1  r 
 a(1  0)   a 
S  lim   
x   1  r   1 r 
Sehingga untuk x → , maka jumlah deret geometri tersebut
berupa bilangan tertentu. Deret geometri tak hingga dengan 0 <
|r| < 1 tersebut dinamakan deret geometri konvergen. Konsep
deret geometri konvergen mendasari pembuktian rumus deret
geometri tak hingga juga dapat dilakukan dengan pendekatan
geometris sebagai berikut.

8.1 Dua Segitiga Sebangun

170 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Misalkan panjang garis-garis vertikal pada segitiga merah
membentuk barisan geometri a, ar , ar 2 , ar 3 ,... sedangkan
panjang alasnya adalah a1 membentuk deret geometri
a  ar  ar 2  ar 3  ... dan tingginya t1  a

Pada segitiga hijau, panjang alasnya adalah a2  a dan tingginya


adalah t2   a  ar  .

Kedua segitiga sebangun, sehingga dapat dituliskan sebagai


perbandingan alas terhadap tinggi pada masing-masing segitiga
sebagai berikut.
a1 a2 a  ar  ar 2  ar 3  ... a
  
t1 t2 a a  ar
a2
a  ar  ar 2  ar 3  ... 
a  ar
a2
a  ar  ar 2  ar 3  ... 
a(1  r )
a
a  ar  ar 2  ar 3  ... 
(1  r )
Jadi, deret geometri tak hingga dapat ditentukan dengan rumus
a
a  ar  ar 2  ar 3  ... 
(1  r )
Deret geometri tak hingga memiliki dua pengelompokkan
berdasarkan indeksnya, yakni indeks ganjil dan indeks genap.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 171
Deret geometri tak hingga berindeks ganjil berbentuk
S ganjil
  a  ar  ar  ...
3 5
ditentukan oleh
a
Sganjil  ;r  r2
1 r
a
Sganjil 
1 r2
Deret geometri tak hingga berindeks genap berbentuk
Sganjil  ar  ar 4  ar 6  ... ditentukan oleh
a
Sgenap  ; r  r2
1 r
ar
Sgenap 
1 r2
Contoh 7
Sebuah deret geometri tak hingga mempunyai jumlah 8, sedangkan
16
jumlah suku-suku berindeks ganjil pada deret itu adalah .
3
Hitunglah rasio dan suku pertama deret tersebut!
Penyelesaian:
16
a) S  8 dan Sganjil 
3
b) Gunakan rumus deret berindeks ganjil,
16
8
S S ganjil
3
r   ganjil 
S 16
3
24  16 8 1
r  
16 16 2
1
r 
2

172 | A l j a b a r E l e m e n t e r
c) Menentukan suku pertama,
 S 
a  S  2  ganjil 
 S 
 
 8   32  24 
a  8 2    8 

16
  16 
 3
8
a  8   4
 16 
a  4
Contoh 8
1 1 1
Tentukan hasil dari S  1    ...  n  ... !
2 4 2
Penyelesaian:
1
U 1
Diketahui a  1 dan r  2  2   1
a 1 2
a 1 1
S    2
1 r 1 1 1
2 2
 S  2
Contoh 9
Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 6 meter dan memantul
3
kembali dengan ketinggian kali dari ketinggian semula.
5
Pemantulan ini berlangsung terus menerus hingga bola berhenti
dengan sempurna (diam). Tentukan:
a) Panjang seluruh lintasan bola jatuh sampai berhenti

A l j a b a r E l e m e n t e r | 173
b) Panjang seluruh lintasan yang dilalui bola.
Penyelesaian:
a) Proses bola jatuh membentuk deret geometri tak hingga (A)
3
dengan a  6 dan r  , sebagai berikut.
5
2 3
 3  3  3
A  6  6    6    6    ...
5 5 5
a 6 6 30
A     15
1 r 1 3 2 2
5 5
 A  15
Panjang seluruh lintasan bola jatuh sampai berhenti adalah 15
meter.
b) Deret lintasan yang dilalui bola saat memantul (B) adalah:
2 3
3 3 3
B  6    6    6    ...
5 5 5
3
6   18
    5  9
a 5 18
B
1 r 1 3 2 2
5 5
B  9
Jadi, panjang total lintasan bola adalah
A  B  15  9  24 meter .
Contoh 10
 1 1 1   1 1 
Tentukan hasil dari 1            ... !
 2   3 22   32 23 

174 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Penyelesaian:

 1 1 1   1 1 
1      2    2  3   ...  A
 2 3 2  3 2 
 1 1  1 1 1 
A  1   2  ...     2  3  ... 
 3 3  2 2 2 
1 1
1 1 3
A  2   2  1
1 1 2 1 2
1 1
3 2 3 2
1
A
2

A l j a b a r E l e m e n t e r | 175
SOAL LATIHAN BAB VIII

Jawablah soal-soal berikut dilengkapi proses penyelesaiannya !

1. Untuk memeriksa sebuah barisan merupakan barisan geometri


apakah cukup hanya dengan menentukan rasio dua suku
berturutan? Jelaskan dengan menggunakan contoh!

2. Tentukan jumlah bilangan bulat diantara 1 sampai 100, yang


habis dibagi 9!

3. Tentukan banyak bilangan asli yang kurang dari 999 yang tidak
habis dibagi 3 atau 5!

4. Diketahui barisan yang dibentuk oleh semua bilangan asli 1 2 3 4


5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 …
Angka berapakah yang terletak pada bilangan ke 2004 ?
(bilangan ke-12 adalah angka 1 dan bilangan ke-15 adalah angka
2).

5. Lani, seorang pengerajin batik Khas Palopo. Ia dapat


menyelesaikan 6 helai kain batik berukuran 2,4 m × 1,5 m
selama 1 bulan. Permintaan kain batik terus bertambah
sehingga Lani harus menyediakan 9 helai kain batik pada bulan
kedua, dan 12 helai pada bulan ketiga. Dia menduga, jumlah kain

176 | A l j a b a r E l e m e n t e r
batik untuk bulan berikutnya akan 3 lebih banyak dari bulan
sebelumnya. Dengan pola kerja tersebut, pada bulan berapakah
Lani menyelesaikan 63 helai kain batik?

6. Tiga bilangan membentuk barisan aritmetika. Jika suku ketiga


ditambah 3 dan suku kedua dikurangi 1, diperoleh barisan
geometri. Jika suku ketiga barisan aritmetika ditambah 8, maka
hasilnya menjadi 5 kali suku pertama. Tentukan beda dari
barisan aritmetika tersebut!

7. Suku ke empat barisa geometri sama dengan suku ke delapan


barisan aritmatika tertentu. Kedua barisan tersebut mempunyai
suku pertama yang sama yaitu 2. Jika rasio barisan geometri
sama dengan beda barisan aritmatika dan keduanya merupakan
bilangan bulat, maka suku ke 5 barisan geometri dikurangi suku
ke 11 barisan aritmatika adalah...

8. Suku pertama suatu deret geometri adalah empat dan jumlah


delapan suku pertama sama dengan tujuh belas kali jumlah
empat suku pertama. Rasio deret tersebut adalah...

9. Pada awal diamati terdapat 8 virus jenis X, setiap 24 jam masing-


masing virus membelah diri menjadi dua. Jika setiap 96 jam,
seperempat dari seluruh virus dibunuh, maka banyaknya virus
pada hari ke enam adalah...

3
10. Jika a, b, c, d , e membentuk barisan geometri dan b  c  ,
4
tentukan nilai e !

11. Diketahui barisan aritmetika dengan suku ke-7 dan suku ke-10
berturutturut adalah 25 dan 37. Tentukanlah jumlah 20 suku
pertama!

A l j a b a r E l e m e n t e r | 177
12. Sebuah bola tenis dijatuhkan ke lantai dari ketinggian 2 meter.
3
Setiap kali bola itu memantul, ia mencapai ketinggian kali
4
dari ketinggian semula. Panjang lintasan bola dari pantulan ke
tiga sampai pantulan ke empat adalah...

13. Kenaikan harga barang-barang disebut inflasi. Berdasarkan


analisis, ekonomi Indonesia akan mengalami inflasi sebesar 8%
per tahun selama 5 tahun mendatang. Apabila harga
emas sekarang ini adalah Rp200.000,00 per gram, tentukan
harga emas tersebut empat tahun lagi!

14. Pertumbuhan penduduk biasanya dinyatakan dalam persen.


Misalnya, pertumbuhan penduduk adalah 2% per tahun artinya
jumlah penduduk bertambah sebesar 2% dari jumlah penduduk
tahun sebelumnya. Pertambahan penduduk menjadi dua kali
setiap 10 tahun. Jumlah penduduk desa pada awalnya 500
orang, berapakah jumlah penduduknya setelah 70 tahun
apabila pertumbuhannya 2.5%?

15. Bila a, b, c merupakan suku berurutan yang membentuk


barisan aritmetika. Buktikan bahwa ketiga suku berurutan
1 1 1
berikut ini juga membentuk barisan aritmetika: , ,
ab ac cb
16. Perhatikan barisan huruf berikut: A B B C C C D D D D A B B C C
C D D D D A B B C C C D D D D ...
Berdasarkan pola barisan tersebut, tentukanlah huruf pada
urutan ke 864!

17. Suatu perusahaan minuman kaleng pada bulan Januari 2012


memproduksi 40.000 minuman kaleng. Setiap bulan
perusahaan tersebut menaikkan produksinya secara tetap

178 | A l j a b a r E l e m e n t e r
sebanyak 250 kaleng. Berapa banyak minuman kaleng yang
diproduksi perusahaan sampai akhir bulan Juni 2013?

18. Bila a, b, c membentuk barisa geometri, maka nilai


a 2  b 2  ab
 ...
ab  bc  ac
19. Bilangan a log(b  1),a log(b  1),a log(3b 1) merupakan tiga
suku deret aritmatika yang berurutan. Jika jumlah ketiga
bilangan tersebut adalah 6, maka nilai a  b adalah...

“Selamat Bekerja”

A l j a b a r E l e m e n t e r | 179
180 | A l j a b a r E l e m e n t e r
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, D. (2011). Elementary Algebra Textbook. California, USA.:


Departement Of Mathematics College of The Redwoods.
Ellis, W., & Burzynski, D. (2008). Elementary Algebra. Housten,
Texas: Connexions.
Jiagu, X. (2010). Lecture Notes on Mathematical Olympiad Course
Volume 6 Section 2. Singapore: World Scientific.
Jiagu, X. (2010). Lecture Notes on Mathematical Olympiade Courses
Volume 6 Section 1. Singapore: World Scientific.
Lukito, A., & Sisworo. (2014). Matematika X MIA. Jakarta:
Kemendikbud.
Stitz, C., & Zeager, J. (2013). College Algebra. Ohio, USA.: Lakeland
Comuunity College.
Sukino. (2009). Maestro Olimpade Matematika Seri A. Ciracas,
Jakarta: Erlangga.
Sukino. (2013). Maestro Olimpiade Matematika Seri B. Ciracas,
Jakarta: Erlangga .
Wallace, T. (2010). Beginning and Intermediate Algebra. Available
for free download at:
http://wallace.ccfaculty.org/book/book.html.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 181
182 | A l j a b a r E l e m e n t e r
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

CAPAIAN MATA INDIKATOR


PERTEMUAN MATERI POKOK
KULIAH KETERCAPAIAN

1-2  Mahasiswa Eksponen dan  Menjalaskan konsep


dapat Bentuk akar bilangan eksponen,
menjelaskan pangkat nol dan
konsep negatif, bentuk akar,
eksponen dan pangkat
dalam pecahan dalam
pemecahan pemecahan
masalah. masalah.
 Mahasiswa  Menggunakan
dapat konsep bilangan
menerapkan eksponen, pangkat
prinsip- nol dan negatif,
prinsip/sifat bentuk akar, dan
eksponen pangkat pecahan
dalam dalam pemecahan
pemecahan masalah.
masalah.

3-4  Mahasiswa Logaritma  Menjalaskan konsep


dapat logaritma dalam
menjelaskan pemecahan
konsep logaritma masalah.
dalam  Menggunakan sifat-
pemecahan sifat logaritma
masalah. dalam pemecahan
 Mahasiswa masalah.
dapat
menerapkan
prinsip-
prinsip/sifat
logaritma dalam
pemecahan
masalah.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 183
5-6  CPK 5 : Manipulasi  Menyederhanakan
mahasiswa Aljabar bentuk aljabar
dapat melalui
memanipulasi pemfaktoran,
bentuk aljabar penjabaran lanjut,
berdasarkan bentuk akar lanjut,
beberapa dan bentuk pangkat
prinsip lanjut.
pemfaktoran,  Menggunakan sifat-
penjabaran sifat bentuk aljabar
lanjut, bentuk melalui
akar lanjut, dan pemfaktoran,
bentuk pangkat penjabaran lanjut,
lanjut. bentuk akar lanjut,
 CPK 6 : dan bentuk pangkat
mahasiswa lanjut yang relevan
dapat dengan pemecahan
menentukan masalah.
nilai suatu
bentuk aljabar
melalui prinsip
pemfaktoran,
penjabaran
lanjut, bentuk
akar lanjut, dan
bentuk pangkat
lanjut.

184 | A l j a b a r E l e m e n t e r
7  CPK 1 : Persamaan Linear  Menentukan solusi
mahasiswa Sederhana persamaan linear
dapat satu variabel.
menentukan  Menentukan solusi
solusi persamaan nilai
persamaan mutlak.
linear satu  Menggunakan sifat-
variabel. sifat persamaan
 CPK 2 : linear dalam
mahasiswa pemecahan
dapat masalah
menentukan  Menggunakan sifat-
solusi sifat nilai mutlak
persamaan nilai dalam pemecahan
mutlak masalah
 CPK 3 :
mahasiswa
dapat
menggunakan
sifat-sifat
persamaan
linear dalam
pemecahan
masalah
 CPK 4 :
mahasiswa
dapat
menggunakan
sifat-sifat
persamaan nilai
mutlak dalam
pemecahan
masalah

Ujian Tengah Semester

A l j a b a r E l e m e n t e r | 185
9  CPK 1 : Sistem  Menentukan solusi
mahasiswa Persamaan Linear sistem persamaan
dapat Simultan linear dua variabel.
menentukan  Menentukan solusi
solusi sistem sistem persamaan
persamaan linear tiga variabel
linear dua  Menentukan solusi
variabel. khusus dan umum
 CPK 2 : dari persamaan
mahasiswa linear Diophantine.
dapat
menentukan
solusi sistem
persamaan
linear tiga
variabel.
 CPK 3 :
mahasiswa
dapat
menentukan
solusi khusus
dan umum dari
persamaan
linear
Diophantine.

186 | A l j a b a r E l e m e n t e r
10-11  CPK 1 : Persamaan  Menentukan akar-
mahasiswa Kuadrat akar persamaan
dapat kuadrat dengan
menentukan pemfaktoran,
akar-akar melengkapkan
persamaan kuadrat sempurna,
kuadrat dengan dan rumus.
berbagai cara.  Menentukan jenis-
 CPK 2 : jenis akar
mahasiswa persamaan kuadrat
dapat melalui
menentukan diskriminan.
jenis-jenis akar  Menentukan
persamaan jumlah dan hasil
kuadrat melalui kali akar-akar
diskriminan. persamaan
 CPK 3 : kuadrat.
mahasiswa  Menyusun
dapat persamaan kuadrat
menentukan baru berdasarkan
jumlah dan jumlah dan hasil
hasil kali akar- kali akar-akar
akar persamaan kuadrat
persamaan yang lama.
kuadrat.  Menggunakan
 CPK 4 : konsep persamaan
mahasiswa kuadrat dalam
dapat memecahkan
menyusun masalah
persamaan kontekstual.
kuadrat baru
berdasarkan
jumlah dan
hasil kali akar-
akar
persamaan
kuadrat yang
lama.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 187
12-13  CPK 1 : Pertidaksamaan  Menentukan
mahasiswa penyelesaian
dapat pertidaksamaan
menjelaskan linear
konsep  Menentukan
pertidaksamaa penyelesaian
n dalam pertidaksamaan
berbagai kuadrat
bentuk.  Menentukan
 CPK 2 : penyelesaian
mahasiswa pertidaksamaan
dapat nilai mutlak
menentukan  Menyusun model
penyelesaian matematika dari
dari jenis-jensi soa cerita ke dalam
pertidaksamaa bentuk sistem
n. pertidaksamaan
 CPK 3 :
mahasiswa
dapat
menyusun
pemodelan
terhadap
masalah yang
melibatkan
konsep
pertidaksamaa
n.

188 | A l j a b a r E l e m e n t e r
14-15  CPK 1 : Barisan dan Deret  Menentukan suku
mahasiswa Bilangan ke n dan jumlah
dapat suku ke n dari
menjelaskan barisan dan deret
konsep barisan aritmatika.
& deret  Menentukan suku
 CPK 2 : ke n dan jumlah
mahasiswa suku ke n dari
dapat barisan dan deret
menggunakan geometri.
aturan-aturan  Menentukan
barisan dan jumlah suku barisan
deret dalam deret geometri tak
pemecahan hingga.
masalah.

Ujian Akhir Semester

A l j a b a r E l e m e n t e r | 189
DIAGRAM PEMETAAN CAPAIAN MATA KULIAH

CPMK 1- 2 CPMK 3- 4
Eksponen Logaritma

CPMK 5- 6 CPMK 14- 15


Manipulasi aljabar Barisan & Deret

CPMK 7 CPMK 9 CPMK 10-11


Pers. Linear Sistem Pers. Linear Persamaan Kuadrat

CPMK 12-13
Pertidaksamaan

190 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Pertemuan ke I-2
(Tanggal ..../.../20.....)

1. Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika


2. Mata Kuliah : Aljabar Elementer
3. Kode Mata Kuliah : MT201
4. Jumlah SKS : 3 SKS
5. Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini terdiri dari beberapa materi pokok yaitu
eksponen, logaritma, keterampilan manipulasi aljabar,
persamaan linear, sistem persamaan linear, pertidaksamaan,
dan barisan deret.
6. Capaian Pembelajaran-Mata Kuliah
 CPA 1.1 : mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip
pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif.
 CPA 2.2 : mampu menguasai konsep dan prinsip pendidikan
matematika untuk mendukung tugas profesional sebaga
pendidik.
 CPA 2.3 : mampu menguasai dan mengembangkan konsep
keilmuan matematika dalam bidang aljabar, analisis, dan
matematika terapan untuk menemukan solusi
permasalahan secara prosedural.
 CPA 3.2 : mampu melaksanakan pengembangan program
pendidikan matematika melalui riset
 CPS 3.3 : mampu mengelola sumber daya pendidikan
matematika dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi di bidang pendidikan.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 191
7. CP-Mata kuliah pertahap kegiatan/Kompetensi Dasar
 CPK 1 : mahasiswa dapat menjelaskan konsep eksponen
dalam pemecahan masalah.
 CPK 2 : mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip/sifat
eksponen dalam pemecahan masalah.
8. Indikator
 Menjalaskan konsep bilangan eksponen, pangkat nol dan
negatif, bentuk akar, dan pangkat pecahan dalam
pemecahan masalah.
 Menggunakan konsep bilangan eksponen, pangkat nol dan
negatif, bentuk akar, dan pangkat pecahan dalam
pemecahan masalah.
9. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
dapat;
 Menyederhanakan bentuk eksponen, pangkat nol dan
negatif, bentuk akar, dan pangkat pecahan dalam
pemecahan masalah.
 Menentukan hasil manipulasi bentuk eksponen, pangkat nol
dan negatif, bentuk akar, dan pangkat pecahan dalam
pemecahan masalah
 Membuktikan beberapa sifat sifat-sifat bentuk eksponen,
pangkat nol dan negatif, bentuk akar, dan pangkat pecahan
 Menggunakan sifat-sifat bentuk eksponen, pangkat nol dan
negatif, bentuk akar, dan pangkat pecahan yang relevan
dengan masalah.
10. Materi Pokok
Eksponen

192 | A l j a b a r E l e m e n t e r
11. Langkah Pembelajaran
Model : Pembelajaran langsung
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
 Menyampaikan  Memperhatikan
apersepsi. penjelasan dosen
Kegiatan awal  Menyampaikan
materi dan tujuan
perkuliahan.
 Menjelaskan secara  Memperhatikan
ringkas tentang penjelasan materi
materi ajar. ajar.
 Menyampaikan  Memperhatikan
alur pembelajaran. langkah-langkah
 Mengorganisasikan pembelajaran
mahasiswa ke berkelompok.
dalam beberapa  Duduk
kelompok kecil. berdasarkan
 Membagikan kelompok.
Lembar Kerja  Mengerjakan
Mahasiswa (LKM) Lembar Kerja
Kegiatan inti
kepada setiap Mahasiswa (LKM)
kelompok. dengan cara
 Mengawasi proses berdiskusi dalam
kerja mahasiswa kelompoknya.
dalam  Menampilkan
kelompoknya hasil kerja kerja
masing-masing. kelompoknya di
 Memberikan depan kelas.
kesempatan  Menanggapi hasil
kepada satu kerja kelompok
kelompok untuk penyaji, bertanya,
menampilkan hasil dan memperbaiki

A l j a b a r E l e m e n t e r | 193
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
kerja kelompoknya hasil jika memang
di depan kelas. diperlukan.
 Memandu jalannya  Menyimpulkan
diskusi/Tanya
jawab.
 Mengarahkan pola
pikir mahasiswa
untuk menentukan
kesimpulan.
 Dosen memberikan  Mahasiswa
penegasan tentang mengerjakan
kesimpulan tugas individu.
Kegiatan
tersebut.
penutup
 Dosen memberikan
tugas/kuis individu
kepada mahasiswa.
12. Evaluasi (Assesment)
Penilaian difokuskan pada kemampuan kognitif, khusus dalam
hal penerapan konsep/prinsip, pembuktian, analisis dan
keterampilan pemecahan masalah.
1) Jenis/ Teknik Penilaian:
Penilaian Kognitif: Tes tertulis
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian:
Lembar unjuk kerja & tes kinerja
3) Komponen Penilaian
Kehadiran (....%), Tugas (....%), UTS (....%), dan UAS (....%)

194 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Pertemuan ke 3-4
(Tanggal ..../.../20.....)

1. Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika


2. Mata Kuliah : Aljabar Elementer
3. Kode Mata Kuliah : MT201
4. Jumlah SKS : 3 SKS
5. Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini terdiri dari beberapa materi pokok yaitu
eksponen, logaritma, keterampilan manipulasi aljabar,
persamaan linear, sistem persamaan linear, pertidaksamaan,
dan barisan deret.
6. Capaian Pembelajaran-Mata Kuliah/Standar Kompetensi
 CPA 1.1 : mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip
pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif.
 CPA 2.2 : mampu menguasai konsep dan prinsip pendidikan
matematika untuk mendukung tugas profesional sebaga
pendidik.
 CPA 2.3 : mampu menguasai dan mengembangkan konsep
keilmuan matematika dalam bidang aljabar, analisis, dan
matematika terapan untuk menemukan solusi
permasalahan secara prosedural.
 CPA 3.2 : mampu melaksanakan pengembangan program
pendidikan matematika melalui riset
 CPS 3.3 : mampu mengelola sumber daya pendidikan
matematika dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi di bidang pendidikan.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 195
7. CP-Mata kuliah pertahap kegiatan/Kompetensi Dasar
 CPK 1 : mahasiswa dapat menjelaskan konsep logaritma
dalam pemecahan masalah.
 CPK 2 : mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip/sifat
logaritma dalam pemecahan masalah.
8. Indikator
 Menjalaskan konsep logaritma dalam pemecahan masalah.
 Menggunakan sifat-sifat logaritma dalam pemecahan
masalah.
9. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
dapat;
 Menyederhanakan bentuk logaritma dalam pemecahan
masalah.
 Menentukan hasil logaritma dalam pemecahan masalah
 Membuktikan beberapa sifat logaritma.
 Menggunakan sifat-sifat bentuk logaritma yang relevan
dengan masalah.
10. Materi Pokok
Logaritma

196 | A l j a b a r E l e m e n t e r
11. Langkah Pembelajaran
Model : Pembelajaran langsung
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
 Menyampaikan  Memperhatikan
apersepsi. penjelasan dosen
Kegiatan awal  Menyampaikan
materi dan tujuan
perkuliahan.
 Menjelaskan secara  Memperhatikan
ringkas tentang penjelasan materi
materi ajar. ajar.
 Menyampaikan  Memperhatikan
alur pembelajaran. langkah-langkah
 Mengorganisasikan pembelajaran
mahasiswa ke berkelompok.
dalam beberapa  Duduk
kelompok kecil. berdasarkan
 Membagikan kelompok.
Lembar Kerja  Mengerjakan
Mahasiswa (LKM) Lembar Kerja
Kegiatan inti
kepada setiap Mahasiswa (LKM)
kelompok. dengan cara
 Mengawasi proses berdiskusi dalam
kerja mahasiswa kelompoknya.
dalam  Menampilkan
kelompoknya hasil kerja kerja
masing-masing. kelompoknya di
 Memberikan depan kelas.
kesempatan  Menanggapi hasil
kepada satu kerja kelompok
kelompok untuk penyaji, bertanya,
menampilkan hasil dan memperbaiki

A l j a b a r E l e m e n t e r | 197
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
kerja kelompoknya hasil jika memang
di depan kelas. diperlukan.
 Memandu jalannya  Menyimpulkan
diskusi/Tanya
jawab.
 Mengarahkan pola
pikir mahasiswa
untuk menentukan
kesimpulan.
 Dosen memberikan  Mahasiswa
penegasan tentang mengerjakan
kesimpulan tugas individu.
Kegiatan
tersebut.
penutup
 Dosen memberikan
tugas/kuis individu
kepada mahasiswa.
12. Evaluasi (Assesment)
Penilaian difokuskan pada kemampuan kognitif, khusus dalam
hal penerapan konsep/prinsip, pembuktian, analisis dan
keterampilan pemecahan masalah.
1) Jenis/ Teknik Penilaian:
Penilaian Kognitif: Tes tertulis
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian:
Lembar unjuk kerja & tes kinerja
3) Komponen Penilaian
Kehadiran (....%), Tugas (....%), UTS (....%), dan UAS (....%)

198 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Pertemuan ke 5-6
(Tanggal ..../.../20.....)

1. Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika


2. Mata Kuliah : Aljabar Elementer
3. Kode Mata Kuliah : MT201
4. Jumlah SKS : 3 SKS
5. Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini terdiri dari beberapa materi pokok yaitu
eksponen, logaritma, keterampilan manipulasi aljabar,
persamaan linear, sistem persamaan linear, pertidaksamaan,
dan barisan deret.
6. Capaian Pembelajaran-Mata Kuliah/Standar Kompetensi
 CPA 1.1 : mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip
pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif.
 CPA 2.2 : mampu menguasai konsep dan prinsip pendidikan
matematika untuk mendukung tugas profesional sebaga
pendidik.
 CPA 2.3 : mampu menguasai dan mengembangkan konsep
keilmuan matematika dalam bidang aljabar, analisis, dan
matematika terapan untuk menemukan solusi
permasalahan secara prosedural.
 CPA 3.2 : mampu melaksanakan pengembangan program
pendidikan matematika melalui riset
 CPS 3.3 : mampu mengelola sumber daya pendidikan
matematika dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi di bidang pendidikan.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 199
7. CP-Mata kuliah pertahap kegiatan/Kompetensi Dasar
 CPK 1 : mahasiswa dapat memanipulasi bentuk aljabar
berdasarkan beberapa prinsip pemfaktoran, penjabaran
lanjut, bentuk akar lanjut, dan bentuk pangkat lanjut.
 CPK 2 : mahasiswa dapat menentukan nilai suatu bentuk
aljabar melalui prinsip pemfaktoran, penjabaran lanjut,
bentuk akar lanjut, dan bentuk pangkat lanjut.
8. Indikator
 Menyederhanakan bentuk aljabar melalui pemfaktoran,
penjabaran lanjut, bentuk akar lanjut, dan bentuk pangkat
lanjut.
 Menggunakan sifat-sifat bentuk aljabar melalui
pemfaktoran, penjabaran lanjut, bentuk akar lanjut, dan
bentuk pangkat lanjut yang relevan dengan pemecahan
masalah.
9. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
dapat;
 Menyederhanakan bentuk aljabar melalui pemfaktoran,
penjabaran lanjut, bentuk akar lanjut, dan bentuk pangkat
lanjut.
 Menentukan hasil bentuk aljabar melalui pemfaktoran,
penjabaran lanjut, bentuk akar lanjut, dan bentuk pangkat
lanjut.
 Menggunakan sifat-sifat bentuk aljabar melalui
pemfaktoran, penjabaran lanjut, bentuk akar lanjut, dan
bentuk pangkat lanjut.
10. Materi Pokok
Manipulasi Aljabar

200 | A l j a b a r E l e m e n t e r
11. Langkah Pembelajaran
Model : Pembelajaran langsung
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
 Menyampaikan  Memperhatikan
apersepsi. penjelasan dosen
Kegiatan awal  Menyampaikan
materi dan tujuan
perkuliahan.
 Menjelaskan secara  Memperhatikan
ringkas tentang penjelasan materi
materi ajar. ajar.
 Menyampaikan  Memperhatikan
alur pembelajaran. langkah-langkah
 Mengorganisasikan pembelajaran
mahasiswa ke berkelompok.
dalam beberapa  Duduk
kelompok kecil. berdasarkan
 Membagikan kelompok.
Lembar Kerja  Mengerjakan
Mahasiswa (LKM) Lembar Kerja
Kegiatan inti
kepada setiap Mahasiswa (LKM)
kelompok. dengan cara
 Mengawasi proses berdiskusi dalam
kerja mahasiswa kelompoknya.
dalam  Menampilkan
kelompoknya hasil kerja kerja
masing-masing. kelompoknya di
 Memberikan depan kelas.
kesempatan  Menanggapi hasil
kepada satu kerja kelompok
kelompok untuk penyaji, bertanya,
menampilkan hasil dan memperbaiki

A l j a b a r E l e m e n t e r | 201
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
kerja kelompoknya hasil jika memang
di depan kelas. diperlukan.
 Memandu jalannya  Menyimpulkan
diskusi/Tanya
jawab.
 Mengarahkan pola
pikir mahasiswa
untuk menentukan
kesimpulan.
 Dosen memberikan  Mahasiswa
penegasan tentang mengerjakan
kesimpulan tugas individu.
Kegiatan
tersebut.
penutup
 Dosen memberikan
tugas/kuis individu
kepada mahasiswa.

12. Evaluasi (Assesment)


Penilaian difokuskan pada kemampuan kognitif, khusus dalam
hal penerapan konsep/prinsip, manipulasi, analisis dan
keterampilan pemecahan masalah.
1) Jenis/ Teknik Penilaian:
Penilaian Kognitif: Tes tertulis
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian:
Lembar unjuk kerja & tes kinerja
3) Komponen Penilaian
Kehadiran (....%), Tugas (....%), UTS (....%), dan UAS (....%)

202 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Pertemuan ke 7
(Tanggal ..../.../20.....)

1. Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika


2. Mata Kuliah : Aljabar Elementer
3. Kode Mata Kuliah : MT201
4. Jumlah SKS : 3 SKS
5. Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini terdiri dari beberapa materi pokok yaitu
eksponen, logaritma, keterampilan manipulasi aljabar,
persamaan linear, sistem persamaan linear, pertidaksamaan,
dan barisan deret.
6. Capaian Pembelajaran-Mata Kuliah/Standar Kompetensi
 CPA 1.1 : mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip
pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif.
 CPA 2.2 : mampu menguasai konsep dan prinsip pendidikan
matematika untuk mendukung tugas profesional sebaga
pendidik.
 CPA 2.3 : mampu menguasai dan mengembangkan konsep
keilmuan matematika dalam bidang aljabar, analisis, dan
matematika terapan untuk menemukan solusi
permasalahan secara prosedural.
 CPA 3.2 : mampu melaksanakan pengembangan program
pendidikan matematika melalui riset
 CPS 3.3 : mampu mengelola sumber daya pendidikan
matematika dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi di bidang pendidikan.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 203
7. CP-Mata kuliah pertahap kegiatan/Kompetensi Dasar
 CPK 1 : mahasiswa dapat menentukan solusi persamaan
linear satu variabel.
 CPK 2 : mahasiswa dapat menentukan solusi persamaan
nilai mutlak
 CPK 3 : mahasiswa dapat menggunakan sifat-sifat
persamaan linear dalam pemecahan masalah
 CPK 4 : mahasiswa dapat menggunakan sifat-sifat
persamaan nilai mutlak dalam pemecahan masalah
8. Indikator
 Menentukan solusi persamaan linear satu variabel.
 Menentukan solusi persamaan nilai mutlak.
 Menggunakan sifat-sifat persamaan linear dalam
pemecahan masalah
 Menggunakan sifat-sifat nilai mutlak dalam pemecahan
masalah
9. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
dapat;
 Menentukan solusi persamaan linear satu variabel.
 Menentukan solusi persamaan nilai mutlak.
 Menggunakan sifat-sifat persamaan linear dalam
pemecahan masalah
 Menggunakan sifat-sifat nilai mutlak dalam pemecahan
masalah
 Menyelesaikan soal-soal cerita yang terkait dengan
persamaan linear dan persamaan nilai mutlak
10. Materi Pokok
Persamaan Linear Sederhana

204 | A l j a b a r E l e m e n t e r
11. Langkah Pembelajaran
Model : Pembelajaran langsung
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
 Menyampaikan  Memperhatikan
apersepsi. penjelasan dosen
Kegiatan awal  Menyampaikan
materi dan tujuan
perkuliahan.
 Menjelaskan secara  Memperhatikan
ringkas tentang penjelasan materi
materi ajar. ajar.
 Menyampaikan  Memperhatikan
alur pembelajaran. langkah-langkah
 Mengorganisasikan pembelajaran
mahasiswa ke berkelompok.
dalam beberapa  Duduk
kelompok kecil. berdasarkan
 Membagikan kelompok.
Lembar Kerja  Mengerjakan
Mahasiswa (LKM) Lembar Kerja
Kegiatan inti
kepada setiap Mahasiswa (LKM)
kelompok. dengan cara
 Mengawasi proses berdiskusi dalam
kerja mahasiswa kelompoknya.
dalam  Menampilkan
kelompoknya hasil kerja kerja
masing-masing. kelompoknya di
 Memberikan depan kelas.
kesempatan  Menanggapi hasil
kepada satu kerja kelompok
kelompok untuk penyaji, bertanya,
menampilkan hasil dan memperbaiki

A l j a b a r E l e m e n t e r | 205
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
kerja kelompoknya hasil jika memang
di depan kelas. diperlukan.
 Memandu jalannya  Menyimpulkan
diskusi/Tanya
jawab.
 Mengarahkan pola
pikir mahasiswa
untuk menentukan
kesimpulan.
 Dosen memberikan  Mahasiswa
penegasan tentang mengerjakan
kesimpulan tugas individu.
Kegiatan
tersebut.
penutup
 Dosen memberikan
tugas/kuis individu
kepada mahasiswa.
12. Evaluasi (Assesment)
Penilaian difokuskan pada kemampuan kognitif, khusus dalam
hal penerapan konsep/prinsip, manipulasi, analisis dan
keterampilan pemecahan masalah.
1) Jenis/ Teknik Penilaian:
Penilaian Kognitif: Tes tertulis
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian:
Lembar unjuk kerja & tes kinerja
3) Komponen Penilaian
Kehadiran (....%), Tugas (....%), UTS (....%), dan UAS (....%)

206 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Pertemuan ke 9
(Tanggal ..../.../20.....)

1. Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika


2. Mata Kuliah : Aljabar Elementer
3. Kode Mata Kuliah : MT201
4. Jumlah SKS : 3 SKS
5. Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini terdiri dari beberapa materi pokok yaitu
eksponen, logaritma, keterampilan manipulasi aljabar,
persamaan linear, sistem persamaan linear, pertidaksamaan,
dan barisan deret.
6. Capaian Pembelajaran-Mata Kuliah/Standar Kompetensi
 CPA 1.1 : mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip
pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif.
 CPA 2.2 : mampu menguasai konsep dan prinsip pendidikan
matematika untuk mendukung tugas profesional sebaga
pendidik.
 CPA 2.3 : mampu menguasai dan mengembangkan konsep
keilmuan matematika dalam bidang aljabar, analisis, dan
matematika terapan untuk menemukan solusi
permasalahan secara prosedural.
 CPA 3.2 : mampu melaksanakan pengembangan program
pendidikan matematika melalui riset

A l j a b a r E l e m e n t e r | 207
 CPS 3.3 : mampu mengelola sumber daya pendidikan
matematika dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi di bidang pendidikan.
7. CP-Mata kuliah pertahap kegiatan/Kompetensi Dasar
 CPK 1 : mahasiswa dapat menentukan solusi sistem
persamaan linear dua variabel.
 CPK 2 : mahasiswa dapat menentukan solusi sistem
persamaan linear tiga variabel.
 CPK 3 : mahasiswa dapat menentukan solusi khusus dan
umum dari persamaan linear Diophantine.
8. Indikator
 Menentukan solusi sistem persamaan linear dua variabel.
 Menentukan solusi sistem persamaan linear tiga variabel
 Menentukan solusi khusus dan umum dari persamaan linear
Diophantine.
9. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
dapat;
 Menentukan solusi sistem persamaan linear dua variabel.
 Menentukan solusi sistem persamaan linear tiga variabel
 Menentukan solusi khusus dan umum dari persamaan linear
Diophantine.
 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear
tiga variabel
10. Materi Pokok
Sistem Persamaan Linear Simultan

208 | A l j a b a r E l e m e n t e r
11. Langkah Pembelajaran
Model : Pembelajaran langsung
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
 Menyampaikan  Memperhatikan
apersepsi. penjelasan dosen
Kegiatan awal  Menyampaikan
materi dan tujuan
perkuliahan.
 Menjelaskan secara  Memperhatikan
ringkas tentang penjelasan materi
materi ajar. ajar.
 Menyampaikan  Memperhatikan
alur pembelajaran. langkah-langkah
 Mengorganisasikan pembelajaran
mahasiswa ke berkelompok.
dalam beberapa  Duduk
kelompok kecil. berdasarkan
 Membagikan kelompok.
Lembar Kerja  Mengerjakan
Mahasiswa (LKM) Lembar Kerja
Kegiatan inti
kepada setiap Mahasiswa (LKM)
kelompok. dengan cara
 Mengawasi proses berdiskusi dalam
kerja mahasiswa kelompoknya.
dalam  Menampilkan
kelompoknya hasil kerja kerja
masing-masing. kelompoknya di
 Memberikan depan kelas.
kesempatan  Menanggapi hasil
kepada satu kerja kelompok
kelompok untuk penyaji, bertanya,
menampilkan hasil dan memperbaiki

A l j a b a r E l e m e n t e r | 209
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
kerja kelompoknya hasil jika memang
di depan kelas. diperlukan.
 Memandu jalannya  Menyimpulkan
diskusi/Tanya
jawab.
 Mengarahkan pola
pikir mahasiswa
untuk menentukan
kesimpulan.
 Dosen memberikan  Mahasiswa
penegasan tentang mengerjakan
kesimpulan tugas individu.
Kegiatan
tersebut.
penutup
 Dosen memberikan
tugas/kuis individu
kepada mahasiswa.
12. Evaluasi (Assesment)
Penilaian difokuskan pada kemampuan kognitif, khusus dalam
hal penerapan konsep/prinsip, manipulasi, analisis dan
keterampilan pemecahan masalah.
1) Jenis/ Teknik Penilaian:
Penilaian Kognitif: Tes tertulis
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian:
Lembar unjuk kerja & tes kinerja
3) Komponen Penilaian
Kehadiran (....%), Tugas (....%), UTS (....%), dan UAS (....%)

210 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Pertemuan ke 10-11
(Tanggal ..../.../20.....)

1. Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika


2. Mata Kuliah : Aljabar Elementer
3. Kode Mata Kuliah : MT201
4. Jumlah SKS : 3 SKS
5. Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini terdiri dari beberapa materi pokok yaitu
eksponen, logaritma, keterampilan manipulasi aljabar,
persamaan linear, sistem persamaan linear, pertidaksamaan,
dan barisan deret.
6. Capaian Pembelajaran-Mata Kuliah/Standar Kompetensi
 CPA 1.1 : mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip
pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif.
 CPA 2.2 : mampu menguasai konsep dan prinsip pendidikan
matematika untuk mendukung tugas profesional sebaga
pendidik.
 CPA 2.3 : mampu menguasai dan mengembangkan konsep
keilmuan matematika dalam bidang aljabar, analisis, dan
matematika terapan untuk menemukan solusi
permasalahan secara prosedural.
 CPA 3.2 : mampu melaksanakan pengembangan program
pendidikan matematika melalui riset
 CPS 3.3 : mampu mengelola sumber daya pendidikan
matematika dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi di bidang pendidikan.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 211
7. CP-Mata kuliah pertahap kegiatan/Kompetensi Dasar
 CPK 1 : mahasiswa dapat menentukan akar-akar persamaan
kuadrat dengan berbagai cara.
 CPK 2 : mahasiswa dapat menentukan jenis-jenis akar
persamaan kuadrat melalui diskriminan.
 CPK 3 : mahasiswa dapat menentukan jumlah dan hasil kali
akar-akar persamaan kuadrat.
 CPK 4 : mahasiswa dapat menyusun persamaan kuadrat
baru berdasarkan jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan
kuadrat yang lama.
8. Indikator
 Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan
pemfaktoran, melengkapkan kuadrat sempurna, dan rumus.
 Menentukan jenis-jenis akar persamaan kuadrat melalui
diskriminan.
 Menentukan jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan
kuadrat.
 Menyusun persamaan kuadrat baru berdasarkan jumlah dan
hasil kali akar-akar persamaan kuadrat yang lama.
 Menggunakan konsep persamaan kuadrat dalam
memecahkan masalah kontekstual.
9. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat;
 Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan
pemfaktoran, melengkapkan kuadrat sempurna, dan rumus.
 Menentukan jenis-jenis akar persamaan kuadrat melalui
diskriminan.
 Menentukan jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan
kuadrat.

212 | A l j a b a r E l e m e n t e r
 Menyusun persamaan kuadrat baru berdasarkan jumlah dan
hasil kali akar-akar persamaan kuadrat yang lama.
 Menyusun pemodelan yang melibatkan persamaan kuadrat
dalam pemecahan masalah.
 Menggunakan konsep persamaan kuadrat dalam
memecahkan masalah kontekstual.
10. Materi Pokok
Persamaan Kuadrat
11. Langkah Pembelajaran
Model : Pembelajaran langsung
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
 Menyampaikan  Memperhatikan
apersepsi. penjelasan dosen
Kegiatan awal  Menyampaikan
materi dan tujuan
perkuliahan.
 Menjelaskan secara  Memperhatikan
ringkas tentang penjelasan materi
materi ajar. ajar.
 Menyampaikan  Memperhatikan
alur pembelajaran. langkah-langkah
 Mengorganisasikan pembelajaran
mahasiswa ke berkelompok.
Kegiatan inti dalam beberapa  Duduk
kelompok kecil. berdasarkan
 Membagikan kelompok.
Lembar Kerja  Mengerjakan
Mahasiswa (LKM) Lembar Kerja
kepada setiap Mahasiswa (LKM)
kelompok. dengan cara
 Mengawasi proses berdiskusi dalam

A l j a b a r E l e m e n t e r | 213
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
kerja mahasiswa kelompoknya.
dalam  Menampilkan
kelompoknya hasil kerja kerja
masing-masing. kelompoknya di
 Memberikan depan kelas.
kesempatan  Menanggapi hasil
kepada satu kerja kelompok
kelompok untuk penyaji, bertanya,
menampilkan hasil dan memperbaiki
kerja kelompoknya hasil jika memang
di depan kelas. diperlukan.
 Memandu jalannya  Menyimpulkan
diskusi/Tanya
jawab.
 Mengarahkan pola
pikir mahasiswa
untuk menentukan
kesimpulan.
 Dosen memberikan  Mahasiswa
penegasan tentang mengerjakan
kesimpulan tugas individu.
Kegiatan
tersebut.
penutup
 Dosen memberikan
tugas/kuis individu
kepada mahasiswa.

214 | A l j a b a r E l e m e n t e r
12. Evaluasi (Assesment)
Penilaian difokuskan pada kemampuan kognitif, khusus dalam
hal penerapan konsep/prinsip, manipulasi, analisis dan
keterampilan pemecahan masalah.
1) Jenis/ Teknik Penilaian:
Penilaian Kognitif: Tes tertulis
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian:
Lembar unjuk kerja & tes kinerja
3) Komponen Penilaian
Kehadiran (....%), Tugas (....%), UTS (....%), dan UAS (....%)

A l j a b a r E l e m e n t e r | 215
216 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Pertemuan ke 12-13
(Tanggal ..../.../20.....)

1. Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika


2. Mata Kuliah : Aljabar Elementer
3. Kode Mata Kuliah : MT201
4. Jumlah SKS : 3 SKS
5. Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini terdiri dari beberapa materi pokok yaitu
eksponen, logaritma, keterampilan manipulasi aljabar,
persamaan linear, sistem persamaan linear, pertidaksamaan,
dan barisan deret.
6. Capaian Pembelajaran-Mata Kuliah/Standar Kompetensi
 CPA 1.1 : mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip
pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif.
 CPA 2.2 : mampu menguasai konsep dan prinsip pendidikan
matematika untuk mendukung tugas profesional sebaga
pendidik.
 CPA 2.3 : mampu menguasai dan mengembangkan konsep
keilmuan matematika dalam bidang aljabar, analisis, dan
matematika terapan untuk menemukan solusi
permasalahan secara prosedural.
 CPA 3.2 : mampu melaksanakan pengembangan program
pendidikan matematika melalui riset
 CPS 3.3 : mampu mengelola sumber daya pendidikan
matematika dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi di bidang pendidikan.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 217
7. CP-Mata kuliah pertahap kegiatan/Kompetensi Dasar
 CPK 1 : mahasiswa dapat menjelaskan konsep
pertidaksamaan dalam berbagai bentuk.
 CPK 2 : mahasiswa dapat menentukan penyelesaian dari
jenis-jensi pertidaksamaan.
 CPK 3 : mahasiswa dapat menyusun pemodelan terhadap
masalah yang melibatkan konsep pertidaksamaan.
8. Indikator
 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan linear
 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat
 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak
 Menyusun model matematika dari soa cerita ke dalam
bentuk sistem pertidaksamaan
9. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat;
 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan linear
 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat
 Menentukan penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak
 Menggambarkan daerah penyelesaian melalui garis bilangan
dan koordinat Cartesius dari sebuah pertidaksamaan atau
sistem pertidaksamaan.
 Menyusun model matematika dari soa cerita ke dalam
bentuk sistem pertidaksamaan
 Menyelesaikan model matematika dari soa cerita ke dalam
bentuk sistem pertidaksamaan
10. Materi Pokok
Pertidaksamaan

218 | A l j a b a r E l e m e n t e r
11. Langkah Pembelajaran
Model : Pembelajaran langsung
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
 Menyampaikan  Memperhatikan
apersepsi. penjelasan dosen
Kegiatan awal  Menyampaikan
materi dan tujuan
perkuliahan.
 Menjelaskan secara  Memperhatikan
ringkas tentang penjelasan materi
materi ajar. ajar.
 Menyampaikan  Memperhatikan
alur pembelajaran. langkah-langkah
 Mengorganisasikan pembelajaran
mahasiswa ke berkelompok.
dalam beberapa  Duduk
kelompok kecil. berdasarkan
 Membagikan kelompok.
Lembar Kerja  Mengerjakan
Mahasiswa (LKM) Lembar Kerja
Kegiatan inti
kepada setiap Mahasiswa (LKM)
kelompok. dengan cara
 Mengawasi proses berdiskusi dalam
kerja mahasiswa kelompoknya.
dalam  Menampilkan
kelompoknya hasil kerja kerja
masing-masing. kelompoknya di
 Memberikan depan kelas.
kesempatan  Menanggapi hasil
kepada satu kerja kelompok
kelompok untuk penyaji, bertanya,
menampilkan hasil dan memperbaiki

A l j a b a r E l e m e n t e r | 219
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
kerja kelompoknya hasil jika memang
di depan kelas. diperlukan.
 Memandu jalannya  Menyimpulkan
diskusi/Tanya
jawab.
 Mengarahkan pola
pikir mahasiswa
untuk menentukan
kesimpulan.
 Dosen memberikan  Mahasiswa
penegasan tentang mengerjakan
kesimpulan tugas individu.
Kegiatan
tersebut.
penutup
 Dosen memberikan
tugas/kuis individu
kepada mahasiswa.

12. Evaluasi (Assesment)


Penilaian difokuskan pada kemampuan kognitif, khusus dalam
hal penerapan konsep/prinsip, manipulasi, analisis dan
keterampilan pemecahan masalah.
1) Jenis/ Teknik Penilaian:
Penilaian Kognitif: Tes tertulis
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian:
Lembar unjuk kerja & tes kinerja
3) Komponen Penilaian
Kehadiran (....%), Tugas (....%), UTS (....%), dan UAS (....%)

220 | A l j a b a r E l e m e n t e r
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Pertemuan ke 14-15
(Tanggal ..../.../20.....)

1. Jurusan / Program Studi : Pendidikan Matematika


2. Mata Kuliah : Aljabar Elementer
3. Kode Mata Kuliah : MT201
4. Jumlah SKS : 3 SKS
5. Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini terdiri dari beberapa materi pokok yaitu
eksponen, logaritma, keterampilan manipulasi aljabar,
persamaan linear, sistem persamaan linear, pertidaksamaan,
dan barisan deret.
6. Capaian Pembelajaran-Mata Kuliah/Standar Kompetensi
 CPA 1.1 : mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip
pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif.
 CPA 2.2 : mampu menguasai konsep dan prinsip pendidikan
matematika untuk mendukung tugas profesional sebaga
pendidik.
 CPA 2.3 : mampu menguasai dan mengembangkan konsep
keilmuan matematika dalam bidang aljabar, analisis, dan
matematika terapan untuk menemukan solusi
permasalahan secara prosedural.
 CPA 3.2 : mampu melaksanakan pengembangan program
pendidikan matematika melalui riset
 CPS 3.3 : mampu mengelola sumber daya pendidikan
matematika dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi di bidang pendidikan.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 221
7. CP-Mata kuliah pertahap kegiatan/Kompetensi Dasar
 CPK 1 : mahasiswa dapat menjelaskan konsep barisan &
deret
 CPK 2 : mahasiswa dapat menggunakan aturan-aturan
barisan dan deret dalam pemecahan masalah.
8. Indikator
 Menentukan suku ke n dan jumlah suku ke n dari barisan
dan deret aritmatika.
 Menentukan suku ke n dan jumlah suku ke n dari barisan
dan deret geometri.
 Menentukan jumlah suku barisan deret geometri tak hingga
9. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan
dapat;
 Menentukan suku ke n dan jumlah suku ke n dari barisan
dan deret aritmatika.
 Menentukan suku ke n dan jumlah suku ke n dari barisan
dan deret geometri.
 Menentukan jumlah suku barisan deret geometri tak hingga
 Menerapkan konsep dan aturan barisan deret dalam
pemecahan masalah.
10. Materi Pokok
Barisan & Deret

222 | A l j a b a r E l e m e n t e r
11. Langkah Pembelajaran
Model : Pembelajaran langsung
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
 Menyampaikan  Memperhatikan
apersepsi. penjelasan dosen
Kegiatan awal  Menyampaikan
materi dan tujuan
perkuliahan.
 Menjelaskan secara  Memperhatikan
ringkas tentang penjelasan materi
materi ajar. ajar.
 Menyampaikan  Memperhatikan
alur pembelajaran. langkah-langkah
 Mengorganisasikan pembelajaran
mahasiswa ke berkelompok.
dalam beberapa  Duduk
kelompok kecil. berdasarkan
 Membagikan kelompok.
Lembar Kerja  Mengerjakan
Mahasiswa (LKM) Lembar Kerja
Kegiatan inti
kepada setiap Mahasiswa (LKM)
kelompok. dengan cara
 Mengawasi proses berdiskusi dalam
kerja mahasiswa kelompoknya.
dalam  Menampilkan
kelompoknya hasil kerja kerja
masing-masing. kelompoknya di
 Memberikan depan kelas.
kesempatan  Menanggapi hasil
kepada satu kerja kelompok
kelompok untuk penyaji, bertanya,
menampilkan hasil dan memperbaiki

A l j a b a r E l e m e n t e r | 223
Kegiatan Aktivitas dosen Aktivitas
Perkuliahan mahasiswa
kerja kelompoknya hasil jika memang
di depan kelas. diperlukan.
 Memandu jalannya  Menyimpulkan
diskusi/Tanya
jawab.
 Mengarahkan pola
pikir mahasiswa
untuk menentukan
kesimpulan.
 Dosen memberikan  Mahasiswa
penegasan tentang mengerjakan
kesimpulan tugas individu.
Kegiatan
tersebut.
penutup
 Dosen memberikan
tugas/kuis individu
kepada mahasiswa.
12. Evaluasi (Assesment)
Penilaian difokuskan pada kemampuan kognitif, khusus dalam
hal penerapan konsep/prinsip, manipulasi, analisis dan
keterampilan pemecahan masalah.
1) Jenis/ Teknik Penilaian:
Penilaian Kognitif: Tes tertulis
2) Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian:
Lembar unjuk kerja & tes kinerja
3) Komponen Penilaian
Kehadiran (....%), Tugas (....%), UTS (....%), dan UAS (....%)

224 | A l j a b a r E l e m e n t e r
RIWAYAT PENULIS

Ma’rufi dilahirkan di Kabupaten Soppeng, Sulawesi


Selatan pada tanggal 3 Agustus 1968. Dia menikah
dengan Muhammad Ilyas pada tahun 1994 dan
dikarunia Allah SWT. seorang putri Nita Magfirah
Ilyas dan seorang putra Irsyad Khalid Ilyas.
Penulis menempuh pendidikan SD sampai SMA di
Kabupaten Soppeng, lulus Sarjana Pendidikan
Matematika IKIP Ujung Pandang pada tahun 1991, lulus Magister
Pendidikan pada Program Studi PKLH pada tahun 2006 dan pada
tahun 2008 lulus Magister Pendidikan Matematika Universitas
Negeri Makassar, dan lulus program Doktor Pendidikan
Matematika di Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2017.
Pengalaman penulis sebagai guru di SMA dan sebagai pengawas
Sekolah Menengah Atas memberikan inspirasi untuk menyusun
buku Aljabar Elementer. Saat ini, penulis sebagai dosen tetap
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah IX Sulawesi
dipekerjakan di Universitas Cokroaminoto Palopo. Penulis aktif
melakukan penelitian di bidang pendidikan matematika, baik
melalui hibah Penelitian Dosen Pemula, Pengembangan Inovasi
Pembelajaran di Sekolah, Hibah Bersaing, Penelitian Unggulan
Perguruan Tinggi, Penelitian Tesis Magister, dan Penelitian Terapan.
Selain aktif meneliti, penulis juga sebagai ketua pelaksana

A l j a b a r E l e m e n t e r | 225
pengabdian pada masyarakat Program Pengembangan
Kewirausahaan FKIP UNCP. Diseminasi hasil penelitian dilakukan
melalui seminar nasional maupun internasional, diantaranya
International Conference on Science and Mathematics Education,
SEAMEO RECSAM Penang, Malaysia dan WALS International
Conference di Nagoya University Jepang.

226 | A l j a b a r E l e m e n t e r
RIWAYAT PENULIS

Rio Fabrika Pasandaran, S.Pd., M.Pd adalah


dosen tetap Universitas Cokroaminoto Palopo
pada program studi Pendidikan Matematika.
Pengalaman mengajarkan Geometri Aljabar
(Analitik) turut serta menghantarkan penulis
untuk mengembangkan buku referensi
bertemakan “Aljabar Elementer”.
Penulis menyadari bahwa mendokumentasikan materi perkuliahan
sangat penting, bahkan bermanfaat di masa depan. Setidaknya
dengan menulis, keaslian ilmu akan terus terjaga, sehingga dapat
disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Buku ini
hadir sebagai bahan bacaan bagi siswa/mahasiswa yang ingin
mendalami konsep Aljabar secara mendalam. Didalamnya juga
memuat sistem konsep dan prosedur aljabar secara sistematis,
dilengkapi dengan beberapa contoh pemecahan masalah yang
melibatkan Metakognisi dan soal-soal latihan yang dapat membantu
pembaca mengembangkan kemampuan manipulasi aljabar secara
berkelanjutan.
Akhirnya penulis berharap, semoga keberkahan Allah SWT selalu
menyelimuti kita semua selaku penggiat ilmu, selalu menyertai
setiap usaha kita dalam menuntut ilmu dan senantiasa
menyebarluaskannya. Amin.

A l j a b a r E l e m e n t e r | 227
“Ketika harta tak cukup membawamu pada kebaikan, gunakan
ilmumu untuk membantu sesama, tulislah agar semua bisa
membacanya, agar dunia ini terlepas dari kebodohan”
(Rio Fabrika Pasandaran)

228 | A l j a b a r E l e m e n t e r
A l j a b a r E l e m e n t e r | 229
230 | A l j a b a r E l e m e n t e r

Anda mungkin juga menyukai