SKRIPSI
Oleh:
FIKRI AULIA
NIM: 17035138
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Terhadap Hasil Belajar Siswa” Serta shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW.
arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
3. Ibu Dr. Yerimadesi, S.Pd, M.Si dan Ibu Dr. Desy Kurniawati, M.Si sebagai
4. Ibu Fitri Amelia, M.Si, Ph.D sebagai Ketua Jurusan dan Ketua Program
5. Bapak Jhon Hendri, S.Pd, M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 5
6. Ibu Sri Rezki Nofriani, S.Pd, M.Si sebagai Guru Bidang Studi Kimia di
iii
iv
9. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa bagi
peneliti.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan ide, motivasi, dan kritik
Skripsi ini ditulis dengan berpedoman kepada buku panduan penulisan tugas
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangsih yang berguna
bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan serta bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B.Identifikasi Masalah......................................................................................... 3
C.Batasan Masalah .............................................................................................. 4
D.Rumusan Masalah............................................................................................ 4
E.Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
F.Manfaat Penelitian............................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
A.E-Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Virtual Laboratory ........ 6
B.Hasil Belajar .................................................................................................. 10
C.Efektivitas Bahan Ajar ................................................................................... 14
D.Karakteristik Materi Kesetimbangan Ion dan pH Larutan Garam ................ 15
E.Penelitian Relevan.......................................................................................... 18
F.Kerangka Konseptual ..................................................................................... 19
G.Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 22
A.Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................ 22
B.Jenis dan Desain Penelitian............................................................................ 22
C.Populasi dan Sampel ...................................................................................... 23
D.Variabel dan Data .......................................................................................... 24
E.Prosedur Penelitian ........................................................................................ 25
F.Instrumen Penilaian ........................................................................................ 28
G.Teknik Analisis Data ..................................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 38
A.Hasil Penelitian .............................................................................................. 38
v
B.Pembahasan ................................................................................................... 42
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 46
A.Simpulan ........................................................................................................ 46
B.Saran .............................................................................................................. 46
DAFTAR KEPUSTAKAAN .............................................................................. 47
LAMPIRAN ......................................................................................................... 49
vi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
vii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
ix
x
PENDAHULUAN
Materi kesetimbagan ion dan pH larutan garam dipelajari oleh siswa kelas
teoritis yang wajib dikuasai oleh siswa. Pengetahuan faktual yang terdapat pada
materi ini contohnya gejala perubahan warna kertas lakmus ketika dimasukkan
pada materi ini salah satunya definisi hidrolisis garam serta jenis dari hidrolisis
garam. Pengetahuan prosedural pada materi ini berupa penentuan pH larutan garam.
dan pH larutan garam merupakan konsep kimia yang bersifat abstrak. Oleh karena
itu, dibutuhkan bahan ajar yang dapat membantu siswa memahami konsep abstrak
Wawancara yang dilakukan dengan 3 orang guru kimia dan angket yang
diberikan kepada 106 orang siswa kelas XII MIPA di SMAN 5 Padang diperoleh
kesetimbangan ion dan pH larutan garam, tiga media yang sering digunakan yaitu
power point, modul dan LKS; (b) 56,6% siswa mengalami kesulitan dalam
memahami konsep dari materi kesetimbangan ion dan pH larutan garam; (c) guru
belum pernah menggunakan e-modul pada pembelajaran; (d) siswa dan guru setuju
1
2
Oleh sebab itu, diperlukan bahan ajar yang dapat meningkatkan motivasi dan minat
belajar siswa untuk menemukan konsep dari materi ini secara mandiri.
ion dan pH larutan garam. Model pembelajaran inkuiri dinilai sesuai dengan
ajar untuk membantu siswa belajar secara mandiri, salah satunya berupa modul.
Salah satu bentuk perkembangan teknologi pada dunia pendidikan ditandai dengan
perubahan modul dari bentuk cetak ke dalam bentuk elektronik yang biasa disebut
dengan e-modul. E-modul dapat menuntun siswa belajar secara mandiri dan dapat
memahami konsep yang bersifat abstrak karena memuat video praktikum dan
latihan sehingga siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja.
laboratorium akan teratasi. Praktikum yang tidak dapat dilakukan secara nyata
ini. Tersedianya bahan ajar dalam bentuk e-modul yang terintegrasi virtual
untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar. Penelitian yang
Seiring dengan penelitian di atas Asda & Andromeda (2021) dalam penelitiannya
Laboratory Pada Materi Kesetimbanga Ion dan pH larutan Garam Untuk Kelas XI
kevalidan dan kepraktisan yang tinggi, tetapi belum diuji tingkat efektivitasnya
terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
B. Identifikasi Masalah
dikembangkan oleh Yohana, Elvi (2020) yang sudah valid dan praktis,
C. Batasan Masalah
terintegrasi virtual laboratory pada materi kesetimbangan ion dan pH larutan garam
terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMAN 5 Padang pada ranah kognitif yang
D. Rumusan Masalah
materi kesetimbangan ion dan pH larutan garam terhadap hasil belajar siswa kelas
XI SMAN 5 Padang?”.
5
E. Tujuan Penelitian
dan pH larutan garam terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMAN 5 Padang.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk guru adalah sebagai salah satu bahan ajar yang dapat
2. Manfaat untuk siswa adalah sebagai sumber belajar untuk memahami materi
yang berkaitan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
animasi dan simulasi interaktif sehingga siswa mudah untuk memecahkan masalah
dan meningkatkan kadar interaksi dalam belajar (Gigih et al., 2015). Animasi di
dalam e-modul membuat materi yang disajikan menjadi lebih konkret dan nyata.
teknologi terkini.
internet menjadikan e-modul sebagai bahan ajar yang dapat diakses dimanapun dan
kapanpun.
(link) sebagai navigasi yang membuat siswa menjadi lebih interaktif dengan
program, dilengkapi dengan penyajian video tutorial, animasi dan audio untuk
6
7
yang ditandai dengan sikap siswa dalam memecahkan suatu permasalahan. Model
yang diberikan. Persoalan yang diberikan akan membangkitkan gairah siswa untuk
mencari tahu. Keingintahuan ini yang mendasari keaktifan siswa dalam belajar
a. Orientasi
tahapan ini siswa dipersiapkan untuk belajar. Persiapan untuk belajar tersebut
dapat dilakukan dengan memberi motivasi, menimbulkan rasa ingin tahu dan
dipelajari sebelumnya.
b. Eksplorasi
yang didapat dari observasi tadi. Pada saat ini pula guru menyampaikan
c. Pembentukan Konsep
d. Aplikasi
Konsep yang terbentuk akan diaplikasikan pada tahap ini agar siswa
latihan. Pada tahap ini diharapkan konsep yang didapatkan siswa benar-benar
e. Penutup
Dalam sebuah materi akan banyak konsep yang terbentuk dan telah
diaplikasikan oleh siswa. Pada tahap penutup inilah semua konsep yang
terbentuk dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya sehingga siswa
dapat menarik sebuah kesimpulan. Pada tahapan ini pula kesimpulan yang
secara optimal melalui model inkuiri terbimbing ini. Selain hal diatas masih ada
pembelajaran.
c. Keterampilan membaca, membahas dan jiwa sosial siswa akan diasah saat
melihat detail eksperimen dan dapat berperan aktif selama melakukan eksperimen.
atau sebagai laboratorium alternatif saat tidak tersedia laboratorium nyata atau
tidak dapat dilaksanakan karena alasan fisik atau lainnya. Penggunaan TIK
proses abstrak yang tidak mungkin dilihat secara makroskopis. Selain itu, ada
banyak aktivitas yang dapat ditampilkan pada virtual laboratory yang meliputi
menjadi alternatif lain jika kegiatan laboratorium secara nyata tidak dapat
B. Hasil Belajar
Hasil belajar dikatakan sebagai hasil dari interaksi antara kondisi internal
dan kondisi eksternal siswa dalam memproses informasi (Nurdyansyah & Fahyuni,
2016). Kondisi internal yang dimaksud adalah keadaan siswa tersebut dan proses
didapatkan oleh siswa. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa semua
aspek yang terjadi kepada siswa selama proses pembelajaran akan tergambarkan
dengan taksonomi bloom yang terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
kognitif.
a. Dimensi Pengetahuan
1) Pengetahuan Faktual
2) Pengetahuan Konseptual
unsur yang bersifat dasar menjadi suatu kesatuan struktur yang lebih besar.
klasifikasi, model dan teori yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
3) Pengetahuan Prosedural
4) Pengetahuan Metakognitif
2013).
dimiliki.
pengorganisasian.
ditetapkan.
yang memiliki makna dari ide atau konsep yang telah dipahami.
Pada penelitian ini, hanya meneliti satu ranah saja yaitu ranah pengetahuan
atau kognitif. Dimensi pengetahuan yang diteliti adalah pada dimensi faktual,
konseptual dan prosedural. Aspek hasil belajar yang ditekankan pada penelitian ini
Efektivitas bahan ajar diartikan sebagai pemberian dampak yang baik bagi
pengguna bahan ajar tersebut. Banyak aspek yang harus dinilai agar bahan ajar
umum bahan ajar dapat dikatakan efektif apabila ahli dan pengguna bahan ajar
dapat memahami maksud dan tujuan dari bahan ajar tersebut. Bahan ajar dikatakan
efektif apabila mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan
pembelajaran dan prestasi siswa yang maksimal (S. A. Hasibuan et al., 2020).
15
informasi dan dapat menjawab pertanyaan yang timbul selama proses belajar.
Sumber informasi dalam proses pembelajaran disebut dengan bahan ajar dimana
kesistematisan materi disusun sesuai dengan prinsip belajar antara pendidik dan
sebuah materi akan mempengaruhi efektivitas bahan ajar. Adapun faktor yang
mempengaruhi efektivitas bahan ajar yaitu sikap dari siswa berupa kemampuan
ajar yang digunakan akan efektif jika kemauan dan sikap untuk menerima
pembelajaran dari siswa tinggi, dan cara guru menyampaikan serta cara
mata pelajaran kimia yang dipelajari di kelas XI semester dua. Kompetensi dasar
pH-nya
Materi kesetimbangn ion dan pH larutan garam ini memiliki indikator pencapaian
yang disajikan.
perhitungan
aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti
kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghubungkan pH-nya dan dapat
konsep yang erat dengan kesetimbangan ion dan pH larutan garam maka diperlukan
sekitar agar pembelajaran kesetimbangan ion dan pH larutan garam lebih bermakna,
diminati dan menyenangkan. Dengan pemahaman yang baik siswa dapat melihat
hubungan antara materi kesetimbangan ion dan pH larutan garam yang dipelajari
yang terdapat dilingkungan sekitar. Selain itu, materi ini memuat faktual,
Contoh Faktual:
5. Asam dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi warna merah.
Contoh Konseptual:
1. Kesetimbangan ion adalah kesetimbangan ion kation (+) dan ion anion (-)
3. Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam dalam air membentuk ion
4. Garam yang terhidrolisis sebagian adalah garam dari basa kuat dan asam
lemah, pH > 7 (anion bertindak sebagai basa) atau garam dari basa lemah
dan asam kuat, pH < 7 (kation bertindak sebagai asam) (Petrucci, 2011).
5. Garam yang terhidrolisis total adalah garam dari basa lemah dan asam
lemah (kation adalah asam dan anion adalah basa. Namun, apakah larutan
menjadi asam atau basa, bergantung pada nilai relatif Ka dan Kb ion-
E. Penelitian Relevan
Seiring dengan hal diatas penelitian oleh Maida et al. (2019) mengenai
Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA SMAN
4 Padang” menggambarkan hasil belajar kelas yang menggunakan bahan ajar yang
kelas yang tidak menggunakan bahan ajar yang terintegrasi model pembelajaran
Virtual Laboratory Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Larutan Penyangga dan
virtual laboratory dalam pembelajaran efektif terhadap hasil belajar siswa sehingga
bahan ajar berupa e-modul yang berbasis inkuiri terbimbing dan diintegrasikan
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”
F. Kerangka Konseptual
membutuhkan suatu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi tersebut
agar siswa dapat memahami konsep pada materi ini. Pemilihan model pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik materi ini membantu siswa dalam mencapai tujuan
inkuiri terbimbing siswa diarahkan untuk berpikir dalam menemukan konsep dan
20
G. Hipotesis Penelitian
penelitian ini adalah hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan e-modul
kesetimbangan ion dan pH larutan garam lebih tinggi secara signifikan daripada
hasil belajar kelas kontrol yang belajar tanpa menggunakan e-modul di SMA N 5
Padang.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret tahun 2021
di SMAN 5 Padang.
Penelitian ini akan melihat efektifitas dari e-modul yang telah tersedia,
pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas
modul, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang tersedia di
22
23
ini membandingkan hasil pretest dan posttest pada kelompok yang mendapatkan
Keterangan:
1. Populasi
tertentu untuk diteliti bisa disebut sebagai populasi (Sugiyono, 2013). Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA semester genap tahun 2020/2021 di
SMAN 5 Padang.
2. Sampel
sebagai sampel (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini digunakan kelas eksperimen
dan kelas kontrol untuk menjawab masalah yang akan diteliti. Pengambilan sampel
tertentu. Pertimbangan pada penelitian ini berupa saran penentuan kelas eksperimen
dan kelas kontrol oleh guru bidang studi kimia. Guru bidang studi yang dimintakan
1. Variabel
objek yang telah ditentukan oleh peneliti dengan perbedaan perlakuan antara satu
dengan yang lain untuk dipelajari dan menemukan kesimpulan (Ridha, 2017).
bebas (Irawan, 2000). Variabel terikat dalam penelitian ini berupa hasil
belajar ranah kognitif siswa kelas XI MIPA SMAN 5 Padang dilihat dari
c. Variabel kontrol merupakan suatu keadaan konstan agar variabel terikat dan
(Sugiyono, 2013). Penelitian ini memiliki variabel kontrol berupa guru yang
2. Data
penelitian bisa berupa angka atau fakta yang dicatat peneliti mengenai
penelitiannya (Arikunto, 2012). Data primer digunakan pada penelitian ini yang
informasi data. Data primer penelitian ini bersumber langsung dari tes hasil belajar
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
e. Memahami kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) dalam silabus
j. Menganalisis soal tes (validitas, reliabilitas, daya pembeda soal, dan indeks
kesukaran soal)
2. Tahap Pelaksanaan
Kelas
Eksperimen Kontrol
(Menggunakan E-Modul) (Menggunakan bahan ajar yang
disediakan sekolah)
mengingat kembali materi mengingat kembali materi
prasyarat prasyarat
5. Motivasi, memberikan gambaran 5. Motivasi, memberikan gambaran
tentang manfaat mempelajari tentang manfaat mempelajari
materi kesetimbangan ion dan pH materi kesetimbangan ion dan pH
larutan garam larutan garam
6. Menyampaikan tujuan 6. Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan yang pembelajaran pada pertemuan
berlangsung yang berlangsung
Kegiatan Inti
Eksplorasi Stimulasi
1. Siswa membaca dan memahami 1. Siswa membaca ilustrasi dan
materi pada e-modul inkuiri mengamati gambar yang ada pada
terbimbing buku cetak
2. Siswa mengamati model, gambar, Mengidentifikasi Masalah
video dan audio serta animasi e- 1. Siswa mengajukan pertanyaan yang
modul inkuiri terbimbing berkaitan dengan materi kepada
3. Siswa berdiskusi menggunakan e- guru jika terkendala dalam
modul berbasis inkuiri terbimbing memahami materi
terintegrasi virtual laboratory 2. Siswa merumuskan hipotesis awal
dengan bimbingan guru dari ilustrasi yang diamati
4. Siswa mengajukan pertanyaan yang Mengumpulkan Data
berkaitan dengan materi kepada 1. Siswa berdiskusi menggunakan
guru jika terkendala dalam buku cetak untuk mengumpulkan
memahami materi informasi terkait hipotesis yang
Pembentukan Konsep disampaikan dengan bimbingan
1. Siswa menemukan dan membentuk guru
konsep pada materi tertentu dengan Mengolah Data
menjawab pertanyaan pada e- 1. Siswa mengolah data yang telah
modul inkuiri terbimbing didapatkan selama pengumpulan
terintegrasi virtual laboratory, serta data dengan bimbingan guru
mengumpulkan data dan informasi Memverifikasi dan Generalisasi
yang ada pada e-modul dari 1. Siswa membuktikan kebenaran
gambar, model, animasi, video, hipotesis sesuai data yang telah
audio hasil diskusi dan hasil dikumpulkan
percobaan dalam e-modul 2. Siswa menarik kesimpulan hasil
Aplikasi dari verifikasi
1. Siswa mengaplikasikan konsep
yang telah ditentukan dalam bentuk
latihan yang tersedia pada e-modul
kesetimbangan ion dan pH larutan
garam
28
Kelas
Eksperimen Kontrol
(Menggunakan E-Modul) (Menggunakan bahan ajar yang
disediakan sekolah)
Penutup
1. Siswa menyampaikan hasil diskusi 1. Guru mengkonfirmasi hasil diskusi
2. Guru menginformasikan hasil siswa dan meluruskan konsep jika
diskusi siswa dan meluruskan siswa mengalami kekeliruan dalam
konsep memahami konsep terkait materi
3. Siswa menyimpulkan materi yang yang dipelajari
baru saja dipelajari 2. Siswa diberi tugas oleh guru untuk
4. Siswa diberi tugas oleh guru untuk dikerjakan di rumah
dikerjakan di rumah 3. Siswa dan guru mengakhiri
5. Siswa dan guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa
pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan salam
dan mengucapkan salam
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini peneliti akan mendapatkan data informasi untuk pengolahan
data, dan pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data. Tahapan akhir ini
berupa :
a. Melaksanakan posttest
F. Instrumen Penilaian
mempelajari suatu kompetensi. Instrumen pada penelitian ini berupa tes tertulis
untuk mengukur kemampuan siswa dalam ranah kognitif. Tes adalah deretan
29
Tes hasil belajar diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai
hasil belajar diperoleh melalui pemberian pretest dan posttest. Penerapan tes pada
penelitian ini berupa soal multiple choice berbentuk lima pilihan yang disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi. Menurut Latisma (2011) soal tes layak
dikatakan sebagai instrumen dan dapat digunakan apabila empat kondisi berikut
terpenuhi.
Validitas diartikan sebagai sampai mana alat ukur yang digunakan dapat
tepat mengukur apa yang hendak diukur. Kevalidan suatu alat ukur dapat dilihat
menjalankan fungsinya (Latisma, 2011). Validitas yang diukur berupa validitas isi
a. Validitas isi
Validitas isi tes merupakan kejituan suatu tes ditinjau dari kandungan tes
tersebut. Tujuan dari validitas ini untuk mengetahui bahwa tes sudah
analisis, penelusuran atau pengujian terhadap kandungan tes hasil proses belajar
(Latisma, 2011). Suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes dapat mengukur
Item soal sudah valid apabila setiap bagian item yang ada di soal
berhubungan positif dengan arah skor total (Latisma, 2011). Validitas setiap
butir soal dapat menggunakan statistik korelasi point biserial. Korelasi point
M p − Mt p
pbi =
St q
Keterangan:
Kriteria suatu soal dapat dikatakan valid dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Hasil uji coba validitas butir item 40 soal terhadap 30 siswa dapat dilihat
2. Reliabilitas Tes
Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut memberikan hasil yang
tetap dan konsisten walaupun diulang berkali-kali (Latisma, 2011). Formula Kuder-
tersebut menekankan interkorelasi antara item dalam tes itu sendiri dan korelasi
n M t (n − M t )
r11 = 1−
n − 1 (n )(S t )2
Keterangan :
n = Jumlah soal
St = Variasi soal
Berdasarkan hasil analisis uji coba soal yang dilakukan diperoleh r 11 sebesar
0,74. Dari kriteria tes yang bersumber dari Latisma (2011) maka soal uji coba
memiliki koefisien korelasi 0,70 < r11 ≤ 0,90 yang berarti soal uji coba memiliki
kriteria reliabilitas tes tinggi. Kriteria reliabilitas soal uji coba yang tinggi
menunjukkan soal uji coba memberikan hasil yang konsisten walaupun diulang
Keterangan :
PA = Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab betul butir soal yang
bersangkutan
PB = Proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab betul butir soal yang
bersangkutan
BA = Banyak testee kelompok atas yang dapat menjawab betul butir soal yang
bersangkutan
BB = Banyak testee kelompok bawah yang dapat menjawab betul butir soal yang
bersangkutan
Hasil uji coba daya beda soal dapat dilihat pada tabel 7 berikut dan hasil
Angka yang menunjukkan mudah atau sulitnya suatu soal dapat dikatakan
sebagai indeks kesukaran soal. Butir tes hasil belajar yang bagus mempunyai indeks
kesukaran yang sedang, tidak sulit dan juga tidak mudah (Latisma, 2011). Rumus
B
P=
JS
Keterangan:
Hasil uji coba indeks kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 9 berikut dan
Berdasarkan hasil uji coba validitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran
didapatkan 20 soal uji coba yang terpakai dan 20 soal dibuang. Hasil analisis
peserta tes dan konsep yang dikuasai pada materi yang diajarkan. Data hasil belajar
diperoleh melalui perbandingan nilai pretest dan nilai posttest pada masing-masing
a. Menghitung nilai tiap peserta tes berdasarkan skor pretest dan posttest
∑N − gain siswa
g=
jumlah siswa
2. Uji Normalitas
tidak dari suatu populasi (Sudjana, 2005). Untuk normalitas digunakan aplikasi
c. Pada dependent list masukkan variabel terikat dan factor list untuk variabel
bebas
d. Pilih Plots dan aktifkan Normality plots with tests dan pilih continue
nilai signifikansi (sig) < ɑ 0.05 maka data tidak terdistribusi normal
nilai signifikansi (sig) > ɑ 0.05 maka data terdistribusi normal (Santoso,
2012).
3. Uji Homogenitas
c. Pada dependent list masukkan variabel terikat dan factor list untuk variabel
bebas.
nilai sig < 0.05 maka data memiliki variansi yang tidak homogen (Santoso,
2012).
4. Uji Hipotesis
sebaliknya.Uji hipotesis dilakukan dengan uji t atau disebut juga uji perbedaan dua
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1 > µ2
37
Keterangan :
H0 = Hasil belajar kelas yang menggunakan e-modul (kelas eksperimen) kecil atau
sama dengan hasil belajar kelas yang tidak menggunakan e-modul (kelas
kontrol)
tinggi dari hasil belajar kelas yang tidak menggunakan e-modul (kelas
kontrol).
masukkan variabel bebas pilih define group (grup 1: kelas eksperimen dan
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif primer yang berasal dari hasil
belajar siswa pada ranah kognitif. Hasil belajar dinilai dengan memberikan tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest) berupa soal multiple choice bentuk pilihan
berganda sebanyak 20 butir dengan lima pilihan jawaban. Jawaban benar akan
diberi skor satu dengan nilai lima dan jawaban salah diberi skor nol dengan nilai
1. Deskripsi Data
kegiatan tes awal (pretest) yang dikemas dalam bentuk kuis yang dikerjakan siswa
kelas sampel di hari yang bersamaan. Setelah didapatkan nilai tes awal (pretest)
kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang disediakan sekolah dan bahan ajar yang
kelas sampel diminta meluangkan hari untuk melakukan tes akhir (posttest) yang
dikemas dalam bentuk ulangan harian. Setelah dilakukan tes akhir (posttest) yang
dikemas dalam bentuk ulangan harian maka data yang didapatkan di analisis.
Berdasarkan analisis jawaban pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest),
diperoleh data hasil belajar siswa untuk kelas sampel di SMAN 5 Padang seperti
38
39
Dari Tabel 11 terlihat nilai terendah pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 10 yang diperoleh oleh satu orang siswa pada kelas eksperimen dan
dua orang siswa pada kelas kontrol. Nilai pretest tertinggi kelas eksperimen adalah
55 yang diperoleh oleh satu orang siswa dan pada kelas kontrol nilai pretest
tertinggi adalah 45 yang diperoleh oleh satu orang siswa. Setelah dilakukan
pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan nilai posttest
tertinggi pada kelas eksperimen yaitu 100 dan pada kelas kontrol 95 yang diperoleh
oleh satu orang siswa. Setelah nilai pretest dan posttest didapatkan di hasilkanlah
rata-rata pretest kelas eksperimen 26,39 dan kelas kontrol 27,08 serta rata-rata
2. Analisis data
modul yang digunakan melalui uji N-gain dan uji hipotesis secara statistik yang
a. Uji N-Gain
Gain 0,59 dengan kategori sedang serta pada kelas kontrol rata-rata N-Gain 0,47
dengan kategori sedang. Kriteria N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sama-sama sedang namun N-gain kelas eksperimen lebih besar daripada
kelas kontrol dengan selisih 0,12. Lebih tingginya N-Gain kelas eksperimen
daripada kelas kontrol sudah digambarkan dari selisih rata-rata pretest dan
sedangkan kelas kontrol memiliki selisih 34,31. Untuk lebih lengkap dapat
dibuktikan dengan uji statistik (uji normalitas, uji homogenitas dan uji
b. Uji Normalitas
terdistribusi normal atau tidak. Pada uji ini digunakan uji Shapiro-wilk. Pada
penelitian ini menggunakan nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka data
terdistribusi normal dan sebaliknya. Hasil uji normalitas pada kedua kelas dapat
Tabel 13 menunjukkan hasil uji normalitas dengan taraf nyata 0,05 dan nilai
(sig) pada kelas eksperimen 0,077 dan kelas kontrol 0,326. Kedua kelas
menunjukkan nilai (sig) lebih besar dari taraf nyata yang menandakan kedua
data kelas terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran
31.
c. Uji homogenitas
homogen atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan jika nilai (sig) > 0,05
maka data memiliki varians homogen. Uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel
14.
Tabel 14 menunjukkan nilai (sig) 0,328 > 0,05 yang memiliki arti data hasil
belajar kelas sampel memiliki varians homogen. Hasil uji homogenitas dapat
42
dilihat pada Lampiran 32. Hasil uji normalitas dan homogenitas memberikan
hasil bahwa data terdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis
d. Uji hipotesis
hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima atau tidak. Uji hipotesis pada
dari nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 yang menandakan adanya perbedaan yang
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 yang
gambaran dari H0 ditolak sudah terlihat karena peningkatan hasil belajar dari
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Perhitungan uji hipotesis
B. Pembahasan
Data pretest pada Tabel 11 menunjukkan nilai siswa pada kelas sampel
sebelum diberikan perlakuan. Nilai rata-rata pretest pada kelas sampel memberikan
selisih sebesar 0,69 yang berarti kemampuan awal siswa tentang materi hidrolisis
garam tidak terlalu jauh beda walaupun rata-rata kelas eksperimen lebih rendah
daripada kelas kontrol. Pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diajarkan
yang dimiliki siswa tentang materi yang akan dipelajari (Latisma, 2011)
eksperimen meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam menemukan konsep, hal
ini dapat dilihat dari nilai siswa dalam mengisi lembar kerja yang relatif tinggi.
Selama mengisi lembar kerja terlihat siswa bersemangat dalam mengerjakannya hal
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Budiarti et al., (2016)
yang dikemas dalam bentuk ulangan harian. Soal posttest yang diberikan kepada
kelas eksperimen sama persis dengan yang diberikan kepada kelas kontrol.
peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol yaitu
43,19 dan memiliki selisih 8,88. Selisih pretest dan posttest yang didapatkan pada
sama sedang. Berdasarkan Tabel 12 selisih nilai N-Gain kelas sampel sebesar 0,12
44
dengan nilai N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi. Selisih dari nilai N-Gain
belajar daripada kelas kontrol. Nilai N-Gain kelas eksperimen selanjutnya diuji
Nilai N-Gain yang didapatkan pada kelas sampel diuji normalitasnya dan
didapatkan hasil seperti Tabel 13. Kelas eksperimen memiliki nilai (sig) sebesar
0,07 dan kelas kontrol memiliki nilai (sig) 0,326. Penelitian ini menggunakan taraf
nyata 0,05 sehingga nilai (sig) kelas sampel lebih besar dari taraf nyata yang berarti
Tabel 14 yang menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf nyata.
Kecilnya nilai ini memberikan arti data yang digunakan memiliki varians homogen.
Uji normalitas dan homogenitas yang dilakukan memberikan hasil data terdistribusi
normal dan memiliki varians homogen sehingga untuk uji hipotesis dilakukan
Pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 15 dengan nilai Sig. (2-tailed)
kelas sampel sebesar 0,026. Kecilnya nilai ini daripada taraf nyata (0,05)
berbasis inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa seperti
45
penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan & Andromeda (2020) dan Asda &
pembelajaran yang biasanya satu jam pembelajaran adalah 45 menit namun untuk
situasi saat ini proses pembelajaran hanya dibatasi 30 menit untuk satu jam mata
hasil belajar peserta didik yang menggunakan e-modul berbasis inkuiri terbimbing
siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
kesetimbangan ion dan pH larutan garam efektif terhadap peningkatan hasil belajar
siswa SMAN 5 Padang. Peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang
pada materi kesetimbangan ion dan pH larutan garam lebih tinggi dibandingkan
B. Saran
rumah.
46
47
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anisah, E., Mantini RS, S., & Subroto, T. (2013). Keefektifan Virtual Laboratory
Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis.
Chemistry in Education, 2(1), 1-6
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Asda, V.D., & Andromeda. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Efektivitas E-modul Berbasis Guided Inquiry Learning Terintegrasi Virlabs
dan Multirepresentasi pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
terhadap Hasil Belajar Siswa. 3(3), 710-716
Budiarti, S., Nuswowati, M., & Cahyono, E. (2016). Guided Inquiry Berbantuan
E-modul untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Journal of
Innovative Science Education, I(1), 1-9
Gigih, D. D., Saptorini, & Soeprodjo. (2015). Penerapan Metode Inkuiri
Berbantuan E-modul. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 7(2), 1201-1209
Gunawan, G., Nisrina, N., Suranti, N. M.Y., Heryanti, L., & Rahmatiah, R. (2018).
Virtual Laboratory to Improve Students’ Conceptual Understanding in
Physics Learning. Journal of Physics Conference Series, 1108(1)
Hanson, D. M. (2005). Designing Process-Oriented Guided-Inquiry Activities.
Faculty Guidebook – A Comprehensive Tool for Improving Faculty
Performance, 1-6
Hasibuan, S. A., Hasibuan, S. S., & Choe, N. (2020). Efektivitas Bahan Ajar
Matematika Berbasis Budaya. 7(2), 141-152
Hasibuan, S. R., & Andromeda. (2020). Efektivitas Penggunaan E-modul Sistem
Koloid Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Laboratorium Virtual
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAS Nurul ‘Ilmi. 7-12
Herga, N. H., & Dinevski, D. (2012). Virtual Laboratory in Chemistry –
Experimental Study of Understanding, Reproduction and Application of
Acquired Knowledge of Subject’s Chemical Content. Organizacija, 45(3), 108-
116
Imansari, N., & Sunaryantiningsih, I. (2017). Pengaruh E-modul Interaktif
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Materi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. VOLT : Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1), 11
Irawan, P. (2000). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : STIA-LAN
Kadir, A. (2015). Menyusun dan Menganalisis Tes Hasil Belajar. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Keenan, Charles, W., dkk. (1999). Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
48
49
50
Lampiran 2. Surat Izin Observasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
51
A. Kompetensi Inti
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
pergaulan dunia
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
C. Tujuan Pembelajaran
aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti
kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghubungkan pH-nya dan dapat
D. Materi Pembelajaran
Contoh Faktual:
5. Asam dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi warna merah.
Contoh Konseptual:
1. Kesetimbangan ion adalah kesetimbangan ion kation (+) dan ion anion (-)
3. Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam dalam air membentuk ion
4. Garam yang terhidrolisis sebagian adalah garam dari basa kuat dan asam
lemah, pH > 7 (anion bertindak sebagai basa) atau garam dari basa lemah
dan asam kuat, pH < 7 (kation bertindak sebagai asam) (Petrucci, 2011).
5. Garam yang terhidrolisis total adalah garam dari basa lemah dan asam
lemah (kation adalah asam dan anion adalah basa. Namun, apakah larutan
menjadi asam atau basa, bergantung pada nilai relatif Ka dan Kb ion-
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Media Pembelajaran:
1. Laptop
2. Papan tulis
3. E-modul
4. Lembar Penilaian
Alat :
1. Proyektor
2. Spidol
Sumber Belajar :
Erlangga
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan satu
Pertemuan dua
1. Peserta didik dapat menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis
2. Peserta didik dapat menghitung pH larutan garam yang berasal dari asam
Pertemuan tiga
1. Peserta didik dapat menghitung pH larutan yang berasal dari asam lemah
2. Peserta didik dapat menghitung pH larutan garam yang berasal dari asam
A. Kompetensi Inti
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
pergaulan dunia
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
C. Tujuan Pembelajaran
aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti
kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghubungkan pH-nya dan dapat
D. Materi Pembelajaran
Contoh Faktual:
5. Asam dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi warna merah.
Contoh Konseptual:
1. Kesetimbangan ion adalah kesetimbangan ion kation (+) dan ion anion (-)
3. Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam dalam air membentuk ion
4. Garam yang terhidrolisis sebagian adalah garam dari basa kuat dan asam
lemah, pH > 7 (anion bertindak sebagai basa) atau garam dari basa lemah
dan asam kuat, pH < 7 (kation bertindak sebagai asam) (Petrucci, 2011).
5. Garam yang terhidrolisis total adalah garam dari basa lemah dan asam
lemah (kation adalah asam dan anion adalah basa. Namun, apakah larutan
menjadi asam atau basa, bergantung pada nilai relative Ka dan Kb ion-
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Media Pembelajaran:
1. Laptop
2. Papan tulis
3. E-modul
4. Lembar Penilaian
Alat:
1. Proyektor
2. Spidol
Sumber Belajar:
Erlangga
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan satu
Pertemuan dua
1. Peserta didik dapat menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis
2. Peserta didik dapat menghitung pH larutan yang berasal dari asam kuat dan
Pertemuan tiga
1. Peserta didik dapat menghitung pH larutan yang berasal dari asam lemah
2. Peserta didik dapat menghitung pH larutan garam yang berasal dari asam
Nama :
Kelas :
Sekolah :
A. CH3COOK D. NH4Cl
B. CH3COONH4 E. K2SO4
C. (NH4)2SO4
2. Jika suatu asam kuat dicampur dengan basa lemah, maka akan terbentuk
C. Asam
3. Larutan zat berikut yang dalam air mempunyai pH paling kecil adalah …
A. CH3COONa D. NaCl
B. CH3COOK E. (NH4)2SO4
C. KCN
4. Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah akan bersifat
asam jika…
A. Ka > Kb D. Ka = Kb
B. Ka < Kb E. Kb = Ka
C. Kb > Ka
86
5. pH garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah akan ….
C. bersifat netral
terhidrolisis adalah…
7. Dari beberapa larutan garam berikut: CH3COOH, NH3, NaOH, HI, NH4OH,
HNO3, Ba(OH)2, HCl dan Ca(OH)2 yang merupakan pasangan asam kuat
A. KCN D. NH4Cl
B. NaCN E. K2SO4
C. CuSO4
87
A. 1 dan 2 D. 3 dan 4
B. 1 dan 3 E. 4 dan
C. 2 dan 3
11. Larutan garam yang tidak merubah warna kertas lakmus adalah
A. NH4Cl D. KCN
B. NaF E. CH3COONa
C. Na2SO4
88
12. Berikut ini adalah uji kelarutan sifat asam/basa dari beberapa garam
Lakmus
No. Rumus Garam
Merah Biru
1. NaCl Merah Biru
2. CH3COONa Biru Biru
3. NH4Cl Merah Merah
4. Na2SO4 Biru Biru
5. NaCN Biru Biru
Garam yang mengalami hidrolisis dan sesuai dengan hasil uji lakmusnya
adalah….
A. 1, 2 dan 4 D. 2, 3 dan 5
B. 1, 2, dan 5 E. 3, 4 dan 5
C. 2, 3, dan 4
13. Garam yang bersifat asam ketika dilarutkan dalam air adalah ….
C. amonium sulfat
15. Campuran berikut yang mengalami hidrolisis parsial dan bersifat asam
adalah....
A. Na2SO4 D. K2SO4
B. NaCl E. CH3COOK
C. NaHSO4
18. Air akan berubah pH nya menjadi lebih kecil dari 7, jika kedalam air
dilarutkan garam …
A. NaCN D. NaCl
B. NH4Cl E. K2SO4
C. CH3COONa
90
19. Garam dibawah ini yang dilarutkan ke dalam air mengalami hidrolisis,
kecuali …
A. CH3COOK D. NaCl
B. (NH4)2SO4 E. Al2S3
C. CH3COONH4
atas adalah ….
A. NH4Cl D. Na2SO4
B. NH4CN E. KCN
C. CaCl2
adalah….
A. 1 D. 4, 5 – log 2
B. 5 – log 2 E. 9 – log 2
C. 9
22. pH dari larutan garam NH4CN 0,2M. Diketahui Ka HCN = 4,9 X 10-10
C. 9 – log 52,2
91
23. Harga tetapan hidrolisis dari larutan NH4Cl yang mempunyai harga Kb NH3
= 1 x 10–5 adalah ….
A. 1 x 10–2 D. 1 x 10-10
B. 1 x 10–6 E. 1 x 10-8
C. 1 x 10–9
24. pH dari larutan garam NH4Cl 0,2 M jika diketahui Kb NH3 = 1,8 x 10-5
mol/L adalah . . . .
A. 4,74 D. 5,26
B. 4,82 E. 5,62
C. 4,98
25. Konsentrasi H+ larutan NH4CN 0,01 M adalah …. (Ka HCN = 4,0 x 10-11
C. 1,0 x 10-10
adalah…
A. 3 C. 11 E. 13
B. 10 D. 7
adalah…
A. 5 – log 2 C. 2 – log 5 E. 5
B. 5 + log 2 D. 2 + log 5
92
28. Jika 5,35 g NH4Cl ( Mr = 53,5 ) dilarutkan dalam air hingga volumenya
menjadi 250 mL, akan diperoleh larutan dengan pH…. (Kb NH3 = 1 x 10-5)
A. 5 – log 2 D. 5 + log 4
B. 9 – log 4 E. 9 – log 4
C. 5
dicampur adalah….
A. 9 C. 6 E. 4
B. 8 D. 5
adalah….
A. 1 C. 9 E. 9 – log 2
32. pH dari larutan (NH4)2SO4 0,1 M dengan nilai Kb NH3 = 1 x 10-5 adalah…
B. 6,23 D. 4,73
93
33. Jika 100 mL larutan H2SO4 0,1 M direaksikan dengan 400 mL larutan
A. A. 4 C. C. 5 E. E. 9
B. B. 5 ,5 D. D. 8,5
34. pH dari larutan yang merupakan campuran dari 100 mL CH3COOH 0,2 M
A. 9 C. 7 E. 11
B. 8 D. 10
35. Sebanyak 2,64 gram kristal (NH4)2SO4 dilarutkan dalam air, sehingga
C. 9 + log 2
36. Dilarutkan 0,98 gram NaCN sampai volume 125 mL, pH larutan adalah…
A. 2 – log 2,83
B. 3 – log 2,83
C. 12 + log 2,83
D. 11 – log 2,83
E. 11 + log 2,83
94
37. Massa (NH4)2SO4 yang harus ditambahkan ke dalam 100 mL air sehingga
S = 32 ; Kb NH3 = 1 x 10-5)
adalah…
A. 2 C. 5 E. 9
B. 4 D. 6
39. pH hasil hidrolisis larutan NaCN 0,01 M adalah …. (Ka HCN = 1 x 10–10)
A. 10 C. 11 E. 12
B. 4 D. 3
40. Berapa gram NH4Br harus dilarutkan dalam 500 ml larutan untuk
N = 14, H = 1 Br = 80)
A. 9,5 gram
B. 9,8 gram
C. 9,2 gram
D. 9,4 gram
E. 9,7 gram
95
𝑛 𝑆 2 𝑡− ∑ 𝑝.𝑞
r11 = (𝑛−1) ( )
𝑆2𝑡
(∑ 𝑋𝑡 )2
∑ 𝑋𝑡 2 −
2 𝑁
St = 𝑁
14200− 13272,033
S2t = 30
927,967
S2t = 30
S2t = 30,93
40 30,93−8,75
r11 = (40−1) ( )
30,93
40 22,186
r11 = (39) ( 30,93 )
r11 = (1,025)(0,1710)
r11 = 0,74
Dari pengolahan data diperoleh r11 = 0,74 dengan kriteria tingkat reliabilitas
A. CH3COOK D. NH4Cl
B. CH3COONH4 E. K2SO4
C. (NH4)2SO4
2. Jika suatu asam kuat dicampur dengan basa lemah, maka akan terbentuk
C. Asam
3. Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah akan bersifat
asam jika…
A. Ka > Kb C. Kb > Ka E. Kb = Ka
B. Ka < Kb D. Ka = Kb
B. 1 dan 3 D. 3 dan 4
6. Berikut ini adalah uji kelarutan sifat asam/basa dari beberapa garam
Lakmus
No. Rumus Garam
Merah Biru
1. NaCl Merah Biru
2. CH3COONa Biru Biru
3. NH4Cl Merah Merah
4. Na2SO4 Biru Biru
5. NaCN Biru Biru
Garam yang mengalami hidrolisis dan sesuai dengan hasil uji lakmusnya
adalah….
B. 1, 2, dan 5 D. 2, 3 dan 5
A. Na2SO4 D. K2SO4
B. NaCl E. CH3COOK
C. NaHSO4
atas adalah ….
A. NH4Cl D. Na2SO4
B. NH4CN E. KCN
C. CaCl2
11. Harga tetapan hidrolisis dari larutan NH4Cl yang mempunyai harga Kb NH3
= 1 x 10–5 adalah ….
A. 1 x 10–2 D. 1 x 10-10
B. 1 x 10–6 E. 1 x 10-8
C. 1 x 10–4
105
12. pH dari larutan garam NH4Cl 0,2 M jika diketahui Kb NH3 = 1,8 x 10-5
mol/L adalah . . . .
A. 4,74 D. 5,26
B. 4,82 E. 5,62
C. 4,98
13. Konsentrasi H+ larutan NH4CN 0,01 M adalah …. (Ka HCN = 4,0 x 10-11
C. 1,0 x 10-10
adalah…
A. 3 C. 11 E. 13
B. 10 D. 7
adalah…
A. 5 – log 2 D. 2 + log 5
B. 5 + log 2 E. 5
C. 2 – log 5
16. Jika 5,35 g NH4Cl ( Mr = 53,5 ) dilarutkan dalam air hingga volumenya
menjadi 250 mL, akan diperoleh larutan dengan pH…. (Kb NH3 = 1 x 10-5)
A. 5 – log 2 C. 5 E. 9 – log 4
B. 9 – log 4 D. 5 + log 4
106
dicampur adalah….
A. 9 C. 6 E. 4
B. 8 D. 5
18. pH dari larutan yang merupakan campuran dari 100 mL CH3COOH 0,2 M
A. 9 C. 7 E. 11
B. 8 D. 10
adalah…
A. 2 C. 5 E. 9
B. 4 D. 6
20. pH hasil hidrolisis larutan NaCN 0,01 M adalah …. (Ka HCN = 1 x 10–10)
A. 10 C. 11 E. 12
B. 4 D. 3
107
1 20 55.56
4 18 50.00
6 10 27.78
C4 K1 35.19
7 9 25.00
8 12 33.33
9 7 19.44
2 16 44.44
3 9 25.00
C4 K2 31.94
5 10 27.78
10 11 30.56
28.58
11 7 19.44
12 6 16.67
13 6 16.67
14 2 5.56
15 9 25.00
C4 K3 18.61
16 0 0.00
17 8 22.22
18 8 22.22
19 10 27.78
20 11 30.56
111
1 32 88.89
4 36 100.00
6 25 69.44
C4 K1 64.81
7 20 55.56
8 27 75.00
9 23 63.89
2 26 72.22
3 23 63.89
C4 K2 65.28
5 19 52.78
10 26 72.22
66.14
11 29 80.56
12 24 66.67
13 26 72.22
14 26 72.22
15 22 61.11
C4 K3 68.33
16 23 63.89
17 23 63.89
18 23 63.89
19 23 63.89
20 27 75.00
112
1 21 58.33
4 16 44.44
6 8 22.22
C4 K1 31.48
7 7 19.44
8 9 25.00
9 7 19.44
2 17 47.22
3 13 36.11
C4 K2 36.81
5 13 36.11
10 10 27.78
29.61
11 7 19.44
12 8 22.22
13 6 16.67
14 5 13.89
15 8 22.22
C4 K3 20.56
16 2 5.56
17 7 19.44
18 9 25.00
19 10 27.78
20 12 33.33
116
1 33 91.67
4 29 80.56
6 19 52.78
C4 K1 66.67
7 20 55.56
8 18 50.00
9 25 69.44
2 22 61.11
3 27 75.00
C4 K2 61.81
5 18 50.00
10 22 61.11
62.27
11 20 55.56
12 23 63.89
13 20 55.56
14 21 58.33
15 19 52.78
C4 K3 58.33
16 18 50.00
17 19 52.78
18 21 58.33
19 22 61.11
20 27 75.00
117
Cases
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
.970 1 70 .328
120