PADA BALITA
OLEH :
NPM : 12114201160108
FAKULTAS KESEHATAN
AMBON 2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami menyatakan menerima dan menyetujui proposal ini yang di susun oleh MIA
Pembimbing I Pembimbing II
Ns.S.R.Maelissa.,S.Kep.,M.Kep G.V.Soisa.,S.Si.,M.Kes
NIDN.1223038001 NDIN.1201128802
Mengetahui
Ns.S.R.Maelissa.,S.Kep.,M.Kep
NIDN.1223038001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya
kasih kepada :
ku
iii
8. Teman-teman Angkatan 2016 terkhususnya teman-teman kelas B keperawatan
yang selama ini telah berproses bersama dari semester awal hingga pada penul
ini.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang dengan
berbagai macam cara dan perannya telah membantu penulis dalam proses penyusunan
hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
dapat membantu perbaikan dan pengembangan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
keperawatan.
Ambon, 2021
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Diare …………………………..... 6
B. Tinjauan Umum Tentang PHBS.............................................16
C. Tinjauan Umum Tentang Balita.............................................19
D. Tinjauan Umum Tentang hubungan PHBS ibu......................29
E. Kerangka Konsep....................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................41
B. Identifikasi Systematic Review................................................41
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.................................43
D. Variabel Penelitian..................................................................45
E. Analissa Data..........................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam (Nurarif & Kusuma, 2015).
dengan peningkatan volume dan keenceran feses serta frekuensi buang air besar
lebih dari 3 kali sehari (pada neonatus lebih dari 4 kali sehari) dengan atau tanpa
tersebut bila tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kematian pada anak
yang menderita diare (Lestari, 2016). Pada penderita diare dengan dehidrasi berat,
volume darah berkurang sehingga dapat terjadi dampak negatif pada bayi dan
anak – anak antara lain syok hipovolemik (dengan gejala – gejalanya yaitu denyut
jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat, kecil, tekanan darah menurun, pasien
gangguan keseimbangan asam basa, gagal ginjal akut, dan proses tumbuh
kembang anak terhambat yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup
an bahwa penyakit diare adalah penyebab kematian kedua pada anak di bawah lim
a tahun, dan bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 525.000 anak setiap tah
1
unnya. Secara global, ada hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare pada anak setiap
tahun. Angka berdasarkan kasus 4,6 miliar diare dan 1,6 juta kematian karena diar
e yang terjadi di seluruh dunia tahun 2010, serupa dengan angka-angka yang terja
di di tahun-tahun berikutnya (WHO 2017). Pada tahun 2018, angka kematian anak
akibat penyakit diare menyebabkan kematian sekitar 437.000 anak balita (UNICE
F, 2019).
LB yang sering disertai kematian. Tahun 2017 jumlah penderita diare pada balita
yang dilayani di sarana kesehatan sebanyak 34,96 % penderita dan terjadi penurun
an pada tahun 2018 yaitu menjadi 29,63 % penderita dari perkiraan diare di sarana
dan angka kejadian diare di Maluku mengalami peningkatan dari tahun 2013
sebesar 4,5% menjadi 6,8% pada tahun 2018. (Kemenkes, 2018). Hasil sensus
tahun 2019 menunjukan bahwa terdapat 3295 kasus diare, dengan kasus tebanyak
kerja puskesmas rijali, sebanyak 60 kasus diare pada balita dari tahun 2019 -2020
faktor penajmu (host) yang menyebabkan diare seperti tidak cuci tangan
pakai sabun, status gizi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
2
(environment) seperti saluran pembuangan air limbah yang menjadi
air susu ibu (ASI) eksklusif, jika tidak diterapkan dengan baik maka dapat
yang tidak baik dan selokan yang tergenang dengan limbah keluarga
masyarakat menggunakan air mineral sebagai sumber air minum, ada juga
yang menggunakan air dari sumur yang seringkali masih berbau, berasa
rotavirus.
3
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Rijaly
yang masih rendah, yaitu dari tahun 2018 sampai dengan 2020 berturut-
turut 58,25%, 52,28%, 42,43%. Hal ini masih jauh dari target yang
untuk meneliti hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) dengan
B. Rumusan Masalah
erilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita ?’
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
n komunitas.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Masyarakat
4
Menjadi bahan informasi bagi masyarakat (orang tua) untuk me
a.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Diare buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau se
tengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada bi
asanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam (Nurarif & Kusuma, 2015).
ngan peningkatan volume dan keenceran feses serta frekuensi buang air be
sar lebih dari 3 kali sehari (pada neonatus lebih dari 4 kali sehari) dengan a
tau tanpa lendir darah (Nurul Utami & Nabila Luthfiana 2016). Apabila di
are berlangsug selama 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare kronik
dan elektrolit yang hebat pada bayi dengan volume tinja lebih dari
15g/kg/24 jam, sedangkan pada balita umur 3 tahun volume tinjanya sudah
sama dengan volume orang dewasa yaitu lebih dari 200g / 24 jam.
2. Penyebab Diare
n faktor psikologis.
a. Faktor infeksi
6
Proses ini dapat di awali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang
alam usus dan merusak sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan da
m absorpasi cairan dan elektrolit. Adanya toksil bakteri juga akan meny
ebabkan system transfortasi menjadi aktif dalam usus, sehingga sel muk
osa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan elektrolit akan me
ningkat.
albicans).
b. Faktor malabsorbsi
7
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa,
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan
dan alergi
d. Faktor psikologis
Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi ceng
eng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair (lendir d
drasi (bila terjadi dehidrasi berat maka volume darah berkurang, nadi ce
pat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, keadaan menu
run diakhiri dengan syok), berat badan menurun, turgor kulit menurun,
mata dan ubun-ubun cekung, mulut dan kulit menjadi kering (Octa dkk,
2014).
4. Dampak Diare
8
Widjaja (2002) menjelaskan bahwa diare yang tidak segera
pertumbuhan.
a. Dehidrasi
pada bayi karena bayi lebih sulit untuk diberi cairan melalui mulut
permukaan tubuh pada anak usia kurang dari satu tahun relatif
b. Gangguan pertumbuhan
9
masih berada di dalam kandungan sampai berusia 2 tahun. Diare
pertumbuhannya normal.
5. Manifestasi klinis
j. Pontanel cekung.
6. Patofisiologi
10
ptosporidium). Beberapa mikroorganisme pathogen ini menyebabk
imana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada diare a
kut. Penularan diare bisa melalui fekal ke oral dari satu penderita k
an air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebih
disentri dan virus entero yang masuk ke dalam usus dan berkemban
11
mudian akan kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehi
7. Komplikasi
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang.
d. Bakterimia.
e. Mal nutrisi.
f. Hipoglikemia.
a. Faktor lingkungan.
12
ondisi lingkungan yang optimum sehingga dapat memberikan pe
yakit diare pada anak yaitu pembuangan tinja dan sumber air mi
lalui berbagai macam cara, baik melalui air, tangan, maupun tan
b. Faktor sosiodemografi.
13
Faktor sosiodemografi yang berpengaruh terhadap kejadi
an diare pada anak yaitu pendidikan dan pekerjaan orang tua, ser
asi, baik dari orang lain maupun media masa. Banyaknya inform
k pekerjaan seseorang.
14
nyediaan jamban sendiri, dan jika mempunyai ternak akan diberi
c. Faktor perilaku.
15
sebelum dikonsumsi, karena salah satu penyebaran diare adalah
1. Pengertian Perilaku
b) Perilaku sakit
penyakit.
16
Perilaku peran sakit adalah segala aktivitas individu yang menderita
a. Pengertian PHBS
2010).
17
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
perlaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam kesehatan
18
menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga
i jalan lahir
dilakukan adalah :
19
e) Mengalami kejang-kejang
Bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6
sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu
penyakit
20
f) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan
pernapasan bayi.
lah itu berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama
n. :
ai bersih.
21
b) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah
k tegang).
a.
bu.
ya.
22
a) Bagi Ibu:
b) Bagi bayi :
c) Bagi Keluarga :
a.
23
d) Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan k
rat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat bada
nnya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingg
abun :
24
Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh,
me (SARS)
air merupakan unsur yang ada dalam makanan maupun minuman dan
untuk memasak atau makan. Air yang digunakan harus bersih agar
tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Jika air terkontaminasi
25
b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,
d) Air tidak berbau, seperti bau amis, anyir, busuk atau bau belerang.
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
membersihkannya.
a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minu
b) Tidak berbau.
26
Cara memelihara jamban sehat :
a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
daan bersih.
itan nyamuk).
empat-tempat perkembangbiakannya.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN y
aitu:
27
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air se
a, plastik kresek,dll)
buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan
n pemeliharaan tubuh.
agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan se
28
cara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat men
ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan
rah.
1. Pengertian
Balita adalah kelompok anak yang berada pada rentang usia 0-5 tahun (A
2. Tumbuh kembang
a. Pengertian
29
Pertumbuhan adalah perubahan fisik pada seseorang yang ditandai
sel-sel dalam tubuh. Pertumbuhan bisa diukur dengan berat badan, tinggi
b. Indikator pertumbuhan
tubuh, massa tubuh sangat peka dalam waktu yang singkat. Perubahan
nafsu makan. Pada anak yang mempunyai status kesehatan dan nafsu
yang tidak baik makan pertumbuhan akan terhambat. Oleh karena itu,
berat badan mempunyai sifat labil dan digunakan sebagai salah satu
berat badan juga berfungsi untuk menentukan dosis obat dan kebutuhan
30
Tinggi badan memberikan gambaran tentang pertumbuhan. Pada
pada kekurangan zat gizi dalam waktu yang singkat. Dampak pada tinggi
c. Status gizi
Supariasa (2009), status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara
asupan makan dengan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga,
zat gizi dan kebutuhan zat gizi yang diukur dengan indikator
tertentu.Status gizi dapat dinilai dengan dua cara, yaitu penilaian status
gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei
31
penilaian gizi secara langsung dibagi menjadi empat, yaitu antropometri,
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Cara pengukuran berat dan
panjang atau tinggi badan untuk balita harus memilih alat yang tepat,
dengan kriteria: (1) mudah dibawa; (2) mudah digunakan dan mudah
dalam pembacaan skala; (3) harganya murah dan dapat diproduksi dalam
negeri; (4) aman dan tidak menakutkan bagi anak. (Aritonang, 2013)
perilaku hidup bersih dan sehat ibu yang buruk pula, sebaliknya perilaku
hidup bersih dan sehat ibu yang baik dapat mencegah terjadinya diare pada
balita. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga terdapat 10
bersih, menggunakan jamban sehat dan mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun.
E. Kerangka Konsep
32
Dalam penelitian ini tidak semua faktor diteliti, faktor–faktor yang ak
an diteliti adalah faktor asi eksklusif, penyediaan jamban sehat dan penyedia
an air bersih dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun terhadap diare.
Pada penelitian ini asi eksklusif, penyediaan jamban sehat, penyediaan air be
rsih dan cuci tangan dengan air bersih dan sabun merupakan variabel bebas (i
Asi eksklusif
Keterangan :
: Variabel Terkait/dependen
: Variabel Bebas/Independen
F. Hipotesis Penelitian
33
Dari hasil Kerangka Konsep diatas, maka Hipotesis penelitian yaitu:
ada balita
ada balita.
c. Tidak ada hubungan penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada
balita
d. Tidak ada hubungan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun deng
lita
lita.
c. Ada hubungan penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada balit
d. Ada hubungan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kej
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
nakan metode Systematic Review yakni sebuah sintesis dari studi literatur
engan metode pencarian yang eksplisit dan melibatkan proses telaah jurnal
nasional dalam pemilihan studi. Tujuan dari metode ini adalah untuk mem
bantu peneliti lebih memahami latar belakang dari penelitian yang menjadi
subyek topik yang dicari serta memahami bagaimana hasil dari penelitian t
35
d. (O) Outcome : Terdapat hubungan yang bermakna antara perila
alita.
2. Menyusun Protokol
a. Pencarian Data
Pencarian data mengacu pada sumber data base seperti Google Sch
olar, yang disesuikan dengan judul penelitian, abstrak dan kata kun
ci yang digunakan untuk mencari artikel, kata kunci ini dapat dises
b. Skrining Data
ngan topik atau judul, abstrak dan kata kunci yang diteliti.
36
c. Penilaian Kualitas
eksklusi).
berisi tentang; tipe artikel, nama jurnal atau konferensi, tahun, judul,
1. Populasi
2. Sampel
penelitian.
3. Teknik sampling
38
uhan subjek penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini me
sif adalah semua aspek yang baru ada dalam sebuah penelitian yan
a. Kriteria inklusi
g waktu 5 tahun.
a. Kriteria eksklusi
B. Variabel Penelitian
39
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu:
C. Analisa Data
Setelah melewati tahap protokol sampai pada ekstrasi data, maka anali
sis data dilakukan dengan menggunakan semua data yang telah meme
40
DAFTAR PUSTAKA
Octa, dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatu, Bayi/Balita, dan Anak Prasekola
h. Yogyakarta: Deepublish.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Ragil, Dyah WL, and Yunita PS Dyah. 2017. “Jurnal of Health Education
Aminah., & Sri. (2016). Asupan Energi Protein dan Status Gizi Balita Yang
Umaroh, A. K., Heri, Y. H., Choiri. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
41
Kesehatan. 2016; 1(1): hal 25-31.
Who, M., Children, U. N., Indonesia, D., & Timur, J. (2017). BAB I. 1–5.
Yusuf, S. (2011). Profil Diare Di Ruang Rawat Inap Anak. Sari Pediatri, 265-270
42