Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.N DENGAN OLIGOHIDRAMNION

DI RUANG UGD PONEK

RSUD PIRU

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. Fifi Febrianti La Hani


2. Emi Alunsari Keiya
3. Febby Rahmawaty
4. Durimahu Sella
5. Farda Wael
6. Fatima I Kaisupy
7. Irfan Siboto
8. Ferawati Umagapi
9. Fatmawati Helut

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA

AMBON

2021
BAB I

KONSEP TEORI

1.1 Definisi

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc.

Oligohidramnion adalah terjadinya kekurangan atau penurunan cairan amnion


(ketuban)yang mengelilingi janin dalam rahim. Air ketuban berperan penting dalam
perkembangan fetus (janin), sehingga kekurangan cairan ini bisa menyebabkan sindrom
Oligohidramnios atau sindrom Potter yang ditandai dengan tampilan fisik janin atau bayi
yang tidak biasa seperti hidung melebar, dagu rendah, telinga tampak lebih rendah dari bayi
normal serta gangguan lainnya.

Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena VAK
tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih cepat adalah AFI yang kurang dari
presentil 5 (lebih kurang AFI yang < 6.8 cm saat hamil ckup bulan) (Miftah, 2019).

1.2 Etiologi

Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Namun,


oligohidramnion bisa terjadi karena peningkatan absorbsi/kehilangan cairan (seperti pada :
ketuban pecah dini) dan penurunan produksi dari cairan amnion ( seperti pada : kelainan
ginjal kongenital, ACE inhibitor, obtruksi uretra, insuvisiensi uterokplasenta, infeksi
kongrnital, NSAIDs). Sejumlah faktor predisposisi telah dikaitkan dengam berkurangnya
cairan amnionik dan lainnya. Beberapa keadaan yang berhubungan dengan oligohidramnion,
antaranya :
1. Pada janin : kelainan kromosom, hambatan pertumbuhan, kematian, kehamilan posterm

2. Pada plasenta : Solusia plasenta.

3. Pada ibu : hipertensi, preklamsi, diabetes dalam kehamilan.

4. Pengaruh obat : NSAIDs, ACE inhibitor. (Andita, 2015).

1.3 Manifestasi Klinis (Mifta, 2019)

1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada balootemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada seriap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan ke 5 dan terdengar lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
1.4 Pathway
1.5 Pemeriksaan Penunjang (Andita, 2015)

1. Pemeriksaan USG
Wanita hamil yang dicurigai mengalamiOligohidramnion
oligohidramnion, harus dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi untuk memperkirakan jumlah cairan amnion, dan memastikan diagnosis
oligohidramnion. Oligohidramnion dapat mencurigai bila terdapat kantong amnion yang
kurang dari 2x2 cm atau indeks cairan pada 4 kuadran kurang dari 5 cm, setelah 38
Air ketuban < 500 cc
minggu volume akan berkurang, tetapi pada posterm oligohidramnion merupakan
penanda serius apalagi bila bercampur mekonium.
2. Amnion Fluid Index (AFI)
Amnion Fluid Index (AFI) diukur pertama dengan membagi uterus menjadi 4 kuadran
dengan menggunakan linea nigra sebagai divisi kana dan kiri, umbilikus untuk kuadran
atas danBayi
bawah. Diameter maksimum
bergerak vertikal
Air ketuban kantong amnion di Resiko
yag terlalu setiap cidera
kuadran yang
dengan susahtali pusat atau sedikit
tidak mengandung indikasi janin
eksteemitas SC diukur dalam sentimeter, jumlah
pengukuran ini adalah AFI. Sebuah AFI normal adalah 5.1 - 25 cm, dengan
oligohidramnion didefinisikan sebagai kurang dari 5.0 cm dan oligohidramnion karena
lebih dari 25 cm.
Nyeri Akut Ansietas
1.6 Penatalaksanaan

Pertimbangkan hospitalisasi pada kasus yang didiagnosa setelah usia kehamilan 26-33
minggu. Jika fetus tidak memiliki anomali, persalinan sebaiknya dilakukan. Ibu disarankan
untuk tirah baring dan hidrasi guna meningkatkan produksi cairan ketuban dengan
meningkatkan ruang intravaskular ibu. Studi menunjukan bahwa dengan minum 2 liter air,
dapat meningkatkan AFI sebesar 30%. Jika anomali janin tidak dianggap mematikan atau
penyebab Oligohidramnion tidak diketahui, amnionfusion profilaktik dengan normal saline,
ringer laktat, atau glukosa 5% dapat dilakukan untuk mencegah deformitas kompresi dan
penyakit paru hipoplastik, dan juga untuk memperpanjang usia kehamilan.

Amnionfusion adalah pemberian infus normal salin 0,9% kedalam uteris selama
persalinan untuk menghindari kompresi pada tali pusat atau untuk melarutkan mekonium
yang bercampur dengan cairan amnion. Studi menunjukan bahwa normal salin tidak akn
mempengaruhi keseimbangan elektrolit fetus. Pada kehamilan preterm direkomendasikan
menggunakan cairan hangat, sedangkan untuk kehamilan aterm dianjurkan cairan pada suhu
ruangan. Amnionfusion dilakukan dengan menggunakan Intrauterine Pressure Catheter
(IUPC) Prosedur melakukannya yakni :

1. Menghubungkan kantong cairan infus ke IV tubing


2. Flush tubing,untuk menghindari masuknya udara ke dalam uterus
3. Menjelaskan pada pasien bahwa prosedur infus tidak akan menyakitkan. Insersi IUPC
mungkin tidak akan nyaman
4. Menyiapkan sarung tangan steril, lubrikan, IUPC, dan kabel
5. Atur IUPC pada tekanan nol atmosfer
6. setelah IUPC dimasukkan, nilai tonus uterus saat pasien istirahan pada sisi kiri, kanan,
dan punggung, lalu rekam.
7. Pasang IV tubin pada AMNIO port di IUPC.
8. Bolus dengan 250-650 ml, 250ml akan menghasilkan 6 cm kantung cairan amnion.
9. Gunakan infus spam setelah bolus, maintenance cairan 150-180 ml/jam, yang paling
sering digunakan adalah 180 ml/jam

Interpretasinya dikatakan hasilnya positif jika didapati penurunan keparahan


deselarasi, mekonium berkurang fiskositasnya dan warnanya lebih cerah. Sedangkan
dikatakan negatif jika terjadi peningkatan tonus uterus saat istirahat dan tidak ada
peningkatan pada pola DJJ. Kontaraindikasi dari amnion infusion seperti plasenta previa,
korioanionitis, fetal anamali, mallpresentasi janin, impending deliferi, kehamilan multipel,
kelainan uterus, serviks yang tidak berdilatasi, perdarahan pada trimester 3 yang tidak
terdiagnosa. Adapun komplikasi dari tindakan ini yaitu hidramnion, prolaps tali pusat,
tekanan intra uterus yang tinggi, abrubtio plasenta, infeksi uterus, maternal chilling (karena
cairan terlalu dingin), fetal bradikardi (karena cairan terlalu dingin, fetal tapi (karena cairan
terlalu panas.
Daftar Pustaka

Muhlisin, Mifta Zainul.2019."Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Ny. K Dengan


Kasus Oligohidramnion Di Ruang Nifas RSUD Bangil". Dalam STiKes Hafshawaty
Zainul Hasan Genggo (pdf).

Apriliani, Andita.2015."Laporan Pendahuluan Oligohidramnion Di Ruang Bougenvil". Dalam


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Bangsa Purwokerto (pdf).

Anda mungkin juga menyukai