Dibandingkan dengan bangsa Mesir Kuno dan Cina, dalam konteks sistem tulisan, bangsa Arab termasuk terlambat meski sekarang ini huruf Arab merupakan huruf kedua setelah abjad Latin. Karena bangsa Arab umumnya masyarakat pengembara dan kurang memperhatikan bahasa tulis. Mereka bertumpu pada tradisi lisan untuk penyebaran berita dan komunikasi. Pada masa sebelum Islam, khususnya pada abad 6 M, era keemasan kesusastraan di Arab, puisilah yang paling di hati mereka, dan sepenuhnya bertumpu pada tradisi lisan. Hanya sejumlah kecil yang ditulis—karena dipandang paling baik –dengan huruf emas dan digantungkan di dinding Ka’bah. Namun, ketika al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. , demi keperluan merekam Al-Qur’an , perkembangan tulisan Arab melesat dahsyat. Asal usul karakter bahasa Arab sifatnya masih spekulatif. Tidaklah mengejutkan bila para Orientalis membuat rekayasa teori tentang masalah ini. Hal yang sangat menyedihkan teori mereka sangat rapuh dan tidak tahan uji. Beatrice Gruendler, pengarang sebuah kajian tentang perkembangan skrip bahasa Arab, menyatakan bahwa semua skrip Arab berasal dari alfabet Funicia, karena Bahasa Arab tampaknya yang paling jauh terisolasi. Perubahan drastis dalam susunan spatial memberi isyarat bahwa kemungkinan skrip bahasa Nabatean atau Syriak menjadi perantara perkembangan skrip bahasa Arab. Theodor Noldeke, pada tahun 1865, mengakui bahwa skrip Nabatean memberi pengakuan terhadap yang pertama memengaruhi perkembangan skrip Arab Kufi. Setelah itu, banyak orang yang mengikuti pendapatnya, di antaranya M.A. Levy, M. de Vogue, J. Karabacek dan J. Euting. Tetapi, setengah abad kemudian kesepakatan pendapat tersebut mulai pudar ketika J. Starcky membuat teori bahwa bahasa Arab berasal dari tulisan bahasa Syriak yang berbentuk meruncing (Syriac Cursive). Di lain pihak, kita lihat teori Y. Khalil an-Nami mengatakan bahwa, "Hijaz (wilayah yang mencakup Makkah dan Madinan) adalah merupakan tempat kelahiran evolusi tulisan Arab bagian Utara, bukan daerahdaerah lain, termasuk Hirah (di wilayah Irak).