Anda di halaman 1dari 81

Pembicara

• Prof. Dr. ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU


• S1 Teknik Elektro (Komputer), Institut Teknologi Bandung, lulus 1983
• S2 Ilmu Komputer, Curtin University, Australia, lulus 1990
• S3 Ilmu Komputer, Curtin University, Australia, lulus 1992
• Komisaris Independen, PT. (Persero) Rajawali Nusantara Indonesia 2020 -
• Komisaris Independen, PT (Persero) Telekomunikasi Indonesia Tbk 2019 -2021
• Faculty Member, Universitas Bina Darma, Universitas Prasetiya Mulya
• Ketu Umum, Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (Apvoksi)
• Senior Advisor, CitiAsia Inc and Coach Gerakan Menuju 100 Smart city Kominfo
• Trainer bersertifikat dalam bidang arsitektur enterprise, IT security, IT governance,
leadesrships, public speaking, GCG, manajemen risiko), dll
• Menjabat Rektor di beberapa kampus sejak 2000, Perbanas Institute 2010 – 2018
• E-mail : marsudi.kisworo@gmail.com
• http://marsudi.wordpress.com
• InstaGram: @marsudiwkisworo
• https://id.linkedin.com/pub/marsudi-wahyu-kisworo/25/262/546
• HP : 0818-888-537
Prof. Dr.ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU
marsudi.kisworo@gmail.com
+62811-855-885
Teknologi 5G

Quick Fact! 100x lebih Konektivitas


cepat dari 4G tanpa putus
At Mobile World
Congress 2017,
Samsung
showcased its 5G Bandwidth Remote
Home Routers,
which reached up to lebar Access
4 (Gbps) according
to
Source: PCMag.

Konsumsi daya Latency


rendah rendah
Masih perlu belajar bahasa asing?
Bahkan dokter dan pengacara pun akan
digantikankan mesin
• Firma hukum AS
BakerHostetler menyewa
AI yang disebut 'Ross'
untuk menangani
kasuskasus kepailitan
• MD Anderson Cancer
Centre mempekerjakan
IBM AI Watson.
Akurasinya sekitar 96%
The Next Future

Artificial
Artificial Internet of
Intelligence
Intelligence Things
of Things
Information Security
Rise of the Machines……???????? Office of Budget and Finance
Education – Partnership – Solutions
Cloud Computing

prepared by Prashanth Peddabbu


Massive Automation Everywhere
China/Foxconn

1,000,000
robots/next 3 years
Source: Race AGAINST the Machine,
Erik Brynjolfsson and Andrew McA
fee
Otomasi Industri yang Masif
Komputer ber-roda, mobil tanpa pengemudi
Tesla bersama Google
mengembangkan “computer ber-
roda”, yaitu mobil tanpa sopir
Teknologi ini menurunkan angka
kematian dan cedera yang disebabkan
oleh kecelakaan hampir 94% Mobil
listrik komponennya hanya 200an,
sementara mobil BBM hampir 2000an
• Pasar asuransi kecelakaan
mobil hanya sedikit, tinggal 20
– 25% saja
• Rem cerdas otonom
mengurangi kecelakaan
sebesar 25% - 45%
Taksi tanpa pengemudi

• Uber memulai uji coba taksi


tanpa pengemudi pada tahun
2017 yang lalu
• Sekitar 1,5 juta pengemudi
taksi akan kehilangan
pekerjaan, demikian juga
dengan sopir pribadi
Truk dan bus tanpa pengemudi
• Daimler mendapat
persetujuan untuk
menjalankan truk tanpa
pengemudi di jalan umum
pada tahun 2015
• Volvo akan dapat
mengomersialkan truk tanpa
pengemudi sebentar lagi
• Mobil tanpa pengemudi tahun
2020 akan berada dalam
komersialisasi penuh
• Di AS 1,6 juta pengemudi truk
dapat kehilangan pekerjaan
mereka
• Navya dari Perancis mulai uji
coba mengoperasikan bus
tanpa sopir pada tahun 2017
di 5 stasiun Lyon
Drone akan menggantikan petugas pengiriman

• Uji coba drone milik


Amazon terbang sejauh
5 mil (sekitar 8 km)
untuk mengantarkan
pesanan tahun 2017
• Butuh waktu 13 menit
dari pesanan hingga
pengiriman
Digital World War

Source: The
New Superstars
Proses Bisnis Berobah…

Dua kategori bisnis saat ini:


1) Bisnis yang terganggu dan direformasi oleh digital dan
2) Bisnis yang belum terganggu
… pada akhirnya hanya perusahaan yang adaptif
terhadap perubahan yang akan bertahan dan
Sources: sugarcrm.com, 2017
memenangkan persaingan
Department store tutup
5 UNICORNS OF INDONESIA
Industrial Revolution 4.0
Dari Industri 1.0 ke Industri 4.0

Industri 4.0

Cyber-

kompleksitas
Industri 3.0
physical, digital
Mechatronics,
technology, AI,
programmable

Derajat
Industri2.0 smart
machine, flexible
Electric engine, manufacturing
manufacturing
Industr1 1.0 mass production
Steam engine, water
propeller
Dari Industri 1.0 ke Industri 4.0

Industri 4.0
Berbasis sistem
cyber-

kompleksitas
Industri 3.0
physical,
Menggunakan
artificial
mekatronik dan

Derajat
Industri2.0 intelligence of
sistem
Produksi masal things (AIoT)
otomatisasi
Industri 1.0 dengan rangkaian
produksi,
mesin bertenaga
Produksi oleh mesin artificial power
listrik
bertenaga air dan (IoT)
uap
Datangnya
THE DEADLY
‘THANOS’
MEGASHIFT

#1 STAY @ HOME
LIFESTYLE
#1. The Fall of Mobility, Bar/ te
MICE
Airlines ic/ Logistic/
Delivery
Food
Delivery

Remote

The Rise of Stay @ Home


Resto enryg Working
HIGH Hotel/ mmerce Grocery/
HIGH
Tourism Ecommerce

Cinema/ aming Streaming


Entertainment orm Services

THE THE
“The challenge of work-life balance is without question one of the most
significant Sport
FALL RISE Media &
Telco

struggles faced by modern man.” ECONOMY


– Dr. Stephen Covey
Kalimat dari Stephen Covey di atas menggambarkan kondisi manusia modern
Mal/ Online
Retail
MODERATE MODERATE Learning

sebelum adanya krisis COVID-19. Manusia modern dicirikan sebagai makhluk yang Property/
Construction
Home
Fitness

dinamis dengan mobilitas tinggi. Consumer Cloud

BETWEEN
Electronic Services
Oil & Gas ning Cleaning
y Services Telemedicine/
Automotive
Pharma

Penyebaran virus yang belum terkendali praktis menghentikan mobilitas dan


memaksa orang untuk berdiam diri di rumah. Education Banking Agriculture

Survei dari Kantar, hampir 80% masyarakat Indonesia menghabiskan waktu di rumah
selama masa karantina. Menariknya, tren ini tidak hanya terjadi di kota besar yang Manufacturing Insurance

rata-rata termasuk zona merah namun juga diikuti oleh kota-kota kecil

Beradaptasi dengan lingkungan sosial yang terbatas di situasi yang penuh Source:

ketidakpastian. Resiliensi dan kemampuan coping dengan situasi krisis diuji.

Krisis COVID-19 membawa manusia seperti kembali ke zaman purba dimana Behavioral & Attitudinal Changes Owning to COVID-19
hidupnya hanya di gua. Welcome stay @ home economy. 79%
Spend most of my ◌ me
at Home
Staying 31%
Future Business Opportunities: at Home
Watch a lot
more TV
Lahirnya stay @ home economy menimbulkan disrupsi terbesar dalam sejarah umat
Impact
Reduced Ea◌ ng out, 43% Nearly 80% Indonesians
cooking
manusia. Dampaknya, sebagian besar industri runtuh (fall), sementara sebagian kecil justru more spending Most of their
tumbuh dengan cepat (rise). Sebagai marketer/entrepreneur Anda harus melompat dari Total Big Ci◌ es Small Ci◌ es Time at home!
“the fall” ke “the rise” (lihat bagan).
Sumber: Kantar Indonesia
#2. Online-Shopping Widening+
Deepening: From Wants to Needs
Wabah◌ COVID-19◌ membuat banyak orang berdiam diri di rumah
sehingga◌ toko online◌ menjadi salah satu pilihan untuk berbelanja. Seiring Ashift from offline to online spending continues to play out across
dengan meluasnya penerapan physical distancing, maka belanja online almost all categories
menjadi satu alternatif bagi banyak orang.

Pembelian konsumen pun mulai bergeser dari produk yang sifatnya


keinginan (wants) ke produk yang sifatnya adalah kebutuhan (needs).

Permintaan tertinggi umumnya ada di produk-produk sehari-hari (home


care), groceries dan produk kesehatan seperti vitamin dan produk-
produk pencegahan penyakit.

Sehingga kami mengatakan, COVID-19 telah membuat pola belanja


konsumen secara online semakin melebar (widening). Konsumen mulai
membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari (daily needs) secara
online.

Tak hanya melebar dari hanya pembelian barang non-esensial ke barang


esensial, COVID-19 juga memaksa konsumen melakukan pembelian
online lebih besar (deepening).

Dengan pemberlakukan PSBB yang panjang, maka pergeseran ini tak Future Business Opportunities:
hanya bersifat sementara namun akan permanen membentuk Pergeseran perilaku konsumen ke arah pembelian online terhadap barang kebutuhan
kenormalan baru. sehari-hari seperti groceries, sembako, maupun daily needs akan meningkatkan volume
pasar online secara sangat siknifikan. Bagi perusahaan-perusahaan yang menyediakan
barang-barang tersebut, kini waktunya menerapakan model channel DTC (direct-to-
customer), tak hanya sebatas mengandalkan marketplace yang sudah ada. Ingat, ”channel is
the brand”.
06 | 30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs
#3. Food Delivery: From “Indulgence” to “Utility”
Layanan food delivery termasuk yang mengalami peningkatan sangat
siginfikan selama krisis COVID-19 berlangsung.
Consumers report a shift in preference toward grocery and away from
Konsumen sementara menghindari eating out dan beralih ke layanan delivery all other food service option - a trend that could linger.
baik melalui aplikasi seperti GoFood maupun langsung order dari resto.
Decrease Stay similar Increase

Selama ini konsumen memesan makanan/minuman secara online hanya untuk Spend preference during Spend preference a er
COVID-19 vs. before, COVID-19 vs. during,
jenis-jenis makanan dalam rangka "indulgence" seperti: boba tea, latte, snack,
Net behavior Net intent
pizza, burger, atau ayam geprek.
◌ Restaurants could
Dine in restaurant -58% -25% poten◌ ally see longer
Maksudnya kita mengonsumsi makanan/minuman dalam rangka mencoba lingering effects from
Take out food from
sesuatu yang baru, mendapatkan kenikmatan (enjoyment), kesenangan -25% -5% COVID-19 par◌ cularly in
restaurants the dine-in format
(pleasure), pengalaman (experience), perayaan (celebration), atau menemani
Ready to eat food from
kesendirian/kebersamaan. Umumnya makanan/minuman kekinian yang -11% +5% In contrast, there appear
restaurant delivered to home
sedang hits. to be increasing
Ready made food puechased preferences towards
-15% +2%
◌ from grocery stores non-prepared food
Dengan berlanjutnya social distancing dalam waktu yang lama, maka layanan Groceries purchased grocery net inten◌ on has
+10% +18% risen + 10% and is
online food delivery akan bergeser dari indulgence ke utility. Artinya, from grocery stores
projected to con◌ nue on
mengarah ke pemesanan makanan untuk kebutuhan rutin sehari-hari. 1.Q: How has your spending per month changed the COVID-19 outbreak, compared to before the COVID-19 outbreak for each of the below items?
this trajectory
2.Q: For each of the following meal op◌ ons, how do you expect your spending per month to change a er the COVID-19 outbreak compared to now (during the COVID-19 OUTBREAK)?
◌ 3.Net intent is calculated by subtracing the percent of respondents sta◌ ng they expect to decrease spend from the % of respondents sta◌ ng they ecpect to increase spend.

Tak hanya itu, pemesanan juga bergeser dari hanya sesekali (occasional) ke Sumber: McKinsey & Company
pemesanan berulang/berkala (routine).

Ketika frekuensi pemesanan kian meningkat bahkan menjadi rutinitas harian Future Business Opportunities:
atau mingguan, maka model bisnis berlangganan (subscription) yang cost- Dengan pergeseran layanan food delivery, dari occasional ke habitual dan dari indulgence ke
effective akan mulai banyak diadopsi dan menjadi rule of the game baru utility, maka pasarnya yang kini sudah tumbuh akan semakin membesar lagi. Pemain di
di industri ini. industri ini harus sudah mulai mengadopsi model bisnis subscription, misalnya untuk
layanan katering online. Manfaatkan first-entrant advantage.

07 | 30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs


Sumber: Nielsen
50
45
40 CATEGORY GROWTH DURING RAMADAN-RAYA
35 VERSUS NON-FESTIVE SEASON
30
25
20
15
10
5
0

#4. Home Cooking Revolution


Memiliki waktu cukup luang selama pandemi aplikasi Cookpad membuka langganan premium
memberikan kesempatan untuk unlocking gratis 1 bulan sebagai respon peningkatan
keahlian baru. Salah satunya yaitu keahlian jumlah unduhan selama konsumen berada di
Home Baking Growth in Italy memasak. rumah.

Keahlian memasak bukanlah menjadi jati diri Di Italia, penjualan bahan kue seperti yeast,
milenial. Survei dari Porch, milenial adalah tepung, dan pizza preparation menunjukkan
generasi yang paling tidak bisa memasak tren positif. Begitu juga di Malaysia, survei dari
dibandingkan generasi baby boomers dan Gen Nielsen menunjukkan, permintaan margarin
X. Hanya 5% dari 20-30% yang merasa bisa dan butter meningkat menjelang hari Raya
memasak. Hal ini dikarenakan preferensi Ramadhan.
Sumber: IRI Panel, Total italy
milenial berubah dimana mereka lebih senang
mengejar achievement dalam karir. Konsumen lebih memilih membuat kue
Future Business Opportunities: Ramadhan sendiri untuk menghindari mudik.
Milenial mulai belajar memasak. Preferensi jenis masakan yaitu simple food karena milenial harus membagi Saat stay at home, orang jadi lebih senang Hasil riset dari MoZ, situs keyword planner
waktu antara bekerja, mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Oleh karena itu peluang bisnis FMCG memasak selain karena mengisi waktu luang untuk SEO, keyword yang paling dicari di
yang relevan seperti instant seasoning, food preparation, “ready to serve” cooking, termasuk frozen food Google selama social distancing yaitu family
juga untuk memastikan hygienitas dari
untuk masakan yang praktis dan lebih cepat. Peluang luar biasa bagi cooking & recipes platform.
makanan yang dikonsumsi. Melihat peluang ini, recipe dan home baking.
#5. Frozen Food: Convenience Solution
For the next few weeks, consumers say cleanliness and availability
of fresh food matter more than competitive prices.
1
Most important factors in choosing a grocer to go to in the next four weeks,
% of respondents selecting factor as top three

50 Sumber: McKinsey & Company

42 41

29 28
25
20 20
23 16 16
12

Store loca◌ on Robustness Stable Compe◌ ◌ ve Stable Crowd levels Store has Ability to Stable Store is I can order Store is
(close to of cleanliness availability prices on availibility of /number of special shop and availability of open un◌ l online before open early in
home or /hygiene of fresh food branded packaged/ people in opening pay without home brands late at night going to store the morning
work) prac◌ ces in products products frozen food store hours for me interac◌ ng and pick up
store and other (concession with staff or get
non-fresh card access delivered
products only)

Mewabahnya virus corona di Indonesia berimbas pada segi delivery, restoran-restoran tersebut juga menyediakan
bisnis kuliner. bahan makanan yang bisa dijadikan sebagai stok.

Demi mencegah penyebaran virus, berbagai restoran dan Konsumen pun menjadi terbiasa membeli makanan dalam
tempat makan pun memilih untuk menghentikan bentuk frozen atau ready to cook karena lebih mudah dan
operasionalnya sementara. Khususnya, restoran-restoran efisien dalam hal penyajian.
yang berlokasi di dalam mal atau pusat perbelanjaan.
Future Business Opportunities: Supaya bisa tetap bertahan di tengah pandemi, mereka
Milenial sudah terlanjur tidak piawai memasak. Walaupun
stay @ home menjadi momentum comeback-nya kebiasaan
Frozen food menjadi solusi bagi resto-resto yang terpaksa tidak bisa beroperasi karena pandemi. menerapkan kebijakan dan strategi baru. Beberapa restoran
memasak, namun gaya memasak milenial berbeda dengan
Banyak resto memasuki survival mode dengan mengubah operasinya dari dine-in ke penjualan dan menjual bahan bakunya untuk masyarakat yang sedang
generasi sebelumnya. Mereka lebih suka memasak yang
pengiriman frozen food ke konsumen. Salah satunya adalah yang dilakukan Es Teller 77. menjalani karantina di rumah.
simple dan convenient, dimana frozen food akan menjadi
Jadi, selain melayani pemesanan secara take away dan pilihan.

09 | 30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs


#6. Going Omni
Salah satu hikmah terbesar dari krisis COVID-19 adalah akselerasi WHAT ABOUT ONLINE?
transformasi digital pada masyarakat. Mereka semakin sering 30% of consumers are planning to do omline shopping more o en. Despite the rela◌ vely small contribu◌ on to
melakukan belanja melalui online. FMCG, the inten◌ on to shop online might be carried over to FMCG as consumers are planning to reduce visit to
grocery stores and modern trade

Maka brand harus hadir baik offline maupun online untuk Among those who answer will increase their online
ONLINE SHOPPING
meningkatkan jangkauan sekaligus memperbaiki pengalaman shopping are planning to... Vs. Total
konsumen ketika membeli produk. 30% SHOPPING AT GROCERY
12% 21% 33% 25%
STORES

Brand-brand pun mulai menerapkan omni-channel dengan berfokus SHOPPING AT CONVENIENCE


12% 25% 37% 36%
STORES
pada◌ customer journey◌ yang menyeluruh. Ya, karena semua channel
seperti mobile, web, tablet, smartwatch, ERP, AI serta komponen SHOPPING AT
SUPERMARKETS
15% 28% 43% 34%
online dan offline dalam bisnis akan terintegrasi secara menyeluruh.
SHOPPING AT PERSONAL
Dengan pendekatan omni channel, maka pelanggan akan 15% 20% 35% 18%
CARE STORE

mendapatkan kepuasan belanja secara maksimal.


SHOPPING AT PHARMACY 6% 9% 15% 30%
Source: Nielsen, 2020
Dengan massifnya migrasi konsumen ke ranah online akibat COVID- VISITING MALL 35% 18% 53% 50%
More often Same as before Less often
19, maka brand-brand besar harus mulai hadir dengan platform omni
Q. What is the level of impact that Coronavirus Disease 2019 / Covid-19 has placed on your [ACTIVITY]?
channel-nya sendiri baik via website atau e-commerce sendiri Base: All Respondents (n= 502)
MUCH LESS OFTEN
THAN BEFORE THE
A LITTLE LESS OFTEN
THAN BEFORE THE
Base: All Respondents who did respective activity OUTBREAK OUTBREAK

Mereka tak bisa cuma mengandalkan marketplace besar yang sudah


ada seperti Tokopedia atau Shopee yang memiliki traffic konsumen
sangat tinggi.
Future Business Opportunities:
Dengan membesarnya pasar online akibat COVID-19, maka fitur
Ingat, customer big data is the new gold. official store di berbagai marketplace akan semakin ramai dan
diminati oleh konsumen.
10 | 30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs
#7. Subscription Model Matters
Tren social distancing dan stay @ home lifestyle bakal menjadi katalis bagi migrasi konsumen untuk
go online. Semua serba dibeli dan dikonsumsi secara online.
• Belanja grocery secara online.
• Menikmati film dan musik secara online.
• Membeli makanan secara online.
• Bekerja dan belajar secara online.
• Bermain games secara online.
• Bahkan berolahraga dan yoga pun melalui live class secara online.

Tak hanya, itu kini konsumen berbelanja dan mengonsumsi semua produk dan layanan tersebut
secara rutin tiap hari atau berkala tiap minggunya.

Karena kebutuhannya rutin dan terus menerus, maka akan lebih efisien dan menguntungkan baik
bagi konsumen maupun produsen jika model pembeliannya secara berlangganan.

Dari sisi konsumen, dengan volume pembelian yang besar, konsumen akan mendapatkan harga
yang lebih murah. Sementara dari sisi produsen, mereka akan mendapatkan jaminan permintaan
dan melakukan kastemisasi/personalisasi layanan.

Old Business Model Subscription Business Model

Products

Services

Future Business Opportunities:


COVID_19 akan menjadi katalis berkembangnya model bisnis berlangganan. Dengan tren
Channels
ke arah “go online” dan “go routine”, maka berbagai layanan akan masuk dalam ranah model
Subscriber
berlangganan seperti: grocery, home entertainment, remote working, online learning,
games, workout, hingga kelas yoga. Experiences

s
Customers

11 | 30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs Channels


0:30 0:13 0:31 0:43 SOUTH KOREAN TV VIEWING
South Korea
Q3 2018 3:44 1:44 2:31 10:30 Total Day, Total Persons
17% 1%
2020 2019

0:05 0:29 20 18.1


15.5 16.3
0:29 0:13 0:32 0:52 15
14.8 14.5 14.9
Q3 2019 3:27 1:41 3:58 11:54
10
0:04 0:38
5
Live TV DVD/Blu-Ray Device Internet on a Computer
% Change -
Game Console App/Web on a Smartphone
Week 4 from Week 2
Time-shi ed Tv 0
Sumber: Nielsen
Radio Internet Connected Device App/Web on a Tablet Week 2 Week 3 Week 4
(February) (February) (February)

Future Business Opportunities:


Alasan orang mulai kembali di TV adalah karena mereka mulai lelah dengan berita hoax yang beredar di media online maupun media sosial.
Strategi mendatangkan traffic yaitu dengan membuat bisnis model premium content yang berkualitas sehingga bagi konsumen menonton

#8. TV Strikes Back TV menjadi suatu experience tersendiri.

Dalam buku Milenial Kills Everything (2019) kami mengatakan memasuki era “the death of mobility” akibat social distancing, TV Pelonjakan penonton televisi dibarengi dengan minat orang
bahwa milenial telah membunuh televisi. Tapi, COVID-19 telah menemukan momentumnya kembali. terhadap konsumsi berita seputar perkembangan COVID-19.
menghidupkannya kembali, khusunya smart TV. TV Strikes back!!!
Di berbagai negara, konsumsi menonton TV mengalami Adanya pelonjakan penonton televisi akan terus berlanjut pasca
Adanya pembatasan sosial mengakibatkan aktivitas stay @ home peningkatan. Survei dari Nielsen, bahkan frekuensi menonton TV COVID-19 berakhir. Mengingat stay @ home telah menjadi
meningkat. Dampaknya, terdapat pergeseran konsumsi media. hampir menyeimbangi penggunaan Smartphone. kenormalan baru.
Salah satu yang paling dominan adalah televisi.
Sementara itu, di Korea Selatan, konsumsi TV meningkat 17%
TV memiliki keunggulan dasar yang tak mungkin dimiliki selama masa karantina dibandingkan di waktu yang sama
smartphone yaitu layar besar yang lebih ramah dilihat. Karena itu setahun lalu.
30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs | 12
How Italian people are occupying their extra ◌ me at home
#9. DIY & Self-Care @ Home
Cleaning home DIY More home cooking; Hobbies

53% 47% 45% 25%

Family games Speend ◌ me with kids; Home treatments Fitness;

23% 19% 14% 12%


Sumber: Information Resources Inc (IRI)

During COVID-19, consump◌ on of discre◌ onary categories was more heavily impacted
How has the coronavirus situa◌ on impacted your family’s overall consump◌ on in the following categories?
(% of respondents, N=1250)
Versus
Consume less Consume more
Pemberitaan korban COVID-19 semakin hari Dengan banyaknya konsumen yang melakukan Pre=COVID-19
semakin bertambah. Perilaku konsumen sudah self-care @ home maka produk self-care secara
Skincare 7 8 23 38 17 8
masuk kedalam tahap fear. Karantina mandiri otomatis mengalami kenaikan.
sudah memasuki minggu kedua.
Adanya perpindahan perilaku konsumen terhadap Makeup 9 10 34 28 12 8
Konsumen sudah terbiasa dengan stay @ home. minat perawatan diri dari tempat kecantikan ke
Dampaknya konsumen mulai mencoba berbagai self-care @ home dan sebagai bentuk apresiasi Alcohol 12 8 21 28 23 7
hal baru yang menyenangkan. Salah satunya diri maka tren do it yourself (DIY) ini dapat
menjadi kenormalan baru. Personal care 3 6 21 43 19 8
melakukan self-care atau peremajaan diri seperti
facial, meni-pedi, spa.
Home cleaning 54 17 21 34 19

Fresh food 3 7 18 29 32 11 Varies


Future Business Opportunities:
Preferensi konsumen menikmati layanan kecantikan bergeser menjadi home-treatment. Selain itu karena orang Snacks 6 9 21 29 25 11 Varies
lebih concern ke kesehatan, produk-produk berbahan organik yang tersertifikasi akan lebih diminati.
Does not usa A lot less Slightly less Remain same Slihtly more Alot more

Sumber: McKinsey & Company


Google Serach For Home Office
Terms Spike
Annual interest in remote work search terms during COVID-19
outbreak 2020*
Remote working Work from home Work from home
Best computer monitor Best docking sta◌ on
100

80

60

40

20

#10. Zoom-able Workplace @ Home 0 5 12 19 26 2 9 16 23 1 8 15


Jan Feb Mar

Kebijakan perusahan yang menerapkan Work from Work from Home memunculkan tren baru yaitu Zoom- * Numbers represent search interest rela◌ ve to the highest point on the chart for the
Home (WFH) bagi karyawan memberikan pengaruh able Workplace. Tren ini dipicu oleh popularitas
◌ me given. A value of 100 is peak popularity, a value of 50 means that the terms is
half as popular.
yang besar pada perubahan pola konsumsi. aplikasi Zoom untuk meeting virtual. Mendekorasi
Sumber: Statista
ruang kerja yang eye-catching sebagai background
Dampak dari krisis COVID-19 salah satunya meeting.
menghantam penjualan furnitur berdimensi besar
namun di sisi lain tren peningkatan terjadi pada Tanpa disadari hal ini telah menjadi kebutuhan
penjualan perlengkapan kerja (Home Office Equipment). self-esteem. Future Business Opportunities:
Hal ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan konsumen
untuk membuat suasana kerja yang nyaman di rumah. Self-esteem digambarkan oleh Maslow termasuk dalam
Industri home office spt furnitur, desain interior, office device,
hingga desain properti rumah yang memiliki ruangan kerja.
tingkatan hierarchy of needs. Di era pandemi ini, Sementara itu, layanan penyewaannya juga prospektif karena
Riset Google Trend di awal Maret mengalami lonjakan Instagram bukan lagi menjadi satu-satunya tempat berbagai peralatan tersebut tidak murah sehingga lebih efisien
pencarian untuk keyword perlengkapan kerja dan untuk “pamer”. jika menyewa. Ini menjadi peluang luar biasa bagi startup yang
monitor. Sementara itu, IKEA dan BestBuy juga
cepat masuk memanfaatkan first-entrant advantages.
mengalami peningkatan penjualan khusus untuk
office furniture. 30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs | 14
Believe they are more efficient when
working from home
73%

Believe they work more hours


at home
68%

Believe it will intrude on their 25%


personal life

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%


Share of respondents

#11. “Work-Live-Play” Balance: Sumber: Statista

Impact of home office on the work-life

Well-Being Revolution balance of marketers during the coronavirus pandemic


in the United Kingdom (UK) in 2020

Ketika flexible working hour (FWH) menjadi kenormalan baru, maka batas Menjalani work from home (WFH) ibarat juggling dalam atraksi sirkus.
waktu antara bekerja (working), mengurus keluarga dan menjalankan Working parents berusaha menyeimbangkan working, living,
parenting ke anak (living), dan menikmati leisure time (playing) menjadi dan playing. Future Business Opportunities:
kian kabur.

Awalnya kerepotan, tapi dengan berjalannya waktu mereka akan piawai Bersatunya “work-live-play” di rumah
Selama ini (kenormalan lama) waktu karyawan banyak didominasi untuk menyeimbangkan ketiganya. menciptakan industri baru dengan peluang yang
working dan sedikit porsi waktu untuk living dan playing. Dengan FWH,
Dengan WFH dan FWH Keluarga bisa memiliki momen yang lebih terbuka luas. Cakupan produk dan layanannya
maka mereka lebih leluasa mengatur waktunya dimana porsi living dan
intimate dengan anak-anak dan melakukan aktivitas bersama. Working mencakup: parenting, home office, home
playing akan lebih besar dari sebelumnya.

parents memiliki kesempatan mengamati langsung milestone tumbuh entertainment, home decoration, hingga home
Keseimbangan working-living-playing yang lebih baik ini pada gilirannya kembang anak. Hal ini menciptakan kebahagian tersendiri bagi mereka. sport & wellness.
akan meningkatkan kualitas dan kebahagiaan hidup (well-being).
Welcome the well-being revolution.
MEGASHIFT

#3 GO
VIRTUAL
#20.
Virtual
Experience
Is the Next
Big Thing
Industri konser musik termasuk yang paling keras “One World: Together at Home” yang
Virtual concerts can be a positive experience that Virtual concerts are most likely to be viewed and
improves fan perceptions of the artist dihantam oleh wabah COVID-19. Banyak konser menampilkan musisi kondang dari Rolling Stones
paid for by Hispanics and Households with Kids
EXPERIENCE WITH VIRTUAL CONCERTS INTEREST IN VIRTUAL CONCERTS
harus dibatalkan akibat pemberlakuan PSBB dan hingga Billy Eilish.
para penyelenggara mengalami kerugian.
21% of Gen Menariknya, virtual concert menjadi sarana
Pop watched a of Gen who have not
of Gen Pop are willing to
virtual concert/ previosly streamed a
Di titik ini, para pelaku entertainment tidak hanya komunikasi baru yang lebih intens bagi musisi dan
perfomance
live streamed 64% 52% 34% virtual concert are likely to 29% pay for virtual concerts

of those who watched of those who watched


in the next 2 weeks
berdiam diri, mereka harus memasuki “survival penonton. Survei dari Nielsen, konsumen rela
were sa◌ sfed with the said it improved their 42% Hispanics 36% Hispanics
26% Hispanics
7% Teens experience impression of the ar◌ st 18% Teens 17% Teens mode” dengan melakukan inovasi menggelar membayar tiket untuk menyaksikan konser secara
24% Millennials 38% Millennials 30% Millennials
28% Households with Kids 41% Households with Kids 39% Households with Kids virtual concert. personal.

Sumber: Nielsen Music Beberapa minggu lalu Najwa Shibah yang mengajak “More personal, more engage”
para musisi untuk menggelar konser virtual
Future Business Opportunities: bertajuk #dirumahaja untuk mengampanyekan
Dengan pengalaman yang beda, setelah wabah
usai virtual concert akan menjadi kenormalan baru
Bisnis entertainment OOH sepertinya membutuhkan waktu lama untuk segera recovery. Sementara itu, social distancing. Di tingkat global, Global
di industri leisure.
konsumen butuh hiburan. Bisnis personalized event akan boom karena menawarkan experience lebih. Citizents, organisasi nirlaba, menggelar konser
Virtual experience tak hanya berlaku di konser musik, tapi juga di industri MICE (meeting, incentive, nonstop 8 jam bertajuk:
conference, exhibition).

30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs | 27


#21. The Emerging VirSocial
Kami menyebutnya VirSocial ("virtual social") activities, yaitu aktivitas bersama-sama baik
nongkrong, olahraga, senam, meditasi dan yoga, hingga nge-game. Aktivitas sosial selama ini
wajib dilakukan secara ketemu fisik, karena di situlah kenikmatan pengalamannya.

Namun di tengah bahaya wabah yang mengintai setiap saat, konsumen dipaksa "menikmati"
pengalaman virtual untuk aktivitas-aktivitas bersama mereka.

Beberapa minggu terakhir marak aktivitas "nongkrong" temen-teman sekantor, sekampung,


sekomunitas, hingga sesama alumni SD hingga kuliah, yang dilakukan via Zoom. Ini adalah
kebiasaan baru yang sebelumnya tak dikenal.

Aktivitas oleh raga seperti nge-gym, senam, zumba, hingga yoga/meditasi kini dilakukan
dengan platform aplikasi virtual dimana instruktur dan masing-masing peserta melakukan
aktivitasnya di rumah masing-masing. Untuk games, social gaming selama ini sudah lebih
dulu berkembang namun dengan adanya wabah Covid-19, social gaming akan makin melejit
pertumbuhannya.

Merespons hal ini beberapa startup sudah curi star menangkap peluang ini. Contohnya
adalah Doogether yang selama masa self-quarantine saat ini meluncurkan fitur baru yakni Phase 3 - what does the new normal like?
#dirumahaja olahraga by DOOgether dan DOOlive. Fitur memungkinkan konsumen
berolahraga melalui berbagai video-on-demand (VOD) latihan olahraga dan live classes yang
disediakan oleh berbagai studio lokal bermitra dengan DOOgether.

VirSocial tercipta karena adanya larangan untuk bergerombol dan imabuan untuk social
distancing akibat pandemi COVID-19 yang tentu saja memberikan efek traumatis kepada
semua orang. Efeknya new normal akan terbentuk.

Future Business Opportunities:


Di masa karantina orang mudah mengalami kebosanan. Terlebih hidup menjadi tidak dinamis
dan monoton. Solusinya adalah aktivitas VirSocial: bersosialisasi dan berkomunitas secara
virtual. Bisnis-bisnis baru akan lahir dari tren ini seperti: VirSocial sport, VirSocial games,
VirSocial entertainment, VirSocial cooking, hingga VirSocial wellbeing.
Sumber: Information Resources Inc
#22. Flexible Working Hours:
From “9-to-5” to “3-to-2”
Dalam buku Millennials Kill Everything (2019) saya mengatakan, ke depan
milenial "membunuh" jam kerja "9-to-5".

Rupanya Covid-19 membunuhnya lebih cepat. Saat ini semua karyawan dipaksa
untuk menjalankan "work from home" (WFH). Sehingga mereka berkesempatan
melakukan "eksperimen" untuk menjalankan pola kerja flexible working hour
(FWH).

Awalnya memang denial (apalagi harus menggunakan platform digital remote
working seperti Zoom atau Webex), namun setelah berjalan berminggu-minggu
bahkan berbulan-bulan, maka mereka mulai terbiasa, menikmatinya, dan
ketagihan. Mereka makin produktif karena lebih banyak waktu berkumpul
dengan keluarga

Di tengah risiko bisnis yang kian tinggi pasca wabah, operasi perusahaan
semakin "asset-light" dengan memangkas sebanyak mungkin biaya overhead.
NEW WORKPLACE REALITY: ELASTIC AND DIGITAL
Maka WFH dan FWH pun menemukan jalan untuk menjadi kenormalan baru.

Prediksi saya jam kerja "9-to-5" akan berubah menjadi "3-to-2" yaitu jam kerja 3
hari di kantor dan 2 hari di rumah dalam seminggu.

Orientasi perusahaan tidak lagi melihat pada proses namun pada hasil sehingga
memungkinkan karyawan memilki jam kerja yang fleksibel.
CULTURE AND ELASTIC VIRTUAL WORK SEAMLESS DISTRIBUTED ADPTIVE
COLLABORATION NETWORKING SECURITY
AWARENESS ENVIRONMENT CONTINUITY
Provide technology Rapidly deploy Enable reliable and Enhance business Leverage
and environment collabora◌ on tools Evaluate network, secure remote network con◌ nuity plans to excep◌ on-based
Future Business Opportunities: op◌ miza◌ on for across the organiza◌ on accelerate devices
deployment, and
connec◌ vity to
employess homes and
include reduc◌ on in
workforce, travel
processes, expand zero
enabling effec◌ ve and build bridges with trust, network, access
Gig economy akan boom, freelance worker semakin diminati, kerja multi-tasking akan menjadi remote working your customers, leverage virtual seamless integra◌ on restric◌ ons and large approach, and
kebiasaan baru. Milenial dan Gen-Z akan semakin meminati bidang-bidang kerja dan skill yang and ac◌ vate partners and suppliers environments to with customers and scale remote working automate with endpoint
communica◌ ons plan support increased partners environments management detec◌ on
bisa dilakukan secara freelance. Muncul tradisi baru bekerja secara “multi-company”, yaitu to provide policy mobile demand and response
remote working di beberapa perusahaan secara bersamaan. guidance both internally
and externally
Sumber: Accenture
#23. The Birth of
Zoom Generation
Pernahkah Anda mengiku◌ video conference secara
online dengan teman-teman atau kolega anda untuk
keperluan apapun?

Ya, pernah,
57.1
Tidak
pernah, 42.9

Kalau generasi milenial sering disebut sebagai Ancaman virus yang bisa setiap saat mengancam (Covid-
Instagram Generation" dan Gen-Z sebagai "Snapchat 19 maupun virus-virus setelahnya) mengharuskan
Sumber: Alvara Research Center
Generation" maka setelahnya, kita akan menyongsong mereka selalu mengambil jarak fisik saat bergaul dan
ahirnya apa yang saya sebut "Zoom Generation". bersosialisasi. Maka "contact-free lifestyle" dan "social-
distancing lifestyle" sudah menjadi keseharian mereka
Future Business Opportunities: Kalau generasi milenial dan Gen-Z tumbuh di tengah ◌
Sebelum wabah COVID-19 layanan videotelephony tumbuh biasa saja. Namun kini eajaiban teknologi digital (internet, media sosial, tech Ketika social distancing menjadi kenormalan baru, maka
termasuk dalam jajaran industri yang tumbuh eksponensial. Peluang industri ini begitu tartup), maka Generasi Zoom tumbuh di tengah dunia Zoom tiba-tiba berubah menjadi kebutuhan pokok
luas untuk bidang mulai dari teleconferencing, telecommuting, distance education, ang rapuh oleh ancaman pandemi dan risiko hidup sehari-hari ("the new Google") untuk berkomunikasi,
hingga◌ social relations. ang tinggi. berekspresi, bersosialisasi, belajar, bekerja, bahkan
beribadah.
#24. Cloud Lifestyle Videos Chat Apps Rise to
Prominence Amid Pandemic
Kebiasaan baru work from home, tuntutan collaborative working, dan maraknya gig
economy akan mendorong melonjaknya penggunaan platform sharing yang tersedia
Global downloads of video chat apps for Android and iOS
via cloud, khususnya yang menunjang produktivitas kerja.
Maka konsumsi layanan cloud baik SaaS (software as a services), IaaS (infrastructure Zoom Skype* Houseparty
as a services), PaaS (platform as a services) di bidang remote dan collaborative working
akan masuk babak baru pertumbuhan eksponensial. 30m
Berkaca dari pengalaman di Cina yang sudah mulai melewati krisis Covid-19 dan 25m
mulai masuk kenormalan baru, pengguna Zoom di China melonjak tajam pada bulan
Daily ac◌ ve users
Maret mencapai 26,9 juta user. Menariknya, perusahaan dan karyawan tidak hanya 20m in March 2020
memanfaatkan layanan gratis, tapi juga mulai berinvestasi memanfaatkan fitur
59,1m 4.3m
berbayar.
15m 0.1m
Tren peningkatan juga terjadi pada aplikasi Slack yang memperoleh 9000 user
10m Skype* Zoom Houseparty
berbayar terhitung dari 1 Februari hingga 25 Maret. Selain itu, pengguna Slack juga
mengalami persentase peningkatan di Jepang, Italia dan Korea sejak awal mula
merebaknya wabah di luar China. Sementara itu di Italia, pengguna Office 365 5m
meningkat hingga 775%.

0m
Tren ini akan memunculkan cloud lifestyle dimana karyawan bisa bekerja di manapun January February March**
dan kapanpun dengan aplikasi dan data yang tersimpan di cloud dan bisa diakses di
manapun dan kapanpun. * excluding Skype for Business
** March data as of March 26
Future Business Opportunities: Sumber: Statista

Ketika karyawan sudah terbiasa dengan remote working dan tuntutan efisiensi overhead
dan fleksibilitas aset tinggi maka penggunaan cloud services menjadi keharusan, bukan
lagi pilihan. Ini menjadi katalis adopsi layanan cloud baik SaaS, PaaS, maupun IaaS.

30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs | 31


Many China consumers tried new things

#25. Telemedicine:
Sumber: Kantar Indonesia

from Visit to Virtual


Beberapa waktu lalu sempat heboh Seperti halnya remote working dan
protes dokter gigi yang meminta online learning, konsumen dipaksa
layanan klinik gigi dihentikan untuk mengadopsi gaya baru berobat
sementara karena para dokter yang yaitu secara virtual.
berhubungan dengan THT rentan
tertular virus COVID-19. Layanan medis adalah hal yang krusial
di saat krisis seperti ini. Namun,
Begitu pula pasien dengan gejala himbauan untuk sementara waktu
ringan yang ingin periksa ke pasien tidak melakukan kunjungan,
Puskesmas diminta untuk pulang ke dokter sementara masyarakat
rumah. Sebagai gantinya, pasien diberi memiliki kebutuhan konsultasi rutin
kontak Whatsapp dokter jaga untuk maupun sekedar ingin memastikan McKinsey Consumer Some respondents reported exploring telehealth to receive care
44%
konsultasi via online. apakah mereka tertular virus.
Healthcare Insights, of respondents who reported canceled rou◌ ne or mental health
appointments tried to convert them to telehealth

Blessing in disguise, krisis pandemi Kondisi ini menjadikan layanan March 29 2020 24%
of respondents who reported canceled rou◌ ne or mental health
akan menjadi akselerator revolusi di telemedicine suatu urgensi. Sumber: McKinsey & Company appointments were able to receive care using telehealth or
phone (slightly more than half of those who tried conver◌ ng
dunia kesehatan yaitu telemedicine
canceled rou◌ ne or mental health appointments to telehealth)
dan virtual health.
Looking ahead
Many respondents indicated a willingness to maintain some preventa◌ ve behaviors and interest in specific healthcare
service a er the COVID-19 pandemic subsides
Behaviors consumers reported planning to keep Healthcare services and support consumers reported interest in for the future
Future Business Opportunities: % of respondents who reported currently engaging in preventa◌ ve % of respondents who reported currently engaging in preventa◌ ve behaviors
Startup telemedicine akan tumbuh Ketiktumbuh lebih cepat pasca COVID-19, dan persaingan behaviors. n = 921 n = 921

untuk menghasilkan layanan terbaik akan kian ketat. Begitu konsumen mendapatkan user
experience (convenient, less-costly, time efficient) yang memuaskan maka layanan ini akan
memasuki fase mainstream dengan pasar yang besar. Kalau sudah begitu, tak tertutup 69% 55% 48% 30% 29% 29% 26% 24%
Hand-washing Cover Avoid close contact Provide me with Lower emergency Ability to use Ability to use
kemungkinan pemimpin pasar di layanan ini akan menjadi the next Unicorn. coughs’sneezes with people who are items to prevent me At-home drug department copays telehealth for telehealth for mental
sick from ge ng sick delivery physical health health or substance
(eg. hand sani◌ zers) use

32 | 30 Consumer Beha v i or Shi ft i ngs


#26. Online+Home-schooling
Kebijakan school from home yang diterapkan di semua negara yang mengalami
pandemi akan menjadi titik awal revolusi pendidikan. Di Indonesia, antusiasme belajar
online dibuktikan dari jumlah unduhan aplikasi Google Classroom selama Februari-
Maret mencapai yang 50 juta kali.

Di sini dua tren terjadi bersamaan. Pertama pembelajaran secara online (“online-
schooling”) dengan menggunakan platform digital. Kedua peran orang tua yang
semakin besar dalam proses pembelajaran anak (”home-schooling”).

Sudah beberapa minggu ini murid belajar di rumah melalui video conferencing dengan
bimbingan dari guru dan pengawasan intens dari orang tua yang memang berada di
rumah karena kebijakan WFH. Awalnya memang sulit dan tidak produktif, namun
karena dipaksa, pelan tapi pasti kebiasaan baru online learning terbentuk.

Kasus yang terjadi di Denmark menarik, ketika orang tua menolak kembali
menyekolahkan anak-anak mereka setelah lockdown dilonggarkan. Pertimbangannya,
karena kembali ke sekolah memungkinkan terjadinya kerumunan sehingga orang tua
khawatir anak akan tertular virus. Di sisi lain anak-anak mulai terampil belajar dengan
model baru “online+home-schooling”.

Ketika vaksin penangkal tak kunjung diproduksi dan social distancing menjadi
kenormalan baru, maka model bisnis industri pendidikan akan mengalami resetting
dimana belajar tidak perlu lagi di sekolah. Online+home-schooling mengubah secara
mendasar wajah dunia pendidikan ke depan.

Search on “Online Learning” Keyword on Mid Jan – Mid April


100

75
Future Business Opportunities:
50
Jika sekolah fisik tidak lagi relevan, platform online learning/online course yang
25 dilengkapi dengan licensed certification akan booming. Orang tua lebih memilih
menyekolahkan anak di rumah karena orang tua dapat memantau langsung
Jan 18 Feb 12 Mar 8 Apr 2 milestone anak.

Sumber: Google Trends Indonesia


#27. Ibadah Virtual
Krisis wabah corona turut mengubah perilaku masyarakat dalam beribadah.
Pemberlakuan social distancing dan PSBB turut membatasi aktivitas di
rumah-rumah ibadah seperti masjid atau gereja.

Sholat berjamaah sementara tidak bisa dilakukan, begitu pula kebaktian


atau ibadah di gereja. Solusinya adalah melakukan ibadah secara virtual.

Untuk umat nasrani bisa melakukan ibadah secara virtual dengan live
streaming. Bagi umat muslim sholat jamaah di masjid diganti dengan sholat
di rumah. Namun, dakwah atau pengajian masih bisa dilakukan secara
virtual.

Ke depan, bahkan setelah pandemi ini berakhir, masyarakat akan terbiasa


dengan ibadah atau dakwah secara virtual dan menjadi kenormalan baru.

Future Business Opportunities:


Ibadah dan dakwah secara virtual atau livestreaming akan booming, dan
menjadi alternative bagi para pemuka agama untuk berdakwah dan melakukan
engagement dengan umat atau jemaat.
INDONESIA 2019
GDP Nominal ~USD 1 Trillion
GDP Growth 5,02% vs 2018 5,17%

Inflation 2,72% vs 2018 3,13%

BI 7-day Repo Rate 5,00% vs 2018


6,00%
US$ Rp 13.863 vs 2018 Rp 14.469

IHSG 6299,54 vs 2018 6195,50

Gini ratio 3,80 vs 2018 3,84


7

Source: BPS, IDX, BI, CAPITAL PRICE/MARS


Distribusi Penduduk Indonesia

Perempuan Laki-2
Transformasi Modal Manusia Industri 4.0

SEKARANG INDUSTRI 4.0


High Skilled Technical High Skilled Innovator
(Engineer) (Creator)

Mid Skilled Manusia Manusia Mid Skilled


(Technician) Manusia Manusia (Specialist)

Low Skilled Manusia Robot/Meka Low Skilled


(Operator) Manusia Otomasi (Operator)
Hambatan Inovasi
dan Kemandirian
Untuk hidup

Di abad 21

Bekerja dg kalender
agraris abad 19

Diciptakan abad 11
Untuk hidup anak-anak kita

Di abad 21

Bekerja dg kalender
agraris abad 19

Diciptakan abad 11
Pendidikan kita
membentuk mental
pegawai
Semakin lama bersekolah
malah semakin mudah
menganggur, tidak mandiri
Pendidikan kita
menghargai anak2 pintar,
bukan anak2 yg berani
dan kreatif
Padahal, untuk membangun
kemandirian yang
dibutuhkan adalah
keberanian melakukan
kesalahan2/kegagalan
Penyakit menular yang paling
berbahaya di Indonesia adalah
mentalitas pegawai
yang dibenihkan sejak di
sekolah2 hingga di pelosok
pedesaan
Banyak orang Indonesia
menjadikan pegawai
negeri sebagai cita2
Mental Pegawai

Hijrah

Mental merdeka, mandiri,
sehat, dan produktif
Terima kasih yaa…
Prof. Dr. ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU

marsudi.kisworo@gmail.com
http://marsudi.wordpress.com
Twitter: marsudiwkisworo
LinkedIn: Marsudi Wahyu Kisworo
FB: Marsudi Wahyu Kisworo
IG: @marsudiwkisworo
+62818-888-537

Anda mungkin juga menyukai