Anda di halaman 1dari 10

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENCEGAHAN TRANSMISI COVID 19 DI


UNIT DIALISIS
PT TAWADA HEALTH
(Mengacu pada panduan PERNEFRI – KEMENKES RI) CARE
Rukan Permata Senayan Blok
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: A No.18 -19, Jl Tentara
Pelajar No.5, Jakarta Selatan-
12210
05/Clin-CC.HD/2020 00 10

Ditetapkan Oleh :
Tahun terbit :
STANDAR
2020 Harry Hidriana, AMK, SH
PROSEDUR
OPERASIONAL
SPV Clinical Advisor

PENGERTIAN Standar prosedur untuk pencegahan transmisi COVID 19 di unit dialysis


dari mulai tindakan untuk pasien, staf, team dialisis serta standar
ruangan dan pemeliharaan alat medis mesin dialysis, dll.
TUJUAN a) Team dialisis memahami langkah langkah persiapan untuk
melakukan prosedur tindakan HD pada pasien HD dengan COVID
19
b) Team dialisis memahami tindakan dan langkah – langkah dalam
menyiapkan APD, Ruangan dialisis dan Mesin dialisis.
PROSEDUR Panduan Umum Skrining untuk Mengurangi Transmisi COVID-19 pada

Unit Dialisis

Unit dialisis sebaiknya melakukan skrining terhadap pasien, staf, dan pengunjung
unit dialisis yang memiliki kondisi sebagai berikut:

1. Gejala dari infeksi saluran nafas, seperti demam, batuk, sesak atau nyeri
tenggorokan

2. Memiliki kontak dengan (ODP) Orang Dalam Pemantauan atau


(PDP) Pasien Dalam Pengawasan COVID-19

3. Memiliki riwayat bepergian ke negara atau daerah dengan penyebaran


COVID 19 (sesuai ketetapan Kemenkes RI) 14 hari terakhir

4. Tinggal di tempat atau daerah yang sedang terjadi penyebaran COVID-


19 berbasis komunitas

1 | Clinical THC 2020


Panduan untuk Pasien Dialisis

1. Unit dialisis harus mengidentifikasi pasien dengan gejala infeksi


saluran nafas sebelum masuk ke dalam area perawatan

2. Pasien dengan gejala infeksi pernapasan harus memakai masker wajah

3. Menggunakan (masker bedah) saat memasuki area perawatan dan tetap


memakai sampai mereka meninggalkan unit dialisis.

4. Pasien harus memberi tahu staf tentang gejala demam atau pernapasan
segera setelah tiba di unit dialisis (pada saat registrasi di meja
pendaftaran).

5. Unit dialisis wajib memeriksa suhu tubuh pasien

6. Meminta pasien menelepon terlebih dahulu untuk melaporkan mengenai


adanya demam atau gejala pernapasan sehingga dapat dipersiapkan
sesuai prosedur sebelum pasien datang.

7. Pasang tanda-tanda di pintu masuk dengan instruksi: kepada pasien


dengan demam atau gejala infeksi pernapasan untuk memberitahukan
dan mengingatkan staf dialisis sehingga tindakan pencegahan yang tepat
dapat dilaksanakan.

8. Unit Dialisis harus memberikan instruksi kepada pasien dan staf dialisis
(dalam bahasa yang sesuai dan mudah dimengerti) tentang kebersihan
tangan, pernapasan, dan etiket batuk.

9. Instruksi harus mencakup cara menutupi hidung dan mulut saat batuk
atau bersin, membuang alat dan bahan yang terkontaminasi dalam wadah
limbah, serta bagaimana dan kapan mencuci tangan dengan baik dan
benar.

10. Unit Dialisis harus memiliki persediaan alat kesehatan yang mencukupi

11. Untuk memastikan kepatuhan terhadap kebersihan tangan, pernapasan,


serta etiket batuk. Ini termasuk tisu dan wadah tanpa sentuhan untuk
pembuangan tisu dan perlengkapan kebersihan tangan lainnya.

12. Pengunjung/keluarga dengan tanda dan gejala infeksi menular

13. Pasien demam (demam, menunjukkan tanda dan gejala penyakit


menyerupai influenza) harus menunda kunjungan sampai kondisinya
tidak berpotensi menularkan penyakit (24 jam setelah bebas demam
tanpa obat penurun panas).

14. Pasien Dialisis dilarang sementara menggunakan fasilitas transportasi


publik menuju dan pulang dari pusat pelayanan dialisis.

2 | Clinical THC 2020


Panduan untuk Staf Dialisis (Dokter, Perawat, Administrasi,
Teknisi, dan staf HD lainnya )
1. Staf dialisis yang memiliki tanda-tanda dan gejala infeksi pernapasan

2. Sebaiknya segera melapor ke unit kerja masing-masing.

3. Unit dialisis harus menerapkan kebijakan cuti sakit yang fleksibel dan
konsisten, dengan kebijakan kesehatan masyarakat yang memungkinkan
anggota staf yang sakit tinggal di rumah.

4. Setiap anggota staf yang mengalami tanda-tanda dan gejala infeksi


pernapasan, harus:
 Segera hentikan pekerjaan (jika sedang bekerja),
kenakan masker wajah, dan isolasi diri di rumah;
 Beri tahu tenaga administrasi unit dialisis, dan
kumpulkan
 informasi tentang individu yang bersangkutan,
peralatan, dan lokasi serta riwayat kontak ; dan
 Ikuti rekomendasi penanganan kasus terduga COVID-19
setempat untuk langkah selanjutnya.

5. Semua staf dialisis (tim kerja unit dialisis) yang terdiri dari dokter,
perawat dan teknisi harus mendapat pelatihan (in house training)
mengenai update pengetahuan mengenai epidemi COVID-19 meliputi
risiko infeksi, pencegahan dan panduan terbaru mengenai COVID-19
dari pemerintah ataupun organisasi profesi. Nama-nama staf yang
sudah mengikuti dan belum mengikuti pelatihan harus dicatat dan
didokumentasikan dengan baik.

6. Jadwal jam makan staf dialisis harus berbeda-beda untuk masing-


masing staf untuk menghindari aktivitas makan bersama antar staf di
suatu ruangan tertentu. Makan dan bercengkrama selama makan juga
harus dihindari untuk meminimalisir transmisi melalui droplet.

Panduan Ruangan Pelayanan


Pasien yang diduga diklasifikasikan sesuai dengan kategori kriteria kasus
menurut panduan Kementerian Kesehatan RI:

1. Pasien dalam Pengawasan (PDP)

● Seseorang yang mengalami:

a. Demam (≥38’C) atau ada riwayat demam,

b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,

c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis


dan/ atau gambaran radiologis. Perlu waspada pada pasien
dengan gangguan sistem kekebalan tubuh
(immunocompromised) karena gejala dan tanda menjadi
tidak jelas.Memiliki riwayat perjalanan ke negara atau
daerah yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala;

3 | Clinical THC 2020


 Seseorang dengan demam (≥38°C) atau ada riwayat demam ATAU
ISPA ringan sampai berat DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala, memiliki salah satu dari paparan berikut:

a. Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19; ATAU


b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang
berhubungan dengan pasien konfirmasi COVID-19; ATAU
c. Riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei, China (termasuk Kota
Wuhan); ATAU
d. Kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14
hari terakhir ke Provinsi Hubei, China (termasuk Kota
Wuhan)

2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Seseorang yang mengalami gejala demam (≥38°C) atau ada riwayat


demam ATAU ISPA tanpa pneumonia DAN memiliki riwayat perjalanan
ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.

3. Kasus Probable

Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi


inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorang dengan
dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.

4. Kasus Konfirmasi

Seseorang yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan


laboratorium positif.

5. Kontak Erat

Seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau
berkunjung (bercakap-cakap dalam radius 1 meter dengan pasien
dalam pengawasan, probabel atau konfirmasi). Kontak erat dikategorikan
menjadi 2, yaitu:
a) Kontak erat risiko rendah

Bila kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan

b) Kontak erat risiko tinggi

Bila kontak dengan kasus konfirmasi atau probable.


Kontak erat ini termasuk Orang yang memiliki riwayat
perjalanan ke Provinsi Hubei, China (termasuk Kota
Wuhan) pada 14 hari terakhir tanpa gejala .

4 | Clinical THC 2020


Jenis Ruangan Hemodialisis :

1. Ruangan HD untuk pasien normal

2. Ruangan HD isolasi setara isolasi hepatitis B : tidak perlu bertekanan


negatif dengan ventilasi yang baik

3. Ruangan HD isolasi airborne infection (seperti TBC) : dengan tekanan


negative

Bagi unit dialisis dengan fasilitas ruang isolasi penuh, maka perawatan
pasien dialisis dapat dilakukan dengan “fixed dialysis care model”

1. Fixed dialysis care model adalah :

a) Pasien harus tetap melanjutkan hemodialisis di tempat


asalnya dan tidak boleh melakukan traveling HD /
pindah tempat dialysis

b) Jadwal shift dialisis dan perawat HD yang menangani


pasien harus sama. Hal ini untuk mencegah kontaminasi
dan infeksi silang

c) Apabila transmisi lokal pada komunitas setempat


diidentifikasi dan unit dialisis setempat memberikan
pelayanan dialisis pada lebih dari satu pasien dengan
suspek atau confirm COVID-19, maka pasien tersebut
dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
harus dijadwalkan pada shift yang sama.

2. Ruang isolasi hepatitis B dapat digunakan untuk mendialisis pasien


jika:
a) Pasien dengan dugaan atau konfirmasi COVID-19
memiliki antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) positif
atau;

b) Unit dialisis tidak memiliki pasien dengan antigen


permukaan

c) hepatitis B (HbsAg) positif yang akan memerlukan


perawatan di ruang isolasi.

3. Dalam keadaan pasien gawat darurat dan tidak ada ruang isolasi,
pasien harus dirawat di sudut atau end-of-row. Pasien harus
dipisahkan setidaknya 6 kaki (1,8 meter) dari mesin pasien terdekat (di
semua arah) dan standar sarana dan prasarana sesuai dengan standar
pelayanan pasien hepatitis B

4. Pada pasien dengan kondisi tidak stabil yang dirawat di ICU


yang dilengkapi dengan fasilitas HD dan atau CRRT apabila memiliki
fasilitas ruang isolasi perawatan dilakukan di ruang isolasi. Bagi ICU
yang tidak dilengkapi dengan ruang isolasi, pasien harus dirawat di
sudut atau end-of-row. Pasien harus dipisahkan setidaknya 6 kaki (1,8
meter) dari pasien terdekat (di semua arah) dan standar sarana dan
prasarana sesuai dengan standar pelayanan pasien hepatitis B.

5 | Clinical THC 2020


Alat Pelindung Diri (APD) yang Harus Digunakan Merawat Pasien dengan

Gejala Pernapasan yang Tidak Terdiagnosis

Ketika memberikan pelayanan dialisis, unit dialisis harus terus mengikuti


persyaratan pengendalian infeksi yang didalamnya termasuk persyaratan
untuk kebersihan tangan, APD, isolasi dan pembersihan rutin dan
prosedur desinfeksi.
Secara umum, staf dialisis yang merawat pasien dengan infeksi

pernafasan yang tidak terdiagnosis harus mengikuti Kewaspadaan


Standar, Kontak, dan Droplet (standard and droplets precaution) dengan
pelindung mata kecuali kalau diagnosis yang dicurigai memerlukan
Kewaspadaan Udara (droplet precaution). Ini termasuk penggunaan:

1. Gaun isolasi

a) Gaun isolasi harus dipakai ketika memulai dan


mengakhiri perawatan dialisis, memanipulasi jarum
akses atau kateter, membantu pasien masuk dan keluar
dari tempat dialisis, membersihkan serta mendesinfeksi
peralatan perawatan pasien dan mesin serta aparatus
dialisis.

b) Lepas dan buang gaun dalam wadah khusus untuk


limbah atau

c) linen sebelum meninggalkan stasiun dialisis. Gaun pakai


harus dibuang setelah digunakan. Gaun kain harus dicuci
setelah digunakan.
2. Sarung tangan

3. Facemask

4 Pelindung mata (kacamata, pelindung wajah sekali pakai


yang menutupi bagian depan dan samping wajah).

a) Kacamata pribadi dan lensa kontak TIDAK dianggap


pelindung mata yang memadai.

6 | Clinical THC 2020


Cara Pembersihan dan Desinfeksi Peralatan Medis di Unit dialisis:

a) Unit dialisis harus terus mengikuti persyaratan


pengendalian infeksi terkait pembersihan dan desinfeksi
yang meliputi:

b) Memastikan barang-barang yang dibawa ke unit


dialisis hanya untuk digunakan pada satu pasien atau
hanya digunakan sekali pakai.

c) Peralatan medis dibersihkan dan didesinfeksi sesuai


petunjuk pabrik, sebelum digunakan ke area lainnya atau
digunakan pada pasien lain.

Prosedur Desinfeksi GAMBRO AK 98 sesuai acuan


CRRT Baxter bersumber dari WHO, CDC dan NCBI
tentang peralatan Medis mesin dialysis

Sesuai analisis bahwa virus korona manusia seperti


coronavirus Sindrom Pernafasan Akut Parah, Sindrom
Pernafasan Timur Tengah (MERS) coronavirus atau
virus coronavirus endemik manusia (HCoV) dapat
bertahan pada permukaan benda mati. seperti logam,
gelas atau plastik hingga 9 hari, tetapi dapat secara
efisien dinonaktifkan dengan prosedur desinfeksi
permukaan dengan 62-71% etanol, 0,5% hidrogen
peroksida atau 0,1% Natrium Hypoclorite dalam 1
menit. "

• Manual Operator untuk untuk Desinfeksi Mesin dialysis


 Siapkan kain lembab
 Gunakan desinfeksi dengan disemprotkan terlebih dahulu ke kain, jangan
di semprotkan langsung ke bagian mesin
 Desinfektan yang dapat digunakan sesuai analisis untuk pasien Covid
disesuaikan dengan manual book perangkat baxter adalah.

a. etanol (90%) atau Sodium Hypoclorite (0,1%) atau


Sodium Hypoclorite (1,5%);
b. hidrogen peroksida (0,5%, Virox) atau etanol (95%) atau
Sodium Hypoclorite ( 0,1%);
c. hidrogen peroksida (0,5%, Virox) atau etanol (95%) atau
sodium hypoclorite (1,0%).)

 Untuk desinfeksi Internal sesuai pernefri adalah desinfeksi rutin full


Citrit acid atau Sodium Hipoclorite (Sesuai jadwal SPO) untuk eksternal
sodium hypoclorite mesin adalah 1,0 % - 1,5 % ( Peralatan medis
Permukaan Alat – alat Medis sesuai standar Kemenkes – RI)

7 | Clinical THC 2020


2. Unit dialisis harus menerapkan prosedur pembersihan dan desinfeksi
rutin yang sesuai untuk COVID-19 meliputi:

a) Untuk permukaan peralatan medis yang sering


dipakai atau disentuh, dibersihkan dahulu menggunakan air
dan cairan pembersih mesin (bila tersedia) sebelum
dibersihkan kembali dengan desinfektan yang teregistrasi di
rumah sakit atau yang terdaftar di Environmental Protection
Agency (EPA).

b) Unit dialisis harus menyediakan perlengkapan kerja


tambahan agar dapat digunakan oleh masing-masing staf,
untuk menghindari pemakaian bersama (seperti pulpen)
dan secara rutin mendesinfeksi area kerja (stasiun perawat,
telepon, radio internal, dll. Pertimbangan unit dialisis
untuk memindahkan pasien ke tempat alternatif untuk
perawatan

c) Jika unit dialisis tidak dapat sepenuhnya menerapkan


tindakan pencegahan yang disarankan atau jika kondisi
pasien memerlukan perawatan yang tidak dapat disediakan
oleh unit dialisis, pasien harus dipindahkan ke unit lain yang
mampu mengimplementasikan panduan ini.

d) Staf yang merujuk dan unit penerima harus diberitahu


tentang dugaan diagnosis sebelum dipindahkan.

2. Sambil menunggu pemindahan, pasien harus memakai sungkup muka


dan dipisahkan dari pasien lain. Jika stabil, pasien dapat diminta untuk
menunggu di kendaraan mereka atau kembali ke rumah. Jika itu tidak
mungkin, maka mereka harus ditempatkan di ruang terpisah dengan pintu
tertutup. Kontak dengan pasien harus diminimalkan. APD yang sesuai
harus digunakan oleh petugas kesehatan ketika berada dalam jarak 6 kaki
(1,8 meter) dari pasien yang diketahui atau diduga COVID-19.

8 | Clinical THC 2020


PERSIAPAN APD DI RUANG HD

 APD YANG HARUS DISIAPKAN DI RUANG HD

 APD STANDAR UNTUK PASIEN REGULER

 APD STANDAR UNTUK PASIEN HD PDP – COVID 19

9 | Clinical THC 2020


LAMPIRAN SESUAI PERNEFRI – KEMENKES RI

Tabel 1. Penempatan Pasien Sesuai Kriteria Kasus

10 | Clinical THC 2020

Anda mungkin juga menyukai