Anda di halaman 1dari 10

PUISI 1

Semangat Kemerdekaan”

(Oleh: Irwan Maulana)

Hari itu..

17 Agustus 1945

Bangsaku telah merdeka

Para pahlawanku turunkan senjata

Tuk hormati sang bendera pusaka

Wahai pahlawan kemerdekaan

Andai kini kau masih disini

Lihatlah..

Indonesiamu sekarang ini

Masa penderitaan telah pergi

Keceriaan pun terpancar dari wajah anak negeri

Ribuan bahkan jutaan nyawa

Kalian korbankan.. demi kami

64 Tahun..

Kebebasan dari penjajahan dapat kami nikmati

Perjuangan yang engkau lakukan

Tak dapat kami tebus dengan intan ataupun berlian

Sebagai anak negeri

Aku berjanji

Kan kuisi kemerdekaan ini

Dengan semangat seorang pelajar bangsa

Satu kata dapat kuucap


Terima kasih..

Pahlawanku

PUISI 2

Terbanglah Indonesia

Karya Rayhandi

Terbanglah Indonesia

Terbang ke langit bebas

Gapai bintang hingga jauh melambung

Tunjukkan pada dunia merah putihmu

Terbanglah Indonesia

Takkan ada yang bisa mengikatmu

Juga mengurungmu

Kita bukan jangkrik di dalam kotak

Kita bebas merdeka

Terbanglah Indonesia

Terbanglah kemana kau ingin terbang

Lihatlah kemana kau ingin lihat

Cintailah apa yang kau ingini

Kebebasan bersandar di raga kita

Karena kita merdeka

Terbanglah Indonesia

Dunia harus tahu Indonesia bangsa yang hebat

Bangsa yang menghargai perdamaian

Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita direnggut

Takkan kita biarkan hak kita diinjak-injak.


Terbanglah Indonesia

Di ujung samudera kedamaian kita memuncah

Berdiri di atas gunung

Kita jaga laut kita, kita jaga bumi kita

Takkan kita biarkan Indonesia hancur kembali

Karena Indonesia sudah merdeka di tahun empat lima.

PUISI 3

Hari Itu, Bangsaku Bahagia”

(Karya: Asty Kusumadewi)

Indonesia adalah negara kaya

Negara penuh budaya

Negara yang selalu jaya

Di setiap generasinya

Namun, ada kisah nyata dibalik itu semua

Penjajahan dimana-mana

Perjuangan melawan penjajah durjana

Dengan semangat juang 45

Pertumpahan darah di tanah air

Saksi bisu perjuangan bangsa

Dengan satu keinginannya

Tekad kuat untuk Merdeka!

Merdeka, Merdeka, Merdeka!

Hari Itu Bangsaku Bahagia

17 Agustus 1945
Indonesia merdeka dari segala sengsara dan lara

PUISI 4

“Indonesia Sudah Merdeka”

(Karya: Asty Kusumadewi)

Penjajah melawan Indonesia

Peperangan di belahan penjuru Nusantara

Bambu runcing senjata utama

Memperjuangkan Indonesia merdeka

Konon katanya, sepotong roti lebih berharga

Soedirman jadi korbannya

Pengkhianat bangsa tunduk menggadaikan harga dirinya

Bersyukur, Jenderal dilindungi oleh Yang Maha Esa

Indonesia sudah merdeka

Kapten Pattimura dengan pedangnya

Jenderal Soedirman dengan tandunya

Pangeran Diponegoro dengan gerilyanya

Melawan penjajah sebegitu kuatnya

Ucapkan syukur kepada Tuhan kita

Dengan segala upaya

Dengan pertumpahan darahnya

Indonesia, sudah.. Merdeka!!

PUISI 5

INDONESIAKU KINI

Puisi Awaliya Nur Ramadhana


Negaraku cinta Indonesia

Nasibmu kini menderita

Rakyatmu kini sengsara

Pemimpin yang tidak bijaksana

Apakah pantas memimpin negara

yang aman sentosa

Oh Indonesia tumpah darahku

Apakah belum terbit,

Seorang pemimpin yang kita cari

Apakah rasa kepemimpinan itu

masih disimpan di nurani

Tertinggal di lubuk hati

Tak dibawa sekarang ini

Rakyat membutuhkanmu

Seorang Khalifatur Rasyidin

Yang setia dalam memimpin

Menyantuni fakir miskin

Mengasihani anak yatim

Kami mengharapkan pemimpin

yang soleh dan solehah

Pengganti tugas Rasulullah

Sebagai seorang pemimpin ummah

Yang bersifat Siddiq dan Fatanah

Andaikan kutemukan

Seorang pemimpin dunia

Seorang pemimpin agama

Seorang pemimpin Indonesia


Hanya Allah Yang Mengetahuinya

PUISI 6

Pemuda Untuk perubahan

Karya Ananda Rezky Wibowo

Indonesiaku menangis

Bahkan Tercabik-cabik

Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi

Tak peduli rakyat menangis

Kesejahteraan jadi Angan-angan

Keadilan hanyalah Khayalan

Kemerdekaan telah terjajah

Yang tinggal hanya kebodohan

Indonesiaku, Indonesia kita bersama

Jangan hanya tinggal diam kawan

Mari kita bersatu ambil peranan

Sebagai pemuda untuk perubahan

PUISI 7

Kemerdekaan Bangun Peradaban

Karya: Yamin

Jiwa mudamu tentukan nasib bangsamu

Semangat mengobar lindungi manusia


Melenyapkan musuh yang menghadangmu

Jangan biarkan Indonesia bercerai-berai

Lumpuhkan serangan tentara perang

Taruhkan hidupmu di ujung pedang

Mari kita bangun peradaban

Berani bersaing dengan negara lain

Pegang teguh penutan bangsa

Luluh lantahkan manusia yang mengusik keutuhan

Merdeka adalah harga mati

Tidak dapat di beli hanya ingin di hargai

Kesatuan adalah rumpun kerukunan

Mengamankan ciri budaya dan adat istiadat yang dipunya

Jasa pahlawan yang gugur

Terlukis di prasasti

Tanda peristiwa bersejarah

Genggam dan kuasalah demi berdirinya kebebasan

PUISI 8

Hari Merdeka

Karya Irham Wahyu S

Sorak gempita

Di hari Jumat, 17 Agustus 1945

Merdeka..

Merdeka..
Merdeka..

Teriak rakyat di penjuru Indonesia

Alhamdulillah...

syukur...

Jawaban doa dari pejuang selama berabad-abad...

Bebas...

Tak terkekang...

Bangkit...

Geliat roda kehidupan bangsa...

Gelorakan jiwa...

Sucikan nurani...

Tebalkan tekad...

Untuk Negeri tercinta...

Terarah...

Terukur...

Lagu pembangunan

Demi kejayaan Indonesia

PUISI 9

Apa Kata Bung Hatta

Karya: Hati Nurahayu

Banyak kata untuk negeri

Terjujur dari jiwa yang murni

Indonesia ada selalu di hati

Terucap pesan yang terpatri


Persatuan satu harus miliki

Jangan pudar karena dari para pembenci

Memecah belah negeri

karena ingin kita dikuliti

Jatuh bangunnya negeri

Ingatlah selalu tertanam di diri

Bersatu padu selalu ada di jiwa kami

Penjajah pemecah belah takut kekuatan ini

PUISI 10

Terima Kasih Pahlawan

Karya: Rayhandi

Karena jasamu kita merdeka

Hidup di ujung barat hingga timur

Tanpa takut dan gugup yang membara

Kau rela mati demi kami

Kau rela miskin demi kami

Kau rela menderita demi kami

Untuk kami kau rela hancur

Berkatmu indonesia bisa merdeka

Mengepak sayap melesat langit

Berkatmu indonesia bisa jaya

Menembus zaman hingga canggih


Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian

Tak terbayang jika kesabaran itu tak menyertai derita kalian

Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian.

Anda mungkin juga menyukai