Anda di halaman 1dari 79

Cepat Pulih Indonesia Ku

Wahai anak muda. Ingat kah kapan Indonesia merdeka?


Tau kah bahwa para pahlawan mati-matian membela negara kita?
Apakah kau tau apa yang harus kau lakukan untuk negara ini
Jangan kau kecewakan para pahlawan kita
Kemerdekaan sudah kita dapatkan, namun jangan pernah kamu merasa puas

Kita memang sudah merdeka, namun lihatlah sekarang!


Kita harus berjuang kembali, jika dahulu para pahlawan berjuang melawan penjajah
Maka kita sekarang berjuang untuk memulihkan negara ini dari pandemi.

Mari kita terapkan protokol yang di sarankan pemerintah


Dengan cara itu maka kita telah berjuang untuk Indonesia
Jangan lupa berdoa untuk kesembuhan negara ini

Selamat hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76


Semoga Indonesia cepat pulih

Profil Penulis
Aditya Irfandy Afrizal. Lahir di Kebumen, 06 Oktober 2003. dan menjadi salah satu siswa ke
las 12 Akuntansi di SMK Negeri 43 Jakarta. Adit adalah nama panggilannya. Merupakan ana
k pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan M. Rizal Mutaqin dan Yuli Bastiyah.
Memiliki cita-cita menjadi seorang penguasaha muda, dan aktiv di media sosial yang mungki
n nantinya bisa menjelaskan lebih lanjut tentang penulis. IG : @Aditya.Irfandy. Penulis berha
rap Pantun ini dapat memberikan kesan bagi pembacanya.

1
Kusuma Bangsa

Penjajah mengoyak kedamaian negeri ini


Mereka menindas
Mereka memaksa
Mereka merampas

Perjuangan bangkit melawan


Maju ke medan laga
Memanggul senjata
Menyerukan kebenaran

Perjuangan itu tidak sia-sia


Meskipun mereka harus dibayar darah dan nyawa
Indonesia merebut kembali kedaulatannya

Kita bisa menikmati


Indahnya negeri ini
Berkat kegigihan dan keberanian
Para pejuang sejati

Merekalah kusuma bangsa ini


Lanjutkan semangatnya
Kobarkan kegigihannya
Untuk membangun Indonesia tercinta

2
Bambu Runcing

Di ujung bambu tajam menyikat


Mengoyak musuh hingga ampun
Di bilah tajam sakit mencekat
Siap siaga menelan musuh

Ujung bambu jadi saksi


Hitam rasa menyakit
Mengusir iblis dengan nyawa
Tanpa takut tanpa gentar

Rasa cinta tanah air


Menyatu di darah merah
Mengakar di tulang putih
Menguasai napas

Mereka berjuang hingga raib


Bercerai dengan raga
Untuk bumi garuda
Untuk Indonesia raya

Mereka mati dengan hormat


Memperjuangkan secerut kebebasan
Yang terenggut durjana
Untuk satu kemerdekaan

3
Badai Darah

Semangat perjuangan sedang bekobar


Hancur kandas ditengah kecerobohan
Peluru timah menelusuk badan
Menunggu waktu datanganya kematian

Bom berteriak pertanda memancing emosi


Terasa gempa seluruh tubuh ini
Tak peduli hidup mati
Mengajak malaikat maut untuk berkompromi

Satu dekade telah terlampaui


Peti kematian sudah tak mengerti
Ribuan pahlawan telah mati
Algojo terus menyiksa sembari menari

Dosa sudah tidak diperhitungkan


Karena telah buta oleh keduniawian
Tuhan hanya dianggap kebohongan
Takdir tak salah pun disalahkan

Nyawa hanya dihargai sebulir embun


Bagai sebuah nestapa diujung kenangan
Kekalahan hanya menjadikan kesia-siaan
Kemenangan hanya menghasilkan kebosanan

Profil Penulis
Afifah Intan Nurmutia. Lahir dari rahim Ibu nya pada tanggal 27 April 2004. Ia adalah anak
pertama dari tiga bersaudara, buah pasangan dari Tn.Abdul Kamidi dan Ny.Martini. Saat ini
ia masih berstatus sebagai pelajar. Menjadi orang yang sukses adalah impiannya sejak
dahulu. Hobinya selain mendengarkan musik, ia juga suka membaca novel-novel tertentu.

4
Mengejar Mimpi

Tak hanya sekedar mimpi

Yang kan hilang karena ini

Hanya ada mimpi esok hari

Yang terkenang dihari nanti

Namun ini semua kan pergi

Berlalu tanpa kecemasan hati

Hanya kenangan dan mimpi

Tak kan hilang terkikis hari

Percayalah semua mimpi mu

Dan ikutilah suara hati mu

Yang akan menuntun mu

Meraih semua jati diri mu

5
Pengorbanan

Mengucur deras keringat

Membasahi tubuh yang terikat

Membawa angan jauh entah kemana

Bagaikan pungguk merindukan bulan

Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan

Pagi yang menjadi malam

Bulan yang menjadi tahun

Sekian lama telah menanti

Dirinya tak jua lepas

Andai aku sang Ksatria

Aku pasti menyelamatkanya

Namun semua hanya mimpi

Dirinyalah yang harus berusaha

Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi

6
Apa Kabar

Apa kabar impianku?

Aku menyapamu dengan keraguan

Di atas titian yang agak goyah

Persis seperti tahun lalu

Impianku yang ada di sana

Meski aku hanya bisa memandangimu

Namun mampu memantik semangat

Untuk lebih memaknai hidup

Tunggulah sebentar impianku

Percayalah

Walau butuh waktu bertahun-tahun

Aku akan terus berusaha Membawamu ke alam nyata

Profil Penulis
Amalia Adiningsih, lahir di Jakarta, 01 Januari 2004. Merupakan salah satu siswa kelas 12 A
kuntansi di SMK Negeri 43 Jakarta. Lia adalah panggilan akrabnya. Anak kedua dari empat b
ersaudara, buah hati dari pasangan Dwi Porujito dan Eni Kusumawati. Memiliki Cita-cita unt
uk menjadi seorang akuntan, penulis memiliki akun media sosial yang mungkin nantinya bisa
menjelaskan lebih lanjut tentang dirinya. IG : @amladngsh_. Penulis berharap pantun ini dap
at memberikan kesan bagi pembacanya.

7
Kita Indonesia

Daku adalah putera bangsa


Dengan suara keras menyalak
Meneriakkan
Merdeka, merdeka, merdeka!
Tak peduli siapa engkau
Jika kau adalah aku
Maka teriakkanlah hal yang sama
Karena aku dan kau adalah Indonesia

Kita adalah Indonesia


Dengan suara menggelegar kita berteriak
Menyalakkan suara lantang
Merdeka, merdeka, merdeka!
Maka marilah berteriak bersama
Karena aku, kau dan kalian
Adalah Indonesia

8
Setajam Senjata Runcing

Diujung senjata runcing


Setajam pedang siap menyayat
Pertaruhan nyawa menentang
Mengoyah jiwa musuh hingga gentar

Pahlawan berjuang hingga raib


Meraih kemenangan untuk kebebasan
Rasa gentar dan takut terlenyapkan
Usaha sampai tumpah darah tiada usai

Kemerdekaan telah membebaskan bekapan


Kini dapat bernapas tanpa sesak
Jasa pahlawan menjadi saksi
Siap siaga hingga merdeka

9
Merdeka atau Mati

Genangan darah tumpah di atas tanah tak bertuan


Beratus-ratus nyawa melayang
Bergelimpangan di atas tanah tak bertuan
Sebuah tanah lapang yang dahulu
Menjadi medan perang

Seorang pejuang berteriak lantang


Mengangkat tinggi panji kemenangan
Gagah berani memegang senjata
Melawan penjajah hina dan nista

Dua kata menjadi pilihan


Merdeka atau mati
Tak ada lain selain itu
Kecuali merdeka atau mati

Hujan peluru memberondong tubuh kekarnya


Tetap tegak meski tubuh berlubang
Tertembak peluru tajam
Darah bercucuran membanjiri medan perang

Profil Penulis
Annisa Zahra Nindia atau biasa dipanggil Ara, lahir di Jakarta, 04 April 2004, hobinya yaitu t
raveling. Penulis berasal dari Tangerang. Penulis aktif di Sosial Media seperti Instagram : @a
razhran_ dan Email : annisazahra618@gmail.com

10
Pesan Untuk Negeri

Hari telah berganti


Diiringi oleh indahnya mentari
Inilah saat yang dinanti
Memperingati kemerdekaan Ibu Pertiwi

Namun waktu seperti berhenti


Virus telah menjajah dunia ini
Dan tak sedikit jiwa yang mati
Kesembuhanlah yang selalu dinanti

Jangan biarkan dunia terhenti


Biarkanlah jiwa jiwa yang telah mati
Bukanlah saatnya untuk menangisi
Mulailah untuk berjuang kembali

Walaupun kesedihan selalu menyelimuti


Berjuangah wahai pemuda pemudi
Untuk menyembuhkan kembali negeri ini
Jangan biarkan virus selalu meyertai

11
Awal Perjuangan

Kemerdekaan bukanlah akhirnya


Kemerdekaan ialah awalnya
Awal dari perjuangan
Dan awal dari pengorbanan

Walau tak ada lagi nestapa


Tiada lagi air mata
Namun tetap melewati goncangan
Oleh itu tetaplah berjuang

Kobaranlah api semangat perjuangan


Pikir positif ke masa depan
Karna kita tak sendirian
Maka ciptakanlah persatuan

Karna kita adalah bangsa


Yang bisa melewati segalanya
Demi kesejahteraan negeri
Dan kemerdekaan ibu pertiwi

12
Perjuangan abadi

Wahai para pejuang bangsa


Meski kau telah tiada
Namun perjuanganmu masih terasa
Perjuangan dalam membela bangsa

Dibalik gejolak semangat


Senjata pedang siap menyayat
Bercucuran darah serta keringat
Tetap berjuang disertai siasat

Kau pejuang yang tak pernah lelah


Serta semangat yang tak kan patah
Meski sudah bersimbah darah
Untuk akhir bersorak meriah

Hingga tibalah saatnya


Bersorak MERDEKA
Biarlah menjadi sejarah bangsa
Perjuangan abadi dan selamanya

Profil Penulis

Ayu Wadira sering di panggil Ayu/Yuee, lahir pada 29 Mei 2004 di Jakarta. Merupakan salah
satu siswa kelas 12 Akuntansi di SMK Negeri 43 Jakarta. Merupakan anak ke 1 dari 3
bersaudara.. Memiliki Cita-cita untuk menjadi pengusaha yang sukses, penulis memiliki akun
media sosial yang mungkin nantinya bisa menjelaskan lebih lanjut tentang dirinya. IG :
@Yuee_29. Penulis berharap pantun ini dapat memberikan kesan bagi pembacanya.

13
Semangat Juang

Musuh datang membuat negara tercinta terusik


Bukan hanya raga dan fisik
Mereka pun mengusik hati dan pikiran
Dengan satu jalan keluar yaitu pertempuran

Fisik, gender dan umur tak menghalangimu


Menuju ke medan perang tanpa ragu
Dengan berbekal senjata kayu
Kau menerjang semua musuhmu

Tak takut rintangan di depan


Enggan untuk mundur ke belakang
Melangkah ke medan perang melawan pasukan senapan
Tujuan kuat ingin membuat mereka hengkang

Ambisi sekuat dan setajam bilah perisai


Mengeluarkan api semangat yang kemudian menguasai
Membawa diri ke dalam bahaya
Guna menyenandungkan lagu Indonesia Raya

Profil Penulis
Bunga Asmaul Husna, biasanya dipanggil Bunna. Lahir pada 28 November 2003 di Jakarta.
Saat ini penulis sedang menempuh pendidikan di SMK Negeri 43 Jakarta kelas XII jurusan
Akuntansi. Penulis sangat menyukai suatu hal yang bersifat tidak nyata atau fantasi dalam
bentuk sebuah buku atau film. Jika ingin kenal lebih dekat dengan “BUNNA”, kunjungi akun
Instagram @bbiieee_ 

14
Pahlawan Perjuangan

Kisahnya indah penuh perjuangan


Sang pahlawan, relakan nyawa di medan pertempuran
Usaha tanpa menyerah para pahlawan
Demi memperjuangkan kemerdekaan

Dengan lantang kusuarakan


Meraih kemenangan untuk kebebasan
Bahwa aku puteri bangsa
Rela mati demi merdeka

Tak kan ku sia siakan perjuangan mu pahlawan


Akan ku isi kemerdekaan
Akan ku warnai kemerdekaan
Agar perjuangan mu terbayarkan

15
Merdeka

Detik ini bangsa kita telah merdeka


Detik ini Indonesia telah merdeka
Yang terbayarkan dengan tetesan darah dan air mata
Demi satu kata, Merdeka

Merdeka
Sebuah kata penuh makna
Bergema di seluruh Indonesia
Tanah yang kami junjung kehormatannya
Dan kami perjuangkan kedaulatannya

16
Pahlawanku

Pahlawan ku
Engkau korbankan waktumu
Rela kau taruhkan nyawamu
Semangat membara di jiwamu
Bambu runcing yang setia menemanimu

Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta


Dari para pahlawan yang sangat berjasa
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan sepanjang masa

Tangis dan darah jadi saksi bisu


Betapa besar perjuangan mu
Betapa gigih usaha mu
Semua kau kerahkan agar indonesia dapat bersatu

Profil Penulis
Cita Mahliah Heldiaz atau yang biasa disapa Cita, lahir di Tangerang, pada 23 Maret 2004. H
obi nya yaitu menonton film dan mendengarkan music. Kamu bisa menyapa dan berkenalan d
engan perempuan penyuka dimsum dan NCT ini diinstagram @hfs.tyaa.

17
Pahlawanku

Aku tidak pernah tahu siapa dirimu


Aku tidak pernah tahu apa pekerjaanmu saat itu
Aku hanya tahu bahwa sejarah telah menaburi dirimu
Dengan bunga – bunga yang mengharumkan namamu

Pahlawan – pahlawanku,
Perjuanganmu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
Serta mempertahankan harga diri bangsa dan negara
Telah menggugah semangat di dalam dadaku

Menghadirkan rasa nasionalisme dalam diriku


Dan selalu berpikir demi kemajuan bangsa
Melangkah demi terwujudnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Bertindak demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

18
Hari Kemerdekaan

Selamat hari Kemerdekaan


Selamat hari Kejayaan
Agustus, adalah bulan yang penuh dengan perayaan
Setiap manusia diselimuti dengan kebahagiaan

Tetapi, kala itu kami penuh dengan kehampaan


Kala itu kami dihujani dengan peluru kesengsaraan
Kala itu pula kami dihujani dengan ledakan kelaparan
Dan dipalsukan dengan janji yang penuh kedustaan

Disinilah kami berdiri


Kami berdiri di Tanah air ini
Berharap kesedihan tak lagi menghampiri dan tak lagi berarti
Berharap takan pernah lagi merasa terlukai

19
Tangguh, dan Tumbuh

Pahlawan kemerdekaan adalah dia yang mampu berjuang untuk bangsa dan negara
Dia yang mampu bertahan demi terciptanya kemerdekaan negara
Dan merelakan seluruh hidupnya
Demi mendapatkan kemerdekaan yang diimpikan seluruh warga negara

Dia pahlawan yang tidak pernah mengeluh dalam perjuangan


Sekalipun keringat dan darah yang mengalir didalam tubuhnya
Ia tetap maju dan bertahan
Memperjuangkan tanah air tercinta

Sungguh pahlawan berjasa yang rela mengorbankan


Seluruhnya untuk negara
Dia tidak akan pernah bisa terganti dan terlupakan
Karena dia adalah seorang pahlawan kemerdekaan bagi negara

Profil Penulis
Dhiza Rifdha Alifah, biasa dipanggil Dhiza, Dijah, Ijah dan lain sebagainya. Lahir di Jakarta,
26 Oktober 2003. Dia juga merupakan anak kedua dari dua bersaudara. memiliki hobi memas
ak, dan menonton drama Korea dan drama Thailand sepanjang harinya. Dhiza juga aktif dala
m menggunakan social media, seperti Instagram dengan menggunakan nama @dhizarfdhalifa
h,

20
Kebencian Mendalam

Kisah tentang para pejuang yang mati


Kisah para pejuang yang melawan
Membekas di dalam hati
Membangkitkan semangat juang

Cinta pada negeri


Itulah landasannya
Kau sebagai pahlawan yang terbuang
Di negeri ini aku menyapamu

Kau terbuang di pengasingan


Seorang pejuang yang terasingkan
Dalam derunya kemerdekaan
Saudaraku

Aku menyapa penuh cinta


Aku menyapamu penuh dekapan
Aku menyapamu penuh semangat
Semangat juang yang tak pernah usai

21
Memori Perang

Para serdadau di garis terdepan


Membawa bambu runcing
Berlari menerjang peluru
Mencoba merebut harapan

Ketika perang mulai berdendang


Alunan langkah para pejuang
Ledakan pun menjadi biasa
Demi kemerdekaan bangsa dan negara

Sepenggal kisah dan memori


Kisah-kisah perjuangan tak ada ampun
Kisah-kisah heroik tiada naas
Patriot yang harus didengar

Lisan-lisan kini menjadi veteran


Terbakarlah sudah semangat juangmu
Legenda-legenda yang bukan mitos
Ketika penjajah menginjak-injak

22
Matamu Tajam

Kedua matamu tetap fokus satu tujuan


Ke arah musuhmu
Entah kepala atau dada
Kesigapanmu mengarahkan pistolmu

Namun, granat-granat telah menghampiri


Tepat di depan matamu
Kau terguncang dengan hebat
Kau tercabik dan berlumurah darah

Wajahmu hampir tak diketahui


Di saat-saat terakhir kau berkata,
“merdeka!”
Pilu dalam masa perang

Kegigihanmu bercampur darah


Peluru mendesing di telingamu
Jiwa-jiwa terhentak lemah
Keteganganpun terjadi

Profil Penulis

Fandi Ahmad, lahir di Jakarta, pada tanggal 18 Januari 2004. Saya anak pertama dari dua
bersaudara. Buah dari pasangan Ahmad Hidayat dan Rohillah. Penulis memiliki satu orang
adik perempuan yang bernama Suci Nur Hidayati.

23
Melawan Pandemi untuk Merdeka

Ayo, bangsaku!
Teriakkan merdeka-merdeka-merdeka
Sambil melawan luka
Dan berjaga di balik kaca

Pasalnya kita tidak membawa senjata


Hanya mamakai masker dan menjaga badan
Sambil menghindari kerumunan
Kemudian menang dari keterperukan

Hari esok adalah milik kita


Hari ini hari yang sangat cerah.
Namun hari yang sangat cerah ini kita dirindung rasa khawatir.
Rasa takut, khawatir serta kecemasan untuk melihat hari esok.
Rasa khawatir dengan takutnya virus Covid-19.

Betapa sakitnya virus saat ini hampir sama dengan peluru yang ditembakan oleh penjajah
dulu.
Dengan tekad serta semangat hari kemerdekaan.
Kita tidak boleh menyerah dengan keadaan.
Dahulu kita bisa melewati bersama walau ada rasa sakit yang mendalam.

Kita semua tahu, kita dapat melewati ini bersama.


Semangat hari kemerdekaan, dan selamat hari kemerdekaan 17 Agustus 2021.
Hari esok kita adalah miliki kita.

24
Bersama Kita Lewati

Dahulu kala ribuan darah telah tertumpah.


Dahulu mungkin para pahlawan kita merasakan hari-hari seperti ini.
Hari dimana penuh dengan kekhawatiran, hari penuh rasa takut akan kematian.
Di mana doa terbaik sudah dipanjatkan.

Rasa sakit peluru saat dulu kini terasa sakitnya dengan rasa sakit virus yang mematikan.
Beberapa orang dengan terpaksa dirumahkan, baik di sekolahan sampai di dunia pekerjaan.
Namun kita perlu tahu kita pernah melewati masa sulit dan kita bisa melewati itu bersama.
Bersatu dengan penuh semangat, saling mengulurkan tangannya dan membantu satu sama
lain.

Profil Penulis
Fanny Fadillah, lahir di Jakarta, 4 Juli 2004. Sedang aktiv menjadi salah satu siswa kelas 12
Akuntansi di SMK Negeri 43 Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Cita-citanya ingin sekali menjadi seorang akuntan

25
Pahlawan Sejati

Awal dari sebuah impian


Dan menjadi sebuah harapan
Perjuangan para pahlawan
Yang akan menjadi kenangan

Terdengar suara derap langkah


Melangkah pantang menyerah
Yang berjalan di medan perang
Dengan tatapan seperti elang

Hari-hari telah berlalu


Hingga tak terhitung olehmu
Namun hanya engkau yang kutemui
Sebagai pahlawan bangsa yang sejati

Terlihat jelas di wajahmu


Keberanian melawan sekutu
Kobaran api semangat membara di jiwamu
Demi negara tercinta rela kau pertaruhkan nyawamu

Profil Penulis
Fatmawati Sukmoro Putri dan biasa dipanggil Fatma, lahir di Jakarta pada 27 Januari 2004.
Saat ini penulis aktiv menjadi siswa di salah satu siswa SMK Negeri 43 Jakarta. Penulis
merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, Cita-citanya yaitu menjadi pengusaha sukses .
penulis memiliki Hobi yaitu mendengarkan musik dan sedikit bernyanyi dan penulis
memiliki akun media sosial yaitu Instagram yang mungkin bisa menjelaskan tentang dirinya.
Instagram : @Fatmaaaaa_27.

26
Terimakasih Pahlawanku

Berkat jasamu Negara kita merdeka


Hidup dipenuhi dengan perjuangan
Tanpa takut dan gugup yang membara
 
Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur
 
Berkatmu Negara ini bisa merdeka
Dan tidak ada lagi penjajah
Berkatmu Negara ini bisa jaya
Mengikuti zaman hingga canggih
 
Tak terbayang kan keberanian itu tak ada di hati kalian
Tak terbayang kan kesabaran itu tak menyertai derita kalian
Tak terbayang kan semangat itu tak membakar bara kalian
 
Kami anak muda, kami bangsa Indonesia
Berterima kasih kepada para pahlawan
Untuk jasa jasamu yang luar biasa
Indonesia bisa mencapai kemerdekaan

Profil Penulis
Haliza Putri Nuraini, biasa dipanggil dengan nama Haliza. Lahir di Jakarta pada tanggal 20
Juli 2003. Merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Saat ini penulis berstatus sebagai
pelajar kelas XII di SMK NEGERI 43 JAKARTA, jurusan Akuntansi.

27
Kemerdekaan Ini

Kemerdekaan ini adalah usaha


Usaha tanpa menyerah para pahlawan
Kemerdekaan ini adalah keringat
Setia mencucur ruah hingga habis tak tersisa

Kemerdekaan ini adalah lelah


Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini adalah darah
Karena berjuta ton darah raib tergadai untuk kemerdekaan

Kemerdekaan ini adalah nyawa


Karena di Indonesia ini beratus-ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk Indonesia
Semuanya untuk senyum anak Indonesia
Semuanya untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah

Perjuangan

Terima kasih pejuang


Engkau telah mempertahankan negri ini
Pedih luka kau rasa
Demi negri yang tercinta ini

Para penikmat kemerdakaan


Hanya bisa berterima kasih kepada engkau
Pahlawan ku
Pahlawan tanpa tanda jasa

Profil Penulis
Ilhan Maulana, lahir 10 Januari 2004. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis kini aktif
sebagai siswa kelas XII Akuntansi di SMKN 43 Jakarta

28
Untukmu Pahlawanku.
Cucuran keringat di tubuhmu
Darah yang mengalir dalam ragamu
Tak patahkan semangat juangmu
Untuk meraih sebuah, kemerdekaan
Tekadmu yang menggebu-gebu
Dengan gagah tegap kau berdiri
Tak pedulikan rasa sakit
Demi sang bumi pertiwi ini
Namun…
Kini perjuanganmu itu seperti tak berarti
Tangisan sedih rakyat kecil menjadi-jadi
Keserakahan pun seperti sudah menjadi tradisi.

Bayang-Bayang Pejuang

Bayang-bayang para pejuang bangsa


Wanginya harum di tengah para pujangga
Kisahnya indah penuh perjuangan
Sang pahlawan bangsa dan negara
Merelakan nyawa di medan pertempuran
Rela dadanya tertembus peluru tajam
Meskipun tergeletak di tanah penuh darah
Namun ia tetap hidup di dalam jiwa kita
Bayang-bayang para pejuang bangsa
Kita menapak menembus era
Dan kau saksikan kami di alam surga
Kita bersatu untuk mempertahankan
Kau ambil seragam lusuhmu
Kau kenakan dengan rapi
Meski kau tak dikenal
Namun perjuanganmu masih terasa

29
Bangkit

Berhenti menatap elang yang terbang


Lihat bintang yang menyala terang
Menghiasi langit begitu riang
Berkelap kelip sangat girang
Andai seribu cahaya ku pegang
Menerangi jiwa yang tegang
Menyinari diriku yang malang
Menyingkirkan bodoh yang garang
Namun semangat tak meregang
Akan ku cari hidup yang gemilang
Untuk bangkit dan berjuang
Untuk sukses yang tak terbayang

Profil Penulis
Immanuel oktavia budhiman, anak ke dua dari dua bersaudara kini, lahir di Jakarta pada tang
gal 28 oktober 2003. Penulis bersekolah di SMKN 43 JAKARTA jurusan Akuntansi. Penulis
tinggal di Jakarta tempatnya Jakarta barat yang beralamatkan di jl. kmp.baru rt/rw 008/05 no.
6.

30
Wahai Pemuda Indonesia

Negara yang kaya


Itulah Indonesia
Dalam Bhinneka Tunggal Ika
Jagalah sepanjang masa

Wahai para pemuda


Berkorban jiwa dan raga
Jangan hilang tertinggal cerita
Itulah tugas penerus bangsa

Padamu Bangsa
Sumpahku abadi dalam jiwa
Jiwa dan segalanya
Demi negara tercinta

31
Perjuangan baru saja dimulai

Demi mengejar impian


Ku melewati berbagai halangan
Dan juga rintangan
Fokus dalam satu tujuan
Dari banyaknya keinginan

Jalan yang ku tempuh


Tak seindah khayalan ku
Berat sekali rasanya
Selalu ingin menyerah

Namun...
Ini baru permulaan
Perjuangan baru saja dimulai
Kobarkan semangat perjuangan
'Tuk meraih kesuksesan

32
Mengenang

Demi bangsa dan tanah air


Tanah air yang dicintai
Tanpa rasa takut dan jengah
Mereka siap, sigap , dan pantang menyerah

Akan ku ingat pengorbananmu


Semua yang kau raih
Akan aku pertahankan
Demi nusa dan bangsa

Bersatu dalam semangat jiwa


Perjuangan tanpa pamrih ‘tuk republic tercinta
Menggelora di garis katulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa

Profil Penulis
Intan Nur’aini, biasa dipanggil Intan. Saya lahir pada tanggal 10 Agustus 2004, di Jakarta.
Saat ini saya berusia 16 tahun, dan bersekolah di SMK Negeri 43 Jakarta kelas XI jurusan
Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Penulis memiliki akun media sosial yaitu akun Instagram
@_uriiayangie 

33
Terbanglah Indonesia Ku

Terbanglah Indonesia
Terbang ke langit bebas
Gapai bintang hingga jauh melambung
Tunjukkan pada dunia merah putihmu

Terbanglah Indonesia
Takkan ada yang bisa mengikatmu
Juga mengurungmu
Kita bukan jangkrik di dalam kotak
Kita bebas merdeka

Terbanglah indonesia
Terbanglah kemana kau ingin terbang
Lihatlah kemana kau ingin lihat
Cintailah apa yang kau ingini
Kebebasan bersandar di raga kita
Karena kita merdeka

34
Satu Kaya Merdeka

Hingga detik ini ribuan darah telah tertumpah

Hingga detik ini ribuan nyawa telah melayang

Hingga detik ini ribuan belulang telah berserakan

Sebuah harga yang harus dibayar

Demi terwujudnya kemerdekaan bangsa

Demi terwujudnya satu kata

Merdeka!

35
Untukmu Indonesiaku

Demi negri
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan

Tampak raut wajahmu


Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri

Hari-harimu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu

Profil Penulis
Irfa’ Darojatul Masakin. Biasa dipanggil Irfa’. Penulis memiliki hobby bermain futsal, lahir
pada tanggal 29 September 2003, yang merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Penulis kini
aktif menjadi siswa kelas XII Akuntansi di SMKN 43 JAKARTA.

36
Kemerdekaan di saat pandemi

Detik ini bangsa kita telah merdeka


Bangsa besar telah lahir
Terwujud dengar semangat para pejuang
Yang terbayarkan dengan tetesan darah dan air mata
Kita Indonesia
Daku adalah putera bangsa
Dengan suara keras menyalak
Meneriakkan
Merdeka, merdeka, merdeka!
Tak peduli siapa engkau
Jika kau adalah aku
Maka teriakkanlah hal yang sama
Karena aku dan kau adalah Indonesia
Jayalah Indonesiaku, merdeka ke-76
Berkibarlah sang saka merah putih
Gema seabad silam bangsa Inggris come meredah
Pahang dengan peluru bersama menangkap menangkap setiap pejuang
Sekarang Ini

Profil Penulis
Matthew Frederic Alexandro, lahir di Jakarta, 5 Mei 2004. Penulis kini aktif menjadi salah
satu siswa kelas 12 Akuntansi di SMK Negeri 43 Jakarta. Memet adalah panggilannya.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Cita-citanya ingin sekali menjadi
seorang pilot/akuntan,

37
Puisi pahlawan perjuangan
Demi Negeri
Enkau Korbankan waktumu
Demi Bangsa
Rela kau taruhkan nyawamu

Kobar semangat mu Terus membara


Munyulu asa tuk berani
Maju dengan penuh keyakinan
Menentang benteng besi berasama

Tekadmu yang membara


Dengan gagah tegap kau berdiri
Tak pedulikan rasa sakit
Demi Bumi Pertiwi ini

Berkatmu indonesia bisa merdeka


Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu Indonesia bisa jaya
Menembus zaman canggih

Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian


Tak terbayang jika kalian tak memiliki keberanian
Tak terbayang jika kalian tidak mencintai tanah air

Kami anak muda kami bangsa indonesia


Berterimakasih untuk jasa jasa mu para pahlawan
Kerena perjuangan kalian indonesia bisa
Menikmati udara kemerdekaan

Profil Penulis
Maysaroh merupakan murid SMK Negeri 43 jakarta, biasa dipanggil may. Lahir di Jakarta pa
da 25 Mei 2003, hobi penulis mendengar musik, menonton drama korea, dan futsal. Penulis b
erasal dari Jawa timur, surabaya.

38
Kemerdekaan

Nampak para pahlawan bangsa


Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi Indonesia
Untuk meraih cita-cita merdeka

Nampak para anak bangsa


Bersatu dalam semnagat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestas dan karya

Merdeka....
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata

Merdeka.....
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di era dunia

Profil Penulis
Muhammad Bayu Firmansyah merupakan siswa yang lahir di Pemalang pada tanggal 28 Sept
ember 2003,serta memiliki hobi bermain bola. Anak pertama dari dua bersaudara. Sekarang p
enulis sedang bersekolah di salah satu SMK yang ada di Jakarta Selatan,tepatnya SMKN 43 J
akarta dan memilih jurusan Akuntansi dan keuangan lembaga.

39
Pahlawanku, Inilah Janjiku

Aku tak pernah tahu siapakah dirimu


Apakah pekerjaanmu kala itu
Yang aku tahu sejarah telah menaburi dirimu dengan bunga-bunga yang mengharumkan
namamu

Pahlawanku,
Perjuanganmu dalam memperjuangkan kemerdekaan
Mempertahankan harga diri bangsa
yang bertahun-tahun lamanya diinjak-injak bangsa kolonialis
Telah menggugah semangat di dalam dadaku
Menghadirkan rasa nasionalisme yang sama dengan yang engkau miliki kala itu

Kini, kuberjanji akan meneruskan perjuanganmu, pahlawanku


Berpikir demi kemajuan bangsa
Melangkah demi terwujudnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Berkarya demi kemanusiaan


Bertindak demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Itulah janjiku, wahai pahlawanku.

40
Indonesia Sudah Merdeka

Penjajah melawan Indonesia


Peperangan di belahan penjuru Nusantara
Bambu runcing senjata utama
Memperjuangkan Indonesia merdeka

Konon katanya, sepotong roti lebih berharga


Soedirman jadi korbannya
Pengkhianat bangsa tunduk menggadaikan harga dirinya
Bersyukur, Jenderal dilindungi oleh Yang Maha Esa

Indonesia sudah merdeka


Kapten Pattimura dengan pedangnya
Jenderal Soedirman dengan tandunya
Pangeran Diponegoro dengan gerilyanya

Melawan penjajah sebegitu kuatnya


Ucapkan syukur kepada Tuhan kita
Dengan segala upaya
Dengan pertumpahan darahnya
Indonesia, sudah.. Merdeka!!

41
Kemerdakaan Ini

Kemerdekaan ini adalah usaha


Usaha tanpa menyerah para pahlawan
Kemerdekaan ini adalah keringat
Yang setia mencucur ruah hingga habis

Kemerdekaan ini adalah lelah


Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini adalah darah
Karena berjuta ton darah raib untuk kemerdekaan, tergadai

Kemerdekaan ini adalah nyawa


Karena di indonesia ini beratus ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk indonesia
Semuanya untuk senyum anak indonesia
Semuanya untuk masa depan indonesia yang lebih cerah.

Profil Penulis
Nafasya Putri Salsabila Jahidin, lahir di Jakarta, 23 Mei 2004. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara, buah dari pasangan Ali Jahidin dan Sukmawati. Nafasya adalah
panggilan akrabnya.

42
Bambu Runcing

Di ujung bambu tajam menyikat


Mengoyak musuh hingga ampun
Di bilah tajam sakit mencekat
Siap siaga menelan musuh

Ujung bambu jadi saksi


Hitam rasa menyakit
Mengusir iblis dengan nyawa
Tanpa takut tanpa gentar

Rasa cinta tanah air


Menyatu di darah merah
Mengakar di tulang putih
Menguasai napas

Mereka berjuang hingga raib


Bercerai dengan raga
Untuk bumi garuda
Untuk Indonesia raya

Mereka mati dengan hormat dan


Memperjuangkan secerut kebebasan
Yang terenggut durjana
Untuk satu kemerdekaan 

43
Jejak-Jejak Pejuang

Jejak-jejak para pahlawan bangsa


Semerbak harum dalam deretan syair pujangga
Bercerita indah akan kisah perjuangan
Sang pahlawan dalam membela bangsa

Meregang nyawa di medan peperangan


Raga berlubang tertembus peluru tajam
Meski tersungkur tergeletak di tanah
Kau tetap hidup dalam sanubari anak bangsa

Jejak-jejak para pahlawan bangsa


Menapak jelas menembus zaman
Kini kaupun mampu menyaksikan dari surga
Bangsamu bersatu padu dalam semangat membela

44
Pejuang Negeri

Hei pahlawan Indonesia...


Tiada lelah engkau mengabdi
Mengorbankan seluruh jiwa, raga, dan nyawa untuk negeri ini
Tak gentar semangat dalam jiwa yang kau miliki

Hei Pemuda Pemudi negeri ini


Engkaulah generasi harapan negeri ini
Bangunlah negeri dan jagalah bumi pertiwi
Kobarkan semangat dalam jiwa dan kibarkan Sang Merah Putih

Perjuanganmu tidak seperti dahulu


Melawan banyaknya penjajah sampai bertumpah darah
Engkaulah generasi harapan bangsa ini
Yang harus tetap maju dan tanpa kenal kata menyerah

Profil Penulis
Nur Atika Febriyanti, dari kelas XI-AKL, Jurusan akuntansi SMKN 43 JAKARTA, penulis
memiliki hobi bermain bulu tangkis. Jika kalian ingin bertanya-tanya, penulis aktif di akun m
edia sosial Instagram @atikafbrynti_

45
Tanah Tumpah Darahku

Aku tak ingin melihat bangsaku


Kalah tersungungkur oleh waktu
Aktu tak ingin melihat bangsaku
Jatuh tenggelam ke dalam kehancuran
Dengan tekad setinggi langit
Untuk tanah ini aku rela berkorban
Disaat percaya diriku menyusut
Disaat itulah semangatku semakin berkobar

Selama mentari masih menyinari dunia


Aku takkan berhenti sedetik pun
Menyelamatkan melindungi dan mempertahankan
Walaupun hingga aku menyatu dengan tanah negeriku
Bersatulah wahai penerus bangsa
Bulatkan tekadmu dan tegarlah bagai batu karang
Keraskan segala usahamu serta keraskan pula suaramu
Karena setiap usaha yang keras takkan mengkhianati

Harapanku akan selalu mengiringi


Untuk tanah negeri ini setiap hari
Aku tidak ingin lagi
Melihat ibu pertiwi tersiksa hati

46
Pahlawan yang Hilang.

Dimana lagi kau kutemukan keberanianmu


Dimana lagi kan kutemukan pekik teriak semangatmu
Dimana lagi ku temukan sosok sepertimu
Wahai pahlawan
Beribu hari telah kulalui
Jutaan hari telah kuhitung dengan jemari
Namun tak mampu juga kutemukan
Sosok pahlawan sejati
Kumeniti jalanan penuh duri dan ranjau
Menyusuri gurun pasir yang kering kerontang
Dimanakah kan kutemui lagi
Sosok sepertimu wahai pahlawanku

Membalas Jasa Sang Pahlawan

Kau Pahlawan yang berani


Mengorbankan diri untuk kami
Masa ingin membalas jasamu ingin kujalani
Tetapi…
Tidak ada satu carapun yang kudapatkan
Wahai Pahlawanku…
Dirimu yang berjasa kepada diriku
Diriku yang lemah tak berdaya untuk membalas jasamu
Membalas jasamu adalah impianku.
Ingin ku membalasnya dengan cara apapun itu

Profil Penulis
Nurul Aulia Tazkiyah biasa dipanggil Nurul. Lahir di Jakarta pada tanggal 19 November
2003, hobinya mendengarkan musik dan menyanyi,. Dia anak kedua dari 3 bersaudara.

47
Jejak-jejak Pejuang

 Jejak-jejak para pahlawan bangsa

Semerbak harum dalam deretan syair pujangga

Bercerita indah akan kisah perjuangan

Sang pahlawan dalam membela bangsa

Meregang nyawa di medan peperangan

Raga berlubang tertembus peluru tajam

Meski tersungkur tergeletak di tanah

Kau tetap hidup dalam sanubari anak bangsa

Jejak-jejak para pahlawan bangsa

Menapak jelas menembus zaman

Kini kau pun mampu menyaksikan dari surga

Bangsamu bersatu padu dalam semangat membela

48
Merah Darahku Putih Tulangku

Itu mungkin telah berlalu

Kini bahkan darah para Pemimpin tak lagi semerah dulu

Dan tulangnya penuh cacing dan benalu

Semangat membara untuk bangsa

Kini telah tergantikan oleh kemilau permata

Menumpuk kekayaan dan memupuk harta

Tak lagi berpikir untuk kepentingan rakyat ataupun negara

Rakyat butuh pemimpin yang layak jadi panutan

Bukan pemimpin yang lembek dan selalu main perasaan

Rakyat butuh pemimpin yang tegas dan tak takut akan kritik serta ancaman

Bukan Pemimpin yang hobi mengumbar janji dan sekedar pengharapan

Kamu bilang ini Merdeka

Tapi rakyat masih menderita

Kamu bilang rakyatmu hidup tenteram dan bahagia

Kalau saja kamu tahu masih ada yang makan sepiring untuk bertiga

49
Pahlawan Pandemi

Mereka bekerja baik siang maupun malam

Menyimpan lelah dalam-dalam

Mereka tak bisa berkumpul bersama keluarga

Demi menyelamatkan banyak raga

Mereka satu per satu gugur

Namun semangatnya tak pernah luntur

Mereka berkorban susah payah

Kita bantu dengan tetap di rumah

Profil Penulis
Rahmalia Audina, merupakan salah satu siswi di SMKN 43 JAKARTA Jurusan Akuntansi K
euangan Lembaga, lahir di Jakarta, 9 Agustus 2003. Penulis memiliki ketertarikan dalam bida
ng yang berhubungan dengan hitung-hitungan dan juga memiliki hobi berolahraga, terutama j
ogging.

50
Indonesia

76 tahun yang lalu


Kita rakyat Indonesia bersatu
Merontak membongkar belenggu penjajah
Supaya rakyat bisa sejahtera

Sekarang kita kembali berjuang


Melawan musuh yang tidak terlihat
Bukan dengan golok dan parang
Namun dengan tekat dan semangat

Semangat terus indonesiaku


Jangan lelah menghadapi ini
Jiwa raga kami bersamamu
Untuk terus membangun negeri

51
Semangat yang memudar

Dahulu Bambu Runcing di tangan


Merah putih di Dada
Sekarang Handphone di tangan
Merah putih di tiang bendera

Hampir hilang semangat pemuda


Ingatlah para penerus bangsa
Pahlawan yang rela mengorbankan jiwa raga
Demi Indonesia merdeka

Jangan sampai runtuh semangat perjuangan kita


Hanya karena kita sudah merdeka
Tetap nyalakan api semangat
Tunjukkan Indonesia hebat

52
Kebebasan

Bebas
Merdeka
Dua kata yang terlihat mudah
Padahal belum tau rasanya melawan penjajah

Sekarang semua bebas


Hanya diatur sedikit oleh undang undang
Supaya kita tidak terlewat batas
Menjaga Agar tidak terjadi perang

Ingatlah bahwa saat ini kita bukan melawan penjajah


kita sekarang melawan diri sendiri
Yang egois mementingkan diri sendiri
Hingga lupa perjuangan pahlawan yang berkorban sampai mat

53
Penerus negeri
Wahai para penerus negeri
Tegakkan kepalamu
Kejar semua mimpi
Demi Indonesia maju

Wahai para penerus negeri


Jangan lelah menghadapi ini
Tetap belajar untuk membangun negeri
Supaya kelak bisa memberantas korupsi

Wahai pejuang masa kini


Jangan sampai menyerah
Karna pundakmu yang akan menopang negeri

Profil Penulis
Ridho Setiawan, biasa dipanggil Ridho, lahir di Jakarta 10 Mei 2003, buah dari pasangan sua
mi istri bernama Tarsinah dan Suwarto. Penulis memiliki hobi bermain futsal. Penulis juga ak
tif di Instagram : @Ridho.stwn.10 

54
Bahasa Indonesia
Apa gunanya daun cemara,
Kalau kering sampai ke darat. 
Apa gunanya berteman di dunia,
Kalau bermusuhan di akhirat. 

Perahu melaju amat lamban,


Mengikat kain dengan pita. 
Berpisah jauh dengan sahabat,
Demi menggapai cita-cita.

Bunga selasih lima kerat,


Jadi rampai terikat kuat. 
Terima kasih wahai sahabat,
Semoga sampai dengan selamat.

Bunga melati di dalam peti,


Kemanapun tercium harumnya.
Sunyi hati di dalam hati,
Bersama sahabat tak bersama. 

Tadi serumpun dekat kelapa,


Hendak dibatik di waktu senja. 
Sampai kapanpun tak terlupa,
Jasa baikmu terkenang di dada

Burung tekukur bersuara,


Turun ke sungai melihat lembat. 
Aku bersyukur kepada-Nya,
Sebab dianugerahi seorang sahabat .

Profil Penulis
Risa Moren saya lahir di Jakarta, 8 April 2004. Saya dibesarkan di tempat kelahiran saya.
Saya anak kedua dari 4 bersaudara. Penulis kini aktif menjadi siswa kelas XII Akuntansi di
SMKN 43 Jakarta.

55
Ujung Senjata Runcing

Di ujung senjata runcing


Setajam pedang siap menyayat
Pertaruhan nyawa menentang
Mengoyah jiwa musuh hingga gentar

Pahlawan berjuang hingga raib


Meraih kemenangan untuk kebebasan
Rasa gentar dan takut terlenyapkan
Usaha sampai tumpah darah tiada usai

Kemerdekaan telah membebaskan


Kini dapat bernapas tanpa sesak
Jasa pahlawan menjadi saksi
Siap siaga hingga merdeka

Profil Penulis
Roni Okfiansyah, lahir di Jakarta, 14 Oktober 2004. Penulis kini menjadi salah satu siswa
kelas 12 Akuntansi di SMK Negeri 43 Jakarta. Roni adalah panggilannya. Penulis merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara. Cita-citanya ingin sekali menjadi seorang
pengusaha/akuntan.

56
Merah Putih

Engkau dikibarkan pertama kali saat hari kemerdekaan


Beriringan dengan lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan
Banyak pengorbanan para pejuang untuk sampai dimanaengkau dikibarkan
Dengan penuh rasa bangga dan haru akhirya engkau berkibar
Menjadi lambang bendera Negara Indonesia
Berani dan suci sesuai arti warna bendera indonesia

Kemerdekaan
Banyak para pejuang yang gugur di medan kemerdekaan
Mereka semua memiliki satu tujuan
Yaitu membuat Indonesia merdeka
Mengusir para penjajah
Bersatu dan berjuang bersama-sama
Hingga pada tanggal 17 Agustus 1945
Akhirnya semua harapan rakyat Indonesia tercapai
Indonesia merdeka

57
17 Agusutus
17 Agustus 1945
Hari kemerdekaan Negara indonesia
Hari dimana dibacakan teks proklamasi kemerdekaan
Lagu indonesia Raya dikumandangkan
Bendera Indonesia yang dikibarkan
Banyak pengorbanan yang dikorbankanuntuk sampai di titik ini
Terimakasih para pahlawan

Profil Penulis
Salma Hananti, lahir di Jakarta, 10 Juli 2004. Penulis bersekolah di SMK 43 Jakarta Selatan
yang merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, mempunyai kakak laki-laki dan adik laki-laki.
Penulis juga memiliki akun sosial media contohnya instagram yaitu @salmahnti.

58
Perjuangan Pahlawan

Pahlawanku
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa
Engkau rela taruhkan nyawamu
Walaupun maut menghadang di depan

Pahlawanku
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Untuk membela negeri ini

Pahlawanku
Engkau berjuang hingga titik darah penghabisan
Bercerai dengan raga
Untuk bumi garuda
Untuk Indonesia raya

59
Terimakasih Pahlawan

Karena jasamu kita merdeka


Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur

Berkatmu Indonesia bisa merdeka


Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu Indonesia bisa jaya
Menembus zaman hingga canggih

Harapanku akan selalu mengiringi


Untuk tanah negeri ini setiap hari
Aku tidak ingin lagi
Melihat ibu pertiwi tersiksa hati

60
Perjuang Negeri

Oh.. Pahlawanku
Tak bisa kubalas jasa-jasamu
Halangan apa pun yang ada
Tak menjadi penghalang bagimu

Oh.. Pahlawanku
Inginku balas jasamu
Dengan emas dan permata

Oh... Pahlawanku
Tiada lelah engkau mengabdi
Mengorbankan seluruh jiwa, raga, dan nyawa untuk negeri ini
Tak gentar semangat dalam jiwa yang kau miliki

Terima kasih Pahlawanku

Profil Penulis
Salsabila Purwaningsih, dari kelas XI-AKL, Jurusan akuntansi SMKN 43 JAKARTA, penuli
s memiliki hobi mendengarkan musik. Jika kalian ingin bertanya-tanya, penulis aktif di akun
media sosial Instagram @saall.saa.

61
Malam Jakarta

cahaya bulan menyinariku


Bintang bintang menemani malamku
Dinginnya angin malam menyegarkanku
Malam ini 29 Juli 2021 alam seperti berteman denganku
Rembulan hadir warnai dunia
Hiasi alam yang teramat gelap gulita
Kini indah dan sungguh mempesona
Menyejukkan hati dan pandangan mata
Angin sepoi sepoi membelai lembut bumi dan seluruh isinya agar tertidur Lelah

Guruku
Guruku
Kau begitu baik kepada kami
Tampil cantik dan anggun mewangi
Kau sangat sayang kepada kami
Guruku yang terbaik
Aku berjanji akan selalu mengenang jasamu
Aku dulunya tidak bisa baca tulis dan berhitung
Jasamu membuat orang menjadi pintar
Terima kasih ibu guruku
Kami sayang padamu

62
Alam

Indahnya alam ini


Laut yang berombak
Udara yang menyegarkan
Langit-langit yang cerah
Membuat hati ini selalu tenang
Indahnya alam ini
Membuat semangat untuk menjaganya

Profil Penulis
Satrio Tetuko Pambuko Roso, lahir di Bandung, 31 Agustus  2004. Penulis kini aktif menjadi
salah satu siswa kelas 12 Akuntansi di SMK Negeri 43 Jakarta. Satrio adalah panggilannya
dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Cita-citanya ingin sekali menjadi seorang
pengusaha

63
Pahlawan

Pahlawanku

Bagaimana ku bisa

Membalas jasa-jasamu

Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi

Tekadmu yang membara

Dengan gagah tegap kau berdiri

Tak pedulikan rasa sakit

Demi sang bumi pertiwi ini

Perjuangan

Indonesia adalah tempatku dilahirkan

Akan tetapi perjuangan para pahlawan

yang membuat Indonesia menjadi merdeka

sangatlah tak mudah

Kemerdekaan ini adalah nyawa

Karena di Indonesia ini, beratus ratus tahun silam nyawa melayang

Semuanya untuk Indonesia

Semuanya untuk senyum anak Indonesia

Semuanya untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah.

64
Kemerdekaan

Kemerdekaan itu kata kerja sepanjang masa

Pekik tanpa henti

Pembebasan tiap hari

Nurani dan sanubari

Keadilan dan kemakmuran

Setiap jiwa Setiap bangsa

Kemerdekaan itu

Janji yang ditaburkan Tuhan kepada semesta alam

Janji yang diucapkan dopamin kepada otak dan seluruh tubuh

Janji yang diucapkan rambut kepada kaki

Profil penulis
Shelo Mitha Wulan Dari, lahir di Jepara, 23 September 2004, anak pertama dari empat
bersaudara, buah dari pasangan Muhammad Salimi dan Linda Riyanti. Panggilan akrab saya
adalah Wulan. Kini aktif menjadi siswa di SMKN 43 Jakarta.

65
Demi Tanah Air

Tetes keringat penuh pengorbanan


Ribuan jiwa melayang tak terelakan
Laksana pejuang yang berperang
Bermandikan darah dan amarah sang pejuang

Tak peduli seberapa sakit dan letihnya


Semua dilakukan demi mencapai kemerdekaan bangsa
Semangat bergelora dalam jiwa dan raga
Berjuang tanpa henti demi tanah air tercinta

Bilangan tahun kemenangan semakin tinggi


Semboyan peringatan kemerdekaan selisih berganti
Mewarnai riuhnya kemeriahan
Memacu deru semangat kejayaan

Pejuang kemerdekaan adalah sebaik baiknya abdi


Semua bersatu dan bersiap mati
Ditanah kami,dihadapan kami
Menjadi tanda kemerdekaan yang abadi.

66
Tetap Satu Untuk Neegeri

Kembali,hari sejarah itu tiba


Saat perdana bendera dikibarkan
Juga saat proklamasi pertama di bacakan
Itulah tanda kemerdekaan

Tetapi saat ini ada yang mendampingi


Selain antusias untuk mengiringi
Yakni sebuah pandemi
Yang menggurat duka seluruh negeri

Walau pandemi merusak negeri


Pantang putus asa dalam diri
Walau pandemi mengutuk raga
Pantang mundur untuk negara

Tak usah risau pada corona


Pasalnya kita melawan bersama-sama
Tetaplah menjadi Indonesia
Yang akan selalu merasa bangga.

67
Kita Indonesia

Kita adalah Indonesia


Negeri yang berlimpah sumber daya alam bak istana
Luka, pertumpuhan darah,bahkan nyawa
Itulah bayaran untuk kemerdekaan bangsa

Indonesia adalah negara kaya


Negara penuh budaya
Negara yang selalu jaya
Disetiap generasinya

Merdeka atau mati


Tidak bisa kita jawab sendiri
Perjuangan mereka dulu tanpa henti
Demi mewujudkan Indonesia menjadi negeri

Terima kasih sang pembela diri


Dirimulah yang memotivasi pemuda pemudi
Berdoa untukmu tiada henti
Semoga dirimu ditempatkan di surga nanti.

Profil Penulis
Sri Rahayu Sapaati sering di panggil Yayu, lahir pada 17 Agustus 2003 di Jakarta. Penulis ki
ni aktif menjadi siswa di SMK Negeri 43 Jakarta. Merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara, C
ita - cita penulis yaitu menjadi pengusaha sukses. Penulis juga memiliik akun media sosial ya
kni instagram yang mungkin bisa menjelaskan tentang diri penulis, IG : @Yayuu17. 

68
Berkibarlah

Berkibarlah kau merah putih


Berkibar hingga seluruh dunia melihat kebesaran mu
Melihat perjuangan para pahlawan yang gugur bersama mu
Melihat pertumpahan darah yang ada bersama mu
Melihat kesatuan yang membawa mu berkibar

Berkibarlah merah putih


Tiada lagi batasan untuk mengumpat
Tiada lagi halangan untuk mu berkibar
Berkibarlah membentangi luasnya nusantara

Pahlawan
Masa kelam telah usai
Masa terang telah datang
Mari kita lupakan masa kelam
Sambut masa yang terang didepan
Perjuangan pahlawan mari kita ingat
Membela tanah air tercinta

Perjungan mu membuahkan hasil… pahlawan


Engkau akan senantiasa berada dalam hati kami
Nama mu tidak akan habis termakan oleh waktu
Jasa mu akan terkenang sepajang masa
Semua berkat keberanian dan patang menyerah mu
Terima kasih atas segalanya

69
Merdeka

Kemerdekaan telah kita raih hari ini


Sejarah akan mengukir nama kita
Segera semua akan pulih
Tiada lagi pertumpahan darah
Tiada lagi hujan deras dari air mata

Segalanya akan berubah


Berkat kerja keras dari rakyat indonesia
Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
Menjunjung tinggi ke bhinekaan yang menjadikan kita satu
Satu bahasa, satu tanah air dan satu bangsa

Profil Penulis
Suhaa Lailaa Mumtaazah biasa dipanggil Suhaa. Saat ini penulis sedang menempuh pendidik
an di SMK Negeri 43 Jakarta kelas XII jurusan AKL. Penulis suka membaca, mendengarkan
music, dan menonton film. Jika kalian ingin berkenalan dengan penulis, penulis aktif di akun
media sosial yakni instagram @suhamtzh.

70
Berjuang

Berhenti menatap elang yang terbang


Lihat bintang yang terang
Menghiasi langit begitu riang
Berkelap kelip sangat girang

Andai seribu cahaya ku pegang


Menerangi jiwa yang tegang
Menyinari diri yang malang
Menyingkirkan bodoh yang garang

Namun semangat tak meregang


Akan ku cari hidup yang gemilang
Untuk bangkit dan berjuang
Untuk sukses yang tak terbayang

Jangan Menyerah

Aku akan terus melangkah


Berjuang menggapai harapan
Tak peduli anggapan maupun cercaan
Terus bergerak tidak ada keraguan

Hidup itu sulit


Bagi mereka yang tak mau mencoba
Hidup itu menyebalkan
Bagi mereka yang lemah dan berputus asa

Tetapkan tujuan untuk sebuah pergerakan


Perbanyak pikiran untuk perluas wawasan
Bangkit lagi teruskan langkah kehidupan
Agar kelak kita sampai juga di tempat tujuan

71
Indonesiaku

Indonesia…
Mentari tersenyum menyapa wajah cantikmu
Cakrawala hijau membentang luas di semua penjuru
bagai zamrud pesonamu

Indonesia…
Beragam macam suku dan budaya
Sabang sampai Merauke
Pulau-pulau nan mempesona, berjajajr di seluruh nuansamu
Itulah Indonesiaku.

Tapi kini indonesiaku sedang tidak baik-baik saja


Kehancuran… Penghianatan… Kenistaan…
Kebohongan… Kemunafikan…
Betapa sakit ibu pertiwiku

Melihat tanah air tercintaku bercucuran air mata


Rintihan anak bangsa dari segenap penjuru kota dan desa
Menangis.. menjerit.. meronta…
meminta pertolongan Yang Kuasa…

Akupun merenung… ratapku terasa pilu.. sedih.. penat.


Kenapa… Tanda tanya besar di benakku
Walau duka lara terus mendera Indonesiaku
Aku tidak berpaling, aku tetap cinta tanah airku.

Lekas pulihlah Indonesiaku


Tetaplah berjuang dan janganlah menyerah
Mari kita eratkan tali persaudaraan
Kita cinta bangsa dan tanah air kita
Dengan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika
Untuk membangun persatuan

Profil Penulis
Tasya Apriliantie  buah dari pasangan Tatang Rustandi dan Susanti. Biasa disapa “Tasya, Ma
yul, Cil” Lahir di Bandung pada 08 April 2003. Hobi dari sang penulis yaitu Membaca dan M
endengarkan Musik. Penulis juga aktif di Sosial Media seperti Instagram : @tasyaprll

72
Perjuangan

Hidup bebas yang sekarangku jalankan


Semua itu berkat perjuanganmu
Kemerdekaan yang sekarangku rasakan
Semua itu berkat pengorbananmu

Tak pernah kau mengeluh saat berperang


Walau darah bercucuran dari tubuhmu
Bahkan kau rela sampai berpulang
Hanya untuk merebut kembali kemerdekaan negerimu

Sekarang sudah selesai perjuanganmu


Hari ini kemerdekaan sudah diraih oleh negerimu
Tenanglah engkau di sana wahai pahlawan negeriku
Biarkan kami yang melanjutkan perjuanganmu

73
Indonesiaku

Bertahun-tahun yang lalu


Mereka mengikrarkan kemerdekaanmu
Bertahun-tahun yang lalu
Mereka kibarkan merah putihmu

Rintihan sakit mereka abaikan


Peluh keringat mereka tak pedulikan
Itu semua karena mereka mengharapkan
Sebuah kata kemerdekaan

Sekarang semuanya sudah didapatkan


Kemerdekaan sudah berada di genggaman
Penerus bangsa akan terus mempertahankan
Sampai titik darah penghabisan

Tetaplah bersinar negeriku


Berkibarlah terus merah putihku
Tetaplah merdeka demi pahlawanku
Jayalah selalu Indonesiaku

Merdeka

74
Indonesiaku adalah negeri yang kaya
Mempunyai beragam budaya
Indonesiaku sudah jaya
Tanpa ada kata teraniaya

Namun, ada kisah menyakitkan sebelumnya


Penjajahan terjadi dimana-mana
Peperangan sudah menjadi hal biasa
Tapi mereka lawan dengan semangat 45

Bambu runcing menjadi saksi


Melawan penjajah sampai mati
Pekik tanpa henti
Merdeka atau mati

Hari itu bangsaku bahagia


Perjuangannya tidak sia-sia
17 Agustus 1945
Negeriku bebas dari segala sengsara dan lara

Profil Penulis
Via Aulianah sering disapa Via. Bersekolah di SMKN 43 Jakarta. Memiliki hobi membaca n
ovel. Penulis aktif di sosial media yaitu Instagram yang bernama @viaulianah

Sudah Merdekakah Kita

75
Agustus tiba
Banyak tanya mengemuka
Sudah merdekakah kita
Dari kemalasan dan kenyamanan yang menyita

Agustus ini
Kita masih diuji
Masih adakah empati di hati
Melihat tenaga Kesehatan sendiri berjuang tertatih

Agustus merdeka
Ayo melangkah Bersama
Mengakhiri pandemi sampai binasa
Agar aku, kamu, kita merdeka berjumpa

Kemerdekaan Tiba

76
Agustus menyapa
Hari kemerdekaan akan tiba
Hari kemenangan indonesia
Hari berkibarnya bendera
Hidup negriku, hidup negriku
tanah air ku indonesia

Hari kemerdekaan indonesia tahun 2021


Sangat berbeda dari tahun sebelumnya
Saat kedatangan tamu virus corona
Kami semua tak bisa merayakan bersama,

Indonesia ku,,,
Tetap kibarkan benderamu
Tegakkan tiangmu, ikat benderamu
Kibarkan ,,,,,kibarkan,,,,
Angkat tangan mu, berikan hormat mu,
Indonesiaku merdeka,,, merdeka,, dan tetap merdeka 17 Agustus 1945

Kemerdekaan

77
Ketika aku bertanya…
Kenapa generasi semakin bejat?
Padahal, banyak yang berpendidikan tinggi
Tidak seperti dulu,
Yang hanya menuntut ilmu sampai dasar saja

Ketika aku bertanya…


Kenapa generasi sekarang banyak yang hura-hura?
Kenapa pemudi sekarang tega membuang malah membunuh darah daging sendiri?
Kenapa kriminalitas semakin merajalela?
Mau dibawa kemana negeri ini?

Semua orang membuka mulutnya masing-masing


Layaknya anjing menggonggong saling sahut-menyahut
Dan akhirnya mertumpahan darah
Sungguh miris negeri ini
Terlalu banyak virus-virus dan penyakit
Yang harus segera ditemukan vaksinnya

Ketika aku bertanya…


Bagaimana cara menemukan vaksinnya?
Bagaimana cara menemukan obatnya?
Siapa yang bisa melakukannya?

Semua itu hanya bisa dilakukan oleh pemuda


Pemuda bisa melakukan semuanya
Pemuda bisa menemukan vaksinnya
Pemuda bisa mengobati segala penyakit
Pemuda adalah dokter dari maha dokter
Pemuda adalah agen dari perubahan
Salam dari pemuda Indonesia!

Profil Penulis
Wahyu baskara. Lahir dari rahim ibunya pada tanggal 13 Oktober 2003. Ia adalah anak kedua
dari tiga bersaudara, buah pasangan dari Tn.Dasuki dan Ny.Casini. Saat ini ia masih berstatus
sebagai pelajar.

Terima Kasih

78
Teruntuk masa lalu yang mengantarkanku sampai saat ini…

Salam dariku,

Diiringi langit kemerahan yang kian meredup

Kali ini, aku belajar…

Bahwa melepas bukan berarti menghapus rasa

Aku disini berterima kasih…

Terima kasih karena selalu menyapa

Terima kasih karena tidak lelah menjaga

Berterima kasih karena membangunkanku bersama mentari, hingga menutup hariku bersama
rembulan

Kelak jika bersua, tetaplah menyapa

Ku yakini, tidak ada sesal yang terjadi

Dan ku percaya, apa yang lalu baik adanya untuk yang akan datang

Terima kasih untuk perjuangannya…

Profil Penulis
Zhellin Famelia atau biasa disapa Zhellin, Zhell, Lin, Jell, Lia, dan lain sebagainya, lahir di Ja
wa pada tanggal 10 Desember 2003, Anak dari pasangan suami istri Sarino dan Fatmawati. P
enulis kini aktif menjadi seorang pelajar di SMK Negeri 43 Jakarta. Penulis memiliki hobi m
embuat catatan kecil, menggambar dan melukis . penulis juga aktif di akun sosial media seper
ti Intagram miliknya yaitu @zhellinnfameliaa

79

Anda mungkin juga menyukai