Anda di halaman 1dari 15

TUGAS SEJARAH INDONESIA

KARYA PUISI PROKLAMASI

OLEH :

BERNADIA TITISARI D / 07

DAFFA IHZA / 11

TIKA MIRANTIKA / 16

SHERIN BELLA / 28

SUCI RANI / 29

XI IIS2
Bambu Runcing
Karya: Rayhandi

Di ujung bambu tajam menyikat


Mengoyak musuh hingga ampun
Di bilah tajam sakit mencekat
Siap siaga menelan musuh

Ujung bambu jadi saksi


Hitam rasa menyakit
Mengusir iblis dengan nyawa
Tanpa takut tanpa gentar

Rasa cinta tanah air


Menyatu di darah merah
Mengakar di tulang putih
Menguasai nafas

Mereka berjuang hingga raib


Bercerai dengan raga
Untuk bumi garuda
Untuk indonesia raya

Mereka mati dengan hormat


Memperjuangkan secerut kebebasan
Yang terenggut durjana
Untuk satu kemerdekaan.

Hari ini
Karya: Rayhandi

Hari ini kita berdiri di depan cermin


Memandang rupa hingga busana
Memandang diri yang takjub
Dengan lihai kita berlenggok

Hari ini lihatlah wajah wajah kita


Keras tanpa urat malu
Bagai tembok beton
Terpancar dengan bangga

Hari ini kita berdiri


Di bumi hitam begam
Di air biru jernih
Di udara putih bersih
Tapi tahukah dikau?
Bumi yang kita pijak adalah keringat para pahlawan
Mereka berjuang untuk tanah yang kita pijak dan untuk air yang kita minum

Hingga saat ini


Kita bisa terbang tanpa terkurung
Bisa berteriak tapa bekapan
Itu semua karena jasanya.

Kemerdekaan ini
Karya: Rayhandi

Kemerdekaan ini adalah usaha


Usaha tanpa menyerah para pahlawan

Kemerdekaan ini adalah keringat


Yang setia mencucur ruah hingga habis

Kemerdekaan ini adalah lelah


Lelah yang setia menghantu

Kemerdekaan ini adalah darah


Karena berjuta ton darah raib untuk kemerdekaan, tergadai

Kemerdekaan ini adalah nyawa


Karena di indonesia ini beratus ratus tahun silam nyawa melayang

Semuanya untuk indonesia


Semuanya untuk senyum anak indonesia
Semuanya untuk masa depan indonesia yang lebih cerah.

Terima kasih pahlawan


Karya: Rayhandi

Karena jasamu kita merdeka


Hidup di ujung barat hingga timur
Tanpa takut dan gugup yang membara

Kau rela mati demi kami


Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur

Berkatmu indonesia bisa merdeka


Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu indonesia bisa jaya
Menembus zaman hingga canggih

Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian


Tak terbayang jika kesabaran itu takmenyertai derita kalian
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian.

Kami anak muda kami bangsa indonesia


Berterima kasih untuk jasa jasamu para pahlawan
Karena perjuangan yang luar biasa kalian
Indonesia bisa menikmati udara kemerdekaan.

Terbanglah Indonesia
Karya: Rayhandi

Terbanglah indonesia
Terbang ke langit bebas
Gapai bintang hingga jauh melambung
Tunjukkan pada dunia merah putihmu

Terbanglah indonesia
Takkan ada yang bisa mengikatmu
Juga mengurungmu
Kita bukan jangkrik di dalam kotak
Kita bebas merdeka

Terbanglah indonesia
Terbanglah kemana kau ingin terbang
Lihatlah kemana kau ingin lihat
Cintailah apa yang kau ingini
Kebebasan bersandar di raga kita
Karena kita merdeka

Terbanglah indonesia
Dunia harus tahu indonesia bangsa yang hebat
Bangsa yang menghargai perdamaian
Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut
Takkan kita biarkan hak kita di injak injak.

Terbanglah indonesia
Di ujung samudera kedamaian kita memuncah
Berdiri di atas gunung
Kita jaga laut kita kita jaga bumi kita
Takkan kita biarkan indonesia hancur kembali
Karena indonesia sudah merdeka di tahun empat lima.
Jelang Proklamasi
Oleh Valens Daki-Soo

Jelang proklamasi
Aku menatap wajah Putra Sang Fajar
Kulihat matahari di matanya
Berkilau api di jiwa
Berdentum dalam gemuruh kata
Hei,
Lihat ke sini!
Inilah firdaus yang pernah mati suri
dibekap imperialis-kolonialis
Berabad-abad meniti malam kelam
Tubuh molek Pertiwi hanya siluet di balik duka

Jelang proklamasi
Aku menatap Indonesia
Di raut muka Bung Karno-Hatta
Di jalan Pegangsaan Timur mereka sibak cakrawala
Si Bung bukan baca teks tanpa nyawa
Bukan hanya melantang kata
Karena proklamasi adalah
Deru kerinduan anak bangsa
Bertimbun dalam dada
membakar sukma
Api yang membara
disiram darah dan air mata

Jelang proklamasi
Aku terlempar ke hari ini
Miris bertanya diri

Banyak petinggi
Hanya petik buah proklamasi
Bagi diri sendiri
Tanpa peduli
Rakyat dan negeri

Merdeka?

Jika martabat bangsa kembali tegak berdiri


Para petani tak lagi tersingkir dari lahan sendiri
Buruh terima upah pantas dan punya rumah layak huni

Tiada lagi karena beda agama orang berkelahi


Kekayaan alam tak dirampok suka hati pengusaha-penguasa pencuri
Jika damai telah jadi api abadi
Pancasila bukan sekadar jampi-jampi
Pembukaan UUD 45 tak hanya kata mati

Dengan mata menyala dan jiwa berseri


Baru kita bisa teriak dengan gagah berani:

SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH


Oleh : Taufiq Ismail

Sebuah jaket berlumur darah


Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan berahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kita


Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarang


Seraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu


Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang

Pesan itu telah sampai kemana-mana


Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN

1966

ATAS KEMERDEKAAN
Oleh : Sapardi Djoko Damono

kita berkata : jadilah


dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya : langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala
terjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum Hari yang ketujuh tiba
sebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu :
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah

PROKLAMASI
Karya: Sang Mahadewa Cinta

Empat juta bocah dekil berkibar-kibar di langit pertiwi


memekikkan himne-himne puji kendati tiada yang mau peduli
mengumandangkan madah juang bagi sehelai hidup yang tak berarti
sembari terus berlari-lari panik dari hari ke hari
atau merangkak-rangkak cemas di lantai bakti
s’panjang sempadan lapar, harap, dan mimpi
bengis menghalau sang penjajah tanpa sedikitpun jeri
karena sesungguhnya kalianlah pejuang-pejuang nurani

Empat juta anak-anak lusuh mengerek cinta di alun-alun dengki


meski tak pernah mencicipi hangatnya ibu, ayah, saudara, famili
sejak robot-robot tak bersanubari pergi tanpa pernah kembali
tujuh dasawarsa bahkan lebih lama lagi
jangan sesali lahirmu di bumi ini
walau saban hari mesti berburu setangkup nasi
agar diri terhindar dari mati
di tanah yang konon subur makmur loh jinawi

Jelaskan berulang-ulang kali pada kaum penguasa negeri


di roh anak-anak itu tertanam jutaan ide, aspirasi, solusi
yang paling didamba bangsa ini
agar merdeka dari semua jerat duniawi ukhrawi
namun sayang, untuk membukanya kau butuh satu kunci
pendidikan sekolah rohani jasmani yang manusiawi
yang hingga kini masih bertakhta di dunia fantasi

Tegaskan pula pada bandit-bandit trias politika di rimba demokrasi


kedaulatan mustahil lestari tanpa pengorbanan abadi
pahlawan sejati harus mampu menaklukkan diri sendiri
tujuh belas Agustus empat lima hanyalah segembar-gembor proklamasi
namun faktanya mereka, kalian, kita belumlah merdeka secara hakiki
hingga detik ini

Bumi Allah, 17 Agustus 2015


Indonesia Negeriku

Cinta akan mu tentang tanah airku


Berlumur darah pengorbanan untukmu
Aku yakin, di kala itu jerih payah adalah kepastianmu
Memberikan seluruh raga demi memperjuangkanmu

Dan mereka menjadikanmu sebagai cintanya


Menjadikanmu sebagai tujuannya
Menjadikanmu sebagai capaian yang hakiki
Dan.. menjadikanmu selalu sebagai yang berarti

Aku tidak pernah bosan hormat terhadapmu


Tunduk di bawah naunganmu
Selalu mensyukuri atas kejayaanmu
Indonesiaku

Pejuang yang rela berkorban demi kemajuanmu


Isak tangis para pahlawan mengejarmu
Rintihan doa para syuhada yang telah terdahulu
Agar generasi berikutnya merdeka selalu di perjuangkan untukmu
Dan akhir dari segala akhir berbuah kemanisan itulah..
Kau! Kemerdekaanku..

Merdeka Indonesiaku

Merdeka indonesiaku!
Merdeka negeriku!
Merdeka tanah airku!
Merdeka nusantaraku!

Desiran angin pagi menunjukan kegelisahan


Menunjukan rasa ingin memilikimu
Kala itu di jalan pegangsangan
Rumah bapak Soekarno tercinta

Kau di perjuangkan oleh rakyatmu


Di doakan oleh semua kalangan
Agar dapat mencapai kemerdekaan
Lepas cengkeraman dari penjajahmu

Luluh mendengar kisah pilumu


Sedih menyaksikan pertumpah darahan itu
Peperangan tak terbendung
Untuk tujuan bersama Kemerdekaanmu

Merdeka telah di raih


Semangat 45 selalu tertanam
Jadilah Indonesia yang lebih baik
Aku bersumpah dengan ini
Menjagamu sampai titik darah penghabisan
Bagaimana Caramu Mencintai Negeri

Untuk mengerti arti kemerdekaan


Haruskah kau merasakan betapa mencekamnya peperangan?
Haruskah kau merasakan darah tertetes karena peluru yang menerjang?
Haruskah kau merasakan kelaparan tanpa makanan?

Untuk menghargai pejuang?


haruskah kau ikut merasakan bagaimana mereka melawan ketakutan?
haruskah kau ikut merasakan bagaimana jauh dari orang yang kau cintai?
haruskah kau ikut merasakan begaimana maut didepan matamu?

Kau tidak diminta untuk melakukan semua itu


Kau hanya perlu berbakti kepada bangsa
Yang telah membesarkanmu
Dalam melimpahnya kekayaan alam

Dimana kakimu berpijak


Disitu kau berjuang
Dimana engkau di lahirkan
Itulah tanah airmu

Suarakan semangat perjuangan


Untuk menghargai para pejuang
Gerakan semangat perubahan
Untuk menghargai arti kemerdekaan
Bagaimana Caramu Mencintai Negeri

Untuk mengerti arti kemerdekaan


Haruskah kau merasakan betapa mencekamnya peperangan?
Haruskah kau merasakan darah tertetes karena peluru yang menerjang?
Haruskah kau merasakan kelaparan tanpa makanan?

Untuk menghargai pejuang?


haruskah kau ikut merasakan bagaimana mereka melawan ketakutan?
haruskah kau ikut merasakan bagaimana jauh dari orang yang kau cintai?
haruskah kau ikut merasakan begaimana maut didepan matamu?

Kau tidak diminta untuk melakukan semua itu


Kau hanya perlu berbakti kepada bangsa
Yang telah membesarkanmu
Dalam melimpahnya kekayaan alam
Dimana kakimu berpijak
Disitu kau berjuang
Dimana engkau di lahirkan
Itulah tanah airmu

Suarakan semangat perjuangan


Untuk menghargai para pejuang
Gerakan semangat perubahan
Untuk menghargai arti kemerdekaan
Untuk Indonesia Tericnta

Di tanah ini kita dilahirkan


Di tanah ini kita menghirup udara penuh kesejukan
Di tanah ini kita disediakan air untuk kita minum
Di tanah ini kita disuguhkan melimpahnya kekayaan alam

Relakah kau jika semuanya direnggut?


Olah kerakusan kapitaslis pemuja kemewahan
Kita bangsa Indonesia
Bangsa besar dengan sejarah besar

Tidakkah kita berontak melihat penjajahan bangsa


Mengatasnamakan kebebasan bertopeng reformasi
Harta kita di jarah, kehormatan kita terinjak
Dimana engau wahai para pejuang bangsa?
Akankah kau diam melihat semua ini?

Untuk Indonesia tercinta


Mari perjuangan hak kemerdekaan kita
Untuk berdiri di tanah air Indonesia
Menjaga kemerdekaan untuk tetap merdeka
Untuk kesejahateraan bangsa
Untuk Indonesia yang lebih berkarya
Untukmu Pahlawan Indonesiaku
Demi negri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan
***
Puisi Kepahlawanan – Pupus Raga Hilang Nyawa
Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka
Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya
Merdeka…
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
Merdeka…
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
Merdeka…
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia
***
Puisi Pahlawan – Pengorbanan
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
(Puisi Karya Siti Halimah)
***
Di Balik Seruan Pahlawan
Kabut…
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung…
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu…
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat…
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
(Puisi Karya Zshara Aurora)

***

Untuk Pahlawan Negriku

Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati

Ku rela demi tanah airku


Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu…
Demi tulangmu…
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku

***

Puisi – Pahlawanku

Pahlawanku…
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi

Haruskah aku turun ke medan perang


Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu

Engkau relakan nyawamu


Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
(Puisi Karya Rezha Hidayat)

***

Puisi Perjuangan – Indonesiaku Kini

Negaraku cinta indonesia


Nasibmu kini menderita
Rakyatmu kini sengsara
Pemimpin yang tidak bijaksana
Apakah pantas memimpin negara
Yang aman sentosa

Indonesiaku tumpah darahku


Apakah belum bangun dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga
Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani
Dan tertinggal di lubuk hati

Rakyat membutuhkanmu
Seorang khalifatur Rasyidin
Yang setia dalam memimpin
Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim

Kami mengharapkan pemimpin


Yang sholeh dan solehah
Menggantikan tugas Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah

Andai aku menemukan


Seorang pemimpin dunia
Seorang pemimpin negara dan agama
Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta
Allah maha mengetahui dan yang mengetahuinya
(Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana)

***

Puisi Pahlawan – Bambu Runcing

Mengapa engkau bawa padaku


Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit

Karena kau memaksaku


Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri

Pesawat militermu jatuh


Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas

***

Puisi Perjuangan – Pemuda Untuk perubahan

Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis

Kesejahteraan jadi Angan-angan


Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan

Indonesiaku, Indonesia kita bersama


Jangan hanya tinggal diam kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai pemuda untuk perubahan
(Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)

Anda mungkin juga menyukai