Kelas: 1SI2
NIM: 1210620044
Sampai awal Reformasi tahun 1998, Elang Ular ini tidak pernah lagi disaksikan di langit
Kota Depok, namun menurut banyak warga Depok, masih sering dijumpai burung langka
tersebut bahkan sesekali tiga ekor Elang Ular terbang bersamaan. Menurut Perkamen, Sang
Meneer pernah melihat seekor burung terbang di lereng timur Gunung Gede yang mirip
dengan Elang Garuda berjambul, tetapi Elang tersebut tidak berjambul. Tak lain elang itu
adalah Elang Ular. Simbol lain Elang Ular adalah penobatannya sebagai simbol kekuatan
hitam yang masih terpelihara hingga sekarang. Meskipun saat ini Depok lebih
seperti Hinterland Jakarta dan lebih cocok disebut Kota Kuliner, Kota Pendidikan, atau Kota
Sejuta Perumahan, namun keberadaan Patung Elang Salak ini menambah nilai lebih Depok
sebagai Kota Pelestarian Alam. Mudah-mudahan warga di Depok bisa mengambil pelajaran
penting dari Tugu atau patung tersebut, bahwa tumpahnya kemajuan Jakarta ke Depok tidak
boleh melupakan tanggung jawab menjaga kelangsungan hidup satwa dan tumbuhan khas
dan dilindungi. Kelak anak cucu di generasi mendatang akan mengenang generasi
sebelumnya karena telah mengingatkan mereka pada alam tempat nenek moyang mereka
dulu hidup, meskipun hal itu hanya mereka dapatkan dari sesosok patung. Itulah “Patung
Elang Salak”.
Analisis Teks Patung Elang Salak dengan Proses Morfologis
No Kata Kata dasar Kelas Kata Makna
. Reduplikasi
Pengulangan Kata Utuh
1. Orang-orang Orang Nomina
2. Tengah-tengah Tengah Nomina tempat atau wilayah
yang jauh dari tepi;
Kamus Besar Bahsa
Pengulangan dasar berafiks
1. Mudah-mudahan Mudah Adverbia