Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II

PEMERIKSAAN BAKTERI PADA SAMPEL AIR MINUM

Disusun Oleh :
YUZZIA BIRTHDIE CHOIRIYATUL UMAMI
151810113011
KELOMPOK 2

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan materi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk
hidup di bumi. Secara umum, air berfungsi melarutkan senyawa organik dalam tubuh setiap
makhluk mikroorganisme. Air dapat terkontaminasi oleh bakteri yang menjadikan air sebagai
jalur utama penularan penyakit menular. Bila air terkontaminasi bahan limbah organik, maka
menjadi tempat berkembang biak mikroorganisme, baik patogen atau non patogen (Cain et
al., 2013).
Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam
dapat diminum oleh manusia, terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri
(misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan
memasak air hingga 100 ̊ C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan
dengan cara ini (Suprihatin, 2006).
Keberadaan organism indikator yang bersifat patogen sebelum masuk ke dalam tubuh
perlu diketahui, untuk mencegah seseorang terinfeksi oleh bakteri pathogen tersebut (Servais,
2007). Bakteri indikator yang bersifat patogen salah satunya adalah Escherichia coli yang
akan menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan diare, demam,
kram perut, dan muntah-muntah (Entjang, 2003).
Untuk mengetahui jumlah bakteri patogen pada air, yaitu bakteri coliform, sampai
saat ini masih digunakan metode tabel Hopkins atau yang lebih dikenal dengan nama MPN
(Most Probable Number) atau JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat). Tabel tersebut dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coliform didalam 100 ml contoh air yang
positif terhadap uji penduga (presumptive test), uji penegas (confirmative test) dan uji
pelengkap (complete test), dengan menggunakan perlakuan pada 10 ml, 1ml dan 0,1 ml
contoh air tersebut.4 Metode inilah yang akan diterapkan untuk menilai kualitas air minum
menurut persyaratan mikrobiologi.
Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran akan kualitas air minum. Diharapkan dari hasil penelitan ini dapat memberikan
manfaat baik bagi Dinas Kesehatan setempat untuk melakukan pengawasan secara berkala
terhadap kualitas air minum, maupun bagi masyarakat sebagai konsumen air minum agar
berhati-hati dalam mengolah air minum sehingga terhindar dari pencemaran mikroba sebagai
upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan analisis kualitas sampel air minum yang diuji
berdasarkan nilai MPN coliform.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Tanggal dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2019 sampai 7 Mei 2019 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

2.1 Prosedur Praktikum


Keterangan :

Siapkan sampel air minum Sampel Air Minum


diencerkan

Isi 5 tabung dengan 9 ml


Lactose Broth. Buat
pengenceran 10-1,10-2, 10-3,
Lakukan Uji Penduga 10-4,dan 10-5 dari sampel
(Presumtive Test) untuk 5 tabung.

Double Strength
Pilih salah satu tabung
kemudian encerkan lagi ke
2 tabung yang berisi 9 ml
Amati hasil pada tabung.
Lactose Broth
Pilih tabung yang memberi
reaksi positif untuk uji
selanjutnya Single Strength
Inkubasi 37oC selama 1x24
jam. Lalu amati apakah ada
gelembung dan gas

Lakukan Uji Penguat


(Confirmed Test)

Keterangan :

Digoreskan pada media Amati koloni yang


Tabung positif uji
EMBA , lalu inkubasi 24 terbentuk pada
penduga
jam media EMBA
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Penduga (Presumtive Test)


Uji penduga merupakan uji pendahuluan untuk melihat kehadiran bakteri coliform
ditandai adanya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan
coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan
dapat dilihat dalam tabung durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika
terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham. Kandungan
bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi
positif terbentuk asam dan gas (Khotimah, 2016). Dengan menghitung jumlah tabung yang
positif untuk produksi gas pada setiap pengenceran, secara statistik dapat menggunakan
pemeriksaan kuantitatif dengan menghitung MPN (Most Probable Number) yang berdasarkan
tabel standar (Cain et al., 2013).
Berdasarkan praktikum uji penduga, didapatkan hasil tabung menjadi keruh dan
menghasilkan gelembung dan gas pada tabung durham terutama pada tabung double strength
1, 2 dan 3. Ketiga tabung ini menunjukkan reaksi positif dan diduga mengandung bakteri
koliform yang cukup banyak.

(1) (2)

Gambar 3.1 (a) Literatur : Uji penduga pada pemeriksaan air minum dengan
menggunakan media Lactose Broth (LB). (1) Double strength (2) Single strength

(Sumber : Chegg Study)


(1) (2)
Gambar 3.1 (b) Hasil Praktikum : Uji Penduga yang dilakukan pada media Lactose
Broth. (1) Pengenceran sampel baik yang double strength maupun yang single strength (2)
Tabung yang memberikan reaksi positif berwarna keruh dan terdapat gelembung pada
durham dilanjutkan ke Uji Penguat

3.3 Uji Penguat (Confirmed Test)


Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji penguat. Hasil tabung yang positif terbentuk
asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1x24 jam ditanamkan pada media Eosin Methylen
Blue Agar (EMBA) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Uji penguat
(confirmed test) bertujuan untuk mengkonfirmasi keberadaan bakteri koliform yang
melibatkan penyepuhan bakteri dari tabung laktosa ke media diferensial seperti EMB atau
Mac Conkey Agar (Cain et al., 2013). Media EMB Agar adalah media selektif dan media
diferensial, media ini selektif untuk menumbuhkan bakteri gram negatif dan pada umumnya
digunakan untuk isolasi dan diferensiasi bakteri non fecal coliform dan fecal coliform serta
digunakan untuk membedakan antara koloni bakteri yang dapat memfermentasi laktosa
dengan yang tidak dapat memfermentasi laktosa. Di media EMB juga ditambahkan sukrosa
untuk membedakan antara koloni bakteri coliform yang mampu memfermentasi sukrosa lebih
cepat dari laktosa dengan koloni bakteri yang tidak mampu memfermentasi sukrosa. (Tri
Atmojo, 2018) Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan
kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok coliform
lainnya.
Berdasarkan hasil praktikum, di dapatkan koloni berwarna merah muda atau keunguan
mengkilat yang menandakan bakteri yang tumbuh pada media EMB Agar ini adalah bakteri
koliform yang bisa memfermentasi laktosa.
(1) (2)

Gambar 3.2 (a) Literatur : (1) Bakteri koliform yang tumbuh pada EMB Agar
menunjukkan koloni berwarna hijau mengkilat (Sumber : Microbeonline ) (2) Bakteri
koliform yang tumbuh pada media EMBA koloninya berwarna merah muda atau keunguan
(Sumber : Quora)

Gambar 3.2 (b) Hasil Praktikum : Penanaman sampel air minum pada media EMB
Agar menghasilkan koloni berwarna keunguan/merah muda
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji pemeriksaan sampel air minum, diduga terdapat bakteri koliform
pada air minum. Pada Uji Penduga (Presumtive Test) semua tabung berubah menjadi keruh
dan disertai adanya gelembung dan gas pada tabung durham. Ini mengindikasikan bahwa
bakteri koliform dapat tumbuh pada media Lactose Broth (LB). Lalu pada Uji Penguat
(Confirmed Test) di dapatkan koloni berwarna merah muda atau keunguan mengkilat yang
menandakan bakteri yang tumbuh pada media EMB Agar. Dari hasil serangkaian uji yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bakteri yang terdapat pada air minum adalah
bakteri koliform yang dapat memfermentasi laktosa (lactose fermenter).
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Cain, D., Hanks, H., Weis, M., Bottoms, C., and Lawson, J. 2013. Microbiology
Laboratory Manual. Collin Country Community College District, McKinney, TX.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Keputusan menteri kesehatan RI
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan
Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. Bandung: Citra Adtya Bakti.
http://microbeonline.com/eosin-methylene-blue-emb-agar-composition-uses-colony-
characteristics/ (diakses pada 16 Mei 2019)
https://www.chegg.com/homework-help/questions-and-answers/5-consider-following-
mpn-test-double-strength-lactose-broth-single-strength-lactose-broth--q25067498 (diakses
pada 16 Mei 2019)
Khotimah, Laila. 2016. Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi
Escherichia coli pada Es Batu Kristal dan Es Balok di Kelurahan Cibubur Jakarta Timur
Tahun 2016. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Negeri Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tri Atmojo, Andi. EMB Agar. (https://medlab.id/media-emb-agar/ diakses pada 16
Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai