Anda di halaman 1dari 18

PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA

SAMBAL KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

OLEH :
KELOMPOK 1 (UAS 6)
NATASHA SAFITRI
1913353006
LATAR BELAKANG

Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan


pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat
memperlambat proses fermentasi, pengasaman, atau
penguraian yang disebabkan oleh mikroba.

Bahan pengawet yang sering digunakan di dunia industri bahan makanan


dan minuman dalam jumlah tertentu yaitu natrium benzoat. Natrium
benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan dan
minuman, seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal,
selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain. Peraturan Menteri Kesehatan
(permenkes) No 722/Menkes/PER/IX/88, dimana nilai maksimal dari
Natrium Benzoat yang diperbolehkan adalah 1000 mg/kg.

Efek dari mengkonsumsi natrium benzoat


melebihi batas maksimum dapat menyebabkan
kejang-kejang, hiperaktif, serta penurunan berat
badan yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian
PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SAMBAL
KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

• Tujuan Penelitian • SAMPEL


Mengidentifikasi dan menetapkan kadar 6 sampel sambal kemasan pada beberapa
penggunaan pengawet Natrium Benzoat merk yang beredar di pasar swalayan daerah
dalam penelitian ini pada produksi Denpasar Barat.
KEMASAN SAMBAL • METODE
1. Analisa kualitatif :
• Permasalahan Penelitian pemisahan menggunakan dietil eter dan
1. Adakah kandungan Natrium Benzoat membentuk endapan ferri benzoat.
pada sambel kemasan yang dipreiksa 2. Analisa Kuantitatif :
2. Berapa kandungan kadar Natrium menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Benzoat tersebut? Apakah sesuai dengan
peraturan?

NATRIUM BENZOAT :
Natrium benzoat rumusnya NaC7H5O2.
ALAT :

Timbangan analitik, spektrofotometer UV- Vis Double Beam (Shimadzu/UV-


1800), corongpisah 100 mL, labu takar 10 mL;25 mL;100 mL, erlenmeyer 50
mL (Herma); 250 mL; 300 mL (Pyrex), beaker glass 250 mL (Pyrex), batang
pengaduk, gelas ukur 50 mL;100 mL(Herma), pipet ukur 1 mL, 2 mL, penangas
air.

BAHAN :

Sambal kemasan yang di ambil dari pasar swalayan daerah


Denpasar Barat, Akuades, Natrium Benzoat, Dietil eter, Asam
Klorida, Natrium Hidroksida, Amonium Hidroksida, Natrium
Klorida dan Besi III Klorida, etanol p.a.
• Analisa Kualitatif Kandungan Natrium Benzoat dalam Sambal
Kemasan
• Cara Kerja :
1. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram ditambahkan 300 mL akuades
kemudian dihancurkan dengan waring blender selama 2 menit
ditambahkan NaOH 10% hingga basa dibiarkan selama 2 jam
kemudian disaring.
2. Filtrat 50 mL dimasukkan kedalam corong pisah, ditambahkan HCl
1 M hingga asam (uji dengan kertas lakmus), diekstraksi sebanyak
3 kali dengan masing-masing 15 mL eter, lapisan air yang
diekstraksi kembali.
3. Ekstrak eter dicuci sebanyak 3 kali masing-masing dengan 5 mL
akuades. Ekstrak eter yang telah dicuci dimasukkan kedalam cawan
porselin, diuapkan di atas penangas air. Residu yang diperoleh
dilarutkan dalam akuades. Setelah itu, dipanaskan 80-850C selama
10 menit.
4. Larutan tersebut ditambahkan dengan beberapa tetes NH3 sampai
larutan menjadi basa, larutan diuapkan untuk menghilangkan
kelebihan NH3. Residu yang tersisa dilarutkan kembali dengan air
panas. Setelah itu ditambahkan beberapa tetes FeCl3 0,5%.
Analisa Kuantitatif Kandungan Natrium Benzoat
1. Pembuatan Larutan Sampel
• Sebanyak 1 g sampel ditimbang dengan teliti dan dimasukkan ke dalam gelas
kimia 100 mL kemudian ditambahkan larutan NaCl jenuh hingga 20 mL,
ditambahkan dengan HCl sampai bersifat asam (kertas lakmus biru menjadi
merah) selanjutnya dihomogenkan sampai sempurna.
• Dimasukkan ke dalam corong pemisah, pertama diesktrak dengan 7,5 mL
dietil eter terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas atau lapisan eter dipisahkan
ke dalam gelas erlenmeyer sedangkan ekstrak eter dimasukkan ke dalam
corong pemisah dan dicuci dengan 5 mL HCl 0,1%, lapisan bawah dibuang
dan lapisan atas dicuci lagi dengan 4 mL HCl 0,1% dan seterusnya pencucian
dilakukan dengan 3 mL HCl 0,1%. Ekstrak eter dimasukkan ke dalam labu
takar 50 ml dan dipaskan sampai garis batas dengan etanol 70% dan
dihomogenkan.
• Kemudian larutan di uapkan di lemari asam, residu yang didapat dilarutkan
dengan etanol 96%. Proses ini dilakukan pengulangan sebanyak dua kali.
Larutan yang didapat dibaca absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum, kemudian
konsentrasi asam benzoat dalam sampel ditentukan berdasarkan kurva
standar
2. Larutan Induk Natrium Benzoat 1000 ppm
• Sebanyak 10 mg natrium benzoat p.a ditimbang dengan teliti dan
dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL kemudian dilarutkan dengan etanol
p.a dan dipaskan sampai tanda batas kemudian dihomogenkan.

3. Penentuan panjang gelombang maksimum


• Larutan standar natrium benzoat 10 mg/mL, dipipet 1,0 mL dimasukkan ke
dalam labu ukur 10 mL kemudian ditambahkan etanol sampai tanda batas,
sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 10 µg/mL. Selanjutnya
larutan diukur absorbansnya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 200-400 nm. Sebagai hasil pengukuran, diperoleh panjang
gelombang maksimum dari standar natrium benzoat.

4. Pembuatan kurva kalibrasi


• Disiapkan 5 buah labu ukur 10 mL yang sudah diberi label. Ke dalam
masing-masing labu ukur dimasukan 2 mL; 4 mL; 6 mL; 8 mL dari larutan
stok. Kemudian diencerkan dengan etanol hingga tanda batas untuk
mendapatkan konsentrasi bervariasi larutan standar. Masing-masing larutan
standar diukur absorbansnya pada panjang gelombang maksimum.
Dalam penelitian ini kurva standar diperoleh dengan cara membuat seri
konsentrasi 2, 4, 6, 8 ppm dari larutan standar natrium benzoat 10 ppm

Persamaan kurva kalibrasi merupakan hubungan antara sumbu x dan


sumbu y. Sumbu x dinyatakan dengan konsentrasi yang diperoleh
sedangkan sumbu y merupakan absorbansi atau serapan yang
diperoleh dari hasil pengukuran sehingga persamaan regresi linier dari
kurva kalibrasi yang diperoleh adalah y = 0,048x – 0,052 dengan
koefisien korelasi r = 0,995.
5. Penetapan kadar Natrium Benzoat
Kadar natrium benzoat yang didapat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝐶 𝑥 𝑉 𝑥 𝑓𝑝
W
• Keterangan:
C = Konsentrasi natrium benzoat yang terdeteksi dalam sampel yang diukur kedalam
Spektrofotometri UV (mg/kg).
V = Volume total sampel (L).
Fp = Faktor Pengenceran.
W = Berat Sampel (Kg).
Analisa Kualitatif Kandungan Natrium Benzoat dalam Sambal
Kemasan

HASIL Dari 6 sampel yang diperiksa : 2 Sampel


Terbentuk endapan ferribenzoat yang
berwarna salmon (kecoklatan) menunjukkan
adanya asam benzoat

PEMBAHASAN :

Pereaksi yang digunakan untuk uji positif benzoat yaitu larutan


FeCl3 0,5 % yang dapat membentuk endapan berwarna kecoklatan
bila bereaksi dengan benzoat. Endapan yang terbentuk adalah basa
besi (III) benzoat, [(C6H5OH)3Fe.Fe(OH)3].

reaksi yang terjadi sebagai berikut :


3C6H5COOH + FeCl3→ Fe(C6H5COO)3↓ + 3HCl
Analisa Kuantitatif Kandungan Natrium Benzoat dalam
Sambal Kemasan

HASIL

PEMBAHASAN :

Penentuan kadar senyawa benzoat dalam sampel dilakukan dengan pengukuran


absorbansi larutan sampel. Konsentrasi (X) senyawa benzoat dalam sampel diperoleh
dengan cara mensubstitusikan nilai absorbansi larutan sampel terhadap (y) pada
persamaan y = 0,048x – 0,052.

Penentuan konsentrasi yang terdapat dalam sampel sambal kemasan dapat dilihat dari
jumlah konsentrasi rata-rata sampel yang merupakan jumlah konsentrasi senyawa benzoat
yang terkandung dalam 10 mg bahan saus sambal yang diperoleh berdasarkan pembacaan
absorbansi dari 10 mL hasil ekstrak terakhir dalam rangkaian prosedur analisis
kuantitatif.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang penetapan kadar pengawet


pada sambal kemasan dengan spektrofotometri UV-VIS.
Penggunaan pengawet natrium benzoat pada sambal kemasan dari
6 sampel yang diuji 2 diantaranya positif mengandung pengawet
natrium benzoate dan kadar natrium benzoat yang didapat pada
sampel A 157,767 mg/kg dan sampel B 182,8 mg/kg merupakan
masih aman dari batas penggunaan pengawet natrium benzoat pada
Peraturan Menteri Kesehatan No722/Menkes/PER/IX/88. dimana
nilai maksimal dari Natrium Benzoat yang diperbolehkan adalah 1000
mg/kg. benzoat.
Penambahan bahan pengawet pada makanan secara umum bertujuan
untuk:
1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang
bersifat patogen maupun yang tidak patogen.
2. Memperpanjang umur simpan pangan.
3. Mencegah penurunkan kualitas gizi, warna, citarasa dan bau pangan yang
diawetkan.
4. Menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah.
5. Menyembunyikan kerusakan bahan pangan

Terdapat beberapa persyaratan bahan pengawet kimia, selain


persyaratan yang dituntut untuk semua bahan tambahan pangan antara lain
sebagai berikut, :
1. Memberi arti ekonomis dari pengawetan.
2. Digunakan hanya apabila cara-cara pengawetan yang lain tidak
mencukupi atau tidak tersedia.
3. Memperpanjang umur simpan dalam pangan.
4. Tidak menurunkan kualitas (warna, cita rasa dan bau) bahan pangan yang
diawetkan.
5. Mudah dilarutkan
sodium benzoate atau natrium benzoate

Sodium benzoate merupakan bahan tambahan (zat aditif) yang digunakan


sebagai pengawet dalam berbagai produk makanan dan minuman olahan.
Sayangnya, menurut penelitian, pengawet makanan ini diduga dapat
meningkatkan risiko terjadinya perilaku yang hiperaktif dan dapat
menyebabkan kanker.Leukemia dan jenis kanker lain bisa terjadi terutama
jika natrium benzoat ditambahkan ke dalam minuman yang rasanya asam
(vitamin C buatan). Campuran ini menghasilkan benzene, yaitu suatu zat
kimia yang sifatnya memicu kanker (karsinogenik).
Natrium benzoat berupa serbuk putih, halus atau butiran, tidak berbau
atau hampir tidak berbau, pada pemanasan tinggi meleleh dan menjadi
arang, meninggalkan sisa abu bercampur arang yang bereaksi basa dan
memberikan reaksi pada natrium. Mudah larut dalam air dan etanol 95%
(Depkes RI,2014

Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan


minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal,
jem dan jeli,manisan, kecap dan lain-lain.
• Natrium benzoat kurang efektif dalam • Mekanisme kerja natrium
suatu bahan pangan yang mempunyai pH benzoat sebagai bahan pengawet
mendekati 3,0.
• PH optimum dari natrium benzoat sebagai berdasarkan permeabilitas membran
penghambat pertumbuhan mikroba adalah sel mikroba terhadap molekul-
sekitar 2,5-4,0 lebih rendah dari pada molekul asam benzoat tidak
asam sorbat dan asam propionat terdisosiasi. Dalam suasana pH 4,5
molekul-molekul asam benzoat
tersebut dapat mencapai sel mikroba
• Analisis kuantitatif pengawet benzoat yang membran selnya mempunyai
dapat dilakukan dengan beberapa metode, sifat permeabel terhadap asam
antara lain spektrofotometri UV-Vis, benzoat yang tidak terdisosiasi.
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
dan titrasi asam-basa. Penentuan kadar
Sel mikroba yang mempunyai pH
pengawet benzoat pada penelitian ini
cairan sel netral akan dimasuki
menggunakan metode spektrofotometri molekul-molekul benzoat, maka
UV-Vis karena caranya sederhana dan molekul asam benzoat akan
dapat menganalisa larutan dengan terdisosiasi dan menghasilkan ion-ion
konsetrasi yang sangat kecil, sensitif, H+, sehingga akan menurunkan pH
selektif, akurat, teliti dan cepat bila mikroba tersebut, akibatnya
dibandingkan metode konvensional metabolisme sel akan terganggu dan
lainnya (Henry, akhirnya sel mati
• 2002).
Pengawet Berbahaya bagi tubuh

• Boraks bersifat sebagai antiseptik dan pembunuh kuman, oleh karena


itu banyak digunakan sebagai anti jamur, bahan pengawet kayu dan
untuk bahan antiseptik pada kosmetik. Penggunaan Boraks seringkali
tidak disengaja karena tanpa diketahui terkandung didalam bahan-
bahan tambahan seperti pijer atau bleng yang sering digunakan dalam
pembuatan baso, mie basah, lontong, dan ketupat.
• Formalin juga banyak disalah gunakan untuk mengawetkan pangan
seperti tahu dan mie basah. Formalin sebenarnya merupakan bahan
untuk mengawetkan mayat dan organ tubuh dan sangat berbahaya
begi kesehatan. Formalin dapat menyebabkan iritasi lambung, kanker,
gagal ginjal, dan merusak jaringan tubuh.
Pengawet yang diizinkan digunakan dalam pangan

1. Propionat (dalam bentuk asam, atau garam kalium atau


natrium propionat). Untuk mengawetkan roti (2 g/kg) ƒKeju
olahan (3 g/kg)
2. Nitrit (dalam bentuk garam kalium/natrium nitrit) dan Nitrat
(dalam bentuk garam kalium/natrium nitrat). ƒUntuk
mengawetkan daging olahan atau yang diawetkan seperti
sosis (125 mg nitrit/kg atau 500 mg nitrat/kg), Korned dalam
kaleng (50 mg nitrit/kg),ƒKeju (50 mg nitrat/kg)
3. Sorbat (dalam bentuk kalium/kalsium sorbat) ƒUntuk
mengawetkan margarin, pekatan sari buah dan keju (1 g/kg)
4. Sulfit (dalam bentuk kalium atau kalsium bisulfit atau
metabisulfit). ƒMengawetkan potongan kentang goreng (50
mg/kg) , Udang beku (100 mg/kg), Pekatan sari nanas (500
mg/kg)
METODE ANALISA NATRIUM BENZOAT SELAIN
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis.
• metode High Performanced Liquid Chromatography (HPLC)
paling sering digunakan dalam analisis benzoat karena dengan teknik
ini, banyak sampel dapat secara sederhana diencerkan dan
diinjeksikan secara langsung ke dalam sistem kromatografi tanpa
preparasi sampel yang kompleks. Pemilihan metode HPLC pada
penelitian ini karena metode ini mampu menganalisis sampel dalam
jumlah relatif kecil, sampel yang digunakan sedikit, waktu analisis
cepat dan sangat baik untuk sampel yang berada dalam bentuk
campuran dengan senyawa lain serta dapat dihubungkan dengan
detektor yang sesuai
• Penetapan kadar pengawet natrium benzoat dalam minuman
berkarbonasi dilakukan dengan metode HPLC fase terbalik. Fase
terbalik (reverse fase) dipilih karena natrium benzoat bersifat polar.
Identifikasi natrium benzoat dilakukan dengan membandingkan waktu
retensi natrium benzoat dalam sampel dengan waktu retensi baku
natrium benzoat. luas area sampel yang terukur sebagai variabel y ke
dalam persamaan regresi. Persamaan regresi diperoleh dari
pembuatan kurva baku natrium benzoat.

Anda mungkin juga menyukai