Anda di halaman 1dari 27

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


TANJUNGKARANG

QUALITY CONTROL
BAKTERIOLOGY
KELOMPOK 7
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. Rendy Kurnia 1913353020


2. Ajeng Andini 1913353021
3. Nyoman Ramita W. 1913353022
4. Bella Puspita 1913353037
5. Shalsa Ayu Sabila 1913353038
PENDAHULUAN
Pengendalian Mutu Bakteriologi Klinik terdiri dari tiga tahapan kegiatan yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium.
1) Tahapan Preanalitik kegiatan: Permintaan pemeriksaan, Penulisan permintaan pemeriksaan,
Persiapan pasien, Pengambilan spesimen , Identifikasi spesimen, Transportasi specimen.
2) Tahap Analitik: Pemeriksaan spesimen ( ID /AST).
3) Tahap Pasca Analitik: Penulisan hasil, Interpretasi hasil, Penyampaian hasil, Tindakan yang diambil
berdasarkan hasil. Tercapainya hasil yang berkualitas dapat terganggu atau rusak pada tahapan mana
saja dalam proses pemeriksaan laboratorium .
Cakupan Pengendalian Mutu Bakteriologi meliputi : Pengendalian mutu spesimen, peralatan, reagensia,
media, sistem identifikasi, AST, personil. Sedangkan Pengendalian Mutu Spesimen tergantung dari
kesesuaian specimen, cara pengumpulan spesimen, volume spesimen yang dikumpulkan, sistem
pengiriman (penggunaan media transport, penyimpanan yang tepat selama transportasi, waktu
pengiriman). Pengendalian mutu peralatan diantaranya lemari es, freezers, incubator, heating block
(pencatatan suhu setiap hari, pencatatan level CO2 inkubator setiap hari). Biological safety cabinet
(BSC) Pencatatan tekanan aliran udara setiap kali alat dijalankan, penggantian HEPA filter sesuai
rekomendasi pabrik. Pipet kalibrasi setiap tahun. Autoclave (Indikator kimia setiap kali dijalankan
(autoclave tape 3M), Indikator biologis setiap minggu (Attest 3M – Bacillus stearothermophilus),
Bowie-Dick Test untuk deteksi kebocoran udara).
1. Pengendalian Mutu Alat
LANGKAH 2. Pengendalian Mutu Reagensia
- 3. Pengendalian Mutu Media
4. Pengendalian Mutu System
LANGKAH Identifikasi
5. QC Testing Frequency
PEMANTAP 6. Pencatatan dan Dokumentasi
AN MUTU 7. Corrective Action
A. PEMANTAPAN
 Autoklaf
• Perawatan rutin : Bersihkan dan ganti air setiap
MUTU ALAT bulan
• Pemantauan : Periksa dan sesuaikan tinggi air
sebelum setiap penggunaan Catat
waktu dan suhu atau tekanan
setiap kali digunakan Catat kinerja dengan carik
spora setiap minggu
• Pemeliharaan : Tiap 6 bulan

 Centrifuge
• Perawatan rutin : Lap dinding dalam dengan
larutan antiseptik setiap minggu atau
setelah ada tabung kaca yang pecah atau
tumpah
• Pemantauan :-
• Pemeliharaan : Oven udara panas untuk
sterilisasi alat gelas
 Inkubator
• Perawatan rutin : Bersihkan dinding dalam dan rakraknya setiap
bulan
• Pemantauan : Catat suhu pada setiap permulaan hari kerja (yang
diperbolehkan 35&l0C)
• Pemeliharaan : Tiap 6 bulan

 Mikroskop
• Perawatan rutin : Lap lensa dengan kertas tissu atau kertas lensa
setiap akhir hari kerja Bersihkan dan lumasi alas mekanik
setiap minggu Lindungi dengan sarung jika tidak digunakan
Bersihkan dan c
• Pemantauan : Periksa kesejajaran kondensor setiap bulan
Tempatkan cakram silika biru di bawah sarung mikroskop
untuk mencegah pertumbuhan jamur pada udara
lembab
• Pemeliharaan : Setiap tahun
 Lemari pendingin
• Perawatan rutin : Bersihkan dan cairkan bunga es setiap 2
bulan dan setelah mati;
• lampu Pemantauan : Catat suhu setiap pagi (yang
diperbolehkan 2-8" C)
• Pemeliharaan : Tiap 6 bulan

 Anaerob jar
• Perawatan rutin : Bersihkan bagian dalam botol tiap
minggu, ganti katalis tiap 3 bulan
• Pemantauan : Gunakan carik indicator biru melien setiap
penggunaan, perhatikan waktu. Catat waktu perubahan
warna tiap minggu
• Pemeliharaan : periksa segel penyekat pada tutup botol
tiap minggu
—prosedur surveilans alat alat mikrobiologi
B. PENGENDALIAN MUTU
REAGENSIA
Reagen komersial harus diberi label .. (Tanggal dibuka). Reagen yang dibuat di
lab harus diberi label/identitas … (Isi,Konsentrasi, Tgl disiapkan dan tgl
kadaluarsa, Kondisi penyimpanan, Ditempatkan di tgl pelayanan, Disiapkan
oleh).

1. Pengendalian mutu pewarnaan


Pewarna Gram (Gunakan Bakteri gram Positif dan Gram Negatif sebagai kontrol,
setiap hari- minggu ). Pewarna lain/(e.g. ZN (Gunakan bakteri dg reaksi positif dan
negatif sebagai kontrol).
2. Pengendalian mutu serologi
Gunakan kontrol positif dan negatif setiap batch pemeriksaan atau kontrol yang
disiapkan oleh pabrik ( Hasil tes tidak berlaku tanpa hasil kontrol yang adekuat).
,
Karakteristik & sterilitas
01 Karakteristik fisik (warna, kejernihan, pH, uji
kekuatan gel).
Uji sterilitas (ink. 35oC – 48 jam)

Pertumbuhan kuman
02 Kemampuan untuk mendukung pertumbuhan kuman

C. Pengendalian /Inokulasi dengan kuman kontrol positif.

mutu media 03 Media selektif


Media SelektiF (Inokulasi dengan kuman kontrol
positif dan negatif yang dikenal )

Pencatatan
04 Pencatatan/dokumentasi
D. Pengendalian mutu sistem identifikasi
Sistem identifikasi Home-made
Set (5-10) media biokimia

QC untuk setiap media biokimia : (Uji sterilitas, Uji kemampuan


tumbuh dengan kuman control, Kontrol positif dan negatif untuk
setiap reaksi biokimia, Pencatatan/dokumentasi).
Commercial Identification Systems (Ikuti petunjuk pengendalian
mutu (QC) yang direkomendasikan pabrikan ) misalnya CLSI M50-A
: Microbial Identification System.
E. QC Testing Frequency
Minimal : Setiap batch baru pengiriman/penerimaan .
Bila ada perubahan : Penerima kit (kartu) baru , MedTech baru pakai
alat, setelah maintenance / perbaikan alat, Update software.
Jumlah kuman kontrol yang dipakai adalah “streamlined-QC”, jika
kriteria ditentukan dapat penuhi dan terdokumentasi.
Pemantapan mutu yang harus dilakukan dalam laboratorium
mikrobiologi antara
lain :
Pemantapan mutu media, Pemantapan mutu cat, Uji Sensitivitas
Antibiotik, Strain
Standart, Pemantapan mutu Alat.
1. Pemantapan Mutu Media
Media kultur digunakan untuk membantu pertumbuhan mikroorganisme,
menampilkan bentuk koloni, morfologi, sifat sifat organisme misalnya
penghasil H2S atau gas pada media fermentasi karbohidrat atau hemolisis
pada agar darah (WHO,2007)
a. Sumber media
b. Sumber Kesalahan Media
c. Penampilan Fisik Media
d. Pemesanan dan penyimpanan media yang dikeringkan
e. Persiapan media
f. Penyimpanan media yang sudah dibuat
g. Kendali-mutu media-jadi
A. SUMBER
MEDIA
2. Pemantapan Mutu Cat
Cat yang digunakan semuanya harus dilakukan pemantapan mutu, untuk melihat
kemampuannya membedakan organisme positip dan negatip, semua data dicatat.
Pemantapan mutu ini dilakukan tiap minggu juga
tiapmenggunakan/membuat/mencampur
cat baru.

3. Uji Sensitivitas Antibiotik


Uji Sensitivitas Antibiotik telah menjadi langkah yang penting untuk menangani
penyakit infeksi dan memantau resistensi antimikroba pada berbagai jenis patogen.
Pemilihan antibiotik harus mempertimbangkan profil sensitivitas patogen, farmakologi
antibiotik, kepentingan terapi dan harganya (WHO,2007; CLSI, 2010)
a. Uji Sensitivitas Antibiotik Rutin
b. Uji Sensitivitas sebagai Pedoman Terapi
c. Uji Sensitivitas sebagai alat epidemiologi
d. Pemilihan Obat
e. Prinsip Umum Uji Sensitivitas Antimikroba
1) Metode Dilusi
2) Metode Difusi
f. Cakram Antibiotik
g. Standar Turbiditas
h. Perlunya pemantapan mutu dalam uji sensitivitas
4. Strain standart
Program pemantapan mutu harus menggunakan standard reference strain bakteri
yang diuji bersama kultur klinis, yang dilakukan tiap minggu atau 5 batch dari tes,
atau tiap batch baru dari agar Mueler Hinton atau batch baru dari cakram.
Strain standar minimal :
a. Staphylococcus aureus (ATCC 25923)
b. Escherichia coli (ATCC 25922)
c. Pseudomonas auruginosa (ATCC 27853)
b. Sumber kesalahan media

Inappropriate media, Air, volume air yang Penuangan media


dibutuhkan saat harus akurat dan Sterilisasi media. Alat alat gelas yang
kesalahan memilih
pembuatan media. aseptis dalam Suhu yang terlalu digunakan harus diperhatikn
media
Aquades/ deionized tabung atau tinggi saat sterilisasi kesterilannya, karena sisa
kering/kesalahan
water yang cawan petri. atau terlalu lama kotoran pada gelas dapat
penambahan bahan
digunakan . Kesalahan volume dipanaskan akan menghambat pertumbuhan
tambahan membuat
Penimbangan media mengakibatkan memperburuuk/meru mikroorganisme .
media tidak bisa
kering. media terlalu tipis sak komposisi
digunakan
Penimbangan ini atau terlalu tebal beberapa zat dalam
harus cermat karena sehingga media media, sehingga
bisa mengganggu tidak layak pakai media tidak bisa
komposisi media digunakan
Penampilan Fisik
Media
Jika media disimpan dalam jangka waktu yang lama dalam kondisi
tidak layak atau penyiapan yang tidak sempurna, beberapa tanda
dibawah akan terjadi

1) Timbulnya kekeruhan /presipitasi menunjukkan bahwa


beberapa unsur keluar dari cairan.
2) Warna lebih gelap dari normal mengindikasikan pemasakan
media terlalu lama, pH slah atau kesalahan pencampuran
3) Warna lebih terang dari normal mengindikasikan kesalahan
pencampuran bahan bahan atau kesalahan pH
4) Penyimpanan media yang terlalu lama setelah dituang kedalam
cawan petri menyebabkan dehidrasi dan tidak layak digunakan.
Dehidrasi media bisa dihindari dengan membuat media sesuai
kebutuhan atau menyimpan dalam plastik yang tertutup rapat.
PEMESANAN DAN PENYIMPANAN MEDIA YANG
DIKERINGKAN
1) Pesanlah media dengan jumlah yang akan habis terpakai dalam 6 bulan, atau paling lama 1 tahun.
2) 2) Semua bahan harus dikemas dalam wadah yang akan habis dipakai dalam 1-2 bulan.
3) Pada saat diterima, kencangkan tutup semua wadah. Media yang dikeringkan menyerap air dari
udara. Pada iklim yang lembab, segel tutup wadah media yang dikeringkan dengan lilin parafin
(isi rongga antara tutup dan wadah dengan lilin cair, dan biarkan mengeras).
4) Tuliskan tanggal penerimaan pada tiap wadah.
5) Simpan di tempat yang gelap, sejuk, dengan aliran udara yang baik.
6) Rotasikan persedialan sehingga bahan yang lebih lama lebih dahulu dipakai.
7) Pada saat membuka suatu wadah, tuliskan tanggal dibukanya pada wadah tersebut.
8) Buang semua media kering yang sudah menggumpal atau bembah wama menjadi gelap.
9) 9) Buatlah catatan tertulis tentang media yang tersedia
QC gagal karena alasan yang diketahui.
Ex : bahan kedaluarsa ( catat alasan dan
lakukan tes ulang.) Jika hasil ada dalam range,
tidak diperlukan tindakan CA.
QC gagal karena alasan yang tidak diketahui
( Lakukan tes ulang ). Jika hasil tetap gagal,
F. CORRECTIVE lakukan investigasi dan CA Corrective Action
(CA) .
ACTION Tuntun siregar, Maria, dkk. Bahan
ajarTeknologi Laboratorium Medik (TLM).
Pusat pendidikan sumerdaya manusia
kesehatan edisi 2018. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai