Anda di halaman 1dari 23

TRANSFUSI DARAH

Iwan Sariyanto,
dr. Aditya, M.Biomed
GPPP
1. KEBIJAKAN NASIONAL TRANSFUSI DARAH,
SYARAT DONOR, PROSES PELAYANAN DARAH
2. KONSEP DASAR IMUNOHEMATOLOGI
3. SISTEM GOLONGAN DARAH
4. KOMPONEN DARAH
5. REAKSI TRANSFUSI
6. IMLTD
7. PEMERIKSAAN PRETRANSFUSI
KEBIJAKAN NASIONAL
TRANSFUSI DARAH
&
SEJARAH TRANSFUSI

PERTEMUAN 1
TRANSFUSI DARAH
????????
TRANSFUSI DARAH
????????

TRANSFUSI DARAH ?????


TRANFUSI DARAH

Proses Pemindahan darah dari seseorang


yag sehat (Donor) ke orang lain (Resipien),
Darah dipindahkan dapat berupa darah
lengkap dan komponen darah.
SEJARAH TRANSFUSI DARAH
• 1492 : Paus Innocentus VIII Ditransfusi oleh
tiga orang anak muda untuk memperpanjang
umurnya dan mempermudah kondisinya,
tetatpi tidak berhasil dan meninggal
• 1628 : William Harvey menemukan sistem
peredaran darah sehingga membuka jalan
untuk usaha transfusi yang lebih baik
SEJARAH TRANSFUSI DARAH
• 1667 : Jean Deney, Dokter rumah tangga
istana Raja Louis XIV Prancis, mula-mula
berhasil melakukan transfusi darah. Tetapi
ketika ada yang meinggal Dia dituduh sebagai
pembunuh dan diadili
• 1818 : James Blundel, seorang dokter dari
Inggris pertama kali berhasil melakukan
transfusi darah langsung kepada seorang
wanita dengan perdarahan persalinan akut.
SEJARAH TRANSFUSI DARAH
• 1900: Dokter Karl Lansteiner, menemukan
teori golongan darah sistem ABO. Sejak itu
barulah usaha transfusi darah dilakukan
dengan baik dan benar.
• Dokter Bernard Fantus, memperkenalkan
Bank darah untuk pertama kali.
Pendahuluan
• Usaha Transfusi Darah :
Merupakan bagian dari tugas pemerintah
di bidang
Pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan
suatu bentuk pertolongan yang sangat
berharga kepada umat manusia
(PP 18/1980).
Pendahuluan

• Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia


masih tinggi : 307/100.000 Kel hidup,
• Dengan perdarahan sebagai penyebab
terbanyak (28-48%).
Pendahuluan
• Upaya pelayanan transfusi darah yang
aman, tidak terlepas dari upaya untuk
penurunan AKI.
• Darah adalah materi biologis yang tidak
dapat disintesa diluar tubuh manusia dan
hanya dapat diperoleh dari donor
sukarela.
Pendahuluan

• Angka kesakitan penyakit yang dapat


ditularkan melalui Transfusi Darah
seperti : HIV/AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C,
Sifilis dan Malaria semakin meningkat.
Pendahuluan
• Pelayanan transfusi darah dapat
menyebabkan reaksi transfusi ringan
sampai berat yang dapat menyebabkan
kematian.
• Oleh sebab itu pelayanan transfusi darah
harus dilakukan secara aman dan sesuai
standar.
Dasar-Dasar Hukum
Pelaksanaan Pelayanan Transfusi Darah

1. PP 18/1980 tentang Transfusi Darah


• Pasal 2 Bab II berisi: Pengadaan darah dilakukan
secara sukarela tanpa pemberian pengganti
berupa apapun.
• Pasal 3 Bab III berisi: Dilarang memperjual belikan
darah dengan dalih apapun.
• Pasal 6 Bab IV ayat 1 berisi: Pengelolaan dan
Pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan
kepada Palang Merah Indonesia atau Instansi lain
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
TUJUAN TRANSFUSI DARAH

1. Menambah darah pada penderita yang


kehilangan darah karena berbagai sebab
2. Menambah kemampuan darah dalam badan
penderita untuk mengangkut Oksigen
3. Membantu Pengobatan
TRANSFUSI PENAMBAH DARAH
• Operasi
• Perdarahan pada persalinan
• Perdarahan karena kecelakaan

Normal isi darah manusia ± 4,5 sd 5 ltr, Bila


terjadi penurunan sd 3 ltr, maka perlu
dilakukan transfusi
TRANSFUSI PENAMBAH
KEMAMPUAN DARAH
• Penderita dgn penyakit dimana sel-sel
darahnya tidak berfungsi baik
• Penderita yang kemampuan darahnya untuk
mengolah oksigen berkurang, seperti
rendahnya Hb dalam eritrosit

Walupun isi darahnya sebanyak orang sehat


(5Ltr) namun faalnya mungkin hanya 3 Ltr
TRANSFUSI UNTUK PENGOBATAN
• Operasi
• Penyakit dengan komplikasi pendarahan
(Demam tifus, Sirosis Hepatis disertai varises
usofagus dan hematemesis)
Dasar-Dasar Hukum
Pelaksanaan Pelayanan Transfusi Darah

• Pasal 7 Bab IV berisi:


Cara Pengolahan darah harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
• Pasal 9 ayat 1 bab IV berisi:
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 1 menjadi
tanggung jawab PMI.
• Pasal 9 ayat 2 Bab IV berisi:
Pemerintah dapat memberikan subsidi, yang
pelaksanaannya diatur oleh Menteri Kesehatan.
• Pasal 11 Bab V berisi:
Bimbingan dan Pengawasan penyelenggaraan usaha
transfusi darah oleh Menkes.
Dasar-Dasar Hukum
Pelaksanaan Pelayanan Transfusi Darah

2. Permenkes no. 478/1990 tentang Upaya Kesehatan


di Bidang Transfusi Darah
• Ketentuan umum:
Unit Transfusi Darah PMI yang selanjutnya disebut
UTD PMI adalah unit penyelenggara Transfusi
Darah pada PMI.
• Pasal 9 ayat 1 UTD PMI menyampaikan darah yang
telah siap pakai kepada sarana pelayanan
kesehatan yang memerlukan untuk kepentingan
pengobatan dan pemulihan kesehatan.
Dasar-Dasar Hukum
Pelaksanaan Pelayanan Transfusi Darah

3. Kepmenkes no. 622/1992 tentang


Kewajiban Pemeriksaan HIV pada donor
darah.
4. Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes
RI Nomor 1147/YANMED/RSKS/1991
tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan
Menkes no. 478/MENKES/PER/1990.
Riwayat Hidup
• Nama : Iwan Sariyanto
• TTL : Sudimoro, 08 September 1979.
• Alamat : POLRI Hajimena Blok E6. No 4
Natar Lampung Selatan
• HP/WA : 08127938215
• Istri : Yulida Fithri S.ST, M.Kes
• Anak : Izzah Qaulan Sadiida,
Fathin Naurin Izzati,
M.Wildan Izzulhaq
• Pendidikan : SD Negeri 2 Sudimoro, Tanggamus Th 1992,
SMP SMP Negeri 2 Wonosobo, Tanggamus Th 1995,
SMAK Lampung Th 1998.
D3 Analis Kesehatan Poltekkes Tanjungkarang Th 2004
D4 Analis Kesehatan Bandung Th 2008.
S2 Kimia (Minat Biokimia) UNILA Th 2015.
• Pekerjaan : PNS pada tahun 1998

Anda mungkin juga menyukai