PENDAHULUAN
1. Donor Sukarela
Donor sukarela adalah pendonor yang memberikan darah,
plasma atau komponen darah lainnya atas kerelaan sendiri dan
tidak menerima pembayaran baik dalam bentuk tunai atau hal
lainnya sebagai pengganti uang. Donor sukarela hanya membantu
penerima darah yang mereka tidak kenal dan tidak menerima suatu
keuntungan.
Hal-hal yang biasanya tidak dipkitang sebagai pembayaran atau
pengganti uang antara lain :
a. Tkita jasa atau penghargaan sederhana seperti badge atau
sertifikat yang tidak memiliki nilai komersil.
b. Pemberian makanan ringan sebelum, selama atau setelah
menyumbangan darah
3. Donor Komersial
Donor komersial adalah pendonor yang memberikan darah
dengan menerima uang atau hadiah untuk darah yang
disumbangkan. Motivasi menyumbang darah untuk imbalan bukan
untuk menolong orang lain.
1. PERSIAPAN
2. SASARAN SOSIALISASI
3. STRATEGI
Informasi dan edukasi merupakan strategi penting dalam
rekrutmen donor. Strategi yang tepat merupakan kunci keberhasilan
rekrutmen donor dan penyuluhan merupakan bagian yang penting dari
strategi rekrutmen donor. Sebelum orang dapat dimotivasi untuk
mendonasikan darah, demi kepentingan orang lain, mereka perlu
mengetahui betapa pentingnya peranan mereka sebagai individu
terhadap kesehatan masyarakat.6
Ada tiga tujuan utama dari kegiatan penyuluhan, motivasi dan
rekrutmen donor:6
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keyakinan masyarakat
sehingga mereka mengerti mengapa kegiatan donasi darah adalah
sangat penting dan merupakan upaya untuk menyelamatkan jiwa
manusia,
b. Meningkatkan perilaku masyarakat ke arah mendonasikan darah
mereka secara teratur dan sukarela,
c. Menjaga agar donor potensial mengerti pentingnya darah yang
aman sehingga mereka tidak mendonasikan darah apabila mereka
tidak sehat atau memiliki risiko infeksi penyakit yang dapat
ditularkan melalui transfusi.
e. Gedung Bioskop
Seperti televisi, gedung bioskop memiliki penonton banyak,
terutama anak-anak muda. Unit Transfusi Darah bisa memperoleh
dana atau sponsor untuk menayangkan iklan pendek atau film
tentang perlunya donor sukarela sehingga memberikan informasi
kepada donor potensial bagaimana dan dimana mereka
mendaftarkan diri.
2. Leaflet
Apabila kita mempersiapkan leaflet, informasi yang akan
disampaikan hendaknya dalam alur pikir yang jelas, bahasa
yang sederhana dan ilustrasi yang menarik. Leaflet harus selalu
diuji coba terlebih dahulu, walau hanya kepada beberapa orang.
Pilihlah beberapa orang yang hanya tahu sedikit tentang donor
darah dan tanyakan pada mereka apakah leaflet tersebut cukup
jelas dan berisi semua informasi yang mereka butuhkan.
Dengan cara ini, perbaikan dapat dibuat sebelum leaflet
diproduksi dan didistribusikan lebih luas. Bila mungkin, suatu
penilaian sederhana melalui wawancara dan diskusi
dilaksanakan untuk melihat seberapa jauh efektifitas dari bahan-
bahan tersebut dalam menyampaikan pesan-pesan yang
diinginkan.
SEL-SEL DARAH
A. ERITROSIT
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Eritrosit
berbentuk seperti cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7,2 mikron,
tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang,
tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah difusi
oksigen, karbondioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel.
Sekitar 5 juta sel setiap millimeter kubik (mm3) darah (5x1012/L). Eritrosit
dapat mencapai umur 120 hari.3,4
Sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta
hemoglobin, terdiri atas hem merupakan gabungan dari protoporfirin
dengan besi dan globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh
2 rantai alfa dan 2 rantai beta dan enzim-enzim seperti Glucose 6-
phosphate dehydrogenase (G6PD). Hemoglobin mengandung kira-kira
95% besi dan berfungsi membawa oksigen dengan cara mengikat oksigen
(oksihemoglobin) dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk kebutuhan
metabolisme.4
Membran sel darah merah terdiri dari lipid, protein, dan karbohidrat,
yang berinteraksi membentuk struktur dinamis dan fleksibel. Berdasarkan
bobot kering, rasio protein:lipid:karbohidrat dalam membran sel darah
merah adalah 49:43:8. Membran sel darah merah bersifat semisolid,
dengan sifat-sifat elastis dan kental dimana sifat-sifat ini tidak ditemukan
pada vesikel-vesikel lipid sederhana. Sifat-sifat ini sangat penting bagi sel
darah merah untuk bertahan dalam sirkulasi sekitar 120 hari selama
LIPID
PROTEIN
B. LEUKOSIT
Leukosit berasal dari bahasa Yunani, leukos berarti putih dan kytos
yang berarti sel. Leukosit akan ditemukan pada Buffy coat, yaitu lapisan
tipis berwarna putih khas yang terletak diantara lapisan sel darah merah
yang tersedimentasi dengan lapisan plasma darah. Pembentukan leukosit
sebagian di sumsum tulang (granulosit, monosit dan sedikit limfosit) dan
NEUTROFIL
LIMFOSIT
MONOSIT
EOSINOFIL
BASOFIL
Antibodi adalah produk dari respon imun yang akan bereaksi dengan
antigen. Antibodi dapat terbentuk sebagai reaksi imunitas tubuh terhadap
adanya antigen asing atau secara natural memang ada karena stimulasi
dari antigen endogen yang normal seperti anti-A dan anti-B.1,3
Rhesus IgG; Ya Ya
Anti-D Ya beberapa IgM
Kell
Anti-K Ya IgG; IgM Ya Ya
jarang
Anti-k Ya IgG; IgM Ya Ya
jarang
Duffy
Fya Ya IgG Ya Ya
Kidd
Jka Ya IgG; IgM Ya Ya
jarang
Jkb Ya IgG; IgM Ya Ya
jarang
MNS
Anti-M Jarang IgG; Tidak banyak Tidak banyak
beberapa IgM
Anti-N Jarang IgM; IgG Jarang Jarang
jarang
Anti-S Kadang- IgG; Ya Ya
kadang beberapa IgM
Anti-s Ya IgG; IgM Ya Ya
jarang
P
P1 Jarang IgM; jarang Tidak Jarang
IgG
Lutheran
Lua Kadang- IgM; Ringan Tidak
kadang beberapa IgG
Lub Kadang- IgG; Ringan Tidak
kadang beberapa IgM
Lewis
Lea Kadang- IgM Tidak Jarang
kadang
Leb Kadang- IgM Tidak Jarang
kadang
Diego
Dia Ya IgG; Ya Jarang
beberapa IgM
Dib Ya IgG; Ya Jarang
beberapa IgM
Yt (Cartwright)
Yta
Ytb Jarang IgG Tidak Ya
Jarang IgG Tidak Ya
Xg
Xga Tidak IgG Tidak Tidak
Scianna
Sc1 Tidak IgG Jarang Tidak
Ok
Oka Tidak IgG Tidak Tidak
RAPH
MER2 Tidak IgG Tidak Tidak
John Milton
Hagen
JMH1 Tidak IgG Tidak Tidak
I
I Jarang IgM Tidak Tidak
i Jarang IgM Tidak Tidak
Globoside
P Ya IgG
Gill
Gil Tidak IgG Tidak Jarang
Keterangan: HDN: hemolytic disease of the newborn; HTR: hemolytic transfusion reaction
(Sumber: Webert KE, Smith JW, Arnold DM, Chan HH, Heddle NM, Kelton JG.
Red Cell, Platelet and White Cell Antigens, 2014)
D. IMUNOHEMATOLOGI
A. Kandungan antibodi
1. Kelas imunoglobin akan mempengaruhi reaksi (IgG dan IgM).
Molekul IgM akan segera mengaktivasi komplemen melalui jalur
klasik, yang akan menyebabkan hemolisis intravaskular. Proses ini
akan melepaskan hemoglobin dan stroma eritrosit ke dalam
plasma. Semua antibodi sistem ABO dapat berikatan dengan
antigen yang sesuai pada suhu 37 oC. Molekul IgG jarang
mengaktivasi komplemen, tetapi dapat bereaksi dengan reseptor Fc
fagosit mononuklear, akan mempengaruhi fagosit dan aktivasi
seluler. Antibodi golongan darah, tergantung dari kelasnya dapat
bereaksi pada suhu 4oC sampai 37oC. Kecepatan pembentukan
kompleks antibodi dengan antigen meningkat pada suhu 37 oC dan
tingkat disosiasinya meningkat bila suhu melebihi 37oC.6
2. Konsentrasi atau titer alloantibodi eritrosit juga mempengaruhi luas
dan beratnya reaksi yang terjadi. Bila konsentrasi antibodi dalam
sirkulasi resipien lebih tinggi, manifestasi kliniknya akan lebih berat.
Antibodi ABO pada individu yang tidak pernah terpapar dengan
antigen eritrosit asing akan lebih tinggi konsentrasinya. 2
B. Kandungan antigen
Densitas dan distribusi antigen eritrosit target (donor) juga
mempengaruhi beratnya reaksi. Antigen permukaan eritrosit yang
tersebar akan mengikat lebih sedikit antibodi dibandingkan antigen
yang berkelompok, dan jarang menyebabkan reaksi hemolitik yang
berat.2
A. Hemolisis Intravaskular
(sumber: www.austin.cc.edu )
(Sumber: www.austin.cc.edu)
(Sumber : www.austin.cc.edu)
(Sumber: www.austin.cc.edu)
1. Bethesda DL. Blood groups and red cell antigen. Diakses dari:
www.ncbi.nlm.nih.gov/books.Update terakhir:2014.
2. Dalimoenthe,NZ. Diskrepansi golongan darah ABO. Dalam : Sistem
golongan darah ABO. Edisi I, Bandung, Penerbit Divisi Hematologi
Klinik Dept/SMF Patologi Klinik FK Unpad/RSHS, 2014; 6-43.
3. Daniels G. ABO,Hh and Lewis System. Dalam Human Blood Groups.
Edisi III. United State. Blackwell. 2013: 25-58.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 Tahun
2015 Tentang Stkitar Pelayanan Transfusi Darah; Available in
www.utdp-pmi.or.id; Accessed on October 1, 2016.
5. Gonsorcik VK, Zhou L. Rh Typing. Diakses dari :
http//emedicine.medscape.com. Update terakhir: November, 2013.
6. Daniels G. Rh Blood Group System. Dalam Human Blood Groups.
Edisi III. United State. Blackwell. 2013: 195-274.
7. Daniels G. Kell Blood Group System. Dalam Human Blood Groups.
Edisi III. United State. Blackwell. 2013: 295-323.
8. Daniels G. Duffy Blood Group System. Dalam Human Blood Groups.
Edisi III. United State. Blackwell. 2013: 324-351.
9. Daniels G. P Blood Group System. Dalam Human Blood Groups. Edisi
III. United State. Blackwell. 2013: 175-194.
10. Daniels G. MNS Blood Group System. Dalam Human Blood Groups.
Edisi III. United State. Blackwell. 2013: 59-66.
11. Daniels G. Kidd Blood Group System. Dalam Human Blood Groups.
Edisi III. United State. Blackwell. 2013 : 352-368.
12. Green C. The ABO, Lewis, and Related Blood Group Antigens; A
Review of Structure and Biosintesis
1. JANTUNG
a. Anatomi Jantung
b. Fisiologi Jantung
Jantung merupakan organ penting karena selalu bergerak
secara otonom dan tidak dapat diperintah oleh otak kita. Seseorang
dikatakan meninggal jika fungsi otaknya telah berhenti bukan
karena berhentinya fungsi jantung.2,3
Fungsi Jantung
1. Memompa darah yang mengandung O2 dari ventrikel kiri ke
seluruh tubuh melalui arteri-arteriola dan kapiler sampai ke
jaringan.
2. Menerima darah yang mengandung CO 2 dari seluruh tubuh
melalui venula-vena ke vena cava superior yang menerima
Pergerakan Jantung
Kontriksi jantung terjadi karena Sistem Saraf Otonom (SSO)
yang merangsang Nodus Sino Atrial (NSA). Rangsangan berlanjut
ke kedua dinding atrium, menyebabkan kontraksi serentak.
Kontraksi ini disebut Sistole atrial dan Diastole atrial. Gelombang
kontraksi ini diteruskan ke septum kordis oleh nodus atrioventrikular
(AV)/Simpul Tawara. Rangsangan dilanjutkan lagi ke Bundel Atrio
Ventrikular (AV)/Berkas His, ke apeks kordis. Kemudian melalui
berkas Purkinye diteruskan ke seluruh dinding ventrikel, ventrikel
berkontraksi, sehingga jantung berkontraksi.
Siklus jantung
Siklus jantung adalah siklus yang terjadi di dalam jantung
selama peredaran darah. Hal ini terjadi karena adanya gerakan
jantung yaitu kontriksi (sistol) dan dilatasi (diastol). Siklus jantung
terdiri dari 3 periode, yaitu:
1. Kontriksi
Pada saat ventrikel kontriksi, katup trikuspidalis dan bikuspidalis
tertutup. Valvula semilunaris arteri pulmonalis dan valvula
semilunaris aorta terbuka, sehingga darah mengalir dari
ventrikel dekstra ke paru melalui arteri pulmonalis sedang dari
2. Dilatasi
Dilatasi terjadi waktu jantung mengembang. Sewaktu diastol,
katup trikuspidalis dan bikuspidalis terbuka, sehingga darah
mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra dan dari atrium
dextra ke ventrikel dextra. Darah dari paru mengalir melalui
vena pulmonalis ke atrium sinistra dan darah dari seluruh tubuh
mengalir melalui vena cava superior dan inferior ke atrium
dextra.
3. Istirahat
Diantara periode kontriksi dan dilatasi, terdapat waktu istirahat
1/10 detik.
Bunyi jantung
Bunyi jantung I dapat terdengar karena menutupnya katup
Atrio Ventrikular atau Trikuspidalis-Bikuspidalis. Bunyi jantung II
dapat terdengar dengan menutupnya katup aorta dan pulmoner.
Bunyi jantung I lebih panjang daripada Bunyi jantung II yang
pendek dan tajam. Debaran apeks/debaran jantung adalah pukulan
ventrikel kiri ke dinding anterior selama kontriksi ventrikel. Debaran
apeks terlihat dan teraba diantara iga V dan VI (interkostalis V/sela
iga 5), ± 4 cm dari garis sternum dan 2 jari di bawah papila
mammae.2,3,5
3. Hematoma
Teknik venipunctureyang kurang benar dapat menyebabkan
robeknya pembuluh darah sehingga darah mengalir ke jaringan
bawah kulit dan membentuk hematoma. Hematoma ini bila
dibiarkan tidak hanya dapat menyebabkan trauma, tapi juga
berakibat lokasi tersebut tidak lagi dapat digunakan untuk
penusukan berikutnya.
1. Anatomi Paru-Paru
1. Anatomi Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang
lebih 100 triliun neuron. Korteks serebri terdiri dari dua hemisfer
serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Terdapat dua hemisfer
serebri yaitu hemisfer serebri sinistra dan hemisfer serebri dextra.
Hemisfer serebri dapat dibagi menjadi lobus frontalis, parietalis,
occipitalis dan lobus temporalis. Bagian batang otak dari bawah ke
atas adalah medula oblongata, pons dan mesensefalon.7,8
Aliran darah utama masuk ke otakmelalui empat arteri yaitu dua
arteri karotis interna dan dua arterivertebralis. Arteri vertebralis sinistra
dan dextra berasal dari arteria subklavia. Arteri vertebralis memasuki
tengkorak melalui foramen magnum. Kedua arteri ini beranastomosis
membentuk arteri basilaris. Arteri basilaris dan karotis membentuk
Sirkulus Willisi di bawah hipotalamus. Arteri karotis interna dan
eksterna bercabang dari arteria karotis komunis. Arteri karotis interna
masuk ke dalam tengkorak dan bercabang menjadi arteri serebri
anterior dan media. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris ini
menyuplai darah ke medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah
dan sebagian di ensefalon.7,8
Drainase vena dari otak melalui vena profunda dan sinus dura
bermuara ke dalam vena jugularis interna, walaupun sejumlah kecil
aliran darah vena melalui pleksus venosus oftalmikus dan pterigoides
melalui vena emisaria pada kulit kepala serta sistem vena
paravertebralis di kanalis spinalis. Kapiler di dalam otak memiliki
kemiripan dengan kapiler tak berpori di otot dan bagian tubuh lain.
Kapiler di otak dikelilingi oleh endfeet astrosit yang melekat erat ke
lamina basalis kapiler.7,8
2. Fisiologi Otak
1. Mc Call RE, Tankersiey CM. Phlebotomy : Past and Present and The
Healthcare Setting in Phlebotomy essential. Philadelphia. Lippincott
Williams and Wilkins. 2008: 3-14.
2. Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Elsevier. Edisi 12.
2016: 136-23.
3. Aaronson PI dan Ward JP. Sistem kardiovaskular. Jakarta, Edisi Ke 3.
2007; 1–130.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Stkitar
Pelayanan Transfusi Darah. No. 91. Tahun 2015. Jakarta: 23-26.
5. Ganong WF. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke 22. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2013:125-386.
6. Eder AF, Muniz MD. Whole Blood Collection and Component
Processing at Blood Collection Centers. 8th Ed. United States. AABB.
2014: 189-228.
7. Ernest WA.Daerah lengan atas dan siku dalam Anatomi Klinik.
Binarupa Aksara Publisher. Tangerang. 2012: 120-35.
8. Urban and Fischer. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition.
Munchen Jena. 2010: 325-30.
9. Fauci AS et al. Harrison Manual Kedokteran. Karisma Publishing
Group. Edisi Ke 17. Jakarta. 2009: 120-138.