PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini di berbagai penjuru provinsi di Indonesia pasti ada sesuatu yang
disebut transfusi darah. Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari
seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan
dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Biasanya hal ini sering
dilakukan di kalangan remaja sampai kalangan dewasa.
Di Indonesia seharusnya mempunyai stok darah 4,5 juta sampai 4,8 juta
kantong darah per tahun, sedangkan PMI baru bisa mencukupi sekitar 2 juta
kantong darah, yang 64 persenya diolah menjadi komponen darah sebanyak 3 juta
komponen darah yang mampu memenuhi 70 persen dari kebutuhan darah
penduduk Indonesia di 520 Kota/Kabupaten. Hal yang menyebabkan kurangnya
persedian darah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya mendonorkan darah dan hal ini menyebabkan kurangnya persediaan
darah di Indonesia.
Untuk meningkatkan kapastitas stok kebutuhan darah yang ditetapkan oleh
WHO, PMI berupaya dengan meningkatkan kualitas serta pelayanan Unit Donor
Darah (UDD) yang tersebar di sekitar 200 PMI Kota / Kabupaten di seluruh
Indonesia. PMI juga membangun gerai-gerai UDD di 6 Mall dan 2 Universitas
yang menjadi salah satu antisipasi PMI untuk mendekatkan layanan donor darah
sukarela kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan kantong darah nasional.
PMI terus melakukan berbagai upaya untuk selalu meningkatkan kualitas darah
sesuai standarisasi dan ketetapan WHO mengenai pemeriksaan dan uji saring
darah atas 4 (empat) parameter penyakit yaitu Syphilis, Hepatitis B, Hepatitis C
dan HIV & AIDS
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, ialah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
1.3. TUJUAN
1.4. MANFAAT
Tujuan
dalam
penulisan
makalah
ini
adalah
untuk
saatnya nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DONOR DARAH
Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara
sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi
darah. Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat
(donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah
lengkap dan komponen darah.
1. Syarat donor darah sebagai berikut :
HIV/AIDS.
Mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh
Menurunkan resiko penyakit jantung (jantung koroner dan stroke (British
Journal Heart)
Menambah nafsu makan
3
yang berbeda
Menyelamatkan jiwa seseorang secara langsung
Meningkatkan produksi sel darah merah
Membantu penurunan berat tubuh
Mendapatkan kesehatan psikologis
tetap bermanfaat.
Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada
1.
Darah Komponen
Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang
tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik
protein plasma.
Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung
sumsum tulang.
Leukosit/ Granulosit Konsentrat : Diberikan pada penderita yang
jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat
yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit
menurun.
Trombosit : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan
22
November
1666 Richard
melakukan sepuluh transfusi dengan darah manusia, akan tetapi tidak lebih dari
empat yang sukses, bahkan dua orang diantaranya meninggal ketika dilakukan
transfusi. Transfusi pertama yang sukses dilakukan adalah kepada seorang wanita
yang mengalami perdarahan post partum berat dan kemudian diberikan delapan
ons darah asistennya. Dikarenakan angka kegagalan transfusi yang tinggi banyak
orang menganggap prosedur ini berbahaya.
Penemuan golongan darah ABO oleh Karl Landsteiner (1868-1943)
seorang ilmuan Austria pada tahun 1901 di Vienna memberikan jawaban atas
reaksi transfusi yang terjadi sebelumnya.
Landsteiner menemukan golongan darah ABO dengan mencampurkan sel
darah merah dan serum tiap stafnya, dari eksperimennya diidentifikasi 3 golongan
yang disebut golongan A, B dan C (yang kemudian diganti nama menjadi
golongan O). Golongan darah AB ditemukan setahun kemudian oleh Alfred von
Decastello dan Adriano Struli.
Ludwig Hektoen di Chicago pertama kali merekomendasikan pemeriksaan
golongan darah antara donor dan resipien untuk mengetahui ketidakcocokan
golongan darah sebelum transfusi. Dr. Reuben Ottenberg(1882-1959) di Mount
Sinai Hospital New York melakukan uji cocok serasi (crossmatching) untuk
transfusi dan pertama kali meyakinkan bahwa pewarisan golongan darah sesuai
hukum Mendel.
D. Transfusi darah selama perang dunia
Saat perang dunia pertama dan kedua ilmuan berfikir untuk melakukan
penyimpanan
darah.
Peneliti Albert
Hustin dari
Brussel
dan Luis
beberapa
hari.
Tahun
1916 Francis
Peyton
Turner menambahkan glukosa sebagai energi untuk sel darah merah selama
disimpan.
Donor darah sukarela pertama kali dilakukan tahun 1922 oleh Percy Lane
Oliver (1878-1944),
ia
merekrut
para
sukarelawan
yang
setuju
untuk
1940 Dr.
Philip
Blumberg
mengidentifikasi
substansi
Hepatitis
dan
pemeriksaan
terhadap Hepatitis B surface antigen (HBsAg) pada darah donor mulai dilakukan.
Tahun 1981 ditemukan kumpulan gejala yang disebut GRID (Gay-related
Immunodeficiency Disease) karena ditemukan pada kaum gay pria, gejala ini
kemudian dinamakan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Tahun
1983 Dr. Luc Montagnier (1932-sekarang) mengisolasi virus penyebab AIDS
yang kemudian oleh dr. Robert Gallo pada tahun 1984 disebut sebagai HTLV-III
(Human T-cell Lymphotropic Virus). Setelah terjadinya infeksi AIDS dari
transfusi darah, tahun 1985 dilakukan pemeriksaan antibodi HIV pada darah
donor.
Tahun 1990 ditemukan tes spesifik untuk hepatitis C sebagai penyebab
hepatitis non A, non B. Tahun 19872008 serial tes berkembang dalam skrining
darah donor dari penyakit-penyakit infeksi. Untuk mendeteksi hepatitis B
digunakan tes HBsAg, untuk deteksi hepatitis C digunakan tes Anti-HCV, untuk
mendeteksi sifilis dengan VDRL atau TPHA dan untuk mendeteksi HIV dengan
tes Elisa untuk mengetahui adanya Anti-HIV1 atau Anti-HIV2 atau dengan
mendeteksi antigen HIV p24. Saat ini dapat dilakukan pemeriksaan NAT (Nucleic
Acid Amplification Testing) yang dapat secara langsung mendeteksi material
genetik dari virus seperti HCV dan HIV.
2.3. KEBUTUHAN DARAH DI INDONESIA DAN DUNIA
1. Kebutuhan darah di Indonesia
World Health Organization (WHO) menetapkan jumlah persediaan darah
yang ideal di suatu negara adalah minimal 2 persen dari jumlah penduduk.
Indonesia sebagai negara berkembang dan mempunyai jumlah penduduk hampir
mencapai sekitar 240 juta, idealnya harus bisa mempunyai stok darah sebanyak
4,5 juta sampai 4,8 juta kantong darah.
Hingga akhir tahun 2010, Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai
organisasi yang melakukan pelayanan darah, sesuai dengan UU No. 18 Tahun
1980, masih melakukan upaya mencapai standar yang ditetapkan oleh WHO.
Hingga akhir tahun 2010, jumlah stok darah yang berhasil dikumpulkan
PMI belum mencapai standar yang ditetapkan oleh WHO, PMI baru bisa
Blood
National
Data
Resource
Center,
lembaga
US
mengumpulkan lebih dari 15 juta unit darah utuh dan sel darah merah pada tahun
2001, tahun terakhir di mana data tersedia. Pusat darah dikumpulkan 93% dari
unit disumbangkan, sementara rumah sakit dikumpulkan 7%. Sumbangan ini
dibuat oleh sekitar delapan juta donor darah sukarela. Palang Merah Amerika
mengumpulkan hampir setengah dari sumbangan seluruh AS. Menurut Palang
Merah di Amerika Serikat, 97% orang kenal orang lain yang pernah
membutuhkan tranfusi darah. Dan menurut survey di Kanada, 52% orang Kanada
pernah mendapatkan transfuse darah atau kenal orang yang pernah.
Menurut data terbaru dari Blood National Data Resource Center, rumah
sakit AS ditransfusikan hampir 14 juta unit seluruh darah dan sel darah merah
menjadi 4,9 juta pasien pada tahun 2001 - yang rata-rata 38.000 unit darah yang
dibutuhkan pada setiap hari tertentu. Darah keseluruhan dapat dipisahkan menjadi
komponen-komponen sel darah merah, plasma, trombosit, dan kriopresipitat.
Jumlah total unit dari semua komponen ditransfusikan pada tahun 2001 adalah 29
juta. Dan volume darah yang ditransfusikan meningkat pada tingkat 6% per tahun.
Dalam kondisi darurat seperti perang atau bencana, kebutuhan darah bisa berubah.
2.4 PERAN PMR MADYA DALAM DONOR DARAH SUKARELA
Sebagai relawan PMI, seyogyanya PMR juga berperan dalam Donor
Darah Sukarela sesuai dengan keampuannya. Peran PMR madya dalam Donor
darah sukarela antara lain :
DDS.
Membuat souvenir dan pernak-pernik yang berhubungan dengan DDS
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan Donor Darah Sukarela di atas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan donor darah sangatlah penting dan merupakan
sesuatu yang berdampak positif bagi setiap orang. Persediaan donor darah dapat
dipenuhi apabila penduduk di suatu negara sadar akan pentingnya setetes darah
bagi seseorang diluar sana yang membutuhkan.
Selain Itu PMR sebagai salah satu relawan PMI juga berperan dalam
menyebarkan betapa pentingnya Donor Darah. Baik untuk pendonor maupun
penerima donor.
3.2 SARAN
Mengingat pentingnya donor darah bagi orang-orang yang membutuhkan,
promosi dari PMI sendiri mengenai donor darah sangat penting. Sosialisasi
mengenai donor darah sejak dini, PMR Mula, Madya, Wira, sangat penting untuk
menunjang keberlangsungan donor darah itu sendiri.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2020575manfaat-donor-darah/#ixzz1PQLrI5nS
http://www.marketplus.co.id/2011/02/22/pmi-menjawab-tantangan-kebutuhanstok-darah/
http://surabaya.detik.com/read/2010/11/03/154847/1484250/466/kebutuhandarah-di-indonesia-per-tahun-capai-4-juta-kantong
http://www.pmijateng.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=301:sejarah-transfusidarah&catid=44:general&Itemid=29
http://www.givelife2.org/aboutblood/faq.asp
Kaadan AN, Angrini M. 2009.Blood transfusion history. Syiria:Allepo University
Learoyd. 2006. A short hystory of blood transfusion history. National Blood
Service. Seeber P, Shander A. 2007. Basic of blood management.Australia :
Blackwell publishing.
PMI.2008.Donor Darah Sukarela.PMI Pusat:Jakarta
12