Definisi :
a
log b = c b = a c dengan a 0 ; a 1 dan b 1
Sifat-sifat logaritma
x
2. a log = a log x - a log y ; x 0 ; y 0
y
3. log x n = n a log x ; x 0
a
p
log x 1
4. a
log x = p
= p
;a;x0;a0;x1
log a log a
an
log x n n a log x
n
a
5. log x =
a n
6. a log x = x n
7. a log a 1 ; a log1 0
Sifat persamaan
Jika
a
log x a log y , maka x = y
Sifat pertidaksamaan a
Jika log x a log y , maka
1. x y untuk a 1
2. x y untuk 0 a 1
y = a log x dengan 0 a 1
Bentuk y = a log x mempunyai arti x = a y ,dengan menggunakan caraseperti pada
fungsi eksponen, maka diperoleh sifat berikut :
a. Bila y = 0 , maka x = 1, jadi grafik selalu melalui titik (1, 0)
b. Bila y , maka x = lim ay 0 ini berarti garis x = 0 sebagai asimtot tegak
x
c. Bila y -, maka x = lim ay ini berarti makin kebawah grafik makin ke
y
kanan.
a1
y y
0 a 1 y=
a
log x
a
y= log x
1 x 1 x
(a) (b)
Grafik parabola
a > 0 buka atas
a < 0 buka bawah
x
x x
a<0 a<0
a<0
D<0 D=0
D>0
g x= b
2a
y = a x2 + bx + c
2. Tuliskan D = (b m)2 4 a (c n )
[D diskriminan ax2 + (b m) x + c n = 0, dengan kata lain diskriminan hasil
subtitusi g dan f]
Penyelesaian suatu persamaan disebut juga dengan akar. Ada 3 cara mencari
akar persamaan kuadrat, yaitu dengan memfaktorkan, dengan melengkapi
kuadrat sempurna dari bentuk umum dan dengan rumus a b c. Persisnya cara
rumus abc adalah
x1,2 = b 2a D
x1 dan x2 akar ax2 + bx + c = 0
D = b2 4ac
D disebut diskriminan
Jenis-jenis akar
Sifat-sifat
- a > b ac > bc untuk c > 0
- a > b ac < bc untuk c < 0
- a > b a + c > b + c untuk c R
- ab > 0 maka a/b > 0
- ab < 0 maka a/b < 0
- Jika a > b dan b > c maka a > c
- a2 > 0 untuk setiap a R
Harga mutlak
x untuk x 0
- x2 x
x untuk x 0
- x a maka – a < x < a
- x a maka x < – a atau x > a
- x y x2 > y2 (x – y)(x + y) > 0
- x y x2 < y2 (x – y)(x + y) < 0
Irasional
- { f ( x) a, a 0} f ( x) a 2
f ( x) 0
- f ( x) g ( x) f ( x) g ( x) f ( x) 0 g ( x) 0
f ( x) h( x) f ( x) h( x) f ( x) 0 h( x) 0
2
-
sinx = DE
MI sec x = cos 1
x
MI DE cosx = SA csc x = sin1 x
MI
cot x = tan 1
x tanx = DE
SA x
SA
KUADRAN
II I
sin = + semua +
II II
tan = + cos = +
Sudut Istimewa
0o 30o 45o 60o 90o
sin 0 1
2
1 2
2
1 3
2
1
cos 1 1 3
2
1 2
2
1
2
0
tan 0 1 3
3
1 3 -
Identitas
1. sin2 x + cos2 x = 1 1
6. sec x =
2. sin2 x = 1 cos2 x cos x
3. cos2 x = 1 sin2 x 1
sin x 7. csc x =
4. tan x = sin x
cos x 8. sec x = tan2 x + 1
2
Aturan Segitiga
1. Aturan sinus pada segitiga ABC
a b c
sin A sin B sin C
2. Aturan cosinus pada segitiga ABC
a 2 b 2 c 2 2bc cos A
b 2 a 2 c 2 2ac cos B
c 2 a 2 b 2 2ab cos C
3. Luas segitiga ABC
L = ½ . bc sin A = ½ . ac sin B = ½ . ab sin C
L = s( s a)( s b)( s c)
Rumus Trigonometri
Persamaan trigonometri
1. sin x = sin
x = + n. 360o
x = 180o – + n. 360o
2. cos x = cos
x = + n. 360o
3. tan x = tan
x = + n.180 o
1. Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus
benar dan salah.
2. Pernyataan Berkuantor
3. Pernyataan Majemuk
3.1 Konjungsi
Konjungsi dari dua pernyataan tunggal p dan q adalah “p dan q” yang dibaca
“p dan q”
Tabel kebenaran Konjungsi:
p q pq Dari tabel dapat disimpulkan bahwa
B B B p q bernilai benar apabila p benar,
B S S q benar. Selain dari itu p q bernilai
salah.
S B S
S S S
p q pq
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa: p q bernilai
B B B benar apabila salah satu pernyataan tunggalnya
B S B benar. Selain dari itu p q bernilai salah.
S B B
S S S
p q pq
B B B Dari tabel dapat disimpulkan bahwa: p q
B S S bernilai benar untuk semua keadaan, kecuali
apabila p benar dan q salah.
S B B
S S B
p q pq Dari tabel dapat disimpulkan bahwa: p q
B B B bernilai benar apabila nilai kebenaran pernyataan
B S S tunggalnya sama selain dari itu salah.
S B S
S S B
4. Negasi
Tabel kebenaran:
p ~p
B S
S B
Contoh:
1) p : Semua siswa hadir di kelas ini
~p : Ada siswa tidak hadir di kelas ini
2) p : Semua bilangan prima adalah ganjil
~p : Ada bilangan prima yang tidak ganjil
3) p : Ada bilangan prima yang negatif
~p : Semua bilangan prima tidak negatif
4) p : Ada harga x sehingga x < 7
~p : semua x berlaku x 7
Dari implikasi p q dapat dibuat tiga buah pernyataan bersyarat lainnya yaitu
invers, konvers, dan kontraposisi.
Implikasi : p q Konvers : q p
Tabel kebenaran
p q ~p ~q pq ~p ~q qp ~q ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Contoh:
Implikasi : Jika kamu rajin belajar, maka kamu sukses
Invers : Jika kamu tidak rajin, maka kamu tidak sukses
Konvers : Jika kamu sukses, maka kamu rajin
Kontraposisi: Jika kamu tidak sukses, maka kamu tidak rajin
8. Penarikan Kesimpulan
8.3 Silogisme
p q … premis 1
qr ... premis 2
p r ... kesimpulan
C m
β
h
T D
α
Ukuran Pemusatan
1. Rata-rata (Mean) x
xi
n
2. Median = nilai tengah setelah data diurutkan
3. Modus = nilai yang paling sering muncul
4. Kuartil = nilai perempat setelah data diurutkan
Q1 = kuartil bawah Q2 = median Q3 = kuartil atas
Jika seluruh data dikali dengan n maka ukuran pemusatan akan dikali n
Jika seluruh data dibagi dengan n maka ukuran pemusatan akan dibagi n
Jika seluruh data ditambah dengan n maka ukuran pemusatan akan ditambah n
Jika seluruh data dikurang dengan n maka ukuran pemusatan akan dikurang n
Ukuran Penyebaran
4. jangkauan kuartil = Q3 – Q1
5. simpangan kuartil = 12 ( Q3 – Q1)
Jika seluruh data dikali dengan n maka ukuran penyebaran akan dikali n
Jika seluruh data dibagi dengan n maka ukuran penyebaran akan dibagi n
Jika seluruh data ditambah dengan n maka ukuran penyebaran tidak berubah
Jika seluruh data dikurang dengan n maka ukuran penyebaran tidak berubah
Data Berkelompok
x
fi .x i
xs
fi .d i
f
f
d1
Modus Tb I
d1 d 2
1 nf
k
Median Tb 2
fM
1 nf
k
Q 1 Tb 4
fQ 1
3 nf
k
Q 3 Tb 4
fQ 3
Persamaan Lingkaran
Persamaan Lingkaran dengan pusat (0, 0) dan berjari-jari R
x y2 R2
2
x1 x y1 y 12 A( x x1 ) 12 B( y y1 ) C 0
Persamaan garis singgung yang ditarik dari titik (x1 , y1 ) dengan (x1 , y1 )
(x2, y2)
g2
x2 + y2 = R2
g3
(x3, y3)
gp
Langkah-langkah :
Tentukan garis polar (gp) dengan persamaan x1.x y1. y R 2
Subtitusikan gp ke persamaan x 2 y 2 R 2 sehingga diperoleh ( x2 , y2 ) dan ( x3 , y3 )
Persamaan garis singgungnya adalah g 2 : x2 .x y2 . y R 2 dan g3 : x3 .x y3 . y R 2
Bentuk umum
anxn + an1xn1 + an2xn2+.... +a1x+ao
Teorema sisa
1. Jika suku banyak f(x) dibagi oleh x a maka sisanya adalah f(a)
2. Jika suku banyak f(x) dibagi oleh ax b maka sisanya adalah f b
a
3. Suku banyak f(x) dibagi oleh (x a )(x b) maka sisanya adalah px q dengan
f (a) f (b) af (b) bf (a)
p dan q
ab a b
4. Jika suku banyak f(x) dibagi oleh g(x) dan hasil baginya adalah h(x) maka
f(x) = g(x).h(x) + sisa
derajat f(x) = derajat g(x) + derajat h(x)
jika g(x) fungsi linear maka sisa berupa konstanta
jika g(x) polinom berderajat n maka sisa merupakan polinom dengan derajat
maksimum n – 1
Teorema faktor
Jika f(x) suatu suku banyak , maka f(h)=0 jika dan hanya jika x – h merupkan faktor
dari f(x)
Kaidah pencacahan
Kejadian Majemuk
Produk Cartesius :
dari A dan B adalah A x B = { (x,y) x A dan x B, A dan
B himpunan tak kosong }
Sifat :
1. A x B B x A
2. Jika n(A) = n1 dan n(B) = n2, maka n(A x B) = n1 . n2
Relasi :
Relasi dari A ke B adalah himpunan bagian dari A x B (R
adalah relasi jika R A x B).
Sifat :
Jika n(A) = n1 dan n(B) = n2, maka banyak relasi dari A ke B
atau dari B ke A ada 2 n1.n 2 1
Fungsi :
Fungsi dari A ke B adalah relasi yang memasangkan setiap
elemen A dengan satu elemen B.
Sifat :
Jika n(A) = n1 dan n(B) = n2, maka banyak fungsi yang dapat
dibuat dari A ke B ada n2 n1 fungsi.
A B
x f y
Bentuk y = f(x) disebut aturan fungsi. Dalam hal ini x disebut variabel
bebas dan y disebut variabel tak bebas. Dapat pula dikatakan y peta
(bayangan) dari x.
Domain (Daerah asal) Fungsi Df = { x y terdefinisi }= A
Kodomain (Daerah kawan) adalah Kf = B
Range (Daerah hasil) adalah Rf = { y y = f(x), x Df }
Definisi :
Jika fungsi f dan g memenuhi Rf Dg maka komposisi
dari g dan f, ditulis g o f (berarti f dilanjutkan g) dengan
aturan : g o f (x) = g(f (x)).
Domain : D gf x f ( x ) D g D f
Sifat:
1. Tidak komutatif: f o g g o f
2. Assosiatif: ( f o g ) o h = f o (g o h)
3. Terdapat unsur identitas yaitu fungsi I(x) = x sehingga
foI=Iof=I
Fungsi Invers
Definisi :
Jika fungsi f : A B diitentukan dengan aturan y = f(x),
maka invers dari f adalah f 1 : B A dengan aturan
x = f 1 (y).
f 1 bisa berupa fungsi atau relasi (bukan fungsi) Dalam hal f 1 berupa fungsi
maka f 1 dinamakan fungsi invers
f 1 bisa berupa fungsi atau relasi (bukan fungsi) Dalam hal f 1 berupa fungsi
maka f 1 dinamakan fungsi invers
Sifat :
1. f o f 1 = f 1 o f = I
2. (f o g)1 = g1 o f 1
3. f o g = h f = h o g 1
4. f o g = h g = f 1 o h
lim f(x) = L artinya nilai f(x) akan mendekati L untuk nilai x mendekati a.
x a
Berikut sedikit ilustrasi tentang masalah limit dan kekontinuan suatu fungsi. Bisa kita
lihat, nilai Lim f(x) belum tentu sama dengan nilai f(a).
x a
L L
a
a
Lim f(x) = L Lim f(x) = L
x a x a
a
Lim f(x) tidak ada
x a
f(a) tidak terdefinisi
f(x) tidak kontinu di
0
Limit bentuk 0
f(x) 0
Bentuk Lim dimana f(a) = 0 dan g(a) = 0 disebut bentuk 0
. Bentuk ini diselesaikan
x a g(x)
dengan cara …
Metode pencoretan: f(x) dan g(x) akan mempunyai faktor yang sama, bentuk ini
diselesaikan dengan pencoretan faktor yang sama tersebut.
Limit bentuk
0 jika n m
ax n bx n 1... a
lim jika n m
x px m qx m 1 p
jika n m
Limit bentuk
Bentuk umum :
Cara penyelesaian :
Kalikan dengan bentuk sekawan (Baca : f (x) + g(x) )
f(x) g(x) f(x) g(x)
Lim f (x) g(x) = Lim
f(x) g(x)
x
f(x) g(x) x
menjadi bentuk . Selesaikan (Lihat sebelumnya)
Lim a 1x 2 bx c a 2 x 2 px q =
x
bp
1. untuk a = a1 = a2
2 a
2. untuk a1 > a2
3. untuk a1 < a2
Definisi :
Turunan pertama dari fungsi y = f (x)
didefinisikan sebagai berikut :
dy f ( x p) f ( x )
f ‘ (x) = y’ = lim
dx p 0 p
RUMUS-RUMUS TURUNAN
1. Jika y = c ( konstanta ) , maka y’ = 0
2. Jika y = x n , maka y’ = n.x n-1
3. Jika y = sin x , maka y’ = cos x
4. Jika y = cos x , maka y’ = –sin x
5. Jika y = tan x , maka y’ = sec2x
6. Jika y = cot x maka y’ = – csc2 x
7. Jika y = sec x maka y’ = secx tan x
8. Jika y = cscx maka y’ = – csc x.cot x
9. Jika y = ln x , maka y’ = 1x
10. Jika y = ex , maka y’ = ex
SIFAT-SIFAT TURUNAN
1. Jika y = u ± v , maka y’ = u’ ± v’
2. Jika y = u . v , maka y’ = u’.v + u.v’
3. Jika y = uv , maka y’ = u'.v 2u.v'
v
4. Jika y = u , maka y’ = n. u n-1 . u’
n
5. Jika y = f ( u ) , maka y’ = f ’ ( u ) . u’
6. Jika y = f ( t ) dan t = g (x) , maka
dy dy dt
.
dx dt dx
PENGGUNAAN TURUNAN
1. f ’ (x ) = 0 didapat titik kritis
2. f ’ (x) > 0 f (x) naik
3. f ‘ (x) < 0 f (x) turun
4. f ‘ (x) = 0 dan f “ (x) < 0 didapat titik ekstrim maksimum
5. f ‘ (x) = 0 dan f ” (x) > 0 didapat titik ekstrim minimum
A. Rumus Dasar
1. x n dx n 1 1 x n 1 c dengan n 1
x 1 dx ln x c
1
2. x
dx
B. Integral tentu
Jika f ( x )dx g( x ) c maka
b b
C. Sifat-sifat integral
1. f ( x ) g ( x ) dx f ( x )dx g ( x )dx
2. f ( x ) g( x ) dx f ( x )dx g( x )dx
3. kf ( x )dx k f ( x )dx
b a
4. f ( x )dx f ( x )dx
a b
b c c
5. f ( x )dx f ( x )dx f (x )dx
a b a
a
6. f ( x )dx 0
a
y = f(x)
D. Menghitung luas daerah
y = g(x)
a b
y = f(x)
x
x=a x=b
a b x y = f(x)
b
f ( x ) g(x )dx
b b
L=
L= f ( x )dx L= f ( x )dx a
a a
b x = f(y)
a b x
b
b
a v = x 2 dy
v = y dx
2
a
a
F Integral Parsial
udv uv vdu
Beberapa pengertian matematik yang akan dijumpai pada masalah program linier antara lain :
1. Konstrain, yaitu syarat-syarat kondisi yang berhubungan dengan sumbernya.
2. Fungsi Tujuan atau Fungsi Obyektif atau Fungsi Sasaran, yaitu suatu fungsi yang
berbentuk Z = C 1 x 1 + C 2 x 2 + C 3 x 3 +………….+ C n x n dimana xi 0 untuk setiap i = 1, 2, 3
Tujuan dari program linier adalah memaksimalkan atau meminimalkan fungsi obyektif yang
berbentuk linier dengan syarat-syarat linier. Pada umumnya model matematik dari bentuk program
linier dalam dimensi dua (pada bidang) adalah :
K1 a1x1 + a 2 x 2 d1
K 2 b1x1 + b 2 x 2 d 2
x 1 0 dan x 2 0
Titik Ekstrim
Titik ekstrim adalah suatu titik yang terletak pada daerah jawab sedemikian rupa sehingga fungsi
obyektif akan mencapai harga ekstrim di titik tersebut.
Contoh :
K 1 3x 1 + 5x 2 15
K2 5x 1 + 2x 2 10
x 1 0 dan x 2 0
x2
Jawab :
Kita tentukan dulu daerah jawabannya (daerah
feasible) pada bidang XOY (bidang yang di bangun
5 5x1 + 2x2 = 10 K2
oleh x1 dan x2), maka daerah jawab adalah OABC
dan garis putus-putus adalah garis fungsi tujuan. C
Terlihat garis-garis yang dibangun oleh fungsi tujuan 3 B 3x1 + 5x2 = 15 K1
dan mempunyai kedudukan yang paling tinggi
20 45
adalah garis yang melalui titik B ( , ). Ini
19 19
A
berarti bahwa Z = 5x 1 + 3x 2 mencapai harga
0 2 5 x1
maksimal di titik B. Akibatnya didapat
20 45
Zmaks 5. 3. 12,37
19 19
Z maks 5
A
0 2 5 x1
K 2 x 2y 4
x0;y0
5. Seorang penjaja buah-buahan yag menggunakan gerobak, menjual apel dan pisang. Harga
pembelian apel Rp. 1000,00 tiap kg dan pisang Rp. 400,00 tiap kg. Modalnya hanya
Rp. 250.000,00 serta daya tampung gerobak tidak lebih dari 400 kg. Jika keuntungan tiap kg
apel dua kali keuntungan tiap kg pisang, maka untuk memperoleh keuntungan sebesar
mungkin, pedagang tersebut harus membeli berapa kg apel dan berapa kg pisang.
Jawab :
Misalkan bahwa banyaknya apel yang harus dibeli x kg, dan pisang y kg. Maka model
matematikanya adalah :
K 2 x + y 400
x0;y0
6. Sebuah pesawat terbang mempunyai kapasitas tempat duduk tak lebih dari 48 orang yang
terbagi dalam kelas utama dan kelas ekonomi. Selain itu mampu membawa bagasi maksimal
seberat 1440 kg. Setiap penumpang kelas utama dapat membawa bagasi tak lebih dari 60 kg
sedangkan untuk kelas ekonomi maksimal 20 kg. Apabila biaya (harga kasrcis) untuk kelas
utama dan kelas ekonomi masing-masing adalah Rp. 100.000,00 dan Rp. 50.000,00 perorang,
tentukan banyaknya penumpang tiap-tiap kelas agar hasil penjualan karcis terbesar.
Jawab :
Misalkan banyaknya penumpang kelas utama x orang dan kelas ekonomi y orang, maka didapat
model matematika sebagai berikut :
Agar hasil penjualan karcis mencapai angka terbesar maka jumlah penumpang kelas utama harus
12 orang sedangkan kelas ekonomi 36 orang.
Operasi Jumlah
C = A + B 1. Ordo C = Ordo A = Ordo B
2. ci,j = ai,j + bi,j; i baris dan j kolom
Definisi A B = A + (B)
Catatan Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya 0.
Matriks A diperoleh dengan mengalikan setiap elemen A dengan 1.
Operasi Kali
C = A B 1. Cm x n = A mxp Bpxn
Catatan Matriks Identitas adalah matriks ordo n x n (atau bujursangkar) yang semua
elemen diagonal a11 = a22 = …= ann = 1 dan elemen lainnya nol
Determinan
Determinan matriks A ditulis sebagai det(A) atau A.
a 11 a 12
1. A =
a
A=a11 a22 a12 a21
21 a 22
a 11 a 12 a 13
2. A = a 21 a 22 a 23
a a 32 a 33
31
A=a11 aa 22 a 23
a 33
a12 aa 21 a 23
a 33
+a13 a 21
a 31
a 22
a 32
32 31
Sifat
det (A B) = det(A) det (B)
det (A + B) det(A) + det(B)
A ordo nxn det(k A) = kn det(A)
det (At) = det(A)
det ( A1 ) = det1 A
Invers Matriks
Invers dari matriks A ditulis A1 dan didefinisikan sebagai berikut
Vektor dengan titik pangkal A(ax,ay, az) dan titik ujung B(bx, by, bz) dinotasikan dengan
bx a x
AB . AB = b y a y
b a
z z
B (ax, ay, az)
A(ax,ay,az)
Ciri vektor adalah panjang dan arah vektor tersebut . Sebuah vektor tidak tergantung
pangkal dan ujungnya, boleh digeser selama tidak merubah arah dan panjangnya
a b
a = b
arah a dan b
B
O y
x
a = OA adalah vektor posisi titik A
b = OB adalah vektor posisi titik B
Maka AB = b a
a a + b
b
Titik pangkal a dan b harus sama. Lukiskan jajaran genjang.
a + b adalah vektor diagonal.
Aturan segitiga
R
a +b b
Q
P a
Ujung a menjadi pangkal b
a + b = PQ + QR = PR
Vektor dapat dilukiskan sebagai sebuah titik.
0
Vektor 0 tidak mempunyai arah.
a sejajar dengan b a =k b
a = , b = TQ , C =
TP TR P m
Q
n R
PQ : QR = m : n
b
C
a
Maka T
n m
b = mn a + mn C
Perkalian titik
a
a . b = | a | | b | cos
b
Misalkan a = (a1, a2, a3 ), b = (b1 , b2, b3)
Maka berlaku …
a b = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3
a 1 b1 a 2 b 2 a 3 b 3
= ( a , b ) cos = a b
=
| a| | b| | a| | b|
Sifat-sifat
1. a b = b a
2. a ( b + C ) = a b + a C
3. a a = a 2
4. a tegak lurus b a b = 0
MATRIKS TRANSFORMASI
Matriks pencerminan
1 0
terhadap sumbu x
0 1
1 0
terhadap sumbu y
0 1
0 1
terhadap garis y = x
1 0
0 1
terhadap garis y = - x
1 0
Matriks Rotasi
0 1 1 0 0 1 cos sin
R90 o R180 o R270 o R
1 0 0 1 1 0 sin cos
k 0
Dilatasi faktor skala k
0 k
Rotasi terhadap titik (a, b)
x a x' a
R
y b y 'b
R = matriks rotasi
Un = Sn Sn1
Un = Suku ke n berlaku untuk
Sn = Jumlah n suku setiap deret
pertama
Deret aritmatika
u2 – u1 = u3 – u2 = un – un – 1
Un = a + (n1) b
Sn = (a U n ) = 2a (n 1)b
n n
2 2
U1 U n
Suku tengah Ut =
2
a = suku awal
b = beda = un – un – 1
ut = suku tengah
b
Sisipan b’ =
k 1
b' = beda baru
k = banyak sisipan
Deret Geometri
u2 u3 u
n
u1 u2 un 1
Un = arn1
a(r n 1) a(1 r n )
Sn =
r 1 1 r
Suku tengah Ut = U1U n
a = suku awal
u
r = rasio = n
u n 1
Sisipan r ' k 1 r
r' = rasio baru
k = banyak sisipan
a
S syarat 1 r 1
1 r
Definisi n
1. a,.a, a………...a = a
n buah
0
2. a = 1 untuk setiap a 0
n 1
3. a = untuk setiap a 0
2n
1
n
4. a n
= a untuk setiap a 0 dan n genap positif
1
n
5. a n
= a untuk setiap a bila n ganjil positif
Sifat-sifat
n m mn
a. a .a =a
an
b. = an m dengan a 0
m
a
c. (a n ) m = a mn
n
d. a m /n = am
= a n .b n
n
e. (a.b)
n
a an
f. b ;b0
bn
Sifat Persamaan
x y
1. Jika a = a dengan a 0 dan a 1, maka : x = y
x x
2. Jika a = b dengan a = b atau x = 0 untuk setiap a ; b 0
Sifat Pertidaksamaan
x y
Jika a a dengan a 0, maka
1. x y untuk a 1
2. x y untuk 0 a 1
1. Grafik y = a x dengan 0 a 1
a. Bila x = 0 maka y = a 0 = 1, jadi grafik selalu melalui titik (0, 1)
b. Bila x , maka lim a x = 0 garis y = 0 disebut asimtot datar
x
c. Bila x -, maka lim a x = , bnerarti grafik makin ke kiri makin ke atas.
x
x
y = a dengan 0 a 1
1
0 x
2. Grafik y = a x dengan a 1
Dengan cara yang sama seperti diatas, didapat grafik sebagai berikut :
1 x
y = a dengan a 1
0 x