Kebijakan
Prosedur 1. Pemberian obat anti kejang dan MgSO4
a. Dosis awal diberikan MgSO4 4 g IV sebagai
larutan 20% selama 5 menit. Disusul 8 g MgSO4
40 % IM tiap 6 jam.
b. Bila kejang berulang dapat diberi dosis tambahan
2 g MgSO4 IV sekurangnya 20 menit setelah
pemberian terakhir.
2. Perawatan pasien serangan kejang
a. Dirawat dikamar isolasi yang cukup tenang
b. Kepala lebih rendah daerah jalan nafas
dibersihkan.
c. Untuk pasien dengan status konvulsifus diberi
pengobatan.
i. Suntikan benzodiazepine 1 ampul 10 mg iv
perlahan-lahan
ii. Bila tetap kejang diberi benzodiazepine iv
tiap setengah jam sampai 3 kali berturut
turut.
iii. Selain benzodiazepin diberi juga phenitoin
dengan dosis 3 x 30 mg hari pertama, 3 x
200 pada hari kedua dan 3 x 100 pada hari
ketiga dan seterusnya.
iv. Bila kejang masih belum teratasi diberi
tetes valium 50 mg atau 5 ampul dalam
250 cc Na Cl 0.9 % dengan kecepatan 20 –
25 tetes per menit selama 2 hari.
v. Pasien kemudian dialihkan ke ruang ICU.
3. Pengelolaan Obstetrik
a. Semua kehamilan dengan eklamsi dan terdapat
gawat janin , atau persalinan tidak dapat terjadi
dalam 12 jam lakukan sectio sesarea.
b. Saat pengakhiran kehamilan, bila sudah terjadi
stabilisasi hemodinamik dan metabolisme ibu
yaitu 4 – 8 jam setelah salah satu atau keadaan di
bawah ini :
i. Setelah pemberian obat anti kejang
terakhir
ii. Setelah kejang terakhir
iii. Setelah pemberian obat –obat hipertensi
terakhir
iv. Pasien mulai sadar
v. Cara terminasi kehamilan sesuai pre
eklamsi berat.