Anda di halaman 1dari 8

PEWARNAAN SIMPUL DAN TOTAL GRAF BUNGA MATAHARI

SERTA PENERAPAN GRAF PADA PETA PROVINSI KALIMANTAN


BARAT

Edy Karyady, Ryan Jonathan, Siti Masitah, Stepanus Minong, Zada Almira

INTISARI

Graf bunga matahari merupakan graf roda yang memiliki satu simpul tambahan
pada setiap sisinya, dan setiap simpul tambahan tersebut bersisian dengan 2
simpul pada sisi graf roda. Graf bunga matahari memiliki jumlah simpul 2 n+1
dan jumlah sisi 4 n. Pewarnaan graf merupakan pemetaan warna-warna pada
unsur graf. Terdapat beberapa jenis pewarnaan yang digunakan pada pewarnaan
graf, seperti pewarnaan simpul, pewarnaan total, hingga pewarnaan wilayah.
Pewarnaan graf dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah pada
penjadwalan, pewarnaan peta, penugasan, dan lain sebagainya. Pewarnaan
wilayah bukanlah hanya sekedar memberikan warna yang berbeda pada suatu
wilayah. Tetapi juga untuk menentukan jumlah jenis warna yang optimal pada
pewarnaan tersebut. Pewarnaan wilayah diselesaikan dengan menggunakan
konsep pewarnaan simpul. Pada laporan ini membahas tentang menentukan
wilayah strategis di Provinsi Kalimantan Barat yang diselesaikan menggunakan
pewarnaan wilayah. Jumlah minimum warna yang diperlukan untuk mewarnai
peta Provinsi Kalimantan Barat adalah 4 warna, serta kota/kabupaten yang
memiliki letak strategis yang perlu didahulukan untuk pembangunan adalah
Kabupaten Sanggau.

Kata Kunci: pewarnaan graf, pemetaan, provinsi kalimantan barat

PENDAHULUAN
Teori graf merupakan salah satu dari sekian banyak bidang ilmu matematika yang
tergolong rumit tentang hubungan antara objek-objek tertentu. Salah satu topik yang
menarik pada teori graf ialah masalah pewarnaan graf (Graph Coloring Problem). Bidang
ini memiliki sejarah yang sangat menarik dan teori-teorinya telah menimbulkan banyak
perdebatan pada kalangan matematikawan.
Pewarnaan pada graf G adalah pemetaan warna-warna pada simpul, sisi, atau wilayah
pada graf sedemikian sehingga setiap simpul, sisi, atau wilayah yang bertetangga
mempunyai warna yang berbeda. Graf dikatakan berwarna jika terdapat pewarnaan dari
yang menggunakan sebanyak warna. Pada pewarnaan simpul dan wilayah, jumlah warna
minimum yang dapat digunakan untuk mewarnai suatu graf disebut bilangan kromatik,
yang dinotasikan dengan χ (G). Pada pewarnaan sisi, jumlah warna minimum yang dapat
digunakan untuk mewarnai suatu graf disebut indeks kromatik (chromatic index), yang
dinotasikan dengan χ ’ (G). Suatu graf mempunyai bilangan kromatik k (k - chromatic)
jika χ (G)=k atau χ ’ (G)=k [1].

1
2

Pewarnaan wilayah dapat diterapkan pada pewarnaan peta. Pada pewarnaan peta,
misalkan diberikan warna yang berbeda pada setiap provinsi atau kota yang saling
bersebelahan. Dalam mengerjakan pewarnaan wilayah, dapat digunakan prisip pewarnaan
simpul pada graf, misalnya adalah pewarnaan pada peta. Tiap wilayah pada peta
dinyatakan sebagai simpul, sedangkan sisi pada graf menyatakan bahwa terdapat dua
wilayah yang berbatasan langsung (bertetangga).
Graf bunga matahari atau biasa disebut graf sunflower yang dinotasikan dengan 𝑆𝐹𝑛
adalah suatu graf yang serupa dengan graf roda. Graf bunga matahari merupakan graf
roda yang memiliki satu simpul tambahan pada setiap sisinya, dan setiap simpul
tambahan tersebut bersisian dengan 2 simpul pada sisi graf roda. Graf bunga matahari
dibentuk dari beberapa graf pembangun yaitu, graf lintasan non trivial, graf cycle, graf
lengkap, graf bipartisi lengkap, dan graf roda [2]. Perbedaan yang dimiliki graf bunga
matahari dengan graf roda yaitu, graf bunga matahari memiliki simpul tambahan yang
bertetangga dengan dua simpul pada graf roda untuk masing-masing simpul tambahan.
Pada penelitian kali ini akan dibahas mengenai pewarnaan graf pada graf bunga
matahati yang di mana pewarnaan tersebut akan digunakan dalam menentukan bilangan
kromatik dan kromatik total pada graf bunga matahari serta akan dibahas pengaplikasian
pewarnaan graf pada peta Provinsi Kalimantan Barat.

PEWARNAAN SIMPUL GRAF


Pewarnaan pada graf G adalah pemetaan warna-warna pada simpul, sisi, atau wilayah
pada graf sedemikian sehingga setiap simpul, sisi, atau wilayah yang bertetangga
mempunyai warna yang berbeda. Pewarnaan graf merupakan kasus khusus dalam
pelabelan graf. Pelabelan yang dimaksud adalah memberikan pewarnaan pada simpul
ataupun sisi dengan batas dan aturan tertentu [3].
Definisi 1 [3] Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V , E)ditulis dengan
notasi G=(V , E) yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-
simpul dan E adalah himpunan sisi yang menghubungkan sepasang simpul.
Beberapa terminologi dasar graf yang berkaitan dengan teori graf yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu bertetangga, bersisian, derajat dan himpunan bebas sisi. Dua buah
simpul pada graf tak berarah G dikatakan bertetangga bila keduanya terhubung langsung
dengan sebuah sisi. Dengan kata lain, u bertetangga dengan v jika (u , v ) adalah sebuah
sisi pada graf G . Untuk sembarang sisie=(u , v ), sisi e dikatakan bersisian dengan simpul
udan simpul v .Derajat suatu simpul pada graf tak berarah adalah jumlah sisi yang
bersisian dengan simpul tersebut, dan di notasikan dengan d ( v) untuk derajat simpul v.
Pada penelitian ini pewarnaan graf yang digunakan terdiri dari pewarnaan simpul dan
pewarnaan total. Definisi dari pewarnaan simpul dan pewarnaan total sebagai berikut.
Definisi 2 [3] Pewarnaan simpul adalah memberi warna pada simpul-simpul pada graf
sedemikian sehingga tidak ada dua simpul yang bertetangga mempunyai warna yang
sama.
Kemudian dari Definisi 2, diberikan contoh graf untuk pewarnaan simpul dan
pewarnaan sisi, sebagai berikut.
Contoh 3. Diberikan sebuah graf G denganV ( G )={v 1 , v 2 , … , v 10 } dan
E ( G )={e1 , e 2 , … , e 15 } dengan pewarnaan simpul dan pewarnaan sisi seperti Gambar 1
berikut.
3

Gambar 1. Pewarnaan Simpul

Dalam pewarnaan simpul, tidak hanya sekedar mewarnai simpul-simpul dengan warna
yang berbeda dari warna simpul yang bertetangga saja, tetapi juga menginginkan jumlah
macam warna yang digunakan seminimum mungkin. Jumlah warna minimum yang dapat
digunakan untuk mewarnai simpul disebut bilangan kromatik graf G dinotasikan dengan
χ (G)[3]. Bilangan kromatik untuk graf G pada Contoh 3 Gambar 1 adalah tiga, dengan
kata lain χ ( G )=3.

PEWARNAAN TOTAL
Pewarnaan total pada graf G adalah pemberian warna sisi dan simpul pada G dimana
pembedaan warna ditentukan oleh setiap dua sisi dan setiap dua simpul yang saling
bertetangga, serta setiap sisi dan simpul yang saling bersisian [4]. Pewarnaan yang
menggunakan sebanyak k warna disebut pewarnaan k total. Bilangan kromatik total ¿)
pada G adalah jumlah warna minimum yang dibutuhkan untuk pewarnaan k total pada G .
Jika C adalah himpunan warna simpul dan sisi yang digunakan untuk pewarnaan total dan
v adalah simpul dari G dengan derajat tertinggi ( ∆(G)), maka C ditentukan dari v yang
bersisian terhadap sisi, sehingga saling berbeda warna termasuk terhadap vitu sendiri.
Pada pewarnaan total graf, terdapat konjektur yang menyatakan bahwa
∆ ( G ) +1 ≤ χ ' ' (G ) ≤ ∆ ( G ) +2 dengan ∆ (G) adalah derajat maksimum graf dan X ' ' ( G )
adalah jumlah minimum warna yang di perlukan dalam pewarnaan total. Pewarnaan otal
graf memiliki algoritma yang bertujuan untuk mewarnai graf secara total. diketahui
V (G) adalah himpunan simpul, E ( G ) adalah himpunan sisi dan C adalah himpunan
warna simpul dan sisi. Algoritma pewarnaan graf sebagai berikut.
1. Menentukan himpunan bebas sisi.
2. Menetukan warna sisi berdasarkan langkah satu.
3. Memeriksa warna yang tersisa untuk ∆ ( G ) +2.
4. Mewarnai simpul dengan warna yang tersisa di C . Jika semua simpul dan sisi
telah di warnai, lanjut ke langkah lima. Jika masih ada simpul dan sisi yang
belum mempunyai warna yang tepat, Kembali ke langkah dua dan lakukan
perombakan pada pewarnaan.
5. Berhenti dengan pewarnaan total.

Contoh 4. Diberikan graf G=( { v 1 , v 2 , … , v 5 } , { e1 , e 2 , … e 6 } ) pada gambar 2 berikut.


4

Gambar 2. Graf G

Derajat tertinggi graf G , ∆ ( G )=3 (di simpul v5 dan v3 ). Langkah pertama, di peroleh
himpunan bebas sisi {{ e 2 , e4 } , { e3 , e5 }}dan {e 1 , e6 }. Langkah kedua, berdasarkan
himpunan bebas sisi yang di peroleh, masing-masing di beri warna c 1 , c2dan c 3 untuk
menentukan warna sisi berdasarkan langkah pertama seperti Gambar 3a. Langkah ketiga,
warna yang tersisa adalah c 4 dan c 5. Langkah keempat mewarnai simpul dengan warna
yang tersisa di C seperti Gambar 3b. terdapat simpul v 4 yang tidak dapat di warnai
dengan warna yang tersisa, maka akan di lakukan pewarnaan ulang sisi seperti langkah
kedua pada Gambar 3c. pewarnaan ulang sisi menggunakan warna minimum sebanyak
empat warna sehingga dapat di peroleh X ' ( S )=4. Langkah kelima, berhenti dengan
pewarnaan total seperti pada Gambar 3d.

Gambar 3. (a) Pewarnaan Sisi, (b) Pewarnaan Simpul, (c) Pewarnaan Ulang sisi,
dan (d) Hasil Pewarnaan Total

GRAF BUNGA MATAHARI


Graf bunga matahari atau biasa disebut graf sunflower yang dinotasikan dengan 𝑆𝐹𝑛
adalah suatu graf yang serupa dengan graf roda. Perbedaan yang dimiliki graf bunga
matahari dengan graf roda yaitu, graf bunga matahari memiliki simpul tambahan yang
bertetangga dengan dua simpul pada graf roda untuk masing-masing simpul tambahan
[2].
Berikut adalah definisi dari graf bunga matahari.
Definisi 5 [5] Graf bunga matahari diperoleh dari graf roda dengan simpul pusat c
dengan 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 berorder n , simpul ( v 1 , v 2 , v 3 , … , v n) dan n simpul tambahan
( w1 , w2 , w3 , … , wn ), selanjutnya w i yang dihubungkan dengan simpul ke vi , v i−1 untuk
i=1,2,3 … , n.
Graf bunga matahari SFn memiliki jumlah simpul 2 n+1 dan jumlah sisi 4 n. Berikut
dalam Gambar 4 contoh visualisasi graf bunga matahari SFn.
5

Gambar 4. Graf S Fn

PEWARNAAN SIMPUL PADA GRAF BUNGA MATAHARI


Pewarnaan titik atau pewarnaan simpul pada graf bunga matahari bertujuan untuk
mendapatkan banyaknya warna minimum dari suatu graf yang biasa disebut bilangan
kromatik. Pewarnaan simpul adalah memberi warna pada simpul-simpul di dalam graf
sedemikian sehingga setiap dua simpul bertetangga mempunyai warna yang berbeda.
Perhatikan Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Pewarnaan Simpul Graf Bunga Matahari S Fn

Gambar diatas merupakan hasil dari pewarnaan titik atau pewarnaan simpul pada
graf bunga matahari. Dari graf yang di dapat pada gambar SF3 memiliki 4 warna atau
bilangan kromatiknya adalah 4. Pada graf S F 4 memiliki 3 warna yang artinya bilangan
kromatiknya adalah 3 dan graf S F5 memiliki 4 warna yang berarti bilangan kromatiknya
adalah 4. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika n pada graf S Fn adalah ganjil
maka bilangan kromatiknya adalah 4 dan saat n genap maka bilangan kromatiknya
adalah 3.

PEWARNAAN TOTAL PADA GRAF BUNGA MATAHARI


Pewarnaan total pada graf bunga matahari dapat dicari dari graf bunga matahari dengan n
terkecil yaitu 3. Syarat dari pewarnaan total yaitu simpul maupun sisi yang bertetangga
tidak memiliki warna yang sama. Didapatlah pewarnaan total pada graf bunga matahari
sebagai berikut:

Gambar 6. Pewarnaan Total Graf Bunga Matahari ( S Fn ¿


6

Dari hasil perhitungan ini didapat bahwa graf S F3 memiliki 6 warna, S F 4 memiliki 7
warna, dan S F5 memiliki 8 warna atau S F3 , S F 4 , S F 5 secara berturut-turut memiliki
bilangan kromatik total yaitu 6,7, dan 8. Sehingga dapat ditarik sebuah pola dari bilangan
kromatik total graf pizza yaitu n+3 .

PEWARNAAN WILAYAH
Pewarnaan wilayah (region coloring) adalah pemberian warna pada setiap wilayah di
graf sehingga tidak ada wilayah yang bersebelahan memiliki warna yang sama. Oleh
karena itu, graf yang terbentuk pada pewarnaan ini adalah graf planar. Graf planar adalah
graf yang dapat digambarkan pada bidang datar sedemikian sehingga tidak ada sisi-
sisinya yang saling berpotongan. Selanjutnya, graf planar dibentuk menjadi graf dual
dengan cara setiap ruang atau wilayah menjadi sebuah simpul. Oleh karena wilayah-
wilayah telah diwakili oleh simpul, maka untuk penggunaannya dapat menggunakan
algoritma pewarnaan simpul. Setelah graf dual diwarnai, warna dapat dikembalikan ke
peta awal kembali.
Pewarnaan wilayah biasanya digunakan untuk pewarnaan peta. Wilayah pada peta
direpresentasikan sebagai ruang atau wilayah dalam graf. Jika wilayah telah terbentuk
menjadi suatu graf, maka wilayah-wilayah tersebut dibentuk menjadi graf planar.
Selanjutnya, graf planar dibentuk menjadi graf dual dengan cara setiap ruang atau
wilayah menjadi sebuah simpul.

Gambar 7. Contoh Pewarnaan Peta

Ada beberapa prinsip dalam mewarnai peta, yaitu [6]:


1. Banyak warna yang digunakan harus seminimum mungkin.
2. Dua buah simpul yang terhubung oleh satu atau lebih sisi tidak boleh diberi warna
yang sama (pewarnaan simpul).
3. Dua buah sisi atau lebih yang bertemu pada sebuah simpul tidak boleh diberi warna
sama (pewarnaan sisi).
4. Dalam mewarnai peta, pakailah sebuah warna secara optimum, artinya warna baru
digunakan setelah warna lama tidak dapat digunakan lagi.

PEWARNAAN PETA PROVINSI KALIMANTAN BARAT


Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu
Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai
besar dan kecil yang di antaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai
7

saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman,
walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Kalimantan Barat memiliki 14 Kabupaten/Kota, yaitu Kota Pontianak, Kota
Singkawang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sanggau,
Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten
Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, dan
Kabupaten Kayong Utara. Maka akan terdapat 14 simpul yang saling terhubung.
Kabupaten/Kota yang memiliki derajat tertinggi diasumsikan merupakan Kabupaten/Kota
yang strategis, karena merupakan wilayah yang paling banyak berbatas langsung dengan
wilayah lain. Pewarnaan peta Provinsi Kalimantan Barat dimulai dari mengambil foto
peta Provinsi Kalimantan Barat. Setelah itu dibentuk graf dual dari peta tersebut. Berikut
adalah gambar peta Provinsi Kalimantan Barat.

Gambar 8. Peta Provinsi Kalimantan Barat

Dari peta Provinsi Kalimantan Barat dibentuk graf dual, dimana setiap Kabupaten/Kota
direpresentasikan sebagai simpul dan Kabupaten/Kota yang berdampingan
direpresentasikan sebagai sisi. Berikut merupakan graf dual pada Gambar 9.

Gambar 9. Graf Dual dari Peta Provinsi Kalimantan Barat

Lebih lanjut, yang dilakukan adalah mengurutkan derajat simpul yang tertinggi ke
yang terendah. Dari graf di atas diperoleh bahwa Kabupaten Sanggau memiliki degree
yang paling banyak yaitu 6. Dengan demikian, kabupaten ini memiliki letak wilayah yang
strategis dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Selanjutnya, dilakukan pewarnaan pada
8

peta dengan cara mencari bilangan kromatik dari graf dual yang telah terbentuk. Simpul
dengan derajat tertinggi terlebih dahulu diberi warna, setelah itu, simpul yang bertetangga
dengannya harus diberi warna yang berbeda. Selanjutnya dilakukan dengan cara yang
sama sehingga dari graf dual diperoleh bahwa jumlah warna untuk pewarnaan peta desa
di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebanyak 4 warna.

Gambar 10. Graf Dual 4 Warna Peta Provinsi Kalimantan Barat

Berdasarkan Gambar 10, diperoleh bahwa peta Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri
dari 14 kabupaten/kota dapat diwarnai setidaknya 4 warna. Dengan menggunakan konsep
pewarnaan simpul yang dibuat dari graf dual, diperoleh bahwa kabupaten/kota strategis di
Provinsi Kallimantan Barat adalah Kabupaten Sanggau. Kabupaten Sanggau menjadi
kabupaten strategis karena berdampingan dengan kabupaten/kota lain lebih banyak
dibandingkan wilayah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Afriantini, Helmi, dan Fran F. Pewarnaan Simpul, Sisi, Wilayah Pada Graf dan
Penerapannya. Jurnal Bimaster Ilmiah. Stat. dan Terapannya (Bimaster). 2019. Vol
08. No. 4, hal 773-782.
[2] Pranata P Y, Kiftiah M, Fran F. Jumlah Bintang Pada Graf Bunga Matahari. Jurnal
Bimaster Ilmiah. Stat. dan Terapannya (Bimaster). 2019. Vol 08. No. 3, hal 447-452.
[3] Munir R. Matematika Diskrit. Ed ke-3. Informatika Bandung. Bandung. 2010.
[4] Ridwan Ardiyansah dan Darmaji. Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua
Buah Graf. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol 2 No 1. 2013.
[5] Javaid I, Shokat S. On The Partition Dimension of Some Wheel Related Graphs .
Journal of Prime Research in Mathematics. 2008; 4: 154-164.
[6] L Lestari dan Mulyono, Penerapan Algoritma Wlch-Powell Pada Pewarnaan Graf
Dalam Pemetaan Wilayah Kota Medan. 2020. Jurnal KARISMATIKA. Vol. 6, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai