Masalah penyusunan sebuah jadwal merupakan sebuah masalah umum
yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk penjadwalan sebagian
besar kegiatan yang melibatkan banyak orang, sering terdapat faktor yang
menyebabkan adanya bentrokan dalam penyusunan sebuah jadwal itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut contohnya adalah adanya berbagai kepentingan yang
berbeda pada tiap orang dengan lokasi yang berbeda namun pada waktu yang
sama. Selain itu, faktor M (kesalahan manusia) juga sangat
menentukan bagaimana proses penyusunan jadwal tersebut dapat terlaksana.
akan semakin sering terjadi jika banyak aturan dalam pembuatan
jadwal, seperti kegiatan harus dilakukan sebelum kegiatan
, kegiatan
harus bersamaan dengan kegiatan dan seterusnya. Kesulitan dalam
menyusun sebuah jadwal juga semakin dipersulit jika terdapat perubahan atau
penambahan jadwal. Dalam mata kuliah Matematika Diskrit, kita telah
mengenal sebuah subbab yang membahas tentang pewarnaan graf. Banyak
masalah yang dapat diselesaikan dengan metode pewarnaan graf ini. Dan
metode pewarnaan graf ini dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan contohnya adalah dalam mengatasi masalah penyusunan jadwal ini.
Dalam makalah ini penulis mencoba menerapkan metode pewarnaan
ñM pada suatu penjadwalan. Sebuah jadwal yang ada mula-mula dipetakan
menjadi bentuk graf terlebih dahulu. Proses pewarnaan graf ini nantinya akan
dilakukan pada graf yang telah terbentuk. Pemetaan dilakukan dengan
mengasumsikan bahwa setiap jadwal adalah sebuah
(simpul) dan urutan
jadwal atau dua jadwal yang tidak bisa diadakan bersamaan dipetakan dengan
membuat ñ (sisi) antara dua titik tersebut. Permasalahannya adalah
bagaimana cara mengimplementasikan pewarnaan graf (ñM ñ
dalam memetakan penyusunan jadwal? Penyusunan jadwal dengan penerapan
pewarnaan graf ini, ditujukan untuk membantu kita dalam
mengimplementasikan suatu penjadwalan yang rumit menjadi lebih mudah
dipahami.
Batasan masalah yang menjadi acuan dalam pengerjaan makalah ini
adalah:
1. Aturan apa saja yang ada dalam memberikan warna pada suatu graf ? dan
bagaimana mengimplementasikannya ?
c
^. Algoritma apa saja yang muncul dalam pewarnaan suatu graf dan apa saja
tahap-tahapnya ?
3. Apa yang dimaksud dengan M ? dan adakah teori lain
sebelumnya ?
4. Bagaimana penerapan metode pewarnaan grafpada sitem penjadwalan ?
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar serta pembelajaran tentang
pengaplikasian pewarnaan graf ëññM
ÊÊ Ê
rraf adalah salah satu pokok bahasan Matematika Diskrit yang telah lama
dikenal dan telah banyak diaplikasikan pada berbagai bidang secara umum.
Pengertian dari rraf adalah merupakan suatu pasangan himpunan (V,E) di
mana V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (
atau )
dan E adalah himpunan sisi (ñ atau ) yang menghubungkan sepasang
simpul pada graf tersebut.
V= {v1, v^, v3...... ,vn}
E= {e1,e^,e3......,vn}
Atau
E= {(v1,v^),(v^,v3 ),(v3,v4)......,(vn-1,vn)}
Dimana e=(Vi,Vj) yang artinya sisi yang menghubungkan simpul Vi danVj.
Sebagai contoh pada definisi graf dimana
V= {1,^,3,4,5,6} dan
E= {(1,^),(1,5),(^,3),(3,4),(4,5),(5,^),(4,6)}
Maka gambar graf tersebut
^
Kegunaan graf sangat banyak. Umumnya graf digunakan sebagai cara
menggambarkan suatu masalah menjadi lebih mudah, yaitu dengan cara
mempresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek
tersebut. Contoh penenarapan graf dapat dilihat pada penggambaran rangkaian
listrik, jaringan komunikasi, senyawa kimia, peta, struktur hierarki sosial dan
lain-lain. Dalam pembacaan sebuah graf terdapat cara untuk membuat
gambaran yang ditampilkan menjadi lebih mudah dipahami, yaitu dengan cara
memberikan pewarnaan elemen-elemen pada sebuah graf.
º
c. Pewarnaan wilayah (ñ ñ), merupakan pemberian warna pada
setiap wilayah pada graf sehingga tidak ada wilayah yang bersebelahan
yang memiliki warna yang sama.
Dalam pewarnaan graf jumlah warna minimum yang dapat digunakan
untuk mewarnai graf dinyatakan dengan bilangan kromatik. Pengertian umum
dari bilangan kromatik Ȥ(r ) adalah sebuah jumlah warna minimum yang
dapat digunakan untuk mewarnai suatu graf. Sebuah pewarnaan yang
menggunakan beberapa n buah warna biasanya disebut dengan ñ.
Contohnya:
Pada gambar diatas menunjukan bahwa 3 buah warna sudah cukup untuk
mewarnai simpul pada graf tersebut.
Dalam beberapa graf tertentu dapat ditentukan langsung bilangan
kromatiknya, yaitu:
1. rraf kosong memiliki Ȥ(r )= 1 karena semua simpul tidak terhubung.
^. rraf lengkap Kn memiliki Ȥ(r )= n sebab semua simpul terhubung
sehingga diperlukan n buah warna.
3. rraf bipartit mempunyai Ȥ(r )= ^, satu untuk simpul di himpunan V1 dan
satu untuk himpunan V^.
4. rraf lingkaran dengan n ganjil memiliki Ȥ(r )= 3.
5. rraf lingkaran dengan n genap memiliki Ȥ(r )= ^.
-
ÊÊÊ
)
Salah satu metode pewarnaan sebuah graf adalah metode pewarnaan
simpul (
). Pewarnaan simpul adalah memberi warna pada simpul-simpul
di dalam graf sedemikian sehingga setiap dua simpul bertetangga mempunyai
warna yang berbeda. Dalam pemberian warna kita dapat memberikan warna
apapun asalkan berbeda dengan simpul-simpul tetangganya.
Dalam metode pewarnaan graf, terdapat beberapa algoritma yang
diterapkan. Algoritma-algoritma ini membantu kita dalam pewarnaan suatu
graf. Karena semakin kompleks suatu graf tidak memungkinkan kita dalam
melakukan pewarnaan graf secara manual. Selain itu algoritma-algoritma ini
juga membantu kita dalam menentukan warna yang seevisien mungkin.
Berikut ini merupakan beberapa algoritma yang dapat digunakan dalam
metode pewarnaan graf.
{
!
Algoritma Welch-Powell dapat digunakan untuk mewarnai sebuah graf r
secara efisien. Algoritma ini tidak selalu memberikan jumlah warna minimum
yang diperlukan untuk mewarnai r, namun algoritma ini cukup praktis untuk
digunakan dalam pewarnaan simpul sebuah graf. Algoritma Welch-Powell
hanya cocok digunakan untuk graf dengan orde yang kecil. Oleh karena itu
algoritma Welch-Powell hanya dapat menentukan batas atas warna. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Urutkan semua simpul berdasarkan derajatnya, dari derajar besar ke
derajat kecil.
^. Ambil warna pertama (misalnya merah), warnai simpul pertama yang
sudah diurutkan berdasarkan derajatnya tadi. Kemudian warnai simpul
berikutnya yang tidak berdampingan dengan simpul pertama tadi dengan
warna yang masih sama (merah).
3. Kemudian dilanjutkan dengan warna kedua, dan seterusnya, sampai semua
simpul telah diberi warna.
Contohnya:
Misalkan kita ingin mewarnai simpul graf di bawah ini:
D
rambar 1: rraf yang akan diwarnai simpulnya dengan algoritma MM
å
{
u
Algoritma u
ñ hampir mirip prinsipnya dengan
algoritma Welch-Powell. Langkah kerja dari algoritma u
ñ
adalah sebagai berikut.
1. Buat daftar semua simpul yang belum diwarnai dengan derajat tetangga
(jumlah simpul tetangga yang belum diwarnai) terurut secara ñ.
^. Ambil simpul yang memiliki derajat tetangga tertinggi dan warnai dengan
sebuah warna.
3. Buang simpul yang telah diwarnai pada langkah sebelumnya dan semua
simpul yang bertetangga tersebut dari daftar simpul.
4. Warnai semua simpul yang tersisa dengan warna yang sama pada simpul
tadi. Lalu ulangi langkah-langkah diatas hingga semua simpul pada graf
telah terwarnai semua.
{
~
Algoritma ~ñ merupakan bentuk algoritma yang banyak dan
sering digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat kombinasi.
Algoritma ini dikenal juga dengan nama algoritma runut-balik. Cara kerja dari
algortima ñ adalah mencoba satu demi satu kemungkinan cara yang
bisa dilakukan untuk memperoleh hasil yang terbaik. Memiliki keunggulan
dalam kemampuannya untuk memperoleh hasil kombinasi yang terbaik karena
mencoba semua kemungkinan yang ada. Di sisi lain algoritma ini tidak efisien
sebab proses pencarian membutuhkan waktu yang lama karena pengujian
dilakukan satu demi satu untuk semua kemungkinan. Dalam langkah
pewarnaan menggunaan algoritma ini, graf yang ada diumpamakan sebagai
graf dengan bentuk pohon (pohon merupakan salah satu bentuk graf).
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Solusi dicari dengan membentuk lintasan dari akar ke daun. Aturan
pembentukan yang dipakai adalah mengikuti aturan pencarian mendalam
(DFS). Simpul-simpul yang sudah dilahirkan dinamakan
(
). Simpul hidup yang ñ diperluas dinamakan !
( ).
^. iap kali simpul-E diperluas, lintasan yang dibangun olehnya bertambah
panjang. Jika lintasan yang sedang dibentuk tidak mengarah ke solusi,
maka simpul-E tersebut ³dibunuh´ sehingga menjadi
(
). Fungsi yang digunakan untuk membunuh simpul- E adalah dengan
menerapkan
( ñ ). Simpul yang sudah
mati tidak akan pernah diperluas lagi.
3. Jika pembentukan lintasan berakhir dengan simpul mati, maka proses
pencarian diteruskan dengan membangkitkan simpul anak yang lainnya.
w
Bila tidak ada lagi simpul anak yang dapat dibangkitkan, maka pencarian
solusi dilanjutkan dengan melakukan runut-balik ke simpul hidup terdekat
(simpul orangtua). Selanjutnya simpul ini menjadi simpul-E yang baru.
4. Pencarian dihentikan bila kita telah menemukan solusi atau tidak ada lagi
simpul hidup untuk runut-balik.
)
Pewarnaan sisi merupakan pemberian warna pada setiap sisi pada graf
sehingga sisi-sisi yang berhubungan tidak memiliki warna yang sama.
Pewarnaan sisi-sisinya secara tepat berarti cara pemberian warna pada garis
sedemikian rupa sehingga setiap garis yang bertumpuan pada titik yang sama
diberi warna yang berbeda. Pewarnaan sisi dengan warna-warna (sebut saja
dengan variabel ) dinamakan sebagai pewarnaan sisi . Dan ekuivalen dengan
persoalan membagi sisi dengan warna-warna tertentu pada himpunan sisi
dengan warna tertentu. Angka terkecil dari warna-warna yang dibutuhkan
untuk pewarnaan sisi graf r disebut sebagai indeks kromatik atau angka
kromatik sisi, Ȥ¶(r). Pada dasarnya pewarnaan sisi merupakan pengembangan
dari pewarnaan titik. Dalam pewarnaan sisi garis-garis yang menghubungkan
suatu graf diandaikan sebagai sebuah titik dan titik dianggap sebagai pembatas
sisi.
u
Pewarnaan wilayah adalah pemberian warna pada setiap wilayah pada graf
sehingga tidak ada wilayah bersebelahan yang memiliki warna yang sama.
Pewarnaan wilayah ini diterapkan pada pewarnaan peta. Pada pewarnaan peta,
diberikan warna yang berbeda pada setiap propinsi yang saling bersebelahan.
Dalam mengerjakan pewarnaan wilayah, kita dapat menggunakan prinsip
pewarnaan simpul pada graf. Misalnya adalah masalah pewarnaan peta. iap
wilayah pada peta dinyatakan sebagai simpul graf. Sedangkan sisi menyatakan
bahwa terdapat dua wilayah yang berbatasan langsung (disebut juga
bertetangga). Oleh karena itu, graf yang terbentuk merupakan graf planar.
rraf planar ialah graf yang dapat digambarkan pada bidang datar sedemikian
sehingga tidak ada sisi-sisinya yang saling berpotongan. Bilangan kromatik
pada graf planar tidak lebih dari empat. Sehingga dalam pewarnaan sebuah
peta, cukup hanya menggunkan empat warna saja. Warna yang digunakan
dalam pewarnaan peta adalah hijau, kuning, merah, dan biru.
Õ
Mñ
% &
Salah satu aplikasi penerapan pewarnaan graf dalam kehidupan sehari-hari
adalah dalam penyusunan sebuah jadwal. Sebuah jadwal yang ada mula-mula
dipetakan menjadi bentuk graf terlebih dahulu. Proses pewarnaan graf ini nantinya
akan dilakukan pada graf yang terbentuk. Pemetaan dilakukan dengan
mengasumsikan bahwa setiap jadwal adalah sebuah
(simpul) dan urutan
jadwal atau dua jadwal yang tidak bisa diadakan bersamaan dipetakan dengan
membuat ñ (sisi) antara dua titik tersebut. Untuk kapasitas ruang yang ada
akan dimodelkan dengan batasan jumlah warna sama yang bisa digunakan untuk
mewarnai simpul. Setelah proses pewarnaan graf telah selesai, setiap simpul pada
graf hasil pewarnaan tersebut akan memiliki warna sama yang berbeda-beda. Dari
warna-warna tersebut akan diketahui bahwa simpul dengan warna yang sama bisa
dijadwalkan bersamaan sedangkan untuk simpul dengan warna yang berlainan
harus dijadwalkan berbeda. Jumlah warna yang digunakan menunjukkan
banyaknya jadwal yang harus disusun dalam melakukan penyusunan jadwal.
Karena penulis adalah seorang mahasiswa, disini penulis akan mengambil contoh
bagaimana menyusun jadwal kuliah dengan metode pewarnaan graf ini.
Misalkan terdapat himpunan delapan orang mahasiswa,
M= {1, ^, 3, 4, .., 8}
Dan lima buah mata kuliah yang dapat dipilih oleh kedelapan mahasiwa tersebut,
MK= {1, ^, 3, 4, 5}
|
abel berikut memperlihatkan matriks lima mata kuliah dan delapan orang
mahasiswa.
M ~
! " ! " " !
# " ! " ! "
$ " " ! ! "
! ! " " "
% " ! " ! "
& " " ! ! "
' ! " ! " "
( " " ! ! "
abel 1. abel Mata Kuliah yang Diambil Oleh Delapan Orang Mahasiswa
Pada tabel tersebut terlihat matriks lima mata kuliah dan delapan orang
mahasiwa. Angka 1 pada elemen (i, j) menandakan bahwa mahasiwa I memilih
mata kuliah j, sedangkan angka 0 menyatakan bahwa mahasiswa tersebut tidak
memilih mata kuliah j. Berdasarkan tabel tersebut, akan ditentukan sebuah jadwal
ujian sedemikian sehingga semua mahasiwa dapat mengikuti semua ujian mata
kuliah tersebut. Oleh karena itu tidak boleh terdapat jadwal ujian mata kuliah
yang bertabrakan dengan jadwal ujian mata kuliah lainnya yang juga diambil oleh
mahasiswa tersebut. Ujian dua buah mata kuliah dapat dijadwalkan pada waktu
yang sama jika tidak ada mahasiwa yang sama yang mengikuti ujian dua mata
kuliah tersebut. Penyelesaian untuk masalah ini sama dengan persoalan
menentukan bilangan kromatik untuk sebuh graf. Pertama-tama, persoalan
tersebut dipetakan ke dalam sebuah graf, diman setiap simpul dalam graf tersebut
menyatakan mata kuliah. Dan sisi yang menghubungkan dua simpul menyatakan
ada mahasiwa yang memilih kedua mata kuliah tersebut.
c
Dapat dilihat pada graf tersebut bahwa apabila terdapat dua buah simpul
yang dihubungkan oleh kedua sisi, maka ujian kedua mata kuliah tersebut tidak
dapat diadakan secara bersamaan. Simpul (mata kuliah) tidak boleh mendapat
alokasi waktu (warna simpul) yang sama. Warna-warna yang berbeda dapat
diberikan kepada simpul-simpul graf tersebut. Jadwal yang efisien adalah jadwal
yang memungkinkan waktu sedikit mungkin untuk melaksanakan semua kegiatan
tersebut. Oleh karena itu, disini yang akan dicari adalah bilangan kromatik graf
tersebut, Ȥ(r). Dalam mengerjakan pewarnaan graf ini, dapat menggunakan
langkah-langkah pewarnaan graf secara umum ataupun algoritma yang telah
dipaparkan pada penjelasan di atas. Semua cara tergantung kepada individu yang
akan menyusun sebuah jadwal itu sendiri. Pada graf persoalan diatas, ditemukan
bahwa bilangan kromatik graf tersebut adalah dua. Oleh karena itu simpul pada
graf tersebut dapat diwarnai oleh dua macam warna yang menandakan bahwa
ujian-ujian kelima mata kuliah tersebut dapat dilaksanakan hanya pada dua waktu
saja. Berikut merupakan gambar graf persoalan ini yang telah diberi warna.
Pada gambar diatas, terlihat bahwa ujian untuk mata kuliah A, D, dan E
dapat dilaksanakan pada waktu yang bersamaan, begitu pula dengan mata kuliah
B dan C. Perbedaan warna simpul menunjukkan bahwa ujian mata kuliah tersebut
dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Contoh lainnya adalah dalam menyusun
sebuah jadwal rapat. Misalkan terdapat tugas kelompok. Dalam satu kelas tedapat
enam buah kelopok mahasiswa. Satu mahasiswa dapat bergabung ke dalam
kelompok lainnya juga.
Berikut merupakan daftar nama tiap-tiap kelompok.
K1= {Amir, Budi, Yanti}
K^= {Budi, Hasan, ommy}
K3= {Amir, ommy, Yanti}
K4= {Hasan, ommy, Yanti}
K5= {Amir, Budi}
K6= {Budi, ommy, Yanti}
cc
Disini persoalan yang akan dipecahkan adalah bagaimana menyusun
jadwal asistensi untuk tiap kelompok agar tidak saling bertabrakan. Hal yang
pertama dilakukan adalah memetakan persoalan tersebut ke dalam graf seperti
yang diperlihatkan pada graf berikut.
rambar 6: rraf Persoalan Jadwal Asistensi yang elah Diberi Warna iap
Simpulnya
c^
tersebut dapat menerapkan algoritma-algoritma yang telah dijabarkan
diatas.
Sebagai contoh 4 wilayah peta diganti dengan puncak dari grafik, dan dua
vektor tersebut dihubungkan oleh sebuah tepi jika dan hanya jika dua daerah
perbatasan berbagi segmen (tidak hanya sudut). Jadi graf tersebut membutuhkan 4
warna. rambar grafik tersebut adalah
cº
Dari gambar tersebut terlihat bahwa graf tersebut menggunakan 5 warna.
Seharusnya dengan mengubah 4 dari 10 wilayah tersebut kita hanya perlu
menggunakan 4 warna saja. rambarnya seperti dibawah ini.
Kesalahan terhadap teori pada jaman dahulu itu dapat diterangkan sebagai
berikut: jika ada warna banyak wilayah dalam peta yang telah ditetapkan
warnanya maka untuk mewarnai wilayah lainnya mustahil tanpa menggunakan
warna lebih dari empat. Dan orang orang yang memeriksa teorema yang salah ini
tidak berpikir untuk mengganti warna dari wilayah-wilayah sebelumnya sehingga
teorema ini seakan-akan benar.
c-
Sebelum teori 4 warna ditemukan pada umumnya jaman dahulu
menggunakan teori euler. eori ini juga dapat digunakan selain dalam suatu
bidang. Contohnya dalam pewarnaan dalam bola maupun silinder cara pewarnaan
wilayahnya sama dengan pewarnaan wilayah dalam suatu bidang. Untuk
permukaan yang tertutup dengan genus positif maka jumlah warna tergantung
dengan karakteristik euler Ȥ dengan rumus seperti dibawah ini
Cara lain untuk rumusan diatas sebagai hubungan dengan genus dari
permukaan (g) adalah dengan rumus seperti dibawah ini
ñ
cD
Ê
Ê
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan makalah ini adalah:
a. Pewarnaan graf merupakan masalah yang banyak digunakan untuk
memodelkan masalah di berbagai bidang, salah satunya adalah pembuatan
jadwal atau M ñ.
b. Beberapa jenis graf yang memiliki keteraturan dapat ditentukan bilangan
kromatiknya secara langsung dengan menggunakan sifat ± sifatnya.
c. Masalah penjadwalan atau M ñ memiliki beberapa variasi yang dapat
dimodelkan ke dalam masalah pewarnaan yang berbeda pula.
d. erdapat beberapa algoritma yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah pewarnaan graf.
$ $ Ê
1. uinaldi Munir Ñ , ^008, Departemen eknik Informatika,
Institut eknologi Bandung.
^. Wikipedia, ³rraph Coloring´, http://en.wikipedia.org/wiki/rraph_coloring
anggal akses: 8 mei ^010 pukul 13.10 WIB.
3. risya Indah P, ³Algoritma Backtracking dan Penggunaannya´, ^003, S
elkom.
4. Delphindo, ³rraph Coloring Untuk Penjadwalan Kuliah´
http://www.opensubscriber.com/message/delphindo@yahoogroups.com/9834
^17.html
anggal akses: 8 mei ^010 pukul 13.^0 WIB
5. Musykir, ³eori rraf´ http://musykir.wordpress.com/^007/10/tori-graf3.html
anggal akses: 11 mei ^010 pukul ^0.00 WIB.
cå