Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada tahun 1836, Leonhard Euler membuktikan bahwa perjalanan di kota Konigsberg dengan
syarat melalui setiap jembatan tepat satu kali, tidak dapat dilaksanakan. Berkat pekerjaan Euler
yang diilhami melalui persoalan jembatan Konigsberg itu, maka munculah suatu cabang
Matematika yang cukup penting, yang dikenal dengan nama Teori Graph (Graph Theory).

Teory Graph sudah banyak berkembang dan memiliki segi terapan di banyak bidang ilmu,
misalnya di bidang Fisika, Kimia, Ilmu Komunikasi, Rekayasa listrik, Genetika, dan lain-lain.
Teori Graph juga erat kaitannya dengan beberapa cabang Matematika, antara lain: teori Matriks,
Analisa Numerik, Teori Kemungkinan, Topologi dan Kombinatorial. Sementara dalam
kenyataan, pengetahuan kita tentang Teori Graph masih sangat kurang.

Salah satu persoalan dalam Teori Graph adalah menghitung bilangan kromatik dan dalam
penerapan di bidang algoritma pemrograman, teori graph tidak lepas dengan penyajian matriks
yang biasanya disajikan dalam bentuk matriks adjacency dan matriks incidence. Penyajian
matriks dalam bentuk tersebut biasanya mempermudah pengolahan data di dalam software
MATLAB. Maka dalam makalah ini akan diulas masalah program M-File Matlab terkait matriks
adjacency dan juga bilangan kromatik dari graf roda yang merupakan perpaduan dari graf 𝐶𝑛 +
𝐾1 . Graf roda dipilih karena memiliki bilangan kromatik yang berpola antara jumlah titiknya
dengan banyaknya bilangan kromatik dari graf tersebut.

1.2.Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana cara mencari matriks incidency dan bilangan kromatik dari graf roda dengan
menggunakan M-File dari software MATLAB ?”.

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menentukan matriks incidency dan bilangan
kromatik dari graf roda dengan menggunakan M-File dari software MATLAB

1
1.4.Manfaat Penulisan

Hasil penyusunan makalah ini semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca sehingga pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang teori graf khususnya
tentang graf roda serta penerapannya dalam software MATLAB.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.GRAF
Graf G adalah pasangan himpunan (𝑉, 𝐸) dengan 𝑉 adalah himpunan tidak kosong dan
berhingga dari objek-objek yang disebut sebagai titik dan 𝐸 adalah himpunan (mungkin kosong)
pasangan tak berurutan dari titik-titik berbeda di 𝑉 yang disebut sebagai sisi (Chartrand dan
Lesniak,1986:4). Graf dinotasikan dalam bentuk umumnya yakni: 𝐺(𝑉, 𝐸)

2.2.SIKEL
Sirkuit 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , … . , 𝑣𝑛 , 𝑣1 (𝑛 ≥ 3)memiliki 𝑛 titik dengan 𝑣𝑖 adalah titik-titik berbeda untuk
1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛 disebut sikel (Cycle). (Chartrand dan Lesniak,1986:28).

2.3.SUBGRAF
Dua graf 𝐻 = (𝑉, 𝐸) dan 𝐺 = (𝑉, 𝐸). Graf 𝐻 disebut subgraf dari 𝐺, jik 𝑉(𝐻) ⊆ 𝑉(𝐺)
dan 𝐸(𝐻) ⊆ 𝐸(𝐺). Jika 𝑉(𝐻) = 𝑉(𝐺), maka H dikatakan subgraf perentang dari G.

2.4.WALK, TRAIL, PATH


Jalan (walk) pada suatu graf adalah barisan titik simpul dan rusuk: 𝑣1, 𝑒1, 𝑣2, 𝑒2, . . . , 𝑒𝑛 −

1, 𝑣𝑛 yang dimulai dengan suatu titik simpul dan diakhiri oleh suatu titik simpul pula dengan
setiap rusuk terkait dengan titik yang ada di kiri dan kanannya.

Trail adalah walk dengan semua ruas dalam barisan berbeda. Path atau jalur adalah walk
dengan semua simpul dalam barisan berbeda. Jadi path pasti trail, sedangkan trail belum tentu
path. Dengan kata lain, suatu path adalah suatu trail terbuka dengan derajat setiap simpulnya
adalah 2, kecuali simpul awal 𝑣1 dan 𝑣n simpul akhir berderajat 1.

3
2.5.DERAJAT GRAF
Derajat simpul 𝑉, ditulis 𝑑(𝑣) adalah banyaknya ruas yang menghubungi 𝑣. Karena setiap
ruas dihitung dua kali ketika menentukan derajat suatu graf, maka : jumlah derajat semua simpul
suatu graf (derajat) = dua kali banyaknya ruas graf (size graf).

2.6.ADJACENT dan INCIDENT


Sisi 𝑒 = {𝑢, 𝑣} dikatakan menghubungkan titik 𝑢 dan 𝑣. Jika 𝑒 = {𝑢, 𝑣} adalah sisi pada graf
𝐺, maka 𝑢 dan 𝑣 adalah titik yang terhubung langsung (adjacent), sementara itu 𝑢 dan 𝑒 sama
halnya dengan 𝑣 dan 𝑒 disebut terkait langsung (incident). Lebih jauh, jika 𝑒1 _ dan 𝑒2 berbeda
pada 𝐺 terkait langsung (incident) dengan sebuah titik bersama, maka 𝑒1 dan 𝑒2 disebut sisi
adjacent (Chartrand dan Lesniak, 1986:4).

2.7.GRAF RODA

Gambar 2.1 Graf Roda

Graf roda 𝑊𝑛 adalah graf yang memuat satu sikel yang setiap titik pada sikel terhubung
langsung dengan titik pusat. Graf roda𝑊𝑛 diperoleh dengan operasi penjumlahan graf sikel 𝐶𝑛
dengan graf komplit 𝐾1 . Jadi, 𝑊𝑛 =𝐶𝑛 +𝐾1 , 𝑛 > 2 (Chartrand dan Lesniak, 1996:8).

4
2.8. MATRIKS PENYAJIAN GRAF
Untuk mempermudah komputasi, graf dapat disajikan dalam bentuk matriks, disebut Matriks
Ruas, yang berukuran (2 𝑥 𝑀) atau (𝑀 𝑥 2) yang menyatakan ruas dari graf. Matriks-matriks
yang dapat menyajikan model graf tersebut antara lain :
a) Matriks Ruas
1. Matriks ukuran (2 𝑋 𝑀) atau (𝑀 𝑋 2) yang menyatakan ruas dari Graf.
2. Matriks ini tidak dapat mendeteksi adanya simpul terpencil, kecuali jumlah simpul yang
terdapat dalam Graf disebutkan.
3. Contoh matriks ruas:

1 1 1 1 2 3 3 4 1 2

2 3 4 5 3 4 5 5 atau 1 3

1 4
1 5
2 3
3 4
3 5

4 5

b) Matriks Adjacency
Notasi :
1, bila ada ruas (𝑣𝑖 , 𝑣𝑗)
𝐴𝑖𝑗 = 𝑝, bila ada p ruas menghubungkan (𝑣𝑖 , 𝑣𝑗)
0, dalam hal lain
1. Matriks adjacency merupakan matriks simetri.
2. Elemen yang tidak bernilai nol pada diagonal utama menyatakan suatu loop.
3. Simpul terpencil dapat dideteksi bila ada baris yang semua elemennya bernilai nol.
4. Contoh matriks adjacency : N x N

5
Gambar 2.2 Matriks adjacency

c) Matriks Incidence
Notasi :
1, bila ada ruas (𝑣𝑖 , 𝑣𝑗)
𝑀𝑖𝑗 = 2, bila ada gelang (self-loop) menghubungkan (𝑣𝑖 , 𝑣𝑖 )
0, dalam hal lain
1. Jumlah elemen tidak nol pada suatu baris menunjukkan derajat dari simpul.
2. Setiap kolom mempunyai tepat dua elemen yang tidak nol.
3. Suatu kolom yang hanya mempunyai satu elemen tidak nol menunjukkan suatu loop.
4. Contoh matriks incidence : N x M

Gambar 2.3 Matriks incidence

2.9.BILANGAN KROMATIK GRAF


Pewarnaan titik suatu graf adalah pemberian warna terhadap titik sedemikian sehingga dua
titik yang berdampingan mempunyai warna yang berlainan. Dalam pewarnaan graph, kita tidak
hanya sekedar mewarnai titik – titik dengan warna yang berbeda dari warna titik yang
bertetangga saja, tetapi kita juga menginginkan jumlah macam warna yang digunakan

6
seminimum mungkin. Bila suatu graph G dapat diwarnai minimal dengan n warna, maka G
dikatakan memiliki bilangan khromatik n. Bilangan kromatik suatu graf G disimbolkan dengan χ
(G). Berikut teorema-teorema yang berkaitan dengan bilangan kromatik:
1. Jika ada sebuah pewarnaan – k pada graph G, maka χ (G) ≤ k
2. Jika H sebuah graph bagian dari graph G, maka χ (H) ≤ χ (G)
3. Jika G₁ , G₂ , . . . , Gk adalah komponen – komponen graph G, maka : χ (G) = maks
{𝑋(𝐺𝑖 )⁄1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑘}
4. Jika graph G adalah graph komplit dengan n titik, maka χ (G) = n.
5. Jika graph G adalah graph kosong, maka χ (G) = 1 Misalkan G graph tak kosong. Graph
G bipartisi jika dan hanya jika χ (G) = 2
2, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝
6. Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka χ (G) = {
3, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙
7. Jika G graph sederhana dengan derajat maksimum Δ(G) , maka χ(G) ≤ Δ(G) + 1

Gambar 2.4 Pewarnaan Titik Pada Graf Sikel (𝑪𝟔 ) Gambar 2.5 Bilangan Kromatik Graf 𝑮𝟑

Algoritma yang dapat digunakan untuk mendapatkan bilangan kromatis dari sebuah graf adalah
Algoritma Welch-Powell. Adapun langkah-langkahnya adalah :
a. Urutkan simpul-simpul berdasarkan derajatnya, dari besar ke kecil.
b. Warnai.

7
Contoh :

Gambar 2.6 Menentukan Bilangan Kromatik Graf 𝑨𝑩𝑪𝑫𝑬𝑭𝑮𝑯

Langkah 1 :
1. Urutkan vertex berdasarkan derajatnya dari besar ke kecil :
E, C, A, B, D, G, F, H
Langkah 2, mewarnai :
1. Ambil warna ke-1, misalnya hijau untuk E dan A yang tersisa adalah C, B, D, G, F, H
2. Ambil warna ke-2, misalnya merah untuk C, H, D yang tersisa adalah B, G, F
3. Warna ke-3 misalnya putih, Selesai.
4. Sehingga bilangan kromatis graf K(G) di atas adalah 3.

2.10. MATLAB

MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah program untuk analisis dan komputasi
numerik dan merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan yang dibentuk dengan
dasar pemikiran menggunkan sifat dan bentuk matriks. Pada awalnya, program ini merupakan
interface untuk koleksi rutin-rutin numeric dari proyek LINPACK dan EISPACK, dan
dikembangkan menggunkan bahasa FORTRAN namun sekarang merupakan produk komersial
dari perusahaan Mathworks, Inc.yang dalam perkembangan selanjutnya dikembangkan
menggunakan bahasa C++ dan assembler (utamanya untuk fungsi-fungsi dasar MATLAB).

MATLAB telah berkembang menjadi sebuah environment pemrograman yang canggih yang
berisi fungsi-fungsi built-in untuk melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier, dan
kalkulasi matematis lainnya. MATLAB juga berisi toolbox yang berisi fungsi-fungsi tambahan
untuk aplikasi khusus . MATLAB bersifat extensible, dalam arti bahwa seorang pengguna dapat

8
menulis fungsi baru untuk ditambahkan pada library ketika fungsi-fungsi built-in yang tersedia
tidak dapat melakukan tugas tertentu. Kemampuan pemrograman yang dibutuhkan tidak terlalu
sulit bila Anda telah memiliki pengalaman dalam pemrograman bahasa lain seperti C, PASCAL,
atau FORTRAN.

Gambar 2.7 Tampilan MATLAB

MATLAB merupakan merk software yang dikembangkan oleh Mathworks.Inc.(


http://www.mathworks.com) merupakan software yang paling efisien untuk perhitungan numeric
berbasis matriks. Dengan demikian jika di dalam perhitungan kita dapat menformulasikan
masalah ke dalam format matriks maka MATLAB merupakan software terbaik untuk
penyelesaian numericnya. MATLAB (MATrix LABoratory) yang merupakan bahasa
pemrograman tingkat tinggi berbasis pada matriks sering digunakan untuk teknik komputasi
numerik, yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang melibatkan operasi
matematika elemen, matrik, optimasi, aproksimasi dll. Sehingga Matlab banyak digunakan pada
: (1) Matematika dan Komputansi, (2) Pengembangan dan Algoritma, Pemrograman modeling,
simulasi, dan pembuatan prototype, (3) Analisa Data , eksplorasi dan visualisasi, (4) Analisis
numerik dan statistik, (5) Pengembangan aplikasi teknik.

9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 MATRIKS ADJACENCY DARI GRAF RODA

Matriks adjacency untuk Graf Roda dengan jumlah titik 4

𝒗𝟏 𝒗𝟐 𝒗𝟑 𝒗𝟒
𝒗𝟏 𝟎 𝟏 𝟏 𝟏
𝒗𝟐 𝟏 𝟎 𝟏 𝟏
𝒗𝟑 𝟏 𝟏 𝟎 𝟏
(𝒗𝟒 𝟏 𝟏 𝟏 𝟎)

Matriks adjacency untuk Graf Roda dengan jumlah titik 5

𝒗𝟏 𝒗𝟐 𝒗𝟑 𝒗𝟒 𝒗𝟓
𝒗𝟏 𝟎 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒗𝟐 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟏
𝒗𝟑 𝟏 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎
𝒗𝟒 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟏
(𝒗𝟓 𝟏 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 )

Matriks adjacency untuk Graf Roda dengan jumlah titik 6

𝒗𝟏 𝒗𝟐 𝒗𝟑 𝒗𝟒 𝒗𝟓 𝒗𝟔
𝒗𝟏 𝟎 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒗𝟐 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎 𝟏
𝒗𝟑 𝟏 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎
𝒗𝟒 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎
𝒗𝟓 𝟏 𝟎 𝟎 𝟏 𝟎 𝟏
(𝒗𝟔 𝟏 𝟏 𝟎 𝟎 𝟏 𝟎 )

Matriks adjacency untuk Graf Roda dengan jumlah titik 7

𝒗𝟏 𝒗𝟐 𝒗𝟑 𝒗𝟒 𝒗𝟓 𝒗𝟔 𝒗𝟕
𝒗𝟏 𝟎 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒗𝟐 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎 𝟎 𝟏
𝒗𝟑 𝟏 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎 𝟎
𝒗𝟒 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎
𝒗𝟓 𝟏 𝟎 𝟎 𝟏 𝟎 𝟏 𝟏
𝒗𝟔 𝟏 𝟎 𝟎 𝟎 𝟏 𝟎 𝟎
(𝒗𝟕 𝟏 𝟏 𝟎 𝟎 𝟎 𝟏 𝟎)

3.2 BILANGAN KROMATIK GRAF RODA

Bilangan kromatik dari graf roda berpola, yakni:

10
4, untuk jumlah titik keseluruhan genap

χ (𝐺𝑟𝑎𝑓 𝑅𝑜𝑑𝑎 ) =

3, untuk jumlah titik keseluruhan ganjil

Hal ini dapat dibuktikan dengan menggambar graf tersebut :

11
3.3 OUTPUT PROGRAM

Program MATLAB ini masih terbatas hingga jumlah graf roda tertentu dan tidak bisa untuk
memperoleh graf roda dengan jumlah titik yang tak hingga banyak.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Matriks adjacency dari graf roda memiliki pola tertentu dimana setiap titiknya
terhubung dengan 3 titik yang lain dan tidak lebih
2. Bilangan kromatik dari graf roda berpola, yakni:
4, untuk jumlah titik keseluruhan genap

χ (𝐺𝑟𝑎𝑓 𝑅𝑜𝑑𝑎 ) =

3, untuk jumlah titik keseluruhan ganjil


3. Software MATLAB dapat digunakan untuk mengkonstruksi matriks adjacency
sebuah graf dan juga mencari bilangan kromatikya

4.2. SARAN
Jika pada penelitian kami kali ini menggunakan software MATLAB untuk
menyelesaikan masalah terkait dengan graf, maka diharapkan MATLAB dapat
dimanfaatkan lebih lanjut dalam berbagai penelitian bidang ilmu Matematika dan
yang lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Hasmawati. 2004. Bilangan Ramsey untuk kombinasi Graf Bintang terhadap Graf
Roda, Tasisi Magister. Departemen Matematika: ITB
Hasmawati.______. MODUL TEORI GRAF.Universitas Hasanudin: Makasar
Rani,Septia. 2013. Modul Pelatihan Pemograman MATLAB.HIMPASIKOM UGM:
Yogyakarta
Gunaidi Abdia Away. 2010. The Shortcut of MATLAB Programming. Informatika
Bandung
Modul Dasar Teori Graf ,Logika dan Algoritma – Yuni Dwi Astuti, ST
Modul 6, Pewarnaan Graph – Dr. Nanang Priatna, M.Pd.

14
LAMPIRAN
Program MATLAB Matriks Adjacency dan Bilangan Kromatik Pada Graf Roda
n=input('Banyaknya titik pada graf roda ');
X=ones(n,n);
if n<5
for i=1:n-1
X(i,i)=0;
X(n,n)=0;
end
end
if n==5
for i=1:n-1
X(i,i)=0;
X(n,n)=0;
for i=1
X(1+i,3+i)=0;
X(2+i,4+i)=0;
X(3+i,1+i)=0;
X(4+i,2+i)=0;
end
end
end
if n==6
for i=1:n-1
X(i,i)=0;
X(n,n)=0;
for i=1:2
X(2,3+i)=0;
X(3,4+i)=0;
X(4,n)=0;
X(3+i,2)=0;
X(4+i,3)=0;
X(n,4)=0;
end
end
end
if n>6
for i=1:n-1
X(i,i)=0;
X(n,n)=0;
end
for i=1:n-3

15
X(1+i,3+i)=0;
X(3+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-4
X(1+i,4+i)=0;
X(4+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-5
X(1+i,5+i)=0;
X(5+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-6
X(1+i,6+i)=0;
X(6+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-7
X(1+i,7+i)=0;
X(7+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-8
X(1+i,8+i)=0;
X(8+i,1+i)=0;

for i=1:n-9
X(1+i,9+i)=0;
X(9+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-10
X(1+i,10+i)=0;
X(10+i,1+i)=0;
for i=1:n-11
X(1+i,11+i)=0;
X(11+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-12
X(1+i,12+i)=0;
X(12+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-13
X(1+i,13+i)=0;
X(13+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-14
X(1+i,14+i)=0;
X(14+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-15
X(1+i,15+i)=0;
X(15+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-16
X(1+i,16+i)=0;
X(16+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-17
X(1+i,17+i)=0;
X(17+i,1+i)=0;

16
end
for i=1:n-18
X(1+i,18+i)=0;
X(18+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-19
X(1+i,19+i)=0;
X(19+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-20
X(1+i,20+i)=0;
X(20+i,1+i)=0;
end
end
end
end
disp('Matriks Adjacency Graf Roda ');
X(2,n)=1
X(n,2)=1
X
if mod (n,2)==0
disp (' Bilangan kromatik graf tersebut adalah 4');
end
if mod(n,2)==1
disp (' Bilangan kromatik graf tersebut adalah 3');
end

17
Program MATLAB Matriks Adjacency dan Bilangan Kromatik Pada Graf Roda

n=input('Banyaknya titik pada graf roda ');


X=ones(n,n);
if n<5
for i=1:n-1
X(i,i)=0;
X(n,n)=0;
end
end
if n==5
for i=1:n-1
X(i,i)=0;
X(n,n)=0;
for i=1
X(1+i,3+i)=0;
X(2+i,4+i)=0;
X(3+i,1+i)=0;
X(4+i,2+i)=0;
end
end
end
if n==6
for i=1:n-1
X(i,i)=0;
X(n,n)=0;
for i=1:2
X(2,3+i)=0;
X(3,4+i)=0;
X(4,n)=0;
X(3+i,2)=0;
X(4+i,3)=0;
X(n,4)=0;
end
end
end
if n>6
for i=1:n-1
X(i,i)=0;
X(n,n)=0;
end
for i=1:n-3
X(1+i,3+i)=0;
X(3+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-4

18
X(1+i,4+i)=0;
X(4+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-5
X(1+i,5+i)=0;
X(5+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-6
X(1+i,6+i)=0;
X(6+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-7
X(1+i,7+i)=0;
X(7+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-8
X(1+i,8+i)=0;
X(8+i,1+i)=0;

for i=1:n-9
X(1+i,9+i)=0;
X(9+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-10
X(1+i,10+i)=0;
X(10+i,1+i)=0;
for i=1:n-11
X(1+i,11+i)=0;
X(11+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-12
X(1+i,12+i)=0;
X(12+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-13
X(1+i,13+i)=0;
X(13+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-14
X(1+i,14+i)=0;
X(14+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-15
X(1+i,15+i)=0;
X(15+i,1+i)=0;

19
end
for i=1:n-16
X(1+i,16+i)=0;
X(16+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-17
X(1+i,17+i)=0;
X(17+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-18
X(1+i,18+i)=0;
X(18+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-19
X(1+i,19+i)=0;
X(19+i,1+i)=0;
end
for i=1:n-20
X(1+i,20+i)=0;
X(20+i,1+i)=0;
end
end
end
end
disp('Matriks Adjacency Graf Roda ');
X(2,n)=1
X(n,2)=1
X
if mod (n,2)==0
disp (' Bilangan kromatik graf tersebut adalah 4');
end
if mod(n,2)==1
disp (' Bilangan kromatik graf tersebut adalah 3');
end

ezith perdana estafeta , S. Hum , M. Hum


1. Auli Damayanti, S.Si, M.Si dan Utami Dyah Purwati, Dra.,M.Si. selaku Dosen mata ajar
Pratikum Aljabar Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga yang telah memberikan support dan saran kepada kami untuk terus berkarya.

20
UIN Malang
Universitas Wijaya Kusuma
UN Malang
ITS
Unesa
IAIN Sunan Ampel
Universitas Muhammadiyah Sby
Universitas Muhammadiyah Malang
Unisma Malang
Untar

21

Anda mungkin juga menyukai