Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK EMPAT BAHASA INDONESIA

SMP NEGERI 48 JAKARTA

NAMA KELOMPOK : 98_EMPAT


ANGGOTA KELOMPOK : 1) MUHAMMAD SYAHID ASY SYAMIL (16)
2) MUHAMMAD ZIDANE (17)
3) MUTIA KHAIRANI (18)
4) MUTIA RAMADHANI (19)
5) NAILA SYAKIRAH (20)

A. MENGIDENTIFIKASI CERITA PENDEK


Pertanyaan identifikasi:
1. Apakah judul cerpen menarik orang untuk membacanya?
Jawaban:
Menurut saya, IYA karena cerita pendek “Pohon Keramat” dapat menarik orang untuk membacanya
karena sudut tersebut menimbulkan rasa penasaran mengenai isi cerpen tersebut. (Jawaban:
MUHAMMAD SYAHID ASY SYAMIL (16))

2. Apakah judul cerpen mencerminkan isi cerpen?


Jawaban:
Menurut saya, judul cerpen “Pohon Keramat” tersebut TIDAK mencerminkan isi cerpen tersebut.
Dikarenakan isi cerpen tersebut menceritakan tentang Gunung Beser yang keramat, tidak
mencerminkan bahwa ada pohon keramat, tetapi Gunung Beser yang keramat, dan juga isi cerita
pendek tersebut juga menceritakan tentang kehidupan si penulis, Kakek, dan para warga penduduk
kampong di lereng kaki Gunung Beser tersebut. (Jawaban: MUHAMMAD ZIDANE (17))

3. Pada akhirnya, apakah yang dimaksud dengan “keramat” yang ingin disampaikan dalam cerpen itu?
Jawaban:
Kita harus bersahabat dengan alam dengan menghargai, menghormati, menjaga, dan memelihara.
Jika tidak bencana akan lebih sering menimpa kita. (Jawaban: MUTIA KHAIRANI (18))

4. Penderitaan cerpen atau sudut pandang (point of view) cerpen ini diceritakan berdasarkan teknik
apa?
Jawaban:
Dengan teknik sudut pandang orang pertama orang tunggal sebagai pelaku utama. Ciri teknik sudut
pandang orang pertama adalah menggunakan kata ganti nama seperti, “saya” sebagai tokoh utama
cerita pendek tersebut. (Jawaban: MUTIA RAMADHANI (19))

5. Ceritakan kembali siapa tokoh-tokoh dalam cerpen “Pohon Keramat”.


Jawaban:
Pasukan Belanda, Jayasakti, centeng-centeng demang, Kakek, warga penduduk desa, orang kota,
dan orang penggerak pembangunan (lulusan sekolah dari kota), dan juga Pak Bupati. (Jawaban:
NAILA SYAKIRAH (20))
B. MENYIMPULKAN UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK
Setelah kamu membaca cerpen “Pohon Keramat”, simpulkan unsur cerpen dengan mengisi kotak
yang disediakan.
(Jawaban: MUHAMMAD SYAHID ASY SYAMIL (16))

Unsur Simpulan dan Bukti


Latar tempat 1) Kawasan Gunung Beser
2) Kawasan Bukit/Gunung kecil atau Gunung
Beser.

Kutipan cerpen 1) Bagi sawah-sawah di kampung saya, air tidak


diperebutkan. Gunung Beser memberikan air
yang melimpah. Nama Gunung Beser sendiri
berarti mengeluarkan air terus-terusan. Mata
air yang berada di kaki gunung mengalirkan
sungai yang lumayan besar. Sebagian air itu
dialirkan ke kampung untuk memenuhi bak-
bak mandi. Sisanya yang masih melimpah
mengairi sawah dan kolam. Selain itu, masih
banyak mata air kecil yang dipakai penduduk
sebagai pancuran.
Kutipan cerpen 2) Di sebelah barat kampung, ada gunung yang
tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali
tidak tepat karena areanya terlalu kecil. Lebih
tepatnya disebut bukit. Tapi penduduk
kampung, sejak dulu sampai sekarang,
menyebutnya dengan Gunung Beser.

(Jawaban: MUHAMMAD ZIDANE (17))

Unsur Simpulan dan Bukti


Latar waktu 1) Saat pendudukan Belanda
2) Waktu subuh
3) Pagi hari
4) Siang hari
5) Malam hari
6) Musim kemarau
7) Musim hujan

Kutipan cerpen 1) Saat pendudukan Belanda, di kampung saya


ada seorang tokoh yang melawan Belanda
dan berjuang sendirian tanpa pasukan. Orang
tersebut bernama Jayasakti. Tentu saja tokoh
ini menjadi incaran Belanda untuk ditangkap
dan dipenjarakan. Jayasakti lari dari kampung
ke Gunung Beser dan bersembunyi agar
Belanda tidak menimpakan kemarahan
kepada masyarakat kampungnya.

Kutipan cerpen 2) Setiap subuh Kakek membangunkan saya dan


mengajak pergi ke masjid kecil di pinggir
sawah. Saya yang kadang masih merasa
ngantuk, begitu turun dari rumah selalu
takjub melihat Gunung Beser bediri kukuh.
Kutipan cerpen 3) Saya merasa kesegaran pagi-harum dedaunan
dan bau tanah adalah bau khas Gunung Beser.

Kutipan cerpen 4) Gunung Beser bercahaya siang malam. Sinar


matahari memantul dari bangunan-bangunan
dan daerah-daerah kering.
Kutipan cerpen 5) Malam bercahaya oleh semaraknya lsitrik.
Penduduk kampung, termasuk saya,
menyambut kemajuan itu.

Kutipan cerpen 6) Kekeringan di musim kemarau dan banjir-


banjir kecil di musim hujan tidak lagi asing.
Para penduduk tidak menyerah. Alam harus
ditaklukkan. Kipas angin dan kangina menjadi
kebutuhan di musim kemarau.

Kutipan cerpen 7) Bendungan-bendungan kecil dibangun untuk


menanggulangi musim hujan. Tiba-tiba saya
merasa bahwa persahabatan dengan alam
menghilang dari kamus kampung saya.

(Jawaban: MUTIA KHAIRANI (18))

Unsur Simpulan dan Bukti


Latar sudut pandang penceritaan Sudut pandang orang pertama (“saya”)
Kutipan cerpen 1) Saya beberapa kali melihat para petani
berburu berang-berang atau tikus. Mereka
mengasapi seluruh lubang yang ditemui. Bila
ada buruannya yang keluar, orang-orang
mengejar sambil berteriak-teriak. Tentu
pemukul tidak ketinggalan ikut beraksi.

Kutipan cerpen 2) Saya kurang mengerti apa yang dikatakan


Kakek.
Kutipan cerpen 3) Saya semakin tidak mengerti dengan Kakek.

(Jawaban: MUTIA RAMADHANI (19))

Unsur Simpulan dan Bukti


Karakter (tokoh) 1) Mbah Jayasakti: Pemberani dan tidak
mementingkan dirinya sendiri.
2) Pasukan Belanda dan centeng-centeng
demang: Tidak menyerah.
3) Penduduk desa: Jahiliyah/ percaya dengan
hal-hal mistis.
4) Kakek: Pemberani, bijaksana, dan suka
penolong.
5) Para penggerak bangunan: Pintar tapi
sebenarnya bodoh, egois.
6) Penduduk kota: Pemalas.
Kutipan cerpen 1) Orang tersebut bernama Jayasakti.
Kutipan cerpen 2) Sejak saya ingat cerita yang diketahui seluruh
penduduk kampung yang juga meliputi
kharisma Gunung Beser.
Kutipan cerpen 3) Mereka menghormati perjuangan yang
pernah dilakukan mbah Jayasakti.
Kutipan cerpen 4) Sejak umur 5 tahun saya sering tidur di rumah
Kakek.
Kutipan cerpen 5) Kakek awalnya mengajar, tapi akhirnya
diteruskan oleh Pak Hasim.

Kutipan cerpen 6) Penduduk kota: Pemalas.

(Jawaban: NAILA SYAKIRAH (20))

Unsur Simpulan dan Bukti


Alur/plot/struktur Paduan alur maju dan alur mundur
Kutipan cerpen 1) Di sebelah barat kampung, ada gunung yang
tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali
tidak tepat karena areanya terlalu kecil. Lebih
tepatnya disebut bukit. Tapi penduduk
kampung, sejak dulu sampai sekarang,
menyebutnya dengan Gunung Beser.

Kutipan cerpen 2) Saat pendudukan Belanda, di kampung saya


ada seorang tokoh yang melawan Belanda
dan berjuang sendirian tanpa pasukan. Orang
tersebut bernama Jayasakti.

Anda mungkin juga menyukai