Anda di halaman 1dari 12

MENGANALISA

CERPEN KELOM
POK 3

LAYTHAN LATEESHA K. / IX / 17
LIONEL FELIX S. / IX / 19
MARIA KELLY N. / IX / 22
RENATHA INEZ M. / IX / 27

1.Sebutkan nama-nama tokoh dan watak

Pertanyaan - cerpen tersebut Berikan bukti


pendukung!

Pertanyaan : 2.Jelaskan latar cerita “Pohon Keramat”


(tempat, waktu. suasana)!
3.Metode penokohan apa yang
digunakan untuk pengarang
menggambarkan watak tokoh-tokoh
tersebut? Berikan penjelasan!
4.Alur apa yang digunakan pengarang
dalam ceritanya?
5.Dari cerpen “Pohon Keramat”, pesan
moral (amanat) apa yang disampaikan
pengarang kepada pembacanya?
a.Mbah Jayasakti: berani,peduli,
1. Nama-nama tokoh dan
pantang menyerah
watak cerpen:
b.Pasukan Belanda dan centeng-
centeng demang: tidak menyerah

c.Kakek: bijaksana

d.Penduduk desa: Mudah


terpengaruhi

e.Aku: plin plan


BUKTI c. Kakek: bijaksana
a. Mbah Jayasakti: berani,
peduli, pantang menyerah
Bijaksana
- Berani
Kutipan:”saat pendudukan Belanda,di
Kutipan: "Semakin banyak
kampung saya ada seorang tokoh yang kebutuhan hidup dan semakin
melawan Belanda dan berjuang sendirian banyak orang yang merasa pintar.
tanpa pasukan. Orang tersebut bernama
Jayasakti Tapi, orang-orang pintar itu tidak
—peduli tahu tentang kebijaksanaan.
kutipan:”Jayasakti lari dari kampung
Mereka tidak sadar bahwa
kegunung Beser dan bersembunyi agar
Belanda tidak menimpakan kemarahan sebagian besar manusia yang ada
kepada masyarakat kampunya di dunia ini adalah yang ada di
- Pantang menyerah
Kutipan: "Bertahun-tahun pasukan Belanda
bawa standar kepintaran. Kisah
dan centeng-centeng demang mengepung Mbah Jayasakti masih diperlukan
Gunung Beser, tapi Jayasakti tidak pernah untuk melindungi Gunung Beser."
menyerah."
e. Aku: plin plan
d. Penduduk desa: Mudah
terpengaruhi Kutipan: "Saya sedikit cemburu
kepada penggerak
Kutipan: "Semakin banyak pembangunan yang sudah
penduduk yang mendukung mencuri perhatian penduduk
pembukaan Gunung Beser." dari kakek itu. Tapi,
kecemburuan itu bisa diredam
karena saya sudah masuk
sekolah menengah
mengagumi juga apa yang
mereka lakukan.”
2 - Pada keterangan tempat dapat dibuktikan dalam
beberapa paragraf, yaitu :
a. Kampung: “Saat pendudukan Belanda, di kampung saya
ada seorang tokoh yang melawan Belanda dan berjuang
sendirian tanpa pasukan.” (paragraf 3 hal. 53)
Tempat : Kampung, b. Gunung Beser: “Penduduk kampung sejak dulu, sampai
Gunung Beser, sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.” (paragraf
sawah, masjid, 1 hal. 53)
pasar, rumah Kakek. c. Sawah: “Bila panen tiba, setiap petani yang punya
sawah luas akan mengadakan syukuran.” (paragraf 3 hal.
Waktu : Subuh, 55)
pagi, sore, malam. d. Masjid: “Anak-anak belajar mengaji di Masjid.” (paragraf
Suasana : Tegang, 4 hal. 55)
senang. e. Pasar: “Saya diajak kakek jaln-jalan ke pasar yang buka
seminggu sekali.” (paragraf 1 hal. 56)
f. Rumah kakek : “Sejak umur 5 tahun saya sering tidur
dirumah kakek.” (paragraf 2 hal. 54)
- Pada keterangan waktu dapat dibuktikan dalam beberapa paragraf, yaitu
:
a. Subuh : “Setiap subuh kakek membangunkan saya.” (paragraf 2 hal.54)
b. Pagi : “Saya merasa kesegaran pagi.” (paragraf 2 hal. 54)
c. Sore : “Kami mandi sore di pancuran sawah.” (paragraf 4 hal. 55)
d. Malam : “Sebelum sekolah, setiap malam kakek mengajar saya.”
(paragraf 4 hal. 55)

- Pada keterangan waktu dapat dibuktikan dalam beberapa paragraf, yaitu


:
a. Tegang : “Akan tetapi, dari nada sara yang semakin meninggi, saya tahu
bahwa mereka bersitegang.” (paragraf 5 hal. 57)
b. Senang : “Selain sering dibawa kakek ke tempat syukuran, saya
senang dengan hari-hari di sawah.” (paragraf 3 hal. 55)
3
Penulis menggunakan metode tidak langsung / dramatis.
a. 1) Mbah Jayasakti merupakan orang yang gigih dan pantang menyerah dalam
melawan Belanda, terbukti pada paragraf ke-3, yaitu dalam kalimat: “Tokoh yang
melawan Belanda dan berjuang sendirian tanpa pasukan.” penokohan didalam
kalimat ini menggunakan metode tidak langsung / dramatis dengan cara melalui
perilaku si tokoh.
2) Mbah Jayasakti merupakan orang yang peduli terhadap masyarakat sekitarnya,
terbukti pada paragraf ke-3, yaitu dalam kalimat: “Jayasakti lari dari kampung ke
Gunung Beser dan bersembunyi agar Belanda tidak menimpakan kemarahan pada
masyarakat kampungnya.” penokohan didalam kalimat ini menggunakan metode
tidak langsung / dramatis dengan cara melalui perilaku si tokoh.
b. Saya (si penulis) merupakan orang yang pandai mengaji, terbukti pada paragraf
ke-3 pada kalimat: “Saya belajar mengaji dari kakek, bagi saya mengaji bukan hal
baru.” Kalimat ini menggunakan metode tidak langsung / dramatis dengan cara
melalui kebiasaan si tokoh.
Selain metode tidak langsung, pada cerita ini juga
terdapat metode langsung.
a. Saya (si penulis) merupakan orang yang cemburuan,
terbukti dalam kalimat: “Saya sedikit cemburu.”
b. Para penduduk desa adalah orang-orang yang tidak
mudah menyerah, terbukti dalam kalimat: “Para
penduduk tidak menyerah.”
4. Alur yang digunakan
adalah alur campuran,
karena cerita tersebut
awalnya mengisahkan
tentang Mbah Jayasakti dan
penjajah Belanda, kemudian
dilanjutkan ke cerita tentang
kehidupan si pengarang di
desanya dekat Gunung
Beser.
5. Kita tidak boleh percaya
Amanat : dengan hal yang berbau mistis.
Kita juga harus menjaga dan
melestarikan alam, sehingga
alam mau bersahabat dengan
kita. Kita harus mau bersahabat
dengan alam, dijaga dan
dipelihara agar tidak ada
bencana yang sering menimpa
kita, karena Allah-lah yang
menciptakan semuanya.
Terima Kasih !

@Kelompok3

Anda mungkin juga menyukai